Anda di halaman 1dari 293

SKRIPSI

PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK JALAN DAN DRAINASE


UNTUK QUARRY BENDUNGAN SEMANTOK KABUPATEN NGANJUK
(STA 00+000 s/d STA 05+000)

Disusun sebagai syarat meraih gelar Sarjana Terapan Teknik (S.Tr.T.)


Politeknik Negeri Malang

Disusun Oleh:
Musyaffa’ Ibrahim Alqowi
NIM 1641320115

PROGRAM DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : Musyaffa’ Ibrahim Alqowi

NIM : 1641320115

Judul : PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK JALAN DAN


DRAINASE UNTUK QUARRY BENDUNGAN SEMANTOK
KABUPATEN NGANJUK (STA 00+000 s/d STA 05+000)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi ini berdasarkan hasil
penelitian, pemikiran, dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskah
laporan maupun kegiatan penelitian yang tercantum sebagai bagian dari skripsi ini.
Jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini. Maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Politeknik Negeri Malang.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.

Malang, 2020
Mahasiswa,

Musyaffa’ Ibrahim Alqowi


NIM 1641320115

i
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK JALAN DAN DRAINASE


UNTUK QUARRY BENDUNGAN SEMANTOK KABUPATEN NGANJUK
(STA 00+000 s/d STA 05+000)

Musyaffa’ Ibrahim Alqowi


NIM. 1641320115
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
pada tanggal 31 Juli 2020

Dewan Penguji
Dosen Penguji I,

Dwi Ratnaningsih, ST., MT

NIP. 197506102002122001

Dosen Penguji II, Dosen Penguji III,

Muhammad Fajar Subkhan, ST., MT Drs. Susapto, MT

NIP. 197204291998021001 NIP. 197506102002122001

Mengetahui,
Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,

Dr. Sumardi, ST., MT Wahiddin, S.T., M.T.

NIP 19641105 199003 1 003 NIP 19731207 200312 1 001

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

PERENCANAAN ULANG GEOMETRI JALAN DAN DRAINASE UNTUK


QUARRY BENDUNGAN SEMANTOK KABUPATEN NGANJUK (STA
00+000 s/d STA 05+000)

Musyaffa’ Ibrahim Alqowi


NIM. 1641320115

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dwi Rantaningsih, S.T., M.T. Winda Harsanti, S.T., MT.


NIP. 19750610 200212 2 001 NIP. 19850722 201404 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Dr. Sumardi, ST., MT Wahiddin, S.T., M.T.

NIP 19641105 199003 1 003 NIP 19731207 200312 1 001

iii
RINGKASAN

Alqowi, Musyaffa’ I. 2020. Perencanaan Ulang Jalan Geometri Jalan dan


Drainase Untuk Quarry Bendungan Semantok Kabupaten Nganjuk
(STA 00+000 s/d 05+000). Skripsi. Studi Diploma IV Manajemen
Rekayasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang.
Pembimbing : (1) Dwi Ratnaningsih, ST., MT. (2) Winda Harsanti, ST.,
MT.

Pada proyek pembangunan Bendungan Semantok Kabupaten Nganjuk


dibutuhkan akses jalan lokal menuju menuju quarry. Akses jalan tersebut
dibutuhkan sebagai penunjang mobilisasi material yang berasal dari quarry. Ketika
proyek Bendungan Semantok telah usai dan Bendungan Semantok telah beroprasi,
jalan tersebut akan menjadi jalan umum dan juga sekaligus menjadi akses wisata di
Bendungan Semantok. Disamping itu jalan quarry ini akan dilewati oleh dump truk
dan kendaraan berat lainnya maka pada perencanaannya akan menggunakan
perkerasan kaku sebagai perkerasannya.
Skripsi ini bertujuan untuk merencanakan geometrik jalan, perkerasan kaku,
drainase jalan, dan rencana anggaran biaya. Perencanaan jalan dibuat untuk
menentukan yang paling aman, nyaman dan efisien. Data yang dibutuhkan untuk
perencanaan adalah volume jam perencanaan lalu lintas, CBR tanah, Peta topografi,
dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) tahun 2019 Kabupaten Nganjuk.
Perencanaan ini mengacu pada Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
No. 038/T/BM/1997, Metode Bina Marga Perencanaan Perkerasan Jalan Beton
Semen SNI Pd T-14-2003, Analisa Harga Satuan Pekerjaan dengan cara Bina
Marga No. 28/PRT/M/2016.
Perencanaan ini menghasilkan jalan dengan panjang 5 Km, lebar per lajur
3,5 m, tipe jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi (4/2 UD), dan bahu jalan selebar 2 m;
4 tikungan S-C-S (Spiral Circle Spiral) dan 3 tikungan S-S (Spiral Spiral) serta
lengkung vertikal 3 cembung dan 4 cekung; Tebal perkerasan jalan 210 mm dan
tebal pondasi jalan 150 mm; dengan anggaran biaya Rp. 34.214.243.074.

Kata kunci : drianase jalan, geometrik jalan, perkerasan kaku, rencana


anggaran biaya.

iv
SUMMARY

Alqowi, Musyaffa’ I. 2020. Re-planning of Road Geometry and Drainage for


Quarry Semantok Dam Nganjuk Regency (STA 00 + 000 to 05 + 000).
Thesis. Diploma IV Study Programe of Construction Management Civil
Engineering Departement, Politeknik Negeri Malang. Advisors:(1) Dwi
Ratnaningsih, ST., MT. (2) Winda Harsanti, ST., MT.

In the Semantok Dam construction project, Nganjuk Regency requires


access to local roads leading to the quarry. The access road is needed to support
the mobilization of materials from quarries. When the Semantok Dam project is
over and the Semantok Dam has operated, the road will become a public road and
also be a tourist access at Semantok Dam. Besides that, this quarry road will be
passed by dump trucks and other heavy vehicles, so in the planning, it will use rigid
pavement as the pavement.
This thesis aims are to plan the geometric of roads, rigid pavement, road
drainage, and budget plans. Road planning is made to determine the safest and
comfortable. The data needed for planning are the volume of traffic planning hours,
land CBR, topographic maps, and Price of Activity Unit (HSPK) in 2019 Nganjuk
Regency. This plan refers to the Geometric Planning Procedure for Inter-City Road
No. 038 / T / BM / 1997, Bina Marga Method for Pavement Concrete Road
Pavement Planning SNI Pd T-14-2003, Analysis of Work Unit Price by Bina Marga
No. 28 / PRT / M / 2016.
Result of this plan are a road with a length of 5 Km, width per lane 3.5 m,
type of road 4 lane 2 directions is not divided (4/2 UD), and a shoulder width of 2
m; 4 S-C-S (Spiral Circle Spiral) bends and 3 S-S (Spiral Spiral) supports and 3
convex and 4 concave vertical curves; The thickness of the pavement is 210 mm and
the thickness of the road foundation is 150 mm; with a budget of Rp.
34,214,243,074.

Key word : Bugdet Plan, Ridgid Pavement, Road Drainage, Road Geometric.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyusun skripsi ini.

Penulis telah mendapatkan banyak bantuan, bimbingan dan saran yang


berharga. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pembimbing yang
telah membimbing saya dan kepada kedua orang tua saya yang tidak pernah putus
dalam pemberian semangat serta dukungan baik berupa doa, materi dan yang telah
membiayai perkuliahan.

Pada suatu pembangunan jalan dibutuhkan perencanaan yang benar-benar


matang agar tidak terjadi kekeliruan atau kegagalan pada saat pelaksanaan. Maka
untuk merealisasikannya dibutuhkan ilmu dan teori-teori yang berkaitan dengan
perencanaan pembangunan jalan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempuranaan, penulis mengharap kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat kepada penyusun dan para pembaca sekalian.

Malang, 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
SUMMARY ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.4 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.5 Manfaat ..................................................................................................... 3
1.5.1 Bagi Mahasiswa ................................................................................ 3
1.5.2 Bagi Institusi Politeknik Negeri Malang ........................................... 4
1.5.3 Bagi Kontraktor ................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................... 5
2.1. Studi Terdahulu ........................................................................................ 5
2.2 Pengertian Jalan ........................................................................................ 7
2.3 Klasifikasi Jalan ....................................................................................... 7
2.3.1 Klasifikasi Menurut Fungsi Jalan...................................................... 7
2.3.2 Klasifikasi Jalan Menurut Kelas Jalan .............................................. 8
2.3.3 Klasifikasi Menurut Medan Jalan ..................................................... 8
2.4 Kriteria Rencana ....................................................................................... 9
2.4.1 Kendaraan Rencana ........................................................................... 9
2.4.2 Satuan Mobil Penumpang ............................................................... 14
2.4.3 Volume Lalu Lintas Rencana .......................................................... 14

vii
2.4.5 Kecepatan Rencana ......................................................................... 15
2.5 Bagian-Bagian Jalan ............................................................................... 16
2.5.1 Daerah Manfaat Jalan (Damaja)...................................................... 16
2.5.2 Daerah Milik Jalan (Damija) ........................................................... 17
2.5.3 Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja) .............................................. 17
2.6 Penampang Melintang ............................................................................ 17
2.6.1 Komposisi Penampang Melintang .................................................. 17
2.6.2 Jalur Lalu Lintas .............................................................................. 18
2.6.3 Lajur ................................................................................................ 20
2.6.4 Bahu Jalan ....................................................................................... 21
2.7 Jarak Pandang ......................................................................................... 21
2.7.1 Jarak Pandang Henti ........................................................................ 22
2.7.2 Jarak Pandang Mendahului ............................................................. 23
2.7.3 Daerah Bebas Samping Di Tikungan .............................................. 25
2.8 Alinyemen Horizontal ............................................................................ 29
2.8.1 Umum.............................................................................................. 29
2.8.2 Panjang Bagian Lurus ........................................................................... 31
2.8.3 Tikungan ......................................................................................... 31
2.8.4 Pelebaran Jalur Lalu Lintas Di Tikungan ....................................... 38
2.8.6 Tikungan Gabungan ........................................................................ 40
2.9 Alinyemen Vertikal ................................................................................ 42
2.9.1 Umum.............................................................................................. 42
2.9.2 Landai Maksimum .......................................................................... 42
2.9.3 Lengkung Vertikal .......................................................................... 43
2.9.4 Lajur Pendakian .............................................................................. 46
2.9.5 Koordinasi Alinyemen .................................................................... 48
2.10 Perkerasan Kaku ..................................................................................... 50
2.10.1 Struktur dan Jenis Perkerasan Kaku ................................................ 51
2.10.2 Tanah Dasar .................................................................................... 52
2.10.3 Lapisan Pondasi Bawah .................................................................. 52
2.10.4 Beton ............................................................................................... 53
2.10.5 Lalu Lintas ...................................................................................... 55

viii
2.10.6 Lajur rencana dan koefisien distribusi ............................................ 55
2.10.7`Umur Rencana .................................................................................... 55
2.10.8 Pertumbuhan Lalu Lintas ................................................................ 56
2.10.8 Lalu Lintas Rencana ........................................................................ 57
2.10.9 Faktor Keamanan Beban ................................................................. 57
2.10.10 Sambungan........................................................................................ 58
2.10.11 Sambungan susut memanjang ........................................................... 59
2.10.12 Sambungan susut melintang ............................................................. 59
2.10.13 Sambungan Pelaksanaan Melintang ................................................. 61
2.11 CBR Desain Tanah Dasar....................................................................... 62
2.11.1 Penentuan Segmen Tanah Dasar yang Seragam ............................. 62
2.11.2 CBR Rencana untuk Stabilisasi Tanah Dasar ................................. 65
2.12 Perancanaan Drainase (Saluran Tepi Jalan) ........................................... 66
2.12.1 Rencana Sistem Drainase ................................................................ 66
2.12.2 Analisis Hidrologi ........................................................................... 67
2.12.3 Koefisien Pengaliran ....................................................................... 70
2.12.4 Analisa Debit Aliran Air ................................................................. 70
2.12.5 Dimensi Saluran .............................................................................. 71
2.13 Rencana Anggaran Biaya ....................................................................... 73
2.13.1 Analisis Harga Satuan Dasar ........................................................... 73
2.13.2 HSD Tenaga kerja ........................................................................... 74
2.13.3 HSD Alat ......................................................................................... 74
2.13.4 HSD Bahan ..................................................................................... 74
2.13.5 Analisis Harga Satuan Pekerjaan .................................................... 75
BAB III ................................................................................................................. 76
3.1 Data Umum Proyek ................................................................................ 76
3.2 Pengumpulan Data ................................................................................ 77
3.2.1 Data Sekunder ................................................................................. 77
3.3 Analisis Data ......................................................................................... 78
3.3.1 Analisa Peta Topografi .................................................................... 78
3.3.2 Data lalu lintas................................................................................. 78
3.3.3 Analisa Data CBR Tanah Dasar ...................................................... 78

ix
3.3.4 Analisa Data Hidrologi ................................................................... 79
3.3.5 Analisa Data HSD (Harga Satuan Dasar) ....................................... 79
3.4 Perencanaan Geometrik Jalan ................................................................ 79
3.4.1 Trase Jalan ....................................................................................... 79
3.4.2 Desain Alinyemen Horizontal ......................................................... 79
3.4.3 Desain Alinyemen Vertikal ............................................................. 79
3.5 Perencanaan Perkerasan Kaku ................................................................ 80
3.6 Perencanaan Drainase Jalan ................................................................... 81
3.7 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ....................................... 81
3.8 Bagan Alir Umum .................................................................................. 82
3.8.1 Bagan Alir Perencanaan Geometri Jalan ............................................ 83
3.8.2 Bagan Alir Perkerasan Kaku ........................................................... 84
3.8.3 Bagan Alir Perencanaan Drainase ................................................... 85
3.8.4 Diagram Alir Perhitungan Rencana Anggaran Biaya ..................... 86
BAB IV ................................................................................................................. 87
4.1 Perhitungan Geometrik Jalan ................................................................. 87
4.1.1 Analisa Trase Jalan ......................................................................... 87
4.1.2 Pehitungan Jarak dan Sudut Defleksi .............................................. 88
4.1.3 Analisa Medan Jalan ....................................................................... 89
4.1.4 Analisa Data Kendaraan .................................................................. 90
4.1.5 Analisa Alinyemen Horizontal........................................................ 92
4.1.6 Analisa Alinyemen Vertikal ............................................................ 95
4.3 Perkerasan Jalan (Ridgid Pavement) ...................................................... 99
4.3.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku ...................................... 99
4.3.2 CBR Desain Tanah Dasar ............................................................. 100
4.3.3 Lalu lintas ...................................................................................... 101
4.3.4 Lalu Lintas Rencana ...................................................................... 101
4.3.5 Perhitungan Repetisi Sumbu Yang Terjadi ................................... 102
4.3.6 Perhitungan Tebal Pelat Beton ...................................................... 104
4.3.7 Dowel (Ruji) ................................................................................. 108
4.4 Drainase Jalan....................................................................................... 109
4.4.1 Debit Banjir Rancangan ................................................................ 109

x
4.4.2 Dimensi Saluran dan Perencanaan Elevasi Muka Air................... 112
4.4.3 Saluran Pembuangan ..................................................................... 113
4.5 Galian dan Timbunan ........................................................................... 114
4.6 Rencana Anggaran Biaya (RAB) ......................................................... 114
BAB V................................................................................................................. 115
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 115
5.2 Saran ..................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….117
LAMPIRAN……………………………………………………………………118

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi menurut kelas jalan ............................................................... 8


Tabel 2.2 Klasifikasi menurut medan jalan............................................................. 9
Tabel 2.3 Dimensi Kendaraan Rencana .................................................................. 9
Tabel 2.4 Ekivalen Mobil Penumpang (emp) ....................................................... 14
Tabel 2.5 Penentuan Faktor-K dan Faktor-F Berdasarkan Volume Lalu Lintas
Harian Rata-Rata ................................................................................................... 15
Tabel 2.6 Kecepatan Rencana, VR Seusuai Klasifikasi Fungsi dan Klasifikasi
Medan Jalan .......................................................................................................... 16
Tabel 2.7 Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan ................................................. 19
Tabel 2.8 Lebar Lajur Ideal ................................................................................... 20
Tabel 2.10 Jarak Pandang Henti............................................................................ 23
Tabel 2.11 Jarak Jarak Pandang Mendahului ........................................................ 24
Tabel 2.12 E (m) untuk Jh>Lt, VR (km/jam) dan Jh (m) ..................................... 25
Tabel 2.13 E (m) untuk Jh>Lt, VR (km/jam) dan Jh (m), dimana Jh-Lt 25 m ..... 26
Tabel 2.14 E (m) untuk Jh>Lt, VR (km/jam) dan Jh (m), dimana Jh-Lt 50 m ..... 27
Tabel 2.15 Panjang Bagian Lurus Maksimum ...................................................... 31
Tabel 2.16 Panjang Jari-Jari Minimum (dibulatkan) ............................................ 32
Tabel 2.17 Panjang Lengkung Peralihan (Ls) dan Panjang Pencapaian
Superelevasi (Le) untuk 1 Lajur – 2 Lajur – 2 Arah ............................................. 34
Tabel 2.18 Jari-Jari Tikungan yang Tidak Memerlukan Lengkungan Peralihan .. 35
Tabel 2.19 Jari-Jari yang Diizinkan Tanpa Lengkungan Peralihan ...................... 36
Tabel 2.20 Pelebaran Di Tikungan........................................................................ 39
Tabel 2.21 Kelandaian Maksimum yang Diizinkan .............................................. 42

xii
Tabel 2.22 Panjang Kritis (m) ............................................................................... 43
Tabel 2.23 Penentuan Faktor Penampilan Kenyamanan, Y .................................. 44
Tabel 2.24 Panjang Minimum Lengkung Vertikal ............................................... 45
Tabel 2.25 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C)
kendaraan niaga pada lajur rencana ...................................................................... 55
Tabel 2.26 Faktor pertumbuhan lalu lintas ........................................................... 56
Tabel 2.27 Faktor keamanan beban (FKB) ............................................................. 57
Tabel 2.28 Diameter ruji ....................................................................................... 60
Tabel 2.29 Kemiringan Melintang Normal Perkerasan dan Bahu Jalan ............... 66
Tabel 2.25 Hubungan Kemiringan Selokan Samping Jalan (i) dan Jenis Material
............................................................................................................................... 67
Tabel 2.26 Hubungan Antara Kondisi Permukaan Dengan Koefisien Perlambatan
............................................................................................................................... 68
Tabel 2.28 Kecepatan Aliran Air Minimum ......................................................... 69
Tabel 2.31 Hubungan Kondisi Permukaan Lapangan Dengan Koefisien Pengaliran
............................................................................................................................... 70
Tabel 2.32 Rumus Penampang Saluran ................................................................ 72
Tabel 2.33 Harga “n” Untuk Rumus Manning...................................................... 73
Tabel 4.1 Tabel Analisa Trase Jalan ..................................................................... 87
Tabel 4.2 Hasil Analisa Perhitungan Jarak dan Sudut Defleksi............................ 89
Tabel 4.3 Tabel Analisa Tikungan ........................................................................ 89
Tabel 4.4 Klasifikasi Menurut Medan Jalan .......................................................... 90
Tabel 4.5 Klasifikasi Menurut Medan Jalan .......................................................... 91
Tabel 4.6 Tabel Analisa Tikungan ........................................................................ 94
Tabel 4.7 Tabel Kelandaian Maksimum ............................................................... 95
Tabel 4.8 Tabel Jh Minimum ................................................................................ 95
Tabel 4.9 Tabel Jd Minimum ................................................................................ 96
Tabel 4.10 Tabel Faktor Kenyamanan, Y ............................................................. 96
Tabel 4.11 Tabel Panjang Minimum Lengkung Vertikal ..................................... 97
Tabel 4.12 Tabel Analisa Lengkung ..................................................................... 98
Tabel 4.13 Penentuan CBR Desain ..................................................................... 100

xiii
Tabel 4.14 Perhitungan Lalu Lintas .................................................................... 101
Tabel 4.15 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya ......... 101
Tabel 4.16 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien Distribusi
(C) Kendaraan Niaga pada Lajur Rencana.......................................................... 102
Tabel 4.17 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien Distribusi
(C) Kendaraan Niaga pada Lajur Rencana.......................................................... 103
Tabel 4.18 Faktor Keamanan Beban ................................................................... 104
Tabel 4.19 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu
Beton ................................................................................................................... 105
Tabel 4.20 Analisa Fatik dan Erosi ..................................................................... 107
............................................................................................................................. 107
Tabel 4.21 Diameter Ruji .................................................................................... 108
Tabel 4.22 Perhitungan Debit Banjir Rancangan ................................................ 111

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dimensi Kendaraan Kecil Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997 .... 10
Gambar 2.2 Dimensi Kendaraan Sedang Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997 . 10
Gambar 2.3 Dimensi Kendaraan Besar Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997 ... 10
Gambar 2.4 Jari-Jari Manuver Kendaraan Kecil Sumber : Bina Marga
038/TBM/1997 ...................................................................................................... 11
Gambar 2.5 Jari-Jari Manuver Kendaraan Sedang Sumber : Bina Marga
038/TBM/1997 ...................................................................................................... 12
Gambar 2.6 Jari-Jari Manuver Kendaraan Berat Sumber : Bina Marga
038/TBM/1997 ...................................................................................................... 13
Gambar 2.7 Damaja, Damija, dan Dawasja di Lingkungan Jalan Antar Kota
(Sumber : Modul Bina Marga 2017) ..................................................................... 16
Gambar 2.8 Penampang Melintang Jalan Tipikal (Sumber : RSNI T 14 – 2004) 18
Gambar 2.9 Gambar Tipikal Kemiringan Melintang Bahu Jalan (Sumber : RSNI T
14 – 2004) ............................................................................................................. 18
Gambar 2.10 Kemiringan Melintang Jalan Normal Sumber : Bina Marga
038/TBM/1997 ...................................................................................................... 20
Gambar 2.11 Bahu Jalan Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997 .......................... 21
Gambar 2.13 Tikungan Full Circle (FC) (Sumber : RSNI T 14 – 2004) .............. 30
Gambar 2.14 Tikungan Spiral – Circle - Spiral (Sumber : RSNI T 14 – 2004).... 30
Gambar 2.15 Tikungan Spiral – Spiral (Sumber : RSNI T 14 – 2004) ................ 31
Gambar 2.16 Metoda Pencapaian Superelevasi pada Tikungan tipe SCS Sumber :
Bina Marga 038/TBM/1997 .................................................................................. 37
Gambar 2.17 Metoda Pencapaian Superelevasi pada Tikungan tipe fC Sumber :
Bina Marga 038/TBM/1997 .................................................................................. 37
Gambar 2.18 Metoda pencapaian superelevasi pada tikungan tipe SCS dengan
bentuk tiga dimensi (Sumber : RSNI T 14 – 2004) .............................................. 38
Gambar 2.19 Tikungan Gabungan Searah (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997)
............................................................................................................................... 41
Gambar 2.20 Tikungan Gabungan Searah dengan Sisipan Bagian Lurus Minimum
Sepanjang 20 m (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997) ..................................... 41

xv
Gambar 2.21 Tikungan Gabungan Balik (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997)
............................................................................................................................... 41
Gambar 2.22 Tikungan Gabungan Searah dengan Sisipan Bagian Lurus Minimum
Sepanjang 20 m (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997) ..................................... 41
Gambar 2.23 Gambar Lengkung Vertikal Cembung (Sumber : Bina Marga
038/TBM/1997) .................................................................................................... 45
Gambar 2.24 Gambar Lengkung Vertikal Cekung (Sumber : Bina Marga
038/TBM/1997) .................................................................................................... 46
Gambar 2.25 Lajur Pendakian Tipikal (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997) .. 47
Gambar 2.26 Jarak Antara Dua Lajur Pendakian (Sumber : Bina Marga
038/TBM/1997) .................................................................................................... 47
Gambar 2.27 Koordinasi yang Ideal Antara Alinyemen Horizontal dan Alinyemen
Vertikal yang Berhimpit (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997) ....................... 49
Gambar 2.28 Koordinasi yang Harus Dihindarkan, Dimana Alinyemen Vertikal
Menghalangi Pandangan Pengemudi Pada Saat Mulai Memasuki Tikungan
(Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997)................................................................ 49
Gambar 2.29 Koordinasi yang Harus Dihindarkan, Dimana Pada Bagian Yang
Lurus Pandangan Pengemudi Terhalang Oleh Puncak Alinyemen Vertikal
Sehingga Pengemudi Sulit Memperkirakan Arah Alinyemen Dibalik Puncak
Tersebut. (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997) ................................................ 50
Gambar 2.30 Susunan Lapisan Perkerasan Kaku (Sumber: Perencanaan
Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003) ..................................................... 51
Gambar 2.31 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton semen
(Sumber: Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003) ................ 53
Gambar 2.32 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah (Sumber:
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)................................ 53
Gambar 2.33 Tipikal sambungan memanjang (Sumber: Perencanaan Perkerasan
Jalan Beton Semen Pd T-14-2003) ....................................................................... 59
Gambar 2.34 Ukuran standar penguncian sambungan memanjang (Sumber:
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)................................ 59
Gambar 2.35 Sambungan susut melintang tanpa ruji (Sumber: Perencanaan
Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003) ..................................................... 60
Gambar 2.36 Sambungan susut melintang dengan ruji (Sumber: Perencanaan
Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003) ..................................................... 61

xvi
Gambar 2.37 Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidak
direncanakan untuk pengecoran per lajur (Sumber: Perencanaan Perkerasan Jalan
Beton Semen Pd T-14-2003)................................................................................. 61
Gambar 2.38 Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidak
direncanakan untuk pengecoran seluruh lebar perkerasan (Sumber: Perencanaan
Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003) ..................................................... 62
Gambar 3.1 Gambar Lokasi Proyek ...................................................................... 76
Gambar 3.2 Gambar Bagan Alir Umum ............................................................... 82
Gambar 3.3 Gambar Bagan Alir Perencanaan Geometri ...................................... 83
Gambar 3.4 Gambar Bagan Alir Perencanaan Perkerasan Kaku .......................... 84
Gambar 3.5 Gambar Diagram Alir Perencanaan Drainase ................................... 85
Gambar 3.6 Gambar Diagram Alir Perhitungan Rencana Anggaran Biaya ......... 86
Gambar 4.1 Grafik Penetuan CBR Desain 90% (Sumber : Hasil Perhitungan CBR
Jalan Quarry Bendungan Semantok Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai
dengan STA 05+000) .......................................................................................... 100
Gambar 4.2 Grafik Perencanaan, fcf = 4,25 MPa, Lalu-Lintas Luar Kota, Dengan
Ruji, FKB = 1,1 (Sumber :SNI Pd T-14-2003) ..................................................... 105
Gambar 4.4 Analisa Fatik dan Beban Repetisi Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan,
dengan/Tanpa Bahu Beton (Sumber :SNI Pd T-14-2003) .................................. 108
Gambar 4.5 Contoh Gambar Saluran yang Memerlukan Pembuang (Sumber :
Civil 3D Perencanaan Ulang Jalan Quarry Bendungan Semantok) .................... 114

xvii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Transportasi merupakan salah satu kebutuhan dan kepentingan keseluruhan
manusia yang disebabkan oleh adanya suatu system pergerakan atau perpindahan
obyek, baik berupa manusia maupun barang dari satu tempat ketempat lain. Jalan
merupakan salah satu prasaran transportasi yang menjadi unsur penting dalam
kemajuan dan berkembangnya suatu kehidupan. Jalan sebagai dari sistem prasarana
transportasi memiliki peranan penting dalam mendukung kemajuan suatu negara
dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Di seluruh belahan dunia khususnya di
Indonesia jalan merupakan prasaran transportasi yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat Indonesia untuk melakukan mobilitas keseharian. Oleh karena itu
kualitas jalan yang sangat baik sangat diutamakan demi keselamatan dan
kenyamanan pengguna jalan. Agar konstruksi jalan dapat melayani arus lalu lintas
sesuai dengan umur rencana, maka perlu diadakan perencanaan perkerasan yang
baik.

Pada proyek pembangunan Bendungan Semantok Kabupaten Nganjuk


dibutuhkan akses jalan lokal menuju menuju quarry yang terletak di Desa Bendo
Asri dan Desa Klitik sepanjang 11,7 km. Akses jalan tersebut dibutuhkan sebagai
penunjang mobilisasi material yang berasal dari quarry. Ketika proyek Bendungan
Semantok telah usai dan Bendungan Semantok telah beroprasi jalan tersebut akan
menjadi jalan umum dan juga sekaligus menjadi akses wisata di Bendungan
Semantok. Dikarenakan akses jalan eksisting menuju quarry masih berupa jalan
makadam dan memiliki lebar hanya 3 meter sepanjang 9,7 km yang belum
terhubung dengan jalan umum dan juga dibutuhkan jalan baru sepanjang 2 km agar
dapat terhubung dengan jalan umum maka dibutuhkan perencanaan geometri jalan
baru. Disamping itu jalan quarry ini akan dilewati oleh dump truk dan kendaraan
berat lainnya maka pada perencanaannya akan menggunakan perkerasan kaku
sebagai perkerasannya.
2

Melihat permasalahan yang ada, penulis akan merencanakan geometri jalan,


tebal perkerasan kaku, dimensi drainase jalan, dan anggaran biaya yang diperlukan
untuk membangun jalan quarry pada pembangunan Bendungan Semantok
Kabupaten Nganjuk yang akan ditulis dalam Skripsi dengan judul “Perencanaan
Ulang Geometri Jalan dan Drainase Untuk Quarry Bendungan Semantok
Kabupaten Nganjuk (STA.00+000 s/d STA. 05+000)”.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan didasarkan pada latar belakang tersebut, penulis ingin meninjau
segi teknis untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan alinyemen horizontal pada perencanaan geometrik


jalan tersebut?

2. Bagaimana perencanaan alinyemen vertikal pada perencanaan geometrik


jalan tersebut?

3. Berapa volume galian dan timbunan yang diperlukan untuk membuat jalan
tersebut?

4. Berapa dimensi drainase yang sesuai untuk perencaaan jalan tersebut?

5. Berapa tebal perkerasan jalan yang diperlukan perkerasan kaku pada jalan
tersebut?

6. Berapa nilai rencana anggaran biaya untuk pembangunan jalan tersebut?

1.3 Batasan Masalah


1. Perencanaan geometrik jalan mengacu pada Bina Marga 038/TBM/1997.

2. Perencanaan tebal perkerasan kaku mengacu pada Bina Marga Pd T-14-


2003.

3. Dalam perencanaan perkerasan kaku menggunakan tulangan.

4. Perencanaan dimensi saluran tepi jalan mengacu pada SNI 03-3424-1994,


Departemen Pekerjaan Umum.
3

5. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) menggunakan Harga Satuan


Pokok Kegiatan (HSPK) Kabupaten Nganjuk 2019.

6. Untuk perhitungan drainase tepi jalan, hanya memperhitungkan limpasan


air dari perkerasan dan bahu jalan. Untuk debit irigasi tidak diperhitungkan.

7. Pada perencanaan jalan tersebut dibantu dengan menggunakan perangkat


lunak AutoCAD Civil 3D dan Microsoft Exel.

8. Metode pelaksanaan tidak dibahas.

1.4 Tujuan
Dengan berlandasakan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penulisan proposal skripsi ini adalah:

1. Mengetahui alinyemen horizontal yang aman dan nyaman.

2. Mengetahui alinyemen vertikal yang aman dan nyaman.

3. Mengetahui jumlah volume galian dan timbunan yang diperlukan dalam


perencanaan jalan tersebut.

4. Mengetahui ketebalan perkerasan jalan dengan dengan metode perkerasan


kaku Bina Marga.

5. Mengetahui dimensi drainase yang diperlukan pada jalan tersebut.

6. Mengetahui Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk perencanaan jalan


tersebut.

1.5 Manfaat
Manfaat dari perencanaan jalan quarry Bendungan Semantok Kabupaten
Nganjuk adalah:

1.5.1 Bagi Mahasiswa


Dapat mengetahui bagaimana proses perencanaan geometri jalan,
perencanaan perkerasan kaku, perencanaan drainase jalan, dan perencanaan
anggaran biaya yang baik dan benar.
4

1.5.2 Bagi Institusi Politeknik Negeri Malang


Memperkaya wawasan pengetahuan di perpustakaan Politeknik Negeri
Malang sehingga dapat dijadikan bahan studi bagi pembaca.

1.5.3 Bagi Kontraktor


Sebagai referensi perencanaan jalan baru dengan menggunakan perkerasan
kaku.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Studi Terdahulu

Hasil yang diperoleh dari penelitian (Yonandika & Achmad, 2016)


adalah perencanaan perkerasan kaku (rigid pavement) menggunakan jenis
perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan. Struktur perkerasan beton
direncanakan dengan menggunakan ketebalan 300 mm atau 30,0 cm,
disesuaikan dengan perhitungan perencanaan tebal perkerasan dengan
menggunakan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013. Sedangkan untuk
pondasi bawah menggunakan lapis pondasi agregat kelas A dengan tebal 15 cm.
Lebar pelat sebesar 2 x 3,6 m per lajur dengan panjang 5 m. Sambungan susut
dipasang setiap jarak 5 m dengan diameter 36 mm, panjang 45 cm, dan jarak
antar dowel 30 cm. Batang pengikat (tiebar) digunakan baja ulir dengan
diameter 16 mm, panjang 70 cm, dan jarak antar batang pengikat 75 cm.
Berdasarkan Metode AASHTO didapatkan hasil tebal pelat beton 28 cm dengan
menggunakan Lapis Pondasi LMC (Lean-Mix Concrete) 10 cm dan juga Lapis
pondasi Agregat Kelas A 15 cm.
Pada perencanaan (Rendi, 2013) perhitungan perkerasan kaku terhadap beban
oprasional lalu lintas pada ruas jalan akses menuju jembatan Kutai Lama
menggunakan metode Analisa Komponen sehingga pengambilan koefisien , angka
keamanan maupun batas-batas ijin perencanaan mengacu pada metode yang di
terapkan oleh Analisa Komponen. Didapatkan hasil perhitungan yang telah di buat
pada perencanaan ini dapat di hasilkan perkerasan kaku dengan komposisi dan tebal
perkerasan lapisan surflace plat beton K-250 dengan tebal 25 cm, Dowel(Ruji) : ø
32 mm, panjang 45 cm dengan jarak antar dowel =30 cm, Tie Bar : ø 16 mm,
panjang 100cm dengan jarak antar tie bar = 60 cm, Di ketahui juga rencana
anggaran biaya perkerasan kaku untuk umur rencana 20 tahun kedepan sebesar Rp.
13.067.000.000,00.
6

Dari hasil perencanaan (Aziz, 2013), survey lapangan, analisis dan


perhitungan pada pembahasan Tugas Akhir tentang “Perencanaan Perkerasan Kaku
(Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Desa Saliki Kecamatan Muara Badak
Kabupaten Kutai Kartanegara”, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Data teknis perencanaan, adalah :
 Panjang jalan yang direncanakan adalah sepanjang 800 meter dengan
lebar jalan 2 x 3 meter.
 Klasifikasi jalan menurut fungsinya adalah termasuk Jalur Kabupaten.
 Umur rencana yang dilakukan adalah 20 tahun.
2. Hasil perencanaan adalah:
 Tebal perkerasan beton (rigid pavement) = 20 cm dengan mutu beton
K.250 (250 kg/cm2).
 Dowel (Ruji) : Ø 25 mm, panjang 45 cm dengan jarak antar dowel = 30
cm.
 Tie Bar : Ø 16 mm, Panjang 100 cm dengan jarak tie bar = 60 cm

Dari perhitungan tebal perkerasan dan panjang jalan yang direncanakan


maka didapat Rencana Anggaran Biaya yang diperlukan adalah sebesar
Rp.2.384.690.000,00 (Dua Milyar Tiga Ratus Delapan Puluh Empat Juta Enam
Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah).

Dari perencanaan (Pane dkk, 2016) didapatkan hasil dari perencanaan


drainase jalan raya ini adalah:
1. Dari analisis hidrologi yaitu dengan menggunakan distribusi normal dan
periode ulang 5 tahun maka debit saluran samping yang paling besar setelah
dihitung dengan rumus rasional adalah = 8,958 m3/detik, sedangkan debit
gorong-gorong yang paling besar = 11,611 m3/detik pada gorong-gorong 2
dan debit inlet kerb yang paling besar adalah = 0,617 m3/detik pada inlet
kerb sebelah kanan STA 16+199 - 16+333.

2. Kinerja sistem drainase pada drainase jalan raya di jalan Semarang - Bawen
KM 12+400 sampai KM 16+600 tidak memenuhi, karena setelah
dilakukan analisis hidrolika diketahui bahwa kapasitas debit penampang
saluran samping dan gorong- gorong eksisting tidak mampu untuk
7

melewatkan debit rencana, sehingga perlu direncanakan ulang.


3. Perencanaan ulang saluran samping menggunakan bentuk penampang
berbentuk persegi, sedangkan gorong-gorong menggunakan bentuk
penampang lingkaran dan persegi (u-ditch). Perencanaan inlet kerb
menggunakan 2 jenis inlet kerb yaitu kerb berlubang dengan dimensi kerb
13/16 x 30 x 50 cm dan lubang kerb 15 x 30 cm untuk kemiringan
memanjang jalan < 6% dan kerb beton dengan ukuran inlet 10 x 15 cm
untuk kemiringan memanjang yaitu ≥ 6%.
4. Dari hasil perhitungan maka diperoleh total biaya rencana anggaran biaya
sebesar Rp 13.783.211.565 (terbilang tiga belas milyar tujuh ratus delapan
puluh tiga juta dua ratus sebelas ribu lima ratus enam puluh lima rupiah).
2.2 Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapanya yang diperuntukan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta dipermukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan kabel. (UU No.38 Tahun 2004).
Menurut Mardianus (2013), Jalan ialah salah satu prasarana yang akan
mempecepat pertumbuhan dan pengembangan suatu daerah serta akan membuka
hubungan social ,ekonomi,dan budaya antar daerah.
Dapat disimpulkan jalan ialah prasarana untuk transportasi darat mencakup
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapanya yang
bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi ,sosial ,dan budaya.
2.3 Klasifikasi Jalan
Menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
No.038/T/BM(1997).Dibagi beberapa bagian yaitu menurut fungsi jalan,kelas
jalan,medan jalan.
2.3.1 Klasifikasi Menurut Fungsi Jalan
1. Jalan arteri adalah jalan yang dapat melayani angkutan utama dengan tujuan
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk
yang dibatasi secara efisien.
8

2. Jalan kolektor Jalan kolektor merupakan jalan yang melayani angkutan


pengumpulan atau pembagian kendaraan dengan tujuan perjalanan jarak
menengah, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan lokal yaitu jalan yang melayani angkutan lokal setempat dengan
tujuan perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan Merupakan jalan yang dirancang untuk perjalanan jarak
dekat dengan menggunakan kecepatan rendah dengan asas yang tidak
dibatasi. Contohnya seperti jalan di perumahan perumahan yang ada di
sekitar kita.
2.3.2 Klasifikasi Jalan Menurut Kelas Jalan
Menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Pasal 11, PP.
No.43/1993). Dibagi menjadi 2 bagian sepeti pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi menurut kelas jalan

Fungsi Kelas Muatan sumbu terberat


MST(ton)

I .>10
Arteri II 10
IIIA 8

Kolektor IIIA 8
IIIB 8

Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997


2.3.3 Klasifikasi Menurut Medan Jalan
Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar
kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Klasifikasi menurut medan
jalan untuk perencanaan geometrik dapat dilihat dalam Tabel 2.2 dibawah ini.
9

Tabel 2.2 Klasifikasi menurut medan jalan


No Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan(%)

1 Datar D <3

2 Perbukitan B 3-25

3 Pegunungan G >25

Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

2.4 Kriteria Rencana

2.4.1 Kendaraan Rencana


Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius putarnya
dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik. Kendaraan Rencana
dikelompokkan ke dalam 3 kategori:

1. Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang;

2. Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as;

3. Kendaraan Besar, diwakili oleh truk-semi-trailer.

Dimensi dasar untuk masing-masing kategori Kendaraan Rencana


ditunjukkan dalam Tabel 2.3. Gambar 2.1 s.d. Gambar 2.3 menampilkan sketsa
dimensi kendaraan rencana tersebut.

Tabel 2.3 Dimensi Kendaraan Rencana

KATAGORI DIMENSI KENDARAAN TONJOLAN RADIUS PUTAR RADIUS


KENDARAAN (cm) (cm) TONJOLAN
RENCANA (cm)

Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Minimum Maksimum

Kendaraan Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780

Kendaraan Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410

Kendaraan Besar 410 260 2100 1.20 90 290 1400 1370

(Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997)


10

Gambar 2.1 Dimensi Kendaraan Kecil Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Gambar 2.2 Dimensi Kendaraan Sedang Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Gambar 2.3 Dimensi Kendaraan Besar Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997


11

Gambar 2.4 Jari-Jari Manuver Kendaraan Kecil Sumber : Bina Marga


038/TBM/1997
12

Gambar 2.5 Jari-Jari Manuver Kendaraan Sedang Sumber : Bina Marga


038/TBM/1997
13

Gambar 2.6 Jari-Jari Manuver Kendaraan Berat Sumber : Bina Marga


038/TBM/1997
14

2.4.2 Satuan Mobil Penumpang

SMP adalah angka satuan kendaraan dalam hal kapasitas jalan, di mana
mobil penumpang ditetapkan memiliki satu SMP. SMP untuk jenis jenis kendaraan
dan kondisi medan lainnya dapat dilihat dalam Tabel II.4. Detail nilai SMP dapat
dilihat pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) No.036/TBM/1997.

Tabel 2.4 Ekivalen Mobil Penumpang (emp)

No. Jenis Kendaraan Datar/ Pegununga


Perbukitan n

1. Sedan, Jeep, Station Wagon. 1,0 1,0

2. Pick-Up, Bus Kecil, Truck Kecil. 1,2-2,4 1,9-3,5

3. Bus dan Truck Besar 1,2-5,0 2,2-6,0


Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

2.4.3 Volume Lalu Lintas Rencana


Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR) adalah prakiraan volume lalu
lintas harian pada akhir tahun rencana lalu lintas dinyatakan dalam SMP/hari.
Volume Jam Rencana (VJR) adalah prakiraan volume lalu lintas pada jam sibuk
tahun rencana lalu lintas, dinyatakan dalam SMP/jam, dihitung dengan rumus:

𝐾
𝑉𝐽𝑅 = 𝑉𝐿𝐻𝑅 𝑥 ………………………………………………………………(1)
𝐹

Dimana :

K = Faktor volume lalu lintas jam sibuk

F = Faktor variasi tingkat lalu lintas perseperempat jam dalam satu jam

VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu lintas
lainnya yang diperlukan. Tabel 2.5 menyajikan faktor-K dan faktor-F yang sesuai
dengan VLHR-nya.
15

Tabel 2.5 Penentuan Faktor-K dan Faktor-F Berdasarkan Volume Lalu


Lintas Harian Rata-Rata

VLHR FAKTOR-K FAKTOR-F


(%) (%)

> 50.000 4-6 0,9 - 1

30.000 - 6-8 0,8-


50.000 1

10.000 - 6-8 0,8-


30.000 1

5.000 - 10.000 8-10 01,6-0,8

1.000 - 5.000 10 - 0,6-0,8


12

< 1.000 12 - < 0,6


16
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

2.4.5 Kecepatan Rencana


Kecepatan rencana, VR, pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih
sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan-
kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu
lintas yang lengang, dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti. VR untuk
masing masing fungsi jalan dapat ditetapkan dari Tabel 2.6. Untuk kondisi medan
yang sulit, VR suatu segmen jalan dapat diturunkan dengan syarat bahwa
penurunan tersebut tidak lebih dari 20 km/jam.
16

Tabel 2.6 Kecepatan Rencana, VR Seusuai Klasifikasi Fungsi dan Klasifikasi


Medan Jalan

Kecepatan Rencana, V , Km/jam


R
Fungsi
Datar Bukit Pegunungan

Arteri 70 - 120 60 - 80 40 - 70

Kolektor 60 - 90 50 - 60 30 - 50

Lokal 40 - 70 30 - 50 20 - 30
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

2.5 Bagian-Bagian Jalan

2.5.1 Daerah Manfaat Jalan (Damaja)


Daerah manfaat jalan (DAMAJA) dibatasi oleh (lihat gambar 2.7):

1. Lebar antara batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan,
2. Tinggi 5 meter di atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan, dan
3. Kedalaman ruang bebas 1,5 meter di bawah muka jalan

Gambar 2.7 Damaja, Damija, dan Dawasja di Lingkungan Jalan Antar Kota
(Sumber : Modul Bina Marga 2017)
17

2.5.2 Daerah Milik Jalan (Damija)


Ruang Daerah Milik Jalan (Damija) dibatasi oleh lebar yang sama dengan
Damaja ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5 meter dan
kedalaman 1.5 meter (Gambar 2.7).

2.5.3 Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja)


Ruang Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja) adalah ruang sepanjang jalan
di luar Damaja yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu, diukur dari sumbu jalan
sebagai berikut (Gambar 11.7):

1. Jalan Arteri minimum 20 meter,


2. Jalan Kolektor minimum 15 meter,
3. Jalan Lokal minimum 10 meter.

Untuk keselamatan pemakai jalan, Dawasja di daerah tikungan ditentukan


oleh jarak pandang bebas.

2.6 Penampang Melintang

2.6.1 Komposisi Penampang Melintang


Penampang melintang jalan terdiri atas bagian-bagian sebagia berikut (lihat
Gambar 2.8 s.d Gambar 2.9):

1. Jalur lalu lintas:


2. Median dan jalur tepian (jika ada);
3. Bahu;
4. Jalur pejalan kaki;
5. Selokan; dan
6. Lereng.
18

Gambar 2.8 Penampang Melintang Jalan Tipikal (Sumber : RSNI T 14 – 2004)

Gambar 2.9 Gambar Tipikal Kemiringan Melintang Bahu Jalan (Sumber :


RSNI T 14 – 2004)

2.6.2 Jalur Lalu Lintas


Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas
kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan. Batas jalur lalu lintas dapat
berupa:

1. Median;
2. Bahu;
3. Trotoar;
4. Pulau jalan; dan
5. Separator.

Jalur lalu lintas dapat terdiri atas beberapa lajur. Jalur lalu lintas dapat terdiri
atas beberapa tipe:
19

1. 1 jalur-2 lajur-2 arah (2/2 TB)


2. I jalur-2 lajur-l arah (2/1 TB)
3. 2 jalur-4 1ajur-2 arah (4/2 B)
4. 2 jalur-n lajur-2 arah (n12 B), di mana n = jumlah lajur.

Keterangan:

TB = tidak terbagi.

B = terbagi

Lebar jalur sangat ditentukan oleh jumlah dan lebar lajur peruntukannya.
Tabel 2.7 menunjukkan lebar jalur dan bahu jalan sesuai VLHR-nya. Lebar jalur
minimum adalah 4.5 meter, memungkinkan 2 kendaraan kecil saling berpapasan.
Papasan dua kendaraan besar yang terjadi sewaktu-waktu dapat menggunakan bahu
jalan.

Tabel 2.7 Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan

Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Keterangan:

(**) = Mengacu pada persyaratan ideal

(*) = 2 jalur terbagi, masing – masing n × 3, 5m, di mana n= Jumlah lajur per
jalur

(-) = Tidak ditentukan


20

2.6.3 Lajur
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka
lajur jalan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan bermotor
sesuai kendaraan rencana. Lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kendaraan
rencana, yang dalam hal ini dinyatakan dengan fungsi dan kelas jalan seperti
ditetapkan dalam Tabel 2.8. Jumlah lajur ditetapkan dengan mengacu kepada MKJI
berdasarkan tingkat kinerja yang direncanakan, di mana untuk suatu ruas jalan
dinyatakan oleh nilai rasio antara volume terhadap kapasitas yang nilainya tidak
lebih dari 0.80. Untuk kelancaran drainase permukaan, lajur lalu lintas pads
alinemen lurus memerlukan kemiringan melintang normal sebagai berikut (lihat
Gambar 2.10):

(1) 2-3% untuk perkerasan aspal dan perkerasan beton;

(2) 4-5% untuk perkerasan kerikil

Tabel 2.8 Lebar Lajur Ideal

FUNGSI KELAS LEBAR LAJUR


IDEAL (m)

Arteri I 3,75
II, 111 A 3,50

Kolektor III A. III B 3,00

Lokal III C 3,00


Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Gambar 2.10 Kemiringan Melintang Jalan Normal Sumber : Bina Marga


038/TBM/1997
21

2.6.4 Bahu Jalan


Bahu Jalan adalah bagian jalan yang terletak di tepi jalur lalu lintas dan
harus diperkeras (lihat Gambar 2.11). Fungsi bahu jalan adalah sebagai berikut:

(1) Lajur lalu lintas darurat, tempat berhenti sementara, dan atau tempat parkir
darurat;

(2) Ruang bebas samping bagi lalu lintas; dan

(3) Penyangga sampai untuk kestabilan perkerasan jalur lalu lintas.

Kemiringan bahu jalan normal antara 3 - 5%. Lebar bahu jalan dapat dilihat
dalam Tabel 2.7.

Gambar 2.11 Bahu Jalan Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

2.7 Jarak Pandang


Jarak Pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi
pada saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan
yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghidari
bahaya tersebut dengan aman. Dibedakan dua Jarak Pandang, yaitu Jarak Pandang
Henti (Jh) dan Jarak Pandang Mendahului (Jd).
22

2.7.1 Jarak Pandang Henti


Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di
depan. Setiap titik di sepanjang jalan harus memenuhi Jh. Jh diukur berdasarkan
asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan 15 cm
diukur dari permukaan jalan. Jh terdiri atas 2 elemen jarak, yaitu:

(1) jarak tanggap (Jht) adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak
pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus berhenti
sampai saat pengemudi menginjak rem; dan

(2) jarak pengereman (Jh,) adalah jarak yang dibutuhkan untuk menghentikan
kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai kendaraan berhenti.

Panjang lengkung (L), dalam satuan meter, dapat dihitung dengan rumus:

𝐴. 𝐿
Ev = 800

A = g1 + g2

Panjang L cembung, Berdasarkan Jh:

𝐴 . 𝐽ℎ2
Jh < L, maka: L = 405

405
Jh > L, maka: L = 2𝐽ℎ − 𝐴

Panjang L cekung, Berdasarkan Jh:

𝐴 . 𝐽ℎ2
Jh < L, maka: L = 120+3,5𝐽ℎ

120+3,5𝐽ℎ
Jh > L, maka: L = 2𝐽ℎ − 𝐴

Dimana :

L = Panjang lengkung (m)

A = Perbedaan aljabar untuk kelandaian (%)

g = kelandaian medan jalan (%)


23

Jh = Jarak henti minimum (Tabel 2.10)

Tabel 2.10 berisi Jh minimum yang dipakai untuk mengitung L dengan


pembulatan-pembulatan untuk berbagai VR.

Tabel 2.10 Jarak Pandang Henti

VR, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20

Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16


Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

2.7.2 Jarak Pandang Mendahului


Jd adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului
kendaraan lain di depannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali ke
lajur semula (lihat Gambar 2.13). Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata
pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan adalah 105 cm.

Gambar 2.12 Jarak Pandang Mendahului Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997


24

Rumus panjang L, berdasarkan Jd

𝐴 . 𝐽ℎ2
Jd < L, maka: L = 840

840
Jh > L, maka: L = 2𝐽𝑑 − 𝐴

Jd dalam satuan meter ditentukan sebagai berikut:

Jd = d1+ d2 + d3 + d4 …………………………………………………………….(4)

Dimana:

d1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m),

d2 = jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke lajur


semula (m),

d3 = jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang datang dari
arah berlawanan setelah proses mendahului selesai (m),

d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan, yang
besarnya diambil sama dengan 213 d2 (m).

Jd yang sesuai dengan VR ditetapkan dari tabel 2.11.

Tabel 2.11 Jarak Jarak Pandang Mendahului

VR 120 100 80 60 50 40 30 20
(km/jam)

Jd(m) 800 670 550 350 250 200 15 100


Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Daerah mendahului harus disebar di sepanjang jalan dengan jumlah panjang


minimum 30% dari panjang total ruas jalan tersebut.
25

2.7.3 Daerah Bebas Samping Di Tikungan


Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin kebebasan
pandang di tikungan sehingga Jh dipenuhi. Daerah bebas samping dimaksudkan
untuk memberikan kemudahan pandangan di tikungan dengan membebaskan
obyek-obyek penghalang sejauh E (m), diukur dari garis tengah lajur dalam sampai
obyek penghalang pandangan sehingga persyaratan Jh dipenuhi. Daerah bebas
samping di tikungan dihitung berdasarkan rumus-rumus sebagai berikut:

Jika Jh<Lt :

900 𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅 {1 − 𝐶𝑜𝑠 ( )}………………………………………………….(5)
𝜋𝑅

Jika Jh>Lt :

900 𝐽ℎ 1 900 𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅 {1 − 𝐶𝑜𝑠 ( )} . 2 ( 𝐽ℎ − 𝐿𝑡 )𝑆𝑖𝑛 ( )………………(6)
𝜋𝑅 𝜋𝑅

Dimana :

R = Jari jari tikungan (m)

Jh = Jarak pandangan henti (m)

Lt = Panjang tikungan (m)

Tabel 2.12 berisi nilai E, dalam satuan meter, yang dihitung menggunakan
persamaan (5) dengan pembulatan-pembulatan untuk Jh<Lt. Tabel tersebut dapat
dipakai untuk menetapkan E.

Tabel 2.12 E (m) untuk Jh>Lt, VR (km/jam) dan Jh (m)


R (m) VR =20 30 40 50 60 80 100 120

Jh=16 27 40 55 75 120 175 250


5000 1.6
3000 2,6
2000 1,9 3,9
1500 1,5 2,6 5,2
1200 1,8 3,2 6,5
26

1000 2,2 3,8 7,8


800 3,0 4,8 9,7
600 1,8 3,6 6,4 13,0
500 2,3 4,5 7,6 15,5
400 1,5 2,8 6,0 9,5 Rmin=
300 1,9 3,5 7,2 Rmin= 500
250 2,2 4,0 Rmin= 350
200 1,5 2,5 4,7 210
175 1,7 2,9 5,4
150 1,8 3,1 5,8
130 2,0 3,4 Rmin=
120 2,2 3,8 115
110 1,5 2,5 4,2
100 1,8 2,8 4,7
90 2,3 3,3 Rmin=
80 3,0 3,9 80
70 1,6 Rmin= Rmin=
60 2,1 30 50
50 Rmin=
40 15
30
20
15
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Tabel 2.13 E (m) untuk Jh>Lt, VR (km/jam) dan Jh (m), dimana Jh-Lt 25 m
R(m) VR=20 30 40 50 60 80 100 120
Jh=16 27 40 55 75 120 175 250
6000 1,6

5000 1.9
3000 1,6 3,1
2000 2,5 4,7
1,5
27

1500 2,1 3,3 6,2


1200 2,5 4,1 7,8
1000 1,5 3,2 4,9 9,4
800 2,0 4,2 6,1 11,7
600 1,8 2,3 5,1 8,2 15,6
500 1,5 2,4 2,9 6,4 9,8 18,6
400 1,8 2,9 3,9 8,5 12,2 Rmin=
300 2,2 3,6 4,7 10,1 R mi n 500
250 1,5 2,6 4,1 5,8 Rmin=21 =350
200 1,7 3,0 4,8 6,7 0
175 2,0 3,5 5,5 7,8
150 2,2 3,7 6,0 8,9
130 2,4 4,1 6,5 9,7
1,5
120 2,6 4,5 7,2 Rmin=115
1,6
110 2,9 5,0 7,9
1,9
100 3,2 5,6 8,9
2,2
90 3,7 6,4 Rmin=
2,6
80 4,3 7,4 80
3,3
70 5,1 8,8
4,4
60 6,4 Rmin=50
6,4
50 8,4
8,4
40 Rmin=
Rmin=15
30 30
20
15
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Tabel 2.14 E (m) untuk Jh>Lt, VR (km/jam) dan Jh (m), dimana Jh-Lt 50 m
R (m) VR=2 30 40 50 60 80 100 120
0
Jh=16 27 40 55 75 120 175 250
6000 1,8
28

5000 2,2
3000 2,0 3,6
2000 1,6 3,0 5,5
1500 2,2 4,0 7,3
1200 1,6 2,7 5,0 9,1
1000 2,1 3,3 6,0 10,9
1,8
800 2,7 4,1 7,5 13,6
21
600 1,7 33 5,5 10,0 18,1
2,7
500 2,3 4,1 66 12 0
3,5 2yy1=S0
400 1,7 2,8 5,5 8,2 15,0
4,3 70
2,1 3,5 6,5 10,9 Rmin=35
300 5,3 Rmin=
1,5 2,4 4,0 8,2 13,1 0
250 6,1 500
1,8 2,9 4,7 9,3 Rmin=21
200 7,1
1,9 3,3 5,4 10,8 0
175 8,1
2,1 3,6 5,8 12,5
150 8,8
2,3 3,9 6,3 13,5
130 9,6
2,6 4,3 7,0 Rmin=
120 10,5
2,9 4,7 7,7 115
110 11,7
3,3 5,3 8,7
100 13,1
3,9 6,1 9,9
90 Rmin=80
80 4,6 7,1 11,5
70 5,8 8,5 13,7
7,6 10,5 Rmin=
60
11,3 13,9 50
50
14,8 Rmin=
40
Rmin= 30
30
15
20
15
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997
29

2.8 Alinyemen Horizontal

2.8.1 Umum
Alinemen horisontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung (disebut
juga tikungan). Perencanaan geometri pada bagian lengkung dimaksudkan untuk
mengimbangi gaya entrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada
kecepatan VR. Untuk keselamatan pemakai jalan, jarak pandang dan daerah bebas
samping jalan harus diperhitungkan. Tikungan terdiri atas 3 bentuk umum, yaitu :

1) Full circle (FC) yaitu tikungan yang berbentuk busur lingkaran secara
penuh. Tikungan ini memiliki satu titik pusat lingkaran dengan jari-jari yang
seragam.

2) Spiral-circle-spiral (SCS) yaitu tikungan yang terdiri atas 1 lengkung circle


dan 2 lengkung spiral

3) Spiral-spiral (SS) yaitu tikungan yang terdiri atas dua lengkung spiral.

Penjelasan dan bentuk-bentuk tikungan dapat dilihat pada Gambar 2.8 s.d.
2.10.
30

Gambar 2.13 Tikungan Full Circle (FC) (Sumber : RSNI T 14 – 2004)

Gambar 2.14 Tikungan Spiral – Circle - Spiral (Sumber : RSNI T 14 – 2004)


31

Gambar 2.15 Tikungan Spiral – Spiral (Sumber : RSNI T 14 – 2004)

2.8.2 Panjang Bagian Lurus


Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan pemakai jalan, ditinjau dari
segi kelelahan pengemudi, maka panjang maksimum bagian jalan yang lurus harus
ditempuh dalam waktu tidak lebih dari 2,5 menit (sesuai VR). Panjang bagian lurus
dapat ditetapkan dari Tabel 2.15.

Tabel 2.15 Panjang Bagian Lurus Maksimum

Fungsi Panjang Bagian Lurus Maximum

Datar Perbukita Pegununga


n n

Arteri 3.000 2.500 2.000

Kolekto 2.000 1.750 1.500


r
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

2.8.3 Tikungan
A. Bentuk bagian lengkung dapat berupa:

(1) Spiral-Circle-Spiral (SCS);

(2) full Circle (fC); dan

(3) Spiral-Spiral (SS).

B. Superelevasi

Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang di tikungan yang berfungsi


mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui
tikungan pads kecepatan VR. Nilai superelevasi maksimum ditetapkan 10%.

C. Jari-Jari Tikungan

Jari - jari tikungan minimum (Rmin) ditetapkan sebagai berikut:


32

𝑉𝑅 2
𝑅𝑚𝑖𝑛 = …………………………………………………….(7)
127 ( 𝑒 max . 𝑓 )

Dimana:

Rmin = Jari-jari tikungan minimum (m)

VR = Kecepatan Rencana (km/jam)

e max = Superelevasi maximum (%)

F = Koefisien gesek, untuk perkerasan aspal f = 0,14 – 0,24

Tabel 2.16 dapat dipakai untuk menetapkan Rmin.

Tabel 2.16 Panjang Jari-Jari Minimum (dibulatkan)

VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

Jari jari Minimum, 600 370 210 110 80 50 30 15


Rmin (m)
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

D. Lengkungan Peralihan

Lengkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan di antara bagian lurus


jalan dan bagian lengkung jalan berjari jari tetap R; berfungsi mengantisipasi
perubahan alinemen jalan dari bentuk lurus (R tak terhingga) sampai bagian
lengkung jalan berjari jari tetap R sehingga gaya sentrifugal yang bekerja pada
kendaraan saat berjalan di tikungan berubah secara berangsur-angsur, baik ketika
kendaraan mendekati tikungan maupun meninggalkan tikungan.

Bentuk lengkung peralihan dapat berupa parabola atau spiral (clothoid).


Dalam tata cara ini digunakan bentuk spiral. Panjang lengkung peralihan (L)
ditetapkan atas pertimbangan bahwa:
33

a) lama waktu perjalanan di lengkung peralihan perlu dibatasi untuk


menghindarkan kesan perubahan alinemen yang mendadak, ditetapkan 3
detik (pada kecepatan VR);

b) gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan dapat diantisipasi berangsur


angsur pada lengkung peralihan dengan aman; dan

c) tingkat perubahan kelandaian melintang jalan (re) dari bentuk kelandaian


normal ke kelandaian superelevasi penuh tidak boleh melampaui re-max
yang ditetapkan sebagai berikut:

untuk VR ≤ 70 km/jam, re-max =0.035 m/m/detik, untuk VR ≥ 80km/jam,


re-max =0.025 m/m/detik.

LS ditentukan dari 3 rumus di bawah ini dan diambil nilai yang


terbesar:

(1) Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan,

𝑉𝑅
𝐿𝑠 = 𝑇……………………………………………………........…….(8)
3,6

Dimana:

T = Waktu tempuh pada lengkungan peralihan, ditetapkan 3 detik.

VR = Kecepatan rencana (km/jam)

(2) Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal,

𝑉𝑅 3 𝑉𝑅 𝑒
𝐿𝑠 = 0,022 − 2,727 ………………………………………...…(9)
𝑅𝐶 𝐶

(3) Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian,

(𝑒𝑚 − 𝑒𝑛 ) 𝑉𝑅
𝐿𝑠 = ……………………………………………………......(10)
3,6 𝑟𝑒

Dimana:

VR = kecepatan rencana (km/jam),

em = superelevasi maximum,

en = superelevasi normal,
34

re = tingkat pencapaian perubahan kemiringan melintang jalan


(m/m/detik).

(5) Selain menggunakan rumus-rumus (8) s.d. (10), untuk tujuan praktis LS
dapat ditetapkan dengan menggunakan Tabel 2.17.

Tabel 2.17 Panjang Lengkung Peralihan (Ls) dan Panjang Pencapaian


Superelevasi (Le) untuk 1 Lajur – 2 Lajur – 2 Arah

VR Superelevasi,e
(%)

2 4 6 8 10
(km/.Jam
)
Ls Le Ls Le Ls Le Ls Le Ls Le
20
30
40 10 20 15 25 15 25 25 30 35 40
50 15 25 20 30 20 30 30 40 40 50
60 15 30 20 35 25 40 35 50 50 60
70 20 35 25 40 30 45 40 55 60 70
80 30 55 40 60 45 70 65 90 90 120
90 30 60 40 70 50 80 70 100 10 130
100 35 65 45 80 55 90 80 110 0 145
110 40 75 50 85 60 100 90 120 11 -
120 40 80 55 90 70 110 95 135 0 -
-
-
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

(6) Lengkung dengan R lebih besar atau sama dengan yang ditunjukkan pada
Tabel 2.18, tidak memerlukan lengkung peralihan.
35

Tabel 2.18 Jari-Jari Tikungan yang Tidak Memerlukan Lengkungan


Peralihan

VR 120 100 80 60 50 40 30 20
(Km/Jam)

Rmin (m) 2500 1500 900 500 250 130 60


0 350
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

(7) Jika lengkung peralihan digunakan, posisi lintasan tikungan bergeser dari
bagian jalan yang lurus ke arah sebelah dalam sebesar p. Nilai p (m) dihitung
berdasarkan rumus berikut:

𝐿𝑠2
𝑃= ……………………………………………………………..(11)
24 𝑅𝑐

Dimana:

Ls = Panjang lengkung peralihan (m)

R = Jari-jari lengkung (m)

(8) Apabila nilai p kurang dari 0,25 meter, maka lengkung peralihan tidak
diperlukan sehingga tipe tikungan menjadi fC.

(9) Superelevasi tidak diperlukan apabila nilai R lebih besar atau sama dengan
yang ditunjukkan dalam Tabel 2.19.
36

Tabel 2.19 Jari-Jari yang Diizinkan Tanpa Lengkungan Peralihan

Kecepatan rencana R
(km/jam) (m)

60 700

80 1.250

100 2.000

120 5.000
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

E. Pencapaian superelevasi

(1) Superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang normal


pada bagian jalan yang lurus sampai ke kemiringan penuh (superelevasi)
pada bagian lengkung.

(2) Pada tikungan SCS, pencapaian superelevasi dilakukan secara linear (lihat
Gambar 2.14), diawali dari bentuk normal sampai awal lengkung peralihan
(TS) yang berbentuk pada bagian lurus jalan, 'lalu dilanjutkan sampai
superelevasi penuh pada akhir bagian lengkung peralihan (SC).

(3) Pada tikungan fC, pencapaian superelevasi dilakukan secara linear (lihat
Gambar 2.15), diawali dari bagian lurus sepanjang 213 LS sampai dengan
bagian lingkaran penuh sepanjang 113 bagian panjang LS.

(4) Pada tikungan S-S, pencapaian superelevasi seluruhnya dilakukan pada


bagian spiral.
37

Gambar 2.16 Metoda Pencapaian Superelevasi pada Tikungan tipe SCS


Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Gambar 2.17 Metoda Pencapaian Superelevasi pada Tikungan tipe fC Sumber


: Bina Marga 038/TBM/1997
38

Gambar 2.18 Metoda pencapaian superelevasi pada tikungan tipe SCS dengan
bentuk tiga dimensi (Sumber : RSNI T 14 – 2004)

2.8.4 Pelebaran Jalur Lalu Lintas Di Tikungan


Pelebaran pada tikungan dimaksudkan untuk mempertahankan konsistensi
geometrik jalan agar kondisi operasional lalu lintas di tikungan sama dengan di
bagian lurus. Pelebaran jalan di tikungan mempertimbangkan:

(1) Kesulitan pengemudi untuk menempatkan kendaraan tetap pada lajurnya.

(2) Penambahan lebar (ruang) lajur yang dipakai saat kendaraan melakukan
gerakan melingkar. Dalam segala hal pelebaran di tikungan harus
memenuhi gerak perputaran kendaraan rencana sedemikian sehingga
proyeksi kendaraan tetap pada lajumya.

(3) Pelebaran di tikungan ditentukan oleh radius belok kendaraan rencana (lihat
Gambar 2.1 s.d. Gambar 2.3), dan besarnya ditetapkan sesuai Tabel 2.20.

(4) Pelebaran yang lebih kecil dari 0.6 meter dapat diabaikan.
39

(5) Untuk jalan 1 jalur 3 lajur, nilai-nilai dalam Tabel 2.20 harus dikalikan 1,5.

(6) Untuk jalan 1 jalur 4 lajur, nilai-nilai dalam Tabel 2.20 harus dikalikan 2.

Tabel 2.20 Pelebaran Di Tikungan


Lebar Jalur 2 x 5 m, 2 Arah atau 1 Arah

R Kecepatan Rencana, Vd (km/jam)


(m)
50 60 70 80 90 100 110 120
1500 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1
1000 0.0 0.0 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2
750 0.0 0.0 0.1 0.1 0.1 0.2 0.3 0.3
500 0.2 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5
400 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5
300 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5
250 0.4 0.5 0.5 0.6
200 0.6 0.7 0.8
150 0.7 0.8
140 0.7 0.8
130 0.7 0.8
120 0.7 0.8
110 0.7
100 0.8
90 0.8
80 1.0
70 1.0

Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Tabel 2.20 (Lanjutan) Pelebaran Di Tikungan Per Lajur (m)

Lebar Jalur 2 x 3 m, 2 Arah atau 1 Arah

R Kecepatan Rencana, Vd (Km/Jam)


(m)
50 60 70 80 90 100 110

1500 0.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.5 0.6


1000 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.6
40

750 0.6 0.6 0.7 0.7 0.7 0.8 0.8


500 0.8 0.9 0.9 1.0 1.0 1.1 0.1
400 0.9 0.9 1.0 1.0 1.1 1.1
300 0.9 1.0 1.0 1.1
250 1.0 1.1 1.1 1.2
200 1.2 1.3 1.3 1.4
150 1.3 1.4
140 1.3 1.4
130 1.3 1.4
120 1.3 1.4
110 1.3
100 1.4
90 1.4
80 1.6
70 1.7

Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

2.8.6 Tikungan Gabungan


Ada dua macam tikungan gabungan, sebagai berikut:

(1) tikungan gabungan searah, yaitu gabungan dua atau lebih tikungan dengan
arah putaran yang sama tetapi dengan jari jari yang berbeda (lihat Gambar
2.16);

(2) tikungan gabungan balik arah, yaitu gabungan dua tikungan dengan arah
putaran yang berbeda (lihat Gambar 2.18).

Penggunaan tikungan gabungan tergantung perbandingan R1 dan R2:

𝑅1 2
> 3, Tikungan gabungan searah harus dihindarkan
𝑅2

𝑅1 2
< 3. Tikungan gabungan harus dilengkapi bagian lurus atau
𝑅2

clothoide sepanjang 20 m (lihat gambar 2.17).

Setiap tikungan gabungan balik arah harus dilengkapi dengan bagian lurus
di antara kedua tikungan tersebut sepanjang paling tidak 30 m (lihat Gambar 2.19).
41

Gambar 2.19 Tikungan Gabungan Gambar 2.20 Tikungan Gabungan


Searah (Sumber : Bina Marga Searah dengan Sisipan Bagian Lurus
038/TBM/1997) Minimum Sepanjang 20 m (Sumber :
Bina Marga 038/TBM/1997)

Gambar 2.21 Tikungan Gabungan Gambar 2.22 Tikungan Gabungan


Balik (Sumber : Bina Marga Searah dengan Sisipan Bagian Lurus
038/TBM/1997) Minimum Sepanjang 20 m (Sumber :
Bina Marga 038/TBM/1997)
42

2.9 Alinyemen Vertikal

2.9.1 Umum
Alinemen vertikal terdiri atas bagian landai vertikal dan bagian lengkung
vertikal. Ditinjau dari titik awal perencanaan, bagian landai vertikal dapat berupa
landai positif (tanjakan), atau landai negatif (turunan), atau landai nol (datar)
Bagian lengkung vertikal dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung.

2.9.2 Landai Maksimum


Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan
bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti. Kelandaian maksimum
didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh yang mampu bergerak
dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh kecepatan semula tanpa harus
menggunakan gigi rendah. Kelandaian maksimum untuk berbagai VR ditetapkan
dapat dilihat dalam Tabel 2.21.

Tabel 2.21 Kelandaian Maksimum yang Diizinkan

VR(km/Jam)
120 110 10 80 60 50 40 <40
0

Kelandaian Maksimal 3 3 4 5 8 9 10 10
(%)
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Panjang kritis yaitu panjang landai maksimum yang harus disediakan agar
kendaraan dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian sehingga penurunan
kecepatan tidak lebih dari separuh VR. Lama perjalanan tersebut ditetapkan tidak
lebih dari satu menit. Panjang kritis dapat ditetapkan dari Tabel 2.22.
43

Tabel 2.22 Panjang Kritis (m)

Kecepatan pada Kelandaian


awal tanjakan (%)
km/jam
4 5 6 7 8 9 10

80 630 460 360 270 230 230 200

60 320 210 160 120 110 90 80


Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

2.9.3 Lengkung Vertikal


A. Lengkung vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami
perubahan kelandaian dengan tujuan

(1) mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian; dan

(2) menyediakan jarak pandang henti.

B. Lengkung vertikal dalam tata cara ini ditetapkan berbentuk parabola


sederhana,

(a) jika jarak pandang henti lebih kecil dari panjang lengkung vertikal
cembung, panjangnya ditetapkan dengan rumus:

𝐴𝑆 2
𝐿= ………………………………………………………………....(14)
405

(b) jika jarak pandang henti lebih besar dari panjang lengkung vertikal
cekung, panjangnya ditetapkan dengan rumus:

405
𝐿 =2𝑆− ………………………………….…………….…………(15)
𝐴

3) Panjang minimum lengkung vertikal ditentukan dengan rumus:

L = A Y …………………………………………………………………(16)
44

𝐴𝑆 2
𝐿= …………………………………………………………………(17)
405

Dimana:

L = Panjang lengkung vertikal (m),

A = Perbedaan grade (m),

Jh = Jarak pandangan henti (m),

Y = Faktor penampilan kenyamanan, didasarkan pada tinggi obyek 10 cm dan


tinggi mata 120 cm.

4) Y dipengaruhi oleh jarak pandang di malam hari, kenyamanan, dan


penampilan. Y ditentukan sesuai Tabel 2.23.

Tabel 2.23 Penentuan Faktor Penampilan Kenyamanan, Y

Kecepatan Rencana Faktor Penampilan


(km/Jam) Kenyamanan, Y

< 40 1,5

40 - 60 3

> 60 8
Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

5) Panjang lengkung vertikal bisa ditentukan langsung sesuai Tabel


2.24 vang didasarkan pada penampilan, kenyamanan, dan jarak
pandang. Untuk jelasnya lihat Gambar 2.27 dan Gambar 2.28.
45

Tabel 2.24 Panjang Minimum Lengkung Vertikal

Kecepatan Rencana Perbedaan Kelandaian Panjang Lengkung


(km/jam) Memanjang (%) (m)

<40 1 20- 30

40 - 60 0,6 40 - 80

> 60 0,4 80- 150


Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997

Gambar 2.23 Gambar Lengkung Vertikal Cembung (Sumber : Bina Marga


038/TBM/1997)
46

Gambar 2.24 Gambar Lengkung Vertikal Cekung (Sumber : Bina Marga


038/TBM/1997)

2.9.4 Lajur Pendakian


Lajur pendakian dimaksudkan untuk menampung truk-truk yang bermuatan
berat atau kendaraan lain yang berjalan lebih lambat dari kendaraan kendaraan lain
pada umumnya, agar kendaraan kendaraan lain dapat mendahului kendaraan lambat
tersebut tanpa harus berpindah lajur atau menggunakan lajur arah berlawanan. Lajur
pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang mempunyai kelandaian yang
besar, menerus, dan volume lalu lintasnya relatif padat. Penempatan lajur pendakian
harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a) disediakan pada jalan arteri atau kolektor,

b) apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR > 15.000 SMP/hari,
dan persentase truk > 15 %.

Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur rencana. Lajur pendakian
dimulai 30 meter dari awal perubahan kelandaian dengan serongansepanjang 45
meter dan berakhir 50 meter sesudah puncak kelandaian dengan serongan
sepanjang 45 meter (lihat Gambar 2.25). Jarak minimum antara 2 lajur pendakian
adalah 1,5 km (lihat Gambar 2.26).
47

Gambar 2.25 Lajur Pendakian Tipikal (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997)

Gambar 2.26 Jarak Antara Dua Lajur Pendakian (Sumber : Bina Marga
038/TBM/1997)
48

2.9.5 Koordinasi Alinyemen


Alinemen vertikal, alinemen horizontal, dan potongan melintang jalan
adalah elemen elemen jalan sebagai keluaran perencanaan hares dikoordinasikan
sedemikian sehingga menghasilkan suatu bentuk jalan yang baik dalam arti
memudahkan pengemudi mengemudikan kendaraannya dengan aman dan nyaman.
Bentuk kesatuan ketiga elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan
atau petunjuk kepada pengemudi akan bentuk jalan yang akan dilalui di depannya
sehingga pengemudi dapat melakukan antisipasi lebih awal.

Koordinasi alinemen vertikal dan alinemen horizontal harus memenuhi


ketentuan sebagai berikut:

(a) Alinemen horizontal sebaiknya berimpit dengan alinemen vertikal, dan


secara ideal alinemen horizontal lebih panjang sedikit melingkupi alinemen
vertikal;

(b) Tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung atau
pada bagian atas lengkung vertikal cembung harus dihindarkan;

(c) Lengkung vertikal cekung pada kelandaian jalan yang lurus dan panjang
harus dihindarkan;

(d) Dua atau lebih lengkung vertikal dalam satu lengkung horizontal harus
dihindarkan; dan

(e) Tikungan yang tajam di antara 2 bagian jalan yang lurus dan panjang harus
dihindarkan.

Sebagai ilustrasi, Gambar 2.27 s.d. Gambar 2.29 menampilkan contoh-


contoh koordinasi alinemen yang ideal dan yang harus dihindarkan.
49

Gambar 2.27 Koordinasi yang Ideal Antara Alinyemen Horizontal dan


Alinyemen Vertikal yang Berhimpit (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997)

Gambar 2.28 Koordinasi yang Harus Dihindarkan, Dimana Alinyemen


Vertikal Menghalangi Pandangan Pengemudi Pada Saat Mulai Memasuki
Tikungan (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997)
50

Gambar 2.29 Koordinasi yang Harus Dihindarkan, Dimana Pada Bagian


Yang Lurus Pandangan Pengemudi Terhalang Oleh Puncak Alinyemen
Vertikal Sehingga Pengemudi Sulit Memperkirakan Arah Alinyemen Dibalik
Puncak Tersebut. (Sumber : Bina Marga 038/TBM/1997)

2.10 Perkerasan Kaku


Menurut Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003,
Perkerasan jalan beton semen atau yang biasa disebut dengan perkerasan kaku
adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak
menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di
atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan lapis permukaan
beraspal.
Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh
dari pelat beton. Sifat, daya dukung dan keseragaman tanah dasar sangat
mempengaruhi keawetan dan kekuatan perkerasan beton semen. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah kadar air pemadatan, kepadatan dan perubahan kadar air
selama masa pelayanan. Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen adalah
bukan merupakan bagian utama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian
yang berfungsi sebagai berikut (Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-
14-2003) :
a. Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar.
b. Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan dan tepi-tepi pelat.
c. Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat.
d. Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.
51

Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat
menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang
rendah
pada lapisan-lapisan di bawahnya. Bila diperlukan tingkat kenyamanan yang tinggi.
permukaan perkerasan beton semen dapat dilapisi dengan lapis campuran beraspal
setebal 5 cm.
2.10.1 Struktur dan Jenis Perkerasan Kaku
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003,
perkerasan kaku dibedakan menjadi 4 jenis:
a. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan
b. Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan
c. Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan
d. Perkerasan beton semen pra-tegang
Perkerasan kaku adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang
bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan
tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan
lapis permukaan beraspal. Struktur perkerasan beton semen secara tipikal
sebagaimana terlihat pada Gambar 2.30

Gambar 2.30 Susunan Lapisan Perkerasan Kaku (Sumber: Perencanaan


Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)
Metode perencanaan yang diambil untuk menentukan tebal lapisan
perkerasan didasarkan pada perkiraan sebagai berikut :
52

a. Kekuatan lapisan tanah dasar yang dinamakan nilai CBR atau Modulus Reaksi
Tanah Dasar (k).
b. Kekuatan beton yang digunakan untuk lapisan perkerasan.
c. Prediksi volume dan komposisi lalu lintas selama usia rencana.
d. Ketebalan dan kondisi lapisan pondasi yang diperlukan untuk menopang
konstruksi, lalau lintas, penurunan akibat air dan perubahan volume lapisan
tanah dasar serta sarana perlengkapan daya dukung permukaan yang seragam di
bawah dasar beton.
2.10.2 Tanah Dasar
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003, Daya
dukung tanah dasar ditentukan dengan pengujian CBR insitu sesuai dengan SNI
031731-1989 atau CBR laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989, masing-
masing untuk perencanaan tebal perkerasan lama dan perkerasan jalan baru.
Apabila tanah dasar mempunyai nilai CBR lebih kecil dari 2 %, maka harus
dipasang pondasi bawah yang terbuat dari beton kurus (Lean-Mix Concrete) setebal
15 cm yang dianggap mempunyai nilai CBR tanah dasar efektif 5 %.
2.10.3 Lapisan Pondasi Bawah
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003, Bahan
pondasi bawah dapat berupa :
- Bahan berbutir.
- Stabilisasi atau dengan beton kurus giling padat (Lean Rolled Concrete)
- Campuran beton kurus (Lean-Mix Concrete).
Lapis pondasi bawah perlu diperlebar sampai 60 cm diluar tepi perkerasan
beton semen. Untuk tanah ekspansif perlu pertimbangan khusus perihal jenis dan
penentuan lebar lapisan pondasi dengan memperhitungkan tegangan
pengembangan yang mungkin timbul. Pemasangan lapis pondasi dengan lebar
sampai ke tepi luar lebar jalan merupakan salah satu cara untuk mereduksi prilaku
tanah ekspansif. Tebal lapisan pondasi minimum 10 cm yang paling sedikit
mempunyai mutu sesuai dengan SNI No. 03-6388-2000 dan AASHTO M-155 serta
SNI 03-1743-1989. Bila direncanakan perkerasan beton semen bersambung tanpa
ruji, pondasi bawah harus menggunakan campuran beton kurus (CBK). Tebal lapis
53

pondasi bawah minimum yang disarankan dapat dilihat pada Gambar 2.31 dan CBR
tanah dasar efektif didapat dari Gambar 2.32.

