TAHUN 2019
SAPUANGIN ITS TEAM 1 (SAPUANGIN XI EVO 1)
Mahasiswa 1
Nama Lengkap : Refi Triyuli Anto
NIM : 02111640000138
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 6
Alamat rumah : Desa Sokaraja Kulon,
Rt 02 / Rw 09 No 29,
kec. Sokaraja, Kab.
Banyumas, Prov. Jawa Tengah.
Telepon/Faksimile/HP : 08562621400
Mahasiswa 2
Nama Lengkap : Mar’i Muchammad
NIM : 02511640000061
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Material / S1 / 6
Alamat rumah : Jalan Progo Gang 8 No 14
Pekalongan 51142
Telepon/Faksimile/HP :
Mahasiswa 3
Nama Lengkap : Sidik Pramono
NIM : 02111540000168
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 8
Alamat rumah : Jalan Anyar 3/24 Wijaya
Kusuma Jakarta Barat
Telepon/Faksimile/HP : 081319710668
Mahasiswa 4
Nama Lengkap : Vito Hanif Addinuri
NIM : 02111540000162
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 8
Alamat rumah : Pondok Cipta A260 Bintara,
Bekasi Barat
Telepon/Faksimile/HP : 082112146611
Mahasiswa 5
Nama Lengkap : M. Hafis Habibi
NIM : 02111540000002
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 8
Alamat rumah : Desa Pandansari Kec.
Ngunut Kab. Tulungagung
Telepon/Faksimile/HP : 085258787551
Mahasiswa 6
Nama Lengkap : Sapto Wahyu Sudrajat
NIM : 02311540000053
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Fisika / S1 / 8
Alamat rumah : Minggirsari RT 1 RW 1,
Kanigoro, Blitar
Telepon/Faksimile/HP : 082131274090
Mahasiswa 7
Nama Lengkap : Farhan Ula Aditya
NIM : 02111540000186
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 8
Alamat rumah : Jl. Mojowarno no. 53,
Mojorejo, Junrejo, Batu
Telepon/Faksimile/HP :
LEMBAR PENGESAHAN PESERTA KMHE TAHUN 2019
Ir. Bambang Pramujati, Msc, Eng, PhD Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc.
NIP. 196912031994031001 NIP. 196303141988031002
Menyetujui,
Wakil Rektor 1
BidangKemahasiswaan
Dosen Pembimbing
NO a) Nama lengkap a) Gelar Kesarjanaan a) Jurusan Pria/Wanita
b) Bidang b) Pendidikan Akhir b) Fakultas
keahlian (S1/S2/S3)
1 a) Atok a) Ir., M.Eng.Sc., Dr. a) S1 Teknik Pria
Setiyawan b) S3 Mesin
b) Konversi b) Fakultas
Energi Teknologi
Industri
Mahasiswa
NO a) Nama lengkap a) Jurusan/Program Studi Pria/Wanita
b) NIM b) Semester
1 a)Refi Triyuli Anto, a) Teknik Mesin / S1 Pria
b) 02111640000138 b) 6
2 a) Mar’i Muchammad a) Teknik Material / S1 Pria
b) 02511640000061 b) 6
3 a) Sidik Pramono a) Teknik Mesin / S1 Pria
b) 02111540000168 b) 8
4 a) Vito Hanif a) Teknik Mesin / S1 Pria
Addinuri b) 8
b) 02111540000162
5 a) M. Hafis Habibi a) Teknik Mesin / S1 Pria
b) 02111540000002 b) 8
6 a) Sapto Wahyu a) Teknik Fisika / S1 Pria
Sudrajat b) 8
b) 02311540000053
7 a) Farhan Ula Aditya a) Teknik Mesin / S1 Pria
b) 02111540000186 b) 8
BIODATA PEMBIMBING
Pengalaman Kompetisi
NO Uraian Kompetisi
1 Kontes Mobil Hemat Energi Nasional ( 2014 – 2018 )
2 Shell Eco Marathon Challange ( 2014 – 2019 )
3 Drive World Championship ( 2016 – 2018 )
4 Student Formula Japan ( 2014 – 2018 )
PERNYATAAN KEIKUTSERTAAN DALAM KMHE TAHUN 2019
Menyatakan bersedia mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi Tahun 2019 yang
diselenggarakan oleh BELMAWA KEMENRISTEKDIKTI RI yang bekerjasama dengan
Universitas Negeri Malang (UM), yang akan berlangsung pada tanggal 24—28 September
2019 di Kota Malang. Bilamana terjadi kecelakaan akibat kelalaian Peserta di luar arena
Kompetisi, maka tidak menjadi tanggung jawab Panitia.
Dibuat di: Surabaya
Pada tanggal : 10 Juli 2019
Ir. Bambang Pramujati, Msc, Eng, PhD Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc.
NIP. 196912031994031001 NIP. 196604021989031002
i
Lampiran :
KTM SAPUANGIN ITS TEAM 1
ii
iii
LAPORAN DESAIN KENDARAAN
iv
KATA PENGANTAR
Pada tahun 2019, Tim Sapuangin ITS dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember akan mengikuti kompetisi Kontes Mobil Hemat Energi 2019 (KMHE)
yang dieselenggarakan secara rutin oleh Ditjen Belmawa-Kemristek Dikti yang
bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang. Pada kesempatan ini, tim Sapuangin
berencana mengikut kompetisi dalam dua kelas di katagori mobil urban (Urban
Concept) kelas diesel dan kelas gasoline yang diberi nama Sapuangin XI Evo 1 & 2.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Tim Sapuangin ITS,
dosen pembimbing kami, serta seluruh elemen karyawan dan pengajar yang telah
terlibat dalam mempersiapkan kendaraan ini. Laporan desain dan progres pembuatan
kendaraan ini, kami buat dengan benar dan sebaik-baiknya dengan harapan dapat
diterima dalam kompetisi ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kontes Mobil Hemat Energi adalah salah satu wadah yang diadakan oleh
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk
meperlombakan rancangan dan hasil riset mobil hemat (efisien) pada tingkat
universitas se-Indonesia.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah mengikuti lomba
mobil irit sejak tahun 2010. Tim kami memilih konsep mobil urban karena bentuknya
mendekati mobil yang digunakan sehari-hari. Juga bahan bakar diesel yang ingin lebih
kami kembangkan penggunaannya. Tim ITS Sapuangin mengikuti Indonesia
Marathon Challenge (IEMC) sejak tahun 2012 mendapatkan juara 1 kelas urban diesel
dengan capaian sekitar 170 kpl, selanjutnya IEMC tahun 2013 mendapatkan juara 1
kelas urban diesel dengan capaian sekitar 200 kpl, kemudian pada IEMC 2014
menjadi juara 1 kelas urban diesel lagi dengan capaian sekitar 230 kpl. Pada tahun
2015, IEMC diganti nama menjadi Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) dimana
tim ITS juara 1 kelas urban diesel dengan capaian sekitar 270 kpl, dan selanjutnya
KMHE 2016 mendapatkan juara 1 urban diesel dengan capaian sekitar 300 kpl. Pada
tahun 2017 dan 2018 Tim ITS Sapuangin menganti mobil diesel dengan mobil
gasoline dan juga selalu juara. Tahun 2019 ini, karena dibuka lagi kelas diesel di
KMHE maka kami berniat mengkutinya lagi.
Pada KMHE 2019, Tim ITS Sapuangin akan mengeluarkan mobil urban
konsep berbahan bakar diesel pemegang rekor dunia mobil ICE diesel dengan
perolehan 335,8 km/l pada Shell Eco-marathon Asia 2017. Walaupun begitu, kami
tetap melakukan riset dan melakukan pengembangan terhadap mobil kami. Kami
mempunyai target pada tahun ini denga pengembangan dan riset yang akan dilakukan
mobil kami dapat mencapai perolehan > 350 km/l. Pengembangan yang akan
dilakukan oleh tim kami adalah dengan melakukan optimasi transmisi, memperingan
berat kendaraan dengan memperingan roda-roda.
1
BAB II
PERANCANGAN KENDARAAN
Dalam perancangan mobil hemat energi terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu bodi yang ringan dan aerodinamis, sasis yang ringan namun
kokoh, sistem kemudi yang menjamin roda selalu align pada saat berbelok, sistem
pengereman yang kuat namun tidak ada gesekan saat tidak aktif, dan engine/drive
train yang dipilih dan dirancang sesuai kriteria yang mengasilkan SFC minimal.
Selain ini perlu juga dibuat perancangan keamanan untuk driver dan perancangan
kelistrikan yang meliputi instalasi kelistrikan pada bodi dan engine. Dalam setiap
perancangan tersebut, pemilihan komponen dan material yang digunakan harus
diperhatikan agar mendapatkan hasil yang bagus. Mobil hemat energi dari Tim
Sapuangin ITS juga menganut prinsip-prinsip diatas dengan selalu mensyaratkan
berat minimal/ringan dan beban terbagi merata, gesekan mekanis minimal, rolling
resistance roda minimal, bentuk aerodinamis yang baik, dan memiliki mesin dengan
efisiensi tinggi serta perbandingan transmisi yang optimal.
