SKRIPSI
IFAN SUTIATMA
F1D115025
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulissan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak
asli saya setiap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Jambi,
Yang menyatakan
IFAN SUTIATMA
F1D115025
ii
RANCANGAN PEMOMPAAN AIR DI SUMP PAUH
BERDASARKAN PERTAMBAHAN LUAS CATCHMENT
AREA PERIODE 3 BULAN RENCANA PENAMBANGAN
DI PIT TIMUR PT CIPTA KRIDATAMA KABUPATEN
BUNGO PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
IFAN SUTIATMA
F1D115025
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Diketahui :
Dekan Fakultas Sins dan Teknologi,
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Ifan Sutiatma, panggilan
Ifan. Lahir pada tanggal 27 Agustus 1997 di Desa
Nilo Dingin, Kecamatan Lembah Masurai,
Kabupten Merangin, Provinsi Jambi. Penulis lahir
dari pasangan suami istri Ayah Solihin dan Ibu
Samsilah dan merupakan anak ke empat dari
empat bersaudara.
v
SUMMARY
PT. Cipta Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur uses the open pit
mining method. The open pit mining method or commonly known as open pit
mining will certainly cause the formation of a wide basin so that it has the
potential to become a puddle area. Mine dewatering is an attempt to remove
water that enters the mining area. The large amount of water discharge that
enters has the potential to cause the pauh embankment to burst which can
result in water in the pauh sump flowing towards the coal getting area where the
coal getting area itself has a lower elevation than the surface elevation of the
pauh sump. In addition, the pumping of water at the pauh sump of PT Cipta
Kridatama will take place for 12-14 hours per day in March 2021 and this can
be said to be quite high with the high number of pumping hours which can
cause the pump unit to quickly malfunction if used for a certain period of time.
One effort to reduce the number of working hours of the pump is by delineating
the catchment area which aims to reduce the rainwater catchment area so that
the water that will enter the sump will also be reduced and pumping time can
also be reduced. Estimated rainfall intensity in April is 2.16mm/hour, May is
2.96mm/hour and June is 4.96mm/hour. The estimated water discharge that
will enter is in April 7039.87 m/hour, in May 5697.42 m/hour and June 4428
m/hour. After delineating the estimated time of pumping water in 3 months of
mine progress in the following month, it is 8-10 hours per day using 3 pump
units with a single installation.
Keywords : Pumping, Delineation, Catchment Area, Rainfall Intensity
vi
RINGKASAN
PT. Cipta Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur menggunakan
metode open pit mining. Metode open pit mining atau biasa juga dikenal dengan
istilah tambang terbuka tentunya akan menyebabkan terbentuknya cekungan
yang luas sehingga sangat potensial untuk menjadi daerah tempat genangan
air. Mine dewatering merupakan suatu upaya untuk mengeluarkan air yang
masuk ke area penambangan. Banyak nya jumlah debit air yang masuk sangat
berpotensi menyebabkan jebol nya tanngul sump pauh yang bisa berkakibat air
di sump pauh mengalir menuju area coal getting yang mana area coal getting itu
sendiri memiliki elevasi yang lebih rendah dibandingkan denagn elevasi
permukaan sump pauh. Selain itu juga pemompaan air di sump pauh PT Cipta
Kridatama berlansung selama 12-14 jam perhari pada bulan maret 2021dan hal
ini bisa dibilang cukup tinggi dengan adanya jumlah jam pemompaan yang
tinggi dapat menyebabkan unit pompa cepat mengalami kerusakan jika
digunakan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu upaya untuk mengurangi
jumlah jam kerja pompa adalah dengan cara melakukan deliniasi catchment
area yang bertujuan untuk mengurangi daerah tangkapan air hujan sehingga
air yang akan masuk ke sump juga akan berkurang dan waktu pemompaan pun
juga bisa di kurangi. Estimasi intensitas curah hujan pada bulan april yaitu
2,16mm /jam, bulan mei 2,96 mm/jam dan juni 4,96 mm/jam. Estimasi debit
air yangakan masuk adalah di bulan april 7039,87 m³/jam, bulan mei 5697,42
m³/jam dan juni 4428 m³/jam. Setelah dilakukan deliniasi estimasi waktu
pemompaan air pada 3 bulan kemajuan tambang di bulan berikutnya adalah
sebesar 8-10 jam perhari dengan menggunakan 3 buah unit pompa dengan
instalasi tunggal.
Kata Kunci : Pemompaan, Deliniasi, Catchment Area, Intensitas Curah Hujan
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “RANCANGAN PEMOMPAAN AIR DI
SUMP PAUH BERDASARKAN PERTAMBAHAN LUAS CATCHMENT AREA
PERIODE 3 BULAN RENCANA PENAMBANGAN DI PIT TIMUR PT CIPTA
KRIDATAMA KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI”. Skripsi ini untuk salah
satu syarat menyelesaikan studi serta untuk memperoleh Gelar Sarjana pada
Program Studi Teknik Pertambangan.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua
orang tua, Ayahanda Solihin dan Ibunda tercinta Samsilah yang senantiasa
memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat serta perhatian moril
maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan,
Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah
diberikan kepada penulis. Dengan penuh kerendahan hati pada kesempatan ini
patutlah kiranya penulis mengucapkan terimkasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Damris M, M.Sc., PhD. Selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi
2. Ibu Dr. Lenny Malinda, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kebumian
Universitas Jambi
3. Bapak Wahyudi Zahar, S.T, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Jambi
4. Bapak Muhammad Ikrar Lagowa, S.T.,M.T selaku Pembimbing Akademik
5. Bapak Ir. Arsyad AR, M.S dan Bapak Jarot Wiratama, S.T.,M.T selaku
Pembimbing Tugas Akhir.
6. Bapak dan Ibu Dosen selaku pembimbing akademik selama menempuh
Studi di Universitas jambi
7. Bapak Agus Cahyo Nugroho, S.T selaku Kepala Depertemen PPnC
8. Bapak Steven Benedictto Da Costa S.T selaku Pembimbing Lapangan
Tugas Akhir di PT Cipta Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur
9. Tim Departemen PPnC (Plan Production and Control) PT Cipta Kridatama
Bapak Hendra Madi, Bapak Defri, Bapak Andrianto, Bapak Riduan
Mulyadi, Bapak Rachmadi, Bapak Andi Hakim Harahap, Bapak Abshor,
Bapak Sanjaya, Bapak Arfinsa, Ibu Lola Sri Anggita, Ibu Marlina, Ibu Elfia
Rahmi, Ibu Qurratul A’yun, Ibu Dessy Frevita
10. Novrialdy Dwi Putra Selaku Rekan Penelitian Tugas Akhir di PT Cipta
Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur
11. Teman-Teman mahasiwa Teknik Pertambangan Universitas Jambi
viii
Angkatan 2015 yang tidak dapat di sebutkan satuper-satu.
12. Seluruh Karyawan/i PT Cipta Kridatama Jobsite PT kuansing Inti Makmur
yang belum sempat disebutkan namanya satu-persatu.
13. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
mendoakan, membantu serta mendukung penulis secara langsung
maupun tidak langsung sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
sebaik-baiknya.
Apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini sangat
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak demi
kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua.
