Anda di halaman 1dari 70

TUGAS AKHIR

PEMODELAN ELEVASI DIGITAL LAHAN TAMBAK UNTUK


MENDUKUNG PENENTUAN TITIK PINTU AIR

(Studi kasus: Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah


Bumbu)

Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma III Teknik Geodesi Pada Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Banajarmasin

Disusun Oleh:

Bayu Eka Ramadani

NIM A030317005

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK GEODESI
BANJARMASIN 2020
2
LEMBAR PENGESAHAN
TELAH DIPERTAHANKAN DIHADAPAN DEWAN PENGUJI
DAN DITERIMA SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
KELULUSAN PROGRAM DIPLOMA DIII

Nama : Bayu Eka Ramadani


NIM : A0030317005
Tlp/E-mail : 082253965932 (bbayurkaramadani @gmail.com)
Prodi : DIII Teknik Geodesi
Judul : Pemodelan Elevasi Digital Lahan Tambak Untuk
Mendukung Penentuan Titik Pintu Air (Studi
Kasus: Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir
Kabupaten Tanah Bumbu)
Telah diujikan pada:
Hari/Tanggal : -
Tempat :-
1. Penguji I
Nama : -
NIP :-
Tanda Tangan
2. Penguji II
Nama : -
NIP :-
Tanda Tangan
3. Penguji III
Nama : -
NIP :-
Tanda Tangan
Mengetahui,

Ketua Ketua Program Studi


Jurusan Teknik Sipil, DIII Teknik Geodesi,

Dr. Reza Adhi Fajar, ST.,MT Faris Ade Irawan, ST.,M.Sc

NIP. 19720525 200003 1 001 NIP. 19840701 201504 1 003

i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir, atas nama:

Nama : Bayu Eka Ramadani

NIM : A030317005

Program Studi : DIII Teknik Geodesi

Judul :Pemodelan Elevasi Digital Lahan Tambak Untuk Mendukung


Penentuan Titik Pintu Air ( Studi Kasus: Desa Sepunggur
Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu)

Telah selesai diperiksa oleh Pembimbing dan sudah dapat diajukan dalam Sidang
Tugas Akhir.

Demikian surat pengesahan ini dibuat untuk dapat diketahui bersama.

Banjarmasin , 27 April 2020

Mengesahkan,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ferry Sobatnu, ST.,MT, Adib MuhammadShodiq,ST.,M.Eng

NIP. 1979102020006041001 NIP. 199304102018031001

Mengetahui,

Ketua Panitia

ii
PEMODELAN ELEVASI DIGITAL LAHAN TAMBAK UNTUK
MENDUKUNG PENENTUAN TITIK PINTU AIR

(Studi kasus: Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah


Bumbu)

Oleh:Bayu Eka Ramadani: Ferry Sobatnu, ST.,MT, Adib Muhammad Shodiq,


ST.,M.Eng

ABSTRAK

Survei topografi adalah suatu metode unutk menetukan posisi tanda-tanda buatan manusia dan
alamiah dipermukaan tanah. Pengukuran topografi dilakukan dengan metode tachymetry
mencakup objek yang dibentuk oleh alam dan buatan manusia. Lokasi penelitian untuk tugas akhir
ini dilakukan di kabupaten Tanah Bumbu tepat nya terletak di Desa Sepunggur . Metode DEM
dapat dipakai sebagai model, analisis, representasi fenomena yang berhubungan dengan topografi
untuk menentukan beda tinggi permukaan. DIGITAL Elevation Model (DEM) adalah gambaran
model relief rupa bumi tiga dimensi (3D) yang menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata
(realworld) divisualisasikan dengan bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual
reality]. DEM memberikan informasi hanya tentang elevasi,sedangkan Digital Terrain Model
memberikan informasi tentang elevasi morfologi dan layer permukaan.
Oleh karena itu perlu analis dan pemetaan untuk mengetahui letak titik pintu air di Kawasan
Perikanan di Desa Sepunggur. Maka dari itu dibutuhkan pemodelan elevasi digital untuk
melaksanakannya di Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan. Belum memiliki letak titik pintu air disebabkan oleh kondisi infrastruktur
yang kurang mendukung terutama terkait ketersediaan sumber air yang sesuai kriteria teknis
budidaya karena kondisi jaringan irigasi yang kurang memadai sehingga tidak dapat mensuplai
kebutuhan air untuk kegiatan perikanan budidaya yang berimplikasi terhadap rendahnya
produktivitas kawasan perikanan budidaya, digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
pasang surut yang diambil di lokasi penelitian dan data sekunder pasang surut Sungai Sepunggur.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus yaitu bertujuan untuk
menjelaskan objek yang di teliti sekaligus menjelaskan objek yang di teliti tersebut bisa terjadi.
Pengolahan data pasut Pengumpulan data dan informasi, terutama data untuk perhitungan
hidrologi sangat diperlukan dalam analisis penentuan debit banjir rancangan yang selanjutnya
dipergunakan sebagai dasar rancangan suatu bangunan air. Semakin banyak data yang terkumpul,
semakin menghemat biaya dan waktu sehingga kegiatan analisis Pengumpulan data sekunder yang
meliputi
Pengumpulan/inventarisasi data curah hujan selama 10 tahun terakhir dari stasiun pengamat dan
stasiun lainya (apabila ada). Data curah hujan yang dikumpulkan adalah curah hujan harian, curah
hujan bulanan, jumlah hari hujan.
penelitian tugas akhir ini yaitu Pemodelan Elevasi Digital untuk mendukung penentuan titik
pintu air dihasilkan model 3 dimensi sesuai kondisi sebenarnya dilapangan, kemudian dari model 3
dimensi ini diproses menggunakan bantuan software Global Mapper, Surfer, dan Autocad Land
Desktop agar didapat nilai volume daerah Tambak dan Relief konturnya agar dapat menentukan
posisi Titik Pintu Air di Kecamatan Kusan Hilir Desa sepunggur Kabupaten Tanah Bumbu.

Kata kunci : Pemodelan Elevasi Digital

iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat hidayah
dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul
“Pemodelan Elevasi Digital Lahan Tambak Untuk Mendukung Penentuan
Titik Pintu Air” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program
Studi DIII Teknik Geodesi pada Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Banjarmasin.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada


semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan, penulisan serta
penyelesaian laporan ini. Dalam selesainya laporan Tugas Akhir ini penulis
mengucapkan terima kasih khususnya kepada :

1. Bapak Dr. Reza Adhi Fajar, ST.,MT selaku ketua jurusan Teknik Sipil.
2. Bapak Faris Ade Irawan, ST.,M.Sc selaku ketua Program Studi Diploma III
Teknik Geodesi dan juga selaku panitia Tugas Akhir ini.
3. Bapak Adriani Muchlis, ST.,MT, selaku ketua panitia Tugas Akhir.
4. Bapak Ferry Sobatnu, ST.,MT, selaku Dosen Pembimbing I
5. Bapak Adib Muhammad Shodiq, ST.,M.Eng selaku Dosen Pembimbing II
6. Keluarga dan semua pihak yang ikut serta membantu baik secara moril
maupun secara materil yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak dapat
kekurangan, untuk itu diharapkan adanya masukan saran dan kritik yang sifatnya
membangun, demi kesempurnaan pembuatan Tugas Akhir ini. Akhir nya penulis
berharap semoga tulisan ini berguna bagi pembaca, khususnya Program Studi
Teknik Geodesi, serta berguna pada bidang pendidikan baik untuk saat ini
maupun waktu yang akan datang.

