Anda di halaman 1dari 96

LAPORAN MINGGUAN

KEGIATAN MAGANG
PEMBANGUNAN JEMBATAN DAN OPRIT BOULEVARD 2 II
PEMBANGUNAN JALAN MANADO OUTER RING RIOAD III TAHAP II
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I
PROVINSI SULAWESI UTARA

OLEH:

FELINA MARSHELLA LIANTO

19021101076

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

MANADO

2022
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIK KERJA TEKNIK SIPIL KAMPUS MERDEKA


BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL SULAWESI UTARA

OLEH:
FELINA MARSHELLA LIANTO
19021101076

Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Kelas Dosen Pembimbing

Dr. Eng. Cindy Jeane Supit, ST., MT. Ir. Mecky R. E. Manoppo, MT.
NIP: 19740706 200112 2 002 NIP: 19640513 199303 1 003

Mengetahui,
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I
Provinsi Sulawesi Utara

Hendro Satrio Muhammad Kamaludin, ST., MT


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang


Magang merupakan salah satu mata kuliah wajib untuk mahasiswa khususnya di
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado. Selain
bertujuan untuk memenuhi kegiatan akademik, Magang ini diharapkan agar dapat
bersinergi antara dunia Pendidikan dan dunia kerja. Dimana dalam Magang ini di
harapkan mahasiswa untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan dari orang –
orang yang telah berpengalaman dibidangnya dan mampu berkomunikasi dengan
sesama pelaku konstruksi di lapangan. Serta mahasiswa dapat siap menghadapi dunia
pekerjaan setelah menyelesaikan studi di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Selama waktu yang diberikan untuk Magang, mahasiswa diharapkan dapat
mengamati, mempelajari, mendokumentasikan, dan ikut terlibat dalam seluruh
kegiatan di proyek, baik dalam bidang administrasi, manajemen, dan pelaksanaan
konstruksi, sehingga mahasiswa dapat mampu menyimpulkan keterkaitan antara teori
yang di dapat saat kuliah dan ilmu di lapangan. Dari seluruh hasil kegiatan diharapkan
mahasiswa dapat mampu menuliskan seluruh kegiatan yang dilakukan dalam satu
laporan Kegiatan Magang.
Pada Magang ini kelompok kami mengambil Proyek Pembangunan Jembatan dan
Oprit Boulevard 2 di Kecamatan Tuminting Kota Manado. Dalam Magang ini kami
bertugas untuk mengawasi beberapa pekerjaan kostruksi yang sedang berjalan.

1.2 Maksud dan Tujuan Magang


Maksud dari Magang ini adalah agar mahasiswa teknik pada umumnya serta
mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi
Manado dapa mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya di bangku kuliah, serta
dapat menyiapkan mahasiswa yang berkualitas dan professional sesuai dengan
disiplin ilmu yang didapat dan mampu memanfaatkan sarana dan prasarana yang
efektif dan efisien guna memperolah hasil yang maksimal.
Tujuan Magang ini adalah :
a. Memberikan peluang kepada mahasiswa untuk terlibat langsung pada kegiatan
proyek yang berhubungan dengan Ilmu Rekayasa Sipil yang di pelajari di bangku
kuliah
b. Memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk dapat menganalisis dan
membandingkan pengetahuan yang didapat di bangku kuliah dan kegiatan
sebenarnya di lapangan
c. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan
secara visual dengan melakukan aktivitas kegiatan pembangunan fisik dalam
bidang rekayasa, konstruksi, dan administrasi serta pelaksanaannya di lapangan
d. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa secara optimal
menyampaikan dan membahas kegiatan selama Kerja Praktek.

1.3 Pembagian Divisi


Pada Proyek Pembangunan Jembatan dan Oprit Boulevard 2, mahasiswa magang
dibagi ke dalam tiga divisi yaitu :
- Divisi Quantity (Rayza Tubagus, Felina Lianto, Gabriella Kaligis, Joshua Sihotang)
- Divisi Quality (Yismerai Mataputun dan Venli Dotulung)
- Divisi K3 (Jeshika Mandiangan dan Reygen Pangkey)

a. Divisi Quantity adalah sebuah divisi yang mempelajari dan mengerjakan perhitungan
volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sehingga suatu pekerjaan
dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dan
dikendalikan.

Orang yang bekerja pada bidang quantity disebut dengan quantity surveyor. Tugas
quantity surveyor pada kontraktor secara umum adalah sebagai berikut:

- Menghitung luas m2 pekerjaan bangunan seperti pasangan batu bata, plesteran,


pasangan keramik, pekerjaan genteng dll.

- Menghitung volume m3 pekerjaan seperti pekerjaan beton, screed lantai, pekerjaan


urugan tanah dll.
- Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang, alumunium, profil baja
dll.

- Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan informasi
kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan.

- Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa pekerjaan
untuk keperluan pembuatan opname mandor/ pemborong dan untuk keperluan
engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan.

- Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item pekerjaan


bangunan.

- Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang dihitung oleh
estimator.

- Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari apa yang
sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas Quantity Surveyor adalah
menghitung ulang volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan tambah
kurang saja.

b. Quality engineer tugas utamanya adalah harus menjamin bahwa mutu material, mutu
hasil pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan/ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
Dimana Quality Engineer harus benar-benar paham mengenai semua standar prosedur
pengujian laboratorium yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak dan mempunyai
pengetahuan mengenai teknologi bahan serta kendali mutu.

Tugas & Tanggung Jawab Quality Engineer :

1. Pengendalian terhadap mutu bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor
berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Quality Engineer harus memahami benar metode test laboratorium dan lapangan yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
2. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer, serta berupaya agar Site
Engineer dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selalu mendapat informasi yang
diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu.
3. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil dan peralatan
laboratorium kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan selalu didukung tersedianya
tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai dengan dalam Dokumen Kontrak.
4. Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan pengadaan Stone
Crusher dan Aspalt Mixing Plant atau peralatan lain yang diperlukan.
5. Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu bahan dan
pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada Site Engineer setiap
permasalahan yang timbul sehubungan dengan pengendalian mutu bahan dan
pekerjaan.
6. Melakukan analisa semua hasil test, termasuk usulan komposisi campuran (JobMix
Formula), baik untuk pekerjaan aspal, soil cement, agregat dan beton, serta
memberikan rekomendasi dan justifikasi teknis atas persetujuan dan penolakan
usulan tersebut.
7. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan coring perkerasan jalan yang dilakukan oleh
kontraktor sehingga baik jumlah serta lokasi coring dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan.
8. Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu paling
lambat tanggal 14 bulan berikutnya.
9. Himpunan data harus mencakup semua data tes laboratorium dan lapangan secara
jelas dan terperinci.
10. Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar semua teknisi laboratorium dan staf
pengendali mutu mengenal dan memahami semua prosedur dan data cara
pelaksanaan tes sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi.

c. K3 Konstruksi merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang


dimana merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada
pekerja konstruksi.

Pekerja Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan


dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup bangunan gedung, bangunan
sipil, instalasi mekanikal dan elektrikal serta jasa pelaksanaan lainnya untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain dalam jangka waktu tertentu.
(Permen PUPR No. 5 Tahun 2014 BAB 1 Pasal 1).
Seseorang yang bekerja di Bagian K3 bertugas menjamin dan melindungi keselamatan
serta kesehatan tenaga kerja melalui berbagai upaya keamanan pekerja. Beberapa hal
yang mungkin bisa dilakukan adalah pencegahan kecelakaan seperti kebakaran, cedera
ataupun hal-hal lain yang mungkin bisa membahayakan.

Bagian K3 bertanggung jawab memberikan pencegahan, arahan dan pertolongan jika


terjadi hal yang terjadi pada karyawan. Selain itu, Bagian K3 juga bisa memberikan alat
perlindungan diri bagi pegawai saat melakukan pekerjaan

Peran dan Tanggung Jawab :

● Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan dan


kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang ditentukan.
● Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga
kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat – sifat
pekerjaan yang diberikan padanya.
● Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala
pada Dokter yang ditunjuk.
● Membuat petunjuk keselamatan kerja di setiap divisi perusahaan.
● Merancang sistem keamanan dan keselamatan kerja untuk pertolongan pada setiap
kecelakaan kerja.
SKETSA TITIK BORE PILE ABUTMENT 2

1 2 3 4 5 6 7 8
1,1000
CSL 0 ARAH
A MOLAS
a
2,0000
0
B CSL
6,2000

2,0000

ARAH
CSL CSL
JEMBATAN
C SOEKARNO
1,1000

1,2500 2,5000 2,5000 2,5000 2,5000 2,5000 2,5000 2,5000 1,2500

20,000
2,5000
DENAH BALOK GIRDER DARI ABUTMENT 1 KE PIER

A1 25,600 m P1

C1
C2

C3
C4

C5
C6

C7

C8

C9

C10
DENAH BALOK GIRDER DARI PIER KE ABUTMENT 2

C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
C9
C10
C11
C12
C13
BAB II

URAIAN MATERI

2.1 Pondasi
Pondasi adalah bagian dari suatu sistem struktur bawah (sub structure) yang
menahan berat sendirinya dan seluruh beban gaya dari struktur atas, kemudian
meneruskannya ke lapisan tanah dan batuan yang terletak di bawahnya. Beban dari
kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas
sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman.
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah dasar
atau tanah keras yang terletak jauh dari permukaan. Jika kedalaman pondasi dari muka
tanah adalah lebih dari lima kali lebar pondasi (D > 5B) maka disebut pondasi dalam.
Pondasi dalam digunakan apabila tanah dasar sebagai tempat peletakan pondasi tidak
mempunyai daya dukung yang cukup untuk menahan beban yang bekerja di atas, atau
apabila tanah dasar tersebut letaknya sangat dalam. Salah satu jenis pondasi dalam yaitu
Pondasi Tiang.
Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak
mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat
dalam. Dalam penggunaannya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung struktur
yang didirikan di darat maupun di air tetapi mungkin bentuk tiangnya yang berbeda.
Pondasi bore pile merupakan sebuah pondasi dalam yang berbentuk tabung silinder
panjang yang terdiri dari campuran tulang beton dengan dimensi tertentu yang di pasang
di dalam tanah. Pondasi bore pile dicor langsung di lokasi konstruksi (menggunkan
semen ready mix) dengan instalasi besi serta pengecoran beton lokal. Dimana dilakukan
dengan metode pengeboran berulang dengan tingkat getaran yang rendah.
Fungsi utama dari penggunaan detail pondasi bore pile adalah untuk menopang
dasar tanah pada bawah bangunan yang tidak memiliki daya dukung yang cukup kuat
sebab bore pile ini difungsikan untuk mengalirkan beban berat konstruksi seperti
jembatan, gedung tinggi, dan kompleks industri besar, sehingga kedalamannya harus
sampai pada tingkat kekerasan daya dukung tanah yang dibutuhkan untuk pondasi dasar
konstruksi bangunan.

