Anda di halaman 1dari 254

RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS

JALAN BANTAL – MUKOMUKO


PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 s/d Sta 17+500)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III
Politeknik Negeri Padang

Oleh :

OKFA AMIN WENDRA No. BP : 1401022039


RINO MARKONO CHING No. BP : 1401021058

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS
JALAN BANTAL – MUKOMUKO
PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 s/d Sta 17+500)

TUGAS AKHIR

Oleh :

OKFA AMIN WENDRA No. BP : 1401022039


RINO MARKONO CHING No. BP : 1401021058

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
OKFA AMIN WENDRA RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS

2017
RINO MARKONO CHING JALAN BANTAL-MUKO MUKO PROVINSI
BENGUKULU STA 14+500 – STA 17+500
TUGAS AKHIR

RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS


JALAN BANTAL – MUKOMUKO
PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 s/d Sta 17+500

Diajukan Sebagai Persyaratan Akademis Pada Semester VI


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang

Oleh :

Okfa Amin Wendra No. BP : 1301021016


Rino Markono Ching No. BP : 1401021058

Disetujui oleh :

Ketua Jurusan Ketua Program Studi DIII


Teknik Sipil Teknik Sipil

(Dr. Ir. Yurisman, MT) (Indra Agus, ST., MT)


NIP. 19650629 199403 1 004 NIP. 19730911 200112 1 003
TUGAS AKHIR

RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS


JALAN BANTAL – MUKOMUKO
PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 s/d Sta 17+500

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Ir.Riswan di, M., Si) (Hartati, ST., MT)


NIP. 19651221 199203 1 001 NIP. 19650430 199003 2 001

Tugas Akhir ini telah diajukan dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Sidang Tugas Akhir Pada Hari/Tanggal : Jumat/22 September 2017

Tim Penguji :

(Ir.Riswan di, M., Si) Ketua ( .......................................)


1.
NIP. 19651221 199203 1 001
(DR.Dalrin o, ST., MT) Sekretaris ( .......................................)
2.
NIP. 19740309 200501 1 001
(Ir. Syaifullah Ali, MT) Anggota ( .......................................)
3.
NIP. 19580910 198811 1 001
DR. Chairul Muharis, ST., MT Anggota ( .......................................)
4.
NIP. 19640103 199003 1 001
No. Alumni PNP : No. Alumni Jurusan
Rino Markono Ching
Teknik Sipil :
a). Tempat/ Tgl. Lahir : Lakuak Aua Kuniang / 3 Mei 1996
b). Nama Orang Tua : Fitra Ermi
c). Jurusan : Teknik Sipil
d). Program Studi : DIII Teknik Sipil
e). No. BP : 1401021058
f). Tgl. Lulus : 22 September 2017
g). Predikat Lulus : Sangat Memuaskan
h). IPK : 3.48
i). Lama Studi : 3 Tahun 0 Bulan
j). Alamat Orang Tua : Lakuak Aua Kuniang Jorong Koto Gadang

RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN BANTAL –


MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(STA 14+500 SAMPAI STA 17+500)

Pembimbing I : Ir.Riswandi,M.,Si Pembimbing II : Hartati,ST.,MT

Proyek Peningkatan Ruas Jalan Bantal –Mukomuko (Sta 14+500 – Sta 17+500) ini dilaksanakan
karena kondis permukaan jalan lama sudah aus dan kasar serta di beberapa lokasi aspal telah
terkelupas dan berlobang. Disamping itu lebar perkerasan yang ada sudah tidak cukup lagi untuk
menampung jumlah dan jenis kendaraan yang melalui jalan tersebut. Dari perhitungan volume
berdasarkan gambar rencana, kemudian menentukan harga satuan dasar upah, peralatan, dan
bahan serta analisa satuan pekerjaan maka diperoleh Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp
21.362.281.000 (Termasuk PPN 10%). Dilanjutkan dengan pembuatan Network Planing dengan
metoda Predence Diagram Method (PDM) dan Time schedule untuk pengendalian waktu
pelaksanaan proyek. Waktu pelaksanaan proyek diperoleh selama 116 hari kerja.
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan tim penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal :
22 September 2017.
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
I. II. III. IV.
Tanda
tangan
Nama Ir.Riswandi,M.,Si DR.Dalrino,ST.,MT Ir. Syaifullah Ali, MT DR. Chairul Muharis, ST., MT
19651221 199203 1 001 19740309 200501 1 001 19580910 198811 1 001 19640103 199003 1 001
Terang

Mengetahui :
Ketua Jurusan

DR. Ir. Yurisman, MT.


Nip. 19650629 199403 1 004

Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang telah mendapat Nomor Alumnus
Petugas Politeknik Negeri Padang
Nomor Alumni PNP : Nama : Tanda Tangan :
No. Alumni PNP : No. Alumni Jurusan
Okfa Amin Wendra
Teknik Sipil :
a). Tempat/ Tgl. Lahir : Padang / 11 Oktober 1996
b). Nama Orang Tua : Syamsuarli/Iznaizal Zul Fani
c). Jurusan : Teknik Sipil
d). Program Studi : DIII Teknik Sipil
e). No. BP : 1401022039
f). Tgl. Lulus : 22 September 2017
g). Predikat Lulus : Sangat Memuaskan
h). IPK : 3.43
i). Lama Studi : 3 Tahun 0 Bulan
j). Alamat Orang Tua : Komp Perumahan Unand DIII/08/01

RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN BANTAL –


MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(STA 14+500 SAMPAI STA 17+500)

Pembimbing I : Ir.Riswandi,M.,Si Pembimbing II : Hartati,ST.,MT

Proyek Peningkatan Ruas Jalan Bantal –Mukomuko (Sta 14+500 – Sta 17+500) ini dilaksanakan
karena kondis permukaan jalan lama sudah aus dan kasar serta di beberapa lokasi aspal telah
terkelupas dan berlobang. Disamping itu lebar perkerasan yang ada sudah tidak cukup lagi untuk
menampung jumlah dan jenis kendaraan yang melalui jalan tersebut. Dari perhitungan volume
berdasarkan gambar rencana, kemudian menentukan harga satuan dasar upah, peralatan, dan
bahan serta analisa satuan pekerjaan maka diperoleh Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp
21.362.281.000 (Termasuk PPN 10%). Dilanjutkan dengan pembuatan Network Planing dengan
metoda Predence Diagram Method (PDM) dan Time schedule untuk pengendalian waktu
pelaksanaan proyek. Waktu pelaksanaan proyek diperoleh selama 116 hari kerja.
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan tim penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal :
22 September 2017.
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
1 2 3 4
Tanda
tangan
Nama Ir.Riswandi,M.,Si DR.Dalrino,ST.,MT Ir. Syaifullah Ali, MT DR. Chairul Muharis, ST., MT
19651221 199203 1 001 19740309 200501 1 001 19580910 198811 1 001 19640103 199003 1 001
Terang

Mengetahui :
Ketua Jurusan

DR. Ir. Yurisman, MT.


Nip. 19650629 199403 1 004
Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang telah mendapat Nomor Alumnus
Petugas Politeknik Negeri Padang
Nomor Alumni PNP : Nama : Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahNya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul
“Rencana Pelaksanaan Peningkatan Ruas Jalan Bantal-Mukomuko Provinsi
Bengkulu Sta 14+500 – Sta 17+500 )” sesuai dengan ketetapan waktu yang telah
ditetapkan. Laporan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma III Politeknik Negeri Padang.
Pada kesempatan ini Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendoakan dan memberi semangat
kepada Penulis.
2. Bapak DR. Ir. Yurisman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Padang.
3. Bapak Indra Agus, ST., MT selaku Kepala Program Studi DIII Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang.
4. Bapak Ir.Riswandi,M.Si selaku pembimbing I yang telah banyak membantu
dan membimbing Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik.
5. Ibu Hartati,ST.,MT selaku pembimbing II yang juga telah memberikan
bimbingan dan bantuan kepada Penulis dalam penyelesaian laporan ini.
6. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati Penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Padang, September 2017

Penulis

i
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

HALAMAN
PENGESAHAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

ABSTRAK

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

KATA
PENGANTAR

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

DAFTAR ISI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

DAFTAR GAMBAR

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

DAFTAR TABEL

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

BAB I
PENDAHULUAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

BAB II
TINJAUAN UMUM
PROYEK

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

BAB III
RENCANA ANGGARAN
BIAYA PELAKSANAAN
PROYEK

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

BAB IV
RENCANA
PELAKSANAAN
PROYEK

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

BAB V
PENUTUP

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

DAFTAR
PUSTAKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

LAMPIRAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

GAMBAR

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

NWP

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

TIME SCHEDULE

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

ANALISA HARGA
SATUAN DASAR ALAT

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

ANALISA HARGA
SATUAN DASAR
BAHAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

ANALISA HARGA
SATUAN DASAR
TENAGA KERJA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

LEMBAR ASISTENSI
TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BANTAL – MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU
(Sta 14+500 – Sta 17+500)

LEMBAR PERBAIKAN
SIDANG TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI


DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
Daftar Gambar ......................................................................................................... v
Daftar Tabel........................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan ............................................................. I-1
1.2. Tujuan Penulisan ........................................................................... I-2
1.2.1. Tujuan Umum ...................................................................... I-2
1.2.2. Tujuan Khusus ..................................................................... I-2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................ I-2
1.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... I-3
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................... I-3

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK


2.1. Latar Belakang Proyek ................................................................ II-1
2.2. Tujuan Proyek ............................................................................... II-2
2.2.1. Tujuan Umum ..................................................................... II-2
2.2.2. Tujuan Khusus .................................................................... II-2
2.3. Data-Data Proyek ......................................................................... II-2
2.3.1. Data Umum Proyek ............................................................. II-2
2.3.2. Data Teknis Proyek ............................................................. II-3
2.4. Lokasi Proyek ................................................................................ II-4
2.4.1. Peta Kabupaten 50 Kota ...................................................... II-4
2.5. Pihak-Pihak yang Terkait dalam Pelaksanaan Proyek ............. II-5

ii
2.6. Sumber Daya Proyek ................................................................... II-11
2.6.1. Material ............................................................................. II-11
2.6.2. Peralatan ............................................................................ II-23
2.6.3. Tenaga Kerja ..................................................................... II-34

BAB III RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK


3.1. Umum ......................................................................................... III - 1
3.1.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) ..................................... III - 1
3.1.2. Komponen Biaya Estimasi ............................................... III - 3
3.2. Perhitungan Volume Pekerjaan .............................................. III - 5
3.2.1. Umum ............................................................................... III - 6
3.2.2. Drainase ........................................................................... III - 8
3.2.3. Pekerjaan Tanah ............................................................... III-14
3.2.4. Perkerasan Berbutir .......................................................... III-34
3.2.5. Perkerasan Aspal .............................................................. III-37
3.2.6. Struktur ............................................................................. III-42
3.2.7. Pegembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor ..................... III-51
3.3. Daftar Harga Satuan Alat, Bahan, dan Upah ......................... III-55
3.3.1. Harga Satuan Bahan .......................................................... III-55
3.3.2. Harga Satuan Upah ........................................................... III-57
3.3.3. Harga Satuan Alat ............................................................. III-59
3.4 Analisan Harga Satuan Pekerjaan ........................................... III-60

BAB IV RENCANA PELAKSANAAN PROYEK


4.1. Struktur Organisasi Pelaksanaan ........................................... IV - 1
4.2. Metode Pelaksanaan Proyek .................................................... IV - 9
4.2.1. Persiapan Pelaksanaan .................................................... IV - 9
4.2.2. Umum .............................................................................. IV-11
4.2.3. Drainase .......................................................................... IV-12
4.2.4. Pekerjaan Tanah .............................................................. IV-16
4.2.5. Pekerjaan Perkerasan Berbutir ........................................ IV-24
4.2.6. Pekerjaan Perkerasan Aspal ............................................ IV-27

iii
4.2.7. Pekerjaan Struktur ........................................................... IV-35
4.2.8. Pegembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor .................... IV-40
4.3. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Proyek ............................... IV-42
4.3.1. Network Planning (NWP) dengan Precedence Diagram
Method (PDM) .................................................................. IV-42
4.3.2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan (Durasi) ............................. IV-48
4.3.3. Perencanaan Time Schedule .............................................. IV-60
4.4. Pengendalian Proyek ................................................................. IV-62
4.4.1. Pengendalian Mutu ........................................................... IV-63
4.4.2. Pengendalian Waktu ......................................................... IV-69
4.4.3. Pengendalian Biaya ........................................................... IV-72
4.5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pelaksanaan Proyek ...... IV-73

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... V-1
5.2. Saran ................................................................................................ V-1

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Detail Perkerasan Jalan .................................................................... II - 4


Gambar 2.2. Lokasi proyek Puah Data – Tugu PDRI ........................................... II - 4
Gambar 2.3. Lokasi Proyek Puah Data – Tugu PDRI ........................................... II - 5
Gambar 2.4. Mekanisme Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Proyek ................. II - 9
Gambar 2.5. Excavator ......................................................................................... II-24
Gambar 2.6. Dump Truck ...................................................................................... II-24
Gambar 2.7. Stone Crusher .................................................................................... II-25
Gambar 2.8. Motor Grader ................................................................................... II-25
Gambar 2.9. Vibratory roller ............................................................................... II-26
Gambar 2.10. Water Tanker ..................................................................................... II-26
Gambar 2.11. Compressor ....................................................................................... II-27
Gambar 2.12. Asphalt Mixing Plant ........................................................................ II-27
Gambar 2.13. Asphalt Distributor............................................................................ II-28
Gambar 2.14. Asphalt Finisher ................................................................................ II-28
Gambar 2.15. Tandem Roller ................................................................................... II-29
Gambar 2.16. Pneumatic Tire Roller (PTR) ........................................................... II-30
Gambar 2.17. Wheel loader ..................................................................................... II-30
Gambar 2.18. Concrete Pan Mixer .......................................................................... II-31
Gambar 2.19. Concrete Vibrator ............................................................................. II-31
Gambar 2.20. Truck Mixer ....................................................................................... II-32
Gambar 2.21. Generator Set .................................................................................... II-32
Gambar 2.22. Aplikator Marka Jalan ....................................................................... II-33
Gambar 3.1. Pekerjaan Galian Saluran Samping ................................................. III - 8
Gambar 3.2. Pekerjaan Pasangan Batu Saluran Samping ..................................... III-11
Gambar 3.3. Pekerjaan Galian Biasa pada Jalan ................................................... III-14
Gambar 3.4. Pekerjaan Galian Struktur pada Dinding Penahan ........................... III-23
Gambar 3.5. Pekerjaan Timbunan Biasa pada Jalan ............................................ III-25
Gambar 3.6. Pekerjaan Penyiapan Bandan Jalan ................................................. III-33
Gambar 3.7. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A ....................................... III-35
Gambar 3.8. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B ...................................... III-36
v
Gambar 3.9. Detail Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) .................... III-38
Gambar 3.10. Detail Pekerjaan Lapis Perekat (Tack Coat) ................................... III-39
Gambar 3.11. Detail Pekerjaan Lapis Aus (AC-WC) ............................................. III-40
Gambar 3.12. Detail Pekerjaan Lapis Antara (AC-BC) ......................................... III-41
Gambar 3.13. Pekerjaan Bahu Jalan ...................................................................... III-43
Gambar 3.14. Penampang Box Culvert .................................................................. III-44
Gambar 3.15. Besi Tulangan pada Box Culvert ..................................................... III-46
Gambar 3.16. Pekerjaan Pasangan Batu pada Dinding Penahan Ruas Kiri ........... III-49
Gambar 3.17. Ketentuan Marka Jalan pada Garis Tepi ......................................... III-52
Gambar 3.18. Ketentuan Marka Jalan untuk V= < 60 km/jam .............................. III-52
Gambar 3.19. Ketentuan Marka Jalan untuk V= > 60 km/jam .............................. III-52
Gambar 3.20. Peta Lokasi Quarry ........................................................................... III-66
Gambar 4.1. Work Breakdown Structure (WBS) ................................................. IV – 2
Gambar 4.2. Organization Breakdown Structure (OBS) .................................... IV – 3
Gambar 4.3. Penggalian Saluran Samping dengan Excavator ............................ IV-14
Gambar 4.4. Pasangan Batu dengan Mortar ........................................................ IV-16
Gambar 4.5. Pekerjaan Galian Tanah Biasa ....................................................... IV-18
Gambar 4.6. Pekerjaan Galian Struktur dengan Alat Excavator .......................... IV-19
Gambar 4.7. Proses Pekerjaan Timbunan Biasa ................................................. IV-22
Gambar 4.8. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan .................................................. IV-23
Gambar 4.9. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas A ..................................... IV-25
Gambar 4.10. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas B ...................................... IV-27
Gambar 4.11. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) .............................. IV-28
Gambar 4.12. Pekerjaan Lapis Perekat (Tack Coat) ............................................. IV-30
Gambar 4.13. Pekerjaan Laston Lapis Aus AC-WC ............................................ IV-32
Gambar 4.14. Pekerjaan Laston Lapis Antara AC-BC .......................................... IV-35
Gambar 4.15. Pekerjaan Pengecoran pada Pekerjaan Box Culvert ........................ IV-37
Gambar 4.16. Pekerjaan Pasangan Batu Dinding Penahan Tanah ........................ IV-40
Gambar 4.17. Pekerjaan Marka Jalan ................................................................... IV-42
Gambar 4.18. Kegiatan dan Peristiwa Pada PDM ................................................ IV-43
Gambar 4.19. Denah yang lazim pada node PDM ................................................ IV-43
Gambar 4.20. Constraint pada PDM ..................................................................... IV-46

vi
Gambar 4.21. Constraint pada PDM ..................................................................... IV-46
Gambar 4.22. Constraint pada PDM ..................................................................... IV-46
Gambar 4.23. Skema Hubungan antara Pengendalian Mutu, Waktu, dan Biaya.. IV-62
Gambar 4.24. Contoh Rambu dan Penghalang ..................................................... IV-74

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Data Teknis Jalan ............................................................................II - 3


Tabel 2.2. Gradasi Lapis Pondasi Agregat ....................................................... II-12
Tabel 2.3. Sifat-Sifat Lapis Pondasi Agregat ..................................................II-13
Tabel 2.4. Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana .II-13
Tabel 2.5. Persyaratan Aspal Keras Pen 60/70 ...............................................II-15
Tabel 2.6. Ketentuan Agregat Kasar ............................................................... II-16
Tabel 2.7. Ketentuan Agregat Halus ............................................................... II-17
Tabel 2.8. Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Laston (AC – WC) II-18
Tabel 2.9. Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Laston (AC – BC) .II-18
Tabel 2.10. Ketentuan Sifat-Sifat Campuran Laston (AC) ............................... II-19
Tabel 2.11. Suhu Penyemprotan.........................................................................II-21
Tabel 3.1. Perhitungan Galian Saluran Ruas Kiri .......................................... III - 8
Tabel 3.2. Perhitungan Galian Saluran Ruas Kanan ...................................... III - 9
Tabel 3.3. Rekap Perhitungan Galian Saluran Ruas Kiri ............................... III - 9
Tabel 3.4. Rekap Perhitungan Galian Saluran Ruas Kanan ........................... III-10
Tabel 3.5. Perhitungan Pasangan Batu Saluran Ruas Kiri ............................. III-11
Tabel 3.6. Perhitungan Pasangan Batu Saluran Ruas Kanan ......................... III-12
Tabel 3.7. Rekap Perhitungan Pasangan Batu Salura Ruas Kiri .................... III-12
Tabel 3.8. Rekap Perhitungan Pasangan Batu Salura Ruas Kanan ................ III-13
Tabel 3.9. Perhitungan Galian Biasa Ruas Kiri.............................................. III-14
Tabel 3.10. Perhitungan Galian Biasa Ruas Kanan.......................................... III-16
Tabel 3.11. Rekap Perhitungan Galian Biasa ................................................... III-17
Tabel 3.12. Perhitungan Galian Struktur pada Dinding Penahan Ruas Kiri .... III-23
Tabel 3.13. Rekap Perhitungan Galian Struktur pada Dinding Penahan ......... III-24
Tabel 3.14. Perhitungan Timbunan Biasa Ruas Kiri ........................................ III-25
Tabel 3.15. Perhitungan Timbunan Biasa Ruas Kanan .................................... III-26
Tabel 3.16. Rekap Perhitungan Timbunan Biasa ............................................. III-28
Tabel 3.17. Perhitungan Penyiapan Badan Jalan ............................................. III-34

viii
Tabel 3.18. Hasil Perhitungan Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan ................... III-34
Tabel 3.19. Perhitungan Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A ........................ III-35
Tabel 3.20. Perhitungan Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas B .................... III-36
Tabel 3.21. Perhitungan Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (prime coat) .......... III-38
Tabel 3.22. Perhitungan Pekerjaan Lapis Perekat (tack coat) ......................... III-39
Tabel 3.23. Perhitungan Pekerjaan Lapis Aus (AC-WC) ............................... III-40
Tabel 3.24. Perhitungan Pekerjaan Lapis Antara (AC-BC) ............................ III-42
Tabel 3.25. Perhitungan Pengecoran Bahu Jalan ............................................. III-43
Tabel 3.26. Dimensi Box Culvert ..................................................................... III-44
Tabel 3.27. Perhitungan Pengecoran Box Culvert Ukuran 1.0 m x 1.0 m ....... III-45
Tabel 3.28. Perhitungan Berat Tulangan Box Culvert...................................... III-46
Tabel 3.29. Perhitungan Tulangan Box Culvert Ukuran 1m x 1m pada Box ... III-47
Tabel 3.30. Perhitungan Tulangan pada Box Culvert ...................................... III-48
Tabel 3.31. Perhitungan Pekerjaan Pas. Batu pada Dinding Penahan Ruas KiriIII-49
Tabel 3.32. Rekap Perhitungan Pekerjaan Pas. Batu Dinding Penahan ........... III-50
Tabel 3.33. Rekap Volume Pekerjaan .............................................................. III-54
Tabel 3.34. Biaya Sewa Peralatan per Jam Kerja............................................. III-56
Tabel 3.35. Harga Dasar Satuan Bahan ............................................................ III-57
Tabel 3.36. Harga Dasar Satuan Upah ............................................................. III-59
Tabel 3.37. Biaya Sewa Peralatan per Jam Kerja............................................. III-49
Tabel 3.38. Harga Bahan dari Quarry ke Lokasi Pekerjaan ............................. III-49
Tabel 4.1. Rekapitulasi Waktu Pelaksanaan Pekerjaan .................................. IV-59

viiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tugas Akhir (TA) merupakan persyaratan akademis yang harus dipenuhi
oleh setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikan pada Program D-III
di Politeknik Negeri Padang. Program Pendidikan Politeknik menyiapkan tenaga–
tenaga terampil sebagai Ahli Madya dengan lama pendidikan 3 tahun dan dibagi
dalam 6 semester dengan sistem pendidikan yang menerapkan pola yang hampir
seimbang antara praktek dengan teori. Tugas Akhir diadakan dengan maksud
sebagai aplikasi atas semua ilmu-ilmu yang didapat selama duduk di bangku
perkuliahan, baik teori, praktik bengkel dan praktikum laboratorium, serta ilmu
yang didapat sewaktu melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Sebagai Ahli Madya, lulusan Politeknik dituntut mampu berperan sebagai
pelaksana, pengawas, dan estimasi biaya pelaksanaan di lapangan, maka untuk
menghasilkan lulusan Politeknik yang berbobot dan dapat dipertanggung
jawabkan keahliannya yang diselaraskan dengan Peraturan Akademik yang telah
ditetapkan maka pada akhir program pendidikan, mahasiswa diwajibkan membuat
Tugas Akhir.
Sesuai dengan data yang kami peroleh, maka kami mengambil judul Tugas
Akhir ”Rencana Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Jalan Bantal –
Mukomuko Provinsi Bengkulu (Sta 14+500 – Sta 17+500)”. Pemilihan judul
tersebut didasarkan atas pertimbangan–pertimbangan sebagai berikut:
a. Mempunyai data-data yang cukup mengenai segala sesuatu yang menyangkut
proyek tersebut.
b. Proyek ini memenuhi syarat yang telah ditentukan untuk dijadikan sebagai
Bahan Tugas Akhir dengan persetujuan Ketua Program Studi Teknik Sipil
c. Telah melakukan konsultasi dengan pembimbing Tugas Akhir baik dengan
pembimbing I maupun dengan pembimbing II.

I-1
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Penulisan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan kelulusan untuk
menamatkan pendidikan di Politeknik Negeri Padang serta pembekalan bagi
mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.
1.2.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan Tugas Akhir ini adalah agar:
 Mampu menghitung Anggaran Biaya Pelaksanaan (ABP) dari suatu proyek
jalan.
 Mampu menghitung waktu pelaksanaan ABP melalui Precedence Diagram
Method (PDM).
 Mampu menjadwalkan pelaksanaan proyek dalam bentuk Time Schedule.

1.3 Batasan Masalah


Sesuai dengan judul Tugas Akhir ini, batasan permasalahan yang diangkat
pada “Rencana Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Jalan Bantal-Mukomuko
Provinsi Bengkulu ( sta 14+500 – 17+500 )’’ sebagai berikut :
a. Menghitung volume pekerjaan proyek jalan berdasarkan shop drawing yang
telah diperoleh.
b. Menghitung Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) Pelaksanaan dengan analisa harga satuan milik Bina Marga.
c. Memilih metoda pelaksanaan kerja yang efisien di lapangan dan menetapkan
struktur organisasi pelaksanaan proyek.
d. Menjadwalkan pelaksanaan proyek menggunakan Network Planning(NWP)
dan Time Schedule pelaksanaan proyek.4
e. Mengendalikan waktu, mutu, dan biaya selama proses pelaksanaan pekerjaan.

I-2
1.4 Teknik Pengumpulan Data
a. Interview (tanya jawab).
Konsultasi dilakukan dengan cara bertanya secara langsung dengan pihak-
pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek yaitu pada konsultan
perencana proyek jalan ini.

b. Studi Literatur (bacaan).


Dalam penulisan serta penganalisaan dan penyelesaiaan permasalahan yang
memerlukan pengertian yang lebih dalam, penulis juga memerlukan
referensi buku – buku yang ada kaitannya dengan masalah tersebut untuk
dapat dipahami serta menyelesaikannya.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dalam pemahaman mengenai pembahasan isi laporan
Tugas Akhir, maka laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang penulisan laporan
Tugas Akhir (TA), yaitu sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan Diploma III Politeknik Negeri Padang. Tujuan penulisan
yang hendak dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu sebagai bukti
kemampuan mahasiswa terhadap pendidikan yang telah dijalani di
Politeknik Negeri Padang. Selain itu juga berisikan teknik pengumpulan
data yang memperlihatkan proses dan cara memperoleh data yang
diperlukan untuk penyelesaian laporan Tugas Akhir, yaitu dengan cara
Interview (tanya jawab), literatur (menggunakan-buku-buku referensi).
Batasan masalah yang akan menjadi pedoman dalam penulisan agar topik
yang dibahas tidak keluar dari masalah utama yang diangkat. Intisari
penulisan berisi tentang intisari dari masing-masing bab pada tugas akhir
ini. Sedangkan di dalam sistematika penulisan diterangkan tentang proses
dari bab-bab yang akan dibahas dalam bentuk skematis.

I-3
BAB II TINJAUAN UMUM DAN MANAJEMEN PROYEK
Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal apa saja yang melatar belakangi
mengapa peningkatan proyek jalan dilakukan sekaligus tujuan yang
hendak dicapai dengan dilaksanakannya proyek tersebut.

Selain itu, data-data apa saja yang dibutuhkan dalam kelancaran


pelaksanaannya, baik yang berupa data umum maupun data teknis,
sumber daya yang dibutuhkan baik berupa tenaga kerja, peralatan, dan
bahan/material yang akan digunakan.

BAB III RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN


Pada bab ini akan dijelaskan tentang perhitungan biaya yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proyek, dari awal pelaksanaan sampai
pada akhir pelaksanaan proyek berdasarkan pada volume pekerjaan yang
ada untuk masing-masing item. Dimana volume pekerjaan yang akan
dihitung adalah volume pekerjaan pendahuluan, pekerjaan tanah,
pekerjaan perkerasan berbutir, pekerjaan aspal, pekerjaan struktur, dan
pengembalian kondisi dan pekerjaan minor. Alat berat apa saja yang
dibutuhkan, harga material/bahan, harga satuan upah, analisa satuan
pekerjaan dan peralatan, sehingga pada akhirnya didapatkan sebuah hasil
akhir berupa rekapitulasi dari rencana anggaran biaya tersebut.

BAB IV RENCANA PELAKSANAAN PROYEK


Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan proyek mulai dari
persiapan pelaksanaan sampai pada kesehatan dan keselamatan kerja,
seperti bentuk/struktur organisasi yang dibutuhkan untuk mengatur dan
mendistribusikan pekerjaan dalam pelaksanaan suatu proyek, sehingga
tenaga yang tersedia bisa bekerja seefektif dan seefisien mungkin untuk
mencapai hasil yang maksimum. Selain itu juga berisikan Precedence
Diagram Method (PDM) untuk menggambarkan hubungan antara suatu
item pekerjaan dengan pekerjaan lainnya dalam suatu proyek dan time
schedule yang akan mempermudah pengendalian pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat diketahui seberapa jauh prestasi kerja yang telah tercapai.
I-4
Ditambah dengan adanya metode pelaksanaan proyek serta pengendalian
proyek baik dari segi mutu, biaya, dan waktu sehingga hasil akhir yang
didapat sesuai dengan rencana awal yang telah dibuat.

BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup dari laporan yang berisikan kesimpulan
dari apa yang telah dibahas lebih lanjut dalam penulisan Tugas Akhir,
serta saran – saran yang disampaikan dalam upaya peningkatan
pelaksanaan proyek.

I-5
BAB II
DATA-DATA PROYEK

2.1 Latar belakang proyek

Mukomuko adalah sebuah kabupaten yang terletak di ujung utara


Provinsi Bengkulu dan berbatasan langsung dangan Provinsi Sumatera
Barat. Pendapatan masyarakatnya kebanyakan berasal dari kebun sawit.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Kabupaten Mukomuko terus
bertambah dan menyebabkan lahan sawit semakin luas. Tak hanya
milik penduduk lokal, beberapa perusahaan pun ikut membuka lahan
perkebunan sawit di kabupaten ini.
Semakin banyaknya lahan perkebunan sawit menyebabkan
mobilitas kendaraan meningkat dikarenakan hasil perkebunan tersebut
dikirim ke berbagai daerah hingga ke luar Kabupaten Mukomuko
dengan kendaraan berat. Peningkatan volume kendaraan berat melintasi
jalan di Kabupaten Mukomuko menyebabkan kualitas jalan semakin
menurun. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jalan yang mengalami
rekahan (cracking). Selain itu, beberapa medan jalan berupa perbukitan
sering menyebabkan kecelekaaan dikarenakan kondisi jalan yang
menanjak terlalu tinggi dan kemudian turun melewati lembah yang
curam.
Untuk mengatasi permasalahan lalu lintas yang ada di Kabupaten
Mukomuko ini maka perlu dilakukan peningkatan kualitas jalan. Hal ini
sangat diperlukan mengingat pendapatan masyarakat yang sebagian
besar mengandalkan hasil perkebunan sawit dan juga untuk
kenyamanan lalu lintas antar provinsi di Pulau Sumatera. Ruas jalan ini
juga merupakan bagian dari jalan lintas barat Sumatera sebagai jalan
alternatif dalam pendistribusian barang dan jasa di Pulau Sumatera.
Pada proyek Peningkatan ruas jalan Bantal – Mukomuko ini yang
merupakan jalan biasa dan kemudian akan dijadikan jalan nasional
dengan panjang jalan 50,651 km yang dahulunya berupa lapisan aspal

II1
AC-WC. Kondisi jalan ini sudah ada yang berlobang,retak-retak dan
lebar jalannya yang terlalu kecil untuk jalan nasional.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah indonesia melalui
kementrian Pekerjaan Umum akan melaksanakan peningkatan ruas
jalan Bantal - Mukomuko ,Propinsi Bengkulu.Proyek ini merupakan
salah satu paket pekerjaan yang dibiayai dengan pinjaman Bank Dunia
(World Bank) melalui program Western Indonesia National Road
Improvemen Project (WINRIP).
Ruas jalan Bantal – mukomuko merupakan bagian dari jaringan
jalan Lintas Barat Sumatera yang merupakan jalan alternatif dalam
pendistribusian kebutuhan barang dan jasa dipulau sumatra.
Penanganan peningkatan ruas jalan Bantal – Mukomuko ini yang
ukuran existing awalnya 6 meter (bervariasi) akan mengikuti data
teknis proyek berasarkan data dari desain rinci (detail design),yaitu
lebar perkerasan 7 meter,lebar bahu jalan masing-masing 2 meter,lebar
drainase kiri kanan masing – masing 1,5 meter,dan lebar ruang milik
jalan (Rumija) antara 13 – 15 meter.Berdasarkan kondisi lebar rumija
yang ada saat ini maka untuk keperluan penanganan peningkatan ruas
jalan Bantal – Mukomuko ini tidak akan membutuhkan tambahan lahan
diluar Rumija.Namun, diperlukan pembebasan lahan Rumija yang ada
(existing) dari pemamfaatan atau okupasi oleh warga masyarakat .
Kemudian dinas pekerjaan umum melakukan suatu pelelangan
atau tender pada proyek jalan ini yang telah dikuti oleh beberapa
perusahaan dengan hasil akhir terpilih PT.Hutama Karya(Persero) –
PT.Daya Mlia Turangga KSO yang memenuhi semua spesifikasi yang
telah disyaratkan oleh dinas Pekerjaan Umum sebagai Kontraktor
pelaksanaan proyek peningkatan ruas jalan Bantal – Mukomuko.
Pada pengerjaan tugas akhir ini, jalan yang diambil cuma
sepanjang 3 km yang dimulai dari STA 14+500 sampai STA 17+500.

II2
2.2 Lokasi proyek
. Jalan yang diperbaiki sepanjang 3 km ini bermula pada STA
14+500 yang terletak di Desa Mekar Mulia, Kecamatan Penarik.
Sedangkan STA 17+500 terletak di Desa Sidodadi.
Lokasi proyek dapat dijangkau dengan 3 moda transportasi, yaitu :
1. Transportasi udara, misalnya dari Jakarta atau kota lainnya menuju
Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu. Kemudian dilanjutkan
dengan transportasi darat menuju Mukomuko dengan melintasi
Jalan Lintas Barat Sumatera.
2. Transportasi laut, misal dari Pulau Mentawai atau daerah lainnya
menuju Bengkulu. Kapal dilabuhkan di Pelabuhan Pulau Baai,
Bengkulu. Lalu setelah itu dilanjutkan dengan transportasi darat ke
Mukomuko .
3. Transportasi darat, melintasi Jalan Lintas Barat Sumatera ke lokasi
proyek jika dari Bengkulu atau daerah lainnya.