Banjarmasin, 27 Juli 2020

Penulis

Bayu Eka Ramadani

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG..............................................................i

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN.....................................................ii

ABSTRAK ........................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iv

DAFTAR ISI......................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................2

1.3 Tujuan...................................................................................2

1.4 Manfaat.................................................................................3

1.5 Batasan Masalah...................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................4

2.1 Pengukuran Topografi...........................................................4

2.1.1 Langkah pengukuran Topografi..................................4

2.2 Pengertian pasang surut........................................................5

vi
2.2.1 Teori pasang surut……………………………………6

2.3 Teori DTM dan DEM............................................................7

2.3.1 DEM (DIGITAL ELEVATION MODEL)………….....7

2.4 Software Civil 3D Autocad Land Desktop 2009...................8

2.4.1 Fungsi Toolbar....................................................................9

2.5 Surfer.....................................................................................9

2.5.1 Overlay........................................................................11

2.5.2 Garis Kontur………………………………………….11

2.5.3 Fungsi Garis Kontur....................................................12

2.5.4 Karakteristik Garis Kontur..........................................13

2.6 Global Mapper.......................................................................14

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................16

3.1 Lokasi Penelitian ..................................................................16

3.2 Data dan Peralatan ................................................................17

3.2.1 Data................................................................................17

3.2.2 Peralatan........................................................................17

3.3 Diagram Alir Metode Penelitian...........................................18

3.4 Penjelasan Diagram Alir Penelitian.......................................19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................32

4.1 Hasil titik pengukuran survei topografi.................................23

4.2 Pengamatan Pasang Surut......................................................24

vii
4.3 Impor Point Autocad Land Desktop.....................................24

4.4 Garis Kontur………………………………………………..25

4.5 Grid Data...............................................................................26

4.6 Garis Kontur Tampilan Surfer 3 Demensi............................27

4.7 Watersheed............................................................................28

4.8 Creat DEM............................................................................29

4.9 Memasukan Simulasi Air......................................................29

4.10 Penentuan titik pintu air......................................................30

BAB V PENUTUP..................................................................................41

5.1 Kesimpulan ...........................................................................32


5.2 Saran .....................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................34

LAMPIRAN .....................................................................................................35

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Titik BM untuk mendapatkan azimut.............................................4

Gambar 2.2 Software Autocad land desktop.......................................................8

Gambar 2.3 Peta Kontur 3 Dimensi dari Surfer..................................................10

Gambar 2.4 Overlay dari Surfer..........................................................................11

Gambar 2.5 Pengolahan Berbagai Interval kontur dalam Global Mapper……..15

Gambar 2.6 Tampilan 3D View dalam Global Mapper......................................14

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................16

Gambar 3.2 Diagram Alir Metode Penelitian.....................................................17

Gambar 4.1 Hasil import point di Autocad Land Desktop 2009.........................25

Gambar 4.2 Hasil pembuatan garis kontur di Autocad Land Desktop 2009

.............................................................................................................................25

Gambar 4.3 Hasil Garis Kontur dari aplikasi Surfer...........................................26

Gambar 4.4 Hasil Plot garis kontur berbentuk 3 dimensi...................................27

Gambar 4.5 Layouting 3D Surface......................................................................27

Gambar 4.6 Hasil pengolahan Watershed...........................................................28

Gambar 4.7 Layouting Watershed.......................................................................28

Gambar 4.8 Hasil Create DEM...........................................................................29

Gambar 4.9 Memasukan Simulasi Air (MSL)....................................................29

Gambar 4.10 Memasukan Simulasi Air (MLWL)..............................................30

Gambar 4.11 Memasukan Simulasi Air (MHWL)..............................................30

ix
Gambar 4.12 Hasil penentuan titik pintu air.......................................................31

Gambar 4.13 Layouting Hasil penentuan titik pintu air......................................31

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data titik koordinat X, Y, dan Z pengukuran di lapangan..................23

Tabel 4.2 Data pengamatan pasang surut sungai sepunggur...............................24

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Langkah Kerja ..................................................................................35

Lampiran B Peta A4..............................................................................................53

Lampiran B Peta Watersheed................................................................................54

Lampiran B Peta 3D Surface.................................................................................55

Lampiran B Peta Titik pintu Air...........................................................................56

Lampiran C Data Topografi .................................................................................57

Lampiran C Data Topografi A .............................................................................58

Lampiran C Data Topografi B...............................................................................59

Lampiran C Data Topografi C...............................................................................60

Lampiran C Data Topografi D..............................................................................61

Lampiran C Data Topografi E...............................................................................62

Lampiran C Data Topografi F...............................................................................63

Lampiran C Data Topografi G..............................................................................64

Lampiran C Data Topografi H..............................................................................65

Lampiran C Data Topografi I................................................................................67

xi
Lampiran D Data Pasang Surut A.........................................................................68

Lampiran D Data Pasang Surut B.........................................................................69

Lampiran D Data Pasang Surut C.........................................................................70

Lampiran D Data Pasang Surut D.........................................................................71

Lampiran D Data Pasang Surut E..........................................................................72

Lampiran D Data Pasang Surut F..........................................................................73

Lampiran D Data Pasang Surut E..........................................................................74

xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Permukaan bumi yang tidak rata membuat para pengguna SIG (Sistem
Informasi Geografis) ingin memodelkan berbagai macam pemodelan permukaan
bumi.Pembuat peta memikirkan secara serius untuk memetakan permukaan bumi
seperti pembuatan kontur, hill shading dan visualisasi tiga dimensi (Chang, 2008).
Sebelum adanya komputer para pembuat peta menggunakan titik tinggi untuk
mengetahui ketinggian suatu tempat. Titik ketinggian sebagai data tersebut
dihubungkan dengan metode triangulasi untuk mempermudah pembacaan peta.
Seiring perkembangannya model elevasi berubah menjadi bentuk elevasi digital
Model DEM (Digital Elevation Model) atau model elevasi medan.
Digital Elevation Model (DEM) merupakan salah satu bentuk untuk
menggambarkan topografi permukaan bumi sehingga dapat divisualisasikan
kedalam tampilan 3D (tiga dimensi). Salah satu cara untuk memperoleh data
DEM saat ini adalah dengan pemanfaatan teknologi Penginderaan Jauh (Remote
Sensing) seperti contohnya; Inter- ferometry SAR (Synthetic Aperture Radar)
merupakan salah satu algoritma untuk mem- buat DEM yang relative baru. Data
citra SAR atau citra radar yang digunakan dalamproses interferometri dapat
diperoleh dari wahana satelit SRTM (Shuttle Radar Topo- graphic Mission)
merupakan misi untuk membuat data topografi (DEM).
Metode DEM ini dapat dipakai sebagai model, analisis, representasi fenomena
yang berhubungan dengan topografi atau permukaan lain. Penggunaan DEM
dalam proses analisis limpasan permukaan akan membantu ketelitian dalam
mengidentifikasikan kemiring- an lahan, arah aliran, akumulasi aliran,
panjang lintasan aliran dan penentuan daerah pengaliran.
Pengelolaan lahan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas lahan
termasuk lahan budidaya tambak dengan penggunaan masukan yang seminimum
mungkin dan tidak menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan. Kawasan
Perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu” terletak di Desa Sepunggur Kecamatan
Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Belum

1
memiliki letak titik pintu air disebabkan oleh kondisi infrastruktur yang kurang
mendukung terutama terkait ketersediaan sumber air yang sesuai kriteria teknis
budidaya karena kondisi jaringan irigasi yang kurang memadai sehingga tidak
dapat mensuplai kebutuhan air untuk kegiatan perikanan budidaya yang
berimplikasi terhadap rendahnya produktivitas kawasan perikanan budidaya. Oleh
karena itu perlu analis dan pemetaan untuk mengetahui letak titik pintu air di
Kawasan Perikanan di Desa Sepunggur. Maka dari itu dibutuhkan pemodelan
elevasi digital untuk melaksanakannya

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan maka permasalahan yang dapat
di rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat Digital Elevation Model (DEM) untuk menentukan titik
pintu air?
2. Bagaimana menentukan titik pintu air dari peengamatan pasang surut?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan digital elevation model (DEM) berdasarkan data hasil survei
topografi tahun 2019 di desa sepunggur kecamatan kusan hilir Kabupaten
Tanah Bumbu
2. Menentukan titik pintu air tambak sepunggur dengan pemodelan 3D dari data
pasang surut air sungai utama.

