TUGAS AKHIR
Oleh :
TUGAS AKHIR
Oleh :
2017
RINO MARKONO CHING JALAN BANTAL-MUKO MUKO PROVINSI
BENGUKULU STA 14+500 – STA 17+500
TUGAS AKHIR
Oleh :
Disetujui oleh :
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Tugas Akhir ini telah diajukan dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Sidang Tugas Akhir Pada Hari/Tanggal : Jumat/22 September 2017
Tim Penguji :
Proyek Peningkatan Ruas Jalan Bantal –Mukomuko (Sta 14+500 – Sta 17+500) ini dilaksanakan
karena kondis permukaan jalan lama sudah aus dan kasar serta di beberapa lokasi aspal telah
terkelupas dan berlobang. Disamping itu lebar perkerasan yang ada sudah tidak cukup lagi untuk
menampung jumlah dan jenis kendaraan yang melalui jalan tersebut. Dari perhitungan volume
berdasarkan gambar rencana, kemudian menentukan harga satuan dasar upah, peralatan, dan
bahan serta analisa satuan pekerjaan maka diperoleh Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp
21.362.281.000 (Termasuk PPN 10%). Dilanjutkan dengan pembuatan Network Planing dengan
metoda Predence Diagram Method (PDM) dan Time schedule untuk pengendalian waktu
pelaksanaan proyek. Waktu pelaksanaan proyek diperoleh selama 116 hari kerja.
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan tim penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal :
22 September 2017.
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
I. II. III. IV.
Tanda
tangan
Nama Ir.Riswandi,M.,Si DR.Dalrino,ST.,MT Ir. Syaifullah Ali, MT DR. Chairul Muharis, ST., MT
19651221 199203 1 001 19740309 200501 1 001 19580910 198811 1 001 19640103 199003 1 001
Terang
Mengetahui :
Ketua Jurusan
Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang telah mendapat Nomor Alumnus
Petugas Politeknik Negeri Padang
Nomor Alumni PNP : Nama : Tanda Tangan :
No. Alumni PNP : No. Alumni Jurusan
Okfa Amin Wendra
Teknik Sipil :
a). Tempat/ Tgl. Lahir : Padang / 11 Oktober 1996
b). Nama Orang Tua : Syamsuarli/Iznaizal Zul Fani
c). Jurusan : Teknik Sipil
d). Program Studi : DIII Teknik Sipil
e). No. BP : 1401022039
f). Tgl. Lulus : 22 September 2017
g). Predikat Lulus : Sangat Memuaskan
h). IPK : 3.43
i). Lama Studi : 3 Tahun 0 Bulan
j). Alamat Orang Tua : Komp Perumahan Unand DIII/08/01
Proyek Peningkatan Ruas Jalan Bantal –Mukomuko (Sta 14+500 – Sta 17+500) ini dilaksanakan
karena kondis permukaan jalan lama sudah aus dan kasar serta di beberapa lokasi aspal telah
terkelupas dan berlobang. Disamping itu lebar perkerasan yang ada sudah tidak cukup lagi untuk
menampung jumlah dan jenis kendaraan yang melalui jalan tersebut. Dari perhitungan volume
berdasarkan gambar rencana, kemudian menentukan harga satuan dasar upah, peralatan, dan
bahan serta analisa satuan pekerjaan maka diperoleh Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp
21.362.281.000 (Termasuk PPN 10%). Dilanjutkan dengan pembuatan Network Planing dengan
metoda Predence Diagram Method (PDM) dan Time schedule untuk pengendalian waktu
pelaksanaan proyek. Waktu pelaksanaan proyek diperoleh selama 116 hari kerja.
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan tim penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal :
22 September 2017.
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
1 2 3 4
Tanda
tangan
Nama Ir.Riswandi,M.,Si DR.Dalrino,ST.,MT Ir. Syaifullah Ali, MT DR. Chairul Muharis, ST., MT
19651221 199203 1 001 19740309 200501 1 001 19580910 198811 1 001 19640103 199003 1 001
Terang
Mengetahui :
Ketua Jurusan
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahNya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul
“Rencana Pelaksanaan Peningkatan Ruas Jalan Bantal-Mukomuko Provinsi
Bengkulu Sta 14+500 – Sta 17+500 )” sesuai dengan ketetapan waktu yang telah
ditetapkan. Laporan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma III Politeknik Negeri Padang.
Pada kesempatan ini Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendoakan dan memberi semangat
kepada Penulis.
2. Bapak DR. Ir. Yurisman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Padang.
3. Bapak Indra Agus, ST., MT selaku Kepala Program Studi DIII Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang.
4. Bapak Ir.Riswandi,M.Si selaku pembimbing I yang telah banyak membantu
dan membimbing Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik.
5. Ibu Hartati,ST.,MT selaku pembimbing II yang juga telah memberikan
bimbingan dan bantuan kepada Penulis dalam penyelesaian laporan ini.
6. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati Penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Padang, September 2017
Penulis
i
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)
HALAMAN
PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN UMUM
PROYEK
BAB III
RENCANA ANGGARAN
BIAYA PELAKSANAAN
PROYEK
BAB IV
RENCANA
PELAKSANAAN
PROYEK
BAB V
PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
GAMBAR
NWP
TIME SCHEDULE
ANALISA HARGA
SATUAN DASAR ALAT
ANALISA HARGA
SATUAN DASAR
BAHAN
ANALISA HARGA
SATUAN DASAR
TENAGA KERJA
LEMBAR ASISTENSI
TUGAS AKHIR
LEMBAR PERBAIKAN
SIDANG TUGAS AKHIR
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
Daftar Gambar ......................................................................................................... v
Daftar Tabel........................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan ............................................................. I-1
1.2. Tujuan Penulisan ........................................................................... I-2
1.2.1. Tujuan Umum ...................................................................... I-2
1.2.2. Tujuan Khusus ..................................................................... I-2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................ I-2
1.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... I-3
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................... I-3
ii
2.6. Sumber Daya Proyek ................................................................... II-11
2.6.1. Material ............................................................................. II-11
2.6.2. Peralatan ............................................................................ II-23
2.6.3. Tenaga Kerja ..................................................................... II-34
iii
4.2.7. Pekerjaan Struktur ........................................................... IV-35
4.2.8. Pegembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor .................... IV-40
4.3. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Proyek ............................... IV-42
4.3.1. Network Planning (NWP) dengan Precedence Diagram
Method (PDM) .................................................................. IV-42
4.3.2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan (Durasi) ............................. IV-48
4.3.3. Perencanaan Time Schedule .............................................. IV-60
4.4. Pengendalian Proyek ................................................................. IV-62
4.4.1. Pengendalian Mutu ........................................................... IV-63
4.4.2. Pengendalian Waktu ......................................................... IV-69
4.4.3. Pengendalian Biaya ........................................................... IV-72
4.5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pelaksanaan Proyek ...... IV-73
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... V-1
5.2. Saran ................................................................................................ V-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 4.21. Constraint pada PDM ..................................................................... IV-46
Gambar 4.22. Constraint pada PDM ..................................................................... IV-46
Gambar 4.23. Skema Hubungan antara Pengendalian Mutu, Waktu, dan Biaya.. IV-62
Gambar 4.24. Contoh Rambu dan Penghalang ..................................................... IV-74
vii
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 3.18. Hasil Perhitungan Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan ................... III-34
Tabel 3.19. Perhitungan Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A ........................ III-35
Tabel 3.20. Perhitungan Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas B .................... III-36
Tabel 3.21. Perhitungan Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (prime coat) .......... III-38
Tabel 3.22. Perhitungan Pekerjaan Lapis Perekat (tack coat) ......................... III-39
Tabel 3.23. Perhitungan Pekerjaan Lapis Aus (AC-WC) ............................... III-40
Tabel 3.24. Perhitungan Pekerjaan Lapis Antara (AC-BC) ............................ III-42
Tabel 3.25. Perhitungan Pengecoran Bahu Jalan ............................................. III-43
Tabel 3.26. Dimensi Box Culvert ..................................................................... III-44
Tabel 3.27. Perhitungan Pengecoran Box Culvert Ukuran 1.0 m x 1.0 m ....... III-45
Tabel 3.28. Perhitungan Berat Tulangan Box Culvert...................................... III-46
Tabel 3.29. Perhitungan Tulangan Box Culvert Ukuran 1m x 1m pada Box ... III-47
Tabel 3.30. Perhitungan Tulangan pada Box Culvert ...................................... III-48
Tabel 3.31. Perhitungan Pekerjaan Pas. Batu pada Dinding Penahan Ruas KiriIII-49
Tabel 3.32. Rekap Perhitungan Pekerjaan Pas. Batu Dinding Penahan ........... III-50
Tabel 3.33. Rekap Volume Pekerjaan .............................................................. III-54
Tabel 3.34. Biaya Sewa Peralatan per Jam Kerja............................................. III-56
Tabel 3.35. Harga Dasar Satuan Bahan ............................................................ III-57
Tabel 3.36. Harga Dasar Satuan Upah ............................................................. III-59
Tabel 3.37. Biaya Sewa Peralatan per Jam Kerja............................................. III-49
Tabel 3.38. Harga Bahan dari Quarry ke Lokasi Pekerjaan ............................. III-49
Tabel 4.1. Rekapitulasi Waktu Pelaksanaan Pekerjaan .................................. IV-59
viiii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Penulisan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan kelulusan untuk
menamatkan pendidikan di Politeknik Negeri Padang serta pembekalan bagi
mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.
1.2.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan Tugas Akhir ini adalah agar:
Mampu menghitung Anggaran Biaya Pelaksanaan (ABP) dari suatu proyek
jalan.
Mampu menghitung waktu pelaksanaan ABP melalui Precedence Diagram
Method (PDM).
Mampu menjadwalkan pelaksanaan proyek dalam bentuk Time Schedule.
I-2
1.4 Teknik Pengumpulan Data
a. Interview (tanya jawab).
Konsultasi dilakukan dengan cara bertanya secara langsung dengan pihak-
pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek yaitu pada konsultan
perencana proyek jalan ini.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang penulisan laporan
Tugas Akhir (TA), yaitu sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan Diploma III Politeknik Negeri Padang. Tujuan penulisan
yang hendak dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu sebagai bukti
kemampuan mahasiswa terhadap pendidikan yang telah dijalani di
Politeknik Negeri Padang. Selain itu juga berisikan teknik pengumpulan
data yang memperlihatkan proses dan cara memperoleh data yang
diperlukan untuk penyelesaian laporan Tugas Akhir, yaitu dengan cara
Interview (tanya jawab), literatur (menggunakan-buku-buku referensi).
Batasan masalah yang akan menjadi pedoman dalam penulisan agar topik
yang dibahas tidak keluar dari masalah utama yang diangkat. Intisari
penulisan berisi tentang intisari dari masing-masing bab pada tugas akhir
ini. Sedangkan di dalam sistematika penulisan diterangkan tentang proses
dari bab-bab yang akan dibahas dalam bentuk skematis.
I-3
BAB II TINJAUAN UMUM DAN MANAJEMEN PROYEK
Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal apa saja yang melatar belakangi
mengapa peningkatan proyek jalan dilakukan sekaligus tujuan yang
hendak dicapai dengan dilaksanakannya proyek tersebut.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup dari laporan yang berisikan kesimpulan
dari apa yang telah dibahas lebih lanjut dalam penulisan Tugas Akhir,
serta saran – saran yang disampaikan dalam upaya peningkatan
pelaksanaan proyek.
I-5
BAB II
DATA-DATA PROYEK
II1
AC-WC. Kondisi jalan ini sudah ada yang berlobang,retak-retak dan
lebar jalannya yang terlalu kecil untuk jalan nasional.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah indonesia melalui
kementrian Pekerjaan Umum akan melaksanakan peningkatan ruas
jalan Bantal - Mukomuko ,Propinsi Bengkulu.Proyek ini merupakan
salah satu paket pekerjaan yang dibiayai dengan pinjaman Bank Dunia
(World Bank) melalui program Western Indonesia National Road
Improvemen Project (WINRIP).
Ruas jalan Bantal – mukomuko merupakan bagian dari jaringan
jalan Lintas Barat Sumatera yang merupakan jalan alternatif dalam
pendistribusian kebutuhan barang dan jasa dipulau sumatra.
Penanganan peningkatan ruas jalan Bantal – Mukomuko ini yang
ukuran existing awalnya 6 meter (bervariasi) akan mengikuti data
teknis proyek berasarkan data dari desain rinci (detail design),yaitu
lebar perkerasan 7 meter,lebar bahu jalan masing-masing 2 meter,lebar
drainase kiri kanan masing – masing 1,5 meter,dan lebar ruang milik
jalan (Rumija) antara 13 – 15 meter.Berdasarkan kondisi lebar rumija
yang ada saat ini maka untuk keperluan penanganan peningkatan ruas
jalan Bantal – Mukomuko ini tidak akan membutuhkan tambahan lahan
diluar Rumija.Namun, diperlukan pembebasan lahan Rumija yang ada
(existing) dari pemamfaatan atau okupasi oleh warga masyarakat .
Kemudian dinas pekerjaan umum melakukan suatu pelelangan
atau tender pada proyek jalan ini yang telah dikuti oleh beberapa
perusahaan dengan hasil akhir terpilih PT.Hutama Karya(Persero) –
PT.Daya Mlia Turangga KSO yang memenuhi semua spesifikasi yang
telah disyaratkan oleh dinas Pekerjaan Umum sebagai Kontraktor
pelaksanaan proyek peningkatan ruas jalan Bantal – Mukomuko.
Pada pengerjaan tugas akhir ini, jalan yang diambil cuma
sepanjang 3 km yang dimulai dari STA 14+500 sampai STA 17+500.
II2
2.2 Lokasi proyek
. Jalan yang diperbaiki sepanjang 3 km ini bermula pada STA
14+500 yang terletak di Desa Mekar Mulia, Kecamatan Penarik.
Sedangkan STA 17+500 terletak di Desa Sidodadi.
Lokasi proyek dapat dijangkau dengan 3 moda transportasi, yaitu :
1. Transportasi udara, misalnya dari Jakarta atau kota lainnya menuju
Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu. Kemudian dilanjutkan
dengan transportasi darat menuju Mukomuko dengan melintasi
Jalan Lintas Barat Sumatera.
2. Transportasi laut, misal dari Pulau Mentawai atau daerah lainnya
menuju Bengkulu. Kapal dilabuhkan di Pelabuhan Pulau Baai,
Bengkulu. Lalu setelah itu dilanjutkan dengan transportasi darat ke
Mukomuko .
3. Transportasi darat, melintasi Jalan Lintas Barat Sumatera ke lokasi
proyek jika dari Bengkulu atau daerah lainnya.
II3
Akhir Proyek
U
Sidodadi
STA. 17+500 B T
Awal Proyek
Mekar Mulia
STA. 14+500
II4
2.3 Data Umum Proyek
II5
2.4 Data Teknis Proyek
a. Jenis Kontruksi
Lapisan permukaan : 1. AC-Base tebal = 7,5 cm
2. AC-BC tebal = 6 cm
3. AC-WC tebal = 5 cm
Lapisan pondasi atas : Agregat kelas A tebal = 15 cm
Lapisan pondasi bawah : Agregat kelas B tebal = 20 cm
: Timbunan pilihan tebal = 30 cm
b. Panjang Penanganan : 3 km
c. Lebar perkerasan :7 meter
d. Lebar bahu jalan :2 meter (bervariasi)
e. Lebar saluran samping : 1,5 meter
f. Typical cross
II6
Gambar2.3. Pelebaran 1 sisi
II7
Gambar2.5. Rekontruksi tipe 2
Typical Drainase
II8
Gambar 2.7 Drainase type 2
Pipe Culvert
II9
Gambar 2.9 Detail Penulangan pipa culvert
II10
2.5 Hubungan Kerja Pengelola Proyek
Peraturan Pemerintah
Owner
Konsultan Kontraktor
II11
b. Meminta laporan secara periodic mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa
c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak
penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk
mewujudkan sebuah pembangunan
f. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan dengan cara menunjuk suatu badan usaha atau
orang untuk bertindak atas nama pemilik
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah selesai
dengan apa yang dikehendaki
i. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat semua pihak
mengenai pembangunan proyek
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang diserahi tugas oleh
owner untuk membuat laporan perencanaan, manajemen proyek
dan melaporkan kepada owner segala sesuatu tentang proyek
selama batas wewenangnya.
Tugas dan Tanggung JawabKonsultan Perencana adalah :
a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja, syarat–syarat/spesifikasi teknis, hitungan
struktur, dan rencana anggaran biaya
b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa
dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan
c. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal – hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja
dan syarat–syarat
d. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan
II12
e. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.
f. Apabila pengawasan pekerjaan diawasi oleh konsultan lain
maka konsultan perencana harus melakukan pengawasan secara
berkala sampai proyek itu selesai
g. Konsultan perencana harus memperbanyak gambar – gambar
dan bestek yang digunakan untuk dokumen pelelangan yang
akan digunakan kontraktor.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah badan usaha atau pihak yang
ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk mewakili pihak proyek
dalam memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pekerjaan di
lapangan pada batas-batas yang telah ditentukan baik secara teknis
maupun administratif dan kemudian memberikan laporan kepada
pemilik proyek.Pada Proyek WINRIP paket 11 ini yang menjadi
Konsultan Pengawas adalah PT.CIPTA STRADA
Tugas dan Tanggung Jawab Konsultan pengawas :
a. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodic
dalam pelaksanaan pekerjaan
b. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi
serta aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan
pekerjaan berjalan lancer
d. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin
serta menghindari pembengkakan biaya
e. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor
f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang ditimbulkan
dilapangan agar tercapai hasil akhir sesuai dengan yang
diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkan
g. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari
peratuan yang berlaku
II13
h. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, dan
bulanan)
i. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah
atau berkurangnya pekerjaan.
4. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek
dengan perjanjian kontrak setelah melalui proses pelelangan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar kerja,
peraturan-peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh
pihak perencana. Apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan oleh
kontraktor sesuai dengan perjanjian kontrak maka hasil pekerjaan
itu diserahkan kepada pemilik proyek. Pada proyek WINRIP ini
Kontraktor Pelaksana adalah PT.Hutama Karya ( persero ) dan
PT.Daya Mulya Turangga KSO.,Jo Tugas dan Tanggung Jawab
Kontraktor adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana,
peraturan, syarat–syarat, risalah penjelasan pekerjaan dan syarat
– syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa,
b. Membuat gambar–gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pemilik,
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan
dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerjaan dan
masyarakat,
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan dan bulanan,
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku,
f. Membentuk struktur organisasi di lingkungan sendiri,
g. Menjaga keamanan dan ketertiban umum ditempat pekerjaan
dan memberikan jaminan keselamatan kerja kepada staf atau
pekerja yang mempunyai hubungan dengan kontraktor, seperti
Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK),
II14
h. Mempunyai hak untuk menerima pembayaran menurut
peraturan yang berlaku dalam Perjanjian Kontrak,
i. Bertanggung jawab atas semua peralatan konstruksi, metode
pelaksanaan, urutan pekerjaan dan prosedur pengkoordinasian
semua bagian pekerja yang tercantum dalam kontrak,
j. Menyediakan tempat rapat direksi serta fasilitas dan
menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan
k. Bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan pekerjaan akibat
kelalaian sendiri.
5. Hubungan antara Pemerintah dengan Pemilik, Konsultan, dan
Kontraktor
Merupakan hubungan dalam yang diatur peraturan-peraturan
atau UU dan persyaratan yang harus dipatuhi oleh ketiga unsur
diatas dan berdasarkan perjanjian antara masing-masing pihak.
6. Hubungan antara pemilik ( Owner) dengan Konttraktor
Hubungan kerja antara pemilik (proyek Kementrian
Pekerjaan Umum Republik Indonesia) dan (Kontraktor PT.Hutama
Karya-PT.Daya Mulya Turamgga.,Jo) adalah hubungan kerja yang
bersifat kontraktual dan fungsional. Kedua belah pihak diikat
dengan kontrak, dimana kontraktor berkewajiban menjalankan
semua pekerjaan yang tertulis dalam kontrak sesuai dengan
spesifikasi dan gambar rencana. Pemilik proyek memperoleh
pelaksanaan proyek yang sebaik-baiknya tepat waktu dengan harga
yang ekonomis.
Dalam pelaksanaan proyek, kontraktor dapat melakukan
koordinasi kepada pemilik proyek, dan mengusulkan perubahan
desain berikut metode pelaksanaan dan perhitungannya, jika
dianggap perencanaan awal kurang tepat ataupun jika ada
pekerjaan yang dianggap perlu dalam penyelesaian proyek yang
belum ada dalam kontrak. Kontraktor berhak atas jasa yang harus
II15
diterimanya dari Pemilik sesuai dengan kontrak yang telah
ditandatangani.
7. Hubungan Pemilik (Owner) dengan Konsultan
Konsultan yang ditunjuk oleh pemilik proyek diikat dengan
suatu ikatan kerja (kontrak kerja), antara lain berisikan kewajiban
dari konsultan pengawas untuk melaksanakan tugas yang diberikan
pemilik dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Sedangkan pemilik berkewajiban memberikan imbalan jasa
kepada konsultan berupa pembayaran yang diatur dalam perjanjian
kontrak kerja.
Dalam melaksanakan tugasnya apabila konsultan menemui
permasalahan pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor maka
konsultan mengkoordinasikan kepada pemilik proyek dan pemilik
proyek dapat mengambil suatu keputusan pemecahan masalah.
8. Hubungan Konsultan dengan Kontraktor
Hubungan Konsultan dengan Kontraktor adalah hanya
sebatas hubungan fungsional dalam pelaksanaan pekerjaan dimana
konsultan berhak menyetujui atau menolak sesuatu bahan atau
material ataupun berupa usulan dan kontraktor wajib mematuhinya
bila tidak menyimpang dari kontrak yang telah disepakati.
Adapun antara konsultan pengawas dengan kontraktor
melakukan hubungan fungsional dimana konsultan pengawas
melakukan pengawasan sesuai dengan bestek dan gambar yang
mengikat kepada kontrak masing-masing, sedangkan kontraktor
menjalankan tugasnya sesuai dengan kontrak dan bestek yang ada.