Gambar 2.1. Lokasi Proyek


(Sumber : Google Map, 2016)

II3
Akhir Proyek
U
Sidodadi
STA. 17+500 B T

Awal Proyek
Mekar Mulia
STA. 14+500

Gambar 2.2. Lokasi Proyek


(Sumber : Google Map, 2016)

II4
2.3 Data Umum Proyek

Berikut ini adalah data-data Proyek untuk penanganan sepanjang


50,615 km sebagai berikut:
Nama Kegiatan : Pelebaran Jalan Nasional 3 Wilayah
I Provinsi Bengkulu (WINRIP) Paket
11 Jalan Bantal-Mukomuko
Nama Pemilik : Kementrian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Sumber Dana : International Bank fot
Reconstruction and Development
Nilai Kontrak Induk : Rp.228.889.717.000,-
Nilai Kontrak Amandemen : Rp.262.661.303.000,
Tanggal Kontrak : 18 Desember 2014
Tanggal SPMK : 23 Februari 2015
Tanggal PHO : 12 Februari 2017
Tanggal FHO : 13 Februari 2019
Tanggal Amandemen : 28 Oktober 2015
No. Kontrak Induk : 02-26/11-WINRIP-
WP2/CE/A/8043/12-
No. Kontrak Amandemen : 02-26/11-WINRIP-
WP2/CE/A/8043/12-14
Sumber Dana : 1. LOAN=160.229.801.900(70%)
2. APBN=68.669.915.100(30%)
Jenis Kontrak : Unit Price
Sistem Pembayaran : Monthly Certificate
Waktu Pelaksanaan : 720 hari (23 Feb 2015 - 12 Feb 2017)
Waktu Pemeliharaan : 730 hari (13 Feb 2017 - 13 Feb 2019
Uang Muka : 10 % dari nilai Kontrak
Kontraktor : PT.Hutama Karya(PERSERO)
PT.Daya Mulia Turangga,KSO
Konsultan Supervisi : PT.Cipta Strada
Panjang Penanganan : 50,651 Km

II5
2.4 Data Teknis Proyek

a. Jenis Kontruksi
Lapisan permukaan : 1. AC-Base tebal = 7,5 cm
2. AC-BC tebal = 6 cm
3. AC-WC tebal = 5 cm
Lapisan pondasi atas : Agregat kelas A tebal = 15 cm
Lapisan pondasi bawah : Agregat kelas B tebal = 20 cm
: Timbunan pilihan tebal = 30 cm
b. Panjang Penanganan : 3 km
c. Lebar perkerasan :7 meter
d. Lebar bahu jalan :2 meter (bervariasi)
e. Lebar saluran samping : 1,5 meter

f. Typical cross

 Jenis-jenis typical jalan

Gambar2.2. Pelebaran 2 sisi

II6
Gambar2.3. Pelebaran 1 sisi

Gambar2.4. Rekontruksi tipe 1

II7
Gambar2.5. Rekontruksi tipe 2

 Typical Drainase

Gambar 2.6 Drainase type 1

II8
Gambar 2.7 Drainase type 2

 Pipe Culvert

Gambar 2.8 Penempatan pipa culvert

II9
Gambar 2.9 Detail Penulangan pipa culvert

 Dinding Penahan Tanah

Gambar 2.10 Dinding penahan tanah

II10
2.5 Hubungan Kerja Pengelola Proyek

Secara skematis unsur-unsur yang terkait dalam proyek dapat


dilihat dari Gambar 2.10 di bawah ini:

Peraturan Pemerintah

Owner

Konsultan Kontraktor

Gambar 2.12. Mekanisme Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Proyek


Keterangan:
: Garis Kontrak : Garis Koordinasi
: Garis Jasa : Garis Pengawasan

Adapun penjelasan dan hubungan dari ketiga unsur utama


pengelola pelaksanaan proyek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Owner
Owner atau pemilik proyek adalah suatu badan usaha
maupun perorangan, instansi pemerintah, atau swasta yang
memberikan atau menyuruh untuk merencanakan, mengerjakan
atau mengawasi suatu pekerjaan atau proyek. Dalam proyek
WINRIP ini yang mempunyai proyek adalah Kementerian
Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
Tugasdan Tanggung Jawab owner atau pemilik adalah :
a. Menunjuk penyedia jasa ( konsultan dan kontraktor )

II11
b. Meminta laporan secara periodic mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa
c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak
penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk
mewujudkan sebuah pembangunan
f. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan dengan cara menunjuk suatu badan usaha atau
orang untuk bertindak atas nama pemilik
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah selesai
dengan apa yang dikehendaki
i. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat semua pihak
mengenai pembangunan proyek
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang diserahi tugas oleh
owner untuk membuat laporan perencanaan, manajemen proyek
dan melaporkan kepada owner segala sesuatu tentang proyek
selama batas wewenangnya.
Tugas dan Tanggung JawabKonsultan Perencana adalah :
a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja, syarat–syarat/spesifikasi teknis, hitungan
struktur, dan rencana anggaran biaya
b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa
dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan
c. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal – hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja
dan syarat–syarat
d. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan

II12
e. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.
f. Apabila pengawasan pekerjaan diawasi oleh konsultan lain
maka konsultan perencana harus melakukan pengawasan secara
berkala sampai proyek itu selesai
g. Konsultan perencana harus memperbanyak gambar – gambar
dan bestek yang digunakan untuk dokumen pelelangan yang
akan digunakan kontraktor.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah badan usaha atau pihak yang
ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk mewakili pihak proyek
dalam memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pekerjaan di
lapangan pada batas-batas yang telah ditentukan baik secara teknis
maupun administratif dan kemudian memberikan laporan kepada
pemilik proyek.Pada Proyek WINRIP paket 11 ini yang menjadi
Konsultan Pengawas adalah PT.CIPTA STRADA
Tugas dan Tanggung Jawab Konsultan pengawas :
a. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodic
dalam pelaksanaan pekerjaan
b. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi
serta aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan
pekerjaan berjalan lancer
d. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin
serta menghindari pembengkakan biaya
e. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor
f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang ditimbulkan
dilapangan agar tercapai hasil akhir sesuai dengan yang
diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkan
g. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari
peratuan yang berlaku

II13
h. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, dan
bulanan)
i. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah
atau berkurangnya pekerjaan.
4. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek
dengan perjanjian kontrak setelah melalui proses pelelangan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar kerja,
peraturan-peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh
pihak perencana. Apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan oleh
kontraktor sesuai dengan perjanjian kontrak maka hasil pekerjaan
itu diserahkan kepada pemilik proyek. Pada proyek WINRIP ini
Kontraktor Pelaksana adalah PT.Hutama Karya ( persero ) dan
PT.Daya Mulya Turangga KSO.,Jo Tugas dan Tanggung Jawab
Kontraktor adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana,
peraturan, syarat–syarat, risalah penjelasan pekerjaan dan syarat
– syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa,
b. Membuat gambar–gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pemilik,
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan
dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerjaan dan
masyarakat,
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan dan bulanan,
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku,
f. Membentuk struktur organisasi di lingkungan sendiri,
g. Menjaga keamanan dan ketertiban umum ditempat pekerjaan
dan memberikan jaminan keselamatan kerja kepada staf atau
pekerja yang mempunyai hubungan dengan kontraktor, seperti
Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK),

II14
h. Mempunyai hak untuk menerima pembayaran menurut
peraturan yang berlaku dalam Perjanjian Kontrak,
i. Bertanggung jawab atas semua peralatan konstruksi, metode
pelaksanaan, urutan pekerjaan dan prosedur pengkoordinasian
semua bagian pekerja yang tercantum dalam kontrak,
j. Menyediakan tempat rapat direksi serta fasilitas dan
menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan
k. Bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan pekerjaan akibat
kelalaian sendiri.
5. Hubungan antara Pemerintah dengan Pemilik, Konsultan, dan
Kontraktor
Merupakan hubungan dalam yang diatur peraturan-peraturan
atau UU dan persyaratan yang harus dipatuhi oleh ketiga unsur
diatas dan berdasarkan perjanjian antara masing-masing pihak.
6. Hubungan antara pemilik ( Owner) dengan Konttraktor
Hubungan kerja antara pemilik (proyek Kementrian
Pekerjaan Umum Republik Indonesia) dan (Kontraktor PT.Hutama
Karya-PT.Daya Mulya Turamgga.,Jo) adalah hubungan kerja yang
bersifat kontraktual dan fungsional. Kedua belah pihak diikat
dengan kontrak, dimana kontraktor berkewajiban menjalankan
semua pekerjaan yang tertulis dalam kontrak sesuai dengan
spesifikasi dan gambar rencana. Pemilik proyek memperoleh
pelaksanaan proyek yang sebaik-baiknya tepat waktu dengan harga
yang ekonomis.
Dalam pelaksanaan proyek, kontraktor dapat melakukan
koordinasi kepada pemilik proyek, dan mengusulkan perubahan
desain berikut metode pelaksanaan dan perhitungannya, jika
dianggap perencanaan awal kurang tepat ataupun jika ada
pekerjaan yang dianggap perlu dalam penyelesaian proyek yang
belum ada dalam kontrak. Kontraktor berhak atas jasa yang harus

II15
diterimanya dari Pemilik sesuai dengan kontrak yang telah
ditandatangani.
7. Hubungan Pemilik (Owner) dengan Konsultan
Konsultan yang ditunjuk oleh pemilik proyek diikat dengan
suatu ikatan kerja (kontrak kerja), antara lain berisikan kewajiban
dari konsultan pengawas untuk melaksanakan tugas yang diberikan
pemilik dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Sedangkan pemilik berkewajiban memberikan imbalan jasa
kepada konsultan berupa pembayaran yang diatur dalam perjanjian
kontrak kerja.
Dalam melaksanakan tugasnya apabila konsultan menemui
permasalahan pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor maka
konsultan mengkoordinasikan kepada pemilik proyek dan pemilik
proyek dapat mengambil suatu keputusan pemecahan masalah.
8. Hubungan Konsultan dengan Kontraktor
Hubungan Konsultan dengan Kontraktor adalah hanya
sebatas hubungan fungsional dalam pelaksanaan pekerjaan dimana
konsultan berhak menyetujui atau menolak sesuatu bahan atau
material ataupun berupa usulan dan kontraktor wajib mematuhinya
bila tidak menyimpang dari kontrak yang telah disepakati.
Adapun antara konsultan pengawas dengan kontraktor
melakukan hubungan fungsional dimana konsultan pengawas
melakukan pengawasan sesuai dengan bestek dan gambar yang
mengikat kepada kontrak masing-masing, sedangkan kontraktor
menjalankan tugasnya sesuai dengan kontrak dan bestek yang ada.
9. Sub-kontraktor
Sub-kontraktor merupakan pelaksana yang bertanggung
jawab kepada kontraktor utama. Tugas dari sub kontraktor ini
adalah melaksanakan pekerjaan spesialis. Selama pengerjaannya
subkontraktor diawasi oleh kontraktor utama. Pada proyek ini sub
kontraktornya adalah PT.LMKP dalam hal pengediaan material
dan alat-alat berat untuk proyek pengaspalan.

II16
10. Masyarakat
Masyarakat memiliki peranan penting dalam suatu proyek
terutama dalam hal menjaga ketertiban dan memantau kegiatan
yang sedang dilaksanakan.

2.5.1 Struktur Organisasi Proyek

Susunan organisasi kontraktor pada proyek Western


Indonesia National Roads Improvement Project Paket 11
Bantal – Mukomuko dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.13 Struktur Organisasi Proyek


Berdasarkan struktur organisasi yang tertera di atas, PT.
Hutama Karya (Persero) sebagai kontraktor menetapkan tugas
dan wewenang pada masing-masing bagian yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Komite Manajemen
Komite manajemen merupakan penanggung jawab
semua manajemen yang ada di proyek. Tugas dan
tanggung jawab Komite Manajemen yaitu: Bertanggung
jawab atas kegiatan di proyek dan organisasi yang berada
di bawahnya.
b. Project Manager

II17
Project Manageradalah manajer yang memiliki
tanggung jawab kepada seluruh bagian / fungsional pada
suatu perusahaan atau organisasi proyek. Manajer
memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang
mengepalai beberapa atau seluruh manajer fungsional.
Tugas dan Tanggung Jawab Project Manager :
1. Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan
Perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan
secara optimal
2. Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi
perusahaan serta memastikan kelancaran
pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal
dan tepat
3. Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi
agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan
untuk kebijakan tahun berikutnya
4. Bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan
perusahaan dan memastikan berjalannya peraturan
perusahaan serta kesesuaiannya dengan objektif dan
strategi perusahaan sesuai target bisnis perusahaan
secara menyeluruh
5. Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi
strategi perusahaan serta mencari usulan atas
pemecahan masalah yang timbul
6. Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam
menjalankan strategi perusahaan
7. Mengkoordinir selruruh pelaksanaan pekerjaan di
lapangan
8. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek
dari awal sampai selesai

II18
9. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja dalam
rangka mencapai QCD (Quality, Cost, Delivery) yang
akan dipertanggung jawabkan.

c. Deputy Project Manager


Deputi Manajer biasanya bekerja untuk atau
membantu Project Manager. Mereka mengambil alih
ketika PM tidak ada ditempat dan berbagi hal dalam
tanggung jawab mereka. Mereka membantu untuk
memotivasi staf, menangani tugas-tugas administratif, dan
melakukan tugas-tugas sumber daya manusia, seperti
merekrut dan menilai kinerja staf.
Tugas dan Tanggung Jawab Deputy Project Manager
adalah :
1. Menerapkan prosedur bisnis
2. Membantu Project Manager
3. Mengendalikan biaya atau pengeluaran
4. Melakukan pelatihan terhadap karyawan
5. Membuat penganggaran terhadap pekerjaan dalam
proyek tersebut
6. Mempersiapkan laporan harian, mingguan, dan
bulanan
7. Menghadiri berbagai pertemuan
8. Melakukan presentasi dalam setiap pertemuan.
d. Site Engineering Manager (SEM)
1. Membuat dan memndistibusika gambar kerja
pelaksanaan (shop drawing) dan As buil drawing.
2. Site Manager membantu dan mewakili GS dalam
pelaksanaan teknis pekerjaan di lapangan.
3. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul
perubahan desain dari lapangan berdasarkan
persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian

II19
rupa sehingga tidak menghambat kemajuan
palaksanaan di lapangan.
4. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah
sesuai dengan dokumen kontrak.
e. Site Operasional Manager (SOM)
1. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2. Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrak.
3. Melaksanakan disporsi terhadap hasil pekerjaannya.
4. Meaksanakan penyelesian keluhan pelanggan
5. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan
tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi.
6. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk
keperluan pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan.
f. Site Atministrasion Manager (SAM)
1. Pe,buatan laporan akuntansi proyek setiap akhir
bulan.
2. Menyiapkan dan menyelesaikan perpajakan
3. Mengurus tagihan, koordinasi dengan urusan teknik
dan selalu melaporkan perkembangan tagihan.
4. Melayani tamu-tamu intern dan extern dan tugas
umum
5. Mengisi data-data kepegawaian
6. Menyimpan data-data kepegawaian
7. Membayar gaji dan tunjangan karyawan
g. Teknik/Engineering
Engineering bertujuan membantu General
Superintendent dalam mengatur kegiatan pengendalian
kuantitas dan biaya yang berkaitan dengan penanganan
proyek serta evaluasi pelaksanaan pekerjaan. Tugas dan
tanggung jawab Engineering:
1. Melaksanakan Review Design atau Field Engineering.

II20
2. Mengendalikan kuantitas dan biaya pekerjaan yang
berkaitan dengan alat, material dan tenaga.
3. Menyiapkan tagihan kepada Owner.
4. Melaksanakan pelaporan yang berkaitan dengan
kemajuan pekerjaan (intern dan ekstern).
5. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya
pembuatan dokumen quantity dan drawing.
h. Quality Engineer
Quality Engineer bertujuan membantu General
Superintendent dalam melaksanakan kegiatan kontrol
kualitas pekerjaan agar diperoleh hasil produksi yang
sesuai dengan keinginan pelanggan. Tugas dan tanggung
jawab Quality Engineer adalah:
1. Melaksanakan atau membuat Job Mix Formula
sebelum pelaksanan suatu pekerjaan.
2. Mengawasi pelaksanaan suatu produk atau pekerjaan
dalam hal ‘mutu’ agar tetap sesuai dengan ketentuan
yang telah disepakati bersama.
3. Melaksanakan kegiatan inspeksi dan tes baik material
maupun hasil produk di proyek.
4. Membuat atau menyusun report hasil tes per periodik
sebagai back up data Quality Control.
5. Melaksanakan kalibrasi peralatan proyek sesuai
dengan jadwal dan waktunya.
i. K3
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli K3
Konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Berpatokan pada undang-undang dalam pelaksanaan
K3 Konstruksi.
2. Mempelajari prosedur kerja dalam dokumen kontrak.
3. Membuat konsep dan mengatur program K3.

II21
4. Membuat peraturan mengenai prosedur kerja yang
baik dan benar sesuai dengan prinsip K3.
5. Mengawasi penerapan dan mensosialisasikan
prosedur dan instruksi kerja sesuai prinsip K3.
6. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan penerapan
program K3 Konstruksi.
7. Memberikan usulan prosedur kerja berdasakan prinsip
K3 apabila didapati prosedur yang tidak aman atau
sesuai aturan.
8. Meangani langsung apabila terjadi kecelakaan dan
penyakit atau keadaan darurat saat bekerja di proyek
j. Administrasi Proyek
1. Melakukan seleksi/merekrut tenaga kerja diproyek
sebagai kariyawan.
2. Membuat daftar memonitor masa berlakunya
spesifikasi jaminan terhadap kontrak induk dan kon
kontrak rekaman
3. Bertanggung jawab terhadap ketetapan kelengkapan
pengiriman laporan-laporan kedevisi.
4. Menyiapkan dan mennyelesaikan perpajakan.
k. Logistik
Tujuan logistik untuk mengkoordinasi dan
melaksanakan kegiatan administrasi atas penerimaan,
pencatatan, penyimpanan, serta mengendalikan bahan dan
alat proyek secara tepat baik waktu, mutu, harga dan
jumlah. Tugas dan tanggung jawab logistik antara lain:
1. Melaksanakan kegiatan penerimaan, pencatatan,
penyimpanan material dan alat proyek.
2. Menjamin kelancaran distribusi material dan alat dari
gudang penyimpanan ke proyek.
3. Menyusun permintaan bahan dan peralatan sesuai
kebutuhan proyek.

II22
4. Menyimpan serta mengamankan dengan benar terhadap
semua bahan dan peralatan yang ada di gudang maupun
lokasi proyek atau lapangan.
5. Memonitor dan melaporkan penggunaan dan sisa bahan
serta peralatan yang ada di proyek secara berkala.
l. Quality Control (QC)
Quality control bertanggung jawab terhadap mutu
setiap item pekerjaan di lapangan. Pengendalian mutu
harus dilaksanakan sebelum pekerjaan dilaksanakan
dengan membuat job mix formula (JMF), pengendalian
mutu pada waktu pelaksanaan dan setelah pelaksanaan
pekerjaan.
Quality control harus bisa memastikan bahwa
semua pelaksanaan item pekerjaan telah melalui prosedur
mutu yang ditetapkan.

Tugas dari Quality control adalah :


1. Menetapkan standar mutu pekerjaan di lapangan
dengan mengacu kepada spesifikasi
2. Memberikan masukan mengenai metode - metode
kerja yang cocok dan aman untuk mencapai standar
mutu yang telah ditetapkan
3. Memantau pekerjaan di lapangan terutama dari segi
mutu hasil pekerjaan
4. Menetapkan standar mutu material yang digunakan di
lapangan dengan mengindahkan unsur K3
5. Memantau pelaksanaan sistim mutu dan rencana mutu
sesuai dengan aplikasi masing-masing tahapan
pekerjaan
m. Teknisi Laborat
Tujuan umum pekerjaan teknis laborat untuk
membantu Quantity Engineer dalam melaksanakan

II23
kegiatan kontrol kualitas pekerjaan agar diperoleh hasil
yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Tugas dan
tanggung jawab teknisi laborat yaitu:
1. Melaksanakan atau membuat Job Mix Formula
sebelum pelaksanaan suatu pekerjaan.
2. Mengawasi pelaksanaan suatu produk atau pekerjaan
dalam hal ‘mutu’ agar tetap sesuai dengan ketentuan
yang telah disepakati bersama.
3. Melaksanakan kegiatan inspeksi tes baik material
hasil produk di proyek.
4. Membuat atau menyusun report hasil tes per periodik
sebagai Back up Data Quality Control.
5. Melaksanakan kalibrasi peralatan proyek sesuai
dengan jadwal dan waktunya.
n. Quantity Surveyor
Quantity surveyor adalah orang yang bertanggung
jawab dalam penghitungan volume pekerjaan sesuai
dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Selain itu
seorang quantity surveyor juga bertanggung jawab agar
harga satuan yang dibuat dapat dilaksanakan di lapangan
sebagai mana mestinya.
Fungsi dari quantity surveyor dalam proyek ini adalah :
1. Membuat analisa harga satuan pekerjaan
2. Melaksanakan perhitungan volume pekerjaan
tambah/kurang
3. Menghitung kemajuan proses pelaksanaan pekerjaan
4. Bersama kepala teknik melaksanakan klaim tagihan
5. Bersama dengan tim proyek melaksanakan negosiasi
pekerjaan
6. Menyiapkan data perusahaan dengan baik
7. Mematuhi semua peraturan K3L yang berlaku di
perusahaan

II24
o. Surveyor
Surveyor bertugas untuk membantu Quantity
Engineer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
pengukuran yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah:
1. Menentukan elevasi dan koordinat pengukuran
sebagai referensi yang digunakan dalam pelaksanaan.
2. Mengadakan kegiatan pengukuran (survei) di
lapangan termasuk stake out dan uitzet.
3. Melaksanakan pemasangan TBM, bauwplank dan
referensi lainnya.
4. Mengadakan kegiatan pengukuran untuk keperluan
request (ijin kerja) untuk penagihan.
5. Melaksanakan kegiatan pengukuran untuk mengetahui
volume pekerjaan yang telah diselesaikan.

p. Drafter
Drafter adalah orang yang bertugas untuk membuat
asbuit drawing dan membuat gambar desain jika ada
tambahan atau perubahan sesuai permintaan owner.
q. Pelaksana
Pelaksana bertujuan untuk membantu Highway
Engineer dalam pelaksanan pekerjaan fisik agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Tugas dan tanggung jawab pelaksana yaitu:
1. Melaksanakan kegiatan suatu pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
2. Melakukan perhitungan kemajuan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya dengan benar secara
periodik.

II25
3. Mengajukan permintaan kebutuhan bahan, alat dan
tenaga pada Engineer dalam rangka menyelesaikan
pekerjaannya.
4. Mengatur dan mengkoordinir penggunaan dan
penempatan bahan, alat dan tenaga.
5. Mengatur dan mengkoordinir keselamatan para
pekerja.
r. Gudang
Tugas dan tanggung jawab petugas gudang sebagai
berikut:
1) Mengontrol bahan atau barang yang masuk atas
perintah logistik.
2) Mengecek apakah barang yang masuk sesuai dengan
jumlah yang dipesan logistik.
3) Bertanggung jawab sepenuhnya pada kondisi gudang.

2.6 Sumber Daya Proyek

Sumber daya proyek merupakan elemen utama dalam pelaksanaan


suatu kegiatan konstruksi. Adapun sumber daya proyek yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan jembatan ini, antara lain
2.6.1 Tenaga kerja
Tenaga kerja kontruksi adalah pelaku pekerjaan dibidang
kontruksi yang terdiri atas perencana, pelaksana, dan pengawas. Dalam
pelaksanaan suatu proyek, tenaga kerja dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
A. Tenaga kerja terdidik dan terlatih
Merupakan tenaga kerja yang mempunyai pendidikan dan
keahlian lapangan yang baik untuk menunjang keahlian
dibidangnya, contohnya :
1. Surveyor
Bertugas sebagai juru ukur pada saat penentuan tinggi
elevasi rencana, dan penentuan kemiringan permukaan jalan.

II26
2. Teknisi laboratorium
Bertugas melakukan kontrol terhadap pengujian mutu
yang dilakukan di laboratorium seperti pengujian marshal test,
CBR, berat jenis agregat dll.
B. Tenaga kerja telatih
Merupakan tenaga kerja yang mempunyai pengalaman
lapangan yang baik terhadap suatu pekerjaan tertentu, yaitu seperti :
1. Pembantu Surveyor
Bertugas sebagai pembantu juru ukur dalam melaksanakan
pekerjaan pengukuran.
2. Asisten teknisi laboratorium
Bertugas membantu teknisi laboratorium melakukan
kontrol mutu, contohnya pengujian mashal test, sieve analysis,
core drill, sand cone dll.

3. Mandor
Bertugas sebagai pemimpin kelompok kerja, yang sangat
menentukan tingkat produktivitas kelompok kerjanya dan
bergantung sistem kontrak kerjanya, harian atau borongan,
Mandor berperan sebagai sub kontraktor atau pemasok sumber
daya manusia kepada kontraktor utama.
4. Operator Alat
Bertugas sebagi pengoperasi sebuah alat/peralatan yang
berat supaya alat yang digunakan sesuai dengan fungsinya.
5. Tukang
Tukang adalah orang yang bertugas untuk melaksanakan
beberapa item pekerjaan sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya.

C. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih


Yaitu tenaga kerja yang dipakai/digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan kasar dilapangan, seperti pekerja bertugas

II27
mengerjakan semua pekerjaan yang di perintahkan oleh mandor /
tukang yang tidak dapat dilakukan oleh alat berat, mulai dari
pembersihan lokasi kerja sampai pekerjaan selesai.

2.6.2 Material

Material (bahan) yang digunakan pada pelaksanaan proyek ini


haruslah memenuhi beberapa persyaratan, seperti standar yang berlaku,
dan memenuhi spesifikasi umum sesuai dengan perencanaan
kebutuhannya memadai dan tipe dari material tersebut. oleh karena itu
penulis membagi spesifikasi material tersebut berdasarkan jenis
pekerjaanya, yakni sebagai berikut :

A. Timbunan pilihan
Pada Proyek jalan ini terdapat lapis timbunan pilihan
(selected embankment) yang terletak dibawah lapis pondasi agregat
tepatnya dibawah lapis pondasi agregat kelas B dan diatas tanah
dasar (Subgrade), untuk pencampuran material ini dilakukan
dilokasi instalasi pemecah batu yang berada di Saribulan dan Air
Dikit Kecamatan Penarik. Dalam pelaksanaanya Lapis Material
Pilihan ini harus memenuhi spesifikasi yang ada untuk menjaga
mutu dari material tersebut, Adapun spesifikasi dari lapis material
pilihan yakni sebagai berikut :

Tabel 2.11. Tabel Ukuran Gradasi Selected Material

Ukuran Saringan Spesifikasi (%)

II28
3" 100
1 1/2 " 50-70
1" 30-50
3/8 " 10-30
No.4 8-10
No.10 5-8
No.40 3-5
No.200 0-3
Sumber : Spesifikasi Dokumen Perencanaan
B. Lapis pondasi agregat
Pada proyek jalan ini terdapat tiga kelas yang berbeda dari
lapis pondasi agregat, Pada umumnya agregat kelas A sebagai
pondasi atas untuk suatu lapisan dibawah lapisan beraspal, dan
lapisan pondasi agregat kelas B adalah untuk lapis pondasi bawah,
sedangkan lapisan pondasi agregat kelas S digunakan untuk bahu
jalan tanpa penutup, Untuk pencampuran material ketiga jenis lapis
pondasi tersebut dilakukan dilokasi instalasi pemecah batu yang
berada di Desa Sari Bulan Kecamatan Penarik. Adapun syarat-
syarat mutu agregat tiap kelas adalah :

1. Kebersihan
Kebersihan terhadap debu dan zat organic harus diperhatikan,
untuk itu agregat harus bebas dari kotoran sebab akan
menghalangi perekatan aspal dengan agregat.
2. Ketahanan
Agregat untuk perkerasan aspal harus dapat tahan lama dan
tidak boleh hancur karena cuaca.
3. Kekerasan
Agregat haruslah kuat dan keras agar tidak mudah terkikis dan
hancur pada saat digunakan sebagai bahan perkerasan.
4. Keadaan pori

II29
Agregat memiliki pori-pori agar dapat menyerap aspal
sehingga daya lekatnya lebih kuat, hal ini berpengaruh
terhadap kekuatan campuran tersebut.
5. Daya kelekatan aspal
Daya kelekatan terhadap aspal tergantung dari keadaan pori
dan banyaknya pori yang terdapat pada agregat tersebut, pori
yang kecil akan memberikan daya kelekatan yang lebih baik
dan sebaliknya.

6. Bentuk butiran
Bentuk butiran agregat haruslah bersudut dengan gradasi yang
beraneka ragam agar tercapai kepadatan yang diinginkan.
Tabel 2.12.Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi Elevasi Permukaan
relatif terhadap elevasi rencana
Lapis Pondasi Agregat Kelas B digunakan + 0 cm
sebagai Lapis Pondasi Bawah (hanya
-2 cm
permukaan atas dari Lapisan Pondasi bawah.

Permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A + 0 cm


untuk Lapis Resap Pengikat atau pelaburan
-1 cm
(perkerasan atau Bahu Jalan)

Bahu Jalan Tanpa Penutup Aspal dengan Memenuhi


Lapis Pondasi Agregat Kelas S (hanya pada Pasal 4.2.1.3
lapis permukaan)

Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 5 Perkerasan Berbutir


Tabel 2.13. Tabel Ukuran Gradasi Untuk Tiap Lapisan Pondasi
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S
2” 50 100
1½“ 37,5 100 88-95 100
1” 25,0 79-85 70-85 77 - 89
3/8” 9,50 44-58 30-65 41 - 66

II30
No.4 4,75 29-44 25-55 26 - 54
No.10 2,0 17-30 15-40 15 - 42
No.40 0,425 7-17 8-20 7 - 26
No.200 0,075 2-8 2-8 4 - 16
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 5 Perkerasan Berbutir

Tabel 2.14. Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat


KELAS KELAS KELAS
SIFAT - SIFAT
A B S
Abrasi dari agregat kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40% 0 - 40% 0 - 40%
Butiran pecah, tertahan ayakan 3/8" (SNI
95/90 55/50 55/50
7619:2012)
Batas cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35 0 - 35
Indek plastis (SNI 1966:2008) 0 -6 0 - 10 4 - 15
Hasil kali indek plastis dengan % lolos ayakan
maks.25 - -
no.200
Gumpalan lempung dan butiran-butiran mudah
0 - 5% 0 - 5% 0 - 5%
pecah (SNI 03-4141-1996)
CBR rendaman (SNI 1744-2012) min.90% min.60% min.50%
Perbandingan persen lolos ayakan no.200 dan
maks.2/3 maks.2/3 -
no 40
Sumber :spesifikasi umum 2010 revisi 3 devisi 5 perkerasan berbutir

C. Bahu jalan K-175, Pasangan batu, Gorong-gorong.

Material bahu jalan biasanya Terbagi atas 2 macam,yaitu


bahu jalan dengan agregat S dan dengan Beton. Biasanya
penggunaan bahu jalan benton digunakan pada area tikungan,
daerah cutting, raising, dan daerah penurunan. Biasanya bahu jalan
terletak dia atas agregat b dan tebal dari bahu jalan beton tersebut
15 cm.Beton Untuk bahu jalan biasanya menggunakan besi
tulangan diameter 8 dengan jarak 15 cm.Lebar bahu jalan
tersebut 2 meter dari tepi aspal. Adukan yang dipakai perbandingan
1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Adapun material yang digunakan pada
pekerjaan ini adalah :

II31
1. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau
pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa gula atau
organik. Air harus diuji berdasarkan standar SNI 03-6817-
2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk dugunakan
dalam beton
2. Semen
Semen Portland yang digunakan untuk pekerjaan beton harus
memenuhi syarat SNI 15-2049-2004. Adapun syarat lain
semen yang baik adalah semen yang mempunyai berat jenis
3,1 – 3,3 gr/cm3 dan belum mengalami hidrasi. Semen yang
digunakan pada proyek ini adalah Semen Padang PCC
(Portland Composite Cement) untuk penggunaan umum tanpa
syarat dan sekaligus digunakan untuk pekerjaan bahu jalan K-
175.
3. Baja Tulangan
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai
dengan SNI untuk beton, PBI 1971 atau ASTM Designation A-
15 Baja Tulangan Beton sebelum dipasang, harus bersih dari
serpih – serpih dengan bentuk dan ukuran – ukuran yang
tertera pada gambar – gambar rencana. Baja tulangan beton
tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara
yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan
yang ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai. Besi beton
harus dipasang dengan teliti sesuai gambar kerja yang ada.
Untuk mendapatkan tulangan tetap pada posisinya pada saat
pengecoran maka baja tulangan harus diikat dengan kawat
beton (bendrat) dengan bantalan beton decking. Dalam segala
bentuk hal baja tulangan beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak ada batang
yang turun atau berubah dari posisi yang ada.

II32
4. Agregat
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan
yang diberikan dalam tabel “Ketentuan gradasi agregat” tetapi
atas persetujuan direksi pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi
ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apa bila
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan seperti dalam
tabel “Mutu beton dan penggunaan” atau tabel “Ketentuan
mutu agregat”.
Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum
antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan,
atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.
Tabel 2.15. Mutu beton dan penggunaan
Jenis
uraian
beton Fc’ (Mpa)
Umumnya digunakan untuk veton prategang seperti
Mutu x 45 tiang pancang beton prategang, gelagar, beton
prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.
tinggi
Mutu umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat
sedang 20 x lantai, gelagar beton, gorong-gorong betn bertulang,
perkerasan beton semen.
45
Mutu x 20 umumnya digunakan untuk struktur tanpa tulangan
rendah seperti trotoar, pasangan batu.
x digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali
dengan beton.

Sumber: spesifikasi umum 2010 revisi 3 devisi 7 struktur

II33
Tabel 2.16. Ketentuan gradasi agregat

Ukuran Persen Yang Lolos Untuk Agregat


ayakan
Kasar Gabungan

ukuran ukuran
ukuran ukuran ukuran ukuran
halus nominal nominal
inci (in) nominal nominal nominal nominal
maksim maksim
maksim maksim maksim maksimu
um 1 um 1
um 3/4" um 3/9" um 3/4" m 3/9"
1/2" 1/2"
(20mm) (10mm) (20mm) (10mm)
(40mm) (40mm)
2 100 - - 100 - -
1 1/2" 85-100 100 - 95-100 100 -
3/4" 0-25 85-100 - 45-80 95-100 -
1/2" - 0-70 100 - - 100
3/8" 100 0-5 0-25 85-100 - - 95-100
3/16" 89-100 0-5 0-25 25-50 35-55 30-65
No.8 60-100 0-5 - - 20-50
No.16 30-100 - - 15-40
No.30 15-100 8-30 10-35 10-30
No.50 5-70 - - 5-15
No.100 0-15 0-8 0-8 0-8
Sumber: spesifikasi umum 2010 revisi 3 devisi 7 struktur
Tabel 2.17.Ketentuan mutu agregat
Batas maksimum yang diizinkan untuk
Metode agregat
sifat-sifat
Pengujian
Halus Kasar
Keausan agregat dengan SNI
mesin los angeles 2417:2008 40%
Kekekalan bentuk agregat
terhadap larutan natrium SNI 10%-Natrium
12%-Natrium
sulfat atau magnesium 3407:2008
sulfat 15%-Magnesium 18%-Magnesium
Gumpalan lempung dan SNI 4141-
3%
partikel yang mudah pecah 1996 2%
5% untuk kondisi
Bahan yang lolos saringan SNI 4142-
umum,3% untuk 1%
N.200 1996
kondisi terabrasi
Sumber: spesifikasi umum 2010 revisi 3 devisi 7 struktur

II34
D. Prime Coat dan Tack Coat
Prime coat adalah lapisan resap sekaligus mengikat agregat
yang diletakan di atas lapis pondasi agregat. Lapisan prime coat
berfungsi mengikat agregat dengan aspal. Takaran pemakaian aspal
Prime Coat adalah 0,5 - 1,00 liter/m2 . Tack coat adalah lapisan
perekat yang diletakan antara lapisan beraspal dengan lapisan
beraspal lainnya. Lapisan tack coat berfungsi mengikat antara AC-
Base dengan AC-BC, AC-BC dengan AC-WC. Takaran
Pemakaian tack coat untuk Permukaan Jalan beraspal yang Baru =
0,15 Liter/m² untuk Permukaan Jalan beraspal yang lama = 0,15 –
0,35 Liter/m², Tergantung kondisi permukaan jalan. Peralatan yang
digunakan adalah Truck distributor atau ketel aspal dan Asphalt
sprayer. Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan
yang berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari.
Setiap bahan yang telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus
ditolak dan harus diganti.
1. Bahan
Bahan terdiri dari 2 Jenis, Yaitu :
 Aspal Keras (Aspal Semen/Curah) Pen. 60/70, dari sumber
Pertamina – Indonesia / PT.Sinarbaai Mandiri, Bengkulu
 Minyak Tanah (Kerosen), dari sumber PERTAMINA,
Indonesia.
2. Proposi Campuran
 Tack Coat = 29 Liter Minyak Tanah per 100 kg Aspal
(29,81 pph Minyak Tanah).
 Prime Coat = 78 Liter Minyak Tanah per 100 kg Aspal
(80,18 pph Minyak Tanah).
3. Tinggi Semprot dan Suhu Semprot
 Tack Coat 0,70 m dan 110 ± 10 ℃
 Prime Coat 0,70m dan 45 ± 10 ℃

II35
4. Berat Jenis
 Aspal Keras (Aspal Semen/Curah ) = 1,028 gr
 Minyak Tanah (Kerosen) = 0,800 gr
 Tack Coat (Lapis Perekat) = 0,975 gr
 Prime Coat (Lapis Resap Pengikat) = 0,92 7gr
Tabel 2.18. Temperature Penyemprotan

Jenis Aspal Rentang Suhu Penyemprotan


Aspal cair, 25 - 30 pph minyak tanah 110 ± 10 ℃
Aspal cair, 85 - 85 pph minyak tanah (MC-30) 45 ± 10 ℃
Aspal emulsi, emulsi modifikasi atau
Tidak dipanaskan
Aspal emulsi yang diencerkan
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal

Tabel 2.19. Persyaratan aspal emulsi modifikasi untuk tack coat


NO Sifat Standar Satuan Batasan
Pengujian pada aspal emulsi
1 Viskositas saybolt furol pada 50 SNI 03-6721-2002 Detik 100-400
Stabilitas penyimpanan dalam 24
2 jam AASHTO T59-01(2005) % berat maks.1
3 Tertahan saringan No.20 SNI 03-3643-1994 % berat maks.0,1
4 Muatan ion SNI 03-3644-1995 positif
Kemampuan mengemulsi
5 kembali AASHTO T59-01(2005) % berat min.40
6 Kadar residu dengan destilasi SNI 03- 3642-1994 % berat min.65
pengujian pada residu hasil penguapan
7 Penetrasi SNI 06-2456-1991 0,1 mm 100-175
8 Daktilitas SNI 06-2432-1991 cm min.30
9 Daktilitas SNI 06-2432-1991 cm min.125
10 Kelarutan dalam Triclroethlyene AASHTO T44 -03 % berat min.97,5
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal

E. Aspal
Aspal merupakan material yang bersifat Thermoplastis yang melunak
dan mencair jika dipanaskan dan mengental kembali (padat) jika
didinginkan. Aspal digunakan sebagai bahan pengikat untuk lapisan
permukaan, yaitu lapisan yang terletak paling atas, sehingga menghasilkan

II36
lapisan yang kedap air dengan stabilitas tinggu dan tahan lama. Aspal yang
digunakan pada Proyek ini adalah aspal dengan AC PEN 60/70 yang
dipesan khusus oleh kontraktor pelaksana dan disetujui oleh pihak
konsultan.
Jenis campuran beraspal yang digunakan pada proyek ini adalah
Laston (AC) (Asphalt Concrete) dengan jenis aspal keras penetrasi 60/70.
Besar KAO tergantung dari hasil pengujian yang dilaksanakan oleh
Laboraturium Balai Pengujian Bidang Konstruksi dan Bangunan, Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu.
Disamping itu juga harus diperhatikan hasil dari pengujian jenis
campuran beraspal harus memenuhi syarat berdasarkan spesifikasi yang
ada, seperti :
1. Terpenuhinya syarat pengujian penetrasi pada suhu 25°C (0,1 mm)
2. Terpenuhinya syarat pengujian Viskositas Dinamis 60°C (Pa.s)
3. Terpenuhinya syarat pengujian Viskositas kinematis 135 °C (cSt)
4. Terpenuhinya syarat pengujian Titik Lembek (°C)
5. Terpenuhinya syarat pengujian Daktalitas pada suhu 25°C (cm)
6. Terpenuhinya syarat pengujian Titik Nyala (°C)
7. Terpenuhinya syarat pengujian Kelarutan dalam Thryclorocthylene (%)
8. Terpenuhinya syarat pengujian stabilitas penyimpanan perbedaan titik
lembek (°C)
Tabel 2.20. Tabel Propertis Gradasi ketentuan Aspal Keras
Tipe II
Tipe I A B
N Metode Aspal
Jenis Pengujian Asbuton Elasto
o Pengujian PEN 60-
70 yang mer
diproses Sintesis
Penetrasi pada 25 °C SNI 06 -2456 -
1 60-70 Min.50 Min.40
(0,1 mm) 1991
Viskositas Dinamis SNI 06-6441- 320-
2 160 - 240 240-360
60 °C (Pa.s) 2000 480
Viskositas Kinematis SNI 06-6441- 385-
3 ≥ 300 ≤ 3000
135 °C (CST) 2000 2000

II37
4 Titik Lembek (°C ) SNI 2434:2011 ≥ 48 ≥ 53 ≥ 54
Daktalitas pada 25 °C
5 SNI 2433:2011 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100
(25 cm)

6 Titik Nyala (°C ) SNI 2432:2012 ≥ 232 ≥ 232 ≥ 232


Kelarutan dalam
7 SNI 2433:2011 ≥ 99 ≥ 90 ≥ 99
Thrycloethylene (%)
AASHTO T44-
8 Berat Jenis ≥ 1,0 ≥ 1,0 ≥ 1,0
03
Stabilitas
Penyimpanan
9 SNI 2441:2011 ≤ 2,2 ≤ 2,2
Perbedaan Titik
Lembek (°C )
Partikel yang lebih
ASTM D 5976
1 halus dari 150 micron Min. 95
0 Part 6:1
(μm) (%)
Pengujian Residu Hasil TFOT (SNI 06-2440-1991) atau RTFOT (SNI 03-
6835-2002)
Berat Yang Hilang SNI 06-2411-
1 ≤ 0,8 ≤ 0,8 ≤ 0,8
(%) 1991
Viskositas Dinamis SNI 03-6441-
2 ≤ 800 ≤ 1200 ≤ 1600
60 °C (Pa.s) 2000
Penetrasi pada 25 °C SNI 06-2456-
3 ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54
(%) 1991
Daktalitas pada 25 °C
4 SNI 2432:2012 ≥ 100 ≥ 50 ≥ 25
(25 cm)
Keelastisan setelah AASHTO T301
5 ≥ 60
pengembalian – 98
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal

F. Agregat Untuk Campuran Beraspal


Agregat yang digunakan dalam proyek ini merupakan hasil pemecahan
dengan mesin stone crusher di Desa Saribulan

II38
1. Agregat Kasar
Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan
ayakan No.4 (4,75 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih,
keras dan awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan.
Tabel 2.21. Ketentuan Agregat Kasar

Pengujian Standar Nilai

SNI 3407 : 2008 Maks 12 %


Kekekalan bentuk Natrium Sulfat
agregat terhadap Magnesium
Maks 18 %
larutan Sulfat
Campuran 100 putaran Maks 6 %
Ac
Abrasi Modifikasi 500 putaran Maks 30 %
dengan Semua 100 putaran SNI 2417 : 2008 Maks 8 %
mesin jenis
Los campuran
Angeles aspal Maks 40 %
bergradasi
lainnya 500 putaran
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439 : 2011 Min 95 %
Butir Pecah pada Agregat Kasar SNI 7619 : 2012 95/90 *)
ASTM D4791
Maks 10 %
Partikel Pipih dan Lonjong Perbandingan 1:5
Material lolos Ayakan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks 2 %
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal
 Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam
ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan
seperti ditunjukan pada tabel 2.20

Tabel 2.22. Ukuran Nominal Agregat Kasar Pada Coldbin

Ukuran Nominal agregat kasar penampung


Jenis Campuran dingin (Coldbin) minimum yang diperlukan
(mm)
5-10 10-14 14-22 22-30

II39
Lataston Lapis Aus
Ya Ya
Lataston Lapis Pondasi
Ya Ya

Laston Lapis Aus Ya Ya

Laston Lapis Antara Ya Ya Ya


Laston Lapis Pondasi
Ya Ya Ya Ya
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal
 Agregat kasar harus memenuhi angularitas seperti yang diisyaratkan
oleh dalam tabel 2.5. Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai
persen terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan
muka bidang pecah satu atau lebih berdarkan uji menurut SNI 7619 :
2012
 Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang
bersih
 Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke
instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok pendingin
(coldbin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat
dapat dikendalikan dengan baik.
 Batas-batas yang ditentukan oleh Tabel 2.5. untuk partikel kepipihan
dan kelonjingan dapat dinaikan oleh Direksi Pekerjaan bilamana
agregat tersebut memenuhi semua ketentuan lainnya dan semua upaya
yang dapat dipertanggungjawabkan telah dilakukan utnuk
memperoleh bentuk partikel agregat yang baik.

