Anda di halaman 1dari 3

Menurut UU Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan,akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.1

Dengan berpedoman hal tersebut, pemerintah mewajibkan satuan lembaga pendidikan untuk
menyelenggarakan pendidikan baik pendidikan formal, non formal maupun informal. Pada
satuan pendidikan formal, semua komponen terlibat didalamnya termasuk peserta didik. Peserta
didik merupakan suatu komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan sebab berpengaruh
pada proses pembelajaran yang memerlukan peserta didik sebagai sumber utama penyelenggara
pendidikan sehingga akan berdampak pada proses pembelajaran yang tidak dapat berjalan. Bagi
lembaga, keberadaan dan prestasi peserta didik sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas
mutu sekolah serta dapat mewujudkan visi dan misi sekolah.

Peserta didik dalam UU Sisdiknas tahun 2003 adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Untuk proses pengembangannya dengan diadakannya sebuah
pengaturan dan pengelolaan peserta didik dalam sebuah pemanajemenan peserta didik yang
dilaksanakan di sekolah tertentu dengan harapan semua lulusan yang di cetak dalam satuan
pendidikan menjadi generasi ynag tangguh, religius, jujur serta bertanggung jawab.2

Maka peserta didik merupakan suatu komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan sebab
berpengaruh pada proses pembelajaran, dimana peserta didik sebagai sumber utama sehingga
akan berdampak pada proses pembelajaran yang tidak dapat berjalan. Dengan begitu keberadaan
dan prestasi peserta didik sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas mutu sekolah, untuk
itu diperlukan pengelolaan pemberdayaan peserta didik dalam membantu peserta didik dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki.

Sehubungan dengan manajemen peserta didik yang tertuang dalam ayat –ayat al-qur’an yakni
“perencanaan’salah satunya terdapat dalam surah al-kahfi ayat 23-24 sebagai berikut :

1
Sisdiknas UUD no 20 tahun 2003
2
ibid
Artinya : dan jangan sekali-kali mengatakan tentang sesuatu “ sesungguhnya aku akan
mengerjakan ini besok pagi (23) kecuali (dengan menyebut) : “Insyaallah”. Dan ingatkan kepada
tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah “ Mudah-mudahan tuhanku akan memberiku petunjuk
kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini (24).3

Berdasar ayat diatas dijelaskan pentingnya menyusun perencanaan yang benar-benar matang, hal
ini dapat dilihat dari terlambatnya wahyu ketika nabi sudah janji kepada orang mekkah akan
berdakwah, maka Allah memberikan teguran kepada nabi, alangkah baiknya mengucap
insyaallah daripada berjanji. Sama halnya dengan pengelolaan satuan lembaga pendidikan
diperlukan membuat perencanaan yang dirumuskan secara matang agar dalam penerapannya
lembaga dapat menjalankan visi dan misinya dengan optimal serta kemungkinan yang menjadi
penghambat dapat diminimalisir.

Manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri atas tindakan-tindakan berupa
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilaksanakan untuk
menentukan serta mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Sedangkan peserta didik adalah sebagai
suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya di proses dalam
proses pendidikan, sehingga manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.4 Adapun pengertian lain manjemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
bersama-sama oleh dua orang atau lebih yang didasarkan atas aturan tertentu dalam rangka
mencapai suatu tujuan sedangkan peserta didik menurut arikunto ialah siapa saja yang terdaftar
sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Hal senada dijelaskan oleh imron,
bahwasannya peserta didik ialah mereka yang sedang mengikuti program pendidikan pada suatu
sekolah atau jenjang penddikan tertentu5. Maka manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai
suatu usaha terencana yang disusun sedemikian rupa dengan tujuan mengatur kegiatan
serangkaian orang yang tercatat menjadi peserta didik disuatu lembaga dari awal masuk hingga
keluar.

Kegiatan disekolah dapat meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap


berbagai bidang yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui kegiatan kurikuler atau ekstrakulikuler, dimana kegiatan tersebut yang
merupakan bentuk pembinaan dan dan pengembangan bakat, minat dan kreatifitas siswa,
kegiatan sekolah dapat dilakukan didalam kelas dan diluar kelas. Kegiatan diluar kelas
yang dimaksud merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian siswa yang akan
3
Ibnu Kharis, 2020, Tafsir Surat Al-Kahfi ayat 23-24: Nabi Muhammad diingatkan untuk ucapkan InsyaAllah,
Journal Islami.co.
4

Jaja Jahari. dkk, 2018, Manajemen Peserta Didik, (Jurnal Islamic Education Manajemen: vol 3(2))
5
Dr. Muhammad Rifa’I, M. Pd, 2018, manajemen peserta didik (pengelolaan peserta didik untuk efektifitas
pembelajaran), Medan : CV. Widya Puspita
menjadi bekal nantiknya dalam terjun dimasyarakat. Pendidikan diluar jam sekolah ialah
Kegiatan Ekstrakulikuler diselenggarakan oleh pihak lembaga, yang merupakan kegiatan
tambahan dan diluar jam pelajaran yang dapat membantu pengembangan potensi, bakat,
minat peserta didik. Sudah seharusnya sekolah dapat melaksanakan suatu kegiatan yang
cocok dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dalam pelaksanaannya bentuk
kegiatan ekstrakulikuler di sekolah beragam bentuknya dikarenakan masing-masing
sekolah memiliki beberapa perbedaan seperti perbedaan budaya,kebiasaan,norma yang
berlaku, dan lain sebagainya. Salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang dapat
mengembangkan bakat, minat, dan kreatifitas peserta didik ialah Pramuka.
Ekstrakulikuler pramuka berisikan pendidikan kepramukaan yang dapat dikatakan
sebagai proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup dan akhlak mulia melalui
penghayatan dan pengalaman nilai-nilai pramuka. Pendidikan kepramukaan dilaksanakan
dengan menggunakan 3 model yakni model blok (berupa kegiatan perkemahan yang
wajib diikuti peserta didk yang diselenggarakan setahun sekali dana diberikan penilaian),
model aktualisasi ( berupa kegiatan pemberian materi didalam kelas dalam bentuk
penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari dalam kegiatan kepramukaan secara
rutin dan terjadwal), model regular (berupa kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik
yang dilaksanakan digugus depan). Pada pelaksanaan kurikulum 2013 baik disekolah
negeri maupun swasta harus menerapkan kegiatan pramuka menjadi kegiatan
ekstrakulikuler wajib ditingkat dasar dan menengah, hal ini senada dengan bunyi undang-
undang no. 12 tahun 2010 tentang “gerakan pramuka menegaskan pancasila merupakan
asas gerakan pramuka dan gerakan pramuka berfungsi sebagai wadah untuk mencapai
tujuan pramuka melalui kegiatan kepramukaan yaitu pendidikan dan pelatihan,
pengembangan, pengabdian masyarakat dan orang tua, serta permainan yang berorientasi
pada pendidikan”. Tujuan dari gerakan pramuka adalah membentuk setiap pramuka agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlaq mulia, berjiwa patriotic, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan
hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai