Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN DESAIN KENDARAAN KONTES MOBIL HEMAT ENERGI

TAHUN 2019
SAPUANGIN ITS TEAM 1 (SAPUANGIN XI EVO 1)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TAHUN 2019
DATA DIRI PESERTA

Nama Tim : Sapuangin ITS Team 1


Nama Kendaraan : Sapuangin XI Evo 1
Nama Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
Alamat Perguruan Tinggi : Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,
Jawa Timur, Indonesia 60111
Telepon : (031) 599-4251
Faksimile : (031) 5923465
E-mail : humas@its.ac.id
Dosen Pembimbing 1
Nama Lengkap : Dr.Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc.
NIP : 196604021989031002
Alamat kantor : Gedung C lantai 2, Kampus ITS
Sukolilo, Surabaya
Alamat rumah : Karang Menur 3/12, RT/RW
005/007, Airlangga, Surabaya
Telepon/Faksimile/HP : 08113281115
E-mail : atok.setiyawan@gmail.com

Mahasiswa 1
Nama Lengkap : Refi Triyuli Anto
NIM : 02111640000138
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 6
Alamat rumah : Desa Sokaraja Kulon,
Rt 02 / Rw 09 No 29,
kec. Sokaraja, Kab.
Banyumas, Prov. Jawa Tengah.
Telepon/Faksimile/HP : 08562621400
Mahasiswa 2
Nama Lengkap : Mar’i Muchammad
NIM : 02511640000061
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Material / S1 / 6
Alamat rumah : Jalan Progo Gang 8 No 14
Pekalongan 51142
Telepon/Faksimile/HP :

Mahasiswa 3
Nama Lengkap : Sidik Pramono
NIM : 02111540000168
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 8
Alamat rumah : Jalan Anyar 3/24 Wijaya
Kusuma Jakarta Barat
Telepon/Faksimile/HP : 081319710668

Mahasiswa 4
Nama Lengkap : Vito Hanif Addinuri
NIM : 02111540000162
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 8
Alamat rumah : Pondok Cipta A260 Bintara,
Bekasi Barat
Telepon/Faksimile/HP : 082112146611

Mahasiswa 5
Nama Lengkap : M. Hafis Habibi
NIM : 02111540000002
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 8
Alamat rumah : Desa Pandansari Kec.
Ngunut Kab. Tulungagung
Telepon/Faksimile/HP : 085258787551
Mahasiswa 6
Nama Lengkap : Sapto Wahyu Sudrajat
NIM : 02311540000053
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Fisika / S1 / 8
Alamat rumah : Minggirsari RT 1 RW 1,
Kanigoro, Blitar
Telepon/Faksimile/HP : 082131274090

Mahasiswa 7
Nama Lengkap : Farhan Ula Aditya
NIM : 02111540000186
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Mesin / S1 / 8
Alamat rumah : Jl. Mojowarno no. 53,
Mojorejo, Junrejo, Batu
Telepon/Faksimile/HP :
LEMBAR PENGESAHAN PESERTA KMHE TAHUN 2019

1. Nama Tim : Sapuangin ITS Team 1


2. Nama Kendaraan : Sapuangin XI Evo 1
3. Kategori/ kelas : Urban / Motor Bakar (Diesel)
4. Nama Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5. Nama Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc.
6. Nama Anggota Tim :
a. Nama, NIM : Refi Triyuli Anto, 02111640000138
b. Nama, NIM : Mar’i Muchammad, 02511640000061
c. Nama, NIM : Sidik Pramono, 02111540000168
d. Nama, NIM : Vito Hanif Addinuri, 02111540000162
e. Nama, NIM : M. Hafis Habibi, 02111540000002
f. Nama, NIM : Sapto Wahyu Sudrajat, 02311540000053
g. Nama, NIM : Farhan Ula Aditya, 02111540000186

7. Alamat Perguruan Tinggi : Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur,


Indonesia 60111
Telepon : (031) 599-4251
Faksimile : (031) 5923465
E-mail : humas@its.ac.id

8. Biaya pembuatan kendaraan : Rp. 13.526.500,-

Surabaya, 10 Juli 2019


Mengetahui
Ketua Jurusan/Departemen Dosen Pembimbing

Ir. Bambang Pramujati, Msc, Eng, PhD Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc.
NIP. 196912031994031001 NIP. 196303141988031002

Menyetujui,
Wakil Rektor 1
BidangKemahasiswaan

Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, M.T.


NIP. 196404051990021001
REKAPITULASI DATA DIRI PESERTA

Dosen Pembimbing
NO a) Nama lengkap a) Gelar Kesarjanaan a) Jurusan Pria/Wanita
b) Bidang b) Pendidikan Akhir b) Fakultas
keahlian (S1/S2/S3)
1 a) Atok a) Ir., M.Eng.Sc., Dr. a) S1 Teknik Pria
Setiyawan b) S3 Mesin
b) Konversi b) Fakultas
Energi Teknologi
Industri
Mahasiswa
NO a) Nama lengkap a) Jurusan/Program Studi Pria/Wanita
b) NIM b) Semester
1 a)Refi Triyuli Anto, a) Teknik Mesin / S1 Pria
b) 02111640000138 b) 6
2 a) Mar’i Muchammad a) Teknik Material / S1 Pria
b) 02511640000061 b) 6
3 a) Sidik Pramono a) Teknik Mesin / S1 Pria
b) 02111540000168 b) 8
4 a) Vito Hanif a) Teknik Mesin / S1 Pria
Addinuri b) 8
b) 02111540000162
5 a) M. Hafis Habibi a) Teknik Mesin / S1 Pria
b) 02111540000002 b) 8
6 a) Sapto Wahyu a) Teknik Fisika / S1 Pria
Sudrajat b) 8
b) 02311540000053
7 a) Farhan Ula Aditya a) Teknik Mesin / S1 Pria
b) 02111540000186 b) 8
BIODATA PEMBIMBING

Nama Lengkap : Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc.


NIP : 196604021989031002
Tempat/Tanggal Lahir : Magetan, 2 April 1966
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bidang Keahlian : Konversi Energi
Kantor/Unit Kerja : Institut Teknologi Sepuluh Nopember /
Dosen
Alamat Kantor/Unit Kerja : Gedung C lantai 2, Kampus ITS
Sukolilo,Surabaya / Dosen
Alamat Rumah : Karang Menur 3/12, RT/RW 005/007,
Airlangga, Surabaya
Telepon/Faksimile/HP : 08113281115
E-mail : atok.setiyawan@gmail.com
Pendidikan
NO Perguruan Tinggi Kota Tahun Lulus Bidang Studi
1 INSTITUT SURABAYA 1988 TEKNIK MESIN
TEKNOLOGI
SEPULUH
NOPEMBER
2 UNIVERSITY OF MELBOURNE 1994 TEKNOLOGI
MELBOURNE ENERGI
3 UNIVERSITAS DEPOK 2012 TEKNIK MESIN
INDONESIA
Pengalaman dalam Bidang Mobil Hemat Energi
NO Uraian Singkat Pengalaman Tahun
1 Pembimbing Mobil Hemat Energi dalam kelas Urban 2014
FAME
2 Pembimbing Mobil Hemat Energi dalam kelas Urban 2014 - 2018
Bensin
3 Pembimbing Mobil Hemat Energi dalam kelas Urban Diesel 2014 – 2017
4 Pembimbing Mobil Hemat Energi dalam kelas Prototype 2014
Bensin
5 Pembimbing Mobil Hemat Energi dalam kelas Prototype 2014
Diesel
6 Pembimbing Mobil Hemat Energi dalam kelas Prototype 2015
Ethanol

Pengalaman Kompetisi
NO Uraian Kompetisi
1 Kontes Mobil Hemat Energi Nasional ( 2014 – 2018 )
2 Shell Eco Marathon Challange ( 2014 – 2019 )
3 Drive World Championship ( 2016 – 2018 )
4 Student Formula Japan ( 2014 – 2018 )
PERNYATAAN KEIKUTSERTAAN DALAM KMHE TAHUN 2019

Yang bertandatangan di bawah ini,


Nama Lengkap : Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc.
Tempat/Tanggal Lahir : Magetan, 2 April 1966
NIP : 196604021989031002
Pangkat/Golongan : Lektor Kepala / Eselon IVA
Instansi/Unit Kerja : Institut Teknologi Sepuluh Nopember / Dosen
Pendidikan : S3
Alamat Kantor/Unit Kerja : Gedung C lantai 2, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya /
Dosen
Kode Pos : 60111
Alamat Rumah :Karang Menur 3/12, RT/RW 005/007, Airlangga, Surabaya
Telp. : 08113281115
Menyatakan
Pembimbing : Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc.
Mahasiswa : Refi Triyuli Anto
Mar’I Muchammad
Sidik Pramono
Vito Hanif Addinuri
M. Hafis Habibi
Sapto Wahyu Sudrajat
Farhan Ula Aditya
Azhar Rahmansyah Meinardhi

Menyatakan bersedia mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi Tahun 2019 yang
diselenggarakan oleh BELMAWA KEMENRISTEKDIKTI RI yang bekerjasama dengan
Universitas Negeri Malang (UM), yang akan berlangsung pada tanggal 24—28 September
2019 di Kota Malang. Bilamana terjadi kecelakaan akibat kelalaian Peserta di luar arena
Kompetisi, maka tidak menjadi tanggung jawab Panitia.
Dibuat di: Surabaya
Pada tanggal : 10 Juli 2019

Mengetahui, Yang membuat pernyataan,


Ketua Jurusan/Departemen

Ir. Bambang Pramujati, Msc, Eng, PhD Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc.
NIP. 196912031994031001 NIP. 196604021989031002

i
Lampiran :
KTM SAPUANGIN ITS TEAM 1

ii
iii
LAPORAN DESAIN KENDARAAN

KONTES MOBIL HEMAT ENERGI TAHUN 2019

ITS TEAM SAPUANGIN / Sapuangin XI Evo 1/


MOTOR PEMBAKARAN DALAM (DIESEL)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TAHUN 2019

iv
KATA PENGANTAR

Pada tahun 2019, Tim Sapuangin ITS dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember akan mengikuti kompetisi Kontes Mobil Hemat Energi 2019 (KMHE)
yang dieselenggarakan secara rutin oleh Ditjen Belmawa-Kemristek Dikti yang
bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang. Pada kesempatan ini, tim Sapuangin
berencana mengikut kompetisi dalam dua kelas di katagori mobil urban (Urban
Concept) kelas diesel dan kelas gasoline yang diberi nama Sapuangin XI Evo 1 & 2.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Tim Sapuangin ITS,
dosen pembimbing kami, serta seluruh elemen karyawan dan pengajar yang telah
terlibat dalam mempersiapkan kendaraan ini. Laporan desain dan progres pembuatan
kendaraan ini, kami buat dengan benar dan sebaik-baiknya dengan harapan dapat
diterima dalam kompetisi ini.

Surabaya, 7 Juli 2019

Tim Sapuangin ITS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................
BAB II PERANCANGAN KENDARAAN ...............................................................
II.1. Kriteria Tujuan Perancangan Mobil Hemat Energi ............................... 4
II.2. Perancangan Bodi .................................................................................. 5
II.3. Perancangan Sasis ................................................................................ 14
II.4. Perancangan Sistem Kemudi ............................................................... 25
II.5. Perancangan Sistem Pengereman ........................................................ 28
II.6. Perancangan Engine ............................................................................. 33
II.7. Perancangan Sistem Transmisi ............................................................ 36
II.8. Perancangan Keamanan (Safety) ......................................................... 39
BAB III RANCANGAN PENGUJIAN KENDARAAN DAN STRATEGI
PENGENDARAAN .....................................................................................................
III.1. Pengujian Kendaraan ........................................................................... 44
III.2. Strategi Pengendaraan.......................................................................... 44
BAB IV RANCANGAN PROSES DAN MANAGEMEN PRODUKSI .................
IV.1. Jadwal Pengerjaan................................................................................ 50
IV.2. Sumber Daya Manusia ......................................................................... 51
IV.3. Perencanaan Biaya ............................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................
V.1. Kesimpulan .......................................................................................... 56
V.2. Saran .................................................................................................. 446

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Kontes Mobil Hemat Energi adalah salah satu wadah yang diadakan oleh
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk
meperlombakan rancangan dan hasil riset mobil hemat (efisien) pada tingkat
universitas se-Indonesia.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah mengikuti lomba
mobil irit sejak tahun 2010. Tim kami memilih konsep mobil urban karena bentuknya
mendekati mobil yang digunakan sehari-hari. Juga bahan bakar diesel yang ingin lebih
kami kembangkan penggunaannya. Tim ITS Sapuangin mengikuti Indonesia
Marathon Challenge (IEMC) sejak tahun 2012 mendapatkan juara 1 kelas urban diesel
dengan capaian sekitar 170 kpl, selanjutnya IEMC tahun 2013 mendapatkan juara 1
kelas urban diesel dengan capaian sekitar 200 kpl, kemudian pada IEMC 2014
menjadi juara 1 kelas urban diesel lagi dengan capaian sekitar 230 kpl. Pada tahun
2015, IEMC diganti nama menjadi Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) dimana
tim ITS juara 1 kelas urban diesel dengan capaian sekitar 270 kpl, dan selanjutnya
KMHE 2016 mendapatkan juara 1 urban diesel dengan capaian sekitar 300 kpl. Pada
tahun 2017 dan 2018 Tim ITS Sapuangin menganti mobil diesel dengan mobil
gasoline dan juga selalu juara. Tahun 2019 ini, karena dibuka lagi kelas diesel di
KMHE maka kami berniat mengkutinya lagi.
Pada KMHE 2019, Tim ITS Sapuangin akan mengeluarkan mobil urban
konsep berbahan bakar diesel pemegang rekor dunia mobil ICE diesel dengan
perolehan 335,8 km/l pada Shell Eco-marathon Asia 2017. Walaupun begitu, kami
tetap melakukan riset dan melakukan pengembangan terhadap mobil kami. Kami
mempunyai target pada tahun ini denga pengembangan dan riset yang akan dilakukan
mobil kami dapat mencapai perolehan > 350 km/l. Pengembangan yang akan
dilakukan oleh tim kami adalah dengan melakukan optimasi transmisi, memperingan
berat kendaraan dengan memperingan roda-roda.

1
BAB II

PERANCANGAN KENDARAAN

II.1. Kriteria Tujuan Perancangan Mobil Hemat Energi

Dalam perancangan mobil hemat energi terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu bodi yang ringan dan aerodinamis, sasis yang ringan namun
kokoh, sistem kemudi yang menjamin roda selalu align pada saat berbelok, sistem
pengereman yang kuat namun tidak ada gesekan saat tidak aktif, dan engine/drive
train yang dipilih dan dirancang sesuai kriteria yang mengasilkan SFC minimal.
Selain ini perlu juga dibuat perancangan keamanan untuk driver dan perancangan
kelistrikan yang meliputi instalasi kelistrikan pada bodi dan engine. Dalam setiap
perancangan tersebut, pemilihan komponen dan material yang digunakan harus
diperhatikan agar mendapatkan hasil yang bagus. Mobil hemat energi dari Tim
Sapuangin ITS juga menganut prinsip-prinsip diatas dengan selalu mensyaratkan
berat minimal/ringan dan beban terbagi merata, gesekan mekanis minimal, rolling
resistance roda minimal, bentuk aerodinamis yang baik, dan memiliki mesin dengan
efisiensi tinggi serta perbandingan transmisi yang optimal.
Desain bodi aerodinamis dapat mengurangi gaya hambat angin dari depan
maupun samping ketika mobil sedang melaju. Pada bagian struktur sasis juga didesain
secara ringan dan kuat, bahan yang digunakan yaitu alumunium yang relatif ringan
sehingga mengurangi total berat mobil. Gesekan mekanis pada bearing dan pada
kaliper diminimalisir agar tidak menghambat laju mobil. Pemilihan jenis bearing yang
digunakan sangat penting. Rolling resistance roda diminimalkan dengan pemilihan
ban yang tepat dan mengatur tekanan pada ban. Pemilihan engine dengan efisiensi
tinggi dari konsumsi bahan bakar maupun konsumsi listrik. Sistem penggerak yang
dimodifikasi dengan perbandingan sproket yang sesuai dengan lintasan agar dapat
meneruskan putaran sesuai karakteristik engine. Pemilihan perbandingan sproket akan
mempengaruhi cara mengemudi mobil hemat yang disesuaikan dengan bentuk
lintasan. Hal tersebutlah yang akan mempengaruhi hasil konsumsi bahan bakar yang
digunakan. Setelah melalui berbagai perhitungan yang kami jelaskan pada sub-bab
masing-masing dan dengan melakukan test drive secara rutin. Pada mobil urban

2
konsep kelas diesel ini akan melakukan beberapa kali test drive untuk mengetahui
settingan paling optimum disamping memperhatikan kondisi mesin yang terakhir kali
digunakan pada SEM Asia 2017 dengan perolehan 335,8 km/l. Dengan menambahkan
beberapa fitur dan mengurangi berat kendaraan dan perhitungan ratio transmisi yang
dapat kami ubah sesuai dengan kondisi lintasan, harapan kami pada KMHE 2019 ini
mendapatkan hasil lebih dari 350 km/liter.

II.2. Perancangan Bodi

Bodi merupakan salah satu aspek yang penting dalam sebuah kendaraan,
selain dalam hal efisiensi bahan bakar. Perencanaan dalam pembuatan bodi perlu
diperhatikan dalam berbagai aspek. Dalam pembuatan bodi mobil urban konsep
Sapuangin XI EVO 1 ini memiliki kriteria berikut;
1. Aerodinamik, perancangan dalam hal meminimalisir koefisien drag (Cd)
terhadap permukaan bodi dengan cara mendesain bodi dengan menggunakan
konsep aerodimanis, maupun memperhalus permukaan pada saat manufakturnya.
2. Estetik, perancangan dalam menentukan unsur keindahan, keamanan, dan
kenyamanan. Bodi kendaraan harus menggunakan material yang tepat dan dapat
dikategorikan rigid dalam menahan deformasi yang disebabkan oleh tekanan
angin.
3. Ergonomik, perancangan dalam memperhatikan hubungan antara manusia
(pengemudi) dan lingkungannya. Perencanaan unsur ergonomik didasari juga
oleh peraturan lomba, seperti pintu mobil mudah diakses, ukuran ruang kemudi,
kaca mobil terbuat dari material yang visible.

II.2.1. Konsep Aerodinamika

Aerodinamika merupakan salah satu aspek yang perlu diperhitungan dalam


hal pembuatan mobil. Konsep aerodinamis diterapkan dalam perancangan bodi guna
mereduksi gaya hambatan (drag force) sehingga beban pada motor penggerak dapat
berkurang, akibatnya konsumsi bahan bakar dapat diminimalisir sejajar dengan
pengurangan gaya hambatan. Besarnya drag force bergantung pada bidang aliran
pada bodi, nilainya dapat direduksi tidak hanya dengan cara mengubah bentuk bodi,
tetapi juga dengan cara langsung mengubah bentuk bidang alirannya (Nisugi, 2004).

3
Selain dapat menghemat bahan bakar, penggunaan konsep aerodimanika juga dapat
mengurangi gaya gesekan fluida terhadap permukaan mobil sehingga koefisien drag
yang dihasilkan kecil yang selanjutnya dapat meningkatkan laju kendaraan.
Melalui penelitian sebelumnya telah diperoleh nilai koefisien drag (Cd)
berdasarkan dari bentuk bodi yang dapat menjadi acuan.

Gambar II.1 Tipe Lift Dan Drag Koefisien Berdasarkan Beberapa Bentuk Bodi

Berdasarkan dari gambar II.1 maka pada perencanaan bodi Sapuangin XI EVO
kami targetkan dengan Cd = 0.15-0.25 mengacu pada bentuk nomor 4 dan 5 yang
didesain se-streamline mungkin serta mendapatkan nilai koefisien lift dibawah 0.3.
Umumnya arah kecepatan relatif angin terhadap kendaraan tidak selalu sejajar dengan
sumbu longitudinalnya karena bentuk dari bodi dan pola aliran udara pada kendaraan
tersebut mempunyai pengaruh yang menyebabkan timbulnya gaya aerodinamik, yaitu
gaya hambat aerodinamik (drag), gaya angkat aerodinamik (lift), dan gaya samping
aerodinamik (side).
Gaya hambat dapat timbul dari hambatan bentuk yang terjadi karena adanya
beda tekanan antara bagian depan dan belakang, hambatan pusaran, hambatan
tonjolan pada komponen mobil, dan hambatan aliran dalam yang mengalir melalui
radiator pada umumnya. Berikut merupakan perumusan gaya hambat yang merupakan
turunan dari persamaan Bernoulli.

4
di mana:

Cd = koefesien gaya hambat

Af = luas frontal kendaraan (m2)

ρ = densitas udara (kg/m3)

Va = kecepatan relatif angin terhadap kendaraan (m/dt)

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui nilai Cd berbanding


terbalik dengan luas frontal area kendaraan. Dengan demikian diperlukan perencanaan
pembuatan bodi agar memperolah nilai luas frontal area yang kecil.

Gambar II.2 Modifikasi Bentuk Frontal Area

Serupa dengan gaya hambat (drag), gaya angkat terjadi antara beda tekanan
permukaan atas dan bawah kendaraan, adanya aliran yang mengalir melalui
permukaan bawah kendaraan dengan bentuk permukaan yang cenderung lebih flat
mengakibatkan kecepatan aliran yang melalui permukaan atas lebih cetap sehingga
tekanan pada daerah atas lebih kecil.

5
di mana:

Cl = koefesien gaya angkat

Sedangkan gaya samping terjadi karena adanya arah angin yang tidak sejajar
dengan arah gerak mobil sehingga terbentuk sudut terhadap lintasan kendaraan.

dimana:

Cs = koefesien gaya samping yang dipengaruhi oleh bentuk


samping
βa = sudut resultan kecepatan udara

Oleh karena itu untuk mereduksi drag dapat dilakukan dengan cara mendesain
kelengkungan bagian samping (konveksitas)(Sutantra, 2010).

Gambar II.3 Pengaruh Konveksitas Terhadap Drag

6
II.2.2. Desain dan Dimensi Kendaraan

Berikut merupakan spesifikasi Sapuangin XI EVO Urban Diesel;


Panjang : 2800 mm
Lebar : 1300 mm
Tinggi : 1100 mm
Track width : depan 1000 mm dan belakang 800 mm
Whellbase : 1600 mm
Ground Clearance : 20 mm

Gambar II.4 Desain Mobil Tampak Samping

Gambar II.5 Desain Mobil Tampak Depan

7
Gambar II.6 Desain Mobil Tampak Belakang

II.2.3. Analisa Bodi Kendaraan

Pendekatan perhitungan hasil koefisien drag dilakukan dengan simulasi


diperoleh hasil Cd sebesar 0.244.

Gambar 2.7 Hasil Simulasi Aerodinamika Sapuangin XI EVO Urban Diesel

8
II.2.4. Pemilihan Material

Respon sebuah benda kerja terhadap lingkungannya dapat menimbulkan


sebuah sifat, dimana sifat itu selain dapat tentukan berdasarkan bentuk geometrinya
atau strukturnya, dapat juga ditentukan oleh material dari benda tersebut. Pada
pembuatan bodi mobil Sapuangin XI EVO Urban Diesel dipilih komposit Carbon
Fiber Rainforced Polymer. Dimana komposit ini memiliki keunggulan, seperti
memiliki nilai spesific modulus dan spesific strength yang tinggi, tahan dalam
temperatur tinggi, tidak mudah mengembun pada temperatur kamar (Callister, 2014).
Tabel 2.1 Sifat Mekanik Komposit Fiber

Berdasarkan dari table 2.1 kami memilih Carbon Fiber karena memiliki nilai
modulus yang tinggi sehingga tidak mudah terdeformasi plastis/permanen yang dapat
mengakibatkan perubahan ukuran dan bentuk dapa mobil.
Tabel 2.2 Perbandingan Sifat Fiber

9
Selain memiliki nilai modulus yang tinggi, carbon juga memiliki densitas yang
rendah, yaitu 1,58 gram/cc mendekati dengan kevlar. Dengan kata lain komposit
karbon fiber merupakan penguat yang ringat dan kuat.

II.2.5. Proses Pembuatan Bodi

Setelah melakukan perancangan dan simulasi, tahap selanjutnya adalah


manufaktur bodi. Hasil desain selanjutnya dibuat menjadi cetakan positif dengan cara
men-CNC material polyurethane foam dengan dimensi 2,8 m X 1,3 m X 1,1 m
sehingga membentu bodi sesuai desain. Setelah terbentuk, cetakan postitif kemudian
di perhalus dengan dempul dan resin filler untuk menutupi permukaan foam yang
berlubang dan diperhalus permukaannya dengan cara digerinda dan dipotong menjadi
dua bagian. Selanjutnya pembuatan cetakan negatif menggunakan serat fiber glass.
Setelah cetakan negatif jadi kemudian masing-masing bagian di buat bodi
menggunakan vacuum bag. Pembuatan bodi dilakukan dengan menggunakan material
komposit carbon fiber woven dua layer sebagai penguatnya dan epoxy resin sebagai
matriksnya yang kemudian diberikan tulangan berbahan dasar divinycell foam.
Sedangkan untuk pemasangan polycarbonat sebagai kaca menggunakan metode rivet.

Gambar II.8 Foto Tulangan Penguat Bodi Mobil

10
Gambar II.9 Proses Pembuatan Bodi Sapuangin XI EVO Urban Diesel

Gambar II.10 Foto Hasil Cetakan Bodi Sapuangin XI EVO Urban Diesel

11
Gambar II.11 Hasil Jadi Mobil Sapuangin XI EVO Urban Diesel

II.3. Perancangan Sasis

II.3.1. Konsep Sasis

Mobil Sapuangin XI EVO 2 Urban Diesel dirancang menggunakan rangka


dengan model ladder yang terpisah dari bodi mobil. Model ladder atau biasa dikenal
model tangga merupakan tipe sasis yang kegunaannya cocok untuk mengangkut
beban yang berat. Sesuai dengan fungsinya, rangka sasis kendaraan merupakan
penguat konstruksi bodi kendaraan agar mampu menahan beban kendaraan dan beban
impak saat terjadi tabrakan (Sutantra, 2010). Dalam perencanaan pemilihan material,
kami menggunakan aluminium alloy 6061 rectangular hollow dengan dimensi 1x3
inchi, 1x2 inchi dengan ketebalan 2 mm, serta plywood dengan ketebalan 3 cm yang
memiliki sifat yang cukup kaku dalam menahan beban. Beberapa pertimbangan dalam
pemilihan rangka antara lain :
1. Model rectangular hollow lebih mudah dalam proses manufaktur dari pada
circular hollow dalam proses manufakturnya model rectangular hollow dapat
disatukan dengan cara di-rivet satu sama lain dengan menambahkan plat
(aluminium).
2. Meminimalisir kerusakan yang ditimbulkan akibat pengelasan pada benda kerja
yang tipis, seperti adanya residual stress, porositas, deformasi, dan cacat lainnya
yang tidak mudah terlihat oleh mata.

12
3. Mampu menahan beban yang diinginkan berdasarkan analisis FEM.

4. Memberikan toleransi sambungan untuk bergerak.

Berikut merupakan desain sasis mobil Sapuangin XI EVO 1 :

Gambar II.12 Desain Rangka Sapuangin XI EVO Urban Diesel

Gambar II.13 Rangka Jadi Sapuangin XI EVO Urban Diesel

II.3.2. Dimensi Sasis

Rangka sasis dibuat dengan menggunakan kombinasi rectangular hollow


aluminium ukuran 1x3 inchi, 1x2 inchi dengan tebal 2 mm, serta plywood dengan
tebal 3 cm.

13
Gambar II.14 Desain Persebaran Jenis Rangka

Keterangan :

Biru : Rectangular Hollow Aluminium Alloy 1x3 inchi

Silver : Rectangular Hollow Aluminium Alloy 1x2 inchi

Coklat : Plywood

Peletakan hollow ukuran 1x3 inchi di samping berguna dalam pemberian


pangkon bodi yang lebih mudah disamping menahan beban bodi dan driver.

Gambar II.15 Gambar Teknik Rangka Tampak Atas

14
Gambar II.16 Gambar Teknik Rangka Tampak Samping

Gambar II.17 Gambar Teknik Rangka Tampak Depan

II.3.3. Analisa Metode FEM

Setelah melalui tahapan desain dan pemilihan material, perlu adanya analisis
dengan menggunakan FEM. Hasil tersebut diharapkan sebagai pendekatan apakah
desain yang kita rancang sesuai dengan fungsinya sebagai komponen yang menopang
beban. Penganalisisan dilakukan dengan pendistribusian beban dirancang dalam
keadaan seaktual mungkin.
15
Gambar II.18 Distribusi Beban Rangka

Dalam proses analisis diberikan persebaran beban sebagai berikut; a.


Driver = 700 N (F + G + H)
F = 500 N sumbu Y

G = 100 N sumbu Y

H = 50 N sumbu Y dan 50 N subu X

b. Mesin dan elektrikal = 200 N (E)

E = 200 N sumbu Y

c. Bodi = 100 N ( L )

L= 100 N sumbu Y

Sifat mekanik material aluminium alloy 6061 berdasarkan ASM dan Plywood
diasumsikan jenis birch plywood berdasarkan referensi Handbook Of Finnish
Plywood.

16
Gambar II.19 Sifat Mekanik Material Aluminium Alloy 6061
(http://asm.matweb.com)

Gambar II.20 Sifat Mekanik Material Plywood

(Handbook Of Finnish Plywood)

17
Berikut merupakan hasil simulasi dengan aplikasi Ansys R18.0:

Gambar II.21 Deformasi Rangka Hasil Simulasi

Penjelasan :

Berdasarkan hasil simulasi didapatkan nilai maksimum deformasi sebesar 0,47153


mm atau dapat dikatakan layak.

18
Gambar II.22 Stress Analisis Rangka Hasil Simulasi

Penjelasan :

Berdasarkan hasil simulasi didapatkan nilai maksimum stress sebesar 27,578 mm


dengan tensile yield strength aluminium alloy 6061 yaitu, 276 MP. Artinya beban
tersebut masih dibawah titik luluh material sehingga beban tidak cukup kuat untuk
menghasilkan deformasi platis / permanen.

19
Gambar II.23 Strain Analisis Rangka Hasil Simulasi

Penjelasan :

Berdasarkan hasil simulasi didapatkan nilai maksimum strain sebesar 0,016564 %


dengan atau tidak cukup mengalami banyak perubahan panjang dimensi.

20
Gambar II.24 Safety Factor Rangka Hasil Simulasi

Penjelasan :

Berdasarkan hasil simulasi didapatkan nilai Safety Factor minimun 3,13 artinya
rangka dapat menampung beban hingga 3 kali beban yang diberikan. Nilai safety
factor yang masih terlalu banyak ini dimungkinkan terjadi karena terlalu banyaknya
frame, namun penggunaan frame dalam desain sasis ini digunakan sebagai penopang
mesing dan driver yang telah disesuaikan. Jadi nilai safety factor yang hingga 15
tersebut masih kami katakan tidak terlalu membuang material karena alasan tersebut.

Berdasarkan hasil simulasi dapat dikatakan bahwa desain rangka yang telah
dibuat layak untuk dilanjutkan ke proses manufaktur.

21
II.3.4. Proses Pembuatan Sasis

Dalam proses pembuatan sasis, pertama dilakukan pemotongan profil sesuai


dengan desain yang telah dibuat. Sebelum rangka disatukan, pemberian lubang
diberikan dengan menggunakan mesin frais untuk dudukan poros roda belakang.
Untuk daerah siku dilakukan pemotongan dengan sudut 45 o untuk mempermudah
penyambungan yang selanjutnya diberikan plat aluminium pada daerah perpotongan
guna menyambungan antara hollow satu dengan yang lain dengan cara di-rivet.
Terdapat pula beberapa titik penyambungan yang dilakukan dengan proses
pengelasan karena alasan geometri yang tidak memungkinkan, seperti pada knuckle,
sudut rangka belakang, frame rollbar, dan lain-lain. Setelah rangka terbentuk sesuai
desain dilakukan pembuatan mounting bodi yang terbuat dari pelat aluminium yang
kemudian di bending sesuai dengan permukaan bodi yang selanjutnya diberikan
lubang untuk penyambungan.

22
Gambar II.25 Pengelasan Pada Rangka Sapuangin XI EVO Urban Diesel, (a) Siku
Rangka Belakang, (b) Dudukan Kaliper, (c) Knuckle Depan, dan (d) Roll Bar

II.4. Perancangan Sistem Kemudi

Dalam mengendarai kendaraan kenyamanan suatu kedaraan dapat dilihat dari


kondisi sistem kemudi. Sistem kemudi merupakan komponen dalam suatu kendaraan
yang memudahkan pengendara untuk mengubah arah suatu kendaraan. Dalam
perancangan sistem kemudi kami harus memperhatikan beberapa aspek yaitu jenis
sistem kemudi, radius belok, slip pada roda ketika berbelok, kemudahan dalam proses
manufaktur, dan material yang digunakan.

II.4.1. Desain Dan Perhitungan Sistem Kemudi

Sistem kemudi yang kami gunakan adalah ackerman steering system dengan
menggunakan susunan geometri link pit man arm. Dalam sistem kemudi dirancang
dapat berbelok dengan radius maksimal 6 meter. Berikut ini merupakan spesifikasi
dari mobil urban, yaitu :
Tabel 2.3 Spesifikasi Desain Ukuran Sistem Kemudi
Track width ( P ) mm 1050 mm
Wheel base ( L ) mm 1550 mm
Radius belok ( R ) mm 6000 mm

Prinsip kerja sistem kemudi pada mobil urban yaitu pengemudi dapat
mengubah arah kendaraan dengan menggunakan setir yang dihubungkan tie rod ke
dua ban roda depan. Keuntungan dari menggunakan sistem kemudi ini adalah lebih
sederhana dan responsif serta mudah dalam proses manufaktur. Berikut gambar teknik
dari sistem kemudi :

23
Gambar II.26 Rancangan Link Sistem Kemudi

Gambar II.27 Sudut Belok Mobil Urban

𝛼 = (𝑤ℎ𝑒𝑒𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑒⁄𝑟𝑎𝑑𝑖𝑢𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛) ∗ 57,29

𝛼 = (1550⁄6000) ∗ 57,29

𝛼 = 14,78 °

Untuk mencapai radius putar maka sudut belok pada roda depan mobil urban
minimal harus memiliki sudut 14,78 °.

24
II.4.2. Komponen Dan Pemilihan Material

Pemilihan material yang digunakan harus material yang kuat agar dapat
berfungsi dengan baik serta ringan berdasarkan konsep mobil hemat. Berikut ini
merupakan komponen dalam sistem kemudi serta material yang digunakan :
1. Setir

Setir terbuat dari carbon fiber dengan matriks resin melalui proses vakum
yang dicetak sesuai desain.

Gambar II.28 Setir Fiber Karbon Pada Mobil Urban

2. Batang Setir

Batang setir terbuat dari pipa aluminium. Panjang pipa aluminium dipotong
serta di las sesuai desain.

Gambar II.29 Batang Setir Mobil Urban


25
3. Tie rod

Tie rod terbuat dari pipa aluminium. Diameter lupa pipa aluminium dibubut
serta diameter dalam di ulir sesuai desain.

Gambar II.30 Tie Rod Pada Sistem Kemudi

4. Ball Joint

Ball Joint yang digunakan adalah yang memiliki diameter 8 mm.

5. Mur dan Baut

Mur dan baut yang digunakan dengan ukuran 8 mm.

II.5. Perancangan Sistem Pengereman

Rem merupakan komponen yang paling penting dalam sebuah kendaraan


untuk menghentikan laju kendaraan dalam waktu sesingkat – singkatnya dan dalam
jarak yang sedekat mungkin. Selain itu rem merupakan suatu komponen yang menjadi
salah satu faktor keamanan suatu kendaraan. Maka dari itu, perancangan sistem
pengereman harus memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan dalam
berkendara.

II.5.1. Desain Sistem Pengereman

Sistem pengereman pada mobil urban berdasarkan sistem rem hidrolik yang
bekerja berdasarkan hukum pascal. Dimana material berupa fluida dijadikan alat
untuk meneruskan gaya pengereman dari pedal rem. Pengemudi akan menginjak
pedal rem sehingga master rem akan menyalurkan fluida melalui pipa rem aluminium
ke setiap roda. Fluida akan mendorong piston pada kaliper sehingga kampas rem akan
menekan piringan cakram sampai mobil melambat atau berhenti.
26
Pada KMHE 2019 pengecekan sistem pengereman dilakukan pada bidang
miring dengan kemiringan 120 dengan driver didalam kendaraan. Dengan
ditempatkanya kendaraan dalam keadaan yang miring memungkinkan kendaraan
akan turun ke bawah, namun dengan sistem pengereman yang baik maka kendaraan
tidak akan turun ke bawah dan akan tetap di atas dengan kemiringan 12 0. Selain itu
sistem pengereman pada mobil urban didesain agar sanggup menahan mobil yang
melaju pada kecepatan maksimal 50 km/jam dengan jarak berhenti kurang dari 20
meter. Berikut adalah gambar dan perhitungan mengenai gaya – gaya yang bekerja
pada saat kendaraan pada posisi pengetesan pengereman.

Gambar II.31 Perhitungan Beban Pada Bidang Miring

Diamana :

W = Berat kendaraan

Fd = gaya sumbu depan

Fb = gaya sumbu belakang

N = Gaya Normal

27
W = m. g

W = ( massa mobil + driver ) . g

W = (100 kg + 70 kg) . 9,8 m/s2

W = 1.666 N

Syarat agar kendaraan tidak meluncur atau turun ke bawah maka sistem
pengereman harus bisa menahan beban kendaraan sebesar 1.666 N dalam keadaan
miring sebesar 120 maka menggunkaan hukum Newton I dapat di hitung gaya
pengereman yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

∑𝐹=0

𝑊 sin 𝜃 − 𝐹𝑑,𝑏 = 0

𝑊 sin 𝜃 = 𝐹𝑑,𝑏

1.666 sin 12 = 𝐹𝑑,𝑏

𝐹𝑑,𝑏 = 346.381 𝑁

Karena roda kendaraan ada 4 maka setiap roda harus mampu menahan setiap
rodanya sebesar 𝐹𝑑,𝑏 = 346,381. Dengan distribusi gaya setiap roda seperti di atas
maka digunakan system pengereman dengan menggunakan hidrolik yang mampu
mengentikan laju kendaraan dengan optimal dan aman.

Gambar II.32 Sistem Pengereman Roda Depan


28
Gambar II.33 Sistem Pengereman Roda Belakang

II.5.2. Komponen Dan Pemilihan Material

Komponen – komponen dalam sistem pengereman pada mobil urban adalah;

1. Piringan cakram

Piringan cakram dengan tebal 3 mm yang dipasangkan pada setiap roda.

Piringan cakram terbuat dari steel karena lebih kuat.

Gambar II.34 Piringan Cakram Pada Mobil Urban

29
2. Kaliper Motor

Kaliper sepeda motor dengan satu piston penggerak kampas rem,


memungkinkan kendaraan dapat mengerem dengan optimal dan berhenti sesuai
dengan yang diinginkan.

Gambar II.35 Kaliper Motor Pada Mobil Urban

3. Master rem

Master rem menggunakan master rem mobil memiliki dua saluran yang
bekerja secara bersamaan. Pengereman akan lebih optimal.

Gambar II.36 Master Rem Pada Mobil Urban

4. Dudukan Kaliper

Dudukan Kaliper berfungsi sebagai dudukan kaliper rem yang terbuat dari plat
besi dan aluminium. Dalam proses manufaktur dudukan kaliper menggunkan material
aluminium dan besi, material dipotong sesuai dengan ukuran desain dudukan
menggunakan gerinda potong. Lalu material dilas sesuai desain.
30
Gambar II.37 Dudukan Kaliper Pada Roda Belakang

II.6. Perancangan Engine

Dalam perancangan engine atau motor bakar penggerak mobil, ada beberapa
faktor yang diperlukan untuk menentukan modifikasi yang dilakukan. Hal ini
bertujuan agar performa dan karakteristik engine yang dihasilkan dapat sesuai seperti
yang diinginkan. Engine yang dipakai pada mobil urban diesel sendiri adalah engine
Yanmar L48 tipe N.

II.6.1. Dasar Pemilihan Engine

Sapuangin XI Evo 1 dirancang menggunakan engine Yanmar L48 tipe V.


Engine ini biasa digunakan pada perahu nelayan. Engine menggunakan fuel system
direct injection dengan bahan bakar Pertadex atau Bio-diesel. Engine memiliki torsi
maksimum 12 Nm pada 2500 rpm.

31
Gambar II.38 Engine Yanmar L48 tipe V
Pemilihin engine ini dikarenakan engine tersebut memiliki readibility dan
efisiensi yang tinggi dibuktikan dengan Sapuangin XI Evo 1 menjadi juara bertahan
pada tahun 2013 dan 2014 pada kompetisi IEMC. Lalu, pada tahun 2015 dan 2016 di
kompetisi KMHE juga menjadi juara pertama. Pada ajang Shell eco-Marathon pada
tahun 2013-2016 selalu menjadu juara pertama. Pada saat ini, telah dilakukan
beberapa pengecekan engine diesel tersebut, sehingga dapat dipastikan pula kondisi
engine sekarang masih dalam kondisi yang prima. Namun, tidak diungkiri vakumnya
engine ini selama dua tahun dikompetisi internasional membuat kami perlu
melakukan perawatan dan peremajaan pada beberapa part.

Gambar II.39 Grafik Torsi, Power, dan Specific Fuel Consumption

32
Data diatas merupakan data grafik dari Yanmar sebagai produsen dari engine
diesel ini. Dari garfik diatas, pada keadaan standar engine Yanmar L48 V dapat
menghasil kan torsi maksimum sebesar 10N.m pada rpm 3000, dengan daya output
maksimal sebesar 4,5 kW. Specific fuel consumption (SFC) yang dikonsumsi engine
ini sebanyak 200 gram/kWh pada rpm 2500 hingga rpm 3000. Penambahan SFC dari
rpm 2000 hingga 3000 ini cenderung linear.

