Anda di halaman 1dari 8

Tugas 1

REVIEW JURNAL

“Rekayasa Pantai Dan Muara”

Disusun Oleh :

NAMA : Rio Apriawan

NIM : 20630096

KELAS : A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DAYANU IKSHANUDDIN

BAUBAU

2023
Jurnal 1

Judul : Penanganan Perubahan Garis Pantai Pada Pantai Indramayu (Ruas :

Muara Kali Eretan – Muara Sumber Mas).

 Permasalahan Penelitian

Permasalahan pada pantai Panjiwa Sumber Mas adalah terjadinya perubahan

garis pantai yang disebabkan oleh gelombang pasang yang mempunyai

kekuatan untuk mengikis daerah pantai serta masukan sedimen dari laut yang

terbawa oleh gelombang, pasang surut dan masukan sedimen darat yang

terbawa oleh debit sungai. Sehingga pada daerah ini garis pantai mengalami

abrasi dan sedimentasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti

bermaksud untuk menangani perubahan garis pantai dengan cara

merencanakan bangunan pemecah gelombang di pantai Panjiwa Sumber Mas

yang dianggap perlu. Dengan adanya bangunan pemecah gelombang

diharapkan dapat mengendalikan perubahan garis pantai berupa

abrasi/sedimentasi serta memiliki manfaat lain sebagai pelindung pantai.

 Cara Penyelesaian Masalah

Dengan Menganalisis data angin, data gelombang data pasang surut, data arus,

data sedimen, penentuan layout dan tioe bangunan pengaman pantai,

perencanaan struktur pemecah gelonmbang (Breakwater), gambar desain, dan

analisis menggunakan Mike 2.

 Hasil Penelitian
Berdasarkan pengolahan Semua data, pemodelan, dan perhitungan desain

hasilnya sebagai berikut:

 Abrasi dan sedimentasi yang terjadi pada Pantai Panjiwa Sumber Mas

yang berlokasi di Indramayu ini dapat diatasi dengan menggunakan

bangunan pengaman pantai berupa tanggul tipe silinder dan kubus.

 Desain bangunan pengaman pantai yang direncanakan memiliki kriteria

sebagai berikut:

a) Perencanaan Struktur Pemecah Gelombang Pada STA. 0+000 Sampai

Dengan STA. +200.

1. Elevasi puncak = +2.50 m

2. Berat armor kubus = 0.65 ton

3. Stabiltas terhadap guling = 4.547

4. Stabilitas terhadap geser= 1.38

5. Stabilitas daya dukung = 2,205

6. Berat toe protection = 0.78 ton

7. Lebar toe protection = 3.25 m

8. Tinggi toe protection = 1.00 m

b. Kemiringan toe protection = : 1 b) Perencanaan Struktur Pemecah

Gelombang Pada STA. +200 Sampai Dengan STA. 2+27.

1. Elevasi puncak = +2.50 m

2. Lebar puncak = 1.50 m

3. Kemiringan struktur = 2
4. Jenis lapisan armor = Beton Kubus

5. Berat lapisan armor = 0.65 ton

6. Tebal lapisan armor = 1.50 m

7. Jenis lapisan filter = Batu Alam

8. Berat lapisan filter = 0.065 m

9. Tebal lapisan filter = 0.60 m

10. Berat lapisan core = 0.0065 ton

11. Berat toe protection = 0.65 ton

12. Lebar toe protection = 2.50 m m. Tinggi toe protection = 1.50 m n.

Kemiringan toe protection = : 1

 Saran

Saran yang penulis berikan dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Ada baiknya Dalam pembuatan Boundary sebaiknya dibuat terlebih dahulu

secara manual pada software Autocad, sehingga ketika dilakukan import

koordinat Boundary sudah terbentuk. Pembuatan Boundary secara

langsung pada software Mike 2 memiliki peluang besar dalam eror.

2. Dikarenakan file software Mike 2 ini saling berkaitan alangkah baiknya

setiap file pemodelan dan hasil running tidak dipisahkan. Jika ada file yang

terpisahkan karna pemindahan tempat ataupun ter delete maka hasil

pemodelan ataupun hasil running yang telah dilakukan mengalami eror dan

tidak dapat di running kembali dan Bangunan pengaman pantai yang akan
dipilih dan diterapkan pada Pantai Panjiwa Sumber Mas ini harus dikaji

lebih lanjut mengenai analisis daya dukung tanah serta tinjaun terhadap

aspek sosial, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat di sekitar wilayah

Pantai Panjiwa Sumber Mas terhadap bangunan pengaman pantai yang

akan diterapkan. 4. Dalam pemilihan material tidak diharuskan

menggunakan tetrapod karena material tetrapod ini bisa dikatakan material

yang kurang ekonomis, sehingga dapat menggunakan material lain yang

relatif lebih ekonomis.

