Skripsi
Oleh :
AMELIA DINDORA
1041611008
Menyatakan dengan ini, bahwa skripsi saya merupakan hasil karya ilmiah saya
sendiri yang didampingi tim pembimbing dan bukan hasil dari
penjiplakan/plagiat.
Apalagi nantinya ditemukan adanya unsur penjiplakan/plagiat di dalam karya
skripsi saya ini, maka saya bersedia untuk menerima sanksi akademik dari
Universitas Bangka Belitung sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaaan sehat, sadar tanpa ada tekanan
dan paksaan dari siapapun.
AMELIA DINDORA
NIM. 1041611008
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademik Universitas Bangka Belitung, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : AMELIA DINDORA
NIM : 1041611008
Jurusan : TEKNIK SIPIL
Fakultas : TEKNIK
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Balunijuk
Pada Tanggal : 13 Desember 2021
Yang menyatakan,
AMELIA DINDORA
v
INTISARI
Perkembangan teknologi semakin maju terutama pada perancangan kuat
tekan dan kuat tarik beton. Kini, untuk membuat beton tidak hanya mengandalkan
bahan-bahan beton konvensional. Namun bisa juga dipadukan dengan serat atau
limbah yang berbentuk serat. Dengan penambahan serat kedalam campuran beton
maka sifat-sifat struktural beton akan diperbaiki. Serat limbah bubut besi dan
metakaolin mampu meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik beton apalagi dengan
menambahkan bahan kimia berupa superplasticizer yang memiliki kandungan
yang bisa memudahkan dalam pengerjaan beton dan juga dapat menambahkan
kekuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
limbah bubut besi, metakaolin dan superplasticizer terhadap kuat tekan dan kuat
tarik beton dan mengetahui perbandingan kuat tekan beton dengan penelitian
sebelumnya.
Persentase bahan tambah yang dipakai pada penelitian ini adalah variasi
beton normal 1,7% SP, 5% MK + 5% LBB + 1,7% SP, dan 7,5% MK + 7,5%
LBB + 1,7% SP menggunakan faktor air semen 0,27 dan 0,45 dengan umur beton
7 dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukan nilai kuat tekan dengan variasi beton
normal 1,7% SP, 5% MK + 5% LBB + 1,7% SP dan 7,5% MK + 7,5% LBB +
1,7% SP pada FAS 0,27 berturut-turut sebesar 45,851 Mpa, 46,772 MPa, 48,894
MPa, dan pada FAS 0,45 berturut-turut sebesar 44,150 Mpa, 45,660 MPa, 46,983
MPa, sedangkan nilai kuat tarik belah beton pada FAS 0,27 berturut-turut sebesar
3,180 Mpa, 4,098 MPa, 4,206 MPa dan pada FAS 0,45 berturut-turut sebesar
3,400 Mpa, 4,127 MPa, 4,220 MPa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya penambahan Limbah Bubut Besi, Metakaolin dan
Superplasticizer dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik belah beton, dan
untuk perbandingan nilai kuat tekan dengan penelitian sebelumnya mengalami
peningkatan dari hasil penelitian terdahulu.
Kata kunci: Serat limbah bubut besi, metakaolin, superplasticizer, faktor air
semen, kuat tekan, kuat tarik belah beton.
vi
ABSTRACT
The development of technology is increasingly advanced, especially in the
design of strong press and strong concrete pull. Now, to make concrete does not
only rely on conventional concrete materials. But it can also be combined with
fiber or waste in the form of fiber. With the addition of fiber to the concrete
mixture then the structural properties of concrete will be improved. Iron lathe
waste fibers and metakaolin are able to increase the strong press and strong pull of
concrete, especially by adding chemicals in the form of superplasticizers that have
content that can facilitate in concrete workmanship and can also add concrete
strength. This study aims to find out the effect of the addition of iron lathe waste,
metakaolin and superplasticizer on the strong press and strong pull of concrete
and find out the strong ratio of concrete press with previous research.
The percentage of added materials used in this study was a variation of
normal concrete 1.7% SP, 5% MK + 5% LBB + 1.7% SP, and 7.5% MK + 7.5%
LBB + 1.7% SP using cement water factor 0.27 and 0.45 with concrete life of 7
and 28 days. The results showed a strong compressed value with normal concrete
variations of 1.7% SP, 5% MK + 5% LBB + 1.7% SP and 7.5% MK + 7.5% LBB
+ 1.7% SP at FAS 0.27 consecutively of 45,851 Mpa, 46,772 MPa, 48,894 MPa,
and at FAS 0.45 consecutively amounted to 44,150 Mpa, 45,660 MPa, 46,983
MPa, while the strong value of concrete pull on FAS 0.27 consecutively amounted
to 3,180 Mpa, 4,098 MPa, 4,206 MPa and at FAS 0.45 consecutively amounted
to 3,400 Mpa, 4,127 MPa, 4,220 MPa. From the results of the study it can be
concluded that with the addition of Iron Lathe Waste, Metakaolin and
Superplasticizer can increase the strength of the press and strong pull of concrete,
and for the comparison of the strong value of the press with previous research
experienced a from the results of previous studies.
Key words: Fiber waste lathe iron, metakaolin, superplasticizer, cement water
factor, strong press, strong pull concrete.
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
“If Allah is making you wait, then be prepared to riceive more than what you
asked for”
(Jika Allah membuatmu menunggu, percayalah dan bersiaplah untuk menerima
lebih dari apa yang kamu minta)
“Innallaha ma’ashobirin”
“Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar”
(QS. Al-Baqarah 2: 153)
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih
sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan dan kesabaran
yang engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan
pada waktu yang tepat. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasulullah Muhammad SAW. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
viii
Terima kasih karna selalu ada untuk saya.
4. Bapak Indra Gunawan, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan sekaligus Dosen Pembimbing Utama Skripsi saya yang telah
membimbing, mengarahkan, memberi nasehat, dan saran serta motivasi
yang sangat berarti dari awal saya masuk kuliah sampai terselesainya
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Adriyansyah, S.T., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah membimbing, mengarahkan, memberi nasehat, dan saran serta
motivasi yang sangat berarti selama penyusunan skripsi.
6. Ibu Endang S. Hisyam, S.T., M.Eng., selaku Dosen Penguji I skripsi yang
telah memberi masukan, bimbingan dan arahan dalam atas penyusunan
skripsi ini.
7. Ibu Revy Safitri, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji II skripsi yang telah
membantu mengarahkan, memberi masukan serta mengevaluasi selama
pengerjaan skripsi ini.
8. Ibu Yayuk Apriyanti, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
9. Ibu Ferra Fahriani, S.T., M.T., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil
10. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
yang tidak saya sebutkan. Tanpa mereka saya tidak bisa seperti sekarang ini.
11. Dinas PUPR yang telah meminjamkan Laboratorium berserta alatnya.
12. Sahabatku Eka Mulyani, Riska, Elisabeth Agustiya R yang telah
memberikanku semangat, motivasi dan inspirasi dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga doa dan semua hal terbaik yang engkau berikan
menjadikanku orang yang baik pula. Terimakasih karna selalu ada untukku.
13. Eka, Riska, Lingga, Azuan, Daris, Bang Marbun, Atiqoh, Anugrah, David,
Dinda, Bang Roby, Diah, Indah, Saska, Zirita, Devin, Habiburrahman,
Habib Husni, Fikri, Devan, Nadif yang telah membantu dalam penyelesaian
pembuatan beton.
14. Yuk Irena, Bang Rhozi, Kak Masfufah yang telah memberikan masukan dan
saran dalam menyelesaikan Skripsi ini
15. Seluruh teman seperjuanganku Angkatan 2016 yang telah memberi
dukungan, bantuan dan kerjasamanya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
ix
16. Seluruh Sivitas Akademika UBB dan Almamater kebanggaanku.
17. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada
waktu pelaksanaan maupun penyusunan Skripsi ini
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak,
khususnya bagi mahasiswa Universitas Bangka Belitung Jurusan Teknik Sipil.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Alhamdulillahhirobbil Alamin, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT.
karena atas hidayah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Penambahan Limbah Bubut Besi, Metakaolin, Dan
Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton”.
Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
guna meraih gelar Sarjana Strata (S-1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bangka Belitung.
Di dalam skripsi ini disajikan pokok-pokok pembahasan yang meliputi
pengujian syarat agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan campuran beton,
perhitungan rancangan proporsi beton, pembuatan beton, perawatan beton dan
pengujian kuat tekan beton.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan pada masa yang
akan datang.
Akhir kata penulis berharap Skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak,
khususnya bagi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Amelia Dindora
xi
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR ISI
Hal.
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3 Batasan Masalah............................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................ 4
1.6 Keaslian Penelitian........................................................................... 4
1.7 Sistematika Penelitian...................................................................... 5
xiii
2.2.5 Air........................................................................................... 14
2.2.6 Limbah Serat Bubut Besi........................................................ 14
2.2.7 Kaolin...................................................................................... 16
2.2.8 Metakaolin............................................................................... 17
2.2.9 Superplasticizer....................................................................... 19
2.2.10 Faktor Air Semen (FAS)....................................................... 20
2.2.11 Pengujian Bahan.................................................................... 21
2.2.12 Perancangan Campuran Adukan Beton................................. 25
2.2.13 Slump..................................................................................... 31
2.2.14 Umur Beton........................................................................... 32
2.2.15 Kuat Tekan............................................................................ 32
2.2.16 Kuat Tarik............................................................................. 34
xiv
3.3.3.7 Pengujian Kadar Lumpur Agregat Kasar dan Agregat
Halus......................................................................................... 64
3.3.4 Pengujian pH Air....................................................................... 65
3.3.5 Pengujian Slump........................................................................ 66
3.3.6 Pembuatan Benda Uji................................................................ 67
3.3.7 Jumlah Benda Uji...................................................................... 70
3.3.8 Perawatan Benda Uji................................................................. 70
3.3.9 Pengujian Kuat Tekan............................................................... 71
3.3.10 Pengujian Kuat Tarik............................................................... 72
xv
4.7 Pengaruh Penambahan Limbah Bubut Besi, Metakaolin, dan
Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan Beton........................................... 98
4.8 Pengaruh Penambahan Limbah Bubut Besi, Metakaolin, dan
Superplasticizer Terhadap Kuat Tarik Belah Beton.................................. 102
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Tipe serat baja................................................................................. 16
Gambar 2.2 Hubungan faktor air semen dan kuat tekan silinder beton.............. 27
Gambar 2.3 Proporsi agregat halus pada agregat maksimum 20 mm................. 29
Gambar 2.4 Hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran, dan berat
beton ................................................................................................................... 30
Gambar 2.5 Pembebanan pada pengujian kuat tekan beton................................ 33
Gambar 2.6 Pengujian kuat tarik belah............................................................... 35
Gambar 3.1 Semen.............................................................................................. 36
Gambar 3.2 Air.................................................................................................... 37
Gambar 3.3 Agregat Kasar.................................................................................. 37
Gambar 3.4 Agregat Halus.................................................................................. 38
Gambar 3.5 Serat Limbah Bubut Besi................................................................ 38
Gambar 3.6 Proses Pemanasan Material Kaolin Menjadi Metakaolin .............. 39
Gambar 3.7 Satu Set Saringan............................................................................ 40
Gambar 3.8 Timbangan Elektrikdan Timbangan Non Elektrik ......................... 40
Gambar 3.9 Oven................................................................................................ 41
Gambar 3.10 Cawan............................................................................................ 41
Gambar 3.11 Sendok........................................................................................... 42
Gambar 3.12 Piknometer.................................................................................... 42
Gambar 3.13 Gelas Ukur..................................................................................... 43
Gambar 3.14 Kerucut Terpancung dan Batang Baja ......................................... 43
Gambar 3.15 Alat Uji Slump............................................................................... 44
Gambar 3.16 Batang Baja................................................................................... 44
Gambar 3.17 Cetakan Beton............................................................................... 45
Gambar 3.18 Mesin Pengguncang Saringan....................................................... 45
Gambar 3.19 Timbangan Berat Jenis.................................................................. 46
Gambar 3.20 Mesin Molen................................................................................. 46
Gambar 3.21 Bak Perendam............................................................................... 46
Gambar 3.22 Mesin Los Angeles........................................................................ 47
Gambar 3.23 pH Digital...................................................................................... 47
xvii
Gambar 3.24 Universal Testing Machine........................................................... 48
Gambar 3.25 Gambar Diagram Alir Penelitian................................................... 50
Gambar 4.1 Hasil gradasi agregat halus zona III (agak halus)........................... 76
Gambar 4.2 Hasil gradasi agregat kasar.............................................................. 78
Gambar 4.3 Hasil pengujian kuat tekan beton 7 hari dan FAS 0,27................... 90
Gambar 4.4 Hasil pengujian kuat tekan beton 7 hari dan FAS 0,45................... 92
Gambar 4.5 Hasil pengujian kuat tekan beton 28 hari dan FAS 0,27................. 93
Gambar 4.6 Hasil pengujian kuat tekan beton 28 hari dan FAS 0,45................. 95
Gambar 4.7 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 7 hari dan FAS 0,27........... 96
Gambar 4.8 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 7 hari dan FAS 0,45........... 98
Gambar 4.9 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 28 hari dan FAS 0,27......... 99
Gambar 4.10 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 28 hari dan FAS 0,45....... 101
Gambar 4.11 Perbandingan kuat tekan beton variasi normal dan variasi campuran
dengan FAS 0,27................................................................................... 103
Gambar 4.12 Perbandingan kuat tekan beton variasi normal dan variasi campuran
dengan FAS 0,45................................................................................... 103
Gambar 4.13 Perbandingan kuat tarik belah beton dengan FAS 0,27................ 105
Gambar 4.14 Perbandingan kuat tarik belah beton dengan FAS 0,45................ 106
xviii
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Susunan Unsur Semen Portland ......................................................... 10
Tabel 2.2 Batas-batas Gradasi Agregat Halus..................................................... 11
Tabel 2.3 Batas-batas Gradasi Agregat Halus..................................................... 12
Tabel 2.4 Jenis serat baja.................................................................................... 15
Tabel 2.5 Susunan unsur kimia kaolin................................................................ 17
Tabel 2.6 Komposisi Senyawa Kimia Metakaolin.............................................. 18
Tabel 2.7 Komposisi Fisik Metakaolin............................................................... 18
Tabel 2.8 Nilai Tambah m Jika Pelaksana Tidak Mempunyai Pengalaman....... 26
Tabel 2.9 Perkiraan Kebutuhan Air Per meter Kubik Beton ............................. 28
Tabel 2.10 Penetapan Nilai Slump Adukan Beton.............................................. 32
Tabel 2.11 Rasio Kuat Tekan Beton Pada Berbagai Umur ................................ 32
Tabel 2.12 Beberapa Jenis Beton Menurut Kuat Tekannya................................ 33
Tabel 2.13 Formulir Pengujian Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Slinder.. 34
Tabel 3.1 Kebutuhan Bahan Tambah Untuk Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik
Beton .................................................................................................................. 39
Tabel 3.2 Kapasitas Wadah Ukur........................................................................ 60
Tabel 3.3 Massa Minimum Benda Uji................................................................ 64
Tabel 3.4 Jumlah benda uji yang direncanakan.................................................. 72
Tabel 4.1 Hasil pengujian analisis saringan agregat halus.................................. 75
Tabel 4.2 Hasil gradasi agregat halus pada zona III (agak halus)....................... 76
Tabel 4.3 Hasil pengujian analisis saringan agregat kasar.................................. 77
Tabel 4.4 Hasil gradasi agregat kasar 20 mm..................................................... 78
Tabel 4.5 Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus..................... 79
Tabel 4.6 Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar..................... 80
Tabel 4.7 Pengujian berat isi agregat halus......................................................... 81
Tabel 4.8 Pengujian berat isi agregat kasar......................................................... 81
Tabel 4.9 Pengujian kadar air agregat halus....................................................... 82
Tabel 4.10 Pengujian kadar air agregat kasar..................................................... 83
Tabel 4.11 Pengujian keausan agregat kasar dengan mesin los angeles............. 83
Tabel 4.12 Pengujian kadar lumpur agregat halus.............................................. 84
xix
Tabel 4.13 Pengujian kadar lumpur agregat kasar.............................................. 85
Tabel 4.14 Pengujian pH air................................................................................ 86
Tabel 4.15 Proporsi campuran beton variasi I.................................................... 86
Tabel 4.16 Proporsi campuran beton variasi II................................................... 87
Tabel 4.17 Hasil pengujian slump....................................................................... 89
Tabel 4.18 Hasil pengujian kuat tekan beton 7 hari dan FAS 0,27..................... 90
Tabel 4.19 Hasil pengujian kuat tekan beton 7 hari dan FAS 0,45..................... 91
Tabel 4.20 Hasil pengujian kuat tekan beton 28 hari dan FAS 0,27................... 93
Tabel 4.21 Hasil pengujian kuat tekan beton 28 hari dan FAS 0,45................... 94
Tabel 4.22 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 7 hari dan FAS 0,27............ 96
Tabel 4.23 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 7 hari dan FAS 0,45............ 97
Tabel 4.24 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 28 hari dan FAS 0,27.......... 98
Tabel 4.25 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 28 hari dan FAS 0,45.......... 100
Tabel 4.26 Hasil kuat tekan beton normal.......................................................... 102
Tabel 4.27 Perbandingan kuat tekan beton pada variasi campuran.................... 102
Tabel 4.28 Perbandingan nilai kuat tekan beton pada penelitian saya dan
penelitian sebelumnya......................................................................................... 104
Tabel 4.29 Rekapitulasi hasil pengujian kuat tarik belah beton.......................... 105
xx
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
10. Mutu beton yang direncanakan adalah ƒ’c 32 MPa dan 40 MPa yang dapat
digunakan untuk struktur beton bertulang, bagian-bagian struktur penahan
beban, misalnya kolom, balok dinding yang menahan beban dan sebagainya.