II.6.2. Modifikasi Engine

Modifikasi yang dilakukan untuk pengoptimalan Engine ini secara garis besar
adalah modifikasi pengurangan berat engine dan pembatasan injeksi bahan bakar pada
injektor, yang membuat pompa bosch hanya memompa sesuai kebutuhan engine.
Pengurangan masa engine dilakukan dengan melepas beberapa sistem dari
engine yang tidak dibutuhkan pada kompetisi dan penggantian part lain yang lebih
ringan dengan kegunaan yang sama. Beberapa bagian engine yang dipangkas adalah
sistem starter konvensional, cover engine, dan sistem pemasukan bahan bakar yang
diganti dengan feul tank kompetisi yang jauh lebih sederhana.

(a) (b)

Gambar II.40 (a)Tampak Atas Engine,(b)Tampak Samping Engine

33
II.6.3. Sistem Exhaust

Modifikasi sistem exhaust juga dilakukan sebagai optimalisasi dari performa


engine.

Gambar II.41 Sistem Exhaust

Gambar II.41 merupakan desain teknik exhaust sistem yang kami manufaktur
sendiri. Desain diatas mempertimbangkan aliran udara yang didesain supaya aliran
udara masih memiliki backflow agar engine tidak kehilangan torsi diputaran atas saat
berakselerasi. Exhaust sistem yang kami desain juga mempertimbangan dimensi
kendaraan dengan layout yang telah ditentukan sehingga center of gravity dapat
seimbang antara kiri dan kanan.

II.7. Perancangan Sistem Transmisi

Sistem transmisi pada Sapuangin X1 Evo 1 menggunakan sprocket dan chain


(part dari gokart). Centrifugal clutch vario dipilih sebagai penyambung daya dari
engine ke putaran rantai. Dipilihnya centrifugal clutch milik vario karena memiliki
berat lebih besar dibanding centrifugal clutch tipe motor lain. Dipilihnya yang lebih
besar karena pada putaran dipengaruhi oleh nilai massa. Nilai massa sebanding
dengan nilai momen inersianya.

34
Gambar II.42 Sentrifugal clutch honda Vario

II.7.1. Perhitungan Transmisi

Dalam desain transmisi yang digunakan pada Sapuangin XI Evo 1 ini,


diperlukan data grafik torsi dan power yang valid sehingga, pergitungan dari
persamaan dapat menjadi pendekatan yang akurat. Berikut adalah grafik Torsi dan
daya engine L48N :

Gambar II.42 Grafik Torsi dan Daya Engine Yanmar L48V

Spesifikasi mobil yang akan diperlukan untuk menghitung desain tranmisi


yang akan digunakan pada kompetisi ini, sebagai berikut;

35
Berat mobil : 114 kg
Berat driver : 70 kg
Luas Frontal Area : 1,18 m2
Koefisien drag : 0.244
Sprocket depan : 10 gigi
Radius roda : 20 in
Pitch : 7.774 mm
Diharapkan mampu melaju dengan;
Kecepatan makasimum : 40 km/jam
Percepatan : 1 m/s2

Sehingga,
1. Gaya Berat (Fi) dapat diperoleh dengan cara berikut;
𝐹𝑖 = (𝑚𝑏 + 𝑚𝑑 ). 𝑎
= (114 + 70). 1
= 184 𝑁
2. Gaya Drag (Fra), 𝜌 = 1,1644 𝑘𝑔/𝑚3
1 1000 2
𝐹𝑟𝑎 = 𝐶𝑑 𝐴 (𝑉𝑚𝑎𝑥 × ) 𝜌
2 3600
1 1000 2
= 0.244 . 1,18 (80 × ) 1,1644
2 3600

= 82,7788 𝑁
3. Rolling Resistance (Frr), frr = 0,004
𝐹𝑟𝑟 = (𝑚𝑏 + 𝑚𝑑 ). 𝑓𝑟𝑟
= (114 + 70). 0,004
= 0,736 𝑁
4. Total Gaya
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹𝑖 + 𝐹𝑟𝑎 + 𝐹𝑟𝑟
= 184 + 82,7788 + 0,736
= 277,2348 𝑁
5. Torsi pada roda belakang
𝑇 = 𝐹 × 𝑅𝑟𝑜𝑑𝑎
= 277,2348 × 0,508
36
= 140,835 𝑁𝑚

Ratio 10 : 65

Daya engine yang dibutuhkan 4,743 Hp

Sistem transmisi menggunakan perbandingan 1:7 dengan perhitungan yang


sudah sesuai, berdasarkan power engine, berat mobil, dan radius roda.

(a) (b)
Gambar II.43 (a)Sproket Belakang, (b)Sproket Depan

II.7.2. Desain Transmisi

Pada bagian desain perhitungan mengenai transmisi diatas, Sapuangin XI Evo


1, tidak menggunakan reduksi karena dimensi kendaraan kompatibel dengan dimensi
sistem transmisi yang didesain. Sehingga perlu. Berikut adalah desain Propulsion
Diagram dari engine yang ditransmisikan hingga pada poros roda.

37
Gambar II.44 Propulsion Diagram Urban Diesel Sapuangin XI Evo 1
Dudukan transmisi sproket digunakan sebagai penyangga tetap agar rumahan
sproket dan sproket depan dapat mentransmisikan daya dari engine ke poros yang
terhubung langsung dengan roda. Dudukan transmisi tersebut, kami manufaktur
sendiri dengan desain seperti pada gambar dibawah.

Gambar II.45 Dudukan Sproket

38
Bahan yang digunakan dalam pembuatan sproket tersebut mengggunakan
alumunium dengan tebal 5mm dan alumunium hollow dengan tebal 3mm. Jenis
sambungan yang digunakan untuk menyambung tiap bahan yang digunakan
menggunakan las tungsten, dengan filler alumunium. Proses manufaktur yang
dilakukan untuk membuat dudukan sproket depan tersebut berjalan selama tiga hari.

Gambar II.46 Dudukan sproket yang telah dimanufaktur

II.8. Perancangan Keamanan (Safety)

II.8.1. Perancangan Kelistrikan

II.8.1.1. Wiring Diagram

Sistem kelistrikan pada Mobil Sapuangin XI EVO 1 Urban Diesel terdiri dari
kelistrikan engine dan kelistrikan body. Sistem kelistrikan Engine ini terdiri dari
sistem starter dan fuel solenoid shut off valve yang menyesuaikan dengan jenis Engine
Yanmar L48 tipe N. Sedangkan, sistem kelistrikan body dirancang sendiri sesuai
dengan regulasi yang telah ditentukan. Wiring Diagram dapat dilihat pada gambar.

39
Gambar II.46 Wiring Diagram Mobil Sapuangin XI EVO 1

II.8.1.2. Emergency Switch

Sebagai bentuk keamanan pada kendaraan, mobil Sapuangin XI EVO 1 Urban


Diesel telah dilengkapi dengan tombol darurat (emergency switch) yang berjumlah
dua, yaitu pada body luar sebelah kiri dan di dalam posisi pengemudi pada chassis
yang kami dapatkan tombolnya dengan cara membeli. Emergency Switch ini
digunakan untuk mematikan engine pada kendaraan dan berada dalam keadaan
normally close. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar.

Gambar II.47 Emergency Switch luar pada Mobil Sapuangin XI EVO 1

40
Gambar II.48 Emergency Switch dalam pada Mobil Sapuangin XI EVO 1

II.8.1.3. Deadman Switch

Mobil Sapuangin XI EVO 1 juga telah dilengkapi dengan perangkat keamanan


berupa deadman switch yang terletak pada lingkar kemudi. Dalam hal ini, pengemudi
harus selalu menekan tombol ini pada saat mengemudi, karena switch berada dalam
kondisi normally open. Switch ini berfungsi untuk mematikan engine pada mobil saat
pengemudi tidak lagi menekannya yang kami dapatkan tombolnya dengan cara
membeli. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengemudi masih mampu dalam
mengemudikan kendaraan. Switch ini dapat terlihat seperti pada gambar.

Gambar II.49 Deadman Switch pada Mobil Sapuangin XI EVO 1

II.8.1.4. Klakson

Mobil Sapuangin XI EVO 1 telah dilengkapi dengan klakson elektrik sesuai


dengan ketentuan regulasi dengan switch terletak pada kemudi. Klakson yang telah
dibeli kemudian dipasang pada chassis bagian depan dari kendaraan seperti pada
gambar.

41
Gambar II.50 Klakson pada Mobil Sapuangin XI EVO 2

II.8.1.5. Wiper

Sebagai bentuk antisipasi dan keamanan, Mobil Sapuangin XI EVO 1 juga


dilengkapi dengan wiper yang kami beli kemudian dipasang pada windscreen sesuai
regulasi. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi mobil berjalan ketika cuaca sedang
gerimis. Wiper digerakkan menggunakan motor servo dengan switch aktivasi yang
terletak pada kemudi. Hal ini seperti yang tampak pada gambar.

