Disusun Oleh :
Denius Ranteborong
Pembimbing I Dr. Atus Buku, S.T., M.T.
Pembimbing II Agustina Kasa’, S.T., M.T.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Indonesia Paulus
e-mail deniusrante@gmail.com
ABSTRAK
Mobil Toyota Avanza 1.3 G M/T memiliki banyak sistem pendukung, salah
satunya adalah sistem pendingin engine. Sistem pendingin (cooling system)
merupakan suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya overheating pada mesin
agar mesin dapat bekerja secara optimal dan membuat umur kendearaan lebih
lama. Maka dari itu pada penelitian ini, perlu dikaji berbagi variasi jenis fluida
pendinginan pada sistem pendinginan terhadap laju perpindahan panas atau
kapasitas radiator yang mana untuk, mengetahui efektivitas kinerja radiator mobil
Toyota Avanza 1.3 G M/T. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis fluida
pendinginan terhadap laju perpindahan panas kapasitas radiator mesin Toyota
Avanza 1.3 G M/T. Variasi jenis fluida pendinginan yang digunakan yaitu coolant
prediluted 33%, coolant 30/70 premixed dan air biasa. Dalam proses pengujian
dilakukan secara bertahap dan mencatat hasil pengujian tersebut. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa laju perpindahan panas atau kapasitas radiator terendah
dicapai pada jenis fluida coolant prediluted 33% pada perubahan temperatur
dengan rata – rata 14,13°K yaitu sebesar 18.224,27 W, sedangkan laju
perpindahan panas jenis fluida coolant premixed 30/70, pada perubahan
temperatur dengan rata - rata 13,18 OK yaitu sebesar 27.033,76 W dan laju
perpindahan panas tertinggi adalah jenis fluida air biasa pada perubahan
temperatur dengan rata – rata 15,25 OK yaitu sebesar 31.519,70 W.
Kata kunci : Toyota Avanza 1.3 G M/T, Jenis fluida pendingin dan kapasitas
radiator.
ABSTRACT
The Toyota Avanza 1.3 G M / T has many support systems, one of which is
the engine cooling system. The cooling system (cooling system) is a series to
overcome the occurrence of overheating in the engine so that the engine can work
optimally and make the vehicle life longer. Therefore, in this study, it is necessary
to study the various types of cooling fluid in the cooling system to the heat
transfer rate or the capacity of the radiator, which is to determine the effectiveness
of the performance of the radiator for the Toyota Avanza 1.3 G M / T. This
research is using experimental method. This study aims to determine the effect of
iii
different types of cooling fluid on the heat transfer rate of the engine radiator
capacity of the Toyota Avanza 1.3 G M / T. The variations of the cooling fluid
used were 33% prediluted coolant, 30/70 premixed coolant and plain water. In the
testing process, it is carried out in stages and records the test results. The results of
this study indicate that the lowest heat transfer rate or radiator capacity is achieved
in the coolant fluid type prediluted 33% at changes in temperature with an average
of 14,13°K which is 18.224,27 W, while the heat transfer rate for the coolant fluid
type is 30 70, at an average temperature change of 13,18 OK namely 27.033,76 W
and the highest heat transfer rate is the type of ordinary water fluid at temperature
changes with an average of 15,25 oK namely 31.519,70 W.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
yang berjudul “Analisis Dampak Penggunaan Variasi Air Pendingin Pada Sistem
Pendingin Terhadap Temperatur Engine Toyota Avanza 1.3 G M/T” dengan baik
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteril sehingga
proposal dan hasil penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis
tunjukkan kepada :
ini.
ini.
3. Dr. Agus Salim, S.H., M.H., selaku Rektor Universitas Kristen Indonesia
Paulus.
4. Dr. Ir. Musa B. Palungan, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
v
Mesin Universitas Kristen Indonesia Paulus.
Indonesia Paulus yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan segenap
pegawai Program Studi Teknik Mesin yang secara tidak langsung juga
Tidak lupa penulis meminta maaf jika dalam pembuatan Tugas Akhir ini
Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi penulis dan bagi pihak-pihak
yang memerlukan.