9. Sub-kontraktor
Sub-kontraktor merupakan pelaksana yang bertanggung
jawab kepada kontraktor utama. Tugas dari sub kontraktor ini
adalah melaksanakan pekerjaan spesialis. Selama pengerjaannya
subkontraktor diawasi oleh kontraktor utama. Pada proyek ini sub
kontraktornya adalah PT.LMKP dalam hal pengediaan material
dan alat-alat berat untuk proyek pengaspalan.
II16
10. Masyarakat
Masyarakat memiliki peranan penting dalam suatu proyek
terutama dalam hal menjaga ketertiban dan memantau kegiatan
yang sedang dilaksanakan.
II17
Project Manageradalah manajer yang memiliki
tanggung jawab kepada seluruh bagian / fungsional pada
suatu perusahaan atau organisasi proyek. Manajer
memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang
mengepalai beberapa atau seluruh manajer fungsional.
Tugas dan Tanggung Jawab Project Manager :
1. Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan
Perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan
secara optimal
2. Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi
perusahaan serta memastikan kelancaran
pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal
dan tepat
3. Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi
agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan
untuk kebijakan tahun berikutnya
4. Bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan
perusahaan dan memastikan berjalannya peraturan
perusahaan serta kesesuaiannya dengan objektif dan
strategi perusahaan sesuai target bisnis perusahaan
secara menyeluruh
5. Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi
strategi perusahaan serta mencari usulan atas
pemecahan masalah yang timbul
6. Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam
menjalankan strategi perusahaan
7. Mengkoordinir selruruh pelaksanaan pekerjaan di
lapangan
8. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek
dari awal sampai selesai
II18
9. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja dalam
rangka mencapai QCD (Quality, Cost, Delivery) yang
akan dipertanggung jawabkan.
II19
rupa sehingga tidak menghambat kemajuan
palaksanaan di lapangan.
4. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah
sesuai dengan dokumen kontrak.
e. Site Operasional Manager (SOM)
1. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2. Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrak.
3. Melaksanakan disporsi terhadap hasil pekerjaannya.
4. Meaksanakan penyelesian keluhan pelanggan
5. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan
tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi.
6. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk
keperluan pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan.
f. Site Atministrasion Manager (SAM)
1. Pe,buatan laporan akuntansi proyek setiap akhir
bulan.
2. Menyiapkan dan menyelesaikan perpajakan
3. Mengurus tagihan, koordinasi dengan urusan teknik
dan selalu melaporkan perkembangan tagihan.
4. Melayani tamu-tamu intern dan extern dan tugas
umum
5. Mengisi data-data kepegawaian
6. Menyimpan data-data kepegawaian
7. Membayar gaji dan tunjangan karyawan
g. Teknik/Engineering
Engineering bertujuan membantu General
Superintendent dalam mengatur kegiatan pengendalian
kuantitas dan biaya yang berkaitan dengan penanganan
proyek serta evaluasi pelaksanaan pekerjaan. Tugas dan
tanggung jawab Engineering:
1. Melaksanakan Review Design atau Field Engineering.
II20
2. Mengendalikan kuantitas dan biaya pekerjaan yang
berkaitan dengan alat, material dan tenaga.
3. Menyiapkan tagihan kepada Owner.
4. Melaksanakan pelaporan yang berkaitan dengan
kemajuan pekerjaan (intern dan ekstern).
5. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya
pembuatan dokumen quantity dan drawing.
h. Quality Engineer
Quality Engineer bertujuan membantu General
Superintendent dalam melaksanakan kegiatan kontrol
kualitas pekerjaan agar diperoleh hasil produksi yang
sesuai dengan keinginan pelanggan. Tugas dan tanggung
jawab Quality Engineer adalah:
1. Melaksanakan atau membuat Job Mix Formula
sebelum pelaksanan suatu pekerjaan.
2. Mengawasi pelaksanaan suatu produk atau pekerjaan
dalam hal ‘mutu’ agar tetap sesuai dengan ketentuan
yang telah disepakati bersama.
3. Melaksanakan kegiatan inspeksi dan tes baik material
maupun hasil produk di proyek.
4. Membuat atau menyusun report hasil tes per periodik
sebagai back up data Quality Control.
5. Melaksanakan kalibrasi peralatan proyek sesuai
dengan jadwal dan waktunya.
i. K3
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli K3
Konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Berpatokan pada undang-undang dalam pelaksanaan
K3 Konstruksi.
2. Mempelajari prosedur kerja dalam dokumen kontrak.
3. Membuat konsep dan mengatur program K3.
II21
4. Membuat peraturan mengenai prosedur kerja yang
baik dan benar sesuai dengan prinsip K3.
5. Mengawasi penerapan dan mensosialisasikan
prosedur dan instruksi kerja sesuai prinsip K3.
6. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan penerapan
program K3 Konstruksi.
7. Memberikan usulan prosedur kerja berdasakan prinsip
K3 apabila didapati prosedur yang tidak aman atau
sesuai aturan.
8. Meangani langsung apabila terjadi kecelakaan dan
penyakit atau keadaan darurat saat bekerja di proyek
j. Administrasi Proyek
1. Melakukan seleksi/merekrut tenaga kerja diproyek
sebagai kariyawan.
2. Membuat daftar memonitor masa berlakunya
spesifikasi jaminan terhadap kontrak induk dan kon
kontrak rekaman
3. Bertanggung jawab terhadap ketetapan kelengkapan
pengiriman laporan-laporan kedevisi.
4. Menyiapkan dan mennyelesaikan perpajakan.
k. Logistik
Tujuan logistik untuk mengkoordinasi dan
melaksanakan kegiatan administrasi atas penerimaan,
pencatatan, penyimpanan, serta mengendalikan bahan dan
alat proyek secara tepat baik waktu, mutu, harga dan
jumlah. Tugas dan tanggung jawab logistik antara lain:
1. Melaksanakan kegiatan penerimaan, pencatatan,
penyimpanan material dan alat proyek.
2. Menjamin kelancaran distribusi material dan alat dari
gudang penyimpanan ke proyek.
3. Menyusun permintaan bahan dan peralatan sesuai
kebutuhan proyek.
II22
4. Menyimpan serta mengamankan dengan benar terhadap
semua bahan dan peralatan yang ada di gudang maupun
lokasi proyek atau lapangan.
5. Memonitor dan melaporkan penggunaan dan sisa bahan
serta peralatan yang ada di proyek secara berkala.
l. Quality Control (QC)
Quality control bertanggung jawab terhadap mutu
setiap item pekerjaan di lapangan. Pengendalian mutu
harus dilaksanakan sebelum pekerjaan dilaksanakan
dengan membuat job mix formula (JMF), pengendalian
mutu pada waktu pelaksanaan dan setelah pelaksanaan
pekerjaan.
Quality control harus bisa memastikan bahwa
semua pelaksanaan item pekerjaan telah melalui prosedur
mutu yang ditetapkan.
II23
kegiatan kontrol kualitas pekerjaan agar diperoleh hasil
yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Tugas dan
tanggung jawab teknisi laborat yaitu:
1. Melaksanakan atau membuat Job Mix Formula
sebelum pelaksanaan suatu pekerjaan.
2. Mengawasi pelaksanaan suatu produk atau pekerjaan
dalam hal ‘mutu’ agar tetap sesuai dengan ketentuan
yang telah disepakati bersama.
3. Melaksanakan kegiatan inspeksi tes baik material
hasil produk di proyek.
4. Membuat atau menyusun report hasil tes per periodik
sebagai Back up Data Quality Control.
5. Melaksanakan kalibrasi peralatan proyek sesuai
dengan jadwal dan waktunya.
n. Quantity Surveyor
Quantity surveyor adalah orang yang bertanggung
jawab dalam penghitungan volume pekerjaan sesuai
dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Selain itu
seorang quantity surveyor juga bertanggung jawab agar
harga satuan yang dibuat dapat dilaksanakan di lapangan
sebagai mana mestinya.
Fungsi dari quantity surveyor dalam proyek ini adalah :
1. Membuat analisa harga satuan pekerjaan
2. Melaksanakan perhitungan volume pekerjaan
tambah/kurang
3. Menghitung kemajuan proses pelaksanaan pekerjaan
4. Bersama kepala teknik melaksanakan klaim tagihan
5. Bersama dengan tim proyek melaksanakan negosiasi
pekerjaan
6. Menyiapkan data perusahaan dengan baik
7. Mematuhi semua peraturan K3L yang berlaku di
perusahaan
II24
o. Surveyor
Surveyor bertugas untuk membantu Quantity
Engineer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
pengukuran yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah:
1. Menentukan elevasi dan koordinat pengukuran
sebagai referensi yang digunakan dalam pelaksanaan.
2. Mengadakan kegiatan pengukuran (survei) di
lapangan termasuk stake out dan uitzet.
3. Melaksanakan pemasangan TBM, bauwplank dan
referensi lainnya.
4. Mengadakan kegiatan pengukuran untuk keperluan
request (ijin kerja) untuk penagihan.
5. Melaksanakan kegiatan pengukuran untuk mengetahui
volume pekerjaan yang telah diselesaikan.
p. Drafter
Drafter adalah orang yang bertugas untuk membuat
asbuit drawing dan membuat gambar desain jika ada
tambahan atau perubahan sesuai permintaan owner.
q. Pelaksana
Pelaksana bertujuan untuk membantu Highway
Engineer dalam pelaksanan pekerjaan fisik agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Tugas dan tanggung jawab pelaksana yaitu:
1. Melaksanakan kegiatan suatu pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
2. Melakukan perhitungan kemajuan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya dengan benar secara
periodik.
II25
3. Mengajukan permintaan kebutuhan bahan, alat dan
tenaga pada Engineer dalam rangka menyelesaikan
pekerjaannya.
4. Mengatur dan mengkoordinir penggunaan dan
penempatan bahan, alat dan tenaga.
5. Mengatur dan mengkoordinir keselamatan para
pekerja.
r. Gudang
Tugas dan tanggung jawab petugas gudang sebagai
berikut:
1) Mengontrol bahan atau barang yang masuk atas
perintah logistik.
2) Mengecek apakah barang yang masuk sesuai dengan
jumlah yang dipesan logistik.
3) Bertanggung jawab sepenuhnya pada kondisi gudang.
II26
2. Teknisi laboratorium
Bertugas melakukan kontrol terhadap pengujian mutu
yang dilakukan di laboratorium seperti pengujian marshal test,
CBR, berat jenis agregat dll.
B. Tenaga kerja telatih
Merupakan tenaga kerja yang mempunyai pengalaman
lapangan yang baik terhadap suatu pekerjaan tertentu, yaitu seperti :
1. Pembantu Surveyor
Bertugas sebagai pembantu juru ukur dalam melaksanakan
pekerjaan pengukuran.
2. Asisten teknisi laboratorium
Bertugas membantu teknisi laboratorium melakukan
kontrol mutu, contohnya pengujian mashal test, sieve analysis,
core drill, sand cone dll.
3. Mandor
Bertugas sebagai pemimpin kelompok kerja, yang sangat
menentukan tingkat produktivitas kelompok kerjanya dan
bergantung sistem kontrak kerjanya, harian atau borongan,
Mandor berperan sebagai sub kontraktor atau pemasok sumber
daya manusia kepada kontraktor utama.
4. Operator Alat
Bertugas sebagi pengoperasi sebuah alat/peralatan yang
berat supaya alat yang digunakan sesuai dengan fungsinya.
5. Tukang
Tukang adalah orang yang bertugas untuk melaksanakan
beberapa item pekerjaan sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya.
II27
mengerjakan semua pekerjaan yang di perintahkan oleh mandor /
tukang yang tidak dapat dilakukan oleh alat berat, mulai dari
pembersihan lokasi kerja sampai pekerjaan selesai.
2.6.2 Material
A. Timbunan pilihan
Pada Proyek jalan ini terdapat lapis timbunan pilihan
(selected embankment) yang terletak dibawah lapis pondasi agregat
tepatnya dibawah lapis pondasi agregat kelas B dan diatas tanah
dasar (Subgrade), untuk pencampuran material ini dilakukan
dilokasi instalasi pemecah batu yang berada di Saribulan dan Air
Dikit Kecamatan Penarik. Dalam pelaksanaanya Lapis Material
Pilihan ini harus memenuhi spesifikasi yang ada untuk menjaga
mutu dari material tersebut, Adapun spesifikasi dari lapis material
pilihan yakni sebagai berikut :
II28
3" 100
1 1/2 " 50-70
1" 30-50
3/8 " 10-30
No.4 8-10
No.10 5-8
No.40 3-5
No.200 0-3
Sumber : Spesifikasi Dokumen Perencanaan
B. Lapis pondasi agregat
Pada proyek jalan ini terdapat tiga kelas yang berbeda dari
lapis pondasi agregat, Pada umumnya agregat kelas A sebagai
pondasi atas untuk suatu lapisan dibawah lapisan beraspal, dan
lapisan pondasi agregat kelas B adalah untuk lapis pondasi bawah,
sedangkan lapisan pondasi agregat kelas S digunakan untuk bahu
jalan tanpa penutup, Untuk pencampuran material ketiga jenis lapis
pondasi tersebut dilakukan dilokasi instalasi pemecah batu yang
berada di Desa Sari Bulan Kecamatan Penarik. Adapun syarat-
syarat mutu agregat tiap kelas adalah :
1. Kebersihan
Kebersihan terhadap debu dan zat organic harus diperhatikan,
untuk itu agregat harus bebas dari kotoran sebab akan
menghalangi perekatan aspal dengan agregat.
2. Ketahanan
Agregat untuk perkerasan aspal harus dapat tahan lama dan
tidak boleh hancur karena cuaca.
3. Kekerasan
Agregat haruslah kuat dan keras agar tidak mudah terkikis dan
hancur pada saat digunakan sebagai bahan perkerasan.
4. Keadaan pori
II29
Agregat memiliki pori-pori agar dapat menyerap aspal
sehingga daya lekatnya lebih kuat, hal ini berpengaruh
terhadap kekuatan campuran tersebut.
5. Daya kelekatan aspal
Daya kelekatan terhadap aspal tergantung dari keadaan pori
dan banyaknya pori yang terdapat pada agregat tersebut, pori
yang kecil akan memberikan daya kelekatan yang lebih baik
dan sebaliknya.
6. Bentuk butiran
Bentuk butiran agregat haruslah bersudut dengan gradasi yang
beraneka ragam agar tercapai kepadatan yang diinginkan.
Tabel 2.12.Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi Elevasi Permukaan
relatif terhadap elevasi rencana
Lapis Pondasi Agregat Kelas B digunakan + 0 cm
sebagai Lapis Pondasi Bawah (hanya
-2 cm
permukaan atas dari Lapisan Pondasi bawah.
II30
No.4 4,75 29-44 25-55 26 - 54
No.10 2,0 17-30 15-40 15 - 42
No.40 0,425 7-17 8-20 7 - 26
No.200 0,075 2-8 2-8 4 - 16
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 5 Perkerasan Berbutir
II31
1. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau
pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa gula atau
organik. Air harus diuji berdasarkan standar SNI 03-6817-
2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk dugunakan
dalam beton
2. Semen
Semen Portland yang digunakan untuk pekerjaan beton harus
memenuhi syarat SNI 15-2049-2004. Adapun syarat lain
semen yang baik adalah semen yang mempunyai berat jenis
3,1 – 3,3 gr/cm3 dan belum mengalami hidrasi. Semen yang
digunakan pada proyek ini adalah Semen Padang PCC
(Portland Composite Cement) untuk penggunaan umum tanpa
syarat dan sekaligus digunakan untuk pekerjaan bahu jalan K-
175.
3. Baja Tulangan
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai
dengan SNI untuk beton, PBI 1971 atau ASTM Designation A-
15 Baja Tulangan Beton sebelum dipasang, harus bersih dari
serpih – serpih dengan bentuk dan ukuran – ukuran yang
tertera pada gambar – gambar rencana. Baja tulangan beton
tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara
yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan
yang ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai. Besi beton
harus dipasang dengan teliti sesuai gambar kerja yang ada.
Untuk mendapatkan tulangan tetap pada posisinya pada saat
pengecoran maka baja tulangan harus diikat dengan kawat
beton (bendrat) dengan bantalan beton decking. Dalam segala
bentuk hal baja tulangan beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak ada batang
yang turun atau berubah dari posisi yang ada.
II32
4. Agregat
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan
yang diberikan dalam tabel “Ketentuan gradasi agregat” tetapi
atas persetujuan direksi pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi
ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apa bila
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan seperti dalam
tabel “Mutu beton dan penggunaan” atau tabel “Ketentuan
mutu agregat”.
Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum
antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan,
atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.
Tabel 2.15. Mutu beton dan penggunaan
Jenis
uraian
beton Fc’ (Mpa)
Umumnya digunakan untuk veton prategang seperti
Mutu x 45 tiang pancang beton prategang, gelagar, beton
prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.
tinggi
Mutu umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat
sedang 20 x lantai, gelagar beton, gorong-gorong betn bertulang,
perkerasan beton semen.
45
Mutu x 20 umumnya digunakan untuk struktur tanpa tulangan
rendah seperti trotoar, pasangan batu.
x digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali
dengan beton.
II33
Tabel 2.16. Ketentuan gradasi agregat
ukuran ukuran
ukuran ukuran ukuran ukuran
halus nominal nominal
inci (in) nominal nominal nominal nominal
maksim maksim
maksim maksim maksim maksimu
um 1 um 1
um 3/4" um 3/9" um 3/4" m 3/9"
1/2" 1/2"
(20mm) (10mm) (20mm) (10mm)
(40mm) (40mm)
2 100 - - 100 - -
1 1/2" 85-100 100 - 95-100 100 -
3/4" 0-25 85-100 - 45-80 95-100 -
1/2" - 0-70 100 - - 100
3/8" 100 0-5 0-25 85-100 - - 95-100
3/16" 89-100 0-5 0-25 25-50 35-55 30-65
No.8 60-100 0-5 - - 20-50
No.16 30-100 - - 15-40
No.30 15-100 8-30 10-35 10-30
No.50 5-70 - - 5-15
No.100 0-15 0-8 0-8 0-8
Sumber: spesifikasi umum 2010 revisi 3 devisi 7 struktur
Tabel 2.17.Ketentuan mutu agregat
Batas maksimum yang diizinkan untuk
Metode agregat
sifat-sifat
Pengujian
Halus Kasar
Keausan agregat dengan SNI
mesin los angeles 2417:2008 40%
Kekekalan bentuk agregat
terhadap larutan natrium SNI 10%-Natrium
12%-Natrium
sulfat atau magnesium 3407:2008
sulfat 15%-Magnesium 18%-Magnesium
Gumpalan lempung dan SNI 4141-
3%
partikel yang mudah pecah 1996 2%
5% untuk kondisi
Bahan yang lolos saringan SNI 4142-
umum,3% untuk 1%
N.200 1996
kondisi terabrasi
Sumber: spesifikasi umum 2010 revisi 3 devisi 7 struktur
II34
D. Prime Coat dan Tack Coat
Prime coat adalah lapisan resap sekaligus mengikat agregat
yang diletakan di atas lapis pondasi agregat. Lapisan prime coat
berfungsi mengikat agregat dengan aspal. Takaran pemakaian aspal
Prime Coat adalah 0,5 - 1,00 liter/m2 . Tack coat adalah lapisan
perekat yang diletakan antara lapisan beraspal dengan lapisan
beraspal lainnya. Lapisan tack coat berfungsi mengikat antara AC-
Base dengan AC-BC, AC-BC dengan AC-WC. Takaran
Pemakaian tack coat untuk Permukaan Jalan beraspal yang Baru =
0,15 Liter/m² untuk Permukaan Jalan beraspal yang lama = 0,15 –
0,35 Liter/m², Tergantung kondisi permukaan jalan. Peralatan yang
digunakan adalah Truck distributor atau ketel aspal dan Asphalt
sprayer. Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan
yang berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari.
Setiap bahan yang telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus
ditolak dan harus diganti.
1. Bahan
Bahan terdiri dari 2 Jenis, Yaitu :
Aspal Keras (Aspal Semen/Curah) Pen. 60/70, dari sumber
Pertamina – Indonesia / PT.Sinarbaai Mandiri, Bengkulu
Minyak Tanah (Kerosen), dari sumber PERTAMINA,
Indonesia.
2. Proposi Campuran
Tack Coat = 29 Liter Minyak Tanah per 100 kg Aspal
(29,81 pph Minyak Tanah).
Prime Coat = 78 Liter Minyak Tanah per 100 kg Aspal
(80,18 pph Minyak Tanah).
3. Tinggi Semprot dan Suhu Semprot
Tack Coat 0,70 m dan 110 ± 10 ℃
Prime Coat 0,70m dan 45 ± 10 ℃
II35
4. Berat Jenis
Aspal Keras (Aspal Semen/Curah ) = 1,028 gr
Minyak Tanah (Kerosen) = 0,800 gr
Tack Coat (Lapis Perekat) = 0,975 gr
Prime Coat (Lapis Resap Pengikat) = 0,92 7gr
Tabel 2.18. Temperature Penyemprotan
E. Aspal
Aspal merupakan material yang bersifat Thermoplastis yang melunak
dan mencair jika dipanaskan dan mengental kembali (padat) jika
didinginkan. Aspal digunakan sebagai bahan pengikat untuk lapisan
permukaan, yaitu lapisan yang terletak paling atas, sehingga menghasilkan
II36
lapisan yang kedap air dengan stabilitas tinggu dan tahan lama. Aspal yang
digunakan pada Proyek ini adalah aspal dengan AC PEN 60/70 yang
dipesan khusus oleh kontraktor pelaksana dan disetujui oleh pihak
konsultan.
Jenis campuran beraspal yang digunakan pada proyek ini adalah
Laston (AC) (Asphalt Concrete) dengan jenis aspal keras penetrasi 60/70.
Besar KAO tergantung dari hasil pengujian yang dilaksanakan oleh
Laboraturium Balai Pengujian Bidang Konstruksi dan Bangunan, Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu.
