Anda di halaman 1dari 33

DATA DIRI PESERTA

Nama Tim :GAGAH PRIMA


Nama Jembatan :Rangka Baja Jalan Raya Berskala
PerguruanTinggi : UNIVERSITAS BOJONEGORO
AlamatPerguruanTinggi :Jl. Lettu Suyitno No.2 Glendeng,
Kalirejo,Kec.Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
Telepon : : 082332539215
E-mail : ariswibowo491@gmail.com
Dosenpembimbing
NamaLengkap : Ir. Zainuddin.MT
NIDN :0725096304
Alamat Kantor : Jl. LettuSuyitno No. 2 Kalirejo, Bojonegoro
AlamatRumah : Jl. Jambu No. 141 Pasinan -
Telepon/ Faksimile/HP :
E-mail :

Mahasiswa 1
NamaLengkap :M Aris Wibowo
NIM : 17222011121
Jurusan/Program Studi/Semester : TEKNIK SIPIL
AlamatRumah : DS. Tulungrejo RT 14 RW 02 KEC. Trucuk
KAB. Bojonegoro
Telepon/Faksmile/HP :082330173864

Mahasiswa 2
NamaLengkap : M FUAD ANTHONI
NIM :082332539215
Jurusan/Program Studi/Semester : TEKNIK SIPIL
AlamatRumah : DS. Sukosewu RT 02 RW 02 KEC.Kapas
Telepon/Faksmile/HP : 082333494847
Mahasiswa 3
NamaLengkap : Ahmad Nur Kholis
NIM : 18222011001
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Sipil
AlamatRumah : Sukowati RT 05 RW 03 Kec Kapas
KAB.Bojonegoro
Telepon/Faksmile/HP : 08233378346945

Mahasiswa 4
NamaLengkap : M AINUN NAIM
NIM : 1702220237711
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Sipil
AlamatRumah : Ds. Ngunpakdalem Kec Dander Kab.
Bojonegoro
Telepon/Faksmile/HP : 082332539215
HALAMAN PENGESAHAN PESERTA KJI XV 2019

1. Nama Tim : Gagah Prima


2. NamaJembatan : Rangka Baja Jalan Raya Berskala
3. NamaPerguruanTinggi : Universitas Bojonegoro
4. NamaDosenPembimbing
5. NamaAnggota Tim
a. M.Ainun Naim/17222011043
b. M Fuad Anthoni/17222011034
c. Ahmad Nur Kholis/18222011001
d. M Aris Wibowo/17222011121

6. AlamatPerguruanTinggi : Jl. Lettu Suyitno Kalirejo Kab. Bojonegoro

Bojonegoro,10 September 2019


Mengetahui DosenPembimbing
KetuaJurusan/Departemen

Herta Novianto. ST.SH.M.Si Ir. Zainuddin. MT


NIDN.0727116602 NIDN.0725096304

Menyetujui
Wakil Rektor III Universitas
Bojonegoro

Dr.H.M Yasir.M.Si
NIDN.0720026203
REKAPITULASI DATA DIRI PESERTA
1. Pembimbing

No a)NamaLengkap a)GelarKesarjanaan a)Jurusan Pria/Wanita


b)BidangKeahlian b)PendidikanAkhir b)Fakultas

1 a) a) a) a)
b) b) b) b)

2. Mahasiswa

No. a)NamaLengkap a)Jurusan/Program Studi Pria/Wanita


b)Semester b)Semester

1
2
3
4
BIODATA PEMBIMBING

Namalengkap
NIP
Tempat/TanggalLahir
JenisKelamin
BidangKeahlian
Kantor/Unit Kerja
Alamat Kantor/Unit Kerja
AlamatRumah
Telepon/Faksmile/HP:E-mail
Pendidikan
No. PerguruanTinggi Kota Tahun Lulus BidangStudi

1
2
3

PengalamanDalamBidangJembatan
No. UraianSingkatPengalaman Tahun

1
2
3

PengalamanKompetisi
No UraianKompetisi

1
2
PERNYATAAN KEIKUTSERTAAN DALAM KJI XV 2019

Yang bertandatangandibawahini,
NamaLengkap
Tempat/TanggalLahir
NIP
Pangkat/Golongan
Instansi/Unit Kerja
Pendidikan
Alamat Kantor/Unit Kerja
KodePos
AlamatRumah
Telepon
Menyatakan : Pembimbing
Mahasiswa
Dan menyatakanbersediamengikutiKompetisiJembatan Indonesia kelimabelas (KJI
XV ) tahun 2019 yang diselenggarakan oleh DITJEN BELMAWA,
KEMENRISTEKDIKTI RI yang bekerjasamadenganPoliteknikNegeri Jakarta yang
berlangsungpada tanggal7-10 November 2019 di PoliteknikNegeri Jakarta.
Kecelakaanakibatkelalaianpesertadiluar arena
kompetisitidakmenjaditanggungjawabpanitia.
Dibuat di :
Padatanggal :
Mengetahui Yang MembuatPernyataan
KetuaJurusan Purek/Warek/Puket/Pudir