11. Jumlah benda uji masing-masing 3 buah untuk setiap variasi pemakaian
limbah bubut besi dan metakaolin.
6
7
2.2.4 Agregat
Menurut Tjokrodimuldjo (2007), agregat ialah butiran mineral alami yang
berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Walaupun
namanya hanya sebagai bahan pengisi tetapi agregat kasar sangat berpengaruh
terhadap sifat-sifat mortar/beton.
1. Agregat berdasarkan ukuran butiran
Berdasarkan SNI-03-2834-1993, agregat dibedakan menjadi dua bagian
yaitu:
1) Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batu
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir terbesar 5,00 mm.
2) Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi dari batu atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir 5,00-40,00 mm.
2. Gradasi Agregat
Menurut Tjokrodimuldjo (2007), gradasi agregat ialah distribusi ukuran
butiran dari agregat. Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai persentase dari
berat butiran yang tertinggal atau lewat didalam suatu susunan ayakan.
Gradasi agregat dibedakan atas.
1) Gradasi agregat halus
Gradasi agregat halus dapat dilihat padat Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Batas-batas gradasi agregat halus
Ukuran Persentase lolos saringan
saringan (mm) Kasar Agak Kasar Agak Halus Halus
10 100 100 100 100
4,8 90-100 90-100 90-100 95-100
2,4 60-95 75-100 85-100 95-100
1,2 30-70 55-90 75-100 90-100
0,3 5-20 8-30 12-40 15-50
0,15 0-10 0-10 0-10 0-15
Sumber: Tjokrodimuljo, 2007
12
Untuk air perawatan dapat dipakai juga air untuk pengadukan, tetapi harus
yang tidak menimbulkan noda atau endepan yeng merusak warna permukaan.
Karena kualitas beton akan berkurang jika mengandung air kotoran.
Serat baja memiliki bentuk bulat, lurus dihasilkan oleh pemotongan kawat.
Kawat biasanya memiliki diameter antara 0,010 dan 0,039 inci (0,25-1,00 mm).
Serat baja lurus dan datar memiliki penampang melintang tipikal berkisar antara
0,006 hingga ketebalan 0,025 inci (0,150-0,64 mm). Lebar 0,010-0,080 inci (0,25-
2,03 mm) dihasilkan oleh lembar geser atau perataan kawat. Beberapa serat telah
dideformasi dengan menekuk atau meratakan untuk meningkatkan ikatan
mekanis. Serat juga diproduksi dari kawat yang ditarik dingin dicukur membentuk
serat baja. Ada juga tersedia baja serat yang dibuat oleh proses pemesinan yang
menghasilkan potongan panjang. Serat ini memiliki permukaan yang kasar dan
tidak beraturan serta penampang berbentuk bulat. Bentuk serat baja bisa dilihat
pada Gambar 2.1.
2.2.8 Metakaolin
Dalam Safitri (2011), Sabir (2001) menyatakan bahawa metakaolin adalah
pozzolan yang terbentuk dari pembakaran mineral kaolin pada kisaran suhu 450-
900°C, dan metakaolin akan terbentuk secara sempurna pada kisaran suhu 700-
800°C. Metakaolin menekan reaksi alkali silika, seperti yang terjadi pada dam di
Brasil. Metakaolin mengurangi penetrasi klorida sehingga resiko terjadi korosi
pada beton yang bersentuhan langsung dengan klorida berkurang. Karena efek
keuntungan pada kualitas pasta semen, Metakaolin meningkatkan kuat tekan pada
umur 28 hari. Daya tahan terhadap abrasi juga meningkat dengan penggunaan
metakaolin.
Material bahan baku dalam pembuatan metakaolin adalah kaolin tanah liat.
Kaolin bersifat halus, putih, dan merupakan mineral utama dalam pembuatan
porselen. Metakaolin mengandung SiO2 sebanyak 54,64% dari Al2O3 sebanyak
17
42,87% yang merupakan unsur utama semen, sehingga dapat digunakan sebagai
bahan tambah semen (Justice, 2005). Proses kalnisasi menjadi metakaolin
menurut reaksi kimia adalah sebagai berikut:
Panas
Al2SiO5(OH)4 Al2O3 SiO5 + 2H2O
Dalam penelitian ini digunakan metakaolin dengan suhu pembakaran 800ºC.
Dari hasil pengujian Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi
Kegunungapian, Yogyakarta didapat komposisi unsur kimiawi dan persentasenya.
Adapun komposisi senyawa kimia dapat dilihat pada Tabel 2.6 dan untuk
komposisi fisik metakaolin dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.6 Komposisi senyawa kimia metakaolin
Komposisi kimia Persentase (%)
SiO2 73,35
Al2O3 15,74
Fe2O3 4,28
CaO 1,94
H2O 0,11
MnO 0,03
MgO 0,48
K2O 1,35
Na2O 1,6
TiO2 0,00
HD 1,00
Sumber: Mediyanto dkk. 2010
Tabel 2.7 Komposisi fisik metakaolin
Bentuk fisik
Bubuk
Warna
Putih
Berat jenis (Specifik Gravity)
2,6
18
2.2.9 Superplasticizer
Superplasticizer merupakan bahan tambah yang dimasukan kedalam beton
segar yang berfungsi dapat meningkatkan nilai slump untuk memudahkan
workability. Superplasticizer juga dapat meningkatkan mutu beton akibat
pengurangan pemakain air sehingga faktor air semen menjadi lebih rendah dengan
slump yang meningkat (Harti, 2019).
Secara sederhana superplasticizer berfungsi membuat adukan lebih encer
dengan udara yang sedikit. Superplasticizer didalam klasifikasi ASTM masuk
19
akan mengakibatkan menurunnya kinerja beton bahkan lebih ekstrem lagi bisa
menimbulkan kerusakan pada beton.
Dengan:
Bj = Berat benda uji kering permukaan jenuh (SSD) (gram).
Bk = Berat benda uji kering oven (gram)
Ba = Berat benda uji kering permukaan (gram)
Bt = Berat piknometer + benda uji + air (gram)
4. Pengujian berat isi agregat kasar dan halus (SNI 03-1973-2008)
Berat isi adalah perbandingan antara berat dan isi. Pengujian berat isi agregat
bertujuan untuk mengetahui berat isi dari agregat tersebut.
Rumus yang digunakan yaitu:
Mc - Mm
Berat isi (D) = ...............................................................................2.13
Vm
Dengan:
D = Berat isi beton (kg/m3)
Mc = Berat wadah ukur yang diisi beton (kg)
Mm = Berat waduh ukur (kg)
Vm = Volume wadah ukur (m3)
5. Pengujian kadar air agregat (SNI 03-1971-2011)
Pengujian ini diksudkan untuk menetukan kadar air agregat dengan cara
pengeringan. Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air
yang dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan
dalam persen.
Rumus yang digunakan yaitu:
24
W3 - W5
Kadar air agregat = x 100%......................................................2.14
W5
Dengan:
W3 = Berat benda uji awal (gram)
W5 = Berat benda uji kering (gram)
6. Pengujian keausan agregat kasar dengan mesin Los Angeles (SNI 03-2417-
2008)
Pengujian ini diksudkan untuk menetukan ketahanan agregat kasar terhadap
keausan dengn menggunkan mesin Los Angeles. Keausan tersebut dinyatakan
dengan perbandingan antara berat tahan aus lewat saringan no.12 terhadap
berat semula dalam persen.
Rumus yang digunakan yaitu:
a - b
Keausan agregat = x 100%.................................................................2.15
a
Dengan:
a = Berat benda uji semula (gram)
b = Berat benda uji tertahan saringan No.12 (gram)
7. Pengujian kadar lumpur agregat kasar dan agregat halus (SNI 03-4142-1996)
Pengujian dimaksudkan untuk menghitung nilai kadar lumpur yang ada dalam
agregat yang akan dipakai dalam pembuatan campuran beton. Adapun rumus
yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
W1 - W2
Kadar Lumpur = x 100 %...............................................................2.16
W2
Dengan:
W1 = Berat benda uji semula (gram)
W2 = Berat benda uji setelah kering oven (gram)
3. Awet, dan
4. Murah
Menurut (SNI 03-2834-2000), langkah-langkah pokok cara perancangan
campuran adukan beton normal adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan nilai deviasi standar
Deviasi standar S ialah alat ukur tingkat mutu pelaksanaan pembuatan
pembetonan. Nilai S ini digunakan sebagai salah satu data masukan pada
perencanaan campuran beton.
1) Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman hasil pengujian contoh
beton pada masa lalu, maka nilai deviasi standar S tidak dapat dihitung.
2) Jika pelaksana produsen beton (pembuat beton) mempunyai data
pengalaman, maka nilai deviasi standar S ditetapkan.
Nilai deviasi standar dihitung menggunkan rumus:
S= Σ
√ ( fc−fc ,r ) ²
N−1
.....................................................................................2.17
Dengan:
S = deviasi standar
fc = kuat tekan masing-masing slinder beton (MPa)
fc,r = kuat tekan rata-rata (MPa)
N = banyaknya nilai kuat tekan beton
2. Perhitungan nilai tambah m (margin)
Perhitungan nilai margin (m) dihitung dengan 2 cara:
1) Jika pelaksanaan mempunyai pengalaman lapang, maka nilai tambah
dihitung berdasarkan nilai deviasi standar S dari rumus sebelumnya, dan
dengan 2 rumus berikut (diambil yang terbesar):
m = 1,34 . S................................................................................................2.18
atau
m = 2,33 S – 3,5.........................................................................................2.19
2) Jika pelaksana tidak mempunyai pengalaman lapang, maka nilai tambah m
diambil dari Tabel 2.8:
27
Dengan:
bj camp = berat jenis agregat campuran
bj h = berat jenis agregat halus
bj k = berat jenis agregat kasar
kh = persentase agregat halus terhadap agregat campuran
kk = persentase agregat kasar terhadap agregat campuran
Berat jenis agregat halus dan agregat kasar diperoleh dari hasil pemeriksaan
uji laboraturium, namun jika belum ada maka dapat diambil nilai sebesar:
bj = 2,60 untuk agregat dipecah/alami
bj = 2,70 untuk agregat pecahan
15. Perkiraan berat beton
Dengan data berat jenis agregat campuran dan kebutuhan air tiap meter kubik
betonnya maka berat beton dapat diperkirakan dengan gambar 2.3.
