PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata KuliahTugas Akhir Program Studi Teknik
EFRENLIANUS BOY
1706100008
KUPANG
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Tenggara Timur”. Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah
sebagai salah satu syarat dan kewajiban tugas akhir yang perlu dipenuhi bagi
seorang calon sarjana, khususnya bagi sarjana Teknik pada Universitas Nusa
Cendana Kupang serta untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Pertambangan
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................4
2.1 Telaga............................................................................................................. 4
iii
2.2.3 Syarat-syarat Air Sehat...........................................................................6
2.2.6 Arang........................................................................................................10
iv
2.3 Pipa...............................................................................................................11
2.3.3 KehilanganTekanan..................................................................................14
2.4 Pompa...........................................................................................................16
BAB III.................................................................................................................. 19
3.4 Diagramalir...................................................................................................23
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Km².
didominasi oleh lempung dan Formasi Aitutu (TRa) yang terdiri dari
perselingan kalsilutit dengan batulanau dan napal tipis. Juga terdapat sisipan
berarti daerah ini tidak terdapat air tanah ataupun mata air dan jika ada, hanya
kemungkinan kecil terdapat air tanah ataupun mata air dengan jumlah yang
dan tidak di temukan potensi air tanah sehingga perlu di lakukan rekayasa
yang sudah ada (bak dan tower) di sekitar puskesmas Fatumonas yang selama
9
ini hanya di manfaatkan untuk kebutuhan ternak dan perkebunan maka di
TAHUN 2017
1. Bagaimana sistem pengolahan air dari telaga sampai bak penampung dan di
1.3 Tujuan Penelitian
10
2. Sumber air yang di gunakan berasal dari telaga fatumonas
11
BAB II
DASAR TEORI
2.1 geologi
segala proses yang terjadi baik di dalam bumi (bawah permukaan) maupun yang
terjadi di atas permukaan bumi. Gaya yang bekerja di dalam bumi (endogen)
menghasilkan gempa bumi dan aktivitas vulkanik, sementara itu gaya eksternal
alam. Semua proses itu menyebabkan batuan memiliki ciri yang khusus.
Karakteristik dan ciri khusus dari batuan itulah yang dipelajari oleh geologi.
Sehingga dapat dilakukan interpretasi proses geologi apa saja yang berkontribusi
hidrologinya atau hukum-hukum tentang aliran air tanah di dalam batuan, sedangkan
2.2.1Stratigrafi
Pengantar Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan,
hubungan dan genesa macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu
cara, untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan 6 yang satu
batas Satuan Stratigrafi jenis lain, bahkan dapat memotong satu sama lain. Tatanama
Stratigrafi ialah aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi maupun tak
resmi, seperti misalnya: Formasi, Zona, Sistem dan sebagainya (Sandi Sratigrafi
Indonesia, 1996).
Batuan yang terdapat daerah penelitian dan sekitar beragam baik jenis
maupun umurnya. Jenis batuannya terdiri dan batuan sedimen, beku, vulkanik dan
13
1. FORMASI AITUTU (TRa)
hablur. Di bagian atas terdiri dari pergantian perlapisan kalsilutit putih agak
Bagian bawah terdiri dari kalsilutit dan batugamping oolitik, sedangkan bagian
atas terdiri dari batugamping pejal yang sebagian berupa batugamping koral,
14
kalkarenit dan kalsilutit. Pendolomitan serta pengersikan terlihat dalam sayatan
pipih. Rijang juga sering ditemukan dalam batugamping. Formasi ini menindih
secara tak selaras maupun secara tektonik Formasi Aitutu, Metan dan Komplek
Mutis. Ketidak selarasan lain ditandai oleh adanya konglomerat alas yang
Terdiri dari batuan malihan berderajat rendah sampai tinggi yang meliputi
batusabak, filit, sekis, amfibolit, sekis amfibolit, kwarsit, genes amfibolit, granulit.