Gambar 2.31 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton semen
(Sumber: Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)

Gambar 2.32 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah (Sumber:
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)
2.10.4 Beton
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003,
Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural strength)
54

umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan tiga titik
(ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3–5 MPa (30-50 kg/cm2).
Kuat tarik lentur beton yang diperkuat dengan bahan serat penguat seperti
serat baja, aramit atau serat karbon, harus mencapai kuat tarik lentur 5–5,5 MPa
(50-55 kg/cm2). Kekuatan rencana harus dinyatakan dengan kuat tarik lentur
karakteristik yang dibulatkan hingga 0,25 MPa (2,5 kg/cm2) terdekat.
Hubungan antara kuat tekan karakteristik dengan kuat tarik-lentur beton
dapat didekati dengan rumus berikut :
fcf = K (fc’)0,50 dalam MPa atau ................................................................ (2.18)
fcf = 3,13 K (fc’)0,50 dalam kg/cm2 ........................................................... (2.19)

Dengan pengertian :
fc’ : kuat tekan beton karakteristik 28 hari (kg/cm2)
fcf : kuat tarik lentur beton 28 hari (kg/cm2)
K : konstanta, 0,7 untuk agregat tidak dipecah dan 0,75 untuk
agregat pecah.
Kuat tarik lentur dapat juga ditentukan dari hasil uji kuat tarik belah beton
yang dilakukan menurut SNI 03-2491-1991 sebagai berikut :
fcf = 1,37.fcs, dalam MPa atau
fcf = 13,44.fcs, dalam kg/cm2
Dengan pengertian :
fcs : kuat tarik belah beton 28 hari
Beton dapat diperkuat dengan serat baja (steel-fibre) untuk meningkatkan
kuat tarik lenturnya dan mengendalikan retak pada pelat khususnya untuk bentuk
tidak lazim. Serat baja dapat digunakan pada campuran beton, untuk jalan plaza
tol, putaran dan perhentian bus. Panjang serat baja antara 15 mm dan 50 mm yang
bagian ujungnya melebar sebagai angker dan/atau sekrup penguat untuk
meningkatkan ikatan. Secara tipikal serat dengan panjang antara 15 dan 50 mm
dapat ditambahkan ke dalam adukan beton, masing-masing sebanyak 75 dan 45
kg/m³. Semen yang akan digunakan untuk pekerjaan beton harus dipilih dan sesuai
dengan lingkungan dimana perkerasan akan dilaksanakan.
55

2.10.5 Lalu Lintas


Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003,
Penentuan beban lalu-lintas rencana untuk perkerasan beton semen, dinyatakan
dalam jumlah sumbu kendaraan niaga (commercial vehicle), sesuai dengan
konfigurasi sumbu pada lajur rencana selama umur rencana. Lalu-lintas harus
dianalisis berdasarkan hasil perhitungan volume lalu-lintas dan konfigurasi sumbu,
menggunakan data terakhir atau data 2 tahun terakhir. Kendaraan yang ditinjau
untuk perencanaan perkerasan beton semen adalah yang mempunyai berat total
minimum 5 ton. Konfigurasi sumbu untuk perencanaan terdiri atas 4 jenis
kelompok sumbu sebagai berikut :
a. Sumbu tunggal roda tunggal (STRT).
b. Sumbu tunggal roda ganda (STRG).
c. Sumbu tandem roda ganda (STdRG).
d. Sumbu tridem roda ganda (STrRG).
2.10.6 Lajur rencana dan koefisien distribusi
Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruas jalan
raya yang menampung lalu-lintas kendaraan niaga terbesar. Jika jalan tidak
memiliki tanda batas lajur, maka jumlah lajur dan koefsien distribusi (C) kendaraan
niaga dapat ditentukan dari lebar perkerasan sesuai Tabel 2.25.

Tabel 2.25 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C)
kendaraan niaga pada lajur rencana
Koefisien
Lebar perkerasan (Lp) Jumlah lajur (ni)
1 Arah 2 Arah
Lp<5,50 m 1 lajur 1 1
5,50 m≤Lp<8,25 m 2 lajur 0,70 0,50
8,25 m≤Lp<11,25 m 3 lajur 0,50 0,475
11,3 m≤Lp<15,00 m 4 lajur - 0,45
15,00 m≤Lp<18,75 m 5 lajur - 0,425
18,75 m≤Lp<22,00 m 6 lajur - 0,40

Sumber: Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003


2.10.7`Umur Rencana
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003, Umur
rencana perkerasan jalan ditentukan atas pertimbangan klasifikasi fungsional jalan,
pola lalu-lintas serta nilai ekonomi jalan yang bersangkutan, yang dapat ditentukan
56

antara lain dengan metode Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return, kombinasi
dari metode tersebut atau cara lain yang tidak terlepas dari pola pengembangan
wilayah. Umumnya perkerasan beton semen dapat direncanakan dengan umur
rencana (UR) 20 tahun sampai 40 tahun.
2.10.8 Pertumbuhan Lalu Lintas
Volume lalu-lintas akan bertambah sesuai dengan umur rencana atau sampai
tahap di mana kapasitas jalan dicapai denga faktor pertumbuhan lalu-lintas yang
dapat ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut :

(1+i)UR −1
R= ................................................................................................. (2.20)
i

Dengan pengertian :
R : Faktor pertumbuhan lalu lintas
i : Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %.
UR : Umur rencana (tahun) Faktor pertumbuhan lalu-lintas ( R ) dapat
juga ditentukan berdasarkan Tabel 2.26
Tabel 2.26 Faktor pertumbuhan lalu lintas
Umur Rencana Laju Pertumbuhan (i) per tahun (%)
(Tahun) 0 2 4 6 8 10
5 5 5,2 5,4 5,6 5,9 6,1
10 10 10,9 12 13,2 14,5 15,9
15 15 17,3 20 23,3 27,2 31,8
20 20 24,3 29,8 36,8 45,8 57,3
25 25 32 41,6 54,9 73,1 98,3
30 30 40,6 56,1 79,1 113,3 164,5
35 35 50 73,7 111,4 172,3 271
40 40 60,4 95 154,8 259,1 442,6
Sumber: Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003
Apabila setelah waktu tertentu (URm tahun) pertumbuhan lalu-lintas tidak
terjadi lagi, maka R dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

(1+i)𝑈𝑅 −1
R= + (𝑈𝑅 − 𝑈𝑅𝑚)[(1 + i)URm − 1 .......................................... (2.21)
i

Dengan pengertian :
R : Faktor pertumbuhan lalu lintas
I : Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %.
57

URm : Waktu tertentu dalam tahun, sebelum UR selesai.


2.10.8 Lalu Lintas Rencana
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003, Lalu-
lintas rencana adalah jumlah kumulatif sumbu kendaraan niaga pada lajur rencana
selama umur rencana, meliputi proporsi sumbu serta distribusi beban pada setiap
jenis sumbu kendaraan.
Beban pada suatu jenis sumbu secara tipikal dikelompokkan dalam interval
10 kN (1 ton) bila diambil dari survai beban. Jumlah sumbu kendaraan niaga selama
umur rencana dihitung dengan rumus berikut :

JSKN = JSKNH x 365 x R x C .................................................................... (2.22)


Dengan pengertian :

JSKN : Jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur rencana.


JSKNH : Jumlah total sumbu kendaraan niaga per hari pada saat jalan
dibuka.
R : Faktor pertumbuhan komulatif
C : Koefisien distribusi kendaraan
2.10.9 Faktor Keamanan Beban
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003, Pada
penentuan beban rencana, beban sumbu dikalikan dengan faktor keamanan beban
(FKB). Faktor keamanan beban ini digunakan berkaitan adanya berbagai tingkat
realibilitas perencanaan seperti telihat pada Tabel 2.27.
Tabel 2.27 Faktor keamanan beban (FKB)
No. Penggunaan Nilai (Fkb)
1 Jalan bebas hambatan utama (major freeway) dan jalan berlajur 1,2
banyak, yang aliran lalu lintasnya tidak terlambat serta volume
kendaraan niaga yang tinggi. Bila mengunakan data lau lintas dari
survey beban (weight-in-motion) dan adanya kemungkinan route
alternatif, maka nilai faktor keamanan beban dapat dikurangi menjadi
1,15
2 Jalan bebas hambatan (freeway) dan jalan arteri dengan volume 1,1
kendaraan niaga menengah.
3 Jalan dengan volume kendaraan niaga renda. 1,0
Sumber: Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003
58

2.10.10 Sambungan
Sambungan pada perkerasan beton semen ditujukan untuk :
- Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh
penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu-lintas.
- Memudahkan pelaksanaan.
- Mengakomodasi gerakan pelat.
Pada perkerasan beton semen terdapat beberapa jenis sambungan
antara lain :
- Sambungan memanjang
- Sambungan melintang
- Sambungan isolasi
Semua sambungan harus ditutup dengan bahan penutup (joint sealer),
kecuali pada sambungan isolasi terlebih dahulu harus diberi bahan pengisi (joint
filler).
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003,
Sambungan pada perkeraan kaku sebagai berikut:
1. Sambungan memanjang dengan batang pengikat (tie bars)
Pemasangan sambungan memanjang ditujukan untuk
mengendalikan terjadinya retak memanjang. Jarak antar sambungan
memanjang sekitar 3 - 4 m. Sambungan memanjang harus dilengkapi
dengan batang ulir dengan mutu minimum BJTU24 dan berdiameter 16
mm. Ukuran batang pengikat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
At = 204 x b x h dan ................................................................ (2.23)
l = (38,3 x φ) + 75 ................................................................... (2.24)
Dengan pengertian :
At = Luas penampang tulangan per meter panjang sambungan (mm2).
B = Jarak terkecil antar sambungan atau jarak sambungan dengan tepi
perkerasan (m).
H = Tebal pelat (m).
l = Panjang batang pengikat (mm).
φ = Diameter batang pengikat yang dipilih (mm).
59

Jarak batang pengikat yang digunakan adalah 75 cm. Tipikal


sambungan memanjang diperlihatkan pada Gambar 2.33.

Gambar 2.33 Tipikal sambungan memanjang (Sumber: Perencanaan Perkerasan


Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)

Gambar 2.34 Ukuran standar penguncian sambungan memanjang (Sumber:


Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)
2.10.11 Sambungan susut memanjang
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003,
Sambungan susut memanjang dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara ini,
yaitu menggergaji atau membentuk pada saat beton masih plastis dengan
kedalaman sepertiga dari tebal pelat.
2.10.12 Sambungan susut melintang
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003,
Kedalaman sambungan kurang lebih mencapai seperempat dari tebal pelat untuk
perkerasan dengan lapis pondasi berbutir atau sepertiga dari tebal pelat untuk lapis
60

pondasi stabilisasi semen sebagai mana diperlihatkan pada Gambar 2.35 dan 2.36.
Jarak sambungan susut melintang untuk perkerasan beton bersambung tanpa
tulangan sekitar 4 - 5 m, sedangkan untuk perkerasan beton bersambung dengan
tulangan 8 - 15 m dan untuk sambungan perkerasan beton menerus dengan tulangan
sesuai dengan kemampuan pelaksanaan. Sambungan ini harus dilengkapi dengan
ruji polos panjang 45 cm, jarak antara ruji 30 cm, lurus dan bebas dari tonjolan
tajam yang akan mempengaruhi gerakan bebas pada saat pelat beton menyusut.
Setengah panjang ruji polos harus dicat atau dilumuri dengan bahan anti lengket
untuk menjamin tidak ada ikatan dengan beton. Diameter ruji tergantung pada tebal
pelat beton sebagaimana terlihat pada Tabel 2.28.
Tabel 2.28 Diameter ruji
No Tebal Pelat Beton, h (mm) Diameter (mm)

1 125 < h ≤ 140 20

2 140 < h ≤ 160 24

3 160 < h ≤ 190 28

4 190 < h ≤ 220 33

5 220 < h ≤ 250 36

Sumber: Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003

Gambar 2.35 Sambungan susut melintang tanpa ruji (Sumber: Perencanaan


Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)
61

Gambar 2.36 Sambungan susut melintang dengan ruji (Sumber: Perencanaan


Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)
2.10.13 Sambungan Pelaksanaan Melintang
Menurut perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003,
Sambungan pelaksanaan melintang yang tidak direncanakan (darurat) harus
menggunakan batang pengikat berulir, sedangkan pada sambungan yang
direncanakan harus menggunakan batang tulangan polos yang diletakkan di tengah
tebal pelat. Tipikal sambungan pelaksanaan melintang diperlihatkan pada Gambar
2.37 dan Gambar 2.38. Sambungan pelaksanaan tersebut di atas harus dilengkapi
dengan batang pengikat berdiameter 16 mm, panjang 69 cm dan jarak 60 cm, untuk
ketebalan pelat sampai 17 cm. Untuk ketebalan lebih dari 17 cm, ukuran batang
pengikat berdiameter 20 mm, panjang 84 cm dan jarak 60 cm.

Gambar 2.37 Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidak


direncanakan untuk pengecoran per lajur (Sumber: Perencanaan Perkerasan
Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)
62

Gambar 2.38 Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidak


direncanakan untuk pengecoran seluruh lebar perkerasan (Sumber:
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)

2.11 CBR Desain Tanah Dasar


2.11.1 Penentuan Segmen Tanah Dasar yang Seragam
Menurut Manual Perkerasan Jalan 2017, ruas jalan yang didesain harus
dikelompokkan berdasarkan kesamaan segmen yang mewakili kondisi tanah dasar
yang dapat dianggap seragam (tanpa perbedaan yang signifikan). Pengelompokan
awal dapat dilakukan berdasarkan hasil kajian meja dan penyelidikan lapangan atas
dasar kesamaan geologi, pedologi, kondisi drainase dan topografi, serta
karakteristik geoteknik (seperti gradasi dan plastisitas).
Secara umum disarankan untuk menghindari pemilihan segmen seragam
yang terlalu pendek. Jika nilai CBR yang diperoleh sangat bervariasi, pendesain
harus membandingkan manfaat dan biaya antara pilihan membuat segmen seragam
yang pendek berdasarkan variasi nilai CBR tersebut, atau membuat segmen yang
lebih panjang berdasarkan nilai CBR yang lebih konservatif.
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah perlunya membedakan
daya dukung rendah yang bersifat lokal (setempat) dengan daya dukung tanah dasar
yang lebih umum (mewakili suatu lokasi). Tanah dasar lokal dengan daya dukung
rendah biasanya dibuang dan diganti dengan material yang lebih baik atau ditangani
secara khusus.
Dua metode perhitungan CBR karakteristik diuraikan sebagai berikut.
a) Metode distribusi normal standar
63

Jika tersedia cukup data yang valid (minimum 10 titik data uji per
segmen yang seragam) rumus berikut ini dapat digunakan:
𝐶𝐵𝑅 𝑘𝑎𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 = 𝐶𝐵𝑅 𝑟𝑎𝑡𝑎2 − 𝑓 × 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 ........................ (2.25)
Catatan:
 f = 1,645 (probabilitas 95%), untuk jalan tol atau jalan bebas
hambatan.
 f = 1,282 (probabilitas 90%), untuk jalan kolektor dan arteri
 f = 0,842 (probabilitas 85%), untuk jalan local dan jalan kecil
 Koefisien variasi (CV) maksimum dari data CBR untuk suatu
segmen tidak lebih besar dari 25%. Koefisien variasi sampai
dengan 30% masih boleh digunakan.
Apabila jumlah data persegmen kurang dari 10 maka nilai CBR terkecil
dapat mewakili sebagai segmen.
b) Metode persentil
Metode persentil menggunakan distribusi data nilai CBR pada segmen
seragam yang dianggap terdistribusi secara normal. Nilai persentil ke “x” dari
suatu kumpulan data membagi kumpulan data tersebut dalam dua bagian, yaitu
bagian yang mengandung “x” persen data dan bagian yang mengandung (100 –
x) persen data.
Nilai CBR yang dipilih adalah adalah nilai persentil ke 10
(10thpercentile) yang berarti 10% data segmen yang bersangkutan lebih kecil
atau sama dengan nilai CBR pada persentil tersebut. Atau: 90% dari data CBR
pada segmen seragam tersebut lebih besar atau sama dengan nilai CBR pada
persentil tersebut.
Prosedur perhitungan untuk presentil ke – 10 adalah sebagai berikut:
i. Susun data CBR secara berurutan dari nilai terkecil hingga terbesar.
ii. Hitung jumlah total data nilai CBR (n).
iii. Hitung 10% dari (n), nilai yang diperoleh disebut sebagai indeks.
iv. Jika indeks yang diperoleh dari langkah (iii) merupakan bilangan
pecahan, lakukan pembulatan ke bilangan terdekat dan lanjutkan ke
langkah v(a). Jika indeks yang dihasilkan berupa bilangan bulat,
lanjutkan ke langkah v(b).
64

v. (a) Dari kumpulan data yang sudah diurutkan (langkah 1), hitung mulai
dari data terkecil hingga mencapai data diurutan yang diperoleh dari
langkah 3. Nilai CBR pada urutan tersebut adalah nilai CBR persentil
ke – 10.
vi. (b) Dari kumpulan data yang sudah diurutkan (langkah 1), hitung mulai
dari data terkecil hingga mencapai data diurutan yang diperoleh dari
langkah 3. Nilai CBR persentil ke – 10 adalah nilai rata-rata dari dua
nilai CBR yaitu CBR pada urutan tersebut dan urutan berikutnya.
Sebagai contoh, data CBR dari satu segmen yang seragam yang telah diurut
mulai dari nilai terkecil adalah sebagai berikut:

No. Urut CBR (%) No. Urut CBR (%)

1 3 11 5,5

2 3 12 5,5

3 4 13 5,5

4 4 14 6

5 4 15 6

6 5 16 6

7 5 17 6,5

8 5 18 6,5

9 5 19 7

10 5,5 20 7

 Daftar tersebut di atas menunjukkan CBR dari satu segmen tanah


dasar yang seragam dengan 20 data CBR (n = 20). Data disusun dari
nilai terendah hingga tertinggi.
 Untuk persentil ke – 10, indeks persentil adalah 10% x 20 = 2 (langkah
iii).
65

 Karena 2 adalah bilangan bulat maka berlaku langkah v.(b): CBR pada
persentil tersebut adalah rata-rata CBR pada nomor urut 2 dan 3 yaitu
(3+4)/2 = 3,5.
 Dengan demikian, nilai CBR karakteristik segemen seragam tersebut
adalah 3,5%. Secara statistik ini berarti bahwa pada segmen tersebut
terdapat 10% data CBR yang nilainya sama atau lebih kecil dari 3,5%.
Atau, 90% data CBR segmen seragam tersebut nilainya lebih besar
atau sama dengan 3,5%.

Cara yang diuraikan di atas adalah salah satu cara untuk menetapkan nilai
karakteristik berdasarkan metode persentil.
Prosedur metode persentil lainnya yang juga sering digunakan adalah
cara grafik. Selain itu, dapat juga menggunakan perangkat lunak Microsoft
Excel, yaitu dengan memanfaatkanfungsi =PERCENTILE(array, k) dengan
“array” menunjukkan kumpulan data dan k adalah persentil (dalam
persepuluhan).
Sebagi contoh, =PERCENTILE(A1:A20, 0.1) akan menghitung persentil
ke 10 dari kumpulan data yang terletak pada sel A1 sampai dengan A20.
Penggunaan cara ini terhadap contoh data tersebut di atas menghasilkan CBR
karakteristik = 3.90%.
Apabila dihitung menggunakan formula (2.37) contoh data yang sama
akan menghasilkan nilai CBR karakteristik 3,74%.
Masing-masing cara tersebut tidak memberikan jawaban yang identik,
tetapi perbedaan di antaranya tidak signifikan.
2.11.2 CBR Rencana untuk Stabilisasi Tanah Dasar
Menurut Manual Perkerasan Jalan 2017, perbaikan tanah dasar dapat berupa
material timbunan pilihan, stabilisasi kapur, atau stabilisasi semen. Pelebaran
perkerasan pada galian biasanya meliputi pembentukan tanah dasar yang sempit
atau tidak teratur sehingga menyulitkan pelaksanaan stabilisasi. Dalam kasus yang
demikian sebaiknya digunakan perbaikan dengan material timbunan pilihan.
Dalam perencanaan jika dipilih stabilisasi kapur atau semen maka nilai daya
dukung material (CBR) dipilih nilai terkecil dari tiga nilai berikut:
a. daya dukung rendaman 4 hari dari material yang distabilisasi;
66

b. empat kali daya dukung tanah asal sebelum distabilisasi;


c. daya dukung yang diperoleh dari formula berikut:
𝐶𝐵𝑅𝑠𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 = 𝐶𝐵𝑅𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑎𝑙 × 2(𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠 𝑠𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑚)/150 ............... (2.26)
Tebal total tanah dasar stabilisasi adalah 150 mm untuk pemadatan biasa
atau sampai dengan 300 mm apabila disyaratkan dan digunakan alat pemadat pad
foot dengan berat statik 18 ton.
2.12 Perancanaan Drainase (Saluran Tepi Jalan)
Saluran tepi jalan adalah saluran di pinggir jalan yang menampung air dari
daerah pelayanan permukaan jalan dan dari daerah pelayanan lingkungan. Drainase
merupakan suatu bagian penting yang harus diperhatikan, karena tanpa drainase
yang baik konstruksi jalan akan mengalami kerusakan yang cepat. Drainase sendiri
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menjaga permukaan jalan agar selalu kering terhadap air
2. Menurunkan muka air tanah agar tidak mengenai konstruksi jalan.
3. Menjaga kestabilan bahu jalan yang disebabkan erosi.
2.12.1 Rencana Sistem Drainase
Drainase dibuat miring agar air hujan dapat mengalir dari perkerasan jalan.
Kemiringan bahu jalan diambil 2% lebih besar dari pada kemiringan permukaan
jalan. Besarnya kemiringan melintang (normal) permukaan perkerasan dapat dilihat
pada Tabel 2.29 :
Tabel 2.29 Kemiringan Melintang Normal Perkerasan dan Bahu Jalan

Jenis Lapis Kemiringan Melintang Normal i


Permukaan (%)
Beraspal 2-3
Japat 4-6
Kerikil 3-6
Tanah 4-6
Sumber:”Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SNI 03-3424-1994”

Sedangkan kemiringan selokan samping ditentukan berdasarkan bahan


yang digunakan. Hubungan antara bahan yang digunakan dengan kemiringan
selokan samping arah memanjang yang dikaitkan dengan erosi aliran.
67

Tabel 2.25 Hubungan Kemiringan Selokan Samping Jalan (i) dan Jenis
Material

Jenis Material Kemiringan Selokan Samping 1 (%)


Tanah Asli 0,5
Kerikil 5 - 7,5
Pasangan 7,5
Sumber:”Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SNI 03-3424-1994”

2.12.2 Analisis Hidrologi


Perhitungan intensitas curah hujan diperhitungkan dari data-data sebagai
berikut:

1. Data Curah Hujan

Merupakan data curah hujan harian maksimum dalam satu tahun yang
dinyatakan dalam mm/hari. Data curah hujan ini didapat dari lembaga
meteorology dan geofisika, untuk system curah hujan yang terdekat dari
lokasi system drainase. Jumlah data curah hujan paling sedikit dalam jangka
10 tahun.

2. Periode Kala Ulang

Karakteristik hujan menunjukan bahwa hujan yang besar tertentu memiliki


periode kala ulang tertentu. Periode kala ulang rencana untuk selokan
samping ditentukan 5 tahun.

3. Lamanya Waktu Curah Hujan

Hujan Harian terkonsentrasi menggunakan perhitungan Tc. Waktu


konsetrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk mencapai lokasi
drainase. Adapun rumus yang dipakai adalah sebagi berikut:

Tc = t0 + td …………………………………………………………..(2.26)

Dimana:

Tc = Waktu konsentrasi (jam)


68

t0 = Waktu yang diperlukan bagi air mulai jatuh di titik terjauh dari
daerah pengaliran, mengalir di permukaan daerah pengaliran,
sampai di ujung hulu saluran (menit)

td = Waktu yang dibutuhkan bagi air mulai mengalir dari masuk di ujung
hulu saluran dan mengalir sampai di ujung hilir saluran (menit)

Untuk mendapatkan inlet time diperlukan rumus :

𝑡0 =
2 𝑛𝑑 0,167
[3 𝑥 3,28 𝑥 𝐿 𝑥 ] …………………………………………...(2.27)
√𝑆

Dimana:

t0 = Waktu yang diperlukan bagi air mulai jatuh di titik terjauh dari
daerah pengaliran, mengalir di permukaan daerah pengaliran,
sampai di ujung hulu saluran (menit)

L0 = Panjang lintasan aliran di atas permukaan daerah pengaliran (m)

S = Kemiringan permukaan daerah pengaliran

Nd = Koefisien hambatan karena kekasaran permukaan daerah


pengaliran (Tabel 2.29)

Tabel 2.26 Hubungan Antara Kondisi Permukaan Dengan Koefisien


Perlambatan

Kondisi Lapis Permukaan Nd


Lapis Semen dan Aspal Beton 0.013
Permukaan Licin dan Kedap Air 0.020
Permukaan Licin dan Kokoh 0.10
Tanah Dengan Rumput Tipis dan Gundul
0.20
Dengan Permukaan Sedikit Kasar
Padang Rumput dan Rerumputan 0.40
Hutan Gundul 0.60
Hutan Rimbun dan Hutan Gundul Rapat
69

Dengan Hamparan Rumput Jarang Sampai 0.80


Rapat
Sumber:”Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SNI 03-3424-1994”

Sedangkan untuk mendapatkan td

𝐿𝑠
𝑡𝑑 = ……………………………………………………..……...(2.28)
60 . 𝑉

Dimana:

Td = Waktu yang dibutuhkan bagi air mulai mengalir dari masuk di


ujung hulu saluran dan mengalir sampai di ujung hilir saluran
(menit)

Ls = Panjang lintasan aliran di saluran (m)

V = Kecepatan aliran di saluran (m/dt)

Kecepatan rata-rata yang diijinkan didasarkan pada jenis materialnya pada


Tabel 2.28

Tabel 2.28 Kecepatan Aliran Air Minimum

Kecepatan Aliran Air Yang


Jenis Bahan
Diijinkan (m/dt)
Pasir Halus 0,45
Lempung Kepasiran 0,50
Lanau Arivial 0,60
Kerikil Halus 0,75
Lempung Kokoh 0,75
Lempung Padat 1,10
Kerikil Kasar 1,20
Batu - Batu Besar 1,50
Pasangan Batu 1,50
Beton 1,50
Beton Bertulang 1,50
Sumber:”Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SNI 03-3424-1994”

4. Menghitung Intensitas Curah Hujan (I)

Untuk menghitung intensitas curah hujan menggunakan Metode Mononobe,


dimana persamaannya adalah:
70

2⁄
𝑅24 24 3
I= (𝑡) …………………………………………..(2.29)
24

Dimana :

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

R24 = Curah hujan rancangan dengan peluang tertentu (mm/hari)

t = Durasi hujan (jam)

2.12.3 Koefisien Pengaliran


Besarnya koefisien pengaliran (C), tergantung pada kondisi lapisan
permukaan, kemiringan, kondisi tanah dan lain-lain. Besarnya koefisien pengaliran
untuk permukaan dapat dilihat pada Tabel 2.31.

Tabel 2.31 Hubungan Kondisi Permukaan Lapangan Dengan Koefisien


Pengaliran

Kondisi Permukaan Lapangan Koefisien Pengaliran


Jalan Beton dan Jalan Aspal 0.70 - 0.95
Jalan Kerikil dan Jalan Tanah 0.40 - 0.70
Bahu Jalan
● Tanah Berbutir Halus 0.40 - 0.65
● Tanah Berbutir Kasar 0.10 - 0.20
● Batuan Massif Keras 0.70 - 0.85
● Batuan Massif Lunak 0.60 - 0.75
Daerah Perkotaan 0.70 - 0.95
Daerah Pinggir Kota 0.60 - 0.70
Daerah Industri 0.60 - 0.90
Permukiman Padat 0.40 - 0.60
Permukiman Tidak Padat 0.40 - 0.60
Taman dan Kebun 0.20 - 0.40
Persawahan 0.45 - 0.60
Perbukitan 0.70 - 0.80
Pegunungan 0.75 - 0.90
Sumber:”Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SNI 03-3424-1994”

2.12.4 Analisa Debit Aliran Air


Besarnya debit aliran air dapat dihitung dengan metode rasional dengan
rumus:
71

Q = 0,002778 x C x I x A ……….......…………………………(2.30)

Dimana:

Q = Debit maks, dengan masa ulang 1 tahun (m3/dt)

C = Koefisien pengaliran

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = Luas daerah pengaliran (ha)

2.12.5 Dimensi Saluran


Saluran tepi diperhitungkan sedemikian sehingga mampu untuk
menampung dan mengalirkan aliran air hujan yang berasal dari muka perkerasan
jalan dan dari daerah penguasaan jalan. Bentuk saluran dipilih berdasarkan
pertimbangan antara lain:

1. Kondisi tanah dasar


2. Kecepatan aliran
3. Dalam atau dangkalnya kedudukan air tanah

Pada umumnya saluran tepi dibuat mengikuti kelandaian jalan. Pada


keadaan dimana bagian-bagian jalan memiliki alinyement vertikal yang tajam
(grade ≥ 5%) akan menjadi besar. Untuk menghindari tergerusnya saluran tepi
oleh aliran air, maka saluran tepi tersebut dibuat dari pasangan batu. Yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan saluran tepi adalah :

1. Kecepatan aliran dalam saluran tepi tidak boleh terlalu besar sebab
akan menyebabkan penggerusan.
2. Sebaliknya kecepatan alirannya pun tidak boleh terlalu kecil sebab akan
menyebabkan pengendapan pada dasar saluran tepi.
 Luas Penampang pada saluran berbentuk persegi
72

Tabel 2.32 Rumus Penampang Saluran

Sumber: Ven Te Chow, 1959

 Kecepatan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata diperoleh dari rumus berikut ini:
V = 1/n . R2/3 . S1/2……….......……….…………….…………(2.31)
Dimana:
V = Keceptan rata-rata (m/dt)
R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Kemiringan saluran
n = Koefisien kekasaran Manning

Koefisien kekasaran dapat dipilih sesuai dengan jenis permukaan yang


dipergunakan seperti pada Tabel 2.33.
73

Tabel 2.33 Harga “n” Untuk Rumus Manning

Sumber:”Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SNI 03-3424-1994”

Hubungan antara debit aliran (Q), kecepatan (V) dan luas penampang (Fd)
dapat diterapkan dengan menggunakan rumus berikut ini:

Q = V x A…….......…………………………………...…………(2.32)

Dimana:

Q = Debit aliran air (m3/dt)

V = Kecepatan aliran (m/dt)

A = Luas penampang aliran (m2)

2.13 Rencana Anggaran Biaya


Dalam penyusunan Rencana anggaran biaya, berikut ini adalah analisis
harga satuan dasar dan juga harga satuan pekerjaan.

2.13.1 Analisis Harga Satuan Dasar


74

Komponen untk menyusun harga satuan pekerjaan memerlukan HSD


tenaga kerja, HSD alat, dan HSD bahan.

2.13.2 HSD Tenaga kerja


Untuk menghitung HSP, maka perlu ditetapkan terlebih dahulu bahan
rujukan harga standar untuk upah sebagai HSD tenaga kerja. Langkah
perhitungan HSD tenaga kerja sebagai berikut:

1. Menentukan jenis keterampilan tenaga kerja


2. Menghitung tenaga kerja yang didatangkan dari luar daerah
3. Menentukan jumlah hari efektif bekerja
4. Hitung masing –masing biaya upah per jam per orang
5. Rata rata kan seluruh biaya sebagai upah rata rata perjam
6. Hitung keperluan k3 dan menjumlah dalam satuan rupiah
7. Menghitung pemakaian alat k3 perjam
8. Biaya upah tenaga perjam adalah upah rata rata perjam ditambahkan
dengan biaya k3 perjam

2.13.3 HSD Alat


Untuk menghitung HSP, maka perlu ditetapkan terlebih dulu bahan atau
HSD alat yang dapat disewa. Analisis HSD alat memerlukan data upah operator,
spesifikasi alat, kapasitas, umur ekonomis, jam kerja, dan harga alat. Faktor
lainnya adalah komponen investasi alat, faktor alat yang spesifik, harga
perolehan alat, dan lain lain.

2.13.4 HSD Bahan


Untuk menghitung HSP, maka perlu ditetapkan terlebih dulu bahan
persatuan pengukuran standar. Analisis HSD bahan perlu data harga bahan baku,
biaya transoptasi dan biaya produksi. Produksi bahan memerlukan alat yang
mungkin lebih dari 1. Setiap alat dihitung kapasitas produksinya dalam satuan
pengukuran per jam, masukan data kapasitas alat, faktor efisiensi alat. HSD
bahan terdiri atas harga bahan baku, bahan olahan dan bahan jadi.
75

2.13.5 Analisis Harga Satuan Pekerjaan


Komponen untuk menyuusn HSP diperlukan data HSD upah, HSD alat
dan HSD bahan. Langkah langkah analisis HSP adalah sebagai berikut :

1. Tentukan satuan waktu untuk setiap jenis tenaga kerja, untuk


memproduksi satu satuan jenis pekerjaan.
2. Tentukan kuantitas / koefisien setiap kualifikasi tenaga untuk
menghasilkan 1 satuan jenis pekerjaan dalam satuan waktu.
3. Tentukan harga satuan tiap kualifikasi tenaga dalam rupiah
4. Harga tiap kualitas tenaga adalah dengan mengalihkan kuantitas /
koefisien untuk kualifikasi tenaga kerja.
5. Untuk mendapatkan harga komponen tenaga.
76

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Data Umum Proyek

1. Nama Proyek : Perencanaan Ulang Geometri Jalan dan Drainase


Untuk Quarry Bendungan Semantok Kabupaten Nganjuk (STA 0+000
s/d STA 05+000).
2. Fungsi Jalan : Kolektor
3. Perkerasan : Ridgid Pavement
4. Umur Rencana : 25 Tahun
5. LHR : Tahun 2019
6. Curah Hujan : 10 Tahun Terakhir
7. Kala Ulang : 5 Tahun
8. Panjang Jalan : 5 km
9. Lebar Jalan :6m
10. HSD : Tahun 2019

Gambar 3.1 Gambar Lokasi Proyek


77

3.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupkan tahap yang sangat penting dalam penyusunan
skripsi ini. Suatu proses perencanaan tidak akan bisa dilaksanakan apabila data
yang diperlukan, baik yang pokok maupun penunjang, tidak lengkap. Berdasarkan
metode pengambilan data penulis hanya mengambil data sekunder saja, yaitu data
yang didapat dari instansi terkait.
3.2.1 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakasi dalam penyusunan
skripsi. Data sekunder ini didapat bukan melalui pengamatan langsung di lapangan.
Yang termasuk data sekunder antara lain:
1. Data Lalu Lintas
Data ini berupa data jenis kendaraan dan volume kendaraan pada daerah
terdekat. Data ini diperlukan untuk menghitung pertumbuhan lalu-lintas dan
volume lalu-lintas harian rata-rata sehingga dapat diketahui kelas jalan
rencana, lebar efektif jalan, jumlah lajur yang diperlukan dan dapat
ditentukan tebal perkerasan kaku.
2. Data Klasifikasi Jalan
Data ini berupa data klasifikasi jalan yang akan direncanakan.
3. Data Hidrologi
Data ini berupa data curah hujan dari stasiun terdekat.
4. Data Tanah
Data ini berupa data CBR tanah asli yang diperlukan unutk mengetahui daya
dukung tanah asli. Data ini berfungsi untuk menganalisa tebal perkerasan
jalan yang dibutuhkan.
5. Peta Topografi
Peta topografi menggambarkan kontur daerah sekitar lokasi studi sehingga
nantinya didapatkan evaluasi jalan yang paling tepat dan efisien.
6. Data HSD
Data harga satuan dasar (HSD) digunakan untuk menentukan estimasi
biaya pembangunan fisik.
78

3.3 Analisis Data

Dalam perencanaan ini, cukup memerlukan data sekunder saja. Adapun


pengolahan data sekunder ini sebagai berikut :

3.3.1 Analisa Peta Topografi


Data dasar yang perlu untuk suatu perencanaan geometrik adalah Peta
topografi berkontur yang akan menjadi peta dasar perencanaan jalan, faktor ini
merupakan yang paling penting dalam menentukan trase karena dapat diketahui
kondisi kelandaian, jarak pandang dll. Identifikasi Lokasi Jalan dan Kriteria
Perencanaan Berdasarkan data tersebut, ditetapkan:

1. Kelas medan jalan dan fungsi jalan.

2. Titik awal dan akhir.

3. Kendaraan Rencana.

4. VLHR dan VJP.

5. Kecepatan rencana VR.

3.3.2 Data lalu lintas


Dalam menganalisa data lalu lintas untuk menghitung besarnya beban
ganda komulatif selama umur rencana dan besarnya beban pada pertengahan umur
rencana digunakan metodologi berdasarkan manual Perhitungan Lalu-Lintas dan
Pedoman Perkerasan dengan Metode Analisa Komponen.Lalu lintas harian rata-
rata atau LHR setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang
dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-masing arah pada
jalan dengan median.

3.3.3 Analisa Data CBR Tanah Dasar


Data ini berupa data CBR tanah asli yang diperlukan untuk mengetahui
daya dukung tanah asli. Data ini berfungsi unutk menganalisa tebal perkerasan
jalan yang dibutuhkan. Analisis nilai CBR rencana dilakukan dengan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan
Kaku yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.
79

3.3.4 Analisa Data Hidrologi


Data curah hujan yang sering digunakan untuk analisa hidrologi berupa
data hujan harian maksimum, minimal data 10 tahun terakhir untuk stasiun-
stasiun hujan yang terdekat.

3.3.5 Analisa Data HSD (Harga Satuan Dasar)


Data harga satuan dasar (HSD) digunakan untuk menentukan estimasi biaya
pembangunan fisik pada pekerjaan Perencanaan Jalan quarry Bendungan Semantok
Kabupaten Nganjuk dengan menggunakan data HSD terbaru pada Kabupaten
Nganjuk.

3.4 Perencanaan Geometrik Jalan


Dalam perencanaan geometrik ini akan membahas beberapa hal antara lain.

3.4.1 Trase Jalan


Perencanaan trase jalan merupakan awal mula perencanaan Geometri
Jalan,terlebih dahulu harus diketahui bagaimana permukaan tanah asli ,kondisi
lingkungan dan medan pada lokasi perencanaan jalan jalur lintas selatan ini. Dalam
menentukan trase jalan perlu beberapa faktor yang di perhitungkan yaitu faktor
topografi, faktor lingkungan dan faktor tata guna lahan.

3.4.2 Desain Alinyemen Horizontal


Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal.
Alinyemen horizontal terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-
garis lengkung. Garis-garis lengkung tersebut terdiri lingkaran, spiral-lingkaran-
spiral dan spiral-spiral. Perencanaan geometri pada bagian lengkung dimaksudkan
untuk mengimbangi gaya entrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan
pada kecepatan rencana.

3.4.3 Desain Alinyemen Vertikal


Alinyemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan.
Alinyemen vertikal ini menggambarkan elevasi jalan terhadap muka tanah asli.
Pada alinyemen vertikal ini terdapat kelandaian suatu jalan yaitu kelandaian positif
/ tanjakan dan kelandaian negatif / turunan
80

3.5 Perencanaan Perkerasan Kaku


Dalam perencanaan perkerasan jalan, Langkah- langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memilih jenis perkerasan beton semen.


2. Menentukan apakah perencanaan menggunakan bahu beton atau tidak.
3. Menentukan jenis dan tebal pondasi bawah berdasarkan nilai CBR
tanah.
4. Menentukan nilai CBR efektif dari nilai CBR rencana dan juga
pondasi bawah yang dipilih.
5. Memilih kuat tarik lentur atau kuat tekan beton pada umur 28 hari (fcf).
6. Memilih faktor keamanan beban lalu lintas (FKB).
7. Taksir tebal pelat beton.
8. Menentukan tegangan ekivalen (TE) dan faktor erosi (FE) untuk STRT.
9. Menentukan faktor rasio tegangan (FRT) dengan membagi tegangan
ekivalen (TE) oleh kuat tarik-lentur (fcf).
10. Untuk setiap rentang beban kelompok sumbu tersebut, tentukan
beban per roda dan kalikan dengan faktor keamanan beban (Fkb)
untuk menentukan beban rencana per roda.
11. Dengan faktor rasio tegangan (FRT) dan beban rencana, selanjutnya
yaitu menentukan jumlah repetisi ijin untuk fatik, yang dimulai dari
beban roda tertinggi dari jenis sumbu STRT tersebut.
12. Hitung persentase dari repetisi fatik yang direncanakan terhadap
jumlah repetisi ijin.
13. Dengan menggunakan faktor erosi (FE), tentukan jumlah repetisi ijin
untuk erosi.
14. Menghitung persentase dari repetisi erosi yang direncanakan
terhadap jumlah repetisi ijin.
15. Mengulangi langkah 11 sampai dengan 14 untuk setiap beban per
roda pada sumbu tersebut sampai jumlah repetisi beban ijin yang
terbaca yang masing-masing menapai 10 juta dan 100 juta repetisi.
16. Menghitung jumlah total fatik dengan menjumlahkan persentase
fatik dari setiap beban roda pada STRT tersebut. Dengan cara yang
81

sama hitung jumlah total erosi dari setiap beban roda pada STRT
tersebut.
17. Mengulangi langkah 8 (delapan) sampai dengan langkah 16 untuk
setiap jenis kelompok sumbu lainnya.
18. Menghitung jumlah total kerusakan akibat fatik dan jumlah total
kerusakan akibat erosi untuk seluruh jenis kelompok sumbu. Ulangi
langkah 7 (tujuh) sampai dengan langkah 18 hingga diperoleh
ketebalan tertipis yang menghasilkan total kerusakan akibat fatik dan
atau erosi ≤100%. Tebal tersebut sebagai tebal perkerasan beton
semen yang direncanakan.

3.6 Perencanaan Drainase Jalan


Dalam perencanaan drainase jalan ini akan membahas beberapa hal antara
lain:

1. Analisa hidrologi.

2. Debit air.

3. Dimensi saluran

3.7 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana anggaran biaya berisikan tentang besarnya volume pekerjaan, serta
biaya pekerjaan. Besarnya volume pekerjaan dihitung dari volume tiap item
pekerjaan, sedangkan biaya pekerjaan ditentukan dari harga upah pekerja, harga
bahan, analisa tiap item pekerjaan, dan harga alat yang digunakan, dari pengolahan
data tersebut ditambah overheat dan biaya PPN dalam pelaksanaan pekerjaan.
82

3.8 Bagan Alir Umum

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

1. Data Topografi
2. Data LHR
3. Data CBR
4. Data Klasifikasi Jalan
5. Data HSD

Perencanaan Perencanaan Perencanaan


Geometrik Perkerasan Drainase

Gambar Rencana

Perhitungan RAB

Kesimpulan & Saran

Selesai

Gambar 3.2 Gambar Bagan Alir Umum


83

3.8.1 Bagan Alir Perencanaan Geometri Jalan

Gambar Situasi

Penentuan Trase Jalan

Penentuan Koordinat
PI & PV

Perencanaan Alinyemen Perencanaan Alinyemen


Vertikal Horisontal

Coba Tikungan Full Circle

Ya Pakai Tikungan
R>Rmin
Full Circle
Tidak
Coba Tikungan
Spiral-Circle-Spiral Tidak
Tidak
Ya Pakai Tikungan
Lc > 25 Spiral-Circle-
Spiral
Tidak
Pilih Tikungan
Spiral-Spiral

Perencanaan Super Perencanaan Pelebaran Perencanaan Kebebasan


Elevasi Perkerasan Pada Tikungan Samping

Gambar Penampang Melintang


,Memanjang, & Galian
Timbunan

Selesai

Gambar 3.3 Gambar Bagan Alir Perencanaan Geometri


84

3.8.2 Bagan Alir Perkerasan Kaku

Gambar 3.4 Gambar Bagan Alir Perencanaan Perkerasan Kaku


85

3.8.3 Bagan Alir Perencanaan Drainase

Mulai

Identifikasi masalah

Studi literatur

Data Curah
Hujan Peta DAS
Topografi
Rancangan

Elevasi Luas DAS


kontur

Perencanaan
Jaringan

Perhitungan intensitas curah hujan

Perhitungan debit banjir rancangan

Evaluasi debit rencana

Perhitungan dimensi saluran drainase

Q rencana
≤ Q hitung Tidak

Ya

Gambar Rencana

Selesai

Gambar 3.5 Gambar Diagram Alir Perencanaan Drainase


86

3.8.4 Diagram Alir Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

Penyusunan Anggaran
Biaya

Daftar Harga Bahan


Gambar Rencana  Upah Kerja
 Peralatan

Volume Pekerjaan Harga Satuan Pekerjaan

Rencana Anggaran
Biaya

Gambar 3.6 Gambar Diagram Alir Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


87

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Geometrik Jalan


Perencanaan geometrik jalan direncanakan untuk mengetahui jenis
geometrik yang sesuai agar pengguna jalan dapat mendapatkan kenyamanan dan
keamanan dalam berkendaraan. Geometrik jalan terdiri dari alinyemen horizontal
dan alinyemen vertikal.

4.1.1 Analisa Trase Jalan


Pada perencanaan ulang jalan quarry Bendungan Semantok Kabupaten
Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000 terdapat 7 tikungan seperti di
dalam tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Tabel Analisa Trase Jalan

KOORDINAT SUDUT DEFLEKSI


STA
X Y ° ʹ ˮ
AWAL ( 00+000 ) 598495.00 9173066.00 - - -
PI 1 ( 00+631,09 ) 597905.00 9172842.00 21 48 9
PI 2 ( 01+423,21 ) 597113.00 9172856.00 59 25 10
PI 3 ( 02+225,75 ) 596717.00 9173554.00 30 58 15
PI 4 ( 03+275,41 ) 596542.00 9174589.00 55 32 22
PI 5 ( 03+953,24 ) 595927.00 9174874.00 20 31 43
PI 6 ( 04+572,68 ) 595492.00 9175315.00 56 13 17
PI 7 ( 04+905,50 ) 595559.00 9175641.00 77 50 32
AKHIR ( 5 + 000) 595202.10 9175732.24 - - -
(Sumber : Hasil Perenacanaan Trase Jalan Quarry Bendungan Semantok
Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)
88

4.1.2 Pehitungan Jarak dan Sudut Defleksi


Analisa perhitungan jarak antar PI dan sudut defleksi ini dihitung dengan
menggunakan nilai koordinat X dan Y yang terdapat pada masing-masing PI.
Dalam melakukan perhitungan jarak antar PI dapat dilakukan dengan rumus
dibawah ini :
∆X = X2 − X1
Keterangan :
∆X = Selisih antara nilai koordinat X pada titik PI
X2 dan X1 = Nilai koordinat X pada titik PI
∆Y = Y2 − Y1
Keterangan :
∆Y = Selisih antara nilai koordinat Y pada titik PI
Y2 dan Y1 = Nilai koordinat Y pada titik PI

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 = √∆𝑋 2 + ∆𝑌 2
Keterangan :
∆𝑋 = Selisih antara nilai koordinat X pada titik PI
∆𝑌 = Selisih antara nilai koordinat Y pada titik PI
Untuk melakukan analisa perhitungan sudut defleksi yang terdapat pada
tikungan dapat digunakan rumus dibawah ini :
∆𝑋
𝐴𝑧𝑖𝑚𝑢𝑡ℎ = 𝐴𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛
∆𝑌
∆ = 𝐴𝑧𝑖𝑚𝑢𝑡ℎ𝐴 − 𝐴𝑧𝑖𝑚𝑢𝑡ℎ𝐵
Untuk contoh perhitungan jarak dan sudut defleksi untuk alternatif 1 pada
titik awal – PI 1
∆𝑋𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑃𝐼1 = 598495,00 − 597905,00 = 590
∆𝑌𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑃𝐼1 = 9173066,00 − 9172842,00 = 224
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 = √5902 + 2242 = 631,091 meter

Untuk hasil perhitungan jarak dan sudut defleksi yang akan direncanakan
dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini :
89

Tabel 4.2 Hasil Analisa Perhitungan Jarak dan Sudut Defleksi

Azimuth
STA ∆X ∆Y JARAK ∆
Radian Derajat
AWAL ( 00+000 ) 1.208 69.210
590 224 631.091
PI 1 ( 00+631,09 ) 1.553 88.987 19.777
792 14 792.124
PI 2 ( 01+423,21 ) 0.516 29.568 59.420
396 698 802.509
PI 3 ( 02+225,75 ) 0.167 9.597 19.971
175 1035 1049.690
PI 4 ( 03+275,41 ) 1.568 89.826 80.229
615 285 677.827
PI 5 ( 03+953,24 ) 0.779 44.608 45.219
435 441 619.440
PI 6 ( 04+572,68 ) 0.203 11.614 32.994
67 326 332.814
PI 7 ( 04+905,50 ) 1.321 75.660 64.046
356.899 91.237 368.376
AKHIR ( 5 + 000)
(Sumber : Hasil Perhitungan Jarak dan Sudut Defleksi Jalan Quarry Bendungan
Semantok Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)

4.1.3 Analisa Medan Jalan


Dari hasil perencanaan trase jalan dicari kondisi medan mulai STA awal
sampai dengan STA akhir seperti yang ada pada tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3 Tabel Analisa Tikungan


JARAK KEMIRINGAN (%)
0+000 - 0+800 2.65
0+800 - 1+407,85 3.66
1+407,85 - 1+680,48 1.41
1+680,48 - 2+725 4.5
2+725 - 2+988.84 3.93
2+988.84 -3+407.93 7.39
3+400 - 4+407.93 1.46
4+407.93 - 5+000 4.27
Rata-Rata 3.65875
(Sumber : Hasil Perhitungan Kemiringan Jalan Quarry Bendungan Semantok
Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)

Dari analisa medan jalan di atas dapat diketahui jenis medan berdasarkan
tabel 4.4 di bawah ini .
90

Tabel 4.4 Klasifikasi Menurut Medan Jalan

No. Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%)

1. Datar D <3
2 Perbukitan B 3 - 25
3 Pegunungan G > 25

(Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometri Jalan Raya)


3.
Dari analisa tabel diatas diperoleh kemiringan medan jalan adalah 3,324%
dan jika dintinjau TABEL 4.4 klasifikasi medan jalan maka jalan tersebut termasuk
dalam kategori perbukitan karena memiliki kemiringan medan jalan 3-25%.

4.1.4 Analisa Data Kendaraan


Analisa lebar jalan dapat dihitung dengan memperhitungkan laju
pertumbuhan jumlah kendaraan pada data statistik jumlah kendaraan tahun 2019
dengan angka pertumbuhan lalu lintas i = 6%. Karena perencanaan geometrik jalan
ini berumur 20 tahun dari tahun saat ini yaitu 2020, maka VLHR yang dipakai
adalah tahun 2040. Berikut contoh perhitungan data kendaraan:

Data kendaraan hasil survey tahun 2019:

Tahun
NO Jenis Kendaraan
2019

1 Sepeda Motor 18,937

2 Mobil Penumpang ( Lv) 2,495

3 Kendaraan Barang Kecil (Lv) 988

4 Bus Kecil (Mhv) 7


91

5 Bus Besar (Mhv) 29

6 Truk 2 Sumbu 3/4" (Hv) 725

7 Truk 2 Sumbu (Hv) 109


i = 6%

emp Lv (tabel) = 1

Lv 2019 = 18937 + 2495

= 3483 kend/hari

Lv 2020 = P ( 1 + i )n

= 3483 ( 1 + 0,06 )1

= 3691,98 kend/hari

Lv 2045 = P ( 1 + i )n

= 3691,98 ( 1 + 0,06 )25

= 11840,68 kend/hari

SMP Lv 2045 = 11840,68 x 1

= 11840,68

Untuk perhitungan data kendaraan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut


ini:

Tabel 4.5 Klasifikasi Menurut Medan Jalan

No Jenis Kendaraan emp 2019 2020 2045


Kend. smp Kend. smp Kend. smp
1 Kendaraan Ringan (Lv) 1 3483 3483 3691.98 3691.98 11840.68 11840.680
Kendaraan Menengah
2 (Mhv) 1.5 36 54 38.16 57.24 122.384 183.576
92

3 Kendaraan Berat (Hv) 2.5 834 2085 884.04 2210.1 2835.236 7088.090
VLHR 19112.347
(Sumber : Hasil Perhitungan Data Kendaraan Jalan Quarry Bendungan
Semantok Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)

Berdasarkan Fungsi jalan adalah JALAN KOLEKTOR dengan nilai VLHR


= 19112,347 smp/hari maka dapat diambil lebar jalan dan bahu jalan pada tabel
dipakai lebar jalur ideal adalah 7 m dan lebar bahu jalan ideal adalah 2 m sehingga
didapatkan bagian-bagian jalan sebagai berikut:

DAMAJA : Lebar jalur + Bahu jalan + saluran tepi


= 7 m + 2 m + 0,5 m + 0,5 m = 10meter
DAMIJA : Damaja ditambah ambang pengaman (1,5 m) dengan
tinggi 5 m dan kedalaman 1,5 m
DAWASJA : Minimal 15 meter

4.1.5 Analisa Alinyemen Horizontal


Berdasarkan Fungsi jalan adalah JALAN KOLEKTOR dengan kondisi
medan jalan perbukitan maka Kecepatan Rencana diambil nilai 60 km/jam. Berikut
adalah contoh perhitungan dari alinyemen horizontal PI 1 (STA 00+631,09) :

𝑉𝑟 2
𝑅𝑚𝑖𝑛 =
127(𝑒 max + 𝑓 max)

Dengan :

Vr = 60 km/jam

e max = 10 %

f = 0,24 ( koefisien gesek )

602
Rmin = 127(0,1+0,24)

Rmin = 83,372 m

Dicoba menggunakan tikungan S-C-S

PI 1 ( 00+631,09 )
93

Diketahui:

VR Rmin Rrenc C e
e max f max Re Ket
Km/jam m m m/det normal

60 83,372 120 0.4 0.02 0.1 0.24 0.025 PI1

ΔC = 21,803

T = 3 detik

𝑉𝑟
Ls1 = 𝑇
3,6

60
= 3,6 3

= 50 m

𝑉𝑟 3 𝑉𝑟 .𝑒 𝑚𝑎𝑥
Ls2 = 0,022 − 2,727
𝑅𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 .𝐶 𝐶

603 60 .0,1
= 0,022 − 2,727
120 . 0,4 0,4

= 58,095 m

(𝑒 m − 𝑒 𝑛)
Ls3 = 𝑉𝑟
3,6 𝑅𝑒

(0,1−0,02)
= 3,6 . 60
0,025

= 53,333 m

Ls4 = 70 m → diambil dari tabel SNI Tata Cara Perencanaan Geometri


Antar Kota 1997.

Untuk pemilihan Ls diambil nilai yang terbesar yaitu 70 m yang di


ambil berdasarkan tabel SNI Tata Cara Perencanaan Geometri Antar Kota
1997.

90 𝐿𝑠
θs = 𝜋 𝑅𝑟𝑒𝑛𝑐
94

90 70
= 𝜋 120

= 16,711

Ls2
P = 6 x Rc − Rc x (1 − cos rad θs)

702
= 6 x 1220 − 120 x (1 − cos rad 16,711)

= 1,737 → Aman

(ΔC−2θs)
Lc = 𝜋 . 𝑅𝑟𝑒𝑛𝑐
180

(21,803−2.16,711)
= 𝜋 . 120
180

= -24,337 m

= -24,337 m < 25 m → Pakai S-S

Jika hasil dari Lc > 25 m maka tipe tikungan bisa memakai tikungan S-C-S,
akan tetapi jika jika Lc < 25 m maka tikungan menggunakan tipe S-S. Untuk
tikungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6 Tabel Analisa Tikungan

TITIK KETERANGAN PI1 PI2 PI3 PI4 PI5 PI6 PI7

ΔC S-C-S 21.803 59.419 30.971 55.539 20.529 56.221 77.842


Radian ΔC 0.381 1.037 0.541 0.969 0.358 0.981 1.359
waktu
Ls1 tempuh 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
Ls2 rumus short 58.095 58.095 58.095 58.095 58.095 58.095 58.095
Ls3 kelandaian 53.333 53.333 53.333 53.333 53.333 53.333 53.333
Ls4 tabel 70 70 70 70 70 70 70
Ls terbesar dipilih 70 70 70 70 70 70 70
θs 16.711 16.711 16.711 16.711 16.711 16.711 16.711
Radian θs 0.292 0.292 0.292 0.292 0.292 0.292 0.292
Lc -24.337 54.448 -5.135 46.322 -27.005 47.750 93.032
P 1.737 1.737 1.737 1.737 1.737 1.737 1.737
Lc>25 m Pakai S-S OK S-C-S Pakai S-S OK S-C-S Pakai S-S OK S-C-S OK S-C-S
(Sumber : Hasil Perhitungan Tikungan Jalan Quarry Bendungan Semantok
Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)
95

Dari tabel perhitungan, dapat ditarik kesimpulan diperoleh 4 Tikungan S-C-


S, dimana tikungan pertama pada STA TS 1+318,19, STA SC 1+388,19, STA CS
1+442,63, dan STA ST 1+512,63. Tikungan kedua pada STA TS 3+160,93 STA
SC 3+230,93, STA CS 3+277,26, dan STA ST 3+347,26. Tikungan ketiga pada
STA TS 4+445,03, STA SC 4+515,03, STA CS 4+562,77, dan STA ST 4+632,77.
Dan tikungan yang keempat pada STA ST 4+732,51, STA SC 4+802,51, STA CS
4+895,54, dan STA ST 4+965,54.

Kemudian untuk tikungan S-S diperoleh 3 tikungan yaitu pada STA TS


0+584,07 dan STA ST 0+654,07. Tikungan ketiga pada STA TS 2+163,83 dan STA
ST 2+233,83. Dan tikungan ketiga pada STA TS 3+879,12 dan STA ST 3+949,12.

4.1.6 Analisa Alinyemen Vertikal


Jalan yang akan direncanakan berupa jalan kolektor pada daerah perbukitan
dengan VR = 60 Km/jam.
Perencanaan:

Tabel 4.7 Tabel Kelandaian Maksimum

(Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.


038/TBM/1997)

Tabel 4.8 Tabel Jh Minimum

(Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.


038/TBM/1997)
96

Tabel 4.9 Tabel Jd Minimum

(Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.


038/TBM/1997)

Dari data tabel diatas maka diperoleh kelandaian maksimum 8%, Jarak
pandang henti (Jh)= 75 m, Jarak pandang mendahului (Jd) = 350 m. Berikut contoh
perhitungan alinyemen vertikal:
g1 = 2,65 %
g2 = 3,66 %
A = g1 + g2 = 2,65 + 3,66 = 6,31 %
Berdasarkan jarak pandang henti (cekung) :
𝐴.𝐽ℎ2 6,31 . (752 )
Jh < L, maka : L = 120+3,5𝐽ℎ = = 92,794 m → OK
120+3,5𝐽ℎ
120+3,5𝐽ℎ 120+3,5.(75)
Jh > L, maka : L = 2𝐽ℎ − = 2 . 75 − = 89,382 m
𝐴 6,31

→ OK
Berdasarkan jarak mendahului :
𝐴.𝐽𝑑2 6,31 . 3502
Jd < L, maka : L = = = 920,208 m → OK
840 840
840 840
Jd > L, maka : L = 2𝐽𝑑 − = 2 . 350 − = 566,878 m → Tidak
𝐴 6,31

OK
Berdasarkan kenyamanan :

Tabel 4.10 Tabel Faktor Kenyamanan, Y


97

(Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.


038/TBM/1997)

L = A x Y = 6,31 x 3 = 18,93 m

Berdasarkan jarak dari tabel :

4.11 Tabel Panjang Minimum Lengkung Vertikal

(Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.


038/TBM/1997)

Diperoleh minimum panjang lengkung = 40 – 80 m

Jadi panjang L :

 Berdasarkan jarak pandang henti = 92,794 m


 Berdasarkan jarak pandang mendahului = 920,208 m
 Berdasarkan jarak kenyamanan = 18,93 m
 Berdasarkan jarak tabel = 40 – 80 m

Dengan pertimbangan kenyamanan maka diambil L = 350 m. Untuk


perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel 4.12 sebagai berikut :
98

Tabel 4.12 Tabel Analisa Lengkung


g1 g2 g3 g4 g5 g6 g7 g8
2.65 3.66 1.41 4.5 3.93 7.39 1.46 4.27
Jh (tabel) 75 75 75 75 75 75 75
Jd (tabel) 350 350 350 350 350 350 350
A 6.31 5.07 5.91 8.43 11.32 8.85 5.73
L, Jh<L 92.794 70.417 86.912 117.083 166.471 122.917 84.265
L, Jh>L 89.382 70.118 85.279 101.957 116.210 104.237 83.246
L , Jd<L 920.208 739.375 861.875 1229.375 1650.833 1290.625 835.625
L, Jd>L 566.878 534.320 557.868 600.356 625.795 605.085 553.403
L (nyaman) 18.93 15.21 17.73 25.29 33.96 26.55 17.19
tabel 40-80 40-80 40-80 40-80 40-80 40-80 40-80
L 350 200 200 250 250 300 200
EV 2.760625 1.2675 1.4775 2.634375 3.5375 3.31875 1.4325

(Sumber : Hasil Perhitungan Alinyemen Verikal Jalan Quarry Bendungan


Semantok Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)

Keterangan : = Tidak OK

= OK

= Dipakai

Dari tabel perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa turunan pertama


dengan awal turunan pada STA 0+625, elevasi 102,37, dengan pusat turunan pada
STA 0+800, elevasi 98,62, dengan LV 350 m, dan akhir turunan pada STA 0+975,
elevasi 103,85.

Tanjankan pertama dengan awal tanjakan pada STA 1+307,85, elevasi


113,81, dengan pusat tanjakan pada STA 1+407,85, elevasi 116,80, dengan LV 200
m, dan akhir turunan pada STA 1+507,85, elevasi 115,39.

Turunan kedua dengan awal turunan pada STA 1+580,48, elevasi 114,37,
dengan pusat turunan pada STA 1+680,48, elevasi 112,96, dengan LV 200 m, dan
akhir turunan pada STA 1+780,48, elevasi 117,46.
99

Tanjakan kedua dengan awal tanjakan pada STA 2+600, elevasi 114,37,
dengan pusat tanjakan pada STA 2+725, elevasi 160, dengan LV 250 m, dan akhir
turunan pada STA 2+850, elevasi 155.

Turunan ketiga dengan awal turunan pada STA 2+863,84, elevasi 154,54,
dengan pusat turunan pada STA 2+988,84, elevasi 149,62, dengan LV 250 m, dan
akhir turunan pada STA 3+113,84, elevasi 158,86.

Tanjakan ketiga dengan awal tanjakan pada STA 3+250, elevasi 168,92,
dengan pusat tanjakan pada STA 3+400, elevasi 180, dengan LV 300 m, dan akhir
turunan pada STA 3+550, elevasi 182,18.

Tanjakan ketiga dengan awal tanjakan pada STA 4+307,93, elevasi 193,24,
dengan pusat tanjakan pada STA 4+407,93, elevasi 194,7, dengan LV 200 m, dan
akhir tanjakan pada STA 4+507,93, elevasi 193,97.

4.3 Perkerasan Jalan (Ridgid Pavement)

4.3.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku


1. Tebal perkerasan (bersambung tanpa tulangan) untuk 2 jalur dan 2 arah.
2. Menggunakan ruji (dowel)
3. Umur Rencana 25 tahun.
4. Pertumbuhan Lalu Lintas 6% pertahun.
5. Jalan yang direncanakan adalah jalan kolektor.
6. Bahu jalan menggunakan beton.
7. Data lau lintas 2019 sebagai berikut:
 MP = 3483 kd/hari
 Bus = 39 kd/hari
 Truk 2 As (1.2L) = 725 kd/hari
 Truk a As (1.2H) = 109 kd/hari
8. Kuat tarik lentur menggukan 4,2 mpa dan fc’ 285 kg/cm2.
9. CBR yang diketahui adalah 4%, 4%, 2%, 1%, 4%, 2%, dan 2%.
100

4.3.2 CBR Desain Tanah Dasar

Tabel 4.13 Penentuan CBR Desain

CBR = ,
NO CBR %
>
1 1 6 100
2 2
5 83
3 2
4 4
5 4 3 50
6 4
(Sumber : Hasil Perhitungan CBR Jalan Quarry Bendungan Semantok Kabupaten
Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)

Dari tabel di atas didapatkan grafik unuk menentukan CBR desain 90%
sebagai berikut:

Grafik Penentuan CBR Desain 90%


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Gambar 4.1 Grafik Penetuan CBR Desain 90% (Sumber : Hasil Perhitungan
CBR Jalan Quarry Bendungan Semantok Kabupaten Nganjuk STA 00+000
sampai dengan STA 05+000)
Dari grafik diatas diperoleh data CBR 90% adalah 1,6%
101

4.3.3 Lalu lintas


Berdasarkan dari data yang didapat, diperoleh lalu lintas kendaraan pada
tahun 2019. Untuk mendapatkan angka lalu lintas pada tahun 2045 (terhitung
sejak tahun 2020) dengan angka pertumbuhan lalu lintas 6% maka dapat dihitung
sebagai berikut :

Contoh perhitungan pada Mobil Penumpang (MP)

P2045 = P2019 x (1+i)n

= 3483 x (1+0,06)25+1

= 15845,501 → 15846 kd/hari

Perhitungan Selanjutnya dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 4.14 Perhitungan Lalu Lintas


Data Lalu Lintas 2019 Data Lalu Lintas 2045
MP 3483 kd/hari MP 15845.501
BUS (1.2) 36 kd/hari BUS (1.2) 163.778
truk 2 As (1.2L) 725 kd/hari truk 2 As (1.2L) 3298.303
TRUK 2 AS (1.2H) 109 kd/hari TRUK 2 AS (1.2H) 495.883

(Sumber : Hasil Perhitungan Lalu Lintas Jalan Quarry Bendungan Semantok


Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)

4.3.4 Lalu Lintas Rencana


Berdasarkan lalu lintas harian rata-rata, maka dapat dianalisis perhitungan
jumlah sumbu berdasarkan jenis dan bebannya, seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.15 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya


beban konfigurasi & distribusi bbn smbu (ton) jumlah sumbu STRT STRG
no jenis kendaraan jumlah satuan
sumbu(ton) STRT STRG STdRD kend niaga harian (JSKNH) bbn smb jml smb bbn smb jml smb
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 MP 15,846 kd/hari 2 1 <5 ton
2 1
3 BUS (1.2) 164 kd/hari 9 4 5 328 4.000 164 5.000 164
4 truk 2 As (1.2L) 3,298 kd/hari 9 4 5 6597 4.000 3298 5.000 3298
5 TRUK 2 AS (1.2H) 496 kd/hari 18 7 11 992 7.000 496 11.000 496
6 total 7916 3958 3958

(Sumber : Hasil Perhitungan Lalu Lintas Rencana Jalan Quarry Bendungan


Semantok Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)
102

Dari tabel di atas didapatkan nilai JSHNH sebesar 7916 sumbu/hari. Jumlah
sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun) didapatkan dengan
perhitungan sebagai berikut :

(1+ 𝑖)𝑈𝑅−1
R = 𝑖

(1+ 0.06)(25+1)−1
= 0.06

= 54,87

JSKN = 365 x JSKNH x R x C

= 365 x 7916 x 54,87 x 0,5

= 79268305.440

Nilai C diambil dari jumlah lajur dan koefisien distribusi kendaraan niaga
berdasarkan lebar perkerasan sesuai dengan Tabel 4.16 di bawah ini.

Tabel 4.16 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien


Distribusi (C) Kendaraan Niaga pada Lajur Rencana

(Sumber :SNI Pd T-14-2003)

4.3.5 Perhitungan Repetisi Sumbu Yang Terjadi


Dalam perencanaan perkerasan kaku diperlukan adanya jenis sumbu dan
distribusi beban serta jumlah repetisi masing-masing jenis sumbu/kombinasi beban
yang diperkirakan selama umur rencana. Repetisi yang terjadi merupakan hasil kali
antara proporsi beban dan proporsi sumbu. Berikut perhitungan dari repetisi sumbu
yang terjadi.

1. Proporsi beban jenis STRT :


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑇𝑅𝑇 𝑏𝑢𝑠
 Beban sumbu 4 ton (Bus) = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑇𝑅𝑇
103

164
= 3958

= 0,05

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑇𝑅𝑇 𝑡𝑟𝑢𝑘 1.2𝐿


 Beban sumbu 4 ton (Truk 1.2L) = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑇𝑅𝑇
3298
= 3958

= 0,84

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑇𝑅𝑇 𝑡𝑟𝑢𝑘 1.2𝐿


 Beban sumbu 7 ton (Truk 1.2H) = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑇𝑅𝑇
496
= 3958

= 0,13

2. Proporsi beban jenis STRT


𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑇𝑅𝑇
 Jenis sumbu STRT = 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢
3958
= 7916

= 0,5

Untuk perhitungan sumbu yang terjadi, dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut
ini :

Tabel 4.17 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien


Distribusi (C) Kendaraan Niaga pada Lajur Rencana
konfigurasi beban jumlah proporsi proporsi lalulintas repetisi yg

sumbu sumbu sumbu beban sumbu renc ( JSKN) terjadi

1 2 3 4 5 6 7
(jml sb/tot sb) (tot sb/kum sb) (4)*(5)*(6)

STRT 4 164 0.05 0.5 7.93E+07 1.98E+06


4 3298 0.84 0.5 7.93E+07 3.33E+07
7 496 0.13 0.5 7.93E+07 5.15E+06
total 3958

STRG 5 164 0.05 0.5 7.93E+07 1.98E+06


5 3298 0.84 0.5 7.93E+07 3.33E+07
11 496 0.13 0.5 7.93E+07 5.15E+06
total 3958
komulatif 7916 8.09E+07
104

(Sumber : Hasil Perhitungan Repetisi Beban Sumbu Jalan Quarry Bendungan


Semantok Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)

4.3.6 Perhitungan Tebal Pelat Beton


Pada penentuan factor keamanan baban rencana, beban sumbu dikalikan
dengan Faktor Keamanan Beban (FKB). Faktor Keamanan Beban dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Tabel 4.18 Faktor Keamanan Beban

(Sumber :SNI Pd T-14-2003)

Untuk penentuan tebal podasi bawah dikarenakan CBR lapangan yang ada
memiliki nilai < 2% maka, menurut SNI Pd T-14-2003 tebal pondasi bawah
menggunkana Campuran Beton Kurus (CBK) dengan tebal minimal 150 mm.
Sedangankan untuk penentuan CBR tanah dasar jika CBR < 2% maka dianggap
memiliki CBR tanah dasar 5%. Dan untuk taksiran tebal beton diambil berdasarkan
Gambar 4.2 di bawah ini.
105

Gambar 4.2 Grafik Perencanaan, fcf = 4,25 MPa, Lalu-Lintas Luar Kota,
Dengan Ruji, FKB = 1,1 (Sumber :SNI Pd T-14-2003)
Dari hasil grafik di atas didapatkan perkiraan tebal perkerasan sebesar
minimum 204 mm (dibulatkan 210 mm). Untuk mengatahui perkerasan aman atau
tidak, maka dilakukan analisa fatik dan erosi dengan cara trial and error sesuai
dengan pedoman SNI Pd T-14-2003 Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen.
Tabel perhitungan mengacu pada pada peraturan yang sudah ada.

Tabel 4.19 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan
Bahu Beton

(Sumber :SNI Pd T-14-2003)

Dengan menentukan Tegangan Ekivalen (TE) dan Faktor Erosi (FE), maka
dapat ditentukan Faktor Rasio Tegangan (FRT) untuk masing-masing beban
rencana per roda seperti pada Tabel 4.19 di bawah ini. Pada perencanaan tebal
perkerasan yang telah diolah pada microsoft exel didapatkan nilai tebal perkerasan
yang sesuai dan memenuhi adalah 210 mm. Berikut contoh perhitungan untuk
analisa fatik dan erosi.

Untuk STRG dengan 11 beban sumbu:

Beban sumbu (KN) = Beban sumbu (Ton) x 10

= 11 x 10

= 110 KN

Beban rencana/roda = Beban sumbu (KN) x KFbb / jumlah roda

= 110 x 1,1 / 2
106

= 30,25 KN

Repetisi yang terjadi = 1,27E+06

Faktor Rasio Teg. (FRT) = TE (Tabel 4.18) / fc’f

= 0,85 / 4,25

= 0,20

Faktor Erosi (FE) (Tabel 4.18) = 1,74

Repetisi Ijin Fatik (Gambar 4.4) = 4,00E+06

Kerusakan Fatik = repetisi yg terjadi x 100 / repetisi ijin fatik

= 1,27E+06 x 100 / 4,00E+06

= 31,814 %

Untuk perhitungan fatik selanjutnya dihitung dengan menggunakan


Microsoft Exel dan didapat total kerusakan fatik sebesar 31,814% sehingga
memenuhi syarat kerusakan fatik.

Repetisi ijin erosi (Gambar 4.3) = 1,00E+07

Kerusakan Erosi = repetisi yg terjadi x 100 / repetisi ijin erosi

= 1,27E+06 x 100 / 1,00E+07

= 12,725%

Untuk perhitungan fatik selanjutnya dihitung dengan menggunakan


Microsoft Exel dan didapat total kerusakan fatik sebesar 12,725% sehingga
memenuhi syarat kerusakan erosi

Untuk perhitungan analisa fatik dan erosi, dapat dilihat pada Tabel 4.20
berikut ini :
107

Tabel 4.20 Analisa Fatik dan Erosi


FKbb 1.1 Tebal Plat Beton 210
konfigurasi beban beban rencana repetisi yang ANALISA FATIK ANALISA EROSI
faktor teg & erosi
sumbu sumbu (KN) /roda (KN) terjadi repetisi ijin kerusakan repetisi ijin kerusakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(fc'f) 4.25
((2)*FKbb)/jml roda Gbr (4.4) ((4)*100)/(6) Gbr (4.3) ((4)*100)/(8)
CBR efektif 5
STRT 40 22.00 4.89E+05 teg. Ekivalen (TE) 0.85 TT #VALUE! TT #VALUE!
2 40 22.00 8.22E+06 faktor rasio teg. (FRT) TT #VALUE! TT #VALUE!
70 38.50 1.27E+06 (TE/fcf) 0.20 TT #VALUE! TT #VALUE!
total Faktor Erosi (FE) 1.74
STRG 50 13.75 4.89E+05 teg. Ekivalen (TE) 1.38 TT #VALUE! TT #VALUE!
4 50 13.75 8.22E+06 faktor rasio teg. (FRT) TT #VALUE! TT #VALUE!
110 30.25 1.27E+06 (TE/fcf) 0.32 4.00E+06 31.814 1.00E+07 12.725
total Faktor Erosi (FE) 2.34
komulatif 12.725
31.814 < 100 % ( OK ) 2.121% < 100 % ( OK )

(Sumber : Hasil Perhitungan Erosi dan Fatik Jalan Quarry Bendungan Semantok
Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)

Repetisi ijin untuk analisa fatik dan analisa erosi dari masing-masing jenis
sumbu kendaraan, dapat ditentukan melalui diagram Gambar 4.3 dan Gambar 4.4
berikut ini :

Gambar 4.3 Analisi Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Berdasarkan Faktor Erosi,
dengan Bahu Beton (Sumber :SNI Pd T-14-2003)
108

Gambar 4.4 Analisa Fatik dan Beban Repetisi Ijin Berdasarkan Rasio
Tegangan, dengan/Tanpa Bahu Beton (Sumber :SNI Pd T-14-2003)

4.3.7 Dowel (Ruji) dan Tie Bar


A. Dowel (Ruji)
Berdasarkan SNI Pd-T-14-2003 sambungan antar pelat harus dilengkapi
dengan ruji polos panjang 45 cm dengan jarak antar ruji 30 cm dengan diameter ruji
sebesar 33 mm sebagaimana terlihat pada Tabel 4.20. Dikarenakan di pasaran
tulangan polos diameter 33 mm tidak ada maka digunakan tulangan polos diameter
32 mm.

Tabel 4.21 Diameter Ruji

(Sumber :SNI Pd T-14-2003)


109

B. Tie Bar (Batang Pengikat)

Dengan ketebalan pelat 210 mm, jarak dari tepi ke sambungan pelat (lebar
pelat) = 3,50 m, dengan diameter batang pengikat yang dipilih adalah 22 mm dan
jarak antar batang pengikat yang digunakan adalah 75 cm dengan panjang batang
pengikat 70 cm.

4.4 Drainase Jalan

4.4.1 Debit Banjir Rancangan


Debit banjir rancangan adalah suatu nilai debit limpasan permukaan tertentu
dimana akan terjadi debit-debit limpasan yang melampaui nilai tersebut dalam
peluang tertentu. Banjir rancangan juga melibatkan faktor probabilitas sebagaimana
curah hujan rancangan.

Metode perhitungan debit banjir rancangan pada tugas besar kali ini adalah
memakai metode rasional, Karena luas DAS < 300 ha. Maka rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :

Q = 0,002778.C.I.A

Dimana :

Q = debit banjir rancangan (m3 /dt)

C = koefisien pengaliran

I = intensitas hujan pada waktu konsentrasi (mm /jam)

A = luas catchment area (hektar)

Berikut adalah contoh perhitungan debit banjir rancangan dengan


menggunakan metode rasional.

Saluran 1-2

a. Menghitung t0

2 𝑛𝑑 0,167
t0 = [3 × 3,28 × 𝐿𝑜 × √𝑆 ]
110

L0 = panjang lintasan aliran di atas permukaan daerah pengaliran

= 5,5 m

Nd = 0,013

S = kemiringan permukaan daerah pengaliran lahan

= 1% = 0,01

2 0,013 0,167
Maka t0 =[3 × 3,28 × 5,5 × √0,01]

= 1,077 menit

= 0,018 jam

b. Menghitung td
Ls
td = 60.V

Ls = panjang lintasan aliran di saluran (m)


= 800 m
V = kecepatan aliran di saluran (m/detik)

= 1,5 m/detik

800
Maka td = 60.1,5

= 5,333 menit
= 0,089 jam
c. Menghitung waktu konsentrasi (jam)
Dalam perencanaan drainase jalan raya, waktu konsentrasi dihitung dengan
persamaan :
tc = t0 + td
tc = 0,018 + 0,089
tc = 0,107 jam
d. Menghitung Intensitas Curah Hujan (I)
Intensitas curah hujan diperhitungkan dengan Metode Mononobe, dimana
persamaannya adalah :
R24 24 2/3
I = (𝑡)
24
111

Dimana :

R24 = curah hujan rancangan dengan peluang 10 tahun yang didapat dari
data konsultan proyek Bendungan Semantok Kabupaten Nganjuk

= 133,89 mm/hari

t = tc

= 0,107 jam

133,89 24 2/3
Maka, I = (0,107)
24

= 206,14 mm/hari

e. Menghitung Q
Q = 0,002778.C.I.A
Dimana :
C = 0,6 → jalan
I = 206,14 mm/hari
A = 5,5 x 800 = 4400 m2 → 0,44 hektar
Maka, Q = 0,002778.C.I.A
= 0,002778 x 0,6 x 206,14 x 0,44
= 0,189 m3 /dt
Berikut adalah hasil perhitungan Debit banjir pemukiman semua saluran
dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut ini.

Tabel 4.22 Perhitungan Debit Banjir Rancangan

Q Q total
SALURAN Keterangan
(m3/dt) (m3/dt)
1-2 Jalan 0.189 0.189
2-3 Jalan 0.167 0.356
3-4 Jalan 0.109 0.465
4-5 Jalan 0.212 0.784
5-6 Jalan 0.107 0.107
6-7 Jalan 0.139 0.139
112

7-8 Jalan 0.209 0.512


8-9 Jalan 0.165 0.165
(Sumber : Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Jalan Quarry Bendungan
Semantok Kabupaten Nganjuk STA 00+000 sampai dengan STA 05+000)

4.4.2 Dimensi Saluran dan Perencanaan Elevasi Muka Air


Pada perhitungan dimensi saluran dan perencanaan elevasi muka air diambil
contoh hitungan pada saluran 1-2. Saluran ini memiliki panjang (Ld) sebesar 800
meter. Adapun langkah perhitungannya sebagai berikut:

a. Debit Rencana
Debit kapasitas diperoleh dari perhitungan debit banjir rancangan pada hasil
perhitungan sebelumnya. Untuk saluran 1-2 memiliki debit rencana (Qrenc) sebesar
0,189 m3/detik.
b. Elevasi Tanah Asli
Elevasi tanah asli pada saluran 1-2 diperoleh dari hasil Civil 3D kemudian
didapat elevasi sebesar +220 meter pada titik 1 (atas saluran) dan +194,7 meter pada
titik 2 (bawah saluran). Sehingga kemiringan saluran (S) yaitu:
𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠−𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 220−194,7
S= = = 0,032
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝐿𝑜) 800

c. Dimensi Saluran
Saluran 1-2 merupakan saluran berbentuk persegi (m = 0) dan berbahan
dasar pasangan batu bata memiliki angka kekasaran (n) sebesar 0,015. Maka
direncanakan dimensi dengan metode trial and error sampai mendapatkan nilai Q
yang sebanding dengan Q banjir.
Missal b = 0,6
Mencari nilai h dengan metode trial and error

1 ℎ 2/3
Q = 𝑛 𝑥 (2 ) 𝑥 𝑠1/2 𝑥 𝐴

1 ℎ 2/3
0,189 = 𝑥( ) 𝑥 0.0131/2 𝑥 (𝑏𝑥ℎ)
0.015 2
2
1 ℎ 3 1
0,189 = 𝑥 ( ) 𝑥 0.0132 𝑥 (0,6 𝑥 ℎ)
0.015 2
113

Jika h = 0,8 2
1 0,8 3 1
0,189 = 𝑥 ( ) 𝑥 0.0132 𝑥 (0,6 𝑥 0,8)
0.015 2
0,189 m3/detik = 1,316 m3/detik ( Qbanjir < Qhit) → OK
Maka, dimensi saluran yang digunakan pada saluran 1-2 agar dapat
menampung debit banjir yaitu dengan lebar (b) sebesar 0,6 meter dan tinggi
muka air (h) sebesar 0,8 meter.
d. Kontrol Saluran dan Elevasi Saluran
Dikarenakan drainase pada perencanaan ini diperuntukan sebagai saluran tepi jalan
dimana salauran ini sebagai bangunan pelengkap jalan maka, tidak diperlukan
kontrol saluran dengan elevasi saluran menyesuaikan dengan elevasi jalan yang
direncakan.
e. Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan berfungsi agar muka air dapat naik di atas muka air
maksimum. Tinggi ini dihitung 1/3 dari tinggi muka air. Dengan tinggi h = 0,7 m,
maka tinggi jagaan saluran sebesar:
h = 1/3 x 0,8 = 0,27 meter

Untuk hasil dimensi saluran dan perencanaan elevasi muka air pada tiap
saluran, dapat dilihat di Tabel pada Lampiran Tabel.

4.4.3 Saluran Pembuangan


Pada kasus ini ada beberapa saluran yang sebaiknya diberi pembuangan
langsung ke sungai dikarenakan kondisi saluran yang terjadi cekungan sebagai
contoh seperti pada contoh Gambar 4.5. Dalam kondisi ini dapat menyebabkan air
tergenang saat curah hujan tinggi. Oleh karena itu saluran yang sebaiknya
memerlukan saluran pembuangan ke sungai yaitu diantara saluran 4-5 dan 5-6,
antara saluran 7-8 dan 8-9, dan antara saluran 13-14 dan 14-15.
114

Gambar 4.5 Contoh Gambar Saluran yang Memerlukan Pembuang (Sumber


: Civil 3D Perencanaan Ulang Jalan Quarry Bendungan Semantok)

4.5 Galian dan Timbunan


Untuk volume galian dan timbunan yang didapat dari Civil 3D dapat dilihat
pada lampiran.

4.6 Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Untuk Rencana Anggran Biaya (RAB) yang dihitung dengan cara Bina
Marga Tahun 2016 No. 28 dapat dilihat pada lampiran.
115

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam penulisan skripsi ini didapatkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:

1. Hasil Perencanaan geometrik pada Jalan Quarry Bendungan Semantok


STA 0+000 – STA 5+000 terdapat 4 tikungan S-C-S dan 3 tikungan S-
S.

2. Hasil Perencanaan geometrik pada Jalan Quarry Bendungan Semantok


STA 0+000 – STA 5+000 terdapat serta terdapat 7 lengkung vertical
yang terdiri dari 3 lengkung cembung dan 4 lengkung cekung.

3. Pada perencanaan Jalan Quarry Bendungan Semantok Kabupaten


Nganjuk didapatkan volume galian dan timbunan yang didapatkan dari
perhitungan Civi 3D yaitu galian sebesar 84972,78 m3 dan timbunan
sebesar 9437,7 m3.

4. Perencanaan drainase jalan didapatkan dimensi sebesar lebar (b)


sebesar 0,6 meter dan tinggi muka air (h) sebesar 0,8 meter.

5. Perencanaan perkerasan jalan didapatkan nilai tebal perkerasan beton


sebesar 210 mm dan 125 mm untuk lapis pondasi bawah dengan
menggunakan campuran beton kurus. Serta menggunakan dowel (ruji)
polos dengan diameter 32 mm, panjang 450 mm, dan jarak 300 mm dan
menggunakan tie bar ulir diameter 22 mm, panjang 700 mm, dan jarak
antar tulangan 750 mm.

6. Dari perencanaan jalan tersebut dihasilkan perhitungan RAB dengan


total biaya sebesar Rp. 33.716.457.588.

5.2 Saran
Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa saran dari penulis sebagai berikut
116

1. Dalam perencanaan drainase jalan sebaiknya mengikuti standart yang


telah ditetapkan oleh Dinas PU tentang perencanaan drainase.

2. Untuk perencanaan drainase pada Jalan Quarry Bendungan Semantok


sebaiknya menggunakan terjunan dan juga direncanakan saluran
pembuangan pada daerah cekungan agar tidak terjadi genangan pada
saluran.

3. Dalam menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) harus


memperhitungkan volume pekerjaan dengan benar dan teliti serta harga
bahan, harga upah, dan harga alat berat selalu menggunakan harga yang
terbaru.
117

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994, SNI 03 – 3424 – 1994, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Azis, A. A. (2013). Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) dan


Rencana Anggaran Biaya pada Ruas Jalan Desa Saliki Muara Badak. Kurva
S Jurnal Mahasiswa, 1(1), 61-73.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Jalan
No.038/T/BM/1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota.
Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta: 1997

Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota. 1997. Manual
Kapasitas Jalan Indonesia. Februari 1997.

Hardiyatmo, Hary Christady, (2011). Perancangan Perkerasan Jalan dan


Penyelidikan Tanah, Gadjah mada University Press, Yogyakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. 2013. Manual


Desain Perkerasan Jalan. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Bina Marga.

Nasional, B. S. (2004). Geometri Jalan Perkotaan (RSNI T–14-2004). Jakarta


Indonesia.
Noviannur, R. (2013). Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku dan RAB Jalan Menuju
Jembatan Kutai Lama. Kurva S Jurnal Mahasiswa, 1(1), 423-438.

Pane, Y. F., Hasiholan, F., Sangkawati, S., & Atmojo, P. S. (2016). Perencanaan
Drainase Jalan Raya Semarang-Bawen Km 12+ 400-Km 16+ 600 (Jamu
Jago-Balai Pelatihan Transmigrasi Dan Penyandang Cacat Jateng). Jurnal
Karya Teknik Sipil, 5(1), 179-189.

Peraturan Menteri PUPR No. 28/PRT/M/2016, Analisa Harga Satuan Pekerjaan


Umum.
Ridwansyah, A. M., Putranto, Y. P., & Djakfar, L. (2016). Perencanaan Tebal
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Karanganyar-solo.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 1(2), pp-504.
118

Lampiran
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA
Jl. Gayung Kebonsari No. 169
Telp. 8290186, 8280433, 8380919, 8380932, 8280231, 8280023
S U R A B A Y A
FORMULIR S P L 2 - 2
LEMBAR KE : 1 DARI : 1
FORMULIR HIMPUNAN PERHITUNGAN LALU LINTAS
SELAMA 24 JAM ( FORMULIR LAPANGAN )

NO. PROPINSI : 0 2 8

NAMA PROPINSI : J A W A T I M U R ARAH LALU LINTAS

KLAS / NOMOR POS : A DARI : Guyangan

LOKASI POS / KM : 172 KE : Pajeng

TANGGAL : 1 8 0 7 1 8 KHUSUS JALAN DALAM KOTA

HARI BULAN TAHUN NAMA JLN :

HARI KERJA : 0 1 JML : 1 ARAH

GOLONGAN 1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8

TRUK SEMI TRAILER


TRUK/TRUK TANGKI

TRUK/TRUK TANGKI

TRUK/TRUK TANGKI

TRUK/TRUK TANGKI

DAN TRUK TRAILER


OPLET, SUBURBAN,
SEPEDA KUMBANG

MICRO TRUCK DAN

TIDAK BERMOTOR
STATION WAGON

MOBIL HANTARA
OPLET, PICK UP,
SEPEDA MOTOR

DAN GEROBAG
2 SUMBU 3/4 "
SEDAN, JEEP

KENDARAAN
DAN RODA 3

BUS BESAR
KOMBI DAN

BUS KECIL

GANDENG
SEKUTER

2 SUMBU

3 SUMBU
PICK UP,
MINIBUS
DAN

JAM

06 - 07 2,061 116 44 41 - 1 17 2
07 - 08 1,651 124 34 52 - 1 27 -
08 - 09 1,005 101 28 70 - - 40 1
09 - 10 947 124 30 67 - - 43 1
10 - 11 929 109 41 58 - - 46 1
11 - 12 877 103 48 66 1 6 44 7
12 - 13 782 65 43 61 2 2 47 9
13 - 14 784 75 43 61 2 2 47 9
14 - 15 817 65 43 61 2 2 47 9
15 - 16 830 78 54 63 - - 35 7
16 - 17 1,202 106 60 76 - - 43 7
17 - 18 1,591 124 34 52 - 1 27 -
18 - 19 1,320 119 48 66 - 1 28 5
19 - 20 1,220 88 26 48 - 4 46 6
20 - 21 883 96 47 55 - - 31 16
21 - 22 514 65 20 12 - 3 26 12
22 - 23 251 41 12 11 - 2 23 4
23 - 24 298 37 11 11 - 2 20 4
24 - 01 70 14 9 7 - - 17 3
01 - 02 34 12 5 8 - - 13 1
02 - 03 62 10 1 8 - - 11 4
03 - 04 87 26 6 4 - 1 14 -
04 - 05 233 40 13 4 - 1 14 -
05 - 06 489 36 21 26 - - 19 1
JUMLAH 18,937 1,774 721 988 7 29 725 109 - - - -

CATATAN PENGAWAS,

(............... )
Hujan Harian
No. Tahun Maks. Tahunan
( mm )
1 1990 98.00
2 1991 110.00
3 1992 103.00
4 1993 71.00
5 1994 81.00
6 1995 91.00
7 1996 127.00
8 1997 94.00
9 1998 115.00
10 1999 97.00
11 2000 96.00
12 2001 79.00
13 2002 99.00
14 2003 144.00
15 2004 107.00
16 2005 119.00
17 2006 106.00
18 2007 110.00
19 2008 97.00
20 2009 114.00
21 2010 152.00
22 2011 134.00
23 2012 74.00
24 2013 129.00
C B R TEST AASHTO T. 193

Project : BENDUNGAN SEMANTOK PAKET 1 Date of test : 15 Januari 2020

Location : Laborat Brantas Abipraya Testing Date : 15 Januari 2020


Sample No : LPB Jalan Relokasi JR 72

Testing date

Time .

ReadingSwelling

Coefisien proving ring 44,28 Lbs

Time Penetration 5000


Proving Load
No. minute ring 4500
1/100 mm Av. ( inch ) reading
Lb 4000

1 15" 32 0,0126 3 132,84


3500
2 30" 64 0,0252 5 221,4
3000
3 1' 127 0,0500 10 442,8
2500
4 1'30" 191 0,0752 21 929,88

2000
5 2' 254 0,1000 23 1018,4 LOAD

6 3' 381 0,1500 34 1505,5 1500

7 4' 508 0,2000 40 1771,2 1000

8 6' 762 0,3000 51 2258,3


500
9 8' 1016 0,4000 65 2878,2
0
10 10' 1270 0,5000 70,00 3099,6 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

Setlement ( inch )

Mould number : A
CBR
1' 2' Water content Before test After test Mould number Before test After test
Wt wet of soil +
1018 1771 Wet weight of sample + container = 364,39 gr 55 gr 9982 gr 11630 gr
Mould

33,95 39,36 Dry weight of sample + container = 328,88 gr 46,8 gr Wt of Mould 5855 gr 5855 gr

Weight of container = 44,91 gr 15,8 gr Wt wet of soil 4127 gr 5775 gr


3
Water content ( % ) = 12,50 % 26,45 % Volume of Mould 2120,5 cm3 2120,5 cm

Wet unit weight 1,946 2,723

Dry unit weight 1,730 2,154

Diketahui Oleh Diperiksa dan Disetujui Oleh Dibuat dan di Uji Oleh

Pengawas Utama Konsultan Supervisi Kontraktor


Tanggal Tanggal Tanggal
Ttd. Ttd. Ttd.

Nama. Nama Nama


C B R TEST AASHTO T. 193

Project : BENDUNGAN SEMANTOK PAKET 1 Date of test : 15 Januari 2020

Location : Laborat Brantas Abipraya Testing Date : 15 Januari 2020


Sample No : LPB Jalan Relokasi JR 72

Testing date

Time .

ReadingSwelling

Coefisien proving ring 44,28 Lbs

Time Penetration 5000


Proving Load
No. minute ring 4500
1/100 mm Av. ( inch ) reading
Lb 4000

1 15" 32 0,0126 3 132,84


3500
2 30" 64 0,0252 5 221,4
3000
3 1' 127 0,0500 10 442,8
2500
4 1'30" 191 0,0752 21 929,88

2000
5 2' 254 0,1000 23 1018,4 LOAD

6 3' 381 0,1500 34 1505,5 1500

7 4' 508 0,2000 40 1771,2 1000

8 6' 762 0,3000 51 2258,3


500
9 8' 1016 0,4000 65 2878,2
0
10 10' 1270 0,5000 70,00 3099,6 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

Setlement ( inch )

Mould number : A
CBR
1' 2' Water content Before test After test Mould number Before test After test
Wt wet of soil +
1018 1771 Wet weight of sample + container = 364,39 gr 55 gr 9982 gr 11630 gr
Mould

33,95 39,36 Dry weight of sample + container = 328,88 gr 46,8 gr Wt of Mould 5855 gr 5855 gr

Weight of container = 44,91 gr 15,8 gr Wt wet of soil 4127 gr 5775 gr


3
Water content ( % ) = 12,50 % 26,45 % Volume of Mould 2120,5 cm3 2120,5 cm

Wet unit weight 1,946 2,723

Dry unit weight 1,730 2,154

Diketahui Oleh Diperiksa dan Disetujui Oleh Dibuat dan di Uji Oleh

Pengawas Utama Konsultan Supervisi Kontraktor


Tanggal Tanggal Tanggal
Ttd. Ttd. Ttd.

Nama. Nama Nama


C B R TEST AASHTO T. 193

Project : BENDUNGAN SEMANTOK PAKET 1 Date of test : 15 Januari 2020

Location : Laborat Brantas Abipraya Testing Date : 15 Januari 2020


Sample No : LPB Jalan Relokasi JR 72

Testing date

Time .

ReadingSwelling

Coefisien proving ring 44,28 Lbs

Time Penetration 5000


Proving Load
No. minute ring 4500
1/100 mm Av. ( inch ) reading
Lb 4000

1 15" 32 0,0126 3 132,84


3500
2 30" 64 0,0252 5 221,4
3000
3 1' 127 0,0500 10 442,8
2500
4 1'30" 191 0,0752 21 929,88

2000
5 2' 254 0,1000 23 1018,4 LOAD

6 3' 381 0,1500 34 1505,5 1500

7 4' 508 0,2000 40 1771,2 1000

8 6' 762 0,3000 51 2258,3


500
9 8' 1016 0,4000 65 2878,2
0
10 10' 1270 0,5000 70,00 3099,6 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

Setlement ( inch )

Mould number : A
CBR
1' 2' Water content Before test After test Mould number Before test After test
Wt wet of soil +
1018 1771 Wet weight of sample + container = 364,39 gr 55 gr 9982 gr 11630 gr
Mould

33,95 39,36 Dry weight of sample + container = 328,88 gr 46,8 gr Wt of Mould 5855 gr 5855 gr

Weight of container = 44,91 gr 15,8 gr Wt wet of soil 4127 gr 5775 gr


3
Water content ( % ) = 12,50 % 26,45 % Volume of Mould 2120,5 cm3 2120,5 cm

Wet unit weight 1,946 2,723

Dry unit weight 1,730 2,154

Diketahui Oleh Diperiksa dan Disetujui Oleh Dibuat dan di Uji Oleh

Pengawas Utama Konsultan Supervisi Kontraktor


Tanggal Tanggal Tanggal
Ttd. Ttd. Ttd.

Nama. Nama Nama


Q BANJIR
SALURAN Keterangan L0 Ls V to td tC
nd S
(m) (m) (m/dt) (menit) (jam) (menit) (jam) (jam)
1-2 Jalan 5.5 0.013 0.01 800 2.500 1.077 0.018 5.333 0.089 0.107
2-3 Jalan 5.5 0.013 0.01 607.85 2.500 1.077 0.018 4.052 0.068 0.085
3-4 Jalan 5.5 0.013 0.01 272.63 2.500 1.077 0.018 1.818 0.030 0.048
4-5 Jalan 5.5 0.013 0.01 1044.52 2.500 1.077 0.018 6.963 0.116 0.134
5-6 Jalan 5.5 0.013 0.01 263.84 2.500 1.077 0.018 1.759 0.029 0.047
6-7 Jalan 5.5 0.013 0.01 419.09 2.500 1.077 0.018 2.794 0.047 0.065
7-8 Jalan 5.5 0.013 0.01 1007.93 2.500 1.077 0.018 6.720 0.112 0.130
8-9 Jalan 5.5 0.013 0.01 592.07 2.500 1.077 0.018 3.947 0.066 0.084

Q BANJIR
SALURAN Keterangan R24 (10 th) I A Q Q total
C
(mm/hari) (mm/jam) ha (m3/dt) (m3/dt)
1-2 Jalan 133.89 0.75 206.143 0.4400 0.189 0.189
2-3 Jalan 133.89 0.75 239.172 0.3343 0.167 0.356
3-4 Jalan 133.89 0.75 350.222 0.1499 0.109 0.465
4-5 Jalan 133.89 0.75 177.245 0.5745 0.212 0.784
5-6 Jalan 133.89 0.75 355.030 0.1451 0.107 0.107
6-7 Jalan 133.89 0.75 288.535 0.2305 0.139 0.139
7-8 Jalan 133.89 0.75 180.923 0.5544 0.209 0.512
8-9 Jalan 133.89 0.75 242.499 0.3256 0.165 0.165
No Saluran Elevasi Muka Tanah Penampang Saluran Kedalaman Kedalaman Galian
Saluran Q rencana Ld s Rencana
Awal Akhir S Bentuk Bahan Terjunan Awal Akhir
Awal Akhir Sebelumnya
m3/s m
1 2 - 0.189 800 220 194.7 0.032 PERSEGI Beton 15 0 0 0.013
2 3 1-2 0.356 607.85 194.7 180 0.024 PERSEGI Beton 12 0 0 0.004
3 4 2-3;4-5 0.465 272.63 180 149.62 0.111 PERSEGI Beton 27 0 0 0.012
4 5 - 0.784 1044.52 149.62 160 0.010 PERSEGI Beton 0 0 0 0.010
5 6 6-7 0.107 263.84 160 112.96 0.1783 PERSEGI Beton 44 0 0 0.012
6 7 - 0.139 419.09 112.96 116.8 0.0092 PERSEGI Beton 0 0 0 0.009
7 8 6-7;8-9 0.512 1007.93 116.8 98.62 0.0180 PERSEGI Beton 5 0 0 0.013
8 9 - 0.165 592.07 98.62 115.76 0.0289 PERSEGI Beton 10 0 0 0.012

Dimensi
n b h A p R
m m m2 m m
0.015 0.6 0.8 0.480 2.2 0.218
V izin (m/s) Kontrol Tinggi
V Q Hitung Fr Selisih Debit
V max V min Q V Fr Jagaan
m/dt m3/s m3/s m/dt m/dt m3/s m/dt m
2.742 1.316 0.979 1.127 3 0.6 OKE OKE OKE 0.27
1.610 0.773 0.575 0.417 3 0.6 OKE OKE OKE 0.27
2.690 1.291 0.960 0.826 3 0.6 OKE OKE OKE 0.27
2.409 1.156 0.860 0.372 3 0.6 OKE OKE OKE 0.27
2.594 1.245 0.926 1.138 3 0.6 OKE OKE OKE 0.27
2.313 1.110 0.826 0.972 3 0.6 OKE OKE OKE 0.27
2.763 1.326 0.986 0.814 3 0.6 OKE OKE OKE 0.27
2.653 1.274 0.947 1.109 3 0.6 OKE OKE OKE 0.27

No Saluran Saluran Elevasi Awal Elevasi Akhir Kontrol Muka Air Terhadap Tanah
Sebelumn Muka Air Dasar Tanggul Muka Air Dasar Tanggul Awal Akhir
Awal Akhir
ya
1 2 - 219.73 218.93 220.00 194.43 193.63 194.70 -0.27 -0.27
2 3 1-2 194.43 193.63 194.70 179.73 178.93 179.73 -0.27 -0.27
3 4 2-3;4-5 179.73 178.93 180.00 149.35 148.55 149.35 -0.27 -0.27
4 5 - 149.35 148.55 149.62 159.73 158.93 159.73 -0.27 -0.27
5 6 6-7 159.73 158.93 160.00 112.69 111.89 112.69 -0.27 -0.27
6 7 - 112.69 111.89 112.96 116.53 115.73 116.53 -0.27 -0.27
7 8 6-7;8-9 116.53 115.73 116.80 98.35 97.55 98.35 -0.27 -0.27
8 9 - 98.35 97.55 98.62 115.49 114.69 115.49 -0.27 -0.27
Cum.
Cut Cut Reusable Fill Cum. Cum. Cum.
Fill Area Reusable
Station Area Volume Volume Volume Cut Vol. Fill Vol. Net Vol.
(Sq.m.) Vol.
(Sq.m.) (Cu.m.) (Cu.m.) (Cu.m.) (Cu.m.) (Cu.m.) (Cu.m.)
(Cu.m.)