Jurnal 2

Judul : Rekayasa Hidraulik Untuk Pengendalian Erosi Dan Sedimentasi Ruas

Sungai Kahayan Berstruktur Membentang Sungai

 Permasalahan Penelitian

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu Bagaimana profil geometri sungai

Kahayan pada ruas sungai dan profil aliran yang terjadi dan apa saja rekayasa

hidraulis yang tepat untuk mengatasi permasalahan degradasi sungai pada ruas

Sungai Kahayan serta Bagaimana hasil simulasi kondisi sungai (profil aliran,

gerusan dan sedimentasi) setelah dilakukan rekayasa hidraulis.

 Cara Penyelesaiannya

cara Penyelesaiannya yaitu dengan:

Analisis Geometrik Sungai


Data geometri sungai yang dikumpulkan dengan melakukan kegiatan survey

di lapangan kemudian diolah menjadi peta kontur dan potongan melintang

sungai.

Analisis Hidrologi

Pada tahapan ini, data curah hujan harian maksimum pada beberapa stasiun

hujan yang tersebar di Palangka Raya diolah sehingga diperoleh curah hujan

rancangan dan debit rancangan beberapa kala ulang.

Analisis Hidraulika

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui daya tampung penggal sungai yang

diteliti, pola aliran yang terjadi, dan besaran angkutan sedimennya. Analisis

hidraulika ini dengan menggunakan HEC-RAS Versi 5.0.3. Pengaruh

penambahan bangunan pengatur sungai juga dianalisis dengan mentode ini.

 Hasil Penelitian

Geometri

Sungai Kahayan Pengukuran geodetik Sungai Kahayan dilakukan sepanjang

800 meter alur sungai, masing-masing pada jarak 400 meter dari hulu dan hilir

jembatan Kahayan.

Hidrologi

Data hujan curah hujan harian maksimum diperoleh dari 2 (dua) stasiun hujan

yang ada di Palangka Raya yaitu Stasiun Hujan Bereng Bengkel dan Stasiun

Hujan Palangka Raya. Hasil analisis frekuensi menghasilkan curah hujan


rancangan dengan kala ulang 100 tahun (X100) sebesar 156,45 mm. Intensitas

hujan dihitung dengan metode Mononobe, lama waktu pengaliran (tc) dengan

menggunakan persamaan Kirpich dan besaran debit dihitung dengan Rumus

Rasional. Besaran debit dengan kala ulang 100 tahun yang diperoleh adalah

sebesar (Q100) 2828.86 m 3 /detik.

Hidraulika

Aliran Steady Flow Tujuan dari simulasi adalah untuk mengetahui profil

muka air yang terjadi akibat adanya struktur membentang sungai, yaitu berupa

pilar jembatan dan abutmentnya. Data hasil pegukuran geometri Sungai

Kahayan selanjutnya diinput ke dalam HEC-RAS. Selain hasil pengukuran

cross section, data deck/roadway, pier dan sloping abutment adalah masukan

yang diperlukan untuk analisis. Cross Section paling hulu adalah di Station

800 sedangkan Station 0 adalah cross section paling hilir. Jembatan Kahayan

berada pada Station Nomeritae, dkk / Rekayasa Hidraulik Untuk Pengendalian

Erosi. Skema sungai Kahayan pada program HEC-RAS. Syarat batas untuk

kondisi steady pada bagian hulu adalah dengan menggunakan debit untuk kala

ulang 100 tahun sebesar Q = 2,828.8602 m 3 /s. Sedangkan pada kondisi hilir

dengan menggunakan kedalaman normal ( S = 0.00016).

Berdasarkan hasil simulasi transpor sedimen, terjadi penurunan dasar

saluran pada penggal hulu jembatan, sedangkan pada bagian hilirnya terjadi

kenaikan. Rata-rata penurunan dasar sungai adalah 0.12 m dan kelebihan

sedimen sebesar 15,205.76 ton. Pemasangan groundsill pada penggal sungai


yang diteliti dapat dilakukan untuk mengurangi kecepatan arus dan

meningkatkan laju pengendapan. Groundsill dengan tinggi 1 dan 2 m dari

dasar sungai efektif mengurangi kecepatan arus sungai sehingga terjadi

kenaikan elevasi dasar rata-rata sebesar 0.57 m. Groundsill dengan tinggi 3 m

dari dasar sungai dapat menaikkan elevasi dasar sungai rata-rata sebesar 0.55

m.

 Saran

Dengan Keterbatasan jumlah stasiun hujan dan penempatannya yang

tidak representatif sangat berpengaruh besar terhadap besaran hujan yang

dihasilkan. Diperlukan perhatian khusus dari pihak yang berwenang untuk

melengkapi sarana dan prasarana hidrologi, mengingat peran pentingnya

dalam berbagai bidang perencanaan, ilmu pengetahuan dan berbagai sektor

lainnya.

Penggunaan groundsill sebagai pengendali degradasi dasar sungai

perlu pertimbangan yang cermat mengingat Sungai Kahayan memiliki fungsi

utama sebagai jalur transportasi sungai. Oleh Karena itu Keamanan alat-alat

transportasi sungai yang melintas perlu dipertimbangkan, terutama jika

kondisi sungai dalam keadaan surut.

Anda mungkin juga menyukai