sempurna merupakan sebagian kecil singkapan. Filitnya adalah filit serisit, filit
arkosa-albit, filit grafit dan filit kwarsitan. Sekis terdiri dari sekis epidot-klorit-
Komplek Mutis dan terdiri dari amfibolit plagioklas, amfibolit epidot, sekis
gampingan yang terlipat kuat. Komplek Mutis diterobos oleh retas yang 11
bersusunan diabas, diorit hornblende, diorit kwarsa dan retas tersebut agak
Kontaknya dengan Formasi Haulasi dan Formasi Noni yang tak teruraikan
menunjukkan hubungan yang dekat selalu ditandai oleh retas yang menerobos
15
4 FORMASI MAUBISSE (TRPml)
Terdiri dari batugamping berwarna merah kecoklatan sampai ungu (TRPml) dan
lava bantal (TRPmv) yang kehihatannya saling jari-menjari. Bagian bawah terdiri
merupahan batugamping pejal tidak berlapis. Tetapi di bagian atas ini masih
kecoklatan, kalsilutit dan rijang dengan warna serupa. Sisipan serpih tersebut
bensusunan basal dan spilit di samping beberapa batuan volkanik seperti trakit,
senit porfir dan andesit leuko. Batuan-batuan tersebut umumnya telah mengahami
bantalnya. Formasi ini telah mengalami tektonik lanjut dan mungkin berulang-
ulang dan kontaknya dengan formasi lain adalah kontak tektonik. Ketebalan
formasi ini sulit ditentukan karena telah rusak. Formasi ini mudah dikenali karena
membentuk bukit atau kelompok bukit yang sangat menonjol. Lebih terkenal
dengan istilah “Fatu” walaupun tidak semua fatu terdiri dan batugamping.
5. FORMASI METAN.
dasar tufa. Komponen-komponen tersebut terdiri dari andesit dan tufa gelas yang
tetapi di beberapa tempat berlapis baik. Masa dasarnya adalah tufa kasar yang
berwarna putih kotor, kuning kotor sampai kehijauan yang kadarnym semakin ke
atas semakin besar. Di antara aglomerat dan tufa tersebut didapatkan sisipan-
16
sisipan lava. Umumnya berkomposisi andesit, sebagian bertekstur gelas dan
pasiran yang berwarna kelabu muda sampai kelabu tua, banyak mengandung
batuan di atas didapatkan pula serpih napalan berwarna kelabu tua, rapuh dan
banyak urat kalsit serta lapisan napal tufaan yang tebal berkisar 2 m. Singkapan
yang luas dan bagus didapatkan di sepanjang aliran Noil (sungai) Metan beserta
Secara litologi terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu: Lempung bersisik, menunjukkan
kecoklatan, abu-abu kebiruan dan merah jambu. Terlihat garis-garis alir dengan
perdaunan lemah, terutama apabila matrik lempung ini terdapat di sekitar batuan
matrik dari bongkah-bongkah asing yang berasal dari formasi batuan yang lebih
ultrabasa, lava bantal dan batugamping krinoida Formasi Maubisse, batuan dari
Komplek Mutis, Formasi Ofu, Formasi Nakfunu dan batuan yang lain. Ketebalan
komplek Bobonaro sangat bervariasi dan sangat sulit diperkirakan mengingat sifat
fisiknya.
17
2.2 Telaga
alami dan masih dapat ditembus sinar matahari hingga bagian dasarnya.