Disamping itu juga harus diperhatikan hasil dari pengujian jenis
campuran beraspal harus memenuhi syarat berdasarkan spesifikasi yang
ada, seperti :
1. Terpenuhinya syarat pengujian penetrasi pada suhu 25°C (0,1 mm)
2. Terpenuhinya syarat pengujian Viskositas Dinamis 60°C (Pa.s)
3. Terpenuhinya syarat pengujian Viskositas kinematis 135 °C (cSt)
4. Terpenuhinya syarat pengujian Titik Lembek (°C)
5. Terpenuhinya syarat pengujian Daktalitas pada suhu 25°C (cm)
6. Terpenuhinya syarat pengujian Titik Nyala (°C)
7. Terpenuhinya syarat pengujian Kelarutan dalam Thryclorocthylene (%)
8. Terpenuhinya syarat pengujian stabilitas penyimpanan perbedaan titik
lembek (°C)
Tabel 2.20. Tabel Propertis Gradasi ketentuan Aspal Keras
Tipe II
Tipe I A B
N Metode Aspal
Jenis Pengujian Asbuton Elasto
o Pengujian PEN 60-
70 yang mer
diproses Sintesis
Penetrasi pada 25 °C SNI 06 -2456 -
1 60-70 Min.50 Min.40
(0,1 mm) 1991
Viskositas Dinamis SNI 06-6441- 320-
2 160 - 240 240-360
60 °C (Pa.s) 2000 480
Viskositas Kinematis SNI 06-6441- 385-
3 ≥ 300 ≤ 3000
135 °C (CST) 2000 2000
II37
4 Titik Lembek (°C ) SNI 2434:2011 ≥ 48 ≥ 53 ≥ 54
Daktalitas pada 25 °C
5 SNI 2433:2011 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100
(25 cm)
II38
1. Agregat Kasar
Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan
ayakan No.4 (4,75 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih,
keras dan awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan.
Tabel 2.21. Ketentuan Agregat Kasar
II39
Lataston Lapis Aus
Ya Ya
Lataston Lapis Pondasi
Ya Ya
2. Agregat Halus
Agregat Halus dari sumber manapun, harus terdiri dari pasir atau
hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos
ayakan No.4 (4,75 mm).
Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan
terpisah dari agregat kasar
II40
Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus
dipasok ke intalasi pencampur aspal dengan menggunakan
pemasok penampung dingin (coldbin feeds) yang terpisah
sehingga gradasi gabungan dan persentase pasir didalam
campuran dapat dikendalikan dengan baik.
Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu
batas tidak melampaui 15 % terhadap berat total campuran
Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas
dari lemping atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu
pecah halus harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan
mutu. Untuk memperoleh agregat yang memenuhi ketentuan
tersebut :
a. Bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara
mekanis sebelum dimasukan kedalam mesin pemecah batu
b. Digunakan Scalping screen dengan proses sebagai berikut :
1. Fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah
batu tahap pertama (Primary Crusher) tidak boleh
langsung digunakan
2. Agregat yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap
pertama (Primary Crusher) harus dipisahkan dengan
Vibro scalping screen yang dipasang diantara primary
crusher dan secondary crusher.
3. Material tertahan vibro scalping screen akan dipecah oleh
secondary crusher, hasil pengayakan dapat digunakan
sebagai agregat halus.
4. Material lolos vibro scalping screen hanya boleh
digunakan sebagai komponen material Lapis Pondasi
Agregat.
Agregat halus yang digunakan nantinya harus memenuhi syarat
dan ketentuan yang berlaku untuk dapat digunakan sebagaimana
ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 2.23 Ketentuan Agregat Halus
II41
Pengujian Standar Nilai
G. Campuran beraspal
II42
Pada Proyek ini jenis dari campuran dan ketebalan lapisan harus
seperti yang telah ditentukan pada gambar rencana, semua campuran
dirancang menggunakan prosedur khusus yang diberikan dalam spesifikasi
terkait, untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan
kadar aspal yang cocok, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan
sesuai dengan lalu lintas rencana. Terdapat tiga jenis Laston (AC) yang
digunakan, yaitu Laston Lapis Pondasi (AC-Base), Laston Lapis antara (AC-
BC), Laston Lapis aus (AC-WC). Ukuran maksimum agregat masing-
masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm dan 37,5 mm.
Adapun spesifikasi untuk tiga jenis Laston (AC) yang digunakan telah
tercantum dalam Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3, Divisi 6 mengenai
Perkerasan Aspal Seksi 6.3. Campuran Beraspal Panas yaitu sebagai berikut:
Laston
Sifat-sifat Campuran Lapis
Lapis Antara Pondasi
Aus
Jumlah tumbukan per bidang 75 112
Rasio partikel lolos ayakan 0,075 Min 1,0
mm dengan kadar aspal kadar
efektif Maks 1,4
Min 3,0
Rongga dalam campuran (%)
Maks 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 15 14 13
II43
Rongga Terisi Aspal (%) Min 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 800 1800
Min 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6
II44
Kadar aspal ± 0,3 % berat total agregat
Temperatur Campuran Toleransi
II45
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal
2.5.3 Peralatan
A. Dump truk
Fungsi Dump Truck dalam pekerjaan kontruksi adalah sebagai
alat pengangkut material dari tempat pengambilan matrial baik ke
lokasi proyek. Dump truck yang digunakan yaitu berkapasitas 10 -
20 ton.
II46
Gambar 2.12 Dump Truck
Wheel Loader
Wheel Loader pada pekerjaan ini memiki fungsi antara lain:
untuk mengisi coldbin pada AMP, untuk memuat material ke atas
dump truk dan membersihkan sisa galian drainase
Vibrator Roller
Vibrator Roller merupakan alat yang digunakan meratakan
dan pemadatan pada lapisan agergat kelas A, B dan S. Dengan
kapasitas 16 ton.
II47
B. PTR (Pneumetric Tyre Roller) dan Tandem Roller
Alat jenis ini berfungsi sebagai alat pemadat. Jika suatu
lahan di lakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu
di lakukan pemadatan,pemadatan juga di lakukan untuk
pembuatan jalan,baik untuk jalan tanah maupun jalan dengan
perkerasan lentur maupun perkerasan jalan kaku.
II48
Gambar 2.16 Tandem Roller
Motor Grader
Fungsi motorgrader ini adalah untuk membentuk badan jalan
pada pengerjaan lapis pondasi agregat. Motorgrader dilengkapi
dengan pisau yang fleksibel, yang bisa bergerak 3600. Pisau ini bisa
disetel sehingga memudahkan operator dalam menentukan
kemiringan dan elevasi badan jalan yang dibentuk
II49
Excavator
Excavator mempunyai fungsi yang cukup banyak. Hal ini
disebabkan excavator mempunyai lengan bucket yang panjang
sehingga bisa menjangkau segala medan. Kapasitas bucket adalah 1
m3. Fungsinya antara lain :
- Untuk mengambil dan mengisi material ke dalam dump truck.
- Dalam kegiatan pembersihan lokasi proyek (land clearing),
seperti menumbangkan pepohonan dan memotong tebing.
II50
Gambar 2.19 Aspalt Mixing Plan ( AMP )
E. Generator Set
Generator Set ini digunakan sebagai sumber listrik
untuk beberapa pekerjaan antara lain : untuk menjalankan
mesin Stone crusher, untuk penerangan, untuk menjalankan
mesin AMP ,untuk pekerjaan workshop dan penerangan serta
untuk keperluan lainnya.
II51
Gambar 2.21 Generator
F. Aspal Sprayer
Asphalt sprayer atau alat penyemprot aspal adalah
peralatan yang digunakan untuk menyemprot aspal panas
(prime coat/take coat) secara merata keatas permukaan jalan.
Kapasitas muatannya 1000 L
II52
Karena udara didapatkan oleh compressor maka perlu
diperhatikan sebagai berikut :
- Karena udara dimampatkan maka berkurang kemampuannya
jika mengandung air.
- Untuk memampatkan udara yang panas memerlukan tenaga
yang lebih besar dibandingkan dengan udara yang dingin.
- Usahakan tidak boleh adanya penimbunan sebab udara akan
mengembang dalam pneumatic.
H. Asphalt Finisher
Asphalt Finisher digunakan untuk menghamparkan hot mix
di lapangan, alat ini bisa mengatur ketebalan penghamparan
sesuai dengan yang di inginkan.
II53
Gambar 2.24. Asphalt finisher
I. Mobil pick up
Mobil pick up berfungsi untuk membawa pekerja dan
peralatan ringan ke lapangan. Mobil jenis ini ada 3 unit milik
perusahaan.
J. Timbangan Hidrolik
Timbangan hidrolik yang dimiliki oleh perusahaan
memiliki kapasitas 50 ton. Dengan demikian setiap kendaraan
yang akan ditimbang harus memiliki berat kendaraan dan
beban maksimal adalah 50 ton. Timbangan ini adalah
timbangan digital dengan system komputerisasi. Setiap
kendaraan yang ditimbang akan direcord secara langsung dan
ada print out untuk setiap kendaraan yang keluar masuk.
II54
Gambar 2.26. Timbangan Hidrolik
K. Concrete Mixer
Concrete mixer digunakan untuk mengaduk mortar pada
pekerjaan drainase.
II55
Gambar 2.28. Mobil Tangki
M. Waterpass
Waterpass atau alat sipat datar berguna untuk melakukan
pengukuran elevasi dan sekaligus mengecek hasil pekerjaan, dan
waterpass juga digunakan untuk menentukan beda tinggi yang
nanti akan menentukan berapa volume galian dan timbunan yang
dapat dihitung.
II56
Gambar 2.30. Pompa Air
O. Stamper
Stamper berguna untuk memadatkan tanah untuk kebutuhan
kontruksi.
P. Jack Hummer
Jack Hummer berguna untuk menghancurkan aspal untuk
melakukan pekerjaan paching.
II57
Gambar 2.32. Jack Hummer
Q. Alat-alat Sederhana
II58
BAB III
RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK
3.1. Umum
3.1.1. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)
Rencana anggaran pelaksanaan proyek adalah perkiraan atau perhitungan
rencana anggaran secara terperinci sehingga akan memperlihatkan jumlah biaya
yang diperlukan untuk pembelian bahan, upah pekerja dan biaya operasi atau
sewa alat untuk menyelesaikan pekerjaan.
Anggaran biaya merupakan bagian yang penting dari suatu proyek karena
perencanaan anggaran biaya dibuat sebelum dilaksanakannya suatu proyek, maka
jumlah biaya yang diperoleh adalah taksiran biaya. Perhitungan anggaran biaya ini
dilakukan berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
Tujuan dari pembuatan rencana anggaran pelaksanaan adalah sebagai
acuan untuk memberikan gambaran biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan
atau penyelesaian suatu proyek. Rencana anggaran biaya dapat dipakai sebagai
alat pengendali pengeluaran biaya proyek.
III - 1
Rencana anggaran biaya taksiran adalah penaksiran biaya yang dilakukan
dengan menghitung biaya suatu proyek yang dilakukan oleh orang yang telah
berpengalaman (estimator) dalam merencanakan anggaran biaya proyek.
b. Rencana anggaran biaya terperinci (teliti)
Rencana anggaran biaya terperinci adalah menghitung besarnya biaya
yang dilakukan berdasarkan harga bahan, upah tenaga kerja, volume pekerjaan
serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
proyek. Dimulai dari hitungan volume, analisa alat yang digunakan, harga
satuan pekerjaan serta dilanjutkan dengan menghitung anggaran biaya
keseluruhan item pekerjaan dari proyek tersebut.
Perhitungan Anggaran
Biaya
RAB
III - 2
Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar-gambar rencana proyek dan
spesifikasi.
2. Harga bahan (material)
Merupakan harga bahan atau material yang digunakan untuk pelaksanaan
suatu proyek sesuai dengan harga bahan pada lokasi proyek.
3. Tenaga kerja dan upah
Jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja yang digunakan harus
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan dan standar upah tenaga
kerja setempat.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek,
di mana pelaksanaan proyek ini menggunakan alat berat.
5. Kondisi lapangan
Kondisi atau situasi tempat dilaksanakannya suatu proyek sangat
menentukan dalam penyusunan dan perhitungan rencana anggaran
pelaksanaan, karena kita dapat mengetahui dan memperkirakan mudah atau
sulitnya mendapatkan material dan tenaga kerja yang dibutuhkan.
III - 3
Komponen biaya yang harus diperhitungkan dalam menghitung
besarnya biaya dari suatu peralatan adalah biaya pengadaan peralatan.
Untuk alat berat dapat dilakukan dengan sistem sewa atau milik sendiri.
Untuk peralatan yang disewa kontraktor harus menghitung biaya sewa,
sedangkan untuk biaya milik sendiri kontraktor harus memperhitungkan
biaya investasi dan biaya pemeliharaan. Selain itu juga diperhitungkan biaya
mobilisasi, demobilisasi serta biaya operasional seperti bahan bakar dan
suku cadang peralatan.
1. Divisi I - Umum
Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Divisi II - Drainase
Pekerjaan Galian untuk Selokan dan Saluran Air
III - 4
Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar
Gorong-gorong pipa beton bertulang, diameter dalam 75 – 80 cm
3. Divisi III - Pekerjaan Tanah
Galian Biasa
Timbunan Biasa
Timbunan Pilihan (Bahu Jalan)
Penyiapan Badan Jalan
4. Divisi IV - Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
Lapis Pondasi Agregat Kelas S
5. Divisi V - Perkerasan Berbutir
Lapisan Pondasi Agregat Kelas A
Lapisan Pondasi Agregat Kelas B
6. Divisi VI – Perkerasan Beraspal
Lapis Resap Pengikat
Lapis Pengikat
AC – Base
AC – BC
AC - WC
7. Divisi VII – Pekerjaan Struktur
Pasangan Batu Dinding Penahan
8. Divisi VIII – Pengembalian Kondisi
Marka Jalan Thermoplastic
Cat Eyes
III - 5
3.2.1. Umum
Pekerjaan umum pada proyek ini adalah:
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi ini meliputi pekerjaan persiapan
untuk memulai dan mengakhiri pekerjaan konstruksi sesuai lingkup pekerjaan
yang tertuang didalam dokumen kontrak.
Adapun Lingkup kegiatan mobilisasi tergantung pada jenis dan volume
pekerjaan yang dilaksanakan dan secara umum harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
Adapun jenis-jenis alat yang akan dipakai dalam pekerjaan mobilisasi dan
demobilisasi antara lain:
1. Asphalt Mixing Plant (AMP) 13. Stone Crusher
2. Asphalt finisher 14. Water Tanker
3. Asphalt sprayer 15. Alat bantu
III - 6
4. Air Compressor
5. Dump truck
6. Excavator
7. Generator Set
8. Motor grader
9. Wheel Loader
10. Tandem Roller
11. Pneumatic Tyre Roller
12. Vibratory roller
3.2.2. Drainase
1. Pekerjaan Galian Untuk Selokan dan Saluran Air
Pekerjaan Drainase Saluran Samping ini dilakukan disepanjang jalan yang
dianggap membutuhkan drainase saluran samping. Tujuan pekerjaan ini adalah
untuk mendapatkan fungsi drainase sebagai penampung air dan pengalir air,
sehingga membebaskan pengaruh buruk air terhadap kontruksi jalan yang dapat
membuat kontruksi jalan menjadi rapuh. Luas penampang pekerjaan ini dihitung
dengan metoda koordinat manual dan dicocokkan dengan metoda koordinat pada
program Autocad. Contoh perhitungan luas galian untuk pekerjaan selokan dan
saluran air pada STA 16 + 725 sampai STA 17 +300 Peningkatan dan
Pembangunan jalan desa Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko
adalah sebagai berikut:
III - 7
Gambar 3.2. Pekerjaan Galian Saluran Samping pada STA 16+725
Sketsa Perhitungan
2.(-6.00:65.47 ) (-6.00x64.80)+(-6.93x65.41)
1.(-7.2 ;65.41 )
= -1702.275
(64.80x-6.93) + (64.80x-7.2)
4.(-6.93;64.80 ) 3.(-6.00;64.80 )
= -1700.9
Luas = X .Y Y . X
Koordinat 2
Titik
X Y
-7.2 Luas = 1702 .275(1700 ,9)
1 65.41 2
2 -6.00 65.47 2
Luas = 0.688 m
3 -6.00 64.80
4 -6.93 64.80
1 -6.00 65.41
III - 8
Lanjutan Tabel 3.1
(65.53x-6.93) + (65.53x-7.23)
= -1724.04
4.(-6.93;65,53 ) 3.(-6.00;65.53 )
Koordinat Luas = X .Y Y . X
Titik
X Y 2
1 -7.23 66.20
Luas = 1725 .85 (1724 .04)
2 -6.00 66.49 2
3 -6.00 65.53
4 -6.93 65.53 Luas = 0.905 m2
1 -7.23 66.20
= 0.688m 0.905m
2 2
2
= 0.797 m2
III - 9
Tabel 3.2. Contoh perhitungan Galian Saluran Segmen Kanan
Sketsa Perhitungan
= 1726.912
∑Y.X = (66.11x7.37)+(66.22x6.93)+
(65.24x6.00)+(65.24x6.00)
Luas = Y . X X .Y
2
Koordinat
Titik
= 1729 .02 1726 .912
X Y
Luas
1 6.00 66.11 2
2 7.37 66.22 2
Luas = 1.054 m
3 6.93 65.24
4 6.00 65.24
1 6.00 66.11
Sta 16+750
∑Y.X = (67.09x7.36)+(67.09x6.93)+
(66.14x6.00)+(66.14x6.00) +
III - 10
Lanjutan tabel 3.2.
Sketsa Perhitungan
Luas = Y . X X .Y
Koordinat 2
Titik
X Y
1 6.00 67.09 Luas = 1752 .40 1750 .22
2 7.36 67.09 2
3 6.93 66.14 Luas = 1.09 m2
4 6.00 66.14
1 6.00 67.09
= 1.054 m 1.09m
2 2
2
= 1.072 m2
= 1.072 m2 x 25 m
= 26.8 m3
III - 11
Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Pekerjaan Galian Drainase
Luas (m2) Jarak Volume (m3)
No. Stationing
Kiri Rata2 Kanan Rata2 (m) Kiri Kanan
1 16 + 725 0,688 1,054
0,797 1,072 25 19,913 26,800
2 16 + 750 0,905 1,090
0,932 1,234 25 23,290 30,850
3 16 + 775 0,958 1,378
0,925 1,135 25 23,119 28,379
4 16 + 800 0,891 0,892
0,890 0,892 25 22,255 22,301
5 16 + 825 0,889 0,892
0,889 0,893 25 22,219 22,314
6 16 + 850 0,888 0,893
0,888 0,893 25 22,210 22,333
7 16 + 875 0,888 0,893
0,888 0,893 25 22,210 22,333
8 16 + 900 0,888 0,893
0,888 0,893 25 22,210 22,333
9 16 + 925 0,888 0,893
0,890 0,893 25 22,244 22,324
10 17 + 75 0,891 0,893
0,891 0,893 25 22,278 22,315
11 17 + 100 0,891 0,893
0,891 0,893 25 22,278 22,315
12 17 + 125 0,891 0,893
0,891 0,893 25 22,278 22,315
13 17 + 150 0,891 0,893
0,891 0,893 25 22,278 22,315
14 17 + 175 0,891 0,893
0,942 1,261 25 23,561 31,518
15 17 + 200 0,994 1,629
0,776 1,122 25 19,396 28,048
16 17 + 225 0,558 0,615
0,517 0,526 25 12,930 13,161
17 17 + 250 0,477 0,438
0,498 0,229 25 12,445 5,728
18 17 + 275 0,519 0,020
0,320 0,242 25 8,005 6,050
19 17 + 300 0,121 0,464
Jumlah 365,116 393,729
Total Galian Drainase 758,845
III - 12
2. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
Volume pekerjaan pasangan batu kali dengan mortar pada drainase (saluran
samping) dapat dihitung dengan cara menggunakan titik koordinat dikarenakan
ukuran drainase di setiap titik tidak sama.Tebal pasangan batu drainase untuk
proyek ini adalah 20 cm.
Sketsa Perhitungan
(-6.20x65.60)+(-6.00x64.80)+
(-6.00x64.80)+(-6.93x65.60)
3 4
= -3438.615
8 7 ∑Y.X =(65.60x-7.07)+(65.61x-6.80)+
(65.00x-6.40)+(65.00x-6.20)+
Koordinat
Titik (65.60x-6.00)+(65.60x-6.00)+
X Y
1 -7.29 65.60 (64.80x-6.93)+(64.80x-7.29)
2 -7.07 65.61
3 -6.80 65.00 = -3437.596
4 -6.40 65.00
5 -6.20 65.60
Luas = X .Y Y . X
2
6 -6.00 65.60
7 -6.00 64.80 Luas = 3438 .615(3437 .596)
8 -6.93 64.80 2
1 -7.29 65.60 Luas = -0.509
Bersambung
III - 13
Lanjutan tabel 3.4.