2. Agregat Halus
 Agregat Halus dari sumber manapun, harus terdiri dari pasir atau
hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos
ayakan No.4 (4,75 mm).
 Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan
terpisah dari agregat kasar

II40
 Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus
dipasok ke intalasi pencampur aspal dengan menggunakan
pemasok penampung dingin (coldbin feeds) yang terpisah
sehingga gradasi gabungan dan persentase pasir didalam
campuran dapat dikendalikan dengan baik.
 Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu
batas tidak melampaui 15 % terhadap berat total campuran
 Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas
dari lemping atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu
pecah halus harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan
mutu. Untuk memperoleh agregat yang memenuhi ketentuan
tersebut :
a. Bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara
mekanis sebelum dimasukan kedalam mesin pemecah batu
b. Digunakan Scalping screen dengan proses sebagai berikut :
1. Fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah
batu tahap pertama (Primary Crusher) tidak boleh
langsung digunakan
2. Agregat yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap
pertama (Primary Crusher) harus dipisahkan dengan
Vibro scalping screen yang dipasang diantara primary
crusher dan secondary crusher.
3. Material tertahan vibro scalping screen akan dipecah oleh
secondary crusher, hasil pengayakan dapat digunakan
sebagai agregat halus.
4. Material lolos vibro scalping screen hanya boleh
digunakan sebagai komponen material Lapis Pondasi
Agregat.
 Agregat halus yang digunakan nantinya harus memenuhi syarat
dan ketentuan yang berlaku untuk dapat digunakan sebagaimana
ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 2.23 Ketentuan Agregat Halus

II41
Pengujian Standar Nilai

Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min. 60 %

Angularitas dengan Uji Kadar Rongga SNI 03-6877-2002 Min 45


Gumpalan Lempung dan Butir –butir SNI 03-4141-1996 Maks 1 %
Mudah pecah dalam Agregat
Agregat Lolos Ayakan No.200 SNI ASTM C117 : Maks 10 %
2012
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspa:

3. Bahan Pengisi (filler)


 Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) terdiri atas debu
batu kapur (limestone dust, Calcium Carbonated, CaCO3), atau
debu kapur padam yang sesuai dengan AASHTO M303-89
(2006), semen atau mineral yang berasal dari asbuton yang
sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaan dengan Asphalt
Modifikasi dari jenis Asbuton yang diproses maka bahan pengisi
yang ditambahkan (filler added) sudah memperhitungkan kadar
filler yang terkandung dalam asbuton tersebut.
 Bahan Pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari
gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI ASTM
C136:2012, harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200
(75 mikron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya kecuali
mineral asbuton. Mineral Asbuton harus mengandung bahan
yang lolos ayakan No.100 (150 micron) tidak kurang dari 95 %
terhadap beratnya.
 Bilamana kapur tidak terhidrasi sebagian, tidak digunakan sebagai
bahan pengisi. Kapur yang seluruhnya terhidrasi yang dihasilkan
dari pabrik yang disetujui dan semen yang memenuhi persyaratan
yang diesebutkan, dapat digunakan 2% terhadap berat total
agregat.

G. Campuran beraspal

II42
Pada Proyek ini jenis dari campuran dan ketebalan lapisan harus
seperti yang telah ditentukan pada gambar rencana, semua campuran
dirancang menggunakan prosedur khusus yang diberikan dalam spesifikasi
terkait, untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan
kadar aspal yang cocok, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan
sesuai dengan lalu lintas rencana. Terdapat tiga jenis Laston (AC) yang
digunakan, yaitu Laston Lapis Pondasi (AC-Base), Laston Lapis antara (AC-
BC), Laston Lapis aus (AC-WC). Ukuran maksimum agregat masing-
masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm dan 37,5 mm.
Adapun spesifikasi untuk tiga jenis Laston (AC) yang digunakan telah
tercantum dalam Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3, Divisi 6 mengenai
Perkerasan Aspal Seksi 6.3. Campuran Beraspal Panas yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.24. Ketentuan sifat-sifat Campuran Laston (AC)

Laston
Sifat-sifat Campuran Lapis
Lapis Antara Pondasi
Aus
Jumlah tumbukan per bidang 75 112
Rasio partikel lolos ayakan 0,075 Min 1,0
mm dengan kadar aspal kadar
efektif Maks 1,4
Min 3,0
Rongga dalam campuran (%)
Maks 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 15 14 13

II43
Rongga Terisi Aspal (%) Min 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 800 1800
Min 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah


Min 90
perendaman selama 24 jam, 60 C

Rongga dalam campuran (%) pada


Min 2
Kepadatan membal (Refusal)

Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal


Tabel 2.25. Tebal Nominal Rancangan Campuran Aspal
Jenis Campuran Simbol Tebal Nominal
Minimum (cm)

Latasir Kelas A SS-A 1,5

Latasir Kelas B SS-B 2,0

Lapis Aus HRS –WC 3,0


Lataston
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5

Lapis Aus AC-WC 4,0


Laston
Lapis Antara AC-BC 6,0
Lapis Pondasi AC-Base 7,5
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal
Tabel 2.26. Toleransi Komposisi Campuran
Toleransi Komposisi
Agregat Gabungan Lolos Ayakan
Campuran
Sama atau lebih besar dari 2,36 mm ± 5 % berat total agregat
2,36 mm sampai no. 50 ± 3 % berat total agregat
No. 100 dan tertahan no. 200 ± 2 % berat total agregat
No. 200 ± 1 % berat total agregat

Kadar Aspal Toleransi

II44
Kadar aspal ± 0,3 % berat total agregat
Temperatur Campuran Toleransi

Bahan meninggalkan AMP dan dikirim ke tempat


± 100 C
penghamparan
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal
1. Gradasi agregat Gabungan
Gradasi agregat gabungan untuk campuran aspal, ditunjukan
dalam persen terhadap berat agregat dan bahan pengisi, harus
memenuhi batas-batas yang diberikan sesuai dengan tabel 2.19.
Rancangan campuran untuk gradasi agregat gabunganharus
mempunyai jarak terhadap batas-batas yang diberikan pada Tabel 2.19.

Tabel 2.27. Gradasi untuk Campuran Aspal


Ukuran % Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran
Ayakan Laston (AC)
(mm) WC BC Base
37,5 100
25 100 90-100
19 100 90-100 76-90
12,5 90-100 75-90 60-78
9,5 77-90 66-82 52-71
4,75 53-69 46-64 35-54
2,36 33-53 30-49 23-41
1,18 21-40 18-38 13-30
0,60 14-30 12-28 10-22
0,30 9-22 7-20 6-15
0,15 6-15 5-13 4-10
0,075 4-9 4-8 3-7

II45
Sumber : Spesifikasi Umum RSNI 2010 Revisi 3, Divisi 6 Perkerasan Aspal

2.5.3 Peralatan

A. Dump truk
Fungsi Dump Truck dalam pekerjaan kontruksi adalah sebagai
alat pengangkut material dari tempat pengambilan matrial baik ke
lokasi proyek. Dump truck yang digunakan yaitu berkapasitas 10 -
20 ton.

Kepemilikan dump truk ada milik perusahaan dan milik


masyarakat yang mendaftar untuk mengangkut material

II46
Gambar 2.12 Dump Truck
Wheel Loader
Wheel Loader pada pekerjaan ini memiki fungsi antara lain:
untuk mengisi coldbin pada AMP, untuk memuat material ke atas
dump truk dan membersihkan sisa galian drainase

Gambar 2.13 Wheel Loader

Vibrator Roller
Vibrator Roller merupakan alat yang digunakan meratakan
dan pemadatan pada lapisan agergat kelas A, B dan S. Dengan
kapasitas 16 ton.

Gambar 2.14 Vibrator Roller

II47
B. PTR (Pneumetric Tyre Roller) dan Tandem Roller
Alat jenis ini berfungsi sebagai alat pemadat. Jika suatu
lahan di lakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu
di lakukan pemadatan,pemadatan juga di lakukan untuk
pembuatan jalan,baik untuk jalan tanah maupun jalan dengan
perkerasan lentur maupun perkerasan jalan kaku.

Gambar 2.15 Pneumatic Tire Roller

II48
Gambar 2.16 Tandem Roller

Motor Grader
Fungsi motorgrader ini adalah untuk membentuk badan jalan
pada pengerjaan lapis pondasi agregat. Motorgrader dilengkapi
dengan pisau yang fleksibel, yang bisa bergerak 3600. Pisau ini bisa
disetel sehingga memudahkan operator dalam menentukan
kemiringan dan elevasi badan jalan yang dibentuk

Gambar 2.17 Motor Grader

II49
Excavator
Excavator mempunyai fungsi yang cukup banyak. Hal ini
disebabkan excavator mempunyai lengan bucket yang panjang
sehingga bisa menjangkau segala medan. Kapasitas bucket adalah 1
m3. Fungsinya antara lain :
- Untuk mengambil dan mengisi material ke dalam dump truck.
- Dalam kegiatan pembersihan lokasi proyek (land clearing),
seperti menumbangkan pepohonan dan memotong tebing.

Gambar 2.18 Excavator


C. Mesin Aspalt Mixing Plan
Jenis Aspalt Mixing Plan yang digunakan adalah linhoft
technology CSD1500 atau LINTECH CSD1500

II50
Gambar 2.19 Aspalt Mixing Plan ( AMP )

D. Mesin Stone Crusher


Stone crusher adalah alat yang berguna untuk memecah
batu untuk mendapatkan aggregat yang sesuai dengan ukuran
yang dibutuhkan.

Gambar 2.20 Stone Crusher

E. Generator Set
Generator Set ini digunakan sebagai sumber listrik
untuk beberapa pekerjaan antara lain : untuk menjalankan
mesin Stone crusher, untuk penerangan, untuk menjalankan
mesin AMP ,untuk pekerjaan workshop dan penerangan serta
untuk keperluan lainnya.

II51
Gambar 2.21 Generator

F. Aspal Sprayer
Asphalt sprayer atau alat penyemprot aspal adalah
peralatan yang digunakan untuk menyemprot aspal panas
(prime coat/take coat) secara merata keatas permukaan jalan.
Kapasitas muatannya 1000 L

Gambar 2.22 Aspalt Spayer


G. Compressor
Alat ini sejenis alat peniup dengan tekanan udara yang
tinggi, yang berfungsi untuk membersihkan permukaan base
dari debu dan kotoran material lepas. Hal ini penting sebelum
melakukan lapisan pengikat atau lapisan resap pengikat.
Compressor ini digerakkan oleh mesin yang prinsip kerjanya
adalah udara dari atmosfir di hirup lalu dimampatkan oleh
mesin sehingga udara yang bertekanan di salurkan ke alat-alat
pelengkap

II52
Karena udara didapatkan oleh compressor maka perlu
diperhatikan sebagai berikut :
- Karena udara dimampatkan maka berkurang kemampuannya
jika mengandung air.
- Untuk memampatkan udara yang panas memerlukan tenaga
yang lebih besar dibandingkan dengan udara yang dingin.
- Usahakan tidak boleh adanya penimbunan sebab udara akan
mengembang dalam pneumatic.

Gambar 2.23. Compressor

H. Asphalt Finisher
Asphalt Finisher digunakan untuk menghamparkan hot mix
di lapangan, alat ini bisa mengatur ketebalan penghamparan
sesuai dengan yang di inginkan.

II53
Gambar 2.24. Asphalt finisher

I. Mobil pick up
Mobil pick up berfungsi untuk membawa pekerja dan
peralatan ringan ke lapangan. Mobil jenis ini ada 3 unit milik
perusahaan.

Gambar 2.25. Mobil Pick Up

J. Timbangan Hidrolik
Timbangan hidrolik yang dimiliki oleh perusahaan
memiliki kapasitas 50 ton. Dengan demikian setiap kendaraan
yang akan ditimbang harus memiliki berat kendaraan dan
beban maksimal adalah 50 ton. Timbangan ini adalah
timbangan digital dengan system komputerisasi. Setiap
kendaraan yang ditimbang akan direcord secara langsung dan
ada print out untuk setiap kendaraan yang keluar masuk.

II54
Gambar 2.26. Timbangan Hidrolik
K. Concrete Mixer
Concrete mixer digunakan untuk mengaduk mortar pada
pekerjaan drainase.

Gambar 2.27. Molen

L. Mobil Tangki Air


Tangki air berguna untuk membawa air kelapangan untuk
kerperluan dalam pekerjaan seperti untuk pemadatan Base A,Base
B,dan untuk pembuatan mortar

II55
Gambar 2.28. Mobil Tangki

M. Waterpass
Waterpass atau alat sipat datar berguna untuk melakukan
pengukuran elevasi dan sekaligus mengecek hasil pekerjaan, dan
waterpass juga digunakan untuk menentukan beda tinggi yang
nanti akan menentukan berapa volume galian dan timbunan yang
dapat dihitung.

Gambar 2.29. Waterpass


N. Pompa Air
Pompa air merupakan peralatan yang digunakan untuk
memompa air dalam suatu proyek konstruksi. Ini dilakukan
supaya air yang ada di lokasi proyek tidak tergenang yang bisa
mengganggu berjalannya proyek tersebut.

II56
Gambar 2.30. Pompa Air

O. Stamper
Stamper berguna untuk memadatkan tanah untuk kebutuhan
kontruksi.

Gambar 2.31. Stamper

P. Jack Hummer
Jack Hummer berguna untuk menghancurkan aspal untuk
melakukan pekerjaan paching.

II57
Gambar 2.32. Jack Hummer

Q. Alat-alat Sederhana

Peralatan sederhana yang dipakai pada proyek ini antara lain:


 Cangkul.
 Sekop.
 Palu.
 Linggis
 Gergaji
 Gerobak
 Keranjang
 Sendok semen
 Geget
 Ruskam
 Pahat
 Saringan

II58
BAB III
RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK

3.1. Umum
3.1.1. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)
Rencana anggaran pelaksanaan proyek adalah perkiraan atau perhitungan
rencana anggaran secara terperinci sehingga akan memperlihatkan jumlah biaya
yang diperlukan untuk pembelian bahan, upah pekerja dan biaya operasi atau
sewa alat untuk menyelesaikan pekerjaan.
Anggaran biaya merupakan bagian yang penting dari suatu proyek karena
perencanaan anggaran biaya dibuat sebelum dilaksanakannya suatu proyek, maka
jumlah biaya yang diperoleh adalah taksiran biaya. Perhitungan anggaran biaya ini
dilakukan berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
Tujuan dari pembuatan rencana anggaran pelaksanaan adalah sebagai
acuan untuk memberikan gambaran biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan
atau penyelesaian suatu proyek. Rencana anggaran biaya dapat dipakai sebagai
alat pengendali pengeluaran biaya proyek.

Tujuan dibuatnya Dokumen RAB sebagai berikut :


 Sebagai sarana acuan/pedoman dalam pengelolaan proyek bagi manajer proyek
dan staf proyek yang terkait
 Sebagai tolak ukur atau sarana penilaian atas kesuksesan para personal yang
bertanggung jawab terhadap proyek tersebut, khusus-nya manager proyek
dalam pengelolaan proyek tersebut
 Sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi pengelolaan operasional proyek
tersebut

Anggaran pelaksanaan merupakan bagian yang penting dari suatu proyek


tersebut, karena perencanaan anggaran pelaksanaan dihitung sebelum di-
laksanakannya suatu proyek, maka jumlah biaya pelaksanaan yang diperoleh
merupakan biaya keseluruhan dari pekerjaan yang dilaksanakan.

Perhitungan anggaran biaya pelaksanaan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :


a. Rencana anggaran biaya taksiran (kasar)

III - 1
Rencana anggaran biaya taksiran adalah penaksiran biaya yang dilakukan
dengan menghitung biaya suatu proyek yang dilakukan oleh orang yang telah
berpengalaman (estimator) dalam merencanakan anggaran biaya proyek.
b. Rencana anggaran biaya terperinci (teliti)
Rencana anggaran biaya terperinci adalah menghitung besarnya biaya
yang dilakukan berdasarkan harga bahan, upah tenaga kerja, volume pekerjaan
serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
proyek. Dimulai dari hitungan volume, analisa alat yang digunakan, harga
satuan pekerjaan serta dilanjutkan dengan menghitung anggaran biaya
keseluruhan item pekerjaan dari proyek tersebut.

Konsultan Perencana Gambar Proyek / Spesifikasi


Bestek Teknis

Cost Estimator WBS OBS

Intergrasi WBS &


OBS

Data-data Workpackage AIC


1. Harga Satuan Material (WP) (Activity Identification Code)
2. Harga Satuan Upah
3. Harga Satuan Peralatan

Analisa Harga Satuan Item Perhitungan Volume


Pekerjaan (WP) Pekerjaan

Perhitungan Anggaran
Biaya

RAB

Gambar 3.1. Bagan Penyusunan Rencana Anggaran Pelaksanaan

Besarnya anggaran biaya suatu proyek didapat berdasarkan hal-hal berikut :


1. Volume pekerjaan

III - 2
Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar-gambar rencana proyek dan
spesifikasi.
2. Harga bahan (material)
Merupakan harga bahan atau material yang digunakan untuk pelaksanaan
suatu proyek sesuai dengan harga bahan pada lokasi proyek.
3. Tenaga kerja dan upah
Jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja yang digunakan harus
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan dan standar upah tenaga
kerja setempat.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek,
di mana pelaksanaan proyek ini menggunakan alat berat.
5. Kondisi lapangan
Kondisi atau situasi tempat dilaksanakannya suatu proyek sangat
menentukan dalam penyusunan dan perhitungan rencana anggaran
pelaksanaan, karena kita dapat mengetahui dan memperkirakan mudah atau
sulitnya mendapatkan material dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

3.1.2. Komponen Biaya Estimasi


1. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung (direct cost) adalah semua yang menjadi komponen


permanen hasil akhir dari suatu proyek. Biaya langsung dapat juga disebut
dengan biaya yang melekat pada pekerjaan konstruksi yang terdiri dari biaya
material, peralatan dan tenaga kerja. Berikut penjelasan mengenai hal- hal
tersebut :

a. Biaya Bahan (Materials)


Komponen biaya yang harus diperhitungkan dalam menghitung
besarnya biaya dari suatu material adalah biaya pengadaan material, biaya
transportasi, penyimpanan, upah bongkar, pengujian terhadap material dan
pajak.

b. Biaya Peralatan (Machines)

III - 3
Komponen biaya yang harus diperhitungkan dalam menghitung
besarnya biaya dari suatu peralatan adalah biaya pengadaan peralatan.
Untuk alat berat dapat dilakukan dengan sistem sewa atau milik sendiri.
Untuk peralatan yang disewa kontraktor harus menghitung biaya sewa,
sedangkan untuk biaya milik sendiri kontraktor harus memperhitungkan
biaya investasi dan biaya pemeliharaan. Selain itu juga diperhitungkan biaya
mobilisasi, demobilisasi serta biaya operasional seperti bahan bakar dan
suku cadang peralatan.

c. Biaya Tenaga Kerja


Komponen biaya yang harus diperhitungkan dalam menghitung
besarnya biaya tenaga kerja adalah biaya untuk keperluan gaji, upah lembur,
tunjangan, asuransi, biaya akomodasi, dan biaya transportasi.

3.2. Perhitungan Volume Pekerjaan


Untuk menghasilkan pembangunan jalan yang akan memenuhi persya-
ratan/ketentuan yang berlaku maka dalam perencanaan teknik jalan raya dila-
kukan perhitungan volume pekerjaan. Perhitungan volume pekerjaan mencakup
kegiatan volume pekerjaan yang dihitung berdasarkan item-item pekerjaan yang
ada di lapangan untuk memperoleh data-data akurat yang diperlukan.
Dengan didapatnya data-data yang akurat pelaksanaan pembangunan jalan
tersebut akan lebih mudah dilaksanakan karena memperoleh suatu kemudahan
dalam pelaksanaannya, diantaranya dengan didapatnya rencana anggaran biaya
dan durasi pelaksanaan masing-masing item pekerjaan.
Batasan pekerjaan yang akan dihitung volumenya diantaranya pada halaman
berikut:

1. Divisi I - Umum
 Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Divisi II - Drainase
 Pekerjaan Galian untuk Selokan dan Saluran Air

III - 4
 Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar
 Gorong-gorong pipa beton bertulang, diameter dalam 75 – 80 cm
3. Divisi III - Pekerjaan Tanah
 Galian Biasa
 Timbunan Biasa
 Timbunan Pilihan (Bahu Jalan)
 Penyiapan Badan Jalan
4. Divisi IV - Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
 Lapis Pondasi Agregat Kelas S
5. Divisi V - Perkerasan Berbutir
 Lapisan Pondasi Agregat Kelas A
 Lapisan Pondasi Agregat Kelas B
6. Divisi VI – Perkerasan Beraspal
 Lapis Resap Pengikat
 Lapis Pengikat
 AC – Base
 AC – BC
 AC - WC
7. Divisi VII – Pekerjaan Struktur
 Pasangan Batu Dinding Penahan
8. Divisi VIII – Pengembalian Kondisi
 Marka Jalan Thermoplastic
 Cat Eyes

III - 5
3.2.1. Umum
Pekerjaan umum pada proyek ini adalah:
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi ini meliputi pekerjaan persiapan
untuk memulai dan mengakhiri pekerjaan konstruksi sesuai lingkup pekerjaan
yang tertuang didalam dokumen kontrak.
Adapun Lingkup kegiatan mobilisasi tergantung pada jenis dan volume
pekerjaan yang dilaksanakan dan secara umum harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

a. Mampu memobilisasi sumber daya manusia (personil), material dan


peralatan sesuai dengan kebutuhan yang diatur dalam dokumen kontrak.

b. Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor lapangan, tempat


tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.

c. Pengangkutan alat dan bahan hanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan di


lapangan.
Dalam pekerjaan mobilisasi ini berupa pembuatan base camp, gudang,
pembuatan papan proyek, pengukuran ulang pada daerah proyek, penyediaan
fasilitas laboratorium serta pengadaan alat dan material yang dibutuhkan selama
kegiatan proyek berlangsung.
Demobilisasi merupakan pembongkaran tempat kerja pada saat akhir
kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan pengembalian
kondisi tempat kerja menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan proyek
dimulai. Cara pembayaran untuk pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi ini
adalah dengan menggunakan metode lumpsum. Jadi perkiraan kuantitas untuk
pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi ini adalah 1.000 lumpsum.

Adapun jenis-jenis alat yang akan dipakai dalam pekerjaan mobilisasi dan
demobilisasi antara lain:
1. Asphalt Mixing Plant (AMP) 13. Stone Crusher
2. Asphalt finisher 14. Water Tanker
3. Asphalt sprayer 15. Alat bantu

III - 6
4. Air Compressor
5. Dump truck
6. Excavator
7. Generator Set
8. Motor grader
9. Wheel Loader
10. Tandem Roller
11. Pneumatic Tyre Roller
12. Vibratory roller

3.2.2. Drainase
1. Pekerjaan Galian Untuk Selokan dan Saluran Air
Pekerjaan Drainase Saluran Samping ini dilakukan disepanjang jalan yang
dianggap membutuhkan drainase saluran samping. Tujuan pekerjaan ini adalah
untuk mendapatkan fungsi drainase sebagai penampung air dan pengalir air,
sehingga membebaskan pengaruh buruk air terhadap kontruksi jalan yang dapat
membuat kontruksi jalan menjadi rapuh. Luas penampang pekerjaan ini dihitung
dengan metoda koordinat manual dan dicocokkan dengan metoda koordinat pada
program Autocad. Contoh perhitungan luas galian untuk pekerjaan selokan dan
saluran air pada STA 16 + 725 sampai STA 17 +300 Peningkatan dan
Pembangunan jalan desa Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko
adalah sebagai berikut:

III - 7
Gambar 3.2. Pekerjaan Galian Saluran Samping pada STA 16+725

Tabel 3.1. Contoh perhitungan Galian Saluran Segmen kiri

Sketsa Perhitungan

Sta 16+725 ∑X.Y= (-7.2x65.47) + (-6.00x64.80) +

2.(-6.00:65.47 ) (-6.00x64.80)+(-6.93x65.41)
1.(-7.2 ;65.41 )

= -1702.275

∑Y.X = (65.41x-6.00) + (65.47x-6.00) +

(64.80x-6.93) + (64.80x-7.2)
4.(-6.93;64.80 ) 3.(-6.00;64.80 )
= -1700.9
Luas =  X .Y   Y . X
Koordinat 2
Titik
X Y
-7.2 Luas =  1702 .275(1700 ,9)
1 65.41 2
2 -6.00 65.47 2
Luas = 0.688 m
3 -6.00 64.80
4 -6.93 64.80
1 -6.00 65.41

III - 8
Lanjutan Tabel 3.1

STA 16+750 ∑X.Y = (-7.23x66.49) + (-6.00x65.53) +

2.(-6.00;66.49 ) (-6.00x65.53) + (-6.93x66.20)


1.(-7.23;66.20 ) = -1725.85

∑Y.X = (66.20x-6.00) + (66.49x-6.00) +

(65.53x-6.93) + (65.53x-7.23)

= -1724.04
4.(-6.93;65,53 ) 3.(-6.00;65.53 )

Koordinat Luas =  X .Y   Y . X
Titik
X Y 2

1 -7.23 66.20
Luas =  1725 .85  (1724 .04)
2 -6.00 66.49 2
3 -6.00 65.53
4 -6.93 65.53 Luas = 0.905 m2
1 -7.23 66.20

Luas Rata- Rata = Luas Kiri1  Luas Kiri2


2

= 0.688m  0.905m
2 2

2
= 0.797 m2

Volume Galian Drainase Segmen Kiri

= Luas Rata-Rata x Jarak = 0.797 m2 x 25 m


= 19.9125 m3

III - 9
Tabel 3.2. Contoh perhitungan Galian Saluran Segmen Kanan

Sketsa Perhitungan

Sta 16+725 ∑X.Y = (6.00x66.22) + (7.37x65.24) +

2.( 7.37;66.22 ) (6.93x65.24) +(6.00x66.11)


1.( 6.00;66.11 )

= 1726.912

∑Y.X = (66.11x7.37)+(66.22x6.93)+

(65.24x6.00)+(65.24x6.00)

4.( 6;65.24 ) 3.( 6.93;65.24 ) = 1729.02

Luas =  Y . X   X .Y
2
Koordinat
Titik
= 1729 .02  1726 .912
X Y
Luas
1 6.00 66.11 2
2 7.37 66.22 2
Luas = 1.054 m
3 6.93 65.24
4 6.00 65.24
1 6.00 66.11
Sta 16+750

1.( 6.00;67.09 ) 2.( 7.36;67.09 ) ∑X.Y = (6.00x67.09)+(7.36x66.14)+


(6.93x66.14)+(6.00x67.09)
= 1750.22

∑Y.X = (67.09x7.36)+(67.09x6.93)+

(66.14x6.00)+(66.14x6.00) +

4.( 6.00;66.14 ) 3.( 6.93;66.14 ) = 1752.40

III - 10
Lanjutan tabel 3.2.

Sketsa Perhitungan

Luas =  Y . X   X .Y
Koordinat 2
Titik
X Y
1 6.00 67.09 Luas = 1752 .40  1750 .22
2 7.36 67.09 2
3 6.93 66.14 Luas = 1.09 m2
4 6.00 66.14
1 6.00 67.09

Luas Rata- Rata =


Luas Kanan1  Luas Kanan2
2

= 1.054 m  1.09m
2 2

2
= 1.072 m2

Volume Galian Drainase Segmen Kanan


= Luas Rata- Rata x Jarak

= 1.072 m2 x 25 m

= 26.8 m3

III - 11
Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Pekerjaan Galian Drainase
Luas (m2) Jarak Volume (m3)
No. Stationing
Kiri Rata2 Kanan Rata2 (m) Kiri Kanan
1 16 + 725 0,688 1,054
0,797 1,072 25 19,913 26,800
2 16 + 750 0,905 1,090
0,932 1,234 25 23,290 30,850
3 16 + 775 0,958 1,378
0,925 1,135 25 23,119 28,379
4 16 + 800 0,891 0,892
0,890 0,892 25 22,255 22,301
5 16 + 825 0,889 0,892
0,889 0,893 25 22,219 22,314
6 16 + 850 0,888 0,893
0,888 0,893 25 22,210 22,333
7 16 + 875 0,888 0,893
0,888 0,893 25 22,210 22,333
8 16 + 900 0,888 0,893
0,888 0,893 25 22,210 22,333
9 16 + 925 0,888 0,893
0,890 0,893 25 22,244 22,324
10 17 + 75 0,891 0,893
0,891 0,893 25 22,278 22,315
11 17 + 100 0,891 0,893
0,891 0,893 25 22,278 22,315
12 17 + 125 0,891 0,893
0,891 0,893 25 22,278 22,315
13 17 + 150 0,891 0,893
0,891 0,893 25 22,278 22,315
14 17 + 175 0,891 0,893
0,942 1,261 25 23,561 31,518
15 17 + 200 0,994 1,629
0,776 1,122 25 19,396 28,048
16 17 + 225 0,558 0,615
0,517 0,526 25 12,930 13,161
17 17 + 250 0,477 0,438
0,498 0,229 25 12,445 5,728
18 17 + 275 0,519 0,020
0,320 0,242 25 8,005 6,050
19 17 + 300 0,121 0,464
Jumlah 365,116 393,729
Total Galian Drainase 758,845

III - 12
2. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
Volume pekerjaan pasangan batu kali dengan mortar pada drainase (saluran
samping) dapat dihitung dengan cara menggunakan titik koordinat dikarenakan
ukuran drainase di setiap titik tidak sama.Tebal pasangan batu drainase untuk
proyek ini adalah 20 cm.

Tabel 3.4. Contoh perhitungan pasangan batu sebelah kiri

Sketsa Perhitungan

Sta 16+725 ∑X.Y=(-7.29x65.61)+(-7.07x65.00)+


1 2 5 6 (-6.80x65.00)+(-6.40x65.60)+

(-6.20x65.60)+(-6.00x64.80)+

(-6.00x64.80)+(-6.93x65.60)
3 4
= -3438.615

8 7 ∑Y.X =(65.60x-7.07)+(65.61x-6.80)+

(65.00x-6.40)+(65.00x-6.20)+
Koordinat
Titik (65.60x-6.00)+(65.60x-6.00)+
X Y
1 -7.29 65.60 (64.80x-6.93)+(64.80x-7.29)
2 -7.07 65.61
3 -6.80 65.00 = -3437.596
4 -6.40 65.00
5 -6.20 65.60
Luas =  X .Y   Y . X
2
6 -6.00 65.60
7 -6.00 64.80 Luas =  3438 .615(3437 .596)
8 -6.93 64.80 2
1 -7.29 65.60 Luas = -0.509

Bersambung

III - 13
Lanjutan tabel 3.4.

Sketsa Perhitungan

Sta 16+750 ∑X.Y=(-7.28x66.33)+(-7.07x65.00)+

1 2 5 6 (-6.80x65.00)+(-6.40x65.60)+

(-6.20x65.60)+(-6.00x64.80)+

(-6.00x64.80)+(-6.93x65.60)
3 4
= 3438.567

∑Y.X =(66.33x-7.07)+(66.33x-6.80)+
8 7

(65.00x-6.40)+(65.00x-6.20)+

Koordinat (65.60x-6.00)+(65.60x-6.00)+
Titik
X Y
1 -7.28 66.33 (64.80x-6.93)+(64.80x-7.28)
2 -7.07 66.33
3 -6.80 65.00
= -3436.876
4 -6.40 65.00 Luas =  X .Y   Y . X
5 -6.20 65.60 2

=  3438 .567 (3436 .876)


6 -6.00 65.60
Luas
7 -6.00 64.80 2
8 -6.93 64.80
1 -7.28 66.33
Luas = 0.5087

Luas Rata- Rata =


Luas Kiri1  Luas Kiri 2
2

= 0.509 m  0.5087 m
2 2

2
= 0.50885 m2

Volume Galian Drainase Segmen Kanan


= Luas Rata- Rata x Jarak

= 0.50885 m2 x 25 m

= 12.721 m3

III - 14
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
Luas (m2) Jarak Volume (m3)
No. Stationing
Kiri Rata2 Kanan Rata2 (m) Kiri Kanan
1 16 + 725 0,509 0,548
0,509 0,546 25 12,721 13,641
2 16 + 750 0,509 0,544
0,509 0,560 25 12,713 13,990
3 16 + 775 0,508 0,576
0,589 0,674 25 14,715 16,841
4 16 + 800 0,669 0,772
0,720 0,772 25 17,991 19,293
5 16 + 825 0,770 0,772
0,770 0,771 25 19,255 19,271
6 16 + 850 0,770 0,770
0,770 0,770 25 19,250 19,250
7 16 + 875 0,770 0,770
0,771 0,770 25 19,265 19,250
8 16 + 900 0,771 0,770
0,771 0,710 25 19,280 17,748
9 16 + 925 0,771 0,650
0,755 0,711 25 18,865 17,763
10 17 + 75 0,738 0,771
0,754 0,771 25 18,855 19,265
11 17 + 100 0,770 0,770
0,770 0,770 25 19,260 19,250
12 17 + 125 0,770 0,770
0,770 0,770 25 19,260 19,250
13 17 + 150 0,770 0,770
0,770 0,770 25 19,260 19,250
14 17 + 175 0,770 0,770
0,646 0,712 25 16,155 17,805
15 17 + 200 0,522 0,654
0,515 0,582 25 12,879 14,539
16 17 + 225 0,508 0,509
0,509 0,509 25 12,723 12,718
17 17 + 250 0,510 0,509
0,509 0,509 25 12,728 12,728
18 17 + 275 0,509 0,510
0,509 0,509 25 12,718 12,723
19 17 + 300 0,509 0,508
Jumlah 297,891 304,573
Total Volume Pasangan Batu Mortar 602,464

III - 15
3. P ekerjaan Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang,Diameter Dalam
75 – 80 cm

1. Pekerjaan galian gorong-gorong


Gorong-gorong yang digunakan untuk pekerjaan jalan ini adalah
gorong-gorong berdiameter 105 cm yang terdapat pada Sta 16+128, Sta
16+550, Sta 17+022,melintang jalan. Dengan ukuran gorong-gorong ini,
maka dilakukan pekerjaan galian tanah dengan ukuran 1 m x 1,15 m dan
panjang gorong-gorong adalah 11 m (lebar jalan + lebar 2 bahu jalan).
Kemudian ruang yang berlebih dari ukuran galian tersebut diisi dengan
timbunan biasa. Untuk perhitungan volume pekerjaan galian gorong-gorong
ini keadaan tanah dikondisikan dalam keadaan asli dan perhitungannya dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus luas bidang datar.
115

100

Gambar 3.3. Galian Gorong-gorong

Berikut contoh perhitungan galian gorong-gorong menggunakan perhitungan


sistem rumus bidang datar dengan panjang gorong-gorong adalah 11 m :

Luas = 1 m x 1,15 m = 1,15 m2

Volume = Luas x Panjang = 1,15 m2 x 11 m = 12.65 m3

=12.65 x 3 Titik =37.95 m3

III - 16
2. Pekerjaan urugan berpasir gorong-gorong
Pekerjaan berpasir urugan gorong-gorong ini dihitung menggunakan
rumus luas bidang datar yang luasnya diperoleh dari luas galian gorong-
gorong dikurangi dengan luas gorong-gorong yang berdiameter 80 cm.
Berikut contoh perhitungan urugan berpasir gorong-gorong menggunakan
perhitungan sistem rumus bidang datar dengan panjang gorong-gorong adalah
11 m :

Gorong-gorong D : 80 cm
115

Urugan pasir tebal 10 cm

100

Gambar 3.4. Urugan Berpasir Gorong-gorong

Luas Urugan = tebal urugan pasir dibawah gorong-gorong x lebar galian


= 0,1 m x 1m
= 0,1 m2
Volume Urugan = Luas urugan x panjang urugan

= 0,1 m2 x 11 m

= 1,1 m3 x 3 titik =3,3 m3

3. Pekerjaan urugan berpasir gorong-gorong


Pekerjaan gorong-gorong pada proyek ini adalah menggunakan gorong-
gorong dengan diameter dalam 80 cm dan panjang gorong-gorong adalah
1m/buah. gorong-gorong yang digunakan adalah gorong-gorong siap cetak.

