Skripsi
Oleh :
IQBAL ABRIANSYAH
1041611028
IQBAL ABRIANSYAH
1041611028
Disusun oleh:
IQBAL ABRIANSYAH
1041611028
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil,
Menyatakan dengan ini, bahwa skripsi saya merupakan hasil karya ilmiah saya
sendiri yang didampingi tim pembimbing dan bukan hasil dari penjiplakan/
plagiat.
Apabila nantinya ditemukan adanya unsur penjiplakan di dalam karya skripsi saya
ini, maka saya bersedia untuk menerima sanksi akademik dari Fakultas Teknik
Universitas Bangka Belitung sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat, sadar tanpa ada tekanan
dan paksaan dari siapapun.
IQBAL ABRIANSYAH
NIM. 1041611028
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademik Universitas Bangka Belitung, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung berhak
menyimpan,
Mengalih media/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Balunijuk
Pada tanggal : 04 April 2022
Yang menyatakan,
(IQBAL ABRIANSYAH)
ABSTRAK
Jalan Lintas Timur berfungsi sebagai jalan alternatif untuk mengalihkan arus lalu
lintas dari jalan utama Pangkalpinang-Sungailiat. Jalan Lintas Timur
diprioritaskan untuk kendaraan industri atau kendaraan berat. Kerusakan jalan di
Lintas Timur terjadi di STA 10+000 sampai dengan STA 11+000 yang
berdampak terhadap kenyamanan berkendara. Oleh karena itu, perlu dilakukan
kajian terhadap kerusakan jalan yang terjadi di Jalan Lintas Timur. Metode yang
digunakan untuk mengevaluasi kerusakan jalan adalah Metode Bina Marga
(TP3JK No. 018/T/BNKT/1990). Jalan ini dibagi menjadi 20 segmen dimana
setiap segmen jalan panjangnya 50 meter. Identifikasi kerusakan jalan dilakukan
per segmen jalan dengan menggunakan indikator yang terdiri dari: jenis
kerusakan, tipe kerusakan, dan dimensi kerusakan. Hasil analisis menunjukkan
bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada Jalan Lintas Timur terdiri dari kerusakan
alur (1,967%), lubang (0,015%), pelepasan butir (13,283%), retak halus (0,078%),
retak kulit buaya (0,459%), retak pinggir (0,001%), retak slip (1,399%), sungkur
(4,128%), dan tambalan (78,669%). Jumlah angka kerusakan Jalan Lintas Timur
adalah 13,6 dengan nilai kondisi jalan yaitu 5. Nilai Urutan Prioritas (UP) yang
diperoleh sebesar 10 dengan kategori kerusakan ringan. Oleh karena itu,
penanganan yang diperlukan untuk mengatasi kerusakan Jalan Lintas Timur
adalah program pemeliharaan rutin.
Kata kunci: Jalan Lintas Timur, kerusakan jalan, metode bina marga,
kondisi jalan, urutan prioritas, program pemeliharaan
ABSTRACT
Jalan Lintas Timur (the East Highway) serves as an alternative road to divert
traffic from the main Pangkalpinang-Sungailiat road. The East Highway is
prioritized for industrial or heavy vehicles. The damaged road found in the East
Highway’s STA 10+000 to STA 11+000 has reduced the ability to serve the
traffic optimally. Therefore, a study on this road damage is imperative. Bina
Marga Method is used for the road damage assessment (TP3JK No.
018/T/BNKT/1990). The road is divided into 20 segments, each 50 meters long.
Road damage identification is carried out for each segment, untilizing several
indicators consisting of level of damage, type of damage, and dimension of
damage. The analysis result showed that the damage occurred in East Highway
consists of rutting (1.967%), potholes (0.015%), raveling (13.283%), hair crack
(0.078%), alligator crack (0.459%), edge crack (0.001%), slippage crack
(1.399%), shoving (4.128%), and patching (78.669%). The assessment result of
road condition in the East Highway has the average value of 5, with the average
number of road damage of 13.6. The Priority Order obtained is 10, indicating that
the road has mild damage. Therefore, to overcome the road damage on the East
Highway, a routine maintenance program is needed.
Keywords: East Highway, road damage, bina marga method, road condition,
priority order, maintenance program
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta yang menjadi alasan semangatku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Desy Yofianti, S.T., M.T., M.Phil dan Ibu Revy Safitri, S.T., M.T selaku
pembimbing skripsi.
3. Ibu Yayuk Aprianti, S.T., M.T dan Ibu Endang S. Hisyam, S.T., M.Eng selaku
penguji skripsi.
4. Bapak Elyas Kustiawan, S.Si., M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Bangka Belitung.
5. Ibu Desy Yofianti, S.T., M.T., M.Phil selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
6. Dosen dan Staf Jurusan Teknik Sipil yang telah banyak membantu dan
memfasilitasi saya semenjak menjadi mahasiswa Teknik Sipil dari tahun 2016.
7. Rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Angkatan 2016 yang menjadi rekan
seperjuangan dalam menyelesaikan tahapan-tahapan perkuliahan di Jurusan
Teknik Sipil.
8. Bapak Eric Yuan selaku CEO Zoom Video Communications yang telah
mendirikan Zoom, aplikasi yang banyak membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDULi
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
LAMPIRAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.............iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT.............................................................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Batasan Masalah...........................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................4
1.6 Keaslian Penelitian.......................................................................................5
1.7 Sistematika Penulisan...................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................65
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
1
garis pantai sisi timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jalan Lintas Timur
orientasinya adalah untuk akses pariwisata dan berfungsi sebagai jalan alternatif
kedua setelah jalan utama Pangkalpinang - Sungailiat, terutama untuk kendaraan-
kendaraan industri sehingga tidak terjadi penumpukan volume lalu lintas pada
jalan utama Pangkalpinang - Sungailiat. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Apriani (2017) pada ruas jalan yang sama, beban berat dari
kendaraan-kendaraan industri yang melintas merupakan faktor penyebab
terjadinya kerusakan Jalan Lintas Timur terutama di STA 10+000 sampai dengan
11+000 seperti pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 yang tentu saja mengganggu
keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
2
dapat digunakan untuk mengevaluasi kerusakan jalan, diantaranya adalah Metode
PCI dan Metode Bina Marga.
Evaluasi kerusakan jalan di Jalan Lintas Timur sudah pernah dilakukan oleh
Apriani (2017) dengan menggunakan Metode PCI. Evaluasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi di jalan ini termasuk kategori sangat
jelek (very poor) dengan nilai 37,8. Metode PCI yang digunakan pada penelitian
tersebut memiliki beberapa kelemahan, antara lain penilaian kerusakan secara
visual dan tidak menentukan jenis program untuk perbaikan kerusakan. Namun,
kelemahan dari metode ini dapat diatasi dengan menggunakan Metode Bina
Marga (BM), karena Metode ini memperhitungkan lalu lintas harian rata-rata
(LHR) untuk menganalisis kerusakan jalan yang terjadi. Nilai LHR digunakan
untuk menentukan nilai urutan prioritas (UP) dalam perbaikan kerusakan jalan.
Oleh karena itu, penelitian untuk mengevaluasi kerusakan jalan di lokasi
yang sama dengan metode yang berbeda perlu dilakukan, yaitu dengan
menggunakan Metode Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum. Pada Metode
Bina Marga, kerusakan yang terjadi dievaluasi berdasarkan setiap jenis kerusakan.
3
1. Penelitian ini mengevaluasi kondisi kerusakan Jalan Lintas Timur STA 10+000
sampai dengan STA 11+000 dengan menggunakan Metode Bina Marga.
2. Penelitian dilakukan pada segmen jalan STA 10+000 sampai dengan STA
11+000. Pencatatan kerusakan jalan yang terjadi dilakukan per 50 meter.
3. Metode survei kerusakan perkerasan jalan mengacu pada Direktorat Jenderal
Bina Marga tentang Survei Kondisi Jalan Untuk Pemeliharaan Rutin No. 001-
01/M/2011.
4. Penelitian ini tidak menganalisis metode perbaikan kerusakan jalan.
5. Penilaian kondisi perkerasan jalan mengacu pada Tata Cara Penyusunan
Program Pemeliharaan Jalan Kota No. 018/T/BNKT/1990.
4
I.6 Keaslian Penelitian
Penulis melakukan penelitian tentang kerusakan jalan pada Jalan Lintas
Timur. Penelitian kerusakan jalan pada Jalan Lintas Timur sudah pernah
dilakukan sebelumnya oleh Apriani (2017) dengan menggunakan metode PCI
(Pavement Condition Index). Penelitian untuk mengevaluasi kerusakan jalan di
lokasi yang sama (Jalan Lintas Timur) dengan metode Bina Marga belum pernah
dilakukan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2,85m2. Nilai kondisi jalan yang diperoleh menunjukkan nilai sebesar 7 yang
berarti kondisi jalan rusak sedang yang masuk dalam program pemeliharaan rutin.
