Oleh:
Putri Nurmalia
A020319045
i
LEMBAR PENGESAHAN
TELAH DIPERTAHANKAN DIHADAPAN DEWAN PENGUJI
DAN DITERIMA SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
KELULUSAN PROGRAM DIPLOMA
Nama : Putri Nurmalia
NIM : A020319045
Tlp / Email : 082254105905/putrynurmalia13@gmail.com
Prodi : D3 Teknik Pertambangan
Judul : Perhitungan Volume Tampung Sump pada Tambang Terbuka
(Studi kasus: PT.Jhonlin Baratama Jobsite Sungai Dua Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan
Selatan)
1. Penguji I
Nama : Rachmat Hidayatullah, S.T.,M.T
……………..
NIP : 19800125 200501 1 012 (Tanda
Tangan)
2. Penguji II
Nama : Rahma Norfaeda, S.T.,M.T ……………..
NIP : 19870922 201903 2 009 (Tanda
Tangan)
3. Penguji III
Nama : Muhammad Rizhan, S.T.,M.T ……………..
NIP : 19890119 201903 1 010 (Tanda
Tangan)
Mengetahui,
i
i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir, atas nama:
NIM : A020319045
Telah selesai diperiksa oleh Pembimbing dan sudah dapat diajukan dalam Sidang
Tugas Akhir.
Demikian surat pengesahan ini dibuat untuk dapat diketahui bersama.
Mengetahui, Mengesahkan,
Koordinator Tugas Akhir
i i
“Perhitungan Volume Tampung Sump pada Tambang Terbuka
(Studi kasus: PT Jhonlin Baratama Jobsite Sungai Dua
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan)”
Oleh: Putri Nurmalia,Pembimbing: Muhammad Rizhan, S.T.,M.T
ABSTRAK
Kegiatan penambangan PT.Jhonlin Baratama Jobsite Sungai Dua akan menghasilkan
daerah bukaan tambang pada permukaan kerja (front) penambangan, sehingga selama kegiatan
penambangan menimbulkan adanya air terutama air hujan (air limpasan) dan air tanah dalam
jumlah berlebih. Air hujan (air limpasan) tersebut akan mengalir terkumpul di dalam cekungan
atau permukaan kerja (front) penambangan. Air permukaan dan air tanah adalah sumber air
tambang yang perlu ditangani, karena bisa mengganggu jalannya kegiatan operasional
penambangan yang akhirnya mengakibatkan target produksi yang direncanakan tidak dapat
tercapai.Untuk itu, Salah satu kegiatan penting yang dilakukan pada usaha pertambangan adalah
perencanaan sistem penyaliran tambang.
Tujuan penelitian adalah untuk mengendalikan air limpasan yang masuk kebukaan
tambang agar proses penambangan tidak terganggu serta merekomendasikan volume tampung
sump yang harus disediakan untuk dapat menampung air sebelum di pompa keluar. Adapun
metode yang digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata serta curah hujan rencana dengan
periode ulang hujan dan volume air limpasan yang masuk ke sumuran serta luas sumuran yang
dibutuhkan, yaitu dengan menggunakan metode distribusi Gumbel.
Dari hasil penelitian dan hasil pengolahan data curah hujan rata-rata maksimum tahun
2012-2021 pada lokasi penelitian yaitu sebesar 102,42 mm/tahun, curah hujan rencana diambil
dengan periode ulang empat tahun sebesar 118,700 mm/hari. Dengan luasan catchment area yang
diukur menggunakan software Minescape 5,7 dengan data yang didapat139,59ha atau 1,3959
km2.= 1,40 km2 serta debit limpasan maksimum yang diestimasikan sebesar 4.107,23 m3/jam
yang akan masuk ke sump dan debit air tanah yang didapat sebesar 0,31 m 3/jam . Pompa yang
digunakan satu unit (1) dengan kapasitas 0,26 m3/s. untuk mengendalikan air limpasan yang masuk
kebukaan tambang dibutuhkan kapasitas sumuran sebagai tempat penampungan sementara sebesar
22.892,68 m3.
