Disusun Oleh:
NIM A030317005
i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN
NIM : A030317005
Telah selesai diperiksa oleh Pembimbing dan sudah dapat diajukan dalam Sidang
Tugas Akhir.
Mengesahkan,
Mengetahui,
Ketua Panitia
ii
PEMODELAN ELEVASI DIGITAL LAHAN TAMBAK UNTUK
MENDUKUNG PENENTUAN TITIK PINTU AIR
ABSTRAK
Survei topografi adalah suatu metode unutk menetukan posisi tanda-tanda buatan manusia dan
alamiah dipermukaan tanah. Pengukuran topografi dilakukan dengan metode tachymetry
mencakup objek yang dibentuk oleh alam dan buatan manusia. Lokasi penelitian untuk tugas akhir
ini dilakukan di kabupaten Tanah Bumbu tepat nya terletak di Desa Sepunggur . Metode DEM
dapat dipakai sebagai model, analisis, representasi fenomena yang berhubungan dengan topografi
untuk menentukan beda tinggi permukaan. DIGITAL Elevation Model (DEM) adalah gambaran
model relief rupa bumi tiga dimensi (3D) yang menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata
(realworld) divisualisasikan dengan bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual
reality]. DEM memberikan informasi hanya tentang elevasi,sedangkan Digital Terrain Model
memberikan informasi tentang elevasi morfologi dan layer permukaan.
Oleh karena itu perlu analis dan pemetaan untuk mengetahui letak titik pintu air di Kawasan
Perikanan di Desa Sepunggur. Maka dari itu dibutuhkan pemodelan elevasi digital untuk
melaksanakannya di Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan. Belum memiliki letak titik pintu air disebabkan oleh kondisi infrastruktur
yang kurang mendukung terutama terkait ketersediaan sumber air yang sesuai kriteria teknis
budidaya karena kondisi jaringan irigasi yang kurang memadai sehingga tidak dapat mensuplai
kebutuhan air untuk kegiatan perikanan budidaya yang berimplikasi terhadap rendahnya
produktivitas kawasan perikanan budidaya, digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
pasang surut yang diambil di lokasi penelitian dan data sekunder pasang surut Sungai Sepunggur.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus yaitu bertujuan untuk
menjelaskan objek yang di teliti sekaligus menjelaskan objek yang di teliti tersebut bisa terjadi.
Pengolahan data pasut Pengumpulan data dan informasi, terutama data untuk perhitungan
hidrologi sangat diperlukan dalam analisis penentuan debit banjir rancangan yang selanjutnya
dipergunakan sebagai dasar rancangan suatu bangunan air. Semakin banyak data yang terkumpul,
semakin menghemat biaya dan waktu sehingga kegiatan analisis Pengumpulan data sekunder yang
meliputi
Pengumpulan/inventarisasi data curah hujan selama 10 tahun terakhir dari stasiun pengamat dan
stasiun lainya (apabila ada). Data curah hujan yang dikumpulkan adalah curah hujan harian, curah
hujan bulanan, jumlah hari hujan.
penelitian tugas akhir ini yaitu Pemodelan Elevasi Digital untuk mendukung penentuan titik
pintu air dihasilkan model 3 dimensi sesuai kondisi sebenarnya dilapangan, kemudian dari model 3
dimensi ini diproses menggunakan bantuan software Global Mapper, Surfer, dan Autocad Land
Desktop agar didapat nilai volume daerah Tambak dan Relief konturnya agar dapat menentukan
posisi Titik Pintu Air di Kecamatan Kusan Hilir Desa sepunggur Kabupaten Tanah Bumbu.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat hidayah
dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul
“Pemodelan Elevasi Digital Lahan Tambak Untuk Mendukung Penentuan
Titik Pintu Air” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program
Studi DIII Teknik Geodesi pada Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Banjarmasin.
1. Bapak Dr. Reza Adhi Fajar, ST.,MT selaku ketua jurusan Teknik Sipil.
2. Bapak Faris Ade Irawan, ST.,M.Sc selaku ketua Program Studi Diploma III
Teknik Geodesi dan juga selaku panitia Tugas Akhir ini.