Desain bodi aerodinamis dapat mengurangi gaya hambat angin dari depan
maupun samping ketika mobil sedang melaju. Pada bagian struktur sasis juga didesain
secara ringan dan kuat, bahan yang digunakan yaitu alumunium yang relatif ringan
sehingga mengurangi total berat mobil. Gesekan mekanis pada bearing dan pada
kaliper diminimalisir agar tidak menghambat laju mobil. Pemilihan jenis bearing yang
digunakan sangat penting. Rolling resistance roda diminimalkan dengan pemilihan
ban yang tepat dan mengatur tekanan pada ban. Pemilihan engine dengan efisiensi
tinggi dari konsumsi bahan bakar maupun konsumsi listrik. Sistem penggerak yang
dimodifikasi dengan perbandingan sproket yang sesuai dengan lintasan agar dapat
meneruskan putaran sesuai karakteristik engine. Pemilihan perbandingan sproket akan
mempengaruhi cara mengemudi mobil hemat yang disesuaikan dengan bentuk
lintasan. Hal tersebutlah yang akan mempengaruhi hasil konsumsi bahan bakar yang
digunakan. Setelah melalui berbagai perhitungan yang kami jelaskan pada sub-bab
masing-masing dan dengan melakukan test drive secara rutin. Pada mobil urban
2
konsep kelas diesel ini akan melakukan beberapa kali test drive untuk mengetahui
settingan paling optimum disamping memperhatikan kondisi mesin yang terakhir kali
digunakan pada SEM Asia 2017 dengan perolehan 335,8 km/l. Dengan menambahkan
beberapa fitur dan mengurangi berat kendaraan dan perhitungan ratio transmisi yang
dapat kami ubah sesuai dengan kondisi lintasan, harapan kami pada KMHE 2019 ini
mendapatkan hasil lebih dari 350 km/liter.
Bodi merupakan salah satu aspek yang penting dalam sebuah kendaraan,
selain dalam hal efisiensi bahan bakar. Perencanaan dalam pembuatan bodi perlu
diperhatikan dalam berbagai aspek. Dalam pembuatan bodi mobil urban konsep
Sapuangin XI EVO 1 ini memiliki kriteria berikut;
1. Aerodinamik, perancangan dalam hal meminimalisir koefisien drag (Cd)
terhadap permukaan bodi dengan cara mendesain bodi dengan menggunakan
konsep aerodimanis, maupun memperhalus permukaan pada saat manufakturnya.
2. Estetik, perancangan dalam menentukan unsur keindahan, keamanan, dan
kenyamanan. Bodi kendaraan harus menggunakan material yang tepat dan dapat
dikategorikan rigid dalam menahan deformasi yang disebabkan oleh tekanan
angin.
3. Ergonomik, perancangan dalam memperhatikan hubungan antara manusia
(pengemudi) dan lingkungannya. Perencanaan unsur ergonomik didasari juga
oleh peraturan lomba, seperti pintu mobil mudah diakses, ukuran ruang kemudi,
kaca mobil terbuat dari material yang visible.
3
Selain dapat menghemat bahan bakar, penggunaan konsep aerodimanika juga dapat
mengurangi gaya gesekan fluida terhadap permukaan mobil sehingga koefisien drag
yang dihasilkan kecil yang selanjutnya dapat meningkatkan laju kendaraan.
Melalui penelitian sebelumnya telah diperoleh nilai koefisien drag (Cd)
berdasarkan dari bentuk bodi yang dapat menjadi acuan.
Gambar II.1 Tipe Lift Dan Drag Koefisien Berdasarkan Beberapa Bentuk Bodi
Berdasarkan dari gambar II.1 maka pada perencanaan bodi Sapuangin XI EVO
kami targetkan dengan Cd = 0.15-0.25 mengacu pada bentuk nomor 4 dan 5 yang
didesain se-streamline mungkin serta mendapatkan nilai koefisien lift dibawah 0.3.
Umumnya arah kecepatan relatif angin terhadap kendaraan tidak selalu sejajar dengan
sumbu longitudinalnya karena bentuk dari bodi dan pola aliran udara pada kendaraan
tersebut mempunyai pengaruh yang menyebabkan timbulnya gaya aerodinamik, yaitu
gaya hambat aerodinamik (drag), gaya angkat aerodinamik (lift), dan gaya samping
aerodinamik (side).