Sketsa Perhitungan
1 2 5 6 (-6.80x65.00)+(-6.40x65.60)+
(-6.20x65.60)+(-6.00x64.80)+
(-6.00x64.80)+(-6.93x65.60)
3 4
= 3438.567
∑Y.X =(66.33x-7.07)+(66.33x-6.80)+
8 7
(65.00x-6.40)+(65.00x-6.20)+
Koordinat (65.60x-6.00)+(65.60x-6.00)+
Titik
X Y
1 -7.28 66.33 (64.80x-6.93)+(64.80x-7.28)
2 -7.07 66.33
3 -6.80 65.00
= -3436.876
4 -6.40 65.00 Luas = X .Y Y . X
5 -6.20 65.60 2
= 0.509 m 0.5087 m
2 2
2
= 0.50885 m2
= 0.50885 m2 x 25 m
= 12.721 m3
III - 14
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
Luas (m2) Jarak Volume (m3)
No. Stationing
Kiri Rata2 Kanan Rata2 (m) Kiri Kanan
1 16 + 725 0,509 0,548
0,509 0,546 25 12,721 13,641
2 16 + 750 0,509 0,544
0,509 0,560 25 12,713 13,990
3 16 + 775 0,508 0,576
0,589 0,674 25 14,715 16,841
4 16 + 800 0,669 0,772
0,720 0,772 25 17,991 19,293
5 16 + 825 0,770 0,772
0,770 0,771 25 19,255 19,271
6 16 + 850 0,770 0,770
0,770 0,770 25 19,250 19,250
7 16 + 875 0,770 0,770
0,771 0,770 25 19,265 19,250
8 16 + 900 0,771 0,770
0,771 0,710 25 19,280 17,748
9 16 + 925 0,771 0,650
0,755 0,711 25 18,865 17,763
10 17 + 75 0,738 0,771
0,754 0,771 25 18,855 19,265
11 17 + 100 0,770 0,770
0,770 0,770 25 19,260 19,250
12 17 + 125 0,770 0,770
0,770 0,770 25 19,260 19,250
13 17 + 150 0,770 0,770
0,770 0,770 25 19,260 19,250
14 17 + 175 0,770 0,770
0,646 0,712 25 16,155 17,805
15 17 + 200 0,522 0,654
0,515 0,582 25 12,879 14,539
16 17 + 225 0,508 0,509
0,509 0,509 25 12,723 12,718
17 17 + 250 0,510 0,509
0,509 0,509 25 12,728 12,728
18 17 + 275 0,509 0,510
0,509 0,509 25 12,718 12,723
19 17 + 300 0,509 0,508
Jumlah 297,891 304,573
Total Volume Pasangan Batu Mortar 602,464
III - 15
3. P ekerjaan Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang,Diameter Dalam
75 – 80 cm
100
III - 16
2. Pekerjaan urugan berpasir gorong-gorong
Pekerjaan berpasir urugan gorong-gorong ini dihitung menggunakan
rumus luas bidang datar yang luasnya diperoleh dari luas galian gorong-
gorong dikurangi dengan luas gorong-gorong yang berdiameter 80 cm.
Berikut contoh perhitungan urugan berpasir gorong-gorong menggunakan
perhitungan sistem rumus bidang datar dengan panjang gorong-gorong adalah
11 m :
Gorong-gorong D : 80 cm
115
100
= 0,1 m2 x 11 m
III - 17
Berikut contoh perhitungan kebutuhan gorong-gorong sepanjang 11 m :
- Panjang 1 buah gorong-gorong adalah 1 m
- Panjang pekerjaan gorong-gorong adalah 11 m
- Kebutuhan gorong-gorong adalah =11m 11buah 3titik 33buah
1m / buah
Gorong-gorong D : 80 cm
115
100
= (1 m x 1,15 m) -( (0,1 m2 ) + ( r2 ))
= 1.5524m2
III - 18
Volume timbunan = luas timbunan x panjang galian
= 1.5524 m2 x 11 m
Pekerjaan galian biasa adalah pekerjaan yang berfungsi untuk mencapai garis
elevasi permukaan rencana dan kedalaman-kedalaman yang diperlukan dalam
suatu konstruksi, dimana pekerjaan galian ini dilakukan pada jalan yang elevasi
rencana terletak dibawah kondisi existing jalan. Pada proyek ini, galian biasa
banyak dilakukan pada pekerjaan pembuatan jalan baru dan pada pelebaran di
samping jalan tersebut. Luas penampang pekerjaan galian biasa ini dihitung
dengan metoda koordinat manual dan diuji dengan metoda koordinat pada
program Autocad.
Berikut contoh gambar potongan melintang pekerjaan galian biasa pada STA
14+500 :
5 cm = AC Wearing Course
6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base
III - 19
Tabel 3.6. Contoh perhitungan galian sebelah kiri
Sketsa Perhitungan
(-3.00x77.55)+(-3.00x77.47)+
(-5.50x78.04)
= -1645.71
∑Y.X =(78.04x-4.10))+(78.24x-3.00)+
(78.32x-3.00)+(77.55x—5.50)+
Koordinat (77.47x-5.50)
Titik
X Y
1 -5.50 78.04 = -1642.25
= X .Y Y . X
2 -4.10 78.24
Luas
3 -3.00 78.32 2
4 -3.00 77.55
5 -5.50 77.47 Luas = 1645 .71 (1642 .25)
2
1 -5.50 78.04
Luas = 1.729
∑X.Y=(-5.50x78.12)+(-4.10x78.15)+
(-3.00x77.39)+(-3.00x77.31)+
(-5.50x78.21)
= -1644.33
∑Y.X =(78.21x-4.10))+(78.12x-3.00)+
Koordinat
Titik (78.15x-3.00)+(77.39x-5.50)+
X Y
1 -5.50 78.21
(77.31x-5.50)
2 -4.10 78.12
3 -3.00 78.15
= -1640,32
4 -3.00 77.39
5 -5.50 77.31
1 -5.50 78.21
III - 20
Lanjutan tabel 3.6.
Sketsa Perhitungan
Luas = X .Y Y . X
2
= 1.729 m 2.005m
2 2
2
= 1.867m2
= 1.867 m2 x 50 m
= 93.35 m3
III - 21
Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Pekerjaan Galian Biasa
III - 22
Lanjutan tabel 3.7.
18 15 + 350 2,011 1,866
2,308 1,810 50 115,385 90,520
19 15 + 400 2,605 1,755
2,152 1,797 50 107,595 89,850
20 15 + 450 1,699 1,839
1,930 1,923 50 96,503 96,170
21 15 + 500 2,161 2,008
1,825 1,917 50 91,273 95,845
22 15 + 550 1,490 1,826
1,764 1,807 50 88,210 90,340
23 15 + 600 2,039 1,788
2,163 1,893 50 108,133 94,653
24 15 + 650 2,287 1,999
2,128 1,686 50 106,388 84,283
25 15 + 700 1,969 1,373
1,871 1,624 50 93,565 81,220
26 15 + 750 1,774 1,876
1,714 1,745 50 85,680 87,265
27 15 + 800 1,654 1,615 0,000
1,823 1,447 50 91,130 72,370
28 15 + 850 1,992 1,280
2,141 1,621 50 107,028 81,058
29 15 + 900 2,289 1,962
2,025 1,860 50 101,248 93,018
30 15 + 950 1,761 1,759
1,868 1,760 50 93,410 88,005
31 16 + 0 1,976 1,762
1,904 1,931 50 95,198 96,540
32 16 + 50 1,832 2,100
1,904 2,184 50 95,205 109,208
33 16 + 100 1,976 2,268
1,960 2,215 50 97,980 110,773
34 16 + 150 1,943 2,163
3,050 2,954 50 152,485 147,700
35 16 + 600 4,156 3,745
2,801 2,535 50 140,043 126,728
III - 23
Lanjutan tabel 3.7.
III - 24
2. Pekerjaan Timbunan Biasa
Pekerjaan Timbunan Biasa ini mencakup pengambilan, pengangkutan,
penghamparan serta pemadatan timbunan tanah biasa. Sebagai contoh perhitungan
timbunan biasa pada daerah bahu jalan, berikut cara perhitungan timbunan biasa
jalan STA 16+525 sebagai berikut ;
5 cm = AC Wearing Course
6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base
15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)
Sketsa
12.(-6.00;47.37)
Bersambung
III - 25
Lanjutan tabel 3.8.
Perhitungan
STA 16+525
Koordinat
Titik
X Y ∑X.Y = (-6.00x49.92)+(-5.50x49.12)+
1 -6.00 49.90
2 -5.50 49.92 (-5.50x49.30)+(0.00x49.12)+
3 -5.50 49.12 (5.50x49.92)+(5.50x49.90)+
4 0.00 49.30
5 5.50 49.12 (6.00x48.39)+(6.00x48.45)+
6 5.50 49.92
(0.00x48.32)+(-5.50x47.37)+
7 6.00 49.90
8 6.00 48.39 (-6.00x49.90) = -270.715
9 0.00 48.45
10 -5.50 48.32 ∑Y.X = (49.90x-5.50)+(49.92x-5.50)+
11 -6.00 47.37
(49.12x0.00)+(49.30x5.50)+
1 -6.00 49.90
(49.12x5.50)+(49.92x6.00)+
(49.90x6.00)+(48.39x0.00)+
(48.45x-5.50)+(48.32x-6.00)+
(47.37x-6.00) = -249.395
X .Y Y . X
Luas =
2
270,715 (249.395 )
Luas =
2
Luas = 10.66 m2
III - 26
Tabel 3.9. Perhitungan Timbunan Biasa STA 16+550
Sketsa
10.(-5.50;47.51) 9.(0.00;47.52)
8.(6.00;47,35)
11.(-6.00;46,94)
Perhitungan
STA 16+550
Koordinat
Titik
X Y ∑X.Y = (-6.00x49.53)+(-5.50x48.73)+
1 -6.00 49.50
2 -5.50 49.53 (-5.50x48.90)+(0.00x48.73)+
3 -5.50 48.73 (5.50x49.53)+(5.50x49.50)+
4 0.00 48.90
5 5.50 48.73 (6.00x47.34)+(6.00x47.52)+
6 5.50 49.53
(0.00x47.51)+(-5.50x46.94)+
7 6.00 49.50
8 6.00 47.34 (-6.00x49.50) = -275.49
9 0.00 47.52
10 -5.50 47.51 ∑Y.X = (49.50x-5.50)+(49.53x-5.50)+
11 -6.00 46.94
(48.73x0.00)+(48.90x5.50)+
1 -6.00 49.50
(48.73x5.50)+(49.53x6.00)+
(49.50x6.00)+(47.34x0.00)+
(47.52x-5.50)+(47.51x-6.00)+
(46.94x-6.00) = -241.58
Bersambung
III - 27
Lanjutan tabel 3.9.
X .Y Y . X
Luas =
2
275.49 (241.58 )
Luas =
2
Luas = 16.96 m2
Luas1 Luas2
Luas Rata- Rata =
2
= 10.66m 16.96m
2 2
2
= 13.81 m2
Volume Timbunan Biasa
= Luas Rata- Rata x Jarak
= 13.81 m2 x 25 m
= 345.25 m3
16 + 950 3,326
5,610 25 140,253
16 + 975 7,894
8,181 25 204,526
17 + 0 8,468
7,600 25 189,989
17 + 25 6,731
TOTAL TIMBUNAN BIASA 125 1.124,97
30 cm = Selected Embankment
Sketsa Perhitungan
(-3.00x77.45)+(-5.50x77.77)
= -1320.91
(77.55x-5.50) + (77.45x-5.50)
= -1319.36
Luas = X .Y Y . X
2
Bersambung
III - 29
Lanjutan tabel 3.11
= -1311.28
(76.98x-5.50) + (76.90x-5.50)
= -1309.78
Luas = X .Y Y . X
Koordinat
Titik 2
X Y
0.75 0.75
=
2
= 0.75 m2
= 0.75 m2 x 50 m
= 37.5 m3
III - 30
Tabel 3.12. Hasil Perhitungan Pekerjaan Timbunan Pilihan
Luas (m2) Jarak Volume (m3)
No. Stationing
Kiri Rata2 Kanan Rata2 (m) Kiri Kanan
1 14 + 500 0,750 0,750
0,750 0,750 1625 1218,750 1218,750
2 16 + 125 0,750 0,750
= 4.845,313 x 1,2
= 5.814,3756
III - 31
Gambar 3.9. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
= 7 m x 1675 m
= 11725 m2
= 9.5 m x 100m
=950 m2
III - 32
Tabel 3.14. Hasil Perhitungan Pekerjaan Penyiapan Badan
15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)
III - 33
Tabel 3.15. Contoh Perhitungan Bahu Jalan Agregat Kelas S
Sketsa
L Sta 14 + 500
Perhitungan
L STA 14 + 500
∑X.Y=(-5.5x78.37)+(-3.5x78.32)+(-3.5x78.319)+
Koordinat
Titik
X Y (-3.55x78.258) +(-3.55x78.257)+(-3.6x77.215)+
1 -5.5 78.270
2 -3.5 78.37
(-3.6x78.12)+(-5.5x78.27)
3 -3.5 78.32 = -2524.590
4 -3.55 78.319
5 -3.55 78.258
6 -3.6 78.257
∑Y.X=(78.270x-3.5)+(78.37x-3.5)+(78.32x-3.55)+
7 -3.6 77.215
8 -5.5 78.12 (78.319x-3.55)+(78.258x-3.6)+(78.257x-3.6)+
1 -5.5 78.27
(77.215x-5.5)+(78.12x-5.5)
= -2524.005
Luas = Y . X X .Y
2
- 2524.005 - (-2524.590 )
Luas =
2
Luas = 0.293 m2
Bersambung
III - 34
Lanjutan tabel 3.15
Sketsa
R Sta 14 + 500
Perhitungan
R STA 14 + 500
∑X.Y=(3.5x78.449)+(5.5x78.299)+(5.5x78.337)+
Koordinat
Titik
X Y (3.6x78.379) +(3.6x78.378)+(3.55x78.439)+
1 3.5 78.488
2 5.5 78.449
(3.55x78.438)+(3.5x78.488)
3 5.5 78.299 = 2532.016
4 3.6 78.337
5 3.6 78.379
6 3.55 78.378
∑Y.X=(78.488x5.5)+(78.449x5.5)+(78.299x3.6)+
7 3.55 78.439
8 3.5 78.438 (78.337x3.6)+(78.379x3.55)+(78.378x3.55)+
1 3.5 78.488
(78.439x3.5)+(78.438x3.5)
= 2532.599
Luas = Y . X X .Y
2
III - 35
Tabel 3.16. Contoh Perhitungan Agregat Klas S
III - 36
Lanjutan tabel 3.16
III - 38
Lanjutan tabel 3.16
= 1.780 x 1,2
= 2.136 m3
III - 39
3.2.5. Perkerasan Berbutir
15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)
Sketsa Perhitungan
(-3x69.406)+(-3.65x69.556)
(-3.65 , 69.556) (-3 , 69.575)
= -924.320
Koordinat = -924.126
Titik
= X .Y Y . X
X Y
Luas
1 -3.65 69.556 2
2 -3 69.575
Luas = - 924.320 - (-924.126 )
3 -3 69.425 2
4 -3.65 69.406 2
Luas = 0.097m
1 -3.65 69.556
III - 40
Lanjutan tabel 3.17
R 14 + 500
(3.65x78.152) + (3x78.302)
= 1040.34
(3 , 78.152) (3.65 , 78.155)
∑Y.X = (78.302x3.65) + (78.305x3.65)
Koordinat +
Titik
X Y
1 3 78.302
(78.155x3) + (78.152x3)
2 3.65 78.305 = 1040.536
3 3.65 78.155
4 3 78.152
Luas = Y . X X .Y
1 3 78.302 2
Luas = 0.098 m2
(-3x77.868)+(-3.65x78.018)
(-3.65 , 78.018) (-3 , 78.037)
= -1036.86575
Koordinat = -1036.67075
Titik
X Y
-3.65
Luas = X .Y Y . X
1 78.018 2
2 -3 78.037
Luas = - 1036.86575 - (-1036 .67075 )
3 -3 77.887 2
4 -3.65 77.868 2
Luas = 0.0975m
1 -3.65 78.018
III - 41
Lanjutan tabel 3.17
R 14 + 525
∑X.Y = (3x78.237) + (3.65x78.087) +
= 1039.308
Luas = 0.097m2
Sketsa Perhitungan
= -374.40605
(3 , 78.067) (3.65 , 78.087)
∑Y.X = (51.384x0) + (51.493x0) +
(51.343x-3.65) + (51.234x-3.65)
Koordinat
Titik
X Y
= -375.50105
1 -3.65 51.384
2 0 51.493 Luas = X .Y Y . X
2
3 0 51.343
4 -3.65 51.234 Luas = - 374.40605 - (-375.50105 )
1 -3.65 51.384
2
Luas = 0.5475m2
III - 42
Lanjutan tabel 3.18
(3.65x51.343) + (0x51.493)
= 374.406
1 0 51.493
Luas = 375.501 374.406
2
Luas = 0.5475m2
III - 43
Lanjutan tabel 3.19
16 14 + 875 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
17 14 + 900 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
18 14 + 925 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
19 14 + 950 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
20 14 + 975 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
21 15 + 0 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
22 15 + 25 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
23 15 + 50 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
24 15 + 75 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
25 15 + 100 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
26 15 + 125 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
27 15 + 150 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
28 15 + 175 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
29 15 + 200 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
30 15 + 225 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
31 15 + 250 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
32 15 + 275 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
33 15 + 300 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
34 15 + 325 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
35 15 + 350 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
36 15 + 375 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
37 15 + 400 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
38 15 + 425 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
39 15 + 450 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
40 15 + 475 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
41 15 + 500 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
42 15 + 525 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
43 15 + 550 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
44 15 + 575 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
45 15 + 600 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
46 15 + 625 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
47 15 + 650 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
48 15 + 675 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
49 15 + 700 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
50 15 + 725 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
III - 44
Lanjutan tabel 3.19
III - 45
Lanjutan tabel 3.19
15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)
Sketsa
L Sta 14 + 500
Perhitungan
L STA 14 + 500
∑X.Y=(-5.5x78.215)+(-3.6x78.182)+(-3.6x78.181)+
Koordinat
Titik
X Y (-3.65x78.031) +(-3.65x78.05)+(-3x77.85)+
1 -5.5 78.12
2 -3.6 78.215
(-3x77.77)+(-5.5x78.12)
3 -3.6 78.182 = -2459.304
4 -3.65 78.181
5 -3.65 78.031 ∑Y.X=(78.12x-3.6)+(78.215x-3.6)+(78.182x-3.65)+
6 -3 78.05
(78.181x-3.65)+(78.031x-3)+(78.05x-3)+
7 -3 77.85
8 -5.5 77.77 (77.85x-5.5)+(77.77x-5.5)
1 -5.5 78.12
= -2457.683
III - 47
Lanjutan tabel 3.20
Luas = Y . X X .Y
2
Sketsa
R Sta 14 + 500
5
6
43
1 2
8 7
Perhitungan
R STA 14 + 500
∑X.Y=(3x78.155)+(3.65x78.305)+(3.65x78.304)+
Koordinat
Titik
X Y (3.6x78.337) +(3.6x78.299)+(5.5x77.949)+
1 3 78.152
2 3.65 78.155
(5.5x77.951)+(3x78.152)
3 3.65 78.305 = 2461.883
4 3.6 78.304
5 3.6 78.337
6 5.5 78.299
∑Y.X=(78.152x3.65)+(78.155x3.65)+(78.305x3.6)+
7 5.5 77.949
8 3 77.951 (78.304x3.6)+(78.337x5.5)+(78.299x5.5)+
1 3 78.152
(77.949x3)+(77.951x3)
= 2463.510
III - 48
Lanjutan tabel 3.20
Luas = Y . X X .Y
2
Sketsa
R Sta 16 + 500
5
1 4 6
32
8
7
Perhitungan
R STA 16 + 500
∑X.Y=(0x51.234)+(3.65x51.384)+(3.65x51.385)+
Koordinat
Titik
X Y (3.6x51.418) +(3.6x51.323)+(5.5x50.973)+
1 0 51.343
2 3.65 51.234
(5.5x51.143)+(0x51.343)
3 3.65 51.384 = 1306.612
4 3.6 51.385
5 3.6 51.418
6 5.5 51.323
∑Y.X=(51.343x3.65)+(51.234x3.65)+(51.384x3.6)+
7 5.5 50.973
8 0 51.143 (51.385x3.6)+(51.418x5.5)+(51.323x5.5)+
1 0 51.343
(50.973x0)+(51.143x0)
= 1309.449
Luas = Y . X X .Y
2
III - 49
Lanjutan tabel 3.21
Sketsa
L Sta 16 + 500
2
1 3 6
4 5
7
8
Perhitungan
L STA 16 + 500
∑X.Y=(-5.5x51.418)+(-3.6x51.385)+(-3.6x51.384)+
Koordinat
Titik
X Y (-3.65x51.234) +(-3.65x51.343)+(0x51.143)+
1 -5.5 51.323
(0x50.973)+(-5.5x51.323)
2 -3.6 51.418
3 -3.6 51.385
4 -3.65 51.384
5 -3.65 51.234 = -1309.449
6 0 51.343
7 0 51.143
8 -5.5 50.973 ∑Y.X=(51.323x-3.6)+(51.418x-3.6)+(51.385x-3.65)+
1 -5.5 51.323
(51.384x-3.65)+(51.234x0)+(51.343x0)+
(51.143x-5.5)+(50.973x-5.5)
= -1306.612
Luas = Y . X X .Y
2
- 1306.612 - (-1309.449 )
Luas =
2
Luas = 1.418 m2
III - 50
Tabel 3.22. Hasil Perhitungan Aggregat Kelas B
III - 51
Lanjutan tabel 3.22
33 15 + 300 0.8265 0.8492 25 20.676 20.743
34 15 + 325 0.8266 0.8505 25 20.664 21.246
35 15 + 350 0.8397 0.848 25 20.829 21.231
36 15 + 375 0.8355 0.8498 25 20.940 21.223
37 15 + 400 0.8367 0.8477 25 20.903 21.219
38 15 + 425 0.8557 0.8491 25 21.155 21.210
39 15 + 450 0.8376 0.8462 25 21.166 21.191
40 15 + 475 0.8105 0.8165 25 20.601 20.784
41 15 + 500 0.8022 0.8232 25 20.159 20.496
42 15 + 525 0.8102 0.8296 25 20.155 20.660
43 15 + 550 0.8105 0.8105 25 20.259 20.501
44 15 + 575 0.8255 0.8102 25 20.450 20.259
45 15 + 600 0.8164 0.8105 25 20.524 20.259
46 15 + 625 0.8165 0.8102 25 20.411 20.259
47 15 + 650 0.8254 0.8102 25 20.524 20.255
48 15 + 675 0.8124 0.8255 25 20.473 20.446
49 15 + 700 0.8102 0.7207 25 20.283 19.328
50 15 + 725 0.8102 0.8254 25 20.255 19.326
51 15 + 750 0.8206 0.8105 25 20.385 20.449
52 15 + 775 0.8284 0.8013 25 20.613 20.148
53 15 + 800 0.8204 0.8053 25 20.610 20.083
54 15 + 825 0.8234 0.8103 25 20.548 20.195
55 15 + 850 0.8102 0.8254 25 20.420 20.446
56 15 + 875 0.7995 0.8419 25 20.121 20.841
57 15 + 900 0.8491 0.8486 25 20.608 21.131
58 15 + 925 0.848 0.8318 25 21.214 21.005
59 15 + 950 0.8498 0.8287 25 21.223 20.756
60 15 + 975 0.8004 0.8284 25 20.628 20.675
61 16 + 0 0.8025 0.8177 25 20.036 20.576
62 16 + 25 0.813 0.8102 25 20.194 20.349
63 16 + 50 0.8446 0.8432 25 20.720 20.668
64 16 + 75 0.8581 0.843 25 21.284 21.078
65 16 + 100 0.8409 0.8495 25 21.238 21.156
66 16 + 125 0.8405 0.8508 25 21.018 21.254
67 16 + 150 0.8379 0.8454 25 20.980 21.203
III - 52
Lanjutan tabel 3.22
68 16 + 175 0.8278 0.8394 25 20.821 21.060
69 16 + 500 1.423 1.4187 25 28.135 28.226
70 16 + 525 1.4177 1.4199 25 35.509 35.483
71 16 + 550 1.4187 1.4187 25 35.455 35.483
72 16 + 575 1.417 1.417 25 35.446 35.446
73 16 + 600 1.4428 1.4187 25 35.748 35.446
74 16 + 625 0.7091 0.7089 25 26.899 26.595
75 16 + 650 0.7091 0.7089 25 17.728 17.723
76 16 + 675 0.7104 0.7092 25 17.744 17.726
77 16 + 700 0.7406 0.7093 25 18.138 17.731
78 16 + 725 1.4086 1.4096 25 26.865 26.486
79 16 + 750 1.4464 1.408 25 35.688 35.220
80 16 + 775 1.464 1.4076 25 36.380 35.195
81 16 + 800 1.4107 1.4097 25 35.934 35.216
82 16 + 825 1.3885 1.4087 25 34.990 35.230
83 16 + 850 1.4082 1.4082 25 34.959 35.211
84 16 + 875 1.4082 1.4082 25 35.205 35.205
85 16 + 900 1.4082 1.4082 25 35.205 35.205
86 16 + 925 1.417 1.417 25 35.315 35.315
87 16 + 950 1.417 1.417 25 35.425 35.425
88 16 + 975 1.4188 1.4188 25 35.448 35.448
89 17 + 0 1.4187 1.4187 25 35.469 35.469
90 17 + 25 1.4187 1.4187 25 35.468 35.468
91 17 + 50 1.4187 1.4187 25 35.468 35.468
92 17 + 75 1.4187 1.4187 25 35.468 35.468
93 17 + 100 1.4187 1.4187 25 35.468 35.468
94 17 + 125 1.5202 1.417 25 36.736 35.446
95 17 + 150 1.677 1.2205 25 39.965 32.969
96 17 + 175 1.677 1.2205 25 41.925 30.513
97 17 + 200 1.4917 1.4187 25 39.609 32.990
98 17 + 225 1.4917 1.4187 25 37.293 35.468
99 17 + 250 0.8428 0.8494 25 29.181 28.351
100 17 + 275 0.8428 0.8494 25 21.070 21.235
101 17 + 300 0.8428 0.8494 25 21.070 21.235
III - 53
Lanjutan tabel 3.22
= 5234,982 x 1,2
= 6.281,978 m3
Contoh perhitungan lapis resap pengikat (prime coat) STA 14+500 – STA
17+500 Jalan Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai
berikut:
III - 54
Tabel 3.23. Contoh Perhitungan Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (prime coat)
Perhitungan
Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas
jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya di hampar. Lapis perekat
mempunyai kegunaan memberi daya ikat antara lapis lama dengan baru, dan di
pasang pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan bersih. Pada
proyek ini, lapis perekat dikerjakan setelah penghamparan lapis AC-BC dan
sebelum penghamparan lapis AC-WC. Takaran pemakaian bahan lapis perekat ini
adalah 0.15 liter/m2.