3. Bapak Adriani Muchlis, ST.,MT, selaku ketua panitia Tugas Akhir.
4. Bapak Ferry Sobatnu, ST.,MT, selaku Dosen Pembimbing I
5. Bapak Adib Muhammad Shodiq, ST.,M.Eng selaku Dosen Pembimbing II
6. Keluarga dan semua pihak yang ikut serta membantu baik secara moril
maupun secara materil yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak dapat
kekurangan, untuk itu diharapkan adanya masukan saran dan kritik yang sifatnya
membangun, demi kesempurnaan pembuatan Tugas Akhir ini. Akhir nya penulis
berharap semoga tulisan ini berguna bagi pembaca, khususnya Program Studi
Teknik Geodesi, serta berguna pada bidang pendidikan baik untuk saat ini
maupun waktu yang akan datang.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................viii
1.3 Tujuan...................................................................................2
1.4 Manfaat.................................................................................3
vi
2.2.1 Teori pasang surut……………………………………6
2.5 Surfer.....................................................................................9
2.5.1 Overlay........................................................................11
3.2.1 Data................................................................................17
3.2.2 Peralatan........................................................................17
vii
4.3 Impor Point Autocad Land Desktop.....................................24
4.7 Watersheed............................................................................28
BAB V PENUTUP..................................................................................41
LAMPIRAN .....................................................................................................35
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Hasil pembuatan garis kontur di Autocad Land Desktop 2009
.............................................................................................................................25
ix
Gambar 4.12 Hasil penentuan titik pintu air.......................................................31
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran D Data Pasang Surut A.........................................................................68
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Permukaan bumi yang tidak rata membuat para pengguna SIG (Sistem
Informasi Geografis) ingin memodelkan berbagai macam pemodelan permukaan
bumi.Pembuat peta memikirkan secara serius untuk memetakan permukaan bumi
seperti pembuatan kontur, hill shading dan visualisasi tiga dimensi (Chang, 2008).
Sebelum adanya komputer para pembuat peta menggunakan titik tinggi untuk
mengetahui ketinggian suatu tempat. Titik ketinggian sebagai data tersebut
dihubungkan dengan metode triangulasi untuk mempermudah pembacaan peta.
Seiring perkembangannya model elevasi berubah menjadi bentuk elevasi digital
Model DEM (Digital Elevation Model) atau model elevasi medan.
Digital Elevation Model (DEM) merupakan salah satu bentuk untuk
menggambarkan topografi permukaan bumi sehingga dapat divisualisasikan
kedalam tampilan 3D (tiga dimensi). Salah satu cara untuk memperoleh data
DEM saat ini adalah dengan pemanfaatan teknologi Penginderaan Jauh (Remote
Sensing) seperti contohnya; Inter- ferometry SAR (Synthetic Aperture Radar)
merupakan salah satu algoritma untuk mem- buat DEM yang relative baru. Data
citra SAR atau citra radar yang digunakan dalamproses interferometri dapat
diperoleh dari wahana satelit SRTM (Shuttle Radar Topo- graphic Mission)
merupakan misi untuk membuat data topografi (DEM).
Metode DEM ini dapat dipakai sebagai model, analisis, representasi fenomena
yang berhubungan dengan topografi atau permukaan lain. Penggunaan DEM
dalam proses analisis limpasan permukaan akan membantu ketelitian dalam
mengidentifikasikan kemiring- an lahan, arah aliran, akumulasi aliran,
panjang lintasan aliran dan penentuan daerah pengaliran.
Pengelolaan lahan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas lahan
termasuk lahan budidaya tambak dengan penggunaan masukan yang seminimum
mungkin dan tidak menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan. Kawasan
Perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu” terletak di Desa Sepunggur Kecamatan
Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Belum
1
memiliki letak titik pintu air disebabkan oleh kondisi infrastruktur yang kurang
mendukung terutama terkait ketersediaan sumber air yang sesuai kriteria teknis
budidaya karena kondisi jaringan irigasi yang kurang memadai sehingga tidak
dapat mensuplai kebutuhan air untuk kegiatan perikanan budidaya yang
berimplikasi terhadap rendahnya produktivitas kawasan perikanan budidaya. Oleh
karena itu perlu analis dan pemetaan untuk mengetahui letak titik pintu air di
Kawasan Perikanan di Desa Sepunggur. Maka dari itu dibutuhkan pemodelan
elevasi digital untuk melaksanakannya
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan digital elevation model (DEM) berdasarkan data hasil survei
topografi tahun 2019 di desa sepunggur kecamatan kusan hilir Kabupaten
Tanah Bumbu
2. Menentukan titik pintu air tambak sepunggur dengan pemodelan 3D dari data
pasang surut air sungai utama.