2.2 Abutment
Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar-
pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (Angin, kendaraan, dll)
dan mati (beban gelagar, dll) pada jembatankemudian menyalurkan kepondasi, beban
tersebut selanjutnya disalurkan ke tanah oleh pondasi.

2.3 Retaining Wall (Dinding Penahan Tanah)

Retaining wall adalah salah satu struktur bangunan yang berfungsi untuk menjaga
kestabilan dari suatu timbunan tanah, sehingga timbunan tersebut tidak mengalami geser atau
longsor.

Kondisi topografi dengan tingkat kemiringan alamnya yang berbeda-beda kadangkala


mengharuskan pekerja bangunan harus mendirikan retaining wall atau dinding penahan agar
suatu bangunan dapat dicegah materialnya mengalami longsor karena ketidakstabilan tanah
yang berada di bawahnya.

Retaining wall dibangun dengan tujuan untuk menahan timbunan tanah serta tekanan-
tekanan akibat beban-beban lain seperti beban merata, beban garis, tekanan air dan beban
gempa.

Dinding penahan tersebut haruslah stabil terhadap :

- Geseran dan penurunan badan dinding terhadap tekanan tanah lateral atas badan
dinding.
- Momen geser atau lentur alas pada badan dinding yang disebabkan oleh pembebanan
dinding menghasilkan tekanan tanah di atas telapak (atau alas) dinding.

Untuk pelaksanaan perencanaan dinding penahan tanah adapun langkah-langkah kegiatan


yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memperkirakan ukuran atau dimensi dari dinding penahan tanah.


2. Mencari besarnya tekanan tanah,baik secara analitis maupun secara grafis
berdasarkan cara yang sesuai dengan tipe dinding penahan tanahnya.
3. Lebar dasar dinding penahan tanah harus cukup untuk memobilisasi daya dukung
tanahnya.
4. Perhitungan kekuatan struktur dari konsruksi penahan tanah,yaitu dengan
memeriksa tegangan geser dan dan tekanan tekan yang di ijinkan dari dinding
penahan tanah.
5. Dinding penahan harus aman dari stabilitas gesernya (sliding stability)
6. Dinding penahan harus aman dari stabilitas gulingnya (overtuning stability)
7. Tinjauan terhadap lingkungan lokasi dari penempatan dinding penahan.

2.4 Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara,
agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa
padat. Jenis beton menurut kuat tekan dibagi menjadi tiga, yaitu beton mutu rendah
dengan kuat tekan kurang dari 20 MPa, beton mutu sedang dengan kuat tekan berkisar
antara 21 Mpa - 40 MPa, dan beton mutu tinggi dengan kuat tekan lebih dari 41 MPa
(SNI 03-2847-2002). Jenis beton berdasarkan berat satuan dibagi menajdi tiga, yaitu
beton ringan, beton normal, dan beton berat dengan berat satuan lebih dari 2500 kg/m 3.
Beton normal sendiri adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500kg/m3
menggunakan agregat alam yang dipecah ataupun tidak dipecah yang menggunakan
bahan tambah sesuai dengan SNI 03-2834- 2000. Dalam PBI N.I.-2 telah tercantum
mengenai perbandingan kekuatan tekan beton normal pada umur beton tertentu yang
tercantum dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Perbandingan kuat tekan pada berbagai umur

Beton Memadat Sendiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang tidak
memerlukan penggetar untuk pemadatannya. Beton ini dapat ,engalir karena beratnya
sendiri, sehingga dapat mengisi penuh acuan dan memperoleh hasil beton yang padat dan
kedap tanpa pemadatan, bahkan pada penulangan yang rapat. Untuk mengurangi
pengurangan air diperlukan penambahan zat aditif.
Menurut As’ad (2009) keunggulan SCC dibandingkan dengan beton normal
adalah:
a. Ditinjau dari keadaan segar, SCC memiliki kemampuan mengalir dan memadat
mandiri,
b. Pencetakan beton dapat dilakukan tanpa menggunakan alat penggetar beton (vibrator),
sehingga kondisi di proyek pada saat melakukan pemadatan beton tidak bising.
c. Beton dapat dicetak dengan ukuran yang tipis.
2.5 Slump Test dan Slump Flow Test Beton
a. Slump Test Beton merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
kental adukan beton yang akan di produksi. Dari kualitas sebuah mix design beton, perlu
dilakukan pengujian dari kadar kekentalan beton itu sendiri agar mencapai kuat tekan
beton sesuai rencana.
Slump test ini bertujuan untuk menguji kekentalan beton segar agar beton yang di
produksi dapat mencapai kekuatan mutu beton dan nilai slump test yang baik serta agar
beton yang di produksi di batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah
bangunan yang akan di bangun.
Alat uji Slump Test, yaitu cetakan kerucut abrams, tongkat penusuk, alas penguji
slump test, mistar pengukur, sendok/sekop kecil, gelas ukur/silinder ukur, wadah untuk
material beton.
Nilai slump yang biasa digunakan sekitar 8 cm hingga 12 cm.
b. Slump flow test ini bertujuan Untuk menentukan “filling ability” baik di laboratorium
maupun di lapangan; dan dengan memakai alat ini dapat diperoleh kondisi workabilitas
beton berdasarkan kemampuan penyebaran beton segar.
Workabilitas beton berdasarkan kemampuan penyebaran beton segar yang dinyatakan
dengan besaran diameter yaitu antara 60-75 cm. Untuk konstruksi vertikal disarankan
dengan slump flow 65-70 cm. Untuk konstruksi horizontal dengan slump flow 60-65 cm.

2.6 Uji Kuat Tekan Beton


Uji kuat tekan beton adalah upaya mendapatkan nilai estimasi kuat tekan beton
pada struktur eksisting, dengan cara melakukan tekanan pada sampel beton dari struktur
yang sudah dilaksanakan.
Uji kuat tekan beton adalah upaya mendapatkan nilai estimasi kuat tekan beton
pada struktur eksisting, dengan cara melakukan tekanan pada sampel beton dari struktur
yang sudah dilaksanakan. hasil uji kuat tekan beton meliputi:
a) kondisi ujung benda uji,
b) ukuran benda uji,
c) rasio diameter benda uji terhadap ukuran maksimum agregat,
d) rasio panjang terhadap diameter benda uji,
e) kondisi kelembaban,
f) suhu benda uji,
g) arah pembebanan terhadap arah pengecoran,
h) laju penambahan beban pada compression testing machine, dan
i) bentuk geometri benda uji

Tata Cara Pengujian Kuat Tekan Beton Menurut SNI 03-1974-1990

Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda
uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh alat uji
tekan. Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan uji kuat tekan beton menurut SNI
03-1974-1990, terdiri dari:

a) Cetakan silinder dengan diameter 152 mm dan tinggi 305 mm,


b) Tongkat pemadat terbuat dari baja yang bersih dan bebas karat, berdiameter 16
mm, panjang 600 mm, dan ujungnya dibulatkan,
c) Mesin pengaduk (mixer),
d) Timbangan,
e) Mesin uji tekan (compression testing machine),
f) Sendok cekung,
g) Sarung tangan.

Untuk keperluan uji kuat tekan beton, perlu dipersiapkan adukan beton dengan
volume 10% lebih banyak daripada volume yang dibutuhkan. Pengadukan campuran
beton dapat dilakukan dengan mesin (mixer) ataupun secara manual dengan tangan.
Perlu dicatat bahwa pengadukan dengan tangan akan menyebabkan hasil pekerjaan
kurang baik. Menurut SNI 03-2493-1991, pengadukan secara manual hanya
diperbolehkan maksimal 7 liter adukan setiap kali dilakukan pengadukan. Untuk
membuat benda uji kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan perlakuan beton.

1. Mengisi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, yang setiap lapisnya
dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata.
2. Meratakan permukaan beton.
3. Menutup permukaan benda uji dengan bahan kedap air dan biarkan selama 24 jam.
4. Membuka cetakan dan keluarkan benda uji.
5. Merendam dalam bak perendam berisi air pada temperatur ±25 ℃.

Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji harus diperlakukan sebagai berikut:

1. Mengambil benda uji dari bak perendam.


2. Membersihkan kotoran yang menempel dengan kain basah.
3. Menentukan berat dan ukuran benda uji.
4. Melapisi permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang (capping)
dengan cara sebagai berikut; (1) melelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh
yang dinding dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk, (2) meletakkan benda uji
tegak lurus pada cetakan, (3) angkat benda uji dari cetakan lalu angn-anginkan.
5. benda uji siap diperiksa.

Setelah benda uji siap, prosedur pengujian dapat mulai dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

a) Meletakan benda uji pada mesin tekan secara sentris.


b) Menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban antara 2 sampai 4 kg/cm2
per-detik.
c) Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur.
d) Mencatat beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
e) Menggambar/mendokumentasikan bentuk kerusakan benda uji.
f) Mencatat keadaan benda uji.
g) Menghitung kuat tekan beton, yaitu besarnya beban persatuan luas.