2
1.4 MANFAAT

Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut:

1. Manfaaat penulisan tugas akhir ini adalah sebagai bahan studi untuk
pembuatan laporan berupa mengetahui pembuatan pintu air yang sesuai kriteria
teknis budidaya. Mengerti dan memahami langkah dalam pembuatan
permodelan peta 3D.
2. Manfaat Khusus
Manfaat Khusus yang di dapatkan dari hasil penelitian tugas akhir ini
khususnya bagi prodi DIII Teknik Geodesi dan mahasiswa sebagai pembaca
adalah penggunaan pengukuran Topografi untuk pembuatan pemodelan 3D

1.5 BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut:

1. Pengukuran survei topografi Tahun 2019 pada lahan tambak ikan terletak di
Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan.
2. Luas Lokasi area tambak 411 ha.
3. Pemodelan elevation digital dengan program global mapper dan surfer
4. Menentukan titik pintu air berdasarkan juknis dan hasil survei topografi dan
pengamatan pasang surut
5. Software yang digunakan untuk pengolahan pemodelan 3D yaitu Autocad
Land Dekstop,Surffer,dan Global Mapper.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Topografi

Survei topografi adalah suatu metode untuk menetukan posisi tanda-tanda


buatan manusia dan alamiah dipermukaan tanah. Pengukuran dilakukan
dengan metode tachymetry mencakup objek yang dibentuk oleh alam dan
buatan manusia. metode ini dilakukan dengan mengukur titik-titik yang
terdapat pada area objek, sehingga gambaran umum dari keadaan topografi
pada suatu daerah dapat dipresentasikan dengan baik, Pengukuran dilakukan
dengan mengukur sudut dan jarak yang direkam dalam format digital untuk
selanjutnya ditampilkan dalam bentuk koordinat pada alat survei. Alat yang
digunakan dalam pekerjaan pengukuran ini adalah  Electronic Total
Station dengan ketelitian sudut satu detik. (Sumber Buku DED Tambak
Sepunggur 2019)

2.1.1 Langkah pengukuran Topografi

1. Menentukan titik referensi koordinat. Titik referensi koodinat berupa


BM dan control point untuk menghasilkan posisi azimuth awal.
KEMENTRIAN KELAUTA N DA PERIKANAN
DIREKTO RAT JENDERAL PERIKA NAN BUDIDA YA
DIREKTO RAT KAWA SAN DAN KESEHATA N IKAN
J A LA N ME RDEK A TI MUR NO. 16 GEDU NG MI NA BA HA RI I V LA NTA I 6 JA K ARTA PU SA T 1 01 10
Te lp . ( 02 1) 3 51 90 7 0 ( Hu n tin g) Fax (0 2 1) 3 5147 24

Gambar 2.1 Titik BM untuk

Pada gambar 2.1 dalam melakukan penempatan posisi, tidak dapat


mengabaikan yang namanya azimuth. Pekerjaan-pekerjaan yang
menyangkut disiplin ilmu geodesi memerlukan suatu penentuan
azimuth.

4
2. Pengukuran poligon kerangka kontrol Horizontal (KKH) dan
kerangka kontrol vertikal (KKV).
3. Pengukuran detil situasi denga metode tachimetri. Perhitungan situasi
diperuntukan untuk mengetahui kondisi beda ketinggian
lokasi pengukuran yang meliputi unsur alam maupun unsur buatan
dan untuk mengetahui bentuk topografi air baku. Berdasarkan
pengukuran situasi/detail didapat besaran-besaran melalui proses
hitungan, diperoleh : jarak datar, beda tinggi, elevasi  (Z)
dan koordinat (X,Y) antara titik-titik detail/situasi. 
4. Pengukuran profil memanjang dan melintang. Perhitungan profil
memanjang bermaksud untuk mengetahui bentuk memanjang di area
pemetaan. Sedangkan profil melintang bertujuan untuk mengetahui
bentuk objek seperti jalan, saluran, tanggul, maupun sungai,
sehingga memudahkan untuk menghitung volume galian maupun
timbunan dan melakukan perhitungan debit air yang dapat di
tampung dalam sungai/tampungan tersebut. (Wongsotjitro Soetomo)

2.2 Pengertian pasang surut


Pasang surut yaitu fenomena alam yang terjadi pada air lautmaupun sungai,
permukaan air akan mengalami turun naik secara teratur dan berulang-ulang
dapat menyebabkan suatu perubahan pergerakan partikel massa air dari
permukaan sampai ke dasar lautmaupun sungai. Dalam pengamatan pasang surut
diperlukan data amplitudo dan beda fase setiap masing-masing komponen
pembangkit pasang surut.maksud dan tujuan dari penelitian atau pengamatan ini
untuk mengetahui karakteristik HHWL, LLWL, MSL, tipe pasut; untuk meramal
pasang surut dengan metode World Tides dan MIKE 21 di sekitar perairan
sungai sepunggur selama 3 Bulan kedepan; serta untuk mengetahui elevasi atau
beda tinggi Tanggul. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 September – 21
Oktober 2019 di area Sungai Sepunggur Kabupaten tanah Bumbu data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer pasang surut yang diambil di

5
lokasi penelitian dan data sekunder pasang surut Sungai Sepunggur. Metode atau
cara penelitian yang pakai adalah metode studi kasus yaitu bertujuan untuk
menjelaskan objek yang di teliti atau di amati sekaligus menjelaskan objek
tersebut bisa terjadi. Sedangkan untuk pengambilan data metode yang digunakan
yaitu metode kuantitatif dikarenakan dibantu dengan menggunakan instrumen
alat yang dapat mempermudah memperoleh data. Hasil penelitian dengan
menggunakan metode admiralty didapatkan karakteristik pasang dan surut di
Sekitar Perairan sungai Sepunggur adalah tipe pasut tunggal atau Diurnal dengan
nilai formzahl Nilai MHWL, LLWL, dan MSL sudah dikoreksi dengan pasang
surut dari BIG yaitu MHWL sebesar 8.72 cm, LLWL sebesar 6.72 cm, dan MSL
sebesar 5.79 cm. (DED Kawasan Perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu)

2.2.1 Teori pasang surut


Teori Pasang Surut pertama kali ditemukan oleh Buffon (1707-
1788). Menurut Buffon tata surya berasal dari matahari yang terlempar
setelah bertabrakan dengan komet. Teori ini lalu diperbaiki oleh James
Jeans dan Harold Jeffreys (1919). Menurut mereka tata surya terbentuk
berawal dari sebuah matahari yang dilewati oleh bintang yang sangat dekat.
Lalu karena pengaruh oleh gaya grafitasi, sebagian massa matahari tertarik
ke arah bintang sehingga terbentuk seperti cerutu panjang. dibagian tengah
cerutu besar, sedangkan dibagian ujungnya dan pangkalnya terlihat kecil.
Setelah bintang tersebut pergi, cerutu terus menerus berputar mengelilingi
matahari. Lama-kelamaan cerutu tersebut mendingin dan terbentuknya
bulatan menjadi planet. Sedangkan matahari awal tetap menjadi Matahari.
(Buffon)

6
2.3 Teori DTM dan DEM
DTM sebenarnya identik dengan DEM, bahkan disamakan posisinya. Ini
berarti bahwa DTM hanya permukaan elevasi yang mewakili bagian bumi yang
kosong yang direferensikan kedalam datum vertikal. DTM biasanya dibuat
melalui fotogrametri . Titik-titik DTM secara terpisah secara teratur mengikuti
bentuk permukaan bumi. Dari garis-garis ruang dan bentuk kontur yang teratur
ini, kita dapat menginterpolasi DTM menjadi DEM. DTM merepresentasikan
fitur medan yang lebih baik dikarenakan batas-batas 3D dan titik-titik massa 3D
yang teratur secara spasial. (Sumber: Frederic J. Doyle, 1991)

