Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR

MAGANG

PENGUJIAN SAMPLE di UPT.


LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI
PROVINSI SUMATERA UTARA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan


Program MBKM

oleh :
Rendy Agustinus Cristoper Siahaan/190404050

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022-2023
Lembar Pengesahan Program Studi Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara

PENGUJIAN SAMPLE di UPT. LABORATORIUM


BAHAN KONSTRUKSI PROVINSI SUMATERA UTARA

oleh :
Rendy Agustinus Cristoper Siahaan/190404050

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Magang atau Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka

Medan, Januari 2023


Pembimbing Magang
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara

Muhammad Agung Handana ST., MT.


NIP: 198212062010121005

i
Lembar Pengesahan

PENGUJIAN SAMPLE di UPT. LABORATORIUM


BAHAN KONSTRUKSI PROVINSI SUMATERA UTARA

oleh :
Rendy Agustinus Cristoper Siahaan/190404050

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Magang atau Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka

Medan, Januari 2023


Kepala Departemen Teknik Sipil

Dr. M. Ridwan Anas ST., MT.


NIP: 197608052008121002

ii
ABSTRAKSI

Binamarga merupakan unsur pelaksana pada Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri PUPR dan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan dan jembatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Magang MBKM di UPT. Laboratorium
Bahan Konstruksi Provinsi Sumatera Utara periode 26 Oktober 2022 – 26 Januari
2023. Magang MBKM adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri
melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Melalui program ini, mahasiswa akan
mendapatkan pengalaman kerja di industri/dunia profesi nyata selama 1 semester.
Dengan pembelajaran langsung di tempat kerja mitra magang, mahasiswa akan
mendapatkan hardskills maupun softskilss yang akan menyiapkan mahasiswa agar lebih
mantap untuk memasuki dunia kerja dan karirnya.
Dengan tersusunnya laporan akhir kegiatan Magang dengan judul “Pengujian
Sample”, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan dalam rangka menyelesaikan program magang ini, antara
lain:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan program magang dengan baik;
2. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa selalu memberi semangat dan doa;

3. Bapak Dr. M. Ridwan Anas ST.,MT. selaku ketua jurusan Teknik Sipil yang telah
memberikan kesempatan serta mndukung saya unuk mengikuti kegiatan Magang
MBKM.
4. Bapak Muhammad Agung Handana ST.,MT. selaku dosen pembimbing magang
yang telah membimbing saya dalam berjalannya kegiatan Magang MBKM;
5. Direktorat Jenderal Bina Marga selaku penyedia tempat Magang MBKM dan yang
telah memberikan banyak materi kepada para peserta khususnya Departemen
Teknik Sipil.

iv
6. Pak Ir. Son Syafara Simatupang, ST, MM. selaku Kepala UPT. Laboratorium
Bahan Konstruksi yang telah mengontrol jalannya seluruh rangkaian dalam
kegiatan di UPT terebut.

7. Pak Bona Simon Tua Sinaga, ST.MT. selaku Pembimbing di UPT tersebut yang
telah membimbing saya selama kegiatan ditengah kesibukannya dengan sabar dan
penuh perhatian serta memberikan dukungan hingga kegiatan selesai;
8. Seluruh Karyawan UPT. Laboratorium Bahan Konstruksi ProvSU yang tidak dapat
saya sebutkan namanya satu per satu;

Penulis menyadari bahwa laporan akhir magang yang telah diselesaikan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan
demi kesempurnaan laporan dan demi pengembangan keilmuan serta wawasan penulis.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Medan, Januari 2023

Penulis

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) adalah program yang dicetuskan oleh
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk memotivasi serta mendorong mahasiswa
dapat belajar dimana saja dan kapan saja.
Melalui gebrakan baru tersebut, program Kampus Merdeka memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk memilih mata kuliah dan program yang mereka minati. Bentuk- bentuk dari
program MBKM adalah Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Indonesian International Student
Mobility Awards, Kampus Mengajar, Membangun Desa (KKN Tematik), Pejuang Muda Kampus
Merdeka, Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Proyek Kemanusiaan, Riset atau Penelitian
dan Wirausaha.

Pengujian Sample yang dilakukan di UPT. LBK ProvSU ini dilakukan berdasarkan SNI.
Sample yang diuji merupakan sample yang didapat dari UPT-UPT dari seluruh UPT di Provinsi
Sumatera Utara. Ada tiga bagian pekerjaan pengujian di UPT tersebut yakni, Beton, Tanah, dan
Hotmix.