0+000.000 9.06 0 0 0 0 0 0 0 0

0+050.000 12.08 528.38 528.38 0.03 0.71 528.38 528.38 0.71 527.66

0+100.000 17.62 742.48 742.48 10.69 267.89 1270.86 1270.86 268.6 1002.26

0+150.000 17.72 883.44 883.44 3.92 365.08 2154.3 2154.3 633.68 1520.62

0+200.000 7.95 641.58 641.58 0 97.91 2795.88 2795.88 731.59 2064.29

0+250.000 8.72 416.53 416.53 0 0 3212.41 3212.41 731.59 2480.82

0+300.000 7.59 407.66 407.66 0 0.11 3620.08 3620.08 731.71 2888.37

0+350.000 9.74 433.26 433.26 0 0.11 4053.34 4053.34 731.82 3321.52

0+400.000 9.89 490.73 490.73 0 0 4544.07 4544.07 731.82 3812.24

0+450.000 9.76 491.22 491.22 0 0 5035.29 5035.29 731.82 4303.46

0+500.000 9.78 488.6 488.6 0 0 5523.88 5523.88 731.82 4792.06


0+550.000 9.08 471.58 471.58 0 0 5995.47 5995.47 731.82 5263.65
0+584.066 9.18 310.95 310.95 0 0 6306.42 6306.42 731.82 5574.6
0+600.000 9.13 145.6 145.6 0 0 6452.01 6452.01 731.82 5720.19
0+650.000 9.07 449.9 449.9 0 0 6901.91 6901.91 731.82 6170.09
0+654.066 9.08 35.94 35.94 0 0 6937.85 6937.85 731.82 6206.03
0+700.000 7.15 372.71 372.71 0 0.05 7310.57 7310.57 731.87 6578.69
0+750.000 7.76 372.69 372.69 0 0.05 7683.26 7683.26 731.92 6951.33
0+800.000 11.18 473.49 473.49 0 0 8156.75 8156.75 731.92 7424.83
0+850.000 10.39 539.19 539.19 0 0 8695.94 8695.94 731.92 7964.02
0+900.000 8.41 470.04 470.04 0 0 9165.99 9165.99 731.92 8434.06
0+950.000 9.35 444.14 444.14 0 0 9610.13 9610.13 731.92 8878.2
1+000.000 9.69 476.1 476.1 0.21 5.19 10086.2 10086.23 737.12 9349.11
1+050.000 13.06 568.7 568.7 3 80.21 10654.9 10654.93 817.33 9837.6
1+100.000 11.19 606.21 606.21 0 75.06 11261.1 11261.14 892.39 10368.8
1+150.000 12.52 592.83 592.83 1.17 29.18 11854 11853.97 921.56 10932.4
1+200.000 12.12 616.13 616.13 0.43 40.01 12470.1 12470.1 961.57 11508.5
1+250.000 11.42 588.51 588.51 0.53 24.05 13058.6 13058.61 985.63 12073
1+300.000 9 510.52 510.52 0 13.19 13569.1 13569.13 998.82 12570.3
1+304.186 9.39 38.5 38.5 0 0 13607.6 13607.63 998.82 12608.8
1+316.186 9.42 112.83 112.83 0 0 13720.5 13720.47 998.82 12721.7
1+318.186 9.1 18.52 18.52 0 0 13739 13738.98 998.82 12740.2
1+328.186 8.62 88.62 88.62 0 0 13827.6 13827.6 998.82 12828.8
1+340.186 8.27 101.54 101.54 0 0 13929.1 13929.14 998.82 12930.3
1+350.000 7.78 79.16 79.16 0 0 14008.3 14008.3 998.82 13009.5
1+352.186 8.03 17.28 17.28 0 0 14025.6 14025.59 998.82 13026.8
1+388.186 8 286.54 286.54 0 0.16 14312.1 14312.13 998.97 13313.2
1+400.000 8.4 93.63 93.63 0 0.1 14405.8 14405.76 999.08 13406.7
1+415.410 8.45 125.24 125.24 0.06 0.51 14531 14531.01 999.59 13531.4
1+442.634 8.27 223.11 223.11 0 0.79 14754.1 14754.12 1000.38 13753.7
1+450.000 9.04 63.99 63.99 0 0 14818.1 14818.11 1000.38 13817.7
1+478.634 8.2 250.02 250.02 0 0 15068.1 15068.13 1000.38 14067.8
1+490.634 8.97 104.37 104.37 0.01 0.08 15172.5 15172.5 1000.46 14172
1+500.000 9.67 88.12 88.12 0.07 0.38 15260.6 15260.62 1000.84 14259.8
1+502.634 9.83 25.69 25.69 0.05 0.16 15286.3 15286.31 1001 14285.3
1+512.634 10.67 102.51 102.51 0.12 0.85 15388.8 15388.83 1001.85 14387
1+514.634 10.86 21.53 21.53 0.14 0.26 15410.4 15410.36 1002.11 14408.3
1+526.634 10.92 130.7 130.7 0.01 0.9 15541.1 15541.05 1003.01 14538
1+550.000 10.27 247.58 247.58 0 0.14 15788.6 15788.63 1003.16 14785.5
1+600.000 9.82 502.32 502.32 0 0.06 16291 16290.96 1003.22 15287.7
1+650.000 10.12 498.49 498.49 0 0 16789.5 16789.45 1003.22 15786.2
1+700.000 11.52 540.98 540.98 0 0 17330.4 17330.43 1003.22 16327.2
1+750.000 11.44 573.95 573.95 0 0 17904.4 17904.37 1003.22 16901.2
1+800.000 10.6 551.05 551.05 0.08 2.08 18455.4 18455.42 1005.3 17450.1
1+850.000 9.02 490.65 490.65 0 2.08 18946.1 18946.07 1007.38 17938.7
1+900.000 9.04 451.54 451.54 0 0 19397.6 19397.61 1007.38 18390.2
1+950.000 9.05 452.24 452.24 0 0 19849.9 19849.85 1007.38 18842.5
2+000.000 9.62 466.65 466.65 0 0 20316.5 20316.5 1007.38 19309.1
2+050.000 7.7 432.82 432.82 0 0 20749.3 20749.32 1007.38 19742
2+100.000 9.1 419.86 419.86 0 0 21169.2 21169.18 1007.38 20161.8
2+150.000 8.33 435.82 435.82 0 0 21605 21605 1007.38 20597.6
2+163.833 8.97 119.65 119.65 0 0 21724.7 21724.65 1007.38 20717.3
2+200.000 9.92 344.06 344.06 0 0 22068.7 22068.7 1007.38 21061.3
2+233.833 11.49 375.41 375.41 0.51 8.16 22444.1 22444.11 1015.54 21428.6
2+250.000 12.23 191.74 191.74 0.69 9.7 22635.9 22635.85 1025.24 21610.6
2+300.000 18.19 760.56 760.56 4.05 118.52 23396.4 23396.41 1143.76 22252.7
2+350.000 10.34 713.28 713.28 0.05 102.53 24109.7 24109.69 1246.29 22863.4
2+400.000 9.43 494.22 494.22 0 1.27 24603.9 24603.91 1247.56 23356.4
2+450.000 13.44 571.78 571.78 0 0 25175.7 25175.69 1247.56 23928.1
2+500.000 10.01 586.4 586.4 0 0 25762.1 25762.09 1247.56 24514.5
2+550.000 11.82 545.79 545.79 0 0.03 26307.9 26307.88 1247.59 25060.3
2+579.132 14.08 377.25 377.25 1.8 26.18 26685.1 26685.14 1273.77 25411.4
2+600.000 10.83 259.86 259.86 1.01 29.3 26945 26944.99 1303.07 25641.9
2+650.000 8.28 477.65 477.65 0 25.3 27422.6 27422.64 1328.37 26094.3
2+700.000 9.07 433.89 433.89 0 0 27856.5 27856.53 1328.37 26528.2
2+750.000 9.37 461.22 461.22 0 0 28317.8 28317.75 1328.37 26989.4
2+800.000 9.08 461.39 461.39 0 0 28779.1 28779.14 1328.37 27450.8
2+850.000 11.14 505.62 505.62 0.02 0.51 29284.8 29284.76 1328.88 27955.9
2+900.000 19.71 771.22 771.22 2.37 59.86 30056 30055.98 1388.74 28667.2
2+950.000 16.44 903.71 903.71 3.38 143.74 30959.7 30959.7 1532.48 29427.2
3+000.000 11.88 708.07 708.07 0 84.39 31667.8 31667.77 1616.87 30050.9
3+050.000 12.4 606.98 606.98 0.69 17.27 32274.8 32274.75 1634.14 30640.6
3+100.000 13.89 657.34 657.34 3.29 99.41 32932.1 32932.09 1733.54 31198.6
3+146.935 12.45 618.31 618.31 4.22 176.22 33550.4 33550.4 1909.76 31640.6
3+150.000 13.12 39.19 39.19 3.94 12.51 33589.6 33589.59 1922.27 31667.3
3+158.935 14.5 123.37 123.37 5.42 41.84 33713 33712.96 1964.11 31748.9
3+160.935 14.8 29.29 29.29 5.4 10.82 33742.3 33742.25 1974.93 31767.3
3+170.935 15.99 153.96 153.96 4.86 51.28 33896.2 33896.21 2026.21 31870
3+182.935 17.42 197.82 197.82 4.13 54.7 34094 34094.03 2080.91 32013.1
3+194.935 22.41 233.29 233.29 6.68 66.48 34327.3 34327.33 2147.39 32179.9
3+200.000 26.68 120.35 120.35 6.4 34.24 34447.7 34447.67 2181.63 32266
3+230.935 59.75 1277.04 1277.04 0.18 107.07 35724.7 35724.71 2288.7 33436
3+250.000 126.98 1692.54 1692.54 0 1.89 37417.3 37417.25 2290.59 35126.7
3+254.096 143.15 528.37 528.37 0 0 37945.6 37945.62 2290.59 35655
3+277.256 119.86 2906 2906 0 0 40851.6 40851.62 2290.59 38561
3+300.000 83.38 2208.25 2208.25 2.05 24.89 43059.9 43059.87 2315.48 40744.4
3+313.256 68.53 970.83 970.83 10.61 88.12 44030.7 44030.7 2403.6 41627.1
3+325.256 65.34 782.78 782.78 9.33 123.84 44813.5 44813.49 2527.44 42286.1
3+337.256 70.65 804.74 804.74 1.26 64.82 45618.2 45618.23 2592.26 43026
3+347.256 68.95 698.01 698.01 0.5 8.79 46316.2 46316.24 2601.05 43715.2
3+349.256 66.27 135.22 135.22 0.32 0.82 46451.5 46451.45 2601.86 43849.6
3+350.000 65.03 48.82 48.82 0.33 0.24 46500.3 46500.27 2602.1 43898.2
3+361.256 41.03 596.9 596.9 1.29 9.12 47097.2 47097.17 2611.23 44485.9
3+400.000 24.68 1272.91 1272.91 3.69 96.44 48370.1 48370.08 2707.67 45662.4
3+450.000 31.83 1412.85 1412.85 0.99 117.08 49782.9 49782.93 2824.75 46958.2
3+500.000 28.56 1509.99 1509.99 8.44 235.78 51292.9 51292.92 3060.53 48232.4
3+550.000 18.84 1185.11 1185.11 12.63 526.68 52478 52478.03 3587.21 48890.8
3+600.000 16.9 893.41 893.41 9.28 547.88 53371.5 53371.45 4135.09 49236.4
3+650.000 56.78 1841.99 1841.99 0 232.12 55213.4 55213.44 4367.21 50846.2
3+700.000 39.94 2418.04 2418.04 0 0 57631.5 57631.48 4367.21 53264.3
3+750.000 14.04 1349.48 1349.48 4.24 106.07 58981 58980.96 4473.29 54507.7
3+800.000 12.6 666.1 666.1 4.6 221.02 59647.1 59647.06 4694.31 54952.8
3+850.000 8.47 526.88 526.88 30.88 886.89 60173.9 60173.94 5581.2 54592.7
3+879.117 0.84 135.58 135.58 32.48 922.41 60309.5 60309.51 6503.61 53805.9
3+900.000 1.09 20.39 20.39 25.59 600.61 60329.9 60329.9 7104.22 53225.7
3+949.117 27.41 712.28 712.28 0 603.81 61042.2 61042.19 7708.04 53334.2
3+950.000 27.49 24.22 24.22 0 0 61066.4 61066.41 7708.04 53358.4
4+000.000 11.12 965.23 965.23 0.35 8.77 62031.6 62031.64 7716.8 54314.8
4+050.000 6.65 444.22 444.22 0.04 9.69 62475.9 62475.85 7726.5 54749.4
4+100.000 10.86 437.57 437.57 6.07 152.76 62913.4 62913.42 7879.26 55034.2
4+150.000 8.28 478.42 478.42 0 151.83 63391.8 63391.84 8031.09 55360.8
4+200.000 59.98 1706.57 1706.57 0 0 65098.4 65098.42 8031.09 57067.3
4+250.000 35.53 2387.86 2387.86 0 0 67486.3 67486.28 8031.09 59455.2
4+300.000 12.25 1194.48 1194.48 0 0.03 68680.8 68680.75 8031.13 60649.6
4+350.000 5.45 442.5 442.5 23.37 584.21 69123.3 69123.25 8615.33 60507.9
4+400.000 25.45 772.44 772.44 5.4 719.13 69895.7 69895.69 9334.46 60561.2
4+431.025 31.76 887.42 887.42 0 83.75 70783.1 70783.11 9418.21 61364.9
4+443.025 21.94 322.18 322.18 0 0 71105.3 71105.29 9418.22 61687.1
4+445.025 19.93 41.87 41.87 0 0 71147.2 71147.16 9418.23 61728.9
4+450.000 20.81 101.35 101.35 0 0.02 71248.5 71248.51 9418.25 61830.3
4+455.025 24.81 114.64 114.64 0 0 71363.2 71363.15 9418.25 61944.9
4+467.025 31.41 339.36 339.36 0 0 71702.5 71702.51 9418.25 62284.3
4+479.025 17.65 296.95 296.95 0 0 71999.5 71999.46 9418.25 62581.2
4+500.000 6.74 258.65 258.65 0 0 72258.1 72258.11 9418.25 62839.9
4+515.025 27.37 252.94 252.94 0 0 72511.1 72511.06 9418.25 63092.8
4+538.900 21.6 570.28 570.28 0 0 73081.3 73081.34 9418.25 63663.1
4+550.000 19.02 218.66 218.66 0 0 73300 73299.99 9418.25 63881.8
4+562.775 14.97 210.45 210.45 0 0 73510.4 73510.44 9418.25 64092.2
4+598.775 23.06 673.64 673.64 0 0 74184.1 74184.07 9418.25 64765.8
4+600.000 23.05 28.24 28.24 0 0 74212.3 74212.32 9418.25 64794.1
4+610.775 23.18 247.85 247.85 0 0 74460.2 74460.17 9418.25 65041.9
4+622.775 24.29 284.14 284.14 0 0 74744.3 74744.3 9418.25 65326.1
4+632.775 21.46 228.78 228.78 0 0 74973.1 74973.09 9418.25 65554.8
4+634.775 21.06 42.52 42.52 0 0 75015.6 75015.61 9418.25 65597.4
4+646.775 20.16 247.29 247.29 0 0 75262.9 75262.9 9418.25 65844.7
4+650.000 19.71 64.28 64.28 0 0 75327.2 75327.18 9418.25 65908.9
4+700.000 23.53 1080.91 1080.91 0 0 76408.1 76408.09 9418.25 66989.9
4+718.507 32.77 521.02 521.02 0 0 76929.1 76929.11 9418.25 67510.9
4+730.507 35.33 408.65 408.65 0 0 77337.8 77337.76 9418.25 67919.5
4+732.507 35.56 70.89 70.89 0 0 77408.7 77408.65 9418.25 67990.4
4+742.507 37.51 365.37 365.37 0 0 77774 77774.02 9418.25 68355.8
4+750.000 44.08 305.67 305.67 0 0 78079.7 78079.69 9418.25 68661.5
4+754.507 47.28 205.89 205.89 0 0 78285.6 78285.59 9418.25 68867.3
4+766.507 44.3 551.33 551.33 0 0 78836.9 78836.92 9418.25 69418.7
4+800.000 11.26 930.07 930.07 0 0 79767 79767 9418.25 70348.8
4+802.507 11.09 27.26 27.26 0 0 79794.3 79794.25 9418.25 70376
4+849.023 29.88 921.86 921.86 0 0 80716.1 80716.11 9418.25 71297.9
4+850.000 30.41 29.44 29.44 0 0 80745.6 80745.55 9418.25 71327.3
4+895.540 28.48 1284.29 1284.29 0.57 13.7 82029.8 82029.84 9431.95 72597.9
4+900.000 26.27 116.41 116.41 0.23 1.89 82146.2 82146.24 9433.84 72712.4
4+931.540 18.79 691.38 691.38 0 3.82 82837.6 82837.62 9437.65 73400
4+943.540 33.21 309.75 309.75 0 0 83147.4 83147.38 9437.65 73709.7
4+950.000 37.63 228.84 228.84 0 0 83376.2 83376.21 9437.65 73938.6
4+955.540 37.99 209.48 209.48 0 0 83585.7 83585.69 9437.65 74148
4+965.540 40.33 391.6 391.6 0 0 83977.3 83977.29 9437.65 74539.6
4+967.540 41.78 82.1 82.1 0 0 84059.4 84059.39 9437.65 74621.7
4+979.540 45.98 526.52 526.52 0 0 84585.9 84585.91 9437.65 75148.3
5+000.000 41.77 386.86 386.86 0 0 84972.8 84972.78 9437.65 75535.1
Area Type Area Inc.Vol. Cum.Vol.
Sq.m. Cu.m. Cu.m.
Station: 0+000.000
Ridgid Pavement 1.47 0 0
Base 1.81 0 0
CBK 1.05 0 0
Bahu Jalan 2 0 0
Station: 0+050.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 73.5
Base 1.81 90.35 90.35
CBK 1.05 52.5 52.5
Bahu Jalan 2 100.17 100.17
Station: 0+100.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 147
Base 1.81 90.35 180.7
CBK 1.05 52.5 105
Bahu Jalan 2 100.17 200.35
Station: 0+150.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 220.5
Base 1.81 90.35 271.05
CBK 1.05 52.5 157.5
Bahu Jalan 2 100.17 300.52
Station: 0+200.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 294
Base 1.81 90.35 361.4
CBK 1.05 52.5 210
Bahu Jalan 2 100.17 400.7
Station: 0+250.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 367.5
Base 1.81 90.35 451.75
CBK 1.05 52.5 262.5
Bahu Jalan 2 100.17 500.87
Station: 0+300.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 441
Base 1.81 90.35 542.1
CBK 1.05 52.5 315
Bahu Jalan 2 100.17 601.04
Station: 0+350.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 514.5
Base 1.81 90.35 632.45
CBK 1.05 52.5 367.5
Bahu Jalan 2 100.17 701.22
Station: 0+400.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 588
Base 1.81 90.35 722.8
CBK 1.05 52.5 420
Bahu Jalan 2 100.17 801.39
Station: 0+450.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 661.5
Base 1.81 90.35 813.15
CBK 1.05 52.5 472.5
Bahu Jalan 2 100.17 901.57
Station: 0+500.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 735
Base 1.81 90.35 903.5
CBK 1.05 52.5 525
Bahu Jalan 2 100.17 1001.74
Station: 0+550.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 808.5
Base 1.81 90.35 993.85
CBK 1.05 52.5 577.5
Bahu Jalan 2 100.17 1101.91
Station: 0+584.066
Ridgid Pavement 1.47 50.08 858.58
Base 1.81 61.56 1055.41
CBK 1.05 35.77 613.27
Bahu Jalan 2 68.25 1170.16
Station: 0+600.000
Ridgid Pavement 1.47 23.42 882
Base 1.81 28.79 1084.2
CBK 1.05 16.73 630
Bahu Jalan 2 31.92 1202.09
Station: 0+650.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 955.5
Base 1.81 90.35 1174.55
CBK 1.05 52.5 682.5
Bahu Jalan 2 100.17 1302.26
Station: 0+654.066
Ridgid Pavement 1.47 5.98 961.48
Base 1.81 7.35 1181.9
CBK 1.05 4.27 686.77
Bahu Jalan 2 8.15 1310.41
Station: 0+700.000
Ridgid Pavement 1.47 67.52 1029
Base 1.81 83 1264.9
CBK 1.05 48.23 735
Bahu Jalan 2 92.03 1402.43
Station: 0+750.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1102.5
Base 1.81 90.35 1355.25
CBK 1.05 52.5 787.5
Bahu Jalan 2 100.17 1502.61
Station: 0+800.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1176
Base 1.81 90.35 1445.6
CBK 1.05 52.5 840
Bahu Jalan 2 100.17 1602.78
Station: 0+850.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1249.5
Base 1.81 90.35 1535.95
CBK 1.05 52.5 892.5
Bahu Jalan 2 100.17 1702.96
Station: 0+900.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1323
Base 1.81 90.35 1626.3
CBK 1.05 52.5 945
Bahu Jalan 2 100.17 1803.13
Station: 0+950.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1396.5
Base 1.81 90.35 1716.65
CBK 1.05 52.5 997.5
Bahu Jalan 2 100.17 1903.3
Station: 1+000.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1470
Base 1.81 90.35 1807
CBK 1.05 52.5 1050
Bahu Jalan 2 100.17 2003.48
Station: 1+050.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1543.5
Base 1.81 90.35 1897.35
CBK 1.05 52.5 1102.5
Bahu Jalan 2 100.17 2103.65
Station: 1+100.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1617
Base 1.81 90.35 1987.7
CBK 1.05 52.5 1155
Bahu Jalan 2 100.17 2203.83
Station: 1+150.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1690.5
Base 1.81 90.35 2078.05
CBK 1.05 52.5 1207.5
Bahu Jalan 2 100.17 2304
Station: 1+200.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1764
Base 1.81 90.35 2168.4
CBK 1.05 52.5 1260
Bahu Jalan 2 100.17 2404.17
Station: 1+250.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1837.5
Base 1.81 90.35 2258.75
CBK 1.05 52.5 1312.5
Bahu Jalan 2 100.17 2504.35
Station: 1+300.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 1911
Base 1.81 90.35 2349.1
CBK 1.05 52.5 1365
Bahu Jalan 2 100.17 2604.52
Station: 1+304.186
Ridgid Pavement 1.47 6.15 1917.15
Base 1.81 7.56 2356.66
CBK 1.05 4.4 1369.4
Bahu Jalan 2 8.39 2612.91
Station: 1+316.186
Ridgid Pavement 1.47 17.64 1934.79
Base 1.81 21.68 2378.35
CBK 1.05 12.6 1382
Bahu Jalan 2 24.04 2636.95
Station: 1+318.186
Ridgid Pavement 1.47 2.94 1937.73
Base 1.81 3.61 2381.96
CBK 1.05 2.1 1384.1
Bahu Jalan 2 4.01 2640.96
Station: 1+328.186
Ridgid Pavement 1.47 14.7 1952.43
Base 1.81 18.07 2400.03
CBK 1.05 10.5 1394.6
Bahu Jalan 2 20.03 2660.99
Station: 1+340.186
Ridgid Pavement 1.47 17.64 1970.07
Base 1.81 21.68 2421.71
CBK 1.05 12.6 1407.2
Bahu Jalan 2 24.04 2685.03
Station: 1+350.000
Ridgid Pavement 1.47 14.43 1984.5
Base 1.81 17.73 2439.45
CBK 1.05 10.3 1417.5
Bahu Jalan 2 19.66 2704.7
Station: 1+352.186
Ridgid Pavement 1.47 3.21 1987.71
Base 1.81 3.95 2443.4
CBK 1.05 2.3 1419.8
Bahu Jalan 2 4.38 2709.08
Station: 1+388.186
Ridgid Pavement 1.47 52.92 2040.63
Base 1.81 65.05 2508.45
CBK 1.05 37.8 1457.6
Bahu Jalan 2 72.13 2781.2
Station: 1+400.000
Ridgid Pavement 1.47 17.37 2058
Base 1.81 21.35 2529.8
CBK 1.05 12.4 1470
Bahu Jalan 2 23.67 2804.87
Station: 1+415.410
Ridgid Pavement 1.47 22.65 2080.65
Base 1.81 27.85 2557.64
CBK 1.05 16.18 1486.18
Bahu Jalan 2 30.87 2835.74
Station: 1+442.634
Ridgid Pavement 1.47 40.02 2120.67
Base 1.81 49.19 2606.84
CBK 1.05 28.59 1514.77
Bahu Jalan 2 54.54 2890.29
Station: 1+450.000
Ridgid Pavement 1.47 10.83 2131.5
Base 1.81 13.31 2620.15
CBK 1.05 7.73 1522.5
Bahu Jalan 2 14.76 2905.04
Station: 1+478.634
Ridgid Pavement 1.47 42.09 2173.59
Base 1.81 51.74 2671.89
CBK 1.05 30.07 1552.57
Bahu Jalan 2 57.37 2962.41
Station: 1+490.634
Ridgid Pavement 1.47 17.64 2191.23
Base 1.81 21.68 2693.57
CBK 1.05 12.6 1565.17
Bahu Jalan 2 24.04 2986.45
Station: 1+500.000
Ridgid Pavement 1.47 13.77 2205
Base 1.81 16.92 2710.5
CBK 1.05 9.83 1575
Bahu Jalan 2 18.76 3005.22
Station: 1+502.634
Ridgid Pavement 1.47 3.87 2208.87
Base 1.81 4.76 2715.26
CBK 1.05 2.77 1577.77
Bahu Jalan 2 5.28 3010.5
Station: 1+512.634
Ridgid Pavement 1.47 14.7 2223.57
Base 1.81 18.07 2733.33
CBK 1.05 10.5 1588.27
Bahu Jalan 2 20.03 3030.53
Station: 1+514.634
Ridgid Pavement 1.47 2.94 2226.51
Base 1.81 3.61 2736.94
CBK 1.05 2.1 1590.37
Bahu Jalan 2 4.01 3034.54
Station: 1+526.634
Ridgid Pavement 1.47 17.64 2244.15
Base 1.81 21.68 2758.63
CBK 1.05 12.6 1602.97
Bahu Jalan 2 24.04 3058.58
Station: 1+550.000
Ridgid Pavement 1.47 34.35 2278.5
Base 1.81 42.22 2800.85
CBK 1.05 24.53 1627.5
Bahu Jalan 2 46.81 3105.39
Station: 1+600.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 2352
Base 1.81 90.35 2891.2
CBK 1.05 52.5 1680
Bahu Jalan 2 100.17 3205.57
Station: 1+650.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 2425.5
Base 1.81 90.35 2981.55
CBK 1.05 52.5 1732.5
Bahu Jalan 2 100.17 3305.74
Station: 1+700.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 2499
Base 1.81 90.35 3071.9
CBK 1.05 52.5 1785
Bahu Jalan 2 100.17 3405.91
Station: 1+750.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 2572.5
Base 1.81 90.35 3162.25
CBK 1.05 52.5 1837.5
Bahu Jalan 2 100.17 3506.09
Station: 1+800.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 2646
Base 1.81 90.35 3252.6
CBK 1.05 52.5 1890
Bahu Jalan 2 100.17 3606.26
Station: 1+850.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 2719.5
Base 1.81 90.35 3342.95
CBK 1.05 52.5 1942.5
Bahu Jalan 2 100.17 3706.43
Station: 1+900.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 2793
Base 1.81 90.35 3433.3
CBK 1.05 52.5 1995
Bahu Jalan 2 100.17 3806.61
Station: 1+950.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 2866.5
Base 1.81 90.35 3523.65
CBK 1.05 52.5 2047.5
Bahu Jalan 2 100.17 3906.78
Station: 2+000.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 2940
Base 1.81 90.35 3614
CBK 1.05 52.5 2100
Bahu Jalan 2 100.17 4006.96
Station: 2+050.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3013.5
Base 1.81 90.35 3704.35
CBK 1.05 52.5 2152.5
Bahu Jalan 2 100.17 4107.13
Station: 2+100.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3087
Base 1.81 90.35 3794.7
CBK 1.05 52.5 2205
Bahu Jalan 2 100.17 4207.3
Station: 2+150.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3160.5
Base 1.81 90.35 3885.05
CBK 1.05 52.5 2257.5
Bahu Jalan 2 100.17 4307.48
Station: 2+163.833
Ridgid Pavement 1.47 20.33 3180.83
Base 1.81 25 3910.04
CBK 1.05 14.52 2272.02
Bahu Jalan 2 27.71 4335.19
Station: 2+200.000
Ridgid Pavement 1.47 53.17 3234
Base 1.81 65.35 3975.4
CBK 1.05 37.98 2310
Bahu Jalan 2 72.46 4407.65
Station: 2+233.833
Ridgid Pavement 1.47 49.73 3283.73
Base 1.81 61.14 4036.53
CBK 1.05 35.52 2345.52
Bahu Jalan 2 67.78 4475.44
Station: 2+250.000
Ridgid Pavement 1.47 23.77 3307.5
Base 1.81 29.21 4065.75
CBK 1.05 16.98 2362.5
Bahu Jalan 2 32.39 4507.83
Station: 2+300.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3381
Base 1.81 90.35 4156.1
CBK 1.05 52.5 2415
Bahu Jalan 2 100.17 4608
Station: 2+350.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3454.5
Base 1.81 90.35 4246.45
CBK 1.05 52.5 2467.5
Bahu Jalan 2 100.17 4708.17
Station: 2+400.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3528
Base 1.81 90.35 4336.8
CBK 1.05 52.5 2520
Bahu Jalan 2 100.17 4808.35
Station: 2+450.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3601.5
Base 1.81 90.35 4427.14
CBK 1.05 52.5 2572.5
Bahu Jalan 2 100.17 4908.52
Station: 2+500.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3675
Base 1.81 90.35 4517.49
CBK 1.05 52.5 2625
Bahu Jalan 2 100.17 5008.7
Station: 2+550.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3748.5
Base 1.81 90.35 4607.84
CBK 1.05 52.5 2677.5
Bahu Jalan 2 100.17 5108.87
Station: 2+579.132
Ridgid Pavement 1.47 42.82 3791.32
Base 1.81 52.64 4660.49
CBK 1.05 30.59 2708.09
Bahu Jalan 2 58.37 5167.24
Station: 2+600.000
Ridgid Pavement 1.47 30.68 3822
Base 1.81 37.71 4698.19
CBK 1.05 21.91 2730
Bahu Jalan 2 41.81 5209.04
Station: 2+650.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3895.5
Base 1.81 90.35 4788.54
CBK 1.05 52.5 2782.5
Bahu Jalan 2 100.17 5309.22
Station: 2+700.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 3969
Base 1.81 90.35 4878.89
CBK 1.05 52.5 2835
Bahu Jalan 2 100.17 5409.39
Station: 2+750.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 4042.5
Base 1.81 90.35 4969.24
CBK 1.05 52.5 2887.5
Bahu Jalan 2 100.17 5509.57
Station: 2+800.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 4116
Base 1.81 90.35 5059.59
CBK 1.05 52.5 2940
Bahu Jalan 2 100.17 5609.74
Station: 2+850.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 4189.5
Base 1.81 90.35 5149.94
CBK 1.05 52.5 2992.5
Bahu Jalan 2 100.17 5709.91
Station: 2+900.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 4263
Base 1.81 90.35 5240.29
CBK 1.05 52.5 3045
Bahu Jalan 2 100.17 5810.09
Station: 2+950.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 4336.5
Base 1.81 90.35 5330.64
CBK 1.05 52.5 3097.5
Bahu Jalan 2 100.17 5910.26
Station: 3+000.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 4410
Base 1.81 90.35 5420.99
CBK 1.05 52.5 3150
Bahu Jalan 2 100.17 6010.43
Station: 3+050.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 4483.5
Base 1.81 90.35 5511.34
CBK 1.05 52.5 3202.5
Bahu Jalan 2 100.17 6110.61
Station: 3+100.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 4557
Base 1.81 90.35 5601.69
CBK 1.05 52.5 3255
Bahu Jalan 2 100.17 6210.78
Station: 3+146.935
Ridgid Pavement 1.47 68.99 4625.99
Base 1.81 84.81 5686.5
CBK 1.05 49.28 3304.28
Bahu Jalan 2 94.03 6304.82
Station: 3+150.000
Ridgid Pavement 1.47 4.51 4630.5
Base 1.81 5.54 5692.04
CBK 1.05 3.22 3307.5
Bahu Jalan 2 6.14 6310.96
Station: 3+158.935
Ridgid Pavement 1.47 13.13 4643.63
Base 1.81 16.15 5708.19
CBK 1.05 9.38 3316.88
Bahu Jalan 2 17.9 6328.86
Station: 3+160.935
Ridgid Pavement 1.47 2.94 4646.57
Base 1.81 3.61 5711.8
CBK 1.05 2.1 3318.98
Bahu Jalan 2 4.01 6332.86
Station: 3+170.935
Ridgid Pavement 1.47 14.7 4661.27
Base 1.81 18.07 5729.87
CBK 1.05 10.5 3329.48
Bahu Jalan 2 20.03 6352.9
Station: 3+182.935
Ridgid Pavement 1.47 17.64 4678.91
Base 1.81 21.68 5751.56
CBK 1.05 12.6 3342.08
Bahu Jalan 2 24.04 6376.94
Station: 3+194.935
Ridgid Pavement 1.47 17.64 4696.55
Base 1.81 21.68 5773.24
CBK 1.05 12.6 3354.68
Bahu Jalan 2 24.04 6400.98
Station: 3+200.000
Ridgid Pavement 1.47 7.45 4704
Base 1.81 9.15 5782.39
CBK 1.05 5.32 3360
Bahu Jalan 2 10.15 6411.13
Station: 3+230.935
Ridgid Pavement 1.47 45.47 4749.47
Base 1.81 55.9 5838.29
CBK 1.05 32.48 3392.48
Bahu Jalan 2 61.98 6473.11
Station: 3+250.000
Ridgid Pavement 1.47 28.03 4777.5
Base 1.81 34.45 5872.74
CBK 1.05 20.02 3412.5
Bahu Jalan 2 38.2 6511.3
Station: 3+254.096
Ridgid Pavement 1.47 6.02 4783.52
Base 1.81 7.4 5880.14
CBK 1.05 4.3 3416.8
Bahu Jalan 2 8.21 6519.51
Station: 3+277.256
Ridgid Pavement 1.47 34.05 4817.57
Base 1.81 41.85 5922
CBK 1.05 24.32 3441.12
Bahu Jalan 2 46.4 6565.91
Station: 3+300.000
Ridgid Pavement 1.47 33.43 4851
Base 1.81 41.1 5963.09
CBK 1.05 23.88 3465
Bahu Jalan 2 45.57 6611.48
Station: 3+313.256
Ridgid Pavement 1.47 19.49 4870.49
Base 1.81 23.95 5987.05
CBK 1.05 13.92 3478.92
Bahu Jalan 2 26.56 6638.04
Station: 3+325.256
Ridgid Pavement 1.47 17.64 4888.13
Base 1.81 21.68 6008.73
CBK 1.05 12.6 3491.52
Bahu Jalan 2 24.04 6662.08
Station: 3+337.256
Ridgid Pavement 1.47 17.64 4905.77
Base 1.81 21.68 6030.42
CBK 1.05 12.6 3504.12
Bahu Jalan 2 24.04 6686.12
Station: 3+347.256
Ridgid Pavement 1.47 14.7 4920.47
Base 1.81 18.07 6048.49
CBK 1.05 10.5 3514.62
Bahu Jalan 2 20.03 6706.16
Station: 3+349.256
Ridgid Pavement 1.47 2.94 4923.41
Base 1.81 3.61 6052.1
CBK 1.05 2.1 3516.72
Bahu Jalan 2 4.01 6710.16
Station: 3+350.000
Ridgid Pavement 1.47 1.09 4924.5
Base 1.81 1.34 6053.44
CBK 1.05 0.78 3517.5
Bahu Jalan 2 1.49 6711.65
Station: 3+361.256
Ridgid Pavement 1.47 16.55 4941.05
Base 1.81 20.34 6073.78
CBK 1.05 11.82 3529.32
Bahu Jalan 2 22.55 6734.2
Station: 3+400.000
Ridgid Pavement 1.47 56.95 4998
Base 1.81 70.01 6143.79
CBK 1.05 40.68 3570
Bahu Jalan 2 77.62 6811.83
Station: 3+450.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5071.5
Base 1.81 90.35 6234.14
CBK 1.05 52.5 3622.5
Bahu Jalan 2 100.17 6912
Station: 3+500.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5145
Base 1.81 90.35 6324.49
CBK 1.05 52.5 3675
Bahu Jalan 2 100.17 7012.17
Station: 3+550.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5218.5
Base 1.81 90.35 6414.84
CBK 1.05 52.5 3727.5
Bahu Jalan 2 100.17 7112.35
Station: 3+600.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5292
Base 1.81 90.35 6505.19
CBK 1.05 52.5 3780
Bahu Jalan 2 100.17 7212.52
Station: 3+650.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5365.5
Base 1.81 90.35 6595.54
CBK 1.05 52.5 3832.5
Bahu Jalan 2 100.17 7312.7
Station: 3+700.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5439
Base 1.81 90.35 6685.89
CBK 1.05 52.5 3885
Bahu Jalan 2 100.17 7412.87
Station: 3+750.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5512.5
Base 1.81 90.35 6776.24
CBK 1.05 52.5 3937.5
Bahu Jalan 2 100.17 7513.04
Station: 3+800.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5586
Base 1.81 90.35 6866.59
CBK 1.05 52.5 3990
Bahu Jalan 2 100.17 7613.22
Station: 3+850.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5659.5
Base 1.81 90.35 6956.94
CBK 1.05 52.5 4042.5
Bahu Jalan 2 100.17 7713.39
Station: 3+879.117
Ridgid Pavement 1.47 42.8 5702.3
Base 1.81 52.62 7009.56
CBK 1.05 30.57 4073.07
Bahu Jalan 2 58.34 7771.73
Station: 3+900.000
Ridgid Pavement 1.47 30.7 5733
Base 1.81 37.73 7047.29
CBK 1.05 21.93 4095
Bahu Jalan 2 41.84 7813.57
Station: 3+949.117
Ridgid Pavement 1.47 72.2 5805.2
Base 1.81 88.76 7136.05
CBK 1.05 51.57 4146.57
Bahu Jalan 2 98.41 7911.97
Station: 3+950.000
Ridgid Pavement 1.47 1.3 5806.5
Base 1.81 1.59 7137.64
CBK 1.05 0.93 4147.5
Bahu Jalan 2 1.77 7913.74
Station: 4+000.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5880
Base 1.81 90.35 7227.99
CBK 1.05 52.5 4200
Bahu Jalan 2 100.17 8013.91
Station: 4+050.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 5953.5
Base 1.81 90.35 7318.34
CBK 1.05 52.5 4252.5
Bahu Jalan 2 100.17 8114.09
Station: 4+100.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 6027
Base 1.81 90.35 7408.69
CBK 1.05 52.5 4305
Bahu Jalan 2 100.17 8214.26
Station: 4+150.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 6100.5
Base 1.81 90.35 7499.04
CBK 1.05 52.5 4357.5
Bahu Jalan 2 100.17 8314.43
Station: 4+200.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 6174
Base 1.81 90.35 7589.39
CBK 1.05 52.5 4410
Bahu Jalan 2 100.17 8414.61
Station: 4+250.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 6247.5
Base 1.81 90.35 7679.74
CBK 1.05 52.5 4462.5
Bahu Jalan 2 100.17 8514.78
Station: 4+300.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 6321
Base 1.81 90.35 7770.09
CBK 1.05 52.5 4515
Bahu Jalan 2 100.17 8614.96
Station: 4+350.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 6394.5
Base 1.81 90.35 7860.44
CBK 1.05 52.5 4567.5
Bahu Jalan 2 100.17 8715.13
Station: 4+400.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 6468
Base 1.81 90.35 7950.79
CBK 1.05 52.5 4620
Bahu Jalan 2 100.17 8815.3
Station: 4+431.025
Ridgid Pavement 1.47 45.61 6513.61
Base 1.81 56.06 8006.85
CBK 1.05 32.58 4652.58
Bahu Jalan 2 62.16 8877.46
Station: 4+443.025
Ridgid Pavement 1.47 17.64 6531.25
Base 1.81 21.68 8028.54
CBK 1.05 12.6 4665.18
Bahu Jalan 2 24.04 8901.5
Station: 4+445.025
Ridgid Pavement 1.47 2.94 6534.19
Base 1.81 3.61 8032.15
CBK 1.05 2.1 4667.28
Bahu Jalan 2 4.01 8905.51
Station: 4+450.000
Ridgid Pavement 1.47 7.31 6541.5
Base 1.81 8.99 8041.14
CBK 1.05 5.22 4672.5
Bahu Jalan 2 9.97 8915.48
Station: 4+455.025
Ridgid Pavement 1.47 7.39 6548.89
Base 1.81 9.08 8050.22
CBK 1.05 5.28 4677.78
Bahu Jalan 2 10.07 8925.55
Station: 4+467.025
Ridgid Pavement 1.47 17.64 6566.53
Base 1.81 21.68 8071.91
CBK 1.05 12.6 4690.38
Bahu Jalan 2 24.04 8949.59
Station: 4+479.025
Ridgid Pavement 1.47 17.64 6584.17
Base 1.81 21.68 8093.59
CBK 1.05 12.6 4702.98
Bahu Jalan 2 24.04 8973.63
Station: 4+500.000
Ridgid Pavement 1.47 30.83 6615
Base 1.81 37.9 8131.49
CBK 1.05 22.02 4725
Bahu Jalan 2 42.02 9015.65
Station: 4+515.025
Ridgid Pavement 1.47 22.09 6637.09
Base 1.81 27.15 8158.64
CBK 1.05 15.78 4740.78
Bahu Jalan 2 30.1 9045.75
Station: 4+538.900
Ridgid Pavement 1.47 35.1 6672.18
Base 1.81 43.14 8201.78
CBK 1.05 25.07 4765.85
Bahu Jalan 2 47.83 9093.59
Station: 4+550.000
Ridgid Pavement 1.47 16.32 6688.5
Base 1.81 20.06 8221.84
CBK 1.05 11.65 4777.5
Bahu Jalan 2 22.24 9115.83
Station: 4+562.775
Ridgid Pavement 1.47 18.78 6707.28
Base 1.81 23.08 8244.92
CBK 1.05 13.41 4790.91
Bahu Jalan 2 25.59 9141.42
Station: 4+598.775
Ridgid Pavement 1.47 52.92 6760.2
Base 1.81 65.05 8309.98
CBK 1.05 37.8 4828.71
Bahu Jalan 2 72.13 9213.55
Station: 4+600.000
Ridgid Pavement 1.47 1.8 6762
Base 1.81 2.21 8312.19
CBK 1.05 1.29 4830
Bahu Jalan 2 2.45 9216
Station: 4+610.775
Ridgid Pavement 1.47 15.84 6777.84
Base 1.81 19.47 8331.66
CBK 1.05 11.31 4841.31
Bahu Jalan 2 21.59 9237.59
Station: 4+622.775
Ridgid Pavement 1.47 17.64 6795.48
Base 1.81 21.68 8353.34
CBK 1.05 12.6 4853.91
Bahu Jalan 2 24.04 9261.63
Station: 4+632.775
Ridgid Pavement 1.47 14.7 6810.18
Base 1.81 18.07 8371.41
CBK 1.05 10.5 4864.41
Bahu Jalan 2 20.03 9281.66
Station: 4+634.775
Ridgid Pavement 1.47 2.94 6813.12
Base 1.81 3.61 8375.03
CBK 1.05 2.1 4866.51
Bahu Jalan 2 4.01 9285.67
Station: 4+646.775
Ridgid Pavement 1.47 17.64 6830.76
Base 1.81 21.68 8396.71
CBK 1.05 12.6 4879.11
Bahu Jalan 2 24.04 9309.71
Station: 4+650.000
Ridgid Pavement 1.47 4.74 6835.5
Base 1.81 5.83 8402.54
CBK 1.05 3.39 4882.5
Bahu Jalan 2 6.46 9316.17
Station: 4+700.000
Ridgid Pavement 1.47 73.5 6909
Base 1.81 90.35 8492.89
CBK 1.05 52.5 4935
Bahu Jalan 2 100.17 9416.35
Station: 4+718.507
Ridgid Pavement 1.47 27.21 6936.21
Base 1.81 33.44 8526.33
CBK 1.05 19.43 4954.43
Bahu Jalan 2 37.08 9453.43
Station: 4+730.507
Ridgid Pavement 1.47 17.64 6953.85
Base 1.81 21.68 8548.02
CBK 1.05 12.6 4967.03
Bahu Jalan 2 24.04 9477.47
Station: 4+732.507
Ridgid Pavement 1.47 2.94 6956.79
Base 1.81 3.61 8551.63
CBK 1.05 2.1 4969.13
Bahu Jalan 2 4.01 9481.48
Station: 4+742.507
Ridgid Pavement 1.47 14.7 6971.49
Base 1.81 18.07 8569.7
CBK 1.05 10.5 4979.63
Bahu Jalan 2 20.03 9501.51
Station: 4+750.000
Ridgid Pavement 1.47 11.01 6982.5
Base 1.81 13.54 8583.24
CBK 1.05 7.87 4987.5
Bahu Jalan 2 15.01 9516.52
Station: 4+754.507
Ridgid Pavement 1.47 6.63 6989.13
Base 1.81 8.14 8591.38
CBK 1.05 4.73 4992.23
Bahu Jalan 2 9.03 9525.55
Station: 4+766.507
Ridgid Pavement 1.47 17.64 7006.77
Base 1.81 21.68 8613.07
CBK 1.05 12.6 5004.83
Bahu Jalan 2 24.04 9549.59
Station: 4+800.000
Ridgid Pavement 1.47 49.23 7056
Base 1.81 60.52 8673.59
CBK 1.05 35.17 5040
Bahu Jalan 2 67.1 9616.7
Station: 4+802.507
Ridgid Pavement 1.47 3.69 7059.69
Base 1.81 4.53 8678.12
CBK 1.05 2.63 5042.63
Bahu Jalan 2 5.02 9621.72
Station: 4+849.023
Ridgid Pavement 1.47 68.38 7128.06
Base 1.81 84.05 8762.18
CBK 1.05 48.84 5091.47
Bahu Jalan 2 93.19 9714.91
Station: 4+850.000
Ridgid Pavement 1.47 1.44 7129.5
Base 1.81 1.76 8763.94
CBK 1.05 1.03 5092.5
Bahu Jalan 2 1.96 9716.87
Station: 4+895.540
Ridgid Pavement 1.47 66.94 7196.44
Base 1.81 82.29 8846.23
CBK 1.05 47.82 5140.32
Bahu Jalan 2 91.24 9808.11
Station: 4+900.000
Ridgid Pavement 1.47 6.56 7203
Base 1.81 8.06 8854.29
CBK 1.05 4.68 5145
Bahu Jalan 2 8.94 9817.04
Station: 4+931.540
Ridgid Pavement 1.47 46.36 7249.36
Base 1.81 56.99 8911.28
CBK 1.05 33.12 5178.12
Bahu Jalan 2 63.19 9880.23
Station: 4+943.540
Ridgid Pavement 1.47 17.64 7267
Base 1.81 21.68 8932.97
CBK 1.05 12.6 5190.72
Bahu Jalan 2 24.04 9904.27
Station: 4+950.000
Ridgid Pavement 1.47 9.5 7276.5
Base 1.81 11.67 8944.64
CBK 1.05 6.78 5197.5
Bahu Jalan 2 12.94 9917.22
Station: 4+955.540
Ridgid Pavement 1.47 8.14 7284.64
Base 1.81 10.01 8954.65
CBK 1.05 5.82 5203.32
Bahu Jalan 2 11.1 9928.32
Station: 4+965.540
Ridgid Pavement 1.47 14.7 7299.34
Base 1.81 18.07 8972.72
CBK 1.05 10.5 5213.82
Bahu Jalan 2 20.03 9948.35
Station: 4+967.540
Ridgid Pavement 1.47 2.94 7302.28
Base 1.81 3.61 8976.33
CBK 1.05 2.1 5215.92
Bahu Jalan 2 4.01 9952.36
Station: 4+979.540
Ridgid Pavement 1.47 17.64 7319.92
Base 1.81 21.68 8998.02
CBK 1.05 12.6 5228.52
Bahu Jalan 2 24.04 9976.4
Station: 5+000.000
Ridgid Pavement 1.47 12.96 7332.89
Base 1.81 15.93 9013.95
CBK 1.05 9.26 5237.78
Bahu Jalan 2 17.67 9994.07
REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN
Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

Jumlah Harga
No. Divisi Uraian Pekerjaan
(Rupiah)

1 Umum 118,491,056
2 Drainase 356,812,046
3 Pekerjaan Tanah 6,126,496,819
4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan 2,726,090,528
5 Pekerasan Non Aspal 2,147,926,468
6 Perkerasan Aspal 0
7 Struktur 19,140,077,335
8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 376,895,435
9 Pekerjaan Harian 111,067,652
10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin 0

(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 31,103,857,340
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) 3,110,385,734
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 34,214,243,074
Terbilang : ……………………………………………………………………………………....................................
……………………………………………………………………………………....................................

..............., ................. 20...

Menyetujui / Mengesahkan Panitia Pelelangan


Proyek / Bagpro ...................... Ketua,
Pinpro / Pinbagpro,

( ............................. ) ( ............................. )

File : 1-BOQ AFFA


DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

No. Mata Perkiraan Harga Jumlah


Uraian Satuan
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

DIVISI 1. UMUM

1.2 Mobilisasi LS 1.0 95,865,000 95,865,000

1.8 (1) Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas LS 1.0 22,626,056 22,626,056

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 118,491,056

DIVISI 2. DRAINASE

2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 8,550.0 41,732.40 356,812,046

2.2 Pasangan Batu dengan Mortar M3 0

2.3 (1) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam < 45 cm M1 0


2.3 (2) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 45-<75 cm M1 0
2.3 (3) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 75-<95 cm M1 0
2.3 (4) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 95-120 cm M1 0
1
2.3 (5) Gorong-Gorong Beton Tanpa Tulang Diameter Dalam 20-30 Cm M 0
2.3 (6) Gorong-Gorong Pipa Baja Bergelombang Ton 0

3
2.4 (1) Timbunan Porus atau Bahan Penyaring M 0
2.4 (2) Anyaman Filter Plastik M2 0
2.4 (3) Pipa Berlubang Banyak Untuk Pek. Drainase di Bawah Permukaan M1 0

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 356,812,046

File : 1-BOQ AFFA


DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

No. Mata Perkiraan Harga Jumlah


Uraian Satuan
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

3.1 (1) Galian Biasa M3 84,972.8 40,905.43 3,475,847,817


3.1 (2) Galian Batu M3 0
3.1 (3) Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter M3 7,000.0 115,874.74 811,123,174
3
3.1 (4) Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 meter M 0
3.1 (5) Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 meter M3 0
3.1 (6) Cofferdam, Penyokong, Pengaku dan Pekerjaan yang Berkaitan LS 0
3.1 (7) Galian Perkerasan Beraspal Dengan Cold Milling Machine M3 0
3.1 (8) Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine M3 0
3.1 (9) Biaya Tambahan Utk. Pengangkutan yang Melebihi 5 Km. M3/Km 0

3.2 (1) Timbunan Biasa dari Selain Galian Sumber Bahan M3 9,437.7 168,686.80 1,592,006,996
3
3.2 (1)a Timbunan Biasa dari Galian Sumber Bahan M 0
3.2 (2) Timbunan Pilihan M3 900.0 169,861.88 152,875,690
3.2 (3) Timbunan Pilihan di Atas Tanah Rawa (diukur di atas bak truk) M3 0

3.3a Penyiapan Badan Jln. pada Galian Biasa atau Perk. Lama Rusak M2 35,000.0 2,704.09 94,643,142
3.3b Penyiapan Badan Jalan pada Galian Batu

3.4 (1) Pemotongan Pohon Diameter <10 Cm Buah 0


3.4 (2) Pemotongan Pohon Diameter 10 - <30 Cm Buah 0
3.4 (3) Pemotongan Pohon Diameter 30 - <50 Cm Buah 0
3.4 (4) Pemotongan Pohon Diameter 50 - <75 Cm Buah 0
3.4 (5) Pemotongan Pohon Diameter >75 Cm Buah 0
3.4 (6) Stabilisasi Lereng dengan Gebalan Rumput M2 0
3.4 (7) Penanaman Perdu M2 0
3.4 (8) Penanaman Pohon Buah 0

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 6,126,496,819

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

4.2 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 9,014.0 302,430.18 2,726,090,528


4.2 (2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 0
4.2 (3) Lapis Pondasi Semen Tanah M3 0
4.2 (4) Semen Untuk Lapis Pondasi Semen Tanah Ton 0
4.2 (5) Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) M2 0
4.2 (6) Bahan Aspal Untuk Pekerjaan Pelaburan Liter 0
4.2 (7) Lapis Resap Pengikat Liter 0

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 4 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 2,726,090,528

File : 1-BOQ AFFA


DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

No. Mata Perkiraan Harga Jumlah


Uraian Satuan
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

5.1 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 7,014.0 306,234.17 2,147,926,468


5.1 (2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 0

3
5.2 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas C M 0

5.3 (1) Cement Treated Base (CTB) M3 0


5.3 (2) Cement Treated Sub Base (CTSB) M3 0

5.4 (1) Semen Untuk Lapis Pondasi Semen Tanah Ton 0


5.4 (2) Lapis Pondasi Semen Tanah M3 0

3
5.5 Perkerasan Beton M 0

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 5 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 2,147,926,468

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

6.1 (1) Lapis Resap Pengikat Liter 0


6.1 (2) Lapis Perekat Liter 0

6.2 (1) Agregat Penutup BURTU M2 0


6.2 (2) Agregat Penutup BURDA M2 0
6.2 (3) Bahan Aspal untuk Pekerjaan Laburan Liter 0

6.3 (1) Latasir (SS) Kelas A M2 0


2
6.3 (2) Latasir (SS) Kelas B M 0
6.3 (3) Lataston (HRS) M2 0
3
6.3 (4) Asphalt Treated Base (ATB) M 0
6.3 (5) Lapis Aus Aspal Beton (AC-WC) t = 5 cm M2 0
6.3 (6) Lapis Pengikat Aspal Beton (AC-BC) t = 5 cm M3 0
6.3 (6)a
6.3 (7)

6.4 (1) Lasbutag M2 0


6.4 (2) Latasbusir Kelas A M2 0
6.4 (3) Latasbusir Kelas B M2 0
6.4 (4) Bitumen Asbuton Ton 0
6.4 (5) Bitumen Bahan Peremaja Ton 0
6.4 (6) Bahan Anti-Stripping Liter 0

3
6.5 (1) Campuran Aspal Dingin Untuk Pelapisan Kembali M 0

6.6 Lapis Penetrasi Macadam (Permukaan) M3 0

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 6 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 0

File : 1-BOQ AFFA


DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

No. Mata Perkiraan Harga Jumlah


Uraian Satuan
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

DIVISI 7. STRUKTUR

7.1 (1) Beton K500 M3 0


7.1 (2) Beton K400 M3 7,332.9 835,630.60 6,127,587,304
7.1 (3) Beton K350 M3 0
7.1 (4) Beton K300 M3 0
7.1 (5) Beton K250 M3 5,237.8 725,643.44 3,800,775,217
7.1 (6) Beton K175 M3 0
7.1 (7) Beton Siklop K175 M3 0
7.1 (8) Beton K125 M3 12,764.0 593,705.04 7,578,021,465

7.2 (1) a Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang ...31.60.... meter Buah 0
7.2 (1) b Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (2) a Unit Pracetak Gelagar Tipe T Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (2) b Unit Pracetak Gelagar Tipe T Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (3) a Unit Pracetak Gelagar Tipe U Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (3) b Unit Pracetak Gelagar Tipe U Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (4) a Unit Pracetak Gelagar Tipe Y Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (4) b Unit Pracetak Gelagar Tipe Y Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (5) a Unit Pracetak Gelagar Tipe • Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (5) b Unit Pracetak Gelagar Tipe • Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (6) a Unit Pracetak Voided Slab Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (6) b Unit Pracetak Voided Slab Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (7) a Unit Pracetak Flat Slab Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (7) b Unit Pracetak Flat Slab Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (8) a Unit Pracetak Diafragma Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (8) b Unit Pracetak Diafragma Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (9) Unit Pracetak Panel Deck M2 0
7.2 (10) Kabel Pra Tegang, Pengadaan dan Penarikan Kg 0
7.2 (11) a Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (11) b Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (12) a Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe T Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (12) b Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe T Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (13) a Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe U Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (13) b Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe U Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (14) a Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe Y Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (14) b Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe Y Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (15) a Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe •Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (15) b Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe •Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (16) a Pemasangan Unit Pracetak Voided Slab Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (16) b Pemasangan Unit Pracetak Voided Slab Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (17) a Pemasangan Unit Pracetak Flat Slab Bentang ......... meter Buah 0
7.2 (17) b Pemasangan Unit Pracetak Flat Slab Bentang ......... meter Buah 0

DIVISI 7 berlanjut ke halaman berikut.

File : 1-BOQ AFFA


DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

No. Mata Perkiraan Harga Jumlah


Uraian Satuan
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

7.3 (1) Baja Tulangan U24 Polos Kg 0


7.3 (2) Baja Tulangan U32 Polos Kg 69,094.5 12,210.00 843,643,845
7.3 (3) Baja Tulangan D16 Ulir Kg 14,000.0 13,420.00 187,880,000
7.3 (4) Baja Tulangan D39 Ulir Kg 0
7.3 (5) Baja Tulangan D48 Ulir Kg 0

7.4 (1) Baja Struktur Ttk.Leleh 2500 kg/cm2, pengadaan & pemasangan Kg 0
7.4 (2) Baja Struktur Ttk.Leleh 2800 kg/cm2, pengadaan & pemasangan Kg 0
7.4 (3) Baja Struktur Ttk.Leleh 3500 kg/cm2, pengadaan & pemasangan Kg 0
7.4 (4) Pemasangan Jembatan Baja Kg 0
7.4 (5) Pengangkutan Bahan Jembatan Kg 0

7.5 (1) Lantai Kayu Jembatan M3 0


3
7.5 (2) Struktur Kayu Jembatan M 0

7.6 (1) Pondasi Cerucuk, Pengadaan dan Pemancangan M1 0


7.6 (2) Dinding Turap Kayu Tanpa Pengawetan M2 0
7.6 (3) Dinding Turap Kayu Dengan Pengawetan M2 0
2
7.6 (4) Dinding Turap Baja M 0
7.6 (5) Dinding Turap Beton M2 0
7.6 (6) Pengadaan Tiang Pancang Kayu Tanpa Pengawetan M3 0
3
7.6 (7) Pengadaan Tiang Pancang Kayu Dengan Pengawetan M 0
7.6 (8) Pengadaan Tiang Pancang Baja Kg 0
7.6 (9) a Pengadaan Tiang Pnc. Beton Bertulang Pracetak Ukuran 40x40cm M3 0
3
7.6 (9) b Pengadaan Tiang Pnc. Beton Bertulang Pracetak Ukuran .......... M 0
7.6 (10) a Pengadaan Tiang Pnc. Beton Pratekan Pracetak Ukuran Dia.40cm M3 0
7.6 (10) b Pengadaan Tiang Pnc. Beton Pratekan Pracetak Ukuran .......... M3 0
1
7.6 (11) a Pemancangan Tiang Pancang Kayu Ukuran .......... M 0
7.6 (11) b Pemancangan Tiang Pancang Kayu Ukuran .......... M1 0
7.6 (12) a Pemancangan Tiang Pancang Beton Kayu Ukuran 40x40cm M1 0
7.6 (12) b Pemancangan Tiang Pancang Beton Kayu Ukuran .......... M1 0
1
7.6 (13) a Pemancangan Tiang Pancang Pipa Baja : Diameter 40cm M 0
7.6 (13) b Pemancangan Tiang Pancang Pipa Baja : Diameter ............. M1 0
7.6 (14) a Tiang Bor Beton, Diameter 600mm M1 0
1
7.6 (14) b Tiang Bor Beton, Diameter ............. M 0
7.6 (15) Tambahan Biaya untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6 (11) s/d M1 0
7.6 (13) bila Tiang Pancang Dikerjakan di Tempat Berair
1
7.6 (16) Tambahan Biaya untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6 (14) M 0
bila Tiang Bor Beton Dikerjakan di Tempat Berair
7.6 (17) a Tiang Uji Ukuran ............ M1 0
7.6 (17) b Tiang Uji Ukuran ............ M1 0
7.6 (18) Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. s/d 600 mm Buah 0
7.6 (19) Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. > 600 mm Buah 0
7.6 (20) Pengujian Pembebanan Dinamis Pada Tiang dgn. Dia. s/d 600 mm Buah 0
7.6 (21) Pengujian Pembebanan Dinamis Pada Tiang dgn. Dia. > 600 mm Buah 0

DIVISI 7 berlanjut ke halaman berikut.