(………………….) (…………………………….)
NIP NIP
SURAT PERNYATAAN
Yang BertandaTanganDibawahini,
Nama Tim
InstitutPerguruanTinggi
AlamatPerguruanTinggi
NamaPembimbing
NIP/TTL
Anggota Tim
1. Nama
NIM/TTL
2. Nama
NIM/TTL
3. Nama
NIMM/TTL
4. Nama
NIM/TTL
Denganinimenyatakanbahwa :
1. MematuhidanmelaksanakanpanduanKompetisiJembatan Indonesia Tahun
2019;
2. MenjagaKebersihandanketertibanselamapelaksanaankompetisi,dan
3. Mematuhisegalaperaturan yang dibuatolehPanitiaKompetisiJembatan
Indonesia Tahun 2019.
4. Demikianpernyataanini kami
buatsecarasadardantanpaadanyatekanandaripihaklain.

Dibuat di
PadaTanggal

Yang MembuatPernyataan

1.Nama Pembimbing Materai 6000

( ttd)
2.Nama Anggota 1

3. NamaAnggota 2
4. NamaAnggota 3

5. NamaAnggota 4

Proposal Kompetisi Jembatan Indonesia XV


Tahun 2019

Nama Tim Dan Nama Jembatan


Proposal KompetisiJembatan Indonesia XV

Tahun 2019

Tim Gagah Prima, Jembatan Banas Pati

TeknikSipil

Saintek

UniversitasBojonegoro

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai berbagai macam elevasi bentuk muka bumi yang beragam .
Dataran tinggi, dataran rendah, adalah salah satu bentuk buka bumi yang menyebabkan
menghambatnya pembangunan akses jalur transportasi ,sangat dibutuhkan solusi guna
terciptanya akses jalur transportasi yang nyaman ,aman .Jemabatan adalah salah atau solusi
yang sangat dibutuhkan untuk prasarana jalur akses transportasi .

Salah satu infrastruktur jembatan yang aman digunakan adalah jembatan rangka .Yang
beratnya relative ringan yang menjadi keuntungan dalam pembangunan .Jembatan rangka
terdiridari dua rangka bidang utama yang terikat dengan balok –balok melintang dan
pengaku lateral.Rangka batang dipakai sebagai struktur pengaku guna jembatan gantung
konvensional, karena memiliki kemampuan untuk dilalui angin (aerodinamis) yang baik.
Konstruksi jembatan rangka dilakukan dengan menggunakan material baja. Guna
menciptakan konstruksi yang ramah lingkungan, penggunaan material baja adalah yang
direkomendasikan, karena tidak menggunakan material yang berasal dari tumbuhan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari proposal ini adalah menghasilkan suatu desain jembatan yang sesuai
dengan kriteria desain kompetisi ini. Kriteria desain yang dimaksud
adalah :
 Memenuhi syarat kekuatan,
 Memenuhi syarat kekakuan sehingga memberikan serviceability yang
baik
 Memberikan estetika yang baik
 Ramah lingkungan, dan
 Ekonomis. Karena medan kerja suatu konstruksi bisa bermacam-macam, maka untuk
dapat membangun jembatan yang sesuai dengan kriteria yang tersebut diatas,
akan diperlukan suatu metode konstruksi yang reliable dan aplikatif agar
dapat diterapkan pada segala jenis medan.
BAB II

DESAIN JEMBATAN UKURAN SEBENARNYA

2.1 Dasar Teori Perancangan

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki banyak ragam budaya dan
berbagai daerah .Jembatan salahsatu peranan sangat penting dalam transportasi
darat, maka dari itu jembatan harus dibuat dengan kokoh ,ringan dan inovatif dan
tidak mudah rusak. Kerusakan jembatan dapat menimbulkan gangguan
kelancaran lalu lintas jalan, kecelakaan berkendara serta kemacetan lalu lintas
pada perbaikan jembatan

. Jembatan adalah salah satu infrastuktur yang berperan besar dalam jalur
transportasi dikarenakan untuk mempermudah akses akses dari suatu daerah menuju
daerah lainnya .Jembatan dengan bentang panjang 60 meter akan didesain bekerja
dengan prinsip rangka batang yang mana prinsip kerja dari jembatan rangka adalah
setiap elemen maupun batang batangnya menerima gaya aksial tekan dan tarik .