1
8

I.2 Lingkup
Nama Perusahaan : Bina Marga Provinsi Sumatera Utara
Alamat : Jalan Sakti Lubis, Sitirejo II, Kec. Medan Amplas, Kota
Medan, Sumatera Utara
Kode Pos 20217
Unit Kerja : UPT. Laboratorium Bahan Konstruksi
Periode Pelaksanaan : 26 Oktober 2022 – 26 Januari 2023

I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan magang yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai media untuk menjembatani hubungan Bina Marga ProvSU dengan Universitas
Sumatera Utara di masa yang akan datang khususnya mengenai rekrutmen tenaga kerja.

2. Sebagai sarana untuk membandingkan dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam
perkuliahan dengan yang diperoleh dari dunia kerja.
3. Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemauan
bekerja melalui penerapan ilmu pengetahuan, latihan kerja dan pengamatan teknik
sehingga dapat bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah.
BAB II

Metodologi Pelaksanaan

2. Metodologi Penyelesaian Tugas


Adapun pekerjaan yang dilakukan di UPT tersebut, yakni :
1. Pengujian Beton
1. Properties Bahan
1.1. Air
Air di dalam campuran beton berfungsi untuk menghidrasi semen dan sangat
menentukan workability dari pekerjaan beton.
Pengujian : 1. Pengujian pH (SNI 06-6989.11-2004)
1.2. Agregat Halus
Agregat Halus merupakan bahan batuan berukuran ∅ 0.15mm s/d 5mm.
Pengujian : 1. Penyiapan Benda Uji (SNI 13-6717-2002)
2. Analisa Ayakan Agregat Halus (ASTM C 136-06, IDT)
3. Berat Isi Agregat Halus (SNI 03-4804-1998)
4. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus
5. Berat Jenis dan Absorbsi Pasir (SNI 1969:2008)
6. Pengujian Gumpalan Lempung Agregat Halus (SNI 03-4141-1996)
7. Pengujian Sifat Kekekalan Agregat Halus (SNI 3407:2008)
8. Pengujian Kadar Rongga Agregat Halus (SNI 03-6877-2002)
9. Pengujian Bahan Organik dalam Agregat Halus (SNI 2816:2014)
10. Pengujian Kadar Air Total Agregar Halus dengan Pengeringan (SNI
1971:2011)
1.3. Agregat Kasar
Agregat Kasar merupakan bahan batuan berukuran ∅ 5mm s/d 150mm.
Pengujian : 1. Penyiapan Benda Uji (SNI 13-6717-2002)
2. Analisa Ayakan Kerikil (ASTM C 136-06, IDT)
3. Berat Jenis dan Absorbsi Agregat Kasar
4. Berat Isi Agregat Kasar (SNI 03-4804-1998)
5. Pemeriksaan Kekerasan Agregat dengan Bejana Rudeloff
6. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar
7. Los Angeles (SNI 2417:2008)
8. Pengujian Gumpalan Lempung Agregat Kasar (SNI 03-4141-1996)
9. Pengujian Sifat Kekekalan Agregat Kasar (SNI 3407:2008)
10. Pengujian Butiran Agregat Kasar Berbentuk Pipih, Lonjong, atau Pipih
dan Lonjong (RSNI T-01-2005)
11. Penentuan Persentase Butir Pecah (SNI 7619:2012)
12. Pengujian Kadar Air Total Agregat Kasar dengan Pengeringan (SNI
1971:2011)
1.4. Semen
Semen merupakan zat perekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya.
Pengujian : 1. Konsistensi Semen
2. Kehalusan Semen
3. Waktu Ikat Semen (SNI 03-6827-2002)
4. Pengujian Densitas Semen (SNI 2531:2015)
1.5. Bahan tambah/aditif
Bahan tambah/aditif adalah C-9bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton
pada saat atau selama pencampuran berlangsung, merupakan bahan untuk merubah sifat
beton maupun campuran beton dengan tetap mempertahankan faktor air semen , waktu
pengikatan, maupun workability atau kemudahan pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan
beton. Bahan tambah/aditif dapat berupa mineral bahan yang ditambahkan saat penggilingan
klinker semen di pabrik maupun mineral yang ditambahkan dalam campuran beton guna
menghasilkan beton yang memiliki nilai kuat tekan maksimal, dapat berupa fly ash, dsb.
Penggunaan bahan aditif secara mineral disesuaikan dengan komposisi hasil
trial/uji coba dalam melaksanakan uji coba campuran, untuk penggunaan bahan aditif yang
bersifat cairan dapat juga ditambahkan pada air bersamaan dengan cara dilarutkan sesuai
dengan petunjuk penggunaannya.
Jenis-jenis aditif adalah sebagai berikut :
Menurut ASTM C.494 dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989, jenis bahan tambah
kimia dibedakan menjadi tujuh tipe bahan tambah. Pada dasarnya suatu bahan tambah harus
mampu memperlihatkan komposisi dan unjuk kerja yang sama sepanjang waktu pengerjaan
selama bahan tersebut digunakan dalam campuran beton sesuai dengan pemilihan proporsi
betonnya (PB,1989 :12).
Tipe A “Water-Reducing Admixtures”
Water – Reducing Admixture adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.
Water – Reducing Admixture digunakan antara lain dengan tidak mengurangi kadar semen
dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau ratio factor air
semen (fas) yang rendah. Atau dengan tidak merubah kadar semen yang digunakan dengan
factor air semen yang tetap maka nilai slump yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Hal ini
dimaksudkan dengan mengubah kadar semen tetapi tidak merubah fas dan slump. Pada kasus
pertama dengan mengurangi fas secara tidak langsung akan meningkatkan kekuatan
tekannya, karena dalam banyak kasus fas yang rendah meningkatkan kuat tekan beton. Pada
kasus kedua, tingginya nilai slump yang didapat akan memudahkan penuangan adukan
(placing) atau waktu penuangan adukan dapat diperlambat. Pada kasus ketiga dimaksudkan
untuk mengurangi biaya karena penggunaan semen yang kecil ( Marther, Bryant,1994)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air
yang dibutuhkan, kandungan air,konsistensi, bleding dan kehilangan air pada saat beton
segar, laju pengerasan, kuat tekan dan lentur, perubahan volume, susut pada saat
pengeringan. Berdasarkan hal tersebut penting untuk melakukan pengujian sebelum
pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut.