2.3.1 DEM (DIGITAL ELEVATION MODEL)


DIGITAL Elevation Model (DEM) merupakan gambaran model relief
bentuk rupa bumi tiga dimensi (3D) yang menyerupai keadaan aslinya di
dunia nyata (realworld) divisualisasikan dengan bantuan alat teknologi
komputer grafis dan alat teknologi virtual reality]. DEM memberikan
informasi hanya tentang elevasi, sedangkan Digital Terrain Model
memberikan informasi tentang elevasi morfologi dan layer permukaan
1. Pengertian lain tentang DTM merupakan DEM yang telah ditambahkan
dengan unsur unsur seperti breaklines dan pengamatannya selain data
asli. Terdapat beberapa sumber data dalam pembentukan DTM.
Contohnya seperti sumber data yang digunakan untuk mengolah data
DTM yaitu dengan memakai data topografi adalah hasil pengukuran dari
sebagian permukaan bumi yang diliput dari alat digital total station.
2. Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah bagaimana
membuat model 3D dari data topografi dan data pasang surut untuk
menentukan letak titik pintu air di tambak sepunggur.
3. Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah dapat melakukan
pembuatan pintu air yang sesuai kriteria teknis budidaya. Mengerti dan

7
memahami langkah dalam pembuatan permodelan peta 3D. (Sumber:
DED Kawasan Perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu)

2.4 Software Civil 3D Autocad Land Desktop 2009

AutoCad Civil 3D dan Autocad Land adalah sebuah lini produk yang
dikembangkan oleh AutoDesk, Inc dimana perusahaan ini merupakan sebuah
perusahaan multinasional yang bermarkas di California dan didirikan pada
sekitar tahun 1992 oleh John Walker dan Dan Drake. Merupakan salah satu
produk yang diunggulkan oleh AutoDesk adalah AutoCAD. Yang
mana AutoCAD sendiri mempunyai banyak varian bergantung pada fungsi dan
kegunaannya. Untuk bidang Survei dan Pemetaan, varian yang lazim digunakan
adalah AutoCAD Civil 3D dan AutoCAD Map 3D. Sebelum dinamakan
AutoCAD Civil 3D, varian ini dulu namanya yaitu AutoCAD Land Desktop
Development. Sehingga bagi yang awalnya sudah terbiasa dengan sebutan
AutoCAD Land Desktop tentu bukanlah suatu yang sulit untuk bekerja
menggunakan AutoCAD Civil 3D yang membawa banyak update. Sebelum
mengoperasikan AutoCAD Civil 3D, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu
perintah-perintah atau menu-menu dari software civil 3D. (Sumber: Risma Dwi
Atmajayani 2018)

Gambar 2.2 Software Autocad land desktop 2009

8
2.4.1 Fungsi Toolbar

Berikut yaitu toolbar yang tertera atau berada pada Software


AutoCAD  land desktop adalah sebagai berikut:

1. Toolspace
Toolspace yaitu menu pulldown bagian atas toolbar yang berfungsi
sebagai Master Command atau pusat pengaturan gambar.

2. Tab-Prospektor
Menu dropdown dibagian atas Tab Prospector menampilkan dua hal,
yaitu Active Drawing View dan Master View. Active Drawing View
menampilkan atau melihatkan gambar yang sedang terbuka sedangkan
Master View memperlihatkan semua gambar yang terbuka dan nama
gambar yang sedang aktif akan dicetak tebal.

3. Tab Setting
Menampilkan dan mengatur berbagai style yang sudah tersedia untuk
masing-masing item data. Pada Tab Setting juga memungkinkan untuk
mengontrol default pada gambar, label gambar dan label settingfitur.

2.5 Surfer

Surfer salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk membuat  peta


kontur dan permodelan 3 dimensi yang berdasarkan pada grid Perangkat lunak
ini mengerjakan plotting data tabular xyz tak beraturan menjadi lembar titik-titik
segi empat grid  & yang beraturan. Grid adalah suatu rangkaian garis vertikal
dan horizontal  yang dalam software surfer berbentuk segi empat dan

9
dipergunakan sebagai dasar  pembuatan kontur dan surface 3 dimensi. vertikal
dan horizontal ini mempunyai titik-tik perpotongan. Pada bagian titik
perpotongan ini disimpan nilai z yang merupakan titik ketinggian maupun
kedalaman. Gridding merupakan proses terbentuknya rangkaian nilai z yang
teratur dari data xyz. (hasil dari proses gridding ini adalah berupa file grid  yang
tersimpan dalam file .grd  Lembar kerja surfer terdiri dari tiga bagian, yaitu
surface plot, worksheet, editor Surface plot merupakan lembar kerja yang
dipakai untuk pembuatan peta atau file grid  Pada saat a"al dibuka, lembar kerja
ini berada pada kondisi yang masih kosong. Dalam lembar plot  ini peta
dibentuk dan diolah untuk disajikan. Lembar plot digunakan untuk pengolahan
dan membentuk peta dalam dua dimensional, yaitu seperti peta kontur, dan peta
tiga dimensional seperti bentukan muka 3 dimensi. Lembar plot  ini menyerupai
lembar layout dimana pengguna membuat pengaturan ukuran, teks, posisi obyek,
garis, dan berbagai properti lainnya. Pada lembar ini juga diatur ukuran kertas
kerja yang nantinya akan digunakan sebagai media pencetakan peta. (Sumber:
Saleh 2011)

Gambar 2.3 Peta Kontur 3 Dimensi dari Surfer

10
 
2.5.1 Overlay
Overlay merupakan metode pengolah peta dengan menumpangkan
susunkan peta yang ada, pada umumnya daerah atau data dasar yang
digunakan sama  tetapi isi setiap peta berbeda. Hasil pembuatan peta
overlay akan dijadikan sebuah peta dengan berbagai macam data ataupun
informasi didalamnya. Pada postingan kali ini peta yang dioverlay adalah
peta 3D dan peta kontur. (Sumber: Saleh 2011)

Gambar 2.4 Overlay dari Surfer

2.5.2 Garis Kontur


Garis tranches yang biasa disebut dengan garis kontur, garis tinggi,
atau garis horizontal, merupakan garis imajiner dalam suatu wilayah
maupun area di atas peta yang menghubungkan dan menampilkan
beberapa titik dalam sebuah peta yang mempunyai ketinggian yang sama.
Garis ini selanjutnya menunjukkan pergerakan atau perkembangan naik
turunnya suatu keadaan tanah.

11
Contohnya seperti suatu garis kontur ditunjukkan dengan angka + 25
meter, berarti garis kontur tersebut menghubungkan titik-titik yang
memiliki sudut elevasi atau ketinggiannya yang sama + 25 meter terhadap
sudut elevasi ataupun ketinggian tertentu. Garis kontur ini dapat dibuat
dengan membuat suatu proyeksi garis tegak berpotongan pada bidang
datar dengan permukaan bumi ke bidang datar didalam peta. Garis kontur
yang dibuat pada peta akan terkait secara langsung dengan skala yang
mana garis kontur dibuat sesuai dengan skala peta yang diinginkan.
(Sumber:Purwaamijaya I. M. 2008)

2.5.3 Fungsi Garis Kontur

Dapat dilihat dari pengertiannya, garis kontur ini bertujuan untuk


memperlihatkan naik turunnya bentuk permukaan tanah atau topografi
wilayah. Secara sederhana, fungsi adanya garis kontur adalah sebagai:

1. Penanda ketinggian ataupun sudut dan elevasi suatu tempat atau


wilayah tertentu;
2. Penanda ada tidaknya bentukan relief sesuai dengan bentuk asli
di permukaan bumi;
3. Penanda ada tidaknya suatu lereng di suatu daerah maupun
wilayah tertentu;
4. Penanda besaran sudut kemiringan suatu lereng disuatu tempat
atau wilayah tertentu;
5. Penanda perhitungan luas daerah genangan dan volume suatu
bendungan;
6. Penentuan rute atau suatu jalan maupun saluran yang memiliki
sudut kemiringan tertentu;
7. Penentu ada tidaknya dua titik di lahan yang ketinggiannya sama
dan saling terlihat; dan
8. Bahan untuk membuat perpotongan memanjang (long-section).

