Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODOLOGI KAJIAN

3.1. Kondisi Daerah Studi


Lokasi studi Waduk Pejok Meliputi 3 (tiga) desa dan 3 (tiga) kecamatan pada 2
(dua) kabupaten yakni Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Lamongan. Rencana as
embung terletak di Sungai Brangkal, Dusun Pejok, Desa Pejok, Kecamatan Kepoh Baru
Kabupaten Bojonegoro.
Secara administratif lokasi as bangunan tersebut berbatasan dengan :
Sebelah Utara

: Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro

Sebelah Selatan

: Desa Kendung, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro

Sebelah Barat

: Desa Mojorejo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro

Sebelah Timur

: Desa Talunrejo, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan

Gambar 3.1 Peta Adminirasi Kabupaten Bojonegoro


(Sumber :http://pariwisatabojonegoro.files.wordpress.com/2011/12/peta-batas-administrasi.jpg)

Gambar 3.2. Lokasi Rencana Pembangunan Waduk Pejok

(Sumber : PT. Wiratman & Associates)

3.1.1. Tinjauan Sosial Ekonomi Masyarakat


Desa Pejok Kecamatan Kepohbaru mempunyai luas wilayah 9,65 km2 dengan
jumlah penduduk sebanyak 6.040 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak
2.910 jiwa dan penduduk perempuan 3.130 jiwa. Kepala keluarga yang mendiami Desa
Pejok berjumlah 1680 KK, dengan demikian tingkat kepadatan penduduk di lokasi studi
adalah 626 jiwa/km2. Mata pencaharian penduduk di Desa Pejok adalah dari sektor
pertanian sebanyak 5.360 orang, sedangkan mata pencaharian yang lain adalah dari
sektor peternakan, perdagangan dan buruh swasta.
Desa Kendung Kecamatan Kedungadem mempunyai luas wilayah 5,25 km2
dengan jumlah penduduk sebanyak 3.502 jiwa dengan jumlah kepala keluarga yang
mendiami Desa Kendung sebanyak 730 KK, dengan demikian tingkat kepadatan
penduduk adalah 667 jiwa/km2. Mata pencaharian penduduk di Desa Kendung sebagian
besar dari sektor pertanian sebanyak 2.997 orang, sedangkan mata pencaharian yang
lain adalah dari sektor perdagangan dan buruh swasta.
3.1.2. Kondisi Iklim dan Curah Hujan
Kabupaten Bojonegoro tergolong wilayah dengan dataran rendah, namun masih
ada daerah yang merupakan dataran tinggi yaitu termasuk dalam Zona Pegunungan

Kendeng bagian barat. Curah hujan rata-rata Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2009
sebesar 150 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 92 hari per tahun. Wilayah
Kabupaten Bojonegoro memiliki 22 stasiun penangkar hujan yang tersebar di 16
kecamatan. Bulan basah 4 6 bulan, sedangkan bulan kering berkisar antara 4 5
bulan. Musim hujan dimulai pada bulan Oktober Nopember dan berakhir pada bulan
Mei-Juni setiap tahunnya. Puncak curah hujan dicapai pada bulan Desember Pebruari.
Suhu udara Kabupaten Bojonegoro untuk suhu rata-rata harian 27,1 C 28,4