Kata kunci: Front, Air limpasan, catchment area, Air Tanah, Pompa, Sump.
i i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan Rahmat-Nya, Penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
dengan judul “Perhitungan Volume Tampung Sump padaTambang Terbuka di
PT.Jhonlin Baratama Jobsite Sungai Dua Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan” tepat pada waktunya, dan tidak lupa
di ucapkan kepada pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir,yaitu:
1. Bapak Joni Riadi, S.S.T., M.T, selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin,
2. Bapak Dr.Reza Adhi Fajar, S.T., M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil dan
Kebumian Politeknik Negeri Banjarmasin,
3. Ibu Dessy Lestari Saptarini, M.Eng, selaku Ketua Program Studi Diploma 3
Teknik Pertambangan Politeknik Negeri Banjarmasin,
4. Bapak Muhammad Rizhan. S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir,
5. Bapak Midhan Kurniadi. A.Md, selaku Pembimbing Lapangan dari divisi
Mine Plan Engineer PT Jhonlin Baratama Jobsite Sungai Dua,
6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi.
7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penyusunan laporan Tugas Akhir ini tidak luput dari kekurangan karena
keterbatasan, pengetahuan dan kemampuan. Untuk itu penulis selalu terbuka
menerima saran dan kritikan dari pembaca yang dapat berguna untuk lebih
menyempurnakan laporan ini (Email :@putrynurmalia13@gmail.com). Semoga
laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat serta menambah ilmu pengetahuan bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
Banjarmasin, Agustus 2022
Putri Nurmalia
A020319045
i v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN............................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................. v
DAFTAR ISI........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................... x
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN...............................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat........................................................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah............................................................................................. 3
v
2.4.6 Air Limpasan......................................................................................... 13
2.4.7 Sumuran (Sump).................................................................................... 14
2.4.8 Pompa....................................................................................................... 14
2.4.9 Pipa............................................................................................................ 16
v
4.3.5 Luasan Total Catchment Area............................................................... 36
4.3.6 Air Limpasan......................................................................................... 36
4.3.7 Head Pompa........................................................................................... 37
4.3.8 Perhitungan Debit Pompa Aktual.......................................................... 40
4.3.9 Perhitungan Kemampuan Pompa (Q outflow)....................................... 40
4.3.10 Perhitungan debit limpasan (Q inflow)............................................... 41
4.3.11 Perhitungan debit Air Tanah............................................................... 41
4.3.12 Lama Waktu Pemompaan................................................................... 41
4.3.13 Perhitungan Volume Tampung Sump................................................. 42
4.4 Pembahasan.................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 46
LAMPIRAN........................................................................................................... 47
v
DAFTAR GAMBAR
vi i
DAFTAR TABEL
ix x
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Spesifikasi Pompa............................................................................................47
Lembar Asistensi Tugas Akhir........................................................................51
xi x
BAB I
PENDAHULUAN
1 1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah pada laporan Tugas
Akhir ini adalah:
1. Berapa jumlah debit limpasan dan debit air tanah yang masuk ke dalam
PT. Jhonlin Baratama?
2. Berapa jumlah debit outlet pompa yang dihasilkan dari pompa yang
dimiliki PT. Jhonlin Baratama?
3. Berapa kapasitas head pompa yang digunakan oleh PT. Jhonlin
Baratama untuk dapat mengalirkan air keluar dari pit?
4. Berapa total volume sump yang dibutuhkan untuk perencanaan
pembuatan sump?
1.3 Tujuan
Tujuan dari adanya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jumlah total debit air limpasan dan debit air tanah yang
masuk ke dalam PT.Jhonlin Baratama
2. Mengetahui debit outlet total pompa yang dihasilkan dari pompa yang
dimiliki oleh PT. Jhonlin Baratama.
3. Mengetahui besar kapasitas head pompa yang digunakan oleh PT.
Jhonlin Baraatma untuk dapat mengalirkan air keluar dari pit.
4. Mengetahui total volume sump yang dibutuhkan untuk perencanaan
pembuatan sump.
1.4 Manfaat
Manfaat adanya kegiatan penelitian ini adalah:
1. Sebagai referensi bagi penenlitian yang memiliki topik yang sama.
2. Memberikan usulan sistem penyaliran tambang yang sesuai dengan
permasalahan yang ada yaitu memberikan rekomendasi volume tampung
sump.
3. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan pada bidang ini agar dapat
diterapkan di lapangan saat bekerja nanti.