Gaya hambat dapat timbul dari hambatan bentuk yang terjadi karena adanya
beda tekanan antara bagian depan dan belakang, hambatan pusaran, hambatan
tonjolan pada komponen mobil, dan hambatan aliran dalam yang mengalir melalui
radiator pada umumnya. Berikut merupakan perumusan gaya hambat yang merupakan
turunan dari persamaan Bernoulli.
4
di mana:
Serupa dengan gaya hambat (drag), gaya angkat terjadi antara beda tekanan
permukaan atas dan bawah kendaraan, adanya aliran yang mengalir melalui
permukaan bawah kendaraan dengan bentuk permukaan yang cenderung lebih flat
mengakibatkan kecepatan aliran yang melalui permukaan atas lebih cetap sehingga
tekanan pada daerah atas lebih kecil.
5
di mana:
Sedangkan gaya samping terjadi karena adanya arah angin yang tidak sejajar
dengan arah gerak mobil sehingga terbentuk sudut terhadap lintasan kendaraan.
dimana:
Oleh karena itu untuk mereduksi drag dapat dilakukan dengan cara mendesain
kelengkungan bagian samping (konveksitas)(Sutantra, 2010).
6
II.2.2. Desain dan Dimensi Kendaraan
7
Gambar II.6 Desain Mobil Tampak Belakang
8
II.2.4. Pemilihan Material
Berdasarkan dari table 2.1 kami memilih Carbon Fiber karena memiliki nilai
modulus yang tinggi sehingga tidak mudah terdeformasi plastis/permanen yang dapat
mengakibatkan perubahan ukuran dan bentuk dapa mobil.
Tabel 2.2 Perbandingan Sifat Fiber
9
Selain memiliki nilai modulus yang tinggi, carbon juga memiliki densitas yang
rendah, yaitu 1,58 gram/cc mendekati dengan kevlar. Dengan kata lain komposit
karbon fiber merupakan penguat yang ringat dan kuat.
10
Gambar II.9 Proses Pembuatan Bodi Sapuangin XI EVO Urban Diesel
Gambar II.10 Foto Hasil Cetakan Bodi Sapuangin XI EVO Urban Diesel
11
Gambar II.11 Hasil Jadi Mobil Sapuangin XI EVO Urban Diesel
12
3. Mampu menahan beban yang diinginkan berdasarkan analisis FEM.
13
Gambar II.14 Desain Persebaran Jenis Rangka
Keterangan :
Coklat : Plywood
14
Gambar II.16 Gambar Teknik Rangka Tampak Samping
Setelah melalui tahapan desain dan pemilihan material, perlu adanya analisis
dengan menggunakan FEM. Hasil tersebut diharapkan sebagai pendekatan apakah
desain yang kita rancang sesuai dengan fungsinya sebagai komponen yang menopang
beban. Penganalisisan dilakukan dengan pendistribusian beban dirancang dalam
keadaan seaktual mungkin.
15
Gambar II.18 Distribusi Beban Rangka
G = 100 N sumbu Y
E = 200 N sumbu Y
c. Bodi = 100 N ( L )
L= 100 N sumbu Y
Sifat mekanik material aluminium alloy 6061 berdasarkan ASM dan Plywood
diasumsikan jenis birch plywood berdasarkan referensi Handbook Of Finnish
Plywood.
16
Gambar II.19 Sifat Mekanik Material Aluminium Alloy 6061
(http://asm.matweb.com)
17
Berikut merupakan hasil simulasi dengan aplikasi Ansys R18.0:
Penjelasan :
18
Gambar II.22 Stress Analisis Rangka Hasil Simulasi
Penjelasan :
19
Gambar II.23 Strain Analisis Rangka Hasil Simulasi
Penjelasan :
20
Gambar II.24 Safety Factor Rangka Hasil Simulasi
Penjelasan :
Berdasarkan hasil simulasi didapatkan nilai Safety Factor minimun 3,13 artinya
rangka dapat menampung beban hingga 3 kali beban yang diberikan. Nilai safety
factor yang masih terlalu banyak ini dimungkinkan terjadi karena terlalu banyaknya
frame, namun penggunaan frame dalam desain sasis ini digunakan sebagai penopang
mesing dan driver yang telah disesuaikan. Jadi nilai safety factor yang hingga 15
tersebut masih kami katakan tidak terlalu membuang material karena alasan tersebut.
Berdasarkan hasil simulasi dapat dikatakan bahwa desain rangka yang telah
dibuat layak untuk dilanjutkan ke proses manufaktur.
21
II.3.4. Proses Pembuatan Sasis
22
Gambar II.25 Pengelasan Pada Rangka Sapuangin XI EVO Urban Diesel, (a) Siku
Rangka Belakang, (b) Dudukan Kaliper, (c) Knuckle Depan, dan (d) Roll Bar
Sistem kemudi yang kami gunakan adalah ackerman steering system dengan
menggunakan susunan geometri link pit man arm. Dalam sistem kemudi dirancang
dapat berbelok dengan radius maksimal 6 meter. Berikut ini merupakan spesifikasi
dari mobil urban, yaitu :
Tabel 2.3 Spesifikasi Desain Ukuran Sistem Kemudi
Track width ( P ) mm 1050 mm
Wheel base ( L ) mm 1550 mm
Radius belok ( R ) mm 6000 mm
Prinsip kerja sistem kemudi pada mobil urban yaitu pengemudi dapat
mengubah arah kendaraan dengan menggunakan setir yang dihubungkan tie rod ke
dua ban roda depan. Keuntungan dari menggunakan sistem kemudi ini adalah lebih
sederhana dan responsif serta mudah dalam proses manufaktur. Berikut gambar teknik
dari sistem kemudi :
23
Gambar II.26 Rancangan Link Sistem Kemudi
𝛼 = (1550⁄6000) ∗ 57,29
𝛼 = 14,78 °
Untuk mencapai radius putar maka sudut belok pada roda depan mobil urban
minimal harus memiliki sudut 14,78 °.
24
II.4.2. Komponen Dan Pemilihan Material
Pemilihan material yang digunakan harus material yang kuat agar dapat
berfungsi dengan baik serta ringan berdasarkan konsep mobil hemat. Berikut ini
merupakan komponen dalam sistem kemudi serta material yang digunakan :
1. Setir
Setir terbuat dari carbon fiber dengan matriks resin melalui proses vakum
yang dicetak sesuai desain.
2. Batang Setir
Batang setir terbuat dari pipa aluminium. Panjang pipa aluminium dipotong
serta di las sesuai desain.
Tie rod terbuat dari pipa aluminium. Diameter lupa pipa aluminium dibubut
serta diameter dalam di ulir sesuai desain.
4. Ball Joint
Sistem pengereman pada mobil urban berdasarkan sistem rem hidrolik yang
bekerja berdasarkan hukum pascal. Dimana material berupa fluida dijadikan alat
untuk meneruskan gaya pengereman dari pedal rem. Pengemudi akan menginjak
pedal rem sehingga master rem akan menyalurkan fluida melalui pipa rem aluminium
ke setiap roda. Fluida akan mendorong piston pada kaliper sehingga kampas rem akan
menekan piringan cakram sampai mobil melambat atau berhenti.
26
Pada KMHE 2019 pengecekan sistem pengereman dilakukan pada bidang
miring dengan kemiringan 120 dengan driver didalam kendaraan. Dengan
ditempatkanya kendaraan dalam keadaan yang miring memungkinkan kendaraan
akan turun ke bawah, namun dengan sistem pengereman yang baik maka kendaraan
tidak akan turun ke bawah dan akan tetap di atas dengan kemiringan 12 0. Selain itu
sistem pengereman pada mobil urban didesain agar sanggup menahan mobil yang
melaju pada kecepatan maksimal 50 km/jam dengan jarak berhenti kurang dari 20
meter. Berikut adalah gambar dan perhitungan mengenai gaya – gaya yang bekerja
pada saat kendaraan pada posisi pengetesan pengereman.
Diamana :
W = Berat kendaraan
N = Gaya Normal
27
W = m. g
W = 1.666 N
Syarat agar kendaraan tidak meluncur atau turun ke bawah maka sistem
pengereman harus bisa menahan beban kendaraan sebesar 1.666 N dalam keadaan
miring sebesar 120 maka menggunkaan hukum Newton I dapat di hitung gaya
pengereman yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
∑𝐹=0
𝑊 sin 𝜃 − 𝐹𝑑,𝑏 = 0
𝑊 sin 𝜃 = 𝐹𝑑,𝑏
𝐹𝑑,𝑏 = 346.381 𝑁
Karena roda kendaraan ada 4 maka setiap roda harus mampu menahan setiap
rodanya sebesar 𝐹𝑑,𝑏 = 346,381. Dengan distribusi gaya setiap roda seperti di atas
maka digunakan system pengereman dengan menggunakan hidrolik yang mampu
mengentikan laju kendaraan dengan optimal dan aman.
1. Piringan cakram
29
2. Kaliper Motor
3. Master rem
Master rem menggunakan master rem mobil memiliki dua saluran yang
bekerja secara bersamaan. Pengereman akan lebih optimal.
4. Dudukan Kaliper
Dudukan Kaliper berfungsi sebagai dudukan kaliper rem yang terbuat dari plat
besi dan aluminium. Dalam proses manufaktur dudukan kaliper menggunkan material
aluminium dan besi, material dipotong sesuai dengan ukuran desain dudukan
menggunakan gerinda potong. Lalu material dilas sesuai desain.
30
Gambar II.37 Dudukan Kaliper Pada Roda Belakang
Dalam perancangan engine atau motor bakar penggerak mobil, ada beberapa
faktor yang diperlukan untuk menentukan modifikasi yang dilakukan. Hal ini
bertujuan agar performa dan karakteristik engine yang dihasilkan dapat sesuai seperti
yang diinginkan. Engine yang dipakai pada mobil urban diesel sendiri adalah engine
Yanmar L48 tipe N.
31
Gambar II.38 Engine Yanmar L48 tipe V
Pemilihin engine ini dikarenakan engine tersebut memiliki readibility dan
efisiensi yang tinggi dibuktikan dengan Sapuangin XI Evo 1 menjadi juara bertahan
pada tahun 2013 dan 2014 pada kompetisi IEMC. Lalu, pada tahun 2015 dan 2016 di
kompetisi KMHE juga menjadi juara pertama. Pada ajang Shell eco-Marathon pada
tahun 2013-2016 selalu menjadu juara pertama. Pada saat ini, telah dilakukan
beberapa pengecekan engine diesel tersebut, sehingga dapat dipastikan pula kondisi
engine sekarang masih dalam kondisi yang prima. Namun, tidak diungkiri vakumnya
engine ini selama dua tahun dikompetisi internasional membuat kami perlu
melakukan perawatan dan peremajaan pada beberapa part.
32
Data diatas merupakan data grafik dari Yanmar sebagai produsen dari engine
diesel ini. Dari garfik diatas, pada keadaan standar engine Yanmar L48 V dapat
menghasil kan torsi maksimum sebesar 10N.m pada rpm 3000, dengan daya output
maksimal sebesar 4,5 kW. Specific fuel consumption (SFC) yang dikonsumsi engine
ini sebanyak 200 gram/kWh pada rpm 2500 hingga rpm 3000. Penambahan SFC dari
rpm 2000 hingga 3000 ini cenderung linear.
Modifikasi yang dilakukan untuk pengoptimalan Engine ini secara garis besar
adalah modifikasi pengurangan berat engine dan pembatasan injeksi bahan bakar pada
injektor, yang membuat pompa bosch hanya memompa sesuai kebutuhan engine.
Pengurangan masa engine dilakukan dengan melepas beberapa sistem dari
engine yang tidak dibutuhkan pada kompetisi dan penggantian part lain yang lebih
ringan dengan kegunaan yang sama. Beberapa bagian engine yang dipangkas adalah
sistem starter konvensional, cover engine, dan sistem pemasukan bahan bakar yang
diganti dengan feul tank kompetisi yang jauh lebih sederhana.
(a) (b)
33
II.6.3. Sistem Exhaust
Gambar II.41 merupakan desain teknik exhaust sistem yang kami manufaktur
sendiri. Desain diatas mempertimbangkan aliran udara yang didesain supaya aliran
udara masih memiliki backflow agar engine tidak kehilangan torsi diputaran atas saat
berakselerasi. Exhaust sistem yang kami desain juga mempertimbangan dimensi
kendaraan dengan layout yang telah ditentukan sehingga center of gravity dapat
seimbang antara kiri dan kanan.