Denius Ranteborong
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.11 Skema Pada Saat Engine Mencapai Suhu Kerja ................... 22
vii
DAFTAR TABEL
viii
NOMENKLATUR
ix
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN............................................................................. II
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
x
2.6.2 Tutup Radiator .................................................................................12
2.6.3 Pompa air .........................................................................................13
2.6.4 Termostat (Alat Pengatur Panas) .....................................................14
2.6.5 Kipas Elektrik...................................................................................15
2.6.6 Tangki Cadangan (reservoir tank) ...................................................16
2.6.7 Selang radiator .................................................................................17
2.6.8 Water Temperature Switch ..............................................................18
2.7 Media pendingin atau cairan pendingin ................................................ 19
2.7.1 Air mineral .......................................................................................19
2.7.2 Cairan anti beku (coolant) ................................................................19
2.8 cara kerja sistem pendingin .................................................................. 21
2.9 Perpindaha Panas Konveksi ................................................................. 22
2.10 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 24
BAB III
xi
5.2 Saran ........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................37
xii
BAB I
PENDAHULUAN
waktu ke waktu semakin pesat, dan masyarakat didorong untuk terus mengikuti
bidang mesin pembakaran dalam, terdapat berbagai sistem yang bekerja. Sistem-
sistem tersebut bekerja sama satu sama lain, sehingga jika salah satu sistem
mengalami gangguan maka mesin di dalam mobil akan mengalami kerusakan dan
tidak akan bekerja secara maksimal. Mesin dapat secara sederhana digambarkan
sebagai sistem yang terdiri dari beberapa sistem pendukung yang bekerja secara
bersamaan dan terintegrasi bersama. Ada beberapa mesin yang mendukung sistem
untuk bekerja pada waktu yang bersamaan. Sistem tersebut meliputi sistem
kelistrikan, sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem pendingin, serta sistem
yang dihasilkan oleh engine yang berasal dari proses pembakaran dalam silinder,
panas ini pastinya sangat mengusik bila dibiarkan begitu saja karena akan
yang kelewatan akan cenderung merubah sifat dan bentuk dari komponen mesin
tersebut. Apabila watak dan bentuk komponen sudah berganti ditentukan kinerja
mesin akan tersendat sehingga kinerja mesin tidak akan bekerja secara optimal,
1
yang pada gilirannya umur mesin tidak akan lama. Kerap kita amati peristiwa di
jalur, radiator suatu mobil berasap sehingga menyebabkan mobil tersebut mogok,
pula banyak sekali peristiwa water pump serta radiator bocor, blok mesin serta
cylinder head keropos, ataupun gasket hancur diakibat sebab tidak memakai fluida
terhadap laju aliran massa fluida pada mesin Toyota Avanza 1,3 G M/T ?
terhadap laju aliran massa fluida pada mesin Toyota Avanza 1,3 G M/T ?
muncul, oleh karena itu penulis membatasi penelitian ini dan mengajukan
2
1.5 Manfaat Penelitian
Indonesia Paulus.
terhadap laju aliran massa serta mengatahui pengaruh variasi air pendingin
3
BAB II
DASAR TEORI
engine agar kondisi engine tetap prima dan mobil bisa digunakan dengan baik
tanpa terjadi kerusakan atau gangguan. Salah satu faktor yang mendukung
panjangnya umur pakai pada suatu engine adalah terjaga baiknya (Cooling
System) sistim pendingin mesin. Paling utama buat mesin besin ataupun diesel
yang bekerja pada rasio kompresi yang sangat besar sehingga panas mesin
kita ketahui, mesin bensin ataupun diesel pada aplikasi otomotif mengenakan air
sebagai medium pendingin, dimana air ditampung didalam radiator serta dibantu
oleh water pump ataupun pompa air sebagai fitur pembantu sirkulasinya
(Soebiyakto, 2012).
pendinginan yang dapat diperoleh atau diketahui dengan menggunakan alat yang
4
2.3 Hubungan water coolant dengan temperatur mesin
sistem pendingin mesin untuk menggunakan fluida cair coolant, tergantung dari
kemampuan zat pendingin untuk menyerap sejumlah panas dari mesin dan
dengan meningkatnya perbedaan suhu antara masuk dan keluar radiator, dan
Pendingin coolant dicoba dengan mengalirkan hawa diantara pipa- pipa aliran
coolant pada radiator. Pendingin yang mengalir lewat mesin serta pipa ledeng
terkait mesti sanggup menahan temperatur di dasar nol tanpa pembekuan. Itu pula
mesti sanggup menanggulangi temperatur mesin lebih dari 250oC tanpa mendidih.
Urutan yang paling besar buat cairan apapun, tetapi itu belum seluruhnya. Cairan
pula mesti memiliki penghambat karat serta pelumas (Sutrisno dkk, 2020).
kombinasi etilen glikol( anti beku) serta air. Rasio yang direkomendasikan
merupakan 5 puluh 5 puluh. Dengan kata lain, satu bagian antibeku serta satu
bagian air. Ini merupakan jumlah minimum yang dianjurkan buat digunakan pada
mesin mobil. Antibeku menurun serta titik didih hendak sangat rendah. Di hawa
sebanyak 75% antibeku serta 25% air, namun tidak lebih dari itu. Antibeku murni
tidak akan bekerja dengan baik serta bisa menimbulkan bisul. Isi pada radiator
antara air serta coolant berbeda pada struktur kimianya, oleh sebab itu ada
5
perbandingan keahlian dalam mendingan temperatur kerja mesin pada saat mesin
mesin. Untuk mengatasi masalah tersebut maka komponen seperti piston dengan
dinding silinder akan macet dan kepala silinder akan retak, oleh karena itu
udara dengan bahan bakar yang ada didalam ruang bakar, yang dapat
mencapai temperatur yang cukup tinggi dan dapat melelehkan logam atau
sistem pendinginan.
yang optimal.