2
4. Sebagai penerapan ilmu pertambangan yang didapatkan di perkuliahan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4 4
Air yang masuk kepermuukaan tanah selanjutnya akan mengalami
kelembaban. Apabila kelembaban tanah sudah cukup maka akan bergerak secara
horizontal dan pada tempat tertentu akan keluar kembali kepermukaan tanah dan
mengalir ke sungai, air hujan yang masuk kedalam tanah tersebut akan bergerak
masuk ke tanah yang lebih dalam dan menjadi bagian dari air tanah.
Air hujan yang tidak masuk kedalam permukaan tanah dan mengalir di
permukaan disebut air limpasan permukaan. Air yang tidak masuk kepermukaan
tanah ini kemudian mengalir ke sungai atau danau yang secara otomatis akan
menambah debit air sungai. Air sungai mungkin menguap secara langsung ke
lapisan atmosfer atau mengalir kembali ke dalam laut dan selanjutnya menguap,
kemudian air ini kembali pada permukaan bumi sebagai presipitasi.
Dalam sirkulasi air (water circulation), tidak dapat terlepas dari hubungan
antara air masuk(inflow) dan air keluar (outflow) atau disebut dengan
keseimbangan air (water balance).
ℎ 𝐿1 − 𝐿2
[ 2]
Q = ………………………………………………….(2.1)
∆t
Keterangan:
Q = Debit Air Tanah(m3/jam)
5
t = Waktu Pengamatan
(jam) ħ= KenaikanPermukaan
L1 = Luas Permukaan Air Diawal pengukuran
(m2) L2 =Luas Permukaan Air Diakhir pengukuran
(m2)
1. Siemens Method
Pada tiap Bench dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor yang di
beri pipa dan disetiap bagian bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang. Bagian
ujung pipa masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air tanah terkumpul pada
bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah
penambangan.
6
Sumber : Awang Suwandhi, 2004
Gambar 2.2 Siemen Method
7
Sumber : Nurhakim, 2005
Gambar 2.4 Metode Elektro osmosis
8
1. Sistem Paritan.
Merupakan metode penyaliran yang paling banyak digunakan pada
kegiatan penambagan. Paritan berfungsi sebagai tempat untuk menampung
sementara serta mengalirkan air limpasan, sehingga tidak mengganggu
kegiatan penambangan.
9
3. Sistem Adit
Cara ini biasanya dipakai pada tambang terbuka yang mempunyai
banyak bench. Saluran horisontal yang di buat dari tempat kerja menembus ke
shaft yang di buat disisi bukit untuk pembuangan air yang masuk ke dalam
lokasi penambangan. Karena biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan
shaft mahal ,maka cara ini jarang di gunakan .
1
Persamaan Gumbel adalah sebagai berikut:
Xr X x (Yr Yn)
………………………………………(2.2)
n
Keterangan :
Xr = hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)
XT = 𝑋̅ + Sd. K
……………………………………………..…………(2.3)
XT = curah hujan rencana
1
memiliki kemungkinan akan terjadi sekali dalam suatu jangka waktu tertentu
(Gautama, 1999).
𝑇𝑖
1
Pr = −1 (−1() ………………………………………………….(2.4)
𝑇𝑟
Keterangan:
Pr = Resiko Hidrologi
(%) Tr = Periode Ulang
TI = Umur Tambang (Tahun)
Xt
I 24 23.................................................. (2.5)
x
24 t
1
Tabel 2.2 Derajat dan Intensitas Hujan
Intensitas hujan
Derajat hujan Kondisi
(mm/jam)
Hujan sangat
<1 Tanah agak basah atau di basahi sedikit
ringan
C = koefisian limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah limpasan (penadah hujan), km2
1
2.4.7 Sumuran (Sump)
Sumuran merupakan kolam penampungan atau kolam yang berfungsi
sebagai tempat berkumpulnya air dan tempat untuk menampung air sebelum air
tersebut dipompa keluar. Selain sebagai tempat penampungan, kolam ini juga
dapat berfungsi sebagai tempat mengendapkan lumpur. Berdasarkan tempatya,
kolam penampungan ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis di antaranya:
a. Travelling sump
Sump ini dibuat pada daerah lokasi tambang.Tujuan dibuat sump ini adalah
untuk menanggulangi air permukaan. Penggunaan sump ini relatif singkat
dikarenakan sump ini mengikuti arah kemajuan tambang.
b. Sump Jenjang
Penempatan kolam penampungan ini biasanya ada pada jenjang tambang dan
biasanya dibagian lereng tepi tambang. Sump ini disebut sebagai sump
permanen karena dibuat untuk jangka waktu yang cukup lama.
c. Main Sump
Pada umumnya sump ini dibuat pada elevasi terendah dari dasar front tambang
(mine out).