File : 1-BOQ AFFA


DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

No. Mata Perkiraan Harga Jumlah


Uraian Satuan
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

7.7 (1) a Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 250cm M1 0


7.7 (1) b Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter .......... M1 0
1
7.7 (2) a Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 250cm M 0
7.7 (2) b Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter .......... M1 0

3
7.9 Pasangan Batu M 0

7.10 (1) Pasangan Batu Kosong Yang Diisi Adukan M3 0


7.10 (2) Pasangan Batu Kosong M3 0
7.10 (3) Bronjong M3 0

1
7.11 (1) a Joint Sealent M 22,000.0 6,801.69 149,637,243
7.11 (1) b Expansion Joint Tipe Tertutup, Tipe .............. M1 0
1
7.11 (2) a Expansion Joint Tipe Terbuka, Tipe .............. M 0
7.11 (2) b Expansion Joint Tipe Terbuka, Tipe .............. M1 0
7.11 (3) Joint Filler untuk Expansion Joint M1 0
7.12 (1) a Perletakan Logam Tipe ............ Buah 0
7.12 (1) b Perletakan Logam Tipe ............ Buah 0
7.12 (2) a Perletakan Elastomer Alam Tipe ........ Buah 0
7.12 (2) b Perletakan Elastomer Alam Tipe ........ Buah 0
7.12 (3) a Perletakan Elastomer Neoprene Tipe ........ Buah 0
7.12 (3) b Perletakan Elastomer Neoprene Tipe ........ Buah 0
7.12 (4) a Perletakan Strip Tipe ......... M1 0
7.12 (4) b Perletakan Strip Tipe ......... M1 0
1
7.12 (5) a Perletakan Jenis Khusus Tipe ............ M 0
7.12 (5) b Perletakan Jenis Khusus Tipe ............ M1 0

1
7.13 Sandaran Jembatan Baja M 0

7.14 (1) Pembongkaran Pasangan Batu M2 0


7.14 (2) Pembongkaran Beton M3 0
3
7.14 (3) Pembongkaran Beton Pratekan M 0
7.14 (4) Pembongkaran Bangunan Gedung M2 0
7.14 (5) Pembongkaran Rangka Baja M2 0
1
7.14 (6) Pembongkaran Balok Baja (Steel Stringers) M 0
7.14 (7) Pembongkaran Lantai Jembatan Kayu M2 0
7.14 (8) Pembongkaran Jembatan Kayu M2 0
3
7.14 (8) Pengangkutan Hasil Bongkaran yang Melebihi 5 Km. M /Km 0

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 7 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 18,687,545,075

File : 1-BOQ AFFA


DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

No. Mata Perkiraan Harga Jumlah


Uraian Satuan
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

8.1 (1) Lapis Pondasi agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor M3 0


8.1 (2) Lapis Pondasi agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor M3 0
8.1 (3) Agregat utk.Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup utk. Pek. Minor M3 0
3
8.1 (4) Waterbound Macadam untuk Pekerjaan Minor M 0
8.1 (5) Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor M3 0
8.1 (6) Lasbutag atau Latasbusir untuk Pekerjaan minor M3 0
3
8.1 (7) Penetrasi Macadam untuk Pekerjaan Minor M 0
8.1 (8) Campuran Aspal Dingin untuk Pekerjaan Minor M3 0
8.1 (9) Bitumen Residual untuk Pekerjaan Minor Liter 0

8.2 (1) Perbaikan Pada Bahu Jalan dan Pekerjaan Minor Lainnya M2 0

8.4 (1) Marka Jalan Thermoplastic M2 2,400.0 133,724.88 320,939,713


8.4 (2) Marka Jalan Bukan Thermoplastic M2 84.0 144,449.88 12,133,790
8.4 (3) Rumble Strip M2
8.4 (4) a Rambu Jalan dgn. Permukaan Pantul Engineering Buah 84.0 222,826.61 18,717,435
8.4 (4) b Rambu Jalan dgn. Permukaan Pantul Engineering Buah 0
8.4 (5) a Rambu Jalan dgn. Permukaan Pantul High Intensity Buah 84.0 83,016.61 6,973,395
8.4 (5) b Rambu Jalan dgn. Permukaan Pantul High Intensity Buah 0
8.4 (6) a Patok Pengarah Buah 10.0 73,642.10 736,421
8.4 (6) b Patok Pengarah Buah 0
8.4 (7) Patok Kilometer Buah 5.0 215,585.32 1,077,927
8.4 (8) Patok Hektometer Buah 0
8.4 (9) Patok Damija Buah 0
8.4 (10) Rel Pengaman M1 84.0 194,247.08 16,316,755
8.4 (11) a Paku Jalan (Road Stud) Tipe ......... Buah 0
8.4 (11) b Paku Jalan (Road Stud) Tipe ......... Buah 0
8.4 (12) a Mata Kucing (Cat Eyes) Tipe ......... Buah 0
8.4 (12) b Mata Kucing (Cat Eyes) Tipe ......... Buah 0
8.4 (13) Kerb Pracetak Buah 0
8.4 (14) Kerb Yang Digunakan Kembali Buah 0
8.4 (15) Perkerasan Blok Beton M2 0
8.4 (16) a Tutup Baja Untuk Lubang Drainase Tipe ......... Buah 0
8.4 (16) b Tutup Baja Untuk Lubang Drainase Tipe ......... Buah 0
8.4 (17) Pipa Untuk Pembuangan Air Dari Jembatan M1 0
8.4 (18) Papan Nama Jembatan Buah 0
8.4 (19) Lampu Penerangan Jalan Lengan Tunggal Buah 0
8.4 (20) Lampu Penerangan Jalan Lengan Ganda Buah 0
8.4 (21) Sistem & Pesawat Pengatur Lalu Lintas LS 0

8.5 (1) Pengembalian Kondisi Lantai Jembatan Beton M2 0


8.5 (2) Pengembalian Kondisi Lantai Jembatan Kayu M2 0
8.5 (3) a Pengembalian Kond. Pelapisan Permukaan Baja Struktur Galvanis M2 0
8.5 (3) b Pengembalian Kond. Pelapisan Permukaan Baja Struk. Non Galvanis M2 0

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 8 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 376,895,435

File : 1-BOQ AFFA


DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

No. Mata Perkiraan Harga Jumlah


Uraian Satuan
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN

9.1 Mandor Jam 140.0 17,285.71 2,419,999


9.2 Pekerja Biasa Jam 210.0 12,100.00 2,541,000
9.3 Tukang Kayu, Tukang Batu, dsb Jam 140.0 14,142.86 1,980,000
9.4 Dump Truck 3 - 4 M3 Jam 140.0 70,757.99 9,906,119
9.5 Truk Bak Datar 3 - 4 M3 Jam 0
9.6 Truk Tangki 3000 - 4500 Liter Jam 70.0 83,520.65 5,846,446
9.7 Bulldozer 100 - 150 HP Jam 70.0 203,087.08 14,216,096
9.8 Motor Grader min 100 HP Jam 70.0 158,653.79 11,105,765
9.9 Loader Roda Karet 1.0 - 1.6 M3 Jam 70.0 152,722.23 10,690,556
9.10 Loader Roda Berantai 75 - 100 HP Jam 70.0 165,680.83 11,597,658
9.11 Alat Penggali (Excavator) 80 - 140 HP Jam 70.0 159,802.70 11,186,189
9.12 Crane 10 - 15 Ton Jam 0
9.13 Penggilas Roda Besi 6 - 9 Ton Jam 70.0 69,911.90 4,893,833
9.14 Penggilas Bervibrasi 5 - 8 Ton Jam 70.0 84,870.32 5,940,922
9.15 Pemadat Bervibrasi 1.5 - 3.0 HP Jam 70.0 15,289.66 1,070,276
9.16 Penggilas Roda Karet 8 - 10 Ton Jam 70.0 79,468.31 5,562,782
9.17 Kompresor 4000 - 6500 Ltr/mnt Jam 49.0 54,023.15 2,647,134
9.18 Beton Molen 0.3 - 0.6 M3 Jam 49.0 46,402.08 2,273,702
9.19 Pompa Air 70 - 100 MM Jam 49.0 15,894.74 778,842
9.20 Jack Hammer Jam 75.0 25,471.10 1,910,333
9.21 Benkelmen Beam Titik 75.0 60,000.00 4,500,000
9.22 DCP - CBR Titik 0
9.23 NAASRA Test Km 0

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 9 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 111,067,652

DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

10.1 (1) Pemeliharaan Rutin Perkerasan LS 0


10.1 (2) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan LS 0
10.1 (3) Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian & Timbunan LS 0
10.1 (4) Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan LS 0
10.1 (5) Pemeliharaan Rutin Jembatan LS 0

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 10 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 0

File : 1-BOQ AFFA


% Thd. No. Mata Perkiraan Harga Jumlah
Uraian Satuan
Total Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
Biaya (Rupiah) (Rupiah)
a c d e f g h

0.3128 1.2 Mobilisasi LS 1.0 95,865,000 95,865,000


0.0738 1.8 (1) Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas LS 1.0 22,626,056 22,626,056
1.1641 2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 8,550.0 41,732 356,812,046
11.3400 3.1 (1) Galian Biasa M3 84,972.8 40,905 3,475,847,817
2.6463 3.1 (3) Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter M3 7,000.0 115,875 811,123,174
5.1939 3.2 (1) Timbunan Biasa dari Selain Galian Sumber Bahan M3 9,437.7 168,687 1,592,006,996
0.4988 3.2 (2) Timbunan Pilihan M3 900.0 169,862 152,875,690
0.3088 3.3a Penyiapan Badan Jln. pada Galian Biasa atau Perk. Lama Rusak M2 35,000.0 2,704 94,643,142
8.8939 4.2 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 9,014.0 302,430 2,726,090,528
7.0076 5.1 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 7,014.0 306,234 2,147,926,468
19.9913 7.1 (2) Beton K400 M3 7,332.9 835,631 6,127,587,304
12.4000 7.1 (5) Beton K250 M3 5,237.8 725,643 3,800,775,217
24.7233 7.1 (8) Beton K125 M3 12,764.0 593,705 7,578,021,465
2.7524 7.3 (2) Baja Tulangan U32 Polos Kg 69,094.5 12,210 843,643,845
0.6130 7.3 (3) Baja Tulangan D16 Ulir Kg 14,000.0 13,420 187,880,000
0.4882 7.11 (1) a Joint Sealent M1 22,000.0 6,802 149,637,243
1.0471 8.4 (1) Marka Jalan Thermoplastic M2 2,400.0 133,725 320,939,713
0.0396 8.4 (2) Marka Jalan Bukan Thermoplastic M2 84.0 144,450 12,133,790
0.0611 8.4 (4) a Rambu Jalan dgn. Permukaan Pantul Engineering Buah 84.0 222,827 18,717,435
0.0228 8.4 (5) a Rambu Jalan dgn. Permukaan Pantul High Intensity Buah 84.0 83,017 6,973,395
0.0024 8.4 (6) a Patok Pengarah Buah 10.0 73,642 736,421
0.0035 8.4 (7) Patok Kilometer Buah 5.0 215,585 1,077,927
0.0532 8.4 (10) Rel Pengaman M1 84.0 194,247 16,316,755
0.0079 9.1 Mandor Jam 140.0 17,286 2,419,999
0.0083 9.2 Pekerja Biasa Jam 210.0 12,100 2,541,000
0.0065 9.3 Tukang Kayu, Tukang Batu, dsb Jam 140.0 14,143 1,980,000
0.0323 9.4 Dump Truck 3 - 4 M3 Jam 140.0 70,758 9,906,119
0.0191 9.6 Truk Tangki 3000 - 4500 Liter Jam 70.0 83,521 5,846,446
0.0464 9.7 Bulldozer 100 - 150 HP Jam 70.0 203,087 14,216,096
0.0362 9.8 Motor Grader min 100 HP Jam 70.0 158,654 11,105,765
0.0349 9.9 Loader Roda Karet 1.0 - 1.6 M3 Jam 70.0 152,722 10,690,556
0.0378 9.10 Loader Roda Berantai 75 - 100 HP Jam 70.0 165,681 11,597,658
0.0365 9.11 Alat Penggali (Excavator) 80 - 140 HP Jam 70.0 159,803 11,186,189
0.0160 9.13 Penggilas Roda Besi 6 - 9 Ton Jam 70.0 69,912 4,893,833
0.0194 9.14 Penggilas Bervibrasi 5 - 8 Ton Jam 70.0 84,870 5,940,922
0.0035 9.15 Pemadat Bervibrasi 1.5 - 3.0 HP Jam 70.0 15,290 1,070,276
0.0181 9.16 Penggilas Roda Karet 8 - 10 Ton Jam 70.0 79,468 5,562,782
0.0086 9.17 Kompresor 4000 - 6500 Ltr/mnt Jam 49.0 54,023 2,647,134
0.0074 9.18 Beton Molen 0.3 - 0.6 M3 Jam 49.0 46,402 2,273,702
0.0025 9.19 Pompa Air 70 - 100 MM Jam 49.0 15,895 778,842
0.0062 9.2 Jack Hammer Jam 75.0 25,471 1,910,333
0.0147 9.21 Benkelmen Beam Titik 75.0 60,000 4,500,000
100.0 TOTAL HARGA 30,651,325,080

File : 1-BOQ AFFA


INFORMASI UMUM
No. URAIAN INFORMASI

1. Nomor Paket Kontrak Pembangunan Jalan Quarry Bendungan Semantok

2. Nama Paket Rejoso

3. Propinsi / Kabupaten / Kotamadya Jawa Timur / Kabupaten Nganjuk

4. Lokasi pekerjaan Periksa lampiran

5. Kondisi jalan lama ..............................

6. Panjang efektif ( lihat sketsa di bawah ) 5.0 Kilometer ( Leff = a + b )

7. Lebar jalan lama ( bahu + perkerasan + bahu ) ( 0.50 + 3.00 + 0.50 ) meter

8. Lebar Rencana ( bahu + perkerasan + bahu ) ( 2.00 + 7.00 + 2.00 ) meter

9. Penampang jalan, jenis dan volume pekerjaan pokok Lihat lampiran.

10. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 360 hari kalender


Atau : 12.00 bulan (Periode Pelaksanaan)

11. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan ---> L= 3.90 Kilometer

Perhitungan didasarkan pada sketsa di bawah ini : L = { (c+a/2)*a + (c+b/2)*b } / (a+b)

5.00 Km = a
A B
1.4 Km = b
Base Camp ---------> C

Kalkulasi Jarak Rata-Rata =

12. Jam kerja efektif dalam 1 hari 7.0 jam


13. Asuransi, Pajak, dsb. untuk Peralatan 0.002 x Harga Pokok Alat
14. Tingkat Suku Bunga Investasi Alat 20.00 %
15. Biaya Umum dan Keuntungan 10.00 % x Biaya Langsung

16. RINGKASAN METHODE PELAKSANAAN

a. Mobilisasi dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dalam Kontrak.

b. Pekerjaan Tanah dilaksanakan untuk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


...........................................................................
c. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat dilaksanakan untuk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
...........................................................................
d. Pekerjaan Perkerasan dilaksanakan untuk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
...........................................................................
e. Pekerjaan Pasangan Batu dilaksanakan untuk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
...........................................................................
f. Pekerjaan Pengembalian Kondisi dilaksanakan untuk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
...........................................................................
g. ...........................................................................
...........................................................................

17. Lokasi Quarry Periksa lampiran.

18 Jumlah Jembatan = ...................... Buah Periksa lampiran.

19 Periksa lampiran.

20 ....................................

21 ....................................

22 ....................................

File : 2-UMUM AFFA


ITEM PEMBAYARAN NO. : 1.8 (1)
JENIS PEKERJAAN : Pemeliharaan & Perlindungan Lalu Lintas

% TERHADAP TOTAL BIAYA PROYEK = 0.0788 %

HARGA JUMLAH
No. URAIAN SATUAN VOL. SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

I. Data & Asumsi

1 Jumlah lokasi pekerjaan Lokasi 5


2 Total Masa Pelaksanaan Proyek Hari 360
3 Masa Pemeliharaan & Perlindungan Lalin Hari 270
4 Sudah termasuk persiapan/pemasangan
5 Pembongkaran termasuk Demobilisasi

II. Pekerja Pengatur Lalu Lintas


Jumlah lokasi pekerjaan Lokasi 5
1 Petugas Rambu "Stop-Jalan" 2 Org/hari 2,700 3,143 8,485,706
2 Pengendali kecepatan kendaraan 2 Org/hari 2,700 3,143 8,485,706
3 Pemimpin Regu (Mandor) 1 Org/hari 270 3,536 954,644

III. Bahan & Perlengkapan


Jumlah lokasi pekerjaan Lokasi 5
1 Rambu "Stop-Jalan" Buah 10 25,000 250,000
2 Rambu lain (Batas kec., hati2, dll) Buah 15 25,000 375,000
3 Bendera Kuning/Hijau/Merah Buah 30 15,000 450,000
4 Barikade Kayu 1/2 lebar jalan Buah 10 100,000 1,000,000
5 Traffic Cone, jumlah per lokasi = 5 Buah 25 35,000 875,000
6 Bahan Cat Pantul + Pengencer + Kuas Set 5 40,000 200,000
7 Perlengkapan Keamanan Pekerja Set 21 50,000 1,050,000
8 Perlengkapan lainnya LS 1 500,000 500,000

Total Biaya Pemeliharaan & Perlindungan Lalu Lintas 22,626,056


Catatan : Jumlah yang tercantum pada masing-masing item di atas sudah termasuk over-head dan laba
serta seluruh pajak dan bea (kecuali PPn), dan pengeluaran lainnya.

File : 3-DIV1 AFFA


Perhitungan Kebutuhan Alat untuk Mobilisasi
No Nama Alat Kode Jadwal Pekerjaan Kuantitas Sat Target Peralatan Yang Diperlukan
No Item Pekerjaan Alat bulan Hari Kerja Jam Kerja Pekerjaan Produksi koefisien alat jumlah alat jumlah minimal kebut. di
per hari total Tiap Jam per item per item alat lapangan
1 2 3 4 5 6=4x5 7 8=7:6 9 10=8x9 11 12 13
1 Bulldozer E04
9.7 7 175 7 1225 70 jam 0.057 1.000 0.057 0.057 1 1

2 Concrete Mixer E06


7.1(2) 4 100 7 700 7,333 m3 10.476 0.442 4.628 16.0285852 17 17
7.1(5) 4 100 7 700 5,238 m3 7.483 0.442 3.306
7.1(8) 4 100 7 700 12,764 m3 18.234 0.442 8.055
9.18 7 175 7 1225 49 jam 0.040 1.000 0.040

3 Concrete Vibrator
7.1(2) 4 100 7 700 7,333 m3 10.476 0.442 4.628 15.9885852 16 16
7.1(5) 4 100 7 700 5,238 m3 7.483 0.442 3.306
7.1(8) 4 100 7 700 12,764 m3 18.234 0.442 8.055
No Nama Alat Kode Jadwal Pekerjaan Kuantitas Sat Target Peralatan Yang Diperlukan
No Item Pekerjaan Alat bulan Hari Kerja Jam Kerja Pekerjaan Produksi koefisien alat jumlah alat jumlah minimal kebut. di
per hari total Tiap Jam per item per item alat lapangan
1 2 3 4 5 6=4x5 7 8=7:6 9 10=8x9 11 12 13
4 Compressor E05
9.17 7 175 7 1225 49 jam 0.040 1.000 0.040

5 Dump Truck E08


2.1 7 175 7 1225 8,550 m3 6.980 0.095 0.666 34.7335498 35 35
3.1(1) 6 150 7 1050 84,973 m3 80.926 0.154 12.440
3.1(3) 6 150 7 1050 7,000 m3 6.667 2.886 19.237
4.2(1) 7 175 7 1225 9,014 m3 7.358 0.145 1.070
5.1(1) 5 125 7 875 7,014 m3 8.016 0.145 1.166
8.4(4) 2 50 7 350 84 bh 0.240 0.155 0.037
8.4(6) 2 50 7 350 10 bh 0.029 0.092 0.003
9.4 7 175 7 1225 140 jam 0.114 1.000 0.114

6 Excavator E10
2.1 7 175 7 1225 8,550 m3 6.980 0.054 0.374 4.76429407 5 5
3.1(1) 6 150 7 1050 84,973 m3 80.926 0.054 4.333
9.11 7 175 7 1225 70 jam 0.057 1.000 0.057
No Nama Alat Kode Jadwal Pekerjaan Kuantitas Sat Target Peralatan Yang Diperlukan
No Item Pekerjaan Alat bulan Hari Kerja Jam Kerja Pekerjaan Produksi koefisien alat jumlah alat jumlah minimal kebut. di
per hari total Tiap Jam per item per item alat lapangan
1 2 3 4 5 6=4x5 7 8=7:6 9 10=8x9 11 12 13
7 Motor Grader E13
3.2(2) 6 150 7 1050 9,438 m3 8.988 0.006 0.055 0.37604707 1 1
3.3(1) 6 150 7 1050 35,000 m2 33.333 0.003 0.084
4.2(1) 7 175 7 1225 9,014 m3 7.358 0.012 0.086
5.1(1) 5 125 7 875 7,014 m3 8.016 0.012 0.094
9.8 7 175 7 1225 70 jam 0.057 1.000 0.057

8 Pneumatic Tyred Roller


5.1(1) 7 175 7 1225 7,014 m3 5.726 0.004 0.025 0.02452783 1 1

9 Vibrator Roller E19


3.2(2) 6 150 7 1050 9,438 m3 8.988 0.010 0.090 0.29046519 1 1
5.1(1) 5 125 7 875 7,014 m3 8.016 0.018 0.143
9.14 7 175 7 1225 70 jam 0.057 1.000 0.057

10 Water Tank E23


3.3(1) 6 150 7 1050 35,000 m2 33.333 0.003 0.100 2.29454734 3 3
4.2(1) 7 175 7 1225 9,014 m3 7.358 0.021 0.155
5.1(1) 5 125 7 875 7,014 m3 8.016 0.021 0.169
7.1(2) 4 100 7 700 7,333 m3 10.476 0.053 0.560
7.1(5) 4 100 7 700 5,238 m3 7.483 0.055 0.409
7.1(8) 4 100 7 700 12,764 m3 18.234 0.046 0.844
9.6 7 175 7 1225 70 jam 0.057 1.000 0.057
No Nama Alat Kode Jadwal Pekerjaan Kuantitas Sat Target Peralatan Yang Diperlukan
No Item Pekerjaan Alat bulan Hari Kerja Jam Kerja Pekerjaan Produksi koefisien alat jumlah alat jumlah minimal kebut. di
per hari total Tiap Jam per item per item alat lapangan
1 2 3 4 5 6=4x5 7 8=7:6 9 10=8x9 11 12 13
11 Wheel Loader E15
3.2(2) 6 150 7 1050 9,438 m3 8.988 0.018 0.160 0.63507351 1 1
4.2(1) 7 175 7 1225 9,014 m3 7.358 0.018 0.131
5.1(1) 5 125 7 875 7,014 m3 8.016 0.036 0.286
9.9 7 175 7 1225 70 jam 0.057 1.000 0.057
ITEM PEMBAYARAN NO. : 1.2
JENIS PEKERJAAN : MOBILISASI

% TERHADAP TOTAL BIAYA PROYEK = 0.3337 %


Lembar 1.2-1
HARGA JUMLAH
No. URAIAN SATUAN VOL. SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. Sewa Tanah M2 10,000 500 5,000,000

B. PERALATAN
Periksa lembar 1.2-2 66,050,000

C. FASILITAS KONTRAKTOR
1 Base Camp M2 0
2 Kantor M2 0
3 Barak M2 0
4 Bengkel M2 0
5 Gudang, dan lain-lain M2 0
6 ...................... .... 0 0 0

D. FASILITAS LABORATORIUM
1 Ruang Laboratorium (sesuai Gambar) M2 0
2 Peralatan Laboratorium set 0
3 Perabotan & Layanan set 0
4 ...................... .... 0
5 ...................... .... 0
6 ...................... .... 0
7 ...................... .... 0

E. MOBILISASI LAINNYA
E.I. PEKERJAAN DARURAT
1 Perkuatan Jembatan Lama LS 0
2 Pemeliharaan Jalan Kerja / Samping LS 0
3 ...................... .... 0
4 ...................... .... 0
5 ...................... .... 0
6 ...................... .... 0

E.II. LAIN-LAIN
1 Komunikasi Lapangan Lengkap Set 1 5,000,000 5,000,000
2 ...................... .... 0 0 0
3 ...................... .... 0 0 0
4 ...................... .... 0 0 0
5 ...................... .... 0 0 0
6 ...................... .... 0 0 0

F. DEMOBILISASI LS 1 19,815,000 19,815,000

Total Biaya Mobilisasi 95,865,000


Catatan : Jumlah yang tercantum pada masing-masing item mobilisasi di atas sudah termasuk over-head dan laba
serta seluruh pajak dan bea (kecuali PPn), dan pengeluaran lainnya.

File : 3-DIV1 AFFA


ITEM PEMBAYARAN NO. : 1.2
JENIS PEKERJAAN : MOBILISASI
Lembar 1.2-2
KODE HARGA JUMLAH
No. JENIS ALAT ALAT SATUAN VOL. SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

B. PERALATAN

4 BULLDOZER 100-150 HP E04 Unit 1 500,000 500,000


5 COMPRESSOR 4000-6500 L\M E05 Unit 1 150,000 150,000
6 CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3 E06 Unit 17 100,000 1,700,000
7 CRANE 10-15 TON E07 Unit 1 150,000 150,000
8 DUMP TRUCK 3-4 M3 E08 Unit 35 150,000 5,250,000
9 DUMP TRUCK E09 Unit 5 150,000 750,000
10 EXCAVATOR 80-140 HP E10 Unit 5 500,000 2,500,000
13 MOTOR GRADER >100 HP E13 Unit 1 500,000 500,000
14 TRACK LOADER 75-100 HP E14 Unit 1 500,000 500,000
15 WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3 E15 Unit 1 500,000 500,000
16 THREE WHEEL ROLLER 6-8 T E16 Unit 2 500,000 1,000,000
18 TIRE ROLLER 8-10 T. E18 Unit 1 500,000 500,000
19 VIBRATORY ROLLER 5-8 T. E19 Unit 1 500,000 500,000
20 CONCRETE VIBRATOR E20 Unit 5 50,000 250,000
21 STONE CRUSHER E21 Unit 1 40,000,000 40,000,000
22 WATER PUMP 70-100 mm E22 Unit 2 50,000 100,000
23 WATER TANKER 3000-4500 L. E23 Unit 3 150,000 450,000
25 TAMPER E25 Unit 1 50,000 50,000
26 JACK HAMMER E26 Unit 2 50,000 100,000
27 FULVI MIXER E27 Unit 1 500,000 500,000
28 CONCRETE PUMP E28 Unit 2 500,000 1,000,000
29 TRAILER 20 TON E29 Unit 2 1,000,000 2,000,000
30 PILE DRIVER + HAMMER E30 Unit 2 1,000,000 2,000,000
31 CRANE ON TRACK 35 TON E31 Unit 2 1,000,000 2,000,000
32 WELDING SET E32 Unit 2 200,000 400,000
33 BORE PILE MACHINE E33 Unit 1 500,000 500,000
34 ASPHALT LIQUID MIXER E34 Unit 1 300,000 300,000
35 SCALE BRIDGE, 35 T. - SET 1 1,500,000 1,500,000
36 PICK UP TRUCK, 1 T. - Unit 2 100,000 200,000
37 SURVEY EQUIPMENT - SET 2 100,000 200,000

Total untuk Item B pada Lembar 1 66,050,000

File : 3-DIV1 AFFA


Analisa EI-21

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 2.1 PERKIRAAN VOL. PEK. : 8,550.00
JENIS PEKERJAAN : Galian Utk Drainase, Saluran, TOTAL HARGA (Rp.) : 356,812,046.10
SATUAN PEMBAYARAN : M3 & Saluran Air % THD. BIAYA PROYEK : 1.24

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 0.2142 11,000.00 2,356.09


2. Mandor (L03) jam 0.0535 15,714.29 841.46

JUMLAH HARGA TENAGA 3,197.55

B. BAHAN

JUMLAH HARGA BAHAN 0.00

C. PERALATAN

1. Excavator (E10) jam 0.0535 268,846.62 14,396.07


2. Dump Truck (E08) jam 0.0955 212,271.88 20,269.93
3. Alat Bantu Ls 1.0000 75.00 75.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 34,741.00

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 37,938.55


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 3,793.85
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 41,732.40
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV2 AFFA


Analisa EI-311

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.1 (1) PERKIRAAN VOL. PEK. : 84,972.78
JENIS PEKERJAAN : Galian Biasa TOTAL HARGA (Rp.) : 3,475,847,816.56
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 12.10

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) Jam 0.1071 11,000.00 1,178.05


2. Mandor (L03) Jam 0.0535 15,714.29 841.46

JUMLAH HARGA TENAGA 2,019.51

B. BAHAN

JUMLAH HARGA BAHAN 0.00

C. PERALATAN

1. Excavator (E10) Jam 0.0535 268,846.62 14,396.07


2. Dump Truck (E08) Jam 0.0975 212,271.88 20,696.17
3. Alat Bantu Ls 1.0000 75.00 75.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 35,167.24

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 37,186.75


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 3,718.68
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 40,905.43
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
Berlanjut ke halaman berikut yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV3 AFFA


Analisa EI-313

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.1 (3) PERKIRAAN VOL. PEK. : 7,000.00
JENIS PEKERJAAN : Galian Struktur Kedalaman <2 M TOTAL HARGA (Rp.) : 811,123,174.46
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 2.82

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) Jam 0.2362 11,000.00 2,598.63


2. Mandor (L03) Jam 0.0591 15,714.29 928.08

JUMLAH HARGA TENAGA 3,526.71

B. BAHAN

1. Urugan Pilihan (EI-322) M3 0.5000 154,419.89 77,209.94

JUMLAH HARGA BAHAN 77,209.94

C. PERALATAN
1. Excavator (E10) Jam 0.0591 268,846.62 15,878.02
2. Bulldozer (E04) Jam 0.0226 381,321.05 8,626.00
3. Alat bantu Ls 1.0000 100.00 100.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 24,604.02

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 105,340.67


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 10,534.07
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 115,874.74
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
Berlanjut ke halaman berikut yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV3 AFFA


Analisa EI-322

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2 (2) PERKIRAAN VOL. PEK. : 9,437.65
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Pilihan TOTAL HARGA (Rp.) : 1,592,006,995.82
SATUAN PEMBAYARAN : M3 Sumber Bahan % THD. BIAYA PROYEK : 5.54

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) Jam 0.0714 11,000.00 785.36


2. Mandor (L02) Jam 0.0178 15,714.29 280.49

JUMLAH HARGA TENAGA 1,065.85

B. BAHAN

1. Bahan timbunan (M08) M3 1.2000 20,000.00 24,000.00

JUMLAH HARGA BAHAN 24,000.00

C. PERALATAN
1. Whell Loader (E15) Jam 0.0178 317,253.57 5,662.71
2. Dump Truck (E08) Jam 0.5512 212,271.88 117,005.28
3. Motor Grader (E13) Jam 0.0061 322,645.90 1,979.64
3. Vibro Roller (E19) Jam 0.0100 176,351.26 1,770.60
4. Water Tanker (E23) Jam 0.0070 254,343.04 1,787.55
5. Alat Bantu Ls 1.0000 80.00 80.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 128,285.79

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 153,351.64


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 15,335.16
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 168,686.80
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
Berlanjut ke halaman berikut yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV3 AFFA


Analisa EI-323

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2 (3) PERKIRAAN VOL. PEK. : 900.00
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Pilihan TOTAL HARGA (Rp.) : 152,875,690.03
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 0.53

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) Jam 0.0714 11,000.00 785.36


2. Mandor (L03) Jam 0.0178 15,714.29 280.49

JUMLAH HARGA TENAGA 1,065.85

B. BAHAN

1. Bahan pilihan (M09)


(M09) M3 1.2000 25,000.00 30,000.00

JUMLAH HARGA BAHAN 30,000.00

C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) Jam 0.0178 317,253.57 5,662.71
2. Dump Truck (E08) Jam 0.5100 212,271.88 108,267.18
3. Motor Grader (E13) Jam 0.0117 322,645.90 3,779.32
3. Vibro Roller (E19) Jam 0.0214 176,351.26 3,777.27
4. Water Tanker (E23) Jam 0.0070 254,343.04 1,787.55
5. Alat Bantu Ls 1.0000 80.00 80.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 123,354.04

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 154,419.89


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 15,441.99
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 169,861.88
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
Berlanjut ke halaman berikut yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV3 AFFA


Analisa EI-331

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.3 (1) PERKIRAAN VOL. PEK. : 35,000.00
JENIS PEKERJAAN : Penyiapan Badan Jalan pada Galian TOTAL HARGA (Rp.) : 94,643,141.94
SATUAN PEMBAYARAN : M2 Biasa % THD. BIAYA PROYEK : 0.33

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 0.0161 11,000.00 176.71


2. Mandor (L02) jam 0.0040 15,714.29 63.11

JUMLAH HARGA TENAGA 239.82

B. BAHAN

JUMLAH HARGA BAHAN 0.00

C. PERALATAN
1. Motor Grader (E13) jam 0.0025 292,471.62 734.12
2. Vibro Roller (E19) jam 0.0040 176,351.26 708.24
3. Water Tanker (E23) jam 0.0030 254,343.04 766.09
4. Alat Bantu Ls 1.0000 10.00 10.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 2,218.45

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 2,458.26


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 245.83
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 2,704.09
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
Berlanjut ke halaman berikut yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV3 AFFA


Analisa EI-421

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2 (1) PERKIRAAN VOL. PEK. : 9,013.95
JENIS PEKERJAAN : Lps. Pond. Ag. Kls. A, CBR Min 80% TOTAL HARGA (Rp.) : 2,726,090,528.13
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 9.49

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) Jam 0.2499 2,857.14 713.97


2. Mandor (L03) Jam 0.0357 3,214.29 114.74

JUMLAH HARGA TENAGA 828.71

B. BAHAN

1. Agregat Kasar (M03) M3 0.6600 195,729.69 129,181.60


2. Agregat Halus (M04) M3 0.5400 170,591.70 92,119.52

JUMLAH HARGA BAHAN 221,301.12

C. PERALATAN

1 Wheel Loader (E15) Jam 0.0357 317,253.57 11,325.43


2 Dump Truck (E09) Jam 0.1002 292,988.08 29,359.30
3 Motor Grader (E13) Jam 0.0117 322,645.90 3,779.32
4 Tandem Roller (E17) Jam 0.0178 162,752.71 2,905.00
5 Water Tanker (E23) Jam 0.0211 254,343.04 5,362.65
6 Alat Bantu Ls 1.0000 75.00 75.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 52,806.70

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 274,936.53


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 27,493.65
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 302,430.18
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV4 AFFA


Analisa EI-511

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 5.1 (1) PERKIRAAN VOL. PEK. : 7,014.00
JENIS PEKERJAAN : Lps. Pond. Ag. Kls. A, CBR Min 80% TOTAL HARGA : 2,147,926,468.38
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 7.48

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 0.2499 11,000.00 2,748.77


2. Mandor (L03) jam 0.0357 15,714.29 560.97

JUMLAH HARGA TENAGA 3,309.75

B. BAHAN

1. Agregat Kasar (M03) M3 0.6600 195,729.69 129,181.60


2. Agregat Halus (M04) M3 0.5400 170,591.70 92,119.52

JUMLAH HARGA BAHAN 221,301.12

C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) jam 0.0357 317,253.57 11,325.43
2. Dump Truck (E09) jam 0.1002 292,988.08 29,359.30
3. Motor Grader (E13) jam 0.0117 322,645.90 3,779.32
4. Vibratory Roller (E19) jam 0.0178 176,351.26 3,147.72
5. P. Tyre Roller (E18) jam 0.0043 171,440.35 734.42
6. Water Tanker (E23) jam 0.0211 254,343.04 5,362.65
7. Alat Bantu Ls 1.0000 75.00 75.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 53,783.84

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 278,394.70


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 27,839.47
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 306,234.17
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV5 AFFA


Analisa EI-712

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.1 (2) PERKIRAAN VOL. PEK. : 7,332.89
JENIS PEKERJAAN : Beton K-400 TOTAL HARGA (Rp.) : 6,127,587,304.42
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 21.33

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 5.3012 11,000.00 58,313.25


2. Tukang (L02) jam 1.7671 12,857.14 22,719.45
3. Mandor (L03) jam 0.4418 15,714.29 6,942.05

JUMLAH HARGA TENAGA 87,974.76

B. BAHAN

1. Semen (M12) Kg 411.8304 550.93 226,887.64


2. Pasir (M01) M3 0.4576 61,100.00 27,958.71
3. Agregat Kasar (M03) M3 0.5949 195,729.69 116,432.95
4. Kayu Perancah (M19) M3 0.1500 1,466,250.00 219,937.50
5. Paku (M18) Kg 1.5000 5,500.00 8,250.00

JUMLAH HARGA BAHAN 599,466.80

C. PERALATAN

1. Conc. Mixer (E06) jam 0.4418 86,536.39 38,228.93


2. Water Tanker (E23) jam 0.0558 254,343.04 14,197.53
3. Con. Vibrator (E20) jam 0.4418 43,453.16 19,196.18
4 Alat Bantu Ls 1.0000 600.00 600.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 72,222.63

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 759,664.19


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 75,966.42
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 835,630.60
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-715

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.1 (5) PERKIRAAN VOL. PEK. : 5,237.80
JENIS PEKERJAAN : Beton K-250 TOTAL HARGA (Rp.) : 3,800,775,217.36
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 13.23

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 5.3012 11,000.00 58,313.25


2. Tukang (L02) jam 1.7671 12,857.14 22,719.45
3. Mandor (L03) jam 0.4418 15,714.29 6,942.05

JUMLAH HARGA TENAGA 87,974.76

B. BAHAN

1. Semen (M12) Kg 354.8077 550.93 195,472.43


2. Pasir (M01) M3 0.4435 61,100.00 27,098.44
3. Agregat Kasar (M03) M3 0.6406 195,729.69 125,389.34
4. Kayu Perancah (M19) M3 0.1000 1,466,250.00 146,625.00
5. Paku (M18) Kg 1.0000 5,500.00 5,500.00

JUMLAH HARGA BAHAN 500,085.20

C. PERALATAN

1. Conc. Mixer (E06) jam 0.4418 86,536.39 38,228.93


2. Water Tanker (E23) jam 0.0534 254,343.04 13,590.79
3. Con. Vibrator (E20) jam 0.4418 43,453.16 19,196.18
4. Alat Bantu Ls 1.0000 600.00 600.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 71,615.90

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 659,675.86


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 65,967.59
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 725,643.44
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-718

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.1 (8) PERKIRAAN VOL. PEK. : 12,763.95
JENIS PEKERJAAN : Beton Kelas K-125 TOTAL HARGA (Rp.) : 7,578,021,465.17
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 26.38

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 5.3012 11,000.00 58,313.25


2. Tukang (L02) jam 1.7671 12,857.14 22,719.45
3. Mandor (L03) jam 0.4418 15,714.29 6,942.05

JUMLAH HARGA TENAGA 87,974.76

B. BAHAN

1. Semen (M12) Kg 256.2500 550.93 141,174.53


2. Pasir (M01) M3 0.4271 61,100.00 26,094.79
3. Agregat Kasar (M03) M3 0.7118 195,729.69 139,321.48
5. Kayu Perancah (M19) M3 0.0500 1,466,250.00 73,312.50
6. Paku (M18) Kg 0.4000 5,500.00 2,200.00

JUMLAH HARGA BAHAN 382,103.31

C. PERALATAN

1. Conc. Mixer (E06) jam 0.4418 86,536.39 38,228.93


2. Water Tanker (E23) jam 0.0463 254,343.04 11,778.69
3. Con. Vibrator (E20) jam 0.4418 43,453.16 19,196.18
4. Alat Bantu Ls 1.0000 450.00 450.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 69,653.79

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 539,731.86


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 53,973.19
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 593,705.04
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-732

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.3 (2) PERKIRAAN VOL. PEK. : 69,094.50
JENIS PEKERJAAN : Baja Tulangan (Polos) U32 TOTAL HARGA (Rp.) : 843,643,845.00
SATUAN PEMBAYARAN : KG % THD. BIAYA PROYEK : 2.94

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.1050 11,000.00 1,155.00


2. Tukang (L02) jam 0.0350 12,857.14 450.00
3. Mandor (L03) jam 0.0350 15,714.29 550.00

JUMLAH HARGA TENAGA 2,155.00

B. BAHAN

1. Baja Tulangan (Polos)


(M57a)U32 Kg 1.1000 8,000.00 8,800.00
2. Kawat Beton (M14) Kg 0.0200 6,000.00 120.00

JUMLAH HARGA BAHAN 8,920.00

C. PERALATAN

1. Alat Bantu Ls 1.0000 25.00 25.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 25.00

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 11,100.00


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 1,110.00
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 12,210.00
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-732

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.3 (3) PERKIRAAN VOL. PEK. : 14,000.00
JENIS PEKERJAAN : Baja Tulangan Ulir D22 TOTAL HARGA (Rp.) : 187,880,000.00
SATUAN PEMBAYARAN : KG % THD. BIAYA PROYEK : 0.61

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.1050 11,000.00 1,155.00


2. Tukang (L02) jam 0.0350 12,857.14 450.00
3. Mandor (L03) jam 0.0350 15,714.29 550.00

JUMLAH HARGA TENAGA 2,155.00

B. BAHAN

1. Besi Ulir (M57a) Kg 1.1000 9,000.00 9,900.00


2. Kawat Beton (M14) Kg 0.0200 6,000.00 120.00

JUMLAH HARGA BAHAN 10,020.00

C. PERALATAN

1. Alat Bantu Ls 1.0000 25.00 25.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 25.00

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 12,200.00


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 1,220.00
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 13,420.00
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-732

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.11 (1) a PERKIRAAN VOL. PEK. : 22,000.00
JENIS PEKERJAAN : Joint Sealent TOTAL HARGA (Rp.) : 149,637,242.86
SATUAN PEMBAYARAN : M' % THD. BIAYA PROYEK : 0.49

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.0105 11,000.00 115.50


2. Tukang (L02) jam 0.0015 12,857.14 19.29
3. Mandor (L03) jam 0.0015 15,714.29 23.57

JUMLAH HARGA TENAGA 158.36

B. BAHAN

1. Joint Sealer (M57a) KG 0.0100 600,000.00 6,000.00


0.00

JUMLAH HARGA BAHAN 6,000.00

C. PERALATAN

1. Alat Bantu Ls 1.0000 25.00 25.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 25.00

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 6,183.36


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 618.34
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 6,801.69
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-712

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.1 (2) PERKIRAAN VOL. PEK. : 7,332.89
JENIS PEKERJAAN : Beton K-400 TOTAL HARGA (Rp.) : 6,127,587,304.42
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 21.33

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 5.3012 11,000.00 58,313.25


2. Tukang (L02) jam 1.7671 12,857.14 22,719.45
3. Mandor (L03) jam 0.4418 15,714.29 6,942.05

JUMLAH HARGA TENAGA 87,974.76

B. BAHAN

1. Semen (M12) Kg 411.8304 550.93 226,887.64


2. Pasir (M01) M3 0.4576 61,100.00 27,958.71
3. Agregat Kasar (M03) M3 0.5949 195,729.69 116,432.95
4. Kayu Perancah (M19) M3 0.1500 1,466,250.00 219,937.50
5. Paku (M18) Kg 1.5000 5,500.00 8,250.00

JUMLAH HARGA BAHAN 599,466.80

C. PERALATAN

1. Conc. Mixer (E06) jam 0.4418 86,536.39 38,228.93


2. Water Tanker (E23) jam 0.0558 254,343.04 14,197.53
3. Con. Vibrator (E20) jam 0.4418 43,453.16 19,196.18
4 Alat Bantu Ls 1.0000 600.00 600.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 72,222.63

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 759,664.19


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 75,966.42
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 835,630.60
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-715

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.1 (5) PERKIRAAN VOL. PEK. : 5,237.80
JENIS PEKERJAAN : Beton K-250 TOTAL HARGA (Rp.) : 3,800,775,217.36
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 13.23

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 5.3012 11,000.00 58,313.25


2. Tukang (L02) jam 1.7671 12,857.14 22,719.45
3. Mandor (L03) jam 0.4418 15,714.29 6,942.05

JUMLAH HARGA TENAGA 87,974.76

B. BAHAN

1. Semen (M12) Kg 354.8077 550.93 195,472.43


2. Pasir (M01) M3 0.4435 61,100.00 27,098.44
3. Agregat Kasar (M03) M3 0.6406 195,729.69 125,389.34
4. Kayu Perancah (M19) M3 0.1000 1,466,250.00 146,625.00
5. Paku (M18) Kg 1.0000 5,500.00 5,500.00

JUMLAH HARGA BAHAN 500,085.20

C. PERALATAN

1. Conc. Mixer (E06) jam 0.4418 86,536.39 38,228.93


2. Water Tanker (E23) jam 0.0534 254,343.04 13,590.79
3. Con. Vibrator (E20) jam 0.4418 43,453.16 19,196.18
4. Alat Bantu Ls 1.0000 600.00 600.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 71,615.90

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 659,675.86


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 65,967.59
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 725,643.44
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-718

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.1 (8) PERKIRAAN VOL. PEK. : 12,763.95
JENIS PEKERJAAN : Beton Kelas K-125 TOTAL HARGA (Rp.) : 7,578,021,465.17
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 26.38

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 5.3012 11,000.00 58,313.25


2. Tukang (L02) jam 1.7671 12,857.14 22,719.45
3. Mandor (L03) jam 0.4418 15,714.29 6,942.05

JUMLAH HARGA TENAGA 87,974.76

B. BAHAN

1. Semen (M12) Kg 256.2500 550.93 141,174.53


2. Pasir (M01) M3 0.4271 61,100.00 26,094.79
3. Agregat Kasar (M03) M3 0.7118 195,729.69 139,321.48
5. Kayu Perancah (M19) M3 0.0500 1,466,250.00 73,312.50
6. Paku (M18) Kg 0.4000 5,500.00 2,200.00

JUMLAH HARGA BAHAN 382,103.31

C. PERALATAN

1. Conc. Mixer (E06) jam 0.4418 86,536.39 38,228.93


2. Water Tanker (E23) jam 0.0463 254,343.04 11,778.69
3. Con. Vibrator (E20) jam 0.4418 43,453.16 19,196.18
4. Alat Bantu Ls 1.0000 450.00 450.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 69,653.79

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 539,731.86


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 53,973.19
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 593,705.04
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-732

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 7.3 (2) PERKIRAAN VOL. PEK. : 212,928.43
JENIS PEKERJAAN : Baja Tulangan (Polos) U32 TOTAL HARGA (Rp.) : 1,633,693,348.49
SATUAN PEMBAYARAN : KG % THD. BIAYA PROYEK : 5.69