34
Gambar II.42 Sentrifugal clutch honda Vario
35
Berat mobil : 114 kg
Berat driver : 70 kg
Luas Frontal Area : 1,18 m2
Koefisien drag : 0.244
Sprocket depan : 10 gigi
Radius roda : 20 in
Pitch : 7.774 mm
Diharapkan mampu melaju dengan;
Kecepatan makasimum : 40 km/jam
Percepatan : 1 m/s2
Sehingga,
1. Gaya Berat (Fi) dapat diperoleh dengan cara berikut;
𝐹𝑖 = (𝑚𝑏 + 𝑚𝑑 ). 𝑎
= (114 + 70). 1
= 184 𝑁
2. Gaya Drag (Fra), 𝜌 = 1,1644 𝑘𝑔/𝑚3
1 1000 2
𝐹𝑟𝑎 = 𝐶𝑑 𝐴 (𝑉𝑚𝑎𝑥 × ) 𝜌
2 3600
1 1000 2
= 0.244 . 1,18 (80 × ) 1,1644
2 3600
= 82,7788 𝑁
3. Rolling Resistance (Frr), frr = 0,004
𝐹𝑟𝑟 = (𝑚𝑏 + 𝑚𝑑 ). 𝑓𝑟𝑟
= (114 + 70). 0,004
= 0,736 𝑁
4. Total Gaya
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹𝑖 + 𝐹𝑟𝑎 + 𝐹𝑟𝑟
= 184 + 82,7788 + 0,736
= 277,2348 𝑁
5. Torsi pada roda belakang
𝑇 = 𝐹 × 𝑅𝑟𝑜𝑑𝑎
= 277,2348 × 0,508
36
= 140,835 𝑁𝑚
Ratio 10 : 65
(a) (b)
Gambar II.43 (a)Sproket Belakang, (b)Sproket Depan
37
Gambar II.44 Propulsion Diagram Urban Diesel Sapuangin XI Evo 1
Dudukan transmisi sproket digunakan sebagai penyangga tetap agar rumahan
sproket dan sproket depan dapat mentransmisikan daya dari engine ke poros yang
terhubung langsung dengan roda. Dudukan transmisi tersebut, kami manufaktur
sendiri dengan desain seperti pada gambar dibawah.
38
Bahan yang digunakan dalam pembuatan sproket tersebut mengggunakan
alumunium dengan tebal 5mm dan alumunium hollow dengan tebal 3mm. Jenis
sambungan yang digunakan untuk menyambung tiap bahan yang digunakan
menggunakan las tungsten, dengan filler alumunium. Proses manufaktur yang
dilakukan untuk membuat dudukan sproket depan tersebut berjalan selama tiga hari.
Sistem kelistrikan pada Mobil Sapuangin XI EVO 1 Urban Diesel terdiri dari
kelistrikan engine dan kelistrikan body. Sistem kelistrikan Engine ini terdiri dari
sistem starter dan fuel solenoid shut off valve yang menyesuaikan dengan jenis Engine
Yanmar L48 tipe N. Sedangkan, sistem kelistrikan body dirancang sendiri sesuai
dengan regulasi yang telah ditentukan. Wiring Diagram dapat dilihat pada gambar.
39
Gambar II.46 Wiring Diagram Mobil Sapuangin XI EVO 1
40
Gambar II.48 Emergency Switch dalam pada Mobil Sapuangin XI EVO 1
II.8.1.4. Klakson
41
Gambar II.50 Klakson pada Mobil Sapuangin XI EVO 2
II.8.1.5. Wiper
42
starter. Lampu yang digunakan adalah lampu LED dengan alasan keamanan dan
penghematan konsumsi daya. Hal ini dapat dilihat pada gambar.
Gambar II.52 Lampu utama dan sein pada Mobil Sapuangin XI EVO 1
II.8.1.7. Baterai
43
Gambar II.54 Baterai pada Mobil Sapuangin XI EVO 1
Roll Bar adalah pembatas antara ruang pengemudi dan ruang engine. Roll bar
berfungsi sebagai pelindung pengemudi ketika mobil terguling saat berbelok dengan
kecepatan tinggi sehingga pengemudi terhindar dari cidera berat. Material yang
digunakan adalah alumunium hollow.
Sekat rollbar terdiri dari lebar alumunium dan firewallI (thermal insulator).
Sekat roll bar berfungsi sebagai pelindung pengemudi dari panas engine dan jika
timbul percikan api yangndapat menimbulkan kebakaran saat engine beroperasi.
II.8.5. Spion
45
BAB III
PENGENDARAAN
Hasil dari pengujian sasis berdasarkan FEM pada software ANSYS termasuk
aman digunakan. Namun hasil pengujian menggunakan software tidak dijadikan
acuan pakah mobil sudan aman atau belum untuk digunakan. Hal tersebut dipengaruhi
dari setiap proses manufaktur yang benar. Sehingga pengujian secara riil harus
dilakukan dengan cara pengujian secara stasis setelah sasis telah jadi.
Pengujian secara statis yang dilakukan dengan cara memberikan beban dari
seluruh komponen yang dipasang dan pengemudi, kemudian dilakukan pengukuran
terhadap ground clearance antara sasis dengan tanah. Pengujian dikatakan aman
46
ketika perbedaan ground clearcance (lendutan) pada sasis ketika diberikan beban dan
tidak diberikan, sebesar 5 mm.