3) Memindahkan panas dari mesin keluar atau untuk heater system dan
c) Tumpukan air dan kotoran yang terjadi endapan pada rumah engkol
(crank case)
6
Itulah sebabnya temperatur mesin dalam beroperasi mesti dikendalikan sesuai
dipanaskan dengan cepat, serta pada saat beban puncak besar, mesin mesti
media pendinginan maka ada dua macam sistem pendingin pada engine
2014).
mengunakan udara atau angin yang terdapat pada bagian luar kendaraan.
Pendingin udara biasanya digunakan pada mesin satu silinder / dua silinder dan
biasanya terdiri dari sirip yang terletak di kepala silinder dan blok silinder. Udara
yang menyerap panas dari heat sink harus dalam bentuk aliran udara, atau udara
harus mengalir, agar suhu udara di sekitar heat sink tetap rendah, sehingga
7
2) Kekurangan pada sistem pendingin udara antara lian:
Sistem pendingin air merupakan suatu pendingin yang menggunakan zat cair
sebagai media pendingin, zat cair ini bisa berubah apakah pada media air mineral
atau cairan khusus pada sistem pendingin (coolant). Sistem pendingin sangat
mudah digunakan, karena sebagian panas yang dihasilkan oleh ruang bakar
diserap oleh dinding silinder dan kepala silinder, namun perawatannya lebih
rumit, hanya saja biaya perawatan sistem pendingin lebih banyak daripada udara.
Panas ditransfer atau dialihkan ke air di sekitar ruang bakar dan silinder.
Panas yang diserap oleh air pendingin akan menyebabkan suhu air pendingin di
mesin naik. Panas dari air dipindahkan ke heat sink, kemudian panas
dasar faktor yang menentukan tingkat pendinginan air adalah sebagai berikut,
yaitu perbedaan temperatur air dan udara, perbandingan aliran air, luas permukaan
8
c) Sistem pendinginannini berlangsung tanpa dipengaruhi posisi suatu
kendaraan.
2) Kekurangan dari pada sistem pendingin air atau cairan khusus (coolant)
b) Konstruksi pada sistem ini lebih rumit, sehingga jika ada satu
c) Air yang telah panas didalam water jacket akan dialirkan ke radiator
untuk didinginkan.
9
2.6 Kompen – kompen pada sistem pendingin
2.6.1 Radiator
yang memiliki peran krusial. Radiator memiliki fungsi sebagai alat untuk
mendinginkan air pendingin, yang menyerap panas dari mesin dengan cara
membuang panas tersebut melalui sirip- sirip radiator. Air dari radiator tersebut
dikirim ke bagian yang didinginkan melalui selang radiator, baik dari radiator ke
internal bahan bakar, mengubah energi panas menjadi tenaga rotasi di silinder
mesin. Namun energi panas dari bahan bakar tidak sepenuhnya diubah menjadi
yang tinggi, jika pendinginan tidak dilakukan maka temperatur tiap bagian
(terutama bagian cylinder ) akan naik. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan
pada dinding ruang bakar akibat tekanan termal, kerusakan katup, lonjakan piston,
10
Gambar 2.1 radiator
Sumber :(Arifin, 2006)
1) Tangki atas
Tangki atas merupakan suatu menampung air panas dari engine. Tangki ini
penyimpanan air untuk membuang kelebihan air, sehingga tidak ada lecet
pada sistem.
2) Tangki bawah
kerja pompa. Selain itu, saat mengalirkan air radiator, tangki air bawah
3) Inti radiator
Inti radiator memiliki fungsi untuk membuang panas dari air ke udara
agar suhu menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Inti radiator terdiri dari
11
saluran air untuk mengalirkan air dari tangki atas ke tangki bawah dan
sirip-sirip pendingin untuk membuang panas air yang ada pada selang
radiator.
4) Mengalirkan air dari radiator ke water tank atau water tank, lalu
kembalikan air tersebut saat tekanan radiator turun (fungsi dari vacum
valve).