Gambar 2 Benda uji dimasukkan ke dalam mesin tekan (Compression Machine)

Pada umumnya bentuk benda uji silinder yang telah mengalami kerusakan setelah
dilakukan pengujian dapat dibedakan menjadi tiga, sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 2.
Gambar 2

Kuat tekan beton dihitung berdasarkan besarnya beban persatuan luas, menurut
Persamaan berikut:

dimana ;

fc = kuat tekan beton (MPa)

P = beban maksimum (N)

A = luas penampang benda uji (mm2)

2.7 Tulangan

a. Tulangan Bagian Abutment (Kepala Jembatan)

- Abutment atau kepala jembatan adalah bagian konstruksi bawah jembatan yang
terdapat pada kedua ujung pilar-pilar jembatan yang berfungsi untuk mendukung
atau memikul seluruh beban bangunan di atasnya.
- Abutment bekerja dengan menerima beban-beban yang berasal dari bangunan atasnya
dan kemudian menyalurkan beban-beban yang diterimanya tersebut ke pondasi.
Selanjutnya pondasi yang juga berfungsi sebagai penahan tanah akan meneruskan
beban tersebut ke tanah dengan aman sehingga kestabilan tanah terjaga.

b. Tulangan Bagian Pier (Pilar)

- Pilar jembatan adalah suatu konstruksi beton bertulang yang menumpu di atas pondasi
tiang–tiang pancang yang terletak di tengah bentang bangunan atas jembatan.
- Pilar bisa digunakan pada jembatan bentang Panjang yang posisinya berada diantara
abutment.

c. Tulangan Bagian Wingwall (Dinding Sayap Jembatan)

- Dinding sayap atau wingwall adalah bagian dan bangunan bawah jembatan yang
berfungsi untuk menahan tegangan tanah dan memberikan kestabilan pada posisi
tanah terhadap jembatan.
- Perencanaan wingwall bertujuan untuk menahan stabilitas tanah urug dibelakang
abutment.
- Penulangan Besi pada wingwall :
Pekerjaan pembesian yang dimaksudkan dalam hal ini, adalah pekerjaan pada
pembuatan struktur beton bertulang. Beton bertulang adalah beton yang ditulangi
dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang
disyaratkan dengan atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa
kedua material bekerja bersama sama dalam menahan beban.

Pemasangan Tulangan

Setelah tulangan telah dipotong, tulangan dirangkai sesuai dengan gambar kerja. Pada
titik-titik persilangan antara batang-batang tulangan maupun antara batang tulangan dengan
sengkang/begel diikat dengan kawat pengikat (bendrat). Pengikatan tersebut harus kokoh
agar konstruksi tulangan yang dirangkai tidak mudah berubah atau tergeser pada waktu
diadakan.

Dalam pemasangan besi tulangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

 Besi atau baja tulangan harus bersih dari kotoran


 Rangkaian tulangan harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan gambar rencana dan
tidak boleh terlalu rapat pada penempatannya
 Ikatan yang dilakukan pada tulangan harus benar benar kuat
 Apabila diperlukan penyambungan, maka besi atau baja tulangan harus diberi
overlapping sesuai spesifikasi teknis
 Pada penyimpanan besi tulangan perlu diperhatikan agar besi tulangan tidak
menyentuh tanah secara langsung dan tidak terkena air.
Contoh Perhitungan Tulangan

Pada bagian atas wingwall dengan lebar 2,6 m memiliki tulangan dengan panjang 0,2 m
dan ujung tulangan 0,065 m. Dengan tulangan D13-300, artinya besi berdiameter 13 mm
dengan jarak antar tulangan 0,3 m. Berat jenis besi dengan diameter 13 yaitu 1,040 kg/m.

Maka dapat dihitung,

Panjang potongan = 0,2 + (2 x 0,065) = 0,33 m

Banyaknya besi = =  dibulatkan 9, pada

setiap perhitungan banyak besi harus ditambahkan 1. Maka banyaknya besi yaitu 10 buah.

Berat total besi

Pada umumnya besi beton mempunyai standar panjang yakni 12 m, maka dalam
perhitungan tulangan ini terdapat sisa besi.

Sisa potongan besi = standar panjang besi – total panjang potongan = 12 – 0,33 = 11,67 m
dengan banyak staf yaitu 10 buah.

Berikut tabel berat jenis besi berdasarkan variasi diameter


2.8 Perancah (Konstruksi Sementara)

 Acuan perancah atau formwork adalah suatu konstruksi pendukung yang merupakan
mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki.
 Konstruksi acuan perancah adalah suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan
yang fungsinya untuk mendapatkan konstruksi beton yang dikehendaki apabila
betonnya telah menjadi keras
 Proses pemilihan tipe acuan perancah dilakukan dengan meninjau tipe, jenis dan
luasan bangunan yang akan dibangun, seperti untuk bangunan bertingkat maupun
untuk bangunan yang memiliki volume horizontal yang luas
 Pemilihan tipe acuan dan perancah lebih ditentukan oleh kemampuan untuk dapat
digunakan berulang –ulang dalam jangka waktu yang panjang tanpa mengurangi mutu
ataupun kekuatan dari acuan dan perancah tersebut

2.9 Perhitungan Volume Lantai Kerja

Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung
jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban pada ujung bentang dan gaya-gaya
lainnya yang didistribusikan pada tanah pondasi. Sebelum memulai pekerjaan pembangunan
Abutment, hal pertama yang harus dibuat adalah lantai kerja. Lantai Kerja merupakan
pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi bangunan dengan lingkup dan kondisi
lingkungan yang cukup kompleks.

Contoh perhitungan :

Lantai Kerja Abutment 1

10 cm

1440 cm

1000 cm
Lantai Kerja Abutment 2

10 cm

870 cm

1000 cm

Lantai Kerja Abutment 3

10 cm

300 cm

1000 cm

2.10 CSL Test dan PDA Test

a. CSL Test

Cross hole Sonic Logging atau biasa dikenal dengan CSL adalah salah satu teknik
pengujian integritas pondasi terutama pada pondasi yang dijadikan poros pengeboran. Tujuan
uji CSL untuk mendapatkan informasi mengenai kecacatan pondasi seperti penggumpalan
tanah, void, dan sejenisnya.

Prinsip Kerja CSL Test

Pada umumnya teknik CSL digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai sifat,
luas, kedalaman, dan lokasi lateral pondasi yang mengalami cacat. Untuk melaksanakan
teknik ini biasanya menggunakan tabung akses sebesar 1,5 inci yang dipasang pada rebar
cage dan dimasukkan ke dalam shaft pada saat konstruksi.

Prinsip kerja sederhana dari CSL test adalah menggunakan alat sonic integrity tester
yang dapat menghasilkan, menerima, dan mendigitalisasi gelombang ultrasonik. Alat ini
terdiri dari sepasang pemancar dan penerima gelombang ultrasonik serta dilengkapi dengan
pengukur kedalaman hingga 100 meter.

Alat Uji CSL Test

Dalam melakukan uji CSL, terdapat dua alat penting yang dibutuhkan seperti di bawah ini:

 Sonic Integrity Tester. Alat ini berupa komputer yang dapat menghasilkan gelombang
ultrasonik, menerima dan mendigitalisasi gelombang ultrasonik serta dilengkapi
dengan alat pengukur kedalaman hingga 100 meter.
 Sepasang probe pemancar dan penerima gelombang ultrasonik dengan dilengkapi
gelombang sepanjang 100 meter.

Tata Cara CSL Test

Pada uji integritas pondasi menggunakan teknik sonik logging terdapat dua cara, yaitu
single hole dan cross hole. Perbedaan kedua teknik ini terdapat pada lubang bor yang
digunakan. Pada cross hole digunakan dua lubang untuk transmitter dan receiver. Untuk tata
cara CSL test bisa mengikuti cara di bawah ini:

 Pipa sebagai jalur memasukkan transmitter dan receiver diisi dengan air sebagai
media perantara gelombang ultrasonik yang dikeluarkan.
 Receiver dan transmitter masuk ke dalam pipa uji berdiameter 25 mm. Pipa uji sudah
dicor bersama dengan tiang. Jarak pipa untuk receiver dan transmitter sekitar 1-3
meter.
 Komputer sonik tester dihidupkan dan gelombang ultrasonik dipancarkan oleh
transmitter.
 Gelombang ultrasonik yang dipancarkan akan diterima oleh receiver dengan sinyal
awal berupa garis-garis vertikal secara kontinyu dalam komputer.
 Setelah didapatkan sinyal awal, transmitter dan receiver ditarik secara bersamaan ke
atas dengan perlahan-lahan dan kecepatan konstan hingga mencapai bagian teratas
dari beton yang sedang diuji. Nantinya kedua sensor tersebut akan memberikan hasil
pengukuran ke data logger.

 Proses pengerjaan CSL Test ini dilakukan berulang-ulang secara berkala dan
selanjutnya hasil pengukruan tersebut dipetakan. Nantinya, hasil yang diperoleh dari
tabung akses tersebut berupa data grafik yang nantinya diolah untuk dianalisa. Dari
situ bisa diketahui kondisi dan struktur beton pondasi.

b. PDA Test

PDA Test (Pile Dynamic Load Test) merupakan sebuah pengujian dinamik
menggunakan metode wave analisis atau biasa di sebut dengan Re-strike test sesuai dengan
karakteristik pengujian, pengujian tersebut menggunakan pemukulan secara berulang-ulang
pada pondasi tiang pancang yang sedang di uji.