Tipe B “Retarding Admixture”


Retarding Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu
pengikatan beton. Penggunaannya untuk menunda waktu pengikatan beton, misalnya karena
kondisi cuaca yang panas, atau untuk memperpanjang waktu untuk pemadatan, untuk
menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton segar saat
pelaksanaan pengecoran.

Tipe C “Accelerating Admixture”


Accelerating Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat
pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.
Bahan ini digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi) dan
mempercepat pencapaian kekuatan awal beton. Accelerating Admixture yang paling terkenal
adalah kalsium klorida. Dosis maksimum adalah 2 % dari berat semen yang digunakan.

Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixtures”


Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu dan menghambat
C-pengikatan awal.
10
Water Reducing and Retarding Admixtures yaitu pengurang air dan pengontrol
pengeringan. Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini juga akan
mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air. Bahan
ini hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung dalam bahan akan menjadi bagian
air campuran beton. Dalam perencanaan air ini harus ditambahkan sebagai berat air total
dalam campuran beton. Perlu diingat, perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak
boleh berubah. Perubahan kandungan air, udara, atau semen, harus diatasi dengan perubahan
kandungan agregat halus sehingga volume tidak berubah.

Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”


Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda
yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang
konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal.

Tipe F “Water Reducing, High Range Admixtures”


Water Reducing, High Range Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.

Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding Admixtures”


Water Reducing, High Range Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton.
Jenis bahan tambah ini merupakan gabungan superplasticizer dengan menunda waktu
pengikatan beton. Biasanya digunakan untuk kondisi pekerjaan yang sempit karena
sedikitnya sumber daya yang mengelola beton disebabkan keterbatasan ruang kerja.

2. Perancangan Campuran
2.1. Pemilihan Campuran Untuk Beton Normal, Beton Berat dan Beton Massa (SNI
7656:2012),(SNI 03-2834-2000)
Faktor-faktor yang menentukan proporsi campuran, yaitu :
1.) Faktor Air-Semen (fas)
Nilai perbandingan air terhadap semen. Semakin tinggi nilai fas, semakin rendah
mutu kekuatan beton.
2.) Tipe Semen
Penggunaan tipe semen yang berbeda, yaitu semen Portland tipe I, II, IV dengan
semen Portland yang memiliki kekuatan awal yang tinggi (tipe III) akan memerlukan nilai
faktor air-semen yang berbeda.
3.) Keawetan (durability)
Keawetan beton dipengaruhi juga oleh kondisi lingkungan.
4.) Workability dan Jumlah Air
Kekentalan/konsistensi adukan beton dapat menggambarkan kemudahan
pengerjaan beton, yang dinyatakan nilai slump.
5.) Pemilihan Agregat
Pemilihan agregat tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan
atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.
6.) Kadar Semen
Diperoleh dari hasil perhitungan rancangan, selanjutnya dibandingkan dengan
ketentuan kadar semen minimum berdasarkan pertimbangan durabilitas, dan dibandingkan
juga dengan batas kadar semen maksimum untuk mencegah terjadinya retak akibat panas
hidrasi yang tinggi.

3 Pengujian Bahan.
- Uji slump beton (SNI 1972:2008)
C-
Untuk memantau workability adukan beton segar.
11
- Pembuatan kaping untuk benda uji silinder beton (SNI 6369:2008)
Untuk mendapatkan permukaan yang rata dalam keperluan uji tekan beton.
- Uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder (SNI 1974:2011)
Umur uji : 12 jam, 24 jam, 3 hari, 7 hari, 28 hari, 90 hari.
4. Hal-Hal yang Harus Dihindari dalam Pencampuran Beton
4.1. Contoh Uji Tidak Mewakili
Contoh bahan untuk keperluan pengujian di laboratorium harus diambil dengan teknik
pengambilan contoh secara benar mengikuti SNI 03-6889-2002.
4.2. Mutu dan Kondisi Bahan Tidak Memenuhi Syarat
Adanya spesifikasi yang menetapkan syarat batas-batas maksimum untuk bahan-bahan
yang bisa merusak mutu beton seperti kadar lumpur agregat, kadar organik dan lain-lain
merupakan toleransi yang masih diizinkan untuk mendapatkan beton yang masih memenuhi
syarat mutu.
4.3. Kesalahan Rancangan Campuran (mix design) beton
Pengambilan nilai Sr (Deviasi Standar) tidak tepat; jika terlalu kecil berarti hasil
perancangan kurang aman, sebaliknya jika terlalu besar berarti tidak ekonomis.

5. Flow Chart
Tahapan Pengujian Beton di Laboratorium

REQUEST
DARI
SUPLAYER

TIDAK
LENGKAP CEK
BENDA
UJI

-Kondisi Fisik
-Ukiran Marking
LENGKAP -Cross Check Mampu Telusur QC
-Kelengkapan Hasil Uji 3,7,dan 14 hari

CEK
ALAT UJI

ALAT UJI IDAK SIAP MAKA TEST DIBATALKAN DI


TEST DI TEMPAT LAIN ATAU DIUJI SETELAH ALAT
ALAT SIAP
SIAP

PENGUJIAN SAMPEL

PEMBUATAN LAPORAN

PENERBITAN LAPORAN HASIL UJI

SELESAI

2. Pengujian Tanah
1. Properties Bahan
1.1. Kadar Air
Penentuan kadar air terhadap massa tanah, dan batu pada saat pengurangan massa
dengan cara pengeringan menyebabkan
C- kehilangan air.
Pengujian : uji kadar air ( SNI 1965:2019)
12
1.2. Agregat Halus & Kasar
Agregat Halus merupakan bahan batuan berukuran Ø 0.15mm s/d 5mm
Agregat Kasar merupakan bahan batuan berukuran Ø 5mm s/d 150mm
Pengujian : 1. Pengambilan Sampel (ASTM D-1587-83)
2. Penyiapan Benda uji (SNI 13-6717-2002)
3. Analisa Saringan (SNI 03-1968-1990)
4. Berat Jenis dan Penyerapan (SNI 1969:2008 & ASTM C136:2012)
5. Kadar Lumpur Pasing (SNI 03-4804-1998)
6. Flakiness Indeks (SNI 03-4137-1996)
7. Elongation Indeks (SNI 03-4137-1996)
8. Unit Weight (SNI 3407:2008)
9. Organic Impurities (ASTM C40)
10. Soundess (ASTM C88)
11. Uji Keausan Agregat dengan Mesin Loss Angeles (SNI 2417)

Pengambilan Sampel Tanah ini dapat terjadi dalam dua kondisi, yaitu kondisi tanah
terganggu (Disturb Soil) dan tanah tidak terganggu (Undisturb Soil).
Disturb Soil adalah sampel tanah yang diambil tanpa ada usaha yang dilakukan untuk
melindungi struktur asli tanah tersebut. Sampel Disturb diperoleh dengan menggunakan alat
yang mungkin dapat menghancurkan struktur makro tanah tetapi tidak mengganggu komposisi
mineraloginya dan dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Spesimen contoh ini dapat digunakan untuk mengetahui perkiraan litologi umum endapan
tanah, identifikasi komponen tanah dan tujuan klasifikasi umum, ukuran butiran, batas-batas
Atterberg dan karakteristik pemadatan tanah.
Undisturb Soil adalah contoh tanah yang masih menunjukkan sifat asli tanah. Sampel
Undisturb diperoleh dari lapisan tanah lempung akan digunakan dalam uji laboratorium
mekanika tanah untuk mengetahui sifat-sifat Teknik tanah.
Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk pengujian laboratorium mekanika tanah lebih
lanjut supaya mendapatkan informasik geoteknik, seperti kuat geser dan karakteristik
deformasi yang dibutuhkan. Pengambilan sampel tak terganggu (Undisturb Sampel/UDS)
umumnya dilakukan pada setiap lubang bor Teknik dengan interval 5,0m dan akan diuji di
laboratorium.

2. Perancangan Campuran
2.1. Campuran Gradasi Agregat Gabungan

3. Pengujian Bahan
3.1. Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990)
3.2. Indeks Plastisitas (SNI 03-1966-1990)
3.3. Hasil kali indeks Plastisitas dengan % lolos ayakan No. 200
3.4. Batas cair (SNI 03-1967-1990)
3.5. Bagian yang lunak (SNI M-01-1994-03)
3.6. CBR Rendaman (SNI 03-1774-1989)

4. Hal-hal yang harus dihindari dalam pencampuran Gradasi Agregat Gabungan


4.1. Pencampuran Agregat menggunakan pemasok mekanis yang telah di kalibrasi untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang
benar.
4.2. Penghamparan dan pemadatan lapis pondasi agregat
4.2.1. Penyiapan formasi untuk lapis pondasi agregat,
4.2.2. Percobaan pemadatan
4.2.3. Penghamparan lapis pondasi agregat
C-
4.2.4. Pemadatan lapis pondasi agregat
13
4.2.5. Pengendalian mutu
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan magang selama empat bulan di UPT. Laboratorium Bahan
Konstruksi ProvSU, penulis mendapatkan banyak pembelajaran dan pengalaman baru.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir magang yang dapat disimpulkan antara
lain :
1. Selama melaksanakan kegiatan magang ini, bagaimana dunia kerja lapangan yang sebenarnya
serta membandingkan teori yang didapat selama masa perkuliahan dengan keadaan di lapangan,
juga mengetahui masalah-masalah yang mungkin dapat terjadi selama pelaksanaan kegiatan
proyek.
2. Penulis mengetahui dan memahami metode pelaksanaan dan tahapan pelaksanaan pengujian
sample yang dikerjakan.
3. Penulis dapat melihat langsung penggunaan alat uji.

3.2. Saran
Setelah melaksanakan magang selama empat bulan, penulis menyadari beberapa
kekurangan baik dari pihak mahasiswa maupun universitas. Penulis ingin memberikan beberapa
saran yang diharapkan bisa menjadi masukan positif yang nantinya dapat menjadi pertimbangan
sehingga menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Adapun saran dan masukan dari penulis
yaitu :
1. Mahasiswa yang akan melakukan program magang MBKM DBMBK selanjutnya harus lebih
memahami teori yang diberikan dari kampus untuk menjadi acuan di lapangan nantinnya.
2. Mahasiswa diharapkan lebih aktif dan kritis Ketika dihadapkan pada suatu case.
3. Pihak universitas diharapkan lebih melakukan persiapan ketika bermitra dengan pihak luar dan
memberikan arahan yang lebih jelas kepada mahasiswa

C-
14

Anda mungkin juga menyukai