Gambar II.51 Wiper pada Mobil Sapuangin XI EVO 1

II.8.1.6. Lampu Penerangan

Mobil Sapuangin XI EVO 1 Urban Diesel telah dilengkapi dengan sistem


penerangan (lampu). Penerangan tersebut meliputi lampu utama depan, lampu sein
depan belakang, lampu belakang, lampu pengereman belakang, dan lampu indikator

42
starter. Lampu yang digunakan adalah lampu LED dengan alasan keamanan dan
penghematan konsumsi daya. Hal ini dapat dilihat pada gambar.

Gambar II.52 Lampu utama dan sein pada Mobil Sapuangin XI EVO 1

Gambar II.53 Lampu starter pada Mobil Sapuangin XI EVO 1

II.8.1.7. Baterai

Mobil Sapuangin XI EVO 1 ini menggunakan baterai sebagai power supply


seluruh sistem kelistrikannya. Hal ini menyesuaikan dengan ketentuan dari regulasi.
Baterai yang digunakan adalah aki basah NGS tipe NS40 dengan spesifikasi:
• Tegangan : 12 Volt
• Kapasitas daya : 32 Ah
• Ukuran : 197mm x 129mm x 203mm
• Plate per Cell :9
• Volume Liquid : 2,6 liter

43
Gambar II.54 Baterai pada Mobil Sapuangin XI EVO 1

II.8.2. Roll Bar

Roll Bar adalah pembatas antara ruang pengemudi dan ruang engine. Roll bar
berfungsi sebagai pelindung pengemudi ketika mobil terguling saat berbelok dengan
kecepatan tinggi sehingga pengemudi terhindar dari cidera berat. Material yang
digunakan adalah alumunium hollow.

II.8.3. Sabuk Pengaman (Safety Belt)

Sabuk pengaman berfungsi untuk melindungi pengemudi agar tidak terhempas


saat pengereman dan kecelakaan. Sabuk pengaman yang digunakan adalah sabuk
pengaman yang mempunyai 5 titik tumpuan yang kami beli sesuai dengan ukuran
kemudian dipasang di sasis mobil urban.

Gambar II.55 Desain Safety Belt pada Mobil Sapuangin XI EVO 1


44
II.8.4. Sekat Roll Bar

Sekat rollbar terdiri dari lebar alumunium dan firewallI (thermal insulator).
Sekat roll bar berfungsi sebagai pelindung pengemudi dari panas engine dan jika
timbul percikan api yangndapat menimbulkan kebakaran saat engine beroperasi.
II.8.5. Spion

Spion berfungsi sebagai mempeluas jarak pandang terutama di belakang


mobil. Hal ini sangat penting bagi pengemudi saat mobil melaju. Pengemudi
menggunakan kaca spion saat berpindah jalur dan berbelok agar tidak menambrak
mobil lain.

45
BAB III

RANCANGAN PENGUJIAN KENDARAAN DAN STRATEGI

PENGENDARAAN

III.1. Pengujian Kendaraan

III.1.1. Pengujian Sasis

Hasil dari pengujian sasis berdasarkan FEM pada software ANSYS termasuk
aman digunakan. Namun hasil pengujian menggunakan software tidak dijadikan
acuan pakah mobil sudan aman atau belum untuk digunakan. Hal tersebut dipengaruhi
dari setiap proses manufaktur yang benar. Sehingga pengujian secara riil harus
dilakukan dengan cara pengujian secara stasis setelah sasis telah jadi.

Gambar III.1 Pengujian Sasis Dengan Menggunakan Software ANSYS

Pengujian secara statis yang dilakukan dengan cara memberikan beban dari
seluruh komponen yang dipasang dan pengemudi, kemudian dilakukan pengukuran
terhadap ground clearance antara sasis dengan tanah. Pengujian dikatakan aman

46
ketika perbedaan ground clearcance (lendutan) pada sasis ketika diberikan beban dan
tidak diberikan, sebesar 5 mm.

III.1.2. Pengujian Engine dan Transmisi

Pengujian engine dan transmisi bertujuan untuk menemukan karakteristik


engine dan settingan yang tepat pada mobil. Untuk pengujian engine sendiri dilakukan
dengan pengaturan variasi bukaan governor pada mesin diesel. Untuk mengecek hasil
settingan dilakukan running test secara langsung dengan kecepatan yang telah
diperhitungkan.
Pengujian transmisi sendiri dilakukan dengan analisa kondisi trek. Kondisi
trek yang banyak tikungan akan cenderung membutuhkan rasio mobil yang ringan
dan final gear yang besar. Untuk trek lurus transmisi cenderung membutuhkan rasio
mobil yang lebih berat dengan mengganti final gear lebih kecil.

III.1.3. Pengujian Driver dan Safety Riding

Pengujian ini mempunyai tujuan untuk melatih pengemudi agar berkendara


mobil urban dengan baik. Pengujian ini dilakukan agar pengemudi dapat mengendarai
kendaraan dengan efisien dan aman dengan beberapa cara seperti memilih jalur yang
tepat saat berkendara dan menginjak pedal gas secara teratur.

III.2. Strategi Pengendaraan

Dalam pengendaraan mobil urban diesel sendiri kami menggunakan


menghidupkan engine sesaat. Engine dimatikan pada rpm tertentu dan dihidupkan
kembali beberapa saat pada kecepatan tertentu. Untuk menentukan kecepatan dalam
start kembali yaitu dengan menghitung waktu tempuh total dan pembatasan kecepatan
yang berlaku dalam regulasi.
Selain dengan menggunakan perhitungan tersebut, pemilihan racing line juga
merupakan salah satu strategi pengendaraan. Pemilihan racing line ini biasanya
dilakukan dengan mengambil jalur yang mulus dan tidak terlalu menukik di tikungan
agar gaya hambat pada mobil seminimal mungkin.

47
BAB IV

RANCANGAN PROSES DAN MANAGEMEN PRODUKSI

IV.1 Jadwal Pengerjaan

Untuk mengikuti kompetisi KMHE 2019 yang akan dilaksanakan di


Universitas Negeri Malang, ITS Team Sapuangin akan mengirimkan mobil urban
Sapuangin XI Evo 1 yang telah siap dan pernah digunakan dalam kompetisi
sebelumnya. Pengembangan lebih fokus pada penyesuaian terhadap regulasi dan riset
perbandingan sproket yang sesuai dengan karakteristik engine serta lintasan
kompetisi.
Penyesuaian mobil terhadap regulasi lebih mengarah pada regulasi kompetisi
SEM (Shell Eco Marathon). Hal ini dilakukan agar persiapan mobil lebih baik untuk
mengikuti kompetisi berikutnya. Perubahan dilakukan berupa memperkuat bodi,
pernerapan 2 pintu dan perbaikan engsel pintu dan kunci pintu. Perubahan ini
berdasarkan evaluasi yang didapatkan saat mengikuti kompetisi sebelumnya.
Perbandingan sproket merupakan salah satu faktor dalam perancangan mobil
urban hemat energi. Perbandingan tersebut disesuaikan dengan karakteristik engine
serta lintasan kompetisi. Pemilihan perbandingan sproket dengan cara running test.
Untuk persiapan KMHE 2019, akan dilakukan running test sebanyak 10 kali. Hal itu
dilakukan untuk mencari pertandingan sproket yang tepat dan melatih pengemudi
baru.
Simulasi yang dilakukan yaitu simulasi radius belok dan bidang miring. Hal
ini dipersiapkan agar proses teknikal inspeksi dapat berjalan lancar. Pada electrikal
dilakukan pengembangan pada pemasangan speed sensor serta kalibrasi berdasarkan
GPS, pengaplikasian saklar engine otomatis berdasarkan speed sensor, dan
pengaturan timing injektor berdasarkan rpm engine.
Berikut ini merupakan timeline manajemen produksi dalam persiapan KMHE
2019 :

48
Gambar IV.1 Scheduling Manajemen Produksi

IV.2 Sumber Daya Manusia

Dalam mempersiapkan mobil untuk KMHE 2019, Tim ITS Sapuangin


membagi tim menjadi 5 bagian yaitu Engine & Drivetrain, Vehicle Dynamic, Body &
Frame, Elektrikal, dan Non-Teknis. Pada tim KMHE 2019 hanya berjumlah 8 orang
termasuk dosen pembimbing. Berikut ini tabel jumlah anggota per bagian pada tim.
Tabel 4.1 Pembagian SDM Tim ITS Sapuangin IX Evo 1 pada KMHE 2019

49
Bagian Jumlah Anggota
Engine & Drivetrain 1 Orang
Vehicle Dynamic 1 Orang
Body & Frame 1 Orang
Elektrical 1 Orang
Non Teknis 1 Orang
Pembimbing 1 Orang

IV.3 Perencanaan Biaya

Dalam persiapan mobil urban untuk mengikuti kompetisi KMHE 2019


membutuhkan dana sebesar 13,526,500 . Berikut ini tabel dana yang dibutuhkan per
divisi untuk mempersiapkan kompetisi mobil KMHE 2019.