Muryanto dan Santosa (2019) melakukan penelitian Evaluasi Kerusakan
Ruas Jalan Kalimas Baru Kota Surabaya dengan menggunakan Metode Bina
Marga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan,
nilai kondisi perkerasan jalan, dan alternatif penanganan sesuai dengan kerusakan
yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif yang mengacu kepada metode Bina
Marga. Ruas Jalan Kalimas Baru menggunakan perkerasan lentur, memiliki
panjang 2,5 km yang dibagi menjadi beberapa segmen dengan ukuran panjang
200 m dan lebar 14 m per segmen. Masing-masing segmen dievaluasi dengan
mengukur dimensi, identifikasi jenis dan tingkat kerusakannya untuk
mendapatkan nilai Bina Marga. Jenis kerusakan dari hasil penelitian pada ruas
Jalan Kalimas Baru adalah retak kulit buaya sebesar 5,78%, alur sebesar 2,40%,
tambalan sebesar 2,31%, pelapukan dan butiran lepas sebesar 1,34%, retak
memanjang sebesar 0,14% dan amblas sebesar 0,12%. Nilai prioritas kondisi jalan
menurut metode Bina Marga sebesar 5 yang menunjukkan kondisi perkerasan
jalan dalam kondisi sedang, sehingga perlu suatu penanganan serius dari instansi
terkait untuk segera melakukan perbaikan sebelum kerusakan semakin parah.
Jehadus (2019) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor Penyebab
Kerusakan Jalan Raya Lintas Labuan Bajo – Lembor Flores Nusa Tenggara
Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan jenis kerusakan jalan,
mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan jalan dan mengetahui solusi dalam
memperbaiki kerusakan jalan pada ruas Jalan Lintas Labuan Bajo – Lembor Nusa
Tenggara Timur. Total luas kerusakan jalan dari hasil penelitian adalah sebesar
583,25 m 2 yang terdiri dari beberapa tipe kerusakan, yang paling dominan adalah
lubang dengan luas kerusakan 80,6 m2 atau 3,02% dan retak kulit buaya dengan
luas kerusakan 60,65 m2 atau 2,02%. Faktor penyebab kerusakan yaitu sifat tanah
yang kurang baik dengan nilai CBR 4,2% dan tebal lapisan perkerasan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan. Solusi perbaikan yang dapat dilakukan adalah tindakan
7
perbaikan dan perawatan sesuai dengan jenis dan tingkat kerusakan yang terjadi
pada ruas Jalan Lintas Labuan Bajo – Lembor Nusa Tenggara Timur.
Penelitian yang terkait dengan evaluasi kerusakan jalan menggunakan
metode Bina Marga juga dilakukan oleh Azikin, Welendo dan Tawaqqal (2018)
dalam penelitian yang berjudul Analisa Teknis Perbaikan Perkerasan Lentur Pada
Ruas Jalan Haluoleo di Kota Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jenis dan tingkat kerusakan pada permukaan jalan dan memberikan tindakan
untuk perbaikan kerusakan jalan. Jenis pengambilan data yang dilakukan berupa
data primer, seperti bentuk kerusakan jalan dan volume lalu lintas yang mengacu
pada metode Bina Marga. Dari hasil penelitian didapatkan 6 jenis kerusakan yaitu
amblas dengan luas kerusakan 176,46 m2 (38,55%), retak kulit buaya 53 m2
(11,78%), retak memanjang 4,17 m2 (0,93%), pelepasan butir 22 m 2 (4,89%),
kegemukan 5,5 m2 (1,22%) dan lubang 159,67 m2 (35,48%). Nilai kelas jalan
didapatkan sebesar 5, nilai kondisi jalan yaitu 6 yang didapatkan dari rata-rata
total kerusakan pada setiap segmen yaitu 17 dan masuk dalam program
pemeliharaan berkala.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Apriani (2017) yaitu Analisis
Kerusakan Jalan dengan Metode PCI pada ruas Jalan Lintas Timur Air Anyir
Bangka Belitung menunjukkan jalan tersebut dikategorikan sangat jelek karena
berada pada ranting (25 - 40) yaitu 37,8. Penelitian menggunakan Metode PCI
tersebut tidak menentukan jenis program pemeliharaan yang perlu dilakukan
untuk memperbaiki kerusakan jalan tersebut dan Metode PCI melakukan penilaian
secara visual dengan memberi penilaian berdasarkan grafik.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Daryoto, Widodo, dan Mayuni (2014)
dalam penelitian yang berjudul Studi Kondisi Kerusakan Jalan Pada Lapis
Permukaan dengan menggunakan Metode Bina Marga. Penelitian ini dilakukan
pada ruas Jalan Harapan Jaya Kota Pontianak dengan panjang 1,45 km yang
terdiri satu jalur dengan lebar 4 m. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis
kerusakan dan tingkatan kerusakan jalan serta memberikan alternatif perbaikan
kerusakan jalan, penelitian ini menggunakan metode Bina Marga. Hasil penelitian
menunjukkan total luas kerusakan yang terjadi pada Jalan Harapan Jaya Kota
8
Pontianak sebesar 720,14 m2 atau 12,42% dari luas jalan total yaitu 5800 m2.
Kerusakan yang paling dominan adalah jenis kerusakan lubang 36,63% dan
kerusakan ambles 32,41% dari total luas kerusakan yang disebabkan oleh
pengembangan dari kerusakan-kerusakan lain yang tidak segera ditangani dan
pengaruh cuaca. Perbaikan kerusakan dapat dilakukan dengan memperbaiki
sesuai kerusakan yang terjadi, seperti tambalan (patching) dan lapis ulang
(overlay).
9
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
2. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan.
10
kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan
lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4. Jalan kota merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan
antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.
5. Jalan Desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
11
Aspal yang baik memiliki sifat-sifat sebagai berikut (Sukirman, 1999):
1. Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya
akibat pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Sifat ini merupakan sifat
dari campuran aspal, jadi tergantung dari sifat agregat, faktor pelaksanaan dan
sebagainya.
2. Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan
ikatan yang baik antara agregat dengan aspal. Kohesi adalah kemampuan aspal
untuk mempertahankan agregat tetap di tempatnya setelah terjadi pengikatan.
3. Aspal adalah material yang termoplastis, berarti akan menjadi keras atau lebih
kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperatur
bertambah. Sifat ini dinamakan kepekaan terhadap perubahan temperatur.
4. Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat
sehingga agregat dilapisi aspal atau aspal panas disiramkan ke permukaan
agregat yang telah disiapkan pada proses peleburan. Pada waktu proses
pelaksanaan, terjadi oksidasi yang menyebabkan aspal menjadi getas. Jadi,
selama masa pelayanan, aspal mengalami oksidasi dan polimerisasi yang
besarnya dipengaruhi juga oleh ketebalan aspal yang menyelimuti agregat.
II.5.1Retak (Cracking)
Retak pada lapisan permukaan perkerasan lentur jalan dapat dibedakan atas:
1. Retak Halus (hair cracking)
Retak halus atau retak garis (hair cracking), lebar celah lebih kecil atau
sama dengan 3 mm, penyebab adalah bahan perkerasan yang kurang baik, bagian
perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil. Retak halus ini dapat
meresapkan air ke dalam permukaan dan dapat menimbulkan kerusakan yang
lebih parah seperti retak kulit buaya bahkan kerusakan seperti lubang dan amblas.
12
Retak ini dapat berbentuk melintang dan memanjang, dimana retak memanjang
terjadi pada arah sejajar dengan sumbu jalan, biasanya pada jalur roda kendaraan
atau tepi perkerasan, sedangkan untuk retak melintang terjadi pada arah
memotong sumbu jalan, dapat terjadi pada sebagian atau seluruh lebar jalan.
13
Gambar 2.4 Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint crack)
3. Retak Kulit Buaya (alligator crack)
Retak kulit buaya (alligator crack), lebar celah lebih besar atau sama dengan
3 mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang
menyerupai kulit buaya. Retak ini disebabkan oleh bahan perkerasan yang kurang
baik, pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah lapisan
permukaan kurang stabil, atau bahan pelapis pondasi dalam keadaan jenuh air (air
tanah naik). Umumnya daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak luas. Jika
daerah dimana terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini disebabkan oleh
repetisi beban lalu lintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh lapisan
permukaan tersebut. Retak kulit buaya dapat diresapi oleh air sehingga lama
kelamaan akan menimbulkan lubang- lubang akibat terlepasnya butir-butir dari
perkerasan tersebut.
14
Di lokasi retak, air dapat meresap yang dapat menyebabkan semakin rusaknya
lapisan permukaan.
15
Sumber: Qadrianti, 2018
Gambar 2.7 Retak sambungan pelebaran jalan (widening cracks)
7. Retak Refleksi (reflection crack)
Retak refleksi (reflection cracks), retak memanjang, melintang, diagonal
atau membentuk kotak. Terjadi pada lapis tambahan (overlay) yang
menggambarkan pola retakan di bawahnya. Retak refleksi dapat terjadi jika retak
pada perkerasan lama tidak diperbaiki secara baik sebelum overlay dilakukan.
16
Sumber: Qadrianti, 2018
Gambar 2.9 Retak susut (shrinkage cracks)
9. Retak Slip (slippage cracks)
Retak slip (slippage cracks), retak yang bentuknya melengkung seperti
bulan sabit. Hal ini terjadi disebabkan oleh kurang baiknya ikatan antar lapis
permukaan dan lapis dibawahnya. Kurang baiknya ikatan dapat disebabkan oleh
adanya debu, minyak air, atau benda non adhesive lainnya, atau akibat tidak
diberinya tack coat sebagai bahan pengikat antara kedua lapisan. Retak selip pun
dapat terjadi akibat terlalu banyaknya pasir dalam campuran lapisan permukaan.
