Anda di halaman 1dari 72

RANCANGAN PEMOMPAAN AIR DI SUMP PAUH

BERDASARKAN PERTAMBAHAN LUAS CATCHMENT


AREA PERIODE 3 BULAN RENCANA PENAMBANGAN
DI PIT TIMUR PT CIPTA KRIDATAMA KABUPATEN
BUNGO PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

IFAN SUTIATMA
F1D115025

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2021
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulissan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak
asli saya setiap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jambi,
Yang menyatakan

IFAN SUTIATMA
F1D115025

ii
RANCANGAN PEMOMPAAN AIR DI SUMP PAUH
BERDASARKAN PERTAMBAHAN LUAS CATCHMENT
AREA PERIODE 3 BULAN RENCANA PENAMBANGAN
DI PIT TIMUR PT CIPTA KRIDATAMA KABUPATEN
BUNGO PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar sarjana pada Program Studi Teknik Pertambangan

IFAN SUTIATMA
F1D115025

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2021

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI


RANCANGAN PEMOMPAAN AIR DI SUMP PAUH BERDASARKAN
PERTAMBAHAN LUAS CATCHMENT AREA PERIODE 3 BULAN
RENCANA PENAMBANGAN DI PIT TIMUR PT CIPTA KRIDATAMA
KRIDATAMA KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI yang disusun oleh
IFAN SUTIATMA : F1D115025 telah dipertahankan didepan tim penguji pada
tanggal 27 Desember 2021 dan dinyatakan lulus.

Susunan tim penguji :


Ketua : Ir. Arsyad AR, M.S
Sekretaris : Jarot Wiratama, S.T., M.T
Anggota : Yudhi Achnopha, S.P.,M.Si
M. Ikrar Lagowa S.T.,M.Eng, S.c
Wahyudi Zahar, S.T., M.T

Disetujui:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Arsyad AR, M.S Jarot Wiratama, S.T., M.T


NIP. 19580916198703002 NIP. 199110252019031012

Diketahui :
Dekan Fakultas Sins dan Teknologi,

Prof. Drs. Damris M, M.Sc., P.hd


NIP. 196605191991121001

iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Ifan Sutiatma, panggilan
Ifan. Lahir pada tanggal 27 Agustus 1997 di Desa
Nilo Dingin, Kecamatan Lembah Masurai,
Kabupten Merangin, Provinsi Jambi. Penulis lahir
dari pasangan suami istri Ayah Solihin dan Ibu
Samsilah dan merupakan anak ke empat dari
empat bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD 55/VI Desa Nilo Dingin


pada tahun 2009, dan melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTsN
Negeri 1 Merangin dan tamat pada tahun 2012, kemudian melanjutkan ke
sekolah menengah atas di MAN Negeri 1 Merangin dan selesai pada tahun 2015.
Pada Saat ini penulis telah menyelesaikan pendidikan Strata-1 di Program Studi
Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.

v
SUMMARY
PT. Cipta Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur uses the open pit
mining method. The open pit mining method or commonly known as open pit
mining will certainly cause the formation of a wide basin so that it has the
potential to become a puddle area. Mine dewatering is an attempt to remove
water that enters the mining area. The large amount of water discharge that
enters has the potential to cause the pauh embankment to burst which can
result in water in the pauh sump flowing towards the coal getting area where the
coal getting area itself has a lower elevation than the surface elevation of the
pauh sump. In addition, the pumping of water at the pauh sump of PT Cipta
Kridatama will take place for 12-14 hours per day in March 2021 and this can
be said to be quite high with the high number of pumping hours which can
cause the pump unit to quickly malfunction if used for a certain period of time.
One effort to reduce the number of working hours of the pump is by delineating
the catchment area which aims to reduce the rainwater catchment area so that
the water that will enter the sump will also be reduced and pumping time can
also be reduced. Estimated rainfall intensity in April is 2.16mm/hour, May is
2.96mm/hour and June is 4.96mm/hour. The estimated water discharge that
will enter is in April 7039.87 m/hour, in May 5697.42 m/hour and June 4428
m/hour. After delineating the estimated time of pumping water in 3 months of
mine progress in the following month, it is 8-10 hours per day using 3 pump
units with a single installation.
Keywords : Pumping, Delineation, Catchment Area, Rainfall Intensity

vi
RINGKASAN
PT. Cipta Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur menggunakan
metode open pit mining. Metode open pit mining atau biasa juga dikenal dengan
istilah tambang terbuka tentunya akan menyebabkan terbentuknya cekungan
yang luas sehingga sangat potensial untuk menjadi daerah tempat genangan
air. Mine dewatering merupakan suatu upaya untuk mengeluarkan air yang
masuk ke area penambangan. Banyak nya jumlah debit air yang masuk sangat
berpotensi menyebabkan jebol nya tanngul sump pauh yang bisa berkakibat air
di sump pauh mengalir menuju area coal getting yang mana area coal getting itu
sendiri memiliki elevasi yang lebih rendah dibandingkan denagn elevasi
permukaan sump pauh. Selain itu juga pemompaan air di sump pauh PT Cipta
Kridatama berlansung selama 12-14 jam perhari pada bulan maret 2021dan hal
ini bisa dibilang cukup tinggi dengan adanya jumlah jam pemompaan yang
tinggi dapat menyebabkan unit pompa cepat mengalami kerusakan jika
digunakan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu upaya untuk mengurangi
jumlah jam kerja pompa adalah dengan cara melakukan deliniasi catchment
area yang bertujuan untuk mengurangi daerah tangkapan air hujan sehingga
air yang akan masuk ke sump juga akan berkurang dan waktu pemompaan pun
juga bisa di kurangi. Estimasi intensitas curah hujan pada bulan april yaitu
2,16mm /jam, bulan mei 2,96 mm/jam dan juni 4,96 mm/jam. Estimasi debit
air yangakan masuk adalah di bulan april 7039,87 m³/jam, bulan mei 5697,42
m³/jam dan juni 4428 m³/jam. Setelah dilakukan deliniasi estimasi waktu
pemompaan air pada 3 bulan kemajuan tambang di bulan berikutnya adalah
sebesar 8-10 jam perhari dengan menggunakan 3 buah unit pompa dengan
instalasi tunggal.
Kata Kunci : Pemompaan, Deliniasi, Catchment Area, Intensitas Curah Hujan

vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “RANCANGAN PEMOMPAAN AIR DI
SUMP PAUH BERDASARKAN PERTAMBAHAN LUAS CATCHMENT AREA
PERIODE 3 BULAN RENCANA PENAMBANGAN DI PIT TIMUR PT CIPTA
KRIDATAMA KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI”. Skripsi ini untuk salah
satu syarat menyelesaikan studi serta untuk memperoleh Gelar Sarjana pada
Program Studi Teknik Pertambangan.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua
orang tua, Ayahanda Solihin dan Ibunda tercinta Samsilah yang senantiasa
memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat serta perhatian moril
maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan,
Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah
diberikan kepada penulis. Dengan penuh kerendahan hati pada kesempatan ini
patutlah kiranya penulis mengucapkan terimkasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Damris M, M.Sc., PhD. Selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi
2. Ibu Dr. Lenny Malinda, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kebumian
Universitas Jambi
3. Bapak Wahyudi Zahar, S.T, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Jambi
4. Bapak Muhammad Ikrar Lagowa, S.T.,M.T selaku Pembimbing Akademik
5. Bapak Ir. Arsyad AR, M.S dan Bapak Jarot Wiratama, S.T.,M.T selaku
Pembimbing Tugas Akhir.
6. Bapak dan Ibu Dosen selaku pembimbing akademik selama menempuh
Studi di Universitas jambi
7. Bapak Agus Cahyo Nugroho, S.T selaku Kepala Depertemen PPnC
8. Bapak Steven Benedictto Da Costa S.T selaku Pembimbing Lapangan
Tugas Akhir di PT Cipta Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur
9. Tim Departemen PPnC (Plan Production and Control) PT Cipta Kridatama
Bapak Hendra Madi, Bapak Defri, Bapak Andrianto, Bapak Riduan
Mulyadi, Bapak Rachmadi, Bapak Andi Hakim Harahap, Bapak Abshor,
Bapak Sanjaya, Bapak Arfinsa, Ibu Lola Sri Anggita, Ibu Marlina, Ibu Elfia
Rahmi, Ibu Qurratul A’yun, Ibu Dessy Frevita
10. Novrialdy Dwi Putra Selaku Rekan Penelitian Tugas Akhir di PT Cipta
Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur
11. Teman-Teman mahasiwa Teknik Pertambangan Universitas Jambi

viii
Angkatan 2015 yang tidak dapat di sebutkan satuper-satu.
12. Seluruh Karyawan/i PT Cipta Kridatama Jobsite PT kuansing Inti Makmur
yang belum sempat disebutkan namanya satu-persatu.
13. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
mendoakan, membantu serta mendukung penulis secara langsung
maupun tidak langsung sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
sebaik-baiknya.
Apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini sangat
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak demi
kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua.

Jambi, Desember 2021

Ifan Sutiatma
NIM. F1D115025

ix
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................. I
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ II

HALAMAN JUDUL ................................................................................. III

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... IV

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... V

SUMMARY ............................................................................................ VI

RINGKASAN .......................................................................................... VII

KATA PENGANTAR ............................................................................... VIII

DAFTAR ISI .......................................................................................... IX

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. X

DAFTAR TABEL .................................................................................... XI

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. XII

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ................................................ 2

1.3 Hipotesis ....................................................................................... 2

1.4 Tujuan .......................................................................................... 2

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 3

1.6 Manfaat......................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4

2.1 Geologi Regional ............................................................................ 4

2.2 Stratigrafi PT Kuansing Inti Makmur ............................................. 4

2.3 Daur Hidrologi ............................................................................... 5

2.4 Curah Hujan ................................................................................. 6

2.4.1 Curah Hujan Rencana ........................................................... 7

2.4.2 Periode Ulang Hujan .............................................................. 7

2.4.3 Intensitas Curah Hujan ......................................................... 9

2.5 Catchment Area ................................................................................... 9

x
2.6 Air Limpasan ................................................................................. 10

2.7 Sump ............................................................................................ 11

2.8 Pompa ........................................................................................... 12

III. METODELOGI PENELITIAN............................................................. 17

3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 17

3.2 Peralatan ....................................................................................... 19

3.3 Meted Penelitian ............................................................................ 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 24

4.1 Kondisi Aktual Sistem Penyaliran Tambang PT CK-KIM .................. 24

4.2 Analisis dan Pembahasan .............................................................. 28

4.2.1 Analisis Data Curah Hujan .................................................... 28

4.2.2 Analisis Intensitas Curah Hujan ............................................ 29

4.2.3 Catchment Area ........................................................................... 29

4.2.4 Perhitungan Debit Air Limpasan ............................................ 31

4.2.5 Perhitungan Debit Air Tanah ................................................. 32

4.2.6 Pemompaan .......................................................................... 34

4.2.7 Head total, Daya dan Effesiensi Pompa .................................. 35

4.3 Rekomendasi ................................................................................. 37

4.3.1 Deliniasi atau pengurangan Catchment Area ............................ 37

4.3.2 Perhitungan Debit Air Limpasan Setelah Deliniasi

Catchment Area ........................................................................... 38

4.3.3 Perhitungan Pemompaan Air Setelah Deliniasi

Catchment Area ........................................................................... 39

V. SARAN DAN KESIMPULAN .............................................................. 42

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 42

5.2 Saran ............................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 44


LAMPIRAN ............................................................................................ 45

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Geologi Regional PT Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti
Makmur .................................................................................. 4
Gambar 2. Stratigrafi Regional PT Kuansing Inti Makmur ......................... 5
Gambar 3. Siklus Hidrologi ....................................................................... 6
Gambar 4. Pengukuran Debit Pompa Dengan Metode Discharge ................ 14
Gambar 5. Peta Kesampaian Daerah dan Lokasi PT Cipta Kridatama
Site KIM .................................................................................. 17
Gambar 6. Diagram Alir Penelitan ............................................................. 23
Gambar 7. Sump pauh dan area coal getting.................................................. 24
Gambar 8. Catchment Area di Pit Timur PT Cipta Kridatama ...................... 24
Gambar 9. Keadaan actual catchment area di sekitar Disposal ................... 25
Gambar 10. Keadaan aktual sump di PT Cipta Kridatama site KIM ............ 26
Gambar 11. Pompa yang di gunakan untuk mine dewatering di
PT Cipta Kridatama site KIM .................................................. 26
Gambar 12. Pipa (HDPE) yang digunakan untuk keperluan mine dewatering di
PT Cipta Kridatama site KIM .................................................. 27
Gambar 13. Salah satu gorong-gorong yang terdapat di PT CK- KIM .......... 27
Gambar 14. Beberapa titik catchment area di PT Cipta Kridatama ............ 30
Gambar 15. Peta topografi PT Cipta Kridatama.......................................... 31
Gambar 16. Ilustrasi pengukuran tinggi kenaikan muka air ...................... 33
Gambar 17. Lapisan batuan Konglomerat di PT Cipta Kridatama ............... 33

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.. Hubungan Antara Derajat Curah Hujan dan Intensitas Hujan ... 9
Tabel 2.. Koefisien Limpasan pada Beberapa Kondisi ............................... 10
Tabel 3. Pengukuran Debit Pompa Berdasarkan Panjang X Dengan Sisi ... 15
Pendek Alat Ukur 300 mm menurut Cassidy tahun 1973. ........... 18
Tabel 4. Rangkaian kegiatan penelitian ................................................... 25
Tabel 5. Luas Catchment area Sump Pauh pada bulan Maret ................... 29
Tabel 6. Nilai intensitas curah hujan pada quarter I dan II ....................... 30
Tabel 7. Pertambahan Catchment Area bulan April Mei dan Juni ............. 32
Tabel 8. Jumlah air limpasan yang diestimasi akan masuk ke sump
pauh pada quarter II (april, Mei, Juni 2021) .............................. 32
Tabel 9. Durasi hujan pada qurter II (April,Mei,Juni 2021) di PT Cipta
Kridatama .................................................................................. 34
Tabel 10. Pompa di sump pauh di PT Cipta Kridatama ............................. 34
Tabel 11. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
April......................................................................................... 35
Tabel 12. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
Mei .......................................................................................... 35
Tabel 13. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
Juni ......................................................................................... 36
Tabel 14. Head Aktual ,Effisiensi dan Daya Pompa Pit Timur
PT Cipta Kridatama .................................................................. 37
Tabel 15. Deliniasi catchment Area pada bulan April ................................ 37
Tabel 16. Deliniasi catchment Area pada bulan Mei .................................. 38
Tabel 17. Deliniasi catchment Area pada bulan Juni ................................ 39
Tabel 17. Perbandingan Total debit air yang masuk ke sump pauh sebelum dan
sesudah dilakukan deliniasi catchment area .............................. 39
Tabel 19. Pompa di sump pauh pada di PT Cipta Kridatama .................... 40
Tabel 20. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
April......................................................................................... 40
Tabel 21. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
Mei .......................................................................................... 41
Tabel 22. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
Juni