2.4.8 Pompa
Pompa berfungsi untuk mengeluarkan air dari tambang ke luar lokasi
penambangan .Dalam kegiatan ini dikenal dengan sebutan (head), yaitu energi
yang digunakan untuk mengalirkan air. Semakin besar debit air yang dipompa,
maka head juga akan semakin besar. (Sularso,H.T,1991)
Sehingga head total pompa dapat dituliskan sebagai berikut :
1
hs h2 …………...…………...........……………………………….(2.8)
h1
b. Head Friction (hf)
Head Friction adalah head berkurang karena adanya gesekan air yang terkena
pipa karena adanya pengaruh kekasaran dari dinding pipa, yang dihitung
berdasarkan :
d. Head Velocity
2
Hv = 𝑉 .......................................................................................(2.11)
2𝑔
e. Lamda
0,0005
λ = 0,2 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑖𝑝𝑎 ...........................................................(2.12)
e. Head Belokan
v2
hf 2 f ……………………………………………………( 2.13)
2g
Keterangan:
h1 = Elevasi sisi isap (m)
h2 = Elevasi sisi keluar
(m)
Q = Debit air limpasan (m3/detik)
V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
f = Koefisien kerugian katup pipa
g = kecepatan gravitasi bumi (m/detik)
1
Tabel 2.3Koefisien Kekasaran Beberapa Jenis Pipa
Polyethylene 0,06
2.4.9 Pipa
Pipa adalah suatu alat yang dipakai untuk menyalurkan air dengan bantuan
pompa. Banyaknya pipa dapat mengeluarkan air tergantung dari luas penampang
pipa tersebut dan kecepatan alirannya.
Pipa HDPE (High Dencity Polyethylene) merupakan pipa yang banyak
digunakan di tambang- tambang karena menekan biaya produksi, efektif di atas
tanah, dikubur ataupun dalam air, perawatannya rendah, pipa sangat kuat dan
tahan lama, tidak berkarat dan anti rembes.
Kecepatan aliran pipa dapat diketahui apabila diketahui debit air yang
dikeluarkan per satuan waktu dan luas penampang dari pipa yaitu dengan rumus :
1
Q=vxA …………………………………………………………..(2.10)
Dimana :
Q = Debit Air (m3/dtk)
v = Kecepatan Alir (m/dtk)
A = Luas Penampang Pipa (m2)
1
BAB III
METODE PENELITIAN
18 1
3.1.1 Keadaan Geologi Daerah
Secara regional PT.Jhonlin Baratama termasuk dalam cekungan Barito
formasi Warukin. Cekungan Barito terdiri dari empat buah Formasi dengan urut-
urutan stratigrafi dari tua ke muda sebagai berikut:
1. Formasi Tanjung
Merupakan perselingan batupasir kuarsa, batulempung dan konglomerat.
Formasi ini memiliki ketebalan sekitar 900 meter dan berumur Eosen
Hubungannya tidak selaras dengan batuan dasar Pra-Tersier.
2. Formasi Berai
Setempat ditemukan perselingan batugamping, batulempung dan
napal.Formasi ini memiliki ketebalan hingga 1075 meter dan berumur oligosen
sampai Miosen awal.Hubungannya selaras dengan Formasi Tanjung yang
terletak di bawahnya.
3. Formasi Warukin
Merupakan perselingan batupasir kuarsa dan batu lempung dengan sisipan
batubara, Setempat ditemukan sisipan batu gamping. Formasi ini memiliki
ketebalan sekitar 2400 meter dan berumur Miosen tengah sampai Miosen
akhir.Hubungannya selaras dengan Formasi Berai yang terletak dibawahnya.
4. Formasi Dahor
Merupakan perselingan batupasir dan konglomerat yang tidak kompak.
Setempat ditemukan batulempung lunak, lignit dan limonit. Formasi ini
dengan ketebalan sekitar 840 meter dan berumur Miosen akhir sampai Pliosen.
Hubungannya tidak selaras dengan Formasi Warukin yang terletak
dibawahnya dan tidak selaras dengan endapan alluvial yang terdapat di bagian
atasnya.
1
.
2
3.1.2 Keadaan Sosial Dan Budaya
Penduduk yang tinggal maupun yang bekerja di PT.Jhonlin Baratama
kebanyakan masyarakat transmigran, yaitu suku Jawa dan Sulawesi dan juga suku
asli yaitu suku Banjar.
Mayoritas kepercayaan yang dianut yaitu agama Islam, terlihat banyaknya
masjid dan mushola.
4.1.3 Keadaan Iklim
Seperti pada daerah lain di Indonesia,daerah PT.Jhonlin Baratama juga
mempunyai iklim tropis, dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Kondisi curah hujan digambarkan dalam curah hujan. Berikut adalah
tabel curah hujan PT. Jhonlin selama 10 tahun mulai 2012-2021.
2
2
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Studi Literatur
Yaitu dilakukan guna mendapatkan data untuk menjadi referensi dan
pelengkap dalam melakukan pengolahan data nantinya . untuk mendapatkan data
ini bisa dari arsip perusahaan, internet maupun lainnya.
3.2.3 Wawancara
Hal ini dilakukan seperti tanya jawab dengan pimpinan atau staf yang
dapat memberikan informasi dan data yang diperlukan penulis dalam menyusun
Tugas Akhir.
2
3.3 Diagram Alir Penulisan Tugas Akhir
Adapun sebagai gambaran secara singkat dari Penelitian ini dapat dilihat dari
diagram alir di bawah. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap
pertama adalah menentukan latar belakang permasalahan yang ditemui di lokasi
penelitian, selanjutnya mengumpulkan data primer dan data sekunder, kemudian
dilakukan pengolahan dari data sehingga dibuat kesimpulan dan dari penelitian
tersebut dapat memberikan saran tehadap hasil analisis yang sudah dilakukan.
Adapun diagram alir kegiatan Tugas Akhir yang dilakukan oleh penyusun adalah
sebagai berikut:
2
MULAI
Latar Belakang
PENGOLAHAN DATA
Menghitung debit air limpasan dan debit air tanah
Menghitung besar debit pompa
Menghitung kapasitas head pompa
Menghitung volume sump yang harus direncanakan
SELESAI
2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
26 2
Department PT.Jhonlin Baratama Pengukuran curah hujan berfungsi untuk
mengetahui berapa banyak jumlah air yang masuk ke dalam lokasi penambangan.
Pengukuran curah hujan menggunakan tabung ukur ini biasanya diambil
langsng oleh tim environment setiap jam 7 pagi. Posisi tabung ukur curah hujan
berada di dekat daerah lokasi penambangan yang tidak tertutup oleh apapun.
Tabung yang digunakan dalam pengecekan curah hujan tersebut memiliki satuan
millimeter (mm).
2
Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2022
Gambar 4.3 Alat Total Station
2
4.2.4 Pengamatan Pipa
PT.Jhonlin Baratama Jobsite Sungai Dua dalam sistem penyalirannya
menggunakan pipa HDPE (High Dencity Polyethylene) dengan ukuran diameter
pipa 10 inch atau 25,4cm.
2
4.2.6 Pengamatan Debit Air Tanah
Pengamatan besarnya debit air tanah pada tambang PT. Jhonlin Baratama
jobsite Sungai Dua dimulai dengan membuat alat ukur kenaikan air tanah dengan
menggunakan paralon yang di beri meteran kemudian pastikan pompa dalam
keadaan tidak running atau sedang tidak melakukan pemompaan setelah itu alat
tersebut ditancapkan ke sump dan lalu diukur elevasi air sump awal. Setelah
beberapa jam kemudian di cek atau diukur kembali. Dari situlah didapatkan beda
tinggi elevasi air sebelum dan sesudah.
3
Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2022
Gambar 4.8 Alat Flowmater
3
mengetahui ditahun berapa curah hujan tertinggi (maksimum) selama sepuluh
tahun tersebut. Selanjutnya data tersebut dihitung degan menggunakan metode
annual series pada tabel dibawah ini.
