BAB 4 - Kriteria Perencanaan Edit
BAB 4 - Kriteria Perencanaan Edit
BAB IV
KRITERIA PERENCANAAN
Kebutuhan air adalah kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang sgala
kegiatan manusia, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air irigasi baik
pertanian maupun perikanan, air untuk penngelontoran kota.
Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan :
• Kebutuhan air domestik : keperluan rumah tangga
• Kebutuhan air non domestik : industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat
sosial serta tempat – tempat komersial atau tempat umum lainnya.
Berhubungan dengan fluktuasi pemakaian air ini, terdapat tiga macam
pengertian, yaitu:
a. Kebutuhan rata-rata
Pemakaian air rata-rata dalam satu hari adalah pemakaian air dalam setahun
dibagi dengan 365 hari.
➢ Ketersediaan air
Perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data sekunder sosial ekonomi
dan kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan atau
masyarakat.
dimana :
a = jumlah pemakaian air (liter/orang/hari)
b = jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)
Konsumsi air perkapita sangat bervariasi antara satu tempat dengan tempat lainnya
yang dipengaruhi curah hujan, perbedaan jumlah penduduk, kemampuan ekonomi,
tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menghemat air, penggunaan air
baik untuk industri maupun komersial lainnya dsb. Unit konsumsi air rata-rata
untuk Air domestik dalam evaluasi disesuaikan dengan standart DPU Ditjen Cipta
Karya, 1996 pada Tabel 4.2. sebagai berikut:
Konsumsi unit
2 30 30 30 30 30
hidran umum (liter/hari)
Faktor maksimum
5 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
day
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
Cakupan
13 90**) 90**) 90**) 90**) 70***)
pelayanan*)
a. Konsumsi air bersih non rumah tangga (kantor, sekolahan, tempat ibadah,
industri, pemadam kebakaran dan lain-lain) ditentukan sebesar 15% dari jumlah
pemakaian air untuk sambungan rumah dan bak umum dengan rumus:
Kn=15%x(Sl+Sb)...............................................................................................
Dengan:
Kn = Konsumsi air untuk non
rumah tangga (liter/detik), Sl =
Konsumsi air dengan
sambungan rumah (liter/detik),
Sb = Konsumsi air bak umum
(liter/detik).
4.2.KRITERIA PERENCANAAN
Unit Air Baku dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan / penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem
pengadaan, dan/atau sarana pembawa serta perlengkapannya. Unit air baku
merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.
Dalam sistim transmisi terdapat aksesoris pipa dan bangunan pelengkap pipa
antara lain:
1. Gate Valve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate valve dapat
menutup dan membagi aliran ke bagian lainnya dalam pipa distribusi
2. Air Release Valve (katup angin)
Valve ini berfungsiuntuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran
ketika ada akumulasi udara atau memasukkan udara ketika tekanan air
dalam pipa menjadi negatif. Katup angin dipasang pada tiap bagian dari
jalur pipa tertinggi dan mempunyai tekanan lebih rendah dari 1 atm,
karena udara cenderung terakumulasi di tempat itu.
Air valve seharusnya:
a. Diletakkan pada titik puncak pada jalur pipa.
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 99
PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042
lain. Thrust Block hendaknya dipasang pada sisi pant untuk menahan
gaya geseran atau menggali sebuah lubang masuk ke dalam dinding
parit. Gaya gaya yang dibebankan pada thrust block diantaranya adalah:
a. Tumpuan Belokan
Selain harus dapat menahan gaya berat pipa dan isinya, juga harus
dapat menahan gaya yang berasal dari perubahan aliran fluida yang
membelok.
b. Tumpuan Sebelum dan Sesudah Katup
Karena aliran zat cair menimbulkan gaya pada katup maka dapat
diletakkan pipa dekat katup. Pipa didekat katup harus dapat
menahan berat pipa, berat katup, berat fluida dalam pipa dari katup
serta gaya F yang ditimbulkan tekanan zat cair.
c. Tempat dimana pipa berubah diameter
d. Tempat dimana pipa berakhir
e. Tempat dimana diperkirakan timbul gaya dorong misalkan
pada sambungan- sambungan, katup-katup.