2
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut:
1. Manfaaat penulisan tugas akhir ini adalah sebagai bahan studi untuk
pembuatan laporan berupa mengetahui pembuatan pintu air yang sesuai kriteria
teknis budidaya. Mengerti dan memahami langkah dalam pembuatan
permodelan peta 3D.
2. Manfaat Khusus
Manfaat Khusus yang di dapatkan dari hasil penelitian tugas akhir ini
khususnya bagi prodi DIII Teknik Geodesi dan mahasiswa sebagai pembaca
adalah penggunaan pengukuran Topografi untuk pembuatan pemodelan 3D
Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengukuran survei topografi Tahun 2019 pada lahan tambak ikan terletak di
Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan.
2. Luas Lokasi area tambak 411 ha.
3. Pemodelan elevation digital dengan program global mapper dan surfer
4. Menentukan titik pintu air berdasarkan juknis dan hasil survei topografi dan
pengamatan pasang surut
5. Software yang digunakan untuk pengolahan pemodelan 3D yaitu Autocad
Land Dekstop,Surffer,dan Global Mapper.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Pengukuran poligon kerangka kontrol Horizontal (KKH) dan
kerangka kontrol vertikal (KKV).
3. Pengukuran detil situasi denga metode tachimetri. Perhitungan situasi
diperuntukan untuk mengetahui kondisi beda ketinggian
lokasi pengukuran yang meliputi unsur alam maupun unsur buatan
dan untuk mengetahui bentuk topografi air baku. Berdasarkan
pengukuran situasi/detail didapat besaran-besaran melalui proses
hitungan, diperoleh : jarak datar, beda tinggi, elevasi (Z)
dan koordinat (X,Y) antara titik-titik detail/situasi.
4. Pengukuran profil memanjang dan melintang. Perhitungan profil
memanjang bermaksud untuk mengetahui bentuk memanjang di area
pemetaan. Sedangkan profil melintang bertujuan untuk mengetahui
bentuk objek seperti jalan, saluran, tanggul, maupun sungai,
sehingga memudahkan untuk menghitung volume galian maupun
timbunan dan melakukan perhitungan debit air yang dapat di
tampung dalam sungai/tampungan tersebut. (Wongsotjitro Soetomo)
5
lokasi penelitian dan data sekunder pasang surut Sungai Sepunggur. Metode atau
cara penelitian yang pakai adalah metode studi kasus yaitu bertujuan untuk
menjelaskan objek yang di teliti atau di amati sekaligus menjelaskan objek
tersebut bisa terjadi. Sedangkan untuk pengambilan data metode yang digunakan
yaitu metode kuantitatif dikarenakan dibantu dengan menggunakan instrumen
alat yang dapat mempermudah memperoleh data. Hasil penelitian dengan
menggunakan metode admiralty didapatkan karakteristik pasang dan surut di
Sekitar Perairan sungai Sepunggur adalah tipe pasut tunggal atau Diurnal dengan
nilai formzahl Nilai MHWL, LLWL, dan MSL sudah dikoreksi dengan pasang
surut dari BIG yaitu MHWL sebesar 8.72 cm, LLWL sebesar 6.72 cm, dan MSL
sebesar 5.79 cm. (DED Kawasan Perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu)
6
2.3 Teori DTM dan DEM
DTM sebenarnya identik dengan DEM, bahkan disamakan posisinya. Ini
berarti bahwa DTM hanya permukaan elevasi yang mewakili bagian bumi yang
kosong yang direferensikan kedalam datum vertikal. DTM biasanya dibuat
melalui fotogrametri . Titik-titik DTM secara terpisah secara teratur mengikuti
bentuk permukaan bumi. Dari garis-garis ruang dan bentuk kontur yang teratur
ini, kita dapat menginterpolasi DTM menjadi DEM. DTM merepresentasikan
fitur medan yang lebih baik dikarenakan batas-batas 3D dan titik-titik massa 3D
yang teratur secara spasial. (Sumber: Frederic J. Doyle, 1991)
7
memahami langkah dalam pembuatan permodelan peta 3D. (Sumber:
DED Kawasan Perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu)
AutoCad Civil 3D dan Autocad Land adalah sebuah lini produk yang