12
2.6.3 Pompa air
Pompa air water pump berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari
radiator kesilinder mesin. Pompa air yang digunakan pada sistem pendingin
Toyota Avanza merupakan pompa sentrifugal dan akan dipasang di bagian depan
blok silinder. Gerakan rotasi pompa diperoleh dari putaran poros engkol melalui
katrol yang terhubung ke sabuk. Keunggulan pompa air mesin Toyota Avanza
adalah tekanan tinggi. Kerugiannya jika ada kerusakan maka unit pompa harus
diganti, sehingga pompa jenis ini tidak bisa dibongkar. Saat pompa dipasang di
kepala silinder, maka dilengkapi dengan paking untuk mencegah kebocoran air
suhu yang sesuai. Ini dapat menghasilkan bentuk mesin yang lebih baik dan umur
mesin yang lebih lama. Termostat terletak di ruang outlet mesin. Saat katup
13
elemen yang mudah dipanaskan, yang dipanaskan oleh air. Ketika elemen menjadi
menyusut dan menutup katup. Selama katup tertutup, siklus air akan terus
berlanjut ( Arifin,2006).
suhu kerja. Jenis thermostat yang digunakan pada mesin Toyota Avanza adalah
jenis wax pellet. Lilin yang digunakan dalam pelet lilin ini mengembang saat
Pada saat temperatur air pendingin tinggi, pada kipas pendingin yang
digerakkan oleh motor listrik, temperatur air pendingin tersebut dikirim ke motor
listrik melalui sinyal pada kepala silinder. Saat suhu naik, sinyal akan merangsang
14
pendingin. Kipas angin listrik bekerja saat dibutuhkan dan membantu mengurangi
Untuk memastikan aliran udara yang benar melalui core/inti pada radiator
dan sekitar mesin, kipas dipasang tepat didepan radiator dengan menggunakan
motor listrik untuk penggerak oleh sebuah tombol yang peka temperatur dalam
sistem pendinginan, adapun beberapa keuntungan dari kipas elektrik antara lain
sebagai berikut:
sudah panas.
2) Bunyi gaduh dapat dikurangi karena tidak beroperasi secra terus menerus.
melalui selang pelimpah. Saat suhu dan tekanan air pendingin meningkat, cairan
15
kerja penutup radiator, maka kelebihan cairan pendingin akan dikirim ke tangki
penyimpanan. Saat suhu turun, cairan pendingin di tangki cadangan akan kembali
untuk menjaga jumlah yang stabil. Toyota Avanza menggunakan tangki plastik
(Irfan, 2007).
atas dan bawah radiator, saluran bypass dan saluran lain yang dapat digunakan
radiator, sehingga dapat beredar dan meredam getaran mesin yang sedang
bergerak. Pipa atau selang tersebut terbuat dari karet untuk menjaga kestabilan
suhu dan tekanan dalam sistem. Bagian luar selang dibungkus dengan penjepit
selang yang mengikat permukaan, menjaga tekanan dalam sistem dengan menjaga
16
kelenturan selang, dan menjadi peredam suhu pada sistem pendingin. (Irfan,
2007).
lebih rendah pada ruang thermostat ke sisi jalan masuk pompa air dan
3) Selang penjepit
sisi saluran masuk pompa air dan mendistribusikan air panas dari radiator
ke mesin.
17
Gambar 2.7 selang radiator
Sumber :( kurniawan, 2015)
thermosta.Fungsi dari komponen ini yaitu mengukur suhu temperatur mesin. pada
saat coolant mencapai temperatur tertentu yaitu diatas 93oC water temperatur
switch ini akan menjadi isolator atau titik kontaknya akan terbuka sehingga kipas
akan berputar pada temperatur ini, yaitu untuk membantu pendinginan dari
dicabut, dan kunci kontak di ON kan, maka kipas akan berputar. Jika hal
ini terjadi berarti kerja dari water temperatur switch masih bagus.
18
diatas 93o C. Kemudian dengan ohm meter cek ada tidaknya hubungan
mengetahui suhu mesin melalui cairan pendingin mesin. Informasi ini kemudian
diberikan pada Electronics Control Module (ECM) dan data ini dijadikan sebagai
salah satu acuan untuk menentukan berapa banyak bahan bakar yang diinjeksikan,
19
2.8 Media pendingin atau cairan pendingin
mengganti cairan pendingin radiator setiap 40.000 kilometer dan memeriksa pipa
cadangan air radiator seminggu sekali. Beberapa media pendingin atau cairan
Air mineral merupakan fluida radiator yang paling umum digunakan pada
kendaraan, bisa berupa air ledeng atau air mineral. Titik didih air biasa paling
tinggi, air biasa akan terbebani untuk menjaga suhu mesin, misalnya mobil
terjebak dalam lalu lintas yang buruk, yang akan lebih cepat habis karena
penguapan.
Coolant adalah suatu alat atau media pendingin yang digunakan untuk
menyerap panas mesin. Pendingin adalah cairan yang mengandung bahan kimia
yang digunakan untuk mendinginkan campuran air berbasis glikol. Jika terpapar
20
3) Mencegah terjadi korosi pada komponen-komponen sistem pendingin.