47
BAB IV
48
Gambar IV.1 Scheduling Manajemen Produksi
49
Bagian Jumlah Anggota
Engine & Drivetrain 1 Orang
Vehicle Dynamic 1 Orang
Body & Frame 1 Orang
Elektrical 1 Orang
Non Teknis 1 Orang
Pembimbing 1 Orang
50
14 Sentrifuga Clutch 1 IDR 200,000 IDR 200,000
15 Injector 1 IDR 200,000 IDR 200,000
16 Sim Bosch Pump 2 IDR 50,000 IDR 100,000
Total IDR 2,494,000
Vehicle Dynamic
51
Total Rp 3,819,000
Frame & Body
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga
1 Mata Bor 4mm 5 Rp 16,000 Rp 80,000
2 Resin Expoxy 1 Rp 150,000 Rp 150,000
3 Selang Pressure 10 Rp 15,000 Rp 150,000
4 Sealant Pintu 1 Rp 50,000 Rp 50,000
5 Majun 5 Rp 15,000 Rp 75,000
6 Tiner Spesial A 5 Rp 15,000 Rp 75,000
7 Fire Wall 4 Rp 175,000 Rp 700,000
8 Fire Wall Almini 4 Rp 200,000 Rp 800,000
9 Wire Mess 5 Rp 200,000 Rp 1,000,000
10 Lakban 30 Rp 10,000 Rp 300,000
11 Washer 100 Rp 200 Rp 20,000
12 Locknut M6 100 Rp 200 Rp 20,000
13 Wax 2 Rp 250,000 Rp 500,000
14 Lakban Kertas 5 Rp 10,000 Rp 50,000
15 Lakban Almini 5 Rp 10,000 Rp 50,000
16 Stiker 1 Rp 50,000 Rp 50,000
17 Saringan Nyamuk 1 Rp 20,000 Rp 20,000
18 Dauble Tip 20 Rp 10,000 Rp 200,000
Total Rp 4,290,000
Elektrikal
52
6 Contack Cleaner Besar 1 Rp 45,000 Rp 45,000
7 Spiral 1 Cm 5 Rp 4,000 Rp 20,000
8 Spiral 4 Cm 5 Rp 15,000 Rp 75,000
9 Socketan Kecil 6 5 Rp 3,000 Rp 15,000
Lubang
10 Socketan Kecil 3 5 Rp 2,500 Rp 12,500
Lubang
11 Socketan Kecil 4 5 Rp 2,000 Rp 10,000
Lubang
12 Flasher 2 Rp 20,000 Rp 40,000
13 Relay 2 Rp 30,000 Rp 60,000
14 Emergency Switch 2 Rp 40,000 Rp 80,000
15 Switch ON OFF 8 Rp 15,000 Rp 120,000
16 Fuse 20 Rp 2,000 Rp 40,000
17 Accu 32Ah 1 Rp 500,000 Rp 500,000
TOTAL Rp 2,923,500
Total Biaya
Divisi Biaya
Engine & Drivetrain Rp 2,494,000
Vehicle Dynamic Rp 3,819,000
Body & Frame Rp 4,290,000
Elektrikal Rp 2,923,500
TOTAL Rp 13,526,500
53
BAB V
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada konsep mobil urban yang telah dijelaskan pada laporan ini
untuk diterapkan sebagai mobil keseharian masih terdapat beberapa kekurangan.
Contohnya yaitu pada mobil urban masih minim dalam hal kenyamanan. Selain itu
material yang digunakan masih mengutamakan keringanan dari pada kekuatan
sehingga mobil urban tidak lebih safety dari mobil pada umumnya. Batas kecepatan
yang rendah juga merupakan kekurangan mobil urban dibandingkan mobil yang
diproduksi massal.
Namun beberapa penerapan dalam mobil urban dapat diterapkan dalam mobil
keseharian dengan tujuan menghemat bahan bakar. Diantaranya adalah aerodinamika
untuk menguragi gaya hambat dengan angin, penggantian material yang lebih ringan
namun kuat seperti serat karbon, penerapan ban dengan rolling resistance yang kecil.
V.2. Saran
Kontes Mobil Hemat Energi adalah ajang setiap tim membuat konsep mobil
dengan efisiensi tinggi dengan batasan-batasan regulasi yang diberikan oleh pihak
panitia. Namun mobil yang dibuat sesuai regulasi ini masih jauh jika diterapkan untuk
kendaraan sehari-hari. Sehingga ide-ide mahasiswa ini sangatlah kurang diterapkan
untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Saran untuk KMHE berikutnya adalah
dengan merevisi dan mengembangkan regulasi agar mobil yang mengikuti kompetisi
ini memiliki spesifikasi dan kelayakan mendekati mobil-mobil yang ada di pasaran.
54
Daftar Pustaka
55