17
tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas, sebelum dilakukan perbaikan
ditentukan terlebih dahulu jenis distorsi apa yang terjadi sehingga distorsi dapat
diperbaiki dengan optimal. Distorsi pada lapisan perkerasan jalan dapat dibedakan
menjadi seperti berikut:
1. Alur (ruts)
Alur (ruts) yaitu kerusakan pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Alur
dapat merupakan tempat menggenangnya air hujan yang jatuh di atas permukaan
jalan yang dapat mengurangi tingkat kenyamanan yang akhirnya akan timbul
retak retak. Terjadinya alur disebabkan oleh lapis perkerasan yang kurang padat
dan akhirnya terjadi tambahan pemadatan akibat repetisi beban lalu lintas pada
lintasan roda kendaraan.
18
Sumber: MSKJPR No. 001-01/M/BM/2011
Gambar 2.12 Keriting (corrugation)
3. Sungkur (shoving)
Sungkur (shoving) yaitu deformasi plastis yang terjadi setempat, di tempat
kendaraan sering berhenti, kelandaian curam, dan tikungan tajam. Kerusakan
seperti ini dapat terjadi dengan atau tanpa retakan. Penyebabnya sama seperti
kerusakan keriting.
19
Sumber: MSKJPR No. 001-01/M/BM/2011
Gambar 2.14 Amblas (grade depressions)
5. Jembul (upheaval)
Jembul (upheaval) terjadi setempat, dengan retak atau tanpa retak. Hal ini
terjadi akibat adanya pengembangan tanah dasar pada tanah dasar ekspansif.
20
menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan. Lubang dapat disebabkan
karena campuran material lapis permukaan kurang baik dan tipis, sistem drainase
yang kurang bagus dan retak-retak yang tidak segera diperbaiki.
21
Dapat diperbaiki dengan cara digerus, diratakan dan dipadatkan, selanjutnya
dilapisi dengan buras.
22
tinggi pada campuran aspal, pemakaian terlalu banyak aspal pada pekerjaan prime
coat dan tack coat. Dapat diatasi dengan penanganan P1 (penebaran pasir) yaitu
dengan menaburkan agregat panas lalu dipadatkan.
23
1. Penentuan Kelas LHR
Penentuan LHR mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
tahun 1997, nilai LHR diperoleh dengan cara jumlah kendaraan dalam satuan
mobil penumpang (smp) dibagi dengan lamanya waktu survei (jam) seperti pada
persamaan 2.1 berikut ini.
Jumlah Kendaraan
LHR =
n (2.1)
.............................................................................
Keterangan:
Jumlah Kendaraan = jumlah lalu lintas selama survei (smp)
n = lamanya waktu survei (jam)
Satu satuan mobil penumpang (smp) diperoleh dengan cara satuan
kendaraan dikalikan dengan ekivalensi mobil penumpang (emp) berdasarkan jenis
kendaraan, yaitu kendaraan berat (heavy vehicle-HV), kendaraan ringan (light
vehicle-LV) dan motorcycle (MC) seperti disajikan pada Tabel 2.1 dibawah ini.
Untuk kendaraan ringan (LV) emp selalu 1,0.
24
Kelas Lalu Lintas LHR
0 < 20
1 20 - 50
2 50 - 200
3 200 - 500
4 500 - 2000
5 2000 - 5000
6 5000 - 20.000
7 20000 – 50.000
8 > 50.000
Sumber: TP3JK No. 018/T/BNKT/1990
Angka Nilai
26 - 29 9
22 - 25 8
19 - 21 7
16 - 18 6
13 - 15 5
10 - 12 4
7-9 3
25
4-6 2
0-3 1
Sumber: TP3JK No. 018/T/BNKT/1990
Luas Angka
D. > 30% 3
C. 10% – 30% 2
B. < 10% 1
A. 0 0
Sumber: TP3JK No. 018/T/BNKT/1990
E. Buaya 5
D. Acak 4
C. Melintang 3
B. Memanjang 1
A. Tidak Ada 1
Lebar Angka
D. > 2 mm 3
C. 1 - 2 mm 2
B. < 1 mm 1
A. Tidak Ada 0
Sumber: TP3JK No. 018/T/BNKT/1990
E. > 20 mm 7
26
D. 11 - 20 mm 5
C. 6 - 10 mm 3
B. 0 – 5 mm 1
A. Tidak Ada 0
Sumber: TP3JK No. 018/T/BNKT/1990
Tabel 2.7 Penentuan angka dari tipe kerusakan tambalan dan lubang
Luas Angka
D. > 30% 3
C. 20% – 30% 2
B. 10% - 20% 1
A. < 10% 0
Sumber: TP3JK No. 018/T/BNKT/1990
E. Disintegration 4
D. Pelepasan Butir 3
C. Rough (hungry) 2
B. Fatty 1
A. Close Texture 0
Sumber: TP3JK No. 018/T/BNKT/1990
D. > 5/100 m 4
C. 2 – 5/100 m 2
B. 0 - 2/100 m 1
A. Tidak Ada 0
Sumber: TP3JK No. 018/T/BNKT/1990
27
3. Perhitungan Urutan Prioritas
Urutan prioritas (UP) dihitung berdasarkan nilai-nilai kelas LHR dan
kondisi jalan, dimana angka 17 (tujuh belas) dikurang dengan hasil penjumlahan
kelas LHR dengan nilai kondisi jalan seperti pada persamaan 2.2 berikut ini.
Keterangan:
Kelas LHR = Kelas lalu lintas untuk pekerjaan pemeliharaan (lihat
Tabel 2.2)
Nilai Kondisi Jalan = Nilai yang diberikan terhadap kondisi jalan (lihat
Tabel 2.3)
Dalam petunjuk teknis Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan
28
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
29
jalan, dan status jalan. Data ini diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
30
Setiap segmen dilakukan penilaian kondisi kerusakan dengan mengukur
dimensi kerusakan yang terdiri dari panjang, lebar, dan kedalaman kerusakan.
Setelah mendapatkan dimensi kerusakan kemudian dianalisis sesuai dengan
jenis kerusakan seperti yang disajikan pada Tabel 2.4 sampai dengan Tabel 2.9
untuk mendapatkan angka kerusakan. Angka kerusakan setiap jenis kerusakan
dan seluruh segmen tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai
kondisi jalan menggunakan Tabel 2.3. Tahap penilaian kondisi jalan ini
dibutuhkan 5 orang untuk mengukur dimensi kerusakan serta mengukur setiap
segmen jalan dan dilakukan dari jam 09.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB
selama 5 hari dengan estimasi 4 segmen per hari.
3. Perhitungan urutan prioritas. Urutan prioritas (UP) dapat dihitung setelah
diperoleh nilai kelas LHR dan nilai kondisi jalan dengan menggunakan
persamaan 2.2. Setelah diketahui urutan prioritas jalan tersebut, dapat
ditentukan jenis program pemeliharaan yang dapat dilakukan.
31
III.4.2 Pengolahan Data Kerusakan Jalan
Data kerusakan berupa dimensi kerusakan yang terdiri dari panjang, lebar,
dan kedalaman kerusakan yang didapatkan dari masing-masing segmen
dikelompokkan berdasarkan jenis kerusakan yang kemudian dilakukan penilaian
berupa angka sesuai cara penilaian masing-masing jenis kerusakan seperti pada
Tabel 2.4 sampai dengan Tabel 2.9. Angka dari setiap kerusakan diolah
menggunakan Microsoft Excel kemudian dijumlahkan, dari jumlah angka
kerusakan tersebut digunakan untuk menentukan nilai kondisi jalan pada Tabel
2.3 dengan rentang nilai 1 sampai dengan 9. Pengolahan data kerusakan jalan ini
mengacu pada Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota (TP3JK)
No. 018/T/BNKT/1990.
32
Mulai
Tinjauan Pustaka
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
33
A
Analisis Data
Menentukan Urutan
Prioritas (UP)
Analisis Data
Menentukan Jenis
Program Pemeliharaan
Selesai
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.2 Data Hasil Evaluasi Kerusakan Jalan Lintas Timur dengan PCI
(Pavement Condition Index)
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Apriani (2017) terkait evaluasi
kerusakan Jalan Lintas Timur dengan menggunakan Metode PCI (Pavement
Condition Index) menunjukkan terdapat 6 jenis kerusakan pada Jalan Lintas
Timur yaitu kerusakan retak blok, alur, tambalan dan galian utilitas, lubang,
jalur/bahu turun, serta pelapukan dan butiran lepas. Gambar di bawah ini
merupakan kerusakan yang terjadi pada Jalan Lintas Timur pada tahun 2017.
35
Sumber: Apriani, 2017
Gambar 4.23 Kerusakan tambalan dan galian utilitas
Sedangkan persentase kerusakan yang terjadi di Jalan Lintas Timur pada
tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
36
Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 4.2 menunjukkan setiap jenis
kerusakan yang terjadi pada Jalan Lintas Timur mempunyai tingkat kerusakan
ringan (L), sedang (M), atau berat (H) dengan total jumlah kerusakan yaitu 297,45
m2. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Jalan Lintas Timur dari KM
12,0 sampai dengan KM 13,0 dikategorikan sangat jelek (very poor) dengan nilai
kondisi perkerasan berada pada ranting (35-40) yaitu 37,8. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, penanganan yang dapat dilakukan terhadap kerusakan tersebut
yaitu penutupan retak, penambalan, dan perbaikan dengan Hotmix.
Hasil lengkap data jumlah kendaraan dan rekapitulasinya dapat dilihat pada
lampiran 4-6, untuk mempermudah melihat hasilnya maka ditampilkan grafik
jumlah kendaraan seperti pada Gambar 4.2, 4,3, dan 4.4 berikut.