C, Suhu rata-rata minimum terjadi di bulan Juni (22,2 o C 32,1o C) dan suhu rata-rata
maksimum terjadi di bulan November (22,7 o C 34,1o C). Kelembaban rata-rata di
Kabupaten Bojonegoro berkisar 80 %.
3.1.3. Kondisi Tata Guna Lahan
Peruntukan lahan di Desa Pejok sebagian besar merupakan persawahan tadah
hujan seluas 267 ha. Peruntukan lahan berikutnya berupa tegalan / ladang dengan luas
122,970 ha, pemukiman penduduk 41,99 ha dan tanah kas desa 22 ha. Pada saat musim
penghujan, daerah genangan rencana Waduk Pejok yang merupakan persawahan
menjadi tergenang, bahkan sering mencapai permukiman penduduk yang berada di
hulunya.
Desa Kendung, peruntukan lahan sebagian besar juga merupakan persawahan
tadah hujan seluas 323,155 ha, berikutnya merupakan peruntukan tegalan / ladang
dengan luas 110 ha, dan sisanya berupa fasilitas umum dan pemukiman penduduk. Pada
saat musim penghujan, daerah genangan rencana Waduk Pejok yang merupakan
persawahan tergenang, bahkan sering mencapai permukiman penduduk yang berada di
hulunya dengan kedalaman genangan bervariasi antara 5 - 30 cm.
Desa Kesongo, peruntukan lahan sebagian besar merupakan persawahan tadah
hujan seluas 395,97 ha, 75 ha berupa tegal/ ladang, permukiman 27,43 ha dan tanah kas
desa 26 ha. Terdapat juga hutan lindung seluas 8 ha. Desa Talunrejo, peruntukan lahan
sebagian besar merupakan hutan produksi seluas 1.100 ha, persawahan tadah hujan
seluas 259 ha, 89 ha berupa tegal/ ladang, permukiman 30 ha dan tanah kas desa 71,6
ha. Tata guna lahan di daerah studi dapat dilihat pada Tabel 3.1 :

Tabel 3.1 Tata Guna Lahan di Daerah Studi


No.
1.
2.
3.
4.

Desa

Sawah
tadah
hujan
(Ha)

Tegal/
ladang

PermukiKas
man Desa

(Ha)

(Ha)
Kendung
323,15 110
Kesongo
395,97 75
27,43
Pejok
267 122,97
41,99
Talunrejo
259
86
30
Jumlah
1244,12393,97
99,42
Sumber : Studi ANDAL Waduk Pejok, 2005

Kant.
Pemerint
ahan
(Ha)

(Ha)
26
22
23,6
71,6

95,25
0,25
0,15
95,65

Hutan
lindung

Hutan
produksi

(Ha)
8
8

(Ha)
1100
1110

3.1.4. Kondisi Tata Air Eksisting


Waduk Pejok direncanakan untuk mensuplai kebutuhan air pada areal irigasi di
hilir rencana waduk, yang selama ini mendapatkan suplai air dari Bendung Kerjo.
Dalam pembahasan tentang tata air dan jaringan irigasi existing pada lokasi studi ada
kaintannya dengan keberadaan Waduk Pacal, karena daerah oncoran Bendung Kerjo
merupakan bagian terintegrasi dari DI Pacal.
Sistem jaringan irigasi pada DI Pacal memanfaatkan bendung-bendung sebagai
head regulator, yaitu :
Bendung Klepek membendung Kali Pacal (Saluran induk Waduk Pacal)
Bendung Mekuris membendung Kali Mekuris dan
Bendung Kerjo membendung Kali Kerjo/Brangkal
Jalur transportasi air dari Waduk Pacal menuju masing-masing daerah irigasi
dengan memanfaatkan bendung-bendung tersebut di atas disajikan pada Gambar 3.3

Sal
SalInduk
Induk
Pacal
PacalKanan
Kiri

Sal Induk Mekuris


Sal Induk
DI. Pacal Kiri
DI.Kerjo
Pacal Kanan

(2.028 ha)

DI. Paca Mekuris


(7.587 ha)

Sal Sek Brangkal

Sal Suplesi Mekuris

K.Pacal

(5.092 ha)

Dam Klepek
K.Mekuris

Waduk Pacal

Gambar 3.3 Skema Jaringan Irigasi Pacal


(sumber : PT. Wiratman & Associates)