Tabel 4.2 Perencanaan Biaya KMHE 2019 Tiap Divisi


Engine & Drivetrain

No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Harga Total


1 Piston 1 IDR 100,000 IDR 100,000
2 Oli Mesin 1 IDR 35,000 IDR 74,000
3 Injector Cleaner 1 IDR 30,000 IDR 30,000
4 Permatex 1 IDR 70,000 IDR 70,000
5 Chain 2 IDR 500,000 IDR 1,000,000
6 Sprocket 2 IDR 50,000 IDR 100,000
7 Valve In 1 IDR 40,000 IDR 40,000
8 Valve Out 1 IDR 40,000 IDR 40,000
9 Fuel Tank 1 IDR 300,000 IDR 300,000
10 Locknut M15 4 IDR 15,000 IDR 60,000
11 Bolt And Locknut M10 4 IDR 15,000 IDR 60,000
12 Slink 1 IDR 100,000 IDR 100,000
13 Dextone 1 IDR 20,000 IDR 20,000

50
14 Sentrifuga Clutch 1 IDR 200,000 IDR 200,000
15 Injector 1 IDR 200,000 IDR 200,000
16 Sim Bosch Pump 2 IDR 50,000 IDR 100,000
Total IDR 2,494,000

Vehicle Dynamic

No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Harga Total


1 Grease 1 Rp 25,000 Rp 25,000
2 Brake Oil Dot 3 2 Rp 35,000 Rp 70,000
3 Filler 0,05mm Roll 1 Rp 130,000 Rp 130,000
4 Seal Tape 4 Rp 3,500 Rp 14,000
5 Inner Tire 16" 4 Rp 23,000 Rp 92,000
6 Inner Tire 17" 4 Rp 27,000 Rp 108,000
7 Bearing 4 Rp 250,000 Rp 1,000,000
8 Master Cylinder Seal 4 Rp 55,000 Rp 220,000
9 Brake Hose 2 Rp 35,000 Rp 70,000

10 Bolt & Locknut M6 25 Rp 2,000 Rp 50,000


11 Bolt & Locknut M8 25 Rp 2,000 Rp 50,000
12 Locknut M16 2 Rp 5,000 Rp 10,000
13 Locknut M14 2 Rp 5,000 Rp 10,000
14 Washer M6 15 Rp 1,000 Rp 15,000
15 Washer M8 15 Rp 1,000 Rp 15,000
16 Ruji Velg 4 Rp 50,000 Rp 200,000
17 Alumunium Hub 4 Rp 200,000 Rp 800,000
18 Alumunium Velg 2 Rp 250,000 Rp 500,000
19 Freewheel Sproket 2 Rp 25,000 Rp 50,000
20 Rexco 3 Rp 30,000 Rp 90,000
21 Plat Alumunium 3mm 1 Rp 150,000 Rp 150,000
22 Plat Besi 3 Mm 1 Rp 150,000 Rp 150,000

51
Total Rp 3,819,000
Frame & Body
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga
1 Mata Bor 4mm 5 Rp 16,000 Rp 80,000
2 Resin Expoxy 1 Rp 150,000 Rp 150,000
3 Selang Pressure 10 Rp 15,000 Rp 150,000
4 Sealant Pintu 1 Rp 50,000 Rp 50,000
5 Majun 5 Rp 15,000 Rp 75,000
6 Tiner Spesial A 5 Rp 15,000 Rp 75,000
7 Fire Wall 4 Rp 175,000 Rp 700,000
8 Fire Wall Almini 4 Rp 200,000 Rp 800,000
9 Wire Mess 5 Rp 200,000 Rp 1,000,000
10 Lakban 30 Rp 10,000 Rp 300,000
11 Washer 100 Rp 200 Rp 20,000
12 Locknut M6 100 Rp 200 Rp 20,000
13 Wax 2 Rp 250,000 Rp 500,000
14 Lakban Kertas 5 Rp 10,000 Rp 50,000
15 Lakban Almini 5 Rp 10,000 Rp 50,000
16 Stiker 1 Rp 50,000 Rp 50,000
17 Saringan Nyamuk 1 Rp 20,000 Rp 20,000
18 Dauble Tip 20 Rp 10,000 Rp 200,000
Total Rp 4,290,000

Elektrikal

No. Barang Jumlah Harga Total


1 Solasi Kabel 2 Rp 8,000 Rp 16,000
2 Kabel Body Warna 6 Rp 300,000 Rp 1,800,000
3 Timah 2 Rp 20,000 Rp 40,000
4 Solasi Bakar 0,5 Cm 10 Rp 2,000 Rp 20,000
5 Kabel Ties Hitam Kecil 2 Rp 15,000 Rp 30,000

52
6 Contack Cleaner Besar 1 Rp 45,000 Rp 45,000
7 Spiral 1 Cm 5 Rp 4,000 Rp 20,000
8 Spiral 4 Cm 5 Rp 15,000 Rp 75,000
9 Socketan Kecil 6 5 Rp 3,000 Rp 15,000
Lubang
10 Socketan Kecil 3 5 Rp 2,500 Rp 12,500
Lubang
11 Socketan Kecil 4 5 Rp 2,000 Rp 10,000
Lubang
12 Flasher 2 Rp 20,000 Rp 40,000
13 Relay 2 Rp 30,000 Rp 60,000
14 Emergency Switch 2 Rp 40,000 Rp 80,000
15 Switch ON OFF 8 Rp 15,000 Rp 120,000
16 Fuse 20 Rp 2,000 Rp 40,000
17 Accu 32Ah 1 Rp 500,000 Rp 500,000
TOTAL Rp 2,923,500

Total Biaya
Divisi Biaya
Engine & Drivetrain Rp 2,494,000
Vehicle Dynamic Rp 3,819,000
Body & Frame Rp 4,290,000
Elektrikal Rp 2,923,500
TOTAL Rp 13,526,500

53
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada konsep mobil urban yang telah dijelaskan pada laporan ini
untuk diterapkan sebagai mobil keseharian masih terdapat beberapa kekurangan.
Contohnya yaitu pada mobil urban masih minim dalam hal kenyamanan. Selain itu
material yang digunakan masih mengutamakan keringanan dari pada kekuatan
sehingga mobil urban tidak lebih safety dari mobil pada umumnya. Batas kecepatan
yang rendah juga merupakan kekurangan mobil urban dibandingkan mobil yang
diproduksi massal.
Namun beberapa penerapan dalam mobil urban dapat diterapkan dalam mobil
keseharian dengan tujuan menghemat bahan bakar. Diantaranya adalah aerodinamika
untuk menguragi gaya hambat dengan angin, penggantian material yang lebih ringan
namun kuat seperti serat karbon, penerapan ban dengan rolling resistance yang kecil.

V.2. Saran

Kontes Mobil Hemat Energi adalah ajang setiap tim membuat konsep mobil
dengan efisiensi tinggi dengan batasan-batasan regulasi yang diberikan oleh pihak
panitia. Namun mobil yang dibuat sesuai regulasi ini masih jauh jika diterapkan untuk
kendaraan sehari-hari. Sehingga ide-ide mahasiswa ini sangatlah kurang diterapkan
untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Saran untuk KMHE berikutnya adalah
dengan merevisi dan mengembangkan regulasi agar mobil yang mengikuti kompetisi
ini memiliki spesifikasi dan kelayakan mendekati mobil-mobil yang ada di pasaran.

54
Daftar Pustaka

- J.Sita Priyadarshini1 , A.V.S.Abhinav , B.Sharath Chandra and R.S.Swathi. Use


of Aerodynamic Lift in Increasing the Fuel Efficiency of Heavy Vehicles. IOSR
Journal of Mechanical and Civil Engineering. http://www.iosrjournals.org/iosr-
jmce/papers/vol12-issue4/Version-1/F012413942.pdf. 10/07/2019. 17.15 WIB
- Abdullah, Gamil. 2014. Kebutuhan Energi dunia. Diakses dari appi-
online.or.id/kebutuhan-energidunia.
- Sutantra, Nyoman, Sampurno, Bambang., Teknologi Otomotif edisi kedua,
Institut Teknologi Sepuluh November; Surabaya., 2010

55

Anda mungkin juga menyukai