37
Sumber: Hasil Survei, 2021
Gambar 4.24 Grafik jumlah kendaraan pada hari Minggu
Hasil analisis jumlah kendaraan pada hari libur yang diambil pada hari
Minggu seperti Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa volume puncak terjadi
pada periode sore hari dengan volume paling tinggi selama satu jam yaitu pada
rentang waktu 16.45 - 17.45 WIB sebanyak 553 kend/jam.
Adapun hasil anaisis jumlah kendaraan yang melintas pada Jalan Lintas
Timur pada hari kerja yang diambil di hari Senin tanggal 15 Maret 2021 dan hari
Kamis tanggal 18 Maret 2021 dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
38
Pada Gambar 4.3, volume puncak kendaraan yang melintasi Jalan Lintas
Timur pada hari Senin terjadi pada periode pagi hari dengan volume paling tinggi
selama satu jam yaitu pukul 07.00 - 08.00 WIB sebanyak 346 kend/jam.
Selanjutnya, volume puncak kendaraan yang melintasi Jalan Lintas Timur pada
hari Kamis terjadi pada periode pagi hari dengan volume paling tinggi selama satu
jam yaitu pukul 07.00 - 08.00 WIB sebanyak 502 kend/jam. Selengkapnya,
jumlah kendaraan yang melintasi Jalan Lintas Timur pada hari Kamis dapat dilihat
pada Gambar 4.4 berikut.
39
Tabel 4.12 Jenis dan dimensi kerusakan
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
10+000 - 10+025
Alur
10+025 - 10+050 1
Kedalaman 8 mm
40
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
Alur
10+125 - 10+150 0,912
Kedalaman 5 mm
Alur
10+225 - 10+250 0,72
Kedalaman 7 mm
41
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
Alur
0,45
Kedalaman 9 mm
10+275 - 10+300
Retak Halus
Lebar 5 mm 0,026
(memanjang)
Retak Halus
10+325 - 10+350 Lebar 3 mm 0,0072
(memanjang)
Retak Halus
10+350 - 10+375 Lebar 6 mm 0,033
(memanjang)
Retak Halus
10+375 - 10+400 Lebar 5 mm 0,014
(memanjang)
42
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
Retak Halus
10+400 - 10+425 Lebar 5 mm 0,02375
(memanjang)
Retak Halus
10+425 - 10+450 Lebar 5 mm 0,0195
(memanjang)
Alur
10+450 - 10+475 0,208
Kedalaman 8 mm
Retak Pinggir
0,00275
Lebar 5 mm
10+475 - 10+500
Alur
10+500 - 10+525 1,128
Kedalaman 5 mm
43
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
Retak Halus
Lebar 7 mm 0,0126
(memanjang)
Retak Halus
Lebar 10 mm 0,037
(memanjang)
10+525 - 10+550
Retak Halus
Lebar 5 mm 0,0385
(memanjang)
Retak Halus
Lebar 4 mm 0,0096
(memanjang)
Alur
10+550 - 10+575 0,189
Kedalaman 3 mm
Alur
10+575 - 10+600 0,15
Kedalaman 3 mm
44
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
Tambalan 6,92
Retak Slip
4,8
Lebar 4 mm
10+600 - 10+625
Tambalan 6,08
Alur
10+625 - 10+650 0,644
Kedalaman 15 mm
Alur
10+650 - 10+675 1,096
Kedalaman 10 mm
45
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
Lubang 0,02
10+725 - 10+750
Retak Halus
Lebar 9 mm 0,0468
(melintang)
Tambalan 4,55
10+775 - 10+800
Tambalan 2,56
46
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
Tambalan 2,1
Pelepasan Butir 22
14,25
Pelepasan Butir
10+800 - 10+825
Alur
0,25
Kedalaman 5 mm
47
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
15,54
Tambalan
Tambalan 33,25
15,455
Tambalan 23,36
10+900 - 10+925
Tambalan 26,25
48
Luas Kerusakan
STA Tipe Kerusakan Gambar Kerusakan
(m²)
49
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.27 Grafik arus lalu lintas Jalan Lintas Timur pada hari Minggu
Pada Gambar 4.5 terbaca arus lalu lintas tertinggi terjadi pada periode sore
hari (14.00 – 18.00) dengan jam puncak terdapat pada rentang pukul 16.30 –
17.30 sebanyak 395 smp/jam. Perhitungan jam puncak pada hari Minggu dapat
dilihat pada Lampiran 7 dan rekapitulasi jumlah kendaraan pada hari Minggu
dapat dilihat pada Lampiran 4, sedangkan perhitungan mengonversikan satuan
dilakukan dengan mengalikan jumlah kendaraan/jam dengan ekivalensi mobil
penumpang atau emp masing-masing jenis kendaraan seperti yang diambil pada
pukul 16.30 – 17.30 dapat dilihat sebagai berikut.
Jumlah sepeda motor (QMC) = 48 + 62 + 70 + 88 (MC) kend/jam
Jumlah kendaraan ringan (QLV) = 261 (MP) + 18 (PU) kend/jam
Jumlah kendaraan berat (QHV) = 2 + 1 + 1 (TE) kend/jam
Jumlah (Q) = (QMC × empMC) + ( QLV × empLV) + (QHV × empHV)
= ((48 × 0,4) + (62 × 0,4) + (70 × 0,4) +(88 × 0,4)) + ((261 × 1,0)
+ (18 × 1,0)) + ((2 × 1,3) + (1× 1,3) + (1× 1,3))
= (20 + 25 + 28 + 36) + (261 + 18) + (3 + 2 + 2)
= 395 smp/jam
Keterangan :
empMC = ekivalensi mobil penumpang sepeda motor (MC)
empLV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan ringan (LV)
50
empHV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan berat (HV)
smp = satuan mobil penumpang
Jumlah kendaraan sepeda motor (MC) yang melintasi Jalan Lintas Timur
pada hari Minggu dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB adalah
1871 kendaraan, sedangkan jumlah kendaraan ringan adalah 1695 kendaraan yang
terdiri dari 1531 mobil pribadi (MP), 7 angkot (AKT), dan 527 pick up (PU) dan
jumlah kendaraan berat adalah 60 kendaraan yang terdiri dari 28 bus (BU), 30
truk dua as (TE), dan 2 truk tiga as (TF). Setelah dikonversikan ke satuan
smp/jam, dapat diketahui arus lalu lintas Jalan Lintas Timur pada hari Minggu
yaitu 2561 smp.
Pada Gambar 4.6 terbaca arus lalu lintas tertinggi terjadi pada periode pagi
hari (06.00 - 10.00) dengan jam puncak terdapat pada rentang pukul 07.15 – 08.15
sebanyak 215 smp/jam. Perhitungan jam puncak pada hari Senin dapat dilihat
pada Lampiran 8 dan rekapitulasi jumlah kendaraan pada hari Senin dapat dilihat
pada Lampiran 5, sedangkan perhitungan mengonversikan satuan dilakukan
dengan mengalikan jumlah kendaraan/jam dengan ekivalensi mobil penumpang
atau emp masing-masing jenis kendaraan seperti yang diambil pada pukul 07.15 –
08.15 dapat dilihat sebagai berikut.
51
Jumlah sepeda motor (QMC) = 68 + 78 + 47 + 30 (MC) kend/jam
Jumlah kendaraan ringan (QLV) = 89 (MP) + 16 (PU) kend/jam
Jumlah kendaraan berat (QHV) = 1 (BU) + 1 + 1 + 5 + 4 (TE) kend/jam
Jumlah (Q) = (QMC × empMC) + ( QLV × empLV) + (QHV × empHV)
= ((68 × 0,4) + (78 × 0,4) + (47 × 0,4) +(30 × 0,4)) + ((89 × 1,0)
+ (16 × 1,0)) + ((1 × 1,3) + (1× 1,3) + (1 × 1,3) + (5 × 1,3) + (4 ×
1,3))
= (28 + 32 + 19 + 12) + (89 + 16) + (2 + 2 + 2 + 7 + 6)
= 215 smp/jam
Keterangan :
empMC = ekivalensi mobil penumpang sepeda motor (MC)
empLV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan ringan (LV)
empHV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan berat (HV)
smp = satuan mobil penumpang
Jumlah kendaraan sepeda motor (MC) yang melintasi Jalan Lintas Timur
pada hari Senin dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB adalah
1173 kendaraan, sedangkan jumlah kendaraan ringan adalah 905 kendaraan yang
terdiri dari 711 mobil pribadi (MP), 6 angkot (AKT), dan 188 pick up (PU) dan
jumlah kendaraan berat adalah 181 kendaraan yang terdiri dari 3 bus (BU), 174
truk dua as (TE), dan 4 truk tiga as (TF). Setelah dikonversikan ke satuan
smp/jam, dapat diketahui arus lalu lintas Jalan Lintas Timur pada hari Senin yaitu
1661 smp.
52
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.29 Grafik arus lalu lintas Jalan Lintas Timur pada hari Kamis
Pada Gambar 4.7 terbaca arus lalu lintas tertinggi terjadi pada periode pagi
hari (06.00 – 10.00) dengan jam puncak terdapat pada rentang pukul 07.00 –
08.00 sebanyak 332 smp/jam. Perhitungan jam puncak pada hari Kamis dapat
dilihat pada Lampiran 9 dan rekapitulasi jumlah kendaraan pada hari Kamis dapat
dilihat pada Lampiran 6, sedangkan perhitungan mengonversikan satuan
dilakukan dengan mengalikan jumlah kendaraan/jam dengan ekivalensi mobil
penumpang atau emp masing-masing jenis kendaraan seperti yang diambil pada
pukul 07.00 – 08.00 dapat dilihat sebagai berikut.