CH Max - X (X - (Yn -
No. Tahun (mm/hari) Xbar)^2 m Yn Ynbar Ynbar)^2 Sd Sn
1 2012 91,60 116,96 7 -0,01153 0,50 0,26
2 2013 92,50 98,31 8 -0,26181 0,50 0,57
3 2014 99,00 11,66 10 -0,87459 0,50 1,88
4 2015 79,00 548,26 4 0,794106 0,50 0,09
5 2016 79,05 545,92 5 0,500651 0,00 0,25
6 2017 78,00 596,09 3 1,144278 0,50 0,42
7 2018 140,50 1450,47 1 2,350619 0,50 3,44
21,68 0,97
8 2019 125,00 510,08 6 0,237677 0,50 0,07
9 2020 109,00 43,36 9 -0,53342 0,00 0,28
10 2021 130,50 788,77 2 1,60609 0,50 1,23
Jumlah 1024,15 4709,89 4,95 8,49
Rata-Rata 102,42 8,49
Data tersebut diperoleh dengan cara :
X = Rata-rata curah hujan maksimum/tahun
(xi – x)2 = (91,60 – 102,42)2
= (-10.82)2
=116,96
M = Peringkat/ Rangking Data
Yn = Reduced Mean
Yn = -In (-In (𝑛+1)−𝑚 /n+1 )
= -In (-In (10+1)−7/10+1 )
= -0,01153
Yn bar = Rata-rata Yn
(Yn-Ynbar)2 = (-0.01153- 0,50)2
= (-0,51153)2
=0,26
Sd = Standar Deviasi
Sd = √Σ(𝑥𝑖− 𝑥̅)2/𝑛−1
3
=√4709,89/10−1
= √ 4709,89/9
=21,68
Sn = Reduced Standard Deviation
Sn = √Σ(𝑌− 𝑌𝑛̅̅)̅ 2/n-1
= √8,49 /10-1
= √8,49/9
=0,97
3
Xt = Curah Hujan
Rencana Xt = 𝑋̅ + Sd. K
= 102,42 + (0,75 x 21,68)
= 102,42 + 16.26
= 118,700 mm/hari
Berdasarkan perhitungan besar curah hujan rencana untuk PUH selama 4 tahun
sebesar 118,70 mm/hari.
Pt = −1 (−1( 1 𝑇𝑖
)
𝑇𝑟
Pt = 1-(1-1/4) 10 x 100 %
= 1-(1- 0,25)10 x 100 %
= 94.36864853 %
= (94%)
Dari hasil perhitungan diatas di dapatkan resiko hidrologi sebesar 94% dan dapat
di lihat pada tabel di bawab ini:
Tabel 4.3 Perhitungan Resiko Hidrologi
Umur tambang PUH Resiko Hidrologi
( tahun) (%)
10 1 100
10 2 99.90234375
10 3 98.26584707
10 4 94.36864853
10 5 89.26258176
10 6 83.84944171
10 7 78.59416844
10 8 73.69244238
10 9 69.20538523
10 10 65.13215599
3
4.3.4 Intensitas Curah Hujan
Untuk menentukan intensitas hujan digunakan rumus Mononobe yaitu:
Intensitas Curah Hujan (I):
Xt 2
I 24 3
x
24 t
Ket:
I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
Xt = Curah hujan periode ulang (mm)
T = Lamanya Curah Hujan ( jam)
118.700 2
I x 24 3
24 5,53
I = 11,76 mm/jam
3
4.3.5 Luasan Total Catchment Area
Catchment area pada PT.Jhonlin Baratama Jobsite Sungai Dua diolah
menggunakan aplikasi software Minescape 5.7 (garis berwarna ungu) dengan
luasan yang didapat 139,59 ha atau 1.395 km2
DTH
3
4.3.7 Head Pompa
Perhitungan Head atau julang dengan, mengacu spesifikasi pompa yang
digunakan, Head Loss, besarnya sesuai dengan pipa yang digunakan.
Rumus menghitung Head (Julang):
Elevasi Outlet = 26 m
Elevasi Inlet = - 29 m
Panjang pipa (L) = 416 m
Pipa yang digunakan =HDPE 12 inch (polyethylene)
𝑄
Kecepatan pada pipa (V) =
𝐴
0,26 𝑚3/s
= 𝜋.(𝑟)2
0,26 𝑚3/𝑠
= 3,14 (
12,7)2
0,26 𝑚3/𝑠
= 0.05 𝑚2
= 5,2 m/s
2
Head velocity (Hv) = 𝑉
2 𝑔
5,2
= 2 (9,8)
= 1,38 m
3
0,0005
Lamda ( λ) = 0,2 +
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑖𝑝𝑎
0,0005
=0,2 + 161 cm2
= 0,20
Hf Katup hisap 2
= hf 2 f v
2g
27,04
= 0,06 19,6
= 0,082 m
Head Total (H) = Hs+ Hv + Hf Out + Hf in + Hf katup hisap
= 55m + 1,38 m + 0,25 + 0,25 + 0,082
= 57 m
Elv 26
57 m
Elv -29
3
(Sumber :Department Engineering PT.Jhonlin Baratama 2022)
Gambar 4.13 Grafik Pompa DND-500HX
Berdasarkan perhitungan Total Head pompa dan grafik pompa DND 200-
5HX maka dapat ditentukan debit pompa Head Total 57 m dengan RPM 1100
dan efisiensi pompa 77% didapatkan debit 1100 m3/detik.
