INTISARI
Sungai Sesayap mengalir melalui Kota Kabupaten Malinau, di mana di bagian hulunya terdapat
berbagai permasalahan erosi dan sedimentasi, sebagai akibat dari berbagai aktivitas di DAS sebelah
hulu sehingga respon yang ditimbulkan akibat beban hidrologi telah menyebabkan timbulnya
pergerakan meander sungai yang semakin intensif. Meningkatnya intensitas pertumbuhan meander telah
menyebabkan adanya fenomena erosi dan sedimentasi di sekitar sungai, terutama di kota Malinau.
Beberapa usaha telah dilakukan dalam menanggulangi erosi tebing sungai tersebut, salah satunya ialah
pembangunan sheet file pada sisi Seluwing, namun dengan dibangunnya konstruksi tersebut diperlukan
juga kajian yang mempelajari dampak yang akan terjadi terhadap sungai bagian hilir pada waktu yang
akan datang dimana bangunan sheet file sudah ada, mengingat letak dari bangunan tersebut berada
dibelokan sungai.
Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh adanya bangunan sheet file tersebut, kajian
model matematik bisa diterapkan. Model matematik yang dapat digunakan adalan model BSTEM (Bank
Stability and Toe Erosion Model) pada software HECRAS versi 5.0.0. Data yang dibutuhkan untuk
pemodelan tersebut yaitu : data debit (digunakan sebesar 500 m3/s dalam penelitian ini), data geoteknik
(gradasi butiran dan jenis lapisan tanah) kemudian dianalisis dengan waktu analisis selama 100 hari.
Hasil simulasi menggunakan model BSTEM pada software HECRAS versi 5.0.0 bahwa pada sisi
Seluwing dalam keadaan eksisting terjadi erosi dan hal yang sama ditunjukan oleh sisi Malinau Seberang
. Setelah digunakan sheet file sebegai perkuatan tanah sisi Seluwing, sisi Seluwing tidak mengalami erosi
pada tebing sungai namun pada kaki dan dasar sungai erosi masih tetap terjadi. Adanya sheet file juga
berpengaruh pada sisi Malinau seberang yaitu terjadinya pengurangan erosi tebing.
Kata kunci : erosi tebing, sheet file, BSTEM, HECRAS 5.0
1
Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir
2
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
NIM : 20120110309, e-mail : egisabdulaziz@gmail.com
3
Dosen pembimbing I
2000
Mulai
1500
Studi Literatur
1000
0 Data topografi
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Data bathimetri
-500
Data hidrometri
Gambar 4.2 Titik-titik koordinat XYZ dilokasi Data geoteknik dan penyelidikan lapangan
penelitian.
4.2.2 Data Geoteknik dan penyelidikan
lapangan
Data Geoteknik dan penyelidikan tanah di Simulasi Pemodelan BSTEM
beberapa lokasi sepanjang Sungai Sesayap di menggunakan HECRAS 5.0
dapat dari PT. KJI pada tahun bulan Juni-Juli
2008. berupa hasil pemboran dan sondir, kondisi
geologi dan geoteknik di bawah permukaan Simulasi BSTEM
tanah menunjukkan susunan lapisan tanah
sebagai berikut:
1. Top soil berupa lempung dan lempung Hasil dan Pembahasan
kelanauan, coklat muda, semi plastis –
plastis, lunak sampai agak padat. Dari hasil
uji sondir, lapisan ini mempunyai nilai Kesimpulan
konis (qc) dibawah 10 kg/cm2. Pada daerah
Seluwing dan Jembatan Malinau I, lapisan
ini dijumpai sampai dengan kedalaman 1,00
Selesai
– 1,50 m di bawah permukaan tanah. Di
daerah Tanjung Lapang, lapisan ini
dijumpai sampai dengan kedalaman 3,20 m Gambar 4.3 Bagan Alir Penelitian
di bawah permukaan tanah.
2. Lempung (clay), abu-abu kecoklatan atau 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
kehitaman, semi plastis – plastis. Di daerah
Seluwing bagian hilir, lapisan ini Hasil dari simulasi BSTEM (Bank
ditemukan bercampur lumpur, sedangkan di Stability Toe-Bank Erotion Model) softwere
daerah Jembatan Malinau I bagian lapisan HEC-RAS 5.0 dapat melihat bagaimana keadaan
ini bercampur sedikit pasir. Lapisan ini titik-titik yang ditinaju (sisi Seluwing dan
memiliki kapasitas dukung yang rendah Malinau Seberang) dalam keadaan eksisting dan
dengan nilai konis (qc) pada uji sondir di keadaan setelah adanya bangunan revetment
bawah 10 kg/cm2. Tebal lapisan berkisar yang dipasang pada belokan sungai sisi Seluing,
antara 1,50 – 3,00 m. Kabupaten Malinau, Prov. Kalimantan Utara.
3. Lanau kepasiran (sandy silt), cokelat muda Simuasi BSTEM pada softwere HEC-RAS
sampai abu-abu kehitaman, non plastis 5.0 dapat menampilkan hasil dari simulasi dalam
sampai semi plastis, agak kenyal (stiff). bentuk dua dimensi yang dapat menampilkan
Kapasitas dukung sedang, dengan nilai dalam gambar potongan melintang. Selain dalam
konis (qc) antara 15 – 50 kg/cm2. Tebal bentuk dua dimensi model BSTEM
lapisan ini sekitar 1,0 – 2,0 m. menampilkannya dalam bentuk tabel yang
4. Pasir, atau pasir berlanau, abu-abu berfungsi sebagai penjelasan dari gambar
kehitaman, padat sampai agak padat, potongan melintang. Pembacaan hasil simulasi
Elevation (m)
27.5
keadaan eksisting atau keadaan sebelum adanya
25
bangunan revetment dan pemodelan kedua yaitu Existing
30Des2015
setelah adanya bangunan revetment dengan 22.5 BSTEM
01Feb2016
tujuan supaya dapat mengetahui berapa besar BSTEM
01Mar2016
20
pengaruh adanya bangunan revetment terhadap BSTEM
01Apr2016
sungai bangian hilir yang ditinjau. Analisa di 17.5
0 100 200 300 400 500 600
lakukan selama tiga bulan, dari tanggal 30 Station (m)
Desember-1 April dengan debit rata-rata 500 Gambar 5.2 Kondisi tebing sungai sisi
m3/s. Seluwing cross-section 77
Hasil dari sekenario pemodelan diambil
tiga sampel cross section (potongan melintang)
pada sisi Seluwing dan tiga sampel cross
37.5
section.
35
5.1 PEMODELAN KEADAAN Existing
30Des2015
EKSISTING 32.5 BSTEM
01Feb2016
Pemodelan keadaan eksisting adalah Elevation (m) 30 BSTEM
01Mar2016
pemodelan dimana sungai masih dalam keadaan 27.5
sebenarnya atau dalam kondisi awal tanpa 25
memasukan bangunan bangunan penanganan 22.5
seperti dinding pengaman tebing (Revetment) 20
yang pada skenario ke dua terletak pada sisi
17.5
Seluwing. Gambar 5.1 menunjukan geometri 0 200 400 600 800 1000
Station (m)
sungai tanpa bangunan pengaman tebing dan
Gambar 5.3 Kondisi tebing sungai sisi
lokasi yang ditinjau.
Seluwing cross-section 65
32.5
Existing
30Des2015
30 BSTEM
01Feb2016
BSTEM
27.5 01Mar2016
Elevation (m)
25 473.32
492.51
22.5
20 20.1141
19.5678
17.5
0 100 200 300 400 500 600
Station (m)
Elevation (m)
20
Pada penelitian ini, selain meninjau
17.5
daerah Seluwing ditinjau pula daerah Existing
30Des2015
Malinau Seberang yang merupakan tebing 15 BSTEM
01Feb2016
sungai yang terletak pada sisi luar belokan 12.5 BSTEM
01Mar2016
sungai dan bagian hilir dari tebing sungai 10
0 100 200 300 400 500 600
yang berada di Seluwing. Belokan sungai Station (m)
pada sisi malinau sebrang ini berlawanan Gambar 5.7 Kondisi tebing sungai sisi
dengai belokan sungai yang ada di Seluwing Seluwing cross-section 31
sehingga jika terjadi perubahan pola aliran
pada sisi Seluwing maka akan sangat
berdampak pada tebing bagian Malinau 5.2 PEMODELAN MENGGUNAKAN
sebrang. Gambar (5.5), (5.6) dan (5.7) REVETMENT
merupakan contoh keruntuhan yang terjadi Pada simulasi ke dua ini penguji
pada tebing sisi Malinau Sebrang yang menambahkan revetment sebagai perkuatan
diperoleh dari pemodelan BSTEM. tebing. Posisi revetment terletak di
sepanjang belokan sungai sisi Seluwing
dengan adanya revetment ini pola aliran
31.5
pada bagian yang dipasang revetment
29.5
menjadi berubah sehingga perlu diteliti atau
27.5
dimodelkan juga dengan menggunakan
Elevation (m)
25.5
BSTEM. Gambar 5.8 menunjukan lokasi
23.5
Existing revetment dan titik-titik yang ditinjau akibat
30Des2015
21.5 BSTEM dari adanya revetment tersebut. Untuk
01Feb2016
19.5 BSTEM potongan melintang sungai yang
01Mar2016
17.5
0 100 200 300 400 500 600
menggunakan revetment ditunjukan oleh
Station (m) Gambar (5.9). (5.10) dan (5.11)
Gambar 5.5 Kondisi tebing sungai sisi
Seluwing cross-section 49
27
25 Existing
30Des2015
23
Elevation (m)
BSTEM
01Feb2016
21
BSTEM
01Mar2016
19
BSTEM
17 01Apr2016
15
-50 50 150 250 350 450 550
Station (m)
Gambar 5.6 Kondisi tebing sungai sisi Gambar 5.8 Letak Revetment yang dimodelkan
Seluwing cross-section 41 dengan menggunakan softwere HECRAS 5.0.0
1 Plan: Plan 05 07/05/2016
EG 01Mei2016 0000
WS 01Mei2016 0000
30 Ground
Levee
Bank Sta
28
26
Elevation (m)
24
22
20
18
0 100 200 300 400 500 600 700
Station (m)
EG 01Mei2016 0000
32.5
34
WS 01Mei2016 0000
Ground
Existing
32
Levee
Bank Sta
30 30Des2015
30
BSTEM
27.5
Elevation (m)
01Feb2016
Elevation (m)
28
26 25
24
22.5
22
20 20
18
0 200 400 600 800 1000
Station (m)
17.5
Gambar 5.10 letak revetment cross-section 65 0 100 200 300 400 500 600 700
Station (m)
34
.03 .03
1 Plan: Plan 05 07/05/2016
.03
Legend
Gambar 5.14 Kondisi tebing sungai sisi
32
EG 01Mei2016 0000
WS 01Mei2016 0000
Ground
Seluwing cross-section 57
Pada gambar 5.12 merupakan penampang
Levee
Bank Sta
30
28
hasil pemodelan BSTEM pada cross section 77
Elevation (m)
26
22
bangunan penahan tebing saluran yang terletak
20
pada sisi. Dari hasil hasil tersebut dapat dilihat
18
0 100 200 300
Station (m)
400 500 600
bahwa tebing sungai pada sisi seluwing tidak
Gambar 5.11 letak revetment cross-section 57 terjadi keruntuhan, tetapi pada kaki revetment
masih tetap terjadi gerusan. Kondisi eksisting (
5.2.1 Lokasi tinjauan sisi Seluwing 30 Desember 2015) elevasi dasar saluran pada
Pembangunan revetment diharapkan kaki revetment 20.02 m dan setelah di running
mengurangi masalah erosi yang terjadi pada sisi selama tiga bulan sampai 01 April 2016 elevasi
Seluwing. Pada Gambar 5.8 lokasi sisi Seluwing dasar saluran dibawah revetment berada pada
berada di sebelah kiri saluran dengan titik elevasi 18.73 m, artinya selama 3 bulan elevasi
tinjauan ditunjukan oleh cross section 77, 65 dan dasar saluran terjadi erosi hingga 1.29 m.
57. Hasil dari pemodelan dengan tambahan Gerusan yang sangat signifikan terjadi pada dua
revetment dapat dilihat pada Gambar (5.9), bulan pertama dimana penurunan elevasi dasar
(5.10) dan (5.11). saluran setinggi 1.02 m.
Hal yang sama ditunjukan oleh cross
section 65 (Gambar 5.13) dan 57 (Gambar5.14)
31.5
yaitu tebing sungai tidak terjadi keruntuhan
29.5 tetapi pada kaki tebing terjadi gerusan dan pada
27.5 cross section 65 terjadi pergeseran sedimen.
Elevation (m)
25.5 Existing
30Des2015
23.5 BSTEM
01Feb2016
5.2.2 Lokasi Tinjauan sisi Malinau Seberang
21.5 BSTEM
01Mar2016
Dengan dibangunnya dinding revetment
BSTEM
19.5
01Apr2016 yang berada disisi Seluwing maka terjadi
17.5 perubahan besar erosi pada sisi Malinau
0 100 200 300 400 500 600
Station (m)
Seberang. Sisi Malinau Sebrang merupakan
lokasi yang ditinjau dari akibat dibangunnya
Gambar 5.12 Kondisi tebing sungai sisi
revetment pada sisi Seluwing. Gambar (5.15),
Seluwing cross-section 77
(5.16) dan (5.17) menunjukan keruntuhan pada
tebing sisi Malinau Seberang. Hasil dari simulasi
BSTEM selama durasi running 3 bulan, besar
37.5
Existing keruntuhan pada tebing sisi Malinau Seberang
35 30Des2015
BSTEM sangat bervariasi dengan rata-rata keruntuhan 16
32.5 01Feb2016
BSTEM m.
Elevation (m)
30 01Mar2016
27.5
32.5
25 Existing
30 30Des2015
22.5
BSTEM
20 27.5 01Feb2016
Elevation (m)
17.5
0 200 400Station (m)600 800 1000 25
17.5
0 100 200 300 400 500 600
Station (m)
DAFTAR PUSTAKA
25
Pengerukan Sedimen (Dredging) pada Sungai
22.5 Progo Menggunakan Aplikasi Hec-Ras
Elevation (m)