TUGAS 1
Pemodelan Angkutan Sedimen 1 Dimensi
Oleh:
Musyaffa' Ibrahim A. (6012211012)
Dosen Pengajar:
Dr.techn. Umboro Lasminto, S.T., M.Sc.
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi mahluk hidup terutama bagi manusia, hewan
dan tumbuh-tumbuhan, seiring dengan bertambahnya Mansahan ini merupakan sungai alluvial
yang terdiri dari material–material lepas (pasir, kerikil, batu dan lain–lain). Pada siklus
hidrologi menggambarkan fenomena alam yang jumlah penduduk, maka aktifitas penggunaan
sumber daya alam, khususnya sumber daya air juga semakin meningkat, maka sumber daya air
perlu ditingkatkan pelestariannya dengan menjaga keseimbangan siklus air di bumi yang
dikenal sebagai daur hidrologi. menghubungkan erosi, sedimentasi dan limpasan, terjadinya
erosi tergantung dari beberapa faktor yaitu karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman
penutup dan kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah
dangkal, dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan sedimentasi di sungai sehingga dapat
mengurangi daya tampung sungai, dengan berkurangnya daya tampung sungai apabila ada
aliran air yang cukup besar akan menyebabkan banjir. Sungai merupakan jaringan alur-alur
pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah, mulai dari bentuk kecil dibagian hulu
sampai besar dibagian hilir. Aliran sungai merupakan sumber air yang paling dominan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia sehingga sungai tersebut sepatutnya diusahakan
kelestariaannya yaitu salah satunya dengan mengusahakan agar kapasitas penampang sungai
tetap stabil dari endapan sedimen. Proses sedimentasi pada suatu sungai meliputi proses erosi,
transportasi, pengendapan dan pemadatan dari sedimentasi itu sendiri.
BAB II
PEMODELAN
Untuk pemodelan sungai pada tugas kali ini penulis menggunakan model geometri
sederhana yang memiliki panjang aliran sebesar 200 meter dan cross section dengan
penampang persegi yang berukuran lebar 6 meter dan tinggi 8 meter. Pemodelan goemetri
sungai dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan cross section pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.
Pada model sungai eksisting yang telah dimodelkan, didapatkan hasil bahwa sungai
mengalami sedimentasi pada hulu sungai. Pada hari pertama tidak terjadi sedimentasi secara
signifikan sedangkan pada hari kedua hingga hari keenam dapat kita lihat secara signifikan
bagaimana sedimen yang terjadi pada saluran eksisting. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.16.
Pada model sungai modifikasi yang telah dimodelkan, didapatkan hasil bahwa ada pola
angkutan sedimen yang sama antara sungai eksisting dan sungai modifikasi yaitu pada hari
pertama tidak terjadi sedimentasi secara signifikan sedangkan pada hari kedua hingga hari
keenam terjadi endapan sedimen yang signifikan. Akan tetapi untuk jumlah sedimen yang
terjadi pada sungai modifikasi lebih besar dari pada sungai eksisting. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 2.17.