III - 55
Contoh perhitungan lapis resap perekat (tack coat) STA 14+500 – STA
17+500 alan Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai
berikut:
III - 56
3. Pekerjaan Lapisan Permukaan (AC-Base)
5 cm = AC Wearing Course
AC - WC ( Lev)
t1=2cm
t2=var 6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base
t3=2cm
CL
15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)
Sketsa Perhitungan
(-3x78.019)+(-3.6x78.094)
= 1030.509
Koordinat
(78.037x-3.6) + (78.019x-3.6)
Titik
X Y
= 1030.419
1 -3.6 78.094
2 -3 78.112
3 -3 78.037
Luas = X .Y Y . X
4 -3.6 78.019 2
1 -3.6 78.094
Luas = 1030.509 - (-1030.419 )
2
Luas = 0.045
III - 57
Lanjutan tabel 3.25
R 14 + 525
(3.6x78.217) + (3x78.292)
= 1033.033
Koordinat
Titik
X Y ∑Y.X = (78.292x3.6) + (78.310x3.6)+
1 3 78.292 (78.235x3) + (78.217x3)
2 3.6 78.310
3 3.6 78.235 = 1033.123
4 3 78.217
1 3 78.292 Luas = Y . X X .Y
2
Luas = 0.0449
III - 58
Lanjutan tabel 3.26
14 14 + 825 0.045 0.045 25 1.126 1.126
15 14 + 850 0.045 0.045 25 1.125 1.125
16 14 + 875 0.045 0.045 25 1.125 1.125
17 14 + 900 0.045 0.045 25 1.125 1.125
18 14 + 925 0.045 0.045 25 1.125 1.125
19 14 + 950 0.045 0.045 25 1.125 1.125
20 14 + 975 0.0449 0.0449 25 1.124 1.124
21 15 + 0 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
22 15 + 25 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
23 15 + 50 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
24 15 + 75 0.045 0.045 25 1.124 1.123
25 15 + 100 0.0449 0.0449 25 1.124 1.124
26 15 + 125 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
27 15 + 150 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
28 15 + 175 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
29 15 + 200 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
30 15 + 225 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
31 15 + 250 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
32 15 + 275 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
33 15 + 300 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
34 15 + 325 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
35 15 + 350 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
36 15 + 375 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
37 15 + 400 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
38 15 + 425 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
39 15 + 450 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
40 15 + 475 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
41 15 + 500 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
42 15 + 525 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
43 15 + 550 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
44 15 + 575 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
45 15 + 600 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
46 15 + 625 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
III - 59
Lanjutan tabel 3.26
III - 60
Lanjutan tabel 3.26
III - 61
4. Pekerjaan Lapisan Permukaan (AC-BC)
Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak di bawah lapisan
aus (Wearing Course) dan di atas lapisan pondasi (Base Course) yang telah
dilapisi dengan lapis resap pengikat (prime coat).
Untuk menghitung volume pekerjaan lapis permukaan (AC-BC), dapat
dilakukan dengan cara seperti mencari luas penampang jalan yang akan
dihamparkan lapisan aspal beton (AC-BC).
Contoh perhitungan lapis permukaan (AC-BC) 14+500 Jalan Sidodadi
Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:
5 cm = AC Wearing Course
AC - WC ( Lev)
t1=2cm
t2=var 6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base
t3=2cm
CL
15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)
Sketsa Perhitungan
(-3x78.096)+(-3.55x78.156)
= -1023.588
(78.112x-3.55) + (78.096x-3.55)
= -1023.522
Luas = X .Y Y . X
2
III - 62
Lanjutan tabel 3.27
R 14 + 525
(3.55x78.292) + (3x78.352)
= 1026.096
Koordinat
Titik
X Y ∑Y.X = (78.352x3.55) +(78.369x3.55)+
1 3 78.352 (78.309x3) + (78.292x3)
2 3.55 78.369
3 3.55 78.309 = 1026.162
4 3 78.292
1 3 78.352 Luas = Y . X X .Y
2
Luas = 0.033
III - 63
Lanjutan tabel 3.28
8 14 + 675 0.033 0.033 25 0.826 0.826
9 14 + 700 0.033 0.033 25 0.825 0.825
10 14 + 725 0.033 0.033 25 0.825 0.825
11 14 + 750 0.033 0.033 25 0.825 0.825
12 14 + 775 0.033 0.033 25 0.825 0.825
13 14 + 800 0.033 0.033 25 0.825 0.825
14 14 + 825 0.033 0.033 25 0.825 0.825
15 14 + 850 0.033 0.033 25 0.825 0.825
16 14 + 875 0.033 0.033 25 0.825 0.825
17 14 + 900 0.033 0.033 25 0.825 0.825
18 14 + 925 0.033 0.033 25 0.825 0.825
19 14 + 950 0.033 0.033 25 0.825 0.825
20 14 + 975 0.033 0.033 25 0.825 0.825
21 15 + 0 0.0331 0.0331 25 0.826 0.826
22 15 + 25 0.0329 0.0329 25 0.825 0.826
23 15 + 50 0.033 0.033 25 0.824 0.825
24 15 + 75 0.033 0.033 25 0.825 0.824
25 15 + 100 0.033 0.033 25 0.825 0.825
26 15 + 125 0.033 0.033 25 0.825 0.825
27 15 + 150 0.033 0.033 25 0.825 0.825
28 15 + 175 0.033 0.033 25 0.825 0.825
29 15 + 200 0.033 0.033 25 0.825 0.825
30 15 + 225 0.033 0.033 25 0.825 0.825
31 15 + 250 0.033 0.033 25 0.825 0.825
32 15 + 275 0.033 0.033 25 0.825 0.825
33 15 + 300 0.033 0.033 25 0.825 0.825
34 15 + 325 0.033 0.033 25 0.825 0.825
35 15 + 350 0.033 0.033 25 0.825 0.825
36 15 + 375 0.033 0.033 25 0.825 0.825
37 15 + 400 0.0331 0.0329 25 0.826 0.824
38 15 + 425 0.0331 0.0329 25 0.828 0.823
39 15 + 450 0.0331 0.0329 25 0.828 0.823
40 15 + 475 0.0331 0.0332 25 0.828 0.826
41 15 + 500 0.0331 0.0331 25 0.828 0.829
42 15 + 525 0.033 0.033 25 0.826 0.826
III - 64
Lanjutan tabel 3.28
III - 65
Lanjutan tabel 3.28
15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)
Sketsa
L Sta 14 + 525
III - 67
Lanjutan tabel 3.29 Perhitungan
L STA 14 + 525
∑X.Y=(-3.5x78.312)+(0x78.2)+(0x78.152)+
Koordinat
Titik
X Y (-3x78.172) +(-3x78.157)+(-3.5x77.207)
1 -3.5 78.207
2 0 78.312
= -1013.303
3 0 78.2
4 -3 78.152
5 -3 78.172 ∑Y.X=(78.207x0)+(78.312x0)+(78.2x-3)+
6 -3.5 78.157
(78.152x-3)+(78.172x-3.5)+(78.157x-3.5)
1 -3.5 77.207
= 1014.088
Luas = X .Y Y . X
2
- 1013.303 - (-1014.088 )
Luas =
2
Luas = m2
Sketsa
R Sta 14 + 500
Perhitungan
R STA 14 + 525
∑X.Y=(0x78.417)+(3.5x78.367)+(3.5x78.352)+
Koordinat
Titik
X Y (3x78.269) +(3x78.2)+(0x78.312)
1 0 78.312
2 3.5 78.417
= 1017.923
3 3.5 78.367 ∑Y.X=(78.312x3.5)+(78.417x3.5)+(78.367x3)+
4 3 78.352
5 3 78.269 (78.352x3)+(78.269x0)+(78.2x0)
6 0 78.2
= 1018.708
1 0 78.312
III - 68
Lanjutan tabel 3.29
Luas = Y . X X .Y
2
III - 70
Lanjutan tabel 3.30
60 15 + 975 0.2349 0.2339 25 5.903 5.886
61 16 + 0 0.2374 0.2373 25 5.904 5.890
62 16 + 25 0.2375 0.2369 25 5.936 5.928
63 16 + 50 0.2375 0.2372 25 5.938 5.926
64 16 + 75 0.2367 0.2371 25 5.928 5.929
65 16 + 100 0.2374 0.2371 25 5.926 5.928
66 16 + 125 0.2357 0.2364 25 5.914 5.919
67 16 + 150 0.2359 0.2351 25 5.895 5.894
68 16 + 175 0.2373 0.2379 25 5.915 5.913
69 16 + 200 0.3468 0.3539 25 7.301 7.398
70 16 + 225 0.3374 0.3463 25 8.553 8.753
71 16 + 250 0.3384 0.3358 25 8.448 8.526
72 16 + 275 0.3394 0.3428 25 8.473 8.483
73 16 + 300 0.3483 0.3462 25 8.596 8.613
74 16 + 325 0.3348 0.3324 25 8.539 8.483
75 16 + 350 0.3494 0.3358 25 8.553 8.353
76 16 + 375 0.3363 0.3397 25 8.571 8.444
77 16 + 400 0.3482 0.3427 25 8.556 8.530
78 16 + 425 0.3542 0.3468 25 8.780 8.619
79 16 + 450 0.3426 0.3472 25 8.710 8.675
80 16 + 475 0.3327 0.3452 25 8.441 8.655
81 16 + 500 0.175 0.175 25 6.346 6.503
82 16 + 525 0.175 0.175 25 4.375 4.375
83 16 + 550 0.175 0.175 25 4.375 4.375
84 16 + 575 0.175 0.175 25 4.375 4.375
85 16 + 600 0.175 0.175 25 4.375 4.375
86 16 + 625 0.175 0.175 25 4.375 4.375
87 16 + 650 0.175 0.175 25 4.375 4.375
88 16 + 675 0.175 0.175 25 4.375 4.375
89 16 + 700 0.175 0.175 25 4.375 4.375
90 16 + 725 0.175 0.175 25 4.375 4.375
91 16 + 750 0.175 0.175 25 4.375 4.375
92 16 + 775 0.175 0.175 25 4.375 4.375
93 16 + 800 0.175 0.175 25 4.375 4.375
94 16 + 825 0.175 0.175 25 4.375 4.375
III - 71
Lanjutan tabel 3.30
95 16 + 850 0.175 0.175 25 4.375 4.375
96 16 + 875 0.175 0.175 25 4.375 4.375
97 16 + 900 0.175 0.175 25 4.375 4.375
98 16 + 925 0.175 0.175 25 4.375 4.375
99 16 + 950 0.175 0.175 25 4.375 4.375
100 16 + 975 0.175 0.175 25 4.375 4.375
101 17 + 0 0.175 0.175 25 4.375 4.375
102 17 + 25 0.175 0.175 25 4.375 4.375
103 17 + 50 0.175 0.175 25 4.375 4.375
104 17 + 75 0.175 0.175 25 4.375 4.375
105 17 + 100 0.175 0.175 25 4.375 4.375
106 17 + 125 0.175 0.175 25 4.375 4.375
107 17 + 150 0.175 0.175 25 4.375 4.375
108 17 + 175 0.175 0.175 25 4.375 4.375
109 17 + 200 0.175 0.175 25 4.375 4.375
110 17 + 225 0.175 0.175 25 4.375 4.375
111 17 + 250 0.241 0.2095 25 5.200 4.806
112 17 + 275 0.236 0.218 25 5.963 5.344
113 17 + 300 0.248 0.221 25 6.050 5.488
114 17 + 325 0.238 0.231 25 6.075 5.650
115 17 + 350 0.231 0.236 25 5.863 5.838
116 17 + 375 0.236 0.219 25 5.838 5.688
117 17 + 400 0.233 0.215 25 5.863 5.425
118 17 + 425 0.237 0.231 25 5.875 5.575
119 17 + 450 0.239 0.235 25 5.950 5.825
120 17 + 475 0.236 0.215 25 5.938 5.625
121 17 + 500 0.231 0.218 25 5.838 5.413
Jumlah 708.136 715.181
Jumlah 1,416.273
Kuantitas Volume Dalam Satuan Ton = Volume Total x Nilai Kepadatan
= 1.416,273 m3 x 2,3 Ton/m3 =3.257,4279 Ton
III - 72
3.2.7. Pekerjaan Struktur
1. Pekerjaan Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu penahan adalah pekerjaan yang digunakan untuk
mendukung pengamanan badan jalan yang nantinya mengalami gerusan air
atau lainnya. Pekerjaan pasangan batu yang ada pada proyek ini adalah
pembuatan dinding penahan tanah. Retaining wall/dinding penahan dipasang
pada sisi bahu jalan, dinding penahan ini dipasang karena medan yang terlalu
curam sehingga diperlukan untuk menahan struktur bahu jalan dan timbunan
jalan agar tidak amblas. Contoh perhitungan pasangan batu penahan pada STA
16+525 Peningkatan dan Pembangunan jalan desa Sidodadi Kecamatan
Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:
5 cm = AC Wearing Course
6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base
15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)
Sketsa Perhitungan
(-6.40x49.90)+(-6.00x46.64)+
(-6.00x46.64)+(-7.40x46.94)
III - 73
Lanjutan tabel 3.31
(49.90x-6.00) + (49.90x-6.00) +
(46.64x-7.40)+(46.64x-7.40)
= -1927.46
2.(-7.20;46,94)
1.(-7.40;46,94)
Luas = X .Y Y . X
6.(-7.40;46.64) 5.(-6.00;46.64) 2
Koordinat
Titik Luas = 1933 .03 (1927 .46)
X Y 2
1 -7.40 46.94 2
Luas = 2.788 m
2 -7.20 46.94
3 -6.40 49.90
4 -6.00 49.90
5 -6.00 46.64
6 -7.40 46.64
1 -7.40 46.94
∑X.Y= (-8.44x45.35) + (-8.04x45.35) +
(-7.64x49.50)+(-6.40x49.59) +
STA 16+550 (kiri)
(-6.00x44.45)+(-6.00x44.45) +
(-8.44x44.90)
4.(-6.40;49,50) 5.(-6.00;49,50)
= -2355.28
(45.35x-6.40)+(49.50x-6.00) +
(49.50x-6.00)+(44.45x-8.44) +
3.(-7.64;45,35)
2.(-8.04;45,35) (-44.45x-8.44)
1.(-8.44;44,90)
= -2342.03
7.(-8.44;44,45) 6.(-6.00;44,45)
Luas = X .Y Y . X
2
Luas 6.627 m
III - 74
Lanjutan tabel 3.31
Titik
Koordinat Luas1 Luas2
X Y Luas Rata- Rata =
2
1 -8.44 44.90
2 -8.04 45.35 2.788 6,627
=
3 -7.64 45.35 2
4 -6.40 49.50
5 -6.00 49.50
6 -6.00 44.45
= 4.708 m2
7 -8.44 44.45
1 -8.44 44.90 Volume Timbunan Pilihan
= 4.708 m2 x 25 m
= 117.688 m3
III - 75
3.2.8. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
1. Marka Jalan Thermoplastic
Marka jalan adalah tanda-tanda jalan yang meliputi tanda garis membujur,
garis melintang, kerucut lalu lintas ( lane divider ) serta lambang lainnya yang
ditempatkan diatas permukaan jalan. Pengendalian kondisi pada pekerjaan marka
jalan ini adalah berupa pemberian marka jalan yang membentuk garis putus –
putus dan garis lurus. Bahan untuk marka jalan adalah berupa Thermoplastic.
Catatan :
Kecepatan < 60 km/jam nilai a= 3m dan b = 5m
Kecepatan > 60 km/jam nilai a= 5m dan b = 8m
a. Luas marka yang dibuat pada tepi jalan atau tepi perkerasan (Garis Tepi Luar)
Marka yang dibuat pada tepi badan jalan ini yaitu berwarna putih dan
dibuat sepanjang jalan tanpa ada putus-putus dengan lebar marka 10 cm
panjang 4909 meteruntuk lajur kiri dan lajur kanan.
P : 3000 m
L : 0,10 m
Sehingga
Luas :PxLx2
: 3000 x 0,10 x 2 = 600 m²
III - 76
b. Luas marka yang dibuat pada tengah badan jalan (Garis Pemisah Jalur)
Pemasangan atau pembuatan marka pada tengah- tengah jalan ini yaitu
berwarna putih dengan garis putus-putus, pemasanganya dilakukan sepanjang
jalan.
Asumsi Kecepatan < 60 km/jam nilai a= 3m dan b = 5m
Panjang jalan : 3000 m
= 2375 unit
III - 77
Tabel 3.33. Rekap Volume Pekerjaan
Perkiraan
Uraian Satuan
Kuantitas
Divisi I Umum
1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls 1.00
Pekerjaan Minor
8.1 Marka jalan Thermoplastic m2 735
8.2 Mata Kucing ( Glass Road Stud ) unit 2375
III - 78
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PROYEK
VI - 1
Project Manager
Site Manager
Administrasi Keuangan
Quantity
. Surveyor Logistic Kepala Bidang Teknik
Kepala Tukang
Pekerja/buruh Tukang
1. Project Manager
Project manager adalah seseorang yang diberi kuasa sebagai wakil penuh
pemilik perusahaan kontraktor dalam melaksanakan sebuah proyek.
Tanggung jawab dari project manager ini adalah:
a. Menetapkan struktur organisasi pelaksanaan proyek beserta anggotanya.
b. Menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai untuk tiap-tiap kegiatan dan
kebijakan pelaksanaan.
c. Memantau dan bertanggung jawab atas terlaksananya penerapan sistem
manajemen mutu yang diterapkan oleh perusahaan dilingkungan proyek.
d. Mengadakan pertemuan secara periodik dengan semua fungsionaris
organisasi untuk menilaian kemajuan pekerjaan dalam hubungan organisasi
secara terpadu.
VI - 2
e. Memberikan petunjuk atau rekomendasi atas wewenang yang diberikan
demi tercapainya produktivitas kerja yang tinggi dan berkualitas.
2. Site Manager
Site manager adalah wakil project manager yang berkedudukan di lapangan
sebagai koordinator pekerjaan proyek sehari-hari.
Tanggung jawab dari site manager ini adalah:
a. Bertanggung jawab secara langsung kepada project manager.
b. Melakukan pengawasan dan pengendalian rencana pencapaian target dari
masing-masing pekerjaan.
c. Melengkapi data-data pada semua rencana spesifikasi proyek.
d. Memimpin rapat lapangan dan mencari cara-cara penyelesaian atas usul-
usul jika terjadi perubahan desain di lapangan berdasarkan persetujuan dari
yang berwenang demi kelancaran pekerjaan.
e. Meneliti semua spesifikasi dan gambar rencana sebelum dilaksanakan.
f. Membuat laporan-laporan kemajuan pekerjaan secara kontinue menurut
ketentuan.
3. Administrasi Keuangan
Tanggung jawab dari administrasi keuangan ini adalah:
a. Memegang kas serta mengeluarkan uang yang harus dibayar untuk
kebutuhan proyek dan diketahui oleh project manager.
b. Mengatur surat masuk dan surat keluar.
c. Mengatur keuangan proyek.
4. Quantity Surveyor
Quantity surveyor bertugas menghitung, menggambar dan melakukan
pengukuran kuantitas pekerjaan di proyek.
5. Draftmen
Draftmen bertugas menghitung dan menggambar suatu rencana proyek dalam
bentuk gambar kerja (shop drawing) dan gambar pelaksanaan (asbult drawing).
6. Juru ukur
Juru ukur bertugas melakukan pengukuran kuantitas pekerjaan diproyek.
VI - 3
7. Quality Control (labor)
Tanggung jawab dari Quality Control ini adalah:
a. Menyediakan peralatan labor untuk melakukan pengujian mutu bahan yang
akan digunakan.
b. Bertugas menangani urusan pengendalian mutu material dilapangan dan di
AMP.
c. Melakukan kerja sama bila mana akan melakukan pengujian kepada
lembaga/instansi bila perusahaan tidak mempunyai peralatan yang lengkap
untuk beberapa pengujian.
8. Logistic
Tanggung jawab dari logistic ini adalah bertanggung jawab langsung kepada
site manager dalam menyelenggarakan pengadaan bahan, peralatan untuk proyek
yang dipandang perlu sesuai kuantitas, kualitas dan jadwalnya.
9. Peralatan
Tanggung jawab dari Peralatan ini adalah
a. Memberikan data-data kepada Logistic mengenai analisis biaya peralatan
yang berhubungan dengan kemampuan produktifitas berikut biaya
eksploitasnya.
b. Bekerjasama dengan pelaksana terhadap masalah-masalah logistik,
pergudangan, perbengkelan dan transportasi.
10. Material
Tanggung jawab dari Material ini adalah:
a. Bekerjasama dengan pelaksana terhadap masalah-masalah logistik,
pergudangan, perbengkelan dan transportasi.
b. Membuat laporan secara kontinue terhadap pengadaan bahan, peralatan dan
pemeliharaan.
VI - 4
b. Menjaga keamanan dan ketentraman personil guna kelancaran pelaksanaan
proyek, serta menjaga keamanan bahan dan peralatan yang berada di lokasi
proyek.
c. Membantu tenaga kerja ataupun perangkat kerja lainnya yang mengalami
kecelakaan kerja.
d. Memberikan pengetahuan kepada pekerja tentang pentingnya mengetahui
peraturan keselamatan kerja.
13. Pelaksana
Tanggung jawab dari pelaksana ini adalah:
a. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bestek dan gambar rencana.
c. Mampu melaksanakan fungsi dengan dinamis dalam operasional baik dalam
bidang teknis, pembiayaan material, maupun pengendalian sumber daya
manusia secara efektif.
d. Mengontrol laju operasional proyek guna memberikan laporan, data-data
dan situasi serta kondisi lapangan secara berkala.
e. Melakukan prosedur administrasi proyek sesuai dengan ketentuan.
14. Mandor
Dalam struktur organisasi, mandor berada dibawah perintah dari pelaksana.
Tanggung jawab mandor adalah:
a. Bertanggung jawab kepada pelaksana.
b. Bertanggung jawab dalam mobilisasi para pekerja dan tukang.
VI - 5
15. Kepala Tukang
Dalam struktur organisasi, kepala tukang berada dibawah perintah dari
mandor. Tanggung jawab kepala tukang antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada mandor.
b. Bertanggung jawab dalam mobilisasi para pekerja dan tukang.
VI - 6
Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar
Gorong-gorong pipa beton bertulang, diameter dalam 75 – 80 cm
3. Divisi III - Pekerjaan Tanah
Galian Biasa
Timbunan Biasa
Timbunan Pilihan (Bahu Jalan)
Penyiapan Badan Jalan
4. Divisi IV - Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
Lapis Pondasi Agregat Kelas S
5. Divisi V - Perkerasan Berbutir
Lapisan Pondasi Agregat Kelas B
Lapisan Pondasi Agregat Kelas A
6. Divisi VI – Perkerasan Beraspal
Lapis Resap Pengikat
Lapis Pengikat
AC – Base
AC – BC
AC - WC
7. Divisi VII – Pekerjaan Struktur
Pasangan Batu Dinding Penahan
8. Divisi VIII – Pengembalian Kondisi
Marka Jalan Thermoplastic
Cat Eyes
4.2.1. Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan suatu proyek konstruksi, pekerjaan
pertama yang harus dilakukan adalah persiapan. Pekerjaan persiapan pada setiap
proyek tidak terlalu memiliki perbedaan. Besar kecil atau mudah sulitnya
tergantung pada masing-masing proyek yang akan dikerjakan.
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu
proyek konstruksi. Bahkan pekerjaan ini harus dijadikan bagian dari penawaran
tender proyek yang bersangkutan. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa
mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
VI - 7
1. Persiapan Kantor
Persiapan kantor dilaksanakan berguna sebagai acuan dari persiapan
pelaksanaan di lapangan, adapun persiapan kantor tersebut dalam buku "Metode
Dan Teknis Pelaksanaan Konstruksi” dapat dilihat seperti berikut:
Membuat Struktur Organisasi
Struktur Organisasi kerja bertujuan untuk mengatur dan
mendistribusikan tenaga kerja dalam pelaksanaan di kantor dan di lapangan.
Sehingga tenaga kerja yang tersedia dapat bekerja dengan efektif dan efisien
untuk mencapai hasil yang optimum.
2. Persiapan Lapangan
Persiapan Lapangan dapat dilaksanakan apabila semua persiapan kantor
selesai, agar dapat sebagai acuan kegiatan persiapan lapangan yang akan
dilakukan, yaitu perencanaan site plan diantaranya:
VI - 8
Kantor Proyek (Direksi Keet)
Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik
dari kontraktor, konsultan pengawas maupun pemilik proyek di lapangan
yang dilengkapi ruang-ruang kerja staf, ruang pimpinan, musholla, dan
toilet. Besar kecilnya tergantung pada jenis proyek dan jumlah staf yang
bekerja.
4.2.2. Umum
1. Mobilisasi
Mobilisasi adalah proses pengangkutan atau pemindahan tenaga kerja,
peralatan dan material ke lokasi proyek. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mobilisasi, antara lain:
VI - 9
Cakupan kegiatan ini tergantung pada jenis volume pekerjaan yang harus
dilaksanakan sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak.
Pembelian atau penyewaan atas tanah yang digunakan untuk keperluan base
camp kontraktor atau untuk penunjang pekerjaan lain yang merupakan
tanggung jawab pihak kontraktor.
Pengangkutan alat dan bahan hanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan di
lapangan.
2. Demobilisasi
Demobilisasi dilaksanakan oleh pihak kontraktor pada saat alat yang ada
dilapangan sudah tidak dibutuhkan lagi dilapangan, atau pekerjaan yang akan
dilakukan selanjutnya dengan alat tersebut memiliki jarak waktu yang lama untuk
mengefesienkan kegunaan alat pada proyek. Selain itu demobilisasi juga
dilakukan pada saat kontrak berakhir.
4.2.3. Drainase
1. Pekerjaan Galian Selokan dan Saluran Samping
Pembuatan galian saluran samping jalan tergantung kepada keadaan
lapangan seperti jenis tanah dan curah hujan di lokasi tersebut, jadi dalam
perencanaannya harus benar-benar diperhitungkan dengan baik, agar fungsi
drainase untuk menampung dan mengalirkan air berfungsi dengan optimal.
Sehingga dapat membebaskan pengaruh buruk air terhadap konstruksi
pekerjaan jalan. Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
Pemakaian Sumber Daya
Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
Alat - Excavator
- Dump Truck
- Alat Bantu lainya
Langkah Kerja
VI - 10
Pembersihan sekitar lokasi kerja dan pemasangan patok pada tepi jalan
yang akan digali berdasarkan gambar rencana.
Penggalian tanah dilakukan secara mekanik dan bertahap dengan
menggunakan excavator.
Hasil tanah galian yang tidak terpakai/tidak dimanfaatkan dimuat dan
diangkut dengan menggunakan dump truck, kemudian tanah tersebut
dibuang ke area yang telah ditentukan, sedangkan hasil galian
terpakai/dimanfaatkan untuk pekerjaan timbunan maka material galian
tersebut tersebut di stok atau langsung diangkut ke lokasi pekerjaan
timbunan.
Perapian permukaan galian saluran oleh pekerja di lapangan dengan
menggunakan alat bantu (cangkul dan sekop).
3. Pengendalian kualitas, dilakukan dengan cara pemeriksaan dimensi dan
kemiringan saluran dengan menggunakan alat bantu (waterpass).
VI - 11
Shop Drawing dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap bahan batu yang
diusulkan untuk pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar, Kontraktor akan
mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili masing-
masingnya. Satu dari contoh yang diajukan akan menjadi rujukan bagi Direksi
Pekerjaan selama periode Kontrak. Batu harus terdiri dari dari batu alam atau dari
sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh, keras, awet, padat, tahan terhadap
udara dan air dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud. Batu Kali
didatangkan dari Quarry yang terdekat dengan lokasi pekerjaan.
Pemakaian Sumber Daya
Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
Alat - Concret mixer
- Dump Truck
- Alat Bantu lainya
Langkah Kerja
Material didatangkan ke lokasi Pekerjaan. Material yang digunakan
seperti batu kali harus dibersihkan dari bahan yang merugikan yang dapat
mengurangi kelekatan dengan adukan.
Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaanya dan
diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
Landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang
pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan
sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan
tertanam pada adukan sebelum mengeras.
Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan
harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal dari adukan dengan
cara menyapunya dengan sapu kuku. Permukaan yang telah selesai harus
dirawat.
VI - 12
Gambar 4.3. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
VI - 13
Pemakaian Sumber Daya
Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
Alat - Excavator
- Alat Bantu lainya
Langkah Kerja
Sebelum memasang gorong-gorong terlebih dahulu dibuat lantai kerja.
Untuk lantai kerja digunakan pasir urug dengan ketebalan 15 cm.
Gorong-gorong dipasang dengan menggunakan alat bantu
Pada sambungan gorong – gorong, digunakan campuran mortar setebal 5
cm dengan tujuan agar tidak terjadi kebocoran pada sambungan. Karena
dapat membahayakan lapisan yang berada di atas.
Setelah gorong-gorong terpasang, kemudian ditimbun dengan
menggunakan tanah urug.
VI - 14
Kontraktor memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di
sekitar lokasi galian.
Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil
dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil.
Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di
sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian tersebut.
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan
harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai.
Penggalian dapat dilakukan menggunakan alat berat seperti (Excavator) atau alat-
alat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Metoda pelaksanaan pekerjaannya
adalah sebagai berikut :
VI - 15
Hasil tanah galian yang tidak terpakai/tidak dimanfaatkan dimuat dan
diangkut dengan menggunakan dump truck, kemudian tanah tersebut
dibuang ke area yang telah ditentukan, sedangkan hasil galian
terpakai/dimanfaatkan untuk pekerjaan timbunan maka material galian
tersebut tersebut di stok atau langsung diangkut ke lokasi pekerjaan
timbunan.
Pengendalian kuantitas dilakukan dengan cara melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana agar volume terealisasi di lapangan sesuai
dengan volume kerja rencana.
VI - 16
Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
Alat - Excavator
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya
Bahan - Tanah Timbunan
Langkah Kerja
Pematokan batas-batas lokasi pekerjaan timbunan biasa.
Material diambil menggunakan Excavator, dan diangkut menggunakan
Dump Truck kemudian ditumpuk pada lokasi tertentu sesuai kebutuhan
tanah timbunan.
Hamparkan tanah pada lokasi timbunan dengan menggunakan Motor
Grader.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibrator Roller, dan disiram
dengan menggunakan Water Tank Truck hingga kepadatan yang
optimum.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan hamparan dan
melevelkan permukaan dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul,
sekop, dan gerobak.
Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
Pengecekan oleh penerima material di lapangan (checker), material
bebas dari bahan organik, sampah atau kotoran.
Pengecekan kepadatan timbunan biasa dengan sandcone test,
kepadatan yang disyaratkan adalah sampai 95% kepadatan standard
maksimum.
VI - 17
Motor Grader
Dump Truk
Material Siap Diratakan
VI - 18
memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai
100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
Pemakaian Sumber Daya
Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
Alat - Excavator
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya
Langkah Kerja
Pematokan batas-batas lokasi pekerjaan timbunan pilihan.
Material diambil menggunakan Excavator, dan diangkut menggunakan
Dump Truck kemudian ditumpuk pada lokasi tertentu sesuai kebutuhan
tanah timbunan.
Hamparkan tanah pada lokasi timbunan dengan menggunakan Motor
Grader.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibrator Roller, dan disiram
dengan menggunakan Water Tank Truck hingga kepadatan yang
optimum.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan hamparan dan
melevelkan permukaan dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul,
sekop, dan gerobak.
Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
Pengecekan oleh penerima material di lapangan (checker), material
bebas dari bahan organik, sampah atau kotoran.
VI - 19
Pengecekan kepadatan timbunan biasa dengan sandcone test,
kepadatan yang disyaratkan adalah sampai 95% kepadatan standard
maksimum.
Pengangkutan Penghamparan
20C
M
VI - 20
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya
Langkah Kerja
Pengecekan elevasi di center line dan dipinggir.
Pemberian tanda dipatok dengan cat untuk ketinggian ditepi dan di center
line.
Pembentukan/ perataan permukaan urugan dan pembentukan kemiringan
urugan dengan menggunakan motor grader.
Sebelum dilakukan pemadatan permukaan yang sudah diratakan disiram
dengan menggunakan water tank
Pemadatan permukaan dengan vibratory roller.
Pemadatan lapangan, hasil pemadatan ditest pengecekan kemiringan dan
kerataan permukaan.
Pemadatan oleh Vibratory Roller
Perataan badan Jalan oleh
dengan menggilas berulang- ulang
Motor Grader
Water Tank
VI - 21
pemangkasan tepi jalur jalan, pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan material. Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
Langkah Kerja
Pematokan batas-batas lokasi pekerjaan perkerasan bahu jalan.
Agregat kelas S dimuat wheel loader yang ada di base camp AMP ke
dalam dump truck, kemudian diangkut kelokasi pekerjaan.
Sampai di lokasi kerja, dump truck menumpuk agregat kelas S dengan
jarak tumpukan 1,5 sampai 2 meter, dengan asumsi volume 1 m3 per
tumpukan, dan lebar bahu jalan adalah 1,5 m serta tebal hamparan 20 cm.
Kemudian Motor Grader menghampar, leveling dan membentuk
tumpukan material bahu agregat kelas S sesuai dengan tebal gembur dan
bentuk bahu jalan yang direncanakan.
Selanjutnya agregat yang telah terhampar di padatkan dengan
menggunakan vibrator roller.
Jika agregat terlalu kering atau kadar airnya belum tercapai sehingga
susah untuk dipadatkan maka lakukan penyiraman dengan menggunakan
water tank.
VI - 22
Selanjutnya dilakukan pemadatan ulang dengan menggunakan Vibratory
Roller untuk mendapatkan kepadatan optimum.
Penggilasan oleh Vibratory Roller dimulai dari sepanjang bagian tepi
pinggir bahu jalan dan kemudian bergerak ke pinggir badan jalan, karena
dengan demikian material akan cenderung bergerak kearah pinggir badan
jalan yang bertujuan untuk membentuk kemiringan 4% dari bahu jalan.
Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
- Sand cone test : setiap jarak 100 meter
Dump Truk
Motor Grader
Vibratory Roller
Water Tank
Bolak -
VI - 23
Alat - Wheel Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya
Bahan - Agregat Kelas B
Langkah Kerja
Selanjutnya masukkan material Klas B sesuai dengan hasil pembuatan
Job Mix Formula dan sesuai yang dipersyaratkan spesifikasi teknis.
Lakukan pembongkaran material dari dump truck ke lokasi/ lahan dengan
dibagi-bagi secara merata memanjang sesuai dengan ketebalan desain
nantiya.
Pembongkaran tidak boleh sekali bongkar karena akan menjadikan
material segregasi jika dihampar (terlalu jauh pemindahannya).
Jika telah cukup material, hampar material Klas B dengan Motor Grader
sampai diperoleh hasil hamparan yang disyaratkan spesifikasi, baik
alinyemen horizontal maupun alinyemen vertikalnya.
Material yang sudah dihampar segera lakukan pemadatan dengan vibro
compactor secara berulang-ulang, dan jika kadar airnya rendah maka
lakukan penyiraman permukaannya dengan bantuan water tank truck ke
arah memanjang. Hal ini untuk menghindari retak-retak, akibat pemadatan
yang dipaksakan. Lakukan pekerjaan diatas secara berulang dan sampai
material Klas B terhampar semua pada lokasi yang sudah disiapkan.
Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
- Sand cone test : setiap jarak 100 meter
VI - 24
Gambar 4.10. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas B
VI - 25
Lakukan pembongkaran material dari Dump Truck ke lokasi/ lahan
dengan dibagi-bagi secara merata memanjang sesuai dengan ketebalan
desain nantinya.
Pembongkaran tidak boleh sekali bongkar karena akan menjadikan
material segregasi jika dihampar (terlalu jauh pemindahannya).
Jika telah cukup material, hampar material Aggregat Klas A dengan
Motor Grader sampai diperoleh hasil hamparan yang disyaratkan
spesifikasi, baik alinyemen horizontal maupun alinyemen vertikalnya.
Material yang sudah dihampar segera lakukan pemadatan dengan vibro
compactor secara berulang-ulang, dan jika kadar airnya rendah maka
lakukan penyiraman permukaannya dengan bantuan water tank truck ke
arah memanjang. Hal ini untuk menghindari retak-retak, akibat
pemadatan yang dipaksakan.
Lakukan pekerjaan diatas secara berulang dan sampai material Urugan
Pilihan terhampar semua pada lokasi galian pelebaran yang sudah
disiapkan.
Lakukan test kepadatan dan CBR untuk memastikan bahwa hasil
penghamparan dan pemadatan sudah sesuai dengan persyaratan
spesifikasi teknis.
VI - 26
1. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Lapis resap pengikat (prime coat) adalah pelaburan aspal pada permukaan
lapis pondasi yang belum beraspal. Prime coat merupakan campuran aspal dengan
kerosene (minyak tanah) yang telah dicampur pada suhu tinggi dalam tangki
pemanas pada alat Asphalt Sprayer. Fungsi dari pekerjaan prime coat adalah
memberikan lapisan kedap air pada permukaan pondasi dan memberikan ikatan
antara lapisan pondasi dengan lapisan beraspal. Metoda pelaksanaan pekerjaannya
adalah sebagai berikut :
Pemakaian Sumber Daya
Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
Alat - Air Compressor
- Asphalt Sprayer
- Dump Truck
- Alat Bantu lainya
Bahan - Asphal Keras
- Kerosene
Langkah Kerja:
Lakukan pembersihan permukaan yang akan disemprot prime coat
dengan menggunakan air compressor.
Lakukan pembatasan atau pematokan daerah yang akan dilakukan
penyemprotan dengan menggunakan cat atau benang.
Setelah permukaan siap, maka dilakukan penyemprotan lapis resap
pengikat (prime coat) dengan rata. Penyiraman prime coat dapat
dilakukan 18- 24 jam sebelum melakukan pengaspalan nantinya.
Perlindungan permukaan yang telah disemprot dari kendaraan yang
lewat.
Pengendalian kualitas dan kuantitas, pengendalian dapat dilakukan
dengan memperhatikan:
- Pengecekan oleh penerima material di lapangan (checker), apakah
material telah sesuai dengan spesifikasi yang disepakati oleh direksi.
VI - 27
- Pemeriksaan mutu material yang akan digunakan dengan pengujian
paper test. Asphalt Sprayer
Air Compressor
Langkah Kerja
VI - 28
Lakukan pembersihan permukaan yang akan di semprot tack coat dengan
menggunakan air compressor atau penyiapan manual dengan sapu kaku
apabila tidak bisa dijangkau oleh air compressor.
Lakukan pembatasan atau pematokan daerah yang akan dilakukan
penyemprotan dengan menggunakan cat atau benang.
Setelah permukaan siap, maka dilakukan penyemprotan lapis perekat (tack
coat) dengan rata. Penyiraman tack coat dapat di lakukan 4 jam sebelum
melakukan pengaspalan nantinya.
Melakukan perlindungan permukaan yang telah disemprot dari kendaraan
yang lewat.
Setelah itu minta persetujuan dari pengawas lapangan apakah pekerjaan
tersebut sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang ditetapkan.
Asphalt Distributor
Air Compressor
VI - 29
- Asphalt mixing plant (AMP)
- Dump Truck
- Asphalt Finisher
- Tandem Roller
- Pneumatic tyre roller
- Alat Bantu lainya
Bahan - Aspal Keras
- Agregat kasar
- Agregat halus
- Filler
Langkah Kerja:
Material yang telah diolah pada Asphalt Mixing Plant (AMP) dan telah
disetujui oleh direksi kemudian dikirim dengan menggunakan Dump
Truck untuk dihampar di lokasi proyek.
Sebelum dihampar lakukan proses pengukuran garis batas, yang berfungsi
sebagai patokan pada saat melakukan penghamparan.
Setibanya campuran aspal di lokasi proyek, dilakukan pengecekan suhu
bersama direksi dengan menggunakan thermometer tangan.