3
4.3.8 Perhitungan Debit Pompa Aktual
Dalam pengukuran debit pompa aktual di lapangan yaitu menggunakan
alat yang bernama flowmater didapat data kemudian di lakukan perhitungan:
V= 5.2 m/s
r = 5 Inch = 12.7cm
A = π X r2
= 3,14 x 12.72
= 3,14 x 161cm2
= 505 cm2
= 0,05 m2
Q=VxA
= 5.2 m/s x 0.05 m2
= 0,26 m3/s
= 15,6 m3/menit
= 936 m3/jam
Berdasarkan hasil pengukuran kemudian dilakukan perhitungan maka debit
pompa aktual sebesar 0,26 m3/s atau 936 m3/jam
4
Debit atau kemampuan pompa untuk meniriskan air dalam 1 hari adalah sebesar
21.528 m3/hari.
h(L1 L2 / 2)
Q t
L1 = 949.342
L2 = 949.345
H = 0,0005 m
t = 1,5 jam (90 menit)
0.0005(949.342 949.345 / 2)
Q 1.5
Q = 7,68 m3/hari
Debit air tanah yang masuk kedalam pit PT.Jhonlin Baratama sebesar 7,68 m3/
hari
4
1.1.Waktu yang diperlukan pompa untuk mengeringkan sump yaitu
1,4 hari
4.3.13 Perhitungan Volume Tampung Sump
Perhitungan selisih antara debit air limpasan (Qpit) dengan debit
pemompaan (Qp) adalah sebagai berikut :
Q1 H 2
Qp
H1
Qp 0.26m3 / det
ik = 0,4 m3/detik
55,25meter
130meter
Maka rekomendasi volume sump untuk mengatasi debit air yang masuk
(Qpit) adalah sebagai berikut Dengan rumus volume limas terpancung maka
dapat dirancang dimensi sumpsebagai berikut:
Panjang atas = 78m
Lebar atas = 65m
Panjang bawah = 70m
Lebar bawah = 60m
4
Kedalaman =5m
Rancangan rekomendasi volume sumuran:
1
V = 𝑥 h (L. Atas + L. Bawah + (√(𝐿. 𝑎𝑡𝑎𝑠𝑥𝐿. 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ ) )
3
= 1
𝑥 8 (3.339 + 2.475 + 3.339 2.475
3
= 23.183,82 m3
jadi, rekomendasi volume tampung sump yang diberikan sebesar 23.183,82 m3
70 M
78 M
4.4 Pembahasan
Penelitian di PT.Jhonlin Baratama Jobsite Sungai Dua diketahui bahwa
sumber air utama yang masuk kedalam area penambangan adalah air hujan dan
adanya potensi air tanah pada sump. Besarnya debit air limpasan yang masuk ke
lokasi penambangan ini sangat berpengaruh besar terhadap proses penambangan
4
Oleh karena itu diperlukan volume tampung sump yang mencukupi untuk
menampung air sementara dan untuk menangani air tambang ini dengan cara
mengeluarkan air yang masuk dengan cara pemompaan dan sebelum di pompa
keluar air ini terlebih dahulu di tampung di sebuah sumuran (sump).
Hasil perhitungan curah hujan 2012-2021 didapatkan curah hujan rencana
118.70 mm/hari dan resiko hidrologi sebesar 94.%. Artinya bahwa kemungkinan
turunnya hujan sebesar 118.700 mm/hari adalah 94.% dengan intensitas curah
hujan 11,76 mm/jam dengan luas total daerah tangkapan hujan sebesar.1,4 km 2.