Telaga mendapat debit airnya secara periodik di musim hujan. Pada musim
dibagi menjadi dua yaitu perairan mengalir (lotik water) dan perairan
menggenang (lentik water). Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus
berlangsung terus menerus, contohnya antara lain sungai, kali, kanal, parit
dan lain lain. Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu
perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air
terakumulasi dalam periode waktu yang lama. Arus tidak menjadi faktor
pembatas utama bagi biota yang hidup didalamnya. Contoh perairan lentik
antara lain: waduk, danau, kolam, telaga, situ rawa dan dan lain
(Barus,2000).
horizontal dapat dibagi atas zona litoral dan zona intertidal. Zona litoral
berfungsi menyuplai materi organik ke dalam telaga. Ciri utama zona litoral
daerah yang terletak di tengah perairan atau telaga yang merupakan badan
18
terbanyak ditemukan di daerah ini adalah fitoplankton dan zooplankton
(Satino,2010).
kepentingan seperti untuk sumber air bersih, sumber air bagi tanaman
pertanian, wisata dan aktifitas budaya. Akan tetapi proses alam dan akivitas
dapat mengurangi kekeruhan dan warna. Proses penyaringan disini tidak sama
dengan penyaringan yang terjadi pada saringan pasir tetapi penyaringan terjadi
secara alami. Akibat proses ini, kualitas fisik air tanah lebih baik dari pada
kualitas airpermukaan.
Kualitas fisik air tanah akibat penyaringan secara alamiah akan tergantung
pada :
a. Porositastanah,
b. Permebilitastanah.
19
tergantung pada lapisan- lapisan tanah yang akan dilalui. Jika melalui tanah
kapur, maka air tersebut akan menjadi sadah karena mengandungCa(HCO 3)2
dan Mg(HCO3)2. dan jika melalui batuan granit maka air itu lunak dan agresif
karena mengandung gas CO2 dan Mn(HCO)3. Pada semua air tanah
Air yang memenuhi sarat kesehatan adalah air yang bebas dari
mikroorganisme, zat atau bahan kimia, bau, rasa, dan kekeruhan. Adalah
maupun Permenkes adalah air minum tidak boleh terdapat bau dan rasa yang
tidak diinginkan. Dikatakan sehat apabila memenuhi parameter pengujian
standar baku mutu air.
1 Kekeruhan NTU 25
20
7 E. coli CFU/100ml 0
Saringan Pasir Lambat (SPL) Saringan pasir lambat adalah saringan pasir yang
mempunyai kerja mengolah air baku secara gravitasi melalui lapisan pasir sebagai media
penyaringan. Kecepatan saringan berkisar antara 0,1 – 0,4 m3 /jam. Proses penyaringan
dapat berjalan dengan baik apabila tinggi pasir penyaring minimal 70 cm, karena aktifitas
berfungsi memakan dengan menghancurkan zat organik sewaktu air mengalir lewat pasir
tersebut. Ketebalan pasir dibawahnya lagi berfungsi sebagai saringan zat kimia, karena disini
terjadi proses kimiawi. Dia meter pasir berkisar antara 0,2 – 03 mm,
Batu Kerikil (Pebbles) adalah butiran batu lebih besar dari pada pasir dan
lebih kecil daripada kerakal (kira-kira sebesar biji kacang tanah atau biji
nangka) dan Geo endapan batuan yang komponennya bulat, biasanya bercampur
dengan tanah liat dan pasir. Batu kerikil sebenarnya menunjukkan besaran butir
pasir, dapat dikategorikan sebagai batu pasir yang banyak mengandung silika.
Umumnya bertekstur halus dan berbentuk bulat terbentuk akibat dari pecahan
batu gunung yang kemudian terseret air hingga ke laut dan selama ribuan tahun
saling beradu sesamanya dan terkikis air, karena itu diperoleh di daerah pesisir
pantai. Tersedia dalam beberapa warna,ukuran dan bentuk. Fungsi kerikil untuk
filter air adalah sebagai celah agar air dapat mengalir melalui lubang bawah.