K.Kerjo

Dam Mekuris

Re
Pe

Pada musim kemarau ketersediaan air di dam-dam tersebut disuplai dari Saluran
Induk Waduk Pacal, sehingga ketersediaan air Daerah Irigasi Pacal ini merupakan
kombinasi air irigasi permukaan dan air resevoir/Waduk.
3.1.5. Kondisi Daerah Irigasi
Jarigan irigasi Pacal sebagaimana dijelaskan di atas merupakan sistem yang
inter-connected, dengan daerah oncoran sebagai berikut :
Tabel 3.2. Luas Daerah Irigasi Pacal
Luas (Ha)
No

Daerah Irigasi
Non Banjir

Banjir

Total

Pacal Kiri

1,846

182

2,028

Pacal Kanan I

2,276

337

2,613

Pacal Kanan II

2,261

218

2,479

Pacal Mekuris I

3,132

3,132

Pacal Mekuris II

4,455

4,455

Pacal Kerjo

1,812

177

1,989

Total

16,696

Sumber : Dinas PU Subdin Pengairan Daerah Kabupaten Bojonegoro


3.2. Data-Data yang Diperlukan
Data-data yang diperlukan dalam studi ini meliputi data-data sekunder terkait
dengan perencanaan pola operasi waduk yang berasal dari Detail Design Waduk Pejok.
Berdasarkan batasan dan rumusan malasah pada Bab 1, maka data-data yang diperlukan
adalah sebagai berikut :
1. Data Hujan Harian.
Data curah hujan yang digunakan pada studi ini diperoleh dari pengukuran dua
stasiun hujan yang paling berpengaruh untuk DAS Pejok, yaitu stasiun penakar
hujan Bluluk yang terletak di Desa Bluluk, Kecamatan Bluluk, Kabupaten
Lamongan dan stasiun penakar hujan Panjang di Desa Panjang, Kecamatan
Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. Data ini digunakan dalam simulasi FJ
Mock untuk mengetahui besarnya debit inflow di Waduk Pejok. Data debit hasil
simulasi FJ Mock kemudian diolah dalam optimasi waduk dengan metode
Algoritma Genektik.

2. Data Klimatologi
Untuk data klimatologi, diambil dari dua stasiun klimatologi yang berpengaruh
yaitu stasiun Balung Panggang yang terletak di Kecamatan Balung Panggang
Kabupaten Lamongan dan stasiun Padangan yang terletak di Kecamatan
Padangan Kabupaten Bojonegoro. Data klimatologi pada masing-masing stasiun
digunakan untuk analisis evapotranspirasi potensial yang kemudian diolah dalam
simulasi FJ Mock untuk mengetahui besarnya debit inflow di Waduk Pejok.
3. Data kebutuhan irigasi.
Data Kebutuhan air irigasi yang digunakan pada studi ini adalah kebutuhan irigasi
Daerah Irigasi Pacal Kerjo Kabupaten Bojonegoro seluas 1.989 ha dengan pola
tanam padi-padi-palawija seluas 199 ha dan padi-palawija-palawija seluas 1.790
ha. Data ini digunakan untuk mengetahui besarnya debit outflow pada waduk
Pejok.
4. Evaporasi
Data evaporasi waduk digunakan untuk mengetahui besarnya kehilangan air yang
terjadi di permukaan tampungan Waduk Pejok.
5. Data debit
Data debit yang diperlukan adalah data debit pada DAM Merkuris. Hal ini
berkaitan dengan outflow yang akan dilepas, karena waduk Pejok merupakan
waduk suplesi yang nantinya akan menyesuaikan keadaan debit pada DAM
Merkuris.
6. Data karakteristik waduk
Data karakterisitik waduk yang digunakan adalah data tampungan aktif ,
tampungan mati, luas genangan waduk, volume waduk, dan tinggi waduk.Data ini
diikutkan dalam pengoptimalan Rule Curve dengan metode Algoritma Genetik.

3.3. Tahapan Penyelesaian


Agar tercapainya maksud dan tujuan Dalam penyelesaian studi ini tahapantahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulaan Data
Data yang diperlukan dalam studi ini adalah data curah hujan, data klimatologi,
kebutuhan air irigasi, evaporasi waduk, karakteristik waduk, dan data debit DAM
Merkuris
2. Perhitungan Debit Inflow dengan Simulasi FJ Mock

Dalam simulasi FJ Mock data yang digunakan adalah data curah hujan dan
evaporasitranspirasi potensial. Hasil dari simulasi FJ Mock nantinya digunakan
untuk menentukan inflow pada simulasi waduk Pejok
3. Simulasi Waduk
Simulasi waduk ini bertujuan untuk menentukan generasi pertama yang pada
tahapan selanjutnya digunakan untuk pembangkitan Kromosom.
4. Perumusan Fungsi Model
Perumusan fungsi model digunakan sebagai acuan dalam metode optimasi
Algoritma Genetik. Rumusan fungsi model yang digunakan adalah lepasan
berdasarkan tampungan.
5. Perumusan Parameter-Parameter
Tahapan ini bertujuan untuk menentukan parameter-parameter dalam fungsi
model yang akan dioptimalkan melalui metode optimasi Algoritma Genetik.
6. Optimasi Lepasan Berdasarkan Tampungan dengan Metode Algoritma Genetik
Tahapan ini adalah proses dari optimasi lepasan berdasarkan Tampungan dengan
metode Algoritma Genetik, berdasarkan perumusan parameter-parameter yang
telah ditentukan. Dari hasil optimasi dengan menggunakan metode Algoritma
Genetik akan menghasilkan lepasan yang optimal berdasarkan tampungan waduk.
Tahapan dalam metode Algoritma Genetik adalah sebagai berikut :
Inisialisasi Populasi
Inisialisasi populasi bertujuan untuk pembangkitan secara stokastik suatu
populasi awal kromosom dari parameter-parameter. Populasi kromosom ini
adalah generasi pertama yang jumlah dan nilainya ditentukan berdasarkan
parameter-parameter dan mempunyai nilai batas yang telah ditentukan.
Seleksi
Dari hasil generasi pertama dilakukan seleksi untuk mendapatkan populasi
dengan ranking dari nilai kerja pada setiap kromosom. Populasi teratas akan
dipilih untuk mendapatkan generasi berikutnya.
Crossover (Kawin Silang)
Proses Crossover bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari kromosom.
Proses Crossover merupakan kawin silang dari hasil seleksi kromosom
sebelumnya. Sehingga didapatkan kembali populasi kromosom berdasarkan
hasil dari Crossover. Populasi dari kromosom hasil Crossover ini
mempunyai nilai kinerja yang lebih baik dari kromosom sebelum.
Klarifikasi
Klarifikasi adalah penetapan kapan berhentinya proses Crossover.
Berhentinya serangkaian proses dari Algoritma Genetik ini dilakukan jika

proses Crossover menghasilkan populasi yang homogen. Karena semakin


berlanjutnya iterasi maka semakin jarang terjadi perbaikan dalam proses
crossover antara sepasang kromosom. Kesimpulannya adalah berhenti
ketika sudah didominasi satu jenis kromosom. Ranking teratas inilah yang
akan digunakan sebagai debit outflow yang sudah dioptimasikan.

3.4. Data Teknis Waduk Pejok


1. Tinggi Bendung 8m
a. Bendungan
1.

Tipe Bangunan

: Bendung Gravity

2.

Tinggi Pelimpah

: 8m

3.

Tipe Pelimpah

: Mercu Bulat Modifikasi

4.

Tipe Konstruksi

: Beton Cycloop, dengan selimut Beton


Bertulang

5.

Elevasi Mercu Pelimpah

: +EL 39.00 (SHVP)

6.

Lebar Pelimpah

: 40,00 m

7.

Panjang Bendungan

: 43,80 m

8.

Tinggi Bendungan

: 11,25 m (dari dasar sungai)

9.

Debit Banjir Q1000

: 258.654 m3/dt

10. Debit Banjir QPMF

: 620.425 m3/dt

11. Elevasi M.A. Normal

: + EL 39.00 (SHVP)

12. Elevasi M.A. Banjir

: + EL 41.47 (SHVP)

13. Elevasi Dekzerk

: +EL 42.25 (SHVP)

b. Pelimpah
1.

Type

: Mercu bulat, tanpa pintu

2.

Debit Banjir Outflow

: Q 1000 = 258,654 m3/dt


Q PMF = 310,213 m3/dt

3.

Panjang Ambang

: 40,0 m

4.

Bangunan Pelepasan

: Pintu type C2

5.

Jumlah Pintu

: 2 buah

6.

Lebar Pintu

: 1,00 m

c. Bangunan Peredam Energi


1. Tipe Peredam Energi
2.

Panjang

: USBR III dengan modifikasi


: 15 m

3.

Elevasi Dasar

: +29.40 (SHVP)

4.

Tinggi Blok Halang

: 0.40 m

5.

Tinggi End Sill

: 1.25 m

6.

Perlindungan Hilir

: Rip-rap

d. Genangan Waduk
1. Luas Genangan Waduk
2.

Volume Tampungan

e. Kebutuhan Lahan
1. Bangunan Utama & Pelengkap

: 125.54 ha
: 2.708.860 m3

: 20,521 ha

2.

Genangan Waduk & Green Belt : 328,138 ha

3.

Resettlement

: 189,480 ha

4.

Jalan Hantar

2. Tinggi Bendung 10 m
a. Bendungan
1. Tipe Bangunan

0,500 ha

: Bendung Gravity

2.

Tinggi Pelimpah

: 10 m

3.

Tipe Pelimpah

: Mercu Bulat Modifikasi

4.

Tipe Konstruksi

: Beton Cycloop, dengan selimut Beton


Bertulang

5.

Elevasi Mercu Pelimpah

: +EL 41.00 (SHVP)

6.

Lebar Pelimpah

: 40,00 m

7.

Panjang Bendungan

: 43,80 m

8.

Tinggi Bendungan

: 13,25 m (dari dasar sungai)

9.

Debit Banjir Q1000

: 258.654 m3/dt

10. Debit Banjir QPMF

: 620.425 m3/dt

11. Elevasi M.A. Normal

: + EL 41.00 (SHVP)

12. Elevasi M.A. Banjir

: + EL 43.46 (SHVP)

13. Elevasi Dekzerk

: +EL 44.25 (SHVP)

b. Pelimpah
1. Type
2.

Debit Banjir Outflow

: Mercu bulat, tanpa pintu


: Q 1000 = 86,891 m3/dt
Q PMF = 234,076 m3/dt

3.

Panjang Ambang

: 40,0 m

4.

Bangunan Pelepasan

: Pintu type C2

5.

Jumlah Pintu

: 2 buah

6.

Lebar Pintu

: 1,00 m

c. Bangunan Peredam Energi


1. Tipe Peredam Energi

: USBR III dengan modifikasi

2.

Panjang

: 20 m

3.

Elevasi Dasar

: +29.40 (SHVP)

4.

Tinggi Blok Halang

: 0.40 m

5.

Tinggi End Sill

: 1.25 m

6.

Perlindungan Hilir

: Rip-rap

d. Genangan Waduk
1. Luas Genangan Waduk
2.

Volume Tampungan

e. Kebutuhan Lahan
1. Bangunan Utama & Pelengkap

: 125.54 ha
: 6.058.866 m3

: 20,70 ha

2.

Genangan Waduk & Green Belt : 440,365 ha

3.

Resettlement

: 189,480 ha

4.

Jalan Hantar

0,500 ha

Gambar 3.4. Diagram Alir Pengerjaan Simulasi FJ Mock

Gambar 3.5. Diagram Alir Pengerjaan Algoritma Genetik

Gambar 3.6. Diagram Alir Pengerjaan Simulasi Lepasan Waduk

Gambar 3.7. Diagram Alir Pengerjaan Skripsi

Anda mungkin juga menyukai