Ifan Sutiatma
NIM. F1D115025
ix
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................. I
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ II
SUMMARY ............................................................................................ VI
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.6 Manfaat......................................................................................... 3
x
2.6 Air Limpasan ................................................................................. 10
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Geologi Regional PT Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti
Makmur .................................................................................. 4
Gambar 2. Stratigrafi Regional PT Kuansing Inti Makmur ......................... 5
Gambar 3. Siklus Hidrologi ....................................................................... 6
Gambar 4. Pengukuran Debit Pompa Dengan Metode Discharge ................ 14
Gambar 5. Peta Kesampaian Daerah dan Lokasi PT Cipta Kridatama
Site KIM .................................................................................. 17
Gambar 6. Diagram Alir Penelitan ............................................................. 23
Gambar 7. Sump pauh dan area coal getting.................................................. 24
Gambar 8. Catchment Area di Pit Timur PT Cipta Kridatama ...................... 24
Gambar 9. Keadaan actual catchment area di sekitar Disposal ................... 25
Gambar 10. Keadaan aktual sump di PT Cipta Kridatama site KIM ............ 26
Gambar 11. Pompa yang di gunakan untuk mine dewatering di
PT Cipta Kridatama site KIM .................................................. 26
Gambar 12. Pipa (HDPE) yang digunakan untuk keperluan mine dewatering di
PT Cipta Kridatama site KIM .................................................. 27
Gambar 13. Salah satu gorong-gorong yang terdapat di PT CK- KIM .......... 27
Gambar 14. Beberapa titik catchment area di PT Cipta Kridatama ............ 30
Gambar 15. Peta topografi PT Cipta Kridatama.......................................... 31
Gambar 16. Ilustrasi pengukuran tinggi kenaikan muka air ...................... 33
Gambar 17. Lapisan batuan Konglomerat di PT Cipta Kridatama ............... 33
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.. Hubungan Antara Derajat Curah Hujan dan Intensitas Hujan ... 9
Tabel 2.. Koefisien Limpasan pada Beberapa Kondisi ............................... 10
Tabel 3. Pengukuran Debit Pompa Berdasarkan Panjang X Dengan Sisi ... 15
Pendek Alat Ukur 300 mm menurut Cassidy tahun 1973. ........... 18
Tabel 4. Rangkaian kegiatan penelitian ................................................... 25
Tabel 5. Luas Catchment area Sump Pauh pada bulan Maret ................... 29
Tabel 6. Nilai intensitas curah hujan pada quarter I dan II ....................... 30
Tabel 7. Pertambahan Catchment Area bulan April Mei dan Juni ............. 32
Tabel 8. Jumlah air limpasan yang diestimasi akan masuk ke sump
pauh pada quarter II (april, Mei, Juni 2021) .............................. 32
Tabel 9. Durasi hujan pada qurter II (April,Mei,Juni 2021) di PT Cipta
Kridatama .................................................................................. 34
Tabel 10. Pompa di sump pauh di PT Cipta Kridatama ............................. 34
Tabel 11. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
April......................................................................................... 35
Tabel 12. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
Mei .......................................................................................... 35
Tabel 13. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
Juni ......................................................................................... 36
Tabel 14. Head Aktual ,Effisiensi dan Daya Pompa Pit Timur
PT Cipta Kridatama .................................................................. 37
Tabel 15. Deliniasi catchment Area pada bulan April ................................ 37
Tabel 16. Deliniasi catchment Area pada bulan Mei .................................. 38
Tabel 17. Deliniasi catchment Area pada bulan Juni ................................ 39
Tabel 17. Perbandingan Total debit air yang masuk ke sump pauh sebelum dan
sesudah dilakukan deliniasi catchment area .............................. 39
Tabel 19. Pompa di sump pauh pada di PT Cipta Kridatama .................... 40
Tabel 20. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
April......................................................................................... 40
Tabel 21. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
Mei .......................................................................................... 41
Tabel 22. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh pada bulan
Juni
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Cipta Kridatama merupakan perusahaan kontraktor pertambangan
terkemuka di Indonesia dan terintegrasi dalam grup Tiara Marga Trakindo. PT.
Cipta Kridatama ini melakukan penambangan di lokasi milik izin usaha
petambangan (IUP) PT. Kuansing Inti Makmur yaitu dibawah Sinarmas Mining
Group yang berlokasi di Desa Tanjung Belit Kecamatan Jujuhan kabupaten
bungo dan PT. Cipta kridatama ini berdiri sejak 1997. Dalam melakukan
kegiatan penambangan PT. Cipta Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur
menggunakan metode open pit mining. Metode open pit mining atau biasa juga
dikenal dengan istilah tambang terbuka tentunya akan menyebabkan
terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat potensial untuk menjadi
daerah tempat genangan air, baik yang berasal dari air limpasan maupun air
hujan yang lansung masuk secara alami kedalam lubang bukaan tambang
terutama pada saat kondisi cuaca yang ekstrim dan musim hujan dengan curah
yang tinggi.
Kondisi aktual system penerisin tambang di PT. Cipta Kridatama Jobsite
PT. Kuansing Inti Makmur saat ini bisa dikatan mengalami masalah dengan
besar nya debit air yang masuk kedalam sump pauh di pit timur. Selain
pengaruh air limpasan hujan yang cukup besar, keterdapatan debit air tanah
juga menjadi factor salah satu permasalahan, akibatnya debit air yang masuk
ke sump pauh cukup besar, hal ini tentu beresiko tinggi, mengingat tanggul
sump pauh bisa saja mengalami retakan yang berpotensi menyebabkan
jebolnya tanggul sump dan air yang keluar dari sump tersebut akan mengalir
menuju area coal getting karena kondisi ketinggian area coal getting itu lebih
rendah dibandingkan dengan elevasi permukaan sump pauh.
Debit air yang besar biasanya dipengaruhi juga oleh oleh luas daerah
tangkapan hujan (Catchment Area). Aktivitas penambangan pasti selalu
mengalami kemajuan untuk setiap bulannya sesuai dengan rencana
penambangan. Oleh karna itu cathment area tentu juga akan mengalami
pertambahan luas akibat dari kemajuan tambang tersebut. Kondisi tersebut
secara lansung juga ikut mempengaruhi dari pada kinerja pompa dan pola
pemompaan air di sump pauh. Banyak nya debit air yang masuk membuat
pompa harus bekerja dalam jangka waktu 12-16 jam dalam satu hari. hal
tersebut tentu tidak baik untuk pompa itu sendiri dalam jangka waktu panjang
karena bisa menyebabkan pompa cepat mengalami kerusakan karena
berakitvitas terlalu lama setiap harinya. Selain itu, kondisi area penambangan
yang dekat dengan sump pauh juga sangat berbahaya jika sewaktu waktu debit
1
air yang masuk dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan sump tidak bisa
menampung air dan keluar menggenanagi area penambangan dan mengganggu
aktivitas penambangan.
Asumsi nya adalah dengan adanya kemajuan tambang dalam bebrapa
bulan kedepan akan berpengaruh terhadap catchment area dimana terjadi
penambahan luas area daerah tangkapan hujan itu sendiri dan seacra tidak
lansung juga ikut mempengaruhi debit air yang akan masuk ke dalam sump
dan tentu juga agan berpengaruh terhadap pemompaan air.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Adapun identifikasi dan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Berapa total debit air limpasan berdasarkan luasan catchment area
serta debit air tanah yang masuk ke sump pauh di pit timur pada PT
Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti Makmur?
2. Berapa besar kapasitas pompa, head total pompa dan effisiensi serta
daya pompa di PT Cipta Kridatama jobsite PT Kuansing Inti Makmur?
3. Berapa estimasi waktu yang diperlukan untuk pemompaan air
berdasarkan kapasitas dan head total pompa di PT Cipta Kridatama
jobsite PT Kuansing Inti Makmur?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas dari beberapa sumber literasi
terkait bahwasanya besarnya penambahan luasan catchment area serta
perbedaan nilai intensitas curah hujan itu mempengaruhi debit air yang akan
masuk ke sump dan aktivitas kerja pompa. Debit Air yang masuk kedalam
sump harus sama dengan debit yang di keluarkan hal ini untuk menjaga elevasi
permukaan air di sump.
1.4 Tujuan
Adapun Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui total debit air limpasan berdasarkan luasan catchment
area serta debit air tanah yang masuk ke sump pauh di pit timur
pada PT Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti Makmur.
2. Mengetahui besar kapasitas pompa, head total pompa dan effisiensi
serta daya pompa di PT Cipta Kridatama jobsite PT Kuansing Inti
Makmur.
3. Mengetahui estimasi waktu yang diperlukan untuk pemompaan air
berdasarkan kapasitas dan head total pompa di PT Cipta Kridatama
jobsite PT Kuansing Inti Makmur.
2
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang dibahas dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Pengolahan dan analisis data yang berkaitan dengan kolam
penampungan dan pompa hanya dibatasi pada pengambilan data di
sump Pauh di pit timur PT Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti
Makmur.
2. Parameter penentuan Catchment Area didasarkan pada arah kemajuan
tambang serta mempertimbangkan arah aliran air di lapangan yang
terdapat pada peta rencana penambangan di PT Cipta Kridatama site
Kuansing Inti Makmur.
3. Pada penelitian ini penulis tidak menghitung cost atau hal yang
berkaitan dengan biaya.
4. Untuk perhitungan total debit air yang masuk ke sump penulis hanya
menghitung debit air limpasan dan debit air tanah.
5. Untuk settling pond tidak masuk dalam komponen penelitian ataupun
perhitungan pada penelitian ini.
6. Hal yang berkaitan dengan saluran terbuka tidak masuk ke dalam
parameter penelitian.
7. Prihal yang berhubungan dengan kondisi sump aktual baik itu dimensi
dan volume sump tidak termasuk ke dalam data penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya :
1. Bagi mahasiswa, memberikan referensi terkait system penirisan
tambang batubara (open pit) yang ideal dalam kegiatan penambangan,
khususnya dalam aktivitas pemompaan air keluar tambang agar tidak
mengganggu aktivitas operasional penambangan.