Prinsip kerja sistem pendingin toyota avanza 1.3 G M/T Ini adalah sirkulasi
air pendingin dari radiator, kemudian air dikompresi oleh pompa air dan dikirim
depan mesin dan digerakkan oleh poros engkol. melalui sabuk-V. Air di water
jacket digunakan untuk mendinginkan mesin. Drainase pada water jacket harus
selalu penuh, dan tidak boleh ada gelembung yang bisa menyebabkan penguapan.
Saat mesin bekerja (dalam kondisi dingin), air pendingin di radiator tidak
dapat bersirkulasi karena aksi thermostat. Keadaan ini akan mempercepat proses
peningkatan temperatur operasi mesin. Ketika suhu air mencapai kurang lebih
80oC-90oC, suhu kerja mesin, katup termostat akan terbuka penuh. Pembukaan
mesin, serta menjaga suhu pengoperasian mesin. Air yang telah menyerap panas
menyambungkan udara yang melewati sirip yang menutupi pipa air. Jika tekanan
pada sistem pendingin mesin terlalu tinggi, tutup radiator akan mengalirkan air ke
21
1. skema pada saat engine masih dingin
Sal.by-pas
Sal.by-pas
pompa air, dan menyerap panas dari mesin, mengalirkannya ke kepala silinder,
mesin Toyota Avanza menjaga temperatur operasi antara 82oC hingga 90oC
bentuk tenaga yang dapat berpindah atau mengalir dari suatu zat ke zat yang
lainnya, bila kedua benda tersebut memiliki perbedaan temperatur. Panas mengalir
22
dari temperatur tinggi ke temperatur rendah. Perpindahan panas gas melalui
dinding atau bagian yang dikontak oleh gas terjadi dalam dua arah. Selama
pembakaran ekspansi, pembakaran gas buang awal dan kompresi akhir, suhu gas
lebih tinggi dari suhu silinder. Oleh karena itu, panas mengalir ke dinding dan
dibuang dari sistem pendingin. Selama tahap pengisian dan awal kompresi,
salah satu aspek kehilangan panas. Kehilangan panas yang diserap oleh dinding
silinder selama langkah kompresi pertama sebenarnya sama dengan panas yang
diserap pada langkah kompresi berikutnya. Dengan kata lain, panas yang diterima
motor.
secara konveksi terjadi oleh adanya perpindahan massa yang panas dari
menggunakan pompa atau secara bebas oleh adanya perbedaan berat jenis. Sistem
23
pendingin motor khususnya mobil menggunakan gabungan dari ketiga cara
1) Perpindahan panas Radiasi pada mesin yaitu, panas dari mesin akan
3) Perpindahan panas Konveksi pada mesin yaitu Perpindahan panas dari gas
Menurut ( Hersandi, 2018) Pengambilan data akan dilakukan pada alat uji
kapasitas radiator sistem pendingin yaitu laju aliran perpindahan panas konvektif
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Alat
1) Engine Scanner
mesin yang sudah menggunakan sistem Elektric Full Injection (EFI). Alat ini
dapat mengetahui kerusakan yang ada pada mobil seperti kerusakan pada
2) Stop Watch
3.2.2 Bahan
Pada bahan ini merupakan bahan yang paling utama yang digunakan
sebagai media tugas akhir yaitu unit Toyota Avanza 1,3 G M/T.
Predilute 33%).
25
3.3 Tabel spesifikasi mobil avanza 1.3 G M/T
Tabel 3.1 spesifikasi mobil avanza 1.3 G M/T (Ariga dkk, 2015).
harus diperiksa agar dapat dioperasikan dengan baik. Hal-hal yang harus
26
6) Memeriksa alat ukur engine scanner, thermometer infrared thermal dan
mendapatkan kondisi yang sama untuk tiap-tiap media yang diuji (coolant).
3) Naikkan putaran mesin 800 - 2500 (Rpm )sesuai data yang ingin diambil
bagian hose atas dan hose bawah radiator, proses ini dilakukan untuk
Engine Scanner
dan catat perubahan temperatur yang terjadi. Semua data yang diambil
27
3) Setelah pengambilan data selesai, langkah selanjutnya penggantian coolant
air biasa.
6) Ulangi lakukan langkah di atas untuk tiap kali pengambilan data tiap
28
3.6 Diagram alir ( flowchart ) penelitian
Mulai
Pengugujian
coolant dan air
biasa Tidak,
jika
Ket : kata Tidak dan
Ya Ya, Dikatakan
“tidak” apa bila
Hasil dan pembahasan pengujian belum
memperoleh hasil
yang maksimal
Kesimpulan dan saran sedangkan kata “Ya”
apa bila pengujian
sudah maksimal dan
memperoleh hasil dari
Selesai pengujian .