dikembangkan oleh AutoDesk, Inc dimana perusahaan ini merupakan sebuah
perusahaan multinasional yang bermarkas di California dan didirikan pada
sekitar tahun 1992 oleh John Walker dan Dan Drake. Merupakan salah satu
produk yang diunggulkan oleh AutoDesk adalah AutoCAD. Yang
mana AutoCAD sendiri mempunyai banyak varian bergantung pada fungsi dan
kegunaannya. Untuk bidang Survei dan Pemetaan, varian yang lazim digunakan
adalah AutoCAD Civil 3D dan AutoCAD Map 3D. Sebelum dinamakan
AutoCAD Civil 3D, varian ini dulu namanya yaitu AutoCAD Land Desktop
Development. Sehingga bagi yang awalnya sudah terbiasa dengan sebutan
AutoCAD Land Desktop tentu bukanlah suatu yang sulit untuk bekerja
menggunakan AutoCAD Civil 3D yang membawa banyak update. Sebelum
mengoperasikan AutoCAD Civil 3D, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu
perintah-perintah atau menu-menu dari software civil 3D. (Sumber: Risma Dwi
Atmajayani 2018)
8
2.4.1 Fungsi Toolbar
1. Toolspace
Toolspace yaitu menu pulldown bagian atas toolbar yang berfungsi
sebagai Master Command atau pusat pengaturan gambar.
2. Tab-Prospektor
Menu dropdown dibagian atas Tab Prospector menampilkan dua hal,
yaitu Active Drawing View dan Master View. Active Drawing View
menampilkan atau melihatkan gambar yang sedang terbuka sedangkan
Master View memperlihatkan semua gambar yang terbuka dan nama
gambar yang sedang aktif akan dicetak tebal.
3. Tab Setting
Menampilkan dan mengatur berbagai style yang sudah tersedia untuk
masing-masing item data. Pada Tab Setting juga memungkinkan untuk
mengontrol default pada gambar, label gambar dan label settingfitur.
2.5 Surfer
9
dipergunakan sebagai dasar pembuatan kontur dan surface 3 dimensi. vertikal
dan horizontal ini mempunyai titik-tik perpotongan. Pada bagian titik
perpotongan ini disimpan nilai z yang merupakan titik ketinggian maupun
kedalaman. Gridding merupakan proses terbentuknya rangkaian nilai z yang
teratur dari data xyz. (hasil dari proses gridding ini adalah berupa file grid yang
tersimpan dalam file .grd Lembar kerja surfer terdiri dari tiga bagian, yaitu
surface plot, worksheet, editor Surface plot merupakan lembar kerja yang
dipakai untuk pembuatan peta atau file grid Pada saat a"al dibuka, lembar kerja
ini berada pada kondisi yang masih kosong. Dalam lembar plot ini peta
dibentuk dan diolah untuk disajikan. Lembar plot digunakan untuk pengolahan
dan membentuk peta dalam dua dimensional, yaitu seperti peta kontur, dan peta
tiga dimensional seperti bentukan muka 3 dimensi. Lembar plot ini menyerupai
lembar layout dimana pengguna membuat pengaturan ukuran, teks, posisi obyek,
garis, dan berbagai properti lainnya. Pada lembar ini juga diatur ukuran kertas
kerja yang nantinya akan digunakan sebagai media pencetakan peta. (Sumber:
Saleh 2011)
10
2.5.1 Overlay
Overlay merupakan metode pengolah peta dengan menumpangkan
susunkan peta yang ada, pada umumnya daerah atau data dasar yang
digunakan sama tetapi isi setiap peta berbeda. Hasil pembuatan peta
overlay akan dijadikan sebuah peta dengan berbagai macam data ataupun
informasi didalamnya. Pada postingan kali ini peta yang dioverlay adalah
peta 3D dan peta kontur. (Sumber: Saleh 2011)
11
Contohnya seperti suatu garis kontur ditunjukkan dengan angka + 25
meter, berarti garis kontur tersebut menghubungkan titik-titik yang
memiliki sudut elevasi atau ketinggiannya yang sama + 25 meter terhadap
sudut elevasi ataupun ketinggian tertentu. Garis kontur ini dapat dibuat
dengan membuat suatu proyeksi garis tegak berpotongan pada bidang
datar dengan permukaan bumi ke bidang datar didalam peta. Garis kontur
yang dibuat pada peta akan terkait secara langsung dengan skala yang
mana garis kontur dibuat sesuai dengan skala peta yang diinginkan.