Apabila suhu campuran aspal telah sesuai dengan spesifikasi, masukkan
aspal tersebut kedalam alat penghampar asphalt atau asphalt finisher,
suhu untuk penghamparan berkisar antara 130-150ºC.
Kemudian dilakukan pemadatan awal dengan menggunakan Tandem
Roller, penggilasan diperkirakan sebanyak 4 passing pada temperature
campuran 125°C – 145°C
Kemudian penggilasan dilanjutkan dengan PTR (Pneumatic Tire Roller)
dan diikuti penyiraman air yang ada pada PTR. Penggilasan dengan PTR
sebanyak 8 passing dengan penyiraman air dimulai pada passing ke 2.
Temperatur pemadatan 100°C – 125°C.
VI - 30
Penggilasan akhir, bertujuan untuk mendapatkan bentuk permukaan
lapisan yang dipadatkan. Alat yang digunakan Tandem Roller sekitar 2
passing dengan temperature lebih dari 97°C.
Setelah selesai pemadatan campuran beraspal, kemudian dilanjutkan
dengan pengambilan sampel oleh mesin core drill per 100 m untuk
mengetahui tebal lapisan campuran beraspal yang telah dikerjakan.
Setelah pekerjaan selesai maka minta persetujuan dari pengawas lapangan
apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
yang ditetapkan.
Asphalt Finisher
Tandem Roller PTR
VI - 31
Pemakaian Sumber Daya
Tenaga
- Mandor
- Pekerja
- Operator
Alat
- Wheel Loader
- Asphalt mixing plant (AMP)
- Genset
- Dump Truck
- Asphalt Finisher
- Tandem Roller
- Pneumatic tire roller
- Alat bantu
Bahan
- Asphalt Concrete - Binder Course (AC - BC)
Langkah Kerja
Proses Pengadaan
Material yang telah diolah pada asphalt mixing plant (AMP) dan telah
disetujui oleh direksi kemudian dikirim menggunakan dump truck
untuk dihampar di lokasi proyek.
Setelah material sampai di lokasi proyek, lakukan pengecekan
temperatur campuran sesuai dengan spesifikisasi yang telah
direncanakan
Kondisi yang mungkin terjadi saat pengecekan campuran beraspal
dilapangan: selang waktu pengiriman yang terlalu lama akan
menyebabkan sambungan dan tekstur kurang baik karena campuran
beraspal yang dihampar sudah dingin. Sebaliknya jika truk yang dikirim
terlalu cepat akan menyebabkan terjadi antrian truk di lapangan. Selama
menunggu tersebut kemungkinan terjadi penurunan temperatur, maka
VI - 32
disini sangat diperlukan komunikasi yang baik antara unit di lapangan
dan di AMP.
Proses Penghamparan
Sebelum dihampar, lakukan proses pengukuran garis batas, yang
berfungsi sebagai patokan pada saat melakukan penghamparan.
Masukkan aspal tersebut kedalam alat penghampar asphalt atau asphalt
finisher, suhu untuk penghamparan berkisar antara 120 - 160º C.
Panjang penghamparan perlu diperkirakan untuk mengantisipasi
kesiapan permukaan perkerasan dan sebagai pembanding ketepatan
tebal hamparan.
Proses Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan 3 tahapan.
Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan tandem roller,
penggilasan dilakukan sebanyak 6 passing.
Kemudian penggilasan dilanjutkan dengan PTR (pneumatic tire roller)
dan diikuti penyiraman air yang ada pada PTR. Penggilasan dengan
PTR sebanyak 10 passing dengan penyiraman air dimulai pada passing
ke 2. Temperatur pemadatan 95 – 110 °C.
Penggilasan akhir, bertujuan untuk mendapatkan bentuk permukaan
lapisan yang dipadatkan. Alat yang digunakan tandem roller.
Setelah selesai pemadatan campuran beraspal, kemudian dilanjutkan
dengan pengambilan sampel oleh mesin core drill per 100 m untuk
mengetahui tebal lapisan campuran beraspal yang telah dikerjakan.
Setelah pekerjaan selesai maka minta persetujuan dari pengawas
lapangan apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi yang ditetapkan.
VI - 33
Dump Truck Asphalt Finisher
Untuk Pekerjaan AC-WC akan dikerjakan pada Proyek Jalan Puah Data -
Monumen Tugu PDRI. Sistem pekerjaan AC-WC adalah sebagai berikut:
VI - 34
- Pneumatic tire roller
- Alat bantu
Bahan
- Asphalt Concrete - Wearing Course (AC - WC)
Langkah Kerja
1. Proses Pengadaan
a. Material yang telah diolah pada asphalt mixing plant (AMP) dan telah
disetujui oleh direksi kemudian dikirim menggunakan dump truck
untuk dihampar di lokasi proyek.
b. Setelah material sampai di lokasi proyek, lakukan pengecekan
temperatur campuran sesuai dengan spesifikisasi yang telah
direncanakan
c. Kondisi yang mungkin terjadi saat pengecekan campuran beraspal
dilapangan: selang waktu pengiriman yang terlalu lama akan
menyebabkan sambungan dan tekstur kurang baik karena campuran
beraspal yang dihampar sudah dingin. Sebaliknya jika truk yang dikirim
terlalu cepat akan menyebabkan terjadi antrian truk di lapangan. Selama
menunggu tersebut kemungkinan terjadi penurunan temperatur, maka
disini sangat diperlukan komunikasi yang baik antara unit di lapangan
dan di AMP
Proses Penghamparan
a. Sebelum dihampar, lakukan proses pengukuran garis batas, yang
berfungsi sebagai patokan pada saat melakukan penghamparan.
b. Masukkan aspal tersebut kedalam alat penghampar asphalt atau asphalt
finisher, suhu untuk penghamparan berkisar antara 120 - 160º C
c. Panjang penghamparan perlu diperkirakan untuk mengantisipasi
kesiapan permukaan perkerasan dan sebagai pembanding ketepatan
tebal hamparan.
VI - 35
Proses Pemadatan
a. Pemadatan dilakukan dengan 3 tahapan.
b. Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan tandem roller,
penggilasan dilakukan sebanyak 6 passing.
c. Kemudian penggilasan dilanjutkan dengan PTR (pneumatic tire roller)
dan diikuti penyiraman air yang ada pada PTR. Penggilasan dengan
PTR sebanyak 10 passing dengan penyiraman air dimulai pada passing
ke 2. Temperatur pemadatan 95 – 110 °C
d. Penggilasan akhir, bertujuan untuk mendapatkan bentuk permukaan
lapisan yang dipadatkan. Alat yang digunakan tandem roller.
e. Setelah selesai pemadatan campuran beraspal, kemudian dilanjutkan
dengan pengambilan sampel oleh mesin core drill per 100 m untuk
mengetahui tebal lapisan campuran beraspal yang telah dikerjakan.
f. Setelah pekerjaan selesai maka minta persetujuan dari pengawas
lapangan apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi yang ditetapkan.
Dump Truck Asphalt Finisher
VI - 36
4.2.8. Perkerasan Struktur
1. Pasangan Batu Dinding Penahan Tanah
Pekerjaan ini merupakan pasangan batu kali untuk dinding penahan tanah.
Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
Pemakaian Sumber Daya
Tenaga - Mandor
- Pekerja
Alat - Sendok semen
- Sekop
- Cangkul
- Alat Bantu lainya
Bahan - Semen
- Agregat halus
Langkah Kerja
Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
Buat adukan semen dengan pasir
Setelah adukan siap laukan pemasangan dinding penahan tanah dengan
batu kali.
VI - 37
- Alat batu lainya
- Dump Truck
Bahan - Cat marka Thermoplastic
Langkah Kerja
Masukan cat marka thermoplastic ke dalam mesin aplikator marka jalan
sedikit demi sedikit untuk di masak
Naikkan suhu aplikator secara bertahap sampai dengan 150 °C sebagai
catatan ada beberapa jenis cat marka yang membutuhkan suhu
maksimum sampai dengan 280 °C agar cat marka dapat mencair dan siap
di gunakan.
Setelah suhu mencapai 150 °C kemudian tambah lagi cat kedalam tangki
aplikator marka secukupnya, pastikan alat otomasis pengadukan tetap
jalan kecepatan pengadukan kurang lebih 50-70 putaran permenit
Naikan suhu ideal sesuai dengan yang dianjurkan pada juknis aplikator
marka sesuai dengan specsifikasi cat marka yang digunakan
Setelah cat cukup encer dimana cat tersebut dapat mengalir dengan
lancer dan siap untuk dilakukan penghamparan
Dan pada saat yang bersamaan ketika saat memasak cat marka beberapa
orang pekerja membuat garis acuan dengan menggunakan tali dan kapur
untuk sebagai penanda penghamparan
Jika acuan sudah ditandai pada area yang akan dihampar dengan cat
marka alat yang pertama jalan itu mesin blower yang digunakan untuk
membersihkan debu, pasir serta sampah pada are menjadi bersih dengan
tekanan angin yang cukup kuat untuk membersihkan pasir yang
berserakan dijalan.
Setelah area bersih mesin aplikator jalan dengan kecepatan konstan
dengan kecepatan sekitar 2-4 km/jam dan bebesapa orang pekerja
merapikan dengan alat bantu
Dump truck mengiringi dibelakang untuk membawa bahan cat marka dan
alat-alat bantu.
VI - 38
Gambar 4.16. Pekerjaan Marka Jalan Thermoplastic
VI - 39
Bahan - Mata kucing
- Lem perekat khusus
Langkah Kerja
Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan dibor terlebih dahulu dengan
alat bor khusus dengan kedalaman sesuai dnegan ukuran paku jalan yang
akan digunakan.
Setelah dibor lalu Mata kucing dimasukkan dengan melumurkan lem
perekat khusus pada bagian bawah dan bagian bawah badan mata kucing.
Selanjutnya mata kucing yang telah dimasukkan didiamkan selama +15
menit untuk proses pengerasan agar daya lekat lebih bersenyawa pada
permukaan jalan.
Jarak pengulanggan pemasangan mata kucing yang dipasang pada marka
membujur putus-putus adalah pada titik awal dan akhir marka dengan
panjang 3-5 m, sedangkan jarak pengulangan untuk mata kucing marka
jalan yang dipasang pada marka utuh adalah setiap 3m.
VI - 40
4.3. Penjadwalan Proyek
Penjadwalan waktu pelaksanaan proyek Pelaksanaan Peningkatan Ruas
Jalan Bantal-Mukomuko Provinsi Bengkulu ini terdiri atas network planning
(metode jaringan kerja) dan perencanaan time schedule beserta kurva S.
Apabila jaringan panah disusun dengan baik dan teliti, maka semua aktifitas
dapat berjalan dengan lancar. Disamping pengamanan, pembuatan NWP
memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merinci semua kegiatan proyek
2. Menyusun semua kegiatan proyek
3. Memperlihatkan ketergantungan antara satu dengan yang lainnya seperti:
Kegiatan apa yang mendahului suatu kegiatan
Kegiatan apa yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan
VI - 41
Kegiatan mana yang mengikuti atau sebagai kegiatan lanjutan dari
kegiatan sebelumnya
Aktifitas dan waktu dari masing-masing kegiatan
Perhitungan float masing-masing kegiatan.
VI - 42
Gambar 4.18. Simbol-Simbol Pada CPM
Keterangan :
NE = Number of event (nomor kegiatan)
EET = Earliest of event time (saat yang paling awal)
LET = Latest event time (saat paling akhir)
Istilah-istilah yang digunakan dalam NWP:
1. Peristiwa atau Event
Merupakan suatu kegiatan atau situasi pada suatu aktifitas atau kejadian.
2. Durasi
Waktu yang dibutuhkan untuk memyelesaikan suatu kegiatan.
3. Aktifitas
Merupakan kegiatan apa saja yang harus didahului diantara dua event, event
awal sebagai yang mendahului dan event akhir sebagai event yang mengikut.
4. Number of Event (NE)
Merupakan indeks atau nomor dari peristiwa yang diurutkan dalam suatu
daftar.
5. EET atau SPA (saat paling awal)
Merupakan suatu waktu tercepat untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
secara berantai, dengan menjumlahkan waktu yang dubutuh untuk suatu
kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan.
VI - 43
6. LET atau SPL (saat paling lambat)
Merupakan suatu waktu terlambat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
secara berantai, dengan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk seiap
kegiatan dari akhir sampai awal kegiatan.
7. Total Float (TF)
Merupakan tenggang yang memungkinkan ditundanya waktu penyelesaian
pekerjaan tanpa melewati waktu batas akhir.
8. Free Float (FF)
Merupakan tenggang yang memungkinkan ditundanya suatu penyelesaian
pekerjaan tanpa mempengaruhi float dari kegiatan yang mengikutinya.
9. Independent Float (IF)
Merupakan waktu tenggang yang memungkinkan ditundanya waktu mulai
atau diundurnya waktu pemyelesaian suatu proyek.
10. Arrow ( )
Arrow (panah) menunjukkan bahwa suatu pekerjaan yang berada pada ujung
panah merupakan kegiatan yang berurutan dengan pekerjaan sebelumnya.
Pada anak panah ini terdapat angka yang menunjukkan lamanya kegiatan
berada pada bagian atas tengah panah.
11. Double Arrow ( )
Double arrow adalah tanda yang menunjukkan suatu kegiatan kritis, dimana
kegiatan yang berada diujung panah akan dapat dilaksanakan jika kegiatan
yang berada diawal panah belum selesai.
12. Dummy( )
Kegiatan semu yang tidak mempunyai waktu kegiatan, tetapi mempunyai
hubungan ketergantungan dengan kegiatan lain.
VI - 44
Ciri-ciri lintasan kritis adalah:
1. Waktu awal dan waktu akhir dari awal event sebelumnya sama, yang berarti
EETj = LETi.
2. Waktu awal dan waktu akhir dari event yang sesudahnya sama, yang berarti
EETi = LETj.
3. Durasi kegiatan tersebut harus sama dengan perbedaan antara waktu akhir
event sesudahnya dengan waktu event sebelumnya, LET–EET = 0atau TF =
4.3.2 Tenggang Waktu Kegiatan ( Float)
Tenggang waktu kegiatan adalah batas toleransi keterlambatan
menyelesaikan suatu kegiatan.
Tenggang Waktu Kegiatan ada 3 macam, yaitu :
1. Total Float ( TF )
TF adalah jangka waktu antara saat paling lambat ( SPLj ) peristiwa akhir,
dengan lama kegiatan yang bersangkutan apabila kegiatan tersebut dimulai
pada saat paling awal ( SPAi ) peristiwa awalnya.
VI - 45
2. Free Float ( FF )
FF adalah jangka waktu antara saat paling awal ( SPAj ) peristiwa akhir,
dengan lama kegiatan yang bersangkutan apabila kegiatan tersebut di
mulai pada saat paling awal ( SPAi ) peristiwa awalnya.
Rumus : FF = SPAj – L – SPAi
3. Independent Float ( IF )
IF adalah jangka waktu antara saat paling awal ( SPAj )peristiwa akhir,
dengan lama kegiatan yang bersangkutan apabila kegiatan tersebut dimulai
pada saat paling lambat ( SPLi ) peristiwa awalnya.
Rumus :
IF = SPAj – L – SPLi
VI - 46
- Perabotan dan layanan fasilitas kontraktor
- Pengukuran ulang pada area pekerjaan
- Mendatangkan excavator dan dump truck untuk pekerjaan galian biasa
dan galian untuk saluran samping.
- Pengadaan alat berupa motor Grader, Wheel Loader, vibratory roller,
Water Tank Truck untuk pekerjaan timbunan biasa, timbunan pilihan dan
penyiapan badan jalan.
Mobilisasi 2
- Pengadaan alat berupa asphalt sprayer, tandem roller, air compressor,
asphalt finisher, pneumatic tire Roller untuk pekerjaan lapis resap
pengikat, lapis resap perekat , lapisan Aspal AC-Base,AC-BC,dan AC-
WC.
-
b. Pekerjaan Galian Saluran Drainase
Volume pekerjaan = 796.795 m3
Peralatan yang menentukan = Excavator
Kapasitas produksi = 643,23 m3/hari
Jumlah alat = 1 set
796,795
Waktu pelaksanaan =
1x643,23
= 2 Hari
c. Pekerjaan Galian Biasa
Volume pekerjaan = 20473,398m3
Peralatan yang menentukan = Excavator
Kapasitas produksi = 643,23 m3/hari
Jumlah alat = 2 set
20473,398
Waktu pelaksanaan =
2 x643,23
= 16 hari
VI - 47
d. Pekerjaan Gorong-gorong pipa beton bertulang
Volume pekerjaan = 33 m1
Peralatan yang menentukan = Flat Bad truck
Kapasitas produksi = 28 m1
Jumlah alat = 1 set
33
Waktu pelaksanaan =
28 x1
= 2 hari
VI - 48
4845,313
Waktu pelaksanaan =
1x 275,63
= 18 hari
h. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
Volume pekerjaan = 21250 m2
Peralatan yang menentukan = Vibrator Roller
Kapasitas produksi = 1713,95 m2/hari
Jumlah alat = 1 set
21250
Waktu pelaksanaan =
1x1713,95
= 13 hari
VI - 49
1062,828
Waktu pelaksanaan =
1x 423,30
= 3 Hari
l. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Volume pekerjaan = 7687,2 Liter
Peralatan yang menentukan = Asphalt Sprayer
Kapasitas produksi = 2101,49 Liter/hari
Jumlah alat = 1 set
7687,2
Waktu pelaksanaan =
1x2101,49
= 4 hari
VI - 50
Kapasitas produksi = 121,31 Ton/hari
Jumlah alat = 1 set
1061,59
Waktu pelaksanaan =
1x121,31
= 9 hari
VI - 51
Kapasitas produksi = 280 unit/hari
2378
Waktu pelaksanaan =
280
= 9 hari
Hasil dari analisa tersebut diatas dibuatkan dalam bentuk NWP (Net Work
Planning) yang dapat dilihat pada lampiran.
VI - 52
a. Kurva S aktual berada diatas kurva S rencana, berarti pekerjaan selesai lebih
cepat dari jadwal.
b. Kurva S aktual berhimpit dengan kurva S rencana, maka pekerjaan selesai
sesuai dengan jadwal.
c. Kurva S aktual berada dibawah kurva S rencana mengakibatkan pekerjaan
terlambat dari jadwal yang ada.
Bila dua kemungkinan pertama yang terjadi dalam pelaksanaan proyek berarti
prestasi kerja dari kontraktor bisa dikatakan baik dan tidak ada masalah, tetapi
bila terjadi kemungkinan yang ke-tiga berarti proyek mengalami keterlambatan
dalam pelaksanaan, sehingga perlu dicari jalan untuk mengatasi keterlambatan
dari pekerjaan proyek tersebut.
Langkah- langkah yang dilakukan jika terjadi keterlambatan :
a. Meneliti sebab terjadinya keterlambatan, dan dilaporkan pada pertemuan-
pertemuan rutin untuk mencari solusi permasalahan.
b. Mempercepat waktu penyelesaian sesuai akar permasalahan, contohnya
adalah:
Menambah tenaga kerja
Melengkapi dan menambah peralatan yang akan digunakan
Mencari dan melaksanakan metode pelaksanaan yang lebih baik
Menambah jam kerja (lembur)
Menambah dana/biaya.
VI - 53
dilaksanakan serta rentang waktu pelaksanaannya dalam bentuk suatu jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
Pengendalian biaya proyek dilakukan dengan membuat rencana anggaran
biaya yang akan dikeluarkan selama pelaksanaan pekerjaan dan dirincikan dengan
membuat grafik biaya yang akan diperlukan pada setiap minggunya. Diharapkan
dengan adanya pengendalian biaya, kontraktor tidak mengalami kerugian.
Sedangkan pengendalian mutu proyek mengacu kepada syarat-syarat yang
terdapat didalam spesifikasi proyek dengan melakukan pengujian-pengujian baik
di labor maupun di lapangan pada setiap item pekerjaan yang dilakukan dan
membandingkan hasil pengujian tersebut dengan spesifikasi yang di ijinkan.
Adapun hubungan dari ketiga objek pengendalian proyek tersebut adalah
sebagai berikut:
BIAYA MUTU
Termurah Terbaik
Ekonomis Memadai
WAKTU
Tepat waktu
Tercepat
VI - 54
c. Untuk mengontrol pemakaian bahan dan tenaga kerja agar terhindar dari
pemborosan dan biaya tinggi dapat ditekan.
d. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja selama pelaksanaan proyek.
Adapun poin-poin yang akan di bahas pada bab iniyaitu:
a. Pengendalian waktu pelaksanaan
b. Pengendalian biaya
c. Pengendalian mutu
d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Proyek
VI - 55
dilaksanakan lebih awal beberapa hari dari jadwal yang telah direncanakan atau
ditambah sumberdaya dan pekerjanya agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu.
Tujuan dari pembuatan time schedule ini adalah:
a. Sebagai pedoman dalam mengendalikan suatu proses pelaksanaan pekerjaan
di lapangan.
b. Untuk mengontrol kemajuan kerja, sehingga jika terjadi keterlambatan dapat
segera diketahui secara langsung dan dapat menentukan langkah kerja
selanjutnya.
c. Untuk memperkirakan banyaknya sumber daya yang akan digunakan baik
itu tenaga kerja, alat, serta bahan.
d. Untuk memperkirakan lamanya waktu pelaksanaan yang telah ditentukan
sesuai dengan rencana.
Dalam pengendalian waktu ini juga sangat dipengaruhi oleh Tenaga
Kerja, Material, Peralatan dan juga akan berpengaruh dengan cuaca. Contohnya
saja jika cuaca sering kali hujan pas kita melaksanakan pekerjaan pasangan batu
dinding penahan tanah, jika sering terjadi hujan yang begitu deras tentu saja
pekerjaan ini tidak akan bisa terlaksana dengan baik atau sesuai dengan bobot
rencana.
Jika bobot pekerjaan berkurang setiap harinya karena cuaca yang tidak
mendukung, maka ini akan sangat mempengaruhi terhadap waktu pelaksanaan
proyek. Jadi untuk mengantisipasi jika terjadi hal yang seperti ini, kita harus
menambah waktu pekerjaan di luar jam kerja biasa, seperti menambah jam lembur
kerja di malam hari supaya bobot pekerjaan yang kurang tersebut bisa terkejarkan,
sehingga waktu pelaksanaan proyek tidak mengalami keterlambatan dan akan
sesuai dengan time schedule.