29
BAB IV
1) Mencari nilai dari perpindahan panas didalam radiator (Q) dengan rumus =
(ṁ .Cp (Tin -Tout ) dan laju aliran massa fluida dengan rumus ṁ =∀xρ
prediluted 33%
ṁ =∀xρ
1113,2 kg . 0,011
=
60 s
12,245 kg
=
60 s
kg
ṁ = 0.204
s
∆T = Tin -Tout
∆T = 367,21 K - 347,12 K
∆T = 14,09 K
30
Q = ṁ . ∁p . ∆T
kg J
Q = 0,204 . 2420 .K . 14,09 K
s kg
Q = 6 955.9512 W
Berdasarkan hasil tes dan perhitungan tersebut di atas, maka akan diperoleh
data dalam bentuk digital yang belum dipahami, sehingga data tersebut akan
pembelajaran dan pemahaman. Berikut ini adalah data hasil pengujian pengaruh
putaran mesin (Rpm) terhadap perubahan temperatur (oK), Laju aliran massa
(Kg/s) dan laju perpindahan panas didalam radiator (Q) atau kapasitas radiator
pada sistem pendinginan mesin Toyota avanza 1.3 M/T dalam bentuk grafik
sebagai berikut :
17
perubahan temperatur (K)
31
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa dari setiap fluida pendingin, yang
masuk kedalam radiator dengan putaran mesin yang berbeda - beda berpengaruh
terhadap perubahan temperatur inlet dan outlet pada radiator, yaitu pada fluida air
kenaikan sekitar 0,42% pada putaran 1500 Rpm dengan perubahan temperatur
14,91 oK kemudian pada putaran 2000 Rpm masih mengalami kenaikan sekitar
0,63% dengan perubahan temperatur bernilai 15,54oK dan pada putaran 2500
16,07oK. Pada fluida air biasa ini mengalami kenaikan Perubahan temperatur
disetiap Rpmnya diakibatkan karena, pada air biasa tidak mengandung zat kimia
Pada coolant prediluted 33% dapat dilihat pada grafik diatas diputaran 800
1% pada putaran 1500 Rpm diakibatkan karena pada temperatur inlet radiator
bernilai 13,75 oK, Kemudian pada putaran 2000 Rpm mengalami kenaikan
dengan nilai perubahan temperatur 14,16 oK kembali stabil pada putaran 2500
bahwa pada fluida coolant predulited 33% dapat menyerap panas secara optimal
karena di setiap putaran mesin selalu stabil. Sedangkan Pada coolant 30/70
premixed dapat jelaskan bawah diputaran 800 -2500 Rpm mengalami kenaikan
perubahan temperatur dengan rata – rata 15,25 oK, dapat di simpulkan bawah pada
32
coolant 30/70 premixed stabil dalam menghantarkan panas yang di hasilkan oleh
besarnya pembakaran diruang bakar, maka semakin besar pula panas yang harus
diserap oleh air pendingin. Dari ketiga fluida pendingin yang baik dalam
mengahantarkan panas yaitu coolant 30/70 premixed dan coolant prediluted 33%
0.6
Coolant Predilute 33%
laju aliran massa kg/s
0.5
Coolant 30/70 pre-mixed
0.4 Air biasa
0.3
0.2
0.1
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
putaran mesin Rpm
Gambar 4.2 grafik pengaruh putaran mesin (Rpm) terhadap perubahan laju
aliran massa.
Pada grafik pengaruh putaran mesin terhadap perubahan laju aliran massa
diatas, dapat dijelaskan bawah fluida coolant prediluted 33% di setiap putaran
mesin dari 800 -2500 Rpm mengalami kenaikan dengan rata – rata 0,366 kg/s.
kenaikan nilai pada coolant prediluted 33% di pengaruhi oleh nilai massa jenis
1113,2 kg/m3. Sedang pada coolant 30/70 premixed juga mengalami kenaikan
disetiap putaran mesin, mulai dari 800 – 2500 (Rpm) dengan nilai rata – rata
0.330 75 kg/s. kenaikan nilai pada fluida coolant 30/70 premixed dipengaruhi oleh
33
nilai massa jenis 1006,7 kg/m3. Kemudian pada fluida air hampir sama dengan
coolant 30/70 premixed, yang mempunyai nilai laju aliran massa pada setiap
putaran mesin mulai dari 800 – 2500 Rpm, dengan rata – rata 0,329 25 kg/s pada
35,000
laju perpindahan panas (Q)
20,000
15,000
10,000
5,000
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
putaran mesin (Rpm)
Gambar 4.3 grafik pengaruh Rpm terhadap laju perpindahan panas dalam radiator
Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa dari berbagai jenis fluida yaitu
coolant predilute 33%, coolant 30/70 pre-mixed dan air biasa. Dapat dilihat pada
coolant predilute 33% dengan perubahan temperatur 14,09 oK dan laju aliran
massa bernilai 0,204 kg/s pada Rpm 800 kapasita radiator bernilai 6.955,95 W .