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Curah Hujan PT CK-KIM .............................................. 45


Lampiran 2. Durasi Hujan di PT CK-KIM ................................................. 46
Lampiran 3. Pengolahan Data Curah Hujan ............................................. 47
Lampiran 4. Perhitungan Intensitas Curah Hujan ..................................... 50
Lampiran 5. Luas Catchment Area Sump Pauh......................................... 52
Lampiran 6. Perhitungan Debit Air Limpasan ........................................... 53
Lampiran 7. Catchment Area .................................................................... 54
Lampiran 8. Perhitungan Debit Air Tanah................................................. 55
Lampiran 9. Spesifikasi Pompa Sellwood HH200HS .................................. 56
Lampiran 10. Spesifikasi Pompa Volvo DnD200 ........................................

xiv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Cipta Kridatama merupakan perusahaan kontraktor pertambangan
terkemuka di Indonesia dan terintegrasi dalam grup Tiara Marga Trakindo. PT.
Cipta Kridatama ini melakukan penambangan di lokasi milik izin usaha
petambangan (IUP) PT. Kuansing Inti Makmur yaitu dibawah Sinarmas Mining
Group yang berlokasi di Desa Tanjung Belit Kecamatan Jujuhan kabupaten
bungo dan PT. Cipta kridatama ini berdiri sejak 1997. Dalam melakukan
kegiatan penambangan PT. Cipta Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur
menggunakan metode open pit mining. Metode open pit mining atau biasa juga
dikenal dengan istilah tambang terbuka tentunya akan menyebabkan
terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat potensial untuk menjadi
daerah tempat genangan air, baik yang berasal dari air limpasan maupun air
hujan yang lansung masuk secara alami kedalam lubang bukaan tambang
terutama pada saat kondisi cuaca yang ekstrim dan musim hujan dengan curah
yang tinggi.
Kondisi aktual system penerisin tambang di PT. Cipta Kridatama Jobsite
PT. Kuansing Inti Makmur saat ini bisa dikatan mengalami masalah dengan
besar nya debit air yang masuk kedalam sump pauh di pit timur. Selain
pengaruh air limpasan hujan yang cukup besar, keterdapatan debit air tanah
juga menjadi factor salah satu permasalahan, akibatnya debit air yang masuk
ke sump pauh cukup besar, hal ini tentu beresiko tinggi, mengingat tanggul
sump pauh bisa saja mengalami retakan yang berpotensi menyebabkan
jebolnya tanggul sump dan air yang keluar dari sump tersebut akan mengalir
menuju area coal getting karena kondisi ketinggian area coal getting itu lebih
rendah dibandingkan dengan elevasi permukaan sump pauh.
Debit air yang besar biasanya dipengaruhi juga oleh oleh luas daerah
tangkapan hujan (Catchment Area). Aktivitas penambangan pasti selalu
mengalami kemajuan untuk setiap bulannya sesuai dengan rencana
penambangan. Oleh karna itu cathment area tentu juga akan mengalami
pertambahan luas akibat dari kemajuan tambang tersebut. Kondisi tersebut
secara lansung juga ikut mempengaruhi dari pada kinerja pompa dan pola
pemompaan air di sump pauh. Banyak nya debit air yang masuk membuat
pompa harus bekerja dalam jangka waktu 12-16 jam dalam satu hari. hal
tersebut tentu tidak baik untuk pompa itu sendiri dalam jangka waktu panjang
karena bisa menyebabkan pompa cepat mengalami kerusakan karena
berakitvitas terlalu lama setiap harinya. Selain itu, kondisi area penambangan
yang dekat dengan sump pauh juga sangat berbahaya jika sewaktu waktu debit

1
air yang masuk dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan sump tidak bisa
menampung air dan keluar menggenanagi area penambangan dan mengganggu
aktivitas penambangan.
Asumsi nya adalah dengan adanya kemajuan tambang dalam bebrapa
bulan kedepan akan berpengaruh terhadap catchment area dimana terjadi
penambahan luas area daerah tangkapan hujan itu sendiri dan seacra tidak
lansung juga ikut mempengaruhi debit air yang akan masuk ke dalam sump
dan tentu juga agan berpengaruh terhadap pemompaan air.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Adapun identifikasi dan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Berapa total debit air limpasan berdasarkan luasan catchment area
serta debit air tanah yang masuk ke sump pauh di pit timur pada PT
Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti Makmur?
2. Berapa besar kapasitas pompa, head total pompa dan effisiensi serta
daya pompa di PT Cipta Kridatama jobsite PT Kuansing Inti Makmur?
3. Berapa estimasi waktu yang diperlukan untuk pemompaan air
berdasarkan kapasitas dan head total pompa di PT Cipta Kridatama
jobsite PT Kuansing Inti Makmur?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas dari beberapa sumber literasi
terkait bahwasanya besarnya penambahan luasan catchment area serta
perbedaan nilai intensitas curah hujan itu mempengaruhi debit air yang akan
masuk ke sump dan aktivitas kerja pompa. Debit Air yang masuk kedalam
sump harus sama dengan debit yang di keluarkan hal ini untuk menjaga elevasi
permukaan air di sump.
1.4 Tujuan
Adapun Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui total debit air limpasan berdasarkan luasan catchment
area serta debit air tanah yang masuk ke sump pauh di pit timur
pada PT Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti Makmur.
2. Mengetahui besar kapasitas pompa, head total pompa dan effisiensi
serta daya pompa di PT Cipta Kridatama jobsite PT Kuansing Inti
Makmur.
3. Mengetahui estimasi waktu yang diperlukan untuk pemompaan air
berdasarkan kapasitas dan head total pompa di PT Cipta Kridatama
jobsite PT Kuansing Inti Makmur.

2
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang dibahas dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Pengolahan dan analisis data yang berkaitan dengan kolam
penampungan dan pompa hanya dibatasi pada pengambilan data di
sump Pauh di pit timur PT Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti
Makmur.
2. Parameter penentuan Catchment Area didasarkan pada arah kemajuan
tambang serta mempertimbangkan arah aliran air di lapangan yang
terdapat pada peta rencana penambangan di PT Cipta Kridatama site
Kuansing Inti Makmur.
3. Pada penelitian ini penulis tidak menghitung cost atau hal yang
berkaitan dengan biaya.
4. Untuk perhitungan total debit air yang masuk ke sump penulis hanya
menghitung debit air limpasan dan debit air tanah.
5. Untuk settling pond tidak masuk dalam komponen penelitian ataupun
perhitungan pada penelitian ini.
6. Hal yang berkaitan dengan saluran terbuka tidak masuk ke dalam
parameter penelitian.
7. Prihal yang berhubungan dengan kondisi sump aktual baik itu dimensi
dan volume sump tidak termasuk ke dalam data penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya :
1. Bagi mahasiswa, memberikan referensi terkait system penirisan
tambang batubara (open pit) yang ideal dalam kegiatan penambangan,
khususnya dalam aktivitas pemompaan air keluar tambang agar tidak
mengganggu aktivitas operasional penambangan.
2. Bagi akademisi, memberikan referensi maupun penjelasan tentang
system penirisan tambang batubara (open pit) yang baik khusunya
tentang pengaruh kemajuan tambang terhadap aktivitas pemompaan
air secara actual di tambang.
3. Bagi perusahaan, dapat memberikan referensi serta solusi
permasalahan mengenai system penirisan terutama pada sistem
pemompaan air keluar tambang tentang bagaimana menogptimalkan
kerja pompa sesuai dengan total debit air yang masuk ke sump dan
pompa tersebut bisa bekerja secara optimal.

3
2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Geologi Regional


Geologi daerah Tanjung Belit termasuk dalam cekungan ombilin,
Sumatera Barat yang berumur dari muda ke tua yaitu Miosen–Oligosen. Geologi
regional area penambangan berupa sesar dan perlipatan. Patahan (sesar) di
lembar Painan mempunyai arah umum barat laut–tenggara. Sudut kemiringan
dari lapisan batuan pra tersier atau batuan tersier yang di dekat daerah
patahan biasanya besar. Arah sumbu antiklin dan sinklin batuan tersier hampir
sama dengan arah lipatan batuan pra tersier yang merupakan batuan dari
batuantersier.

Gambar 1. Peta Geologi Regional PT Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti


Makmur (Sumber : PT Kuansing Inti Makmur, 2020)

2.2 Stratigrafi PT Kuansing Inti Makmur


Daerah penelitian secara dominan tersusun oleh formasi sinamar (Tos)
yang terdiri dari: batupasir, berwarna abu- abu hingga abu-abu terang, berbutir
halus hingga sedang, menyudut tanggung, loose, formasi tersebut memiliki
umur oligosen. Batu lempung berwarna abu–abu hingga abu–abu kecoklatan-
kemerahan, sedikit pasiran, lunak. batu lanau, berwarna abu–abu hingga abu-
abu kehijauhan, kompak. Batubara berwarna hitam kusam sampai hitam
mengkilap, kilap dull, agak keras, mengandung damar tebal sampai 15 cm.

4
Formasi sinamar merupakan endapan darat dengan lingkungan rawa-rawa
(limnik). Diatasnya diendapkan formasi Rantau Ikil (Tmr) yang terdiri dari batu
lempung hijau bersifat gampingan, napal dan sisipan batu gamping berlapis,
mencirikan lingkungan danau. Kedua formasi tersebut secara tidak selaras
ditutupi oleh endapan vulkanik kuarter yang berasal dari pegunungan barisan
di sebelah baratnya akibat kegiatan magmatisma.
Endapan vulkanik tersebar tidak merata di daerah penyelidikan, terdiri
dari breksi laharik, aglomerat dan konglomerat. Breksi, berwarna hitam, keras,
masadasar pasir kasar tufaan, fragmen berupa batuan beku andesit, berwarna
abu-abu hingga abu-abu kehitaman, bentuk membulat– menyudut tanggung,
ukuran kerikil sampai boulder.

Gambar 2. Stratigrafi Regional PT Kuansing Inti Makmur


(Sumber : PT Kuansing Inti Makmur, 2020)
2.3 Daur Hidrologi
Air yang berada di dalam maupun di permukaan bumi mengalami proses
yang membentuk daur. Secara umum daur hidrologi terjadi karena air yang
menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut akan terkondensasi dan
kembali jatuh ke bumi. Kejadian ini disebut presipitasi yang dapat berbentuk
hujan, salju, atau embun. Peristiwa perubahan air menjadi uap air dan

5
bergerak dari permukaan tanah ke udara disebut evaporasi, sedangkan
penguapan air dari tanaman disebut transpirasi. Jika kedua proses ini terjadi
secara bersama-sama maka disebut evapotranspirasi. Untuk lebih jelasnya daur
hidrologi dapat dilihat pada gambar 2 (Septriawan, 2018).

Gambar 3. Siklus Hidrologi


(Sumber : Saintif.com,2020)

2.4 Curah Hujan


Curah hujan adalah banyaknya hujan yang terjadi pada suatu daerah.
Curah hujan merupakan faktor yang sangat penting dalam perencanaan sistem
penirisan, karena besar kecilnya curah hujan pada suatu daerah tambang akan
mempengaruhi besar kecilnya air tambang yang harus ditanggulangi.
Angka–angka curah hujan yang diperoleh merupakan data yang tidak dapat
digunakan secara langsung untuk perencanaan pembuatan sarana
pengendalian air tambang, tetapi harus diolah terlebih dahulu untuk
mendapatkan nilai curah hujan yang lebih akurat. Curah hujan merupakan
data utama dalam perencanaan kegiatan penirisan tambang terbuka.
Pengamatan curah hujan dilakukan dengan alat pengukur curah hujan.
Ada dua jenis alat pengukur curah hujan, yaitu alat ukur manual dan otomatis.
Alat ini biasanya diletakkan ditempat terbuka agar air hujan yang jatuh tidak
terhalang oleh bangunan atau pepohonan. Data tersebut berguna pada saat
penentuan hujan rencana.Analisa terhadap data curah hujan ini dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu annual seriesdanpartial duration series.
Annual series, yaitu dengan mengambil satu data maksimum setiap tahunnya
yang berarti bahwa hanya besaran maksimum setiap tahun saja yang dianggap
berpengaruh dalam analisa data. Partial Duration Series, yaitu dengan
menentukan lebih dahulu batas bawah tertentu dari curah hujan, selanjutnya

6
data yang lebih besar dari batas bawah tersebut diambil dan dijadikan data
yang akan dianalisa.

2.4.1 Curah Hujan Rencana


Dalam perancangan sistem penyaliran untuk air permukaan pada suatu
tambang, hujan rencana merupakan suatu krieria utama. Hujan rencana
adalah hujan maksimum yang mungkin terjadi selama umur dari sarana
penirisan tersebut. Hujan rencana ini ditentukan dari hasil analisa frekuensi
data curah hujan, dan dinyatakan dalam curah hujan dengan periode ulang
tertentu. Salah satu metode dalam analisa frekuensi yang sering digunakan
dalam menganalisa data curah hujan adalah metode distribusi ekstrim, atau
juga dikenal dengan metode distribusi Gumbel (Suwandhi, 2004)

2.4.2 Periode Ulang Hujan


Curah hujan biasanya terjadi menurut pola tertentu dimana curah hujan
tertentu biasanya akan berulang pada periode tertentu yang dikenal dengan
periode ulang hujan. Periode ulang hujan didefenisikan sebagai waktu dimana
curah hujan dengan besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali
dalam jangka waktu tertentu. Misalnya periode ulang hujan 10 tahun, maka
peristiwa yang bersangkutan (hujan, banjir) akan terjadi rata-rata sekali setiap
periode 10 tahun. Terjadinya peristiwa tersebut tidak harus 10 tahun,
melainkan rata-rata sekali setiap periode 10 tahun, misal 10 kali dalam periode
100 tahun, 25 kali dalam periode 250 tahun dan seterusnya. Periode ulang ini
memberikan gambaran bahwa semakin besar periode ulang semakin tinggi
curah hujannya. Penetapan periode ulang hujan sebenarnya lebih ditekankan
pada masalah kebijaksanaan yang perlu diambil sesuai dengan perencanaan.
Pertimbangan dalam penentuan periode ulang hujan tersebut adalah resiko
yang dapat ditimbulkan bila curah hujan melebihi curah hujan rencana
(Suwandhi, 2004).
Jika suatu data curah hujan mencapai harga tertentu (x) yang
diperkirakan terjadi satu kali dalam n tahun, maka n tahun dapat dianggap
sebagai periode ulang dari x. Perhitungan periode ulang dapat dilakukan
dengan beberapa metode, tetapi metode yang paling banyak dipakai di Indonesia
adalah Metode Extreem Gumbel atau lebih lazim disebut Metode Gumbell.
Persamaan Gumbel tersebut sebagai berikut:
𝑆
Xt = X + (Yt-Yn).................................................................................(1)
𝑆𝑛
Dimana :
Xt : Perkiraan nilai curah hujan rencana (mm)
X : Curah hujan rata-rata (mm)

7
S : Simpangan Baku (Standar deviation)
Sn : Standar deviasi dari reduksi variate, nilainya tergantung jumlah data
Yt : nilai reduksi variatedari variabel yang diharapkan terjadi pada periode
ulang tertentu
Yn : Koreksi rata-rata (reduced mean)

Simpangan baku dihitung dengan rumus (Sudjana, 1989):

𝑥−𝑥 2
𝑆 = 𝑛−1
..................................................................................(2)

Dimana :
S : Standar deviasi
x : Nilai variat
𝑥 : Nilai rata-rata hitung variat
N : jumlah data

Nilai reduksi variat dihitung dengan menggunakan rumus

𝑇−1
𝑌𝑡 = −𝑙𝑛 −𝑙𝑛 𝑇
......................................................................(3)

Dimana :
Y : Nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada periode
tertentu
T : Periode ulang

Koreksi rata-rata (Reduced mean) dihitung menggunakan rumus :

𝑛+1−𝑚
𝑌𝑛 = −𝑙𝑛 −𝑙𝑛 𝑛 +1
..................................................................(4)

Dimana :
Yn : Koreksi rata-rata (reduced mean)
n : Jumlah data
m : Urutan data (1,2,3,......)
Nilai koreksi simpangan (reduced standard deviation) ditentukan dengan
rumus:

𝑌𝑛−𝑌𝑛 2
𝑆𝑛 = 𝑛−1
............................................................................(5)

Dimana:
Sn : Standar deviasi dari reduksi variate, nilainya tergantung jumlah data
Yn :Koreksi rata-rata (reduced mean)
𝑌𝑛: Nilai rata-rata Yn
n : Jumlah data

8
2.4.3 Intensitas Curah Hujan
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan per satuan waktu
tertentu dan dinyatakan dengan satuan mm/jam. Dengan kata lain bahwa
intensitas curah hujan menyatakan besarnya curah hujan dalam jangka pendek
yang memberikan gambaran derasnya hujan perjam. Untuk mengelola data
curah hujan menjadi intensitas hujan digunakan cara statistik dari data
pengamatan curah hujan yang terjadi (Lestari, 2019).
Besarnya intensitas hujan yang kemungkinan terjadi dalam kurun
waktu tertentu dihitung berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu:
2
𝑅24 24 3
𝐼= ..................................................................................(6)
24 𝑡

Dimana :
R24 : Curah hujan maksimum harian (mm/hari)
T : Durasi hujan rencana (jam)
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)

Tabel 1.Hubungan Antara Derajat Curah Hujan dan Intensitas Hujan


Intensitas Hujan Kondisi
Derajat Hujan
(mm/menit)
Hujan lemah 0.02 – 0.05 Tanah basah semua
Hujan normal 0.05 – 0.25 Bunyi hujan terdengar
Air tergenang di seluruh
Hujan deras 0.25 – 1.00 permukaan dan terdengar
bunyi dari genangan
Hujan seperti
Hujan sangat deras > 1.00 ditumpahkan, saluran
pengairan meluap
(Sumber: Sayoga,1993 dalam Lestari, 2019)

2.5 Daerah Tangkapan Hujan


Daerah tangkapan hujan (catchment area) adalah luasnya permukaan
yang apabila terjadinya hujan, maka air hujan tersbut akan mengalir ke daerah
yang lebih rendah menuju titik pengaliran. Air yang jatuh ke permukaan
sebagian akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi), sebagian ditahan oleh
tumbuhan (intersepsi), dan sebagian lagi akan mengisi liku-liku permukaan
bumi dan akan mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Daerah tangkapan hujan merupakan suatu daerah yang dapat
mengakibatkan air limpasan permukaan (run off) mengalir ke suatu daerah
penambangan yang lebih rendah. Dalam menentukan batasan catchment area
dapat dibatasi dari daerah pit limit penambangan, sedangkan daerah di luar
areal penambangan tidak termasuk kedalam catchment area.

9
2.6 Limpasan (Run Off)
Limpasan adalah semua air yang mengalir akibat hujan yang bergerak
dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa memperhatikan
asal atau jalan yang ditempuh sebelum mencapai saluran. Air limpasan
mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran ini
terjadi karena curah hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat
terinfiltrasi, baik yang disebabkan karena intensitas curah hujan atau faktor
lain misalnya kelerengan, bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta
vegetasi. Debit limpasan dapat dihitung dengan persamaan rasional (Olson,
1993) berikut:
Q=0,278 x C x I x A...............................................................................(7)
dimana :
Q = Debit limpasan (m3/detik)
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas catchment area (km2)
Koefisien limpasan merupakan bilangan yang menunjukkan
perbandingan besarnya limpasan permukaan dengan intensitas curah hujan
yang terjadi pada daerah tangkapan hujan (Amin, 2002). Koefisien limpasan
tiap-tiap daerah berbeda, dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 2. Koefisien Limpasan pada Beberapa Kondisi

NO KEMIRINGAN TATAGUNA LAHAN NILAI C


1 Datar, <3% a. sawah dan rawa
0,2
b. hutan dan kebun 0,3
c. pemukiman dan taman 0,4

2 Menengah a. hutan dan kebun


3% - 5% 0,4
b. pemukiman dan taman
0,5
c. alang-alang, sedikit tanaman 0,6
0,7
d. tanah gundul, jalan aspal
3 Curam, >15% a. hutan dan kebun 0,6
0,7
b. pemukiman dan taman
0,8
c. alang-alang, sedikit tanaman 0,9-1
d. tanah gundul,jalan aspal, areal
penggalian & penimbunan tambang
(Sumber : Bambang S, “Perencanaan Drainase Tambang Terbuka”)

Beberapa faktor yang harus diperhatikan (Hartono, 2008) adalah sebagai


berikut:

10
1. Kerapatan vegetasi, daerah dengan vegetasi yang rapat, akan
memberikan nilai C yang kecil, karena air hujan yang masuk tidak dapat
langsung mengenai tanah, melainkan akan tertahan oleh tumbuh-
tumbuhan, sedangkan tanah yang gundul akan memberikan nilai C yang
besar.
2. Tata guna lahan, lahan persawahan atau rawa-rawa akan memberikan
nilai C yang kecil dari pada daerah hutan atau perkebunan, karena pada
daerah persawahan misalnya padi, air hujan yang jatuh akan tertahan
pada petak-petak sawah, sebelum akhirnya menjadi limpasan
permukaan.
3. Kemiringan tanah, daerah dengan kemiringan yang kecil (<3%), akan
memberikan nilai C yang kecil, dari pada daerah dengan kemiringan
tanah yang sedang sampai curam untuk keadaan yang sama.
2.7 Sump
Kolam penampung merupakan tempat yang dibuat untuk menampung
air sebelum air tersebut dipompakan. Kolam penampung ini juga dapat
berfungsi sebagai tempat mengendapkan lumpur. Tata letak kolam penampung
dipengaruhi oleh sistem drainase tambang yang digunakan serta disesuaikan
dengan letak geografis daerah tambang dan kestabilan lereng tambang
(Syukriadi, 2005). Berdasarkan tata letak kolam penampung (sump), sistem
penirisan tambang dapat dibedakan menjadi :

Sistem Penirisan Terpusat

Pada sistem ini sump-sump akan ditempatkan pada setiap jenjang atau
bench. Sistem pengaliran dilakukan dari jenjang paling atas menuju jenjang-
jenjang yang berada di bawahnya, sehingga akhirnya air akan terpusat pada
main sump untuk kemudian dipompakan keluar tambang.

Sistem Penirisan Tidak Memusat

Sistem ini diterapkan untuk daerah tambang yang relatif dangkal dengan
keadaan geografis daerah luar tambang yang memungkinkan untuk
mengalirkan air secara langsung dari sump ke luar tambang.
Berdasarkan penempatannya, sump dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu :

Travelling Sump,Sump ini dibuat pada daerah front tambang. Tujuan


dibuatnya sump ini adalah untuk menanggulangi air permukaan. Jangka
waktu penggunaan sump ini relatif singkat dan selalu ditempatkan sesuai
dengan kemajuan tambang.

11
Sump Jenjang. Sump ini dibuat secara terencana baik dalam pemilihan
lokasi maupun volumenya. Penempatan sump ini adalah pada jenjang
tambang dan biasanya di bagian lereng tepi tambang. Sump ini disebut
sebagai sump permanen karena dibuat untuk jangka waktu yang cukup
lama dan biasanya dibuat dari bahan kedap air dengan tujuan untuk
mencegah meresapnya air yang dapat menyebabkan longsornya jenjang.
Main Sump. Sump ini dibuat sebagai tempat penampungan air terakhir.
Pada umumnya sump ini dibuat pada elevasi terendah dari dasar tambang.

2.8 Pompa
Sebuah pompa merupakan alat angkut yang berfungsi memindahkan zat
cair dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam sistem penirisan tambang, pompa
befungsi untuk mengeluarkan air dari tambang. Jenis pompa yang banyak
digunakan oleh dalam kegiatan penirisan tambang adalah pompa sentrifugal.
Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan putaran impeller di dalam pompa. Air
yang masuk akan diputar oleh impeller dan selanjutnya dilemparkan ke arah
lubang keluar pompa. Pemasangan pompa dapat dilakukan dengan cara seri
dan paralel. Pemasangan pompa secara seri dilakukan karena head pompa yang
digunakan tidak mencukupi untuk menaikkan air sampai ketinggian tertentu.
Pemasangan pompa secara paralel dilakukan karena debit pompa yang
digunakan tidak mencukupi untuk mengeluarkan air sehingga harus digunakan
dua pompa atau lebih yang dipasang secara paralel (Syukriadi, 2005).
Sesuai dengan prinsip kerjanya, pompa dibedakan menjadi:
Reciprocating pump, centrifugal pump dan axial pump. 1). Reciprocating Pump,
keuntungan jenis pompa ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan umumnya
dapat mengatasi kebutuhan energi (julang) yang tinggi. Kerugiannya adalah
beban yang berat serta perlu perawatan yang teliti. Pompa jenis ini kurang
sesuai untuk air berlumpur karena katup pompa akan cepat rusak. Oleh
karena itu jenis pompa ini kurang sesuai untuk digunakan di tambang. 2).
Centrifugal Pump. Pompa ini berkerja berdasarkan putaran impeller di dalam
pompa. Air yang masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal yang
terjadi air akan dilemparkan dengan kuat ke arah ubang pengeluaran pompa.
Pompa jenis ini banyak digunakan di tambang, karena dapat melayani air
berlumpur, kapasitasnya besar dan perawatannya lebih mudah. 3). Axial Pump.
Pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksila (sejajar poros) melalui kipas.
Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-baling kapal. Pompa ini dapat
beroperasi secara vertikal maupun horizontal. Jenis pompa ini digunakan untuk
julang rendah.

12
Dalam pemompaaan dikenal istilah julang (head), yaitu energi yang
diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu. Semakin
besar debit air yang dipompa, maka head juga akan semakin besar. Head total
pompa untuk mengalirkan sejumlah air seperti yang direncanakan dapat
ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa tersebut. Oleh
karena itu, kapasitas pompa merupakan aspek yang akan menentukan
seberapa besar debit air yang akan dipompa serta akan berpengaruh terhadap
nilai head pada pemompaan, selain itu juga dengan mengetahui kepasitas
pompa dan head pompa akan ditentukan seberapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh sebuah pompa untuk memompakan air yang ada dalam lokasi
tambang. Adapun perhitungan julang total pompa dapat dituliskan sebagai
berikut:
H = Hs + Hv + Hf1 + Hf2 ……………………………………………………….… (9)
Dimana :
H : head total pompa(m)
Hs : head statis pompa(m)
Hv : head kecepatan (m)
Hf1 : head gesekan (m)
Hf2 : head belokan (m)
Perhitungan berbagai julang pada pemompaan sebagai berikut :
a) Head statis (Hs)
Hs = H2 + H1 ……………………………………………………………..……… (10)
Dimana :
H1 : elevasi sisi isap (m)
H2 : elevasi sisi keluar (m)

b) Head kecepatan (Hv)


𝑣2
Hv =
2𝑔
…………………………………………………...………. (11)

c) Head gesekan (Hf1)


𝐿𝑣 2
Hf1 = f (
2𝐷𝑔
) ……………………………………………………….(12)

Dimana :
v : kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
L : panjang pipa (m)
D : diameter pipa (m)
f : koefisien belokan
g : kecepatan gravitasi bumi (m/s2)
d) Head belokan

13
𝑣2
Hf2 = k (
2𝑔
) …………………………………………………………. (13)

Dimana :
k : koefisien kerugian pada belokan
𝐷 3,5 𝜃 0,5
( dimana k = 0,131 + 1,847
2𝑅
𝑥 90
)

R : jari-jari lengkungan belokan (m)


𝜃 : sudut belokan pipa
𝐷
R=
𝑡𝑎𝑛 1/2 𝜃
…………………………………………………..……..(14)
e) Head sambungan
Hf3 = k x Hv ……………………………………………………………….. (15
k : koefisien gesek

Untuk memperkirakan debit pemompaan dihitung dengan Metode


Discharge. Langkah kerja metode ini yaitu buat alat ukur berbentuk “L” seperti
terlihat pada gambar. sisi yang pendek berukuran 4 (empat) inchi dan sisi yang
lebih panjang merupakan panjang kekuatan air (X) dinyatakan dalam satuan
mm. ketika air keluar dari pipa, letakan sisi L yang panjang pada bagian atas
pipa yang ditentukan pada saat sisi yang pendek menyentuh aliran air seperti
yang terlihat pada gambar 9. Kemudian catat panjang X. Tabel 3 .menampilkan
hubungan antara panjang X dan diameter pipa (d) yang menentukan besar debit
pompa (Cassidy, 1973: 175-176).

Gambar 5. Pengukuran Debit Pompa Dengan Metode Discharge


(Sumber : Cassidy, 1973)
Nilai pengukuran debit pompa menggunakan alat ukur dengan panjang
sisi pendek 300 mm ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3. Pengukuran Debit Pompa Berdasarkan Panjang X Dengan Sisi
Pendek Alat Ukur 300 mm menurut Cassidy tahun 1973.

14
X d = 150 mm d = 200 mm d = 250 mm d = 300 mm
(mm) Ltr/dtk m3/jam Ltr/dtk m3/jam Ltr/dtk m3/jam Ltr/dtk m3/jam
300 22 80 39 139 61 218 87 313
350 26 93 45 162 71 255 101 364
400 30 107 51 185 81 291 116 418
450 33 120 58 208 91 327 128 461
500 36 131 64 231 101 364 145 522
550 40 144 71 254 111 400 159 572
600 45 160 77 278 121 436 174 626
650 48 173 83 300 131 472 188 677
700 52 186 90 324 141 508 202 727
750 56 200 96 347 151 544 216 778
800 59 213 103 369 162 582 232 835
850 63 226 109 392 172 618 244 878
900 67 240 115 415 182 654 256 922
950 70 251 122 439 192 690 273 983
1000 73 262 128 462 202 727 290 1.044
1050 77 275 135 485 212 763 304 1.094
1100 80 289 141 508 222 799 318 1.145
1150 85 305 148 532 232 835 333 1.199
1200 89 320 154 555 242 871 348 1.253
1250 93 333 161 578 252 907 362 1.303
1300 96 346 167 600 262 943 376 1.354
(Sumber : Cassidy, 1973)
2.8 Efisiensi dan Daya pompa
Dalam merancang suatu pola pemompaan selain kapsitas dan head
pompa, hal lain yang perlu di perhatikan adalah efisiensi dan daya pompa itu
sendiri agar rancangan yang kita inginkan dapat terlaksana dengan maksimal.
2.8.1 Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa didapatkan dari kapasitas pompa aktual. Selain itu nilai
efisiensi pompa juga dapat digunakan untuk menentukan daya yang
dibutuhkan pompa untuk memompakan air dalam satuan KWh, baik daya
secara teoritis ataupun daya sebenarnya yang dikeluarkan pompa. Perhitungan
efisiensi pompa sebagaimana yang dinyatakan oleh Dr. Haruno Tahara dalam
buku pompa dan kompresor tahun 1983 adalah sebagai berikut :
nh = 1 – 0.8/(Q)0.25 X 100% ……………….………………….(16)
dengan :
nh = efisiensi hidrolis (%)
Q = kapasitas pompa (gpm)

15
2.8.2 Daya Pompa
Penentuan daya pompa dimaksudkan untuk mendapatkan besarnya
energi dalam satuan KWh oleh pompa untuk mengeluarkan air yang ada di
dalam sump Pauh pit Timur Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti Makmur.
Daya pompa yang didapatkan adalah daya pompa secara teoritis dan daya
pompa aktual dilapangan. Perbandingan daya pompa teoritis atau hydraulic
killowatt/water Killowatt (WKw) dan aktual atau break kilowatt (BKw) inilah
nantinya akan disesuaikan dengan efisiensi pompa yang telah didapatkan.
Semakin besar nilai daya pompa aktual yang diperoleh maka akan semakin
besar pula efisiensi pompa yang didapatkan. Nilai WKw dan BKw ini didapatkan
dengan menggunakan persamaan daya pompa yang diperoleh dari nilai
kapasitas pompa dan head pompa yang telah dihitung pada kondisi aktual.
Adapun nilai WKw dan BKw yang diperoleh adalah sebagai berikut :
WKw : Q x H x γ x g …………………………………………………(17)
3,6 x 1000

BKw : Q x H x γ x g ………………………………………………. (18)


3,6 x 1000 X nh
dengan :
WKw : daya pompa teoritis (KWh)
BKw : daya pompa aktual (KWh)
Q : kapasitas Pompa (l/s)
H : head Pompa (m)
γ : berat jenis air (Kg/m3)
g :percepatan gravitasi (m/s2)
nh : efisiensi hidrolis

16
3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Batubara PT.
Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti Makmur secara administratif termasuk
dalam wilayah Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Muara Bungo yang berada di
Desa Tanjung Belit. Untuk mencapai wilayah tersebut dari kampus Universitas
Jambi dapat dilakukan dengan menggunakan Kendaraan roda empat ataupun
kendaraan roda dua. waktu tempuh perjalanan dari kota jambi ke muara bungo
via kabupaten tebo jika menggunakan kendaraan roda empat berkisar antara 5-
6 jam Perjalanan. Kemudian untuk waktu tempuh atau jarak dari muara bungo
ke PT Cipta Kridatama Site PT kuansing Inti Makmur memakan waktu lebih
kurang 1-2 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat. Jarak tempuh
keseluruhan dari kampus universitas jambi menuju ke PT Cipta Kridatama site
KIM lebih kurang 288 km.

Gambar 6. Peta Kesampaian Daerah dan Lokasi PT Cipta Kridatama Site KIM
(sumber : googlemap, 2021)
Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ini terlaksana selama kurang
lebih empat puluh lima hari , yakni sejak tanggal 18 Februari 2021 sampai
dengan 5 April 2021 di PT Cipta Kridatama jobsite PT Kuansing Inti Makmur
Desa Tanjung Belit kecamatan Jujuhan kabupaten Muaro Bungo Jambi.
adapun rincian kegiatan penelitian yang dilaksanakan seperti yang tertera pada
table 4.

17
Tabel 4. Rangkaian kegiatan penelitian

No Kegiatan Keterangan

1 Observasi awal mengumpulkan informasi mengenai


objek yang akan diteliti serta lokasi
yang akan diteliti dilapangan
2 Perumusan masalah Mengidentifikasi masalah yang di
hadapi perusahaan dilapangan
3 Studi literatur Mencari serta mempelajari bahan yang
akan dijadikan rujukan atau refrensi
yang berhubungan dengan objek
penelitian dari berbagai macam sumber
baik itu jurnal buku dan sumber
referensi lainnya.
4 Pengambilan data Proses melihat dan mengamati lokasi
dan objek yang menjadi target
pengamatan dalam penelitian secara
lansung dilapangan. Baik itu data
primer maupun data sekunder
5. Pengolahan data mengolah data –data yang diproleh dari
hasll penelitian dilapangan (data
primer dan data sekunder) sehingga
menjadi Suatu kerangka yang
informatif. sehingga data tersebut
dapat dijadikan sebagai data yang valid
dalam penelitian
6 Analisis data menjelaskan hasil dari pengolahan data
yang telah dilakukan biasanya dalam
bentuk grafik ataupun tabel yang
dikemudian di ikuti dengan penjabaran
mengenai hasil pengolahan data
(primer dan sekunder) tersebut dalam
bentuk narasi yang mendalam sehingga
nantinya mudah dipahami oleh

18
pembaca
7 Penyusunan skripsi Mengevaluasi secara keselurahan isi
dari bab 1, bab 2, dan bab 3 serta
penyusunan bab 4 dari hasil penelitian
dan membahas keseluruhan korelasi
dari bab 1, 2, 3, 4 , 5 dan lampiran

3.2 Peralatan
Adapun alat yang diperlukan untuk melakukan pengambilan data
dilapangan, yaitu:

1. Alat tulis, meliputi pena, buku tulis, pensil 2B, penggaris untuk
mencatat data-data dan membuat tabel sederhana untuk mencatat
data pengukuran yang diambil dan didapatkan dilapangan
2. GPS (Global positioning system), GPS pada penelitian tugas akhir ini
digunakan untuk ploting koordinat lokasi pengambilan data
dilapangan
3. Kamera, digunakan untuk mengumpulkan foto-foto sebagai data
pendukung.
4. Flowmeter, digunakan untuk mengukur kecepatan aliran air pada
pipa dan mengetahui flowrate nya.
5. Alat pelindung diri berupa Helm safety, safety shoes dan safety vest,
yang digunakan untuk melindungi dari bahaya

Adapun Software/ perangkat lunak yang digunakan dalam


pelaksanaan tugas akhir ini adalah :

1. Software Ms.Excel. Software ini digunakan untuk mengolah data


curah hujan dan perhitungan debit air limpasan,kapasitas dan head
pompa serta waktu pemompaan
2. Software autocad. Software ini digunakan untuk membuat layout
peta catchment area, menetukan arah aliran air.
3. Software Ms.Word untuk menginput atau mengetik laporan dari
data yang telah diolah serta guna analisis terhadap data tersebut
3.3 Metode Penelitian
Penelitian tugas akhir dengan judul “Rancangan Pemompaan Air Di
Sump Pauh Berdasarkan Pertambahan Luas Catchment Area Periode 3 Bulan
Rencana Penambangan Di Pit Timur PT Cipta Kridatama Kabupaten Bungo
Provinsi Jambi” ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

19
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif, merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2012).
Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan
data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dan kemudian dianalisis
sesuai dengan metode statistik yang digunakan. penelitian deskriptif dalam
penelitian tugas akhir ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan
keterangan-keterangan mengenai kondisi keadaan lapangan secara langsung
yang dijadikan sebagai landasan dalam analisis dan pengolahan data penelitian
yang diambil pada area sump pauh di pit timur PT Cipta Kridatama site PT
Kuansing Inti Makmur.

Observasi Lapangan

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan


mengenai masalah yang dialami oleh PT kuansing inti makmur, dalam hal ini
observasi dilakukan terhadap luasan catchment area, kondisi sump, pompa dan
pemipaan serta perkembangan kemajuan tambang di pit timur PT Cipta
Kridatama site PT Kuansing Inti Makmur.

Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk memperoleh dan mengumpulkan


informasi umum mengenai kegiatan teknis sistem penirisan tambang
khususnya materi mengenai pemompaan air di tambang berdasarkan aspek-
aspek hidrologi dalam sistem penirisan tambang dengan merujuk pada
beberapa penelitian tugas akhir dan jurnal.

Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dilakukan sebelum dan saat penelitian.


Data yang dibutuhkan berupa data yang berkaitan dengan penelitian tugas
akhir penyaliran tambang, yang mana terdapat dua data yang diambil oleh
penulis, yaitu data primer dan sekunder.

Data Primer. Merupakan data yang penulis dapat langsung dari observasi di
lapangan dengan bimbingan pembimbing lapangan beserta pihak yang terkait.
Data primer yang dikumpulkan seperti: kondisi aktual daerah tangakapan
hujan dan koofisien lahan pertambanga, debit air yang masuk kedalam sump
,kondisi aktual pompa, kapasitas dan head pompa serta pemipaan.

20
Luasan catchment area. Catchment area atau daerah tangkapan air
merupakan daerah yang memungkinkan air akan masuk ke dalam lokasi
tambang melalui limpasan dan terkonsentrasi ke dalam sump. Luasan
catchment area ditentukan dari peta rencana penambangan dan juga
pengamatan langsung di lapangan, penentuan areal ini juga didasarkan atas
topografi di sekitar pit berdasarkan peta kontur dari perusahaan.

Debit air yang masuk ke dalam sump. Debit air yang masuk ke sump
ini bersumber dari debit air tanah dan debit limpasan. Untuk menghitung debit
air limpasan digunakan rumus rasional. Aspek yang dibutuhkan untuk
memperoleh nilai debit air limpasan ini adalah data curah hujan yaitu
intensitas curahyang di analisis menggunakan rumus mononobe hujan
rencana, yang diperoleh dari data sekunder di perusahaan dan luasan
catchment area yang kemudian di analisis menggunakan metode distribusi
gumbel dengan menggunakan software Ms. Excel.

Kapasitas pompa. Kapasitas pompa merupakan kemampuan pompa


untuk memompakan air yang ada di dalam sump pauh untuk dikeluarkan dari
area tambang Di PT CIpta Kridatama sendiri pengukuran terhadap kapasitas
pompa dilkukan menggunkan alat yang di sebut Flowmeter.

Head Pompa. Merupakan kemampuan suatu pompa untuk mengalirkan


air dari titik isap (inlet) sampai ketitik keluar air (outlet). Head pompa akan
menetukan seberapa besar debit air yang bisa dikeluarkan pompa dalam jangka
waktu tertentu. Hal yang mempengaruhi besar kecilnya head pompa adalah
bagaimana instalasi pemipaan di lapangan terutama dari jenis pipa yang di
pakai ,diameter pipa, panjang pipa, koofisien kekasaran dan kekerasan dari
pipa itu sendiri serta bagaimana kondisi jalur pipa dilapangan. Kemudian
kapasitas suatu pompa juga akan berpengaruh juga berpengaruh terhadap
head pompa.

Data Sekunder. Merupakan data pendukung dari data primer ataupun data
yang telah tersedia yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menguatkan
data primer yang didapatkan. Data sekunder yang dikumpulkan seperti;
Geologi regional dan keadaan topografi, dalam penelitian ini, geologi
regional digunakan untuk menentukan formasi batuan yang terdapat di lokasi
penelitian, formasi batuan ini digunakan untuk mengetahui karakteristik
batuan terhadap kemampuan permeabilitas dan porositas batuan.
Data curah hujan, data curah hujan digunakan untuk menghitung
curah hujan rencana dan intensitas hujan yang nantinya akan berhubungan
dengan debit air yang masuk ke dalam sump. Data curah hujan yang

21
diperlukan adalah data curah hujan periode 5 tahun yang didapatkan dari PT
Cipta Kridatama.
Peta topografi. Peta kontur adalah peta yang digunakan untuk
merepresentasikan dengan grafis keadaan alam suatu daerah. Dalam penelitian
ini, peta kontur didapatkan dari perusahaan. Peta kontur ini digunakan untuk
mengidentifikasi batas-batas ketinggian di areal tambang.
Peta kemajuan tambang. Peta kemajuan tambang adalah peta yang
merepresentasikan rancangan penambangan dalam periode tertentu. Pada
penelitian ini, peta kemajuan tambang didapatkan dari perusahaan. Peta
kemajuan tambang yang digunakan adalah peta kemajuan tambang untuk
periode 3 bulan ke depan yaitu pada bulan Maret,April dan Mei yang nantinya
dijadikan sebagai acuan dalam menentukan batas-batas luas daerah tangkapan
hujan.
Spesifikasi pompa, spesifikasi pompa ini digunakan sebagai data
tambahan dalam pelaporan, yang meliputi jenis pompa yang digunakan,
panjang pipa, diameter pipa, jenis pipa serta dokumentasi pompa aktual yang
digunakan. dari parameter spesifikasi pompa yang didapatkan, maka
didapatkan nilai head dan kapasitas pompa. Selanjutnya data-data yang
didapatkan ini digunakan sebagai data pendukung dari kapasitas pompa yang
digunakan pada proses pemompaan.

Alur Kerja Penelitian


Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan-tahapan untuk
menunjang kelancaran dari penelitian seperti ditunjukkan pada bagan yang
terdapat pada gambar 7 dibawah ini.

22
Diagram Alir penelitian

Rancangan Pemompaan Air Di Sump Pauh Berdasarkan


Pertambahan Luas Catchment Area Periode 3 bulan rencana
penambangan di Pit Timur PT Cipta Kridatama Kabupaten Bungo
Provinsi Jambi

Observasi lapangan

Perlu adanya suatu rancangan pemompaan yang baik dan efisien agar
pemopaan air dapat berjalan dengan optimal serta tidak mengganggu
aktivitas penambangan

Studi literatur

Pengambilan data

Data Primer Data Sekunder


1. Catchment Area 1. Data curah hujan
2. Debit Air Limpasan 2. Peta situasi atau
3. Debit Air tanah kemajuan tambang
4. Kapasitas pompa 3. Spesifikasi pompa dan
5. Head Total Pompa ( Head yang digunakan
statis, head kecepatan, 4. Peta kondisi topografi
head gesekan, head
belokan dan head
. sambungan)

Pengolahan data

Analisis Data

Penyusunan Skripsi

Gambar 7. Diagram Alir Penelitan

23
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan aktual sistem penyaliran tambang di PT CK - KIM
PT Cipta kridatama saat ini sedang melakukan kegiatan penambangan di
area pit timur, dimana area coal getting itu sendiri berdeaktan dengan posisi
sump pauh (lihat gambar 8). Karena curah hujan yang terbilang cukup besar
dan keterdapatan air tanah membuat sump pauh selalu penuh digenangi air
baik dalam kondisi hari hujan ataupun tidak. Kemungkinan jebolnya tanggul
sump pauh sangat mungkin terjadi jika upaya penanganan terhadap air
tersebut tidak dilakukan dengan optimal salah satunya dengan menjaga elevasi
muka air di sump pauh agar tetap aman dengan melakukan pemompaan.

Gambar 8. Sump pauh dan area coal getting


(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2021)
Cathcment area pit di PT Cipta Kridatam bisa dikatakan mempunyai
kemiringan besar sama dengan 15% yang artinya tingkat kemiringan lerengnya
berada pada kategori curam serta peruntukan lahan nya berupa tanah gundul
karena di area tersebut merupakan area tambang yang sudah dilakukan land
clearing (lihat gambar 9) sehingga untuk nilai koofisien limpasannya adalah 0,9
(tanah gundul,penggalian dan penimbunan tambang)

Gambar 9. Catchment Area di Pit Timur PT Cipta Kridatama


(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2021)

24
Untuk daerah tangkapan hujan yang menangkap air dan mengalirkan
air menuju sump pauh itu dari hasil penentuan menggunakan software Autocad
terdapat 3 area tangkapan hujan yang berbeda-beda. Masing-masing
mempunya luas DTH - A1 0,80830 Km², DTH - A2 0,16675 Km², dan DTH A3
0,16679 Km², dengan total luas catchment area sump pauh secara keseluruhan
(Atotal) adalah sebesar 1,142 Km² seperti yang terlihat pada tabel 5 dibawah ini
.
Tabel 5. Luas Catchment area Sump Pauh pada bulan Maret
DTH Luas (m²) Luas (km²)
A1
808296,7392 0,80830
A2
166751,7392 0,16675
A3
166799,360 0,16679
Untuk catchment area yang berda diluar pit (outer) mempunyai beberapa
catchment yang terdiri dari beberapa area dan peruntukan lahan seperti area
disposal ,top soil bank, area lahan reklamasi dan sebagainya (lihat gambar 10)

Gambar 10. Keadaan actual catchment area di sekitar Disposal


(sumber : Dokumentasi pribadi, 2021)
Pada PT Cipta Kridatama site KIM terdapat dua sump utama yaitu sump
Pauh dan sump Merangin serta satu sump transfer. Sump pauh berada pada
elevasi 19 mdpl dengan panjang lebih kurang 290 m serta kedalaman 10 m.
kondisi aktual sump pauh saat ini bisa dikatakan sebagian dari volume nya
terisi oleh lumpur yang ikut terbawa mengalir bersama air limpasan dan
terendapkan di dalam sump. Apalagi daerah tangkapan air hujan sump pauh
rata-rata merupakan area aktif dimana hampir dalam 1x24 jam alat beraktifitas
disana seperti alat gali muat alat hauling dan sebagainya. Oleh karena itu
potensi material terbawa oleh air limpasan pada saat hujan sangatlah
besar.selanjutnya untuk air yang masuk ke dalam sump merangin bisa
dikatakan masih limpasan air hujan yang tidak banyak membawa material
karena daerah tangkapann airnya tidak berada dalam zona aktif akan aktivitas

25
sehingga warna airnya pun relative masih jernih dibandingkan dengan warna
air sump pauh yang sangat keruh. Untuk keadaan actual sump yang ada di PT
Cipta Kridatama site KIM dapat dilihat pada gambar 11.

Sump Merangin Sump Pauh

Gambar 11. Keadaan aktual sump di PT Cipta Kridatama site KIM


(sumber : Dokumentasi pribadi, 2021)
Pada PT Cipta Kridatama site KIM terdapat 3 buah pompa di sump
pauh ,satu pompa di sump merangin. terdapat beberapa jenis pompa lain yang
digunakan seperti selwood HH200 (c,d) ,DnD200 (b), MF420 (a) (lihat gambar
12). Untuk pengoperasian pompa itu sendiri perhari lebih kurang sekitar 16-20
jam/hari.

d
b c
a

Gambar 12. Pompa yang di gunakan untuk mine dewatering di PT Cipta


Kridatama site KIM
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Pada PT Cipta Kridatama site KIM pipa di gunakan untuk keperluan mine
dewatering sebagai sarana untuk mengalirkan dari inlet pompa itu sendiri
menuju ke outlet. Dalam mendukung system penirisan tambang yang baik,
pemilihan jenis pipa pun harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Jenis pipa
yang digunakan di PT Cipta Kridatama site KIM iyalah pipa HDPE dengan
diameter bervariasi mulai dari ukuran 8 inch hingga 14 inch. Jenis pipa seperti
HDPE ini sangat cocok digunakan untuk aktivitas penanganan air di dalam
pertambangan, selain bahannya yang ringan karena terbuat dari karet sehingga
mudah untuk di mobilisasi dan juga tingkat ketahanan pipa nya juga awet serta
tidak mudah lapuk terkena panas dan hujan. Panjang pipa yang digunakan dari

26
inlet pompa di sump pauh hingga inlet lebih kurang 1000 m. sedangkan
Terdapat 4 jalur pipa utama yang mengalirkan air dari sump 3 pipa terhubung
dari pompa yang terdapat pada sump Pauh serta satu pipa yang terhubung dari
pompa yang berada di sump Merangin seperti yang terlihat pada gambar 13.

Gambar 13 .Pipa (HDPE) yang digunakan untuk keperluan mine dewatering di


PT Cipta Kridatama site KIM
(Sumber, Dokumentasi Pribadi, 2021)
Untuk melancarkan air yang terhambat oleh jalan tambang Pada PT
Cipta Kridatama digunakan gorong gorong atau culvert digunakan apabila suatu
saluran tambang itu harus melewati jalan tambang untuk bisa mengalirkan air,
untuk itu agar tidak mengganggu akses jalan tambang dan air tetap bisa
dialirkan ,oleh karena nya dipasanglah culvert dibawah jalan kemudian di tutup
dengan material jalan yang direkomendasikan. Panjang culvert yang di gunakan
menyseuaikan dengan lebar jalan yang di lewatinya (lihat gambar 14)

Inlet Outlet

Gambar 14. Salah satu gorong-gorong yang terdapat di PT CK- KIM


(Sumber, Dokumentasi Pribadi, 2021)

27
4.2 Analisis dan Pembahasan
4.2.1 Analisis Data Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama periode waktu
tertentu yang di ukur dengan satuan millimeter. Data curah hujan sangatlah
penting untuk perencanaan suatu teknik khususnya yang berkaitan dengan
termasuk dalam hal pemompaan air ditambang dan lain-lain. Dari 60 data
curah hujan selama periode ulang 5 tahun di PT Cipta Kridatma penulis
membagi curah hujan tersebut kedalam empat quarter dimana dalam satu
quarter terdiri dari 3 bulan. Qurter I terdiri dari bulan januari, ferburari dan
maret. Kemudian quarter II terdiri dari bulan April, Mei dan juni. Selanjutnya
Quarter III Terdiri dari terdiri dari bulan Juli, Agustus dan September serta
quarter empat teridiri dari bulan Oktober, November dan Desember (lampiran
1).
Curah hujan rencana maksimum di Pit Timur PT Cipta Kridatama di
hitung dari data periode ulang hujan selama 5 tahun yaitu dimulai dari tahun
2016 sampai dengan tahun 2020. Adapun tujuan penentuan curah hujan
rencana ialah untuk menentukan intensitas curah hujan. Untuk mencari nilai
Curah hujan rencana penulis menggunakan Metode distribusi Gumbell. Dari
perhitungan 5 tahun periode ulang hujan dengan jumlah sebanyak 60 data
curah hujan. Dimana curah hujan maksimal sebsar 535,45 mm dan curah
hujan minimal adalah 25,30 mm maka di dapatlah nilai rata-rata curah
hujannya sebesar 244,953 mm/bulan, Dengan. Standar deviasi sebesar
135,5459 mm/bulan (perhitungan data curah hujan dapat dilihat pada
lampiran 2).
Hubungan metode gumbell dengan reduced variate (Ytr) sebagai fungsi
periode ulang, nilai reduce variate (Ytr) dengan periode ulang hujan 5 tahun
adalah sebesar 1,500, nilai reduce variate(Ytr), mempunyai nilai yang berbeda
pada setiap periode ulang. Nilai reduce mean (Yn) yang diperoleh berdasarkan
jumlah sampel, dalam hal ini adalah 60 sampel (60 bulan dalam 5 tahun)
adalah sebesar 0,5521. Nilai curah hujan rencana (Xt) untuk periode ulang
hujan 5 tahun adalah sebesar 11,780 mm/hari. Besaran nilai curah hujan
rencana (Xt) untuk periode ulang hujan 5 tahun ini jika dibandingkan dengan
periode ulang hujan yang berbeda akan diperoleh nilai yang berbeda pula. Nilai
curah hujan rencana (Xt) yang didapatkan akan berbanding lurus dengan
besarnya periode ulang hujan yang digunakan. Curah hujan rencana (Xt) yang
diperoleh akan semakin besar seiring dengan lamanya periode ulang hujan pada
waktu yang berbeda.

28
4.2.2 Analisis intensitas curah hujan
Untuk mengetahui besarnya nilai intensitas curah hujan dapat di hitung
dengan menggunakan persamaan monoobe dimana (I) intensitas curah hujan
R 24 24
𝐼=( )( )2/3 . Dari hasil perhitungan intensitas curah hujan menggunakan
24 t

rumus monoobe maka di dapat dengan nilai curah hujan rencana (Xt) 11,780
dan nilai karena peneliti menghitung intensitas curah untuk tiga bulan kedepan
di tahun 2021 maka diperoleh intensitas curah hujan untuk bulan April nilai
intensitas hujannya adalah sebesar 2,16 mm/jam kemudian untuk bulan mei
nilai intensitas hujannya adalah sebesar 2,64 mm/jam serta pada bulan juni
intensitas hujannya sebesar 4,19 mm/jam seperti yang terlihat pada tabel 6.

Tabe 6. Nilai intensitas curah hujan pada quarter I dan II


Quater Bulan Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
Januari 2,10
I Februari 1,78
Maret 2,06
April 2,16
II Mei 2,64
Juni 4,19

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada quarter kedua intensitas
curah hujan mengalami kenaikan dibandingkan dengan quarter pertama
dengan begitu dapat di asumsikan bahwa estimasi hujan akan terjadi pada
quarter pertama memiliki durasi jam hujan yang tinggi dengan kata lain hujan
terjadi dalam waktu yang cukup lama akan tetapi intensitas nya rendah
sedangkan pada quarter kedua intensitas hujannya tinggi sementara jam hujan
kecil atau durasi hujan sebentar.

4.2.3 Luas Catchment Area


Luas daerah tangkapan hujan atau catchment area dapat ditentukan
berdasarkan peta topografi daerah yang diteliti. Daerah tangkapan hujan
dibatasi oleh beberapa aspek seperti adanya pegunungan dan bukit-bukit yang
mengumpulkan air hujan. penentuan catchment area berdasarkan kondisi
actual lapangan penulis melakukan pengamatan secara lansung dilapangan
dengan melihat arah aliran air limpasan serta melakukan pengamatan di peta
topografi. Berdasarkan rencana bulan yang akan di hitung rancangan
pemompaan yaitu bulan april, mei dan juni maka penulis melakukan
pengamatan dilapangan dengan arahan dari pembimbing lapanagan untuk
melihat sebatas mana pertambahan catchment area selama tiga bulan tersebut

29
dan berapa besar pertambahan setiap bulan nya sesuai dengan arah kemajuan
tambang dan kemudian baru di tentukan dengan bantuan software autocad.

Arah kemajuan tambang pada bulan April mei hinggga april bisa
dikatakan semakin mengarah ke timur (ditandai dengan tanda panah). Dari
hasil pengamatan peneliti dilapangan, air yang akan masuk kedalam sump
pauh itu terdiri dari tiga bagian catchment area hal itu penulis maksud kan
sesuai dengan arah aliran air yang masuk ke sump pauh itu berbeda beda arah
nya. Untuk daerah tangkapan hujan terluas yaitu berasal dari area side wall
timur dan sebagian highwall timur , kemudian sebagian berasal dari sidewall
barat dan sebagian lagi berasal dari arah selatan sump pauh seperti yang
terlihat pada gambar 15.

Sidewall timur

Highwall timur

Gambar 15. Beberapa titik catchment area di PT Cipta Kridatama


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
Dalam jangka tiga bulan rencana penambangan pertambahan luasan
catchment area terbesar terjadi pada bulan mei, akan tetapi tidak teralalu
berselisih jauh dengan pertambahan luasan catchment Area di bulan april
maupun juni seperti yang bisa dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Pertambahan Catchment Area bulan April Mei dan Juni

Bulan Pertambahan Luas Catchment Area (km²)

April 0,05546

Mei 0,06031

Juni 0,05019

30
Pada bulan april penambahan luas catchment area nya yaitu sebesar 0,05546
km² dan untuk bulan mei pertambahan luas area tangkapan hujannya adalah
sebesar 0,06031 km² serta pada bulan juni petambahan luas catchment area
nya adalah sebesar 0,05019 km² sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar
16 di bawah ini.

Gambar 16. Peta topografi PT Cipta Kridatama


(Sumber : Pengolahan data Pribadi,2021)
4.2.4 perhitungan Debit Air Limpasan
Untuk menghitung jumlah debit air limpasan penulis menggunakan
persamaan rasional dimana dilihat dari persamaan tersebut data yang
dibutuhkan adalah berupa data curah hujan rencana dan intensitas curah

31
hujan yang telah di ketahui dari hasil pengolahan data curah hujan, kemudian
nilai koofisien limpasan dari pada tangkapan hujan pada pit timur khusunya
yang mengalir menuju ke sump pauh. Setelah dilakukan perhitungan dengan
menggunakan persamaan rasional diproleh bahwa debit air limpasan yang
masuk ke sump pauh pada quarter kedua (II) sebagai berikut pada bulan April
estimasi debit air limpasan yang masuk adalah sebesar 6051,5618 m³/hari dan
estimasi perbulannya adalah sebesar 181546,86 m³.kemudian untuk bulan mei
estimasi debit air limpasan yang masuk yaitu sebesar 5750,9751 m³/hari dan
estimasi perbulannya adalah sebesar 172529,25 m³, serta pada bulan juni
estimasi debit air limpasan yang masuk adalah sebesar 4751,559 m³/hari dan
estimasi perbulannya adalah sebesar 142546,78 m³ seperti yang terdapat pada
tabel 8.
Tabel 8. Jumlah air limpasan yang diestimasi akan masuk ke sump pauh
pada quarter II (april, Mei, Juni 2021)
Bulan Air masuk Air masuk Air masuk Air masuk
perdetik (m³) perjam perhari perbulan
(m³) (m³) (m³)
April 2333,04
0,6606 7039,87 181546,86
Mei 2993,67
0,8075 5697,42 172529,25
Juni
1,2815 4931,69 4428,98 142546,78
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa air di estimasi akan masuk paling besar
itu terjadi pada bulan april 2021. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena
berdasarkan lamnya waktu terjadinya hujan atau lamanya hujan dalam satu
hari dimana rata-rata jam hujannya mencapai 2,6 jam/hari dibandingkan dua
bulan lainnya seperti yang bisa dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Durasi hujan pada qurter II (April,Mei,Juni 2021) di PT Cipta
Kridatama
Bulan Durasi Hujan Rata-Rata Perhari (Jam)

April 2,6

Mei 1,92

Juni 0,96

4.2.5 Debit Air Tanah


Untuk mengetahui debit air tanah di PT yang masuk ke sump pauh ,
peneliti melakukan pengamatan sebanyak lima kali pada hari yang berbeda.
Pengamatan yang dilakukan yaitu melihat tinggi kenaikan muka air di sump

32
pauh setiap satu jam dengan melihat rambu ukur yang di tanam di sump pauh
. Dimana pengamtan tinggi muka air awal di lakukan setiap pukul 7.15 WIB
dengan melihat pada rambu ukur berapa ketinggian muka air nya serta dicatat
(lihat gambar 17) , kemudian dalam rentang waktu satu jam kedepan atau pada
pukul 8.15 dilihat lagi berapa kenaikan permukaan airnya pada rambu ukur
dan dicatat. Dari 5 kali pengamatan terebut rata –rata kenaikan muka air
berkisar atara 1 sampai dengan 2 cm pada rambu ukur selama rentang waktu
satu jam ,dimana debit air tanah yang masuk per jam adalah sebesar 378
m³/jam atau 9152,7 m³/hari . Selama rentang waktu pengamatan (1 jam) tidak
ada hujan yang turun serta tidak ada kegiatan pemompaan air di sump pauh.

Before (7.15 WIB) After (8.15 WIB)

Gambar 17. Ilustrasi pengukuran tinggi kenaikan muka air


(Sumber : Pengolahan data peneliti, 2021)
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan terdapat
pada lapisan batuan yang mempunyai permeabilitas rendah dan porositas
tinggi. Pada PT Cipta Kridatama site KIM keterdapatan air tanah cukup besar
terutama di area highwall timur. Karena disana terdapat banyak jenis batuan
yang bisa ditembus oleh air seperti batuan pasir dan konglomerat seperti yang
terlihat pada gambar 17.

Gambar 18. Lapisan batuan Konglomerat di PT Cipta Kridatama


(Sumber : Dokumentasi peneliti,2021)

33
4.2.6 Pemompaan
Pemompaan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
mengeluarkan air yang telah masuk ke area penambangan dengan
menggunakan pompa sebagai penggerak utama. Berdasarkan hasil pengolahan
data yang di lakukan oleh penulis bahwasanya estimasi air yang akan masuk ke
sump pauh pada tiga bulan kemajuan penambangan bisa dikatakan cukup
besar. berlandaskan dengan perhitungan tersebut penulis melakukan
perhitungan terhadap waktu pemompaan sesuai dengan jumlah pompa dan
kapasitas pompa yang tersedia. Pada sump pauh terdapat tiga buah pompa
yaitu 1 unit pompa Volvo DnD200_XDP4095 , dan 2 unit pompa lainnya merk
Selwood HH200_XDP4017 dan HH200_XDP4015. Masing-masing pompa
mempunya kapsitas yang berbeda seperti yang terlihat pada tabel 10.
Tabel 10. Pompa di sump pauh pada di PT Cipta Kridatama
Pompa Kapasitas (m³)

Volvo DnD200_XDP4095 617

Selwood HH200_XDP4017 532

Selwood HH200_XDP4015 514

sitem instalasi yang di gunakan adalah sistem instalasi tunggal.


Berdasarkan kapasitas masing – masing pompa tersebut maka di dapatlah
estimasi waktu pemompaan air pada bulan april, mei. Untuk mengeluarkan
total debit air sebesar 15203,88 m³ Pada bulan april jika menggunakan 1 unit
pompa maka dibutuhkan waktu lebih kurang 24 sampai dengan 29,5 jam
pemompaan perhari.jika digunakan 2 unit pompa maka dibutuhkan waktu
pemompaan lebih kurang 12-14,5 jam sedangkan jika menggunkan 3 unit
pompa maka estimasi waktu pemompaanya adalah 8-10 jam perhari seperti
yang terlihat pada tabel 11.
Tabel 11. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan april
Bulan Pompa Kapasitas Total 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) debit air pompa pompa pompa
(m³)
XDP4095 617 8,2 12,3 24,6
XDP4017 522 9,7 14,6 29,1
April 15203,88
XDP4015 514 9,9 14,8 29,6
Dengan menggunakan sistem instalasi yang sama,selanjutnya penulis
menghitung estimasi waktu untuk mengeluarkan total debit air sebesar
14903,29 m³ Pada bulan mei jika menggunakan 1 unit pompa maka

34
dibutuhkan waktu lebih kurang 24 sampai dengan 29 jam pemo mpaan perhari.
Jika digunakan 2 unit pompa maka dibutuhkan waktu pemompaan lebih
kurang 12-14,5 jam sedangkan jika menggunkan 3 unit pompa maka estimasi
waktu pemompaanya adalah 8-10 jam perhari seperti yang terlihat pada tabel
12 dibawah ini.
Tabel 12. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan mei
Bulan Pompa Kapasitas Total 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) debit air pompa pompa pompa
(m³)
XDP4095 617 8,1 12,1 24,2
XDP4017 522 9,5 14,3 28,6
Mei 14903,29
XDP4015 514 9,7 14,5 29,0
Kemudian dengan menggunakan sistem instalasi yang sama dengan dua
bulan sebelumnya,selanjutnya penulis menghitung estimasi waktu untuk
mengeluarkan total debit air sebesar 13903,88 m³ Pada bulan mei jika
menggunakan 1 unit pompa maka dibutuhkan waktu lebih kurang 22,5 sampai
dengan 27 jam pemo mpaan perhari. Jika digunakan 2 unit pompa maka
dibutuhkan waktu pemompaan lebih kurang 11,3-13,5 jam sedangkan jika
menggunkan 3 unit pompa maka estimasi waktu pemompaanya adalah 7,5-9
jam perhari seperti yang terlihat pada tabel 13 dibawah ini.
Tabel 13. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan juni
Bulan Pompa Kapasitas Total 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) debit air pompa pompa pompa
(m³)
XDP4095 617
7,5 11,3 22,5
XDP4017 522
Juni 13903,87 8,9 13,3 26,6
XDP4015 514
9,0 13,5 27,1
Jadi , dari ketiga bulan kemajuan tersebut estimasi waktu pemompaan
air di sump pauh yang paling besar terjadi pada bulan april, hal tersebut
dikarenakan total debit air terbesar yang masuk adalah pada bulan april di
banding dua bulan lain nya (mei dan juni). selain itu, alternatif terbaik adalah
dengan menggunakan 3 unit pompa yang di jalankan secara bersamaan.
4.2.7 Head total ,daya dan effesiensi pompa
Head merupakan kemampuan suatu pompa untuk mengalirkan
sejumlah zat cair atau bisa juga disebut kerugian yang di sebabkan karna
adanya factor yang menghambat pergerakan air di dalam pipa. Banyak factor
yang mempengaruhi dari nilai head itu sendiri seperti pengaruh dari head
kecepatan aliran air di dalam pipa kemudian head statis yaitu pengaruh karena

35
beda elevasi anatara inlet dan outlet pompa selanjutnya pengaruh head gesekan
ysng disebabkan oleh gesekana anatara zat cair dan permukaan dalam pipa ,
setelah itu pengaruh karena sambungan pipa dan belokan pipa.
Tabel l4 . Head total ,Effisiensi dan Daya Pompa di Pit Timur PT Cipta
Kridatama
Head Aktual XDP4095
Jenis Pompa Volvo DnD 200
Head Statis (Hs) 86 m
Head Kecepatan (Hv) 0.3 m
Head Friksi (Hf) 3,01 m
Head Belokan (Hfs) 0,19 m
Head Sambungan 0,00917 m
Head Total 89,51 m
Effisiensi Pompa 84,2%
Daya Pompa 189284,44 Kwh

Head Aktual XDP4017


Jenis Pompa Selwood HH2200
Head Statis (Hs) 86 m
Head Kecepatan (Hv) 0.2 m
Head Friksi (Hf) 2, 38 m
Head Belokan (Hfs) 0,15 m
Head Sambungan 0,00726 m
Head Total 88,78 m
Effisiensi Pompa 83,5%
Daya Pompa 159766,31 Kwh

Head Aktual Pompa XDP4015


Jenis Pompa Selwood HH2200
Head Statis (Hs) 86 m
Head Kecepatan (Hv) 0.215 m
Head Friksi (Hf) 2, 12 m
Head Belokan (Hfs) 0,13 m
Head Sambungan 0,00645 m
Head Total 88,47 m
Effisiensi Pompa 83,3%
Daya Pompa 150984,69 Kwh

36
4.3 Rekomendasi
4.3.1 Deliniasi atau pengurangan catchment area
Pengurangan cathment area di maksudkan untuk mengurangi debit air
limpasan yang masuk ke sump pauh. Untuk melakukan pemangkasan cathment
area pada masing-masing DTH. Untuk DTH-A1 catchment area dipangkas
dengan cara membuat temporary sump pada elevasi 25 mdpl di sekitar lereng
highwall (lihat lampiran 5) dengan adanya sump temporary disana laju air dari
timur serta central timur akan masuk kedalam sump temporary ini kemudian
dari sump transfer dilakukan instalasi pompa dan pipa yang mana outlet nya
masuk ke sump merangin. Sedangkan pada DTH-A2 dan DTH-A3 pemotongan
catchment area dilakukan dengan membuat saluran terbuka dengan
memperhatikan debit air yang masuk ketambang (lihat lampiran 5).
Jadi jumlah total catchment yang di deliniasi pada bulan april adalah
sebesar 0,8953 km² yaitu pada DTH- A1 kemudian pada DTH-A2 dan DTH-A3
seperti yang terlihat pada tabel 15.
Tabel 15. Deliniasi catchment Area pada bulan April
Bulan DTH Luas Catchment Area Deliniasi (km²)

DTH-A1 0,73675
April
DTH-A2 0,06068

DTH-A3 0,06183

Kemudian untuk kemajuan tambang di bulan mei setelah penulis


melakukan perhitungan terhadap luasan catchment area, maka pada bulan mei
deliniasi atau pemangkasan catchment area juga perlu dilakukan dimana luas
catchment yang di pangkas adalah sebesar 0,9196 km². pemangkasan tersebut
juga dilakukan pada masing-masing daerah tangkapan hujan DTH-A1 , DTH A2
serta DTH-A3 seperti yang terlihat pada tabel 16.
Tabel 16. Deliniasi catchment Area pada bulan Mei

Bulan DTH Luas Catchment Area Deliniasi (km²)

DTH-A1 0,79706
Mei
DTH-A2 0,06068

DTH-A3 0,06183

37
Kemudian untuk kemajuan tambang di bulan juni setelah penulis
melakukan perhitungan terhadap luasan catchment area, maka pada bulan juni
deliniasi atau pemangkasan catchment area juga perlu dilakukan dimana luas
catchment yang di pangkas adalah sebesar 0,9698 km². pemangkasan tersebut
juga dilakukan pada masing-masing daerah tangkapan hujan DTH-A1 , DTH A2
serta DTH-A3 seperti yang terlihat pada tabel 17.
Tabel 17. Deliniasi catchment Area pada bulan Juni

Bulan DTH Luas Catchment Area Deliniasi (km²)

DTH-A1 0,84725
Juni
DTH-A2 0,06068

DTH-A3 0,06183

Dari tiga bulan kemajuan tersebut dapat dilihat bahwa deliniasi atau
pemangkasan catchment terbesar adalah 0,9698 km² yaitu pada bulan Juni.
Menurut penulis hal itu terjadi karena di bulan juni merupakan puncak
kemajuan tambang pada tiga bulan tersebut jadi dari ketiga bulan tersebut di
tambahkan masing-masing luas kemajuannya maka di bulan juni lah
catchment area yang paling luas sebaliknya jika di lakukan pemangkasan maka
total catchment terbesar yang dipangkas juga pada bulan juni.

4.3.2 Perhitungan debit air limpasan setelah deliniasi catchment area


Setelah dilakukannya deliniasi catchment area artinya kita telah
mengurangi daerah tangkapan hujan. Dengan adanya deliniasi daerah
tangkapan hujan maka tentu akan berpengaruh terhadap total debit air yang
akan masuk ke sump pauh. Akibat dari pemangkasan daerah tangkapan hujan
tersebut,pada bulan april estimasi debit air limpasan yang di rencanakan akan
masuk ke sump pauh adalah sebesar 1708,62 m³/hari serta estimasi debit
perbulannya adalah sebesar 51258,56 m³. Selanjutnya prubahan debit air yang
akan masuk ke sump pauh juga berkurang dimana estimasi debit air limpasan
yang di rencanakan akan masuk ke sump pauh adalah sebesar 1545,88
m³/hari serta estimasi debit perbulannya adalah sebesar 46376,44 m³.
Kemudian prubahan debit air yang akan masuk ke sump pauh juga berkurang
dimana estimasi debit air limpasan yang di rencanakan akan masuk ke sump
pauh adalah sebesar 1228,22 m³/hari serta estimasi debit perbulannya adalah
sebesar 36846,77 m³.
Jika di banding kan dengan total debit air yang masuk ke sump pauh
sebelum dan sesudah di lakukannya deliniasi catchment area penulis menarik

38
sebuah kesimpulan bahwa terjadi pengurangan total debit air yang cukup
signifikan yang masuk ke sump pauh yang mana sebelum dilakukan
pemangkasan catchment estimasi air yang akan mesuk ke sump pauh bisa
dibilang cukup besar namun setelah catchment area nya di pangkas terlihat
bahwa estimasi debit air yang akan masuk lebih kecil sepert yang terlihat pada
tabel 18. Selain air limpasan, faktor air tnah juga berpengaruh, dimana air
tanah di estimasikan tidak akan nada lagi air tanah yang masuk ke sump pauh
karena sudah tertahan di sump temporary yang di alihkan ke sump merangin.
Tabel 18. Perbandingan Total debit air yang masuk ke sump pauh
sebelum dan sesudah dilakukan deliniasi catchment area
Sebelum Sesudah
Bulan Air masuk Air masuk Air masuk Air masuk
perhari perbulan perhari perbulan
(m³) (m³) (m³) (m³)
April 7039,87 181546,86 1708,62 51258,56
Mei 5697,42 172529,25 1545,88 46376,44
Juni 4428,98 142546,78 1228,22 36846,67

4.3.3 Pemompaan Air Setelah Deliniasi Catchment Area


Pengaruh deliniasi catchmen area terhadap total debit air yang masuk
sudah cukup jelas terlihat seperti yang terlihat pada tabel 13 diatas.
berlandaskan dengan perhitungan tersebut penulis melakukan perhitungan
ulang terhadap waktu pemompaan air jikalau adanya pengurangan catchment
area ,hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerja pompa dalam waktu
yang cukup lama dalam satu hari sehingga bisa mengurangi resiko kerusakan
cepat pada pompa itu sendiri. Sesuai dengan jumlah pompa dan kapasitas
pompa yang tersedia. Pada sump pauh terdapat tiga buah pompa yaitu 1 unit
pompa Volvo DnD200_XDP4095 , dan 2 unit pompa lainnya merk Selwood
HH200_XDP4017 dan HH200_XDP4015. Masing-masing pompa mempunya
kapsitas yang berbeda seperti yang terlihat pada tabel 19.
Tabel 19. Pompa di sump pauh pada di PT Cipta Kridatama
Pompa Kapasitas (m³)

Volvo DnD200_XDP4095 622

Selwood HH200_XDP4017 532

Selwood HH200_XDP4015 514

39
sitem instalasi yang di gunakan adalah sistem instalasi tunggal.
Berdasarkan kapasitas masing – masing pompa tersebut maka di dapatlah
estimasi waktu pemompaan air pada bulan april, mei. Untuk mengeluarkan
total debit air sebesar 10860,33 m³ Pada bulan april jika menggunakan 1 unit
pompa maka dibutuhkan waktu lebih kurang 17,5 sampai dengan 20,8 jam
pemompaan perhari.jika digunakan 2 unit pompa maka dibutuhkan waktu
pemompaan lebih kurang 8,7-10,4 jam sedangkan jika menggunkan 3 unit
pompa maka estimasi waktu pemompaanya adalah 5,8-6,9 jam perhari seperti
yang terlihat pada tabel 20.
Tabel 20. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan april
Bulan Pompa Kapasitas Total debit 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) air (m³) pompa pompa pompa
XDP4095 617
5,8 8,7 17,5
XDP4017 522
April 10860,933 6,6 9,8 19,7
XDP4015 514
6,9 10,4 20,8
Dengan menggunakan sistem instalasi yang sama,selanjutnya penulis
menghitung estimasi waktu untuk mengeluarkan total debit air sebesar
10698,196 m³ Pada bulan mei jika menggunakan 1 unit pompa maka
dibutuhkan waktu lebih kurang 17,2 sampai dengan 20,5 jam pemo mpaan
perhari. Jika digunakan 2 unit pompa maka dibutuhkan waktu pemompaan
lebih kurang 8,6-10,2 jam sedangkan jika menggunkan 3 unit pompa maka
estimasi waktu pemompaanya adalah 5,7-6,8 jam perhari seperti yang terlihat
pada tabel 21 dibawah ini.
Tabel 21. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan mei
Bulan Pompa Kapasitas Total debit 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) air (m³) pompa pompa pompa
XDP4095 617 5,7 8,6 17,2
XDP4017 522 10698,196 6,5 9,7 19,4
Mei
XDP4015 514 6,8 10,2 20,5
Kemudian dengan menggunakan sistem instalasi yang sama dengan dua
bulan sebelumnya,selanjutnya penulis menghitung estimasi waktu untuk
mengeluarkan total debit air sebesar 10380,537 m³ Pada bulan mei jika
menggunakan 1 unit pompa maka dibutuhkan waktu lebih kurang 16,7 sampai
dengan 19,9 jam pemo mpaan perhari. Jika digunakan 2 unit pompa maka
dibutuhkan waktu pemompaan lebih kurang 8,3-9,9 jam sedangkan jika
menggunkan 3 unit pompa maka estimasi waktu pemompaanya adalah 5,6-6,6
jam perhari seperti yang terlihat pada tabel 22 dibawah ini.

40
Tabel 22. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan juni
Bulan Pompa Kapasitas Total debit 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) air (m³) pompa pompa pompa
XDP4095 617 5,6 8,3 16,7
XDP4017 522 10380,537 6,3 9,4 18,8
Juni
XDP4015 514 6,6 9,9 19,9
Jadi , dari ketiga bulan kemajuan tersebut estimasi waktu pemompaan
air di sump pauh yang paling besar terjadi pada bulan april, hal tersebut
dikarenakan total debit air terbesar yang masuk adalah pada bulan april di
banding dua bulan lain nya (mei dan juni). selain itu, alternatif terbaik adalah
dengan menggunakan 3 unit pompa yang di jalankan secara bersamaan.

41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah didapatkan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Berdasarkan hasil analisis data curah hujan di PT Cipta Kridatama site
KIM maka didapatlah hasil perhitungan curah hujan dengan metode
distribusi gumbell didapatlah estimasi nilai curah hujan rencana
sebesar 353,412 mm/bulan atau sama dengan 11,780 mm/hari dengan
nilai Intensitas curah hujan di bulan April sebesar2,16 mm/jam, bulan
mei sebesar 2,64 mm/jam dan di bulan Juni 4,19 mm /jam. Luas
cathment area Sump Pauh berdasarkan kemajuan tiga bulan
penambangan pada bulan april adalah sebesar 1,973 km², pada bulan
mei adalah 1,2576 km² dan pada bulan juni adalah sebesar 1,3078 km².
Debit air limpasan pada bulan april sebesar 6051,56 m³/hari ,bulan mei
sebesar 5750,98 m³/hari dan bulan Juni 4751,56 m³/jam. Debit air
tanah 9152,31 m³/hari.
2. Kapasitas aktual pompa XDP4095_DND200 : 617 m³/jam
Kapasitas aktual pompa XDP4017_HH200HS : 522 m³/jam
Kapasitas aktual pompa XDP4015_HH200HS : 514 m³/jam
Head Total pompa XDP4095_DND200 : 89,51m
Head Total pompa XDP4017_HH200HS : 88,78 m
Head Total pompa XDP4015_HH200HS : 88,47 m
Effisiensi XDP4095_DND200 : 84,2 %
Effisiensi XDP4017_HH200HS : 83,5 %
Effisiensi XDP4015_HH200HS : 83,3%
Daya Pompa XDP4095_DND200 : 189284,44 Kwh
Daya Pompa XDP4017_HH200HS : 159766,31 Kwh
Daya Pompa XDP4015_HH200HS : 150984,69 Kwh
3. Estimasi waktu Pemompaan

April : 8,2 s.d 9,9 jam/hari

Mei : 8,1 s.d 9,7 Jam/hari

Juni : 7,5 s.d 9,0 Jam/hari

Jumlah pompa yang digunkan yaitu sebayanyak 3 buah pompa

(XDP4095,XDP4017 dan XDP 4015)

42
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dengan estimasi intensitas curah hujan
yang tinggi di bulan april ,mei dan juni 2021, serta estimasi debit air limpasan
dan air tanah yang besar maka penulis menyarankan untuk melakukan
deliniasi catchment area sump pauh yang bertujuan untuk mengurangi daerah
tangkapan air limpsan dengan cara membuat sump temporary dan saluran
terbuka ,,jika daerah tangkapan air yang masuk ke sump pauh sudah sudah
berkurang maka estimasi debit air yang akan masuk pun juga berkurang serta
jam pemompaan juga akan turun dan harapannya tentu elevasi permukaan air
sump tetap berada dalam kondisi aman sehingga kegiatan penambangan
selama periode selama 3 bulan (april,mei,juni) bisa berjalan dengan lancar.

43
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. 2002. Penambangan Cadangan Batubara Dengan Tambang Terbuka :


Kajian Pertambangan Hidrologi dan Lingkungan. Institut Teknologi
Bandung, Bandung
Bambang, S. (1985). Perencanaan Drainase Tambang Terbuka. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
Budiarto. 1997.Diktat Kuliah Sistem Penirisan Tambang, Fakultas Teknologi
Mineral. Universitas Pembangunan Veteran, Yogyakarta.
Hartono. 2008. Buku Panduan Praktek Tambang Terbuka. Kapuks production ,
Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta
Olson, M. Riben, dan Wright, J Steven. 1993. Dasar-Dasar Mekanika Fluida
Teknik. Gramedia Pustaka, Jakarta
Sayoga, Rudi. 1993. Pengantar Penyaliran Tambang . Jurusan Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung.
Sudjana. 1989. Metode Statistika. Tarsito, Bandung
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit ANDI,
Yogyakarta
Suripin. 2003. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Penerbit ANDI,
Semarang
Suwandhi, A., 2004.Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang. Diklat
Perencanaan Tambang Terbuka, Unisba
Syukriadi. 2005. Rencana Teknis dan Ekonomis Sistem Penirisan Tambang pada
Blok III PT Batubara Bukit Kendi Sumatera Selatan Tahun 2006.
Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
Stefyna. 2012. Rancangan Sistem Penyaliran Pada Tambang Batubaran PT
Rahman Abdijaya Desa Padang Panjang, Kecamatan Tanta, Kabupaten
Tabalong, Kalimantan Selatan. Universitas Lambung Mangkurat :
Kalimantan Selatan.

44
Lampiran 1. Data Curah Hujan PT CK-KIM

Bulan 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Januari 366,80 324,32 164,40 103,20 399,40 440,80


Februari 360,90 240,00 532,50 385,20 257,20 352,00
Maret 412,80 286,30 491,80 461,25 219,00 255,40
April 363,55 292,30 209,20 236,00 300,24 375,50
Mei 150,00 201,00 277,00 233,91 162,40 350,42
Juni 84,20 112,00 74,30 68,90 129,80 180,00
Juli 7,00 274,10 127,51 204,10 25,30 90,50
Augustus 43,40 59,20 210,80 114,50 96,60 126,86
September 34,00 78,30 232,95 117,00 161,00 358,50
Oktober 12,00 107,70 273,65 327,90 52,40 217,60
November 407,30 393,20 398,00 512,70 206,30 433,50
December 276,20 66,80 309,40 354,50 553,45 97,10
Sumber : PT CK-KIM, 2021

45
Lampiran 2. Durasi Hujan di PT CK-KIM

Bulan 2016 2017 2018 2019 2020

Januari 100,32 40,08 27,76 96,95 140,67


Februari 75,04 111,07 85,89 74,86 139,35
Maret 91,35 93,50 94,32 45,10 94,02
April 73,81 69,56 46,61 77,44 121,66
Mei 62,83 61,59 32,43 40,41 90,89
Juni 26,12 19,02 18,23 26,42 54,74
Juli 53,68 35,11 22,47 9,44 54,45
Augustus 18,55 35,05 27,51 10,26 45,56
September 38,68 45,02 26,26 14,81 119,33
Oktober 52,37 53,90 61,78 17,04 107,58
November 118,00 84,22 91,88 90,31 162,79
December 21,14 56,14 81,44 158,55 73,85
Sumber : PT CK-KIM, 2021

46
Lampiran 3. Pengolahan Data Curah Hujan

Data Data Curah rata rata curah hujan Xi-X Xi-X


Hujan (Xi) (X)
1 553,45 244,95 309 95172,2500
2 532,50 244,95 288 82685,0025
3 512,70 244,95 268 71690,0625
4 491,80 244,95 247 60934,9225
5 461,25 244,95 216 46785,6900
6 440,80 244,95 196 38357,2225
7 433,50 244,95 189 35551,1025
8 399,40 244,95 154 23854,8025
9 398,00 244,95 153 23424,3025
10 393,20 244,95 148 21978,0625
11 385,20 244,95 140 19670,0625
12 375,50 244,95 131 17043,3025
13 358,50 244,95 114 12893,6025
14 354,50 244,95 110 12001,2025
15 352,00 244,95 107 11459,7025
16 350,42 244,95 105 11124,7885
17 327,90 244,95 83 6880,7025
18 324,32 244,95 79 6299,5969
19 309,40 244,95 64 4153,8025
20 300,24 244,95 55 3056,9841
21 292,30 244,95 47 2242,0225
22 286,30 244,95 41 1709,8225
23 277,00 244,95 32 1027,2025
24 274,10 244,95 29 849,7225
25 273,65 244,95 29 823,6900
26 257,20 244,95 12 150,0625
27 255,40 244,95 10 109,2025
28 240,00 244,95 -5 24,5025
29 236,00 244,95 -9 80,1025
30 233,91 244,95 -11 121,8816
31 232,95 244,95 -12 144,0000
32 219,00 244,95 -26 673,4025
33 217,60 244,95 -27 748,0225
34 210,80 244,95 -34 1166,2225
35 209,20 244,95 -36 1278,0625
36 206,30 244,95 -39 1493,8225
37 204,10 244,95 -41 1668,7225
38 201,00 244,95 -44 1931,6025
39 180,00 244,95 -65 4218,5025
40 164,40 244,95 -81 6488,3025
41 162,40 244,95 -83 6814,5025
42 161,00 244,95 -84 7047,6025
43 129,80 244,95 -115 13259,5225
44 127,51 244,95 -117 13792,1536
45 126,86 244,95 -118 13944,1815
46 117,00 244,95 -128 16371,2025
47 114,50 244,95 -130 17017,2025
48 112,00 244,95 -133 17675,7025
49 107,70 244,95 -137 18837,5625
50 103,20 244,95 -142 20093,0625
51 97,10 244,95 -148 21859,6225
52 96,60 244,95 -148 22007,7225
53 90,50 244,95 -154 23854,8025

47
54 78,30 244,95 -167 27772,2225
55 74,30 244,95 -171 29121,4225
56 68,90 244,95 -176 30993,6025
57 66,80 244,95 -178 31737,4225
58 59,20 244,95 -186 34503,0625
59 52,40 244,95 -193 37075,5025
60 25,30 244,95 -220 48246,1225
(Sumber : pengolahan data peneliti, 2021)

Data ke yt yn yt-yn (yt-yn)^2


1 4,1026 0,5521 3,5505 12,6062
2 3,4011 0,5521 2,8490 8,1168
3 2,9872 0,5521 2,4351 5,9295
4 2,6909 0,5521 2,1388 4,5743
5 2,4590 0,5521 1,9069 3,6362
6 2,2678 0,5521 1,7157 2,9436
7 2,1046 0,5521 1,5525 2,4104
8 1,9620 0,5521 1,4099 1,9877
9 1,8349 0,5521 1,2828 1,6456
10 1,7201 0,5521 1,1680 1,3642
11 1,6152 0,5521 1,0631 1,1302
12 1,5184 0,5521 0,9663 0,9338
13 1,4285 0,5521 0,8764 0,7680
14 1,3443 0,5521 0,7922 0,6276
15 1,2650 0,5521 0,7129 0,5083
16 1,1900 0,5521 0,6379 0,4070
17 1,1188 0,5521 0,5667 0,3211
18 1,0508 0,5521 0,4987 0,2487
19 0,9856 0,5521 0,4335 0,1879
20 0,9231 0,5521 0,3710 0,1376
21 0,8628 0,5521 0,3107 0,0965
22 0,8045 0,5521 0,2524 0,0637
23 0,7481 0,5521 0,1960 0,0384
24 0,6932 0,5521 0,1411 0,0199
25 0,6399 0,5521 0,0878 0,0077
26 0,5878 0,5521 0,0357 0,0013
27 0,5370 0,5521 -0,0151 0,0002
28 0,4872 0,5521 -0,0649 0,0042
29 0,4383 0,5521 -0,1138 0,0130
30 0,3903 0,5521 -0,1618 0,0262
31 0,3429 0,5521 -0,2092 0,0437
32 0,2963 0,5521 -0,2558 0,0654
33 0,2502 0,5521 -0,3019 0,0912
34 0,2045 0,5521 -0,3476 0,1208
35 0,1593 0,5521 -0,3928 0,1543
36 0,1143 0,5521 -0,4378 0,1917

48
37 0,0695 0,5521 -0,4826 0,2329
38 0,0249 0,5521 -0,5272 0,2779
39 -0,0196 0,5521 -0,5717 0,3269
40 -0,0642 0,5521 -0,6163 0,3799
41 -0,1090 0,5521 -0,6611 0,4370
42 -0,1540 0,5521 -0,7061 0,4985
43 -0,1993 0,5521 -0,7514 0,5645
44 -0,2450 0,5521 -0,7971 0,6354
45 -0,2914 0,5521 -0,8435 0,7115
46 -0,3385 0,5521 -0,8906 0,7931
47 -0,3865 0,5521 -0,9386 0,8810
48 -0,4356 0,5521 -0,9877 0,9756
49 -0,4861 0,5521 -1,0382 1,0779
50 -0,5382 0,5521 -1,0903 1,1888
51 -0,5924 0,5521 -1,1445 1,3098
52 -0,6490 0,5521 -1,2011 1,4427
53 -0,7087 0,5521 -1,2608 1,5897
54 -0,7724 0,5521 -1,3245 1,7543
55 -0,8412 0,5521 -1,3933 1,9412
56 -0,9169 0,5521 -1,4690 2,1579
57 -1,0023 0,5521 -1,5544 2,4162
58 -1,1027 0,5521 -1,6548 2,7383
59 -1,2290 0,5521 -1,7811 3,1722
60 -1,4136 0,5521 -1,9657 3,8641

Total (mm/bulan) 13.664,869


(X) rata-rata curah hujan (mm/bulan) 244,95
Curah Hujan Maksimal (mm) 553,45
Curah Hujan Minimal (mm) 25,30
(n) jumlah data 60
(S) standar deviasi (mm/bulan) 135,54599
(T) periode ulang hujan 5
(Yt) koreksi varians 1,500
(Sn) Koreksi Simpang 1,185
(Xt) Curah Hujan rencana (mm/bulan) 353,41179
(Xt) Curah Hujan rencana (mm/hari) 11,780
(Sumber : pengolahan data peneliti, 2021)

49
Lampiran 4. Perhitungan Intensitas Curah Hujan

Tahun/Bulan April Mei Juni


2016 73,81 62,83 26,12
2017 69,56 61,59 19,02
2018 46,61 32,43 18,23
2019 77,44 40,41 26,42
2020 121,66 90,89 54,74
Rata-rata durasi hujan (jam/bulan) 77,82 57,63 28,90
Rata-rata durasi hujan (jam/hari) 2,59 1,92 0,96
(Sumber : pengolahan data peneliti, 2021)

Besarnya intensitas hujan yang kemungkinan terjadi dalam kurun waktu


tertentu dihitung berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu:
𝑅24 24 2/3
𝐼=
24 𝑡
Harga R24 adalah besarnya curah hujan maksimal (curah hujan rencana)
yang telah ditentukan yaitu sebesar 11,780 mm/hari. Perhitungan Intensitas
curah hujan dalam t tertentu, dicari dengan waktu durasi hujan rata-rata per
hari pada 3 bulan perencanaan penelitian, yaitu bulan April, Mei, Juni. Berikut
perhitungannya :
𝑅24 24 2/3
𝐼=
24 𝑡

1. Saat t= 2,59 jam (durasi hujan rata-rata bulan April)

2/3
𝑅24 24
𝐼=
24 𝑡

2/3
11,780 24
𝐼=
24 2,59
I = 2.16 mm/jam

2. Saat t= 1,92 jam (durasi hujan rata-rata bulan Mei)

2/3
𝑅24 24
𝐼=
24 𝑡

2/3
11,780 24
𝐼=
24 1.92
I = 2,64 mm/jam

3. Saat t= 0,96 jam (durasi hujan rata-rata bulan Juni)

50
2/3
𝑅24 24
𝐼=
24 𝑡

2/3
11,780 24
𝐼=
24 0,96
I = 4,96 mm/jam

51
Lampiran 5. Luas Catchment Area Sump Pauh

Pertambahan luasan catchment area untuk 3 bulan periode penambangan itu


hanya terjadi di DTH-A1 untuk DTH-A2 dan DTH-A3 tidak mengalami
penambahan luasan catchment area.

Catchment area aktual bulan maret (2021)


DTH Bulan Luas Catchment Area (km²)
DTH-A1 0,80830
DTH-A2 Maret 0,16675
DTH-A3 0,16680
A total 1,14

Pertambahan Luas catchment area 3 bulan kemajuan tambang


(april, mei, dan juni 2021)
DTH Bulan Luas Catchment Area (km²)
April 0,05546
DTH-A1 Mei 0,06031
Juni 0,05019
A1 Total 0,17

Estimasi luas catchment area (April)

DTH Bulan Luas Catchment Area (km²)


DTH-A1 0,86376
DTH-A2 April 0,16675
DTH-A3 0,16680
A Total 1,1973

Estimasi luas catchment area (Mei)


DTH Bulan Luas Catchment Area (km²)
DTH-A1 0,92407
DTH-A2 Mei 0,16675
DTH-A3 0,16680
A Total 1,2576

Estimasi luas catchment area (Juni)

DTH Bulan Luas Catchment Area (km²)


DTH-A1 0,97426
DTH-A2 Juni 0,16675
DTH-A3 0,16680
A Total 1,3078
(Sumber : Pengolahan Data Penulis,2021)

52
Lampiran 6. Perhitungan Debit Air Limpasan

Untuk menghitung besarnya Debit Air Limpasan digunakan rumus rasional :


Q = 0.278 x C x I x A
Dimana :
Q : Debit Air Limpasan
C : Koofisien Limpasan = 0,9 (lahan penambangan)
I : Intensitas Curah Hujan
A : Luas Catchment Area

Bulan DTH Jumlah air masuk Jumlah air masuk


perdetik (m³) perjam (m³)
DTH -A1 0,468 1683,0952
April DTH-A2 0,09026 324,9274
DTH-A3 0,09028 325,0202
DTH -A1 0,6110 2199,675754
Mei DTH-A2 0,1103 396,939497
DTH-A3 0,1103 397,052855
DTH -A1 1,0205 3673,881596
Juni DTH-A2 0,1747 628,8146211
DTH-A3 0,1747 628,9941981

Jumlah air masuk Jumlah air masuk Total (m³)


perhari (m³) perbulan (m³)
4365,695523 130970,8657
842,8128 25.284,3844 181546,86
843,0535 25.291,6051
4225,679009 126770,3703
762,5391592 22876,17478 172529,25
762,7569253 22882,70776
3539,69235 106190,7705
605,8470438 18175,41131 142546,78
606,0200617 18180,60185
( Sumber : Pengolahan data penulis,2021)

53
Lampiran 7. Catchment Area

Sump Temporary
Deliniasi DTH-A2

Deliniasi DTH-A3

Deliniasi DTH-A1

54
Lampiran 8. Perhitungan Debit Air Tanah
Untuk mengetahui debit air tanah yang akan masuk ke sump pauh
dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat total station yang di
tembakan ke patok yang terbuat dari paralon yang telah ditancapkan didalam
sump dimana pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui elevasi permukaan
air di sump. Pengukuran elevasi dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari
yaitu pada pukul 7.15 wib dan pukul 8.15 (satu jam setelah nya) dengan
catatan dalam selang waktu jam tersebut tidak terjadi hujan dan tidak ada
kegiatan pemompaan. Pengukuran ini di lakukan sebanyak 5 kali atau selama 5
hari berturut-turut. Kemudian setelah di dapat nilai elevasi sebelum dan
sesudah barulah di sesuaikan dengan nilai yang terdapat pada tabel volume air
di sump pauh per-elevasi yang telah di sediakan oleh perusahaan.
Untuk menghitung debit air tanah dapat dilakukan langkah sebagai
berikut : V2 – (V1 + Vp)
t
Dimana :
V1 : Volume air sebelum (m³)
V2 : Volume air sesudah (m³)
Vp : Volume air yang di pompa (m³)
t : Selang waktu (jam)
Elevasi Before
Elevasi After Volume Air Volume Air After
( Jam 07.15
(Jam 8.15 WIB) Before (m³) (m³)
WIB)
19,27 19,28 203243,3929 203624,8568
19,03 19,04 194133,4341 194511,5353
19,16 19,17 199057,7178 199437,4474
19,39 19,40 207829,5055 208212,5825
19,52 19,53 212817,6081 213201,9689

Volume Pumped Out (m3) Durasi (Hrs) Debit Groundwater (m³)


0 1 381,4638953
0 1 378,1011803
0 1 379,729545
0 1 383,0769133
0 1 384,3607233

Debit air tanah masuk Debit air tanah masuk Debit air tanah masuk
per jam (m³) perhari (m³) perbulan (m³)
381,3464514 9152,314834 274569,445

55
Lampiran 9. Spesifikasi Pompa Sellwood HH200HS

56
Lampiran 10. Spesifikasi Pompa Volvo DnD200

57
58

Anda mungkin juga menyukai