12
2.5.4 Karakteristik Garis Kontur

Dalam menggambarkan bentukan permukaan tanah ataupun


pembuatan peta topografi dan ketinggian suatu peta garis kontur sangat
fungsi untuk memproyeksikan kedua pola tersebut, atau cara lain yang bisa
digunakan dengan metode  hachures  dan shading. Menurut seorang ahli,
garis kontur memiliki karakteristik sebagai berikut ini:

1. Garis kontur yang menunjukkan tingkat kerapatan yang lebih besar


menandakan suatu sudut kemiringan atau suatu lereng yang sangat
curam;
2. Garis kontur yang tingkat kerapatannya jarang, menandakan keadaan
permukaan tanah yang landai;
3. Garis kontur bersifat horizontal, tidak mempunyai cabang, dan tidak
berpotongan;
4. Garis kontur identik berkelok-kelok dan mengikuti sudut kemiringannya
atau lereng dari suatu lembah;
5. Garis kontur selalu tegak lurus terhadap aliran air yang mengalir di
permukaan tanah;
6. Garis kontur memiliki bentuk kurva tertutup;
7. Garis kontur selalu mencorok ke hulu jika melewati aliran sungai;
8. Garis kontur selalu mencorok ke arah jalan jika melewati permukaan
jalan;
9. Garis kontur tidak terlihat jika melewati suatu bangunan;
10. Garis kontur disajikan selalu disesuaikan dengan skala peta yang dibuat;
11. Garis kontur memiliki menyajikan indeks berbeda-beda mengikuti pola
topografi wilayah pemetaan;
12. Garis kontur hanya ditegaskan untuk satu sudut ketinggian tertentu;
13. Garis kontur yang memiliki nilai lebih rendah selalu mengelilingi garis
kontur yang bernilai lebih tinggi;
14. Garis kontur yang memiliki tanda huruf U selalu menunjukkan punggung
pegunungan atau gunung; dan

13
15. Garis kontur yang bertanda huruf V selalu menunjukan suatu lembah
atau sebuah jurang.(Purwaamijaya I. M. 2008)

2.6 Global Mapper

Global Mapper salah satu aplikasi (software) pengelolah data GIS 


(Geographics Information System) yang biasa digunakan untuk pengolahan data
yang berbasis pemetaan berupa data vector, raster, data elevation, 3D View,
conversion, dan sebagian dari feature GIS, contohnya seperti  pengelolahan citra
satelit, menyajikan data 3D View atau analisa data topografi. Dengan format
data yang bisa diolah dengan menggunakan software Global Mapper berkisaran
250 format data spasial yang salah satunya yaitu DEM, E00, CADRG/CIB,
MrSID, DLG-O, SDTS DEM, DOQ, DTED, DWG, DXF, ECW, GeoTIFF,
Tiger/Line , SDTS DLG, KML/KMZ, , DGN, ESRI Shapefiles, JPEG2000,
DRG, Lidar LAS, Arc Grid dan masih banyak lainya lagi.Global Mapper juga
mempunyai forum online yang aktive dimana di dalam forum itu tersebut anda
bisa menanyakan beberapa keluhan pada aplikasi global mapper. Berikut ini
adalah forum dari global mapper http://forum.globalmapperforum.com/ namun
tentunya harus di register dulu baru bisa bertanya.Global Mapper Merupakan
aplikasi pengolah data GIS yang serbaguna dan mudah untuk di lakukan. Global
Mapper ini memiliki keunggulan antara lain  :

1. Mengelola ataupun mengconvert data Vektor dan Raster

14
2. Pengelolahan data penginderaan jarak jauh : Georeferensing, Mozaik citra
satelit, Membuat Grid, dan lain sebagainya.
3. Generate kontur dengan berbagai interval
4. Melihat DEM ke berbagai bentukan tampilan seperti atlas, hilshade,
aspect, slope dan lainnya
5. mudah dalam Mengolah data Atribute, baik berupa mengedit data atribute
yang sudah ada juga dapat menambahkan dan mengurangi data atribut baru.
6. Pengolahan data GPS , Memudahkan melacak setiap perangkat GPS yang
kompatibel yang terhubung melalui port serial komputer ke data apapun yang
di-upload, memberi tanda waypoint tanpa sambungan, serta bisa merekam log
pelacakan
7. akurat dalam perhitungan jarak dan luas
8. Kemampuan aksesnya secara online ke berbagai sumber data citra, peta
topografi DTM dan banyak lagi lainya. (Muhammad Rezky 2014)

Gambar 2.5 Tampilan Pengolahan Berbagai Interval kontur dalam Global


Mapper

Gambar 2.6 Tampilan 3D View dalam Global Mapper


(Sumber Muhammad Rezky 2014)

15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian untuk tugas akhir ini dilakukan di kabupaten Tanah Bumbu
tepatnya terletak di Desa Sepunggur.
Adapunbatasadministrasidapatdiuraikansebagaiberikut :
 Sebelah Utara : Kabupaten Kotabaru
 Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru
 Sebelah Selatan : Laut Jawa
 Sebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut

KEMENTRIAN KELAUTAN DA PERIKANAN


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
DIREKTORAT KAWASAN DAN KESEHATAN IKAN
JALAN MERDEKA TIMUR NO. 16 GEDUNG MINA BAHARI IV LANTAI 6 JAKARTA PUSAT 101 10
Telp. (0 21) 3519 070 (Hu nting) Fax (0 21) 3514724

16
Gambar 3.1 lokasi penelitian

3.2 Data dan Peralatan

3.2.1 Data

Data yang digunakan dalam menyusun tugas akhir:


1. Data skunder Survey topografi
2. Data pasang surut

3.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini yaitu:
1. Alat total station dan rambu ukur
2. Automatic Water Level Telemetri Recorder
3. Seperangkat perangkat keras/hardware
a. Personal komputer dengan spesifikasi:
AMD APU A10-7300 Kaveri dengan 10 Compute Cores(CPU +
6 GPU)- Memori RAM 8.00 GB Digunakan untuk pemrosesan,
pengolahan dan penulisan laporan penelitian.
b. Printer EPSON L120 digunakan untuk mencetak hasil penelitian
c. Seperangkat perangkat lunak (Software Autocad Land Desktop)
d. Sistem operasi windows 7
e. Microsoft word 2013 digunakan untuk menyusun laporan Tugas
akhir.
f. Microsoft Exel 2013 untuk melakukan perhitungan
g. Program Global Mapper dan Surver

17
3.3 Diagaram Alir Metode Penelitian

MULAI

Pengumpulan data
data sekunder

Survei Topografi dan


pengamatan pasang surut

Pengolahan data topografi dan


data pasang surut

Analisis
Pembuatan
pasang surut
DEM

Datum vertikal

Penggabungan
DEM data pasang
surut

Penentuan titik
pintu air

Selesai

18
Gambar 3.2 Diagram alir tahap pekerjaan

3.4 Penjelasan Diagaram Alir Penelitian

Adapun dibawah ini penjelasan diagram alir penelitian secara singkat,


untuk tahap proses yang lebih lengkap terhadap pada halaman lampiran
belakang.

1. Pengumpulan data skunder yaitu menggalis informasi seperti melakukan


orientasi lapangan secara tidak langsung, artinya data diperoleh dari foto,
peta, dan dokumentasi yang sudah ada dari suatu instansi terkait. Misalnya
data skunder dokumentasi milik Direktorat Topografi (Dittop), Badan
Pertanahan Negara (BPN), dan lembaga pemerintah setempat.
2. Melakukan survei topografi di lapangan yaitu membuat poligon Pengukuran
poligon dilakukan untuk mendapatkan besaran sudut dan jarak. Pengukuran
sudut dilakukan dengan alat ukur total station pengambilan titik situasi,
Pengukuran situasi detail dilakukan dengan cara Raai, dimulai dan diakhiri
pada titik poligon kerangka. Metode yang digunakan adalah metode
Tachymetri untuk menentukan beda tinggi dan jarak datar dengan sistem
optis, dimana setiap awal dan akhir dari jalur pengukuran diikatkan pada titik
kontrol (patok BM) dari kerangka utama pengukuran.
3. Pengolahan data topografi, pengolahan data topgrafi yaitu data hasil
pengukuran dilapangan di proses lebih lanjut dengan cara menggunakan
bantuan computer data di di download dari alat ukur Total Station(TS) di
jadikan koordinat xyz, dan elevasi dalam bentuk exel, kemudian data yg sdh
berbentuk exel dan format nya sudah menjadi csv comma delimited, lalu
input point di software autocad land desktop 2009 sampai menjadi titik point
dan di olah menjadi kontur. Pengolahan data pasang surut, sebelum dilakukan
pengolahan data pasut dilakukan dahulu smoothing pada data lapangan yang
diperoleh dari pengukuran alat, hal ini dilakukan untuk menghilangkan noise,

19
kemudian data tersebut di masukan kedalam kolom-kolom yg sudah di buat
di Microsoft exel.
4. Pengolahan data pasut Pengumpulan data dan informasi, terutama data untuk
perhitungan hidrologi sangat diperlukan dalam analisis penentuan debit banjir
rancangan yang selanjutnya dipergunakan sebagai dasar rancangan suatu
bangunan air. Semakin banyak data yang terkumpul, semakin menghemat
biaya dan waktu sehingga kegiatan analisis Pengumpulan data sekunder yang
meliputi
Pengumpulan/inventarisasi data curah hujan selama 10 tahun terakhir dari
stasiun pengamat dan stasiun lainya (apabila ada). Data curah hujan yang
dikumpulkan adalah curah hujan harian, curah hujan bulanan, jumlah hari
hujan.
Pengumpulan/inventarisasi data iklim juga diambil dari stasiun pengamat.
Data-data iklim yang perlu dikumpulkan meliputi temperatur udara harian,
kecepatan angin, kelembapan udara harian, dan penyinaran/radiasi matahari.
5. Pengumpulan informasi mengenai banjir yang menyangkut periode, tinggi,
lama, perkiraan luas berarti
genangan, dan dampaknya (bagi pertanian dan penduduk). Data ini diperoleh
dari informasi penduduk setempat serta pengamatan tanda bekas banjir di
sekitar sungai (mis. perubahan warna pada tumbuhan).
Pengumpulan informasi mengenai pengaruh kekeringan dan intrusi air asin
di musim kemarau, menyangkut periode, luas, lama, dan dampaknya. Data ini
dapat diperoleh dari informasi penduduk setempat.
Pengumpulan/inventarisasi data primer yang meliputi
Pengamatan elevasi fluktuasi muka air sungai selama 15 hari.
6. Analisis Pasut Pengamatan pasut dilakukan pada tanggal 17 September
sampai dengan 21 Oktober 2019 ( 34 hari ) dengan alat AWLR. Hasil
pengamatan tersebut dapat dilihat seperti berikut:
Sifat pasang surut berdasarkan rumus Formzahl :
K 1+O 1
F=
M 2 + S2

20
F = (0.35+0.29)/(0.29+1.17)
= 0.44 ( Pasang campuran ganda dominan
Koordinat lokasi: 3°32'16.99" Lintang Selatan dan 115°59'2.05"
Bujur Timur
Tanggal mulai : 17 September 2019
Tanggal berakhir : 21 Oktober 2019

Selanjutnya data pengamatan tersebut dianalisa untuk mendapatkan prediksi


muka air pasang untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan desain,
dalam hal ini akan diramalkan selama 5 tahun. Berikut adalah hasil konstanta
pasang surut berdasarkan data pengamatan Dengan bantuan aplikasi
peramalan pasang surut berdasarkan data yang ada maka bisa didapatkan
nilai-nilai elevasi penting yang akan dipakai sebagai dasar penentuan dimensi
ketinggian komponen tambak. Berikut disajikan angka-angka elevasi pasang
surut di lokasi pekerjaan :

Nilai Elevasi-elevasi
Penting (m)

Highest
Water Spring
(HWS) : Jml. Kejadian : 1

Mean High Water Spring


(MHWS) : 9.39 Jml. Kejadian : 1
Mean High Water Level
(MHWL) : 8.72 Jml. Kejadian : 23
Mean Sea Level 4380
(MSL) : 7.29 Jml. Kejadian : 0
Mean Low Water Level
(MLWL) : 5.89 Jml. Kejadian : 24
Mean Low Water Spring : 5.02 Jml. Kejadian : 1

21
(MLWS)
Lowest Water
Spring (LWS) : 4.01 Jml. Kejadian : 1
6.37
Tunggang pasang : m

7. Datum Vertikal
- Kedalaman air tambak ideal adalah 0,6 meter
- Volume air tambak per hektar adalah 10000 m2 x 0,6 m = 6000 m3/ha
- Volume sirkulasi harian air tambak adalah 10 % = 0,10 x 6000 = 600 m3/ha
- Volume suplai air harian adalah 5 % = 0,05 x 6000 = 300 m3/ha
8. Pembuatan DEM yaitu import data xyz di software Autocad land desktop
2009 untuk menghasilkan kontur, kemudian dari data xyz tersebut juga di
import lagi ke software surver 12 dengan format *BLN untuk menghasilkan
kontur dan watershed kemudian di bandingkan persamaan hasil dari Autocad
land desktop 2009 dan surver 12, lalu Create Dem memanggil data yang di
export dalam format *XYZ di software global mapper.
9. Penggabungan DEM dan data pasang surut tujuan nya untuk mengetahui
simulasi banjir tertinggi dan surut terendah.
10. Penentuan titik pintu air dapat di tentukan dari hasil pembuatan DEM,
dengan bukaan dari bacaan pengamatan muka air elevasi pintu air berada
pada ma +7,30 untuk menahan air di dalam kolam, dan untuk menguras air
dalam tambak elevasi bukaan pintu air berada pada +5,60.

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil titik pengukuran survei topografi


di lapangan dan di olah menjadi data titik koordinat X, Y,dan Z di Microsoft
exel yang siap di import di autocad. Berikut hasil data pengukuran yang telah di
olah di Microsoft exel:

Tabel 4.1 Data titik koordinat X, Y, dan Z pengukuran di lapangan

No (X) (Y) (Z)

1 386625.066 9610266.106 9.798

2 386625.854 9610265.490 8.766

3 386626.248 9610265.183 8.653

4 386626.642 9610264.875 8.230

5 386632.946 9610259.949 8.298

6 386633.734 9610259.334 8.199

7 386634.128 9610259.026 8.873

8 386636.886 9610256.871 8.821

9 386623.490 9610267.337 9.985

Data selengkapnya ada pada lampiran C

4.2 Pengamatan Pasang Surut

23
Hasil data pengamatan pasang surut air sungai selama 1 bulan data tersebut
di sajikan di Microsoft exel untuk melakukan simulasi air tersurut, tertinggi, dan
banjir. Berikut hasil data yang telah di sajikan di Microsoft exel:

Tabel 4.2 Data pengamatan pasang surut sungai sepunggur

No ID RTU TANGGAL JAM MUKA AIR (m)


15:00:0
1 0045 2019-09-17 0 1.98
16:00:0
2 0045 2019-09-17 0 2.27
17:00:0
3 0045 2019-09-17 0 2.60
18:00:0
4 0045 2019-09-17 0 2.89
19:00:0
5 0045 2019-09-17 0 3.02
20:00:0
6 0045 2019-09-17 0 2.82
21:00:0
7 0045 2019-09-17 0 2.55
22:00:0
8 0045 2019-09-17 0 2.27
23:00:0
9 0045 2019-09-17 0 1.95
10 0045 2019-09-17 0:00:00 1.77
Data selengkapnya ada pada lampiran D

4.3 Impor Point di Autocad Land Desktop

dari data yang di sajikan berbentuk format exel seperti gambar diatas
tersebut, maka data di import ke autocad land desktop sehingga muncul point data
data koordinat dan elevasi berbentuk poligon tertutup seperti hasil pengukuran
yang sudah di lakukan di lapangan untuk mengetahui bentuk kontur nya. Berikut
hasil import point di autocad land desktop 2009