Tujuan PDA Test


 Mengetahui nilai daya dukung pondasi tiang tunggal
 Integritas atau keutuhan tiang dan joint (sambungan tiang pancang)
 Efisiensi dari transfer energy hammer ke tiang pancang
 Dsb

Pada pelaksanaan PDA Test, mengarah kepada ASTM D-4945 (Standard Test
Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations) yaitu metode memberikan
data mengenai kerengangan ataupun kecepatan dan gaya , kecepatan atau perpindahan
tumpukan di bawah kekuatan benturan. Untuk melakukan pengujian tersebut memerlukan
beberapa alat-alat PDA Test diantaranya:

 Komputer PDA
 Sensor Transducer 4unit
 Sensor Accelerometer 2unit
 Kabel Extension Sensor 2unit
 Main cable 2unit
 Wireless Connector
 Pelindung Sensor 4unit
 Peralatan pendukung ( Bor, Grinda, Baut dan mur , dyna set, Palu ,Kabel Power
,Genset ,Mal Sensor beton, Mal sensor baja, mata bor beton, kepala bor baja, mata bor
besi ,hand tab ,mata tab.

Setelah alat-alat tersebut selesai di persiapkan berikutnya adalah pemasangan sensor.


Dalam pemasangan sensor perlu di perhatikan pada pemasangan instrument Strain transducer
dan accelerometer dalam posisi pemasangan harus sedemikian rupa hingga mempengaruhi
kelenturan tiang dapat di minimalkan, sensor juga di pasangan dengan perhitungan 1,5 x
diameter dari kepala tiang, atau disesuaikan dengan kondisi dari pondasi tiang di lapangan,
dan untuk tiang dengan diameter lebih dari 1000 mm menggunakan 2 accelerometer dan 1
main cable, namun untuk tiang yang kurang dari 1000 mm menggunakan 4 accelerometer dan
4 transducer serta 2 main cable.

Prosedur Dalam pengambilan data PDA Test

 Setelah semua persiapan siap instruksi oprator crane untuk melakukan pukulan pada
tiang pancang akan di mulai dengan tinggi hingga jatuh kebawah, pemukulan di
lakukan secara bertahap hingga sampai ke titik yang telah di tentukan.
 Dalam penggunaan hammer di setel dengan jumlah pukulan di sesuaikan dengan
permintaan daya dukung yang harus di capai,apabila setelah beberapa pukulan daya
dukung yang ingin di capai maka pukulan dapat di hentikan.
 Untuk menggunakan Drop Hammer, ketinggian jatuh hammer di mulai dari 50cm
kemudian 100cm hingga sampai tingkat maksimal dari tinggi jatuh hammer.
 Apabila pada saat pengambilan data terjadi kerusakan pada pondasi tiang yang di uji
dan belum mencapai data yang di ingginkan, maka pengujian harus di hentikan.

Pengamatan pada PDA Test Bertujuan untuk mengetahui :

1. Daya dukung aksial

Nilai daya dukung aksial pada karakteristik pantulan gelombang dari reaksi tanah pada tiang
uji, nantinya akan tampilan sebagai grafik pada monitor pemantauan yang akan menjadi data
pada pengujian mengenai daya dukung pada tiang pondasi, sebagai analisa daya tahan
pondasi kepada beban yang dapat di terima pondasi .

2. Keutuhan terhadap tiang pondasi

Pada pengujian berlangsung tidak jarang tiang pondasi mengalami kerusakan pada saat
pengujian pemukulan. Untuk itu pengujian PDA Test Di lakukan tidak hanya mendeteksi
kerusakan pada tiang pondasi akan tetapi juga lokasi kerusakan.

3. Efensiensi pada energi yang di transfer

Merupakan sebuah kegunaan utama dari tiang pondasi yaitu mentransfer beban berat yang di
terima oleh pondasi di alurkan kepada tanah, dalam pengujian PDA tersebut pengukuran
beban berat tersebut di atur kepada pondasi yang di uji, untuk dapat mengetahui daya dukung
pada pondasi.

Untuk dapat melakukan pengamatan/analisa tersebut, pengujian PDA test Tiang pondasi yang
akan melakukan pengujian harus memenuhi beberapa syarat dianataranya:

 Usia pada beton harus mencapai 21 hari setelah pembuatan


 Usia tiang 5 hari setelah dilakukan pemancangan
 Kepala tiang harus datar serta tulangan dari beton tidak boleh terlihat
 Dilakukan penggalian apabila tiang tertanam
Pengamatan/analisa di lakukan pada saat pengujian berlangsung menggunakan sebuah
hammer yang akan di jatuhkan kepada pondasi uji, penggunaan hammer dalam pengujian
PDA Test harus di atur kepada aturan yang telah di tetapkan yaitu jumlah pemukulan hammer
serta ketinggian hammer dalam melakukan pemukulan, dengan pemukulan tersebut Alat-alat
sensor yang di letakan pada pondasi uji akan melakukan pengukuran kecepatan data (
Velocity ) dan gaya ( Force ), Serta pengukuran variable dinamik mengenai daya dukung
pada tiang pondasi yang di uji.

2.11 Pengecoran

Pengecoran adalah pekerjaan menuangkan beton segar ke dalam cetakan yang telah
dipasangi besi tulang. Untuk memastikan bahwa cetakan tersebut telah terpasang sesuai
rencana, maka diperlukan inspeksi pekerjaan sebelum proses pengecoran dimulai.

Sebelum proses pengecoran, pekerja juga harus memastikan bahwa bekisting telah
kuat. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton
dituang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Saat proses pengecoran berlangsung, harus
dipastikan bekisting dan tulangan tidak rusak atau berubah.

Durasi proses pengerasan dapat dipengaruhi cuaca panas atau angin yang kencang dan
kedua hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi proses pengeringan beton. Dalam
proses pengecoran, pekerja tidak dianjurkan menambahkan air pada beton untuk
memudahkan proses pengecoran. Jika dirasa harus menambahkan air, maka bisa gunakan
campuran air dan semen.

2.12 Girder

Girder adalah sebuah balok diantara dua penyangga dapat berupa pier ataupun abutment
pada suatu jembatan atau fly over. Umumnya girder merupakan balok baja dengan profil I,
namun girder juga dapat berbentuk box (box girder), atau bentuk lainnya. Menurut material
penyusunnya girder dapat terdiri dari girder beton dan girder baja. Sedangkan menurut sistem
perancangannya, girder terdiri dari girder precast yaitu girder beton yang telah di cetak di
pabrik tempat memproduksi beton kemudian beton tersebut dibawa ke tempat pembangunan
jembatan atau fly over dan pada saat pemasangan dapat menggunakan girder crane. Selain
girder precast, juga dikenal istilah on-site girder, yaitu girder yang di cor di tempat
pelaksanaan pembangunan jembatan, girder ini dirancang sesuai dengan perancangan beton
pada umumnya yaitu dengan menggunakan bekisting sebagai cetakannya. Sehingga yang
disebut jembatan sistem girder adalah sebuah struktur bangunan jembatan yang komponen
utamanya (balok) berbentuk girder. Girder ini dapat terbuat dari beton bertulang, beton
prategang, baja atau kayu. Panjang bentang jembatan girder beton bertulang ini dapat sampai
25 m, dan untuk jenis girder yang menggunakan beton prategang umumnya memiliki panjang
bentang di atas 20 m sampai 40 m. Contoh jembatan girder yang paling umum kita jumpai
adalah jembatan sungai. Setiap bentuk girder memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Girder dengan profil balok I memiliki kelebihan pada pengerjaannya yang mudah
serta cepat dalam berbagai jenis kasus, namun jika jembatan yang akan dibangun memiliki
bentuk kurva, girder balok I menjadi lemah karena kurang kuat terhadap kekuatan
puntir/memutar, yang sering disebut sebagai torsi. Web kedua pada balok I perlu
ditambahkan dalam gelagar kotak untuk meningkatkan kekuatan stabilitas untuk menahan
torsi, Hal ini membuat gelagar kotak/box girder merupakan pilihan yang tepat untuk jembatan
dengan bentuk kurva.