Begitu juga dengan material serta peralatan yang akan di pakai dalam proyek,jika
terjadi keterlambatan kita harus menambah jam kerja di luar jam kerja yang ada.
VI - 56
kerugian. Secara berkala, besarnya pengeluaran proyek harus dilaporkan pada
perusahaan yang nantinya akan dibandingkan dengan anggaran yang telah dibuat,
apakah sesuai dengan apa yang telah dianggarkan atau telah terjadi perubahan
mengenai biaya pelaksanaan pekerjaan.
Selain itu, pengendalian terhadap material juga bisa memberikan pengaruh
terhadap pengendalian proyek. Jika material yang digunakan dan pekerjaan yang
dilakukan di dalam proyek sesuai dengan standar yang di tetapkan, maka tidak
ada material yang dibuang atau pekerjaan yang tidak diterima oleh owner, yang
dalam hal ini diwakili oleh konsultan pengawas.
Dengan demikian, akan ada penggunaan biaya yang sesuai dengan rencana.
Namun, jika terjadi pelanggaran terhadap standar yang disepakati, maka akan ada
penambahan biaya terhadap penggunaan material dan pekerjaan, karena material
yang di gunakan serta pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar.
Pada proyek jalan Bantal-Mukomuko ini tidak memberikan secara
keseluruhan biaya yang diperlukan dari harga keseluruhan pekerjaan, namun
biaya diberikan dengan melihat hasil perkembangan proses pekerjaan yang terjadi
dilapangan. Proses pengendalian biaya ini dapat di lakukan dengan membuat
suatu anggaran tentang biaya yang akan di perlukan (request) selama proses
pekerjaan berlangsung, Anggaran tersebut di buat oleh pihak kontraktor yang
lebih mengetahui di lapangan. Setelah itu, di buat semacam evaluasi terhadap
biaya yang dikeluarkan dan dibuatkan laporan dari hasil pekerjaan tersebut dalam
jangka waktu tertentu kemudian akan di bandingkan dengan anggaran yang telah
di buat.
Biaya dalam suatu proyek sangatlah sensitive karena ini mencakup masalah
uang, jadi bagian keuangan harus merekap semua biaya yang keluar maupun uang
yang masuk ke pembukuan proyek haruslah di catat dengan detail supaya tidak
terjadi kecurangan dalam proyek ini.
Kita contohkan pada bagian logistic misalnya, semua material yang datang
maupun yang akan di hamparkan dilapangan harus lah di ukur volumenya, baik
itu material yang datang maupun yang akan di hampar, supaya pada material ini
tidak ada yang terbuang sia-sia dan tidak terjadi kecurangan. Bagian logistic
VI - 57
haruslah memberikan nota berapa volume material yang masuk maupun keluar
untuk nanti nya yang akan di tagih pada bagian keuangan.
VI - 58
Bahan pengisi (filler) tambahan ditakar secara terpisah dalam
menampung kecil yang dipasang tepat di atas alat pencampur. Agar
pengendalian kadar dan fungsi filler dapat difungsikan.
Selain itu perhatikan suhu pencampuran agar dapat dicapai kekuatan
yang direncanakan, suhu pencampuran berkisar antara 120 °C-150°C.
Serta pengecekan suhu pada saat ditransfer kedalam truk dan volume
yang telah dicampur setiap kali pengangkutan (tiap truck). Untuk
menjaga suhu campuran agar tidak turun secara drastis maka bak truck
ditutup dengan kanvas/ terpal.
VI - 59
b. Pengendalian Mutu di Lapangan
Adapun yang menjadi pengendalian mutu saat pelaksanaaan dilapangan dapat
dilihat pada halaman berikut:
Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
Uji DCP ini sangat penting Menentukan nilai CBR lapangan dari tanah
dasar (subgrade) dan kekerasan tanah cara dilapangan, DCP adalah suatu
alat yang dirancang khusus untuk mengukur secara tepat dilapangan dari
struktur yang sesuai. Pengukuran dilakukan secara terus menerus sampai
mencapai kedalaman 800 cm dan jika menggunakan batangan tambahan,
kedalaman bisa mencapai 1200 cm, dimana tiap-tiap lapisan perkerasan
mempunyai perbedaan kekuatan yang masing-masing nilai kekuatan itu
diidentifikasikan dan ketebalan lapisan dapat ditentukan.
Pengujian DCP ini dilakukan pada pembuatan jalan raya yang sama
setiap jarak tertentu. Pada pengujian tersebut ditentukan kekerasan dari
lapisan tanah yang akan dibangun jalan di atasnya.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pemukulan, dengan syarat :
Untuk tanah lunak diberikan 2 pukulan
Untuk tanah keras diberikan 5 pukulan
Untuk lapisan sub baru yang lebih lunak pembacaan dilakukan setiap
1-2 kali pukulan
Untuk Pengolahan data pengujian DCP dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu :
Secara Kasar
Perhitungan Nilai DCP Dilakukan untuk tiap-tiap jumlah pukulan
pada satu titik, setelah nilai DCP diperoleh, nilai tersebut diplotkan
kegrafik DCP sampai memotong garis no. 1 sehingga diperoleh nilai
CBR. Nilai CBR dihitung sampai jumlah pukulan terbanyak ada satu
titik, kemudian nilai CBR dirata-ratakan sehingga diperoleh nilai CBR
untuk titik pertama.
DCP
Kedalaman(mm)
Pukulan( Blow)
VI - 60
Secara Halus
Perhitungan nilai DCP dihitung dengan menggunakan lapisan (Layer)
Langkah Kerja :
1. Tentukan titik yang akan diuji dengan jarak antar titik ± 1 meter
secara zig-zag
2. Pasang peralatan DCP pada titik yang telah ditentukan dan atur agar
peralatan tegak lurus terhadap permukaan tanah.
3. Nol kan meteran dan lakukan percobaan DCP, yaitu :
Jatuhkan hammer sebanyak 2 kali, usahakan hammer jatuh
dalam keadaan jatuh bebas.
Baca penurunan yang terjadi pada meteran, catat kedalam tabel
Lakukan sampai kedalaman tertentu sesuai dengan kepadatan
yang ingin dicapai
Lakukan percobaan ini pada 10 titik yang berbeda
VI - 61
b. Plat dasar yang berdiameter sama dengan corong
c. Paku pengunci plat
d. Timbangan
e. Kuas
f. Palu
g. Pahat
h. Plastik
i. Pasir Ottawa
j. Pan
k. Spritus
Langkah kerja:
1. Menentukan Volume (Isi Botol)
a. Persiapkan semua peralatan serta bahan –bahan yang diperlukan dalam
pengujian.
b.Timbang berat botol + corong dalam keadaan kosong (w1).
c. Buka kran pada corong kemudian isi air kedaam corong sampai penuh.
d.Tutup kembali kran tersebut lalu balikan botol agar air yang tersisa pada
corong keluar.
e. Timbang berat botol beserta corong yag berisi air (w2).
f. Tentukan volume botol tersebut dengan botol :
W 2 W1
Vbotol
air
2. Menentukan Berat Isi Pasir
a. Keluarkan air dalam botol,lalu keringkan botol tersebut.
b.Masukkan pasir kedaam botol sampai penuh kemudian timbang (W3)
c. Berat isi pasir diperoleh dengan pasir :
W3 - W1
pasir
Vol.Botol
3. Menentukan berat pasir dalam corong :
a. Masukkan pasir secukupnya minimal ½ botol kemudian timbang (W4).
b.Balikkan botol pada tempat yang rata, buka kran pada corong sehingga
pasir mengalir melalui corong.
VI - 62
c. Corong atau kerucut yang telah terisi penuh dengan pasir,bila pasir dalam
botol tidak bergerak lagi kuni kembali kran pada corong / kerucut lalu
botol ditegakkan kembali.
d.Tentukan berat botol beserta kerucut yang berisi sisa pasir (W5).
e. Tentukan berat pasir dalam corong = W4-W5
4. Menentukan berat isi tanah di lapangan
a. Tentukan lokasi tempat pengujian, bersihkan permukaan dari material-
material lain yang dapat menghambat selama pengujian.
b.Ratakan permukaan agregat tersebut,kemudian letakkan plat dasar
diatasnya.
c. Buat lubang sesuai dengan diameter pada plat dasar dengan kedalaman
hampi sama dengan diameter lubang.
d.Hasilgalian dimasukkan ke dalam plastik lalu timbang dan tentukan kadar
airnya.
e. Siapkann botol yang telah berisi pasi ± 2/3 dari dari tinggi botol lalu
timbang (W6).
f. Letakkan botol diatas lubang dengan posisi kerucut menghadap ke dalam
lubang,lalu buka kran kerucut sehingga pasir mengalir mengisi lubang
hingga penuh.
g.Timbang sisa pasir dalam botol (W7).
h.Hitung berat pasir dalam lubang dalam kerucut (W8) :
W8 = W6 – W7
i. Hitung berat pasir dalam lubang (W9) :
W9 = W8 – W6
j. Hitung volume galian:
Berat pasir
vol
pasir
VI - 63
cek suhu campuran tersebut agar kita dapat mengetahui berapa penurunan
suhu yang hilang saat perjalanan menuju lokasi proyek.
Kemudian pada saat penuangan ke Asphalt Finisher juga di cek kembali
apakah suhu saat penghamparan sesuai dengan spesifikasi teknis, sampai
penghamparan dilapangan tetap di lakukan pengecekan suhu kembali.
VI - 64
Metode pelaksanaan:
Persiapan peralatan dan bahan.
Tentukan titik-titik core drill. Pengujian core dilakukan secara zig-zag
dalam rentang jarak 50 m. Titik-titik yang akan dilakukan pengujian
core adalah pada bagian tepi perkerasan dan pada arah as jalan (centre
line).
Kemudian hidupkan alat core drill. Alat ini akan berputar menembus
campuran aspal yang telah dihampar.
Kemudian campuran aspal dikeluarkan dengan menggunakan
pencongkel. Campuran aspal tersebut diukur tebalnya, ditinjau dari 4
sisi dan dirata-ratakan. Apabila ketebalannya jauh dari tebal rencana
yang didesain, maka lakukan pergeseran titik pengujian sejauh ± 5 m
dari titik semula.
Lubang bekas galian campuran aspal yang dicore, kemudian ditutup
dengan jenis campuran aspal yang sama. Sedangkan campuran
aspal/benda uji hasil core dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian extraksi (extraction).
Pengujian Extraction
Pengujian extraction dilakukan untuk mengetahui kembali berapa
komposisi campuran aspal yang telah dihampar. Dari pengujian ini dapat
diketahui berapa besarnya kadar aspal dan komposisi agregat yang
digunakan. Hasil ini akan dibandingkan dengan desain awal campuran
aspal.
Peralatan dan bahan :
Mesin extractor
Spatula
Tabung
Selang
Timbangan digital
Benda uji (campuran aspal) hasil core drill
Solar
Kertas filter
VI - 65
Metode pengujian:
Benda uji (campuran aspal) hasil core drill dipanaskan hingga meleleh
dan mencair.
Setelah mencair, benda uji dimasukkan ke dalam mesin extractor.
Mesin ini berfungsi memisahkan antara agregat dan aspal pada benda
uji.
Cara kerja mesin ini adalah:
Masukkan benda uji ke dalam mesin extractor.
Kemudian campurkan solar ke dalam campuran tersebut. Solar
akan memisahkan antara agregat dan aspal dari benda uji.
Kemudian alat dihidupkan. Alat ini akan berputar dengan
kecepatan tertentu. Selama proses ini aspal akan terpisah dari
agregat dan dialirkan ke dalam sebuah tabung melalui sebuah pipa.
Timbang berat aspal yang telah terpisah dari agregat. Dari berat itu
akan didapat berapa persen aspal yang telah tercampur dengan
agregat. Apakah sesuai dengan kadar aspal yang telah direncanakan
atau tidak.
Sedangkan agregat harus dibakar terlebih dahulu, agar sisa solar
yang menempel pada agregat hilang. Setelah selesai lakukan
pengayakan agregat sesuai saringan yang digunakan dalam
pembuatan komposisi campuran aspal, kemudian timbang berat
masing-masingnya. Kemudian bandingkan dengan disain
komposisi campuran aspal yang direncanakan.
Pengujian ini dilakukan pada semua benda uji hasil core drill. Hasil
yang didapat kemudian dirata-ratakan.
Pengujian Extraction dilakukan dengan tujuan pemisahan agregat
dengan Aspal untuk mengecek kadar aspal dan gradasi agregat dari
campuran.
VI - 66
Slump test
Tes ini berguna untuk menguji kelecekan beton sehingga diketahui
berapa tingkat dari ke enceran beton tersebut. Untuk pengujian ini nilai
slump yang dibutuhkan dalam job mix formula 6 cm spesifikasi 5-10 cm.
Ada 3 kemungkinan yang terjadi pada adukan (jenis slump) yaitu :
Slump sejati (slump sesungguhnya)
Beton segar bersifat plastis dan bergradasi yang baik dan mempunyai
cukup air.
Slump geser
Adukan yang bersifat kadar air rendah dan bergradasi besar.
Slump runtuh
Adukan yang bersifat air sehingga terjadi bleding.
Metoda Kerja
Persiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
Timbang semua bahan sebanyak yang telah ditetapkan.
Masukkan semen dan pasir ke dalam mesin pengaduk, aduk hingga
tercampur rata.
Masukkan kerikil, lalu masukkan air secara perlahan – lahan.
Letakkan kerucut di atas plat datar, usahakan kerucut dalam keadaan
kering.
Setelah semua bahan tercampur dan membentuk adukan yang
homogen, masukkan adukan tersebut ke dalam kerucut abraham
dalam tiga lapis ditumbuk 10 kali untuk tiap-tiap lapisnya dengan
tongkat pemadat.
VI - 67
Tiap lapis dilakukan penumbukan 10 kali
Biarkan ±30 detik selang waktu tersebut bersihkan bagian luar dari
kerucut abraham.
Angkat kerucut abraham secara vertikal dengan perlahan-lahan.
H2 H1
H3
VI - 68
Tabel 4.2 Kuat Tekan Beton Berdasarkan dengan Bentuk Benda uji
Benda uji Kuat tekan
Kubus ( 15 X 15 X 15 ) 1
Kubus ( 20 X 20 X 20 ) 0,95
Slinder ( 15 cm, t = 30 cm ) 0,83
bm
b
n
(b bm)
SD
n
Langkah kerja :
Pembuatan benda uji
Siapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan, jumlah
semen, pasir, kerikil dan air yang diperlukan dalam adukan sesuai
dengan komposisi yang diperoleh pada mix design
Masukan pasir dan semen ke dalam mesin pengaduk, aduk hingga
tercampur rata
Masukkan kerikil, aduk kembali sampai rata. Kemudian masukkan
air secara perlahan lahan, lalu aduk sampai menjadi adukan beton
yang homogen
VI - 69
Siapkan cetakan yang telah diolesi minyak pelumas pada bagian
dinding dalamnya untuk memudahkan membuka benda uji agar
tidak lengket atau tejadinya perkerasan pada benda uji ke cetakan.
Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapisan berisi
kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali secara merata atau dengan menggunakan
vibrator (mesin penggetar) pangisian adukan beton ke dalam
cetakan dapat dilakukan sekaligus (penggetaran dihentikan apabila
permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh air semen &
udara tidak ada yang keluar dari adukan beton.
Ratakan permukaan beton.
Rawat benda uji selama 24 jam
Keluar benda uji tersebut dari cetakan, rawatlah selama 3 hari dan 7
hari
Jika mencapai 3 hari, 3 buah benda uji diambil lalu ditimbang
berat masing-masingnya serta ukuran sisi benda uji yang aka di
tekan.
Lakukan penekanan dengan mesin penekan,lalu baca dan catat
beban maksimum yang dipikulnya
setelah itu tunggu benda uji yang tertinggal sampai umur 7 hari,
setelah itu lakukan penekanan pada benda uji dengan terlebih
dahulu ukur sisi dan beratnya
Penekanan benda uji
Tentukan berat dan luas penampang benda uji
Letakkan sampel kubus/silinder tersebut diatas mesin penekan,
posisikan sampel secara baik dan
Hidupkan mesin penekan dan beri penekanan hingga mencapai
2
kekuatan maksimum yaitu berkisar anatar 2 – 4 kg/cm perdetik.
Pembenan dihentikan ketika tampak keretakan pada benda uji.
Catat hasil pengujian yang ditunjukkan oleh jarum dan lakukan
pengolahan data yang diperoleh.
VI - 70
Lakukan pengujian yang sama pada sampel umur 3 hari dan 7 hari
dan sampai diadapatkan kuat tekannya.
VI - 71
beterbangan dilapangan akibat arus lalu lintas, sepatu boot untuk
perlindungan kaki mulai dari pekerjaan survey lapangan hingga pekerja
pengaspalan, sarung tangan untuk perlindungan tangan dan sebagainya.
c. Memberlakukan peraturan yang tegas untuk keselamatan kerja dari
pelaksana dan pengawas lapangan.
d. Menyusun prosedur kerja lengkap dan terinci bagi pekerjaan yang dianggap
berbahaya.
e. Menyiapkan fasilitas pertolongan pertama yang bertujuan untuk menolong
korban kecelakaan ringan dan perawatan dasar bagi kecelakaan berat
sebelum bantuan dari rumah sakit tiba. Fasilitas pertolongan pertama
dilengkapi dengan obat-obat dan peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
f. Rutin mengecek dan melakukan perawatan terhadap peralatan terutama alat-
alat berat sebelum dan sesudah pengoperasian dari bagian mechanical dan
maintanance sehingga aman bagi operator, masyarakat sekitar
g. Pada proyek ini perlengkapan dan peralatan penunjang K3 yang digunakan
belumlah memenuhi persyaratan proyek umumnya.Yang digunakan pada
proyek ini yaitu pemasangan bendera K3 dan pemasangan sign board K3
yang berisikan slogan-slogan yang bertujuan untuk mengingatkan dalam
bekerja. Sedangkan untuk peralatan penunjang K3 yang digunakan dalam
proyek ini adalah sepatu lapangan, helmet, peringatan alat yang sedang
bekerja , peringatan bahwa ada pelaksanaan proyek.
Perusahaan Engineering Konstruksi dengan prestasi keselamatan kerja yang
baik, maka akan meningkatkan penilaian dan pandangan umum terhadapnya
karena mencerminkan adanya pengelola dan pelaksana yang kompeten, dan pada
giliran selanjutnya akan mempermudah mendapatkan proyek baru.
Pekerja-pekerja dapat melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri
akibat dari ketidaktahuan mereka tentang pentingnya keselamatan kerja, atau
karena tidak menghiraukan proses kerja yang terkait, dan kurang hati-hati di
dalam bekerja. Oleh sebab itu, para pekerja harus dilatih dan diberi pengarahan
agar memiliki kemahiran teknik sebelum dipekerjakan.
VI - 72
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari Proyek Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Ruas Jalan Bantal -
Mukomuko (STA 14 + 500 - STA 17 +500) ini dapat diambil beberapa
kesimpulan:
1. Berdasarkan data gambar bestek (gambar rencana) dan perhitungan volume
pekerjaan serta perhitungan analisa pekerjaan dan analisa harga satuan
pekerjaan didapatkan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) adalah Rp.
14.797.281.000 (Empat Belas Milyar Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tujuh
Juta Dua Ratus Delapan Puluh Satu Ribu).
2. Berdasarkan perhitungan waktu pelaksanaan proyek dengan menggunakan
metode Critical Path Metode (CPM), dari hasil perhitungan volume
pekerjaan dan urutan pekerjaan diperoleh waktu pelaksanaan proyek selama
116 hari.Sedangkan menggunakan metode Precedence Diagram Metode
(PDM) diperoleh waktu pelaksanaan proyek selama 122 hari.
3. Berdasarkan perhitungan waktu pelaksanaan proyek, jumlah tenaga kerja,
ketersediaan material dan peralatan sangatlah mempengaruhi terhadap
waktu pelaksanaan proyek. Karena salah satu dari item diatas mengalami
gangguan maka sangat akan mempengaruhi terhadap waktu pelaksanaan
proyek.
Kemudian factor cuaca juga sangat mempengaruhi terhadap waktu
pelaksanaan proyek, seperti hujan yang terjadi secara terus menerus pada
saat melakukan pekerjaan dilapangan, maka pekerjaan harus dilemburkan
pada malam hari apabila tidak ada hujan.
5.2. Saran
V-1
Dari proyek Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Ruas Jalan Bantal -
Mukomuko (STA 14 + 500 - STA 17 +500) ini dapat diberikan beberapa saran
untuk mahasiswa yang melaksanakan tugas akhir, antara lain:
1. Sebelum melaksanakan pembuatan Tugas Akhir ini, diharapkan terlebih
dahulu untuk mengetahui kondisi, data pendukung, dan strategi metoda
pekerjaan yang akan digunakan pada proyek, agar tidak terjadi kesalahan
dalam perhitungan anggaran pelaksanaan proyek.
2. Sebelum melaksanakan pembuatan Tugas Akhir ini, diharapkan terlebih
dahulu untuk mempelajari kembali ilmu–ilmu yang berkaitan dengan
perhitungan anggaran pelaksanaan proyek seperti yang terdapat pada mata
kuliah Alat Berat, Manajemen Proyek, Estimasi Biaya Proyek, Gambar
Teknik, Praktek Labor Ilmu Ukur Tanah (IUT), Praktek Labor Bahan,
Praktek Labor Tanah dan lain-lain serta pedoman spesifikasi yang
digunakan agar mahasiswa lebih mudah dalam proses penyusunan Tugas
Akhir.
V-2
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Prasana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman, 2014, Dokumen Kontrak
Peningkatan Jalan Simpang Gombak Piliang-Manunggal Kec.Lima Kaum
Kab. Tanah Datar
Soekirno, Dr. Ir. Purnomo, 1996, Tata Laksana Proyek, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.