7. Meter Tekan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja
pompa. Kontrol perlu dilakukan untuk
a. Menjaga keamanan distribusi
b. Menjaga keamanan tekanan kerja pompa dan
c. Menjaga kontinuitas
8. Meter Air.
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga sebagai
alat pendeteksi besarnya kebocoran. Meter air dipasang pada setiap sambungan
yang dipasang secara kontinyu.
9. Penyebrangan Sungai
Jika menyeberangi suatu sungai ada tiga konstruksi pilihan yaitu:
a. Pipa diletakkan pada jembatan (pipe supported on abridge)
konstruksi ini sering dipergunakan. Jika jembatan umum tersedia
untuk mendukung pipa, kondisi ini paling ekonomis dan senang
dipakai. Jalur pipa selalu digantung dibawah papan kerangka
10. Sambungan
Sambungan dan kelengkapan pipa yang sering digunakan untuk
penyambungan pipa antara lain:
a. Bell Spigot (Spigot socket)
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam suatu bell (socket) pipa
lainnya. Untuk menghindari kebocoran, menahan pipa serta kemungkinan
defleksi (sudut sambungan berubah), maka sambungan dilengkapi dengan
gasket.
b. Flange Joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan yang
dekat dengan instalasi pipa. Sebelum kedua flange disatukan dengan mur
baut maka diantara flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.
c. Ball Joint
Digunakan untuk sambungan dari pipa dalam air.
d. Increacer dan reducer
Increacer digunakan untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke
diameter besar (arah aliran dari diameter kecil ke besar). Reducer untuk
menyambung dari diameter besar ke diameter kecil.
e. Bend dan Tee
Bend merupakan belokan dengan sudut belokan pipa sebesar 90°, 45o,
22,5°, dan 11,5°, sedangkan Tee untuk menyambung pipa pada
percabangan.
f. Tapping Band
Dipasang pada pipa yang perlu disadap untuk dialihkan ke tempat lain.
Dalam hal ini pipa distribusi dibor dan tapping dipasang dengan baut
disekeliling dengan memeriksa agar cincin melingkar penuh pada
sekeliling lubang dan tidak menutup lubang tapping. Apabila dimensi
peyadapan terlalu besar, maka pipa distribusi dapat dipotong selanjutnya
dipasang tee atau perlengkapan yang sesuai.
➢ Unit sedimentasi
➢ Unit filtrasi
➢ Unit netralisasi
➢ Unit desinfeksi.
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini :
➢ SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir
lambat; SK SNI T-09-1992-03
➢ SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan
Air Sistem Konvensional Dengan Struktur Baja;
➢ SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.
Dimana:
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2)
D : diameter pipa (m)
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 105
PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042
Pipa Distribusi
1. Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi
Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan
pertimbangan :
- Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling
menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang saling
berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk
sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang .
membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar.Sel
utama biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR)
sekitar10.000 SR.
3. Bahan Pipa
Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang
tersedia. Hal yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang
terwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji
pipa yang dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam
SNI 06-2552-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk
Air Minum, atau standar lain yang berlaku.
Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metoda
hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus
dianalisis dengan bantuan program komputer.
2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung denganrumus
Hazen Williams :
Hf = 10,66-1,85 D-4,87 L
dimana:
Q = debit air dalam pipa (m³/detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
S = slope/kemiringan hidrolis
Ah = kehilangan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
A = luas penampang pipa (m³)
d. Hidran Kebakaran
Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidranmaksimum
tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran komersil
f. Jembatan Pipa
a) Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi
yangmenyeberang sungai/saluran atau sejenis, diatas
permukaantanah/sungai.
b) Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa
baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
c) Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.
d) Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari
titik masuk jembatan pipa.
g. Syphon
- Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi
yangmenyeberang di bawah dasar sungai/saluran.
- Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipabaja
atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
- Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadappipa
transmisi atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok
beton penahan sebagai pondasi.
- Bagian pipa yang menyeberang/berada di bawah dasar sungai/saluran
harus diberi pelindung.
h. Manhole
a) Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap
perlengkapan-perlengkapan tertentu pada jaringan distribusi.
b) Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air,pemasangan
katup, dan sebagainya.
i. Thrust Block
1. Berfungsi sebagai pondasi bantalan/dudukan perlengkapan pipaseperti
bend, tee, Katup (valve) yang berdiameter lebih besar dari40 mm.
2. Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang yaitu
pada:
- Belokan pipa.
- Persimpangan/percabangan pipa.
- Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon.
- Perletakan valve/katup.
3. Dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.
1. Sambungan Rumah
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan
perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air.
Fungsi utama dari sambungan rumah adalah:
- mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
- untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.
2. Hidran/Kran Umum
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan
meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana. KU
menggunakan pipa pelayanan dengan diameter ¾”–1” dan meteran air berukuran
¾”. Panjang pipa pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di
lapangan/pelanggan. Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan
merupakan pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan beton,
meteran air, penyediaan kotak pengaman dan batang penyangga meteran air dari
plat baja beserta anak kuncinya, pekerjaan pemasangan, plesteran dan lain-lain
sesuai gambar rencana.
3. Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar
yangdisediakan untuk mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan
pemadam kebakaran atau pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant)
pada umumnya dipasang pada setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada
kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya.
Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
- Bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran
- Badan hidran
- Kepala hidran
- Katup hidran
4.3.PERIODE PERENCANAAN
Berikut adalah tabel periode perencanaan sumber air :
2. Penurunan NRW
Kehilangan air dalam bentuk air yang hilang tidak terjual (Non Revenued
Water) meliputi kehilangan teknis dan non teknis, rata–rata secara nasional masih
cukup tinggi. Umumnya pengelolaan NRW dijalankan secara pasif dimana
aktivitas-
aktivitas pengurangan NRW mula dilakukan hanya ketika kehilangan mulai
nampak terlihat dan dilaporkan, pengelolaan NRW aktif hanya mungkin
dilakukan dengan menggunakan zona-zona dimana sistem secara keseluruhan
terbagi
menjadi serangkaian subsistem yang lebih kecil.
Penanganan kehilangan air merupakan program yang secepatnya harus dimiliki
oleh PDAM, dilakukan terus menerus dan dalam jangka yang panjang. Berikut
program pengendalian kehilangan air komersil :
a. Pemahaman faktor penyebab kebocoran :
1. Karakteristik jaringan perpipaan.
2. Kondisi setempat daerah.
3. Praktik operasional yang berlangsung saat ini serta metode yang
digunakan dalam mengatur dan mengoperasikan jaringan.
4. Tingkat teknologi dan keahlian yang diterapkan oleh pengelola SPAM
5. Keahlian atau keterampilan (skill) dari kemampuan karyawan
b.Pengendalian kebocoran aktif (ALC)
1. Program peremajaan pipa: meliputi biaya pengadaan dan pemasangan
pipa.
2. Program pembentukan dan penanganan DMA dengan ALC: dibutuhkan
biaya investasi alat ALC, pembentukan zona, pelaksanaan steptest, biaya
operasional, biaya penyusutan dan perawatan.
Kehilangan air yaitu sebagai selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumption). Oleh sebab itu dalam
perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, selalu diperhitungkan suatu
besaran volume air untuk menghindari kemungkinan terjadinya kehilangan air.
Besarnya kehilangan air tersebut diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhan air
total. Besar kehilangan air ini diperkirakan konstan mulai awal sampai tahun
rencana. Hal ini bertujuan agar penyediaan air untuk masyarakat konsumen tidak
terganggu bila terjadinya kehilangan air baik yang disebabkan oleh faktor teknis
maupun non teknis.