24
Gambar 4.1 Hasil import point di Autocad Land Desktop 2009

4.4 Garis Kontur

Setelah selesai memunculkan titik point, maka tujuan yang di maksud yaitu
memunculkan garis kontur gunanya memunculkan garis kontur di autocad land
desktop 2009 yaitu untuk membandingkan hasil kontur antara autocad land
desktop 2009 dengan aplikasi surfer. Berikut hasil garis kontur yang di buat di
autocad land desktop 2009:

25
Gambar 4.2 Hasil pembuatan garis kontur di Autocad Land Desktop 2009

4.5 Grid Data

Berikut hasil grid data yaitu dari data exel yang telah di olah dari hasil
pengukuran di lapangan di input di aplikasi surfer untuk memunculkan kontur,
kontur yang di hasilkan di surfer yaitu kontur kasar tetapi hasil kontur nya tampak
rapi dan bisa langsung di buat model 3 Dimensi seperti gambar berikut:

26
Gambar 4.3 Hasil Garis Kontur dari aplikasi Surfer

4.6 Garis Kontur Bentuk 3 Demensi

Berikut hasil garis kontur yang sudah di buat dalam bentuk 3 dimensi Dilihat
dari pengertiannya, garis kontur bertujuan untuk memperlihatkan naik turunnya
keadaan permukaan tanah atau topografi wilayah Secara sederhana. Seperti gambar
berikut:

Gambar 4.4 Hasil Plot garis kontur berbentuk 3 dimensi

27
Gambar 4.5 Hasil Layout 3D Surface
4.7 Watersheed

Watershed yaitu pengolahan arah dan akumulasi aliran air, akumulasi aliran
air merupakan lokasi dimana beberapa arah air bergabung jadi arah aliran baru
untuk mengetahui daerah terendah dapat di lihat seperti gambar berikut:

28
Gambar 4.6 Hasil pengolahan Watershed

Gambar 4.7 Layout Watershed

4.8 Creat DEM

Creat DEM yaitu merupakan bentuk penyajian permukaan bumi yang di olah
di software global mapper yang dapat dibedakan dalam bentuk teratur secara
digital sesuai pengukuran terestris pada objek yang sudah dilakukan di lapangan
dari sumber data-data. Seperti gambar berikut:

29
Gambar 4.8 Hasil Create DEM

4.9 Memasukan Simulasi Air


Simulasi air yaitu memasukan data pengamatan pasang surut di hasil
pemodelan untuk mengetahui daerah aliran air agar bisa masuk kedalam pintu air,
muka air rata-rata, air banjir, dan air paling surut. Dapat di lihat seperti gambar
berikut:

Ga mb
ar 4.9 Mean Sea Waterlevel (MSL) kejadian muka air rata rata 7.29

30
Gambar 4.10 Mean low water level (MLWL) kejadian air surut 5.89

Gambar 4.11 Mean High Water Level MHWL kejadian air banjir 8.72

4.10 Penentuan titik pintu air


Penentuan titik pintu air ini adalah hasil akhir dari tujuan yang di maksud
dari hasil memasukan simulasi air dapat mengetahui daerah yang harus di buat
pintu air agar aliran air dapat masuk ke dalam pintu air dan air bisa masuk ke
dalam tambak-tambak. Dapat di lihat seperti gambar berikut:

31
Gamabar 4.12 Hasil penentuan titik pintu air

Gambar 4.13 Layouting Hasil penentuan titik pintu air

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Hasil dan pengukuran progres pemodelan elevasi digital lahan


tambak untuk mendukung penentuan titik pintu air Desa Kusan hilir Kabupaten
Tanah Bumbu menggunakan model 3 Dimensi (DEM), dapat di ambil kesimpulan
diantaranya sebagai berikut:

1. Dalam pengolahan model 3 dimensi di perlukan parameter pengukuran terestris


di lapangan dengan alat total station yaitu di perlukan software untuk
pengolahan diantara nya:
a. Autocad land desktop 2009
b. Surfer 12
c. Global Mapper 15

32
Sehingga dalam pengolahan data pengukuran di lapangan bisa dapat di olah
menjadi model 3 dimensi bentuk pemodelan elevasi digital lahan tambak
untuk mendukung penentuan titik pintu air yang sesuai dengan bentuk asli
objek sebenar nya di lapangan.
2. Dari data pengukuran terestris di lapangan digunakan software autocad land
desktop untuk penginputan point sampai jadi kontur, dan software surfer juga
mengimport data untuk dijadikan kontur dan hasil 3 demensi dari hasil kedua
metode tersebut di bandingkan hasil kontur nya, dapat di simpulkan bahwa dari
hasil penginputan point dan kontur di autocad land desktop memiliki kontur
yang halus namun tidak beraturan, dan surfer menghasilkan kontur kasar
namun beraturan dan bisa langsung di buat 3 dimensi.
3. Dalam pengamatan pasang surut harus mencapai 3 komponen yaitu
mendapatkan muka air rata-rata 7.29 m, air tersurut 5.89 m, dan banjir 8.72 m.
dengan alat Automatic water level telemetri di lengkapi sensor, data secara
otomatis mengirim ke server selama pengamatan tiga bulan dalam pengamatan
3 komponen tersebut dapat di simpulkan bahwa hasil pengamatan pasang surut,
data sudah bisa di pakai untuk memasukan simulasi air ke dalam hasil
pemodelan 3 di mensi untuk menentukan titik pintu air.

5.2 SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam pengolahan pemodelan 3


dimensi dari parameter pengukuran terestris dan pasang surut air di lapangan
saran yang dapat diberikan adalah:

1. Dalam pengolahan pemodelan 3 dimensi di harapkan untuk peneliti selanjutnya


pada saat pengukuran terestris di lapangan mengambil sebanyak banyak nya
data situasi agar hasil kontur yang di dapatkan beraturan dan rapat, semakin
banyak data yg di ambil maka hasil peta akan lebih bagus.
2. Pada saat pengamatan pasang surut di harapakan memenuhi 3 komponen yaitu
air tersurut, muka air rata-rata, dan banjir, minimal pengamatan selama tiga

33
bulan, agar hasil data yang di peroleh bisa dapat di simulasikan ke pemodelan 3
di mensi.
3. Dalam pemrosesan data pada software autocad land desktop 2009, Surfer 12,
dan Global mapper di usahakan harus menggunakan Laptop/ Computer dengan
spek yang cukup tinggi agar tidak terjadi eror dalam pemrosesan datanya.

DAFTAR PUSTAKA
Buffon, Journal, 2014. Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air (http://
scribd.blogspot.com/2014, 6 (1), 1-12 Diakses pada 20 Maret 2020 Jam 07:44
Wita)

Doyle, 1991. Kontur dari data DEM.(https://riandiasa.wordpress.com/2018/10/02/


membuat-kontur-daridata-dem-srtm/ Frick, Heinz.1979. Diakses pada 20
Maret 2020 jam 08:52 Wita)

Ferry, Sobatnu Jurnal INTEKNA, 2014. (file:///C:/Users/hp/Downloads/173-1-


323-1-10-20150227.pdf Tahun XIV, No. 2, Nopember 2014 : 102 – 209
Permodelan Elevasi Digital Pada Lahan Rawa. Diakses pada tanggal 20 Maret
2020 Jam 15:12)

Muhammad, Rezky 2014. GlobalMapper


http://rezkygeo14.blogspot.com/2014/10/global- mapper-dan-crack.html

34
Purwaamijaya I. M, Iskandar 2008. Teknik Survei Dan Pemetaan. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
(http://ass.surveyorkadastral.com/2008/03/pengukuran-dan-pemetaan.html
Diakses pada 23 Maret 2020 Jam 12:05 Wita)

Risma,Dwi Atmajayani 2018. Sejarah dan Manfaat Program AutoCAD,


(http://autocad-education.blogspot.com/2018/08/sejarah-dan-manfaat-program-
autocad. html Diakes pada 23 Maret 2020 jam 16:51 Wita)