(Sumber:Purwaamijaya I. M. 2008)
12
2.5.4 Karakteristik Garis Kontur
13
15. Garis kontur yang bertanda huruf V selalu menunjukan suatu lembah
atau sebuah jurang.(Purwaamijaya I. M. 2008)
14
2. Pengelolahan data penginderaan jarak jauh : Georeferensing, Mozaik citra
satelit, Membuat Grid, dan lain sebagainya.
3. Generate kontur dengan berbagai interval
4. Melihat DEM ke berbagai bentukan tampilan seperti atlas, hilshade,
aspect, slope dan lainnya
5. mudah dalam Mengolah data Atribute, baik berupa mengedit data atribute
yang sudah ada juga dapat menambahkan dan mengurangi data atribut baru.
6. Pengolahan data GPS , Memudahkan melacak setiap perangkat GPS yang
kompatibel yang terhubung melalui port serial komputer ke data apapun yang
di-upload, memberi tanda waypoint tanpa sambungan, serta bisa merekam log
pelacakan
7. akurat dalam perhitungan jarak dan luas
8. Kemampuan aksesnya secara online ke berbagai sumber data citra, peta
topografi DTM dan banyak lagi lainya. (Muhammad Rezky 2014)
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian untuk tugas akhir ini dilakukan di kabupaten Tanah Bumbu
tepatnya terletak di Desa Sepunggur.
Adapunbatasadministrasidapatdiuraikansebagaiberikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Kotabaru
Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru
Sebelah Selatan : Laut Jawa
Sebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut
16
Gambar 3.1 lokasi penelitian
3.2.1 Data
3.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini yaitu:
1. Alat total station dan rambu ukur
2. Automatic Water Level Telemetri Recorder
3. Seperangkat perangkat keras/hardware
a. Personal komputer dengan spesifikasi:
AMD APU A10-7300 Kaveri dengan 10 Compute Cores(CPU +
6 GPU)- Memori RAM 8.00 GB Digunakan untuk pemrosesan,
pengolahan dan penulisan laporan penelitian.
b. Printer EPSON L120 digunakan untuk mencetak hasil penelitian
c. Seperangkat perangkat lunak (Software Autocad Land Desktop)
d. Sistem operasi windows 7
e. Microsoft word 2013 digunakan untuk menyusun laporan Tugas
akhir.
f. Microsoft Exel 2013 untuk melakukan perhitungan
g. Program Global Mapper dan Surver
17
3.3 Diagaram Alir Metode Penelitian
MULAI
Pengumpulan data
data sekunder
Analisis
Pembuatan
pasang surut
DEM
Datum vertikal
Penggabungan
DEM data pasang
surut
Penentuan titik
pintu air
Selesai
18
Gambar 3.2 Diagram alir tahap pekerjaan
19
kemudian data tersebut di masukan kedalam kolom-kolom yg sudah di buat
di Microsoft exel.
4. Pengolahan data pasut Pengumpulan data dan informasi, terutama data untuk
perhitungan hidrologi sangat diperlukan dalam analisis penentuan debit banjir
rancangan yang selanjutnya dipergunakan sebagai dasar rancangan suatu
bangunan air. Semakin banyak data yang terkumpul, semakin menghemat
biaya dan waktu sehingga kegiatan analisis Pengumpulan data sekunder yang
meliputi
Pengumpulan/inventarisasi data curah hujan selama 10 tahun terakhir dari
stasiun pengamat dan stasiun lainya (apabila ada). Data curah hujan yang
dikumpulkan adalah curah hujan harian, curah hujan bulanan, jumlah hari
hujan.
Pengumpulan/inventarisasi data iklim juga diambil dari stasiun pengamat.
Data-data iklim yang perlu dikumpulkan meliputi temperatur udara harian,
kecepatan angin, kelembapan udara harian, dan penyinaran/radiasi matahari.