III - 17
Berikut contoh perhitungan kebutuhan gorong-gorong sepanjang 11 m :
- Panjang 1 buah gorong-gorong adalah 1 m
- Panjang pekerjaan gorong-gorong adalah 11 m
- Kebutuhan gorong-gorong adalah =11m  11buah 3titik  33buah
1m / buah

4. Pekerjaan timbunan kembali gorong-gorong


Karena tanah dibawah lapisan lama yg sudah keras maka penampang
galian pada gorong-gorong ini berbentuk persegi, dengan gorong-gorong
yang berbentuk lingkaran maka terdapat ruang kosong antara gorong-gorong
dengan galian itu sendiri, maka ruang kosong itu akan ditimbun kembali
menggunakan timbunan biasa. Untuk proyek ini, material untuk pekerjaan
timbunan kembali adalah menggunakan tanah galian gorong-gorong.

Gorong-gorong D : 80 cm
115

Urugan pasir tebal 10 cm

100

Gambar 3.5. Bagian Timbunan Gorong-gorong

Luas timbunan = Luas galian - (luas urugan + luas lingkaran)

= (1 m x 1,15 m) -( (0,1 m2 ) + (  r2 ))

= (1,15 m2 ) - (( 0,1 m2 ) + ( 3,14 x 0,42))

= (1,15 m2 ) - (( 0,1 m2 ) + ( 0,5024 m2 ))

= 1.5524m2

III - 18
Volume timbunan = luas timbunan x panjang galian

= 1.5524 m2 x 11 m

= 17.0764 m3 x 3 titik =51.2292 m3

3.2.3. Pekerjaan Tanah


Pekerjaan Tanah yang terdapat pada proyek peningkatan kapasitas Bantal-
Mukomuko, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Galian Biasa

Pekerjaan galian biasa adalah pekerjaan yang berfungsi untuk mencapai garis
elevasi permukaan rencana dan kedalaman-kedalaman yang diperlukan dalam
suatu konstruksi, dimana pekerjaan galian ini dilakukan pada jalan yang elevasi
rencana terletak dibawah kondisi existing jalan. Pada proyek ini, galian biasa
banyak dilakukan pada pekerjaan pembuatan jalan baru dan pada pelebaran di
samping jalan tersebut. Luas penampang pekerjaan galian biasa ini dihitung
dengan metoda koordinat manual dan diuji dengan metoda koordinat pada
program Autocad.
Berikut contoh gambar potongan melintang pekerjaan galian biasa pada STA
14+500 :

5 cm = AC Wearing Course

6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base

Gambar 3.6. Pekerjaan Galian Biaya pada STA 14+500

III - 19
Tabel 3.6. Contoh perhitungan galian sebelah kiri

Sketsa Perhitungan

Sta 14+500 kiri ∑X.Y=(-5.50x78.24)+(-4.10x78.32)+

(-3.00x77.55)+(-3.00x77.47)+

(-5.50x78.04)

= -1645.71

∑Y.X =(78.04x-4.10))+(78.24x-3.00)+

(78.32x-3.00)+(77.55x—5.50)+

Koordinat (77.47x-5.50)
Titik
X Y
1 -5.50 78.04 = -1642.25
=  X .Y   Y . X
2 -4.10 78.24
Luas
3 -3.00 78.32 2
4 -3.00 77.55
5 -5.50 77.47 Luas =  1645 .71  (1642 .25)
2
1 -5.50 78.04
Luas = 1.729

Sta 14+550 kiri

∑X.Y=(-5.50x78.12)+(-4.10x78.15)+

(-3.00x77.39)+(-3.00x77.31)+

(-5.50x78.21)

= -1644.33

∑Y.X =(78.21x-4.10))+(78.12x-3.00)+
Koordinat
Titik (78.15x-3.00)+(77.39x-5.50)+
X Y
1 -5.50 78.21
(77.31x-5.50)
2 -4.10 78.12
3 -3.00 78.15
= -1640,32
4 -3.00 77.39
5 -5.50 77.31
1 -5.50 78.21

III - 20
Lanjutan tabel 3.6.

Sketsa Perhitungan

Luas =  X .Y   Y . X
2

Luas =  1644 .33  (1640 .32)


2
Luas = 2.005

Luas Rata- Rata =


Luas Kiri1  Luas Kiri 2
2

= 1.729 m  2.005m
2 2

2
= 1.867m2

Volume Galian Drainase Segmen Kanan


= Luas Rata- Rata x Jarak

= 1.867 m2 x 50 m

= 93.35 m3

III - 21
Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Pekerjaan Galian Biasa

Luas (m2) Jarak Volume (m3)


No. Stationing
Kiri Rata2 Kanan Rata2 (m) Kiri Kanan
1 14 + 500 1,729 1,540
1,867 1,689 50 93,350 84,453
2 14 + 550 2,005 1,838
1,808 1,728 50 90,405 86,375
3 14 + 600 1,611 1,617
1,765 1,779 50 88,228 88,935
4 14 + 650 1,918 1,941
1,832 1,918 50 91,613 95,878
5 14 + 700 1,747 1,894
2,346 1,901 50 117,285 95,045
6 14 + 750 2,945 1,908
2,495 1,896 50 124,733 94,788
7 14 + 800 2,045 1,884
1,843 1,909 50 92,168 95,440
8 14 + 850 1,642 1,934
1,665 1,850 50 83,228 92,508
9 14 + 900 1,687 1,767
1,709 1,783 50 85,428 89,153
10 14 + 950 1,730 1,799
1,808 1,764 50 90,408 88,185
11 15 + 0 1,886 1,728
1,754 1,648 50 87,685 82,413
12 15 + 50 1,621 1,569
1,620 1,727 50 81,013 86,330
13 15 + 100 1,619 1,885
1,538 1,846 50 76,885 92,280
14 15 + 150 1,456 1,807
1,664 1,827 50 83,188 91,325
15 15 + 200 1,871 1,847
2,180 1,667 50 108,993 83,353
16 15 + 250 2,488 1,488
2,223 1,713 50 111,165 85,663
17 15 + 300 1,958 1,939

III - 22
Lanjutan tabel 3.7.
18 15 + 350 2,011 1,866
2,308 1,810 50 115,385 90,520
19 15 + 400 2,605 1,755
2,152 1,797 50 107,595 89,850
20 15 + 450 1,699 1,839
1,930 1,923 50 96,503 96,170
21 15 + 500 2,161 2,008
1,825 1,917 50 91,273 95,845
22 15 + 550 1,490 1,826
1,764 1,807 50 88,210 90,340
23 15 + 600 2,039 1,788
2,163 1,893 50 108,133 94,653
24 15 + 650 2,287 1,999
2,128 1,686 50 106,388 84,283
25 15 + 700 1,969 1,373
1,871 1,624 50 93,565 81,220
26 15 + 750 1,774 1,876
1,714 1,745 50 85,680 87,265
27 15 + 800 1,654 1,615 0,000
1,823 1,447 50 91,130 72,370
28 15 + 850 1,992 1,280
2,141 1,621 50 107,028 81,058
29 15 + 900 2,289 1,962
2,025 1,860 50 101,248 93,018
30 15 + 950 1,761 1,759
1,868 1,760 50 93,410 88,005
31 16 + 0 1,976 1,762
1,904 1,931 50 95,198 96,540
32 16 + 50 1,832 2,100
1,904 2,184 50 95,205 109,208
33 16 + 100 1,976 2,268
1,960 2,215 50 97,980 110,773
34 16 + 150 1,943 2,163
3,050 2,954 50 152,485 147,700
35 16 + 600 4,156 3,745
2,801 2,535 50 140,043 126,728

III - 23
Lanjutan tabel 3.7.

36 16 + 650 1,445 1,324


1,372 1,383 50 68,608 69,135
37 16 + 700 1,299 1,442
3,354 3,386 50 167,723 169,290
38 16 + 750 5,410 5,330
9,889 10,576 50 494,440 528,823
39 16 + 800 14,368 15,823
25,366 26,624 50 1.268,298 1.331,193
40 16 + 850 36,364 37,425
31,673 31,883 50 1.583,643 1.594,135
41 16 + 900 26,982 26,341
14,372 14,670 50 718,615 733,520
42 17 + 50 1,763 3,000
10,121 10,774 50 506,045 538,703
43 17 + 100 18,479 18,548
17,034 16,113 50 851,723 805,663
44 17 + 150 15,590 13,679
11,331 10,774 50 566,573 538,698
45 17 + 200 7,073 7,869
4,292 4,728 50 214,595 236,400
46 17 + 250 1,511 1,587
1,403 1,583 50 70,138 79,173
47 17 + 300 1,294 1,580
1,324 1,639 50 66,185 81,970
48 17 + 350 1,353 1,699
1,243 1,596 50 62,153 79,820
49 17 + 400 1,133 1,494
1,432 1,514 50 71,623 75,723
50 17 + 450 1,732 1,535
1,774 1,558 50 88,675 77,900
51 17 + 500 1,815 1,581

Jumlah 2.500 10.270,475 10.202,923

Total Keseluruhan 20.473,398

III - 24
2. Pekerjaan Timbunan Biasa
Pekerjaan Timbunan Biasa ini mencakup pengambilan, pengangkutan,
penghamparan serta pemadatan timbunan tanah biasa. Sebagai contoh perhitungan
timbunan biasa pada daerah bahu jalan, berikut cara perhitungan timbunan biasa
jalan STA 16+525 sebagai berikut ;

5 cm = AC Wearing Course

6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base

15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)

Gambar 3.7. Pekerjaan Timbunan Biasa

Tabel 3.8. Perhitungan Timbunan Biasa STA 16+525

Sketsa

1.(-6.00;49,90) 2.(-5.50;49,92) 6.(5.50;49,92) 7.(6.00;49,90)

3.(-5.50;49,12) 4.(0.00;49.29) 5.(5.50;49,12)

10.(-5.50;48.32) 9.(0.00;48.45) 8.(6.00;48,38)

12.(-6.00;47.37)

Bersambung

III - 25
Lanjutan tabel 3.8.
Perhitungan

 STA 16+525

Koordinat
Titik
X Y ∑X.Y = (-6.00x49.92)+(-5.50x49.12)+
1 -6.00 49.90
2 -5.50 49.92 (-5.50x49.30)+(0.00x49.12)+
3 -5.50 49.12 (5.50x49.92)+(5.50x49.90)+
4 0.00 49.30
5 5.50 49.12 (6.00x48.39)+(6.00x48.45)+
6 5.50 49.92
(0.00x48.32)+(-5.50x47.37)+
7 6.00 49.90
8 6.00 48.39 (-6.00x49.90) = -270.715
9 0.00 48.45
10 -5.50 48.32 ∑Y.X = (49.90x-5.50)+(49.92x-5.50)+
11 -6.00 47.37
(49.12x0.00)+(49.30x5.50)+
1 -6.00 49.90
(49.12x5.50)+(49.92x6.00)+

(49.90x6.00)+(48.39x0.00)+

(48.45x-5.50)+(48.32x-6.00)+

(47.37x-6.00) = -249.395

 X .Y   Y . X
Luas =
2

 270,715  (249.395 )
Luas =
2
Luas = 10.66 m2

III - 26
Tabel 3.9. Perhitungan Timbunan Biasa STA 16+550

Sketsa

1.(-6.00;49,50) 2.(-5.50;49.53) 6.(5.50;49.53) 7.(6.00;49.50)


4.(0.00;48.90)
3.(-5.50;48.73) 5.(5.50;48.73)

10.(-5.50;47.51) 9.(0.00;47.52)
8.(6.00;47,35)
11.(-6.00;46,94)

Perhitungan

 STA 16+550

Koordinat
Titik
X Y ∑X.Y = (-6.00x49.53)+(-5.50x48.73)+
1 -6.00 49.50
2 -5.50 49.53 (-5.50x48.90)+(0.00x48.73)+
3 -5.50 48.73 (5.50x49.53)+(5.50x49.50)+
4 0.00 48.90
5 5.50 48.73 (6.00x47.34)+(6.00x47.52)+
6 5.50 49.53
(0.00x47.51)+(-5.50x46.94)+
7 6.00 49.50
8 6.00 47.34 (-6.00x49.50) = -275.49
9 0.00 47.52
10 -5.50 47.51 ∑Y.X = (49.50x-5.50)+(49.53x-5.50)+
11 -6.00 46.94
(48.73x0.00)+(48.90x5.50)+
1 -6.00 49.50
(48.73x5.50)+(49.53x6.00)+

(49.50x6.00)+(47.34x0.00)+

(47.52x-5.50)+(47.51x-6.00)+

(46.94x-6.00) = -241.58

Bersambung

III - 27
Lanjutan tabel 3.9.

 X .Y   Y . X
Luas =
2

 275.49  (241.58 )
Luas =
2
Luas = 16.96 m2
Luas1  Luas2
Luas Rata- Rata =
2

= 10.66m  16.96m
2 2

2
= 13.81 m2
Volume Timbunan Biasa
= Luas Rata- Rata x Jarak
= 13.81 m2 x 25 m
= 345.25 m3

Tabel 3.10. Hasil Perhitungan Pekerjaan Timbunan Biasa


LUAS LUAS PANJANG VOLUME
STA.
(M2) RATA2 (M) (M3)
16 + 525 10,660
13,810 25 345,25
16 + 550 16,960
9,798 25 244,96
16 + 575 2,636

16 + 950 3,326
5,610 25 140,253
16 + 975 7,894
8,181 25 204,526
17 + 0 8,468
7,600 25 189,989
17 + 25 6,731
TOTAL TIMBUNAN BIASA 125 1.124,97

Volume Timbunan Biasa dalam Kondisi Gembur


V.Gembur = Volume Padat Total x Faktor Gembur
= 1.124,97 x 1,2
= 1.349,964 m3
III - 28
3. Pekerjaan Timbunan Pilihan (Bahu Jalan)

Pekerjaan Timbunan Pilihan ini mencakup pengambilan,


pengangkutan, penghamparan serta pemadatan timbunan tanah pilihan
(Selected embankment). Pekerjaan timbunan pilihan ini terdapat pada
pelebaran jalan dan bahu jalan.Sebagai contoh perhitungan timbunan
pilihan pada daerah bahu jalan, berikut cara perhitungan timbunan pilihan
jalan STA 14+500 sebagai berikut ;

30 cm = Selected Embankment

Gambar 3.8. Pekerjaan Timbunan Pilihan

Tabel 3.11. Contoh perhitungan timbunan pilihan sebelah kiri

Sketsa Perhitungan

Sta 14+500 (kiri) ∑X.Y= (-5.50x77.85) + (-3.00x77.55) +

(-3.00x77.45)+(-5.50x77.77)

= -1320.91

∑Y.X = (77.77x-3.00) + (77.85x-3.00) +

(77.55x-5.50) + (77.45x-5.50)

= -1319.36

Luas =  X .Y   Y . X
2

Bersambung

III - 29
Lanjutan tabel 3.11

=  1320 .91(1319 .36)


Koordinat
Titik Luas
X Y 2
1 -5.50 77.77 2
Luas = 0.75 m
2 -3.00 77.85
3 -3.00 77.55
4 -5.50 77.45
1 -5.50 77.77

∑X.Y= (-5.50x77.28) + (-3.00x76.98) +


STA 14+550
(-3.00x76.90)+(-5.50x77.20)

= -1311.28

∑Y.X = (77.20x-3.00) + (77.28x-3.00) +

(76.98x-5.50) + (76.90x-5.50)

= -1309.78

Luas =  X .Y   Y . X
Koordinat
Titik 2
X Y

=  1311 .28  (1309 .78)


1 -5.50 77.20 Luas
2 -3.00 77.28 2
3 -3.00 76.98
Luas = 0.75 m
4 -5.50 76.90
1 -5.50 77.20 Luas1  Luas2
Luas Rata- Rata =
2

0.75  0.75
=
2

= 0.75 m2

Volume Timbunan Pilihan

= Luas Rata- Rata x Jarak

= 0.75 m2 x 50 m

= 37.5 m3

III - 30
Tabel 3.12. Hasil Perhitungan Pekerjaan Timbunan Pilihan
Luas (m2) Jarak Volume (m3)
No. Stationing
Kiri Rata2 Kanan Rata2 (m) Kiri Kanan
1 14 + 500 0,750 0,750
0,750 0,750 1625 1218,750 1218,750
2 16 + 125 0,750 0,750

3 16 + 500 1,650 1,650


1,650 1,650 100 165,000 165,000
4 16 + 600 1,650 1,650

5 16 + 625 0,600 0,600


0,600 0,600 75 45,000 45,000
6 16 + 700 0,600 0,600

7 16 + 725 1,650 1,650


1,650 1,650 500 825,000 825,000
8 17 + 225 1,650 1,650

9 17 + 250 0,675 0,675


0,675 0,676 250 168,750 169,063
10 17 + 500 0,675 0,678
Jumlah 2422,500 2422,813
Total Timbunan Pilihan 4845,313
Volume Timbunan Pilihan dalam kondisi Gembur

V.Gembur = Volume Padat Total x Faktor Gembur

= 4.845,313 x 1,2

= 5.814,3756

4. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan

`Pekerjaan penyiapan badan jalan merupakan pekerjaan awal sebelum


melaksanakan pekerjaan lapis pondasi. Pekerjaan ini mencakup penyiapan
permukaan tanah dasar atau perawatan permukaan jalan kerikir lama dengan
atau tanpa penggaruan dan penambahan material baru. Pekerjaan penyiapan
badan dan bahu jalan ini dikerjakan dengan satuan meter luas (m2). Contoh
perhitungan penyiapan badan dan bahu jalan pada STA 14+500 Peningkatan
dan Pembangunan jalan desa Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten
Mukomuko adalah sebagai berikut:

III - 31
Gambar 3.9. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan

Tabel 3.13. Perhitungan Penyiapan badan jalan


Perhitungan

 STA 14+500 sampai STA 16+175

Luas bidang = Lebar x Jarak

= 7 m x 1675 m

= 11725 m2

 STA 16+200 sampai STA 16+300

Luas bidang = Lebar x Jarak

= 9.5 m x 100m

=950 m2

III - 32
Tabel 3.14. Hasil Perhitungan Pekerjaan Penyiapan Badan

No. Stationing Lebar (m) Jarak (m) Luas (m2)


14 + 500
1 s/d 7 1675 11725
16 + 175
16 + 200
2 s/d 9.5 100 950
16 + 300
16 + 325
3 s/d 7 1225 8575
17 + 500
Jumlah 3000 21250

3.2.4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan

1. Pekerjaan Bahu Jalan Agregat Kelas S


Pekerjaan bahu jalan ini meliputi pekerjaan pengambilan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan material. Material yang digunakan untuk
bahu jalan adalah agregat kelas S. Contoh perhitungan bahu jalan STA
14+500 Jalan Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko
adalah sebagai berikut:
5 cm = AC Wearing Course
AC - WC ( Lev)
t1=2cm
t2=var 6 cm = AC Binder Course
t3=2cm 7.5 cm = AC - Base
CL

15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)

Gambar 3.10. Pekerjaan Bahu Jalan Agregat Kelas S

III - 33
Tabel 3.15. Contoh Perhitungan Bahu Jalan Agregat Kelas S

Sketsa

L Sta 14 + 500

Perhitungan

 L STA 14 + 500

∑X.Y=(-5.5x78.37)+(-3.5x78.32)+(-3.5x78.319)+
Koordinat
Titik
X Y (-3.55x78.258) +(-3.55x78.257)+(-3.6x77.215)+
1 -5.5 78.270
2 -3.5 78.37
(-3.6x78.12)+(-5.5x78.27)
3 -3.5 78.32 = -2524.590
4 -3.55 78.319
5 -3.55 78.258
6 -3.6 78.257
∑Y.X=(78.270x-3.5)+(78.37x-3.5)+(78.32x-3.55)+
7 -3.6 77.215
8 -5.5 78.12 (78.319x-3.55)+(78.258x-3.6)+(78.257x-3.6)+
1 -5.5 78.27
(77.215x-5.5)+(78.12x-5.5)

= -2524.005

Luas =  Y . X   X .Y
2
- 2524.005 - (-2524.590 )
Luas =
2
Luas = 0.293 m2

Bersambung

III - 34
Lanjutan tabel 3.15

Sketsa

R Sta 14 + 500

Perhitungan

 R STA 14 + 500

∑X.Y=(3.5x78.449)+(5.5x78.299)+(5.5x78.337)+
Koordinat
Titik
X Y (3.6x78.379) +(3.6x78.378)+(3.55x78.439)+
1 3.5 78.488
2 5.5 78.449
(3.55x78.438)+(3.5x78.488)
3 5.5 78.299 = 2532.016
4 3.6 78.337
5 3.6 78.379
6 3.55 78.378
∑Y.X=(78.488x5.5)+(78.449x5.5)+(78.299x3.6)+
7 3.55 78.439
8 3.5 78.438 (78.337x3.6)+(78.379x3.55)+(78.378x3.55)+
1 3.5 78.488
(78.439x3.5)+(78.438x3.5)

= 2532.599

Luas =  Y . X   X .Y
2

Luas = 2532.599 - 2532.016


2
Luas = 0.292 m2

III - 35
Tabel 3.16. Contoh Perhitungan Agregat Klas S

Luas(m²) Jarak Volume(m³)


No. Stationing
Kiri Kanan (m) Kiri Kanan
1 14 + 500 0.293 0.293 25
2 14 + 525 0.293 0.293 25 7.325 7.325
3 14 + 550 0.293 0.293 25 7.325 7.325
4 14 + 575 0.293 0.293 25 7.325 7.325
5 14 + 600 0.293 0.293 25 7.325 7.325
6 14 + 625 0.293 0.293 25 7.325 7.325
7 14 + 650 0.293 0.293 25 7.325 7.325
8 14 + 675 0.293 0.293 25 7.325 7.325
9 14 + 700 0.293 0.293 25 7.325 7.325
10 14 + 725 0.293 0.293 25 7.325 7.325
11 14 + 750 0.293 0.293 25 7.325 7.325
12 14 + 775 0.293 0.293 25 7.325 7.325
13 14 + 800 0.293 0.293 25 7.325 7.325
14 14 + 825 0.293 0.293 25 7.325 7.325
15 14 + 850 0.292 0.292 25 7.313 7.313
16 14 + 875 0.292 0.292 25 7.300 7.300
17 14 + 900 0.293 0.293 25 7.313 7.313
18 14 + 925 0.293 0.293 25 7.325 7.325
19 14 + 950 0.293 0.293 25 7.325 7.325
20 14 + 975 0.293 0.293 25 7.325 7.325
21 15 + 0 0.293 0.293 25 7.325 7.325
22 15 + 25 0.293 0.293 25 7.325 7.325
23 15 + 50 0.293 0.293 25 7.325 7.325
24 15 + 75 0.288 0.292 25 7.263 7.313
25 15 + 100 0.293 0.293 25 7.263 7.313
26 15 + 125 0.293 0.293 25 7.325 7.325
27 15 + 150 0.293 0.293 25 7.325 7.325
28 15 + 175 0.293 0.293 25 7.325 7.325
29 15 + 200 0.293 0.293 25 7.325 7.325
30 15 + 225 0.293 0.293 25 7.325 7.325
31 15 + 250 0.293 0.293 25 7.325 7.325
32 15 + 275 0.293 0.293 25 7.325 7.325

III - 36
Lanjutan tabel 3.16

33 15 + 300 0.293 0.293 25 7.325 7.325


34 15 + 325 0.293 0.293 25 7.325 7.325
35 15 + 350 0.293 0.293 25 7.325 7.325
36 15 + 375 0.293 0.293 25 7.325 7.325
37 15 + 400 0.293 0.293 25 7.325 7.325
38 15 + 425 0.293 0.293 25 7.325 7.325
39 15 + 450 0.293 0.293 25 7.325 7.325
40 15 + 475 0.293 0.293 25 7.325 7.325
41 15 + 500 0.293 0.293 25 7.325 7.325
42 15 + 525 0.293 0.293 25 7.325 7.325
43 15 + 550 0.293 0.293 25 7.325 7.325
44 15 + 575 0.293 0.293 25 7.325 7.325
45 15 + 600 0.293 0.293 25 7.325 7.325
46 15 + 625 0.293 0.293 25 7.325 7.325
47 15 + 650 0.293 0.293 25 7.325 7.325
48 15 + 675 0.293 0.293 25 7.325 7.325
49 15 + 700 0.293 0.293 25 7.325 7.325
50 15 + 725 0.293 0.293 25 7.325 7.325
51 15 + 750 0.293 0.293 25 7.325 7.325
52 15 + 775 0.293 0.293 25 7.325 7.325
53 15 + 800 0.293 0.293 25 7.325 7.325
54 15 + 825 0.293 0.293 25 7.325 7.325
55 15 + 850 0.293 0.293 25 7.325 7.325
56 15 + 875 0.293 0.293 25 7.325 7.325
57 15 + 900 0.293 0.293 25 7.325 7.325
58 15 + 925 0.293 0.293 25 7.325 7.325
59 15 + 950 0.293 0.293 25 7.325 7.325
60 15 + 975 0.293 0.293 25 7.325 7.325
61 16 + 0 0.293 0.293 25 7.325 7.325
62 16 + 25 0.293 0.293 25 7.325 7.325
63 16 + 50 0.293 0.293 25 7.325 7.325
64 16 + 75 0.293 0.293 25 7.325 7.325
65 16 + 100 0.293 0.293 25 7.325 7.325
66 16 + 125 0.293 0.293 25 7.325 7.325
67 16 + 150 0.293 0.293 25 7.325 7.325
III - 37
Lanjutan tabel 3.16

68 16 + 175 0.293 0.293 25 7.325 7.325


69 16 + 200 0.331 0.331 25 7.800 7.800
70 16 + 225 0.331 0.331 25 8.275 8.275
71 16 + 250 0.331 0.331 25 8.275 8.275
72 16 + 275 0.331 0.331 25 8.275 8.275
73 16 + 300 0.331 0.331 25 8.275 8.275
74 16 + 325 0.331 0.331 25 8.275 8.275
75 16 + 350 0.331 0.331 25 8.275 8.275
76 16 + 375 0.331 0.331 25 8.275 8.275
77 16 + 400 0.331 0.331 25 8.275 8.275
78 16 + 425 0.331 0.331 25 8.275 8.275
79 16 + 450 0.331 0.331 25 8.275 8.275
80 16 + 475 0.331 0.331 25 8.275 8.275
81 16 + 500 0.293 0.293 25 7.800 7.800
82 16 + 525 0.293 0.293 25 7.325 7.325
83 16 + 550 0.293 0.293 25 7.325 7.325
84 16 + 575 0.293 0.293 25 7.325 7.325
85 16 + 600 0.293 0.293 25 7.325 7.325
86 16 + 625 0.293 0.293 25 7.325 7.325
87 16 + 650 0.293 0.293 25 7.325 7.325
88 16 + 675 0.293 0.293 25 7.325 7.325
89 16 + 700 0.293 0.293 25 7.325 7.325
90 16 + 725 0.293 0.293 25 7.325 7.325
91 16 + 750 0.293 0.293 25 7.325 7.325
92 16 + 775 0.293 0.293 25 7.325 7.325
93 16 + 800 0.293 0.293 25 7.325 7.325
94 16 + 825 0.293 0.293 25 7.325 7.325
95 16 + 850 0.293 0.293 25 7.325 7.325
96 16 + 875 0.293 0.293 25 7.325 7.325
97 16 + 900 0.293 0.293 25 7.325 7.325
98 16 + 925 0.293 0.293 25 7.325 7.325
99 16 + 950 0.293 0.293 25 7.325 7.325
100 16 + 975 0.293 0.293 25 7.325 7.325
101 17 + 0 0.293 0.293 25 7.325 7.325

III - 38
Lanjutan tabel 3.16

102 17 + 25 0.293 0.293 25 7.325 7.325


103 17 + 50 0.293 0.293 25 7.325 7.325
104 17 + 75 0.293 0.293 25 7.325 7.325
105 17 + 100 0.293 0.293 25 7.325 7.325
106 17 + 125 0.293 0.293 25 7.325 7.325
107 17 + 150 0.293 0.293 25 7.325 7.325
108 17 + 175 0.293 0.293 25 7.325 7.325
109 17 + 200 0.293 0.293 25 7.325 7.325
110 17 + 225 0.293 0.293 25 7.325 7.325
111 17 + 250 0.293 0.293 25 7.325 7.325
112 17 + 275 0.293 0.293 25 7.325 7.325
113 17 + 300 0.293 0.293 25 7.325 7.325
114 17 + 325 0.293 0.293 25 7.325 7.325
115 17 + 350 0.293 0.293 25 7.325 7.325
116 17 + 375 0.293 0.293 25 7.325 7.325
117 17 + 400 0.293 0.293 25 7.325 7.325
118 17 + 425 0.293 0.293 25 7.325 7.325
119 17 + 450 0.293 0.293 25 7.325 7.325
120 17 + 475 0.293 0.293 25 7.325 7.325
121 17 + 500 0.293 0.293 25 7.325 7.325
Jumlah 890 890
Jumlah 1.780

Volume Agregat Kelas S dalam kondisi gembur

V.Gembur = Volume Padat Total x Faktor Gembur

= 1.780 x 1,2

= 2.136 m3

III - 39
3.2.5. Perkerasan Berbutir

1. Pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat Kelas A


Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A ini mencakup pengambilan,
pengangkutan, penghamparan dan pemadatan untuk pelaksanaan timbunan.
Adapun fungsi dari agregat kelas A pada proyekini adalah menahan gaya
lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan dibawahnya, sebagai
perletakan bagi lapisan permukaan. Contoh perhitungan lapis pondasi bawah
agregat kelas A STA 14 + 500 Jalan Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten
Mukomuko adalah sebagai berikut:
5 cm = AC Wearing Course
AC - WC ( Lev)
t1=2cm
t2=var 6 cm = AC Binder Course
t3=2cm 7.5 cm = AC - Base
CL

15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)

Gambar 3.11. Pekerjaan Bahu Jalan Agregat Kelas A

Tabel 3.17. Contoh Perhitungan pelebaran 2 sisi Agregat Kelas A

Sketsa Perhitungan

L Sta 14 + 500 ∑X.Y= (-3.65x69.575) + (-3x69.425) +

(-3x69.406)+(-3.65x69.556)
(-3.65 , 69.556) (-3 , 69.575)
= -924.320

(-3 , 69.425) ∑Y.X = (69.556x-3) + (69.575x-3) +


(-3.65 , 69.406)
(69.425x-3.65) + (69.406x-3.65)

Koordinat = -924.126
Titik
=  X .Y   Y . X
X Y
Luas
1 -3.65 69.556 2
2 -3 69.575
Luas = - 924.320 - (-924.126 )
3 -3 69.425 2
4 -3.65 69.406 2
Luas = 0.097m
1 -3.65 69.556

III - 40
Lanjutan tabel 3.17

R 14 + 500

(3 , 78.302) (3.65 , 78.305) ∑X.Y = (3x78.305) + (3.65x78.155) +

(3.65x78.152) + (3x78.302)

= 1040.34
(3 , 78.152) (3.65 , 78.155)
∑Y.X = (78.302x3.65) + (78.305x3.65)
Koordinat +
Titik
X Y
1 3 78.302
(78.155x3) + (78.152x3)
2 3.65 78.305 = 1040.536
3 3.65 78.155
4 3 78.152
Luas =  Y . X   X .Y
1 3 78.302 2

Luas = 1040 .536  1040 .34


2

Luas = 0.098 m2

L 14 + 525 ∑X.Y= (-3.65x78.037) + (-3x77.887) +

(-3x77.868)+(-3.65x78.018)
(-3.65 , 78.018) (-3 , 78.037)
= -1036.86575

∑Y.X = (78.018x-3) + (78.037x-3) +


(-3.65, 77.868) (-3 , 77.887)
(77.887x-3.65) + (77.868x-3.65)

Koordinat = -1036.67075
Titik
X Y
-3.65
Luas =  X .Y   Y . X
1 78.018 2
2 -3 78.037
Luas = - 1036.86575 - (-1036 .67075 )
3 -3 77.887 2
4 -3.65 77.868 2
Luas = 0.0975m
1 -3.65 78.018

III - 41
Lanjutan tabel 3.17
R 14 + 525
∑X.Y = (3x78.237) + (3.65x78.087) +

(3 , 78.212) (3.65 , 78.237)


(3.65x78.067) + (3x78.212)

= 1039.308

(3 , 78.067) (3.65 , 78.087) ∑Y.X = (78.212x3.65) + (78.237x3.65)


+

Koordinat (78.087x3) + (78.067x3)


Titik
X Y
1 3 78.212 = 1039.5
2 3.65 78.237
3 3.65 78.087 Luas =  Y . X   X .Y
2
4 3 78.067
1 3 78.212 Luas = 1039 .5  1049 .308
2

Luas = 0.097m2

Tabel 3.18. Contoh Perhitungan Rekonstruksi Agregat Kelas A

Sketsa Perhitungan

L Sta 16 + 500 ∑X.Y= (-3.65x51.493) + (0x51.343) +

(3 , 78.212) (3.65 , 78.237) (0x51.234)+(-3.65x51.384)

= -374.40605
(3 , 78.067) (3.65 , 78.087)
∑Y.X = (51.384x0) + (51.493x0) +

(51.343x-3.65) + (51.234x-3.65)
Koordinat
Titik
X Y
= -375.50105
1 -3.65 51.384
2 0 51.493 Luas =  X .Y   Y . X
2
3 0 51.343
4 -3.65 51.234 Luas = - 374.40605 - (-375.50105 )
1 -3.65 51.384
2
Luas = 0.5475m2

III - 42
Lanjutan tabel 3.18

R 16+ 500 ∑X.Y = (0x51.384) + (3.65x51.234) +

(3.65x51.343) + (0x51.493)

= 374.406

∑Y.X = (51.493x3.65) + (51.384x3.65) +


Koordinat
Titik (51.234x0) + (51.343x0)
X Y
1 0 51.493 = 375.501
2 3.65 51.384
3 3.65 51.234 Luas =  Y . X   X .Y
4 0 51.343 2

1 0 51.493
Luas = 375.501  374.406
2

Luas = 0.5475m2

Tabel 3.19. Hasil Perhitungan Volume Agregat Klas A


Luas(m²) Jarak Volume(m³)
No. Stationing
Kiri Kanan (m) Kiri Kanan
1 14 + 500 0.097 0.098 25
2 14 + 525 0.0975 0.097 25 2.431 2.437
3 14 + 550 0.0975 0.0975 25 2.437 2.431
4 14 + 575 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
5 14 + 600 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
6 14 + 625 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
7 14 + 650 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
8 14 + 675 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
9 14 + 700 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
10 14 + 725 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
11 14 + 750 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
12 14 + 775 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
13 14 + 800 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
14 14 + 825 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
15 14 + 850 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437

III - 43
Lanjutan tabel 3.19
16 14 + 875 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
17 14 + 900 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
18 14 + 925 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
19 14 + 950 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
20 14 + 975 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
21 15 + 0 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
22 15 + 25 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
23 15 + 50 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
24 15 + 75 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
25 15 + 100 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
26 15 + 125 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
27 15 + 150 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
28 15 + 175 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
29 15 + 200 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
30 15 + 225 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
31 15 + 250 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
32 15 + 275 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
33 15 + 300 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
34 15 + 325 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
35 15 + 350 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
36 15 + 375 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
37 15 + 400 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
38 15 + 425 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
39 15 + 450 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
40 15 + 475 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
41 15 + 500 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
42 15 + 525 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
43 15 + 550 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
44 15 + 575 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
45 15 + 600 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
46 15 + 625 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
47 15 + 650 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
48 15 + 675 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
49 15 + 700 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
50 15 + 725 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437

III - 44
Lanjutan tabel 3.19

51 15 + 750 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437


52 15 + 775 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
53 15 + 800 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
54 15 + 825 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
55 15 + 850 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
56 15 + 875 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
57 15 + 900 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
58 15 + 925 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
59 15 + 950 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
60 15 + 975 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
61 16 + 0 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
62 16 + 25 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
63 16 + 50 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
64 16 + 75 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
65 16 + 100 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
66 16 + 125 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
67 16 + 150 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
68 16 + 175 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
69 16 + 500 0.5475 0.5475 25 8.062 8.062
70 16 + 525 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
71 16 + 550 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
72 16 + 575 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
73 16 + 600 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
74 16 + 625 0.0225 0.0225 25 7.125 7.125
75 16 + 650 0.0225 0.0225 25 0.562 0.562
76 16 + 675 0.0225 0.0225 25 0.562 0.562
77 16 + 700 0.0225 0.0225 25 0.562 0.562
78 16 + 725 0.5475 0.5475 25 7.125 7.125
79 16 + 750 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
80 16 + 775 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
81 16 + 800 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
82 16 + 825 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
83 16 + 850 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
84 16 + 875 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
85 16 + 900 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687

III - 45
Lanjutan tabel 3.19

86 16 + 925 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687


87 16 + 950 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
88 16 + 975 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
89 17 + 0 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
90 17 + 25 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
91 17 + 50 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
92 17 + 75 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
93 17 + 100 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
94 17 + 125 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
95 17 + 150 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
96 17 + 175 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
97 17 + 200 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
98 17 + 225 0.5475 0.5475 25 13.687 13.687
99 17 + 250 0.0975 0.0975 25 8.062 8.062
100 17 + 275 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
101 17 + 300 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
102 17 + 325 0.0975 0.0975 25 2.437 2.437
103 17 + 350 0.06 0.06 25 1.968 1.968
104 17 + 375 0.06 0.06 25 1.5 1.5
105 17 + 400 0.06 0.06 25 1.5 1.5
106 17 + 425 0.06 0.06 25 1.5 1.5
107 17 + 450 0.06 0.06 25 1.5 1.5
108 17 + 475 0.06 0.06 25 1.5 1.5
109 17 + 500 0.06 0.06 25 1.5 1.5
Jumlah 531.414 531.414
Jumlah 1.062.828
Volume Agregat Kelas A dalam kondisi gembur