Hal ini menunjukan bahwa katub termostat sudah mulai membuka pada sistem
pendingin maka aliran atau debit air yang masuk ke dalam radiator sudah mulai
mengalir, sehingga laju aliran massa fluida juga berpengaruh di termperatur inlet
dengan variasi 800, 1500, 2000, 2500, Rpm maka laju aliran massa juga ikut naik
dan nilai perpindahan panas (Q) didalam radiator di setiap Rpmnya semakin
34
meningkat. Pada laju aliran massa fluida (𝑚̇) menunjukkan 0,296 kg/s di
temperatur 89,60oC dengan 1500 Rpm kapasitas radiator bernilai 9.849,40 W dan
laju aliran massa fluida (𝑚̇) menunjukkan 0,445 kg/s di Tinlet 90,45 dengan 2000
Rpm kapasitas radiator bernilai 15.248,90 W kemudian laju aliran massa fluida
(𝑚̇) menunjukkan 0,519 kg/s ditemperatur inlet 90,97 oC dengan 2500 Rpm
33%.
Pada coolant 30/70 pre-mixed hampir sama seperti fluida air mengalami
aliran massa fluida (𝑚̇) menunjukkan angka 0,184 kg/s di Tinlet 85,44 oC dengan
Rpm 800 kapasitas radiator bernilai 9.952,36 W dan laju aliran massa fluida (𝑚̇)
menunjukkan angka 0,268 kg/s di Tinlet 86,65 oC dengan 1500 Rpm kapasitas
radiator bernilai 14.847,77 W kemudian laju liran massa fluida (𝑚̇) menunjukkan
angka 0,402 kg/s di Tinlet 87,46 oC dengan 2000 Rpm kapasitas radiator bernilai
22.457,77 W selanjutnya laju aliran massa fluida (𝑚̇) menunjukkan angka 0,469
kg/s di Tinlet 88,52 oC dengan 2500 Rpm kapasitas radiator bernilai 27.033,76 W
Pada fluida air hampir sama pada fluida coolant 30/70 pre-mixed tersebut
Rpmnya, laju aliran massa fluida (𝑚̇) menunjukkan angka 0,183 kg/s di Tinlet
88,15oC dengan Rpm 800 kapasitas radiator bernilai 11.076,16W dan laju aliran
massa fluida (𝑚̇) menunjukkan angka 0,267 kg/s di Tinlet 89,75 oC dengan Rpm
1500 kapasitas radiator bernilai 16.720,07 W kemudian laju aliran massa fluida
35
(𝑚̇) 0,4 kg/s di Tinlet 90,89 oC dengan Rpm 2000 kapasitas radiator bernilai
26.107,20 W selanjutnya laju aliran massa fluida (𝑚̇) menunjukkan angka 0,467
kg/s di Tinlet 92,32 oC dengan Rpm 2500 kapasitas radiator bernilai 31.519,70 W
36
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan cara kerja sistem pendingin pada laju aliran massa fluida
perubahan laju aliran massa fluida maka kapasitas radiator juga ikut
predilute 33% dan tertinggi yaitu 31.519,70 W pada air biasa . Pada Tinlet
sudah mulai membuka maka laju aliran massa fluida naik dan kapasitas
kapasitas radiator (Q) Semakin besar nilai Tinlet maka semakin besar pula
nilai (Q). Laju aliran massa fluida selalu sebanding dengan kapasitas (Q)
radiator. Dairi tiga jenis fluida tersebut, coolant predilute 33%, dan
coolant pre-mixed 30/70 yang paling baik dalam menyerap panas secara
optimal dilihat dari hasil perhitungan pada mesin avanza 1.3 M/T,
sedangkan pada air biasa dalam menyerap panas kurang optimal terlihat
37
5.2 Saran
outlet pada radiator dan menentukan nilai (Q). Agar dapat mengetahui
fluida pendingin yang paling baik dan mampu menyerap panas secara
optimal.
agar kondisi mesin tetap stabil dan membuat umur kendaraan lebih lama.
38
DAFTAR PUSTAKA
Ariga D. R., Martias dan Sugiarto T., 2015. Perbandingan Penggunaan Aditif
Pada Sistem Pendingin Air Terhadap Tingkat Panas Mesin Mobil Toyota
Avanza 1.3 G M/T. Volume 1 No.2.
Arifin, 2006. Analisis Gangguan Dan Cara Mengatasi Sistem Pendingin Pada
Mesin Daihatsu Charade.
Feriansah A., Budiyono dan Musa., 2019. Analisi Gangguan Sistem Pendingin
Pada Mesin Avanza 1300cc. Surya Teknik. Vol.4 No. 1 ISSN : 2598 - 6198.
Hersandi Dwi Arighi Daniar., 2018. Pengaruh Jenis Fluida Pendingin Terhadap
Kapasitas Radiator Pada Sistem Pendingin Mesin Daihatsu Xesian.Volume
06 Nomor 03, 41-52
Irfan S. A., 2007. Analisis Sistem Pendinginan Pada Mesin Isuzu Panther.
Https://Lib.Unnes.Ac.Id/2574.
Kurniawan A., R.,2015. Identifikasi Dan Service Sistem Pendingin Toyota Kijang
Innova 1 TR- FE.
Mastur dan Aji N.,2015. Pengaruh Variasi Sudu Kipas Radiator Terhadap
Performasi Mesin Pendingin Pada Mobil K3-VI , 1300 CC. Edisi 7 No 2
Nopember 2015 ISSN 1978-2497.
Setiawan M. Y., Putra D. D., Sugiarto T. Dan Purwanto W., 2017. Analisa
Rekarakterisasi Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) Jurnal JIT– Vol.
1, No. 2 November.
Soebiyakto G., 2012. Pengaruh Penggunaan Water Coolant Terhadap
Performance Mesin Diese. l. Vol.20 No.1, Maret 2012 ISSN 1411 – 0660 :
44 - 48.
Sulaiman F. dan Legiman., 2014. Perawatan Dan Perbaikan Sistem Pendingin
Mesin Mitsubishi Galant 2500 CC. Volume 01, Nomor 1, 2014, 26 - 34 ISSN
: 2355-701X.
Sutrisno D., Hariadi, Halim Adb. dan Suparno., 2020. Pengaruh Penggunaan
Coolant 30 / 70 Pre-Mixed Dan Coolant Predilute 33 % Pada Sistem
Pendingin Terhadap Temperatur Engine Toyota Avanza Tipe-E 1300 CC M /
T. Vol. 12, No. 1, Juni 2020, pp. 23~32 ISSN:2723-6099ISSN:1214-3819
http://ejournal.polnes.ac.id/index.php/mediaperspektif/index.
39
LAMPIRAN 1. TABEL HASIL PENGAMBILAN DATA
Temperstur ( oC ) Debit
Jenis
RPM In Out aliran
pendingin Engine
radiator radiator fluida
800 88,21 74,12 92,65 0.011
Coolant 1500 89,60 75,85 93,34 0.016
Predilute 33% 2000 90,45 76,29 94,17 0.024
2500 90,97 76,46 95,85 0.028
800 85,44 72,65 90,07 0.011
Coolant 30/70 1500 86,65 73,55 91,74 0.016
pre-mixed 2000 87,46 74,25 92,87 0.024
2500 88,52 74,89 94,15 0.028
800 88,15 73,66 93,54 0.011
1500 89,75 74,84 94,35 0.016
Air biasa
2000 90,89 75,35 95,04 0.024
2500 92,32 76,25 95,95 0.028
LAMPIRAN 2. TABEL HASIL PERHITUNGAN
𝐶𝑝
T.in 𝑚̇ ∆𝑇 Q internal
Jenis fluida RPM o ( J/kg.K
C 𝑘𝑔/𝑠 K J/s
)
800 88,21 0,204 2420 14,09 6.955,95
Coolant 1500 89,60 0,296 2420 13,75 9.849,40
Predilute
33% 2000 90,45 0,445 2420 14,16 15.248,90
2500 90,97 0,519 2420 14,51 18.224,27
800 85,44 0,184 4229 12,79 9.952,36
Coolant 1500 86,65 0,268 4229 13,1 14.847,17
30/70 pre-
mixed 2000 87,46 0,402 4229 13,21 22.457,77
2500 88,52 0,469 4229 13,63 27.033,76
800 88,15 0,183 4200 14,49 11.076,16
1500 89,75 0,267 4200 14,91 16.720,07
Air biasa
2000 90,89 0,4 4200 15,54 26.107,20
2500 92,32 0,467 4200 16,07 31.519,70
LAMPIRAN 3. DOKUMENTASI KEGIATAN
Gambar 1 Gambar 2
pada gambar 1 diatas menunjukkan proses pemeriksaan komponen dan
gamabar 2 menunjukkan alat engine scanner.
Gambar 3 gambar 4
Pada gambar ke 3 diatas menunjukkan proses pengambilan data leawat engine
scanner dan gamabar ke 4 menunjukkan data dilihat pada labtop.
Gambar 5. Gambar 6
Pada gambar 5 dan 6 adalah dokumentasi bersama supervisor toyota hajid
kalla urip sumaharjo kota makassar dan pembimbing lapangan.