5. Pengumpulan informasi mengenai banjir yang menyangkut periode, tinggi,
lama, perkiraan luas berarti
genangan, dan dampaknya (bagi pertanian dan penduduk). Data ini diperoleh
dari informasi penduduk setempat serta pengamatan tanda bekas banjir di
sekitar sungai (mis. perubahan warna pada tumbuhan).
Pengumpulan informasi mengenai pengaruh kekeringan dan intrusi air asin
di musim kemarau, menyangkut periode, luas, lama, dan dampaknya. Data ini
dapat diperoleh dari informasi penduduk setempat.
Pengumpulan/inventarisasi data primer yang meliputi
Pengamatan elevasi fluktuasi muka air sungai selama 15 hari.
6. Analisis Pasut Pengamatan pasut dilakukan pada tanggal 17 September
sampai dengan 21 Oktober 2019 ( 34 hari ) dengan alat AWLR. Hasil
pengamatan tersebut dapat dilihat seperti berikut:
Sifat pasang surut berdasarkan rumus Formzahl :
K 1+O 1
F=
M 2 + S2
20
F = (0.35+0.29)/(0.29+1.17)
= 0.44 ( Pasang campuran ganda dominan
Koordinat lokasi: 3°32'16.99" Lintang Selatan dan 115°59'2.05"
Bujur Timur
Tanggal mulai : 17 September 2019
Tanggal berakhir : 21 Oktober 2019
Nilai Elevasi-elevasi
Penting (m)
Highest
Water Spring
(HWS) : Jml. Kejadian : 1
21
(MLWS)
Lowest Water
Spring (LWS) : 4.01 Jml. Kejadian : 1
6.37
Tunggang pasang : m
7. Datum Vertikal
- Kedalaman air tambak ideal adalah 0,6 meter
- Volume air tambak per hektar adalah 10000 m2 x 0,6 m = 6000 m3/ha
- Volume sirkulasi harian air tambak adalah 10 % = 0,10 x 6000 = 600 m3/ha
- Volume suplai air harian adalah 5 % = 0,05 x 6000 = 300 m3/ha
8. Pembuatan DEM yaitu import data xyz di software Autocad land desktop
2009 untuk menghasilkan kontur, kemudian dari data xyz tersebut juga di
import lagi ke software surver 12 dengan format *BLN untuk menghasilkan
kontur dan watershed kemudian di bandingkan persamaan hasil dari Autocad
land desktop 2009 dan surver 12, lalu Create Dem memanggil data yang di
export dalam format *XYZ di software global mapper.
9. Penggabungan DEM dan data pasang surut tujuan nya untuk mengetahui
simulasi banjir tertinggi dan surut terendah.
10. Penentuan titik pintu air dapat di tentukan dari hasil pembuatan DEM,
dengan bukaan dari bacaan pengamatan muka air elevasi pintu air berada
pada ma +7,30 untuk menahan air di dalam kolam, dan untuk menguras air
dalam tambak elevasi bukaan pintu air berada pada +5,60.
22
BAB IV
23
Hasil data pengamatan pasang surut air sungai selama 1 bulan data tersebut
di sajikan di Microsoft exel untuk melakukan simulasi air tersurut, tertinggi, dan
banjir. Berikut hasil data yang telah di sajikan di Microsoft exel:
dari data yang di sajikan berbentuk format exel seperti gambar diatas
tersebut, maka data di import ke autocad land desktop sehingga muncul point data
data koordinat dan elevasi berbentuk poligon tertutup seperti hasil pengukuran
yang sudah di lakukan di lapangan untuk mengetahui bentuk kontur nya. Berikut
hasil import point di autocad land desktop 2009
24
Gambar 4.1 Hasil import point di Autocad Land Desktop 2009
Setelah selesai memunculkan titik point, maka tujuan yang di maksud yaitu
memunculkan garis kontur gunanya memunculkan garis kontur di autocad land
desktop 2009 yaitu untuk membandingkan hasil kontur antara autocad land
desktop 2009 dengan aplikasi surfer. Berikut hasil garis kontur yang di buat di
autocad land desktop 2009:
25
Gambar 4.2 Hasil pembuatan garis kontur di Autocad Land Desktop 2009
Berikut hasil grid data yaitu dari data exel yang telah di olah dari hasil
pengukuran di lapangan di input di aplikasi surfer untuk memunculkan kontur,
kontur yang di hasilkan di surfer yaitu kontur kasar tetapi hasil kontur nya tampak
rapi dan bisa langsung di buat model 3 Dimensi seperti gambar berikut:
26
Gambar 4.3 Hasil Garis Kontur dari aplikasi Surfer
Berikut hasil garis kontur yang sudah di buat dalam bentuk 3 dimensi Dilihat