Dalam ilmu tanah, partikel pasir (sand) merupakan bagian dari suatu lapisan
sedimen lepas seperti kerikil (gravel), lanau (silt), dan lempung (clay). Pasir juga
merupakan hasil klasifikasi tanah berdasarkan ukuran butir (grain size) yang telah
ditentukan dengan analisa mekanis melalui analisa kasar (saringan); yang dalam
sistem ini bersama kerikil termasuk ke dalam tanah tidak kohesif berbutir kasar
(Smith, 1981 dalam Sarjono, 2005). Berdasarkan ukuran partikel pasir, pasir dapat
dibedakan menjadi pasir sangat kasar (very coarse sand), Pasir kasar (coarse sand),
Pasir sedang (medium sand), Pasir halus (fine sand) dan Pasir sangat halus (very fine
sand).
Tabel 1. Pengelompokan Pasir Berdasarkan Ukuran Partikel dan Kelulusan Air Bahan Perkiraan
kelulusan air
Pasir sangat kasar (very coarse 2,00 – 1,00 1.000 – 15.000 400 – 600
sand)
22
komponen, yaitu reservoir dan jaringan perpipaan. Reservoir mempunyai fungsi
penting bagi sistem penyediaan air bersih di suatu daerah. Perbedaan kapasitas pada
jaringan transmisi jaringan yang menggunakan kebutuhan maksimum per hari dengan
reservoir. Saat pemakaian air berada di bawah rata-rata, reservoir akan menampung
kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian maksimum. Fungsi dari reservoir antara
lain adalah untuk menampung air bersih yang siap didistribusikan, meratakan debit air
dalam sistem jaringan distribusi serta mengatur tekanan air dalam jaringan distribusi.
1. Elevated Reservoir Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak
diatas tanah.
2. Ground Reservoir Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak
dibawah tanah.
tersebut biasanya berupa tee yang tergolong sebagai aksesoris pipa. Aksesoris pada jaringan
perpipaan memengaruhi kehilangan air. Fungsi dari jaringan perpipaan adalah untuk
mengalirkan air dari penyedia distribusi menuju konsumen. Jaringan perpipaan terdiri dari
dalam area yang dilayani, dimulai dari reservoir ke seluruh jaringan. Pipa ini tidak dapat
dipakai untuk melayani penyadapan (tapping) ke konsumen. Jenis pipa yang digunakan harus
Pipa distribusi dipakai untuk menyadap air langsung dari pipa utama untuk
23
mengalirkan ke suato blok pelayanan. Jenis pipa yang digunakan sebaiknya memiliki kualitas
yang relatif sama dengan pipa utama. Pipa distribusi terhubung secara langsung dengan pipa
servis dan diameternya dapat ditentukan berdasarkan banyaknya pipa servis yang terhubung
Pipa servis adalah pipa yang melayani dan terhubung secara langsung dengan
konsumen. Pipa ini berhubungan dengan pipa distribusi danmengalirkan air ke konsumen
Fitting dapat berupa tee dan bend yang menghubungkan satu pipa ke pipa lain
sedangkan aksesoris yang umumnya digunakan adalah valve, enlarger dan reducer.
5. Water meter
2.6 Pipa
1996). Aliran tertutup adalah aliran yang terjadi akibat adanya perbedaan tekanan.
pada sebuah saluran tertutup. disini diartikan Aliran tertutup maka saluran yang
Pipa digunakan untuk mengalirkan air dari suatu sumber Mata air dengan
(Triatmodjo,1996).
24
Keterangan :
Q = Debit air(m3/s)
D = Diameter pipa(m)
a. Pipa HDEP
yang dihasilkan dapat menahan daya tekan yang lebih tinggi. Pipa HDEP
sebagai berikut :
Keterangan :
25
Q = Debit air(lt/s)
Manning untuk masing-masing pipa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kelebihan dan kelemhan pada pipa HDEP dapat dilihat pada tabel
berikut:
Fleksibilitas tinggi
26
2.6.2 Sambungan dan Aksesoris Pipa
pipa yang digunakan dan kondisi peletakan pipa. Katup (valve) adalah
Sambungan tipe ini mengunakan soket, artinya pipa yang satu lebih
besar dari pipa yang lain, kemudian pipa yang kecil (spigot) dimasukan
pemasangan ini dimasukan dari pipa satu ke yang lain, jadi bisa terjadi
celah diantara pipa. Hal ini dapat menyebabkan korosi, jadi untuk
jenis ini.
Gate valve dan globe valve adalah jenis valve yang sering di gunakan
27
yang umumnya digunakan 90º, 45º, 22,5º, dan11,25º.
2.6.3 KehilanganTekanan
Suatu kerugian aliran yang disebabkan oleh gesekan antara suatu aliran
𝐿 𝑉²
Hf = f. .
𝑑 2𝑔
dimana:
g = gaya gravitasi
mendadak pada pipa (akibat enlarger dan reducer), belokan pada pipa
(bend), dan bentuk sambungan (penggunaan tee). Pada pipa pendek hal
28
kehilangan tinggi tekanan minor sering diabaikan (L/D >> 1000).
Darcy-Weysbah sebagai berikut:
29
keterangan :
g = gaya gravitasi
Head ini menyatakan besarnya kerugian yang harus diatasi oleh pompa
Htot = Ha + ∆hp + h1 + V² / 2g
dimana:
g : Percepatan gravitasi9,81(m/s2).
2.7 Pompa
30
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
air dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada air yang dipindahkan dan berlangsung
tekanan antara bagian masuk dengan bagian keluar dengan kata lain, pompa
Pompa yang umum digunakan adalah pompa tipe sentrifugal, dimana pompa
terbagi menjadi dua jenis yaitu pompa yang berada di atas permukan dan
menentukan total head pompa, diantaranya yaitu friction loss pipa, friction
loss fitting, pressure drop peralatan (kolom-kolom) dan geodetic head. Untuk
dimana :
head
31
Hg= Geodetic head
32
2.7.2 Daya Pompa
P = ρ . g. Q . H / n_ . SF
Keterangan :
P = Daya pompa ( kw )
H = Head pompa ( m )
33
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan Desa Bonmuti dan Desa Bitobe yang termasuk Kecamatan Amfoang
yang merupakan bagian dari Kecamatan Takari
34
Sumber:Olahan penulis, 2021
Kegiatan Minggu
I II III IV I II III IV
Survey Lokasi
Kegiatan Lapangan
Pengolahan Data
Analisis/Penulisan
35
Laporan
1. Alat
Lem pipa
Pasir silika
Kerikil
Kabel
mur torent
36
GPS (Global Positioning System)
Meter roll
Botol sample
2. Bahan
1. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti,
1. Data primer
Data primer yaitu data yang didapat langsung dari pengujian dengan
2. Datase kunder
37
kualitas air bersih dan air minum yang ditetapkan pada Peraturan Mentri
Sumber air baku yang akan dijadikan sebagai sumber untuk diolah
menjadi air layak dikonsumsi, ditentukan berdasarkan survey terhap tata letak
digunakan untuk konsumsi. Tata letak air baku dan bak penampung dibuat
pengontrolannya.
3. Metode Penelitian
satu sumber mata air. Dalam penelitian ini menggunakan media saringan
sehingga kotoran-kotoran yang ada pada air baku tersebut bisa tertahan oleh
38
5. Diagram Alir
MULAI
Studi Literatur
Persiapan
1.Survei Lapangan
2 Persiapan Alat dan Bahan
Pengambilan
Data : 1.Kimiawi
Fisik
Biologi
Data Lengkap
39
Analisis Data
Tidak Ya
SELESAI
40
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, V.dan Sutomo, T. 2002. Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir dalam
Yogyakarta. Hal.180-184
Sutrisno, Totok .2006. Teknologi Penyediaan Air Brsih. Jakarta: Rineka Cipta.
Taweel, E. G., and G.H. Ali. 2000. Evaluation Of Roughing and Slow
Sand
Filters For Water Treatment. Water, Air and Soil Pollution 120:21-28
Yogyakarta.
Jakarta, Indonesia
41
PENGOLAHAN AIR BERSIH DILINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS
42