Jordi Andika Putra Salim

JORDI ANDIKA PUTRA SALIM
19137053
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TAMBANG
OLEH :

BP/NIM : 2019/19137053
DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT AKHIR PRATIKUM ILMU UKUR TAMBANG

PADA SEMESTER III
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
DISAHKAN OLEH :
DOSEN PENGAMPU
RIKO MAIYUDI, M.T.

NIP. 198805232018031001
LABORATORIUM ILMU UKUR TAMBANG
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

2020
(ii)
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH :

BP/NIM : 2019/19137053

PADA SEMESTER III
FAKULTAS TEKNIK
DISAHKAN OLEH :
ASISTEN DOSEN
APRIG USTIANTO (17137079)

FAKULTAS TEKNIK
2020
(ii)
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH :

BP/NIM : 2019/19137053

PADA SEMESTER III
FAKULTAS TEKNIK
DISAHKAN OLEH :
ASISTEN DOSEN
NABILLA KANSHA (17137065)


FAKULTAS TEKNIK

2020
(ii)
LEMBAR ASISTENSI
PRATIKUM ILMU UKUR TAMBANG
NAMA : JORDI ANDIKA PUTRASALIM

NIM 19137053
ACARA : LEMBAR KONSULTASI KESELURUHAN

ASISTEN : APRIG USTIANTO dan NABILLA KANSHA
NO HARI / TANGGAL MATERI TANDA TANGAN
(iii)
Halaman Persembahan
Puji Dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

Pujian Kusembahkan Kepadamu Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Penyayang, Maha
Kasih Dan Maha Adil. Atas Kehendakmu Tuhan, Aku Dapat Berpikir, Mempunyai Ilmu,
Beriman Dan Sabar Dalam Menghadapi Kehidupan Ini. Semoga Keberhasilan Dapat Menjadi
Penyemangatku Dalam Meraih Cita-Cita.
Kupersembahkan Buku Kecil Ini Untuk Orang Tuaku Yang Senantiasa
Membimbing, Membesarkan, Sabar Dalam Menghadapi Tingkah Laku-Ku Dan Juga
Senantiasa Memberikan Semangat Dan Nasehat Yang Sangat Berguna Bagi Ku.
Terimalah Karya Kecil Ku Ini Sebagi Bukti Keseriusan Ku Dalam Mencapai Cita-
Citaku Dan Kelak Dapat Membuat Engkau Tersenyum Bangga Melihat Anakmu Menjadi
Seorang Sarjana Dan Semoga Kelak Aku Dapat Membahagiakan Engkau Wahai Orang
Tuaku, Jasa Mu Tak Akan Dapat Terbalaskan.
Untuk Para Teman Dan Sahabat Setingkat Ku, Terima Kasih Telah Menemani Hari-
Hari Ku Dalam Perkuliahan Ilmu Ukur Tambang Ini, Banyak Suka Dan Duka Yang Telah
Kita Lalui,Semoga Kelak Kita Tetap Dapat Berkumpul Bersama Dan Saling Membantu.
Untuk Dosen Pembimbing Yaitu Bapak Riko Maiyudi, M.T. Yang Telah Sabar
Membimbing Dan Mengajari Kami Tentang Ilmu Ukur Tambang Ini, Terima Kasih Pak
Telah Memberikan Ilmu Yang Sangat Bermanfaat Buat Masa Depan Kami. Jasamu Akan
Selalu Teringat, Terima Kasih Pak.
(iv)
Kata Pengantar
Puji Dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena Atas Izinnya
Laporan Ilmu Ukur Tambang Ini Dapat Diselesaikan Tepat Pada Waktunya.
Laporan Ilmu Ukur Tambang Ini Dibuat Dengan Berbagai Aktivitas-
Aktivitas(Observasi) Dan Bantuan Dari Berbagai Pihak Untuk Membantu
Menyelesaikan Segala Hambatan Dan Tantangan Selama Mengerjakan Laporan Ini.
Saya Sebagai Penulis Mengucapkan Terima Kasih Yang Besar Kepada :
1. Bapak Riko Maiyudi, M.T. Selaku Dosen Pembimbing Survey Dan Pemetaan.
2. Dan Teman-Teman Yang Terlibat Dalam Pengerjaan Laporan Ini.
Adapun Tujuan Dari Pembuatan Dari Laporan Ini Adalah Untuk Memberikan
Pengetahuan Dan Wawasan Mengenai Pratikum Ilmu Ukur Tambang Ini, Sehingga
Dapat Di Aplikasikan Kelak Di Dunia Kerja.
Laporan ini hendaknya dapat menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam
pelaksanaan ilmu ukur tambang juga dapat menjadi bahan perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berfungsi sebagaimana
mestinya.
Padang, 13 Desember 2020
Jordi Andika Putra Salim

19137053
(v)
RINGKASAN
Mata kuliah Ilmu Ukur Tambang ialah mengkaji pengukuran kerangka control
horizontal menggunakan GPS, penentuan posisi dengan metode polygon terbuka,
polygon tertutup, ikatan kemuka, pengukuran detail situasi dan pengukuran stake out.
Survei topografi adalah suatu metode unutk menetukan posisi tanda-tanda buatan
manusia dan alamiah dipermukaan tanah. Pengukuran topografi dilakukan dengan
metode tachymetry mencakup objek yang dibentuk oleh alam dan buatan manusia.
Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur titik-titik yang terdapat pada area
pengukuran, sehingga gambaran umum dari keadaan topografi pada suatu area dapat
dipresentasikan dengan baik. Pengukuran dilakukan dengan mengukur sudut dan
jarak yang direkam dalam format digital untuk selanjutnya ditampilkan dalam bentuk
koordinat pada alat survei.
Sistem koordinat polar merupakan sistem koordinat dua dimensi dimana tiap titik
pada bidang di tentukan dengan jarak dari suatu titik yang telah di tetapkan dan suatu
sudut dari suatu arah yang telah di tetapkan. Pada pelaksanaan praktikum untuk
menentukn sudut horizontalnya menggunakan kompas dan vertikalnya menggunakan
klinometer. Klinometer adalah sebuah alah sederhana untuk mengukur sudut elevasi
antara garis datar dan sebuah garis yang menghubungkan sebuah titik pada garis datar
tersebut dengan titik puncak objek.
Pengikatan kemuka adalah suatu metode penentuan posisi dari dua buah titik di
lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat
berdiri target (prisma atau jalon) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut.
Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut
dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik b dinamakan sudut beta. Sudut beta
dan alfa diperoleh dari lapangan.
Karakteristik penentuan posisi dengan pengikatan kemuka:
1) Bentuk yang digunakan segitiga
2) Dilakukan pengukuran dua sudut (alfa dan beta)
3) Salah satu panjang sisi harus diukur untuk mengetahui bentuk dan besar segitiga
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai,
maupun irigasi. Tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan
terbuka. Namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila
mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak
mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. Jadi pengukuran di mulai dari titik
awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar di bawah ini.
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat
sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat
pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z). Sedangkan
terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik
awal saja. Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi sehingga
hanya surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak lah yang bisa
menggunakan ini karena yakin ketelitian dan kesalahan sudut hanya kecil. Tingkat
kesalahan pada pengukuran sangat tergantung dari pengukurnya sendiri seberapa
akurat bisa melakukannya.
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi
banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1
kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan
membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk
mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut. Pada gambar di atas
terlihat semua sudut teratur namun pada pengukuran di lapangan semua sudut
mempunyai besaran yang berbeda-beda. Lalu bagaimana cara menerapkan di
lapangannya? Pada prinsipnya yang perlu diingat adalah penentuan jumlah titik
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur lahan yang sangat luas
maka membutuhkan banyak titik poligon. Usahakan menggunakan sedikit titik
poligon yang terpenting menutup. Semakin banyak titik poligon maka tingkat
kesalahan sudut semakin besar. Gambar di atas mempunyai segi 6 artinya apabila kita
menghitung jumlah keseluruhan sudut dalam bisa menggunakan rumus (n-2)x180.
Jumlah sudut dalam total = (6-2)x180 = 720 derajat. Hasil hitungan tersebut
adalah sudut tersebut benar-benar menutup. Tapi tahukah anda bahwa pengukuran di
lapangan tidak bisa seperti itu. Biasanya ada sedikit kesalahan jumlah sudut dalam
karena beberapa faktor di lapangan. Misalkan saya bandingkan hasil pengukuran dari
lapangan sebelum dikoreksi didapat jumlah sudut dalam sebesar 720d54’43” (720
derajat 54 menit 43 detik). Maka hasil pengukuran saya ini ada kesalahan atau
kelebihan sudut sebesar 54’43”. Maka yang harus dikoreksi adalah sebesar 54’43”
agar sudut dalam sesuai dengan hasil rumus di atas. Selain untuk mengkoreksi sudut
dalam, fungsi dari poligon tertutup ini adalah untuk mengkoreksi elevasi. Misalkan
saat kita mulai pengukuran dari titik awal atau titik 1 dengan elevasi awal 100 m dari
permukaan laut. Maka saat kita kembali ketitik awal lagi setelah melalui titik poligon
2,3,4,5, dan 6 harusnya elevasi akhir adalah 100 m juga. Apabila lebih atau kurang
dari itu maka harus dikoreksi.
Ketelitian,keseriusan & ketekunan sangat dituntut dalam Pratikum Ilmu Ukur
Tambang ini.
(vi)
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... (ii)