Maka setelah melakukan penelitian dengan pengambilan data langsung serta
pengolahan data, didapat debit air tanah sebesar 7,68 m3/hari, air limpasan sebesar
22.925 m3/hari dengan kemampuan pompa mengeluarkan air sebesar 21.258
m3/hari. Dengan demikian waktu yang dibutuhkan 1 buah pompa yang ada untuk
mengeringkan air pada kolam penampungan atau sump yaitu sebesar 1,4 hari.
Pada dasarnya Kondisi actual dilapangan pada daerah penelitian memiliki 2
buah pompa namun pompa prioritas hanya 1 dan pompa satunya hanya sebagai
pompa support maksudnya pompa ini digunakan apabila situasi atau kondisi
memungkinkan untuk digunakan 2 pompa seperti misalnya ketika air dalam sump
belum kering hujan kembali turun . untuk mengatasi hal itu maka pompa support
tadi digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pemompaan. Maka rangkaian
ini menunjukkan rangkaian dewatering pump pada sump jenis single stage. Jenis
pompa yang digunakan adalah pompa DND -500HX dengan total Head 57 m
dengan debit aktual 0.26 m3/s atau 936 m3/jam. Adapun jenis pipa yang digunakan
adalah pipa HDPE, pipa jenis ini merupakan pipa yang lentur sehingga bisa
mengikuti kontur daerah penambangan. Berdasarkan perhitungan debit pompa
dan intensitas hujan PUH 4 tahun, Volume tampung sump yang harus disediakan
adalah 22.892 m3.
4
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Curah Hujan rencana PUH 4 tahun adaalah 118.700 mm/hari dengan
Intensitas hujan 11.76 mm/jam dan Luas daerah Tangkapan Hujan 1,40
km2, dengan debit limpasan sebesar 1,15 m3 /detik .
2. Total jumlah debit air tanah yang masuk kedalam PT Jhonlin Baratama
adalah 7.68 m3/hari, dan debit air limpasannya adalah 1.15 m3/detik
3. Head total pompa DND 200-5HX adalah 55.25 m dengan debit aktual 936
m3/jam dengan debit aktual 936 m3/jam
4. Berdasarkan simulasi perhitungan debit pompa dan intensitas hujan PUH
4 tahun, Volume tampung sump yang harus disediakan adalah 22.892,68
m3.
5.2 Saran
1. Sebaiknya lebih mengoptimalkan pompa yang ada guna mengurangi
lamanya waktu pengeringan sump .
2. Sebaiknya, dilakukan maintenance pada lantai front tambang untuk
mengurangi terjadinya genangan air.
3. Seharusnya dibutkan saluran terbuka pada timur pit (disposal area) guna
mengurangi besar luasan cathment area .
4. Hendaknya Semua bagian pada sistem penyaliran tambang selalu
dirawatguna mendapatkan hasil yang maksimal dan tepat guna.
5. Sebaiknya untuk mengukur debit air tanah menggunakan alat yang lebih
memadai.
4 4
DAFTAR PUSTAKA
A Tahara haruo, Sularsa ,1991, pompa dan kompresor, Edisi IX, swadaya, Jakarta.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press.
Bachtiar, A. 2006. Geologi Pulau Kalimantan. Bandung. Institut Teknologi
Bandung.
Budiarto , 1997, Sistem Penirisan Tambang, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran, Yogyakarta.
Endriantho, M. 2013. Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Terbuka
Batubara, Geosains. Makassar. Universitas Hasanuddin.
Gautama, R, S. 1999. Sistem Penyaliran Tambang. Bandung. Institut Teknologi
Bandung.
Heryanto, R. 2010. Geologi Cekungan Barito. Bandung: Badan Geologi
Kementrian Energi Sumber Daya Mineral.
Irwandy, A. 2005. Perencanaan Tambang. Bandung. Institut Teknologi Bandung.
Soemarto ,C.D., 1995. Hidroogi Teknik . Penerit Erlangga, Jakarta.
Sosrodarsono, 1993. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Suripin, 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi
Offset.
Suwandhi, A. 2004. Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang, Diklat
Perencanaan Tambang Terbuka. Bandung. Universitas Islam Bandung.
Todd ,D.K .1980. Groundwater hydrology.2 nd Edition .New York: Jhon wiley &
Sons ,USA
Triatmodjo , Bambang . 1996 . Hidrolika 1.Beta offset, Yogyakarta.
4 4
LAMPIRAN 1
Spesifikasi pompa
47
CamScann
CamScann
CamScann
CamScann
CamScann
CamScann
CamScann
CamScann