Jumlah sepeda motor (QMC) = 66 + 103 + 87 + 45 (MC) kend/jam
Jumlah kendaraan ringan (QLV) = 154 (MP) + 7 (AKT) + 20 (PU) kend/jam
Jumlah kendaraan berat (QHV) = 4 + 5 + 4 + 7 (TE) kend/jam
Jumlah (Q) = (QMC × empMC) + ( QLV × empLV) + (QHV × empHV)
= ((66 × 0,4) + (103 × 0,4) + (87 × 0,4) +(45 × 0,4)) + ((154 ×
1,0) + (7 × 1,0) + (20 × 1,0)) + ((4 × 1,3) + (5 × 1,3) + (4 × 1,3) + (7
× 1,3)
= (27 + 42 + 35 + 18) + (154 + 7 + 20) + (6 + 7 + 6 + 10)
= 332 smp/jam
Keterangan :
empMC = ekivalensi mobil penumpang sepeda motor (MC)
53
empLV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan ringan (LV)
empHV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan berat (HV)
smp = satuan mobil penumpang
Jumlah kendaraan sepeda motor (MC) yang melintasi Jalan Lintas Timur
pada hari Kamis dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB adalah
1552 kendaraan, sedangkan jumlah kendaraan ringan 1076 adalah kendaraan
yang terdiri dari 858 mobil pribadi (MP), 12 angkot (AKT), dan 206 pick up (PU)
dan jumlah kendaraan berat adalah 225 kendaraan yang terdiri dari 8 bus (BU),
213 truk dua as (TE), 2 truk tiga as (TF), dan 2 truk trailer (TT). Setelah
dikonversikan ke satuan smp/jam, dapat diketahui arus lalu lintas Jalan Lintas
Timur pada hari Kamis yaitu 2037 smp.
Data arus lalu lintas atau jumlah kendaraan dalam satuan smp/jam Jalan
Lintas Timur pada hari kerja yaitu hari Minggu adalah 2561 smp, sedangkan pada
hari kerja yaitu hari Senin, dan Kamis berturut-turut adalah 1661 smp dan 2037
smp. Kemudian, data tersebut digunakan untuk menghitung Lalu lintas Harian
Rata-rata (LHR) dengan berdasarkan persamaan 2.1 seperti dibawah ini.
Jumlah Kendaraan
a. LHRMinggu =
n
2561 smp
=
12 jam
= 214 smp/jam
Jumlah Kendaraan
b. LHRSenin =
n
1661 smp
=
12 jam
= 139 smp/jam
Jumlah Kendaraan
c. LHRKamis =
n
2037 smp
=
12 jam
= 170 smp/jam
54
Perbedaan kondisi lalu lintas pada Jalan Lintas Timur pada hari libur dengan
hari kerja dapat dilihat dengan perhitungan berikut:
d. LHRLibur = 214 smp/jam
214
Persentase = ×100%
369
= 57,995%
Hasil perhitungan persentase kondisi lalu lintas pada Jalan Lintas Timur
pada hari libur dan hari kerja menunjukkan perbedaan bahwa kondisi lalu lintas
Jalan Lintas Timur pada hari libur lebih padat dibandingkan dengan kondisi lalu
lintas pada hari kerja.
55
IV.6 Perhitungan Nilai Kondisi Jalan Lintas Timur
Data jenis kerusakan jalan berdasarkan survei yang dilakukan di lapangan
diolah menggunakan Microsoft Excel dengan mengacu pada Tata Cara
Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota No. 018/T/BNKT/1990.
Pengolahan data kerusakan jalan bertujuan untuk mendapatkan nilai kondisi jalan,
yang selanjutnya digunakan sebagai indikator untuk penentuan urutan prioritas
penanganan kerusakan jalan.
Hasil survei kondisi kerusakan Jalan Lintas Timur STA 10+000 sampai
dengan STA 11+000 berupa data jenis dan dimensi kerusakan seperti yang
disajikan pada Tabel 4.5 kemudian diolah untuk mendapatkan angka kerusakan
yang diperlukan untuk penilaian kondisi Jalan Lintas Timur. Penilaian kondisi
jalan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan jenis kerusakan jalan
berdasarkan cara penentuan angka dari jenis kerusakan tersebut sesuai dengan
Tabel 2.4 sampai dengan Tabel 2.9.
1. Penentuan angka dari jumlah kerusakan
Langkah pertama menentukan angka dari jumlah kerusakan adalah dengan
menjumlahkan seluruh luas kerusakan dari masing-masing jenis kerusakan yang
kemudian dibagikan dengan luas jalan yang ditinjau dan dikalikan dengan 100%
sehingga didapatkan persentase luas kerusakan terhadap luas tinjauan jalan.
Kemudian, luas masing-masing jenis kerusakan dibagi dengan jumlah total luas
seluruh kerusakan dan dikalikan dengan 100% maka didapatkan persentase
kerusakan yang terjadi pada Jalan Lintas Timur terhadap jumlah total kerusakan.
Hasil hitungan lengkap akan disajikan pada Tabel 4.4 berikut ini.
56
4 Retak Slip 4,800 1,399 0,069
57
7 Retak Halus Memanjang 5 mm 1 3
8 Retak Pinggir 5 mm 1 3
13 Retak Slip 4 mm 1 3
Hasil penentuan angka dari tipe kerusakan retak-retak pada Tabel 4.5
menunjukkan angka yang diperoleh ada 2 kategori yaitu angka berdasarkan tipe
kerusakan adalah 1,4 dan angka berdasarkan lebar kerusakan adalah 2,9.
3. Penentuan angka dari tipe kerusakan alur
Kerusakan alur dinilai berdasarkan kedalamannya seperti pada Tabel 2.6.
Setiap kedalaman kerusakan alur yang diukur dalam satuan milimeter menentukan
angka untuk penilaian kondisi kerusakan alur tersebut. Berikut hasil penilaian
kerusakan alur pada Jalan Lintas Timur.
1 8 mm 3
2 5 mm 1
3 7 mm 3
4 9 mm 3
5 8 mm 3
6 5 mm 1
7 3 mm 1
58
8 3 mm 1
9 15 mm 5
10 10 mm 3
11 5 mm 1
Rata-rata 2,3
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2021
Berdasarkan Tabel 4.6, kerusakan alur yang terjadi pada Jalan Lintas Timur
terdiri dari 11 kerusakan dengan angka rata-rata yaitu 2,3.
Tabel 4.16 Hasil penentuan angka dari tipe kerusakan tambalan dan lubang
Luas Persentase Persentase
Jenis
No Kerusakan Terhadap Total Terhadap Total
Kerusakan
(m²) kerusakan (%) Tinjauan (%)
1 Tambalan 8,160 2,379 0,117
2 Lubang 0,033 0,010 0,000
3 Tambalan 6,920 2,017 0,099
4 Tambalan 6,080 1,773 0,087
5 Tambalan 10,710 3,122 0,153
6 Tambalan 6,563 1,913 0,094
7 Lubang 0,020 0,006 0,000
8 Tambalan 4,550 1,327 0,065
9 Tambalan 2,560 0,746 0,037
10 Tambalan 2,100 0,612 0,030
11 Tambalan 13,325 3,885 0,190
59
12 Tambalan 17,500 5,102 0,250
13 Tambalan 15,540 4,531 0,222
14 Tambalan 33,250 9,694 0,475
15 Tambalan 15,455 4,506 0,221
16 Tambalan 23,360 6,811 0,334
17 Tambalan 26,250 7,653 0,375
18 Tambalan 10,920 3,184 0,156
19 Tambalan 34,300 10,000 0,490
20 Tambalan 32,290 9,414 0,461
Jumlah 269,886 78,684 3,856
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2021
Contoh perhitungan dari Tabel 4.7 yang diambil pada kerusakan tambalan
dengan luas 34,300 m2 dapat dilihat sebagai berikut:
34,300 m²
Persentase tambalan terhadap total kerusakan = ×100% =
343 m²
10,000%
34,300 m²
Persentase tambalan terhadap total tinjauan = ×100% = 0,490%
7000 m²
Hasil persentase luas kerusakan diatas yang digunakan untuk menentukan
angka dari tipe kerusakan tambalan dan lubang adalah persentase seluruh
tambalan dan lubang terhadap kerusakan total yaitu 78,684% dari luas seluruh
kerusakan sebesar 343 m2. Berdasarkan Tabel 2.7 hasil persentase kerusakan
tambalan dan lubang sebesar 78,684% masuk ke dalam kategori luas kerusakan
>30% dengan angka sebesar 3.
60
Tabel 4.17 Hasil penentuan angka dari tipe kerusakan kekasaran permukaan
Angka
Luas Kerusakan
No Jenis Kerusakan Berdasarkan
(m²)
Tipe
1 Pelepasan Butir 0,630 3
2 Pelepasan Butir 0,800 3
3 Pelepasan Butir 1,960 3
4 Pelepasan Butir 0,481 3
5 Pelepasan Butir 5,440 3
6 Pelepasan Butir 22,000 3
7 Pelepasan Butir 14,250 3
Rata-rata 3
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2021
61
Berdasarkan hasil penentuan angka-angka tersebut didapatkan masing-masing
angka sesuai tipe kerusakan seperti berikut ini.
a. Angka dari jumlah kerusakan =1
b. Angka dari tipe kerusakan retak-retak
Berdasarkan tipe retak = 1,4
Berdasarkan lebar retak = 2,9
c. Angka dari tipe kerusakan alur = 2,3
d. Angka dari tipe kerusakan tambalan dan lubang = 3
e. Angka dari tipe kerusakan kekasaran permukaan = 3
f. Angka dari tipe kerusakan amblas =0
+
Jadi, jumlah angka kerusakan = 13,6
62
rentang nilai kondisi jalan 1 sampai dengan 9. Berdasarkan hasil perhitungan
diatas, Urutan Prioritas (UP) Jalan Lintas Timur adalah 10.