LEMBAR ASISTENSI .................................................................................(iii)
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. (iv)
KATA PENGANTAR .................................................................................. (v)

RINGKASAN ............................................................................................... (vi)
DAFTAR ISI .................................................................................................. (vii)

ISI LAPORAN
1. Pengukuran Topografi Sistem Polar
2. Pengukuran Ikatan Kemuka
3. Pengukuran Poligon Terbuka
4. Pengukuran Poligon Tertutup
KESAN DAN PESAN ................................................................................. (viii)

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. (ix)
LAMPIRAN ................................................................................................. (x)
(vii)
LAPORAN I
PENGUKURAN TOPOGRAFI SISTEM POLAR

LAPORAN
ILMU UKUR TAMBANG
ACARA 1
‘’PENGUKURAN TOPOGRAFI SISTEM POLAR’’
Disusun Oleh :
(19137053)
PelaksanaanPraktikum :
Hari/Tanggal : SABTU/10 OKTOBER 2020
Sesi/Jam : SENIN/13:20-15:50
Dosen Pengampu : RIKO MAIYUDI, S.T. , M.T.
LABORATORIUM TEKNIK PERTAMBANGAN

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
2020
PENGUKURAN TOPOGRAFI SISTEM POLAR
HARI/TANGGAL : SABTU/ 10 OKTOBER 2020
WAKTU : 10.00 WIB
LOKASI : JALAN FAMILY RAYA KOMP PT PUSRI NO D,

PROVINSI SUMATERA BARAT, KECAMATAN LUBUK BEGALUNG,
KELURAHAN GURUN LAWEH NAN XX, RT 002/ RW 001
CUACA : CERAH
A. TUJUAN PRATIKUM
• MAHASISWA TERAMPIL DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN
SYSTEM POLAR UNTUK TOPOGRAFI DILAPANGAN.
• MAHASISWA TERAMPIL MENGGAMBARKAN PETA PENGUKURAN
TOPOGRAFI.
B. TEORI DASAR
SURVEI TOPOGRAFI ADALAH SUATU METODE UNUTK MENETUKAN

POSISI TANDA-TANDA BUATAN MANUSIA DAN ALAMIAH
DIPERMUKAAN TANAH. PENGUKURAN TOPOGRAFI DILAKUKAN
DENGAN METODE TACHYMETRY MENCAKUP OBJEK YANG DIBENTUK
OLEH ALAM DAN BUATAN MANUSIA. PENGUKURAN INI DILAKUKAN
DENGAN MENGUKUR TITIK-TITIK YANG TERDAPAT PADA AREA
PENGUKURAN, SEHINGGA GAMBARAN UMUM DARI KEADAAN
TOPOGRAFI PADA SUATU AREA DAPAT DIPRESENTASIKAN DENGAN
BAIK. PENGUKURAN DILAKUKAN DENGAN MENGUKUR SUDUT DAN
JARAK YANG DIREKAM DALAM FORMAT DIGITAL UNTUK
SELANJUTNYA DITAMPILKAN DALAM BENTUK KOORDINAT PADA
ALAT SURVEI.
SISTEM KOORDINAT POLAR MERUPAKAN SISTEM KOORDINAT DUA
DIMENSI DIMANA TIAP TITIK PADA BIDANG DI TENTUKAN DENGAN
JARAK DARI SUATU TITIK YANG TELAH DI TETAPKAN DAN SUATU
SUDUT DARI SUATU ARAH YANG TELAH DI TETAPKAN. PADA
PELAKSANAAN PRAKTIKUM UNTUK MENENTUKN SUDUT
HORIZONTALNYA MENGGUNAKAN KOMPAS DAN VERTIKALNYA
MENGGUNAKAN KLINOMETER. KLINOMETER ADALAH SEBUAH ALAH
SEDERHANA UNTUK MENGUKUR SUDUT ELEVASI ANTARA GARIS
DATAR DAN SEBUAH GARIS YANG MENGHUBUNGKAN SEBUAH TITIK
PADA GARIS DATAR TERSEBUT DENGAN TITIK PUNCAK OBJEK.
PERHITUNGAN JARAK DAN ELEVASI.
HD= 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 COS 𝑘𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑉𝐷 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

X2 = X1+ HD X SIN KOMPAS
Y2 = Y1+ HD X COS KOMPAS

Z2 = Z1+ VD
CATT:
AZ = AZIMUT DARI BACAAN KOMPAS YG DI SET 0 KE UTARA

VA= SUDUT MIRING DARI KLINOMETER
SD= JARAK DENGAN METERAN
dx = HD x Sin Kompas
dy = HD x Cos Kompas
dh = VD
C. PERALATAN PRATIKUM
• KOMPAS (HP)
• KLINOMETER (HP)
• PITA UKUR
• PEN UKUR / PATOK KAYU ATAU BAMBU
• HELM
• ROMPI
KESELAMATAN KERJA
• MAHASISWA MEMAKAI SEPATU
• PASTIKAN JUMLAH ALAT YANG DIPINJAM
• HINDARI KEHILANGAN ALAT

• PAKAILAH HELM UNTUK KEAMANAN KEPALA ANDA
• PAKAI ROMPI
D. LANGKAH KERJA
a) PERSIAPAN
• PERSIAPKAN ALAT YANG DIBUTUHKAN

• PERGI KELOKASI PRAKTEK
b) PERNGUKURAN
• MENENTUKAN LOKASI PENGUKURAN

• MENENTUKAN TITIK AWAL (P) DAN TITIK-TITIK PENGUKURAN .
• MENENTUAN ARAH UTARA DENGAN KOMPAS.

• MENENTUKAN AZIMUT P – P1 ATAU (ΑP-P1).
• MELAKUKAN PEMBACAAN SUDUT MIRING, SUDUT HORIZONTAL,

DAN JARAK PADA PENGUKUKURAN P KE P1 SERTA MENCATAT PADA
TABEL DATA.
• MELAKUKAN LANGKAH 3- 5 SAMPAI TITIK KE N
E. SKETSA
U
RUMAH
PANTI ASUHAN MENTAWAI
JALAN
F. DATA PRATIKUM
NO TITIK JARAK(cm) AZIMUT KLINOMETER
1 P-P1 160 260˚ 18˚
2 P-P2 130 330˚ 12˚
3 P-P3 150 60˚ 5˚
4 P-P4 135 120˚ 4˚
5 P-P5 155 160˚ 7˚
6 P-P6 165 210˚ 6˚
DENGAN KOORDINAT:
X= 1053
Y= 1053 UNTUK TITIK P

Z= 53
G. PENGOLAHAN DATA
1) PERHITUNGAN HD (HD = SD x COS VA)
• HD1= 160 x COS 18˚= 160 x 0,951056516 = 133,147912
• HD2= 130 x COS 12˚= 130 x 0,978147601 = 127,159188
• HD3= 150 x COS 5˚ = 150 x 0,996194698 = 149,429205
• HD4= 135 x COS 4˚ = 135 x 0,99756405 = 134,671147
• HD5= 155 x COS 7˚ = 155 x 0,992546152 = 153,844654
• HD6= 165 x COS 6˚ = 165 x 0,994521895 = 164,096113
2) PERHITUNGAN VD (VD=SD x SIN VA)

• VD1 = 160 x SIN 18˚= 160 x 0,309016994 = 49,442719
• VD2 = 130 x SIN 12˚= 130 x 0,207911691 = 27,0285198
• VD3 = 150 x SIN 5˚= 150 x 0,0871557427 = 13,0733614
• VD4 = 135 x SIN 4˚= 135 x 0,0697564737 = 9,41712395
• VD5= 155 x SIN 7˚= 155 x 0,121869343 = 18,8897482
• VD6= 165 x SIN 6˚= 165 x 0,104528463 = 17,2471964
3) PERHITUNGAN dh (dh=VD)
• dh1= 49,442719
• dh2= 27,0285198
• dh3= 13,0733614
• dh4= 9,41712395
• dh5= 18,8897482
• dh6= 17,2471964
4) PERHITUNGAN dx (dx = HD x Sin Az)

• dx1= 133,147912 x Sin 260˚= -131,125096
• dx2= 127,159188 x Sin 330˚= -63,579594
• dx3= 149,429205 x Sin 60˚= 129,409488
• dx4= 134,671147 x Sin 120˚= 116,628634
• dx5= 153,844654 x Sin 160˚= 52,6179706
• dx6= 164,096113 x Sin 210˚= -82,0480565
5) PERHITUNGAN dy (dy = HD x Cos Az)

• dy1= 133,147912 x Cos 260˚= -23,1208923
• dy2= 127,159188 x Cos 330˚= 110,123087
• dy3= 149,429205 x Cos 60˚= 74,7146025
• dy4= 134,671147 x Cos 120˚=-67,3355735
• dy5= 153,844654 x Cos 160˚=-144,566686
• dy6= 164,096113 x Cos 210˚=-142,111403
ANALISA DATA
UNTUK MENGANALISA DATA PRATIKUM KITA DAPAT MENGGUNAKAN
RUMUS, PERHITUNGAN KOORDINAT YAITU:
(XP=1053, YP=1053, ZP=53)
• XP1= XP + HD1 x Sin Az

XP1= XP + dx1
• YP1= YP + HD1 x Cos Az

YP1= YP + dy1
• ZP1= ZP + VD1
ZP1= ZP + dh1
P1
• XP1= 1053 + (-131,125096) = 921,874904
• YP1= 1053 + (-23,1208923) = 1029,87911
• ZP1= 53 + 49,442719 = 102,442719
P2
• XP2= 1053 + (-63,579594)= 989,420406
• YP2= 1053 + 110,123087= 1163,12309
• ZP2= 53 + 27,0285198= 80,0285198
P3
• XP3= 1053 + 129,409488= 1182,40949
• YP3= 1053 + 74,7146025= 1127,7146
• ZP3= 53 + 13,0733614= 66,0733614
P4
• XP4= 1053 + 116,628634= 1169,62863
• YP4= 1053 + (-67,3355735)= 985,664427
• ZP4= 53 + 9,41712395= 62,417124
P5
• XP5= 1053 + 52,6179706= 1105,61797
• YP5= 1053 + (-144,566686)= 908,433314
• ZP5= 53 + 18,8897482= 71,8897482
P6
• XP6= 1053 + (-82,0480565)= 970,951944
• YP6= 1053 + (-142,111403)= 910,888597
• ZP6= 53 + 17,2471964=70,2471964
PADA GAMBAR KERJA SKALA YANG DIGUNAKAN IALAH 1:50
• SD1= 160 cm / 50 = 3,2 cm (P1)

• SD2= 130 cm / 50 = 2,6 cm (P2)
• SD3= 150 cm / 50 = 3 cm (P3)
• SD4= 135 cm / 50 = 2,7 cm (P4)
• SD5= 155 cm / 50 = 3,1 cm (P5)
• SD6= 165 cm / 50 = 3,3 cm (P6)
H. HASIL PRATIKUM
TITIK S A V HD VD dh dx dy KOORDINAT
D K D z A X Y Z
AR E (c (˚ (˚
I m ) )
)
P P 16 2 1 133,14 49,442 49,442 - - 921,87 1029,8 102,44
1 0 6 8 7912 719 719 131,12 23,120 4904 7911 2719
0 5096 8923
P P 13 3 1 127,15 27,028 27,028 - 110,12 989,42 1163,1 80,028
2 0 3 2 9188 5198 5198 63,579 3087 0406 2309 5198
0 594
P P 15 6 5 149,42 13,073 13,073 129,40 74,714 1182,4 1127,7 66,073
3 0 0 9205 3614 3614 9488 6025 0949 146 3614
P P 13 1 4 134,67 9,4171 9,4171 116,62 - 1169,6 985,66 62,417
4 5 2 1147 2395 2395 8634 67,335 2863 4427 124
0 5735
P P 15 1 7 153,84 18,889 18,889 52,617 - 1105,6 908,43 71,889
5 5 6 4654 7482 7482 9706 144,56 1797 3314 7482
0 6686
P P 16 2 6 164,09 17,247 17,247 - - 970,95 910,88 70,247
6 5 1 6113 1964 1964 82,048 142,11 1944 8597 1964
0 0565 1403
I. GAMBAR KERJA
J. KESIMPULAN
1. PENGUKURAN TOPOGRAFI DILAKUKAN DENGAN METODE
TOCHYMETRI MENCAKUP OBJEK YANG DIBENTUK ALAM DAN
BUATAN MANUSIA.
2. PENGUKURAN DILAKUKAN DENGAN MENGUKUR TITIK-TITIK
YANG TERDAPAT PADA AREA PENGUKURAN, SEHINGGA
GAMBARAN UMUM DARI KEADAAN TOPOGRAFI DAPAT
DIPRESENTSIKAN DENGAN BAIK
3. BEBERAPA RUMUS PERHITUNGAN YANG DIGUNAKAN YAITU:
• HD= 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 COS 𝑘𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
• 𝑉𝐷 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
• X2 = X1+ HD X SIN KOMPAS
• Y2 = Y1+ HD X COS KOMPAS
• Z2 = Z1+ VD
4. DARI PENGOLAHAN DATA DIDAPAT HASIL SEPERTI BERIKUT:
• XP1= 1053 + (-131,125096) = 921,874904
YP1= 1053 + (-23,1208923) = 1029,87911

ZP1= 53 + 49,442719 = 102,442719
• XP2= 1053 + (-63,579594)= 989,420406
YP2= 1053 + 110,123087= 1163,12309
ZP2= 53 + 27,0285198= 80,0285198
• XP3= 1053 + 129,409488= 1182,40949
YP3= 1053 + 74,7146025= 1127,7146
ZP3= 53 + 13,0733614= 66,0733614
• XP4= 1053 + 116,628634= 1169,62863
YP4= 1053 + (-67,3355735)= 985,664427

ZP4= 53 + 9,41712395= 62,417124
• XP5= 1053 + 52,6179706= 1105,61797

YP5= 1053 + (-144,566686)= 908,433314
ZP5= 53 + 18,8897482= 71,8897482
• XP6= 1053 + (-82,0480565)= 970,951944
YP6= 1053 + (-142,111403)= 910,888597

ZP6= 53 + 17,2471964=70,2471964
5. SKALA YANG DIGUNAKAN PADA GAMBAR KERJA YAITU 1:50
K. SARAN
• SEBELUM MEMULAI PRATIKUM DIDAHULUI DENGAN DOA
• GUNAKAN PERALATAN SAFETY
• PATUHI PROTOKOL COVID-19
• LAKUKAN PRATIKUM DENGAN TELITI
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penerbit Pekerjaan Umum.1986.Standar Perencanaan Irigasi, Persyaratan
Teknis Bagian Pengukuran Topografi Cetakan 1. Jakarta : PT-02.
Jacub Rais.1980. Ilmu Ukur Tanah, Jilid I, Cetakan ke II.Semarang: Cipta Sari
Grafika.
Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri C Pemetaan Topografi. Bandung :
Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.
DOKUMENTASI
LAPORAN II
PENGUKURAN IKATAN KEMUKA

LAPORAN
ILMU UKUR TAMBANG
ACARA 2
‘’PENGUKURAN IKATAN KEMUKA’’
Disusun Oleh :
(19137053)
Hari/Tanggal : SABTU/17 OKTOBER 2020

FAKULTAS TEKNIK
2020
PENGUKURAN IKATANKEMUKA
HARI/TANGGAL : SABTU/ 17 OKTOBER 2020
WAKTU : 10.00 WIB
CUACA : CERAH
A. TUJUAN PRATIKUM
• MAHASISWA TERAMPIL MENGGUNAKAN ALAT UKUR SUDUT
DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN IKATAN KEMUKA DI
LAPANGAN.
• MAHASISWA TERAMPIL MENGGAMBARKAN PETA HASIL
PENGUKURAN IKATAN KEMUKA.
B. TEORI DASAR
PENGIKATAN KEMUKA ADALAH SUATU METODE PENENTUAN

POSISI DARI DUA BUAH TITIK DI LAPANGAN TEMPAT BERDIRI ALAT
UNTUK MEMPEROLEH SUATU TITIK LAIN DI LAPANGAN TEMPAT
BERDIRI TARGET (PRISMA ATAU JALON) YANG AKAN DIKETAHUI
KOORDINATNYA DARI TITIK TERSEBUT. GARIS ANTARA KEDUA TITIK
YANG DIKETAHUI KOORDINATNYA DINAMAKAN GARIS ABSIS. SUDUT
DALAM YANG DIBENTUK ABSIS TERHADAP TARGET DI TITIK B
DINAMAKAN SUDUT BETA. SUDUT BETA DAN ALFA DIPEROLEH DARI
LAPANGAN.
KARAKTERISTIK PENENTUAN POSISI DENGAN PENGIKATAN
KEMUKA:
1) BENTUK YANG DIGUNAKAN SEGITIGA
2) DILAKUKAN PENGUKURAN DUA SUDUT (ALFA DAN BETA)
3) SALAH SATU PANJANG SISI HARUS DIUKUR UNTUK MENGETAHUI
BENTUK DAN BESAR SEGITIGA
ADAPUN RUMUSNYA SEBAGAI BERIKUT:

1. PERHITUNGAN SUDUT : Bacaan Sudut Kanan – Bacaan Sudut Kiri
2. PERHITUNGAN JARAK AB : dAB = = { ( XB - XA )2 + ( YB - YA )2 }1/2
3. PERHITUNGAN JARAK DENGAN RUMUS SINUS :
d AC = dAB { sin b / sin ( a + b ) }
dBC = dAB { sin a / sin ( a + b ) }
4. PERHITUNGAN SUDUT JURUSAN AB DENGAN RUMUS DASAR :

AB = arc tan { DXAB / DYAB }
5. PERHITUNGAN KOORDINAT
XC = XA + dAC sin AC
YC = YA + dBC cos AC
• KOMPAS(HP)
• PEN UKUR/ PATOK KAYU

• HELM
• ROMPI
KESELAMATAN KERJA
• MAHASISWA MEMAKAI SEPATU
• PASTIKAN JUMLAH ALAT YANG DIPINJAM
• HINDARI KEHILANGAN ALAT
• PAKAILAH HELM UNTUK KEAMANAN KEPALA ANDA

• PAKAI ROMPI
D. LANGKAH KERJA
a. PERSIAPAN
1. PERSIAPKAN ALAT YANG DIBUTUHKAN
2. BUAT BON ALAT DAN TANDA TANGANI DAN DIKETAHUI OLEH DOSEN
YANG MENGAJAR
3. PERGI KELOKASI PRAKTEK
b. PENGUKURAN
1. MENENTUKAN LOKASI PENGUKURAN
2. MENENTUKAN TITIK AWAL (A) DAN TITIK AWAL (B), KALAU BELUM
ADA LAKUKAN PENGUKURAN METODE POLAR UNTUK MENDAPATKAN
KOORDINAT B DIMANA KOORDINAT A (10XX : 10XX) M.
3. PASANG PATOK DI TITIK A, B DAN C.
4. BERDIRI DI TITIK A.
5. MEMBACA BACAAN SUDUT DI TITIK B DENGAN KOMPAS .
6. MEMBACA BACAAN SUDUT DI TITIK C DENGAN KOMPAS.
7. PINDAH BERDIRI KE TITIK B
8. MEMBACA BACAAN SUDUT DI TITIK A DENGAN KOMPAS.
9. MEMBACA BACAAN SUDUT DI TITIK C DENGAN KOMPAS.
E. SKETSA
U
RUMAH
JALAN
F. DATA PRATIKUM
BACAAN SUDUT (KOMPAS)

NO DARI KE
DALAM DERAJAT
1 A B 350˚
2 A C 305˚
3 B A 170˚
4 B C 228˚
G. PENGOLAHAN DATA
A=1053,1053
B=1182,40949 ; 1127,7146
 = SUDUT KANAN-SUDUT KIRI= 350˚-305˚= 45˚
β= SUDUT KANAN-SUDUT KIRI= 228˚-170˚= 58˚
ɣ=180- − β = 180˚-45˚-58˚=77˚
Sin  ˚= 
Sin β 58˚=0,85
Sin ɣ 77˚= 0,97
o DAB
= [(1182,40949-1053)2 + (1127,7146-1053)2]0,5
= [(129,40949)2 + (74,7146)2]0,5
=[(16746,8161 + 5582,27145)]0,5
=[22329,0876]0,5
= 149,43
o Arc tg (XB-XA / YB-YA)
= Arc tg (1182,40949-1053 / 1127,7146-1053)
= Arc tg 129,40949 / 74,7146
= 60,01˚
o DAB / SIN ɣ = DAC / SIN β

DAC = 149,43 x 0,85 / 0,97
= 130,94
o DAB / SIN ɣ = DBC / SIN 
DBC = 149,43 x 0,71 / 0,97
= 109,38
ANALISA DATA

• XC = X A + d AC sin  AC = 1053 + (130,94 x Sin 60,01˚)
= 1053 + (130,94 x 0,866)
= 1053 + 113,39404
= 1166,39404
• YC = YA + d BC cos  AC = 1053 + (109,38 x Cos 60,01˚)
= 1053 + (109,38 x 0,4998)

= 1053 + 54,6681
= 1107,6681
JADI, KOORDINAT TITIK C (1166,39404 ; 1107,6681)

H. HASIL PRATIKUM
TITIK KOORDINAT NILAI
A XA 1053
YA 1053
B XB 1182,40949
YB 1127,7146
C XC 1166,39404
YC 1107,6681
I. GAMBAR KERJA
J. KESIMPULAN
1) PADA PRATIKUM PENGIKATAN IKATAN KEMUKA PENENTUAN
POSISI DARI DUA BUAH TITIK DI LAPANGAN
2) KARAKTERISTIK PENENTUAN POSISI DENGAN PENGIKATAN
KEMUKA, ADA 3 YAITU: BENTUK YANG DIGUNAKAN SEGITIGA,
DILAKUKAN PENGUKURAN DUA SUDUT (ALFA DAN BETA), DAN
SALAH SATU PANJANG SISI HARUS DIUKUR UNTUK
MENGETAHUI BENTUK DAN BESAR SEGITIGA
3) DARI HASIL PRATIKUM, DAPAT DISIMPULKAN SEBAGAI
BERIKUT:
XA = 1053
YA = 1053
XB = 1182,40949
YB = 1127,7146
XC = 1166,39404
YC = 1107,6681
K. SARAN


DAFTAR PUSTAKA
Hamdani, Adi. (2012, Desember 13). Metode Pengikatan Kemuka. Attahiyat Blog’s.
Diakses pada 20 April 2020 melalui https://attahiyat.blogspot.com/2013/04/metode-
pengikatan-ke-muka.html#
Purwaamijaya,Iskandar.2008. Teknik Survey dan Pemetaan. Jakarta: Direktorat

Manejemen Pendidikan.
DOKUMENTASI
LAPORAN III
PENGUKURAN POLIGON TERBUKA

LAPORAN
ILMU UKUR TAMBANG
ACARA 3
‘’PENGUKURAN POLIGON TERBUKA
Disusun Oleh :
(19137053)
Hari/Tanggal : MINGGU/08 NOVEMBER2020

FAKULTAS TEKNIK
2020
PENGUKURAN POLIGONTERBUKA
HARI/TANGGAL : MINGGU/08 NOVEMBER 2020
WAKTU : 10.00 WIB
CUACA : CERAH
A. TUJUAN PRATIKUM
1. MAHASISWA TERAMPIL DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN
POLIGON TERBUKA DI LAPANGAN.
2. MAHASISWA TERAMPIL MENGGAMBARKAN PETA PENGUKURAN
MEMANJANG .
B. TEORI DASAR
PENGUKURAN POLIGON TERBUKA BIASA DIGUNAKAN UNTUK
MENGUKUR JALAN, SUNGAI, MAUPUN IRIGASI. TAPI KENYATAANNYA
BISA DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR LUAS LAHAN TERBUKA. NAMUN
TETAP DISARANKAN UNTUK MENGGUNAKAN POLIGON TERTUTUP
APABILA MENGUKUR LUAS LAHAN. YANG DIMAKSUD TERBUKA DISINI
ADALAH POLIGON TERSEBUT TIDAK MEMPUNYAI SUDUT DALAM
SEPERTI PADA TERTUTUP. JADI PENGUKURAN DI MULAI DARI TITIK
AWAL TAPI TIDAK KEMBALI KE TITIK AWAL SEPERTI PADA GAMBAR DI
BAWAH INI.
POLIGON TERBUKA SENDIRI TERBAGI MENJADI 2 YAITU TERIKAT
SEMPURNA DAN TIDAK TERIKAT SEMPURNA. DIKATAKAN TERIKAT
SEMPURNA APABILA KITA MEMPUNYAI DATA-DATA KOORDINAT PADA
TITIK AWAL DAN TITIK AKHIR BERUPA DATA KOORDINAT DAN
ELEVASI (X,Y,Z). SEDANGKAN TERIKAT TIDAK SEMPURNA ADALAH
HANYA MEMPUNYAI DATA KOORDINAT DAN ELEVASI PADA TITIK
AWAL SAJA. POLIGON TERBUKA TIDAK TERIKAT SEMPURNA INI TIDAK
BISA DIKOREKSI SEHINGGA HANYA SURVEYOR-SURVEYOR HANDAL
DAN BERPENGALAMAN BANYAK LAH YANG BISA MENGGUNAKAN INI
KARENA YAKIN KETELITIAN DAN KESALAHAN SUDUT HANYA KECIL.
TINGKAT KESALAHAN PADA PENGUKURAN SANGAT TERGANTUNG
DARI PENGUKURNYA SENDIRI SEBERAPA AKURAT BISA
MELAKUKANNYA.
ADAPUN RUMUS YANG DIGUNAKAN:
• PERHITUNGAN JARAK DAN ELEVASI.

Beta = Bacaan Sudut Kanan – Bacaan Sudut Kiri
HD= 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 Cos 𝑘𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑉𝐷 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
X2 = X1+ HD12 x Sin Alfa12

Y2 = Y1+ HD12 x Cos Alfa12
Z2 = Z1+ VD12
• PITA UKUR/METERAN
• PEN UKUR
• KOMPAS
• KLINOMETER
• JALON
• HELM
• ROMPI
• PAYUNG
KESELAMATAN KERJA
✓ MAHASISWA MEMAKAI SEPATU
✓ HINDARI KEHILANGAN ALAT
✓ PAKAILAH HELM UNTUK KEAMANAN KEPALA ANDA
✓ PAKAI ROMPI
✓ PAKAI PAYUNG UNTUK MELINDUNGI ALAT
D. LANGKAH KERJA
A. PERSIAPAN
2. PERGI KELOKASIPRAKTEK
B. PENGUKURAN
2. MENENTUKAN TITIK AWAL (P1) DAN TITIK-TITIK PENGUKURAN .
3. MENDIRIKAN STATIP PADA TITIK P1.

4. MENENTUAN ARAH UTARA DENGAN KOMPAS.
5. MENYETEL ALAT PADA STATIP PADA TITIK P1.
6. MENENTUKAN AZIMUT P1 – P2 ATAU (Α1-2).

7. MELAKUKAN PEMBACAAN JARAK MIRING DENGAN METERAN,
SUDUT VERTICAL DENGAN KLINOMETER DAN SUDUT HORIZONTAL
DENGAN KOMPAS PADA PENGUKUKURAN P1 KE P2 SERTA MENCATAT
PADA TABEL DATA.
8. PINDAHKAN ALAT KE P2.
9. ARAHKAN TEROPONG KE P2 DAN LAKUKAN PEMBACAAN JARAK
MIRING DENGAN METERAN, SUDUT VERTICAL DENGAN KLINOMETER
DAN SUDUT HORIZONTAL DENGAN KOMPAS
11. MELAKUKAN LANGKAH 7- 10 SAMPAI TITIK KE N.
E. SKETSA
U RUMAH
JALAN
F. DATA PRATIKUM
NO TITIK Az KANAN KIRI m SD(m) KOORDINAT
BS IS FS X(m) Y(m ) Z(m)
1 P1 P2 125˚ 305˚ 1˚ 2,5 1053 1053 53
2 P1 P2 P3 250˚ 115˚ 2˚ 3
3 P2 P3 P4 310˚ 70˚ 1˚ 2,6
4 P3 P4 Pn 250˚ 130˚ 2˚ 3,2
n P4 Pn 70˚
G. PENGOLAHAN DATA
✓ TITIK P1-P2
BETA= BACAAN SUDUT KANAN-BACAAN SUDUT KIRI
= 305˚-0˚=305˚
HD= JARAK METERAN x Cos KLINOMETER

= 2,5 m x Cos 1˚ = 2,49961924 m
VD= JARAK METERAN x Sin KLINOMETER
= 2,5 m x Cos 1˚= 0,0436310161 m

dh=VD= 0,0436310161m
dx = HD x Sin KOMPAS
= 2,49961924 m x Sin 125˚ = 2,04756821 m
dy = HD x Cos KOMPAS
= 2,49961924 m x Cos 125˚ = -1,4337227 m

✓ TITIK P2-P3
BETA2 = BACAAN SUDUT KANAN-BACAAN SUDUT KIRI
= 250˚-115˚= 135˚
α = 180˚-135˚=45˚
α23=α12 – α
= 125˚-45˚ = 80˚
HD= JARAK DENGAN METERAN x Cos KLINOMETER

= 3 m x Cos 2˚ = 2,99817248 m
= 3 m x Sin 2˚ = 0,10469849 m
dh=VD= 0,10469849 m
dx= HD x Sin KOMPASS

= 2,99817248 m x Sin 80˚ = 2,9526235 m
= 2,99817248 m x Cos 80˚ = 0,520627187 m

✓ TITIK P3-P4
= 310˚-70˚ = 240˚
Θ = β3 - 180˚
= 240˚ - 180˚ = 60˚
α34 = α23 + θ
= 80˚ + 60˚ = 140˚

= 2,6 m x Cos 1˚ = 2,59960401 m

= 2,6 m x Sin 1˚ = 0,0453762567 m

dh=VD= 0,0453762567 m
dx= HD x Sin KOMPASS
= 2,59960401 m x Sin 140˚ = 1,67099325 m

dy= HD x Cos KOMPAS
= 2,59960401 m x Cos 140˚ = -1,99141221 m
✓ TITIK P4-Pn
= 250˚-130˚ = 120˚
α = 180˚ - β4 = 180˚ - 120˚ = 60˚
α4n = α34 – α = 140˚ - 60˚ = 80˚
= 3,2 m x Cos 2˚ = 3,19805065 m

= 3,2 m x Sin 2˚= 0,111678389 m
dh=VD= 0,111678389 m
dx = HD x Sin KOMPASS
= 3,19805065 m x Sin 80˚ = 3,14946507 m
= 3,19805065 m x Cos 80˚ = 0,555335667 m
ANALISA DATA

✓ XP1= 1053 m
YP1= 1053 m
ZP1= 53 m
✓ XP2= XP1 + HD12 x Sin ALFA12

= 1053 m + 2,49961924 m x Sin 125˚ = 1055,04757 m
YP2 = YP1 + HD12 x Cos ALFA 12
= 1053 m + 2,49961924 m x Cos 125˚ = 1051,56628 m

ZP2 = Z1 + VD12
= 53 m + 0,0436310161 m = 53,043631 m
✓ XP3 = XP2 + HD23 x Sin ALFA23

= 1055,04757 m + 2,99817248 m x Sin 80˚ = 1058,00019 m
= 1051,56628 m + 2,99817248 m x Cos 80˚ = 1052,08691 m

ZP3 = ZP2 + VD 23
= 53,043631 m + 0,10469849 m = 53,1483295 m
= 1058,00019 m + 2,59960401 m x Sin 140˚ = 1059,67118 m
= 1052,08691 m+ 2,59960401 m x Cos 140˚ = 1050,0955 m
ZP4 = ZP3 + VD 34
= 53,1483295 m + 0,0453762567 m = 53,1937058 m
✓ XPn = XP4 + HD4n x Sin ALFA4n

= 1059,67118 m + 3,19805065 m x Sin 80˚ = 1062,82065 m
YPn = YP4 + HD4n x Cos ALFA4n
= 1050,0955 m + 3,19805065 m x Cos 80˚ = 1050,65048 m
ZPn = ZP4 + VD 4n
= 53,1937058 m + 0,111678389 m = 53,3053842 m

H. HASIL PRATIKUM
VD (m) dh (m) dx (m) dy (m) KOORDINAT
X (m) Y(m) Z(m)
0,0436310161 0,0436310161 2,04756821 -1,4337227 1053 1053 53
0,10469849 0,10469849 0,10469849 2,9526235 1055,04757 1051,56628 53,043631
0,0453762567 0,0453762567 1,67099325 -1,99141221 1058,00019 1052,08691 53,1483295
0,111678389 0,111678389 3,14946507 0,555335667 1059,67118 1050,0955 53,1937058
1062,82065 1050,65048 53,3053842

NO TITIK Az KANAN KIRI m SD (m) HD (m)
BS IS FS
1 P1 P2 125˚ 305˚ 1˚ 2,5 2,49961924
2 P1 P2 P3 250˚ 115˚ 2˚ 3 2,99817248
3 P2 P3 P4 310˚ 70˚ 1˚ 2,6 2,59960401
4 P3 P4 Pn 250˚ 130˚ 2˚ 3,2 3,19805065
n P4 Pn 70˚
I. GAMBAR KERJA
J. KESIMPULAN
1. POLIGON TERBUKA ADALAH POLIGON YANNG TITIK AWAL DAN
TITIK AKHIRNYA MERUPAKAN TITIK YANG BERLAINAN (TIDAK
BERTEMU PADA SATU TITIK)
2. PENGUKURAN POLIGON TERBUKA TERBAGI 2 MACAM, YAITU:
POLIGON TERBUKA BEBAS (TIDAK TERIKAT) DAN POLIGON
TERBUKA TERIKAT
3. ADAPUN HASIL YANG DIDAPAT PADA PRATIKUM INI:
✓ XP1= 1053 m
YP1= 1053 m
ZP1= 53 m
✓ XP2= XP1 + HD12 x Sin ALFA12

= 1053 m + 2,49961924 m x Sin 125˚ = 1055,04757 m
= 1053 m + 2,49961924 m x Cos 125˚ = 1051,56628 m

ZP2 = Z1 + VD12
= 53 m + 0,0436310161 m = 53,043631 m

= 1055,04757 m + 2,99817248 m x Sin 80˚ = 1058,00019 m
= 1051,56628 m + 2,99817248 m x Cos 80˚ = 1052,08691 m
ZP3 = ZP2 + VD 23
= 53,043631 m + 0,10469849 m = 53,1483295 m

= 1058,00019 m + 2,59960401 m x Sin 140˚ = 1059,67118 m
= 1052,08691 m+ 2,59960401 m x Cos 140˚ = 1050,0955 m

ZP4 = ZP3 + VD 34
= 53,1483295 m + 0,0453762567 m = 53,1937058 m
✓ XPn = XP4 + HD4n x Sin ALFA4n
= 1059,67118 m + 3,19805065 m x Sin 80˚ = 1062,82065 m
YPn = YP4 + HD4n x Cos ALFA4n
= 1050,0955 m + 3,19805065 m x Cos 80˚ = 1050,65048 m
ZPn = ZP4 + VD 4n
= 53,1937058 m + 0,111678389 m = 53,3053842 m
K. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan, Moldi. (2017, November 8). Poligon Terbuka Pada Ilmu Ukur Tanah.
ASDAR id. Diakses pada tanggal 10 November 2020 melalui
https://www.asdar.id/pengertian-poligon-tertutup-dan-terbuka/
Wongsotjitro, Soetomo. 1980. Ilmu Ukur Tanah, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta:

Kanisius.
DOKUMENTASI
LAPORAN IV
PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP

LAPORAN
ILMU UKUR TAMBANG
ACARA 4
‘’PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP’’
Disusun Oleh :
(19137053)
Hari/Tanggal : MINGGU/15 NOVEMBER2020

FAKULTAS TEKNIK
2020
PENGUKURAN POLIGONTERTUTUP
HARI/TANGGAL : MINGGU/ 15 NOVEMBER 2020
WAKTU : 10.00 WIB
CUACA : CERAH
A. TUJUAN PRATIKUM
✓ MAHASISWA TERAMPIL DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN

POLIGON TERTUTP DI LAPANGAN.
✓ MAHASISWA TERAMPIL MENGGAMBARKAN PENGUKURAN
POLIGON TERTUTUP.
B. TEORI DASAR
POLIGON TERTUTUP ADALAH KERANGKA DASAR PENGUKURAN
YANG MEMBENTUK POLIGON SEGI BANYAK YANG MENUTUP. YANG
DIMAKSUD MENUTUP ADALAH APABILA MULAI DARI TITIK 1
KEMUDIAN KE TITIK 2 DAN SETERUSNYA AKAN KEMBALI KE TITIK 1
LAGI. SEHINGGA AKAN MEMBENTUK SEGI BANYAK. FUNGSI DARI
KEMBALI KE TITIK AWAL ADALAH DIGUNAKAN UNTUK MENGKOREKSI
BESARAN SUDUT PADA TIAP SEGI BANYAK TERSEBUT. PADA GAMBAR
DI ATAS TERLIHAT SEMUA SUDUT TERATUR NAMUN PADA
PENGUKURAN DI LAPANGAN SEMUA SUDUT MEMPUNYAI BESARAN
YANG BERBEDA-BEDA. LALU BAGAIMANA CARA MENERAPKAN DI
LAPANGANNYA? PADA PRINSIPNYA YANG PERLU DIINGAT ADALAH
PENENTUAN JUMLAH TITIK DISESUAIKAN DENGAN KONDISI
LAPANGAN. MISALKAN YANG DIUKUR LAHAN YANG SANGAT LUAS
MAKA MEMBUTUHKAN BANYAK TITIK POLIGON. USAHAKAN
MENGGUNAKAN SEDIKIT TITIK POLIGON YANG TERPENTING
MENUTUP. SEMAKIN BANYAK TITIK POLIGON MAKA TINGKAT
KESALAHAN SUDUT SEMAKIN BESAR. GAMBAR DI ATAS MEMPUNYAI
SEGI 6 ARTINYA APABILA KITA MENGHITUNG JUMLAH KESELURUHAN
SUDUT DALAM BISA MENGGUNAKAN RUMUS (N-2)X180.
JUMLAH SUDUT DALAM TOTAL = (6-2)X180 = 720 DERAJAT. HASIL
HITUNGAN TERSEBUT ADALAH SUDUT TERSEBUT BENAR-BENAR
MENUTUP. TAPI TAHUKAH ANDA BAHWA PENGUKURAN DI LAPANGAN
TIDAK BISA SEPERTI ITU. BIASANYA ADA SEDIKIT KESALAHAN
JUMLAH SUDUT DALAM KARENA BEBERAPA FAKTOR DI LAPANGAN.
MISALKAN SAYA BANDINGKAN HASIL PENGUKURAN DARI LAPANGAN
SEBELUM DIKOREKSI DIDAPAT JUMLAH SUDUT DALAM SEBESAR
720D54’43” (720 DERAJAT 54 MENIT 43 DETIK). MAKA HASIL
PENGUKURAN SAYA INI ADA KESALAHAN ATAU KELEBIHAN SUDUT
SEBESAR 54’43”. MAKA YANG HARUS DIKOREKSI ADALAH SEBESAR
54’43” AGAR SUDUT DALAM SESUAI DENGAN HASIL RUMUS DI ATAS.
SELAIN UNTUK MENGKOREKSI SUDUT DALAM, FUNGSI DARI POLIGON
TERTUTUP INI ADALAH UNTUK MENGKOREKSI ELEVASI. MISALKAN
SAAT KITA MULAI PENGUKURAN DARI TITIK AWAL ATAU TITIK 1
DENGAN ELEVASI AWAL 100 M DARI PERMUKAAN LAUT. MAKA SAAT
KITA KEMBALI KETITIK AWAL LAGI SETELAH MELALUI TITIK POLIGON
2,3,4,5, DAN 6 HARUSNYA ELEVASI AKHIR ADALAH 100 M JUGA.
APABILA LEBIH ATAU KURANG DARI ITU MAKA HARUS DIKOREKSI.
ADAPUN RUMUS YANG DIGUNAKAN:
• PERHITUNGAN JARAK DAN ELEVASI.
a. Beta = BACAAN SUDUT KANAN – BACAAN SUDUT KIRI
b. HD= 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 (SD) 𝑥 Cos 𝑘𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (m)
c. 𝑉𝐷 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 (SD) 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (m)
d. X2 = X1+ HD12 x Sin Alfa12

e. Y2 = Y1+ HD12 x Cos Alfa12
f. Z2 = Z1+ VD12
2. KOREKSI SALAH PENUTUP
• SUDUT DALAM
Sigma Sudut = (n-2)*180=0 + fb
• SUDUT LUAR
Sigma Sudut = (n+2)*180=0 + fb
• Koreksi masing2 sudut fb’ = fb/n

Dimana n= jumlah titik, jika pembagian tidak bulat, sisa akan diberikan ke jarak jarak
berdasarkan mana yang lebih pendek
• Sigma (D. Sin Alfa) =0 + fx

• Koreksi masing –masing dx (dsin alfa) contoh fx12= (HD12/Sigma HD ) x fx , dst
• Sigma (D. cos Alfa) = 0 + fy
• Koreksi masing –masing dy (dcos alfa) contoh fy12= (HD12/Sigma HD ) x fy , dst
1. KOMPASS (HP)
2. PITA UKUR/METERAN
3. PEN UKUR
4. KLINOMETER
5. JALON
6. HELM
7. ROMPI
8. PAYUNG
KESELAMATAN KERJA
a. MAHASISWA MEMAKAI SEPATU

b. HINDARI KEHILANGAN ALAT
c. PAKAILAH HELM UNTUK KEAMANAN KEPALA ANDA
d. PAKAI ROMPI
e. PAKAI PAYUNG UNTUK MELINDUNGI ALAT
D. LANGKAH KERJA
a. PERSIAPAN
2. PERGI KELOKASIPRAKTEK
b. PENGUKURAN
2. MENENTUKAN TITIK AWAL (P1) DAN TITIK-TITIK PENGUKURAN .
3. MENDIRIKAN STATIP PADA TITIK P1.
4. MENENTUAN ARAH UTARA DENGAN KOMPAS.
5. MENYETEL ALAT PADA STATIP PADA TITIK P1.

6. MENENTUKAN AZIMUT P1 – P2 ATAU (Α1-2).
7. MELAKUKAN PEMBACAAN JARAK MIRING DENGAN METERAN,
SUDUT VERTICAL DENGAN KLINOMETER DAN P1 KE P2 SERTA
MENCATAT PADA TABEL DATA.
8. PINDAHKAN ALAT KE P2.

MIRING DENGAN METERAN, SUDUT
VERTICAL DENGAN KLINOMETER DAN SUDUT HORIZONTAL DENGAN
KOMPAS
11. MELAKUKAN LANGKAH 7- 10 SAMPAI KEMBALI KE TITIKP1.
E. SKETSA
RUMAH
JALAN
F. DATA PRATIKUM
NO TITIK Az KANAN KIRI m SD(m) KOORDINAT
BS IS FS X(m) Y(m ) Z(m)
1 P1 P2 35˚ 1˚ 2,8 1053 1053 53
2 P1 P2 P3 35˚ 110˚ 2˚ 3,5
3 P2 P3 P4 290˚ 80˚ 1˚ 3,8
4 P3 P4 P5 260˚ 335˚ 2˚ 2.8
5 P4 P5 P1 160˚ 270˚ 1˚ 4
6 P5 P1 P2 215˚ 95˚ 1˚ 2.8 1053 1053 53

G. PENGOLAHAN DATA
• TITIK 1-2

=215˚-95˚=120˚
BETA LUAR= 360˚-120˚=240˚

α12=35˚
HD= SD x Cos Klinometer = 2,8 m x Cos 1˚= 2,79957355 m

VD=SD x Sin Klinometer = 2,8 m x Sin 1˚ = 0,048866738 m
dh=VD= 0,048866738 m
dx=HD x Sin Kompas = 2,79957355 m x Sin 35˚= 1,60576942 m
dy=HD x Cos Kompas = 2,79957355 m x Cos 35˚= 2,2932764 m
X1=1053 m
Y1=1053 m
Z1=53 m
• TITIK 2-3
= 110˚-35˚ =75˚
BETA LUAR= 360˚-75˚ = 285˚
α23= α12 + β2 + 180˚ = 35˚ + 75˚ + 180˚ =290˚
HD = SD x Cos Klinometer= 3,5 m x Cos 2˚= 3,49786789 m

VD = SD x Sin Klinometer= 3,5 m x Sin 2˚= 0,122148238 m
dh=VD= 0,122148238 m
dx= HD x Sin Kompas = 3,49786789 m x Sin 290˚= -3,28692064 m
dy= HD x Cos Kompas = 3,49786789 m x Cos 290˚= 1,19634128 m

X2= X1 + HD12 x SIN α 12 = 1053m + 2,79957355 m x SIN 35˚= 1054,60577 m
Y2= X1 + HD12 x COS α 12= 1053m + 2,79957355 m x Cos 35˚= 1055, 29328 m
Z2= Z1 + VD12 = 53 m + 0,048866738 m= 53,0488667 m
• TITIK 3-4
= 80˚-290˚= -210˚
BETA LUAR= 360˚-(-120) = 480˚
α34= α23 + β3 - 180˚= 290˚ + (-210) + 180˚= 260˚

HD = SD x Cos Klinometer= 3,8m x Cos 1˚= 3,79942124 m
VD= SD x Sin Klinometer = 3,8m x Sin 1˚= 0,0663191445 m
dh= VD=0,0663191445 m
dx= HD x Sin Kompass= 3,79942124 m x Sin 260˚= -3,74169949 m
dy= HD x Cos Kompas= 3,79942124 m x Cos 260˚= -0,659762575 m
X3= X2 + HD23 x Sin α 23= 1054,60577 m + 3,49786789 m x Sin 290˚

= 1051,31885 m
Y3= Y2 + HD23 x Cos α 23 = 1055,29328 m + 3,49786789 m x Cos 290˚
= 1056,48962 m
Z3= Z2 + VD23 = 53,0488667 m + 0,122148238 m = 53,1710149 m
• TITIK 4-5
= 335˚-260˚ = 75˚
BETA LUAR = 360˚ -75˚ = 285˚
α45= α34 + β4 - 180˚= 260˚ + 75˚ - 180˚= 155˚

HD = SD x Cos Klinometer= 2,8 m x Cos 2˚= 2,79829432 m
VD = SD x Sin Klinometer = 2,8 m x Sin 2˚ = 0,0977185908 m
dh=VD= 0,0977185908 m
dx= HD x Sin Kompas= 2,79829432 m x Sin 155˚= 1,18261028 m
dy= HD x Cos Kompas= 2,79829432 m x Cos 155˚= -2,53611593 m
X4= X3 + HD 34 x Sin α 34 = 1051,31885 m + 3,79942124 m x Sin 260˚
= 1047,57715 m
Y4= Y3 + HD 34 x Cos α 34 = 1056,48962 m + -0,659762575 m
= 1055,82986 m
Z4 = Z3 + VD 34 = 53,1710149 m + 0,0663191445 m = 53,237334 m
• TITIK 5-1
= 270˚ - 160˚= 110˚

BETA LUAR = 360˚-110˚= 250˚
α51= α45 + β5 - 180˚= 155˚ + 110˚ - 180˚= 85˚
HD = SD x Cos Klinometer= 4m x Cos 1˚ = 3,99939078 m
VD= SD x Sin Klinometer = 4m x Sin 1˚= 0,0698096257 m
dh=VD=0,0698096257 m
dx= HD x Cos Kompas= 3,99939078 m x Cos 85˚= 0,348569874 m
dy= HD x Sin Kompas= 3,99939078 m x Sin 85˚= 3,98417189 m

X5= X4 + HD45 x Sin α 45= 1047,57715 m + 2,79829432 m x Sin 155˚
= 1048,75976 m
Y5= Y4 + HD45 x Cos α 45 = 1055,82986 m + 2,79829432 m x Cos 155˚

= 1053,29374 m
Z5= Z4 + VD45= 53,237334 m + 0,0977185908 m= 53,3350526 m
• TITIK 1
X1= X5 + HD51 x SIN α 51= 1048,75976 m + 3,99939078 m x Sin 85˚

= 1052,74393 m
Y1= Y5 + HD51 x COS α 51 = 1053,29374 m + 3,99939078 m x Cos 85˚
= 1053,64231 m
Z1= Z5 + VD51 = 53,3350526 m + 0,0698096257 m = 53,4048622 m
ANALISA DATA
RUMUS SEBAGAI BERIKUT:
• KOREKSI SALAH PENUTUP

1) SUDUT DALAM
ƩB = (n-2) x 180˚ + fb
590˚=(5-2) x 180˚ + fb
590˚= 540˚ + fb
590˚-540˚=fb
50˚=fb
SUDUT LUAR
ƩB= (n + 2) x 180˚ + fb
1290˚= (5+2) x 180˚+ fb
1290˚=1260˚ + fb
30˚=fb
2) KOREKSI MASING-MASINGSUDUT
SUDUT DALAM= fb’=fb/n=50˚/5= 10˚

SUDUT LUAR = fb’=fb/n=30˚/5=6˚
3) Δx dan Δy
TITIK d(m) α Ʃ d SIN α (Δx) Ʃ d COS α (Δy)
1-2 2,8 35˚ 1,60601402 2,29362572
2-3 3,5 285˚ -3,38074039 0,905866658
3-4 3,8 260˚ -3,74226946 -0,659863075
4-5 2,8 155˚ 1,18333113 -2,5376618
5-1 4 85˚ 3,98477879 0,348622971
TOTAL 16,9 -0,34888591 0,350590474
4) KOREKSI MASING-MASINGTITIK
SUMBU X
a) TITIK 1-2
= -0,34888591/16,9 x 2,8m = -0,0578035828 m

b) TITIK 2-3
= -0,34888591/16,9 x 3,5m = -0,0722544784 m
c) TITIK 3-4
= -0,34888591/16,9 x 3,8m = -0,0784477195 m
d) TITIK 4-5
= -0,34888591/16,9 x 2,8m = -0,0578035828 m
e) TITIK 5-1
= -0,34888591/16,9 x 4m = -0,0825765468 m
SUMBU Y
a)TITIK 1-2
= 0,350590474/16,9 x 2,8m = 0,0580859958 m

b)TITIK 2-3
= 0,350590474/16,9 x 3,5m = 0,0726074948 m

c)TITIK 3-4
= 0,350590474/16,9 x 3,8m = 0,0788309943 m
d) TITIK 4-5
= 0,350590474/16,9 x 2,8m = 0,0580859958 m

e) TITIK 5-1
= 0,350590474/16,9 x 4m = 0,082979994 m
5) (Δx dan Δy) – KOREKSI MASING-MASING TITIK

SUMBU X
a) TITIK 1-2
1,60601402 – (-0,0578035828) = 1,6638176
b) TITIK 2-3
-3,38074039 – (-0,0722544784) = -3,30848591

c) TITIK 3-4
-3,74226946 – (-0,0784477195) = -3,66382174
d) TITIK 4-5
1,18333113 – (-0,0578035828) = 1,24113471
e) TITIK 5-1
3,98477879 – (-0,0825765468)= 4,06735534
JUMLAH (KOREKSI MASING-MASING TITIK) = 0
SUMBU Y
a)TITIK 1-2
2,29362572 - 0,0580859958 = 2,23553972
b) TITIK 2-3
0,905866658 - 0,0726074948 = 0,833259163
c) TITIK 3-4
-0,659863075 - 0,078830994 = -0,738694069

d) TITIK 4-5
-2,5376618 - 0,0580859958 = -2,5957478
e) TITIK 5-1
0,348622971 - 0,082979994 = 0,265642977

JUMLAH (KOREKSI MASING-MASING TITIK) = 0
6) KOORDINAT TITIK
SUMBU X
X1=1053 m
X2= 1053m + 1,6638176 m =1054,66382
X3= 1054,60577 m -3,30848591 m = 1051,29728
X4= 1051,31885 m -3,66382174 m = 1047,33618

X5= 1047,57715 m + 1,24113471 m = 1048,81828
X1= 1048,75976 m + 4,06735534 m = 1052,82712 (1053 m)

SUMBU Y
Y1= 1053 m
Y2= 1053 m + 2,23553972= 1055,23554

Y3=1055,29328 m + 0,833259163= 1056,12654
Y4=1056,48962 m -0,738694069= 1055,75093
Y5=1055,82986 m -2,5957478= 1053,23411

Y1=1053,29374 m + 0,265642977= 1053,45938 (1053 m)
H. HASIL PRATIKUM
Dx (m) kdx (m) Dy (m) kdy (m) KOORDINAT
X (m) Y(m) Z(m)
1,60576942 2,2932764 1053 1053 53
-3,28692064 -0,0578035828 1,19634128 0,0580859958 1054,66382 1055,23554 53,0488667
-3,74169949 -0,0722544784 -0,659762575 0,0726074948 1051,29728 1056,12654 53,1710149
1,18261028 -0,0784477195 -2,53611593 0,0788309943 1047,33618 1055,75093 53,237334
0,348569874 -0,0578035828 3,98417189 0,0580859958 1048,81828 1053,23411 53,3350526
-0,0825765468 0,082979994 1052,82712 1053,45938 53,4048622

(1053 m) (1053 m) (53 m)
BETA(β) Fb’ (KOREKSI SUDUT) ALFA m SD (m) HD (m) VD (m) dh (m)
(AZIMUT)
10˚ 35˚ 1˚ 2,8 2,79957355 0,048866738 0,048866738
75˚ 10˚ 290˚ 2˚ 3,5 3,49786789 0,122148238 0,122148238
-210˚ 10˚ 260˚ 1˚ 3,8 3,79942124 0,0663191445 0,0663191445
75˚ 10˚ 155˚ 2˚ 2,8 2,79829432 0,0977185908 0,0977185908
110˚ 10˚ 85˚ 1˚ 4 3,99939078 0,0698096257 0,0698096257
120˚ 10˚ 35˚ 1˚ 2,8

NO TITIK AZ KANAN KIRI
BS IS FS
1 P1 P2 35˚
2 P1 P2 P3 35˚ 110˚
3 P2 P3 P4 290˚ 80˚
4 P3 P4 P5 260˚ 335˚
5 P4 P5 P1 160˚ 270˚
6 P5 P6 P2 215˚ 95˚
I. GAMBAR KERJA
J. KESIMPULAN
• POLIGON TERTUTUP ADALAH KERANGKA DASAR PENGUKURAN
YANG MEMBENTUK POLIGON SEGI BANYAK YANG MENUTUP.
• YANG DIMAKSUD MENUTUP ADALAH APABILA MULAI DARI TITIK 1
KEMUDIAN KE TITIK 2 DAN SETERUSNYA AKAN KEMBALI KE TITIK 1
LAGI. SEHINGGA AKAN MEMBENTUK SEGI BANYAK.
• FUNGSI DARI KEMBALI KE TITIK AWAL ADALAH DIGUNAKAN
UNTUK MENGKOREKSI BESARAN SUDUT PADA TIAP SEGI BANYAK
TERSEBUT.
• ADAPUN HASIL PRATIKUM YANG DIDAPATKAN, SEBAGAI BERIKUT:
TITIK P1 P2 P3 P4 P5 P6
53,0488667
53,1710149
53,3350526
53,4048622
53,237334
(53 m)
Z(m)
53
KOORDINAT
1055,23554
1056,12654
1055,75093
1053,23411
1053,45938
(1053 m)
Y(m)
1053
1054,66382
1051,29728
1047,33618
1048,81828
1052,82712
(1053 m)
X (m)
1053
K. SARAN


DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan, Moldi. (2017, November 8). Poligon Tertutup Pada Ilmu Ukur Tanah.

Kanisius.
KESAN DAN PESAN
A. KESAN
Adapun kesan yang dirasakan selama pratikum yaitu senang dan sangat berterima
kasih, karena selama kegiatan pratikum, Penulis banyak mendapatkan ilmu yang
sangat bermanfaat untuk masa depan nanti mulai dari teori maupun praktek. Penulis
sangat berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan telah memberikan ilmu
yang sangat bermanfaat ini.
B. PESAN
Semoga Bapak Riko Maiyudi dapat mempertahankan terus cara mengajar yang santai
namun tetap memberikan manfaat bagi kita semua terutama ilmu dalam
pertambangan. Semoga bapak sehat selalu, murah rezeki dan Panjang umur, saya
ucapkan banyak terima kasih, Pak.
(ix)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penerbit Pekerjaan Umum.1986.Standar Perencanaan Irigasi, Persyaratan
Teknis Bagian Pengukuran Topografi Cetakan 1. Jakarta : PT-02.
Jacub Rais.1980. Ilmu Ukur Tanah, Jilid I, Cetakan ke II.Semarang: Cipta Sari
Grafika.
Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri C Pemetaan Topografi. Bandung :
Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.
Hamdani, Adi. (2012, Desember 13). Metode Pengikatan Kemuka. Attahiyat Blog’s.
Diakses pada 20 April 2020 melalui https://attahiyat.blogspot.com/2013/04/metode-
pengikatan-ke-muka.html#
Purwaamijaya,Iskandar.2008. Teknik Survey dan Pemetaan. Jakarta: Direktorat
Manejemen Pendidikan.
Ramadhan, Moldi. (2017, November 8). Poligon Terbuka Pada Ilmu Ukur Tanah.
Kanisius.
Ramadhan, Moldi. (2017, November 8). Poligon Tertutup Pada Ilmu Ukur Tanah.
(x)
LAMPIRAN
(xi)

Jordi Andika Putra Salim - Ilmu Ukur Tambang

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Jordi Andika Putra Salim - Ilmu Ukur Tambang

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TAMBANG

JORDI ANDIKA PUTRA SALIM

DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT AKHIR PRATIKUM ILMU UKUR TAMBANG

RIKO MAIYUDI, M.T.

LABORATORIUM ILMU UKUR TAMBANG

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TAMBANG

JORDI ANDIKA PUTRA SALIM

DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT AKHIR PRATIKUM ILMU UKUR TAMBANG

APRIG USTIANTO (17137079)

LABORATORIUM ILMU UKUR TAMBANG

JORDI ANDIKA PUTRA SALIM

DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT AKHIR PRATIKUM ILMU UKUR TAMBANG

NABILLA KANSHA (17137065)

LABORATORIUM ILMU UKUR TAMBANG

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

NAMA : JORDI ANDIKA PUTRASALIM

ACARA : LEMBAR KONSULTASI KESELURUHAN

NO HARI / TANGGAL MATERI TANDA TANGAN

Puji Dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

Padang, 13 Desember 2020

Jordi Andika Putra Salim

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... (ii)

KATA PENGANTAR .................................................................................. (v)

DAFTAR ISI .................................................................................................. (vii)

KESAN DAN PESAN ................................................................................. (viii)

LAMPIRAN ................................................................................................. (x)

PENGUKURAN TOPOGRAFI SISTEM POLAR

LABORATORIUM TEKNIK PERTAMBANGAN

LOKASI : JALAN FAMILY RAYA KOMP PT PUSRI NO D,

SURVEI TOPOGRAFI ADALAH SUATU METODE UNUTK MENETUKAN

HD= 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 COS 𝑘𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝑉𝐷 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑙𝑖𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Y2 = Y1+ HD X COS KOMPAS

AZ = AZIMUT DARI BACAAN KOMPAS YG DI SET 0 KE UTARA

• PASTIKAN JUMLAH ALAT YANG DIPINJAM

• HINDARI KEHILANGAN ALAT

• PERSIAPKAN ALAT YANG DIBUTUHKAN

• MENENTUKAN LOKASI PENGUKURAN

• MENENTUAN ARAH UTARA DENGAN KOMPAS.

• MELAKUKAN PEMBACAAN SUDUT MIRING, SUDUT HORIZONTAL,

Y= 1053 UNTUK TITIK P

2) PERHITUNGAN VD (VD=SD x SIN VA)

4) PERHITUNGAN dx (dx = HD x Sin Az)

5) PERHITUNGAN dy (dy = HD x Cos Az)

• XP1= XP + HD1 x Sin Az

• YP1= YP + HD1 x Cos Az

PADA GAMBAR KERJA SKALA YANG DIGUNAKAN IALAH 1:50

• SD1= 160 cm / 50 = 3,2 cm (P1)

YP1= 1053 + (-23,1208923) = 1029,87911

• XP2= 1053 + (-63,579594)= 989,420406

YP2= 1053 + 110,123087= 1163,12309

ZP2= 53 + 27,0285198= 80,0285198

• XP3= 1053 + 129,409488= 1182,40949

YP3= 1053 + 74,7146025= 1127,7146

ZP3= 53 + 13,0733614= 66,0733614

• XP4= 1053 + 116,628634= 1169,62863

YP4= 1053 + (-67,3355735)= 985,664427

• XP5= 1053 + 52,6179706= 1105,61797

• XP6= 1053 + (-82,0480565)= 970,951944