2.2.13 Slump
Menurut Tjokrodimuljo (2007), menjelaskan kelecekan (sifat plastis, yaitu
sifat kekentalan beton segar, antara cair dan padat) merupakan ukuran kemudahan
beton segar untuk diaduk dengan bejana pengaduk, diangkut dari tempat
pengaduk ke lokasi penulangan, dituang dari bejana pengaduk ke cetakan beton
dan dipadatkan setelah beton segar berada dalam cetakan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa biasanya semakin encer beton segar maka semakin mudah beton
segar tersebut dikerjakan.
Berdasarkan SNI 03-1972-1990, slump beton ialah besaran kekentalan
(viscocity) atau plastisitas dan kohesif dari beton. Slump ditetapkan sesuai dengan
kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang mudah dikerjakan,
mudah dituangkan, dipadatkan, dan diratakan. Adapun penetapan nilai slump
adukan beton dapat dilihat pada Tabel 2.10.
32
Keterangan gambar,
Dengan:
P = Beban
T = tinggi silinder
d = diameter silinder
Adapun contoh Formulir pengujian kuat tekan beton dengan benda uji
silinder dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13 Formulir pengujian kuat tekan beton dengan benda uji silinder
35
36
3.2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Saringan
Saringan adalah alat yang digunakan mengetahui distribusi ukuran dari agregat
kasar dan agregat halus dengan menggunakan ukuran saringan yang telah
ditentukan. Saringan yang dipakai pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 3.7.
39
18. Alat Uji Tekan Beton dan Uji Tarik Belah Beton
Mesin uji tekan adalah salah satu alat uji mekanik untuk mengetahui kekuatan
bahan/benda uji terhadap gaya tekan. Caranya adalah dengan memberikan
gaya tekan kepada benda uji dalam posisibenda uji tegak lurus.
Mesin uji tarik belah beton adalah alat yang digunakan dalam uji kuat tekan
beton yang dilengkapi dengan pelat. Pelat atau penekanan batang tambahan
diperlukan bila diameter atau panjang benda uji lebih besar dari ukuran
permukaan tekan dari mesin uji yang digunakan, pelat atau batang penekan
tambahan tersebut harus dipasangkan pada bagian bawah dan bagian atas dari
mesin uji tekan dan harus terbuat dari pelat baja yang memiliki tingkat
kerataan ± 0,025 mm bila diukur tegak lurus terhadap setiap titik pada garis
singgung bidang tekan. Pelat atau batang penekan tambhan tersebut harus
berukuran lebar minimal 50 mm dan lebar minimal sama dengan jarak antar
tepi bidang tekan bagian bawah dari mesin uji hingga digunakan sedemikian
rupa hingga beban tekan diberikan pada seluruh panjang dari benda uji pada
kuat tekan tarik belah benda uji diletakan secara simetris. Alat uji kuat tekan
beton dan tarik belah beton yang digunakan pada penelitian ini dapat di lihat
pada Gambar 3.24.
Studi Literatur
Tidak
Memenuhi
Ya
A
49
Uji Slump
Beton Variasi
Beton Beton Variasi
(5 MK + 5 LBB + 1,7 SP)
Normal %
(7,5 MK + 7,5 LBB + 1,7 SP)%
FAS:
0,27 dan 0,45
Selesai
saringan adalah penentuan persentase berat butiran agragat yang lolos dari satu
set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik
pembagian butir.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
1) Persentase tertahan pada masing-masing saringan dihitung menggunakan
persamaan 2.1
2) Persentase lolos pada masing-masing saringan dihitung menggunakan
persamaan 2.2
3) Persentase berat tertahan komulatif dihitung menggunakan persamaan 2.3
4) Modulus kehalusan butir dihitung menggunakan persamaan 2.4
2. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar (SNI 03-1969-2008)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (Bulk), berat jenis
kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry = SSD), berat jenis semu
(apparent), serta penyerapan agregat kasar. Hasil dari pengujian ini nantinya
akan digunakan untuk menentukan berat jenis campuran.
1) Berat jenis (Bulk) adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat
air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada
suhu tertentu.
2) Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) adalah perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama
dengan isi agregat dalam keaadan jenuh pada suhu tertentu.
3) Berat jenis semu (Apparent) adalah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu.
4) Penyerapan (Absorption) adalah perbandingan berat air yang dapat diserap
quarry terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
a) Berat jenis (Bulk) dihitung menggunakan persamaan 2.5
b) Berat jenis kering permukan jenuh (SSD) dihitung menggunakan
persamaan 2.6
c) Berat jenis semu (Apparent) dihitung menggunakan persamaan 2.7
d) Penyerapan (Absorption) dihitung menggunakan persamaan 2.8
51
3. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus (SNI 03-1970-2008)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (Bulk), berat jenis
kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry = SSD), berat jenis semu
(apparent), serta penyerapan agregat halus. Hasil dari pengujian ini nantinya
akan digunakan untuk menentukan berat jenis campuran.
1) Berat jenis (Bulk) adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat
air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keaadaan jenuh pada
suhu tertentu.
2) Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) adalah perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama
dengan isi agregat dalam keaadan jenuh pada suhu tertentu.
3) Berat jenis semu (Apparent) adalah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu.
4) Penyerapan (Absorption) adalah perbandingan berat air yang dapat diserap
quarry terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
a) Berat jenis (Bulk) dihitung menggunakan persamaan 2.9
b) Berat jenis kering permukan jenuh dihitung menggunakan persamaan
2.10
c) Berat jenis semu (Apparent) dihitung menggunakan persamaan 2.11
d) Penyerapan (Absorption) dihitung menggunakan persamaan 2.12
4. Pengujian berat isi agregat kasar dan halus (SNI 03-1973-2008)
Berat isi adalah perbandingan antara berat dan isi. Pengujian berat isi agregat
bertujuan untuk mengetahui berat isi dari agregat tersebut. Pengujian berat isi
(D) dihitung menggunakan persamaan 2.13
5. Pengujian kadar air agregat (SNI 03-1971-2011)
Pengujian ini diksudkan untuk menetukan kadar air agregat dengan cara
pengeringan. Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air
yang dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan
dalam persen. Pengujian kadar air agregat dihitung menggunakan persamaan
2.14
52
6. Pengujian keausan agregat kasar dengan mesin Los Angeles (SNI 03-2417-
2008)
Pengujian ini diksudkan untuk menetukan ketahanan agregat kasar terhadap
keausan dengn menggunkan mesin Los Angeles. Keausan tersebut dinyatakan
dengan perbandingan antara berat tahan aus lewat saringan no.12 terhadap
berat semula dalam persen. Pengujian Keausan agregat dihitung menggunakan
persamaan 2.15
7. Pengujian kadar lumpur agregat kasar dan agregat halus (SNI 03-4142-1996)
Pengujian dimaksudkan untuk menghitung nilai kadar lumpur yang ada dalam
agregat yang akan dipakai dalam pembuatan campuran beton. Pengujian kadar
lumpur dihitung menggunakan persamaan 2.16
1. Peralatan
Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
54
2. Benda Uji
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (4,75 mm) diperoleh
dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira-kira 5 kg.
3. Pelaksanaan
Urutan pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut:
a. Keringkan contoh uji tersebut sampai berat tetap dengan temperatur
(110±5)0C, dinginkan pada temperatur kamar selama satu sampai tiga jam
untuk contoh uji dengan ukuran maksimum nominal 37,5 mm (Saringan
No. 1 ½ in.) atau lebih untuk ukuran yang lebih besar sampai agregat
cukup dingin pada temperatur yang dapat dikerjakan pada temperatur
(kira-kira 500C). Sesudah itu rendam agregat tersebut di dalam air pada
temperatur kamar selama (24+4) jam.
b. Apabila nilai-nilai penyerapan dan berat jenis akan dipergunakan dalam
menentukan proporsi campuran beton yang agregatnya akan berada
pada kondisi alaminya, maka persyaratan untuk pengeringan awal sampai
berat tetap dapat dihilangkan, dan jika permukaan partikel butir contoh
terjaga secara terus-menerus dalam kondisi basah, perendaman sampai
55
(24+4) jam juga dapat dihilangkan. Hal ini jelas, khususnya untuk partikel
butiran yang lebih besar dari 75 mm (3 inci) karena air tidak mungkin
mampu masuk sampai pusat butiran dalam waktu perendaman seperti
yang disyaratkan.
c. Pindahkan contoh uji dari dalam air dan guling-gulingkan pada suatu
lembaran penyerap air sampai semua lapisan air yang terlihat hilang.
Keringkan air dari butiran yang besar secara tersendiri. Aliran udara yang
bergerak dapat digunakan untuk membantu pekerjaan pengeringan.
Kerjakan secara hati-hati untuk menghindari penguapan air dari pori-pori
agregat dalam mencapai kondisi jenuh kering permukaan. Tentukan berat
benda uji pada kondisi jenuh kering permukaan. Catat beratnya dan semua
berat yang sampai nilai 1,0 gram terdekat atau 0,1 persen yang terdekat
dari berat contoh, pilihlah nilai yang lebih besar.
d. Pindahkan contoh uji dari dalam air dan guling-gulingkan pada suatu
lembaran penyerap air sampai semua lapisan air yang terlihat hilang.
Keringkan air dari butiran yang besar secara tersendiri. Aliran udara yang
bergerak dapat digunakan untuk membantu pekerjaan pengeringan.
Kerjakan secara hati-hati untuk menghindari penguapan air dari pori-pori
agregat dalam mencapai kondisi jenuh kering permukaan. Tentukan berat
benda uji pada kondisi jenuh kering permukaan. Catat beratnya dan semua
berat yang sampai nilai 1,0 gram terdekat atau 0,1 persen yang terdekat
dari berat contoh, pilihlah nilai yang lebih besar.
c) Penggetar internal harus memiliki permukaan yang halus dan rapat pada
bagian penggetarnya serta digerakkan dengan motor listrik. Frekuensi
getaran harus 7000 getaran per menit atau lebih. Diameter terluar dari
bagian penggetar tidak kurang dari 19 mm dan tidak lebih dari 38 mm.
Panjang bagian penggetar tidak kurang dari 600 mm.
d) Alat perata.
e) Palu karet.
f) Wadah ukur berbentuk silinder dengan kapasitas dan penggunaan dapat
dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kapasitas wadah ukur
Ukuran maksimum agregat Kapasitas wadah
kasar ukur
Inci Mm Liter
1 25,0 6
1,5 37,5 11
2 50 14
3 75 28
4,5 112 70
6 150 100
Sumber: SNI-03-1973-2008
2. Benda Uji
Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili
campuran beton.
3. Pelaksanaan
Untuk mengadakan pengujian berat isi agregat kasar dan agregat halus harus
diikuti tahapan sebagai berikut:
a. Timbangan
Memiliki kapasitas yang memadai dan dapat menimbang dengan ketelitian
0,1% dari berat contoh.
b. Pemanas
Oven yang memiliki ventilasi dan dapat mempertahankan temperatur
contoh 110°C ± 5°C. Apabila pengaturan temperatur tidak disyaratkan,
boleh digunakan pemanas lain yang memadai seperti pelat pemanas
dengan listrik atau gas, lampu pemanas listrik, atau oven microwave
berventilasi.
c. Wadah benda uji
Wadah benda uji harus tahan panas dengan volume yang memadai
sehingga dapat menampung benda uji agar tidak sampai jatuh/tumpah.
Wadah benda uji juga harus memiliki bentuk yang sedemikian rupa
sehingga kedalaman benda uji tidak lebih seperlima dari lebar wadah
benda uji.
d. Pengaduk.
Pengaduk yang terbuat dari logam atau spatula dengan ukuran yang
memadai sesuai ukuran benda uji.
2. Benda uji
Benda uji untuk pemeriksaan agregat minimum tergantung pada ukuran butir
minimum sesuai daftar Tabel 3.3.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
a. Timbang benda uji sampai 0,1% massa terdekat (W 1); (Massa benda uji
adalah massa wadah dan benda uji dikurangi massa wadah).
b. Keringkan benda uji langsung dalam wadah dengan menggunakan
pemanas yang diinginkan dan jaga jangan sampai ada partikel yang
hilang. Pemanasan yang terlalu cepat dapat menyebabkan partikel pecah
dan keluar dari wadah sehingga mengurangi massa benda uji. Apabila
pemanasan dapat merubah sifat benda uji agregat atau apabila disyaratkan
pengujian yang lebih teliti maka gunakan oven yang memiliki pengatur
temperatur. Apabila pemanas tidak menggunakan oven yang memiliki
62
Sumber: SNI-03-1971-2011
2) Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalamm mesin Los Angeles.
3) Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai dengan 33 rpm. Jumlah putaran
gradasi A, B, C, dan D 500 putaran dan untuk gradasi E, F,dan G 1000
putaran.
4) Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian
saring dengan saringan No. 12 (1,7 mm), butiran yang tertahan di atasnya
dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu (110+5)°C.
Adapun pelaksanaan pengujian kadar lumpur agregat kasar dan halus sebagai
berikut:
a) Oven agregat yang akan diuji lalu di timbang, hasil berat = (W1)
b) Masukkan agregat kedalam ember dan tuangkan air bersih hingga
agregat terendam.
c) Aduklah agregat agar terpisah dari bagian-bagian yang halus (lumpur),
lalu tuangkan suspensi yang kelihatan keruh tersebut dengan perlahan-
lahan ke dalam ayakan No.16 dan No.200
d) Ulangi langkah b dan c diatas beberapa kali hingga air cucian (bilasan)
nampak jernih.
e) butiran-butiran agregat yang tertinggal diatas susunan ayakan hingga air
bilasan nampak jernih.
f) Masukkan agregat yang susah dicuci tersebut kedalam oven dengan suhu
110 derajat Celcius kurang lebih 24 jam sampai berat tetap.
g) Timbanglah agregat yang sudah di oven dan di catat beratnya = (W2).
h) Bilaslah.
Rekapitulasi jumlah benda uji dapat dilihat pada Tabel 3.6. Umur beton
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 dan 28 hari dengan variasi
komposisi campuran 5% metakaolin (MK) + 5% limbah bubut besi (LBB) + 1,7%
superplaticizer (SP) dan 7,5% metakaolin (MK) +7, 5% limbah bubut besi (LBB)
+ 1,7% superplaticizer (SP) terhadap berat agregat kasar dan semen yang dipakai,
menggunakan FAS 0,27 dan 0,45. Dari masing-masing campuran beton dibuat
tiga benda uji, jadi benda uji yang direncanakan sebanyak 72 buah benda uji.
1. Peralatan
Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton diperlukan peralatan sebagai
berikut:
a. Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh.
b. Mesin tarik belah, kapasitas sesuai kebutuhan.
2. Persiapan pengujian.
Benda uji beton berbentuk silinder yang akan ditentukan kekuatan tariknya
diambil dari bak perendam/pematangan (curing), kemudian dibersihkan dari
kotoran yang menempel dengan kain lembab.
a. Berat dan ukuran benda uji ditentukan.
b. Benda uji siap untuk diperiksa.
3. Pelaksanaan
Untuk melaksanakan pengujian kuat tarik belah beton harus diikuti beberapa
tahapan sebagai berikut:
a. Benda uji diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan meja penekan
mesin uji tekan.
b. Mesin tekan dijalankan dengan penambahan beban yang konstan berkisar
antara 0,7 hingga 1,4 MPa per menit.
c. Pembebanan dilakukan sampai uji menjadi hancur dan beban maksimum
yang terjadi selama pemeriksaan benda uji dicatat.
d. Bentuk pecah digambar dan keadaan benda uji dicatat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
73
74
Adapun hasil gradasi agregat halus dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan
Gambar 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.2 Hasil gradasi agregat halus pada zona III (agak halus)
Persen berat
Ukuran Lolos butir yang lolos
No. ayakan jenis
saringan saringan
saringan agregat halus
(mm) (%)
Agak halus (III)
3/8 9,50 100 100
4 4,75 100 90 100
8 2,36 96,548 85 100
16 1,18 84,312 75 100
30 0,60 67,874 60 79
50 0,30 39,270 12 40
100 0,15 9,225 0 10
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
100
90
Persen lolos saringan (%)
80
70
60
50 Batas Bawah
40 Data Pengujian
30
Batas Atas
20
10
0
0.1 1 10 100
Ukuran saringan (mm)
sedangkan jika semakin dekat dengan batas bawah agregat halus zona III
berarti butir agregat halusnya semakin kasar terlihat pada ukuran saringan
2,36, 4,75 dan 9,50. Dengan demikian, agregat halus yang akan digunakan
dalam pembuatan beton adalah agregat halus zona III yaitu pasir agak
halus.
4.1.2 Hasil Pengujian Analisis Saringan Agregat Kasar
Hasil dari pengujian analisis saringan agregat kasar diperoleh data
gradasi agregat kasar dan modulus halus butir. Data hasil pengujian
analisis saringan agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai
berikut.
Tabel 4.3 Hasil pengujian analisis saringan agregat kasar
Ukuran Berat Jumlah Persen
Persen
No. saringan tertahan berat Persen tertahan
lolos
saringan tertahan tertahan kumulatif
(%)
(mm) (gr) (gr) (%) (%)
1½ 37,5 0 0 0 100 0
¾ 19,1 0 0 0 100 0
⅜ 9,5 271,5 271,5 54,34 45,66 54,34
No. 4 4,75 224,9 496,4 45,02 0,64 99,36
No. 8 2,36 0,1 496,5 0,02 0,62 99,38
No. 16 1,18 0,2 496,7 0,04 0,58 99,42
No. 30 0,06 0,2 496,9 0,04 0,54 99,46
No. 50 0,3 0,3 497,2 0,06 0,48 99,52
No. 100 0,15 0,25 497,45 0,05 0,43 99,57
Pan 2,3 499,75 0,43
Jumlah 499,75 100,0 651,05
Modulus kehalusan butir 6,510
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil pengujian analisis saringan agregat
kasar yang telah dilakukan didapatkan nilai modulus kehalusan butir
agregat kasar sebesar 6,510. Nilai modulus kehalusan butir dapat
dikategorikan sebagai agregat kasar apabila memenuhi nilai antara 6
sampai 7,10 (Tjokrodimuljo, 2007). Agregat kasar pada pengujian ini
memenuhi spesifikasi sebagai agregat dalam bahan campuran beton.
76
Adapun hasil gradasi agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 4.4
dan Gambar 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil gradasi agregat kasar 20 mm
Persen berat butir
No. Ukuran yang lewat ayakan
besar butir Persentase
Saringa saringa
maksimum (%) lolos (%)
n n (mm)
20 mm
1,5 37,50 100 100
¾ 19,10 95 100 100
3/8 9,50 25 55 45,66
4 4,75 0 10 0,64
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
80
60
40
20
0
1 10 100
Ukuran Saringan (mm)
4.1.4 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar
Hasil dari pengujian berat jenis dan penyerapan air adalah untuk mengetahui
berat jenis agregat dalam beberapa kondisi dan penyerapan air agregat. Adapun
data hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar dapat dilihat
pada Tabel 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.6 Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Simbol/ Pengujian Rata-rata
Pengujian
Rumus I II (gr)
Berat benda uji kering
Bj 500,0 500,0 500,0
permukaan jenuh (SSD)
Berat benda uji kering oven Bk 493,2 494,5 493,9
Berat benda uji didalam air Ba 307,7 308,7 308,2
Bk
Berat jenis (Bulk) 2,564 2,585 2,575
(Bj−Ba)
Berat jenis jenuh kering Bj
2,600 2,614 2,607
permukaan (Bj−Ba)
Bk
Berat jenis semu (Apparent) 2,659 2,661 2,660
Bk−Ba
(Bj−Bk )
Penyerapan (Absorption), % X 100 % 1,378 1,112 1,245
Bk
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar didapat nilai berat jenis curah (Bulk), berat jenis jenuh kering
permukaan (SSD), berat jenis semu (Apparent) agregat kasar berturut-turut
sebesar 2,575, 2,607, 2,660 nilai ini memenuhi spesifikasi menurut
Tjokrodimuljo (2007) yakni untuk berat jenis berkisar antara 2,50 sampai
2,70. Nilai penyerapan air (Absorption) agregat kasar sebesar 1,245 %
nilai ini memenuhi spesifikasi menurut SNI 03-1969-2008 adalah 3%,
sehingga agregat kasar yang digunakan pada pengujian ini memenuhi
syarat berat jenis dan penyerapan air untuk dijadikan sebagai bahan
campuran beton.
data hasil pengujian berat isi agregat halus dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai
berikut.
Tabel 4.7 Pengujian berat isi agregat halus
Pengujian
Uraian Lepas/Gembur Padat
I II I II
Berat tempat + Benda uji (gr) 18393 18494 19230 19535
Berat tempat (gr) 10463 11086 10463 11086
Berat benda uji A - B (gr) 7930 7408 8767 8449
Volume tempat (cm3) 5052,69 5052,69 5052,69 5052,69
Berat isi benda uji C : D (gr/cm3) 1,569 1,466 1,735 1,672
Berat isi benda uji rata-rata(gr/cm3) 1,518 1,704
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil pengujian berat isi agregat halus didapat
nilai berat isi untuk kondisi lepas/gembur adalah 1,518 kg/liter dan untuk
kondisi padat adalah 1,704 kg/liter. Menurut Tjokrodimuljo (2007), berat
satuan atau berat volume agregat berkisar antara 1,50 sampai 1,80 kg/liter.
Agregat halus dalam pengujian ini memenuhi syarat berat isi sebagai
bahan campuran beton.
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil pengujian berat isi agregat kasar didapat nilai
berat isi untuk kondisi lepas/gembur adalah 1,646 kg/liter dan untuk kondisi padat
adalah 1,718 kg/liter. Menurut Tjokrodimuljo (2007), berat satuan atau berat
volume agregat berkisar antara 1,50 sampai 1,80 kg/liter. Agregat kasar dalam
pengujian ini memenuhi syarat berat isi sebagai bahan campuran beton.
Hasil dari pengujian kadar air agregat adalah untuk memperoleh persentase
besarnya kandungan air yang terkandung dalam agregat. Adapun data hasil
pengujian kadar air agregat halus dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.9 Pengujian kadar air agregat halus
Jenis pengujian dan simbol I II Satuan
Berat talam (WI) 152 147 gr
Berat talam + contoh awal (W2) 652 647 gr
Berat talam + contoh kering (W4) 637,4 635,2 gr
Berat benda uji awal (W3=W2-W1) 500 500 gr
Berat benda uji kering (W5=W4-W1) 485,4 488,2 gr
Kadar air (%) = ((W3-W5)/W5))x100 3,008 2,564 %
Kadar air rata-rata 2,712 %
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
Berdasarkan Tabel 4.9 nilai kadar air agregat halus rata-rata yang diperoleh
adalah 2,712 %. Menurut SNI 03-1971-2011, tidak ada ketentuan untuk nilai
kadar air pada sebuah agregat.
4.1.7 Hasil Pengujian Kadar Air Agregat Kasar
Hasil dari pengujian kadar air agregat adalah untuk memperoleh persentase
besarnya kandungan air yang terkandung dalam agregat. Adapun data hasil
pengujian kadar air agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10 Pengujian kadar air agregat kasar
Jenis pengujian dan simbol I II Satuan
Berat talam (WI) 212 210 gr
Berat talam + contoh awal (W2) 712 710 gr
Berat talam + contoh kering (W4) 700,5 702,1 gr
Berat benda uji awal (W3=W2-W1) 500 500 gr
Berat benda uji kering (W5=W4-W1) 488,5 4492,1 gr
Kadar air (%) = ((W3-W5)/W5))x100 2,354 1,605 %
82
Berdasarkan Tabel 4.10 nilai kadar air agregat kasar rata-rata yang diperoleh
adalah 1,980 %. Menurut SNI 03-1971-2011, tidak ada ketentuan untuk nilai
kadar air pada sebuah agregat.
4.1.8 Hasil Pengujian Keausan Agregat Kasar dengan Mesin Los Angeles
Hasil dari pengujian keausan agregat kasar dengan mesin Los Angeles
adalah untuk memperoleh nilai keausan agregat kasar dalam persen. Adapun data
hasil pengujian keausan agregat kasar dengan mesin Los Angeles dapat dilihat
pada Tabel 4.11 sebagai berikut.
Tabel 4.11 Pengujian keausan agregat kasar dengan mesin Los Angeles
Saringan Pengujian
Lewat Tertahan I II
19,00 mm (3/4) 12,50 mm (1/2) 2500 2500
12,50 mm (1/2) 9,50 mm (3/8) 2500 2500
Jumlah berat benda uji semula (A) 5000 5000
Berat tertahan saringan no.12 (B) 3224 3522
Berat contoh uji semula – berat contoh uji tertahan ( A–B) 1776 1478
Keausan = (C / A) x 100 % 35,520 29,560
Keausan rata-rata 32,540
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
Berdasarkan Tabel 4.11 hasil pengujian keausan agregat kasar
didapat nilai keausan agregat kasar sebesar 32,540 %. Menurut spesifikasi
ASTM C.33-1993, nilai keausan/abrasi agregat kasar adalah maksimal
50%. Agregat kasar pada pengujian ini memenuhi syarat keausan agregat
sebagai bahan campuran beton.
Adapun proporsi campuran beton untuk variasi I dapat dilihat pada Tabel
4.16 sebagai berikut.
Tabel 4.16 Proporsi campuran beton variasi I
No Uraian Tabel/grafik/rumus Nilai Satuan
1 Kuat Tekan yang Ditetapkan 32 N/mm²
diisyaratkan (28
hari)
2 Deviasi standar Tidak ada - -
pengalaman
3 Nilai tambah (margin) f'cr = f'c +8,3 8,3 -
(Tabel 2.4)
4 Kuat tekan rata-rata f'cr = f'c +8,3 40,3 N/mm²
yang ditargetkan (Tabel 2.4)
5 Jenis semen Ditetapkan Semen PCC -
(Jenis I)
6 Jenis agregat
Kasar : Ditetapkan Batu Pecah -
Halus : Ditetapkan Pasir Alami -
7 Faktor air semen Ditetapkan 0,45 -
8 Nilai slump Ditetapkan 75-150 Mm
9 Ukuran agregat Ditetapkan 20 Mm
maksimum
10 Kebutuhan air Rumus 2.21 205 lt/m³
11 Berat semen Rumus 2.22 455,556 kg/m³
12 Susunan butir agregat Tabel 2.2 Agak Halus -
13 Persen agregat halus Gambar 2.2 31,5 %
14 Persen agregat kasar Gambar 2.2 68,5 %
15 Berat jenis agregat Rumus 2.23 2,294 g/cm³
campuran
16 Berat isi beton Gambar 2.3 2145 kg/m³
17 Kadar agregat Rumus 2.24 1484,444 kg/m³
campuran
18 Kadar agregat halus Rumus 2.25 467,600 kg/m³
19 Kadar agregat kasar Rumus 2.26 1016,844 kg/m³
20. Proporsi campuran: Tiap (/m3) Tiap 1 silinder
Semen 455,556 2,416 kg
Air 205 1,087 lt
Agregat halus 467,6 2,480 kg
Agregat kasar 1016,844 5,393 kg
Proporsi campuran: Tiap (/m3) Tiap 3 silinder
Semen 7,248 kg
Air 3,262 lt
86
2. Proporsi campuran beton f’c= 40 MPa dan FAS= 0,27 (variasi II)
Adapun proporsi campuran beton untuk variasi II dapat dilihat pada Tabel
4.17 sebagai berikut.