2. Bagi akademisi, memberikan referensi maupun penjelasan tentang
system penirisan tambang batubara (open pit) yang baik khusunya
tentang pengaruh kemajuan tambang terhadap aktivitas pemompaan
air secara actual di tambang.
3. Bagi perusahaan, dapat memberikan referensi serta solusi
permasalahan mengenai system penirisan terutama pada sistem
pemompaan air keluar tambang tentang bagaimana menogptimalkan
kerja pompa sesuai dengan total debit air yang masuk ke sump dan
pompa tersebut bisa bekerja secara optimal.
3
2 TINJAUAN PUSTAKA
4
Formasi sinamar merupakan endapan darat dengan lingkungan rawa-rawa
(limnik). Diatasnya diendapkan formasi Rantau Ikil (Tmr) yang terdiri dari batu
lempung hijau bersifat gampingan, napal dan sisipan batu gamping berlapis,
mencirikan lingkungan danau. Kedua formasi tersebut secara tidak selaras
ditutupi oleh endapan vulkanik kuarter yang berasal dari pegunungan barisan
di sebelah baratnya akibat kegiatan magmatisma.
Endapan vulkanik tersebar tidak merata di daerah penyelidikan, terdiri
dari breksi laharik, aglomerat dan konglomerat. Breksi, berwarna hitam, keras,
masadasar pasir kasar tufaan, fragmen berupa batuan beku andesit, berwarna
abu-abu hingga abu-abu kehitaman, bentuk membulat– menyudut tanggung,
ukuran kerikil sampai boulder.
5
bergerak dari permukaan tanah ke udara disebut evaporasi, sedangkan
penguapan air dari tanaman disebut transpirasi. Jika kedua proses ini terjadi
secara bersama-sama maka disebut evapotranspirasi. Untuk lebih jelasnya daur
hidrologi dapat dilihat pada gambar 2 (Septriawan, 2018).
6
data yang lebih besar dari batas bawah tersebut diambil dan dijadikan data
yang akan dianalisa.
7
S : Simpangan Baku (Standar deviation)
Sn : Standar deviasi dari reduksi variate, nilainya tergantung jumlah data
Yt : nilai reduksi variatedari variabel yang diharapkan terjadi pada periode
ulang tertentu
Yn : Koreksi rata-rata (reduced mean)
𝑥−𝑥 2
𝑆 = 𝑛−1
..................................................................................(2)
Dimana :
S : Standar deviasi
x : Nilai variat
𝑥 : Nilai rata-rata hitung variat
N : jumlah data
𝑇−1
𝑌𝑡 = −𝑙𝑛 −𝑙𝑛 𝑇
......................................................................(3)
Dimana :
Y : Nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada periode
tertentu
T : Periode ulang
𝑛+1−𝑚
𝑌𝑛 = −𝑙𝑛 −𝑙𝑛 𝑛 +1
..................................................................(4)
Dimana :
Yn : Koreksi rata-rata (reduced mean)
n : Jumlah data
m : Urutan data (1,2,3,......)
Nilai koreksi simpangan (reduced standard deviation) ditentukan dengan
rumus:
𝑌𝑛−𝑌𝑛 2
𝑆𝑛 = 𝑛−1
............................................................................(5)
Dimana:
Sn : Standar deviasi dari reduksi variate, nilainya tergantung jumlah data
Yn :Koreksi rata-rata (reduced mean)
𝑌𝑛: Nilai rata-rata Yn
n : Jumlah data
8
2.4.3 Intensitas Curah Hujan
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan per satuan waktu
tertentu dan dinyatakan dengan satuan mm/jam. Dengan kata lain bahwa
intensitas curah hujan menyatakan besarnya curah hujan dalam jangka pendek
yang memberikan gambaran derasnya hujan perjam. Untuk mengelola data
curah hujan menjadi intensitas hujan digunakan cara statistik dari data
pengamatan curah hujan yang terjadi (Lestari, 2019).
Besarnya intensitas hujan yang kemungkinan terjadi dalam kurun
waktu tertentu dihitung berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu:
2
𝑅24 24 3
𝐼= ..................................................................................(6)
24 𝑡
Dimana :
R24 : Curah hujan maksimum harian (mm/hari)
T : Durasi hujan rencana (jam)
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
9
2.6 Limpasan (Run Off)
Limpasan adalah semua air yang mengalir akibat hujan yang bergerak
dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa memperhatikan
asal atau jalan yang ditempuh sebelum mencapai saluran. Air limpasan
mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran ini
terjadi karena curah hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat
terinfiltrasi, baik yang disebabkan karena intensitas curah hujan atau faktor
lain misalnya kelerengan, bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta
vegetasi. Debit limpasan dapat dihitung dengan persamaan rasional (Olson,
1993) berikut:
Q=0,278 x C x I x A...............................................................................(7)
dimana :
Q = Debit limpasan (m3/detik)
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas catchment area (km2)
Koefisien limpasan merupakan bilangan yang menunjukkan
perbandingan besarnya limpasan permukaan dengan intensitas curah hujan
yang terjadi pada daerah tangkapan hujan (Amin, 2002). Koefisien limpasan
tiap-tiap daerah berbeda, dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
10
1. Kerapatan vegetasi, daerah dengan vegetasi yang rapat, akan
memberikan nilai C yang kecil, karena air hujan yang masuk tidak dapat
langsung mengenai tanah, melainkan akan tertahan oleh tumbuh-
tumbuhan, sedangkan tanah yang gundul akan memberikan nilai C yang
besar.
2. Tata guna lahan, lahan persawahan atau rawa-rawa akan memberikan
nilai C yang kecil dari pada daerah hutan atau perkebunan, karena pada
daerah persawahan misalnya padi, air hujan yang jatuh akan tertahan
pada petak-petak sawah, sebelum akhirnya menjadi limpasan
permukaan.
3. Kemiringan tanah, daerah dengan kemiringan yang kecil (<3%), akan
memberikan nilai C yang kecil, dari pada daerah dengan kemiringan
tanah yang sedang sampai curam untuk keadaan yang sama.
2.7 Sump
Kolam penampung merupakan tempat yang dibuat untuk menampung
air sebelum air tersebut dipompakan. Kolam penampung ini juga dapat
berfungsi sebagai tempat mengendapkan lumpur. Tata letak kolam penampung
dipengaruhi oleh sistem drainase tambang yang digunakan serta disesuaikan
dengan letak geografis daerah tambang dan kestabilan lereng tambang
(Syukriadi, 2005). Berdasarkan tata letak kolam penampung (sump), sistem
penirisan tambang dapat dibedakan menjadi :
Pada sistem ini sump-sump akan ditempatkan pada setiap jenjang atau
bench. Sistem pengaliran dilakukan dari jenjang paling atas menuju jenjang-
jenjang yang berada di bawahnya, sehingga akhirnya air akan terpusat pada
main sump untuk kemudian dipompakan keluar tambang.
Sistem ini diterapkan untuk daerah tambang yang relatif dangkal dengan
keadaan geografis daerah luar tambang yang memungkinkan untuk
mengalirkan air secara langsung dari sump ke luar tambang.
Berdasarkan penempatannya, sump dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu :
11
Sump Jenjang. Sump ini dibuat secara terencana baik dalam pemilihan
lokasi maupun volumenya. Penempatan sump ini adalah pada jenjang
tambang dan biasanya di bagian lereng tepi tambang. Sump ini disebut
sebagai sump permanen karena dibuat untuk jangka waktu yang cukup
lama dan biasanya dibuat dari bahan kedap air dengan tujuan untuk
mencegah meresapnya air yang dapat menyebabkan longsornya jenjang.
Main Sump. Sump ini dibuat sebagai tempat penampungan air terakhir.
Pada umumnya sump ini dibuat pada elevasi terendah dari dasar tambang.
2.8 Pompa
Sebuah pompa merupakan alat angkut yang berfungsi memindahkan zat
cair dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam sistem penirisan tambang, pompa
befungsi untuk mengeluarkan air dari tambang. Jenis pompa yang banyak
digunakan oleh dalam kegiatan penirisan tambang adalah pompa sentrifugal.
Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan putaran impeller di dalam pompa. Air
yang masuk akan diputar oleh impeller dan selanjutnya dilemparkan ke arah
lubang keluar pompa. Pemasangan pompa dapat dilakukan dengan cara seri
dan paralel. Pemasangan pompa secara seri dilakukan karena head pompa yang
digunakan tidak mencukupi untuk menaikkan air sampai ketinggian tertentu.
Pemasangan pompa secara paralel dilakukan karena debit pompa yang
digunakan tidak mencukupi untuk mengeluarkan air sehingga harus digunakan
dua pompa atau lebih yang dipasang secara paralel (Syukriadi, 2005).
Sesuai dengan prinsip kerjanya, pompa dibedakan menjadi:
Reciprocating pump, centrifugal pump dan axial pump. 1). Reciprocating Pump,
keuntungan jenis pompa ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan umumnya
dapat mengatasi kebutuhan energi (julang) yang tinggi. Kerugiannya adalah
beban yang berat serta perlu perawatan yang teliti. Pompa jenis ini kurang
sesuai untuk air berlumpur karena katup pompa akan cepat rusak. Oleh
karena itu jenis pompa ini kurang sesuai untuk digunakan di tambang. 2).
Centrifugal Pump. Pompa ini berkerja berdasarkan putaran impeller di dalam
pompa. Air yang masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal yang
terjadi air akan dilemparkan dengan kuat ke arah ubang pengeluaran pompa.
Pompa jenis ini banyak digunakan di tambang, karena dapat melayani air
berlumpur, kapasitasnya besar dan perawatannya lebih mudah. 3). Axial Pump.
Pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksila (sejajar poros) melalui kipas.
Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-baling kapal. Pompa ini dapat
beroperasi secara vertikal maupun horizontal. Jenis pompa ini digunakan untuk
julang rendah.
12
Dalam pemompaaan dikenal istilah julang (head), yaitu energi yang
diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu. Semakin
besar debit air yang dipompa, maka head juga akan semakin besar. Head total
pompa untuk mengalirkan sejumlah air seperti yang direncanakan dapat
ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa tersebut. Oleh
karena itu, kapasitas pompa merupakan aspek yang akan menentukan
seberapa besar debit air yang akan dipompa serta akan berpengaruh terhadap
nilai head pada pemompaan, selain itu juga dengan mengetahui kepasitas
pompa dan head pompa akan ditentukan seberapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh sebuah pompa untuk memompakan air yang ada dalam lokasi
tambang. Adapun perhitungan julang total pompa dapat dituliskan sebagai
berikut:
H = Hs + Hv + Hf1 + Hf2 ……………………………………………………….… (9)
Dimana :
H : head total pompa(m)
Hs : head statis pompa(m)
Hv : head kecepatan (m)
Hf1 : head gesekan (m)
Hf2 : head belokan (m)
Perhitungan berbagai julang pada pemompaan sebagai berikut :
a) Head statis (Hs)
Hs = H2 + H1 ……………………………………………………………..……… (10)
Dimana :
H1 : elevasi sisi isap (m)
H2 : elevasi sisi keluar (m)
Dimana :
v : kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
L : panjang pipa (m)
D : diameter pipa (m)
f : koefisien belokan
g : kecepatan gravitasi bumi (m/s2)
d) Head belokan
13
𝑣2
Hf2 = k (
2𝑔
) …………………………………………………………. (13)
Dimana :
k : koefisien kerugian pada belokan
𝐷 3,5 𝜃 0,5
( dimana k = 0,131 + 1,847
2𝑅
𝑥 90
)
14
X d = 150 mm d = 200 mm d = 250 mm d = 300 mm
(mm) Ltr/dtk m3/jam Ltr/dtk m3/jam Ltr/dtk m3/jam Ltr/dtk m3/jam
300 22 80 39 139 61 218 87 313
350 26 93 45 162 71 255 101 364
400 30 107 51 185 81 291 116 418
450 33 120 58 208 91 327 128 461
500 36 131 64 231 101 364 145 522
550 40 144 71 254 111 400 159 572
600 45 160 77 278 121 436 174 626
650 48 173 83 300 131 472 188 677
700 52 186 90 324 141 508 202 727
750 56 200 96 347 151 544 216 778
800 59 213 103 369 162 582 232 835
850 63 226 109 392 172 618 244 878
900 67 240 115 415 182 654 256 922
950 70 251 122 439 192 690 273 983
1000 73 262 128 462 202 727 290 1.044
1050 77 275 135 485 212 763 304 1.094
1100 80 289 141 508 222 799 318 1.145
1150 85 305 148 532 232 835 333 1.199
1200 89 320 154 555 242 871 348 1.253
1250 93 333 161 578 252 907 362 1.303
1300 96 346 167 600 262 943 376 1.354
(Sumber : Cassidy, 1973)
2.8 Efisiensi dan Daya pompa
Dalam merancang suatu pola pemompaan selain kapsitas dan head
pompa, hal lain yang perlu di perhatikan adalah efisiensi dan daya pompa itu
sendiri agar rancangan yang kita inginkan dapat terlaksana dengan maksimal.
2.8.1 Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa didapatkan dari kapasitas pompa aktual. Selain itu nilai
efisiensi pompa juga dapat digunakan untuk menentukan daya yang
dibutuhkan pompa untuk memompakan air dalam satuan KWh, baik daya
secara teoritis ataupun daya sebenarnya yang dikeluarkan pompa. Perhitungan
efisiensi pompa sebagaimana yang dinyatakan oleh Dr. Haruno Tahara dalam
buku pompa dan kompresor tahun 1983 adalah sebagai berikut :
nh = 1 – 0.8/(Q)0.25 X 100% ……………….………………….(16)
dengan :
nh = efisiensi hidrolis (%)
Q = kapasitas pompa (gpm)
15
2.8.2 Daya Pompa
Penentuan daya pompa dimaksudkan untuk mendapatkan besarnya
energi dalam satuan KWh oleh pompa untuk mengeluarkan air yang ada di
dalam sump Pauh pit Timur Cipta Kridatama site PT Kuansing Inti Makmur.
Daya pompa yang didapatkan adalah daya pompa secara teoritis dan daya
pompa aktual dilapangan. Perbandingan daya pompa teoritis atau hydraulic
killowatt/water Killowatt (WKw) dan aktual atau break kilowatt (BKw) inilah
nantinya akan disesuaikan dengan efisiensi pompa yang telah didapatkan.
Semakin besar nilai daya pompa aktual yang diperoleh maka akan semakin
besar pula efisiensi pompa yang didapatkan. Nilai WKw dan BKw ini didapatkan
dengan menggunakan persamaan daya pompa yang diperoleh dari nilai
kapasitas pompa dan head pompa yang telah dihitung pada kondisi aktual.
Adapun nilai WKw dan BKw yang diperoleh adalah sebagai berikut :
WKw : Q x H x γ x g …………………………………………………(17)
3,6 x 1000
16
3 METODE PENELITIAN
Gambar 6. Peta Kesampaian Daerah dan Lokasi PT Cipta Kridatama Site KIM
(sumber : googlemap, 2021)
Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ini terlaksana selama kurang
lebih empat puluh lima hari , yakni sejak tanggal 18 Februari 2021 sampai
dengan 5 April 2021 di PT Cipta Kridatama jobsite PT Kuansing Inti Makmur
Desa Tanjung Belit kecamatan Jujuhan kabupaten Muaro Bungo Jambi.
adapun rincian kegiatan penelitian yang dilaksanakan seperti yang tertera pada
table 4.
17
Tabel 4. Rangkaian kegiatan penelitian
No Kegiatan Keterangan
18
pembaca
7 Penyusunan skripsi Mengevaluasi secara keselurahan isi
dari bab 1, bab 2, dan bab 3 serta
penyusunan bab 4 dari hasil penelitian
dan membahas keseluruhan korelasi
dari bab 1, 2, 3, 4 , 5 dan lampiran
3.2 Peralatan
Adapun alat yang diperlukan untuk melakukan pengambilan data
dilapangan, yaitu:
1. Alat tulis, meliputi pena, buku tulis, pensil 2B, penggaris untuk
mencatat data-data dan membuat tabel sederhana untuk mencatat
data pengukuran yang diambil dan didapatkan dilapangan
2. GPS (Global positioning system), GPS pada penelitian tugas akhir ini
digunakan untuk ploting koordinat lokasi pengambilan data
dilapangan
3. Kamera, digunakan untuk mengumpulkan foto-foto sebagai data
pendukung.
4. Flowmeter, digunakan untuk mengukur kecepatan aliran air pada
pipa dan mengetahui flowrate nya.
5. Alat pelindung diri berupa Helm safety, safety shoes dan safety vest,
yang digunakan untuk melindungi dari bahaya
19
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif, merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2012).
Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan
data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dan kemudian dianalisis
sesuai dengan metode statistik yang digunakan. penelitian deskriptif dalam
penelitian tugas akhir ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan
keterangan-keterangan mengenai kondisi keadaan lapangan secara langsung
yang dijadikan sebagai landasan dalam analisis dan pengolahan data penelitian
yang diambil pada area sump pauh di pit timur PT Cipta Kridatama site PT
Kuansing Inti Makmur.
Observasi Lapangan
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Primer. Merupakan data yang penulis dapat langsung dari observasi di
lapangan dengan bimbingan pembimbing lapangan beserta pihak yang terkait.
Data primer yang dikumpulkan seperti: kondisi aktual daerah tangakapan
hujan dan koofisien lahan pertambanga, debit air yang masuk kedalam sump
,kondisi aktual pompa, kapasitas dan head pompa serta pemipaan.
20
Luasan catchment area. Catchment area atau daerah tangkapan air
merupakan daerah yang memungkinkan air akan masuk ke dalam lokasi
tambang melalui limpasan dan terkonsentrasi ke dalam sump. Luasan
catchment area ditentukan dari peta rencana penambangan dan juga
pengamatan langsung di lapangan, penentuan areal ini juga didasarkan atas
topografi di sekitar pit berdasarkan peta kontur dari perusahaan.
Debit air yang masuk ke dalam sump. Debit air yang masuk ke sump
ini bersumber dari debit air tanah dan debit limpasan. Untuk menghitung debit
air limpasan digunakan rumus rasional. Aspek yang dibutuhkan untuk
memperoleh nilai debit air limpasan ini adalah data curah hujan yaitu
intensitas curahyang di analisis menggunakan rumus mononobe hujan
rencana, yang diperoleh dari data sekunder di perusahaan dan luasan
catchment area yang kemudian di analisis menggunakan metode distribusi
gumbel dengan menggunakan software Ms. Excel.
Data Sekunder. Merupakan data pendukung dari data primer ataupun data
yang telah tersedia yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menguatkan
data primer yang didapatkan. Data sekunder yang dikumpulkan seperti;
Geologi regional dan keadaan topografi, dalam penelitian ini, geologi
regional digunakan untuk menentukan formasi batuan yang terdapat di lokasi
penelitian, formasi batuan ini digunakan untuk mengetahui karakteristik
batuan terhadap kemampuan permeabilitas dan porositas batuan.
Data curah hujan, data curah hujan digunakan untuk menghitung
curah hujan rencana dan intensitas hujan yang nantinya akan berhubungan
dengan debit air yang masuk ke dalam sump. Data curah hujan yang
21
diperlukan adalah data curah hujan periode 5 tahun yang didapatkan dari PT
Cipta Kridatama.
Peta topografi. Peta kontur adalah peta yang digunakan untuk
merepresentasikan dengan grafis keadaan alam suatu daerah. Dalam penelitian
ini, peta kontur didapatkan dari perusahaan. Peta kontur ini digunakan untuk
mengidentifikasi batas-batas ketinggian di areal tambang.
Peta kemajuan tambang. Peta kemajuan tambang adalah peta yang
merepresentasikan rancangan penambangan dalam periode tertentu. Pada
penelitian ini, peta kemajuan tambang didapatkan dari perusahaan. Peta
kemajuan tambang yang digunakan adalah peta kemajuan tambang untuk
periode 3 bulan ke depan yaitu pada bulan Maret,April dan Mei yang nantinya
dijadikan sebagai acuan dalam menentukan batas-batas luas daerah tangkapan
hujan.
Spesifikasi pompa, spesifikasi pompa ini digunakan sebagai data
tambahan dalam pelaporan, yang meliputi jenis pompa yang digunakan,
panjang pipa, diameter pipa, jenis pipa serta dokumentasi pompa aktual yang
digunakan. dari parameter spesifikasi pompa yang didapatkan, maka
didapatkan nilai head dan kapasitas pompa. Selanjutnya data-data yang
didapatkan ini digunakan sebagai data pendukung dari kapasitas pompa yang
digunakan pada proses pemompaan.
22
Diagram Alir penelitian
Observasi lapangan
Perlu adanya suatu rancangan pemompaan yang baik dan efisien agar
pemopaan air dapat berjalan dengan optimal serta tidak mengganggu
aktivitas penambangan
Studi literatur
Pengambilan data
Pengolahan data
Analisis Data
Penyusunan Skripsi
23
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan aktual sistem penyaliran tambang di PT CK - KIM
PT Cipta kridatama saat ini sedang melakukan kegiatan penambangan di
area pit timur, dimana area coal getting itu sendiri berdeaktan dengan posisi
sump pauh (lihat gambar 8). Karena curah hujan yang terbilang cukup besar
dan keterdapatan air tanah membuat sump pauh selalu penuh digenangi air
baik dalam kondisi hari hujan ataupun tidak. Kemungkinan jebolnya tanggul
sump pauh sangat mungkin terjadi jika upaya penanganan terhadap air
tersebut tidak dilakukan dengan optimal salah satunya dengan menjaga elevasi
muka air di sump pauh agar tetap aman dengan melakukan pemompaan.
24
Untuk daerah tangkapan hujan yang menangkap air dan mengalirkan
air menuju sump pauh itu dari hasil penentuan menggunakan software Autocad
terdapat 3 area tangkapan hujan yang berbeda-beda. Masing-masing
mempunya luas DTH - A1 0,80830 Km², DTH - A2 0,16675 Km², dan DTH A3
0,16679 Km², dengan total luas catchment area sump pauh secara keseluruhan
(Atotal) adalah sebesar 1,142 Km² seperti yang terlihat pada tabel 5 dibawah ini
.
Tabel 5. Luas Catchment area Sump Pauh pada bulan Maret
DTH Luas (m²) Luas (km²)
A1
808296,7392 0,80830
A2
166751,7392 0,16675
A3
166799,360 0,16679
Untuk catchment area yang berda diluar pit (outer) mempunyai beberapa
catchment yang terdiri dari beberapa area dan peruntukan lahan seperti area
disposal ,top soil bank, area lahan reklamasi dan sebagainya (lihat gambar 10)
25
sehingga warna airnya pun relative masih jernih dibandingkan dengan warna
air sump pauh yang sangat keruh. Untuk keadaan actual sump yang ada di PT
Cipta Kridatama site KIM dapat dilihat pada gambar 11.
d
b c
a
Pada PT Cipta Kridatama site KIM pipa di gunakan untuk keperluan mine
dewatering sebagai sarana untuk mengalirkan dari inlet pompa itu sendiri
menuju ke outlet. Dalam mendukung system penirisan tambang yang baik,
pemilihan jenis pipa pun harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Jenis pipa
yang digunakan di PT Cipta Kridatama site KIM iyalah pipa HDPE dengan
diameter bervariasi mulai dari ukuran 8 inch hingga 14 inch. Jenis pipa seperti
HDPE ini sangat cocok digunakan untuk aktivitas penanganan air di dalam
pertambangan, selain bahannya yang ringan karena terbuat dari karet sehingga
mudah untuk di mobilisasi dan juga tingkat ketahanan pipa nya juga awet serta
tidak mudah lapuk terkena panas dan hujan. Panjang pipa yang digunakan dari
26
inlet pompa di sump pauh hingga inlet lebih kurang 1000 m. sedangkan
Terdapat 4 jalur pipa utama yang mengalirkan air dari sump 3 pipa terhubung
dari pompa yang terdapat pada sump Pauh serta satu pipa yang terhubung dari
pompa yang berada di sump Merangin seperti yang terlihat pada gambar 13.
Inlet Outlet
27
4.2 Analisis dan Pembahasan
4.2.1 Analisis Data Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama periode waktu
tertentu yang di ukur dengan satuan millimeter. Data curah hujan sangatlah
penting untuk perencanaan suatu teknik khususnya yang berkaitan dengan
termasuk dalam hal pemompaan air ditambang dan lain-lain. Dari 60 data
curah hujan selama periode ulang 5 tahun di PT Cipta Kridatma penulis
membagi curah hujan tersebut kedalam empat quarter dimana dalam satu
quarter terdiri dari 3 bulan. Qurter I terdiri dari bulan januari, ferburari dan
maret. Kemudian quarter II terdiri dari bulan April, Mei dan juni. Selanjutnya
Quarter III Terdiri dari terdiri dari bulan Juli, Agustus dan September serta
quarter empat teridiri dari bulan Oktober, November dan Desember (lampiran
1).
Curah hujan rencana maksimum di Pit Timur PT Cipta Kridatama di
hitung dari data periode ulang hujan selama 5 tahun yaitu dimulai dari tahun
2016 sampai dengan tahun 2020. Adapun tujuan penentuan curah hujan
rencana ialah untuk menentukan intensitas curah hujan. Untuk mencari nilai
Curah hujan rencana penulis menggunakan Metode distribusi Gumbell. Dari
perhitungan 5 tahun periode ulang hujan dengan jumlah sebanyak 60 data
curah hujan. Dimana curah hujan maksimal sebsar 535,45 mm dan curah
hujan minimal adalah 25,30 mm maka di dapatlah nilai rata-rata curah
hujannya sebesar 244,953 mm/bulan, Dengan. Standar deviasi sebesar
135,5459 mm/bulan (perhitungan data curah hujan dapat dilihat pada
lampiran 2).
Hubungan metode gumbell dengan reduced variate (Ytr) sebagai fungsi
periode ulang, nilai reduce variate (Ytr) dengan periode ulang hujan 5 tahun
adalah sebesar 1,500, nilai reduce variate(Ytr), mempunyai nilai yang berbeda
pada setiap periode ulang. Nilai reduce mean (Yn) yang diperoleh berdasarkan
jumlah sampel, dalam hal ini adalah 60 sampel (60 bulan dalam 5 tahun)
adalah sebesar 0,5521. Nilai curah hujan rencana (Xt) untuk periode ulang
hujan 5 tahun adalah sebesar 11,780 mm/hari. Besaran nilai curah hujan
rencana (Xt) untuk periode ulang hujan 5 tahun ini jika dibandingkan dengan
periode ulang hujan yang berbeda akan diperoleh nilai yang berbeda pula. Nilai
curah hujan rencana (Xt) yang didapatkan akan berbanding lurus dengan
besarnya periode ulang hujan yang digunakan. Curah hujan rencana (Xt) yang
diperoleh akan semakin besar seiring dengan lamanya periode ulang hujan pada
waktu yang berbeda.
28
4.2.2 Analisis intensitas curah hujan
Untuk mengetahui besarnya nilai intensitas curah hujan dapat di hitung
dengan menggunakan persamaan monoobe dimana (I) intensitas curah hujan
R 24 24
𝐼=( )( )2/3 . Dari hasil perhitungan intensitas curah hujan menggunakan
24 t
rumus monoobe maka di dapat dengan nilai curah hujan rencana (Xt) 11,780
dan nilai karena peneliti menghitung intensitas curah untuk tiga bulan kedepan
di tahun 2021 maka diperoleh intensitas curah hujan untuk bulan April nilai
intensitas hujannya adalah sebesar 2,16 mm/jam kemudian untuk bulan mei
nilai intensitas hujannya adalah sebesar 2,64 mm/jam serta pada bulan juni
intensitas hujannya sebesar 4,19 mm/jam seperti yang terlihat pada tabel 6.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada quarter kedua intensitas
curah hujan mengalami kenaikan dibandingkan dengan quarter pertama
dengan begitu dapat di asumsikan bahwa estimasi hujan akan terjadi pada
quarter pertama memiliki durasi jam hujan yang tinggi dengan kata lain hujan
terjadi dalam waktu yang cukup lama akan tetapi intensitas nya rendah
sedangkan pada quarter kedua intensitas hujannya tinggi sementara jam hujan
kecil atau durasi hujan sebentar.
29
dan berapa besar pertambahan setiap bulan nya sesuai dengan arah kemajuan
tambang dan kemudian baru di tentukan dengan bantuan software autocad.
Arah kemajuan tambang pada bulan April mei hinggga april bisa
dikatakan semakin mengarah ke timur (ditandai dengan tanda panah). Dari
hasil pengamatan peneliti dilapangan, air yang akan masuk kedalam sump
pauh itu terdiri dari tiga bagian catchment area hal itu penulis maksud kan
sesuai dengan arah aliran air yang masuk ke sump pauh itu berbeda beda arah
nya. Untuk daerah tangkapan hujan terluas yaitu berasal dari area side wall
timur dan sebagian highwall timur , kemudian sebagian berasal dari sidewall
barat dan sebagian lagi berasal dari arah selatan sump pauh seperti yang
terlihat pada gambar 15.
Sidewall timur
Highwall timur
April 0,05546
Mei 0,06031
Juni 0,05019
30
Pada bulan april penambahan luas catchment area nya yaitu sebesar 0,05546
km² dan untuk bulan mei pertambahan luas area tangkapan hujannya adalah
sebesar 0,06031 km² serta pada bulan juni petambahan luas catchment area
nya adalah sebesar 0,05019 km² sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar
16 di bawah ini.
31
hujan yang telah di ketahui dari hasil pengolahan data curah hujan, kemudian
nilai koofisien limpasan dari pada tangkapan hujan pada pit timur khusunya
yang mengalir menuju ke sump pauh. Setelah dilakukan perhitungan dengan
menggunakan persamaan rasional diproleh bahwa debit air limpasan yang
masuk ke sump pauh pada quarter kedua (II) sebagai berikut pada bulan April
estimasi debit air limpasan yang masuk adalah sebesar 6051,5618 m³/hari dan
estimasi perbulannya adalah sebesar 181546,86 m³.kemudian untuk bulan mei
estimasi debit air limpasan yang masuk yaitu sebesar 5750,9751 m³/hari dan
estimasi perbulannya adalah sebesar 172529,25 m³, serta pada bulan juni
estimasi debit air limpasan yang masuk adalah sebesar 4751,559 m³/hari dan
estimasi perbulannya adalah sebesar 142546,78 m³ seperti yang terdapat pada
tabel 8.
Tabel 8. Jumlah air limpasan yang diestimasi akan masuk ke sump pauh
pada quarter II (april, Mei, Juni 2021)
Bulan Air masuk Air masuk Air masuk Air masuk
perdetik (m³) perjam perhari perbulan
(m³) (m³) (m³)
April 2333,04
0,6606 7039,87 181546,86
Mei 2993,67
0,8075 5697,42 172529,25
Juni
1,2815 4931,69 4428,98 142546,78
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa air di estimasi akan masuk paling besar
itu terjadi pada bulan april 2021. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena
berdasarkan lamnya waktu terjadinya hujan atau lamanya hujan dalam satu
hari dimana rata-rata jam hujannya mencapai 2,6 jam/hari dibandingkan dua
bulan lainnya seperti yang bisa dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Durasi hujan pada qurter II (April,Mei,Juni 2021) di PT Cipta
Kridatama
Bulan Durasi Hujan Rata-Rata Perhari (Jam)
April 2,6
Mei 1,92
Juni 0,96
32
pauh setiap satu jam dengan melihat rambu ukur yang di tanam di sump pauh
. Dimana pengamtan tinggi muka air awal di lakukan setiap pukul 7.15 WIB
dengan melihat pada rambu ukur berapa ketinggian muka air nya serta dicatat
(lihat gambar 17) , kemudian dalam rentang waktu satu jam kedepan atau pada
pukul 8.15 dilihat lagi berapa kenaikan permukaan airnya pada rambu ukur
dan dicatat. Dari 5 kali pengamatan terebut rata –rata kenaikan muka air
berkisar atara 1 sampai dengan 2 cm pada rambu ukur selama rentang waktu
satu jam ,dimana debit air tanah yang masuk per jam adalah sebesar 378
m³/jam atau 9152,7 m³/hari . Selama rentang waktu pengamatan (1 jam) tidak
ada hujan yang turun serta tidak ada kegiatan pemompaan air di sump pauh.
33
4.2.6 Pemompaan
Pemompaan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
mengeluarkan air yang telah masuk ke area penambangan dengan
menggunakan pompa sebagai penggerak utama. Berdasarkan hasil pengolahan
data yang di lakukan oleh penulis bahwasanya estimasi air yang akan masuk ke
sump pauh pada tiga bulan kemajuan penambangan bisa dikatakan cukup
besar. berlandaskan dengan perhitungan tersebut penulis melakukan
perhitungan terhadap waktu pemompaan sesuai dengan jumlah pompa dan
kapasitas pompa yang tersedia. Pada sump pauh terdapat tiga buah pompa
yaitu 1 unit pompa Volvo DnD200_XDP4095 , dan 2 unit pompa lainnya merk
Selwood HH200_XDP4017 dan HH200_XDP4015. Masing-masing pompa
mempunya kapsitas yang berbeda seperti yang terlihat pada tabel 10.
Tabel 10. Pompa di sump pauh pada di PT Cipta Kridatama
Pompa Kapasitas (m³)
34
dibutuhkan waktu lebih kurang 24 sampai dengan 29 jam pemo mpaan perhari.
Jika digunakan 2 unit pompa maka dibutuhkan waktu pemompaan lebih
kurang 12-14,5 jam sedangkan jika menggunkan 3 unit pompa maka estimasi
waktu pemompaanya adalah 8-10 jam perhari seperti yang terlihat pada tabel
12 dibawah ini.
Tabel 12. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan mei
Bulan Pompa Kapasitas Total 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) debit air pompa pompa pompa
(m³)
XDP4095 617 8,1 12,1 24,2
XDP4017 522 9,5 14,3 28,6
Mei 14903,29
XDP4015 514 9,7 14,5 29,0
Kemudian dengan menggunakan sistem instalasi yang sama dengan dua
bulan sebelumnya,selanjutnya penulis menghitung estimasi waktu untuk
mengeluarkan total debit air sebesar 13903,88 m³ Pada bulan mei jika
menggunakan 1 unit pompa maka dibutuhkan waktu lebih kurang 22,5 sampai
dengan 27 jam pemo mpaan perhari. Jika digunakan 2 unit pompa maka
dibutuhkan waktu pemompaan lebih kurang 11,3-13,5 jam sedangkan jika
menggunkan 3 unit pompa maka estimasi waktu pemompaanya adalah 7,5-9
jam perhari seperti yang terlihat pada tabel 13 dibawah ini.
Tabel 13. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan juni
Bulan Pompa Kapasitas Total 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) debit air pompa pompa pompa
(m³)
XDP4095 617
7,5 11,3 22,5
XDP4017 522
Juni 13903,87 8,9 13,3 26,6
XDP4015 514
9,0 13,5 27,1
Jadi , dari ketiga bulan kemajuan tersebut estimasi waktu pemompaan
air di sump pauh yang paling besar terjadi pada bulan april, hal tersebut
dikarenakan total debit air terbesar yang masuk adalah pada bulan april di
banding dua bulan lain nya (mei dan juni). selain itu, alternatif terbaik adalah
dengan menggunakan 3 unit pompa yang di jalankan secara bersamaan.
4.2.7 Head total ,daya dan effesiensi pompa
Head merupakan kemampuan suatu pompa untuk mengalirkan
sejumlah zat cair atau bisa juga disebut kerugian yang di sebabkan karna
adanya factor yang menghambat pergerakan air di dalam pipa. Banyak factor
yang mempengaruhi dari nilai head itu sendiri seperti pengaruh dari head
kecepatan aliran air di dalam pipa kemudian head statis yaitu pengaruh karena
35
beda elevasi anatara inlet dan outlet pompa selanjutnya pengaruh head gesekan
ysng disebabkan oleh gesekana anatara zat cair dan permukaan dalam pipa ,
setelah itu pengaruh karena sambungan pipa dan belokan pipa.
Tabel l4 . Head total ,Effisiensi dan Daya Pompa di Pit Timur PT Cipta
Kridatama
Head Aktual XDP4095
Jenis Pompa Volvo DnD 200
Head Statis (Hs) 86 m
Head Kecepatan (Hv) 0.3 m
Head Friksi (Hf) 3,01 m
Head Belokan (Hfs) 0,19 m
Head Sambungan 0,00917 m
Head Total 89,51 m
Effisiensi Pompa 84,2%
Daya Pompa 189284,44 Kwh
36
4.3 Rekomendasi
4.3.1 Deliniasi atau pengurangan catchment area
Pengurangan cathment area di maksudkan untuk mengurangi debit air
limpasan yang masuk ke sump pauh. Untuk melakukan pemangkasan cathment
area pada masing-masing DTH. Untuk DTH-A1 catchment area dipangkas
dengan cara membuat temporary sump pada elevasi 25 mdpl di sekitar lereng
highwall (lihat lampiran 5) dengan adanya sump temporary disana laju air dari
timur serta central timur akan masuk kedalam sump temporary ini kemudian
dari sump transfer dilakukan instalasi pompa dan pipa yang mana outlet nya
masuk ke sump merangin. Sedangkan pada DTH-A2 dan DTH-A3 pemotongan
catchment area dilakukan dengan membuat saluran terbuka dengan
memperhatikan debit air yang masuk ketambang (lihat lampiran 5).
Jadi jumlah total catchment yang di deliniasi pada bulan april adalah
sebesar 0,8953 km² yaitu pada DTH- A1 kemudian pada DTH-A2 dan DTH-A3
seperti yang terlihat pada tabel 15.
Tabel 15. Deliniasi catchment Area pada bulan April
Bulan DTH Luas Catchment Area Deliniasi (km²)
DTH-A1 0,73675
April
DTH-A2 0,06068
DTH-A3 0,06183
DTH-A1 0,79706
Mei
DTH-A2 0,06068
DTH-A3 0,06183
37
Kemudian untuk kemajuan tambang di bulan juni setelah penulis
melakukan perhitungan terhadap luasan catchment area, maka pada bulan juni
deliniasi atau pemangkasan catchment area juga perlu dilakukan dimana luas
catchment yang di pangkas adalah sebesar 0,9698 km². pemangkasan tersebut
juga dilakukan pada masing-masing daerah tangkapan hujan DTH-A1 , DTH A2
serta DTH-A3 seperti yang terlihat pada tabel 17.
Tabel 17. Deliniasi catchment Area pada bulan Juni
DTH-A1 0,84725
Juni
DTH-A2 0,06068
DTH-A3 0,06183
Dari tiga bulan kemajuan tersebut dapat dilihat bahwa deliniasi atau
pemangkasan catchment terbesar adalah 0,9698 km² yaitu pada bulan Juni.
Menurut penulis hal itu terjadi karena di bulan juni merupakan puncak
kemajuan tambang pada tiga bulan tersebut jadi dari ketiga bulan tersebut di
tambahkan masing-masing luas kemajuannya maka di bulan juni lah
catchment area yang paling luas sebaliknya jika di lakukan pemangkasan maka
total catchment terbesar yang dipangkas juga pada bulan juni.
38
sebuah kesimpulan bahwa terjadi pengurangan total debit air yang cukup
signifikan yang masuk ke sump pauh yang mana sebelum dilakukan
pemangkasan catchment estimasi air yang akan mesuk ke sump pauh bisa
dibilang cukup besar namun setelah catchment area nya di pangkas terlihat
bahwa estimasi debit air yang akan masuk lebih kecil sepert yang terlihat pada
tabel 18. Selain air limpasan, faktor air tnah juga berpengaruh, dimana air
tanah di estimasikan tidak akan nada lagi air tanah yang masuk ke sump pauh
karena sudah tertahan di sump temporary yang di alihkan ke sump merangin.
Tabel 18. Perbandingan Total debit air yang masuk ke sump pauh
sebelum dan sesudah dilakukan deliniasi catchment area
Sebelum Sesudah
Bulan Air masuk Air masuk Air masuk Air masuk
perhari perbulan perhari perbulan
(m³) (m³) (m³) (m³)
April 7039,87 181546,86 1708,62 51258,56
Mei 5697,42 172529,25 1545,88 46376,44
Juni 4428,98 142546,78 1228,22 36846,67
39
sitem instalasi yang di gunakan adalah sistem instalasi tunggal.
Berdasarkan kapasitas masing – masing pompa tersebut maka di dapatlah
estimasi waktu pemompaan air pada bulan april, mei. Untuk mengeluarkan
total debit air sebesar 10860,33 m³ Pada bulan april jika menggunakan 1 unit
pompa maka dibutuhkan waktu lebih kurang 17,5 sampai dengan 20,8 jam
pemompaan perhari.jika digunakan 2 unit pompa maka dibutuhkan waktu
pemompaan lebih kurang 8,7-10,4 jam sedangkan jika menggunkan 3 unit
pompa maka estimasi waktu pemompaanya adalah 5,8-6,9 jam perhari seperti
yang terlihat pada tabel 20.
Tabel 20. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan april
Bulan Pompa Kapasitas Total debit 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) air (m³) pompa pompa pompa
XDP4095 617
5,8 8,7 17,5
XDP4017 522
April 10860,933 6,6 9,8 19,7
XDP4015 514
6,9 10,4 20,8
Dengan menggunakan sistem instalasi yang sama,selanjutnya penulis
menghitung estimasi waktu untuk mengeluarkan total debit air sebesar
10698,196 m³ Pada bulan mei jika menggunakan 1 unit pompa maka
dibutuhkan waktu lebih kurang 17,2 sampai dengan 20,5 jam pemo mpaan
perhari. Jika digunakan 2 unit pompa maka dibutuhkan waktu pemompaan
lebih kurang 8,6-10,2 jam sedangkan jika menggunkan 3 unit pompa maka
estimasi waktu pemompaanya adalah 5,7-6,8 jam perhari seperti yang terlihat
pada tabel 21 dibawah ini.
Tabel 21. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan mei
Bulan Pompa Kapasitas Total debit 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) air (m³) pompa pompa pompa
XDP4095 617 5,7 8,6 17,2
XDP4017 522 10698,196 6,5 9,7 19,4
Mei
XDP4015 514 6,8 10,2 20,5
Kemudian dengan menggunakan sistem instalasi yang sama dengan dua
bulan sebelumnya,selanjutnya penulis menghitung estimasi waktu untuk
mengeluarkan total debit air sebesar 10380,537 m³ Pada bulan mei jika
menggunakan 1 unit pompa maka dibutuhkan waktu lebih kurang 16,7 sampai
dengan 19,9 jam pemo mpaan perhari. Jika digunakan 2 unit pompa maka
dibutuhkan waktu pemompaan lebih kurang 8,3-9,9 jam sedangkan jika
menggunkan 3 unit pompa maka estimasi waktu pemompaanya adalah 5,6-6,6
jam perhari seperti yang terlihat pada tabel 22 dibawah ini.
40
Tabel 22. Estimasi waktu pemompaan air di sump pauh
pada bulan juni
Bulan Pompa Kapasitas Total debit 3 unit 2 unit 1 unit
(m³/jam) air (m³) pompa pompa pompa
XDP4095 617 5,6 8,3 16,7
XDP4017 522 10380,537 6,3 9,4 18,8
Juni
XDP4015 514 6,6 9,9 19,9
Jadi , dari ketiga bulan kemajuan tersebut estimasi waktu pemompaan
air di sump pauh yang paling besar terjadi pada bulan april, hal tersebut
dikarenakan total debit air terbesar yang masuk adalah pada bulan april di
banding dua bulan lain nya (mei dan juni). selain itu, alternatif terbaik adalah
dengan menggunakan 3 unit pompa yang di jalankan secara bersamaan.
41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah didapatkan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Berdasarkan hasil analisis data curah hujan di PT Cipta Kridatama site
KIM maka didapatlah hasil perhitungan curah hujan dengan metode
distribusi gumbell didapatlah estimasi nilai curah hujan rencana
sebesar 353,412 mm/bulan atau sama dengan 11,780 mm/hari dengan
nilai Intensitas curah hujan di bulan April sebesar2,16 mm/jam, bulan
mei sebesar 2,64 mm/jam dan di bulan Juni 4,19 mm /jam. Luas
cathment area Sump Pauh berdasarkan kemajuan tiga bulan
penambangan pada bulan april adalah sebesar 1,973 km², pada bulan
mei adalah 1,2576 km² dan pada bulan juni adalah sebesar 1,3078 km².
Debit air limpasan pada bulan april sebesar 6051,56 m³/hari ,bulan mei
sebesar 5750,98 m³/hari dan bulan Juni 4751,56 m³/jam. Debit air
tanah 9152,31 m³/hari.
2. Kapasitas aktual pompa XDP4095_DND200 : 617 m³/jam
Kapasitas aktual pompa XDP4017_HH200HS : 522 m³/jam
Kapasitas aktual pompa XDP4015_HH200HS : 514 m³/jam
Head Total pompa XDP4095_DND200 : 89,51m
Head Total pompa XDP4017_HH200HS : 88,78 m
Head Total pompa XDP4015_HH200HS : 88,47 m
Effisiensi XDP4095_DND200 : 84,2 %
Effisiensi XDP4017_HH200HS : 83,5 %
Effisiensi XDP4015_HH200HS : 83,3%
Daya Pompa XDP4095_DND200 : 189284,44 Kwh
Daya Pompa XDP4017_HH200HS : 159766,31 Kwh
Daya Pompa XDP4015_HH200HS : 150984,69 Kwh
3. Estimasi waktu Pemompaan
42
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dengan estimasi intensitas curah hujan
yang tinggi di bulan april ,mei dan juni 2021, serta estimasi debit air limpasan
dan air tanah yang besar maka penulis menyarankan untuk melakukan
deliniasi catchment area sump pauh yang bertujuan untuk mengurangi daerah
tangkapan air limpsan dengan cara membuat sump temporary dan saluran
terbuka ,,jika daerah tangkapan air yang masuk ke sump pauh sudah sudah
berkurang maka estimasi debit air yang akan masuk pun juga berkurang serta
jam pemompaan juga akan turun dan harapannya tentu elevasi permukaan air
sump tetap berada dalam kondisi aman sehingga kegiatan penambangan
selama periode selama 3 bulan (april,mei,juni) bisa berjalan dengan lancar.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
Lampiran 1. Data Curah Hujan PT CK-KIM
45
Lampiran 2. Durasi Hujan di PT CK-KIM
46
Lampiran 3. Pengolahan Data Curah Hujan
47
54 78,30 244,95 -167 27772,2225
55 74,30 244,95 -171 29121,4225
56 68,90 244,95 -176 30993,6025
57 66,80 244,95 -178 31737,4225
58 59,20 244,95 -186 34503,0625
59 52,40 244,95 -193 37075,5025
60 25,30 244,95 -220 48246,1225
(Sumber : pengolahan data peneliti, 2021)
48
37 0,0695 0,5521 -0,4826 0,2329
38 0,0249 0,5521 -0,5272 0,2779
39 -0,0196 0,5521 -0,5717 0,3269
40 -0,0642 0,5521 -0,6163 0,3799
41 -0,1090 0,5521 -0,6611 0,4370
42 -0,1540 0,5521 -0,7061 0,4985
43 -0,1993 0,5521 -0,7514 0,5645
44 -0,2450 0,5521 -0,7971 0,6354
45 -0,2914 0,5521 -0,8435 0,7115
46 -0,3385 0,5521 -0,8906 0,7931
47 -0,3865 0,5521 -0,9386 0,8810
48 -0,4356 0,5521 -0,9877 0,9756
49 -0,4861 0,5521 -1,0382 1,0779
50 -0,5382 0,5521 -1,0903 1,1888
51 -0,5924 0,5521 -1,1445 1,3098
52 -0,6490 0,5521 -1,2011 1,4427
53 -0,7087 0,5521 -1,2608 1,5897
54 -0,7724 0,5521 -1,3245 1,7543
55 -0,8412 0,5521 -1,3933 1,9412
56 -0,9169 0,5521 -1,4690 2,1579
57 -1,0023 0,5521 -1,5544 2,4162
58 -1,1027 0,5521 -1,6548 2,7383
59 -1,2290 0,5521 -1,7811 3,1722
60 -1,4136 0,5521 -1,9657 3,8641
49
Lampiran 4. Perhitungan Intensitas Curah Hujan
2/3
𝑅24 24
𝐼=
24 𝑡
2/3
11,780 24
𝐼=
24 2,59
I = 2.16 mm/jam
2/3
𝑅24 24
𝐼=
24 𝑡
2/3
11,780 24
𝐼=
24 1.92
I = 2,64 mm/jam
50
2/3
𝑅24 24
𝐼=
24 𝑡
2/3
11,780 24
𝐼=
24 0,96
I = 4,96 mm/jam
51
Lampiran 5. Luas Catchment Area Sump Pauh
52
Lampiran 6. Perhitungan Debit Air Limpasan
53
Lampiran 7. Catchment Area
Sump Temporary
Deliniasi DTH-A2
Deliniasi DTH-A3
Deliniasi DTH-A1
54
Lampiran 8. Perhitungan Debit Air Tanah
Untuk mengetahui debit air tanah yang akan masuk ke sump pauh
dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat total station yang di
tembakan ke patok yang terbuat dari paralon yang telah ditancapkan didalam
sump dimana pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui elevasi permukaan
air di sump. Pengukuran elevasi dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari
yaitu pada pukul 7.15 wib dan pukul 8.15 (satu jam setelah nya) dengan
catatan dalam selang waktu jam tersebut tidak terjadi hujan dan tidak ada
kegiatan pemompaan. Pengukuran ini di lakukan sebanyak 5 kali atau selama 5
hari berturut-turut. Kemudian setelah di dapat nilai elevasi sebelum dan
sesudah barulah di sesuaikan dengan nilai yang terdapat pada tabel volume air
di sump pauh per-elevasi yang telah di sediakan oleh perusahaan.
Untuk menghitung debit air tanah dapat dilakukan langkah sebagai
berikut : V2 – (V1 + Vp)
t
Dimana :
V1 : Volume air sebelum (m³)
V2 : Volume air sesudah (m³)
Vp : Volume air yang di pompa (m³)
t : Selang waktu (jam)
Elevasi Before
Elevasi After Volume Air Volume Air After
( Jam 07.15
(Jam 8.15 WIB) Before (m³) (m³)
WIB)
19,27 19,28 203243,3929 203624,8568
19,03 19,04 194133,4341 194511,5353
19,16 19,17 199057,7178 199437,4474
19,39 19,40 207829,5055 208212,5825
19,52 19,53 212817,6081 213201,9689
Debit air tanah masuk Debit air tanah masuk Debit air tanah masuk
per jam (m³) perhari (m³) perbulan (m³)
381,3464514 9152,314834 274569,445
55
Lampiran 9. Spesifikasi Pompa Sellwood HH200HS
56
Lampiran 10. Spesifikasi Pompa Volvo DnD200
57
58