Saleh, Salmani. 2011 pengenalan surfer. (http:// digilif.its.ac.id/2011/14/ Diakes


pada 24 Maret 2020 jam 12:16 Wita)

Wongsotjitro, Soetomo Ilmu Ukur Tanah, 1991. Modul Dasar-dasar


Pengukuran Topografi.
(http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/32401/mod_resource/content/1/2005-05-
Dasar-dasar%20Pengukuran%20Topografi Diakses pada 24 Maret 2020 Jam
15:48 Wita)
(Buku DED Tambak Sepunggur 2019)

35
LAMPIRAN A
LANGKAH KERJA

A Langkah Kerja Pemodelan Elevasi Digital Lahan Tambak Untuk


Mendukung Penentuan Titik Pintu Air

36
Adapun langkah kerja langkah kerja proses dari penginputan data
pengukuran di lapangan sampai dengan menghasilkan dengan penentuan
titik pintu air adalah sebagai berikut:
1. Setelah pengukuran di lapangan, selanjutnya data pengukuran di
proses dengan langkah seperti berikut:
a. Buka MS EXEL 2013 proses import data X,Y,DAN Z

b. Tahap selanjutnya adalah buat projek baru di Land Desktop,


karena point tidak akan bisa dimasukan tanpa kita buat projek
baru atau projek lama yang telah memiliki path di Land
Desktopnya. Buatlah projek baru kemudian atur semua
pengaturan dengan benar.

c.
membuat layer point itu sendiri, untuk penamaan file point diberikan
nama tanggal recording data atau tanggal pengukuran agar
mempermudahkan dalam membedakan antara pekerjaan hari

37
yang satu dengan hari yang lain. Untuk nama layer

d. aktifkan layer point tersebut. Pada menu points – import/export


points – import points. Kemudian atur format point yang akan
dimasukan dalam hal ini saya menggunakan format .txt dengan
urutan data nomer point ( P ), y ( N ), x ( E), Deskripsi ( D ).
Kemudian pilih file yang telah disimpan dengan catatan format
dan urutan data sesuai dengan yang telah terseting di Land
Desktop. Kemudian untuk mempermudah dalam pengeditan lebih
lanjut buatlah group data dengan penamaan sesuai dengan nama
layernya.

38
e. Apabila semua proses telah dilalui dengan benar maka point akan
muncul dalam cad

f. setting pada menu points – edit points – display properties.

g.

Kemudian cad membutuhkan command lebih lanjut untuk meminta point yang
mana yang akan diedit.

39
h. Tahapan untuk memasukan data koordinat di Autocad Land Desktop
selesai.

2. Setelah proses import poin selesai, selanjutnya proses Creat surface


kontur yaitu memunculkan kontur proses dengan langkah seperti
berikut:

a. Akan muncul jendela Terrain model Exploler, pilih Terrain – klik


kanan – create New Surface akan muncul surface1, pilih surface1
– klik kanan – rename - ubah namanya (missal:aktual)

40
b. Buka aktual dan TIN DATA, kemudian pilih point Groups – klik
kanan – add point group. Maka akan muncul jendela add point
Group

c. pilih Aktual – klik kanan – build

d. Akan muncul jendela build aktual – kanan lalu oke.

41
e. A
ka

n muncul create contours, ubah surface menjadi aktual, tentuka


interval minor dan mayor, lalu oke.

f. pada Comand bar akan muncul pertanyaan Erase old contours?


Ketik yes enter

42
g. Akan muncul hasil seperti ini, maka kontur sudah terbentuk
sesuai kondisi asli dilapangan.

43
3. Setelah creat kontur selesai, selanjutnya masuk proses input data
X,Y,dan Z untuk pembuatan kontur dan langsung bisa jadi model 3
dimensi yaitu sebagai berikut:
a. Buka Aplikasi Golden Surfer yang sudah terinstal di komputer
dan akan muncul tapilan awal seperti gambar dibawah ini

b. Klik file > new > worksheet

44
c. Masukan data-data koordinat x,y, dan z yang di akan di plot

d.
Pilih

menu Grid --> Data dan kita diminta untuk membuka file excel
yang sudah kita persiapkan. Pilih data excel di direktori
penyimpanan kita kemudian pilih Open. Data akan diconvert ke
dalam format ekstensi *.grd.
e. Grid data coloum x,y,dan z kemudian oke, Close Tampilan
Gridding Report ketika muncul dan tidak perlu disimpan.

f. Pilih menu Map --> Contour Map -->  New Contour Map,


kemudian pilih file yang telah kita buat dalam format ekstensi
*.grd --
> Open

45
g. Akan muncul hasil Tampilan kontur akan muncul seperti gambar
berikut.

h. Double
Click pada bidang kontur untuk mendapatkan menu Contours
Properties. Seperti Gambar berikut:

i. Pilih menu tab Level dan klik tulisan Level yang berada di sebelah
kiri Line untuk mengatur interval kontur. Seperti Gambar berikut

46
j. Tahap Pembuatan kontur model 3 dimensi sudah selesai

4. Setelah pembuatan kontur model 3 dimensi selesai, selanjutnya


masuk proses creat DEM yaitu sebagai berikut:
a. Buka software global mapper 15

b. me
ma
ng
gil

47
data yang di export dalam format *.xyz, dengan cara klik File
kemudian klik open generic ASCII Text File(s), lalu lalu pilih
File yang di simpan sebelumnya dalam extensi *.xyz

c. Pilih file yang sebelumnya disimpan dengan nama data hanyar –


klik open

d. Maka akan muncul tampilan Generic ASCII Text File Import


Options. Pada import type pilih elevation Grid From 3D Point

48
Data, pada Coordinate Column Order pilih X
(Longtitude/Easting) Coordinate Firs, Pada Coordinate Line
Prefik pilih None. Coordinate appear immediately at the star of
any lines in the text file that they appear in, pada coordinate
Delimeter pilih Auto-Detect, beri centang pada kolom treat 3rd
Coordinate value as elevation dan beri nilai “3” pada kolom
Break Line/Area Features on Change in Field lalu klik OK.
Seperti Gambar Berikut:

e. Pada jendela Elevation Grid Creaction Option pilih METERS


pada kolom Vertikal Units lalu klik OK.

f. Maka akan muncul jendela Loading ASCII Text File dan jendela
Gridding 3D Point Data. Tunggu proses tersebut hingga selesai.

49
g. Kemudian muncul jendela Select Projection. Pada kolom
Projection pilih UTM, pada kolom Zone pilih 50 (114” E –
120”E - Southem Hemisphere), pada kolom Datum pilih WGS84
lalu klik OK.

h. Hasil akhir dari proses Create DEM


sebagai berikut:

50
5. Setelah Create DEM selesai, selanjutnya Memasukan 3 komponen
simulasi air, muka air rata-rata muka air surut, dan air banjir ke
pemodelan di Global Mapper yaitu sebagai berikut:
a. Pilih perintah Show 3D View. Sperti gambar berikut

b. Setelah klik 3D View


lalu klik perintah Change display properties. Seperti gambar

berikut

c. centang dilplay water 3D view masukan data muka air rata-rata di


di perintah water level yaitu 5.89 kemudian klik OK hasil muka
air rata-rata bisa di lihat seperti gambar berikut:

51
b. centang dilplay water 3D view masukan data muka air rata-rata di
di perintah water level yaitu 6.72 kemudian klik OK hasil muka
air surut bisa di lihat seperti gambar berikut:

52
c. centang dilplay water 3D view masukan data muka air Banjir
di perintah water level yaitu 7.29 kemudian klik OK hasil
muka air banjir bisa di lihat seperti gambar berikut:

6. S e t e l a h m e m

air surut, dan air banjir ke pemodelan di Global Mapper selesai,


selanjutnya proses menentukan titik pintu air dari hasil memasukan
simulasi air muka air rata-rata, air surut, dan banjir di pemodelan 3
dimensi buat simbol pintu air di pemodelan 3 Dimensi sebagai titik
pintu air yaitu seperti berikut:

53
LAMPIRAN B
PETA A4

54
55

Anda mungkin juga menyukai