Adapun dasar teori perencanaan jembatan berdasarkan bentang , jembatan


dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :

a. Jembatan penting, panjang bentang jembatan 30 m.


b. Jembatan tidak penting, panjang bentang jembatan 30 m.

Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Jembatan jalan raya (highway bridge),

2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge),

3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)

Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa

macam, antara lain :

1) Jembatan plat (slab bridge)

2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge)


3) Jembatan gelagar (girder bridge)

4) Jembatan rangka (truss bridge)

5) Jembatan pelengkung (arch bridge)

6) Jembatan gantung (suspension bridge)

7) Jembatan kabel (cable stayed bridge)

8) Jembatan cantilever (cantilever bridge)

Berdasarkan material konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa


macam, antara lain :

1) Jembatan kayu (log bridge),

2) Jembatan beton (concrete bridge),

3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),

4) Jembatan baja (steel bridge),

`5) Jembatan komposit (compossite bridge).

Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi

beberapa macam, antara lain :

1) Jembatan kayu (log bridge),

2) Jembatan beton (concrete bridge),

3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),

4) Jembatan baja (steel bridge),

`5) Jembatan komposit (compossite bridge).

2.2 Kriteria Perancangan

Dalam kriteria perencanaan ,syarat kekuatan maupun stabilitas harus


terpenuhi. Namun tidak hanya itu, syarat estetika ,arsitektur dan dari segi ekonomis
juga menjadi salah satu syarat perenencanaan .Syarat kekuatan, maupun stabilitas
bisa diperoleh dari perhitungan konvensional, namun syarat estetika, arsitektur,
dan segi ekonomis suatu struktur bisa ditinjau dari berbagai aspek. Dalam hal
syaratsegi ekonomis , untuk struktur baja dapat diidentikkan dengan volume
minimum struktur. Maka dari ituperlu dilakukan optimasi pada struktur, agar
diperoleh struktur dengan volume material minimum

Dalam merencanakan suatu jembatan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1. Pemilihan Lokasi

Pada umumnya jembatan-jembatan direncanakan dengan mengikuti rencana


alinyemen dari jalan raya yang telah ditentukan terlebih dahulu,maka pemilihan
lokasi menjadi salah satu syarat perencanaan jembatan

.2. Penentuan Kondisi Eksternal

Pada pemilihan bentang panjang, dan arah jembatan perlu mempertimbangkan unsur
penting yakni:

a) Topografi daerah setempat

b) Kondisi tanah dasar

c) Kondisi aliran sungai

3. Stabilitas Konstruksi

Stabilitas jembatan menjadi tujuan dari perencanaan

jembatan, yang selau terkait dengan prinsip kontruksi yang kuat kokoh dan stabil

4. Ekonomis

Faktor ekonomis juga menjadi salah satu pertimbangan konstruksi

Dengan biaya benar benar diperhitungkan dapat dihasilkan jembatan yang kuat

dan aman.

5. Pertimbangan Pelaksanaan

Metode pelaksanaan harus mempertimbangkan kondisi lalu lintas yang ada


agar tetap berjalan dengan aman dan lancar.

6. Pertimbangan Pemeliharaan

Pertimbangan aspek pemeliharaan dalam perencanaan jembatan akan tetap

mendapatkan perhatian perencana dalam memilih bahan konstruksi dan

tipe konstruksinya, misalnya faktor pengaruh air, garam zat korosif dan

sebagainya.

7. Keamanan dan Kenyamanan

Aspek keamanan merupakan faktor utama dalam perencanaan jembatan,

misalnya dalam pemasangan railing, trotoar tinggi dan lain-lain. Aspek

kenyamanan terletak pada alinyemen di sekitar jembatan ( terutama bila

ditikungan ) yang perlu dibuat dengan jari-jari yang cukup besar dan

perbedaan kelandaian yang kecil.

8. Estetika

Bentuk penampilan yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan tipe setiap elemen konstruksi jembatan.

Alat Sambung

Suatu konstruksi baja adalah susunan atau gabungan dari beberapa batang baja yang
digabung membentuk satu kesatuan konstuksi. Tujuan dariadanya alat sambung,
antara lain yaitu :

1. Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan konstruksi


sesuai kebutuhan.

2. Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal, dan
sebagainya).
3. Untuk memudahkan penggantian bila ada suatu bagian dalam konstruksi yang
rusak

4. Untuk memberikan ijin batang konstruksi yang diijinkan untuk bergerak,


misalnya muai-susut baja akibat perubahan suhu

5. Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan. Macam-


macam alat sambung konstruksi baja antara lain adalah las, baut,

dan paku keling. Namun, pada jaman sekarang paku keling sudah sangat jarang
digunakan lagi, dapat dikatakan hampir tidak pernah. Alat sambung yang populer
untuk konstruksi baja adalah las dan baut. Dalam merancang Jembatan ini dipakai
alat sambung berupa baut mutu tinggi.

2.2.3 Beban

Pada saat proses design jembatan sebenarnya, perlu diperhatikan segala macam
beban yang mungkin terjadi dan atau terdapat dalam masa layannya
( kemampuan service nya). Selain beban-beban tersebut, jembatan harus kuat
terhadap beban alam yang terjadi, seperti : beban angin (wind load), beban
gempa (earthquake load), beban hujan. RSNI T-02-2005 mengatur ketentuan
beban-beban yang harus diperhitungkan dalam perencanaan jembatan.

Secara garis besar, RSNI T-02-2005 membagi beban tersebut dalam 3 jenis
beban, yaitu:

Beban Primer

Beban yang merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap
perencanaan jembatan. Dibedakan menjadi :

1. Beban mati

Adalah semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian
jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap
merupakan satu kesatuan dengannya.

2. Beban hidup
Adalah semua beban yang berasal dari berat kendaraan bergerak/lalu lintas dan
atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada struktur

(jembatan).

3. Beban mati primer

Adalah berat sendiri dari pelat dan sistem lainnya yang dipikul langsung oleh
masing-masing gelagar jembatan.

4. Beban mati sekunder

Adalah Berat kerb, trotoar, tiang sandaran dan lain-lain yang dipasang setelah
pelat di cor. Beban tersebut dianggap terbagi rata di seluruh gelagar.

5. Beban lalu lintas

Adalah Seluruh beban hidup, arah vertikal dan horisontal, akibat aksi
kendaraan pada jembatan termasuk hubungannya dengan pengaruh dinamis,
tetapi tidak termasuk akibat tumbukan.

Beban Sekunder

Beban yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam


perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Dibedakan menjadi :

1. Beban pelaksanaan

Adalah beban sementara yang mungkin bekerja pada bangunan secara menyeluruh
atau sebagian selama pelaksanaan.

Beban yang merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan tegangan pada


perencanaan jembatan.

Dalam proses perencanaan suatu struktur (dalam kasus ini adalah jembatan),
besar pembebanan harus dikalikan oleh suatu faktor beban yang nantinya akan

digunakan pada aksi nominal untuk menhitung aksi rencana. Adanya


faktorbeban ini dikarenakan alasan sebagai berikut :
1. Adanya perbedaan yang tidak diinginkan pada beban
2. Ketidak-tepatan dalam memperkirakan pengaruh pembebanan
3. Adanya perbedaan ketepatan dimensi yang dicapai dalam pelaksanaan

Analisis pembebanan perlu dilakukan dalam proses perencanaan suatu jembatan agar
dapat diketahui manakah konfigurasi struktur yang paling efisien, manakah profil
yang dibutuhkan untuk menahan gaya-gaya yang bekerja pada masa layannya
tersebut, berapa lendutan yang terjadi akibat beban-beban tersebut pada saat
masa layan (serviceability).Secara garis besar, pembebanan pada jembatan terdiri
dari :

1. Beban Mati

Dalam kasus kali ini, beban mati pada jembatan terdiri dari :

a) Beban Berat Sendiri (beban struktur)


b) Beban pelat
c) Beban aspal

2. Beban Hidup

Beban hidup yang bekerja pada jembatan adalah beban lalu lintas yang dibagi
lagi menjadi beban Truk “T” dan beban Lajur “D”. Untuk perencanaan
kemudian dipilih mana beban terbesar antara beban truk dn beban lajur.
Umumnya beban lajur akan menjadi beban yang menentukan dalam
perencanaan jembatan untuk kategori bentang sedang sampai panjang.
Sedangkan beban truk akan menjadi beban yang menentukan

dalam perencanaan jembatan bentang pendek dan lantai (pelat) kendaraan.


BAB III

DESAIN JEMBATAN SKALA

3.1 Dasar Teori Jembatan

Pemodelan fisik pada KJI ke-15 ini berupa jembatan model dengan ukuran
yang diskalakan 1:10 dari ukuran jembatan yang sebenarnya. Dengan adanya
jembatan model ini, diharapkan dapat memberikan gambaran
perilaku struktur yang mendekati sebenarnya dan desain struktur jembatan
yang telah direncanakan dapat diuji keandalannya.

Dimensi Besaran (Meter)


Panjang 6,0
Lebar 0,8
Tinggi 0,6

3.2 Kriteria Perancangan


3.2.1 Material
Material yang digunakan pada jembatan model adalah material baja,
sesuai dengan Tabel 3.3 Dimensi Jembatan material pada
jembatan sebenarnya. Tipe baja yang
digunakan pada struktur jembatan model ini adalah tipe BJ 37, untuk
keterangan lebih detail dari tipe baja ini akan ditampilkan pada tabel di
bawah. Pada dasarnya untuk mendapatkan propertis dari material baja
yang digunakan dilakukan dengan coupon test di laboratorium.
Berdasarkan standar yang sudah ada pada material dari tipe-tipe baja
yang terdapat di pasaran, berikut ini adalah spesifikasi detail dari baja
tipe BJ 37:

Jenis Properti Nilai


Berat Jenis 7850 kg/m3
Modulus Elastisitas 200000 MPa
Poisson Ratio 0,3
Tegangan Leleh 240 MPa
Tegangan Ultimate 370 Mpa

Tabel 3.2 Spesifikasi detail dari BJ 37


3.2.2 Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan di dalam perancangan struktur
jembatan model ini adalah baut, hal ini telah disesuaikan dengan
peraturan Kompetisi Jembatan Indonesia ke-15 (KJI) ini, di mana
sambungan antar elemen rangka batang hanya diperbolehkan
menggunakan sambungan baut, tidak menggunakan sambungan las.
Sesuai dengan pengetahuan dasar ketekniksipilan bahwa prinsip dari
struktur rangka batang adalah setiap sambungan pada elemenelemennya
berupa sambungan sendi, dimana sendi tidak menahan momen, maka
dari itu gaya yang bekerja pada rangka batang hanyalah gaya aksial.
Sesuai dengan desain orientasi baut, maka akibat gaya aksial ini kita
perlu menentukan tahanan geser dari baut yang kitagunakan.
Namun, ada beberapa elemen pada rangka batang yang tidak hanya
menerima gaya aksial saja, misalnya saja pada batang melintang (cross
girder) dimana uji pembebanan akan dilakukan. Perilaku dari cross
girder ini adalah batang lentur, sehingga memungkinkan terjadinya
kombinasi antara geser dan tarik pada baut, tarik yang terjadi
diakibatkan oleh momen lentur yang bekerja akibat gaya luar. Maka
dari itu, kita juga harus menentukan tahanan sambungan baut terhadap
kombinasi momen dan geser dengan cara mengetahui kekuatan tarik
dan geser dari baut.
Untuk perhitungan lebih detail dan spesifikasi baut yang digunakan
pada jembatan model, dapat dilihat pada sub-bab Desain Komponen dan
Sambungan.
3.2.3 Beban Uji
Uji pembebanan bertujuan untuk menilai respon struktur jembatan
terhadap beban yang diberikan, khususnya terkait dengan aspek kekuatan
struktur dan juga kenyamanannya. Pengujian beban untuk struktur
jembatan model dapat dilakukan dengan dua cara, bisa dengan uji beban
statik ataupun beban dinamik. Uji beban statik pada struktur jembatan
dilakukan untuk mengetahui kapasitas kekuatan dari elemenelemen
jembatan tersebut, baik elemen batang, maupun sambungan. Uji
pembebanan statik ini dilakukan secara bertahap, dengan maksud untuk
mensimulasikan beban rencana pada struktur jembatan model.
Parameter-parameter yang diukur di dalam uji pembebanan statik
ini adalah lendutan struktur dan juga tegangan-tegangan yang terjadi
pada elemen-elemen dari jembatan model. Sedangkan untuk uji
pembebanan dinamik pada jembatan model dilakukan untuk
mendapatkan karakteristik getar dari struktur jembatan, sekaligus
sebagai catatan. Jembatan yang dapat digunakan untuk mengetahui laju
penurunan kondisi dari struktur jembatan pada saat masa layan.
Parameter parameter yang diukur dalam uji pembebanan dinamik ini
adalah percepatan dan frekuensi getar dari struktur jembatan.
3.2.4 Metodologi Perancangan
Berikut ini adalah langkah-langkah yang digunakan didalam mendesain
jembatan model:
1. Merencanakan konfigurasi rangka batang yang akan digunakan
pada struktur, baik dimensi maupun orientasi dari rangka batang.
2. Mendefinisikan beban-beban yang akan bekerja pada struktur yang
telah direncanakan.
3. Melakukan pemodelan struktur jembatan pada software Sketchup
2018
4. Melakukan analisis terhadap gaya dalam yang bekerja pada setiap
elemen dari struktur, sehingga diketahui besaran dan jenis gaya
dalam yang bekerja (aksial, geser, atau pun momen).
5. Mendesain jenis dari profil pada tiap-tiap elemen dari struktur
jembatan. Pemilihan profil tiap elemen ini dilakukan dengan
berdasarkan analisis gaya dalam yang terjadi, dan juga lendutan
pada struktur.
6. Setelah didapatkan konfigurasi dan profil penampang yang optimal,
maka dilakukan desain sambugan antar elemen-elemen pada
struktur jembatan.
7. Menentukan metode konstruksi dari jembatan.

Berikut ini adalah flowchart dari metodologi perancangan jembatan


model:
START

Penentuan Konfigurasi
Dasar dari jembatan
rangka baja

Definisi beban yang bekerja pada


struktur jembatan model
Cek
Lendutan
kekuatan
Pemodelan lebih
sambungan
keil dari
Struktur
Cek
Analisis
terhadapDesain
kekuatan
Penentuan
Gaya
lendutan terhadap
metode
Finish
gayaDalam
izin
dalam Ya Tidak
Jembatan pada software Tidak
Ya
Ya Tidak
Pemilihan Penampang
elemen struktur

3.3 Sistem Struktur


Sistem struktur adalah proses transfer gaya luar menjadi gaya-gaya
dalam yang akan dialami pada elemen struktur. Pada struktur rangka
batang, proses ini sangat ditentukan oleh bentuk konfigurasi dari rangka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pada konfigurasi adalah besar sudut
yang dibentuk oleh batang-batang diagonal, dan kemudian berapa banyak
batang yang digunakan pada struktur. Kedua faktor ini yang harus
dilakukan optimasi agar didapat struktur yang ringan, kuat, dan lendutan
yang terjadi memenuhi ijin.

Gambar 3.1 Jembatan Model 3D


Gambar 3.3 Jembatan Pemodelan 3D

Gambar 3. 2 Jembatan Tampak Depan

Gambar 3.3 Jembatan Tampak Samping


Gambar 3.3 Jembatan Tampak Atas
3.4 Pemodelan Struktur

Tipe Jembatan : Rangka Baja


b. Tipe Lantai Kendaraan : Trough Type Truss
c. Panjang Bentang : 6,00 meter
d. Lebar Jembatan : 0,80 meter
e. Lebar Perkerasan : 0,70 meter
f. Lebar Trotoar : 0,05 meter
g. Tinggi Jembatan : 0,60 meter
h. Jumlah Segmen : 6 (enam)
i. Tipe Sambungan : Baut

3.5 Analisa Struktur


Analisis struktur merupakan suatu tahapan yang perlu dilakukan oleh
seorang civil engineer dalam proses pembangunan suatu struktur (gedung,
jembatan, waduk, dll). Dalam analisis struktur dilakukan analisis apakah
gaya dalam yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada suatu
struktur mampu ditahan oleh kekuatan nominal material struktur, selain
itu juga dilakukan analisis apakah defleksi yang terjadi pada suatu
struktur akibat beban-beban yang bekerja masih memenuhi persyaratan
ijin di masa layan suatu struktur (dalam kasus defleksi, defleksi suatu
struktur di pengaruhi oleh kekakuan suatu material struktur Rangka
batang ini dibagi dari bagian-bagian yaitu diantaranya batang atas, batang
bawah, batang diagonal, batang vertikal serta batang melintang dan ikatan
angin yang dianalisis.
Profil siku yang digunakan adalah profil siku yang terdapat di pasaran
yaitu :
1. Profil Siku L 50.50.5
2. Profil Siku L 40.40.4
3. Profil Siku L 40.40.3
Gambar 3.4 Jembatan Tampak Atas

Uraian Gambar 3.5 Jembatan Tampak Samping


Berat (kg)
Berat struktur tanpa sambungan 187,7
dan baut
Berat sambungan 8
Berat lantai kendaraan 5,7
Aksesoris 5
Berat struktur + lantai + aksesoris
205,7
+ sambungan

Tabel 3.3 Berat Struktur


3.6.1 Spsifikasi
Bahan
 Baja mutu 37 (BJ37)
 Tegangan leleh Fy = 240 MPa
 Tegangan ultimit Fu = 370 MPa
 Modulus elastisitas E = 200000 MPa
Sambungan baut
 Diameter baut db = 6 mm
 Diameter lubang dh = 8 mm(standard)
Pelat buhul
 Tabel pelat buhul tp = 3 mm
 Desain Baut
Gaya maksimum pada baut �� = 6114,12 �
Diameter baut �� = 6 ��
Diameter lubang baut �� = 8 ��
Tebal pelat buhul �� = 3 ��
Luas baut �� = 28,27 ��2
3.6 Kesesuaian Perancangan Jembatan
Dalam pelaksanaan konstruksi jembatan model perakitan dilakukan
dengan menggunakan alat bantu yang didesain tanpa perancah
(kantilever). Sistem alat bantu yang terbagi atas 2 bagian dimana titik
temu kedua bagian berada di tengah-tengah sungai pelaksanaanya
jembatan dirancang di suatu bagian sampai berada di atas abutmen.
Kemudian digantung dengan tali sling lalu diturunkan tepat di abutmen
jembatan dengan sistem pelaksanaan alat bantu tersebut, merupakan
sistem yang praktis dalam perakitan pelaksanaan konstruksi jembatan
model karena estimasi waktu adalah 76 menit. Pada setiap segmen
jembatan, jumlah baut yang didesain hasil dari perhitungan dan
disesuaikan dengan perakitan sehingga pada saat pelaksanaan perakitan
mengambil waktu yang cepat sehingga menjadi praktis.
BAB IV
METODE PERAKITAN JEMBATAN MODEL

4.1.1 Persiapan Kostruksi Model Jembatan


Persiapan konstruksi jembatan dimulai dari merakit model
jembatan
persegmen, dimana model jembatan ini dibagi menjadi enam
segmen dengan panjang tiap segmen adalah 1 (satu) meter.
Pembagian segmen model jembatan bisa dilihat pada
gambar dibawah

Gambar 4.1Segment 1 & 6

Gambar 4.2 Segment 2 & 5


4.1.2 Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan
Gambar 4.3Segment 3&4

Gambar 4.4 Abutment Gambar 4.5 Beton Pemberat

4.1.3 MetodePelaksanaan
Gambar 4.5 Tools Kit
Dalam perencanaan metode konstruksi jembatan rangka baja, terdapat
beberapa jenis metode yang dapat digunakan, yaitu pemasangan dengan cara
perancah, pemasanga ndengansistem kantilever, pemasangan dengan cara
peluncuran, atau kombinasinya. Terdapat banyak aspek yang dapat mempengaruhi
pemilihan metode konstruksi suatu jembatan, antara lain karakteristik sungai yang
akan dilewati, tersedia nyaalat bantu, dan banyaknya jumlah pekerja.
Konstruksi model jembatan yang dipilih dalam pelaksanaan
perakitan model
jembataniniadalahdengansistemkantilever. Perakitan dilakukan dari
satusisi,
sehingga sebagian besar personil ditempatkan pada bagian sisi
tersebut yaitu sebanyak 3orang untuk merakit setiap segmen
jembatan. Sedangkan 1 personil berada padasisi yang lainnya
untuk mengecek ketepatan penempatan perletakan pada abutmen
di sisitersebut, serta mempersiapkan lantai kendaraan dan asesoris
yang akan dipasang setelah model jembatan selesai dirangkai.
BAB V
METODE PERAWATAN DAN PERBAIKAN JEMBATAN
SEBENARNYA

5.1 Pemeriksaan Jembatan


Tujuan pemeriksaan jembatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa jembatan
ini berfungsi sesuai perencanaannya dan perlunya suatu tindakan tertentu guna
pemeliharaan dan perbaikan secara berkala. Jika diuraikan, pemeriksaan
jembatan mempunyai beberapa tujuan yang spesifik yaitu :
a. Memeriksa keamanan jembatan pada waktu jembatan masih berfungsi
b. Mencegah terjadinya penutupan lalu lintas pada jembatan
c. Mencatat kondisi jembatan pada saat tersebut
d. Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis, konstruksi dan
pemeliharaan
e. Memeriksa pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah kendaraan
f. Memantau keadaan jembatan dalam jangka waktu yang lama
g. Menyediakan informasi mengenai dasar daripada pembebanan jembatan
Pekerjaan pemeriksaan dilakukan dari sejak jembatan baru selesai dibangun
sampai berkelanjutan selama rencana umur jembatan. Data yang dikumpulkan
harus
merupakan data yang akurat dan lengkap, artinya hasil yang diperoleh betul-betul
dapat dipertanggungjawabkan. Pekerjaan pemeriksaan jembatan dilakukan
dengan
mengumpulkan data-data sebagai berikut :
a. Detail secara administrasi seperti nama jembatan, nomor jembatan, dan
tahun pembangunannya
b. Dimensi jembatan seperti panjang total dan jumlah bentang
c. Jenis konstruksi dan kondisi komponen-komponen utama setiap bentang
jembatan dan elemen jembatan secara individual
d. Data-data lainnya.
Data dari hasil pemeriksaan jembatan digunakan untuk merencanakan
pemeliharaan, rehabilitasi, perkuatan dan penggantian jembatan. Terdapat 3 (tiga)
jenis pemeriksaan utama yang dilakukan dalam sistem manajemen jembatan,
yaitu
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Inventarisasi
b. Pemeriksaan Detail
c. Pemeriksaan Khusus
BAB VI
RENCANA ANGGRAN BIAYA PEMBUATAN JEMBATAN

Rencana anggaran biaya (rab) model jembatan yang diperhitungkan tebagi


kedalam beberapa bagian antara lain yaitu bahan jembatan, aksesoris, alat bantu
kontruksi, peralatan logistik dan biaya finishing. besaran biaya dan persentase
terhadap biaya total dari jembatan dapat dilihat pada rincian berikut :

Tabel 6.1 Rincian Biaya Pembuatan Jembatan


Harga
Total Harga
No. Uraian Volume Satuan Satuan
(Rp)
(Rp)
I. Bahan Jembatan
Baja Profil Siku
1. 13,00 btg 80.000,00 1.040.000,00
50.50.5
Baja Profil Siku
2. 3,00 btg 45.000,00 135.000,00
40.40.4
Baja Profil Siku
3. 3,00 btg 115.000,00 345.000,00
40.40.3
4. Pelat (t = 3mm) 1,50 m2 160.000,00 240.000,00
5. Baud (6 mm) 780,00 bh 700,00 546.000,00
Multiplek 12
6. mm (120 x 3,00 lbr 190.000,00 570.000,00
240)
Sub Total 35% 2.876.000,00
II. Aksesoris
1. Lampu Jalan 12,00 bh 20.000,00 240.000,00
2. Hiasan Bunga 6,00 bh 5.000,00 30.000,00
Mobil, motor,
3. sepeda, beca, 1,00 ls 500.000,00 500.000,00
orang berjalan
Spanduk
4. 2,00 bh 150.000,00 300.000,00
UNJANI
Power Suplly
5. untuk lampu 1,00 bh 100.000,00 100.000,00
jalan
Sub Total 14% 1.170.000,00
Alat Bantu
III.
Konstruksi
Baja Profil
1. Hollow 4,00 btg 63.000,00 252.000,00
60.20.1,2
Baja Profil
2. Hollow 5,00 btg 47.000,00 235.000,00
30.30.1,2
Baja Profil
3. 9,00 btg 25.000,00 225.000,00
Hollow 20.20.1
Baja Profil
6. 7,00 btg 78.000,00 546.000,00
Kanal 60.30.3
7. Tali 23,00 m2 5.000,00 115.000,00
8. Beton Pemberat 1,00 ls 500.000,00 500.000,00
Abutment
9. 2,00 bh 150.000,00 300.000,00
Jembatan
10. Katrol 8,00 bh 25.000,00 200.000,00
11. Tuas 2,00 bh 125.000,00 250.000,00
12. Roda 12,00 bh 15.000,00 180.000,00
Sub Total 34% 2.803.000,00
IV. Logistik
1. Gergaji Besi 10,00 bh 22.500,00 225.000,00
2. Gerinda 2,00 bh 30.000,00 60.000,00
3. Ampelas 20,00 lbr 2.500,00 50.000,00
4. kawat Las 2,00 dus 90.000,00 180.000,00
6. Stang Gergaji 2,00 bh 11.000,00 22.000,00
Sub Total 7% 537.000,00
V Finishing
1. Ampelas 30,00 lbr 6.000,00 180.000,00
2. Tiner 7,00 ltr 28.000,00 196.000,00
Cat Anti Karat
(Warna biru,
3. 4,00 Galon 95000,00 380.000,00
Kuning, Hitam,
Putih)
Sub Total 9%

Anda mungkin juga menyukai