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.1050 11,000.00 1,155.00


2. Tukang (L02) jam 0.0350 12,857.14 450.00
3. Mandor (L03) jam 0.0350 15,714.29 550.00

JUMLAH HARGA TENAGA 2,155.00

B. BAHAN

1. Baja Tulangan (Polos)


(M57a)U32 Kg 1.1000 4,250.00 4,675.00
2. Kawat Beton (M14) Kg 0.0200 6,000.00 120.00

JUMLAH HARGA BAHAN 4,795.00

C. PERALATAN

1. Alat Bantu Ls 1.0000 25.00 25.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 25.00

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 6,975.00


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 697.50
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 7,672.50
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV7 AFFA


Analisa EI-842

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 8.4 (2) PERKIRAAN VOL. PEK. : 84.00
JENIS PEKERJAAN : Marka Jalan (Non Thermoplastic) TOTAL HARGA (Rp.) : 12,133,789.97
SATUAN PEMBAYARAN : M2 % THD. BIAYA PROYEK : 0.04

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.6000 11,000.00 6,600.00


2. Tukang (L02) jam 0.2250 12,857.14 2,892.86
3. Mandor (L03) jam 0.0750 15,714.29 1,178.57

JUMLAH HARGA TENAGA 10,671.43

B. BAHAN

1. Cat Marka (M17a) Kg 1.9500 22,500.00 43,875.00


2. Thinner (M33) Liter 1.0500 19,000.00 19,950.00
3. Blass Bit (M34) Kg 0.4500 40,000.00 18,000.00

JUMLAH HARGA BAHAN 81,825.00

C. PERALATAN

1. Compressor (E05) Jam 0.0750 172,683.38 12,951.25


2. Dump Truck (E08) Jam 0.0750 212,271.88 15,920.39
3. Alat Bantu Ls 1.0000 200.00 200.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 29,071.64

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 121,568.07


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 12,156.81
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 133,724.88
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV8 AFFA


Analisa EI-841

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 8.4 (1) PERKIRAAN VOL. PEK. : 2,400.00
JENIS PEKERJAAN : Marka Jalan (Thermoplastic) TOTAL HARGA (Rp.) : 320,939,713.48
SATUAN PEMBAYARAN : M2 % THD. BIAYA PROYEK : 1.12

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.6000 11,000.00 6,600.00


2. Tukang (L02) jam 0.2250 12,857.14 2,892.86
3. Mandor (L03) jam 0.0750 15,714.29 1,178.57

JUMLAH HARGA TENAGA 10,671.43

B. BAHAN

1. Cat Marka (M17b) Kg 1.9500 27,500.00 53,625.00


2. Thinner (M33) Liter 1.0500 19,000.00 19,950.00
3. Blass Bit (M34) Kg 0.4500 40,000.00 18,000.00

JUMLAH HARGA BAHAN 91,575.00

C. PERALATAN

1. Compressor (E05) Jam 0.0750 172,683.38 12,951.25


2. Dump Truck (E08) Jam 0.0750 212,271.88 15,920.39
3. Alat Bantu Ls 1.0000 200.00 200.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 29,071.64

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 131,318.07


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 13,131.81
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 144,449.88
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV8 AFFA


Analisa LI-844

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 8.4 (4) PERKIRAAN VOL. PEK. : 84
JENIS PEKERJAAN : Rambu Jalan (Engineering Grade) TOTAL HARGA (Rp.) : 18,717,435
SATUAN PEMBAYARAN : BH % THD. BIAYA PROYEK : 0.07

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.6457 11,000.00 7,102.33


2. Tukang (L02) jam 0.3874 12,857.14 4,980.86
3. Mandor (L03) jam 0.1291 15,714.29 2,029.24

JUMLAH HARGA TENAGA 14,112.43

B. BAHAN

1. Pelat Rambu (M35a) BH 1.0000 75,000.00 75,000.00


2. Pipa Galvanis (M24) Batang 1.0000 76,000.00 76,000.00
3. Beton K-225 (M38) M3 0.0160 596,614.82 9,545.84
4. Cat, dan bahan lainnya Ls 1.0000 150.00 150.00

JUMLAH HARGA BAHAN 160,695.84

C. PERALATAN

1. Dump Truck (E08) Jam 0.1291 212,271.88 27,411.38


2. Alat Bantu Ls 1.0000 350.00 350.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 27,761.38

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 202,569.64


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 20,256.96
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 222,826.61
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV8 AFFA


Analisa LI-845

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 8.4 (5) PERKIRAAN VOL. PEK. : 84
JENIS PEKERJAAN : Rambu Jalan (High Int. Grade) TOTAL HARGA (Rp.) : 6,973,395
SATUAN PEMBAYARAN : BH % THD. BIAYA PROYEK : 0.02

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.6457 11,000.00 7,102.33


2. Tukang (L02) jam 0.3874 12,857.14 4,980.86
3. Mandor (L03) jam 0.1291 15,714.29 2,029.24

JUMLAH HARGA TENAGA 14,112.43

B. BAHAN

1. Pelat Rambu (M35b) BH 1.0000 100,000.00 100,000.00


2. Pipa Galvanis (M24) Batang 1.0000 -76,000.00 -76,000.00
3. Beton K-225 (M38) M3 0.0160 596,614.82 9,545.84
4. Cat, dan bahan lainnya Ls 1.0000 150.00 150.00

JUMLAH HARGA BAHAN 33,695.84

C. PERALATAN

1. Dump Truck (E08) Jam 0.1291 212,271.88 27,411.38


2. Alat Bantu Ls 1.0000 250.00 250.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 27,661.38

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 75,469.64


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 7,546.96
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 83,016.61
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV8 AFFA


Analisa EI-846

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 8.4 (6) PERKIRAAN VOL. PEK. : 10
JENIS PEKERJAAN : Patok Pengarah TOTAL HARGA (Rp.) : 736,421
SATUAN PEMBAYARAN : BH % THD. BIAYA PROYEK : 0.00

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.5520 11,000.00 6,071.65


2. Tukang (L02) jam 0.2760 12,857.14 3,548.36
3. Mandor (L03) jam 0.0690 15,714.29 1,084.22

JUMLAH HARGA TENAGA 10,704.23

B. BAHAN

1. Beton K-225 (M38) M3 0.0354 596,614.82 21,142.54


2. Baja Tulangan (M39) Kg 4.6512 4,000.00 18,604.69
3. Cat, dan material lainnya Ls 1.0000 1,500.00 1,500.00

JUMLAH HARGA BAHAN 41,247.23

C. PERALATAN

1. Dump Truck (E08) Jam 0.0690 212,271.88 14,645.91


2. Alat Bantu Ls 1.0000 350.00 350.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 14,995.91

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 66,947.37


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 6,694.74
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 73,642.10
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV8 AFFA


Analisa EI-847

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 8.4 (7) PERKIRAAN VOL. PEK. : 5
JENIS PEKERJAAN : Patok Kilometer TOTAL HARGA (Rp.) : 1,077,927
SATUAN PEMBAYARAN : BH % THD. BIAYA PROYEK : 0.00

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.3957 11,000.00 4,352.33


2. Tukang (L02) jam 0.1583 12,857.14 2,034.86
3. Mandor (L03) jam 0.0791 15,714.29 1,243.52

JUMLAH HARGA TENAGA 7,630.71

B. BAHAN

1. Beton K-225 (M38) M3 0.1512 596,614.82 90,208.16


2. Baja Tulangan (M39) Kg 18.9000 4,000.00 75,600.00
3. Cat, dan material lainnya Ls 1.0000 5,500.00 5,500.00

JUMLAH HARGA BAHAN 171,308.16

C. PERALATAN

1. Dump Truck (E08) Jam 0.0791 212,271.88 16,797.78


2. Alat Bantu Ls 1.0000 250.00 250.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 17,047.78

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 195,986.66


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 19,598.67
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 215,585.32
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV8 AFFA


Analisa EI-8410

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 8.4 (10) PERKIRAAN VOL. PEK. : 84
JENIS PEKERJAAN : Rel Pengaman TOTAL HARGA (Rp.) : 16,316,755
SATUAN PEMBAYARAN : M' % THD. BIAYA PROYEK : 0.06

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. Pekerja Biasa (L01) jam 0.9957 11,000.00 10,953.07


2. Tukang (L02) jam 0.2489 12,857.14 3,200.57
3. Mandor (L03) jam 0.1245 15,714.29 1,955.90

JUMLAH HARGA TENAGA 16,109.54

B. BAHAN

1. Rel Pengaman (M36) M' 1.0500 55,000.00 57,750.00


2. Beton K-225 (M38) M3 0.0929 596,614.82 55,427.33
3. Baja Tulangan (M39) Kg 4.6452 4,000.00 18,580.61
4. Cat, baut, dan lain-lain Ls 1.0000 2,000.00 2,000.00

JUMLAH HARGA BAHAN 133,757.94

C. PERALATAN

1. Dump Truck (E08) Jam 0.1245 212,271.88 26,420.77


2. Alat Bantu Ls 1.0000 300.00 300.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 26,720.77

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 176,588.25


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 17,658.83
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 194,247.08
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV8 AFFA


Analisa EI-94

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.4 PERKIRAAN VOL. PEK. : 140.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 9,906,118.60
DUMP TRUCK 3-4 M3 % THD. BIAYA PROYEK : 0.03
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E08)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. DUMP TRUCK 3-4 M3 jam 1.0000 64,325.45 64,325.45


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 64,325.45


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 6,432.54
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 70,757.99
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-96

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.6 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 5,846,445.50
WATER TANKER 3000-4500 L. % THD. BIAYA PROYEK : 0.02
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E23)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. WATER TANKER 3000-4500 L. jam 1.0000 75,927.86 75,927.86


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 75,927.86


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 7,592.79
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 83,520.65
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-97

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.7 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 14,216,095.60
BULLDOZER 100-150 HP % THD. BIAYA PROYEK : 0.05
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E04)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. BULLDOZER 100-150 HP jam 1.0000 184,624.62 184,624.62


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 184,624.62


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 18,462.46
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 203,087.08
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-98

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.8 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 11,105,765.30
MOTOR GRADER >100 HP % THD. BIAYA PROYEK : 0.04
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E13)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. MOTOR GRADER >100 HP jam 1.0000 144,230.72 144,230.72


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 144,230.72


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 14,423.07
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 158,653.79
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-99

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.9 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 10,690,556.06
WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3 % THD. BIAYA PROYEK : 0.04
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E15)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3 jam 1.0000 138,838.39 138,838.39


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 138,838.39


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 13,883.84
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 152,722.23
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-910

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.10 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 11,597,658.10
TRACK LOADER 75-100 HP % THD. BIAYA PROYEK : 0.04
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E14)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. TRACK LOADER 75-100 HP jam 1.0000 150,618.94 150,618.94


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 150,618.94


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 15,061.89
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 165,680.83
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-911

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.11 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 11,186,189.00
EXCAVATOR 80-140 HP % THD. BIAYA PROYEK : 0.04
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E10)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. EXCAVATOR 80-140 HP jam 1.0000 145,275.19 145,275.19


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 145,275.19


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 14,527.52
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 159,802.70
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-913

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.13 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 4,893,833.00
STEEL WHEEL ROLLER 6-9 T. % THD. BIAYA PROYEK : 0.02
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E16)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. STEEL WHEEL ROLLER 6-9 T. jam 1.0000 63,556.28 63,556.28


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 63,556.28


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 6,355.63
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 69,911.90
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-914

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.14 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 5,940,922.40
VIBRATORY ROLLER 5-8 T. % THD. BIAYA PROYEK : 0.02
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E19)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. VIBRATORY ROLLER 5-8 T. jam 1.0000 77,154.83 77,154.83


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 77,154.83


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 7,715.48
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 84,870.32
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-915

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.15 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 1,070,276.20
VIBRATORY COMPACTOR % THD. BIAYA PROYEK : 0.00
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E25)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. VIBRATORY COMPACTOR jam 1.0000 13,899.69 13,899.69


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 13,899.69


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 1,389.97
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 15,289.66
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-916

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.16 PERKIRAAN VOL. PEK. : 70.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 5,562,781.70
TIRE ROLLER 8-10 T. % THD. BIAYA PROYEK : 0.02
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E18)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. TIRE ROLLER 8-10 T. jam 1.0000 72,243.92 72,243.92


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 72,243.92


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 7,224.39
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 79,468.31
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-917

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.17 PERKIRAAN VOL. PEK. : 49.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 2,647,134.35
COMPRESSOR 4000-6500 L\M % THD. BIAYA PROYEK : 0.01
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E05)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. COMPRESSOR 4000-6500 L\M jam 1.0000 49,111.95 49,111.95


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 49,111.95


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 4,911.20
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 54,023.15
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-918

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.18 PERKIRAAN VOL. PEK. : 49.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 2,273,701.92
CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3 % THD. BIAYA PROYEK : 0.01
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E06)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3 jam 1.0000 42,183.71 42,183.71


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 42,183.71


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 4,218.37
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 46,402.08
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-919

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.19 PERKIRAAN VOL. PEK. : 49.00
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 778,842.26
WATER PUMP 70-100 mm % THD. BIAYA PROYEK : 0.00
SATUAN PEMBAYARAN : JAM (E22)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. WATER PUMP 70-100 mm jam 1.0000 14,449.77 14,449.77


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 14,449.77


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 1,444.98
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 15,894.74
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


Analisa EI-920

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. : 9.20 PERKIRAAN VOL. PEK. : #REF!
JENIS PEKERJAAN : PEKERJAAN HARIAN TOTAL HARGA (Rp.) : 778,842.26
JACK HAMMER % THD. BIAYA PROYEK : 0.00
SATUAN PEMBAYARAN : JAM E26

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. PEKERJA

1. - - - -
2. - - - -

B. BAHAN

1. - - - -
2. - - - -

C. ALAT

1. JACK HAMMER jam 1.0000 23,155.55 23,155.55


2. - jam - - -

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN ALAT ( A + B + C ) 23,155.55


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 2,315.55
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 25,471.10
Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor
mata pembayaran.
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

File : 3-DIV9 AFFA


DAFTAR
HARGA DASAR SATUAN UPAH
HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN SATUAN KETERANGAN
( Rp.)

1. Pekerja L01 Jam 11,000.00 77,000 / hari

2. Tukang L02 Jam 12,857.14 90,000 / hari

3. Mandor L03 Jam 15,714.29 110,000 / hari

4. Operator L04 Jam 14,714.29 103,000 / hari

5. Pembantu Operator L05 Jam 11,000.00 77,000 / hari

6. Sopir / Driver L06 Jam 14,714.29 103,000 / hari

7. Pembantu Sopir / Driver L07 Jam 11,000.00 77,000 / hari

8. Mekanik L08 Jam 12,857.14 90,000 / hari

9. Pembantu Mekanik L09 Jam 11,000.00 77,000 / hari

10. Kepala Tukang L10 Jam 14,714.29 103,000 / hari

11.

12.

File : 4-BASIC AFFA


DAFTAR
HARGA DASAR SATUAN BAHAN
HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN SATUAN KETERANGAN
( Rp.)

1. Pasir M01 M3 61,100.00 Base Camp

2. Batu Kali M02 M3 134,700.00 Lokasi Pekerjaan

3. Agregat Kasar M03 M3 195,729.69 Base Camp

4. Agregat Halus M04 M3 170,591.70 Base Camp

5. Filler M05 Kg 550.00 Proses/Base Camp

6. Batu Belah / Kerakal M06 M3 137,200.00 Lokasi Pekerjaan

7. Gravel M07 M3 87,200.00 Base Camp

8. Bahan Tanah Timbunan M08 M3 20,000.00 Borrow Pit/quarry

9. Bahan Pilihan M09 M3 25,000.00 Quarry

10. Aspal Cement M10 KG 2,086.63 Base Camp

11. Kerosen / Minyak Tanah M11 LITER 1,650.00 Base Camp

12. Semen / PC (50kg) M12 Zak 27,546.25 Base Camp


M12 Kg 550.93 Base Camp
13. Besi Beton M13 Kg 7,000.00 Lokasi Pekerjaan

14. Kawat Beton M14 Kg 6,000.00 Lokasi Pekerjaan

15. Kawat Bronjong M15 Kg 5,500.00 Lokasi Pekerjaan

16. Sirtu M16 M3 63,100.00 Lokasi Pekerjaan

17. Cat Marka (Non Thermoplas) M17a Kg 22,500.00 Lokasi Pekerjaan


Cat Marka (Thermoplastic) M17b Kg 27,500.00 Lokasi Pekerjaan
18. Paku M18 Kg 5,500.00 Lokasi Pekerjaan

Berlanjut ke halaman berikut

File : 4-BASIC AFFA


DAFTAR
HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Lanjutan
HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN SATUAN KETERANGAN
( Rp.)

19. Kayu Perancah M19 M3 1,466,250.00 Lokasi Pekerjaan

20. Bensin M20 LITER 1,810.00 Pertamina

21. Solar M21 LITER 1,890.00 Pertamina

22. Minyak Pelumas / Olie M22 LITER 12,000.00 Pertamina

23. Plastik Filter M23 M2 10,500.00 Lokasi Pekerjaan

24. Pipa Galvanis Dia. 3" M24 Batang 76,000.00 Lokasi Pekerjaan

25. Pipa Porus M25 M' 13,250.00 Lokasi Pekerjaan

26. Bahan Agr.Base Kelas A M26 M3 187,888.56 Base Camp

27. Bahan Agr.Base Kelas B M27 M3 106,094.69 Base Camp

28. Bahan Agr.Base Kelas C M28 M3 124,384.82 Base Camp

29. Bahan Agr.Base Kelas C2 M29 M3 - Tidak tersedia

30. Geotextile M30 M2 10,320.00 Lokasi Pekerjaan

31. Aspal Emulsi M31 Kg 1,750.00 Base Camp

32. Gebalan Rumput M32 M2 5,500.00 Lokasi Pekerjaan

33. Thinner M33 LITER 19,000.00 Lokasi Pekerjaan

34. Glass Bead M34 Kg 40,000.00 Lokasi Pekerjaan

35. Pelat Rambu (Eng. Grade) M35a BH 75,000.00 Lokasi Pekerjaan


Pelat Rambu (High I. Grade) M35b BH 100,000.00 Lokasi Pekerjaan
36. Rel Pengaman M36 M' 55,000.00 Lokasi Pekerjaan

Berlanjut ke halaman berikut

File : 4-BASIC AFFA


DAFTAR
HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Lanjutan
HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN SATUAN KETERANGAN
( Rp.)

37. Beton K-250 M37 M3 655,765.99 Lokasi Pekerjaan

38. Beton K-225 M38 M3 596,614.82 Lokasi Pekerjaan

39. Baja Tulangan (Polos) U24 M39a Kg 4,000.00 Lokasi Pekerjaan


Baja Tulangan (Ulir) D32 M39b Kg 4,600.00 Lokasi Pekerjaan
40. Kapur M40 M3 125,000.00 Hasil Proses

41. Chipping M41 M3 195,729.69 Base Camp


Kg 103.85 Base Camp

42. Cat M42 Kg 22,500.00 Base Camp

43. Pemantul Cahaya (Reflector) M43 Bh. 5,250.00 Base Camp

44. Pasir Urug M44 M3 53,600.00 Base Camp

45. Arbocell M45 Kg. 25,000.00 Base Camp

46. Baja Bergelombang M46 Kg 7,500.00 Lokasi Pekerjaan

47. Beton K-125 M47 M3 464,136.83 Lokasi Pekerjaan

48. Baja Struktur M48 Kg 5,600.00 Pelabuhan terdekat

49. Tiang Pancang Baja M49 M' 1,837,585.40 Lokasi Pekerjaan

50. T. Pancang Beton Pratekan M50 M3 1,492,500 Pelabuhan terdekat

51. Kawat Las M51 Dos 55,000.00 Lokasi Pekerjaan

52. Pipa Baja M52 Kg 5,500.00 Pelabuhan terdekat

53. Minyak Fluks M53 Liter 550.00 Base Camp

Berlanjut ke halaman berikut

File : 4-BASIC AFFA


DAFTAR
HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Lanjutan
HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN SATUAN KETERANGAN
( Rp.)

54. Bunker Oil M54 Liter 600.00 Base Camp

55. Asbuton Halus M55 Ton 315,000.00 Base Camp

56. Baja Prategang M56 Kg 7,750.00 Base Camp

57. Baja Tulangan (Polos) U32 M57a Kg 4,250.00 Lokasi Pekerjaan


Baja Tulangan (Ulir) D39 M57b Kg 4,750.00 Lokasi Pekerjaan
Baja Tulangan (Ulir) D48 M57c Kg 5,000.00 Lokasi Pekerjaan

58. PCI Girder L=17m M58a Buah 22,750,000 Pelabuhan terdekat


PCI Girder L=21m M58b Buah 26,000,000 Pelabuhan terdekat
PCI Girder L=26m M58c Buah 33,750,000 Pelabuhan terdekat
PCI Girder L=32m M58d Buah 54,350,000 Pelabuhan terdekat
PCI Girder L=36m M58e Buah 63,450,000 Pelabuhan terdekat
PCI Girder L=41m M58f Buah 82,500,000 Pelabuhan terdekat

File : 4-BASIC AFFA


HARGA & JARAK RATA-RATA
DARI SUMBER BAHAN (QUARRY)
HARGA JARAK
No. URAIAN SATUAN ROYALTY QUARRY KET.
(Rp) ( Km )

1. M01 - P a s i r M3 20,300.00 35.00 Ke Base Camp

2. M02 - Batu Kali M3 82,800.00 35.00 Ke Lokasi Pek.

3. M06 - Batu Belah/Batu Quarry Besar M3 82,800.00 35.00 Ke Lokasi Pek.

4. M07 - G r a v e l M3 35,300.00 35.00 Ke Base Camp

5. M10 - Aspal Cement (Pelabuhan) KG 190.00 Ke Base Camp

6. M16 - S i r t u M3 20,300.00 35.00 Ke Lokasi Pek.

7. M44 - Pasir Urug M3 12,800.00 35.00 Ke Lokasi Pek.

8 M08 - Tanah Timbun M3 20,300.00 35.00 Ke Lokasi Pek.

9 M09 - Material Pilihan M3 20,300.00 35.00 Ke Lokasi Pek.

Catatan : Harga Royalty sudah ditambah biaya retribusi sebesar Rp. 300,-/m3

Catatan :

Sumber Quarry s/d Lokasi Proyek = 35 km

Lokasi Proyek - Base Camp = 1.4 km

Jarak Quarry Bt. Kali/Belah ke B. Camp diperkirakan = 35 km


Jarak Quarry Bt. Kali/Belah ke Lokasi Proyek diperkirakan = 35 km
Jarak Quarry Pasir ke Base Camp diperkirakan = 35 km
Jarak Quarry Pasir ke Lokasi Proyek diperkirakan = 35 km

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M01 - Pasir
Lokasi : Quarry
Tujuan: Base Camp

HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat
2 Kondisi Jalan : sedang / baik
3 Jarak Quarry ke lokasi Base Camp L 35.00 Km
4 Harga satuan pasir di Quarry RpM01 1.00 M3 20,300.00
5 Harga Satuan Dasar Excavator RpE10 1.00 Jam 145,275.19
6 Harga Satuan Dasar Dump Truck RpE08 1.00 Jam 64,325.45

II. URUTAN KERJA


1 Pasir digali dengan Excavator
2 Excavator sekaligus memuat pasir hasil
galian ke dalam Dump Truck
3 Dump Truck mengangkut pasir ke lokasi
Base Camp

III. PERHITUNGAN

EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0.50 M3
Faktor Bucket Fb 0.90 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu siklus Ts1
- Menggali / memuat T1 0.50 menit
- Lain-lain T2 0.50 menit
Ts1 1.00 menit
Kap. Prod. / jam =
V x Fb x Fa x 60 Q1 22.41 M3 / Jam
Ts1

Biaya Excavator / M3 = (1 : Q1) x RpE10 Rp1 6,482.61 Rupiah

DUMP TRUCK (E08)


Kapasitas bak V 4.00 M3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 40.00 KM/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 50.00 KM/Jam
Waktu siklus Ts2
- Waktu tempuh isi = (L/v1) x 60 T1 52.50 menit
- Waktu tempuh kosong = (L/v2) x 60 T2 42.00 menit
- Muat = (V/Q1) x 60 T3 10.71 menit
- Lain-lain T4 1.00 menit
Ts2 106.21 menit

Bersambung

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M01 - Pasir
Lokasi : Quarry
Tujuan: Base Camp

Lanjutan
HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

Kapasitas Produksi / Jam =


V x Fa x 60 Q2 1.88 M3 / Jam
Ts2

Biaya Dump Truck / M3 = (1 : Q2) x RpE08 Rp2 34,297.06 Rupiah

IV. HARGA SATUAN DASAR BAHAN


DI LOKASI BASE CAMP

Harga Satuan Dasar Pasir =

( RpM01 + Rp1 + Rp2 ) M01 61,079.66 Rupiah

Dibulatkan : M01 61,100.00 Rupiah

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M02 - Batu Kali
Lokasi : Quarry
Tujuan: Lokasi Pekerjaan

HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat
2 Kondisi Jalan : sedang / baik
3 Jarak Quarry ke Lokasi Pekerjaan L 35.00 Km
4 Harga satuan batu kali di Quarry RpM02 1.00 M3 82,800.00
5 Harga Satuan Dasar Excavator RpE10 1.00 Jam 145,275.19
6 Harga Satuan Dasar Dump Truck RpE08 1.00 Jam 64,325.45

II. URUTAN KERJA


1 Batu kali digali dengan Excavator
2 Excavator sekaligus memuat batu kali
hasil galian ke dalam Dump Truck
3 Dump Truck mengangkut batu kali ke
lokasi pekerjaan

III. PERHITUNGAN

EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0.50 M3
Faktor Bucket Fb 0.75 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu siklus Ts1
- Menggali / memuat T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 0.50 menit
Ts1 1.25 menit
Kap. Prod. / jam =
V x Fb x Fa x 60 Q1 14.94 M3 / Jam
Ts1

Biaya Excavator / M3 = (1 : Q1) x RpE10 Rp1 9,723.91 Rupiah

DUMP TRUCK (E08)


Kapasitas bak V 3.33 M3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 40.00 KM/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 50.00 KM/Jam
Waktu siklus Ts2
- Waktu tempuh isi = (L/v1) x 60 T1 52.50 menit
- Waktu tempuh kosong = (L/v2) x 60 T2 42.00 menit
- Muat = (V/Q1) x 60 T3 13.39 menit
- Lain-lain T4 1.00 menit
Ts2 108.89 menit

Bersambung

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M02 - Batu Kali
Lokasi : Quarry
Tujuan: Lokasi Pekerjaan

Lanjutan
HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

Kapasitas Produksi / Jam =


V x Fa x 60 Q2 1.52 M3 / Jam
Ts2

Biaya Dump Truck / M3 = (1 : Q2) x RpE08 Rp2 42,193.96 Rupiah

IV. HARGA SATUAN DASAR BAHAN


DI LOKASI PEKERJAAN

Harga Satuan Dasar Batu kali =

( RpM02 + Rp1 + Rp2 ) M02 134,717.87 Rupiah

Dibulatkan : M02 134,700.00 Rupiah

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M06 - Batu Belah
Lokasi : Quarry
Tujuan: Lokasi Pekerjaan

HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat
2 Kondisi Jalan : sedang / baik
3 Jarak Quarry ke Lokasi Pekerjaan L 35.00 Km
4 Harga satuan batu kali di Quarry RpM06 1.00 M3 82,800.00
5 Harga Satuan Dasar Excavator RpE10 1.00 Jam 145,275.19
6 Harga Satuan Dasar Dump Truck RpE08 1.00 Jam 64,325.45
7 Harga Satuan Dasar Wheel Loader RpE15 1.00 Jam 138,838.39
8 Harga Satuan Upah Pekerja RpL01 1.00 Jam 2,857.14
II. URUTAN KERJA
1 Batu kali digali dengan Excavator
2 Batu kali dibelah oleh Pekerja
3 Dengan Wheel Loader batu belah dimuat
ke Dump Truck yang mengangkut batu
belah ke lokasi pekerjaan
III. PERHITUNGAN

3.a EXCAVATOR (E10)


Kapasitas Bucket V 0.50 M3
Faktor Bucket Fb 0.75 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu siklus Ts1
- Menggali / memuat T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 0.50 menit
Ts1 1.25 menit
Kap. Prod. / jam =
V x Fb x Fa x 60 Q1 14.94 M3 / Jam
Ts1

Biaya Excavator / M3 = (1 : Q1) x RpE10 Rp1 9,723.91 Rupiah

3.b WHEEL LOADER (E15)


Kapasitas Bucket V 1.50 M3
Faktor Bucket Fb 0.75 -
Faktor Efisiensi Alat Fa 0.83 -
Waktu sklus Ts1
- Muat T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 0.50 menit
Ts1 1.25 menit
Kapasitas Produksi / Jam =
V x Fb x Fa x 60 Q2 44.82 M3 / Jam
Ts1
Biaya Excavator / M3 = (1 : Q2) x RpE15 Rp2 3,097.69 Rupiah

Bersambung

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M06 - Batu Belah
Lokasi : Quarry
Tujuan: Lokasi Pekerjaan

Lanjutan
HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

3.c DUMP TRUCK (E08)


Kapasitas bak V 3.33 M3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 40.00 KM/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 50.00 KM/Jam
Waktu siklus Ts2
- Waktu tempuh isi = (L/v1) x 60 T1 52.50 menit
- Waktu tempuh kosong = (L/v2) x 60 T2 42.00 menit
- Muat = (V/Q2) x 60 T3 4.46 menit
- Lain-lain T4 1.00 menit
Ts2 99.96 menit

Kapasitas Produksi / Jam =


V x Fa x 60 Q3 1.66 M3 / Jam
Ts2

Biaya Dump Truck / M3 = (1 : Q3) x RpE08 Rp3 38,735.66 Rupiah

3.d PEKERJA

Produksi menentukan : Excavator Q1 14.94 M3 / Jam


Hasil galian batu / hari = Q1 x 7 Jam Qt 104.58 M3 / 7 jam
Kebutuhan Pekerja P 15.00 Orang

Biaya Pekerja / M3 =
{ (7 Jam x P) : Qt } x RpL01 Rp4 2,868.61 Rupiah

IV. HARGA SATUAN DASAR BAHAN


DI LOKASI PEKERJAAN

Harga Satuan Dasar Batu belah =

( RpM06 + Rp1 + Rp2 + Rp3 + Rp4 ) M06 137,225.87 Rupiah

Dibulatkan : M06 137,200.00 Rupiah

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M07 - Gravel
Lokasi : Quarry
Tujuan: Base Camp

HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat
2 Kondisi Jalan : sedang / baik
3 Jarak Quarry ke Lokasi Pekerjaan L 35.00 Km
4 Harga satuan Gravel di Quarry RpM07 1.00 M3 35,300.00
5 Harga Satuan Dasar Excavator RpE10 1.00 Jam 145,275.19
6 Harga Satuan Dasar Dump Truck RpE08 1.00 Jam 64,325.45

II. URUTAN KERJA


1 Gravel digali dengan Excavator
2 Excavator sekaligus memuat gravel
hasil galian ke dalam Dump Truck
3 Dump Truck mengangkut gravel ke
lokasi pekerjaan

III. PERHITUNGAN

EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0.50 M3
Faktor Bucket Fb 0.75 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu siklus Ts1
- Menggali / memuat T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 0.50 menit
Ts1 1.25 menit
Kap. Prod. / jam =
V x Fb x Fa x 60 Q1 14.94 M3 / Jam
Ts1

Biaya Excavator / M3 = (1 : Q1) x RpE10 Rp1 9,723.91 Rupiah

DUMP TRUCK (E08)


Kapasitas bak V 3.33 M3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 40.00 KM/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 50.00 KM/Jam
Waktu siklus Ts2
- Waktu tempuh isi = (L/v1) x 60 T1 52.50 menit
- Waktu tempuh kosong = (L/v2) x 60 T2 42.00 menit
- Muat = (V/Q1) x 60 T3 13.39 menit
- Lain-lain T4 1.00 menit
Ts2 108.89 menit

Bersambung

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M07 - Gravel
Lokasi : Quarry
Tujuan: Base Camp

Lanjutan
HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

Kapasitas Produksi / Jam =


V x Fa x 60 Q2 1.52 M3 / Jam
Ts2

Biaya Dump Truck / M3 = (1 : Q2) x RpE08 Rp2 42,193.96 Rupiah

IV. HARGA SATUAN DASAR BAHAN


DI LOKASI BASE CAMP

Harga Satuan Dasar Gravel =

( RpM07 + Rp1 + Rp2 ) M07 87,217.87 Rupiah

Dibulatkan : M07 87,200.00 Rupiah

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M16 - Sirtu
Lokasi : Quarry
Tujuan: Lokasi Pekerjaan

HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat
2 Kondisi Jalan : sedang / baik
3 Jarak Quarry ke lokasi Base Camp L 35.00 Km
4 Harga satuan Sirtu di Quarry RpM16 1.00 M3 20,300.00
5 Harga Satuan Dasar Excavator RpE10 1.00 Jam 145,275.19
6 Harga Satuan Dasar Dump Truck RpE08 1.00 Jam 64,325.45

II. URUTAN KERJA


1 Sirtu digali dengan Excavator
2 Excavator sekaligus memuat sirtu hasil
galian ke dalam Dump Truck
3 Dump Truck mengangkut sirtu ke lokasi
Base Camp

III. PERHITUNGAN

EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0.50 M3
Faktor Bucket Fb 0.90 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu siklus Ts1
- Menggali / memuat T1 0.50 menit
- Lain-lain T2 0.50 menit
Ts1 1.00 menit
Kap. Prod. / jam =
V x Fb x Fa x 60 Q1 22.41 M3 / Jam
Ts1

Biaya Excavator / M3 = (1 : Q1) x RpE10 Rp1 6,482.61 Rupiah

DUMP TRUCK (E08)


Kapasitas bak V 3.75 M3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 40.00 KM/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 50.00 KM/Jam
Waktu siklus Ts2
- Waktu tempuh isi = (L/v1) x 60 T1 52.50 menit
- Waktu tempuh kosong = (L/v2) x 60 T2 42.00 menit
- Muat = (V/Q1) x 60 T3 10.04 menit
- Lain-lain T4 1.00 menit
Ts2 105.54 menit

Bersambung

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M16 - Sirtu
Lokasi : Quarry
Tujuan: Lokasi Pekerjaan

Lanjutan
HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

Kapasitas Produksi / Jam =


V x Fa x 60 Q2 1.77 M3 / Jam
Ts2

Biaya Dump Truck / M3 = (1 : Q2) x RpE08 Rp2 36,352.98 Rupiah

IV. HARGA SATUAN DASAR BAHAN


DI LOKASI PEKERJAAN

Harga Satuan Dasar Sirtu =

( RpM16 + Rp1 + Rp2 ) M16 63,135.58 Rupiah

Dibulatkan : M16 63,100.00 Rupiah

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M44 - Pasir Urug
Lokasi : Quarry
Tujuan: Lokasi Pekerjaan

HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat
2 Kondisi Jalan : sedang / baik
3 Jarak Quarry ke lokasi pekerjaan L 35.00 Km
4 Harga satuan pasir urug di Quarry RpM44 1.00 M3 12,800.00
5 Harga Satuan Dasar Excavator RpE10 1.00 Jam 145,275.19
6 Harga Satuan Dasar Dump Truck RpE08 1.00 Jam 64,325.45

II. URUTAN KERJA


1 pasir urug digali dengan Excavator
2 Excavator sekaligus memuat pasir urug
hasil galian ke dalam Dump Truck
3 Dump Truck mengangkut pasir urug
ke lokasi pekerjaan

III. PERHITUNGAN

EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0.50 M3
Faktor Bucket Fb 0.90 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu siklus Ts1
- Menggali / memuat T1 0.50 menit
- Lain-lain T2 0.50 menit
Ts1 1.00 menit
Kap. Prod. / jam =
V x Fb x Fa x 60 Q1 22.41 M3 / Jam
Ts1

Biaya Excavator / M3 = (1 : Q1) x RpE10 Rp1 6,482.61 Rupiah

DUMP TRUCK (E08)


Kapasitas bak V 4.00 M3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 40.00 KM/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 50.00 KM/Jam
Waktu siklus Ts2
- Waktu tempuh isi = (L/v1) x 60 T1 52.50 menit
- Waktu tempuh kosong = (L/v2) x 60 T2 42.00 menit
- Muat = (V/Q1) x 60 T3 10.71 menit
- Lain-lain T4 1.00 menit
Ts2 106.21 menit

Bersambung

File : 4-QUARRY AFFA


ANALISA HARGA DASAR SATUAN BAHAN
Jenis : M44 - Pasir Urug
Lokasi : Quarry
Tujuan: Lokasi Pekerjaan

Lanjutan
HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)

Kapasitas Produksi / Jam =


V x Fa x 60 Q2 1.88 M3 / Jam
Ts2

Biaya Dump Truck / M3 = (1 : Q2) x RpE08 Rp2 34,297.06 Rupiah

IV. HARGA SATUAN DASAR BAHAN


DI LOKASI PEKERJAAN

Harga Satuan Dasar pasir urug =

( RpM44 + Rp1 + Rp2 ) M44 53,579.66 Rupiah

Dibulatkan : M44 53,600.00 Rupiah

File : 4-QUARRY AFFA


DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA

BIAYA
No. URAIAN KO HP KAP. HARGA SEWA KET.
DE ALAT ALAT/JAM
(di luar PPN)

1. ASPHALT MIXING PLANT E01 220.0 50.0 T/Jam 1,341,125,891 4,664,982.09 Alat Baru
2. ASPHALT FINISHER E02 50.0 5.0 Ton 247,812,175 163,019.42 Alat Baru
3. ASPHALT SPRAYER E03 15.0 800.0 Liter 55,862,745 70,578.00 Alat Baru
4. BULLDOZER 100-150 HP E04 140.0 - 588,028,890 381,321.05 Alat Baru
5. COMPRESSOR 4000-6500 L\M E05 80.0 - 54,602,683 172,683.38 Alat Baru
6. CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3 E06 15.0 500.0 Liter 117,605,778 86,536.39 Alat Baru
7. CRANE 10-15 TON E07 150.0 25.0 Ton 777,038,177 437,513.53 Alat Baru
8. DUMP TRUCK 3-4 M3 E08 100.0 6.0 Ton 92,404,540 212,271.88 Alat Baru
9. DUMP TRUCK E09 125.0 8.0 Ton 285,614,032 292,988.08 Alat Baru
10. EXCAVATOR 80-140 HP E10 80.0 0.5 M3 504,024,763 268,846.62 Alat Baru
11. FLAT BED TRUCK 3-4 M3 E11 125.0 4.0 M3 105,005,159 254,343.04 Alat Baru
12. GENERATOR SET E12 220.0 180.0 KVA 126,006,191 408,461.65 Alat Baru
13. MOTOR GRADER >100 HP E13 125.0 - 424,220,842 322,645.90 Alat Baru
14. TRACK LOADER 75-100 HP E14 95.0 1.5 M3 504,024,763 292,471.62 Alat Baru
15. WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3 E15 125.0 1.5 M3 399,019,604 317,253.57 Alat Baru
16. THREE WHEEL ROLLER 6-8 T E16 60.0 8.0 Ton 155,407,635 162,752.71 Alat Baru
17. TANDEM ROLLER 6-8 T. E17 60.0 8.0 Ton 155,407,635 162,752.71 Alat Baru
18. TIRE ROLLER 8-10 T. E18 60.0 10.0 Ton 176,408,667 171,440.35 Alat Baru
19. VIBRATORY ROLLER 5-8 T. E19 60.0 8.0 Ton 197,409,699 176,351.26 Alat Baru
20. CONCRETE VIBRATOR E20 3.0 - 7,854,386 43,453.16 Alat Baru
21. STONE CRUSHER E21 220.0 50.0 T/Jam 1,010,989,671 612,822.34 Alat Baru
22. WATER PUMP 70-100 mm E22 6.0 - 9,450,464 47,833.70 Alat Baru
23. WATER TANKER 3000-4500 L. E23 125.0 4,000.0 Liter 105,005,159 254,343.04 Alat Baru
24. PEDESTRIAN ROLLER E24 11.0 1.00 Ton 71,403,508 69,271.20 Alat Baru
25. TAMPER E25 5.0 0.20 Ton 6,720,330 18,593.44 Alat Baru
26. JACK HAMMER E26 3.0 - 27,721,362 52,883.23 Alat Baru
27. FULVI MIXER E27 75.0 - 46,000,000 115,896.23 Alat Baru
28. CONCRETE PUMP E28 100.0 8.00 M3 112,500,000 266,116.98 Alat Baru
29. TRAILER 20 TON E29 175.0 20.00 Ton 166,250,000 433,365.92 Alat Baru
30. PILE DRIVER + HAMMER E30 25.0 2.50 Ton 70,000,000 102,165.46 Alat Baru
31. CRANE ON TRACK 35 TON E31 125.0 35.0 Ton 350,000,000 365,523.65 Alat Baru
32. WELDING SET E32 40.0 250.0 Amp 17,500,000 122,244.49 Alat Baru
33. BORE PILE MACHINE E33 150.0 2,000.0 Meter 2,250,000,000 795,464.57 Alat Baru
34. ASPHALT LIQUID MIXER E34 5.0 1,000.0 Liter 15,000,000 48,997.45 Alat Baru
35. TRAILLER 15 TON E35 150.0 15.0 Ton 115,000,000 374,319.74 Alat Baru
36. ROCK DRILL BREAKER E36
37. COLD MILLING E37
38.
39.
40.

File : 5-ALAT AFFA


IK NEGERI M
KN A
TE

LA
LI

NG
PO
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG
G
KN IK NE ERI MA
TE

LA
I L
PO

NG

Anda mungkin juga menyukai