dari pengertiannya, garis kontur bertujuan untuk memperlihatkan naik turunnya
keadaan permukaan tanah atau topografi wilayah Secara sederhana. Seperti gambar
berikut:
27
Gambar 4.5 Hasil Layout 3D Surface
4.7 Watersheed
Watershed yaitu pengolahan arah dan akumulasi aliran air, akumulasi aliran
air merupakan lokasi dimana beberapa arah air bergabung jadi arah aliran baru
untuk mengetahui daerah terendah dapat di lihat seperti gambar berikut:
28
Gambar 4.6 Hasil pengolahan Watershed
Creat DEM yaitu merupakan bentuk penyajian permukaan bumi yang di olah
di software global mapper yang dapat dibedakan dalam bentuk teratur secara
digital sesuai pengukuran terestris pada objek yang sudah dilakukan di lapangan
dari sumber data-data. Seperti gambar berikut:
29
Gambar 4.8 Hasil Create DEM
Ga mb
ar 4.9 Mean Sea Waterlevel (MSL) kejadian muka air rata rata 7.29
30
Gambar 4.10 Mean low water level (MLWL) kejadian air surut 5.89
Gambar 4.11 Mean High Water Level MHWL kejadian air banjir 8.72
31
Gamabar 4.12 Hasil penentuan titik pintu air
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
32
Sehingga dalam pengolahan data pengukuran di lapangan bisa dapat di olah
menjadi model 3 dimensi bentuk pemodelan elevasi digital lahan tambak
untuk mendukung penentuan titik pintu air yang sesuai dengan bentuk asli
objek sebenar nya di lapangan.
2. Dari data pengukuran terestris di lapangan digunakan software autocad land
desktop untuk penginputan point sampai jadi kontur, dan software surfer juga
mengimport data untuk dijadikan kontur dan hasil 3 demensi dari hasil kedua
metode tersebut di bandingkan hasil kontur nya, dapat di simpulkan bahwa dari
hasil penginputan point dan kontur di autocad land desktop memiliki kontur
yang halus namun tidak beraturan, dan surfer menghasilkan kontur kasar
namun beraturan dan bisa langsung di buat 3 dimensi.
3. Dalam pengamatan pasang surut harus mencapai 3 komponen yaitu
mendapatkan muka air rata-rata 7.29 m, air tersurut 5.89 m, dan banjir 8.72 m.
dengan alat Automatic water level telemetri di lengkapi sensor, data secara
otomatis mengirim ke server selama pengamatan tiga bulan dalam pengamatan
3 komponen tersebut dapat di simpulkan bahwa hasil pengamatan pasang surut,
data sudah bisa di pakai untuk memasukan simulasi air ke dalam hasil
pemodelan 3 di mensi untuk menentukan titik pintu air.
5.2 SARAN
33
bulan, agar hasil data yang di peroleh bisa dapat di simulasikan ke pemodelan 3
di mensi.
3. Dalam pemrosesan data pada software autocad land desktop 2009, Surfer 12,
dan Global mapper di usahakan harus menggunakan Laptop/ Computer dengan
spek yang cukup tinggi agar tidak terjadi eror dalam pemrosesan datanya.
DAFTAR PUSTAKA
Buffon, Journal, 2014. Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air (http://
scribd.blogspot.com/2014, 6 (1), 1-12 Diakses pada 20 Maret 2020 Jam 07:44
Wita)
34
Purwaamijaya I. M, Iskandar 2008. Teknik Survei Dan Pemetaan. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
(http://ass.surveyorkadastral.com/2008/03/pengukuran-dan-pemetaan.html
Diakses pada 23 Maret 2020 Jam 12:05 Wita)
35
LAMPIRAN A
LANGKAH KERJA
36
Adapun langkah kerja langkah kerja proses dari penginputan data
pengukuran di lapangan sampai dengan menghasilkan dengan penentuan
titik pintu air adalah sebagai berikut:
1. Setelah pengukuran di lapangan, selanjutnya data pengukuran di
proses dengan langkah seperti berikut:
a. Buka MS EXEL 2013 proses import data X,Y,DAN Z
c.
membuat layer point itu sendiri, untuk penamaan file point diberikan
nama tanggal recording data atau tanggal pengukuran agar
mempermudahkan dalam membedakan antara pekerjaan hari
37
yang satu dengan hari yang lain. Untuk nama layer
38
e. Apabila semua proses telah dilalui dengan benar maka point akan
muncul dalam cad
g.