V.Gembur = Volume Padat Total x Faktor Gembur

= 1.062,828 x 1,2 = 1.275,3936 m3

2. Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah Agregat Kelas B

Pekerjaan lapis pondasi bawah agregat kelas B ini mencakup pengambilan,


pengangkutan, penghamparan dan pemadatan untuk pelaksanaan timbunan.
Adapun fungsi dari agregat kelas B pada proyekini adalah mendukung dan
menyebarkan beban roda ke tanah dasar, mencegah tanah dasar masuk kedalam
lapisan pondasi atas.
III - 46
Contoh perhitungan lapis pondasi bawah agregat kelas B STA 14+500 Jalan
Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:
5 cm = AC Wearing Course
AC - WC ( Lev)
t1=2cm
t2=var 6 cm = AC Binder Course
t3=2cm 7.5 cm = AC - Base
CL

15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)

Gambar 3.12. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas B

Tabel 3.20. Contoh Perhitungan pelebaran 2 sisi Agregat Kelas B

Sketsa

L Sta 14 + 500

Perhitungan

 L STA 14 + 500

∑X.Y=(-5.5x78.215)+(-3.6x78.182)+(-3.6x78.181)+
Koordinat
Titik
X Y (-3.65x78.031) +(-3.65x78.05)+(-3x77.85)+
1 -5.5 78.12
2 -3.6 78.215
(-3x77.77)+(-5.5x78.12)
3 -3.6 78.182 = -2459.304
4 -3.65 78.181
5 -3.65 78.031 ∑Y.X=(78.12x-3.6)+(78.215x-3.6)+(78.182x-3.65)+
6 -3 78.05
(78.181x-3.65)+(78.031x-3)+(78.05x-3)+
7 -3 77.85
8 -5.5 77.77 (77.85x-5.5)+(77.77x-5.5)
1 -5.5 78.12
= -2457.683

III - 47
Lanjutan tabel 3.20

Luas =  Y . X   X .Y
2

Luas = - 2457.683 - (-2459.304 )


2
Luas = 0.8105 m2

Sketsa

R Sta 14 + 500

5
6
43
1 2

8 7

Perhitungan

 R STA 14 + 500

∑X.Y=(3x78.155)+(3.65x78.305)+(3.65x78.304)+
Koordinat
Titik
X Y (3.6x78.337) +(3.6x78.299)+(5.5x77.949)+
1 3 78.152
2 3.65 78.155
(5.5x77.951)+(3x78.152)
3 3.65 78.305 = 2461.883
4 3.6 78.304
5 3.6 78.337
6 5.5 78.299
∑Y.X=(78.152x3.65)+(78.155x3.65)+(78.305x3.6)+
7 5.5 77.949
8 3 77.951 (78.304x3.6)+(78.337x5.5)+(78.299x5.5)+
1 3 78.152
(77.949x3)+(77.951x3)

= 2463.510

III - 48
Lanjutan tabel 3.20

Luas =  Y . X   X .Y
2

Luas = 2463.510 - 2461.883


2
Luas = 0.813 m2

Tabel 3.21. Contoh Perhitungan Perhitungan Rekontruksi Agregat Kelas B

Sketsa

R Sta 16 + 500

5
1 4 6
32

8
7

Perhitungan

 R STA 16 + 500

∑X.Y=(0x51.234)+(3.65x51.384)+(3.65x51.385)+
Koordinat
Titik
X Y (3.6x51.418) +(3.6x51.323)+(5.5x50.973)+
1 0 51.343
2 3.65 51.234
(5.5x51.143)+(0x51.343)
3 3.65 51.384 = 1306.612
4 3.6 51.385
5 3.6 51.418
6 5.5 51.323
∑Y.X=(51.343x3.65)+(51.234x3.65)+(51.384x3.6)+
7 5.5 50.973
8 0 51.143 (51.385x3.6)+(51.418x5.5)+(51.323x5.5)+
1 0 51.343
(50.973x0)+(51.143x0)

= 1309.449

Luas =  Y . X   X .Y
2

III - 49
Lanjutan tabel 3.21

Luas = 1309.449 - 1306.612


2
Luas = 1.418 m2

Sketsa

L Sta 16 + 500

2
1 3 6
4 5
7
8
Perhitungan

 L STA 16 + 500

∑X.Y=(-5.5x51.418)+(-3.6x51.385)+(-3.6x51.384)+
Koordinat
Titik
X Y (-3.65x51.234) +(-3.65x51.343)+(0x51.143)+
1 -5.5 51.323
(0x50.973)+(-5.5x51.323)
2 -3.6 51.418
3 -3.6 51.385
4 -3.65 51.384
5 -3.65 51.234 = -1309.449
6 0 51.343
7 0 51.143
8 -5.5 50.973 ∑Y.X=(51.323x-3.6)+(51.418x-3.6)+(51.385x-3.65)+
1 -5.5 51.323
(51.384x-3.65)+(51.234x0)+(51.343x0)+

(51.143x-5.5)+(50.973x-5.5)

= -1306.612

Luas =  Y . X   X .Y
2
- 1306.612 - (-1309.449 )
Luas =
2
Luas = 1.418 m2

III - 50
Tabel 3.22. Hasil Perhitungan Aggregat Kelas B

Luas(m²) Jarak Volume(m³)


No. Stationing
Kiri Kanan (m) Kiri Kanan
1 14 + 500 0.8105 0.813 25
2 14 + 525 0.8105 0.8256 25 20.262 20.482
3 14 + 550 0.8105 0.8254 25 20.263 20.638
4 14 + 575 0.7952 0.8345 25 20.071 20.749
5 14 + 600 0.8044 0.8266 25 19.995 20.764
6 14 + 625 0.8102 0.8226 25 20.183 20.615
7 14 + 650 0.8105 0.8165 25 20.489 20.489
8 14 + 675 0.8255 0.8235 25 20.450 20.500
9 14 + 700 0.8102 0.8152 25 20.446 20.484
10 14 + 725 0.815 0.8131 25 20.315 20.354
11 14 + 750 0.8102 0.8305 25 20.315 20.545
12 14 + 775 0.8255 0.8175 25 20.446 20.600
13 14 + 800 0.8317 0.8102 25 20.715 20.346
14 14 + 825 0.8385 0.7227 25 20.878 19.161
15 14 + 850 0.8498 0.8568 25 21.104 19.744
16 14 + 875 0.8559 0.8591 25 21.321 21.449
17 14 + 900 0.8404 0.8515 25 21.204 21.383
18 14 + 925 0.8357 0.8481 25 20.951 21.245
19 14 + 950 0.8385 0.8001 25 20.928 20.603
20 14 + 975 0.8325 0.8102 25 20.888 20.129
21 15 + 0 0.8105 0.8105 25 20.538 20.259
22 15 + 25 0.8102 0.8165 25 20.259 20.338
23 15 + 50 0.8556 0.8419 25 20.823 20.730
24 15 + 75 0.8512 0.8608 25 21.335 21.284
25 15 + 100 0.8001 0.8364 25 20.641 21.215
26 15 + 125 0.8096 0.8165 25 20.121 20.661
27 15 + 150 0.8093 0.8253 25 20.236 20.523
28 15 + 175 0.8491 0.8379 25 20.730 20.790
29 15 + 200 0.8065 0.8195 25 20.695 20.718
30 15 + 225 0.8105 0.8105 25 20.213 20.375
31 15 + 250 0.8105 0.8105 25 20.263 20.263
32 15 + 275 0.8276 0.8102 25 20.476 20.259

III - 51
Lanjutan tabel 3.22
33 15 + 300 0.8265 0.8492 25 20.676 20.743
34 15 + 325 0.8266 0.8505 25 20.664 21.246
35 15 + 350 0.8397 0.848 25 20.829 21.231
36 15 + 375 0.8355 0.8498 25 20.940 21.223
37 15 + 400 0.8367 0.8477 25 20.903 21.219
38 15 + 425 0.8557 0.8491 25 21.155 21.210
39 15 + 450 0.8376 0.8462 25 21.166 21.191
40 15 + 475 0.8105 0.8165 25 20.601 20.784
41 15 + 500 0.8022 0.8232 25 20.159 20.496
42 15 + 525 0.8102 0.8296 25 20.155 20.660
43 15 + 550 0.8105 0.8105 25 20.259 20.501
44 15 + 575 0.8255 0.8102 25 20.450 20.259
45 15 + 600 0.8164 0.8105 25 20.524 20.259
46 15 + 625 0.8165 0.8102 25 20.411 20.259
47 15 + 650 0.8254 0.8102 25 20.524 20.255
48 15 + 675 0.8124 0.8255 25 20.473 20.446
49 15 + 700 0.8102 0.7207 25 20.283 19.328
50 15 + 725 0.8102 0.8254 25 20.255 19.326
51 15 + 750 0.8206 0.8105 25 20.385 20.449
52 15 + 775 0.8284 0.8013 25 20.613 20.148
53 15 + 800 0.8204 0.8053 25 20.610 20.083
54 15 + 825 0.8234 0.8103 25 20.548 20.195
55 15 + 850 0.8102 0.8254 25 20.420 20.446
56 15 + 875 0.7995 0.8419 25 20.121 20.841
57 15 + 900 0.8491 0.8486 25 20.608 21.131
58 15 + 925 0.848 0.8318 25 21.214 21.005
59 15 + 950 0.8498 0.8287 25 21.223 20.756
60 15 + 975 0.8004 0.8284 25 20.628 20.675
61 16 + 0 0.8025 0.8177 25 20.036 20.576
62 16 + 25 0.813 0.8102 25 20.194 20.349
63 16 + 50 0.8446 0.8432 25 20.720 20.668
64 16 + 75 0.8581 0.843 25 21.284 21.078
65 16 + 100 0.8409 0.8495 25 21.238 21.156
66 16 + 125 0.8405 0.8508 25 21.018 21.254
67 16 + 150 0.8379 0.8454 25 20.980 21.203

III - 52
Lanjutan tabel 3.22
68 16 + 175 0.8278 0.8394 25 20.821 21.060
69 16 + 500 1.423 1.4187 25 28.135 28.226
70 16 + 525 1.4177 1.4199 25 35.509 35.483
71 16 + 550 1.4187 1.4187 25 35.455 35.483
72 16 + 575 1.417 1.417 25 35.446 35.446
73 16 + 600 1.4428 1.4187 25 35.748 35.446
74 16 + 625 0.7091 0.7089 25 26.899 26.595
75 16 + 650 0.7091 0.7089 25 17.728 17.723
76 16 + 675 0.7104 0.7092 25 17.744 17.726
77 16 + 700 0.7406 0.7093 25 18.138 17.731
78 16 + 725 1.4086 1.4096 25 26.865 26.486
79 16 + 750 1.4464 1.408 25 35.688 35.220
80 16 + 775 1.464 1.4076 25 36.380 35.195
81 16 + 800 1.4107 1.4097 25 35.934 35.216
82 16 + 825 1.3885 1.4087 25 34.990 35.230
83 16 + 850 1.4082 1.4082 25 34.959 35.211
84 16 + 875 1.4082 1.4082 25 35.205 35.205
85 16 + 900 1.4082 1.4082 25 35.205 35.205
86 16 + 925 1.417 1.417 25 35.315 35.315
87 16 + 950 1.417 1.417 25 35.425 35.425
88 16 + 975 1.4188 1.4188 25 35.448 35.448
89 17 + 0 1.4187 1.4187 25 35.469 35.469
90 17 + 25 1.4187 1.4187 25 35.468 35.468
91 17 + 50 1.4187 1.4187 25 35.468 35.468
92 17 + 75 1.4187 1.4187 25 35.468 35.468
93 17 + 100 1.4187 1.4187 25 35.468 35.468
94 17 + 125 1.5202 1.417 25 36.736 35.446
95 17 + 150 1.677 1.2205 25 39.965 32.969
96 17 + 175 1.677 1.2205 25 41.925 30.513
97 17 + 200 1.4917 1.4187 25 39.609 32.990
98 17 + 225 1.4917 1.4187 25 37.293 35.468
99 17 + 250 0.8428 0.8494 25 29.181 28.351
100 17 + 275 0.8428 0.8494 25 21.070 21.235
101 17 + 300 0.8428 0.8494 25 21.070 21.235

III - 53
Lanjutan tabel 3.22

102 17 + 325 0.8102 0.8102 25 20.663 20.745


103 17 + 350 0.8102 0.8102 25 20.255 20.255
104 17 + 375 0.8102 0.8102 25 20.255 20.255
105 17 + 400 0.8102 0.8102 25 20.255 20.255
106 17 + 425 0.7601 0.7598 25 19.629 19.625
107 17 + 450 0.7984 0.7773 25 19.481 19.214
108 17 + 475 0.7984 0.7773 25 19.960 19.433
109 17 + 500 0.7984 0.7773 25 19.960 19.433
Jumlah 2617.491 2585.170
Jumlah 5234.982
Volume Agregat Kelas B dalam Kondisi Gembur

V.Gembur = Volume Padat Total x Faktor Gembur

= 5234,982 x 1,2

= 6.281,978 m3

3.2.6. Pekerjaan Pengaspalan

1. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair (Prime Coat)


Lapis resap pengikat (prime coat) adalah pelaburan aspal pada permukaan
lapis pondasi yang belum beraspal. Fungsi dari pekerjaan prime coat adalah
memberikan lapisan kedap air pada permukaan pondasi dan memberikan ikatan
antara lapisan pondasi dengan lapisan beraspal.
Untuk menghitung volume pekerjaan lapis resap pengikat dapat dilakukan
dengan cara mengalikan lebar permukaan dengan panjang jalan yang akan diberi
lapis resap pengikat dan dikalikan dengan kebutuhan bahan lapisan resap pengikat
per meternya (liter/m2).
Berdasarkan Spesifikasi Umum Tahun 2010 revisi 3, batas- batas takaran
pemakaian bahan lapis resap pengikat adalah 0.4 liter/m2 sampai dengan 1.3
liter/m2. Setelah dilakukan pengujian, pada proyek ini takaran pemakaian bahan
lapis resap pengikat adalah 0.3 liter/m2 - 1 liter/m2, namun dipakai 1 liter/m2.

Contoh perhitungan lapis resap pengikat (prime coat) STA 14+500 – STA
17+500 Jalan Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai
berikut:
III - 54
Tabel 3.23. Contoh Perhitungan Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (prime coat)
Perhitungan

Takaran pemakaian untuk 1 m2 = 1 liter/m2


 STA 14 + 500 sampai STA 16 + 175
Volume Pemakaian = Takaran pemakaian per m² x Panjang Jalan x Lebar
= 1 liter/m2 x 1675 m x 0.65 m x 2
= 2177.5 liter
 STA 16 + 500 sampai STA 17 + 225
Volume Pemakaian = Takaran pemakaian per m² x Panjang Jalan x Lebar
= 1 liter/m2 x 725 m x 3.65 m x 2
= 5292.5 liter
 STA 17 + 250 sampai STA 17 + 325
Volume Pemakaian = Takaran pemakaian per m² x Panjang Jalan x Lebar
= 1 liter/m2 x 75 m x 0.65 m x 2
= 97.5 liter
 STA 17 + 350 sampai STA 17 + 500
Volume Pemakaian = Takaran pemakaian per m² x Panjang Jalan x Lebar
= 1 liter/m2 x 150 m x 0.4 m x 2
= 120 liter

Volume pemakaian keseluruhan = volume 1 + volume 2+ volume 3+ volume 4


= 2177.5 + 5292.5 + 97.5 + 120
= 7687.2 liter

2. Pekerjaan Perekat – Aspal Cair (Tack Coat)

Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas
jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya di hampar. Lapis perekat
mempunyai kegunaan memberi daya ikat antara lapis lama dengan baru, dan di
pasang pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan bersih. Pada
proyek ini, lapis perekat dikerjakan setelah penghamparan lapis AC-BC dan
sebelum penghamparan lapis AC-WC. Takaran pemakaian bahan lapis perekat ini
adalah 0.15 liter/m2.

III - 55
Contoh perhitungan lapis resap perekat (tack coat) STA 14+500 – STA
17+500 alan Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai
berikut:

Tabel 3.24. Contoh Perhitungan Pekerjaan Lapis Perekat (tack coat)


Perhitungan

Takaran pemakaian untuk 1 m2 = 0.15 liter/m2


 STA 14 + 500 sampai STA 16 + 175
Volume Pemakaian = Takaran pemakaian per m² x Panjang Jalan x Lebar
= 0.15 liter/m2 x 1675 m x 7 m
= 1758.75 liter

 STA 16 + 200 sampai STA 17 + 300


Volume Pemakaian = Takaran pemakaian per m² x Panjang Jalan x Lebar
= 0.15 liter/m2 x 100 m x 9 m
= 135 liter
 STA 16 + 325 sampai STA 16 + 475
Volume Pemakaian = Takaran pemakaian per m² x Panjang Jalan x Lebar
= 0.15 liter/m2 x 150 m x 7 m
= 157.5 liter
 STA 16 + 500 sampai STA 17 + 500
Volume Pemakaian = Takaran pemakaian per m² x Panjang Jalan x Lebar
= 0.15 liter/m2 x 1000 m x 7 m
= 1050 liter

Volume pemakaian keseluruhan = volume 1 + volume 2+ volume 3+ volume 4


= (1758.75 + 135 + 157.5 + 1050)x 2 lapisan
= 6202 liter

III - 56
3. Pekerjaan Lapisan Permukaan (AC-Base)

5 cm = AC Wearing Course
AC - WC ( Lev)
t1=2cm
t2=var 6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base
t3=2cm
CL

15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)

Gambar 3.13. Pekerjaan Lapisan Permukaan AC-Base

Tabel 3.25. Contoh Perhitungan Pekerjaan lapisan AC-Base

Sketsa Perhitungan

L Sta 14 + 525 ∑X.Y= (-3.6x78.112) + (-3x78.037) +

(-3x78.019)+(-3.6x78.094)

= 1030.509

∑Y.X = (78.094x-3) + (78.112x-3) +

Koordinat
(78.037x-3.6) + (78.019x-3.6)
Titik
X Y
= 1030.419
1 -3.6 78.094
2 -3 78.112
3 -3 78.037
Luas =  X .Y   Y . X
4 -3.6 78.019 2
1 -3.6 78.094
Luas = 1030.509 - (-1030.419 )
2
Luas = 0.045

III - 57
Lanjutan tabel 3.25

R 14 + 525

∑X.Y = (3x78.310) + (3.6x78.235) +

(3.6x78.217) + (3x78.292)

= 1033.033
Koordinat
Titik
X Y ∑Y.X = (78.292x3.6) + (78.310x3.6)+
1 3 78.292 (78.235x3) + (78.217x3)
2 3.6 78.310
3 3.6 78.235 = 1033.123
4 3 78.217
1 3 78.292 Luas =  Y . X   X .Y
2

Luas = 1033 .033  1033 .123


2

Luas = 0.0449

Tabel 3.26. Hasil Perhitungan Pekerjaan lapisan AC-Base

Luas(m²) Jarak Volume(m³)


No. Stationing
Kiri Kanan (m) Kiri Kanan
1 14 + 500 0.0449 0.0449 25
2 14 + 525 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
3 14 + 550 0.0451 0.0451 25 1.125 1.125
4 14 + 575 0.0451 0.0451 25 1.128 1.128
5 14 + 600 0.045 0.0448 25 1.126 1.124
6 14 + 625 0.045 0.045 25 1.125 1.123
7 14 + 650 0.045 0.045 25 1.125 1.125
8 14 + 675 0.045 0.045 25 1.125 1.125
9 14 + 700 0.045 0.045 25 1.125 1.125
10 14 + 725 0.045 0.045 25 1.125 1.125
11 14 + 750 0.045 0.045 25 1.125 1.125
12 14 + 775 0.0451 0.0451 25 1.126 1.126
13 14 + 800 0.0451 0.0451 25 1.128 1.128

III - 58
Lanjutan tabel 3.26
14 14 + 825 0.045 0.045 25 1.126 1.126
15 14 + 850 0.045 0.045 25 1.125 1.125
16 14 + 875 0.045 0.045 25 1.125 1.125
17 14 + 900 0.045 0.045 25 1.125 1.125
18 14 + 925 0.045 0.045 25 1.125 1.125
19 14 + 950 0.045 0.045 25 1.125 1.125
20 14 + 975 0.0449 0.0449 25 1.124 1.124
21 15 + 0 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
22 15 + 25 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
23 15 + 50 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
24 15 + 75 0.045 0.045 25 1.124 1.123
25 15 + 100 0.0449 0.0449 25 1.124 1.124
26 15 + 125 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
27 15 + 150 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
28 15 + 175 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
29 15 + 200 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
30 15 + 225 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
31 15 + 250 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
32 15 + 275 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
33 15 + 300 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
34 15 + 325 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
35 15 + 350 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
36 15 + 375 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
37 15 + 400 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
38 15 + 425 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
39 15 + 450 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
40 15 + 475 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
41 15 + 500 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
42 15 + 525 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
43 15 + 550 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
44 15 + 575 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
45 15 + 600 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
46 15 + 625 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123

III - 59
Lanjutan tabel 3.26

47 15 + 650 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123


Lanjutan
48 tabel 15
3.26 + 675 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
49 15 + 700 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
50 15 + 725 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
51 15 + 750 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
52 15 + 775 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
53 15 + 800 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
54 15 + 825 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
55 15 + 850 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
56 15 + 875 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
57 15 + 900 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
58 15 + 925 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
59 15 + 950 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
60 15 + 975 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
61 16 + 0 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
62 16 + 25 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
63 16 + 50 0.045 0.045 25 1.124 1.124
64 16 + 75 0.045 0.045 25 1.125 1.125
65 16 + 100 0.0449 0.0449 25 1.124 1.124
66 16 + 125 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
67 16 + 150 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
68 16 + 175 0.0449 0.0449 25 1.123 1.123
69 16 + 500 0.2694 0.2694 25 3.929 3.929
70 16 + 525 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
71 16 + 550 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
72 16 + 575 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
73 16 + 600 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
74 16 + 625 0.0075 0.0075 25 3.461 3.461
75 16 + 650 0.0075 0.0075 25 0.188 0.188
76 16 + 675 0.0075 0.0075 25 0.188 0.188
77 16 + 700 0.0075 0.0075 25 0.188 0.188
78 16 + 725 0.2694 0.2694 25 3.461 3.461
79 16 + 750 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735

III - 60
Lanjutan tabel 3.26

80 16 + 775 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735


81 16 + 800 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
82 16 + 825 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
83 16 + 850 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
875 16 + 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
85 16 + 900 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
86 16 + 925 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
87 16 + 950 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
88 16 + 975 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
89 17 + 0 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
90 17 + 25 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
91 17 + 50 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
92 17 + 75 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
93 17 + 100 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
94 17 + 125 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
95 17 + 150 0.2694 0.2694 25 6.735 6.735
96 17 + 175 0.2695 0.2705 25 6.736 6.749
97 17 + 200 0.2695 0.2705 25 6.738 6.763
98 17 + 225 0.2694 0.2694 25 6.736 6.749
99 17 + 250 0.0448 0.0452 25 3.928 3.933
100 17 + 275 0.0448 0.0452 25 1.120 1.130
101 17 + 300 0.045 0.045 25 1.123 1.128
102 17 + 325 0.0449 0.0449 25 1.124 1.124
103 17 + 350 0.0263 0.0263 25 0.890 0.890
104 17 + 375 0.0263 0.0263 25 0.658 0.658
105 17 + 400 0.0263 0.0263 25 0.658 0.658
106 17 + 425 0.0263 0.0263 25 0.658 0.658
107 17 + 450 0.0262 0.0262 25 0.656 0.656
108 17 + 475 0.0262 0.0262 25 0.655 0.655
109 17 + 500 0.0262 0.0262 25 0.655 0.655
Jumlah 260.449 260.513
Jumlah 520.898
Kuantitas Volume Dalam Satuan Ton = Volume Total x Nilai Kepadatan
= 520.89 m3 x 2,3 Ton/m3 =1.198,0654 Ton

III - 61
4. Pekerjaan Lapisan Permukaan (AC-BC)
Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak di bawah lapisan
aus (Wearing Course) dan di atas lapisan pondasi (Base Course) yang telah
dilapisi dengan lapis resap pengikat (prime coat).
Untuk menghitung volume pekerjaan lapis permukaan (AC-BC), dapat
dilakukan dengan cara seperti mencari luas penampang jalan yang akan
dihamparkan lapisan aspal beton (AC-BC).
Contoh perhitungan lapis permukaan (AC-BC) 14+500 Jalan Sidodadi
Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:

5 cm = AC Wearing Course
AC - WC ( Lev)
t1=2cm
t2=var 6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base
t3=2cm
CL

15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)

Gambar 3.14. Pekerjaan Lapisan Permukaan AC-BC

Tabel 3.27. Contoh Perhitungan Pekerjaan lapisan AC-BC

Sketsa Perhitungan

L Sta 14 + 525 ∑X.Y= (-3.55x78.172) + (-3x78.112) +

(-3x78.096)+(-3.55x78.156)

= -1023.588

∑Y.X = (78.156x-3) + (78.172x-3) +

(78.112x-3.55) + (78.096x-3.55)

= -1023.522
Luas =  X .Y   Y . X
2

III - 62
Lanjutan tabel 3.27

Luas = - 1023.588 - (-1023.522 )


Koordinat 2
Titik
X Y
Luas = -0.033
1 -3.55 78.156
2 -3 78.172
3 -3 78.112
4 -3.55 78.096
1 -3.55 78.156

R 14 + 525

∑X.Y = (3x78.369) + (3.55x78.309) +

(3.55x78.292) + (3x78.352)

= 1026.096
Koordinat
Titik
X Y ∑Y.X = (78.352x3.55) +(78.369x3.55)+
1 3 78.352 (78.309x3) + (78.292x3)
2 3.55 78.369
3 3.55 78.309 = 1026.162
4 3 78.292
1 3 78.352 Luas =  Y . X   X .Y
2

Luas = 11026 .096  1026 .162


2

Luas = 0.033

Tabel 3.28. Hasil Perhitungan Pekerjaan lapisan AC-BC

Luas(m²) Jarak Volume(m³)


No. Stationing
Kiri Kanan (m) Kiri Kanan
1 14 + 500 0.0331 0.0331 25
2 14 + 525 0.0331 0.0331 25 0.828 0.828
3 14 + 550 0.0331 0.0331 25 0.828 0.828
4 14 + 575 0.0331 0.0331 25 0.828 0.828
5 14 + 600 0.0331 0.0331 25 0.828 0.828
6 14 + 625 0.0331 0.0331 25 0.828 0.828
7 14 + 650 0.0331 0.0331 25 0.828 0.828

III - 63
Lanjutan tabel 3.28
8 14 + 675 0.033 0.033 25 0.826 0.826
9 14 + 700 0.033 0.033 25 0.825 0.825
10 14 + 725 0.033 0.033 25 0.825 0.825
11 14 + 750 0.033 0.033 25 0.825 0.825
12 14 + 775 0.033 0.033 25 0.825 0.825
13 14 + 800 0.033 0.033 25 0.825 0.825
14 14 + 825 0.033 0.033 25 0.825 0.825
15 14 + 850 0.033 0.033 25 0.825 0.825
16 14 + 875 0.033 0.033 25 0.825 0.825
17 14 + 900 0.033 0.033 25 0.825 0.825
18 14 + 925 0.033 0.033 25 0.825 0.825
19 14 + 950 0.033 0.033 25 0.825 0.825
20 14 + 975 0.033 0.033 25 0.825 0.825
21 15 + 0 0.0331 0.0331 25 0.826 0.826
22 15 + 25 0.0329 0.0329 25 0.825 0.826
23 15 + 50 0.033 0.033 25 0.824 0.825
24 15 + 75 0.033 0.033 25 0.825 0.824
25 15 + 100 0.033 0.033 25 0.825 0.825
26 15 + 125 0.033 0.033 25 0.825 0.825
27 15 + 150 0.033 0.033 25 0.825 0.825
28 15 + 175 0.033 0.033 25 0.825 0.825
29 15 + 200 0.033 0.033 25 0.825 0.825
30 15 + 225 0.033 0.033 25 0.825 0.825
31 15 + 250 0.033 0.033 25 0.825 0.825
32 15 + 275 0.033 0.033 25 0.825 0.825
33 15 + 300 0.033 0.033 25 0.825 0.825
34 15 + 325 0.033 0.033 25 0.825 0.825
35 15 + 350 0.033 0.033 25 0.825 0.825
36 15 + 375 0.033 0.033 25 0.825 0.825
37 15 + 400 0.0331 0.0329 25 0.826 0.824
38 15 + 425 0.0331 0.0329 25 0.828 0.823
39 15 + 450 0.0331 0.0329 25 0.828 0.823
40 15 + 475 0.0331 0.0332 25 0.828 0.826
41 15 + 500 0.0331 0.0331 25 0.828 0.829
42 15 + 525 0.033 0.033 25 0.826 0.826

III - 64
Lanjutan tabel 3.28

43 15 + 550 0.033 0.033 25 0.825 0.825


44 15 + 575 0.033 0.033 25 0.825 0.825
45 15 + 600 0.033 0.033 25 0.825 0.825
46 15 + 625 0.033 0.033 25 0.825 0.825
47 15 + 650 0.033 0.033 25 0.825 0.825
48 15 + 675 0.033 0.033 25 0.825 0.825
49 15 + 700 0.033 0.033 25 0.825 0.825
50 15 + 725 0.033 0.033 25 0.825 0.825
51 15 + 750 0.033 0.033 25 0.825 0.825
52 15 + 775 0.033 0.033 25 0.825 0.825
53 15 + 800 0.033 0.033 25 0.825 0.825
54 15 + 825 0.033 0.033 25 0.825 0.825
55 15 + 850 0.033 0.033 25 0.825 0.825
56 15 + 875 0.033 0.033 25 0.825 0.825
57 15 + 900 0.033 0.033 25 0.825 0.825
58 15 + 925 0.033 0.033 25 0.825 0.825
59 15 + 950 0.033 0.033 25 0.825 0.825
60 15 + 975 0.033 0.033 25 0.825 0.825
61 16 + 0 0.329 0.329 25 4.525 4.525
62 16 + 25 0.329 0.329 25 8.225 8.225
63 16 + 50 0.329 0.329 25 8.225 8.225
64 16 + 75 0.329 0.329 25 8.225 8.225
65 16 + 100 0.033 0.033 25 4.525 4.525
66 16 + 125 0.033 0.033 25 0.825 0.825
67 16 + 150 0.033 0.033 25 0.825 0.825
68 16 + 175 0.033 0.033 25 0.825 0.825
69 16 + 500 0.2139 0.2139 25 3.086 3.086
70 16 + 525 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
71 16 + 550 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
72 16 + 575 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
73 16 + 600 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
74 16 + 625 0.003 0.003 25 2.711 2.711
75 16 + 650 0.003 0.003 25 0.075 0.075
76 16 + 675 0.003 0.003 25 0.075 0.075
77 16 + 700 0.003 0.003 25 0.075 0.075

III - 65
Lanjutan tabel 3.28

78 16 + 725 0.2121 0.2139 25 2.689 2.711


79 16 + 750 0.213 0.2139 25 5.314 5.348
80 16 + 775 0.213 0.2139 25 5.325 5.348
81 16 + 800 0.2139 0.2139 25 5.336 5.348
82 16 + 825 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
83 16 + 850 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
84 16 + 875 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
85 16 + 900 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
86 16 + 925 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
87 16 + 950 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
88 16 + 975 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
89 17 + 0 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
90 17 + 25 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
91 17 + 50 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
92 17 + 75 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
93 17 + 100 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
94 17 + 125 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
95 17 + 150 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
96 17 + 175 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
97 17 + 200 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
98 17 + 225 0.2139 0.2139 25 5.348 5.348
99 17 + 250 0.033 0.033 25 3.086 3.086
100 17 + 275 0.033 0.033 25 0.825 0.825
101 17 + 300 0.033 0.033 25 0.825 0.825
102 17 + 325 0.0329 0.0329 25 0.824 0.824
103 17 + 350 0.0179 0.0179 25 0.635 0.635
104 17 + 375 0.0179 0.0179 25 0.448 0.448
105 17 + 400 0.0179 0.0179 25 0.448 0.448
106 17 + 425 0.0179 0.0179 25 0.448 0.448
107 17 + 450 0.0181 0.018 25 0.450 0.449
108 17 + 475 0.0181 0.0181 25 0.453 0.451
109 17 + 500 0.0181 0.0181 25 0.453 0.453
Jumlah 230.780 230.856
Jumlah 461.560
Kuantitas Volume Dalam Satuan Ton = Volume Total x Nilai Kepadatan
= 461,560 m3x 2,3 Ton/m3 =1.061,588 Ton
III - 66
5. Pekerjaan Lapisan Permukaan (AC-WC)
Pekerjaan lapisan Permukaan dilaksanakan setelah pekerjaan lapis pondasi
agregat kelas A selesai dan telah dilapisi dengan lapis resap pengikat (prime
coat).Untuk menghitung volume pekerjaan lapis permukaan (AC-WC), dapat
dilakukan dengan cara seperti mencari luas penampang jalan yang akan
dihamparkan lapisan aspal beton (AC-WC).
Contoh perhitungan lapis permukaan (AC-WC) STA 14+525 Jalan Sidodadi
Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:
5 cm = AC Wearing Course
AC - WC ( Lev)
t1=2cm
t2=var 6 cm = AC Binder Course
t3=2cm 7.5 cm = AC - Base
CL

15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)

Gambar 3.15. Pekerjaan Lapisan Permukaan AC-WC

Tabel 3.29. Contoh Perhitungan Pekerjaan lapisan AC-WC

Sketsa

L Sta 14 + 525

III - 67
Lanjutan tabel 3.29 Perhitungan

 L STA 14 + 525

∑X.Y=(-3.5x78.312)+(0x78.2)+(0x78.152)+
Koordinat
Titik
X Y (-3x78.172) +(-3x78.157)+(-3.5x77.207)
1 -3.5 78.207
2 0 78.312
= -1013.303
3 0 78.2
4 -3 78.152
5 -3 78.172 ∑Y.X=(78.207x0)+(78.312x0)+(78.2x-3)+
6 -3.5 78.157
(78.152x-3)+(78.172x-3.5)+(78.157x-3.5)
1 -3.5 77.207
= 1014.088

Luas =  X .Y   Y . X
2
- 1013.303 - (-1014.088 )
Luas =
2
Luas = m2

Sketsa

R Sta 14 + 500

Perhitungan

 R STA 14 + 525

∑X.Y=(0x78.417)+(3.5x78.367)+(3.5x78.352)+
Koordinat
Titik
X Y (3x78.269) +(3x78.2)+(0x78.312)
1 0 78.312
2 3.5 78.417
= 1017.923
3 3.5 78.367 ∑Y.X=(78.312x3.5)+(78.417x3.5)+(78.367x3)+
4 3 78.352
5 3 78.269 (78.352x3)+(78.269x0)+(78.2x0)
6 0 78.2
= 1018.708
1 0 78.312

III - 68
Lanjutan tabel 3.29

Luas =  Y . X   X .Y
2

Luas = 1018.708 - 1017.923


2
Luas = 0.392 m2

Tabel 3.30. Hasil Perhitungan Pekerjaan lapisan AC-WC

Luas(m²) Jarak Volume(m³)


No. Stationing
Kiri Kanan (m) Kiri Kanan
1 14 + 500 0.2769 0.0331 25
2 14 + 525 0.2979 0.3924 25 7.185 5.319
3 14 + 550 0.2201 0.2201 25 6.475 7.656
4 14 + 575 0.238 0.2373 25 5.726 5.718
5 14 + 600 0.2335 0.2364 25 5.894 5.921
6 14 + 625 0.2711 0.3091 25 6.308 6.819
7 14 + 650 0.2335 0.2335 25 6.308 6.783
8 14 + 675 0.2545 0.2336 25 6.100 5.839
9 14 + 700 0.2621 0.2351 25 6.458 5.859
10 14 + 725 0.2124 0.2373 25 5.931 5.905
11 14 + 750 0.2561 0.307 25 5.856 6.804
12 14 + 775 0.235 0.2335 25 6.139 6.756
13 14 + 800 0.2342 0.2261 25 5.865 5.745
14 14 + 825 0.236 0.2342 25 5.878 5.754
15 14 + 850 0.232 0.2545 25 5.850 6.109
16 14 + 875 0.2341 0.2636 25 5.826 6.476
17 14 + 900 0.2345 0.2374 25 5.858 6.263
18 14 + 925 0.2326 0.2365 25 5.839 5.924
19 14 + 950 0.2365 0.2351 25 5.864 5.895
20 14 + 975 0.2349 0.2531 25 5.893 6.103
21 15 + 0 0.3398 0.3517 25 7.184 7.560
22 15 + 25 0.2936 0.3421 25 7.918 7.560
23 15 + 50 0.2342 0.339 25 6.598 8.673
24 15 + 75 0.235 0.2049 25 5.865 8.514
III - 69
Lanjutan tabel 3.30
25 15 + 100 0.2629 0.2839 25 6.224 6.799
26 15 + 125 0.2416 0.2357 25 6.306 6.495
27 15 + 150 0.2381 0.2171 25 5.996 5.660
28 15 + 175 0.2351 0.2357 25 5.915 5.660
29 15 + 200 0.234 0.232 25 5.864 5.846
30 15 + 225 0.3141 0.3471 25 6.851 7.239
31 15 + 250 0.3489 0.4599 25 8.288 10.088
32 15 + 275 0.2326 0.2261 25 7.269 8.575
33 15 + 300 0.2355 0.2342 25 5.851 5.754
34 15 + 325 0.2394 0.237 25 5.936 5.890
35 15 + 350 0.2342 0.2379 25 5.920 5.936
36 15 + 375 0.2371 0.2373 25 5.891 5.940
37 15 + 400 0.2369 0.2382 25 5.925 5.944
38 15 + 425 0.237 0.2355 25 5.924 5.921
39 15 + 450 0.2394 0.2386 25 5.955 5.926
40 15 + 475 0.2373 0.237 25 5.959 5.945
41 15 + 500 0.2365 0.2384 25 5.923 5.943
42 15 + 525 0.2375 0.2378 25 5.925 5.953
43 15 + 550 0.2373 0.2372 25 5.935 5.938
44 15 + 575 0.2359 0.2349 25 5.915 5.901
45 15 + 600 0.2368 0.2375 25 5.909 5.905
46 15 + 625 0.2378 0.2371 25 5.933 5.933
47 15 + 650 0.2374 0.2364 25 5.940 5.919
48 15 + 675 0.2385 0.2369 25 5.949 5.916
49 15 + 700 0.2376 0.2379 25 5.951 5.935
50 15 + 725 0.2369 0.2379 25 5.931 5.948
51 15 + 750 0.2371 0.2382 25 5.925 5.951
52 15 + 775 0.2384 0.2385 25 5.944 5.959
53 15 + 800 0.2372 0.2378 25 5.945 5.954
54 15 + 825 0.2375 0.2373 25 5.934 5.939
55 15 + 850 0.2395 0.2385 25 5.963 5.948
56 15 + 875 0.2394 0.2359 25 5.986 5.930
57 15 + 900 0.2375 0.2398 25 5.961 5.946
58 15 + 925 0.2359 0.2378 25 5.918 5.970
59 15 + 950 0.2373 0.237 25 5.915 5.935