Tabel 4.17 Proporsi campuran beton variasi II
No Uraian Tabel/grafik/rumus Nilai Satuan
1 Kuat Tekan yang Ditetapkan 40 N/mm²
diisyaratkan (28 hari)
2 Deviasi standar Tidak ada - -
pengalaman
3 Nilai tambah (margin) f'cr = 1,1 f'c + 5,0 9 -
(Tabel 2.4)
4 Kuat tekan rata-rata yang f'cr = 1,1 f'c + 5,0 49 N/mm²
ditargetkan (Tabel 2.4)
5 Jenis semen Ditetapkan Semen PCC -
(Jenis I)
6 Jenis agregat
Kasar : Ditetapkan Batu Pecah -
Halus : Ditetapkan Pasir Alami -
Faktor air semen Ditetapkan 027 -
7 Nilai slump Ditetapkan 75-150 mm
8 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 20 mm
9 Kebutuhan air Rumus 2.21 205 lt/m³
10 Berat semen Rumus 2.22 759,259 kg/m³
11 Susunan butir agregat Tabel 2.2 Agak Halus -
12 Persen agregat halus Gambar 2.2 30,5 %
13 Persen agregat kasar Gambar 2.2 69,5 %
14 Berat jenis agregat Rumus 2.23 2,291 g/cm³
campuran
15 Berat isi beton Gambar 2.3 2140 kg/m³
16 Kadar agregat campuran Rumus 2.24 1175,741 kg/m³
17 Kadar agregat halus Rumus 2.25 358,601 kg/m³
18 Kadar agregat kasar Rumus 2.26 817,140 kg/m³
19 Proporsi campuran: Tiap (/m )3
Tiap 1 silinder
20 Semen 759,259 4,027 kg
Air 205 1,087 lt
Agregat halus 358,601 1,902 kg
Agregat kasar 817,140 4,334 kg
87
Tabel 4.19 Hasil pengujian kuat tekan beton 7 hari dan FAS = 0,27
Kuat
Gaya Kuat tekan
Kode Tanggal Luas (A) Berat tekan tekan rata-
Jenis
benda (P) (fc') rata
beton
uji (fc')
Pem- Peng-
mm² gr kN MPa MPa
buatan ujian
BN 17436,625 11950 770 44,160
Normal FAS 16/03/21 23/03/21 17671,459 11773 750 43,573 43,200
0,27 17436,625 11755 755 41,866
MK 5% + 17436,625 12338 800 45,880
B5%
5 LBB % 17907,864 12252 830 46,348
FAS 17/03/21 24/03/21 45,645
+ 1,7%
0,27 17671,459 12150 790 44,705
SP
MK 7,5% 17436,625 12479 800 45,880
B7,5%
+ 7,5 17436,625 12318 790 45,307
FAS 18/03/21 25/03/21 46,218
LBB % +
0,27 17907,864 12287 850 47,465
1,7% SP
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
45.0
43.1996368578
44.0 419
43.0
42.0
41.0
Normal 5% MK + 5% 7,5% MK + 7,5%
LBB+ 1,7% SP LBB+ 1,7% SP
Variasi Campuran Beton
Keterangan:
MK = Metakaolin
LBB = Limbah Bubut Besi
SP = Superplasticizer
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
Gambar 4.3 Hasil pengujian kuat tekan beton 7 hari dan FAS = 0,27
Berdasarkan Tabel 4.19 dan Gambar 4.3 dapat dilihat perbandingan hasil
pengujian kuat tekan variasi beton normal dan variasi campuran umur 7 hari
dengan faktor air semen 0,27. Dari variasi beton normal dan variasi campuran
yang diuji, diperoleh hasil kuat tekan pada variasi beton normal dan variasi
campuran, beton normal, 5% MK + 5% LBB + 1,7% SP dan 7,5% MK +
90
7,5% LBB + 1,7% SP, berturut-turut sebesar 43,200 MPa, 45,645 MPa dan
46,218 MPa. Hasil ini menunjukan untuk variasi beton normal, variasi
campuran 5% MK + 5% LBB+ 1,7% SP dan 7,5% MK + 7,5% LBB + 1,7%
SP mengalami peningkatan kuat tekan terhadap beton normal. Peningkatan
kuat tekan beton dipengaruhi adanya penambahan superplasticizer dan unsur
kimia pada metakaolin seperti SiO2 dan Al2O3 yang merupakan unsur utama
semen.
2. Pengujian kuat tekan beton umur 7 hari dengan FAS = 0,45
Adapun hasil pengujian beton umur 7 hari dengan faktor air semen 0,45 dapat
dilihat pada Tabel 4.20 dan Gambar 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.20 Hasil pengujian kuat tekan beton 7 hari dan FAS = 0,45
K
u
a
t
t
e
k
a
n
Gaya Kuat r
Kode Tanggal Luas (A) Berat tekan tekan a
Jenis
benda (P) (fc') t
beton
uji a
-
r
a
t
a
(f
c'
)
Pem- Peng-
mm² gr kN MPa MPa
buatan ujian
17436,625 12555 750 43,013 4
17907,864 12201 770 42,998 2
BN
,
Normal FAS 16/03/21 23/03/21
4
0,45 17671,459 12247 730 41,310 4
0
MK 5% 17671,459 12500 780 44,139
B5%
+ 5 17436,625 12259 790 45,307
FAS 17/03/21 24/03/21 43,962
LBB %+
0,45 17671,459 12479 750 42,441
1,7% SP
91
45.0
43.9624076597
Kuat Tekan (Mpa)
44.5 454
44.0
43.542.4401107741
43.0 667
42.5
42.0
41.5
41.0 Normal
5% MK + 5% 7,5% MK + 7,5%
LBB+ 1,7% SP LBB+ 1,7% SP
Variasi Campuran Beton
Keterangan:
MK = Metakaolin
LBB = Limbah Bubut Besi
SP = Superplasticizer
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
Gambar 4.4 Hasil pengujian kuat tekan beton 7 hari dan FAS = 0,45
Berdasarkan Tabel 4.20 dan Gambar 4.4 dapat dilihat perbandingan hasil
pengujian kuat tekan variasi beton normal dan variasi campuran umur 7 hari
dengan faktor air semen 0,45. Dari variasi beton normal dan variasi campuran
yang diuji, diperoleh hasil kuat tekan pada variasi beton normal dan variasi
campuran, beton normal, 5% MK + 5% LBB + 1,7% SP dan 7,5% MK +
7,5% LBB + 1,7% SP, berturut-turut sebesar 42,440 MPa, 43,962 MPa dan
44,347 MPa. Hasil ini menunjukan untuk variasi beton normal, variasi
campuran 5% MK + 5% LBB+ 1,7% SP dan 7,5% MK + 7,5% LBB+ 1,7%
SP mengalami peningkatan kuat tekan terhadap beton normal. Peningkatan
kuat tekan beton dipengaruhi adanya penambahan superplasticizer dan unsur
kimia pada metakaolin seperti SiO2 dan Al2O3 yang merupakan unsur utama
semen.
3. Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari dengan FAS = 0,27
Adapun hasil pengujian beton umur 28 hari dengan faktor air semen 0,27
dapat dilihat pada Tabel 4.21 dan Gambar 4.5 sebagai berikut.
92
Tabel 4.21 Hasil pengujian kuat tekan beton 28 hari dan FAS = 0,27
Kuat
Gaya Kuat tekan
Kode Tanggal Luas (A) Berat teka tekan rata-
Jenis
benda n (P) (fc') rata
beton
uji (fc')
Pem- Peng-
mm² gr kN MPa MPa
buatan ujian
BN 17671,459 12205 770 43,573
13/04/2
Normal FAS 16/03/21 17671,459 12214 850 48,100 45,851
1
0,27 17436,625 12123 800 45,880
MK 5%+ B5% 17671,459 12338 900 50,930
14/04/2
5 LBB %+ FAS 17/03/21 17907,864 12252 790 44,115 46,772
1
1,7% SP 0,27 17671,459 12150 800 45,271
MK 7,5%+ B7,5% 17436,625 12479 830 47,601
15/04/2
7,5 LBB % FAS 18/03/21 17436,625 12318 900 51,615 48,894
1
+ 1,7% SP 0,27 17907,864 12287 850 47,465
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
50.0 48.8938773968
Kuat Tekan (Mpa)
49.0 584
48.0 46.7716732169
45.8512288836
47.0 502
46.0 845
45.0
44.0
Normal 5% MK + 5% 7,5% MK + 7,5%
LBB+ 1,7% SP LBB+ 1,7% SP
dengan faktor air semen 0,27. Dari variasi beton normal dan variasi campuran
yang diuji, diperoleh hasil kuat tekan pada variasi beton normal dan variasi
campuran, beton normal, 5% MK + 5% LBB+ 1,7% SP dan 7,5% MK +
7,5% LBB+ 1,7% SP, berturut-turut sebesar 45,851 MPa, 46,772 MPa dan
48,894 MPa. Hasil ini menunjukan untuk variasi beton normal, variasi
campuran 5% MK + 5% LBB + 1,7% SP dan 7,5% MK + 7,5% LBB+ 1,7%
SP mengalami peningkatan kuat tekan terhadap beton normal. Peningkatan
kuat tekan beton dipengaruhi adanya penambahan superplasticizer dan unsur
kimia pada metakaolin seperti SiO2 dan Al2O3 yang merupakan unsur utama
semen.
4. Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari dengan FAS = 0,45
Adapun hasil pengujian beton umur 28 hari dengan faktor air semen 0,45
dapat dilihat pada Tabel 4.22 dan Gambar 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.22 Hasil pengujian kuat tekan beton 28 hari dan FAS = 0,45
Kuat
Gaya Kuat tekan
Kode Tanggal Luas (A) Berat tekan tekan rata-
Jenis
benda (P) (fc') rata
beton
uji (fc')
Pem- Peng-
mm² gr kN MPa MPa
buatan ujian
1255
17436,625 800 45,880
5
BN
13/04/2 1220 44,15
Normal FAS 16/03/21 17907,864 770 42,998
1 1 0
0,45
1224
17671,459 770 43,573
7
1250
17907,864 800 44,673
MK 5% 0
B5%
+ 5 14/04/2 1225 45,66
FAS 17/03/21 17436,625 830 47,601
LBB %+ 1 9 0
0,45
1,7% SP 1247
17671,459 790 44,705
9
1263
MK 17671,459 850 48,100
B7,5 8
7,5%+
% 15/04/2 1235 46,98
7,5 LBB 18/03/21 17671,459 830 46,968
FAS 1 9 3
%+
0,45 1249
1,7% SP 17436,625 800 45,880
3
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
94
46.9829973678
48.0 935
45.6596411443
Kuat Tekan (Mpa)
47.0 555
46.0
44.1504655851
45.0 002
44.0
43.0
42.0
Normal 5% MK + 5% 7,5% MK + 7,5%
LBB+ 1,7% SP LBB+ 1,7% SP
1. Pengujian kuat tarik belah beton umur 7 hari dengan FAS = 0,27
Adapun hasil pengujian beton umur 7 hari dengan faktor air semen 0,27 dapat
dilihat pada Tabel 4.23 dan Gambar 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.23 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 7 hari dan FAS = 0,27
Kuat
Gaya Kuat tarik
π.L.D
Kode Tanggal Berat teka tarik rata-
Jenis (A)
benda n (P) (fc') rata
beton
uji (fc')
Pem- Peng-
mm² gr kN MPa MPa
buatan ujian
1195
1408,973 180 2,555
0
BN
23/03/2 1177 2,60
Normal FAS 30/03/21 1413,717 180 2,546
1 3 9
0,27
1175
1394,930 190 2,724
5
1233
1418,429 300 4,230
MK 5%+ 8
B5%
5 LBB % 24/03/2 1225 3,99
FAS 31/03/21 1418,398 280 3,948
+ 1,7% 1 2 9
0,27
SP 1215
1413,717 270 3,820
0
1247
1394,930 280 4,015
MK 7,5% B7,5 9
+ 7,5 % 25/03/2 1231 4,04
01/04/21 1394,930 300 4,301
LBB %+ FAS 1 8 1
1,7% SP 0,27 1228
1418,398 270 3,807
7
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
96
5.0 4.0409808357404
3.9992891282732
8 5
4.0
Kuat Tarik (Mpa)
2.6085609638075
3.0 2
2.0
1.0
0.0
Normal 5% MK + 5% 7,5% MK + 7,5%
LBB+ 1,7% SP LBB+ 1,7% SP
rata
(fc')
Pem- Peng-
mm² gr kN MPa MPa
buatan ujian
BN 1404,292 11950 190 2,706
Normal FAS 23/03/21 30/03/21 1418,398 11773 200 2,820 2,785
0,45 1413,717 11755 200 2,829
MK 5%+ 1413,717 12338 200 2,829
B5%
5 LBB % 1394,930 12252 280 4,015
FAS 24/03/21 31/03/21 3,413
+ 1,7%
0,45 1413,717 12150 240 3,395
SP
MK 7,5% 1404,292 12479 290 4,130
B7,5%
+ 7,5 1413,717 12318 300 4,244
FAS 25/03/21 01/04/21 4,121
LBB %+
0,45 1404,292 12287 280 3,988
1,7% SP
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
5.0 4.120700689150
3.413088371095 34
4.0
2.785164964930 11
Kuat Tarik (Mpa)
25
3.0
2.0
1.0
0.0
5% MK + 5% 7,5% MK + 7,5%
Normal
LBB+ 1,7% SP LBB+ 1,7% SP
dibandingkan variasi beton normal yaitu 2,875 MPa, begitu juga dengan
perhitungan pada variasi persentase yang lainnya; Persentase variasi 7,5%
MK + 7,5% LBB+ 1,7% SP mengalami kenaikan 43,339 %. Hal ini
dipengaruhi adanya penambahan serat limbah bubut besi.