Pekerjaan Balok Girder


1. Mobilisasi Balok Girder
Proses pekerjaan mobilisasi ini dilaksanakan atau dimulai sebelum pekerjaan
struktur atas dimulai, adapun alat yang digunakan dalam proses pengadaan atau
mobilisasi balok girder dari stock yard ke lokasi proyek ini adalah kendaraan truk
besar (trailer truck) dan mobil crane untuk mengangkat dan menurunkan balok girder.
Dalam hal pelaksanaanya perlu dipertimbangkan jarak dari tempat produksi girder
sampai dengan lokasi proyek, akses jalan serta pengawasan terhadap material girder
tersebut dalam proses pengangkutan agar tidak terjadi kerusakan/kecacatan pada
balok girder.
2. Setting dan Stressing Balok Girder
Tiap segmen balok girder diatur/di-setting sesuai posisi unutk dilakukan
stressing. Proses pekerjaan stressing balok girder ini merupakan proses pemberian
tegangan pada balok girder. Dalam pembuatan atau penyusunan balok Girder elevasi
stressing bed, dan lokasi post tensioning harus diusahakan sedatar mungkin agar tidak
menyebabkan girder mengalami perpindahan dalam arah lateral. Kemudian
dipersiapkan terlebih dahulu perletakan sementara untuk masing-masing segmen
girder, setelah itu segmen balok girder dijajarkan sesuai bagiannya, dan di bagian
ujung pertemuan harus diberi oli atau pelumas agar balok dapat bergerak
mengimbangi gaya pratekan yang diberikan.
Setelah itu, kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan lalu
dimasukkan ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan
perencanaan, lalu di pasang pengunci kabel strand di ujung kabel.
Penegangan (stressing) pada balok girder jembatan dilakukan sampai tegangan
(Mpa) yang sudah direncanakan untuk setiap lubang tendon, girder terdiri dari lubang
tendon 6 buah strand bahkan lebih, tergantung dengan perencanaan awal jembatan
tersebut, dengan dilakukan pencatatan pengontrol tegangan dan perpanjangan kabel
pada setiap kenaikan tegangan 5 Mpa, kemudian hasilnya dibandingkan dengan
perhitungan teoritis yang dilakukan sebelum penarikan.
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan stressing adalah sebagai berikut:
i. Persiapan
1. Pemasangan Kepala Angkur
Kepala angkur dipasang dengan cara memasukan ujung stressing
length ke lobang kepala angkur lalu mendorongnya kearah casting sedekat
mungkin. Selanjutnya wedges (baji) dipasang sesuai dengan jumlah strand
yang ada. Setelah acuan dibuka dan umur beton setelah mencapai kekuatan
yang direncanakan maka strand siap untuk ditarik.
2. Pemasangan Dongkar (Stressing Jact)
Kawat-kawat untain dimasukan dalam lubang-lubang pada stressing
jack. Stressing jack dipasang dan dirapatkan ke arah casting sehingga posisi
casting dan kepala angkur (anchor head) rapat, kemudian kawat untaian
dikunci dengan wedges (baji) pada ujung stressing jact.
3. Penarikan
Dongkrak hidrolik dua arah digerakan dengan tenaga listrik selama
stressing dicatat pembacaaan manometer dan perpanjangan strand yang terjadi
pada formulir stressing.
Data yang telah dicatat dibandingkan dengan perhitungan teoritis
bahwa deviasi terhadap teoritis tidak boleh satu kurang dari 5 %. Jika deviasi
kurang dari 5 % maka langsung diadakan penarikan ulang, tanpa
melepas/menghilangkan gaya yang telah ada. Jika terjadi lebih dari 5 % maka
hasil stressing akan digambarkan pada sebuah grafik untuk melihat penyebab
terjadinya penyimpangan tersebut.
4. Penguncian Baji (Wedges)
Kalau tekanan yang diperlukan sudah tercapai, torak dikembalikan
pada posisi semula. Penguncian baji (wedges) terjadi tarik masuk 6 mm pada
kawat untaian (strand).
Catatan: hasil pencatatan stressing akan diserahkan kepada pihak direksi
(pengawas) untuk dievaluasi. Selanjutnya baru dapat dilaksanakan pekerjaan
akhir setelah pekerjaan stressing disetujui diterima pengawas (direksi).
ii. Pekerjaan Akhir
1. Dongkrak Dilepaskan
Sisa kawat untaian (strand) pada anchor head dipotong dan
menutupnya dengan adukan semen untuk persiapan pekerjaan grouting.
3. Pekerjaan Erection dan Launching Balok Girder
Dalam pelaksanaan erection girder bisa menggunakan beberapa metode seperti
metode portal hoise yang berbeda dengan menggunakan bailey yang dipasang
diluncurken ke pilar.
4. Pekerjaan Grouting Balok Girder
Pekerjaan grouting adalah mengisi rongga udara antara strand dengan duct
dan rongga pada bagian dalam casting dengan bahan grout. Tujuannya adalah untuk
menjaga bahaya korosi serta untuk mengikat strand dengan beton sekelilingnya
menjadi satu kesatuan.
Bahan grout terdiri dari campuran semen dengan air dan ditambahkan non
shrinkage additive, air yang digunakan untuk grouting adalah air yang dapat diminum
dan adukan yang mengandung klorida atau nitrat tidak boleh digunakan. Pelaksanaan
grouting adalah bahan grout dimasukan ke dalam duct dengan pompa grouting
(injeksi) dengan tekanan sebesar 5 kg/cm2.
Fungsi grouting yaitu untuk mencegah karat, menghilangkan udara yang ada
didalam dan mematikan gaya dalam. Grout harus dicampur atau diaduk dalam alat
mekanik dengan type yang mampu menghasilkan grout yang merata dan grout tidak
boleh dilembekkan kembali dengan air, serta sebelum dipompakan grout harus terus
diaduk.
Pipa grout yang digunakan harus terbuat dari bahan logam dan kedap dari
adonan semen (mortar tight) dan pipa harus cukup kuat untuk mempertahankan
bentuknya menahan tekanan kerja. Bila ada ketentuan mengenai grouting, lubang
udara dan grout dapat mengisi seluruh rongga sepanjang pipa saluran.
1) Persiapan Grouting dan Finishing
a) Alat : Gerinda, Grout Pump, drum air, generator dan alat pembersih
b) Material : Semen, krikil, ayu bekisting, air bersih, additive, pasir, selang
plastik
2) Tahap Pekerjaan Grouting dan Finishing
- Potong kabel 2 - 3 cm dari muka widges dengan menggunakan mesin gerinda
listrik.
- Pada lubang grouting angkur dipasang pipa paralon atau besi atau juga pipa
plastik untuk grouting. (Untuk lubang grouting, hendaknya pipa plastik
hendaknya menjadi prioritas terakhir, karena kemungkinan lubang pipa
tersumbat akibat nglepet)
- Buat adukan dengan campuran semen dan bahan kimia.
- Lakukan penutupan pada ujung balok dengan adukan beton.
- Beton penutup angkur dibiarkan mengering selama 1 hari.
- Buat adukan mortar grouting dengan komposisi sebagai berikut:
Komposisi: Semen: additive (interplast): Air = 50 kg: 250 grm: 20 liter
- Injeksikan air kedalam tendon sampai keluar dari ujung yang lain, untuk
memastikan bahwa tendon tidak buntu dan buang airnya dari dalam tendon.
- Tuangkan adukan tersebut kedalam grout pump.
- Hidupkan generator grout pump.
- Adukan dimasukan kedalam lubang grouting dengan injeksi menggunakan
grout pump dari salah satu sisi sampai keluar dari sisi yang lain.
- Tutup salah satu ujung pipa paralon atau selang plastik lalu naikan tekanan
grout pump sampai dengan 5 bar, kemudian tutup pipa paralon atau selang
plastik pada ujung lainnya.
- Pergeseran atau erection baik dapat dilakukan setelah umur mortar grouting 1-
2 hari.
5. Bracing PCI-Girder
Hal yang perlu diperhatikan, setelah balok girder diletakkan pada bearing pad,
harus segera diberi pengaman untuk mencegah balok terguling ke arah kanan atau kiri
dengan dilakukan bracing. Karena jika itu terjadi balok tidak akan mampu menahan
berat sendirinya sehingga akan patah. Adapun bracing pada PCI-Girder terbagi
menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Bracing Temporary PCI-Girder
Bracing Temporary adalah pengikatan sementara antar girder agar tidak
terguling. Bracing temporary dilakukan dengan cara mengelas tulangan besi ulir
diameter 22 yang disambungkan dengan tulangan atas girder. Bracing temporary
dilakukan setelah pengangkatan girder pertama dan kedua kemudian dilanjutkan
bracing temporary ke girder-girder selanjutnya.
2) Diafragma PCI-Girder
Setelah seluruh girder terpasang dan sudah di bracing temporary,
dilakukan pemasangan diafragma. Diafragma adalah elemen struktur yang
berfungsi untuk memberikan ikatan antara girder sehingga akan memberikan
kestabilan pada masing-masing girder dalam arah horisontal.
Fungsi dari diafragma adalah untuk menjaga girder agar tidak menekuk atau
memuntir akibat dari beban yang dipikul oleh girder. Pemasangan diafragma
meliputi pembesian, bekisting, dan pengecoran menggunakan concrete pump.
Diafragma terbagi menjadi dua jenis yaitu diafragma tepi dan diafragma tengah.
6. Pelaksanaan Pemasangan Diafragma
Pelaksanaan pekerjaan diafragma ini sendiripun di produksi dan dilakukan
pemasangan oleh pihak WIKA Beton sendiri,diafrgam yaitu element struktur
berfungsi sebagai pengikat dan pengaku antara gelagar sehingga memberi
keseimbangan masing-masing gelagar dalam arah horizontal. Pengikatan tersebut
dilakukan stretching antar gelagar dengan balok diafragma supaya diperoleh
kestabilan tiap gelagar supaya presisi. Streching pada diafragma pun dilakukan pada
saat diafragma sudah dalam posisi vertikal antar gelagar, setelahnya dilakukan juga
grouting pada diafragma.
Gelagar diafragma berperilaku sebagai balok horizontal untuk menahan gaya
lateral dan gaya-gaya unbalance yang terjadi di sepanjang bentang melintang gelagar.
Untuk itu rational analysis dibutuhkan dalam perhitungan gaya-gaya lateral pada
diafragma. Diafragma ini berperan sebagai konektor tranversal.
Dengan perilakunya sebagai konektor tranversal, diafragma mempunyai fungsi
sebagai berikut:
 Mentransver gaya lateral angin ke gelagar, dan dari gelagar ke bearing.
 Memberikan kestabilan flens balok atau girder pada masa erection dan
penempatan gelagar.
 Mendistribusikan gaya-gaya mati dan hidup vertical kepada balok-balok atau
girder-girder pada arah memanjang.
Yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis kebutuhan diafragma adalah (tetapi
tidak terbatas pada) hal-hal berikut:
 Transfer gaya lateral angin dari bawah jembatan ke gelagar dan dari gelagar ke
bearing.
 Stabilitas dari flange bawah profil terhadap semua gaya yang mengakibatkan
tekan.
 Stabilitas flange atas profil (dalam keadaan tertekan) sebelum masa perawatan
gelagar.
 Distribusi gaya hidup dan mati vertical dibebankan pada struktur.
7. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plat Deck
Plat Deck beton dipesan dari penyedia sesuai dengan spesifkasi yang telah ditentukan
atau berdasarkan dari gambar rencana dengan mutu Fc’ 28 MPa dan Tebal 7 cm.
Setelah Plat Deck tiba di lokasi area pekerjaan, selanjutnya plat deck tersebut
diangkat dengan menggunakan Crank on Track secara hati-hati dan didudukan di atas
gelagar. Perlu diperhatikan dudukan Plat Deck ini harus pas sesuai agar nantinya tidak
terjadi kegagalan struktur selanjutnya.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
spesifkasi dan gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan
pengawas dan direksi lapangan.
1) Baja beton U-24 polos diangkut ke lokasi kerja selanjutnya dipotong sesuai
dengan gambar rencana, kemudian dirakit dan diikat dengan kawat bendrat atau
kawat beton
2) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan
lumpur, kotoran, kerak, dan lain-lain.
3) Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang diisyaratkan
4) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat.