Nilai Urutan Prioritas (UP) 10 menunjukkan bahwa kondisi kerusakan yang
terjadi pada Jalan Lintas Timur termasuk kategori kerusakan ringan. Hasil
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Apriani (2017)
terkait evaluasi kerusakan Jalan Lintas Timur dengan menggunakan Metode PCI
(Pavement Condition Index) yang mengategorikan kondisi kerusakan Jalan lintas
Timur sangat jelek (very poor) dengan nilai kondisi perkerasan berada pada
ranting (35-40) yaitu 37,8. Perbedaan kondisi kerusakan ini dikarenakan
perbedaan ruas tinjauan lokasi penelitian, dimana penelitian Apriani (2017)
dilakukan pada KM 12 sampai dengan KM 13 dengan kondisi ruas Jalan Lintas
Timur tersebut pada tahun 2017 belum dilakukan perbaikan. Kesamaan pada
kedua penelitian ini terdapat pada luas tinjauan jalan yaitu sepanjang 1 km dengan
lebar jalan 7 meter.
63
dilakukan sepanjang tahun. Hasil ini sesuai dengan jenis kerusakan yang terjadi
pada Jalan Lintas Timur dengan persentase jenis kerusakan sebagai berikut.
78.669%
13.283%
0.015%
4.128%
1.967%
1.399%
0.001% 0.078%
0.459%
Jenis kerusakan yang terjadi pada Jalan Lintas Timur berdasarkan Gambar
4.8 diatas didominasi oleh jenis kerusakan tambalan sebesar 78,669%. Kerusakan
tambalan ini merupakan bentuk perbaikan terhadap kerusakan permukaan jalan
yang sudah dilakukan sebelumnya.
64
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Simpulan
Berdasarkan hasil survei dan analisis data dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada perkerasan Jalan Lintas Timur terdiri
dari kerusakan alur (1,967%), lubang (0,015%), pelepasan butir (13,283%),
retak halus (0,078%), retak kulit buaya (0,459%), retak pinggir (0,001%), retak
slip (1,399%), sungkur (4,128%), dan tambalan (78,669%).
2. Jumlah angka kerusakan dari tipe-tipe kerusakan yang terjadi pada Jalan Lintas
Timur adalah 13,6 yang berada pada rentang angka 13-15 dengan nilai kondisi
jalan yaitu 5.
3. Nilai Urutan Prioritas (UP) Jalan Lintas Timur berdasarkan hasil analisis pada
penelitian ini adalah 10 dengan kategori kerusakan ringan dan masuk ke dalam
program pemeliharaan rutin yaitu penanganan yang diberikan hanya terhadap
lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendaraan
(Riding Quality), tanpa meningkatkan kekuatan struktural, dan dilakukan
sepanjang tahun.
V.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti berikut:
1. Perlunya penelitian lebih lanjut terhadap Jalan Lintas Timur terutama pada
struktur perkerasan.
2. Perlu penelitian lebih lanjut terhadap kerusakan Jalan Lintas Timur untuk
menentukan program pemeliharaan secara berkala.
65
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, T, 2017, Analisis Kerusakan Jalan Dengan Metode PCI Pada Ruas Jalan
Lintas Timur Air Anyir Bangka Belitung, Skripsi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung, tersedia di Perpustakaan
Universitas Bangka Belitung.
Daryoto, Widodo, S, dan Mayuni, S, 2014, Studi Kondisi Kerusakan Jalan Pada
Lapis Permukaan Dengan Menggunakan Metode Bina Marga (Studi Kasus
Ruas Jalan Harapan Jaya) Kota Pontianak, Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil
Universitas Tanjung pura, hal 1-9, tersedia di
https://media.neliti.com/media/publications/191624-ID-studi-kondisi-
kerusakan-jalan-pada-lapis.pdf, diakses pada tanggal 03 Februari 2020.
66
penyusunan-program-pemeliharaan-jalan-
kota_5a050bef1723dd6f02ae5883.html, diakses pada tanggal 03 Februari
2020.
Jehadus, S, 2019, Analisis Faktor Penyebab Kerusakan Jalan Raya Lintas Labuan
Bajo-Lembor Flores Nusa Tenggara Timur, Repository Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya, hal 1-25, tersedia di http://repository.untag-
sby.ac.id/1248/8, diakses pada tanggal 02 Maret 2020.
Muryanto, D, dan Santosa, R, 2019, Evaluasi Kerusakan Jalan Kalimas Baru Kota
Surabaya Dengan Menggunakan Metode Bina Marga, Jurnal Media
Informasi Sipil UNIJA, 07 (01), hal 24-30, tersedia di
http://repository.unitomo.ac.id/1619/1, diakses pada tanggal 02 Maret 2020.
Qadrianti, ST, L, 2018, Evaluasi & Penanganan Kerusakan Jalan Dengan Metode
Bina Marga dan PCI (Pavement Condition Index) di Ruas Jalan Panji
Suroso Kota Malang, Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang, tersedia di
http://eprints.itn.ac.id/2278, diakses pada tanggal 05 Februari 2020.
67
Sukirman, S, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Erlangga, Jakarta.
Sumantri, A, 2015, Survei Kerusakan dan Estimasi Biaya Perbaikan Jalan Balung-
Kemuningsari Km (00+00-03+00) Kabupaten Jember, Skripsi Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember, tersedia di
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/73409/1019031030
14--Anggit%20Sumantri-1-40.pdf?sequence=1, diakses pada tanggal 05
Februari 2020.
Undang-Undang, 2004, Tentang Jalan Nomor: 38, Presiden RI, Jakarta, tersedia
di http://luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/konstruksi/UU38-2004Jalan.pdf, diakses
pada 04 Februari 2020.
68
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data jumlah kendaraan pada hari Minggu
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
06.00 - 06.15 3 1 4
06.15 - 06.30 2 1 2 5
06.30 - 06.45 5 5 1 11
06.45 - 07.00 11 5 2 18
07.00 - 07.15 24 8 1 33
07.15 - 07.30 18 2 1 1 22
07.30 - 07.45 15 4 2 1 20 42
07.45 - 08.00 20 4 24
08.00 - 08.15 14 6 1 1 22
08.15 - 08.30 14 4 1 19
08.30 - 08.45 16 9 1 26
08.45 - 09.00 18 2 1 21
Jumlah 160 51 7 2 1 1 25 247
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
06.00 - 06.15 2 1 6 9
06.15 - 06.30 5 2 7
06.30 - 06.45 4 2 6
06.45 - 07.00 6 2 1 1 1 11
07.00 - 07.15 7 7 1 15
07.15 - 07.30 19 5 2 26
07.30 - 07.45 14 5 1 1 21
07.45 - 08.00 5 4 2 11
08.00 - 08.15 4 2 6
08.15 - 08.30 7 3 10
08.30 - 08.45 16 9 25
08.45 - 09.00 4 3 1 8
Jumlah 93 40 4 2 1 15 155
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
09.00 - 09.15 14 10 2 26
09.15 - 09.30 11 4 1 16
09.30 - 09.45 16 11 1 4 32
09.45 - 10.00 24 12 2 1 39
10.00 - 10.15 18 16 4 3 41
10.15 - 10.30 20 11 1 6 1 39
10.30 - 10.45 33 9 3 1 46
10.45 - 11.00 19 10 4 1 34
11.00 - 11.15 25 23 2 1 51
11.15 - 11.30 22 22 1 1 1 47
11.30 - 11.45 15 18 3 1 37
11.45 - 12.00 12 23 3 38
Jumlah 229 169 27 15 6 446