3. Pengujian kuat tarik belah beton umur 28 hari dengan FAS = 0,27
Adapun hasil pengujian beton umur 28 hari dengan faktor air semen 0,27
dapat dilihat pada Tabel 4.25 dan Gambar 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.25 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 28 hari dan FAS = 0,27
Kuat
Gaya Kuat tarik
Tanggal π.L.D (A) Berat tekan tarik rata-
(P) (fc') rata
Kode (fc')
Jenis
benda Peng-
beton
uji u
Pem- j
mm² gr kN MPa MPa
buatan i
a
n
BN 1413,717 11950 240 3,395
Normal FAS 30/03/21 27/04/21 1404,292 11773 230 3,276 3,180
0,27 1394,930 11755 200 2,868
MK 5%+ B5% 1413,717 12338 300 4,244
5 LBB %+ FAS 31/03/21 28/04/21 1418,398 12252 300 4,230 4,098
1,7% SP 0,27 1413,717 12150 270 3,820
MK 7,5% 1394,930 12479 290 4,158
B7,5%
+ 7,5 LBB 1394,930 12318 295 4,230
FAS 01/04/21 29/04/21 4,206
%+ 1,7%
0,27 1418,398 12287 300 4,230
SP
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
99
Gambar 4.9 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 28 hari dan FAS = 0,27
Berdasarkan Tabel 4.25 dan Gambar 4.9 dapat dilihat perbandingan hasil
pengujian kuat tarik belah variasi beton normal dan variasi campuran umur
28 hari dengan faktor air semen 0,27. Dari variasi beton normal dan variasi
campuran yang diuji, diperoleh hasil kuat tekan pada variasi beton normal
dan variasi campuran, beton normal, 5% MK + 5% LBB+ 1,7% SP dan 7,5%
MK + 7,5% LBB+ 1,7% SP, berturut-turut sebesar 3,180 MPa, 4,098 MPa
dan 4,206 MPa. Persentase variasi 5% MK + 5% LBB+ 1,7% SP mengalami
kenaikan dari hasil hitungan (4,098-3,180) = 0,918/3,180 = 28,868%
dibandingkan variasi beton normal yaitu 3,180 MPa, begitu juga dengan
perhitungan pada variasi persentase yang lainnya; Persentase variasi 7,5%
MK + 7,5% LBB+ 1,7% SP mengalami kenaikan 32,264%. Hal ini
dipengaruhi adanya penambahan serat limbah bubut besi.
4. Pengujian kuat tarik belah beton umur 28 hari dengan FAS = 0,45
Adapun hasil pengujian beton umur 28 hari dengan faktor air semen 0,45
dapat dilihat pada Tabel 4.26 dan Gambar 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.26 Hasil pengujian kuat tarik belah beton 28 hari dan FAS = 0,45
Jenis Kode Tanggal π.L.D (A) Berat Gaya Kuat Kuat
beton benda tekan tarik tarik
uji (P) (fc') rata-
rata
100
(fc')
Pem- Peng-
mm² gr kN MPa MPa
buatan ujian
BN 1404,292 11950 250 3,561
Normal FAS 30/03/21 27/04/21 1418,398 11773 230 3,243 3,400
0,27 1413,717 11755 240 3,395
MK 5%+ 1418,398 12338 295 4,160
B5%
5 LBB % 1404,292 12252 300 4,273
FAS 31/03/21 28/04/21 4,127
+ 1,7%
0,27 1418,429 12150 280 3,948
SP
MK 7,5% 1409,004 12479 300 4,258
B7,5%
+ 7,5 1404,292 12318 290 4,130
FAS 01/04/21 29/04/21 4,220
LBB %+
0,27 1404,292 12287 300 4,273
1,7% SP
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
4.0
71
3.0
2.0
1.0
0.0
Normal 5% MK + 5% 7,5% MK + 7,5%
LBB+ 1,7% SP LBB+ 1,7% SP
Faktor
Kuat tekan, MPa
air Variasi campuran
semen 7 hari 28 hari
Normal 43,200 45,851
kuat tekan tertinggi untuk FAS 0,27 pada variasi campuran 7,5% MK +
7,5% LBB+ 1,7% SP pada umur 28 hari sebesar 48,894 MPa dari 45,851
MPa kuat tekan beton normal rencana dan untuk FAS 0,45 kuat tekan
tertinggi juga pada variasi campuran 7,5% MK + 7,5% LBB + 1,7% SP
pada umur 28 hari sebesar 46,986 MPa dari 44,150 MPa kuat tekan beton
normal rencana.
103
Hasil perbandingan kuat tekan juga dapat dilihat pada Gambar 4.11
dan Gambar 4.12 sebagai berikut.
Keterangan :
48,894 I = Beton normal
49
46,772
Kuat tekan, MPa
II = 5% Metakaolin
45,851 + 5% Limbah
46,218 bubut besi+ 1,7%
45 45,645 Superplasticizer
III = 7,5%
42 43,200 Metakaolin + 7,5%
Limbah bubut besi
+ 1,7%
Superplasticizer
38
I II III Umur 7 Hari
50 Keterangan :
46.98299736 I = Beton normal
47 45.65964114 78935
Kuat tekan, MPa
Berdasarkan Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa nilai
kuat tekan rata-rata beton tertinggi umur 28 hari adalah campuran beton
dengan variasi 7,5% MK + 7,5% LBB+ 1,7% SP sebesar 48,894 MPa pada
FAS 0,27 dan 46,983 MPa pada FAS 0,45. Untuk kuat tekan terendah
104
terjadi pada beton normal dengan FAS 0,27 sebesar 45,851 MPa dan FAS
0,45 sebesar 44,150 MPa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan dengan
adanya penambahan limbah bubut besi, metekaolin sebesar 5-7,5% dan
superplasticizer sebesar 1,7% dapat meningkatkan nilai kuat tekan beton.
tekan beton. Hal ini dikarenakan kadar serat yang terlalu banyak akan
menggumpal dan tidak bercampur dengan baik dengan beton sehingga
menurunkan workabilitas beton dan mempersulit saat pemedatan beton
(Safitri, 2011). Adapun hasil perbandingan kuat tekan dengan penelitian
sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 4.28 sebagai berikut.
3.999
4
3.180
3 2.609
2
1 umur 7 hari
0 Umur 28 hari
Normal 5% MK + 5% LBB 7,5% MK + 7,5%
+ 1,7 % SP LBB+ 1,7 % SP
Keterangan :
Variasi Campuran MK = Metakaolin
LBB = Limbah Bubut Besi
SP = Superplasticizer
Sumber: Hasil Pengujian, 2021
Gambar 4.13 Perbandingan kuat tarik belah beton dengan FAS = 0,27
5
Kuat Tarik Belah (MPa)
Berdasarkan Tabel 4.29, Gambar 4.13 dan Gambar 4.14 dapat dilihat
bahwa pembuatan beton dengan menggunakan bahan tambah limbah
bubut besi, metakaolin dan superplasticizer sebagai bahan tambah pada
campuran beton memberikan pengaruh pada kualitas beton yang
dihasilkan. Penggunaan beton dengan bahan tambah limbah bubut besi,
metakaolin dan superplasticizer mengalami peningkatan kuat tarik
terhadap beton normal sebagai kontrol datanya, baik itu pada umur 7 hari
maupun 28 hari. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa beton dengan
bahan limbah bubut besi, metakaolin dan superplasticizer sebagai bahan
tambah pada campuran beton memiliki kuat tarik belah beton tertinggi
untuk FAS 0,27 pada variasi campuran 7,5% MK + 7,5% LBB+ 1,7% SP
pada umur 28 hari sebesar 4,206 MPa dan untuk FAS 0,45 kuat tekan
tertinggi juga pada variasi campuran 7,5% MK + 7,5% LBB + 1,7% SP
pada umur 28 hari sebesar 4,220 MPa. Untuk kuat tekan terendah terjadi
pada beton normal umur 28 hari dengan FAS 0,27 sebesar 3,180 MPa dan
FAS 0,45 sebesar 3,400 MPa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
dengan adanya penambahan serat limbah bubut besi sebesar 5-7,5% dapat
meningkatkan nilai tarik belah beton. Peningkatan kuat tarik belah beton
dipengaruhi adanya penambahan serat limbah bubut besi, karena limbah
bubut besi merupakan bahan yang memiliki nilai kuat tarik dan lentur
yang relatif tinggi sehingga dengan penambahan serat limbah bubut besi
dapat meningkatkan kuat tarik belah beton dan memperbaiki sifat-sifat
struktural pada beton normal.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penambahan limbah bubut besi
dan metakaolin terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji tekan beton dengan penambahan limbah bubut besi,
metakaolin dan superplasticizer dapat meningkatkan nilai kuat tekan beton
pada umur 7 hari dan 28 hari. Nilai kuat tekan dengan variasi campuran beton
normal, 5% metakaolin + 5% limbah bubut besi + 1,7% superplasticizer dan
7,5% metakaolin + 7,5% limbah bubut besi + 1,7% superplasticizer dengan
FAS 0,27 (umur 28 hari) berturut-turut sebesar 45,851 MPa, 46,772 MPa,
48,894 MPa dan FAS 0,45 (umur 28 hari) berturut-turut sebesar 44,150 MPa,
45,660 MPa, 46,983 MPa. Perbandingan kuat tekan dengan penelitian
sebelumnya mengalami peningkatan dari hasil penelitian terdahulu dan
diperoleh nilai kuat tekan beton normal, variasi campuran 5% MK + 5% LBB
+ 1,7% SP dan variasi campuran 7,5% MK + 7,5% LBB+ 1,7% SP dengan
FAS 0,27 mengalami peningkatan sebesar 10,351%, 12,190% dan 5,603%
dari penelitian Dharmawan dkk. (2017), sedangkan untuk FAS 0,45
mengalami peningkatan kuat tekan beton sebesar 48,033%, 42,688% dan
45,458% dari penelitian Pratama dkk. (2020).
2. Berdasarkan uji tarik belah beton dengan penambahan limbah bubut besi,
metakaolin dan superplasticizer dapat meningkatkan nilai kuat tarik belah
beton umur 7 hari dan 28 hari. Nilai kuat tarik belah dengan variasi campuran
beton normal, 5% metakaolin + 5% limbah bubut besi + 1,7%
superplasticizer dan 7,5% metakaolin + 7,5% limbah bubut besi + 1,7%
superplasticizer dengan FAS 0,27 (umur 28 hari) berturut-turut sebesar 3,180
MPa, 4,098 MPa, 4,206 MPa dan FAS 0,45 (umur 28 hari) berturut-turut
sebesar 3,400 MPa, 4,127 MPa, 4,220 MPa.
109
110
5.2 Saran
Pada penelitian ini, peneliti menyarankan sebagai berikut:
1. Untuk penelitian lebih lanjut, penggunaan serat limbah bubut besi bisa
dengan menggunakan ukuran panjang serat yang tidak seragam atau tidak
sama panjang.
2. Untuk penelitian lebih lanjut, nilai variasi limbah bubut besi dan metakaolin
dapat mengacu pada hasil yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
ACI Commite 544. (2002). ACI 544.1R-96 Stateof-the-Art Report on Fiber
Reinforced Concrete. Detroit: American Concrete Institute.
Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian Tentang
Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 1993. SNI-03-2834-1993 Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 03-1969-2008 Cara Uji Berat Jenis dan
Penyerapan Air Agregat Kasar, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 03-1970-2008 Cara Uji Berat Jenis dan
Penyerapan Air Agregat Halus, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 03-1972-2008 Cara Uji Slump Beton,
Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 03-1973-2008 Cara Uji Berat Isi, Volume
Produksi Campuran dan Kadar Udara Beton, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 03-2417-2008 Cara Uji Keausan Agregat
Kasar dengan Mesin Los Angeles, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 03-1971-2011 Cara Uji Kadar Air Total
Agregat Dengan Pengeringan, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 1974:2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton
Dengan Benda Uji Silinder, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. SNI 7656-2012 Tata Cara Pemilihan
Campuran Untuk Beton Normal, Beton Berat dan Beton Massa, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung, Bandung.
Dharmawan dkk., 2017. Kajian Pengaruh Variasi Komposisi Metakaolin
Terhadap Parameter Beton Memadat Mandiri Dan Kuat Tekan Beton Mutu
Tinggi. Jurnal Penelitian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Dipohusodo, I., 1993. Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-
03 Dapartemen Pekerjaan Umum RI, Penerbit Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
111
Dipohusodo, I., 1996. Struktur Beton Bertulang. Penerbit Gramedia, Jakarta.
Hartady, R., 2019. Kuat Tekan Mortar Semen Dengan Campuran Serat Limbah
Bubut Besi dan Zat Aditif Bestittel Sebagai bahan Tambah. Tugas Akhir,
Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung.
Harti, N., 2019. Pengaruh penambahan Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan
Beton. Jurnal Penelitian Universitas Andalas Padang, Sumatra Barat.
Justice, J.M., 2005. Evaluation Of Metakaolins For Use As Supplementary
Cementitious Materials. Thesis, Seorgia Institute of Technology.
M, Kumaran dkk., 2015. Effect of Lathe Waste in Concrate as Reinforcement,
International Journal of Research in Advent Technology, Special Issue, pp.
78-83.
Mediyanto dkk., 2010. Kajian Kuat Tekan Beton Ringan Metakaolin Aluminium
Pasca Bakar. Jurnal Penelitian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Media
Teknik Sipil 10(2): 71-74.
Pratama, B., 2020. Penambahan Serat Limbah Bubut Besi Terhadap Kuat Tarik
dan Kuat Lentur Beton Normal. Jurnal Penelitian Politeknik Negeri Malang,
Malang.
Rusdiyadi., 2018. Pengaruh Penggunaan Abu Terbang (Fly Ash) Kelas F dan
Metakaolin Belitung pada Beton Normal Fas 0,5. Jurnal Penelitian
Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung.
Sabir dkk., 2001. Metakaolin and Calcined Clays as Pozzolans for Concrate: A
Riview. Cement and Concrate Composite, 23(6), 441-454.
Safitri, E., 2011. Pengaruh Penggunaan Serat Alumunium Dan Metakaolin
Terhadap MOR Dan MOE Beton. Jurnal Penelitian Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Sari dkk., 2015. Pengaruh Jumlah Semen dan FAS Terhadap Kuat Tekan Beton
Dengan Agregat Yang Berasal Dari Sungai. Jurnal Penelitian Universitas
Sam Ratulangi, Manado.
Sukandarrumidi., 2004. Bahan Galian Industri, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Tjokrodimuljo, K., 2007. Teknologi Beton. Teknik Sipil Dan Lingkungan
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Wibowo, A., 2018. Analisis Pengaruh Penggunaan Fly Ash dan Metakaolin pada
Beton Normal dengan Fas=0,6. Jurnal Penelitian Universitas Bangka
Belitung, Bangka Belitung.
108
LAMPIRAN 1
SURAT DAN ADMINISTRASI
SKRIPSI
LAMPIRAN 2
LEMBAR DAN ASISTENSI
LAMPIRAN 3
PENGUJIAN BAHAN
LAMPIRAN 3. 1 Analisis Saringan Agregat Halus
Lampiran 5.1
HASIL PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS
SNI 03-1968-1990
Tanggal pengujian : 25 Januari 2021
Berat Sample : 500 Gram
Hasil pengujian analisis saringan agregat halus I.
Persen
Ukura Jumla Perse
Berat Persen tertaha
No n h berat n
tertaha tertaha n
saringan saringa tertaha lolos
n (gr) n (%) komulat
n (mm) n (gr) (%)
if (%)
No. 4 4,75 0 0 0 100 0
95,47
No. 8 2,36 22,6 22,6 4,524 4,524
6
83,72
No. 16 1,18 58,7 81,3 11,749 16,273
7
67,41
No. 30 0,60 81,5 162,8 16,313 32,586
4
42,31
No. 50 0,30 125,4 288,2 25,100 57,686
4
10,12
No. 100 0,15 160,8 449 32,186 89,872
8
Pan 50,6 499,6 10,128
100,00
Jumlah 499,6 200,941
0
Modulus Halus 2,009
36,22
No. 50 0,30 160,5 318,8 32,106 63,773
7
No. 100 0,15 139,5 458,3 27,906 8,322 91,678
Pan 41,6 499,9 8,322
100,00
Jumlah 499,9 204,601
0
Modulus Halus 2,046
10
No. 8 2,36
60 95 75 100 85 100 95 0
10
No. 16 1,18
30 70 55 90 75 100 90 0
10
No. 30 0,60
15 34 35 59 60 79 80 0
No. 50 0,30 5 20 8 30 12 40 15 50
No. 100 0,15 0 10 0 10 0 10 0 15
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
453,65
Saringan No.100 = = 90,775
499,5
499,75
PAN = = 100
499,75
3. Berat Lolos Saringan (%)
Saringan No. 1 ½ = 100 – 0 = 100
Saringan No. ¾ = 100 – 0 = 100
Saringan No. 3/8 = 100 – 0 = 100
Saringan No.4 = 100 – 0 = 100
Saringan No.8 = 100 – 3,452 = 96,548
Saringan No.16 = 100 – 15,688 = 84,312
Saringan No.30 = 100 – 32,126 = 67,874
Saringan No.50 = 100 – 60,730 = 39,270
Saringan No.100 = 100 – 90,775 = 9,225
PAN = 100 – 100 = 0,000
4. Modulus Halus Butir (MHB)
202,771
MHB = = 2,028
100
DINAS PEKERJAAN UMUM & PENTAAN RUANG
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LABORATORIUM PUPR PROV. BABEL
Komplek Perkantoran Terpadu Pemprov Kep. Bangka Belitung
Pangkalpinang, Kab. Bangka, Provinsi Kep. Bangka Belitung
Telepon (0717) 4262141, Fax (0718) 4262142,
Laman pupr@babelprov.go.id
Lampiran 5.2
HASIL PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR
SNI 03-1968-1990
Tanggal pengujian : 25 Januari 2021
Berat Sample : 500 Gram
Hasil pengujian analisis saringan agregat kasar I.
Ukuran Berat Jumlah Perse Persen
No. saringa tertaha berat Persen n tertahan
saringan n n tertaha tertaha lolos kumulati
(mm) (gr) n (gr) n (%) (%) f (%)
1½ 37,5 0 0 0 100 0
¾ 19,1 0 0 0 100 0
⅜ 9,5 264,8 264,8 53,00 47,00 53,00
No. 4 4,75 231,3 496,1 46,30 0,70 99,30
No. 8 2,36 0,1 496,2 0,02 0,68 99,32
No. 16 1,18 0,2 496,4 0,04 0,64 99,36
No. 30 0,06 0,3 496,7 0,06 0,58 99,42
No. 50 0,3 0,4 497,1 0,08 0,50 99,50
No. 100 0,15 0,2 497,3 0,04 0,46 99,54
Pan 2,3 499,6 0,46
Jumlah 499,6 100 649,44
Modulus Kehalusan Butir 6,49
DINAS PEKERJAAN UMUM & PENTAAN RUANG
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LABORATORIUM PUPR PROV. BABEL
Komplek Perkantoran Terpadu Pemprov Kep. Bangka Belitung
Pangkalpinang, Kab. Bangka, Provinsi Kep. Bangka Belitung
Telepon (0717) 4262141, Fax (0718) 4262142,
Laman pupr@babelprov.go.id
Ukuran
No. Berat lolos Persentas
Saringa
Saringa (besar butir maksimum %) e lolos
n
n (%)
(mm) 40 mm 20 mm
1½ 37,5 95 100 100 100 100
¾ 19,1 30 70 95 100 100
⅜ 9,5 10 35 25 55 45,66
No. 4 4,75 0 5 0 10 0,64
80
Persentase Lolos (%)
60
40
20
0
1 10 100
Ukuran Saringan (mm)
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
DINAS PEKERJAAN UMUM & PENTAAN RUANG
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LABORATORIUM PUPR PROV. BABEL
Komplek Perkantoran Terpadu Pemprov Kep. Bangka Belitung
Pangkalpinang, Kab. Bangka, Provinsi Kep. Bangka Belitung
Telepon (0717) 4262141, Fax (0718) 4262142,
Laman pupr@babelprov.go.id
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
497,45
Saringan No.100 = = 99,57
499,750
499,750
PAN = = 100
499,750
3. Berat Lolos Saringan (%)
Saringan No. 1 ½ = 100 – 0 = 100
Saringan No. ¾ = 100 – 0 = 100
Saringan No. 3/8 = 100 – 54,34 = 45,66
Saringan No.4 = 100 – 99,36 = 0,64
Saringan No.8 = 100 – 99,38 = 0,62
Saringan No.16 = 100 – 99,42 = 0,58
Saringan No.30 = 100 – 99,46 = 0,54
Saringan No.50 = 100 – 99,52 = 0,48
Saringan No.100 = 100 – 99,57 = 0,43
PAN = 100 – 100 =0
4. Modulus Halus Butir (MHB)
651,05
MHB = = 6,51
100
DINAS PEKERJAAN UMUM & PENTAAN RUANG
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LABORATORIUM PUPR PROV. BABEL
Komplek Perkantoran Terpadu Pemprov Kep. Bangka Belitung
Pangkalpinang, Kab. Bangka, Provinsi Kep. Bangka Belitung
Telepon (0717) 4262141, Fax (0718) 4262142,
Laman pupr@babelprov.go.id
Lampiran 5.3
HASIL PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT
HALUS
SNI 03-1970-2008
Tanggal pengujian : 26 Januari 2021
Berat Sample : 500 Gram
Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
Pengujian Rata-
Pengujian Simbol/Rumus
I II rata
Berat benda uji kering
Bj 500 500 500
permukaan jenuh (SSD), gr
Berat benda uji kering oven,
Bk 489,2 490,3 489,8
gr
Berat piknometer disisi air
Ba 665,8 675,7 670,8
(25°C), gr
Berat piknometer + benda
Bt 962,5 977,3 969,9
uji (SSD)+ air (25°C), gr
Berat jenis (Bulk) 2,406 2,471 2,439
Berat jenis jenuh kering
2,459 2,520 2,490
permukaan (SSD)
Berat jenis semu (Apparent) 2,541 2,598 2,570
Penyerapan (Absorption), % 2,208 1,978 2,093
Keterangan:
Berat benda uji kering oven dalam gram (Bk)
Berat benda uji kering permukaan jenuh dalam gram (Bj)
Berat benda uji kering permukaan jenuh di dalam air dalam gram (B)
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
Lampiran 5.4
HASIL PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT
KASAR
SNI 03-1970-2008
Tanggal pengujian : 26 Januari 2021
Berat Sample : 500 Gram
Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.
Pengujian Rata-
Pengujian Simbol/Rumus
I II Rata
Berat benda uji kering
Bj 500,0 500 500,0
permukaan jenuh (SSD), gr
Berat benda uji kering oven, gr Bk 493,2 494,5 493,9
Berat benda uji didalam air, gr Ba 272,7 273,7 273,2
Berat jenis (Bulk) 2,169 2,185 2,177
Berat jenis jenuh kering
2,199 2,209 2,204
permukaan (ssd)
Berat jenis semu (Apparent) 2,236 2,240 2,238
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
Lampiran 5.5
HASIL PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT HALUS
SNI 03-1973-2008
Tanggal pengujian : 27 Januari 2021
Berat Sample :-
Pengujian berat isi agregat halus.
Pengujian
Uraian Lepas/Gembur Padat
I II I II
Berat bejana + Benda uji (gr) 18393 18494 19230 19535
Berat bejana (gr) 10463 11086 10463 11086
Berat benda uji A - B (gr) 7930 7408 8767 8449
5105,88 5105,88 5105,88 5105,88
Volume bejana (cm3)
3 3 3 3
Berat isi benda uji C : D (gr/cm3) 1,553 1,451 1,717 1,655
Berat isi benda uji
1,502 1,686
rata-rata(gr/cm3)
Keterangan:
Diameter bejana = 14,7 cm
Tinggi bejana = 30,1 cm
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
Lampiran 5.6
HASIL PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT KASAR
SNI 03-1973-2008
Tanggal pengujian : 27 Januari 2021
Berat Sample :-
Pengujian berat isi agregat kasar.
Pengujian
Uraian Lepas/Gembur Padat
I II I II
Berat tempat + Benda uji (gr) 19936 19867 20280 20320
Berat tempat (gr) 10562 11032 10562 11032
Berat benda uji A - B (gr) 9374 8835 9718 9288
5531,61
Volume tempat (cm3) 5531,615 5531,615 5531,615
5
Berat isi benda uji C : D (gr/cm )
3
1,695 1,597 1,757 1,679
Berat isi benda uji
1,646 1,718
rata-rata(gr/cm3)
Keterangan:
Diameter bejana = 15,25 cm
Tinggi bejana = 30,3 cm
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
Lampiran 5.7
HASIL PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT HALUS
SNI 03-1971-2011
Tanggal pengujian : 28 Januari 2021
Berat Sample : 500 Gram
Hasil pengujian kadar air agregat halus.
Pengujian
Jenis Pengujian
I II
Berat tempat (W1) (gr) 152 147
Berat tempat + contoh awal (W₂) (gr) 652,0 647,0
Berat tempat + contoh kering (W4) (gr) 637,4 635,2
Berat benda uji awal (W3 = W₂-W₁) (gr) 500 500
Berat benda uji kering (W5 = W4-W₁) (gr) 485,4 488,2
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
Lampiran 5.8
HASIL PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT KASAR
SNI 03-1971-2011
Tanggal pengujian : 28 Januari 2021
Berat Sample : 500 Gram
Hasil pengujian kadar air agregat kasar.
Pengujian
Jenis Pengujian
I II
Berat tempat (W1) (gr) 212 210
Berat tempat + contoh awal (W₂) (gr) 712,0 710,0
Berat tempat + contoh kering (W4) (gr) 700,5 702,1
Berat benda uji awal (W3 = W₂-W₁) (gr) 500 500
Berat benda uji kering (W5 = W4-W₁) (gr) 488,5 492,1
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
Lampiran 5.9
HASIL PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAR DENGAN MESIN ABRASI
LOS ANGELES
SNI 03-2417-2008
Tanggal pengujian : 28 Januari 2021
Berat Sample : 5000 Gram
Hasil pengujian keausan agregat kasar.
Saringan Pengujian
Lewat Tertahan I II
19.00 mm (¾”) 12.5 mm (½”) 2500 2500
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
Lampiran 5.10
HASIL PENGUJIAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
SNI 03-4142-1996
Tanggal pengujian : 29 Januari 2021
Berat Sample : 1000 Gram
Hasil pengujian kadar lumpur agregat halus.
Pengujian Rata-
Uraian Satuan
I II rata
Pasir jenuh kering permukaan (W1) 1000 1000 1000 gr
Pasir setelah keluar oven (W2)
(setelah pencucian tertahan No. 975,2 982,7 978,95 gr
200)
Kadar Lumpur =(w1-w2)/w1x100 2,48 1,73 2,11 %
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
Lampiran 5.10
HASIL PENGUJIAN KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR
SNI 03-4142-1996
Tanggal pengujian : 29 Januari 2021
Berat Sample : 1000 Gram
Hasil pengujian kadar lumpur agregat kasar.
Pengujian Rata-
Uraian Satuan
I II rata
Pasir jenuh kering permukaan (W1) 1000 1000 1000 gr
Pasir setelah keluar oven (W2)
(setelah pencucian tertahan No. 996,3 994,7 995,5 gr
200)
Kadar Lumpur =(wi-w2)/w1x100 0,37 0,53 0,45 %
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
Lampiran 5.11
HASIL PENGUJIAN SALINITAS AIR
Tanggal pengujian : 29 Januari 2021
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
DINAS PEKERJAAN UMUM & PENTAAN RUANG
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LABORATORIUM PUPR PROV. BABEL
Komplek Perkantoran Terpadu Pemprov Kep. Bangka Belitung
Pangkalpinang, Kab. Bangka, Provinsi Kep. Bangka Belitung
Telepon (0717) 4262141, Fax (0718) 4262142,
Laman pupr@babelprov.go.id
Lampiran 5.12
PERHITUNGAN PERANCANGAN CAMPURAN BETON
SNI 03-2834-2000
Tanggal Perhitungan : 01 Februari 2021
Berat Sample :-
Hasil perhitungan proporsi beton normal untuk 7 dan 28 hari fas 0,45.