2.13 Asphalt Mixing Plant (AMP)

Asphalt Mixing Plant (AMP) atau Unit Pencampur Aspal (UPCA) merupakan
seperangkat peralatan yang menghasilkan produk berupa campuran aspal panas (hotmix)
dalam skala besar. Kapasitas produksi dari AMP sangat tergantung dari jenis dan spesifikasi
alat. Adapun jenis-jenis aspal yang bisa diproduksi oleh Asphalt Mixing Plant antara lain AC-
BC, AC-WC, Ac-Base dan lain- lain.
Secara rinci Asphalt Mixing Plant adalah Gabungan dari beberapa alat mekanik dan
elektronik yang digunakan untuk mencampur beberapa fraksi agregat dengan aspal drum atau
aspal curah sehingga menghasilkan campuran beton aspal yang bisa digunakan untuk struktur
jalan atau sesuai kebutuhan.

Bagian-bagian AMP sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas adalah sebagai berikut:

1. Bin dingin (cold bins)


2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
4. Pengering (dryer)
5. Pengumpul debu (dust collector)
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
9. Bin panas (hot bins)
10. Timbangan Agregat (weigh box)
11. Pencampur (mixer atau pugmill)
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)

2.14 Drainase

Tahapan pekerjaan saluran dari batu kali adalah dengan mengerjakan dinding saluran
dari pasangan batu kali terlebih dahulu (bagian sisi kiri dan kanan dinding) dan dilanjutkan
sesudahnya mengerjakan dasar saluran yang terbuat dari pasangan batu kali.

Pada waktu menentukan level dasar saluran dan level atas dinding saluran, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Menggunakan titik benchmark atau acuan awal


- Melakukan pengukuran dengan memperhatikan gambar layout elevasi permukaan
rencana dan gambar potongan profil saluran dari gambar For Construction.
- Umumnya level dasar saluran ditentukan setelah level perkerasan jalan ditentukan
(sesuai gambar forcon), dan level permukaan jalan di desain berdasarkan terhadap
tinggi elevasi jalan utama.

Pekerjaan Galian untuk Drainase

Sebelum melakukan pekerjaan galian, telah dilakukan pemasangan bowplank yang


dipasang pada keliling drainase yang akan digali. Pekerjaan galian untuk drainase dibantu
dengan menggunakan alat excavator.

2.15 Timbunan Tanah


Timbunan tanah adalah suatu jenis pekerjaan yang bertujuan untuk memindahkan
tanah (padas, merah, atau semi padas) dari satu tempat lokasi (sumber pengambilan tanah) ke
tempat lokasi lain yang diinginkan sebanyak yang dibutuhkan agar tercapai bentuk dan
ketinggian tanah yang diinginkan.
Penghamparan Timbunan Tanah

a. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan
yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan
untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.
c. Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan
sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan
drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua
bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi
sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
d. Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan
tetapi, sebelum penimbunan kembali diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam
setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity,
pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.

2.16 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tiap lingkungan kerja memiliki risiko bahaya K3 masing-masing. Maka dari itu,
setiap perusahaan perlu memahami sedari awal risiko apa saja yang mungkin terjadi sehingga
dapat membuat kebijakan optimal untuk menjaga dan meningkatkan keselamatan dan
kesehatan pekerja maupun orang lain yang berada dalam lingkungan tersebut.

Menurut OHSAS 18001:2007, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah semua
kondisi dan faktor yang bisa berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan tenaga kerja
maupun orang lain (pemasok, kontraktor, tamu, dan pengunjung) di tempat kerja. Oleh sebab
itu, implementasi K3 merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya bahaya K3
sehingga tetap menjamin hak pekerja untuk mendapat perlindungan bagi kesehatan dan
keselamatan kerja sesuai yang tercantum dalam UU Ketenagakerjaan.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja. APD terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja
sesuai dengan bahaya dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja
sekaligus orang di sekelilingnya.

Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Dan pengusaha wajib untuk menyediakan
APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.

Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan standar Kesehatan & Keselamatan Kerja:
a. Topi Keselamatan (Safety Helmet)
Berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda
tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala
dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim.
b. Rompi atau Sabuk Keselamatan (Safety Belt)

Berfungsi untuk membatasi gerak pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi
yang diinginkan. Beberapa pekerjaan mengharuskan pekerja untuk berada pada posisi yang
cukup berbahaya seperti pada posisi miring, tergantung atau memasuki rongga sempit.

c. Sepatu Keselamatan (Safety Boot)

Berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun
permukaan licin. Perlindungannya lebih maksimal karena dapat melindungi hingga betis dan
tulang kering.

d. Sarung Tangan (Safety Hand Gloves)

Berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi,
arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat
patogen seperti virus dan bakteri.

e. Pelindung Mata (Safety Goggles)


Berfungsi untuk melindungi mata dari percikan benda kecil, paparan partikel yang
melayang di udara ataupun di air, benda panas, ataupun uap panas. Selain itu juga berfungsi
untuk menghalangi pancaran cahaya yang langsung ke mata, benturan serta pukulan benda
keras dan tajam.

f. Pelindung Telinga (Safety Ear Plug)

Berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan ataupun tekanan.

g. Pelindung Pernafasan (Masks)

Berfungsi untuk melindungi organ pernafasan sehingga udara yang dihirup masuk ke
dalam tubuh adalah udara yang bersih dan sehat.

h. Kap Las (Welding Cap)

Berfungsi sebagai pelindung dari percikan benda asing dan panas saat pekerjaan pengelasan.

Dampak dari Ketidakpatuhan penggunaan APD menyebabkan peningkatan angka


kecelakaan kerja. Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat
kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih
lagi, 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Penyebab
kecelakaan sebanyak 80% dikarenakan kelalaian yang dilakukan oleh pekerja yaitu perilaku
tidak aman seperti tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) standar seperti helm dengan
tali, sabuk pengaman dan sepatu tahan pukul. (ILO, 2013).
Jika ada pekerja yang kedapatan tidak menggunakan APD sesuai aturan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, maka tim K3 berhak memberikan teguran kepada para pekerja
yang tidak menggunakan APD, jika pekerja masih melanggar/tidak menuruti teguran tersebut
sanksi yang berlaku, seperti pemotongan gaji dan lain sebagainya.
Safety Sign atau Rambu-Rambu Keselamatan merupakan salah satu cara yang
menginformasikan kepada para pekerja serta orang-orang di sekitar area pekerjaan tentang
bahaya-bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dari sesuatu aktivitas, area atau peralatan
kerja tertentu. Sehingga, dengan adanya rambu K3 tersebut setiap orang baik pekerja, tamu,
dan kontraktor dapat mengantisipasi sedini mungkin tentang bahaya-bahaya di area tersebut,
hal ini juga untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi.
Rambu-rambu keselamatan sendiri sangatlah banyak, dan para ahli sudah berusaha
agar rambu K3 yang ditampilkan tersebut dapat dipahami oleh semua orang dengan mudah.
Sebagai dasar pengetahuan sebaiknya rambu-rambu K3 yang ada di tempat anda bekerja bisa
anda informasikan melalui safety induction. Misalnya penggunaan APD, larangan-larangan
dan lain sebagainya.

Safety sign dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan warnanya:


 Warna Oranye (Warning/Awas/Peringatan)
 Warna Kuning (Caution/Waspada)
 Warna Biru (Notice/ Perhatian)
 Warna Merah (Danger/ Bahaya)
 Warna Hijau (Emergency/Safety)

CONTOH PERENCANAAN RAMBU-RAMBU KESELAMATAN UNTUK PAKET


PEKERJAAN JEMBATAN & OPRIT BOULEVARD 2
BAB 3

LAMPIRAN KEGIATAN

MINGGU PERTAMA (15 Februari 2022 – 18 Februari 2022)

Hari, Tanggal : Selasa, 15 Februari 2022

Lokasi Pekerjaan : Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Utara

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Penyerahan mahasiswa
magang kampus merdeka ke
BPJN Sulawesi Utara di
Proyek Pembangunan
Jembatan dan Oprit
Boulevard 2 dan Proyek
Pembangunan Manado Outer
Ringroad 3.
Hari, Tanggal : Rabu, 16 Februari 2022

Lokasi Pekerjaan : Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Mahasiswa magang pergi ke


lokasi Proyek Pembangunan
Jembatan dan Oprit
Boulevard 2. Dan bertemu
dengan kontraktor kemudian
dibagi shift kerja menjadi dua
yaitu shift pagi (08.00-12.00)
dan shift siang (13.00-17.00).

Hari, Tanggal : Kamis, 17 Februari 2022

Lokasi Pekerjaan : Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Mahasiswa magang diberi


tugas untuk meringkas materi
divisi 7 yang ada di
Spesifikasi Umum 2018
untuk Pekerjaan Konstruksi
Jalan dan Jembatan.
Hari, Tanggal : Jumat, 18 Februari 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Terlihat sedang dilakukan


pekerjaan pengeboran,
pemasangan casing, dan
pengecoran Bored Pile.
MINGGU KEDUA (21 Februari 2022 – 25 Februari 2022)

Hari/Tanggal : Senin, 21 Februari 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Batching Plant CBSP

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Sedang dilakukan pekerjaan


pemasangan pipa CSL pada
1.
Titik A1 yang telah di bor
sebelumnya.