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
09.00 - 09.15 8 6 14
09.15 - 09.30 12 4 16
09.30 - 09.45 11 9 3 23
09.45 - 10.00 24 6 1 31
10.00 - 10.15 10 5 1 1 17
10.15 - 10.30 12 9 1 22
10.30 - 10.45 12 7 5 24
10.45 - 11.00 13 6 1 1 21
11.00 - 11.15 6 8 2 16
11.15 - 11.30 13 5 3 21
11.30 - 11.45 14 6 1 21
11.45 - 12.00 8 12 20
Jumlah 143 83 12 2 6 246
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
12.00 - 12.15 15 18 2 35
12.15 - 12.30 17 17 2 36
12.30 - 12.45 20 17 3 1 41
12.45 - 13.00 20 18 1 39
13.00 - 13.15 28 26 2 1 57
13.15 - 13.30 25 34 2 61
13.30 - 13.45 27 37 1 65
13.45 - 14.00 55 32 2 2 91
14.00 - 14.15 44 47 6 1 98
14.15 - 14.30 48 46 2 6 102
14.30 - 14.45 40 34 5 79
14.45 - 15.00 37 45 1 1 84
Jumlah 376 371 5 32 4 788
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
12.00 - 12.15 6 4 1 11
12.15 - 12.30 5 7 2 1 15
12.30 - 12.45 7 6 1 14
12.45 - 13.00 5 3 2 10
13.00 - 13.15 8 11 1 20
13.15 - 13.30 12 9 21
13.30 - 13.45 21 8 1 1 31
13.45 - 14.00 20 7 4 1 2 34
14.00 - 14.15 36 23 2 2 63
14.15 - 14.30 20 22 2 44
14.30 - 14.45 25 8 1 34
14.45 - 15.00 15 16 1 1 33
Jumlah 180 124 17 5 4 330
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
15.00 - 15.15 27 34 1 3 1 66
15.15 - 15.30 27 27 1 55
15.30 - 15.45 12 31 4 1 48
15.45 - 16.00 14 27 1 42
16.00 - 16.15 10 14 2 26
16.15 - 16.30 12 18 1 31
16.30 - 16.45 14 21 1 36
16.45 - 17.00 23 17 1 41
17.00 - 17.15 20 13 4 37
17.15 - 17.30 18 9 27
17.30 - 17.45 19 12 1 1 33
17.45 - 18.00 16 6 2 1 25
Jumlah 212 229 1 19 6 467
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
15.00 - 15.15 24 33 1 58
15.15 - 15.30 28 16 1 45
15.30 - 15.45 35 23 2 3 63
15.45 - 16.00 43 36 4 3 86
16.00 - 16.15 39 53 1 5 98
16.15 - 16.30 30 37 3 1 71
16.30 - 16.45 34 40 8 82
16.45 - 17.00 39 45 1 85
17.00 - 17.15 50 57 3 1 111
17.15 - 17.30 70 59 2 1 132
17.30 - 17.45 48 32 7 87
17.45 - 18.00 38 33 3 1 75
Jumlah 478 464 1 39 6 5 993
Lampiran 2. Data jumlah kendaraan pada hari Senin
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
06.00 - 06.15 5 5
06.15 - 06.30 8 4 1 13
06.30 - 06.45 17 6 1 1 2 27
06.45 - 07.00 23 11 2 36
07.00 - 07.15 16 8 1 25
07.15 - 07.30 44 21 65
07.30 - 07.45 36 21 1 1 59
07.45 - 08.00 19 14 1 4 38
08.00 - 08.15 15 6 1 1 23
08.15 - 08.30 14 7 2 2 25
08.30 - 08.45 20 10 2 3 35
08.45 - 09.00 12 5 1 2 1 21
Jumlah 229 113 1 12 1 15 1 372
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
06.00 - 06.15 3 2 5
06.15 - 06.30 5 1 2 8
06.30 - 06.45 11 1 2 14
06.45 - 07.00 15 2 17
07.00 - 07.15 27 5 1 1 34
07.15 - 07.30 24 4 3 1 32
07.30 - 07.45 42 11 2 55
07.45 - 08.00 28 7 2 1 38
08.00 - 08.15 15 5 6 4 30
08.15 - 08.30 9 4 6 2 21
08.30 - 08.45 7 5 1 1 14
08.45 - 09.00 3 2 5
Jumlah 189 47 27 10 273
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
09.00 - 09.15 9 6 2 4 21
09.15 - 09.30 5 6 2 4 2 19
09.30 - 09.45 9 6 15
09.45 - 10.00 2 4 6
10.00 - 10.15 3 8 1 2 14
10.15 - 10.30 11 4 3 18
10.30 - 10.45 10 9 1 5 25
10.45 - 11.00 6 11 4 21
11.00 - 11.15 4 13 8 1 26
11.15 - 11.30 3 5 3 3 14
11.30 - 11.45 5 4 1 4 14
11.45 - 12.00 1 2 2 5
Jumlah 68 78 2 20 30 198
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
09.00 - 09.15 4 1 5
09.15 - 09.30 1 8 4 1 14
09.30 - 09.45 3 3 1 2 9
09.45 - 10.00 4 7 2 1 1 15
10.00 - 10.15 9 6 1 5 21
10.15 - 10.30 3 5 4 2 14
10.30 - 10.45 4 11 1 1 17
10.45 - 11.00 5 12 3 6 1 27
11.00 - 11.15 4 5 4 1 14
11.15 - 11.30 13 5 2 1 21
11.30 - 11.45 7 7 2 2 4 1 23
11.45 - 12.00 1 7 2 7 17
Jumlah 58 77 2 26 1 30 3 197
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
12.00 - 12.15 2 5 1 1 9
12.15 - 12.30 2 3 1 6
12.30 - 12.45 7 5 2 14
12.45 - 13.00 6 7 3 1 17
13.00 - 13.15 8 2 1 2 13
13.15 - 13.30 7 2 2 5 16
13.30 - 13.45 20 10 4 1 35
13.45 - 14.00 15 12 4 3 34
14.00 - 14.15 10 11 2 23
14.15 - 14.30 13 10 3 2 28
14.30 - 14.45 21 9 5 3 38
14.45 - 15.00 12 9 3 2 26
Jumlah 123 85 27 24 259
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
12.00 - 12.15 8 9 2 1 20
12.15 - 12.30 8 5 1 1 15
12.30 - 12.45 10 8 2 1 21
12.45 - 13.00 7 11 4 3 25
13.00 - 13.15 6 11 1 2 20
13.15 - 13.30 3 2 3 1 9
13.30 - 13.45 6 7 3 1 17
13.45 - 14.00 18 6 1 25
14.00 - 14.15 27 11 6 2 46
14.15 - 14.30 20 10 1 9 40
14.30 - 14.45 15 3 4 22
14.45 - 15.00 14 20 2 36
Jumlah 142 103 22 1 28 296
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
15.00 - 15.15 16 8 3 2 29
15.15 - 15.30 13 6 3 2 24
15.30 - 15.45 7 8 2 17
15.45 - 16.00 4 7 2 3 16
16.00 - 16.15 24 10 4 38
16.15 - 16.30 15 10 3 2 30
16.30 - 16.45 19 14 2 3 38
16.45 - 17.00 10 9 2 21
17.00 - 17.15 35 17 4 1 57
17.15 - 17.30 20 8 1 29
17.30 - 17.45 15 3 2 1 21
17.45 - 18.00 8 7 2 17
Jumlah 186 107 28 16 337
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
15.00 - 15.15 5 2 3 10
15.15 - 15.30 9 2 1 2 2 16
15.30 - 15.45 8 11 5 2 26
15.45 - 16.00 7 12 2 21
16.00 - 16.15 26 20 2 4 1 53
16.15 - 16.30 11 7 3 21
16.30 - 16.45 15 14 8 37
16.45 - 17.00 13 8 21
17.00 - 17.15 18 11 1 30
17.15 - 17.30 32 2 3 1 2 40
17.30 - 17.45 8 5 2 2 17
17.45 - 18.00 26 7 4 1 38
Jumlah 178 101 1 26 21 1 2 330
Lampiran 3. Data jumlah kendaraan pada hari Kamis
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
06.00 - 06.15 4 2 6
06.15 - 06.30 6 3 2 11
06.30 - 06.45 18 5 1 1 25
06.45 - 07.00 26 9 2 37
07.00 - 07.15 37 24 2 3 66
07.15 - 07.30 71 40 1 2 114
07.30 - 07.45 52 32 3 3 90
07.45 - 08.00 28 27 7 7 4 73
08.00 - 08.15 17 15 6 1 2 41
08.15 - 08.30 11 14 2 2 29
08.30 - 08.45 18 7 3 3 31
08.45 - 09.00 16 13 8 3 40
Jumlah 304 191 8 35 1 24 563
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
06.00 - 06.15 3 1 1 1 6
06.15 - 06.30 5 1 2 8
06.30 - 06.45 10 2 12
06.45 - 07.00 13 2 2 1 18
07.00 - 07.15 29 7 2 1 39
07.15 - 07.30 32 10 3 3 48
07.30 - 07.45 35 9 2 1 47
07.45 - 08.00 17 5 3 25
08.00 - 08.15 7 6 1 2 16
08.15 - 08.30 14 4 3 1 22
08.30 - 08.45 3 5 3 1 12
08.45 - 09.00 3 4 1 1 9
Jumlah 171 56 20 13 2 262
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
09.00 - 09.15 18 5 6 3 32
09.15 - 09.30 7 7 2 3 19
09.30 - 09.45 15 5 1 1 22
09.45 - 10.00 16 6 2 1 2 27
10.00 - 10.15 9 6 2 6 23
10.15 - 10.30 11 6 1 2 1 3 24
10.30 - 10.45 3 10 3 2 18
10.45 - 11.00 9 3 1 1 4 18
11.00 - 11.15 18 5 1 4 28
11.15 - 11.30 11 8 1 2 22