III - 70
Lanjutan tabel 3.30
60 15 + 975 0.2349 0.2339 25 5.903 5.886
61 16 + 0 0.2374 0.2373 25 5.904 5.890
62 16 + 25 0.2375 0.2369 25 5.936 5.928
63 16 + 50 0.2375 0.2372 25 5.938 5.926
64 16 + 75 0.2367 0.2371 25 5.928 5.929
65 16 + 100 0.2374 0.2371 25 5.926 5.928
66 16 + 125 0.2357 0.2364 25 5.914 5.919
67 16 + 150 0.2359 0.2351 25 5.895 5.894
68 16 + 175 0.2373 0.2379 25 5.915 5.913
69 16 + 200 0.3468 0.3539 25 7.301 7.398
70 16 + 225 0.3374 0.3463 25 8.553 8.753
71 16 + 250 0.3384 0.3358 25 8.448 8.526
72 16 + 275 0.3394 0.3428 25 8.473 8.483
73 16 + 300 0.3483 0.3462 25 8.596 8.613
74 16 + 325 0.3348 0.3324 25 8.539 8.483
75 16 + 350 0.3494 0.3358 25 8.553 8.353
76 16 + 375 0.3363 0.3397 25 8.571 8.444
77 16 + 400 0.3482 0.3427 25 8.556 8.530
78 16 + 425 0.3542 0.3468 25 8.780 8.619
79 16 + 450 0.3426 0.3472 25 8.710 8.675
80 16 + 475 0.3327 0.3452 25 8.441 8.655
81 16 + 500 0.175 0.175 25 6.346 6.503
82 16 + 525 0.175 0.175 25 4.375 4.375
83 16 + 550 0.175 0.175 25 4.375 4.375
84 16 + 575 0.175 0.175 25 4.375 4.375
85 16 + 600 0.175 0.175 25 4.375 4.375
86 16 + 625 0.175 0.175 25 4.375 4.375
87 16 + 650 0.175 0.175 25 4.375 4.375
88 16 + 675 0.175 0.175 25 4.375 4.375
89 16 + 700 0.175 0.175 25 4.375 4.375
90 16 + 725 0.175 0.175 25 4.375 4.375
91 16 + 750 0.175 0.175 25 4.375 4.375
92 16 + 775 0.175 0.175 25 4.375 4.375
93 16 + 800 0.175 0.175 25 4.375 4.375
94 16 + 825 0.175 0.175 25 4.375 4.375

III - 71
Lanjutan tabel 3.30
95 16 + 850 0.175 0.175 25 4.375 4.375
96 16 + 875 0.175 0.175 25 4.375 4.375
97 16 + 900 0.175 0.175 25 4.375 4.375
98 16 + 925 0.175 0.175 25 4.375 4.375
99 16 + 950 0.175 0.175 25 4.375 4.375
100 16 + 975 0.175 0.175 25 4.375 4.375
101 17 + 0 0.175 0.175 25 4.375 4.375
102 17 + 25 0.175 0.175 25 4.375 4.375
103 17 + 50 0.175 0.175 25 4.375 4.375
104 17 + 75 0.175 0.175 25 4.375 4.375
105 17 + 100 0.175 0.175 25 4.375 4.375
106 17 + 125 0.175 0.175 25 4.375 4.375
107 17 + 150 0.175 0.175 25 4.375 4.375
108 17 + 175 0.175 0.175 25 4.375 4.375
109 17 + 200 0.175 0.175 25 4.375 4.375
110 17 + 225 0.175 0.175 25 4.375 4.375
111 17 + 250 0.241 0.2095 25 5.200 4.806
112 17 + 275 0.236 0.218 25 5.963 5.344
113 17 + 300 0.248 0.221 25 6.050 5.488
114 17 + 325 0.238 0.231 25 6.075 5.650
115 17 + 350 0.231 0.236 25 5.863 5.838
116 17 + 375 0.236 0.219 25 5.838 5.688
117 17 + 400 0.233 0.215 25 5.863 5.425
118 17 + 425 0.237 0.231 25 5.875 5.575
119 17 + 450 0.239 0.235 25 5.950 5.825
120 17 + 475 0.236 0.215 25 5.938 5.625
121 17 + 500 0.231 0.218 25 5.838 5.413
Jumlah 708.136 715.181
Jumlah 1,416.273
Kuantitas Volume Dalam Satuan Ton = Volume Total x Nilai Kepadatan
= 1.416,273 m3 x 2,3 Ton/m3 =3.257,4279 Ton

III - 72
3.2.7. Pekerjaan Struktur
1. Pekerjaan Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu penahan adalah pekerjaan yang digunakan untuk
mendukung pengamanan badan jalan yang nantinya mengalami gerusan air
atau lainnya. Pekerjaan pasangan batu yang ada pada proyek ini adalah
pembuatan dinding penahan tanah. Retaining wall/dinding penahan dipasang
pada sisi bahu jalan, dinding penahan ini dipasang karena medan yang terlalu
curam sehingga diperlukan untuk menahan struktur bahu jalan dan timbunan
jalan agar tidak amblas. Contoh perhitungan pasangan batu penahan pada STA
16+525 Peningkatan dan Pembangunan jalan desa Sidodadi Kecamatan
Penarik Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:

5 cm = AC Wearing Course

6 cm = AC Binder Course
7.5 cm = AC - Base

15 cm = Aggregate Class S
15 cm = Aggregate Class A
20 cm = Aggregate Class B
30 cm = Selected Embankment
3.3% = CBR Subgrade (Average)

Gambar 3.16. Pekerjaan pasangan batu penahan

Tabel 3.31. Contoh perhitungan pasangan batu penahan

Sketsa Perhitungan

Sta 16+525 (kiri) ∑X.Y= (-7.40x46.94) + (-7.20x49.90) +

(-6.40x49.90)+(-6.00x46.64)+

(-6.00x46.64)+(-7.40x46.94)

III - 73
Lanjutan tabel 3.31

3.(-6.40;49.90) 4.(-6.00;49.90) = -1933.03

∑Y.X = (46.94x-7.20) + (46.94x-6.40) +

(49.90x-6.00) + (49.90x-6.00) +

(46.64x-7.40)+(46.64x-7.40)

= -1927.46
2.(-7.20;46,94)
1.(-7.40;46,94)
Luas =  X .Y   Y . X
6.(-7.40;46.64) 5.(-6.00;46.64) 2

Koordinat
Titik Luas =  1933 .03  (1927 .46)
X Y 2
1 -7.40 46.94 2
Luas = 2.788 m
2 -7.20 46.94
3 -6.40 49.90
4 -6.00 49.90
5 -6.00 46.64
6 -7.40 46.64
1 -7.40 46.94
∑X.Y= (-8.44x45.35) + (-8.04x45.35) +

(-7.64x49.50)+(-6.40x49.59) +
STA 16+550 (kiri)
(-6.00x44.45)+(-6.00x44.45) +

(-8.44x44.90)
4.(-6.40;49,50) 5.(-6.00;49,50)

= -2355.28

∑Y.X = (44.90x-8.04) + (45.35x-7.64) +

(45.35x-6.40)+(49.50x-6.00) +

(49.50x-6.00)+(44.45x-8.44) +

3.(-7.64;45,35)
2.(-8.04;45,35) (-44.45x-8.44)
1.(-8.44;44,90)
= -2342.03
7.(-8.44;44,45) 6.(-6.00;44,45)
Luas =  X .Y   Y . X
2

Luas =  2355,28  (2342 .03)


2

Luas 6.627 m
III - 74
Lanjutan tabel 3.31

Titik
Koordinat Luas1  Luas2
X Y Luas Rata- Rata =
2
1 -8.44 44.90
2 -8.04 45.35 2.788  6,627
=
3 -7.64 45.35 2
4 -6.40 49.50
5 -6.00 49.50
6 -6.00 44.45
= 4.708 m2
7 -8.44 44.45
1 -8.44 44.90 Volume Timbunan Pilihan

= Luas Rata- Rata x Jarak

= 4.708 m2 x 25 m

= 117.688 m3

Tabel 3.32. Hasil perhitungan pasangan batu penahan


Luas (m2) Jarak Volume (m3)
No. Stationing
Kiri Rata2 Kanan Rata2 (m) Kiri Kanan
1 16 + 525 2,788 1,417
4,708 1,902 25 117,688 47,541
2 16 + 550 6,627 2,386
3,652 1,544 25 91,300 38,590
3 16 + 575 0,677 0,701
0,794 1,175 25 19,848 29,386
4 16 + 950 0,911 1,650
1,035 1,410 25 25,880 35,261
5 16 + 975 1,160 1,171
1,304 1,147 25 32,610 28,686
6 17 + 0 1,449 1,124
1,248 1,883 25 31,209 47,085
7 17 + 25 1,048 2,643
0,763 1,351 25 19,071 33,785
8 17 + 50 0,478 0,060

Jumlah 175 337,605 260,335


Total Pasangan Batu Penahan 597,940

III - 75
3.2.8. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
1. Marka Jalan Thermoplastic
Marka jalan adalah tanda-tanda jalan yang meliputi tanda garis membujur,
garis melintang, kerucut lalu lintas ( lane divider ) serta lambang lainnya yang
ditempatkan diatas permukaan jalan. Pengendalian kondisi pada pekerjaan marka
jalan ini adalah berupa pemberian marka jalan yang membentuk garis putus –
putus dan garis lurus. Bahan untuk marka jalan adalah berupa Thermoplastic.

Gambar 3.17. Marka Jalan Thermoplastic


Sumber :Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan, Dinas Perhubungan

Catatan :
Kecepatan < 60 km/jam nilai a= 3m dan b = 5m
Kecepatan > 60 km/jam nilai a= 5m dan b = 8m

a. Luas marka yang dibuat pada tepi jalan atau tepi perkerasan (Garis Tepi Luar)
Marka yang dibuat pada tepi badan jalan ini yaitu berwarna putih dan
dibuat sepanjang jalan tanpa ada putus-putus dengan lebar marka 10 cm
panjang 4909 meteruntuk lajur kiri dan lajur kanan.

P : 3000 m
L : 0,10 m
Sehingga
Luas :PxLx2
: 3000 x 0,10 x 2 = 600 m²

III - 76
b. Luas marka yang dibuat pada tengah badan jalan (Garis Pemisah Jalur)
Pemasangan atau pembuatan marka pada tengah- tengah jalan ini yaitu
berwarna putih dengan garis putus-putus, pemasanganya dilakukan sepanjang
jalan.
Asumsi Kecepatan < 60 km/jam nilai a= 3m dan b = 5m
Panjang jalan : 3000 m

Jumlah marka sepanjang jalan : = 375 garis

Panjang marka (P) :3m


Lebar marka (L) : 0,12 m
Luas marka :PxL
3 x 0,12 = 0,36 m²

Luas keseluruhan : Volume 1 marka x Jumlah marka


: 0,36 m² x 375= 135 m²

Jadi, Luas marka termoplastik adalah 600 m² + 135 m² = 735 m²

2. Mata kucing (Glass Road Stud)


Pemasangan mata kucing pada garis tepi marka jalan Thermoplastic untuk
kiri dan kanan dengan jarak 3 meter dan untuk yang ditengah dipasang jarak 8
meter pada ujung garismarka jalan Thermoplastic. Contoh perhitungan mata
kucing seperti berikut

Untuk yang ditengah garis jarak 8 meter :

Jumlah mata kucing sepanjang jalan : = 375 unit

Untuk yang ditepi garis jarak 3 meter:

= 1000 x 2 = 2000 unit

Total jumlah mata kucing (Glass Road Stud) = 375 + 2000

= 2375 unit

III - 77
Tabel 3.33. Rekap Volume Pekerjaan
Perkiraan
Uraian Satuan
Kuantitas
Divisi I Umum
1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls 1.00

Divisi II Pekerjaan Drainase


2.1 Pekerjaan Galian untuk Selokan dan Saluran Air m3 796,795
2.2 Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar m3 602,464
2.3 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang Diameter 75-80 cm unit 33
Divisi III Pekerjaan Tanah
3.1 Pekerjaan Galian Biasa m3 20473,398
3.2 Pekerjaan Timbunan Biasa m3 1.349,964
3.3 Pekerjaan Timbunan Pilihan m3 5.814,3756
3.4 Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan m2 21250

Divisi IV Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan


4.1 Pekerjaan Bahu Jalan Agregat Kelas S m3 2.136

Divisi V Perkerasan Berbutir


5.1 Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas A m3 1.275,3936
5.2 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas B m3 6.281,978

Divisi VI Perkerasan Aspal


6.1 Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) Ltr 7687,2
6.2 Pekerjaan Lapis Pengikat (Tack Coat) Ltr 6202
6.3 Pekerjaan Lapis Permukaan AC-Base Ton 1.198,0654
6.4 Pekerjaan Lapis Permukaan AC-BC Ton 1.061,588
6.5 Pekerjaan Lapis Permukaan AC-WC Ton 3.257,4279

Divisi VII Pekerjaan Struktur


7.1 Pasangan Batu Dinding Penahan m3 597,940

Pekerjaan Minor
8.1 Marka jalan Thermoplastic m2 735
8.2 Mata Kucing ( Glass Road Stud ) unit 2375

III - 78
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PROYEK

4.1. Struktur Organisasi Proyek


Organisasi proyek merupakan sekelompok orang dari berbagai latar
belakang ilmu, yang terorganisir, dan terkoordinir dalam melaksanakan tugas
dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
Pelaksanaan proyek yang baik adalah pelaksanaan yang mempunyai
susunan organisasi yang baik pula, sehingga setiap orang yang terlibat di
dalamnya mengetahui dengan pasti hak, kewajiban, tugas dan wewenangnya
masing-masing.
Adapun cara-cara menyusun organisasi lapangan suatu proyek adalah:
1. Mengelompokkan bagian-bagian tugas sesuai dengan jenis kegiatan masing-
masing.
2. Menempatkan karyawan sesuai dengan keahlian masing- masing.
3. Menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan-
kegiatan setiap bagian dalam organisasi.
4. Membuat struktur organisasi dalam bentuk diagram.

Tugas yang dimaksud disini adalah mengelola melaksanakan proyek dengan


harapan pekerjaan bisa berlansung dengan lancar dan dapat mencapai tujuan atau
sasaran yang ditetapkan berupa keuntungan bagi perusahaan dan kepuasan
pelanggan serta pengguna jasa. Struktur organisasi proyek pembangunan jalan
Dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015 dapat
dilihat pada gambar bagan halaman berikut:

VI - 1
Project Manager

Site Manager

Administrasi Keuangan

Quantity
. Surveyor Logistic Kepala Bidang Teknik

Draftmen Ass QS / Peralatan Material Pelaksana


Juru ukur

Quality Kesehatan dan Mandor


Control Keselamatan Kerja

Kepala Tukang

Pekerja/buruh Tukang

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Proyek


Tugas dan tanggung jawab masing- masing personil adalah:

1. Project Manager
Project manager adalah seseorang yang diberi kuasa sebagai wakil penuh
pemilik perusahaan kontraktor dalam melaksanakan sebuah proyek.
Tanggung jawab dari project manager ini adalah:
a. Menetapkan struktur organisasi pelaksanaan proyek beserta anggotanya.
b. Menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai untuk tiap-tiap kegiatan dan
kebijakan pelaksanaan.
c. Memantau dan bertanggung jawab atas terlaksananya penerapan sistem
manajemen mutu yang diterapkan oleh perusahaan dilingkungan proyek.
d. Mengadakan pertemuan secara periodik dengan semua fungsionaris
organisasi untuk menilaian kemajuan pekerjaan dalam hubungan organisasi
secara terpadu.

VI - 2
e. Memberikan petunjuk atau rekomendasi atas wewenang yang diberikan
demi tercapainya produktivitas kerja yang tinggi dan berkualitas.

2. Site Manager
Site manager adalah wakil project manager yang berkedudukan di lapangan
sebagai koordinator pekerjaan proyek sehari-hari.
Tanggung jawab dari site manager ini adalah:
a. Bertanggung jawab secara langsung kepada project manager.
b. Melakukan pengawasan dan pengendalian rencana pencapaian target dari
masing-masing pekerjaan.
c. Melengkapi data-data pada semua rencana spesifikasi proyek.
d. Memimpin rapat lapangan dan mencari cara-cara penyelesaian atas usul-
usul jika terjadi perubahan desain di lapangan berdasarkan persetujuan dari
yang berwenang demi kelancaran pekerjaan.
e. Meneliti semua spesifikasi dan gambar rencana sebelum dilaksanakan.
f. Membuat laporan-laporan kemajuan pekerjaan secara kontinue menurut
ketentuan.

3. Administrasi Keuangan
Tanggung jawab dari administrasi keuangan ini adalah:
a. Memegang kas serta mengeluarkan uang yang harus dibayar untuk
kebutuhan proyek dan diketahui oleh project manager.
b. Mengatur surat masuk dan surat keluar.
c. Mengatur keuangan proyek.

4. Quantity Surveyor
Quantity surveyor bertugas menghitung, menggambar dan melakukan
pengukuran kuantitas pekerjaan di proyek.

5. Draftmen
Draftmen bertugas menghitung dan menggambar suatu rencana proyek dalam
bentuk gambar kerja (shop drawing) dan gambar pelaksanaan (asbult drawing).

6. Juru ukur
Juru ukur bertugas melakukan pengukuran kuantitas pekerjaan diproyek.

VI - 3
7. Quality Control (labor)
Tanggung jawab dari Quality Control ini adalah:
a. Menyediakan peralatan labor untuk melakukan pengujian mutu bahan yang
akan digunakan.
b. Bertugas menangani urusan pengendalian mutu material dilapangan dan di
AMP.
c. Melakukan kerja sama bila mana akan melakukan pengujian kepada
lembaga/instansi bila perusahaan tidak mempunyai peralatan yang lengkap
untuk beberapa pengujian.

8. Logistic
Tanggung jawab dari logistic ini adalah bertanggung jawab langsung kepada
site manager dalam menyelenggarakan pengadaan bahan, peralatan untuk proyek
yang dipandang perlu sesuai kuantitas, kualitas dan jadwalnya.

9. Peralatan
Tanggung jawab dari Peralatan ini adalah
a. Memberikan data-data kepada Logistic mengenai analisis biaya peralatan
yang berhubungan dengan kemampuan produktifitas berikut biaya
eksploitasnya.
b. Bekerjasama dengan pelaksana terhadap masalah-masalah logistik,
pergudangan, perbengkelan dan transportasi.

10. Material
Tanggung jawab dari Material ini adalah:
a. Bekerjasama dengan pelaksana terhadap masalah-masalah logistik,
pergudangan, perbengkelan dan transportasi.
b. Membuat laporan secara kontinue terhadap pengadaan bahan, peralatan dan
pemeliharaan.

11. Keamanan dan Keselamatan Kerja


Tanggung jawab dari keamanan dan keselamatan kerja ini adalah:
a. Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan lingkungan proyek kepada
site manager.

VI - 4
b. Menjaga keamanan dan ketentraman personil guna kelancaran pelaksanaan
proyek, serta menjaga keamanan bahan dan peralatan yang berada di lokasi
proyek.
c. Membantu tenaga kerja ataupun perangkat kerja lainnya yang mengalami
kecelakaan kerja.
d. Memberikan pengetahuan kepada pekerja tentang pentingnya mengetahui
peraturan keselamatan kerja.

12. Kepala Bidang Teknik


Tanggung jawab dari kepala bidang teknik ini adalah:
a. Membuat rencana kerja bersama site manager.
b. Memimpin dan mengkoordinasikan mandor dalam pelaksanan pekerjaan.
c. Menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanan proyek.
d. Membuat dan menilai laporan kemajuan pekerjaan.

13. Pelaksana
Tanggung jawab dari pelaksana ini adalah:
a. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bestek dan gambar rencana.
c. Mampu melaksanakan fungsi dengan dinamis dalam operasional baik dalam
bidang teknis, pembiayaan material, maupun pengendalian sumber daya
manusia secara efektif.
d. Mengontrol laju operasional proyek guna memberikan laporan, data-data
dan situasi serta kondisi lapangan secara berkala.
e. Melakukan prosedur administrasi proyek sesuai dengan ketentuan.

14. Mandor
Dalam struktur organisasi, mandor berada dibawah perintah dari pelaksana.
Tanggung jawab mandor adalah:
a. Bertanggung jawab kepada pelaksana.
b. Bertanggung jawab dalam mobilisasi para pekerja dan tukang.

VI - 5
15. Kepala Tukang
Dalam struktur organisasi, kepala tukang berada dibawah perintah dari
mandor. Tanggung jawab kepala tukang antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada mandor.
b. Bertanggung jawab dalam mobilisasi para pekerja dan tukang.

16. Tukang dan Pekerja


Dalam struktur organisasi, kepala tukang berada dibawah perintah dari kepala
tukang. Tanggung jawab tukang dan pekerja antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada kepala tukang.
b. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Pengaturan sistem organisasi yang baik dalam mencapai tujuan proyek baik
kualitas maupun kuantitas akan lebih tercapai apabila pelaksana lapangan dapat
memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Tenaga kerja lapangan harus mempunyai sifat serta kepribadian saling
menghormati dan saling menghargai dengan semua tenaga pengawas.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana dan syarat-syarat yang
diizinkan oleh tim pengawas.
3. Tidak menggunakan alat, bahan dan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan
spesifikasi.
4. Tidak memulai suatu pekerjaan sebelum syarat-syarat pekerjaan pendahuluan
terpenuhi.

4.2. Metoda Pelaksanaan Proyek


Dalam pelaksanaan proyek Rencana Pelaksanaan Peningkatan Ruas Jalan
Bantal-Mukomuko Provinsi Bengkulu, item pekerjaan yang dilaksanakan adalah
seperti berikut:
1. Persiaapan Pelaksanaan
 Persiapan Kantor dan Persiapan Lapangan
2. Divisi I -Umum
 Mobilisasi dan Demobilisasi
3. Divisi II - Drainase
 Pekerjaan Galian untuk Selokan dan Saluran Air

VI - 6
 Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar
 Gorong-gorong pipa beton bertulang, diameter dalam 75 – 80 cm
3. Divisi III - Pekerjaan Tanah
 Galian Biasa
 Timbunan Biasa
 Timbunan Pilihan (Bahu Jalan)
 Penyiapan Badan Jalan
4. Divisi IV - Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
 Lapis Pondasi Agregat Kelas S
5. Divisi V - Perkerasan Berbutir
 Lapisan Pondasi Agregat Kelas B
 Lapisan Pondasi Agregat Kelas A
6. Divisi VI – Perkerasan Beraspal
 Lapis Resap Pengikat
 Lapis Pengikat
 AC – Base
 AC – BC
 AC - WC
7. Divisi VII – Pekerjaan Struktur
 Pasangan Batu Dinding Penahan
8. Divisi VIII – Pengembalian Kondisi
 Marka Jalan Thermoplastic
 Cat Eyes
4.2.1. Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan suatu proyek konstruksi, pekerjaan
pertama yang harus dilakukan adalah persiapan. Pekerjaan persiapan pada setiap
proyek tidak terlalu memiliki perbedaan. Besar kecil atau mudah sulitnya
tergantung pada masing-masing proyek yang akan dikerjakan.
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu
proyek konstruksi. Bahkan pekerjaan ini harus dijadikan bagian dari penawaran
tender proyek yang bersangkutan. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa
mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.

VI - 7
1. Persiapan Kantor
Persiapan kantor dilaksanakan berguna sebagai acuan dari persiapan
pelaksanaan di lapangan, adapun persiapan kantor tersebut dalam buku "Metode
Dan Teknis Pelaksanaan Konstruksi” dapat dilihat seperti berikut:
 Membuat Struktur Organisasi
Struktur Organisasi kerja bertujuan untuk mengatur dan
mendistribusikan tenaga kerja dalam pelaksanaan di kantor dan di lapangan.
Sehingga tenaga kerja yang tersedia dapat bekerja dengan efektif dan efisien
untuk mencapai hasil yang optimum.

 Membuat Gambar Kerja (Shop Drawing)


Gambar Kerja (shop drawing) merupakan acuan bagi pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang dibuat oleh kontraktor. Dengan adanya gambar
kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali
secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.

 Membuat Network Planning( NWP ) dan Time Schedule


NWP dan Time Schedule dibuat sebagai acuan dari pelaksanaan
proyek yang dijalankan, agar proyek dapat berjalan lancar terkendali baik
dari segi mutu, biaya dan terutama waktu pengerjaan proyek.

 Perhitungan Kebutuhan Perlengkapan dan Sumber daya


Dalam pekerjaan persiapan pelaksanaan proyek konstruksi perlu
dilakukan perhitungan kebutuhan sumber daya proyek, yaitu seperti
kebutuhan air dan listrik. Begitu juga kebutuhan perlengkapan atau fasilitas-
fasilitas yang dapat menunjang terlaksananya pekerjaan proyek berjalan
dengan lancar. Diantara fasilitas dan perlengkapan tersebut yaitu seperti:
komputer, lemari untuk staf, papan tulis, meja untuk rapat pertemuan dan
perlengkapan lainnya.

2. Persiapan Lapangan
Persiapan Lapangan dapat dilaksanakan apabila semua persiapan kantor
selesai, agar dapat sebagai acuan kegiatan persiapan lapangan yang akan
dilakukan, yaitu perencanaan site plan diantaranya:

VI - 8
 Kantor Proyek (Direksi Keet)
Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik
dari kontraktor, konsultan pengawas maupun pemilik proyek di lapangan
yang dilengkapi ruang-ruang kerja staf, ruang pimpinan, musholla, dan
toilet. Besar kecilnya tergantung pada jenis proyek dan jumlah staf yang
bekerja.

 Gudang Material dan Peralatan


Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti
semen dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup.
Untuk itu, diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Kondisi
gudang harus dijaga agar kering dan tidak lembab, karena kondisi gudang
sangat mempengaruhi mutu bahan yang disimpan. Sementara itu gudang
peralatan berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat ringan, seperti:
mesin gen-set, theodolit, dan perlengkapan peralatan lainnya. Gudang
material dan peralatan pada proyek ini sama dengan letak kantor proyek
seperti yang dijelaskan sebelumnya.

 Base Camp Pekerja


Untuk proyek yang berlokasi di luar kota, biasanya pelaksana proyek
menyediakan base camp sebagai tempat tinggal staf proyek dan barak
pekerja. Pada proyek ini letak kantor proyek, gudang mateial dan peralatan
serta lokasi base camp terdapat di Kecamatan penarik, Kabupaten
Mukomuko, yang berjarak ±1km dari Pembangunan jalan desa Sidodadi
Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko tersebut.

4.2.2. Umum
1. Mobilisasi
Mobilisasi adalah proses pengangkutan atau pemindahan tenaga kerja,
peralatan dan material ke lokasi proyek. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mobilisasi, antara lain:

VI - 9
 Cakupan kegiatan ini tergantung pada jenis volume pekerjaan yang harus
dilaksanakan sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak.
 Pembelian atau penyewaan atas tanah yang digunakan untuk keperluan base
camp kontraktor atau untuk penunjang pekerjaan lain yang merupakan
tanggung jawab pihak kontraktor.
 Pengangkutan alat dan bahan hanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan di
lapangan.

2. Demobilisasi
Demobilisasi dilaksanakan oleh pihak kontraktor pada saat alat yang ada
dilapangan sudah tidak dibutuhkan lagi dilapangan, atau pekerjaan yang akan
dilakukan selanjutnya dengan alat tersebut memiliki jarak waktu yang lama untuk
mengefesienkan kegunaan alat pada proyek. Selain itu demobilisasi juga
dilakukan pada saat kontrak berakhir.

4.2.3. Drainase
1. Pekerjaan Galian Selokan dan Saluran Samping
Pembuatan galian saluran samping jalan tergantung kepada keadaan
lapangan seperti jenis tanah dan curah hujan di lokasi tersebut, jadi dalam
perencanaannya harus benar-benar diperhitungkan dengan baik, agar fungsi
drainase untuk menampung dan mengalirkan air berfungsi dengan optimal.
Sehingga dapat membebaskan pengaruh buruk air terhadap konstruksi
pekerjaan jalan. Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Excavator
- Dump Truck
- Alat Bantu lainya

 Langkah Kerja

VI - 10
 Pembersihan sekitar lokasi kerja dan pemasangan patok pada tepi jalan
yang akan digali berdasarkan gambar rencana.
 Penggalian tanah dilakukan secara mekanik dan bertahap dengan
menggunakan excavator.
 Hasil tanah galian yang tidak terpakai/tidak dimanfaatkan dimuat dan
diangkut dengan menggunakan dump truck, kemudian tanah tersebut
dibuang ke area yang telah ditentukan, sedangkan hasil galian
terpakai/dimanfaatkan untuk pekerjaan timbunan maka material galian
tersebut tersebut di stok atau langsung diangkut ke lokasi pekerjaan
timbunan.
 Perapian permukaan galian saluran oleh pekerja di lapangan dengan
menggunakan alat bantu (cangkul dan sekop).
3. Pengendalian kualitas, dilakukan dengan cara pemeriksaan dimensi dan
kemiringan saluran dengan menggunakan alat bantu (waterpass).

Gambar 4.2. Penggalian Saluran Samping dengan Alat Excavator

2. Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar


Pasangan batu dengan mortar yang mencakup pelapisan sisi atau dasar
selokan dan saluran air dan pembuatan ”apron” (lantai golak), lubang masuk dan
struktur kecil lainnya. Sebelum pekerjaan dilakukan diajukan terlebih dahulu

VI - 11
Shop Drawing dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap bahan batu yang
diusulkan untuk pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar, Kontraktor akan
mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili masing-
masingnya. Satu dari contoh yang diajukan akan menjadi rujukan bagi Direksi
Pekerjaan selama periode Kontrak. Batu harus terdiri dari dari batu alam atau dari
sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh, keras, awet, padat, tahan terhadap
udara dan air dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud. Batu Kali
didatangkan dari Quarry yang terdekat dengan lokasi pekerjaan.
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Concret mixer
- Dump Truck
- Alat Bantu lainya

 Langkah Kerja
 Material didatangkan ke lokasi Pekerjaan. Material yang digunakan
seperti batu kali harus dibersihkan dari bahan yang merugikan yang dapat
mengurangi kelekatan dengan adukan.
 Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaanya dan
diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
 Landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang
pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan
sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan
tertanam pada adukan sebelum mengeras.
 Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan
harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal dari adukan dengan
cara menyapunya dengan sapu kuku. Permukaan yang telah selesai harus
dirawat.

VI - 12
Gambar 4.3. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar

3. Pekerjaan Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter 75-80 cm


Pekerjaan ini dilakukan untuk mengalirkan air searah melintang sumbu
jalan karena disebabkan aliran air tidak memungkinkan dialirkan sepanjang
drainase samping pada jalan, sehingga dibuatkan gorong-gorong dibawah
permukaan jalan dan gorong-gorong juga dibuat untuk kebutuhan saluran irigasi
yang memotong sumbu jalan.Pekerjaan pemasangan gorong – gorong yang
digunakan pada proyek ini yaitu gorong - gorong fabrikasi dengan panjang 1
m/buah diameter 75-80 cm .
Gorong-gorong diameter 75-80 cm

Gambar 4.4. Pekerjaan Pasangan Gorong-gorong

VI - 13
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Excavator
- Alat Bantu lainya

 Langkah Kerja
 Sebelum memasang gorong-gorong terlebih dahulu dibuat lantai kerja.
 Untuk lantai kerja digunakan pasir urug dengan ketebalan 15 cm.
 Gorong-gorong dipasang dengan menggunakan alat bantu
 Pada sambungan gorong – gorong, digunakan campuran mortar setebal 5
cm dengan tujuan agar tidak terjadi kebocoran pada sambungan. Karena
dapat membahayakan lapisan yang berada di atas.
 Setelah gorong-gorong terpasang, kemudian ditimbun dengan
menggunakan tanah urug.

4.2.4. Pekerjaan Tanah


Pada pekerjaan tanah terdapat pekerjaan galian biasa, timbunan biasa,
timbunan pilihan dan penyiapan badan jalan. Adapun penjelasan dari masing-
masing pekerjaan diatas adalah :
1. Pekerjaan Galian Biasa
Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar, sebelum memulai pekerjaan,
kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan, gambar detil penampang
melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan dan
pembongkaran, atau penggalian dilaksanakan.
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk
tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan landasan
atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan
kekerasan bahan pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.

VI - 14
Kontraktor memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di
sekitar lokasi galian.
Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil
dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil.
Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di
sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian tersebut.
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan
harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai.
Penggalian dapat dilakukan menggunakan alat berat seperti (Excavator) atau alat-
alat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Metoda pelaksanaan pekerjaannya
adalah sebagai berikut :

 Pemakaian Sumber Daya


 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Excavator
- Dump Truck
- Alat Bantu lainya
 Langkah Kerja
 Memasang patok pada jalan yang akan digali berdasarkan desain
rencana.
 Penggalian tanah dilakukan secara bertahap dengan tenaga manusia
untuk lokasi yang sulit dijangkau oleh excavator. Penggalian ini
dilaksanakan sampai pada garis ketinggian dan elevasi yang telah
ditentukan.

VI - 15
 Hasil tanah galian yang tidak terpakai/tidak dimanfaatkan dimuat dan
diangkut dengan menggunakan dump truck, kemudian tanah tersebut
dibuang ke area yang telah ditentukan, sedangkan hasil galian
terpakai/dimanfaatkan untuk pekerjaan timbunan maka material galian
tersebut tersebut di stok atau langsung diangkut ke lokasi pekerjaan
timbunan.
 Pengendalian kuantitas dilakukan dengan cara melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana agar volume terealisasi di lapangan sesuai
dengan volume kerja rencana.

Gambar 4.5. Ilustrasi Pekerjaan Galian Tanah

2. Pekerjaan Timbunan Biasa


Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan, dan
pemadatan tanah yang disetujui oleh pelaksana proyek. Pembentukan dimensi dan
elevasi timbunan biasa harus sesuai dengan kelandaian dan ketinggiannya.
Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan biasa perlu dilakukan suatu trial timbunan
tanah, yang berfungsi untuk mengetahui factor loss pada timbunan tanah.
Metode yang digunakan pada pekerjaan ini yaitu dengan menggunakan alat
berat karena tanah timbunan yang akan dibawa berasal dari hasil galian biasa dan
ditambah dari quarry terdekat. Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai
berikut :
 Pemakaian Sumber Daya

VI - 16
 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Excavator
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya
 Bahan - Tanah Timbunan
 Langkah Kerja
 Pematokan batas-batas lokasi pekerjaan timbunan biasa.
 Material diambil menggunakan Excavator, dan diangkut menggunakan
Dump Truck kemudian ditumpuk pada lokasi tertentu sesuai kebutuhan
tanah timbunan.
 Hamparkan tanah pada lokasi timbunan dengan menggunakan Motor
Grader.
 Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibrator Roller, dan disiram
dengan menggunakan Water Tank Truck hingga kepadatan yang
optimum.
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan hamparan dan
melevelkan permukaan dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul,
sekop, dan gerobak.
 Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
 Pengecekan oleh penerima material di lapangan (checker), material
bebas dari bahan organik, sampah atau kotoran.
 Pengecekan kepadatan timbunan biasa dengan sandcone test,
kepadatan yang disyaratkan adalah sampai 95% kepadatan standard
maksimum.

VI - 17
Motor Grader
Dump Truk
Material Siap Diratakan

Water Tank Vibratory Roller


Bolak - balik

Gambar 4.6. Pekerjaan Timbunan Biasa

3. Pekerjaan Timbunan Pilihan

Timbunan pilihan mencakup pengadaan, pengangkutan dan pemadatan.


Timbunan pilihan untuk badan jalan sesuai dengan gambar yaitu dengan ketebalan 30 cm.
Pemadatan untuk timbunan pilihan di lakukan layer per layer agar di kepadatan
yang maximal.
Sumber Bahan :
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Timbunan diklasifikasikan sebagai timbuan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.Timbunan
pilihan yang dipakai pada proyek ini adalah Sirtu (Selected Embankment). Bahan yang
dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastis tinggi. Timbunan diklasifikasikan
sebagai Timbunan Pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua
ketentuan di atas. Timbunan Pilihan bila diuji harus sesuai dengan SNI 03-1744-1989,

VI - 18
memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai
100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Excavator
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya

 Bahan - Tanah Timbunan pilihan

 Langkah Kerja
 Pematokan batas-batas lokasi pekerjaan timbunan pilihan.
 Material diambil menggunakan Excavator, dan diangkut menggunakan
Dump Truck kemudian ditumpuk pada lokasi tertentu sesuai kebutuhan
tanah timbunan.
 Hamparkan tanah pada lokasi timbunan dengan menggunakan Motor
Grader.
 Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibrator Roller, dan disiram
dengan menggunakan Water Tank Truck hingga kepadatan yang
optimum.
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan hamparan dan
melevelkan permukaan dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul,
sekop, dan gerobak.
 Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
 Pengecekan oleh penerima material di lapangan (checker), material
bebas dari bahan organik, sampah atau kotoran.

VI - 19
 Pengecekan kepadatan timbunan biasa dengan sandcone test,
kepadatan yang disyaratkan adalah sampai 95% kepadatan standard
maksimum.

Pengangkutan Penghamparan

Perataan Pemadatan dan Penyiraman

20C
M

Gambar 4.7. Pekerjaan Timbunan Pilihan

4. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembentukan, pemadatan, dan
pemeliharaan elevasi permukaan badan jalan yang disiapkan sampai bahan
perkerasan ditempatkan diatasnya. Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah
sebagai berikut :
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Motor Grader

VI - 20
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya

 Langkah Kerja
 Pengecekan elevasi di center line dan dipinggir.
 Pemberian tanda dipatok dengan cat untuk ketinggian ditepi dan di center
line.
 Pembentukan/ perataan permukaan urugan dan pembentukan kemiringan
urugan dengan menggunakan motor grader.
 Sebelum dilakukan pemadatan permukaan yang sudah diratakan disiram
dengan menggunakan water tank
 Pemadatan permukaan dengan vibratory roller.
 Pemadatan lapangan, hasil pemadatan ditest pengecekan kemiringan dan
kerataan permukaan.
Pemadatan oleh Vibratory Roller
Perataan badan Jalan oleh
dengan menggilas berulang- ulang
Motor Grader
Water Tank

Gambar 4.8. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan

4.2.5.Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan


1. Timbunan Bahu dengan Agregat Kelas S
Pekerjaan pelebaran perkerasan dan bahu jalan ini menggunakan Agregat
Kelas S. Pekerjaan bahu jalan ini meliputi pekerjaan pembersihan dan

VI - 21
pemangkasan tepi jalur jalan, pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan material. Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :

 Pemakaian Sumber Daya


 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja

 Alat - Wheel Loader


- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya

 Bahan - Agregat Kelas S

 Langkah Kerja
 Pematokan batas-batas lokasi pekerjaan perkerasan bahu jalan.
 Agregat kelas S dimuat wheel loader yang ada di base camp AMP ke
dalam dump truck, kemudian diangkut kelokasi pekerjaan.
 Sampai di lokasi kerja, dump truck menumpuk agregat kelas S dengan
jarak tumpukan 1,5 sampai 2 meter, dengan asumsi volume 1 m3 per
tumpukan, dan lebar bahu jalan adalah 1,5 m serta tebal hamparan 20 cm.
 Kemudian Motor Grader menghampar, leveling dan membentuk
tumpukan material bahu agregat kelas S sesuai dengan tebal gembur dan
bentuk bahu jalan yang direncanakan.
 Selanjutnya agregat yang telah terhampar di padatkan dengan
menggunakan vibrator roller.
 Jika agregat terlalu kering atau kadar airnya belum tercapai sehingga
susah untuk dipadatkan maka lakukan penyiraman dengan menggunakan
water tank.

VI - 22
 Selanjutnya dilakukan pemadatan ulang dengan menggunakan Vibratory
Roller untuk mendapatkan kepadatan optimum.
 Penggilasan oleh Vibratory Roller dimulai dari sepanjang bagian tepi
pinggir bahu jalan dan kemudian bergerak ke pinggir badan jalan, karena
dengan demikian material akan cenderung bergerak kearah pinggir badan
jalan yang bertujuan untuk membentuk kemiringan 4% dari bahu jalan.
 Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
- Sand cone test : setiap jarak 100 meter

Dump Truk
Motor Grader

Material Siap Diratakan

Vibratory Roller
Water Tank
Bolak -

Gambar 4.9. Pekerjaan Timbunan Bahu Jalan Agregat Kelas S

4.2.6. Perkerasan Berbutir


1. Perkerasan Lapisan Pondasi Bawah Agregat Kelas B
Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan material agregat kelas B. Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah
sebagai berikut :
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja

VI - 23
 Alat - Wheel Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya
 Bahan - Agregat Kelas B
 Langkah Kerja
 Selanjutnya masukkan material Klas B sesuai dengan hasil pembuatan
Job Mix Formula dan sesuai yang dipersyaratkan spesifikasi teknis.
 Lakukan pembongkaran material dari dump truck ke lokasi/ lahan dengan
dibagi-bagi secara merata memanjang sesuai dengan ketebalan desain
nantiya.
 Pembongkaran tidak boleh sekali bongkar karena akan menjadikan
material segregasi jika dihampar (terlalu jauh pemindahannya).
 Jika telah cukup material, hampar material Klas B dengan Motor Grader
sampai diperoleh hasil hamparan yang disyaratkan spesifikasi, baik
alinyemen horizontal maupun alinyemen vertikalnya.
 Material yang sudah dihampar segera lakukan pemadatan dengan vibro
compactor secara berulang-ulang, dan jika kadar airnya rendah maka
lakukan penyiraman permukaannya dengan bantuan water tank truck ke
arah memanjang. Hal ini untuk menghindari retak-retak, akibat pemadatan
yang dipaksakan. Lakukan pekerjaan diatas secara berulang dan sampai
material Klas B terhampar semua pada lokasi yang sudah disiapkan.
 Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
- Sand cone test : setiap jarak 100 meter

VI - 24
Gambar 4.10. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas B

2. Perkerasan Lapisan Pondasi Atas Agregat Kelas A


Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan/pengadaan, pemprosesan, penebaran,
watering dan pemadatan crushed graded aggregate di atas permukaan yang telah
dipersiapkan dan disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukan pada gambar.

 Pemakaian Sumber Daya


 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Wheel Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank Truck
- Alat Bantu lainya
 Bahan - Agregat Kelas A
 Langkah Kerja
 Selanjutnya masukkan material Aggregat Klas A yang di bawa dari Base
Camp dengan dump truck ke lokasi/ lahan pekerjaan.
 Material Aggregate Klas A dilakukan pencampurannya di Base Camp
sesuai dengan hasil pembuatan Job Mix Formula (Batu Pecah Hasil
Crusher, Pasir, Clay, dan Abu Batu)

VI - 25
 Lakukan pembongkaran material dari Dump Truck ke lokasi/ lahan
dengan dibagi-bagi secara merata memanjang sesuai dengan ketebalan
desain nantinya.
 Pembongkaran tidak boleh sekali bongkar karena akan menjadikan
material segregasi jika dihampar (terlalu jauh pemindahannya).
 Jika telah cukup material, hampar material Aggregat Klas A dengan
Motor Grader sampai diperoleh hasil hamparan yang disyaratkan
spesifikasi, baik alinyemen horizontal maupun alinyemen vertikalnya.
 Material yang sudah dihampar segera lakukan pemadatan dengan vibro
compactor secara berulang-ulang, dan jika kadar airnya rendah maka
lakukan penyiraman permukaannya dengan bantuan water tank truck ke
arah memanjang. Hal ini untuk menghindari retak-retak, akibat
pemadatan yang dipaksakan.
 Lakukan pekerjaan diatas secara berulang dan sampai material Urugan
Pilihan terhampar semua pada lokasi galian pelebaran yang sudah
disiapkan.
 Lakukan test kepadatan dan CBR untuk memastikan bahwa hasil
penghamparan dan pemadatan sudah sesuai dengan persyaratan
spesifikasi teknis.

Gambar 4.11. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas A

4.2.7. Perkerasan Aspal

VI - 26
1. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Lapis resap pengikat (prime coat) adalah pelaburan aspal pada permukaan
lapis pondasi yang belum beraspal. Prime coat merupakan campuran aspal dengan
kerosene (minyak tanah) yang telah dicampur pada suhu tinggi dalam tangki
pemanas pada alat Asphalt Sprayer. Fungsi dari pekerjaan prime coat adalah
memberikan lapisan kedap air pada permukaan pondasi dan memberikan ikatan
antara lapisan pondasi dengan lapisan beraspal. Metoda pelaksanaan pekerjaannya
adalah sebagai berikut :
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Air Compressor
- Asphalt Sprayer
- Dump Truck
- Alat Bantu lainya
 Bahan - Asphal Keras
- Kerosene
 Langkah Kerja:
 Lakukan pembersihan permukaan yang akan disemprot prime coat
dengan menggunakan air compressor.
 Lakukan pembatasan atau pematokan daerah yang akan dilakukan
penyemprotan dengan menggunakan cat atau benang.
 Setelah permukaan siap, maka dilakukan penyemprotan lapis resap
pengikat (prime coat) dengan rata. Penyiraman prime coat dapat
dilakukan 18- 24 jam sebelum melakukan pengaspalan nantinya.
 Perlindungan permukaan yang telah disemprot dari kendaraan yang
lewat.
 Pengendalian kualitas dan kuantitas, pengendalian dapat dilakukan
dengan memperhatikan:
- Pengecekan oleh penerima material di lapangan (checker), apakah
material telah sesuai dengan spesifikasi yang disepakati oleh direksi.

VI - 27
- Pemeriksaan mutu material yang akan digunakan dengan pengujian
paper test. Asphalt Sprayer

Air Compressor

Gambar 4.12. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)

2. Lapis Pengikat (Tack Coat)


Lapis perekat (tack coat) adalah pelaburan aspal yang dihampar pada
kondisi jalan yang telah beraspal (seperti Lapis Penetrasi Macadam, Laston, dll).
Maksud dan Tujuan diberikannya lapis perekat adalah memberikan ikatan
antara lapis perkerasan jalan lama dengan yang baru. Metoda pelaksanaan
pekerjaan lapis perekat sebagai berikut:
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga
- Mandor
- Pekerja
- Operator
 Alat
- Air Compressor
- Asphalt Distributor
 Bahan
- Asphalt
- Kerosone

 Langkah Kerja

VI - 28
 Lakukan pembersihan permukaan yang akan di semprot tack coat dengan
menggunakan air compressor atau penyiapan manual dengan sapu kaku
apabila tidak bisa dijangkau oleh air compressor.
 Lakukan pembatasan atau pematokan daerah yang akan dilakukan
penyemprotan dengan menggunakan cat atau benang.
 Setelah permukaan siap, maka dilakukan penyemprotan lapis perekat (tack
coat) dengan rata. Penyiraman tack coat dapat di lakukan 4 jam sebelum
melakukan pengaspalan nantinya.
 Melakukan perlindungan permukaan yang telah disemprot dari kendaraan
yang lewat.
 Setelah itu minta persetujuan dari pengawas lapangan apakah pekerjaan
tersebut sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang ditetapkan.

Asphalt Distributor
Air Compressor

Gambar 4.13. Pekerjaan Lapis Perekat (tack coat)

3. Pekerjaan Lapisan AC-Base


Pekerjaan lapisan AC-Base dilaksanakan setelah perkerasan berbutir dilapisi
dengan lapis resap pengikat (prime coat). Pekerjaan ini mencakup pencampuran
agregat dan aspal di AMP serta penghamparkan dan pemadatkan campuran
tersebut diatas lapis pondasi yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan.
Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Operator
- Mandor
- Pekerja
 Alat - Wheel loader

VI - 29
- Asphalt mixing plant (AMP)
- Dump Truck
- Asphalt Finisher
- Tandem Roller
- Pneumatic tyre roller
- Alat Bantu lainya
 Bahan - Aspal Keras
- Agregat kasar
- Agregat halus
- Filler

 Langkah Kerja:
 Material yang telah diolah pada Asphalt Mixing Plant (AMP) dan telah
disetujui oleh direksi kemudian dikirim dengan menggunakan Dump
Truck untuk dihampar di lokasi proyek.
 Sebelum dihampar lakukan proses pengukuran garis batas, yang berfungsi
sebagai patokan pada saat melakukan penghamparan.
 Setibanya campuran aspal di lokasi proyek, dilakukan pengecekan suhu
bersama direksi dengan menggunakan thermometer tangan.
 Apabila suhu campuran aspal telah sesuai dengan spesifikasi, masukkan
aspal tersebut kedalam alat penghampar asphalt atau asphalt finisher,
suhu untuk penghamparan berkisar antara 130-150ºC.
 Kemudian dilakukan pemadatan awal dengan menggunakan Tandem
Roller, penggilasan diperkirakan sebanyak 4 passing pada temperature
campuran 125°C – 145°C
 Kemudian penggilasan dilanjutkan dengan PTR (Pneumatic Tire Roller)
dan diikuti penyiraman air yang ada pada PTR. Penggilasan dengan PTR
sebanyak 8 passing dengan penyiraman air dimulai pada passing ke 2.
Temperatur pemadatan 100°C – 125°C.

VI - 30
 Penggilasan akhir, bertujuan untuk mendapatkan bentuk permukaan
lapisan yang dipadatkan. Alat yang digunakan Tandem Roller sekitar 2
passing dengan temperature lebih dari 97°C.
 Setelah selesai pemadatan campuran beraspal, kemudian dilanjutkan
dengan pengambilan sampel oleh mesin core drill per 100 m untuk
mengetahui tebal lapisan campuran beraspal yang telah dikerjakan.
 Setelah pekerjaan selesai maka minta persetujuan dari pengawas lapangan
apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
yang ditetapkan.

Dump Truck Asphalt Finisher

Asphalt Finisher
Tandem Roller PTR

Gambar 4.14. Pekerjaan Laston AC-Base

4. Laston Lapis Aus AC-BC (Asphalt Concrete Bearing Course)


Pekerjaan lapisan AC-BC dilaksanakan setelah pekerjaan lapisan AC-Base
dan juga dilaksanakan setelah pekerasan lama yang telah dilapisi lapis perekat
(tack coat). Pekerjaan ini mencakup pencampuran agregat dan aspal di AMP serta
penghamparan dan pemadatan campuran tersebut diatas lapis pondasi yang telah
disiapkan sesuai dengan persyaratan.
Metoda pelaksanaan pekerjaan AC-BC sebagai berikut:

VI - 31
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga
- Mandor
- Pekerja
- Operator
 Alat
- Wheel Loader
- Asphalt mixing plant (AMP)
- Genset
- Dump Truck
- Asphalt Finisher
- Tandem Roller
- Pneumatic tire roller
- Alat bantu
 Bahan
- Asphalt Concrete - Binder Course (AC - BC)

 Langkah Kerja
 Proses Pengadaan
 Material yang telah diolah pada asphalt mixing plant (AMP) dan telah
disetujui oleh direksi kemudian dikirim menggunakan dump truck
untuk dihampar di lokasi proyek.
 Setelah material sampai di lokasi proyek, lakukan pengecekan
temperatur campuran sesuai dengan spesifikisasi yang telah
direncanakan
 Kondisi yang mungkin terjadi saat pengecekan campuran beraspal
dilapangan: selang waktu pengiriman yang terlalu lama akan
menyebabkan sambungan dan tekstur kurang baik karena campuran
beraspal yang dihampar sudah dingin. Sebaliknya jika truk yang dikirim
terlalu cepat akan menyebabkan terjadi antrian truk di lapangan. Selama
menunggu tersebut kemungkinan terjadi penurunan temperatur, maka

VI - 32
disini sangat diperlukan komunikasi yang baik antara unit di lapangan
dan di AMP.
 Proses Penghamparan
 Sebelum dihampar, lakukan proses pengukuran garis batas, yang
berfungsi sebagai patokan pada saat melakukan penghamparan.
 Masukkan aspal tersebut kedalam alat penghampar asphalt atau asphalt
finisher, suhu untuk penghamparan berkisar antara 120 - 160º C.
 Panjang penghamparan perlu diperkirakan untuk mengantisipasi
kesiapan permukaan perkerasan dan sebagai pembanding ketepatan
tebal hamparan.
 Proses Pemadatan
 Pemadatan dilakukan dengan 3 tahapan.
 Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan tandem roller,
penggilasan dilakukan sebanyak 6 passing.
 Kemudian penggilasan dilanjutkan dengan PTR (pneumatic tire roller)
dan diikuti penyiraman air yang ada pada PTR. Penggilasan dengan
PTR sebanyak 10 passing dengan penyiraman air dimulai pada passing
ke 2. Temperatur pemadatan 95 – 110 °C.
 Penggilasan akhir, bertujuan untuk mendapatkan bentuk permukaan
lapisan yang dipadatkan. Alat yang digunakan tandem roller.
 Setelah selesai pemadatan campuran beraspal, kemudian dilanjutkan
dengan pengambilan sampel oleh mesin core drill per 100 m untuk
mengetahui tebal lapisan campuran beraspal yang telah dikerjakan.
 Setelah pekerjaan selesai maka minta persetujuan dari pengawas
lapangan apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi yang ditetapkan.

VI - 33
Dump Truck Asphalt Finisher

Aspal Finisher Tandem Roller PTR

Gambar 4.14 Pekerjaan Laston Lapis Antara AC-BC

5. Laston Lapis Aus AC- WC (Asphalt Concrete Wearing Course)

Pekerjaan lapisan AC-WC dilaksanakan setelah pekerjaan Laston Lapis Aus


AC-BC dilaksanakan pada proyek ini. Pekerjaan ini mencakup pencampuran
agregat dan aspal di AMP serta penghamparkan dan pemadatkan campuran
tersebut diatas lapis pondasi yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan.

Untuk Pekerjaan AC-WC akan dikerjakan pada Proyek Jalan Puah Data -
Monumen Tugu PDRI. Sistem pekerjaan AC-WC adalah sebagai berikut:

 Pemakaian Sumber Daya


 Tenaga
- Mandor
- Pekerja
- Operator
 Alat
- Wheel Loader
- Asphalt mixing plant (AMP)
- Genset
- Dump Truck
- Asphalt Finisher
- Tandem Roller

VI - 34
- Pneumatic tire roller
- Alat bantu
 Bahan
- Asphalt Concrete - Wearing Course (AC - WC)

 Langkah Kerja
1. Proses Pengadaan
a. Material yang telah diolah pada asphalt mixing plant (AMP) dan telah
disetujui oleh direksi kemudian dikirim menggunakan dump truck
untuk dihampar di lokasi proyek.
b. Setelah material sampai di lokasi proyek, lakukan pengecekan
temperatur campuran sesuai dengan spesifikisasi yang telah
direncanakan
c. Kondisi yang mungkin terjadi saat pengecekan campuran beraspal
dilapangan: selang waktu pengiriman yang terlalu lama akan
menyebabkan sambungan dan tekstur kurang baik karena campuran
beraspal yang dihampar sudah dingin. Sebaliknya jika truk yang dikirim
terlalu cepat akan menyebabkan terjadi antrian truk di lapangan. Selama
menunggu tersebut kemungkinan terjadi penurunan temperatur, maka
disini sangat diperlukan komunikasi yang baik antara unit di lapangan
dan di AMP
 Proses Penghamparan
a. Sebelum dihampar, lakukan proses pengukuran garis batas, yang
berfungsi sebagai patokan pada saat melakukan penghamparan.
b. Masukkan aspal tersebut kedalam alat penghampar asphalt atau asphalt
finisher, suhu untuk penghamparan berkisar antara 120 - 160º C
c. Panjang penghamparan perlu diperkirakan untuk mengantisipasi
kesiapan permukaan perkerasan dan sebagai pembanding ketepatan
tebal hamparan.

VI - 35
 Proses Pemadatan
a. Pemadatan dilakukan dengan 3 tahapan.
b. Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan tandem roller,
penggilasan dilakukan sebanyak 6 passing.
c. Kemudian penggilasan dilanjutkan dengan PTR (pneumatic tire roller)
dan diikuti penyiraman air yang ada pada PTR. Penggilasan dengan
PTR sebanyak 10 passing dengan penyiraman air dimulai pada passing
ke 2. Temperatur pemadatan 95 – 110 °C
d. Penggilasan akhir, bertujuan untuk mendapatkan bentuk permukaan
lapisan yang dipadatkan. Alat yang digunakan tandem roller.
e. Setelah selesai pemadatan campuran beraspal, kemudian dilanjutkan
dengan pengambilan sampel oleh mesin core drill per 100 m untuk
mengetahui tebal lapisan campuran beraspal yang telah dikerjakan.
f. Setelah pekerjaan selesai maka minta persetujuan dari pengawas
lapangan apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi yang ditetapkan.
Dump Truck Asphalt Finisher

Aspal Finisher Tandem Roller PTR

Gambar 4.15. Pekerjaan Laston Lapis Aus AC-WC

VI - 36
4.2.8. Perkerasan Struktur
1. Pasangan Batu Dinding Penahan Tanah
Pekerjaan ini merupakan pasangan batu kali untuk dinding penahan tanah.
Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Mandor
- Pekerja
 Alat - Sendok semen
- Sekop
- Cangkul
- Alat Bantu lainya
 Bahan - Semen
- Agregat halus

 Langkah Kerja
 Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
 Buat adukan semen dengan pasir
 Setelah adukan siap laukan pemasangan dinding penahan tanah dengan
batu kali.

4.2.9. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor


1. Marka Jalan Thermoplastic
Marka jalan thermoplastic merupakan penanda aturan berlalu lintas dijalan
raya. Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Mandor
- Tukang
- Pekerja
 Alat - Mesin Blower
- Mesin Aplikator Marka

VI - 37
- Alat batu lainya
- Dump Truck
 Bahan - Cat marka Thermoplastic
 Langkah Kerja
 Masukan cat marka thermoplastic ke dalam mesin aplikator marka jalan
sedikit demi sedikit untuk di masak
 Naikkan suhu aplikator secara bertahap sampai dengan 150 °C sebagai
catatan ada beberapa jenis cat marka yang membutuhkan suhu
maksimum sampai dengan 280 °C agar cat marka dapat mencair dan siap
di gunakan.
 Setelah suhu mencapai 150 °C kemudian tambah lagi cat kedalam tangki
aplikator marka secukupnya, pastikan alat otomasis pengadukan tetap
jalan kecepatan pengadukan kurang lebih 50-70 putaran permenit
 Naikan suhu ideal sesuai dengan yang dianjurkan pada juknis aplikator
marka sesuai dengan specsifikasi cat marka yang digunakan
 Setelah cat cukup encer dimana cat tersebut dapat mengalir dengan
lancer dan siap untuk dilakukan penghamparan
 Dan pada saat yang bersamaan ketika saat memasak cat marka beberapa
orang pekerja membuat garis acuan dengan menggunakan tali dan kapur
untuk sebagai penanda penghamparan
 Jika acuan sudah ditandai pada area yang akan dihampar dengan cat
marka alat yang pertama jalan itu mesin blower yang digunakan untuk
membersihkan debu, pasir serta sampah pada are menjadi bersih dengan
tekanan angin yang cukup kuat untuk membersihkan pasir yang
berserakan dijalan.
 Setelah area bersih mesin aplikator jalan dengan kecepatan konstan
dengan kecepatan sekitar 2-4 km/jam dan bebesapa orang pekerja
merapikan dengan alat bantu
 Dump truck mengiringi dibelakang untuk membawa bahan cat marka dan
alat-alat bantu.

VI - 38
Gambar 4.16. Pekerjaan Marka Jalan Thermoplastic

2. Mata Kucing (Cat Eyes)


Mata kucing merupakan perlengkapan jalan yang dilengkapi dengan
pemantul cahaya reflektor berwarna kuning, merah atau putih yang dapat
berfungsi dalam kondisi permukaan jalan kering ataupun basah. Mata Kucing
dapat berfungsi sebagai reflektor marka jalan khususnya pada cuaca gelap dan
malam hari. Metoda pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
 Pemakaian Sumber Daya
 Tenaga - Mandor
- Tukang
- Pekerja
 Alat - Mesin Blower
- Mesin Core Drill mata bor khusus
- Alat batu lainya
- Dump Truck

VI - 39
 Bahan - Mata kucing
- Lem perekat khusus

 Langkah Kerja
 Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan dibor terlebih dahulu dengan
alat bor khusus dengan kedalaman sesuai dnegan ukuran paku jalan yang
akan digunakan.
 Setelah dibor lalu Mata kucing dimasukkan dengan melumurkan lem
perekat khusus pada bagian bawah dan bagian bawah badan mata kucing.
 Selanjutnya mata kucing yang telah dimasukkan didiamkan selama +15
menit untuk proses pengerasan agar daya lekat lebih bersenyawa pada
permukaan jalan.
 Jarak pengulanggan pemasangan mata kucing yang dipasang pada marka
membujur putus-putus adalah pada titik awal dan akhir marka dengan
panjang 3-5 m, sedangkan jarak pengulangan untuk mata kucing marka
jalan yang dipasang pada marka utuh adalah setiap 3m.

Gambar 4.17. Pekerjaan Pemasangan Mata Kucing (Cat Eyes)

VI - 40
4.3. Penjadwalan Proyek
Penjadwalan waktu pelaksanaan proyek Pelaksanaan Peningkatan Ruas
Jalan Bantal-Mukomuko Provinsi Bengkulu ini terdiri atas network planning
(metode jaringan kerja) dan perencanaan time schedule beserta kurva S.

4.3.1. Network Planning (NWP) dengan Critical Path Method (CPM)


Net Work Planning adalah suatu model diagram yang dipakai dalam
rencana penyelengaraan suatu proyek yang menggambarkan suatu rangkaian
kegiatan, urutan-urutan item pekerjaan yang akan dilaksanakan syarat waktu
pelaksanaannya. Suatu NWP akan memperlihatkan pekerjaan mana yang lebih
didahulukan untuk dikerjakan, yang mana dikerjakan kemudian ataupun pekerjaan
yang sama-sama dikerjakan.
Tujuan dari pembuatan NWP adalah:
1. Secepat mungkin dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam
pelaksanaan pekerjaan, sehingga penanggulangannya dapat segera
dilakukan.
2. Sarana hubungan komunikasi kerja antara pengawas dan pelaksana.
3. Merupakan petunjuk yang jelas bagi pengawas untuk mengetahui bagian
atau jenis pekerjaan yang memerlukan perhatian khusus, yaitu pada lintasan
kritis.
4. Memungkinkan penyelenggaraan pekerjaan yang lebih ekonomis dengan
mutu pekerjaan yang tetap terjaga.

Apabila jaringan panah disusun dengan baik dan teliti, maka semua aktifitas
dapat berjalan dengan lancar. Disamping pengamanan, pembuatan NWP
memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merinci semua kegiatan proyek
2. Menyusun semua kegiatan proyek
3. Memperlihatkan ketergantungan antara satu dengan yang lainnya seperti:
 Kegiatan apa yang mendahului suatu kegiatan
 Kegiatan apa yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan

VI - 41
 Kegiatan mana yang mengikuti atau sebagai kegiatan lanjutan dari
kegiatan sebelumnya
 Aktifitas dan waktu dari masing-masing kegiatan
 Perhitungan float masing-masing kegiatan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan durasi atau


lamanya suatu proyek dalam pembuatan NWP, yaitu:
1. Kemampuan menyediakan sumber daya yang meliputi tenaga kerja,
waktu, peralatan, biaya pelaksanaan, sarana penunjang serta koordinasi
atau informasi lainnya
2. Lokasi kerja yang berhubungan dengan tempat penyediaan dan
penyimpanan bahan serta penyediaan peralatan
3. Jumlah jam kerja sehari dan shift yang direncanakan
4. Iklim yaitu keadaan musim dan cuaca pada lokasi proyek.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan NWP adalah
sebagai berikut:
1. NWP dimulai oleh suatu event dan diakhiri oleh suatu event pula.
2. Anak panah digambarkan dengan suatu garis lurus, dapat juga dengan suatu
garis putus-putus, tetapi tidak boleh dengan garis lengkung.
3. Suatu anak panah diusahakan lebih besar supaya jelas untuk dibaca.
4. Anak panah harus condong kekanan, karena NWP dibaca dari kiri ke
kanan.
5. Harus dihindari pemotongan diantara anak panah jika keadaan
memungkinkan.
6. Antara suatu peristiwa hanya boleh satu anak panah
7. Tidak boleh ada dummy yang tidak perlu.
Simbol-simbol yang digunakan dapat dilihat pada halaman berikut.

VI - 42
Gambar 4.18. Simbol-Simbol Pada CPM

Keterangan :
NE = Number of event (nomor kegiatan)
EET = Earliest of event time (saat yang paling awal)
LET = Latest event time (saat paling akhir)
Istilah-istilah yang digunakan dalam NWP:
1. Peristiwa atau Event
Merupakan suatu kegiatan atau situasi pada suatu aktifitas atau kejadian.
2. Durasi
Waktu yang dibutuhkan untuk memyelesaikan suatu kegiatan.
3. Aktifitas
Merupakan kegiatan apa saja yang harus didahului diantara dua event, event
awal sebagai yang mendahului dan event akhir sebagai event yang mengikut.
4. Number of Event (NE)
Merupakan indeks atau nomor dari peristiwa yang diurutkan dalam suatu
daftar.
5. EET atau SPA (saat paling awal)
Merupakan suatu waktu tercepat untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
secara berantai, dengan menjumlahkan waktu yang dubutuh untuk suatu
kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan.

VI - 43
6. LET atau SPL (saat paling lambat)
Merupakan suatu waktu terlambat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
secara berantai, dengan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk seiap
kegiatan dari akhir sampai awal kegiatan.
7. Total Float (TF)
Merupakan tenggang yang memungkinkan ditundanya waktu penyelesaian
pekerjaan tanpa melewati waktu batas akhir.
8. Free Float (FF)
Merupakan tenggang yang memungkinkan ditundanya suatu penyelesaian
pekerjaan tanpa mempengaruhi float dari kegiatan yang mengikutinya.
9. Independent Float (IF)
Merupakan waktu tenggang yang memungkinkan ditundanya waktu mulai
atau diundurnya waktu pemyelesaian suatu proyek.
10. Arrow ( )
Arrow (panah) menunjukkan bahwa suatu pekerjaan yang berada pada ujung
panah merupakan kegiatan yang berurutan dengan pekerjaan sebelumnya.
Pada anak panah ini terdapat angka yang menunjukkan lamanya kegiatan
berada pada bagian atas tengah panah.
11. Double Arrow ( )
Double arrow adalah tanda yang menunjukkan suatu kegiatan kritis, dimana
kegiatan yang berada diujung panah akan dapat dilaksanakan jika kegiatan
yang berada diawal panah belum selesai.
12. Dummy( )
Kegiatan semu yang tidak mempunyai waktu kegiatan, tetapi mempunyai
hubungan ketergantungan dengan kegiatan lain.

13. Lintasan Kritis


Suatu waktu yang terpanjang untuk menyelesaikan semua kegiatan dari awal
sampai akhir atau lintasan yang mempengaruhi nilai EET yang sama dengan
LET.

VI - 44
Ciri-ciri lintasan kritis adalah:
1. Waktu awal dan waktu akhir dari awal event sebelumnya sama, yang berarti
EETj = LETi.
2. Waktu awal dan waktu akhir dari event yang sesudahnya sama, yang berarti
EETi = LETj.
3. Durasi kegiatan tersebut harus sama dengan perbedaan antara waktu akhir
event sesudahnya dengan waktu event sebelumnya, LET–EET = 0atau TF =
4.3.2 Tenggang Waktu Kegiatan ( Float)
Tenggang waktu kegiatan adalah batas toleransi keterlambatan
menyelesaikan suatu kegiatan.
Tenggang Waktu Kegiatan ada 3 macam, yaitu :
1. Total Float ( TF )
TF adalah jangka waktu antara saat paling lambat ( SPLj ) peristiwa akhir,
dengan lama kegiatan yang bersangkutan apabila kegiatan tersebut dimulai
pada saat paling awal ( SPAi ) peristiwa awalnya.

Gambar 4.19. Proses Pembuatan CPM

VI - 45
2. Free Float ( FF )
FF adalah jangka waktu antara saat paling awal ( SPAj ) peristiwa akhir,
dengan lama kegiatan yang bersangkutan apabila kegiatan tersebut di
mulai pada saat paling awal ( SPAi ) peristiwa awalnya.
Rumus : FF = SPAj – L – SPAi

3. Independent Float ( IF )
IF adalah jangka waktu antara saat paling awal ( SPAj )peristiwa akhir,
dengan lama kegiatan yang bersangkutan apabila kegiatan tersebut dimulai
pada saat paling lambat ( SPLi ) peristiwa awalnya.
Rumus :
IF = SPAj – L – SPLi

4.3.3 Rencana Waktu Pelaksanaan Kegiatan (Durasi)


Analisa waktu pelaksanaan Proyek Rencana Pelaksanaan Peningkatan Ruas
Jalan Bantal-Mukomuko Provinsi Bengkulu:

1 Minggu = 7 hari kerja


1 Hari = 7 jam kerja

a. Mobilisasi dan Demobilisasi


Volume = 1 Ls
Durasi = 9 hari
Mobilisasi 1 : 3 hari
Mobilisasi 2 : 2 hari
Demobilisasi 1 dan 2 : 4 hari
Mobilisasi 1
- Pembuatan papan nama proyek

VI - 46
- Perabotan dan layanan fasilitas kontraktor
- Pengukuran ulang pada area pekerjaan
- Mendatangkan excavator dan dump truck untuk pekerjaan galian biasa
dan galian untuk saluran samping.
- Pengadaan alat berupa motor Grader, Wheel Loader, vibratory roller,
Water Tank Truck untuk pekerjaan timbunan biasa, timbunan pilihan dan
penyiapan badan jalan.

Mobilisasi 2
- Pengadaan alat berupa asphalt sprayer, tandem roller, air compressor,
asphalt finisher, pneumatic tire Roller untuk pekerjaan lapis resap
pengikat, lapis resap perekat , lapisan Aspal AC-Base,AC-BC,dan AC-
WC.
-
b. Pekerjaan Galian Saluran Drainase
Volume pekerjaan = 796.795 m3
Peralatan yang menentukan = Excavator
Kapasitas produksi = 643,23 m3/hari
Jumlah alat = 1 set
796,795
Waktu pelaksanaan =
1x643,23
= 2 Hari
c. Pekerjaan Galian Biasa
Volume pekerjaan = 20473,398m3
Peralatan yang menentukan = Excavator
Kapasitas produksi = 643,23 m3/hari
Jumlah alat = 2 set
20473,398
Waktu pelaksanaan =
2 x643,23
= 16 hari

VI - 47
d. Pekerjaan Gorong-gorong pipa beton bertulang
Volume pekerjaan = 33 m1
Peralatan yang menentukan = Flat Bad truck
Kapasitas produksi = 28 m1
Jumlah alat = 1 set
33
Waktu pelaksanaan =
28 x1
= 2 hari

e. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar


Volume pekerjaan = 602,464m3
Peralatan yang menentukan = Tukang Batu
Kapasitas produksi = 20 m3/hari
Jumlah Pekerja = 6 Tukang
602,464
Waktu pelaksanaan =
20
= 31 hari
f. Pekerjaan Timbunan Biasa
Volume pekerjaan = 1124,97m3
Peralatan yang menentukan = Vibrator Roller
Kapasitas produksi = 643,25 m3/hari
Jumlah alat = 1set
1124,97
Waktu pelaksanaan =
1x 232,31
= 5 Hari
g. Pekerjaan Timbunan Pilihan Bahu Jalan
Volume pekerjaan = 4845,313 m3
Peralatan yang menentukan = Vibrator Roller
Kapasitas produksi = 275,63 m3/hari
Jumlah alat = 1 set

VI - 48
4845,313
Waktu pelaksanaan =
1x 275,63
= 18 hari
h. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
Volume pekerjaan = 21250 m2
Peralatan yang menentukan = Vibrator Roller
Kapasitas produksi = 1713,95 m2/hari
Jumlah alat = 1 set
21250
Waktu pelaksanaan =
1x1713,95
= 13 hari

i. Pekerjaan Lapis Pondasi Aggregat Kelas S


Volume pekerjaan = 1780 m3
Peralatan yang menentukan = Motor Grader
Kapasitas produksi = 423,30m3/hari
Jumlah alat = 1 set
1780
Waktu pelaksanaan =
1x 423,30
= 5 hari
j. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas B
Volume pekerjaan = 5234,982 m3`
Peralatan yang menentukan = Motor Grader
Kapasitas produksi = 564,40 m3/hari
Jumlah alat = 1 set
5234,982
Waktu pelaksanaan =
1x564,40
= 10 hari
k. Pekerjaan Lapis Pondasi Aggregat Kelas A
Volume pekerjaan = 1062,828 m3
Peralatan yang menentukan = Motor Grader
Kapasitas produksi = 423,30 m3/hari
Jumlah alat = 1 set

VI - 49
1062,828
Waktu pelaksanaan =
1x 423,30
= 3 Hari
l. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Volume pekerjaan = 7687,2 Liter
Peralatan yang menentukan = Asphalt Sprayer
Kapasitas produksi = 2101,49 Liter/hari
Jumlah alat = 1 set
7687,2
Waktu pelaksanaan =
1x2101,49
= 4 hari

m. Pekerjaan Lapis Pengikat (Tack Coat)


Volume pekerjaan = 4680 Liter
Peralatan yang menentukan = Asphalt Sprayer
Kapasitas produksi = 2101,49 Liter/hari
Jumlah alat = 1 set
4680
Waktu pelaksanaan =
1x2101,49
= 3 hari

n. Pekerjaan Laston Lapis Pondasi (AC-Base)


Volume pekerjaan = 1.198,07 m3
Peralatan yang menentukan = Asphalnt Finisher
Kapasitas produksi = 151,64 Ton/hari
Jumlah alat = 1 set
1198,07
Waktu pelaksanaan =
1x151,64
= 8 hari

o. Pekerjaan Laston Lapis Aus (AC-BC)


Volume pekerjaan = 1061,59 m3
Peralatan yang menentukan = Asphalt Finisher

VI - 50
Kapasitas produksi = 121,31 Ton/hari
Jumlah alat = 1 set
1061,59
Waktu pelaksanaan =
1x121,31
= 9 hari

p. Pekerjaan Laston Lapis Aus (AC-WC)


Volume pekerjaan = 3257,43 m3
Peralatan yang menentukan = Asphalt Finisher
Kapasitas produksi = 212,30 Ton/hari
Jumlah alat = 1 set
3257,43
Waktu pelaksanaan =
1x 212,30
= 16 hari

q. Pekerjaan Pasangan Batu Dinding Penahan


Volume pekerjaan = 597,940 m3
Peralatanyang menentukan = Tukang Batu
Kapasitas produksi = 20 m3/hari
Jumlah Tenaga = 6 Tukang
597,940
Waktu pelaksanaan =
20
= 10 hari
r. Pekerjaan Marka Jalan Thermoplastik
Volume pekerjaan = 825 m2
Peralatan yang menentukan = compresor
Kapasitas produksi = 93,333 m2/hari
825
Waktu pelaksanaan =
93,333
= 9 hari
s. Pekerjaan Pemasangan Mata Kucing
Volume pekerjaan = 2378 unit
Peralatan yang menentukan = Mesin Core Drill

VI - 51
Kapasitas produksi = 280 unit/hari
2378
Waktu pelaksanaan =
280
= 9 hari

Hasil dari analisa tersebut diatas dibuatkan dalam bentuk NWP (Net Work
Planning) yang dapat dilihat pada lampiran.