Sedang dilakukan pekerjaan


pengeboran menggunakan
2.
Hydraulic Crawler Drilling
Machine pada Titik B5.
Melihat cara pencampuran
semen SCC dengan Batching
3. Plant Retrovit di Unit Kabin
Kontrol, Batching Plant.

Dilakukan Slump Flow Test


dimana sampel semen
dimasukkan ke dalam
4.
corong, lalu corong diangkat
dan diukur lebar
penyebarannya.
Hari/Tanggal : Selasa, 22 Februari 2022
Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Lab. Uji Tekan Beton, Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pengujian kuat tekan


beton dimana beton
ditimbang terlebih dahulu
untuk mengetahui berat
1. beton lalu dimasukkan ke
dalam Compression
Machine untuk diberi
beban.

Sedang dilakukan
pekerjaan pemasangan
tulangan dan pipa CSL
pada Titik C1dan
2. pengeboran pada titik B7.
Dilakukan Slump Flow
Test semen SCC untuk
pengecoran titik C1
3. dengan hasil berturut-
turut sesuai gambar, yaitu
65 cm dan 57 cm.

Terlihat sedang dilakukan


4. pekerjaan pengecoran
pada Titik C1.

Tim Quantity melakukan


5. perhitungan penulangan
pada Wing Wall dan Pier.
Dari hasil pengecekan alat
pelindung diri (APD)
didapati beberapa pekerja
tidak menggunakan APD
6.
lengkap berupa Safety
Helmet saat pekerjaan
Retaining Wall dan Bored
Pile.

Dari hasil survei


mengikuti denah lokasi
7. terdapat beberapa rambu
keselamatan yang rusak
dan perlu diganti.
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Februari 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2, Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Dilakukan Slump Flow


Test semen SCC untuk
pengecoran titik B7
1.
dengan hasil berturut-
turut sesuai gambar, yaitu
59 cm dan 56 cm.

Terlihat sedang dilakukan


2. pekerjaan pengecoran
pada Titik B7.
Sedang dilakukan
3. pekerjaan pengeboran
pada Titik B3.

Dilakukan Slump Flow


Test semen SCC untuk
pengecoran titik B3
4.
dengan hasil berturut-
turut sesuai gambar, yaitu
59 cm dan 65 cm.
Sedang dilakukan
pekerjaan pengecoran
5. pada Titik B3.

Tim Quantity
melanjutkan perhitungan
6. penulangan dan diberikan
arahan langsung oleh Pak
Usman selaku Konsultan.

Dari hasil pengecekan alat


pelindung diri (APD)
didapati beberapa pekerja
tidak menggunakan APD
lengkap berupa Safety
7. Helmet dan rompi
keselamatan saat
pekerjaan Retaining Wall
dan Fabrikasi Bored Pile.
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Februari 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Tumumpa, Abutment 1, Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Terlihat sedang dilakukan


persiapan dan
pemasangan rambu-
1. rambu keselamatan kerja
sesuai dengan denah yang
telah disurvei.

Dari hasil pengecekan alat


pelindung diri (APD)
didapati para pekerja
2. menggunakan APD
lengkap saat pekerjaan
Bored Pile.
Hari/Tanggal : Jumat, 25 Februari 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Hasil Slump Test semen


normal untuk pengecoran
Dinding Penahan Tanah
dengan hasil berturut-
1. turut sesuai gambar, yaitu
10 cm, 10 cm, 10 cm dan
11 cm.

Sedang dilakukan
pekerjaan pengecoran
Retaining Wall (Dinding
2. Penahan Tanah, DPA)
menggunakan Concrete
Pump.

Sedang dilakukan
pekerjaan pengeboran
pada Titik C5 dan
3. pengukuran kedalaman
Titik A3 yang telah
selesai dibor.
Hasil Slump Flow Test
semen SCC untuk
pengecoran titik A3
4. dengan hasil berturut-
turut sesuai gambar, yaitu
62 cm, 61 cm dan 61 cm.

Terlihat sedang dilakukan


pengecoran pada Titik
A3.
5.

Tim Quantity
melanjutkan kembali
perhitungan pada Pier
6.
karena terdapat beberapa
kekeliruan dalam
perhitungan.
MINGGU KETIGA (1 Maret 2022 – 5 Maret 2022)

Hari/Tanggal : Selasa, 1 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pembersihan lantai


1. kerja dan Melihat leveling
pile cap.

Melihat pengecoran permukaan


tiang bor titik A4, B2, dan C6
untuk PDA Test.

*Diambil tiga tiang untuk


dilakukan PDA Test, yaitu tiang
2. titik A4, B2, dan C6 yang
ketiganya mewakili masing-
masing baris tiang. Permukaan
ketiga tiang diratakan agar saat
PDA Test nanti beban yang
diberikan terbagi rata.

Dari hasil pengecekan alat


pelindung diri (APD)
didapati beberapa pekerja
tidak menggunakan APD
3. lengkap berupa Safety Helmet
dan rompi keselamatan saat
pekerjaan pembersihan lantai
kerja dan leveling untuk pile
cap.
Sedang dilakukan kegiatan
4. mengangkat rambu-rambu
yang rusak dari lokasi.

Tim Quantity melakukan


5. perhitungan tulangan pada
Pier.
Hari/Tanggal : Rabu, 2 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat lanjutan pekerjaan


1.
pembersihan lantai kerja.

Tim Quantity melanjutkan


perhitungan tulanganpada
Pier dan shift siang
2. melakukan inspeksi ke lokasi
proyek untuk melihat
pembuatan tulangan pada
Abutment 2.
Dari hasil pengecekan alat
pelindung diri (APD)
didapati beberapa pekerja
tidak menggunakan APD
3.
lengkap berupa Safety Helmet
dan rompi keselamatan saat
pekerjaan pembesian dan
leveling pile cap.

Hari/Tanggal : Jumat, 4 Maret 2022


Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pembuatan tulangan


1.
untuk Abutment 2.

Shift pagi melanjutkan


kembali perhitungan tulangan
pada Pier dan shift siang
melakukan perhitungan
tulangan pada Wingwall dan
Abutment 2.
2.
MINGGU KEEMPAT (7 Maret 2022 – 11 Maret 2022)

Hari/Tanggal : Senin, 7 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Tim Quantity melanjutkan


1. perhitungan penulangan
Abutment 2.

Hari/Tanggal : Selasa, 8 Maret 2022


Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Tim Quantity (shift pagi)


1. menghitung volume pada
Abutment 1, 2 dan 3.
Hari/Tanggal : Rabu, 9 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat penggalian tanah pile


cap dan Melihat pekerjaan
1.
pemotongan tiang sesuai
level.
Tim Quantity melihat
pembuatan tulangan yang
2.
akan digunakan pada
Abutment 2.

Hari/Tanggal : Kamis, 10 Maret 2022


Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Melihat pemasangan mal


untuk pile cap abutment 2
Hari/Tanggal : Jumat, 11 Maret 2022
Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pengecoran antai kerja


1.
abutment 2.

Tim Quantity (shift pagi)


melihat langsung ke
lapanganpembuatan
tulangan yang akan
2.
digunakanpada Abutment 2
serta mencatat jumlah besi
yang telah dipabrikasi.

.
MINGGU KELIMA (14 Maret 2022 – 18 Maret 2022)

Hari/Tanggal : Senin, 14 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pemasangan

1. tulangan tulangan footing dan


pengantar.

Hari/Tanggal : Selasa, 15 Maret 2022


Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pemasangan
perancah (struktur sementara)
1.
untuk pemasangan tulangan
body abutment.
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Maret 2022
Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pemasangan
1.
tulangan body.

Hari/Tanggal : Kamis, 17 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pemasangan
tulangan penutup footing dan
3.
tulangan ekstra pada
Abutment 2.
Hari/Tanggal : Jumat, 18 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Dilakukan slump test


terhadap campuran untuk
1.
pengecoran DPA dan telapak
abutment.

Tim Quantity melihat


pemasangan tulangan wing

2. wall serta melihat pengecoran


footing Abutment 2 dan
pengecoran retaining wall.
MINGGU KEENAM (21 Maret 2022 – 25 Maret 2022)

Hari/Tanggal : Senin, 21 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pemasangan

1. tulangan DPA dan


pemasangan bekisting.

Hari/Tanggal : Selasa, 22 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pemasangan tulang pengantar


1.
pada body.
Hari, Tanggal : Rabu, 23 Maret 2022
Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Molas, Abutment 2, Oprit arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pekerjaan setting


1.
balok grider bentang C6.

Pengecoran Body Abutment


2.
2.
Hari, Tanggal : Kamis, 24 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Molas, Abutment 2, Oprit arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pekerjaan stressing dan

1. erection balok grider bentang


C6

Hari, Tanggal : Jumat, 25 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pemasangan tulangan


bagian dongkrak dan
1.
pemasangan mal DPT pada
Abutment 2.
MINGGU KETUJUH (28 Maret 2022 – 1 April 2022)

Hari/Tanggal : Senin, 28 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Molas, Abutment 2, Oprit arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pelaksanaan stressing
(pemberian tegangan pada
girder) dan erection
1.
(peletakkan girder pada
posisi perletakannya yaitu
diatas elastomerik.

Hari/Tanggal : Selasa, 29 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pekerjaan stressing

1. dan erection balok girder


bentang C9 dan C10.
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Maret 2022
Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2, Oprit arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pengecoran bagian dongkrak

1. dan perletakan pada


Abutment 2.
Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan
1. stressing dan erection balok
grider bentang C1.

Hari/Tanggal : Jumat, 1 April 2022


Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pemasangan balok diafragma


1.
di antara tiap girder.
MINGGU KEDELAPAN ( 4 April 2022 – 8 April 2022)

Hari/Tanggal : Selasa, 5 April 2022

Lokasi Pekerjaan : Opril Arah Tumumpa, Abutment 1, Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan
1. stressing diafragma pada
bentang 25 m.