Kemudian cad membutuhkan command lebih lanjut untuk meminta point yang
mana yang akan diedit.
39
h. Tahapan untuk memasukan data koordinat di Autocad Land Desktop
selesai.
40
b. Buka aktual dan TIN DATA, kemudian pilih point Groups – klik
kanan – add point group. Maka akan muncul jendela add point
Group
41
e. A
ka
42
g. Akan muncul hasil seperti ini, maka kontur sudah terbentuk
sesuai kondisi asli dilapangan.
43
3. Setelah creat kontur selesai, selanjutnya masuk proses input data
X,Y,dan Z untuk pembuatan kontur dan langsung bisa jadi model 3
dimensi yaitu sebagai berikut:
a. Buka Aplikasi Golden Surfer yang sudah terinstal di komputer
dan akan muncul tapilan awal seperti gambar dibawah ini
44
c. Masukan data-data koordinat x,y, dan z yang di akan di plot
d.
Pilih
menu Grid --> Data dan kita diminta untuk membuka file excel
yang sudah kita persiapkan. Pilih data excel di direktori
penyimpanan kita kemudian pilih Open. Data akan diconvert ke
dalam format ekstensi *.grd.
e. Grid data coloum x,y,dan z kemudian oke, Close Tampilan
Gridding Report ketika muncul dan tidak perlu disimpan.
45
g. Akan muncul hasil Tampilan kontur akan muncul seperti gambar
berikut.
h. Double
Click pada bidang kontur untuk mendapatkan menu Contours
Properties. Seperti Gambar berikut:
i. Pilih menu tab Level dan klik tulisan Level yang berada di sebelah
kiri Line untuk mengatur interval kontur. Seperti Gambar berikut
46
j. Tahap Pembuatan kontur model 3 dimensi sudah selesai
b. me
ma
ng
gil
47
data yang di export dalam format *.xyz, dengan cara klik File
kemudian klik open generic ASCII Text File(s), lalu lalu pilih
File yang di simpan sebelumnya dalam extensi *.xyz
48
Data, pada Coordinate Column Order pilih X
(Longtitude/Easting) Coordinate Firs, Pada Coordinate Line
Prefik pilih None. Coordinate appear immediately at the star of
any lines in the text file that they appear in, pada coordinate
Delimeter pilih Auto-Detect, beri centang pada kolom treat 3rd
Coordinate value as elevation dan beri nilai “3” pada kolom
Break Line/Area Features on Change in Field lalu klik OK.
Seperti Gambar Berikut:
f. Maka akan muncul jendela Loading ASCII Text File dan jendela
Gridding 3D Point Data. Tunggu proses tersebut hingga selesai.
49
g. Kemudian muncul jendela Select Projection. Pada kolom
Projection pilih UTM, pada kolom Zone pilih 50 (114” E –
120”E - Southem Hemisphere), pada kolom Datum pilih WGS84
lalu klik OK.
50
5. Setelah Create DEM selesai, selanjutnya Memasukan 3 komponen
simulasi air, muka air rata-rata muka air surut, dan air banjir ke
pemodelan di Global Mapper yaitu sebagai berikut:
a. Pilih perintah Show 3D View. Sperti gambar berikut
berikut
51
b. centang dilplay water 3D view masukan data muka air rata-rata di
di perintah water level yaitu 6.72 kemudian klik OK hasil muka
air surut bisa di lihat seperti gambar berikut:
52
c. centang dilplay water 3D view masukan data muka air Banjir
di perintah water level yaitu 7.29 kemudian klik OK hasil
muka air banjir bisa di lihat seperti gambar berikut:
6. S e t e l a h m e m
53
LAMPIRAN B
PETA A4
54
55