No Uraian Tabel/grafik/rumus Nilai Satuan
1 Kuat Tekan yang Ditetapkan 40 N/mm²
diisyaratkan
2 Deviasi standar Tidak ada - -
pengalaman
3 Nilai tambah (margin) f'cr = 1,1 f'c + 5,0 9 -
(Tabel 2.4)
4 Kuat tekan rata-rata f'cr = 1,1 f'c + 5,0 49 N/mm²
yang ditargetkan (Tabel 2.4)
5 Jenis semen Ditetapkan Semen PCC -
(Jenis I)
6 Jenis agregat
Kasar : Ditetapkan Batu Pecah -
Halus : Ditetapkan Pasir Alami -
7 Faktor air semen Ditetapkan 0,45 -
8 Nilai slump Ditetapkan 75-150 mm
9 Ukuran agregat Ditetapkan 20 mm
maksimum
10 Kebutuhan air Rumus 2.21 205 lt/m³
11 Berat semen Rumus 2.22 455,556 kg/m³
12 Susunan butir agregat Tabel 2.2 Agak Halus -
13 Persen agregat halus Gambar 2.2 33 %
14 Persen agregat kasar Gambar 2.2 67 %
15 Berat jenis agregat Rumus 2.23 2,298 g/cm³
campuran
16 Berat isi beton Gambar 2.3 2145 kg/m³
17 Kadar agregat Rumus 2.24 1484,444 kg/m³
campuran
18 Kadar agregat halus Rumus 2.25 489,867 kg/m³
19 Kadar agregat kasar Rumus 2.26 994,578 kg/m³
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
100
90
Persen lolos saringan (%)
80
70
60
50 Batas Bawah
40 Data Pengujian
30
Batas Atas
20
10
0
0.1 1 10 100
Ukuran saringan (mm)
36
0,45
36 %+30 %
Persen berat agregat halus = = 33 %
2
17. Persen agregat kasar
Persen agregat kasar dapat dihitung langsung dengan cara total keseluruhan
agregat dikurang persen berat agregat halus.
Persen berat agregat kasar = 100% - 33% = 67 %
18. Berat jenis agregat campuran
Berat jenis agregat campuran dapat dihitung dengan persamaan (2.23)
kh kk
Bj camp = x bjh + x bjk
100 100
33 67
= x 2, 49 + x 2,204 = 2,298 g/cm³
100 100
2145
2,298
205
1
= . π . 0,152. 0,30
4
= 0,0053 m3
Lampiran 5.13
PERHITUNGAN PERANCANGAN CAMPURAN BETON
SNI 03-2834-2000
Tanggal Perhitungan : 01 Februari 2021
Berat Sample :-
Hasil perhitungan proporsi beton normal untuk 7 dan 28 hari fas 0,27.
No Uraian Tabel/grafik/rumus Nilai Satuan
1 Kuat Tekan yang Ditetapkan 40 N/mm²
diisyaratkan
2 Deviasi standar Tidak ada pengalaman - -
3 Nilai tambah f'cr = 1,1 f'c + 5,0 9 -
(margin) (Tabel 2.4)
4 Kuat tekan rata- f'cr = 1,1 f'c + 5,0 49 N/mm²
rata yang (Tabel 2.4)
ditargetkan
5 Jenis semen Ditetapkan Semen PCC -
(Jenis I)
6 Jenis agregat
Kasar : Ditetapkan Batu Pecah -
Halus : Ditetapkan Pasir Alami -
7 Faktor air semen Ditetapkan 0,27 -
8 Nilai slump Ditetapkan 75-150 mm
9 Ukuran agregat Ditetapkan 20 mm
maksimum
10 Kebutuhan air Rumus 2.21 205 lt/m³
11 Berat semen Rumus 2.22 759,259 kg/m³
12 Susunan butir Tabel 2.2 Agak Halus -
agregat
13 Persen agregat Gambar 2.2 30,5 %
halus
14 Persen agregat Gambar 2.2 69,5 %
kasar
15 Berat jenis agregat Rumus 2.23 2,291 g/cm³
campuran
16 Berat isi beton Gambar 2.3 2140 kg/m³
17 Kadar agregat Rumus 2.24 1175,741 kg/m³
campuran
18 Kadar agregat halus Rumus 2.25 358,601 kg/m³
Amelia Dindora
Paryanto
NIM. 1041611008 NIP. 196404042007011041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
permeter kubik beton untuk jenis agregat alami 195 liter dan jenis agregat batu
pecah sebesar 225 liter.
100
90
Persen lolos saringan (%)
80
70
60
50 Batas Bawah
40 Data Pengujian
30
Batas Atas
20
10
0
0.1 1 10 100
Ukuran saringan (mm)
33
28
0,27
33 %+28 %
Persen berat agregat halus = = 30,5 %
2
kh kk
Bj camp = x bjh p + x bjk
100 100
36 64
= x 2, 49 + x 2,204
100 100
= 2,291 g/cm³
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
Gedung Dharma Pendidikan, Kampus Universitas Bangka Belitung
Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepepulauan Bangka Belitung
Telepon FT (0717) 4260034, UBB (0717) 422145,
Laman www.sipil.ubb.ac.id
2140
2,291
205
1
= . π . 0,152. 0,30
4
= 0,0053 m3
Lampiran 5.14
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN TAMBAH BETON
Tanggal Perhitungan : 01 Februari 2021
Berat Sample :-
1. Bahan tambah serat limbah bubut besi (LBB) fas 0,45
Kebutuhan Serat/
0% Serat 5% Serat 7,5% Serat
1 silinder
Semen (kg) 2,416 2,416 2,416
Agregat kasar (kg) 5,275 5,275 5,275
Agregat halus (kg) 2,598 2,598 2,598
Air (lt) 1,087 1,087 1,087
Serat LBB (kg) 0,000 0,121 0,181
Lampiran 5.15A
HASIL PENGUJIAN TEKAN BETON UMUR 7 HARI
SNI 03-1974-1990
Tinggi = 300 mm
Diameter = 150 mm
Luas = ¼ . π . d2
Fc’ = P/A
Lampiran 5.15B
HASIL PENGUJIAN TEKAN BETON UMUR 7 HARI
SNI 03-1974-1990
Tinggi = 300 mm
Diameter = 150 mm
Luas = ¼ . π . d2
Fc’ = P/A
9 9 0
17671,45 1263 85000
299 150 48,100
9 8 0
B7,5%
MK 7,5%+ 15/04/202 17671,45 1235 83000
FAS 18/03/2021 28 301 150 46,968 46,983
7,5 LBB % 1 9 9 0
0,45
17436,62 1249 80000
298 149 45,880
5 3 0
Lampiran 5.16B
HASIL PENGUJIAN TEKAN BETON UMUR 28 HARI
SNI 03-1974-1990
Tinggi = 300 mm
Diameter = 150 mm
Luas = ¼ . π . d2
Fc’ = P/A
Lampiran 5.17A
HASIL PENGUJIAN TARIK BELAH BETON UMUR 7 HARI
SNI 03-2491-2002
Tinggi = 300 mm
Diameter = 150 mm
Luas = ¼ . π . d2
Ft = (2/ π) x (P/L.D)
2. BN FAS
0,45
(II)
3. BN FAS
0,45
(III)
LAMPIRAN 6.2.2 Pengujian Kuat Tekan Beton Normal Umur 7 Hari
dengan FAS 0,27
No. Kode
Benda Uji Besar Beban
(Pmkas= kN)
1. BN FAS
0,27
(I)
2. BN FAS
0,27
(II)
3. BN FAS
0,27
(III)
LAMPIRAN 6.2.3 Pengujian Kuat Tekan Beton Normal Umur 28 Hari
dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. BN FAS
0,45
(I)
2. BN FAS
0,45
(II)
3. BN FAS
0,45
(III)
LAMPIRAN 6.2.4 Pengujian Kuat Tekan Beton Normal Umur 28 Hari
dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. BN FAS
0,27
(I)
2. BN FAS
0,27
(II)
3. BN FAS
0,27
(III)
LAMPIRAN 6.2.5 Pengujian Kuat Tekan Beton variasi MK 5% + LBB 5% + SP
1,7% Umur 7 hari dengan FAS 0,45
No. Kode Benda Besar Beban
Uji (Pmkas= kN)
1. B5% FAS
0,45
(I)
2. B5% FAS
0,45
(II)
3. B5% FAS
0,45
(III)
LAMPIRAN 6.2.6 Pengujian Kuat Tekan Beton variasi MK 5% + LBB 5% + SP
1,7% Umur 7 hari dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B5% FAS
0,27
(I)
2. B5% FAS
0,27
(II)
3. B5% FAS
0,27
(III)
LAMPIRAN 6.2.7 Pengujian Kuat Tekan Beton variasi MK 5% + LBB 5% + SP
1,7% Umur 28 hari dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B5% FAS
0,45
(I)
2. B5% FAS
0,45
(II)
3. B5% FAS
0,45
(III)
LAMPIRAN 6.2.8 Pengujian Kuat Tekan Beton variasi MK 5% + LBB 5% + SP
1,7% Umur 28 hari dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B5% FAS
0,27
(I)
2. B5% FAS
0,27
(II)
3. B5% FAS
0,27
(III)
LAMPIRAN 6.2.9 Pengujian Kuat Tekan Beton variasi MK 7,5% + LBB 7,5% +
SP 1,7% Umur 7 hari dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B7,5%
FAS 0,45
(I)
2. B7,5%
FAS 0,45
(II)
3. B7,5%
FAS 0,45
(III)
LAMPIRAN 6.2.10 Pengujian Kuat Tekan Beton variasi MK 7,5% + LBB 7,5%
+ SP 1,7% Umur 7 hari dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B7,5%
FAS 0,27
(I)
2. B7,5%
FAS 0,27
(II)
3. B7,5%
FAS 0,27
(III)
LAMPIRAN 6.2.11 Pengujian Kuat Tekan Beton variasi MK 7,5% + LBB 7,5%
+ SP 1,7% Umur 28 hari dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B7,5%
FAS 0,45
(I)
2. B7,5%
FAS 0,45
(II)
3. B7,5%
FAS 0,45
(III)
LAMPIRAN 6.2.12 Pengujian Kuat Tekan Beton variasi MK 7,5% + LBB 7,5%
+ SP 1,7% Umur 28 hari dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B7,5%
FAS 0,27
(I)
2. B7,5%
FAS 0,27
(II)
3. B7,5%
FAS 0,27
(III)
LAMPIRAN 6.3 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
LAMPIRAN 6.3.1 Pengujian kuat tarik belah beton normal umur 7 hari
dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. BN FAS
0,45
(I)
2. BN FAS
0,45
(II)
3. BN FAS
0,45
(III)
LAMPIRAN 6.3.2 Pengujian kuat tarik belah beton normal umur 7 hari
dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. BN FAS
0,27
(I)
2. BN FAS
0,27
(II)
3. BN FAS
0,27
(III)
LAMPIRAN 6.3.3 Pengujian kuat tarik belah beton normal umur 28 hari
dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. BN FAS
0,45
(I)
2. BN FAS
0,45
(II)
3. BN FAS
0,45
(III)
LAMPIRAN 6.3.4 Pengujian kuat tarik belah beton normal umur 28 Hari
dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. BN FAS
0,27
(I)
2. BN FAS
0,27
(II)
3. BN FAS
0,27
(III)
LAMPIRAN 6.3.5 Pengujian kuat tarik belah beton variasi MK 5% + LBB 5% +
SP 1,7% Umur 7 hari dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B5% FAS
0,45
(I)
2. B5%
FAS 0,45
(II)
3. B5%
FAS 0,45
(III)
LAMPIRAN 6.3.6 Pengujian kuat tarik belah beton variasi MK 5% + LBB 5% +
SP 1,7% Umur 7 hari dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B5%
FAS 0,27
(I)
2. B5%
FAS 0,27
(II)
3. B5%
FAS 0,27
(III)
LAMPIRAN 6.3.7 Pengujian kuat tarik belah beton variasi MK 5% + LBB 5% +
SP 1,7% umur 28 hari dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B5%
FAS 0,45
(I)
2. B5%
FAS 0,45
(II)
3. B5%
FAS 0,45
(III)
LAMPIRAN 6.3.8 Pengujian kuat tarik belah beton variasi MK 5% + LBB 5% +
SP 1,7% umur 28 hari dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B5%
FAS 0,27
(I)
2. B5%
FAS 0,27
(II)
3. B5%
FAS 0,27
(III)
LAMPIRAN 6.3.9 Pengujian kuat tarik belah beton variasi MK 7,5% + LBB
7,5% + SP 1,7% umur 7 hari dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B7,5%
FAS 0,45
(I)
2. B7,5%
FAS 0,45
(II)
3. B7,5%
FAS 0,45
(III)
LAMPIRAN 6.3.10 Pengujian kuat tarik belah beton variasi MK 7,5% + LBB
7,5% + SP 1,7% umur 7 hari dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B7,5%
FAS 0,27
(I)
2. B7,5%
FAS 0,27
(II)
3. B7,5%
FAS 0,27
(III)
LAMPIRAN 6.3.11 Pengujian kuat tarik belah beton variasi MK 7,5% + LBB
7,5% + SP 1,7% umur 28 hari dengan FAS 0,45
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B7,5%
FAS 0,45
(I)
2. B7,5%
FAS 0,45
(II)
3. B7,5%
FAS 0,45
(III)
LAMPIRAN 6.3.12 Pengujian kuat tarik belah beton variasi MK 7,5% + LBB
7,5% + SP 1,7% umur 28 hari dengan FAS 0,27
No. Kode Besar Beban
Benda Uji (Pmkas= kN)
1. B7,5%
FAS 0,27
(I)
2. B7,5%
FAS 0,27
(II)
3. B7,5%
FAS 0,27
(III)