Pelaksanaan penimbunan
2. tanah untuk membentuk
elevasi yang didesain.
Hari/Tanggal : Rabu, 6 April 2022

Lokasi Pekerjaan : Opril Arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan
stressing diafragma pada
1. bentang 25 Pelaksanaan
Grouting yang dilakukan
pada girder bentang 25 m.

Hari/Tanggal : Jumat, 8 April 2022


Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2, Oprit Arah Tumumpa, Abutmen 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Pemasangan deck slab.


MINGGU KESEMBILAN ( 11 April 2022 – 15 April 2022)
Hari/Tanggal : Senin, 11 April 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pekerjaan galian untuk


1.
drainase.

Hari/Tanggal : Selasa, 12 April 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pelaksanaa pekerjaan
1.
timbunan tanah.

Hari/Tanggal : Kamis, 13 April 2022


Lokasi Pekerjaan : Abutment 1, Pier, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Persiapan stressing dan


erection girder b50, maka
1.
dilakukan mobilisasi rel
launcher.
MINGGU KESEPULUH (19 April 2022 – 22 April 2022)
Hari/Tanggal : Selasa, 19 April 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat penghamparan tanah


timbunan dan Sedang
1.
dilakukan penggalian tanah
untuk timbunan.

Melihat penggalian tanah


2.
untuk timbunan.

Pekerjaan Galian tanah untuk


membuat drainase sudah
3.
selesai, sudah didapati
elevasi yang diharapkan.
Hari/Tanggal : Rabu, 20 April 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Tumumpa, Abutment 1, Pier, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Melihat setting girder B7.

Terlihat adanya pekerjaan


2.
pemasangan safety net.
Pemotongan kabel strand
girder b50 dan ketika sudah
didapati ukuran yang sesuai
3.
pekerja mulai memasukkan
kabel strand pada 6 baris
tendon.
Hari/Tanggal : Kamis, 21 April 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Tumumpa, Abutment 1, Pier, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pekerjaan pasangan


1.
batu.

Pelaksanaan stressing
(pemberian tegangan pada
girder) dan erection

2. (peletakkan girder pada


posisi perletakannya yaitu
diatas elasmoterik bearing)
pada girder.

Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022


Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan

1. stressing dan erection girder


B7.
MINGGU KESEBELAS (25 April 2022 – 28 April 2022)
Hari/Tanggal : Senin, 25 April 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Tumumpa, Abutment 1

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Melihat pekerjaan dimana


kabel strand dimasukkan ke
dalam duct secara manual
1. pada tiap-tiap tendon sesuai
dengan perencanaan, lalu
dipasang pengunci kabel
strand di ujung kabel.

Pekerjaan stressing girder


2.
bentang B5.
Hari/Tanggal : Selasa, 26 April 2022

Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Tumumpa, Abutment 1, Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Adanya pekerjaan setting


1.
girder bentang B4.

Hari/Tanggal : Rabu, 27 April 2022


Lokasi Pekerjaan : Pier, Abutment 2

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

Adanya pekerjaan stressing

1. dan erection girder bantang


B4.
MINGGU KEDUABELAS (10 MEI 2022-13 MEI 2022

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Mei 2022

Lokasi : Kantor PPK Lapangan Bantik

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1.

Breafing mahasiswa
magang merdeka BPJN
di Proyek Pembangunan
Manado Outer Ring
Road 3 bersama pihak
PPK.

Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Direksi Keet

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Melakukan briefing
bersama pihak
kontraktor Manado
Outer Ring Road 3.
2.

Belajar menggunakan
alat Total Station di STA
8+650.

Hari/Tanggal : Kamis, 12 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Melakukan Stake Out


dan Kontrol elevasi di
STA 8+275
menggunakan Total
Station.

2. Mengecek pekerja di
pemasangan tulangan
Wingwall pada Box
Culvert di STA 9+680.
Hari/Tanggal : Jumat, 13 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Melakukan Stake Out


dan Kontrol elevasi di
STA 8+250
menggunakan Total
Station.

2. Mengecek pekerja di
pemasangan batu untuk
pembuatan saluran di
STA 9+550.
MINGGU KETIGABELAS (17 MEI 2022-20 MEI 2022
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Mei 2022
Lokasi : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1.

Mengecek pekerja di
pemasangan batu untuk
pembuatan saluran di
STA 9+350.

2.

Melakukan Stake Out


dan Kontrol elevasi di
STA 8+275
menggunakan Total
Station.

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Mengecek pekerjaan
pengecoran lantai kerja
wingwall di STA 9+680.
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Mengecek pekerjaan
pemasangan batu untuk
pembuatan saluran di
STA 9+400.

2. Melakukan Stake Out


dan Kontrol elevasi di
STA 9+100
menggunakan Total
Station.
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan

1. Melakukan Stake Out


dan Kontrol elevasi di
STA 8+250
menggunakan Total
Station.

2.

Mengecek pekerjaan
pemasangan batu untuk
pembuatan saluran di
STA 9+400.
MINGGU KEEMPATBELAS (23 MEI 2022-27 MEI 2022)

Hari/Tanggal : Senin, 23 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Uraian Kegiatan Dokumentasi


1 Melihat pemasangan tulangan untuk
Wing Wall

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Direksi Keet

No Uraian Kegiatan Dokumentasi


1.  Slump Test untuk pengecoran
pada lantai kerja Box Culvert
 Pengecoran lantai kerja Box
Culvert
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Uraian Kegiatan Dokumentasi


3. Inspeksi ke lapangan mengecek pekerja
dan alat yang bekerja pada titik-titik
pekerjaan

Hari/Tanggal : Jumat, 27 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Uraian Kegiatan Dokumentasi


4.  Melihat pekerjaan penulangan pada
Wing Wall
 Melihat Pekerjaan pasangan batu
 Mobilisasi tulangan yang telah
dibuat di pabrikasi ke tempat
pemasangan tulangan (Box Culvert)
MINGGU KELIMABELAS (30 MEI 2022-03 JUNI 2022

Hari,tanggal : Senin, 30 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Gambar Keterangan

1. - Menggunakan alat
Total Station dan
Prisma Static
- Melakukan Stake
Out dan kontrol
elevasi di STA
9+050

2. Mengecek pekerja di
pos kerja masing-
masing
Hari, tanggal : Selasa, 31 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Gambar Keterangan

1. - Menggunakan alat
Total Station dan
Prisma Static
- Melakukan Stake
Out dan kontrol
elevasi di STA
8+275

2. Mengecek pekerja di
pos kerja masing-
masing
Hari, tanggal : Kamis, 02 Mei 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Gambar Keterangan

1. - Menggunakan alat
Total Station dan
Prisma Static
- Melakukan Stake
Out dan kontrol
elevasi di STA
8+665

2. Melakukan
pengecekan pekerja di
pos masing-masing
Hari, tanggal : Jumat, 03 Juni 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Gambar Keterangan

1. Melakukan
pengecekan pekerja
di pos kerja masing-
masing
MINGGU KEENAMBELAS (06 JUNI 2022-09 JUNI 2022)
Hari,tanggal : Senin, 6 Juni 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Gambar Keterangan

1. - Menggunakan
alat Total
Station dan
Prisma Static
-Stake Out
- Kontrol Elevasi
di STA 8+775
- Menghitung
Elevasi Rencana
STA 8+775

2. Melihat pekerjaan
pasangan batu di STA
9+050

Hari, tanggal : Selasa, 7 Juni 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Gambar Keterangan

1. - Menggunakan
alat Total
Station dan
Prisma Static
-Stake Out
- Kontrol Elevasi
di STA 8+775
- Menghitung
Elevasi Rencana
STA 8+775
2. Mengecek pekerja di
pos masing-masing

Hari, tanggal : Rabu, 8 Juni 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Gambar Keterangan

2. - Melakukan
Opname di STA
9+050
- Menggunakan
alat Total
Station dan
Prisma Static
-Stake Out
- Kontrol Elevasi
di STA 8+775
- Menghitung
Elevasi Rencana
STA 8+775
3. Mengecek
pekerja di pos
masing-masing

Hari, tanggal : Kamis, 9 Juni 2022

Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II

No Gambar Keterangan

1. - Menggunakan
alat Total
Station dan
Prisma Static
-Stake Out
- Kontrol Elevasi
di STA 8+775
- Menghitung
Elevasi Rencana
STA 8+775
2. Mengecek
pekerja di pos
masing-masing
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktik yang telah dilakukan di Balai Pelaksanaan
Jalan Nasional Sulawesi Utara dengna penempatan pada Proyek Pembangunan
Jembatan dan Oprit Boulevard II dan Proyek Proyek Pembangunan Jalan Manado
Outer Ring Road III Tahap II adalah sebagai berikut:
1. Selama melakukan praktik kerja, penulis boleh menerapkan ilmu yang telah
didapatkan pada beberapa Mata Kuliah yang pernah dipelari sebelumnya;
2. Penulis mendaptkan ilmu baru pada bidang Teknik Sipil dan boleh
merasakan langsung dunia kerja di bidang Teknik Sipil;
3. Proyek Pembangunan Jembatan dan Oprit Boulevard II serta Proyek Proyek
Pembangunan Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II mengalami
keterlambatan dalam pelaksanaan proyeknya dan dipengaruhi besar oleh hal-
hal non teknis;
4. Dengan adanya praktik kerja teknik sipil/magang kampus merdeka membuat
mahasiswa menjadi lebih fokus dalam melaksanakan praktik karena
berkurangnya mata kuliah yang diambil.
4.2 Saran
Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan dan Oprit Boulevard II
dan Proyek Proyek Pembangunan Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II masih
harus diperhatikan keselamatan kerja. Untuk Proyek Pembangunan Jalan Manado
Outer Ring Road III Tahap II perlu lebih ditingkatkan lagi dalam hal tempat MCK
dan Ruangan yang layak baik untuk Pekerja ataupun Mahasiswa Praktik

Anda mungkin juga menyukai