Anda di halaman 1dari 22

RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

BAB IV
KRITERIA PERENCANAAN

4.1.STANDAR KEBUTUHAN AIR

Kebutuhan air adalah kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang sgala
kegiatan manusia, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air irigasi baik
pertanian maupun perikanan, air untuk penngelontoran kota.
Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan :
• Kebutuhan air domestik : keperluan rumah tangga
• Kebutuhan air non domestik : industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat
sosial serta tempat – tempat komersial atau tempat umum lainnya.
Berhubungan dengan fluktuasi pemakaian air ini, terdapat tiga macam
pengertian, yaitu:
a. Kebutuhan rata-rata
Pemakaian air rata-rata dalam satu hari adalah pemakaian air dalam setahun
dibagi dengan 365 hari.

b. Kebutuhan maksimum (Qmax)


Fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari dalam satu tahun sangat bervariasi dan
terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan hari
lainnya. Kebutuhan air pada hari maksimum digunakan sebagai dasar perencanaan
untuk menghitung kapasitas bangunan penangkap air, perpipaan transmisi dan
Instalasi Pengolahan Air (IPA). Faktor hari maksimum (fm) berkisar antara 1,1
sampai 1,5 (mengacu pada Lampiran III Permen PU No. 27 Tahun 2016). Dalam
penyusunan Rencana Induk SPAM Kawasan Perkotaan, faktor hari maksimum
(fmax) yang digunakan sebagai kriteria desain adalah 1,2.

c. Kebutuhan Puncak (Qpeak)


Faktor jam puncak (fp) adalah suatu kondisi dimana pemakaian air pada jam
tersebut mencapai maksimum. Faktor jam puncak biasanya dipengaruhi oleh
jumlah penduduk dan tingkat perkembangan kota, dimana semakin besar jumlah
penduduknya semakin beraneka ragam aktivitas penduduknya.
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 94
PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

Dengan bertambahnya aktivitas penduduk, maka fluktuasi pemakian air


semakin kecil. Berdasarkan standar yang tercantum dalam Lampiran III Permen
PU No.27 Tahun 2016, faktor jam puncak (fp) berkisar antara 1,15 – 3. Dalam
penyusunan Rencana Induk SPAM Kawasan Perkotaan, faktor jam puncak (fp)
yang digunakan sebagai kriteria desain adalah 1,5.

Kebutuhan air ditentukan berdasarkan:


➢ Proyeksi penduduk
Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode
perencanaan

➢ Pemakaian air (L/o/h)


Laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun

➢ Ketersediaan air
Perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data sekunder sosial ekonomi
dan kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan atau
masyarakat.

4.2.1. Kebutuhan Domestik


Merupakan kebutuhan air yang berasal dari rumah tangga dan sosial.
Standar konsumsi pemakaian domestik ditentukan berdasarkan rata-rata
pemakaian air perhari yang diperlukan oleh setiap orang. Standar konsumsi
pemakaian air domestic dapat dilihat dari Tabel 4.1.

tabel 4. 1 Tingkat konsumsi/pemakaian air rumah tangga sesuai kategori kota


Tingkat
No. Kategori Kota Jumlah Penduduk Sistem Pemakaian
Air
1. Kota Metropolitan >1.000.000 Non Standar 190

2. Kota Besar 500.000 – 1.000.000 Non Standar 170

3. Kota Sedang 100.000 – 500.000 Non Standar 150

4. Kota Kecil 20.000 – 100.000 Standar BNA 130

5. Kota kecamatan <20.000 Standar IKK 100

6. Kota Pusat Pertumbuhan <3.000 Standar DPP 60


Sumber: SK-SNI Air minum

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 95


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik) dihitung berdasarkan jumlah


penduduk tahun perencanaan. Kebutuhan air minum untuk daerah domestik ini
dilayani dengan sambungan rumah (SR) dan hidran umum (HU). Kebutuhan air
minum untuk daerah domestik ini dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut :

Kebutuhan air = % Pelayanan x a x b

dimana :
a = jumlah pemakaian air (liter/orang/hari)
b = jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)
Konsumsi air perkapita sangat bervariasi antara satu tempat dengan tempat lainnya
yang dipengaruhi curah hujan, perbedaan jumlah penduduk, kemampuan ekonomi,
tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menghemat air, penggunaan air
baik untuk industri maupun komersial lainnya dsb. Unit konsumsi air rata-rata
untuk Air domestik dalam evaluasi disesuaikan dengan standart DPU Ditjen Cipta
Karya, 1996 pada Tabel 4.2. sebagai berikut:

tabel 4. 2 Kebutuhan Air Domestik


Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk
(jiwa)
No. Uraian
>1.000.000 500.000 100.000 s/d 20.000 s/d <20.000
s/d 500.000 100.000
Metro 1.000.000 Sedang Kecil Desa
Besar
Konsumsi unit
1 190 170 150 130 30
sambungan rumah
(liter/hari)

Konsumsi unit
2 30 30 30 30 30
hidran umum (liter/hari)

Konsumsi unit non


3 20-30 20-30 20- 20-30 20-30
domestik (%) 30

4 Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20- 20-30 20


30

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 96


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

Faktor maksimum
5 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
day

6 Faktor pick hour 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

7 Jumlah jiwa per SR 5 5 6 6 10

8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100- 200


200
Sisa tekan jaringan
9 10 10 10 10 10
distribusi (mka)

10 Jam operasi 24 24 24 24 24

11 Volume resevoir (%) 20 20 20 20 20

50:50 s/d 50:50 s/d


12 SR:HU 80:20 70 30
70:30 80:20

Cakupan
13 90**) 90**) 90**) 90**) 70***)
pelayanan*)

*) : tergantung survei sosial ekonomi


**) : 60% perpipaan, 30% non perpipaan
***) : 25% perpipaan, 45% non perpipaan
Sumber: DPU Dirjen Cipta Karya, 1996

4.2.2. Kebutuhan Non-Domestik


Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota terdiri dari kegiatan
komersil berupa industri, perkantoran, perniagaan dan kegiatan sosial seperti
sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah. Penentuan kebutuhan air non domestik
didasarkan pada faktor jumlah penduduk pendukung dan jumlah unit fasilitas
yang dimaksud. Fasilitas perkotaan tersebut antara lain adalah fasilitas umum,
industri dan komersil. Unit konsumsi air rata-rata untuk sarana dan prasarana non
domestik dalam evaluasi disesuaikan dengan standart DPU Ditjen Cipta Karya,
1996 sarana dan prasarana domestik terdapat pada Tabel 4.3. sebagai berikut:

tabel 4. 3 Kebutuhan Air Non Domestik


Unit Kebutuhan Konsumsi Air
No. Sarana dan Prasarana
(liter/hari)
1 Masjid 30 untuk 100 orang
2 Gereja 10 untuk 100 orang
3 Toko 10 untuk 20 orang

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 97


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

4 Pasar 10 untuk 20 orang


5 Hotel 25 untuk 300 tempat tidur
6 Rumah makan 2000 untuk 1 rumah makan
7 Industri 2000 untuk 1 industri
8 Rumah sakit 240 untuk 300
9 Puskesmas 25 untuk 10 orang
10 Apotik 10 untuk 20 orang
11 Sekolah 25 untuk 250 orang
12 Kantor 30 untuk 25 orang
13 Bioskop 25 untuk 200 tempat duduk
Sumber: DPU Dirjen Cipta Karya, 1996

a. Konsumsi air bersih non rumah tangga (kantor, sekolahan, tempat ibadah,
industri, pemadam kebakaran dan lain-lain) ditentukan sebesar 15% dari jumlah
pemakaian air untuk sambungan rumah dan bak umum dengan rumus:
Kn=15%x(Sl+Sb)...............................................................................................
Dengan:
Kn = Konsumsi air untuk non
rumah tangga (liter/detik), Sl =
Konsumsi air dengan
sambungan rumah (liter/detik),
Sb = Konsumsi air bak umum
(liter/detik).

4.2.KRITERIA PERENCANAAN

4.2.1. Unit Air Baku


Tentukan kebutuhan air berdasarkan :
a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode
perencanaan untuk perhitungan kebutuhan domestik.
b. Identifikasi jenis penggunaan nondomestik sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2
tentang Tata Cara Perencanaan Plambing.
c. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2
tentang Tata Cara Perencanaan Plambing.
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 98
PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

d. Perhitungan kebutuhan air domestil dan nondomestik berdasarkan perhitungan


butir a, b dan c.
e. Kehilangan air fisik/teknis maksimal 15% dengan komponen utama penyebab
kehilangan atau kebocoran air sebagai berikut :
- Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk.
- Kebocoran dan luapan pada tangki reservoir.
- Kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan.
Sedangkan kehilangan nonteknis dan konsumsi resmi tak berekening
diminiminalkan hingga mendekati nol.

Kebutuhan air baku rata-rata dihitung berdasarkan jumlah perhitungan


kebutuhan air domestik, non domestik dan air tak berekening. Rencana alokasi air
baku dihitung 130% dari kebutuhan air baku rata-rata.

Unit Air Baku dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan / penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem
pengadaan, dan/atau sarana pembawa serta perlengkapannya. Unit air baku
merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

4.2.2. Unit Transmisi

Dalam sistim transmisi terdapat aksesoris pipa dan bangunan pelengkap pipa
antara lain:
1. Gate Valve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate valve dapat
menutup dan membagi aliran ke bagian lainnya dalam pipa distribusi
2. Air Release Valve (katup angin)
Valve ini berfungsiuntuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran
ketika ada akumulasi udara atau memasukkan udara ketika tekanan air
dalam pipa menjadi negatif. Katup angin dipasang pada tiap bagian dari
jalur pipa tertinggi dan mempunyai tekanan lebih rendah dari 1 atm,
karena udara cenderung terakumulasi di tempat itu.
Air valve seharusnya:
a. Diletakkan pada titik puncak pada jalur pipa.
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 99
PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

b. Dipakai dua (Double Type) jika diameter pipa 400mm keatas.


c. Dipasang stop valve antara air valve dan jalur pipa.
d. Posisinya harus lebih tinggi dari tinggi muka air tanah untuk
mencegah kemungkinan polusi.
3. Blow off Valve (Katup Pembungan Lumpur)
Blow off biasanya dipasang pada titik mati atau titik terendah dari jalur
pipa dan di tempat-tempat sebelum jembatan untuk mengeluarkan
kotoran atau endapan yang terdapat pada jalur pipa. Masuknya kotoran
dalam pipa antara lain dapat terjadi pada saat pemasangan pipa,
perbaikan pipa atau kotoran yang berasal dari karat pipa. Jalur pipa
setelah blow off dipasang valve.
4. Check Valve
Valve ini dipasang bila pengaliran diinginkan satu arah. Biasanya chek
valve dipasang pada pipa tekanan antara pompa dan gate valve,
tujuannya bila pompa mati maka pukulan akibat aliran balik tidak
merusak pipa.

5. Bangunan Perlintasan Pipa


Diperlukan bila jalur pipa harus memotong sungai, jalan kereta api dan
pipa yang memotong jalan, untuk memberikan keamanan pada pipa.
6. Thrust Block
Dalam perencanaan jaringan pipa distribusi thrust block diperlukan
pada pipa yang mengalami baban hidrolik yang tidak seimbang,
misalnya pada pergantian diameter, akhir pipa dan belokan. Gaya-gaya
ini akan menggeser jaringan pipa dari kedudukan semula, jika hal ini
dibiarkan lama-lama dapat merusak pipa pada sambungan-
sambungannya.
Oleh karena itu gaya-gaya tersebut harus ditahan dengan cara
memasang angker- angker blok (thrust block) pada sambungan pipanya,
menjaga agar fitting tidak bergerak, umumnya lebih praktis memasang
thrust block setelah saluran ditimbun dengan tanah dan dipadatkan
sehingga menjamin mampu menahan galian/gaya hidrolik atau beban

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 100


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

lain. Thrust Block hendaknya dipasang pada sisi pant untuk menahan
gaya geseran atau menggali sebuah lubang masuk ke dalam dinding
parit. Gaya gaya yang dibebankan pada thrust block diantaranya adalah:
a. Tumpuan Belokan
Selain harus dapat menahan gaya berat pipa dan isinya, juga harus
dapat menahan gaya yang berasal dari perubahan aliran fluida yang
membelok.
b. Tumpuan Sebelum dan Sesudah Katup
Karena aliran zat cair menimbulkan gaya pada katup maka dapat
diletakkan pipa dekat katup. Pipa didekat katup harus dapat
menahan berat pipa, berat katup, berat fluida dalam pipa dari katup
serta gaya F yang ditimbulkan tekanan zat cair.
c. Tempat dimana pipa berubah diameter
d. Tempat dimana pipa berakhir
e. Tempat dimana diperkirakan timbul gaya dorong misalkan
pada sambungan- sambungan, katup-katup.
7. Meter Tekan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja
pompa. Kontrol perlu dilakukan untuk
a. Menjaga keamanan distribusi
b. Menjaga keamanan tekanan kerja pompa dan
c. Menjaga kontinuitas
8. Meter Air.
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga sebagai
alat pendeteksi besarnya kebocoran. Meter air dipasang pada setiap sambungan
yang dipasang secara kontinyu.
9. Penyebrangan Sungai
Jika menyeberangi suatu sungai ada tiga konstruksi pilihan yaitu:
a. Pipa diletakkan pada jembatan (pipe supported on abridge)
konstruksi ini sering dipergunakan. Jika jembatan umum tersedia
untuk mendukung pipa, kondisi ini paling ekonomis dan senang
dipakai. Jalur pipa selalu digantung dibawah papan kerangka

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 101


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

jembatan atau jarang ditempatkan diatas papan kerangka tersebut.


Jembatan harus cukup kuat untuk menahan beban pipa tersebut.
Ketika jembatan eksisting tidak tersedia maka jembatan harus
dibangun. Dalam kasus tersebut air valve, thrust block, fleksible
joint penting untuk dipasang.
b. Jembatan pipa (pipe beam bridge).
Ketika rentangan jembatan kecil dan panjang pipa dapat merintangi sungai,
pipa ini sendiri dapat digunakan sebagai jembatan. Metode ini harus
mendapat persetujuan dari kantor pemerintah yang bersangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. pipa steel disarankan untuk jembatan pipa
2. pipa harus didukung pada struktur bagian atas pinggir sungai
3. semua belokan pipa disarankan sudutnya lebih kecil dari 45o dan
belokan harus dipasang thrust block.
4. tembok penahan diperlukan pada bagian upstream dan
downstream dari jembatan pipa.
5. tempat jalan kaki harus dibangun sepanjang jembatan pipa
untuk pemeriksaan dan perbaikan.
c. Siphon
Metode ini juga sering dipergunakan secara luas dibandingkan dengan
jembatan pipa. Konstruksi siphon tidak begitu sulit. Hal yang perlu
diperhatikan dalam konstruksi hampir sama dengan jembatan pipa.

10. Sambungan
Sambungan dan kelengkapan pipa yang sering digunakan untuk
penyambungan pipa antara lain:
a. Bell Spigot (Spigot socket)
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam suatu bell (socket) pipa
lainnya. Untuk menghindari kebocoran, menahan pipa serta kemungkinan
defleksi (sudut sambungan berubah), maka sambungan dilengkapi dengan
gasket.
b. Flange Joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan yang

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 102


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

dekat dengan instalasi pipa. Sebelum kedua flange disatukan dengan mur
baut maka diantara flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.
c. Ball Joint
Digunakan untuk sambungan dari pipa dalam air.
d. Increacer dan reducer
Increacer digunakan untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke
diameter besar (arah aliran dari diameter kecil ke besar). Reducer untuk
menyambung dari diameter besar ke diameter kecil.
e. Bend dan Tee
Bend merupakan belokan dengan sudut belokan pipa sebesar 90°, 45o,
22,5°, dan 11,5°, sedangkan Tee untuk menyambung pipa pada
percabangan.
f. Tapping Band
Dipasang pada pipa yang perlu disadap untuk dialihkan ke tempat lain.
Dalam hal ini pipa distribusi dibor dan tapping dipasang dengan baut
disekeliling dengan memeriksa agar cincin melingkar penuh pada
sekeliling lubang dan tidak menutup lubang tapping. Apabila dimensi
peyadapan terlalu besar, maka pipa distribusi dapat dipotong selanjutnya
dipasang tee atau perlengkapan yang sesuai.

4.2.3. Unit Produksi


Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan kebutuhan hari puncak
yang besarnya berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata. Penyusunan perencanaan
teknis unit produksi didasarkan pada kajian kualitas air yang akan diolah (kondisi
rata-rata dan terburuk yang mungkin terjadi dijadikan sebagai acuan dalam
penetapan proses pengolahan air dikaitkan dengan sasaran standar kualitas air
minum (output).

Rangkaian proses pengolahan air umumnya : satuan operasi dan satuan


proses yaitu untuk memisahkan material kasar, material tersuspensi, material
terlarut, proses netralisasi dan proses desinfeksi.
Unit produksi dapat terdiri dari :
➢ Unit koagulasi
➢ Unit flokulasi
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 103
PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

➢ Unit sedimentasi
➢ Unit filtrasi
➢ Unit netralisasi
➢ Unit desinfeksi.
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini :
➢ SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir
lambat; SK SNI T-09-1992-03
➢ SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan
Air Sistem Konvensional Dengan Struktur Baja;
➢ SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.

Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi

tabel 4. 4 Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi

Survei dan Pengkajian Perhitungan Gambar


1. penyelidikan tanah Perhitungan mengacu pada 1. gambar jaringan pipa
2. survei dan pengkajian lokasi tata cara perancangan teknis transmisi
IPA unit produksi 2. gambar lokasi/tata
3. survei dan pengkajian topografi letak IPA
4. survei dan pengkajian 3. gambar lokasi reservoir
ketersediaan bahan konstruksi 4. gambar detail
5. survei dan pengkajian konstruksi
6. ketersediaan peralatan elektro • pipa transmisi
7. survei dan pengkajian sumber • reservoir
daya energi • IPA

4.2.4. Unit Distribusi


Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang
besarnya berkisar 115%-300% dari kebutuhan rata-rata. Air yang dihasilkan dari
IPA dapat ditampung dalam reservoir air yang berfungsi untuk menjaga
kesetimbangan antara produksi dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan
air dalam kondisi darurat, dan sebagai penyediaan kebutuhan air untuk keperluan
instalasi. Reservoir air dibangun baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi
beton bertulang.

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 104


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

Jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk


jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end
distribution system), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system).
Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir,
luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan
dipasang.

Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-


out) sistem distribusi adalah sebagai berikut :

➢ Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan


topografiwilayah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air;
➢ Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan topografi
wilayahpelayanan;
➢ Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem
gravitasiseluruhnya, diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika
semuawilayah pelayanan relatif datar, dapat digunakan sistem
perpompaanlangsung, kombinasi dengan menara air, atau penambahan pompa
penguat(booster pump);
➢ Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebihdari
40 m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikianrupa
sehingga memenuhi persyaratan tekanan minimum. Untuk mengatasitekanan
yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan (pressurereducing
valve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakanpompa penguat.

Perpipaan Transmisi Air Minum dan Distribusi


a. Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat
menggunakan formula :
Q=VxA
A = 0,785 D2

Dimana:
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2)
D : diameter pipa (m)
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 105
PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

b. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan


tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas
AW, 8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis
pipa lain yang telah memiliki SNI atau standar internasional setara.
c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai
dengan zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan
dilayani, penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.

tabel 4. 5 Kriteria Pipa Distribusi

No Uraian Notasi Kriteria

kebutuhan air hari maksimum


1 Debit Perencanaan Q Puncak
Q max = F max x Q rata - rata
2 Faktor Jam puncak F Puncak 1,15 – 3
3 Kecepatan aliran air dalam pipa
a. Kecepatan Minimum V min 0,3 - 0,6 m/det
b. Kecepatan Maksimum
- Pipa PVC atau ACP V max 3,0 - 4,5 m/det
- Pipa baja atau DCIP V max 6,0 m/det
4 Tekanan air di dalam pipa
( 0,5 - 1, 0 ) atm, pada titik
a. Tekanan Minimum H min
jangkauan pelayanan terjauh
b. Tekanan Maksimum
- Pipa PVC atau ACP H max 6 - 8 atm
- Pipa baja atau DCIP 10 atm
- Pipa PE 100 12,4 Mpa
- Pipa PE 80 9,0 Mpa

Pipa Distribusi
1. Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi
Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan
pertimbangan :
- Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling
menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang saling
berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk
sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang .

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 106


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

- Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah


(lay-out) pipa berbentuk cabang
- Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan
- Tata guna lahan wilayah pelayanan

2. Komponen Jaringan Distribusi


Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen
untukmemudahkan pengendalian kehilangan air
(a) Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu
areapelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh
pipajaringan distribusi utama (distribusi primer). Pembentukan zona
distribusi didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau
perbukitan)atau perbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter antara zona
pelayanandimana masyarakat terkonsentrasi atau batas
administrasi.Pembentukan zona distribusi dimaksudkan untuk
memastikan danmenjaga tekanan minimum yang relatif sama pada setiap
zona. Setiapzona distribusi dalam sebuah wilayah pelayanan yang terdiri
daribeberapa Sel Utama (biasanya 5-6 sel utama) dilengkapi
dengansebuah meter induk.
(b) Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu
rangkaianpipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu
wilayahpelayanan SPAM.
(c) Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur
pipayang menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.
(d) Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian
pipayang membentuk jaringan tertutup Sel Utama.
(e) Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara
jaringandistribusi pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian
airminum dari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
(f) Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuahzona
distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusitersier)
yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama aka

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 107


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar.Sel
utama biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR)
sekitar10.000 SR.

3. Bahan Pipa
Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang
tersedia. Hal yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang
terwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji
pipa yang dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam
SNI 06-2552-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk
Air Minum, atau standar lain yang berlaku.

4. Diameter Pipa Distribusi


Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam
puncak dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi
kebakaran jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum
harian dan tiga buah hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm
dengan jarak antara hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap
debit rata-rata tergantung pada jumlah penduduk wilayah terlayani sebagai
pendekatan perencanaan dapat digunakan tabel dibawah ini :

tabel 4. 6 Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan jaringan Pipa Distribusi


Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi
Faktor
Utama Pembawa Pembagi

Jam Puncak 1,15 - 1,7 2 3

tabel 4. 7 Diameter Pipa Distribusi

Cangkupan Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa


Sistem Utama Pembawa Pembagi Pelayanan

Sistem kecamatan ≥ 100 mm 75 - 100 mm 75 mm 50 mm

Sistem Kota ≥ 150 mm 100 - 150 mm 75 - 100 mm 50 - 75 mm

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 108


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metoda
hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus
dianalisis dengan bantuan program komputer.
2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung denganrumus
Hazen Williams :

Hf = 10,66-1,85 D-4,87 L

Kecepatan aliran dengan rumus:


V = 0,38464 C.D 0,63 I 0,54

Debit aliran dihitung dengan rumus:


Q = 0,27853 C.D 2,63 I 0,54

dimana:
Q = debit air dalam pipa (m³/detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
S = slope/kemiringan hidrolis
Ah = kehilangan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
A = luas penampang pipa (m³)

Perlengkapan Jaringan Pipa Distribusi :


a. Katup/valve
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa,dipasang
pada:
- lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;
- setiap percabangan;
- pipa outlet pompa;
- pipa penguras atau wash out
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalahKatup
Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).

b. Katup penguras (Wash Out/Blow Off)


DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 109
PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa,ujung


jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan

c. Katup Udara (Air Valve)


Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa
dengan perletakan ¼ panjang bentang pipa dari arah aliran, pada jalur lurus
setiap jarak tertentu.

d. Hidran Kebakaran
Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidranmaksimum
tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran komersil

e. Bak Pelepas Tekan (BPT)


Bak pelepas tekan (BPT) merupakan salah satu bangunan penunjang pada
jaringan transmisi atau pipa distribusi. BPT berfungsi untuk menghilangkan
tekanan lebih yang terdapat pada aliran pipa, yang dapat mengakibatkan pipa
pecah.

f. Jembatan Pipa
a) Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi
yangmenyeberang sungai/saluran atau sejenis, diatas
permukaantanah/sungai.
b) Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa
baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
c) Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.
d) Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari
titik masuk jembatan pipa.

g. Syphon
- Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi
yangmenyeberang di bawah dasar sungai/saluran.
- Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipabaja
atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 110


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

- Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadappipa
transmisi atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok
beton penahan sebagai pondasi.
- Bagian pipa yang menyeberang/berada di bawah dasar sungai/saluran
harus diberi pelindung.

h. Manhole
a) Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap
perlengkapan-perlengkapan tertentu pada jaringan distribusi.
b) Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air,pemasangan
katup, dan sebagainya.

i. Thrust Block
1. Berfungsi sebagai pondasi bantalan/dudukan perlengkapan pipaseperti
bend, tee, Katup (valve) yang berdiameter lebih besar dari40 mm.
2. Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang yaitu
pada:
- Belokan pipa.
- Persimpangan/percabangan pipa.
- Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon.
- Perletakan valve/katup.
3. Dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.

4.2.5. Unit Pelayanan


Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum, terminal
air, hidran kebakaran dan meter air.

1. Sambungan Rumah
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan
perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air.
Fungsi utama dari sambungan rumah adalah:
- mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
- untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 111


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

Perlengkapan minimal yang harus ada pada sambungan rumah adalah:


- bagian penyadapan pipa;
- meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
- katup pembuka/penutup aliran air;
- pipa dan perlengkapannya.

2. Hidran/Kran Umum
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan
meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana. KU
menggunakan pipa pelayanan dengan diameter ¾”–1” dan meteran air berukuran
¾”. Panjang pipa pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di
lapangan/pelanggan. Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan
merupakan pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan beton,
meteran air, penyediaan kotak pengaman dan batang penyangga meteran air dari
plat baja beserta anak kuncinya, pekerjaan pemasangan, plesteran dan lain-lain
sesuai gambar rencana.

Instalasi KU dibuat sesuai gambar rencana dengan ketentuan sebagai


berikut:
- lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah
- saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai saluran air
kotor/selokan terdekat yang ada
- KU dilengkapi dengan meter air diameter ¾”

3. Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar
yangdisediakan untuk mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan
pemadam kebakaran atau pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant)
pada umumnya dipasang pada setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada
kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya.

Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu:

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 112


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

- Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari


krankebakaran. Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi
air.
- Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran. Dengan
menutup katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran ini tidakberisi
air.

Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
- Bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran
- Badan hidran
- Kepala hidran
- Katup hidran

4.3.PERIODE PERENCANAAN
Berikut adalah tabel periode perencanaan sumber air :

tabel 4. 8 Periode Perencanaan

Kriteria Jenis Kota


No.
Teknis Metro Besar Sedang Kecil
Jenis
I Rencana Induk Rencana Induk Rencana Induk -
Perencanaan
Horison
II 20 Tahun 15 - 20 Tahun 15 - 20 Tahun 15 - 20 Tahun
Perencanaan
Sumber Air
III Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
Baku
Penyedia Jasa/ Penyedia Jasa/ Penyedia Jasa/ Penyedia Jasa/
Penyedia Jasa/
Penyelengara Penyelengara Penyelengara Penyelengara
Penyelengara
IV pemerintah pemerintah pemerintah pemerintah
pemerintah
daerah daerah daerah daerah
daerah
Peninjauan
V Per 5 Tahun Per 5 Tahun Per 5 Tahun Per 5 Tahun
Ulang
Penyelengara Penyelengara Penyelengara Penyelengara
Penaggung
VI pemerintah pemerintah pemerintah pemerintah
Jawab
daerah daerah daerah daerah
- Hibah LN - Hibah LN - Hibah LN - Pinjaman LN
- Pinjaman LN
- Pinjaman LN - Pinjaman LN - APBD
Sumber
VII Pendanaan - Pinjaman DN - Pinjaman DN - Pinjaman DN
- APBD - APBD - APBD
- PDAM - PDAM - PDAM
- Swasta - Swasta - Swasta
Sumber: Permen PU No. 18 Tahun 2007

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 113


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

4.4.KRITERIA DAERAH LAYANAN


Strategi Pengembangan
1. Pemanfaatan Iddle Capacity

Perluasan SPAM Perpipaan melalui pemanfaatan idle capacity Sistem Penyediaan


Air Minum (SPAM) terbangun.

2. Penurunan NRW

Kehilangan air dalam bentuk air yang hilang tidak terjual (Non Revenued
Water) meliputi kehilangan teknis dan non teknis, rata–rata secara nasional masih
cukup tinggi. Umumnya pengelolaan NRW dijalankan secara pasif dimana
aktivitas-
aktivitas pengurangan NRW mula dilakukan hanya ketika kehilangan mulai
nampak terlihat dan dilaporkan, pengelolaan NRW aktif hanya mungkin
dilakukan dengan menggunakan zona-zona dimana sistem secara keseluruhan
terbagi
menjadi serangkaian subsistem yang lebih kecil.
Penanganan kehilangan air merupakan program yang secepatnya harus dimiliki
oleh PDAM, dilakukan terus menerus dan dalam jangka yang panjang. Berikut
program pengendalian kehilangan air komersil :
a. Pemahaman faktor penyebab kebocoran :
1. Karakteristik jaringan perpipaan.
2. Kondisi setempat daerah.
3. Praktik operasional yang berlangsung saat ini serta metode yang
digunakan dalam mengatur dan mengoperasikan jaringan.
4. Tingkat teknologi dan keahlian yang diterapkan oleh pengelola SPAM
5. Keahlian atau keterampilan (skill) dari kemampuan karyawan
b.Pengendalian kebocoran aktif (ALC)
1. Program peremajaan pipa: meliputi biaya pengadaan dan pemasangan
pipa.
2. Program pembentukan dan penanganan DMA dengan ALC: dibutuhkan
biaya investasi alat ALC, pembentukan zona, pelaksanaan steptest, biaya
operasional, biaya penyusutan dan perawatan.

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 114


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RI-SPAM RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2022-2042

3. Pengendalian air yang terbuang dari reservoir: dibutuhkan biaya


investasi alat water level, server, biaya personel, penyusutan dan
perawatan.
c. Analisis Tingkat Kehilangan Air

Kehilangan air yaitu sebagai selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumption). Oleh sebab itu dalam
perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, selalu diperhitungkan suatu
besaran volume air untuk menghindari kemungkinan terjadinya kehilangan air.
Besarnya kehilangan air tersebut diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhan air
total. Besar kehilangan air ini diperkirakan konstan mulai awal sampai tahun
rencana. Hal ini bertujuan agar penyediaan air untuk masyarakat konsumen tidak
terganggu bila terjadinya kehilangan air baik yang disebabkan oleh faktor teknis
maupun non teknis.

3. Pembangunan SPAM Baru


Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum melalui
pembangunan SPAM JP, dengan :
- Pembangunan IPA
- Pembangunan Broncaptering
- Pembangunan Sumur
Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum melalui
pembangunan SPAM BJP, dengan :
- Sumur Dangkal
- Sumur Pompa
- Bak Penampungan Air Hujan
- Bangunan penangkap mata air
- Terminal Air

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN 115


PERTANAHAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Anda mungkin juga menyukai