4.3.4 Perencanaan Time Schedule


Time schedule merupakan susunan pekerjaan yang disesuaikan dengan waktu
pelaksanaan. Sehingga dengan adanya time schedule ini akan mempermudah
pengendalian pelaksaanaan pekerjaan. Jadi setiap saat dapat diketahui seberapa
jauh prestasi kerja yang telah tercapai.
Time schedule antara lain berisikan urutan pekerjaan yang berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan jadwal.
b. Untuk mengontrol kemajuan pekerjaan sehingga bila terjadi keterlambatan
dapat dicari jalan keluarnya.
c. Untuk memberikan pedoman mengenai batas-batas waktu dari masing-
masing pekerjaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan time schedule adalah:
a. Batas waktu yang diberikan pemilik
b. Volume Pekerjaan
c. Tenaga kerja
d. Jumlah alat yang tersedia
e. Besarnya volume dari masing-masing pekerjaan
f. Spesifikasi dari kegiatan yang harus diprioritaskan, dan pekerjaan mana
yang mengikutinya.
Ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi antara kurva S aktual dan kurva S
rencana:

VI - 52
a. Kurva S aktual berada diatas kurva S rencana, berarti pekerjaan selesai lebih
cepat dari jadwal.
b. Kurva S aktual berhimpit dengan kurva S rencana, maka pekerjaan selesai
sesuai dengan jadwal.
c. Kurva S aktual berada dibawah kurva S rencana mengakibatkan pekerjaan
terlambat dari jadwal yang ada.
Bila dua kemungkinan pertama yang terjadi dalam pelaksanaan proyek berarti
prestasi kerja dari kontraktor bisa dikatakan baik dan tidak ada masalah, tetapi
bila terjadi kemungkinan yang ke-tiga berarti proyek mengalami keterlambatan
dalam pelaksanaan, sehingga perlu dicari jalan untuk mengatasi keterlambatan
dari pekerjaan proyek tersebut.
Langkah- langkah yang dilakukan jika terjadi keterlambatan :
a. Meneliti sebab terjadinya keterlambatan, dan dilaporkan pada pertemuan-
pertemuan rutin untuk mencari solusi permasalahan.
b. Mempercepat waktu penyelesaian sesuai akar permasalahan, contohnya
adalah:
 Menambah tenaga kerja
 Melengkapi dan menambah peralatan yang akan digunakan
 Mencari dan melaksanakan metode pelaksanaan yang lebih baik
 Menambah jam kerja (lembur)
 Menambah dana/biaya.

4.4 Pengendalian Proyek


Pengendalian proyek adalah mengatur atau mengendalikan semua sumber
daya yang ada di dalam proyek sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
secara sistematis dan berkelanjutan agar dapat berfungsi secara optimal.
Pengendalian proyek merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena akan
berpengaruh terhadap waktu, mutu dan biaya proyek tersebut apakah sesuai
dengan spesifikasi yang diharapkan.
Pengendalian proyek meliputi pengendalian waktu proyek yang mengacu
pada Kurva S (Time Schedule) yang dibuat berdasarkan jenis kegiatan yang akan

VI - 53
dilaksanakan serta rentang waktu pelaksanaannya dalam bentuk suatu jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
Pengendalian biaya proyek dilakukan dengan membuat rencana anggaran
biaya yang akan dikeluarkan selama pelaksanaan pekerjaan dan dirincikan dengan
membuat grafik biaya yang akan diperlukan pada setiap minggunya. Diharapkan
dengan adanya pengendalian biaya, kontraktor tidak mengalami kerugian.
Sedangkan pengendalian mutu proyek mengacu kepada syarat-syarat yang
terdapat didalam spesifikasi proyek dengan melakukan pengujian-pengujian baik
di labor maupun di lapangan pada setiap item pekerjaan yang dilakukan dan
membandingkan hasil pengujian tersebut dengan spesifikasi yang di ijinkan.
Adapun hubungan dari ketiga objek pengendalian proyek tersebut adalah
sebagai berikut:

BIAYA MUTU

 Termurah  Terbaik
 Ekonomis  Memadai

WAKTU

 Tepat waktu
 Tercepat

Gambar 4.20. Skema hubungan antara pengendalian mutu,waktu dan biaya

Dari diagram pengendalian proyek tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya,


mutu dan waktu saling keterkaitan. Contohnya apabila waktu proyek lebih cepat
maka biaya yang dibutuhkan akan lebih murah dan mutu proyek tersebut bisa jadi
berkurang.
Tujuan pengendalian proyek adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengontrol jadwal pelaksanaan pekerjaan di proyek agar sesuai
dengan yang direncanakan dan selesai tepat pada waktunya.
b. Untuk mengontrol mutu material agar sesuai dengan strandar yang telah
ditetapkan.

VI - 54
c. Untuk mengontrol pemakaian bahan dan tenaga kerja agar terhindar dari
pemborosan dan biaya tinggi dapat ditekan.
d. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja selama pelaksanaan proyek.
Adapun poin-poin yang akan di bahas pada bab iniyaitu:
a. Pengendalian waktu pelaksanaan
b. Pengendalian biaya
c. Pengendalian mutu
d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Proyek

4.4.1 Pengendalian Waktu


Pengendalian proyek meliputi pengendalian waktu proyek yang mengacu
pada Kurva S (Time Schedule) yang dibuat berdasarkan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan serta rentang waktu pelaksanaannya dalam bentuk suatu jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
Dengan disusunnya rencana kerja dan mutu oleh pihak kontraktor, maka
pengendalian waktu pelaksanaan dibuat berdasarkan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan serta rentang waktu pelaksanaannya dalam bentuk suatujadwal
pelaksanaan pekerjaan atau lebih dikenal dengan nama time schedule. Dalam time
schedule tertuang beberapa hal antara lain: item dan kuantitas pekerjaan, bobot
kerja per minggu, serta lamanya pekerjaan dilakukan.
Dengan demikian kontraktor dapat mempersiapkan material dan peralatan
serta hal-hal lainnya yang diperlukan sebelum pekerjaan tersebut dimulai,
sehingga dapat menghindari terjadinya kekurangan material dan keterlambatan
datangnya peralatan.
Dalam pelaksanaannya, pengendalian waktu dilakukan dengan membuat
schedule rencana sebagai patokan pelaksanaan pekerjaan serta schedule
pelaksanaan sebagai bentuk realisasi pelaksanaan yang diterapkan dilapangan.
Apabila dalam Kurva S yang terdapat pada jadwal pelaksanaan berada
dibawah Kurva S yang direncanakan, berarti pekerjaan tersebut mengalami
keterlambatan, maka pekerjaan yang mengalami keterlambatan harus

VI - 55
dilaksanakan lebih awal beberapa hari dari jadwal yang telah direncanakan atau
ditambah sumberdaya dan pekerjanya agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu.
Tujuan dari pembuatan time schedule ini adalah:
a. Sebagai pedoman dalam mengendalikan suatu proses pelaksanaan pekerjaan
di lapangan.
b. Untuk mengontrol kemajuan kerja, sehingga jika terjadi keterlambatan dapat
segera diketahui secara langsung dan dapat menentukan langkah kerja
selanjutnya.
c. Untuk memperkirakan banyaknya sumber daya yang akan digunakan baik
itu tenaga kerja, alat, serta bahan.
d. Untuk memperkirakan lamanya waktu pelaksanaan yang telah ditentukan
sesuai dengan rencana.
Dalam pengendalian waktu ini juga sangat dipengaruhi oleh Tenaga
Kerja, Material, Peralatan dan juga akan berpengaruh dengan cuaca. Contohnya
saja jika cuaca sering kali hujan pas kita melaksanakan pekerjaan pasangan batu
dinding penahan tanah, jika sering terjadi hujan yang begitu deras tentu saja
pekerjaan ini tidak akan bisa terlaksana dengan baik atau sesuai dengan bobot
rencana.
Jika bobot pekerjaan berkurang setiap harinya karena cuaca yang tidak
mendukung, maka ini akan sangat mempengaruhi terhadap waktu pelaksanaan
proyek. Jadi untuk mengantisipasi jika terjadi hal yang seperti ini, kita harus
menambah waktu pekerjaan di luar jam kerja biasa, seperti menambah jam lembur
kerja di malam hari supaya bobot pekerjaan yang kurang tersebut bisa terkejarkan,
sehingga waktu pelaksanaan proyek tidak mengalami keterlambatan dan akan
sesuai dengan time schedule.
Begitu juga dengan material serta peralatan yang akan di pakai dalam proyek,jika
terjadi keterlambatan kita harus menambah jam kerja di luar jam kerja yang ada.

4.4.2 Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya proyek dilakukan dengan membuat rencana anggaran
biaya yang akan dikeluarkan selama pelaksanaan pekerjaan (Cash Flow).
Diharapkan dengan adanya pengendalian biaya, kontraktor tidak mengalami

VI - 56
kerugian. Secara berkala, besarnya pengeluaran proyek harus dilaporkan pada
perusahaan yang nantinya akan dibandingkan dengan anggaran yang telah dibuat,
apakah sesuai dengan apa yang telah dianggarkan atau telah terjadi perubahan
mengenai biaya pelaksanaan pekerjaan.
Selain itu, pengendalian terhadap material juga bisa memberikan pengaruh
terhadap pengendalian proyek. Jika material yang digunakan dan pekerjaan yang
dilakukan di dalam proyek sesuai dengan standar yang di tetapkan, maka tidak
ada material yang dibuang atau pekerjaan yang tidak diterima oleh owner, yang
dalam hal ini diwakili oleh konsultan pengawas.
Dengan demikian, akan ada penggunaan biaya yang sesuai dengan rencana.
Namun, jika terjadi pelanggaran terhadap standar yang disepakati, maka akan ada
penambahan biaya terhadap penggunaan material dan pekerjaan, karena material
yang di gunakan serta pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar.
Pada proyek jalan Bantal-Mukomuko ini tidak memberikan secara
keseluruhan biaya yang diperlukan dari harga keseluruhan pekerjaan, namun
biaya diberikan dengan melihat hasil perkembangan proses pekerjaan yang terjadi
dilapangan. Proses pengendalian biaya ini dapat di lakukan dengan membuat
suatu anggaran tentang biaya yang akan di perlukan (request) selama proses
pekerjaan berlangsung, Anggaran tersebut di buat oleh pihak kontraktor yang
lebih mengetahui di lapangan. Setelah itu, di buat semacam evaluasi terhadap
biaya yang dikeluarkan dan dibuatkan laporan dari hasil pekerjaan tersebut dalam
jangka waktu tertentu kemudian akan di bandingkan dengan anggaran yang telah
di buat.
Biaya dalam suatu proyek sangatlah sensitive karena ini mencakup masalah
uang, jadi bagian keuangan harus merekap semua biaya yang keluar maupun uang
yang masuk ke pembukuan proyek haruslah di catat dengan detail supaya tidak
terjadi kecurangan dalam proyek ini.
Kita contohkan pada bagian logistic misalnya, semua material yang datang
maupun yang akan di hamparkan dilapangan harus lah di ukur volumenya, baik
itu material yang datang maupun yang akan di hampar, supaya pada material ini
tidak ada yang terbuang sia-sia dan tidak terjadi kecurangan. Bagian logistic

VI - 57
haruslah memberikan nota berapa volume material yang masuk maupun keluar
untuk nanti nya yang akan di tagih pada bagian keuangan.

4.4.3 Pengendalian Mutu


Pada umumnya, setiap proyek dilengkapi dengan suatu rencana kerja dan mutu
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian mutu proyek di
lakukan. Pengendalian mutu (quality control) pada suatu proyek
dilakukanterhadap semua item pekerjaan yang ada pada proyek tersebut.
Setiap proyek dilengkapi dengan suatu rencana kerja dan mutu yang menjadi
acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian mutu proyek yang dilakukan.
Pengendalian mutu dilakukan agar proyek yang dilaksanakan mencapai semua
sasaran dan persyaratan mutu yang telah disepakati sebelumnya di dalam kontrak.
a. Pengendalian mutu awal di laboratorium
Pengendalian mutu yang dilakukan di laboratorium mencakup tentang
pengujian- pengujian agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal.
 Pengendalian mutu di AMP
Pengendalian mutu yang dilakukan di AMP (Asphalt Mixing Plant) adalah :
 Banyaknya perbandingan agregat dengan aspal yang dikontrol dengan
peralatan mesin yang sesuai dengan posisi yang didapat di
laboratorium.
 Bahan aspal harus dipanaskan dengan temperature antara 140-160 °C
di dalam suatu tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah terjadinya pemanasan setempat dan mampu mengalirkan
bahan aspal ke alat pencampur secara terus menerus pada temperatur
yang merata setiap saat. Pada setiap hari sebelum proses pencampuran
dimulai, minimum harus terdapat 30.000 liter aspal panas yang siap
untuk dialirkan kealat pencampur.
 Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat harus
kering dengan tempertaur dalam rentang yang diisyaratkan untuk
bahan aspal, tetapi tidak melampaui 15 °C di atas temperature bahan
aspal.

VI - 58
 Bahan pengisi (filler) tambahan ditakar secara terpisah dalam
menampung kecil yang dipasang tepat di atas alat pencampur. Agar
pengendalian kadar dan fungsi filler dapat difungsikan.
 Selain itu perhatikan suhu pencampuran agar dapat dicapai kekuatan
yang direncanakan, suhu pencampuran berkisar antara 120 °C-150°C.
 Serta pengecekan suhu pada saat ditransfer kedalam truk dan volume
yang telah dicampur setiap kali pengangkutan (tiap truck). Untuk
menjaga suhu campuran agar tidak turun secara drastis maka bak truck
ditutup dengan kanvas/ terpal.

Tabel 4.1. Prosedur Pelaksanaan dan Suhu Pencampuran


Perkiraan
Viskositas Asphalt Temperatur
Prosedur Pelaksanaan
(Pas) Asphalt
( ◦C )
Pencampuran benda uji marshall 0,2 155±1
Pemadatan Benda Uji marshall 0,4 145 ±1
Suhu Pencampuran maksimal di
0,2 - 0,5 145-155
AMP
Mengosongkan Pencampur AMP
± 0.5 135 -150
kedalam truck
Penyerahan ke Paver 0,5 – 0,1 130-150
Penggilasan Break down (Silinder
1–2 125-145
Baja)
Penggilasan kedua (ban karet) 2 - 20 100-125
Penggilasan akhir (silinder Baja) < 20 >95
Catt: 1 pas = 100 cSt dimana : pas = pascal seconds , cSt = Centistokes
Sumber : Spesifikasi, 2010 revisi 2

VI - 59
b. Pengendalian Mutu di Lapangan
Adapun yang menjadi pengendalian mutu saat pelaksanaaan dilapangan dapat
dilihat pada halaman berikut:
 Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
Uji DCP ini sangat penting Menentukan nilai CBR lapangan dari tanah
dasar (subgrade) dan kekerasan tanah cara dilapangan, DCP adalah suatu
alat yang dirancang khusus untuk mengukur secara tepat dilapangan dari
struktur yang sesuai. Pengukuran dilakukan secara terus menerus sampai
mencapai kedalaman 800 cm dan jika menggunakan batangan tambahan,
kedalaman bisa mencapai 1200 cm, dimana tiap-tiap lapisan perkerasan
mempunyai perbedaan kekuatan yang masing-masing nilai kekuatan itu
diidentifikasikan dan ketebalan lapisan dapat ditentukan.
Pengujian DCP ini dilakukan pada pembuatan jalan raya yang sama
setiap jarak tertentu. Pada pengujian tersebut ditentukan kekerasan dari
lapisan tanah yang akan dibangun jalan di atasnya.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pemukulan, dengan syarat :
 Untuk tanah lunak diberikan 2 pukulan
 Untuk tanah keras diberikan 5 pukulan
 Untuk lapisan sub baru yang lebih lunak pembacaan dilakukan setiap
1-2 kali pukulan
Untuk Pengolahan data pengujian DCP dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu :
 Secara Kasar
Perhitungan Nilai DCP Dilakukan untuk tiap-tiap jumlah pukulan
pada satu titik, setelah nilai DCP diperoleh, nilai tersebut diplotkan
kegrafik DCP sampai memotong garis no. 1 sehingga diperoleh nilai
CBR. Nilai CBR dihitung sampai jumlah pukulan terbanyak ada satu
titik, kemudian nilai CBR dirata-ratakan sehingga diperoleh nilai CBR
untuk titik pertama.

DCP 
 Kedalaman(mm)
 Pukulan( Blow)

VI - 60
 Secara Halus
Perhitungan nilai DCP dihitung dengan menggunakan lapisan (Layer)

Langkah Kerja :
1. Tentukan titik yang akan diuji dengan jarak antar titik ± 1 meter
secara zig-zag
2. Pasang peralatan DCP pada titik yang telah ditentukan dan atur agar
peralatan tegak lurus terhadap permukaan tanah.
3. Nol kan meteran dan lakukan percobaan DCP, yaitu :
 Jatuhkan hammer sebanyak 2 kali, usahakan hammer jatuh
dalam keadaan jatuh bebas.
 Baca penurunan yang terjadi pada meteran, catat kedalam tabel
 Lakukan sampai kedalaman tertentu sesuai dengan kepadatan
yang ingin dicapai
 Lakukan percobaan ini pada 10 titik yang berbeda

 Sand Cone ( Kerucut Pasir )


Fungsi pengujian Sand Cone adalah untuk menentukan derajat kepadatan
agregat. Pada proyek ini pengujian Sand Cone dilakukan pada lapis pondasi
agregat kelas A dan agregat kelas B yang telah selesai dihampar dan
dipadatkan. Pengujian dilakukan disepanjang material yang dihampar
dengan jarak 100 m per tiap titiknya. Besarnya derajat kepadatan yang harus
dicapai adalah antara 98%-100%. Apabila kepadatan yang didapat kecil dari
98%, maka material perlu dipadatkan kembali sehinggga kepadatan yang
diisyaratkan tercapai.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan
memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan
sangat penting untuk diperhatikan, tidak saja hanya kadar air dan berat
keringnya. Pengujian ini untuk mengontrol pemadatan dilapangan dan
hasilnya menjadi standar untuk mengontrol suatu proyek.
Peralatan dan bahan:
a. Botol yang dilengkapi dengan sekrup dan corong

VI - 61
b. Plat dasar yang berdiameter sama dengan corong
c. Paku pengunci plat
d. Timbangan
e. Kuas
f. Palu
g. Pahat
h. Plastik
i. Pasir Ottawa
j. Pan
k. Spritus
Langkah kerja:
1. Menentukan Volume (Isi Botol)
a. Persiapkan semua peralatan serta bahan –bahan yang diperlukan dalam
pengujian.
b.Timbang berat botol + corong dalam keadaan kosong (w1).
c. Buka kran pada corong kemudian isi air kedaam corong sampai penuh.
d.Tutup kembali kran tersebut lalu balikan botol agar air yang tersisa pada
corong keluar.
e. Timbang berat botol beserta corong yag berisi air (w2).
f. Tentukan volume botol tersebut dengan botol :
W 2  W1
Vbotol 
air
2. Menentukan Berat Isi Pasir
a. Keluarkan air dalam botol,lalu keringkan botol tersebut.
b.Masukkan pasir kedaam botol sampai penuh kemudian timbang (W3)
c. Berat isi pasir diperoleh dengan pasir :
W3 - W1
 pasir 
Vol.Botol
3. Menentukan berat pasir dalam corong :
a. Masukkan pasir secukupnya minimal ½ botol kemudian timbang (W4).
b.Balikkan botol pada tempat yang rata, buka kran pada corong sehingga
pasir mengalir melalui corong.

VI - 62
c. Corong atau kerucut yang telah terisi penuh dengan pasir,bila pasir dalam
botol tidak bergerak lagi kuni kembali kran pada corong / kerucut lalu
botol ditegakkan kembali.
d.Tentukan berat botol beserta kerucut yang berisi sisa pasir (W5).
e. Tentukan berat pasir dalam corong = W4-W5
4. Menentukan berat isi tanah di lapangan
a. Tentukan lokasi tempat pengujian, bersihkan permukaan dari material-
material lain yang dapat menghambat selama pengujian.
b.Ratakan permukaan agregat tersebut,kemudian letakkan plat dasar
diatasnya.
c. Buat lubang sesuai dengan diameter pada plat dasar dengan kedalaman
hampi sama dengan diameter lubang.
d.Hasilgalian dimasukkan ke dalam plastik lalu timbang dan tentukan kadar
airnya.
e. Siapkann botol yang telah berisi pasi ± 2/3 dari dari tinggi botol lalu
timbang (W6).
f. Letakkan botol diatas lubang dengan posisi kerucut menghadap ke dalam
lubang,lalu buka kran kerucut sehingga pasir mengalir mengisi lubang
hingga penuh.
g.Timbang sisa pasir dalam botol (W7).
h.Hitung berat pasir dalam lubang dalam kerucut (W8) :
W8 = W6 – W7
i. Hitung berat pasir dalam lubang (W9) :
W9 = W8 – W6
j. Hitung volume galian:
Berat pasir
vol 
 pasir

 Penghamparan Campuran Beraspal


Pengendalian terhadap campuran beraspal mulai dari pengecekan suhu
pada saat di transfer kedalam truck, untuk menjaga suhu campuran agar
tidak turun secara drastis maka bak truk di tutup dengan kanvas/ terpal dan

VI - 63
cek suhu campuran tersebut agar kita dapat mengetahui berapa penurunan
suhu yang hilang saat perjalanan menuju lokasi proyek.
Kemudian pada saat penuangan ke Asphalt Finisher juga di cek kembali
apakah suhu saat penghamparan sesuai dengan spesifikasi teknis, sampai
penghamparan dilapangan tetap di lakukan pengecekan suhu kembali.

c. Pengendalian Mutu (Kontrol Akhir) di Laboratorium


Pengendalian mutu akhir di laboratorium adal pengujian yang dilakukan
setelah material di hamparkan di lapangan untuk memastikan segala
sesuatunya sesuai rencana. Pengujian yang di lakukan diantaranya:

 Core drill AC-WC


Pengujian core drill dilakukan untuk mengetahui apakah ketebalan
campuran beraspal yang dihampar di lapangan sesuai dengan ketebalan
campuran aspal yang telah didesain dan dinyatakan dalam kontrak.
Pengujian dilakukan di sepanjang lokasi pengaspalan dengan jarak 50 m
atau sesui dengan yang diminta oleh PU per titiknya.
Ketebalan campuran aspal yang dihampar di setiap ruas pekerjaan,
didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji core yang diambil
dari ruas tersebut. Apabila nantinya terjadi perbedaan ketebalan campuran
aspal yang dihampar dengan ketebalan campuran aspal yang didesain, maka
kontraktor dan konsultan harus mengacu pada toleransi yang diberikan.
Apabila kekurangan tebal campuran beraspal yang dihampar tidak masuk
dalam toleransi, maka harus dilakukan pengaspalan tambahan untuk
mencapai ketebalan yang diinginkan.
Peralatan dan bahan:
 Mesin core drill
 Alat pencongkel
 Jangka sorong
 Air

VI - 64
Metode pelaksanaan:
 Persiapan peralatan dan bahan.
 Tentukan titik-titik core drill. Pengujian core dilakukan secara zig-zag
dalam rentang jarak 50 m. Titik-titik yang akan dilakukan pengujian
core adalah pada bagian tepi perkerasan dan pada arah as jalan (centre
line).
 Kemudian hidupkan alat core drill. Alat ini akan berputar menembus
campuran aspal yang telah dihampar.
 Kemudian campuran aspal dikeluarkan dengan menggunakan
pencongkel. Campuran aspal tersebut diukur tebalnya, ditinjau dari 4
sisi dan dirata-ratakan. Apabila ketebalannya jauh dari tebal rencana
yang didesain, maka lakukan pergeseran titik pengujian sejauh ± 5 m
dari titik semula.
 Lubang bekas galian campuran aspal yang dicore, kemudian ditutup
dengan jenis campuran aspal yang sama. Sedangkan campuran
aspal/benda uji hasil core dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian extraksi (extraction).
 Pengujian Extraction
Pengujian extraction dilakukan untuk mengetahui kembali berapa
komposisi campuran aspal yang telah dihampar. Dari pengujian ini dapat
diketahui berapa besarnya kadar aspal dan komposisi agregat yang
digunakan. Hasil ini akan dibandingkan dengan desain awal campuran
aspal.
Peralatan dan bahan :
 Mesin extractor
 Spatula
 Tabung
 Selang
 Timbangan digital
 Benda uji (campuran aspal) hasil core drill
 Solar
 Kertas filter

VI - 65
Metode pengujian:
 Benda uji (campuran aspal) hasil core drill dipanaskan hingga meleleh
dan mencair.
 Setelah mencair, benda uji dimasukkan ke dalam mesin extractor.
Mesin ini berfungsi memisahkan antara agregat dan aspal pada benda
uji.
 Cara kerja mesin ini adalah:
 Masukkan benda uji ke dalam mesin extractor.
 Kemudian campurkan solar ke dalam campuran tersebut. Solar
akan memisahkan antara agregat dan aspal dari benda uji.
 Kemudian alat dihidupkan. Alat ini akan berputar dengan
kecepatan tertentu. Selama proses ini aspal akan terpisah dari
agregat dan dialirkan ke dalam sebuah tabung melalui sebuah pipa.
 Timbang berat aspal yang telah terpisah dari agregat. Dari berat itu
akan didapat berapa persen aspal yang telah tercampur dengan
agregat. Apakah sesuai dengan kadar aspal yang telah direncanakan
atau tidak.
 Sedangkan agregat harus dibakar terlebih dahulu, agar sisa solar
yang menempel pada agregat hilang. Setelah selesai lakukan
pengayakan agregat sesuai saringan yang digunakan dalam
pembuatan komposisi campuran aspal, kemudian timbang berat
masing-masingnya. Kemudian bandingkan dengan disain
komposisi campuran aspal yang direncanakan.
 Pengujian ini dilakukan pada semua benda uji hasil core drill. Hasil
yang didapat kemudian dirata-ratakan.
 Pengujian Extraction dilakukan dengan tujuan pemisahan agregat
dengan Aspal untuk mengecek kadar aspal dan gradasi agregat dari
campuran.

VI - 66
 Slump test
Tes ini berguna untuk menguji kelecekan beton sehingga diketahui
berapa tingkat dari ke enceran beton tersebut. Untuk pengujian ini nilai
slump yang dibutuhkan dalam job mix formula 6 cm spesifikasi 5-10 cm.
Ada 3 kemungkinan yang terjadi pada adukan (jenis slump) yaitu :
 Slump sejati (slump sesungguhnya)
Beton segar bersifat plastis dan bergradasi yang baik dan mempunyai
cukup air.

 Slump geser
Adukan yang bersifat kadar air rendah dan bergradasi besar.

 Slump runtuh
Adukan yang bersifat air sehingga terjadi bleding.

Metoda Kerja
 Persiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
 Timbang semua bahan sebanyak yang telah ditetapkan.
 Masukkan semen dan pasir ke dalam mesin pengaduk, aduk hingga
tercampur rata.
 Masukkan kerikil, lalu masukkan air secara perlahan – lahan.
 Letakkan kerucut di atas plat datar, usahakan kerucut dalam keadaan
kering.
 Setelah semua bahan tercampur dan membentuk adukan yang
homogen, masukkan adukan tersebut ke dalam kerucut abraham
dalam tiga lapis ditumbuk 10 kali untuk tiap-tiap lapisnya dengan
tongkat pemadat.

VI - 67
Tiap lapis dilakukan penumbukan 10 kali
 Biarkan ±30 detik selang waktu tersebut bersihkan bagian luar dari
kerucut abraham.
 Angkat kerucut abraham secara vertikal dengan perlahan-lahan.

 Lakukan pengukuran pada tiga sisi.

H2 H1
H3

 Tes Kubus dan silinder Beton


Tes ini berguna untuk mengetahui kekuatan beton tersebut terhadap
tekanan dan beban dari kendaraan. Tes ini menggunakan sebuah mol yang
berbentuk kubus dan tabung (silinder) yang terbuat dari baja Hasil
pengujian slump dimasukan dalam mol tersebut, untuk kubus diisikan beton
2 layer (lapis) masing masing ditumbuk minimal 32 kali tumbukan dan
untuk silinder diisikan beton 3 layer(lapis) masing-masing ditumbuk
minimal 25 kali tumbukan.

VI - 68
Tabel 4.2 Kuat Tekan Beton Berdasarkan dengan Bentuk Benda uji
Benda uji Kuat tekan
Kubus ( 15 X 15 X 15 ) 1
Kubus ( 20 X 20 X 20 ) 0,95
Slinder (  15 cm, t = 30 cm ) 0,83

Perbedaan umur rencana dengan umur perawatan yang dilakukan


terhadap beton juga menimbulkan perbedaan dalam kuat tekan untuk
keperluan perhitungan kuat tekan pada berbagai umur terhadap beton umur
28 hari, dapat diambil perbandingan sebagai berikut :
Umur (hari ) 3 7 14 21 28 90 365
Pc biasa 0,4 0,65 0,88 0,95 1 1,2 1,35
Pc type III 0,55 0,75 0,9 0,95 1 1,15 1,2
Evaluasi dari kekuatan beton
P kg
 (
cm2
)
A

 bm 
 b

n
(b  bm)
SD 
n
Langkah kerja :
 Pembuatan benda uji
 Siapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan, jumlah
semen, pasir, kerikil dan air yang diperlukan dalam adukan sesuai
dengan komposisi yang diperoleh pada mix design
 Masukan pasir dan semen ke dalam mesin pengaduk, aduk hingga
tercampur rata
 Masukkan kerikil, aduk kembali sampai rata. Kemudian masukkan
air secara perlahan lahan, lalu aduk sampai menjadi adukan beton
yang homogen

VI - 69
 Siapkan cetakan yang telah diolesi minyak pelumas pada bagian
dinding dalamnya untuk memudahkan membuka benda uji agar
tidak lengket atau tejadinya perkerasan pada benda uji ke cetakan.
 Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapisan berisi
kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali secara merata atau dengan menggunakan
vibrator (mesin penggetar) pangisian adukan beton ke dalam
cetakan dapat dilakukan sekaligus (penggetaran dihentikan apabila
permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh air semen &
udara tidak ada yang keluar dari adukan beton.
 Ratakan permukaan beton.
 Rawat benda uji selama 24 jam
 Keluar benda uji tersebut dari cetakan, rawatlah selama 3 hari dan 7
hari
 Jika mencapai 3 hari, 3 buah benda uji diambil lalu ditimbang
berat masing-masingnya serta ukuran sisi benda uji yang aka di
tekan.
 Lakukan penekanan dengan mesin penekan,lalu baca dan catat
beban maksimum yang dipikulnya
 setelah itu tunggu benda uji yang tertinggal sampai umur 7 hari,
setelah itu lakukan penekanan pada benda uji dengan terlebih
dahulu ukur sisi dan beratnya
 Penekanan benda uji
 Tentukan berat dan luas penampang benda uji
 Letakkan sampel kubus/silinder tersebut diatas mesin penekan,
posisikan sampel secara baik dan
 Hidupkan mesin penekan dan beri penekanan hingga mencapai
2
kekuatan maksimum yaitu berkisar anatar 2 – 4 kg/cm perdetik.
 Pembenan dihentikan ketika tampak keretakan pada benda uji.
 Catat hasil pengujian yang ditunjukkan oleh jarum dan lakukan
pengolahan data yang diperoleh.

VI - 70
 Lakukan pengujian yang sama pada sampel umur 3 hari dan 7 hari
dan sampai diadapatkan kuat tekannya.

d. Pengukuran Volume (opname)


Pengukuran volume (opname) dilakukan terhadap semua item pekerjaan
yang dilaksanakan, antara lain: volume AC-WC, lapis pondasi agregat kelas A,
dan kelas B serta pada pengerjaan dinding penahan tanah. Besarnya volume
yang dihasilkan akan mempengaruhi bobot kerja yang telah dilaksanakan.
Volume dihitung dengan mengalikan lebar rata-rata, tebal rata-rata dan
panjang daerah hamparan. Begitu juga halnya dengan perhitungan galian pada
saluran samping. Pembayaran nilai kontrak nantinya akan mengacu kepada
volume yang telah berhasil dikerjakan kontraktor. Perhitungan volume
dilakukan kontraktor bersama dengan konsultan pengawas.

4.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi, penggunaan tenaga kerja
sangatlah banyak. Ditambah sifat pekerjaan yang potensial mudah menjadi
penyebab kecelakaan bagi para tenaga kerja. Maka sudah sewajarnya bila
pengelola proyek mencantumkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai
masalah yang menjadi prioritas utama.
Dengan menyadari pentingnya aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik, maka berbagai
program demi menjamin Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau dengan
memperkecil terjadinya kecelakaan kerja selama pelaksanaan proyek.
Hal- hal yang perlu dilakukan antara lain yaitu:.
a. Pada proyek ini kelengkapan administrasi yang dilakukan adalah
pendaftaran proyek ke Depnaker setempat, pendaftaran dan pembayaran
asuransi tenaga kerja, keterangan layak pakai untuk alat berat ataupun alat
ringan yang digunakan, dan pemberitahuan kepada pemerintah dan
lingkungan setempat.
b. Memberikan perlengkapan kerja serta peralatan kerja yang aman (safe) dari
segi keselamatan kerja seperti: masker sebagai penyaring debu yang

VI - 71
beterbangan dilapangan akibat arus lalu lintas, sepatu boot untuk
perlindungan kaki mulai dari pekerjaan survey lapangan hingga pekerja
pengaspalan, sarung tangan untuk perlindungan tangan dan sebagainya.
c. Memberlakukan peraturan yang tegas untuk keselamatan kerja dari
pelaksana dan pengawas lapangan.
d. Menyusun prosedur kerja lengkap dan terinci bagi pekerjaan yang dianggap
berbahaya.
e. Menyiapkan fasilitas pertolongan pertama yang bertujuan untuk menolong
korban kecelakaan ringan dan perawatan dasar bagi kecelakaan berat
sebelum bantuan dari rumah sakit tiba. Fasilitas pertolongan pertama
dilengkapi dengan obat-obat dan peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
f. Rutin mengecek dan melakukan perawatan terhadap peralatan terutama alat-
alat berat sebelum dan sesudah pengoperasian dari bagian mechanical dan
maintanance sehingga aman bagi operator, masyarakat sekitar
g. Pada proyek ini perlengkapan dan peralatan penunjang K3 yang digunakan
belumlah memenuhi persyaratan proyek umumnya.Yang digunakan pada
proyek ini yaitu pemasangan bendera K3 dan pemasangan sign board K3
yang berisikan slogan-slogan yang bertujuan untuk mengingatkan dalam
bekerja. Sedangkan untuk peralatan penunjang K3 yang digunakan dalam
proyek ini adalah sepatu lapangan, helmet, peringatan alat yang sedang
bekerja , peringatan bahwa ada pelaksanaan proyek.
Perusahaan Engineering Konstruksi dengan prestasi keselamatan kerja yang
baik, maka akan meningkatkan penilaian dan pandangan umum terhadapnya
karena mencerminkan adanya pengelola dan pelaksana yang kompeten, dan pada
giliran selanjutnya akan mempermudah mendapatkan proyek baru.
Pekerja-pekerja dapat melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri
akibat dari ketidaktahuan mereka tentang pentingnya keselamatan kerja, atau
karena tidak menghiraukan proses kerja yang terkait, dan kurang hati-hati di
dalam bekerja. Oleh sebab itu, para pekerja harus dilatih dan diberi pengarahan
agar memiliki kemahiran teknik sebelum dipekerjakan.

VI - 72
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari Proyek Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Ruas Jalan Bantal -
Mukomuko (STA 14 + 500 - STA 17 +500) ini dapat diambil beberapa
kesimpulan:
1. Berdasarkan data gambar bestek (gambar rencana) dan perhitungan volume
pekerjaan serta perhitungan analisa pekerjaan dan analisa harga satuan
pekerjaan didapatkan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) adalah Rp.
14.797.281.000 (Empat Belas Milyar Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tujuh
Juta Dua Ratus Delapan Puluh Satu Ribu).
2. Berdasarkan perhitungan waktu pelaksanaan proyek dengan menggunakan
metode Critical Path Metode (CPM), dari hasil perhitungan volume
pekerjaan dan urutan pekerjaan diperoleh waktu pelaksanaan proyek selama
116 hari.Sedangkan menggunakan metode Precedence Diagram Metode
(PDM) diperoleh waktu pelaksanaan proyek selama 122 hari.
3. Berdasarkan perhitungan waktu pelaksanaan proyek, jumlah tenaga kerja,
ketersediaan material dan peralatan sangatlah mempengaruhi terhadap
waktu pelaksanaan proyek. Karena salah satu dari item diatas mengalami
gangguan maka sangat akan mempengaruhi terhadap waktu pelaksanaan
proyek.
Kemudian factor cuaca juga sangat mempengaruhi terhadap waktu
pelaksanaan proyek, seperti hujan yang terjadi secara terus menerus pada
saat melakukan pekerjaan dilapangan, maka pekerjaan harus dilemburkan
pada malam hari apabila tidak ada hujan.

5.2. Saran

V-1
Dari proyek Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Ruas Jalan Bantal -
Mukomuko (STA 14 + 500 - STA 17 +500) ini dapat diberikan beberapa saran
untuk mahasiswa yang melaksanakan tugas akhir, antara lain:
1. Sebelum melaksanakan pembuatan Tugas Akhir ini, diharapkan terlebih
dahulu untuk mengetahui kondisi, data pendukung, dan strategi metoda
pekerjaan yang akan digunakan pada proyek, agar tidak terjadi kesalahan
dalam perhitungan anggaran pelaksanaan proyek.
2. Sebelum melaksanakan pembuatan Tugas Akhir ini, diharapkan terlebih
dahulu untuk mempelajari kembali ilmu–ilmu yang berkaitan dengan
perhitungan anggaran pelaksanaan proyek seperti yang terdapat pada mata
kuliah Alat Berat, Manajemen Proyek, Estimasi Biaya Proyek, Gambar
Teknik, Praktek Labor Ilmu Ukur Tanah (IUT), Praktek Labor Bahan,
Praktek Labor Tanah dan lain-lain serta pedoman spesifikasi yang
digunakan agar mahasiswa lebih mudah dalam proses penyusunan Tugas
Akhir.

V-2
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kimpraswil, 2005, Spesifikasi Campuran Aspal Panas, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur


Jalan Raya dengan Metoda Analisa Komponen, SKBI-2.326, Bandung.

Dinas Prasana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman, 2014, Dokumen Kontrak
Peningkatan Jalan Simpang Gombak Piliang-Manunggal Kec.Lima Kaum
Kab. Tanah Datar

Direktorat Jendral Bina Marga, 2011, Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan


Jasa Pelaksanaan Konstruksi Perkerasan Berbutir, Kementrian Pekerjaan
Umum, Jakarta.

Soeharto, Iman. 1995.Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional.


Jakarta : Erlangga

Soekirno, Dr. Ir. Purnomo, 1996, Tata Laksana Proyek, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.

Sukirman, Silvia, 2003, Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai