Secara grafis dapat dibuat hubungan antara jarak dengan luas sub basin
(Sub DAS) pada beberapa titik kontrol. Sebagai titik kontrol dapat diambil
pertemuan anak sungai dengan sungai utama. Lihat Gambar 2.2.
5
Gambar 2.2. Penggambaran Daerah Aliran Sungai secara grafis
Sistem sungai terdiri dari anak-anak sungai (tributary) yang membuang
airnya ke sungai utama (sungai induk, main river), yang merupakan sungai
terbesar. Sungai utama berhubungan langsung dengan pembuangan akhir
(sungai dari order yang lebih tinggi, danau, atau laut).
Setiap anak sungai dan ruas sungai mempunyai hirarki tersendiri yang
dinamakan tingkat aliran (stream order). Lihat Gambar 2.3.
Suatu anak sungai yang mendapat air dari suatu sumber air (mata air,
spring) disebut bertingkat aliran satu. Dua anak sungai/ ruas sungai yang
bertingkat aliran sama membuang airnya ke ruas sungai dengan tingkat aliran
satu tingkat lebih tinggi. Apabila ada dua anak sungai/ ruas sungai mempunyai
tingkat aliran yang berbeda, maka ruas sungai di bawahnya mempunyai tingkat
aliran yang sama dengan ruas sungai yang bertingkat aliran tertinggi.
6
a. Dendritic, terdapat pada daerah cadas (rock) di mana resistan terhadap erosi
seragam, kemiringan medan sedang
b. Paralel, terdapat pada daerah yang kemiringan medannya curam]
c. Trellis, terdapat pada daerah lipatan (folded) cadas dengan batas catchment
area terbentuk sepanjang daerah cadas yang resistan dan lembah yang terdiri
dari batuan cadas yang erosif.
d. Rectangular, terdapat pada daerah dimana joints dan patahan (fault)
berpotongan pada sudut siku-siku.
e. Radial, terdapat menyisi pada daerah perbukitan dan daerah volkano dimana
tidak ada efek perbedaan resistansi cadas.
f. Annular, terdapat pada daerah perbukitan yang resistan membentuk batas
catchment, dan cadas yang lemah membentuk lembah.
g. Multi basinal, terdapat pada daerah di mana pola asli sistem drainase
dihancurkan oleh aliran glacial, aliran lahar baru atau peleburan batu kapur.
h. Contorted, terdapat pada daerah dengan kondisi geologi yang kompleks
dimana dike veins, patahan (faults) atau cadas metamorf mengontrol pola
drainase.
7
Corak daerah aliran se\ungai mempengaruhi sifat-sifat hidrograf (banjir),
yaitu puncak banjir, waktu mencapai puncak banjir dan lamanya banjir. Gambar
2.5 di bawah ini menunjukkan hal tersebut.
Suatu harga nb adalah perbandingan antara panjang dan lebar daerah
aliran. DAS (1) menghasilkan debit puncak yang paling tinggi, namun lama
banjir paling singkat. DAS (2) yang dengan harga nb = 1, atau panjang DAS
kurang lebih sama dengan lebar DAS, puncak banjir dan lama banjir lebih kecil
dibanding DAS (1). Puncak banjir terendah dan lama banjir terpanjang
dihasilkan oleh DAS (4).
nB = 1 nB = 1,7 nB = 5
t (hr)
8
Gambar 2.5. Corak DAS dan hidrograf aliran
M.A.T M.A.T
M.A.T. (hujan)
M.A.T. (kemarau)
M.A.T.
c) Sungai ephemeral
9
b. Sungai dewasa (mature), penampang sungai dan lembah sungai lebih lebar,
kemiringan lebih landai, erosi ke arah tebing lebih banyak dibanding erosi dasar,
terdapat pola meander. Energi sungai cukup untuk mengangkut sedimen. Lembah
sungai yang luas baik untuk pengembangan pertanian dan pennukiman. Namun
demikian bagian sungai ini merupakan obyek pekeIjaan stabilisasi dan perbaikan
sungai untuk mengatasi perubahan/migrasi sungai.
c. Sungai tua (old), penampang sungai lebih lebar, kemiringan lebih landai, terdapat
meander dan meander belt. Terbentuk tanggui alam sepanjang sungai. Pada
daerah-daerah rendah dekat sungai terbentuk rawa-rawa. Anak-anak sungai
tumbuh paralel dengan sungai utama cukup panjang sebelum pertemuan sungai.
Lembah sungai subur, namun diperlukan perbaikan sungai, tanggul, revetment
(plengsengan) untuk mengamankan daerah sekitarnya dari luapan banjir.
10
Gambar 2.7. Profil memanjang sungai
11
Q0 Q1 Q2 dan Qs 0 Qs1 Qs 2
Q = debit aliran
Qs = debit suspended sedimen
Gambar 2.7. Pengaruh muka air di sungai utama terhadap kecepatan aliran
dan angkutan sedimen di anak sungai
Sudut yang dibentuk oleh anak sungai dan sungai utama berpengaruh pada
kestabilan tebing dan angkutan sedimen di sungai utama :
Sudut besar : aliran dari anak sungai membentur tebing sungai utama. Konsentrasi
kecepatan yang tinggi pada tebing luar sungai utama menyebabkan erosi dan
sedimentasi lokal. Hasil erosi terbawa aliran ke hilir.
Sudut keeil : sedimen dari anak sungai langsung terbawa ke hilir pertemuan dan
mengendap di tengah sungai utama. Endapan akan tergerus pada aliran yang lebih
besar.
Cabang sungai (bifurcation) terdapat di hilir. Debit dari sungai utama terbagi
kedua sungai.
12
Qo =Q1+Q2 (aliran air)
Qso = Qs1 + Qs2 (washload)
Qb0 Qbl + Qb2 (bedload)
Di hilir sungai utama terjadi pemisahan (grain sorting). Gambar 2.9. dan
perhatikan diameter butiran di S. Rhein, S. Pannerden dan S. Wall. Butiran di S.
Rhein Dm = 6 mm, dari S. Wall Dm = 4 mm, sedang di Pannerden Channel Dm = 4
mm. Justru di S. Ijssel Dm = 5 mm, pengaruh dari Lower Rhein.
13
2.10. Kipas aluvial dan kerucut aluvial
Pada lokasi di mana teIjadi perubahan kemiringan dasar dari curam ke landai,
akan terbentuk kip as aluvial (alluvial fan) atau kerucut aluvial (alluvial cone).
Gambar 2.11. menunjukkan pembentukan kerucut aluvial. Peninggian dasar sungai
menyebabkan pertumbuhan kipas aluvial atau kerucut aluvial.
14
Gambar 2.11.b. Kerucut aluvial
15
Estuarium : muara sungai yang terbentuk karena perbedaan pasang surut yang
besar.
Delta : muara sungai yang membentuk daratan yang dikelilingi cabang-cabang
sungai.
Lihat Gambar 2.12
16
17