11.30 - 11.45 5 4 4 3 16
11.45 - 12.00 10 4 1 1 16
Jumlah 132 69 1 26 3 33 1 265
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
09.00 - 09.15 8 9 2 2 21
09.15 - 09.30 15 26 1 42
09.30 - 09.45 30 12 4 9 55
09.45 - 10.00 6 7 2 15
10.00 - 10.15 2 9 1 1 1 14
10.15 - 10.30 7 4 5 2 18
10.30 - 10.45 10 3 1 14
10.45 - 11.00 10 21 1 1 33
11.00 - 11.15 11 7 3 5 26
11.15 - 11.30 14 9 3 26
11.30 - 11.45 10 9 1 2 22
11.45 - 12.00 6 10 1 2 2 21
Jumlah 129 126 23 3 26 307
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
12.00 - 12.15 6 6 1 2 15
12.15 - 12.30 9 10 1 20
12.30 - 12.45 10 4 1 15
12.45 - 13.00 9 2 2 2 1 16
13.00 - 13.15 9 5 4 18
13.15 - 13.30 15 5 1 3 24
13.30 - 13.45 13 11 2 26
13.45 - 14.00 8 10 1 6 4 29
14.00 - 14.15 18 10 2 1 31
14.15 - 14.30 20 15 2 3 40
14.30 - 14.45 19 8 2 29
14.45 - 15.00 5 7 1 3 3 19
Jumlah 141 93 2 18 27 1 282
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
12.00 - 12.15 3 10 2 4 19
12.15 - 12.30 7 9 1 1 18
12.30 - 12.45 3 3 3 1 3 13
12.45 - 13.00 8 4 1 6 19
13.00 - 13.15 17 5 1 2 25
13.15 - 13.30 22 4 2 2 30
13.30 - 13.45 14 7 5 1 27
13.45 - 14.00 12 10 4 4 30
14.00 - 14.15 45 20 3 8 76
14.15 - 14.30 21 17 2 2 42
14.30 - 14.45 27 18 2 4 51
14.45 - 15.00 9 10 4 6 29
Jumlah 188 117 29 1 43 1 379
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
15.00 - 15.15 16 8 4 4 32
15.15 - 15.30 14 12 5 1 32
15.30 - 15.45 12 6 2 1 21
15.45 - 16.00 11 13 1 1 26
16.00 - 16.15 66 6 3 2 77
16.15 - 16.30 25 10 4 3 42
16.30 - 16.45 32 6 1 2 41
16.45 - 17.00 20 9 8 1 38
17.00 - 17.15 42 8 3 2 55
17.15 - 17.30 28 10 1 2 41
17.30 - 17.45 13 9 4 2 28
17.45 - 18.00 9 6 1 16
Jumlah 288 103 1 38 19 449
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS MANUAL
Kendaraan/Jam
Sepeda
Kendaraan Tak
Motor Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV)
Waktu Bermotor (UM) Jumlah (Kend/jam)
(MC)
Sepeda Mobil Truk Truk
Angkot Pick Up Bis Truk Trailer Sepeda Becak
Motor Pribadi Dua As Tiga As
15.00 - 15.15 12 8 1 2 1 24
15.15 - 15.30 12 13 2 3 30
15.30 - 15.45 17 7 1 3 28
15.45 - 16.00 24 13 1 5 43
16.00 - 16.15 18 17 1 36
16.15 - 16.30 11 12 4 1 28
16.30 - 16.45 5 2 2 9
16.45 - 17.00 22 16 1 5 2 46
17.00 - 17.15 16 8 1 2 27
17.15 - 17.30 33 5 3 5 46
17.30 - 17.45 19 1 2 1 23
17.45 - 18.00 10 1 1 12
Jumlah 199 103 17 28 1 2 2 352
Lampiran 4. Rekapitulasi Jumlah kendaraan pada hari Minggu
1. Rekapitulasi jumlah kendaraan (kend/jam)
Jumlah Kendaraan (kend/jam)
Jumlah
Waktu MC LV HV
(kend/jam)
SPM MP AKT PU BU TE TF TT
06.00 - 06.15 5 2 0 0 0 0 0 0 7
06.15 - 06.30 7 1 0 2 0 0 0 0 10
06.30 - 06.45 9 7 0 1 0 0 0 0 17
06.45 - 07.00 17 7 0 1 0 1 0 0 26
07.00 - 07.15 31 15 0 1 0 0 0 0 47
07.15 - 07.30 37 7 0 1 0 1 0 0 46
07.30 - 07.45 29 9 0 2 1 1 1 0 43
07.45 - 08.00 25 8 0 0 0 0 0 0 33
08.00 - 08.15 18 8 0 1 0 0 1 0 28
08.15 - 08.30 21 4 0 1 0 0 0 0 26
08.30 - 08.45 32 18 0 0 1 0 0 0 51
08.45 - 09.00 22 5 0 1 0 0 0 0 28
09.00 - 09.15 22 16 0 2 0 0 0 0 40
09.15 - 09.30 23 8 0 1 0 0 0 0 32
09.30 - 09.45 27 20 0 4 4 0 0 0 55
09.45 - 10.00 48 18 0 3 0 1 0 0 70
10.00 - 10.15 28 21 0 4 3 1 0 0 57
10.15 - 10.30 32 20 0 2 6 1 0 0 61
10.30 - 10.45 45 16 0 3 0 1 0 0 65
10.45 - 11.00 32 16 0 5 0 2 0 0 55
11.00 - 11.15 31 31 0 4 1 0 0 0 67
11.15 - 11.30 35 27 0 4 1 1 0 0 68
11.30 - 11.45 29 24 0 4 0 1 0 0 58
11.45 - 12.00 20 35 0 3 0 0 0 0 58
12.00 - 12.15 21 22 0 3 0 0 0 0 46
12.15 - 12.30 22 24 0 4 0 1 0 0 51
12.30 - 12.45 27 23 0 4 0 1 0 0 55
12.45 - 13.00 25 21 0 3 0 0 0 0 49
13.00 - 13.15 36 37 2 2 0 0 0 0 77
13.15 - 13.30 37 43 0 2 0 0 0 0 82
13.30 - 13.45 48 45 0 2 1 0 0 0 96
13.45 - 14.00 75 39 0 6 1 4 0 0 125
14.00 - 14.15 80 70 0 8 2 1 0 0 161
14.15 - 14.30 68 68 2 8 0 0 0 0 146
14.30 - 14.45 65 42 0 5 0 1 0 0 113
Jumlah Kendaraan (kend/jam)
Jumlah
Waktu MC LV HV
(kend/jam)
SPM MP AKT PU BU TE TF TT
14.45 - 15.00 52 61 1 2 1 0 0 0 117
15.00 - 15.15 51 67 1 4 0 1 0 0 124
15.15 - 15.30 55 43 0 2 0 0 0 0 100
15.30 - 15.45 47 54 0 6 3 1 0 0 111
15.45 - 16.00 57 63 0 4 3 1 0 0 128
16.00 - 16.15 49 67 1 7 0 0 0 0 124
16.15 - 16.30 42 55 0 4 0 1 0 0 102
16.30 - 16.45 48 61 0 9 0 0 0 0 118
16.45 - 17.00 62 62 0 0 0 2 0 0 126
17.00 - 17.15 70 70 0 7 0 1 0 0 148
17.15 - 17.30 88 68 0 2 0 1 0 0 159
17.30 - 17.45 67 44 0 8 0 1 0 0 120
17.45 - 18.00 54 39 0 5 0 2 0 0 100
Jumlah 1871 1531 7 157 28 30 2 0 3626
06.00 - 07.00 38 16 21 21 1 2 60 39
06.15 - 07.15 64 27 35 35 1 2 100 64
06.30 - 07.30 94 39 40 40 2 4 136 83
06.45 - 07.45 114 47 43 43 5 10 162 100
07.00 - 08.00 122 50 43 43 4 8 169 101
07.15 - 08.15 109 45 36 36 5 10 150 91
07.30 - 08.30 93 39 33 33 4 8 130 80
07.45 - 08.45 96 40 40 40 2 4 138 84
08.00 - 09.00 93 39 38 38 2 4 133 81
08.15 - 09.15 97 40 47 47 1 2 145 89
08.30 - 09.30 99 41 51 51 1 2 151 94
08.45 - 09.45 94 39 57 57 4 6 155 102
09.00 - 10.00 120 50 72 72 5 8 197 130
09.15 - 10.15 126 53 79 79 9 14 214 146
09.30 - 10.30 135 56 92 92 16 24 243 172
09.45 - 10.45 153 63 87 87 13 20 253 170
10.00 - 11.00 137 56 87 87 14 21 238 164
10.15 - 11.15 140 57 97 97 11 17 248 171
10.30 - 11.30 143 58 106 106 6 11 255 175
10.45 - 11.45 127 52 115 115 6 11 248 178
11.00 - 12.00 115 47 132 132 4 8 251 187
11.15 - 12.15 105 43 122 122 3 6 230 171
11.30 - 12.30 92 38 119 119 2 4 213 161
11.45 - 12.45 90 37 118 118 2 4 210 159
12.00 - 13.00 95 39 104 104 2 4 201 147
12.15 - 13.15 110 45 120 120 2 4 232 169
12.30 - 13.30 125 51 137 137 1 2 263 190
12.45 - 13.45 146 60 157 157 1 2 304 219
13.00 - 14.00 196 80 178 178 6 10 380 268
13.15 - 14.15 240 97 215 215 9 15 464 327
13.30 - 14.30 271 110 248 248 9 15 528 373
13.45 - 14.45 288 116 248 248 9 15 545 379
14.00 - 15.00 265 107 267 267 5 9 537 383
14.15 - 15.15 236 96 261 261 3 6 500 363
14.30 - 15.30 223 90 228 228 3 6 454 324
14.45 - 15.45 205 83 241 241 6 10 452 334
Jumlah Kendaraan
Jumlah
Waktu MC LV HV
kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam
Lampiran 8. Hasil perhitungan jam puncak arus lalu lintas pada hari Senin
Jumlah Kendaraan
Jumlah
Waktu MC LV HV
kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam
Lampiran 9. Hasil perhitungan jam puncak arus lalu lintas pada hari Kamis
Jumlah Kendaraan
Jumlah
Waktu MC LV HV
kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam