Oleh :
Nama Mahasiswa : YOHANIS SAHABAT
NIM : 15153008
Konsentrasi : Manajemen Pertambangan dan Energi
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas
Diploma : I (Satu)
SUHARDJITO, Drs.,M.M.
NIP : 19551120 198203 1 001
Judul : Potensi Bahan Galian Pasir Besi Kec. Beo dan Kec.
Tampanamma
Nama Mahasiswa : YOHANIS SAHABAT
NIM : 15153008
Jurusan : Manajemen Pertambangan dan Energi
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas
Diploma : I (Satu)
PEMBIMBING PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Mengetahui, Menyetujui,
Puji syukur Saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmat dan berkat-Nya, sehingga Saya dapat melaksanakan tugas Kertas
Kerja Wajib yang berjudul POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI
KECAMATAN BEO DAN KECAMATAN TAMPANAMMA yang telah dapat
diselesaikan dengan baik.
Kertas Kerja Wajib ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan program
diploma I pada program studi Manajemen Pertambangan dan Energi, STEM
Akamigas Cepu.
Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat diselesaikan atas dorongan, saran,
bantuan pemikiran berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah saya
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
YOHANIS SAHABAT
NIM : 15153008
i
INTISARI
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
3.2 Sumber Daya Mineral ............................................................................ 24
3.3 Kegunaan Pasir Besi............................................................................... 26
3.4 Tahapan-Tahapan Kegiatan Pertambangan ............................................ 26
3.4.1 Penyelidikan Umum ...................................................................... 27
3.4.2 Eksplorasi....................................................................................... 27
3.4.3 Studi Kelayakan............................................................................. 28
3.4.4 Perencanaan..................................................................................... 28
3.4.5 Persiapan ......................................................................................... 29
3.4.6 Penambangan .................................................................................. 29
IV. PEMBAHASAN.................................................................................... 31
4.1 Geologi Regional.................................................................................... 31
4.1.1 Fisiografi ......................................................................................... 31
4.1.2 Morfologi ........................................................................................ 32
4.1.3 Stratigrafi Kabupaten Talaud........................................................ 33
4.2 Geologi Lokal......................................................................................... 35
4.2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian..................................... 35
4.2.2 Stratigrafi ....................................................................................... 36
4.3 Genesa Pembentukan Endapan Pasir Besi ............................................ 36
4.4. Potensi Bahan Galian Pasir Besi di Kecamatan Beo dan Kecamatan
TampanAmma, Kabupaten Kepulauan Talaud ................................................ 39
4.4.1 Potensi Pasir Besi Kecamatan TampanAmma ............................. 41
4.4.2 Potensi Pasir Besi Kecamatan Beo ................................................. 44
V. PENUTUP................................................................................................. 46
5.1. Kesimpulan............................................................................................. 46
5.2. Saran ....................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
I. PENDAHULUAN
serta era otonomi daerah yang mulai pada tahun 2001 maka informasi potensi bahan
galian masing-masing kabupaten merupakan data dasar yang sangat penting dalam
sumber daya mineral ini diharapkan dapat menghasilkan kajian yang lebih rinci
tentang potensi bahan galian yang meliputi jenis, sebaran, kualitas dan
serta pengelolaan pertambangan yang baik dan benar (Good Mining Practice) dapat
Tujuan utama dari penulisan Kertas Kerja Wajib ini antara lain adalah untuk
mengetahui potensi bahan galian, yang ada di Kecamatan Beo dan Kecamatan
Tampanamma, Kabupaten Kepulauan Talaud, khususnya bahan galian jenis pasir
besi.
2) Pengamatan dan data hanya terfokus pada potensi bahan galian jenis pasir
Kepulauan Talaud.
Kertas Kerja Wajib ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
Energi, tugas dan fungsi dari Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi
pertambangan.
ganesa pembentukan endapan pasir besi, dan potensi bahan galian pasir besi
Talaud.
2
5. Bab V Penutup : berisi tentang kesimpulan dari penulisan Kertas Kerja Wajib
3
II. ORIENTASI UMUM
Propinsi Sulawesi Utara, beribukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut
sebagai berikut:
dengan luas daratan 1.251,02 Km (3,00% dari luas wilayah) dan luas lautan 37.800
Km (97,00% dari luas wilayah), sedangkan panjang garis pantai 367,70 KM.
kecamatan terluas adalah Kecamatan Beo Utara (144,85 Km2) dan kecamatan
terkecil adalah Kecamatan Miangas (2,39 Km2). Umumnya ada tiga pulau utama di
Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau
dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris, Kepala Bidang Bina
Program, Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Kepala Bidang
5
Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam, Kepala Bidang
seksi yaitu : Seksi Penyusunan Program dan Anggaran, Seksi Pengolahan Data dan
Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial dibantu oleh 3 (tiga)
seksi yakni : Seksi Persemaian dan Aneka Usaha Kehutanan, Seksi Reboisasi dan
Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam dibantu oleh 3
(tiga) seksi yakni : Seksi Pengendalian dan Peredaran Hasil Hutan, Seksi
Pengamanan Hutan dan Pelestarian Sumber Daya Alam, Seksi Tata Guna Hutan,
Bidang Pertambangan dan Energi dibantu oleh 3 (tiga) seksi yaitu : Seksi
Pertambangan Umum, Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral dan Seksi Energi.
6
a) Perumusan kebijakan teknis;
b) Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian
pelaksanaan tugas;
c) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kehutanan, pertambangan dan energi;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
2.3.2 Sekretariat
7
serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas
8
B. Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas :
1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan
tugas;
2. Menyiapkan dan menyusun formulir isian database kepegawaian;
3. Menyelenggarakan administrasi kenaikan pangkat, pemindahan,
pemberhentian, gaji berkala, kartu pegawai, karis/karsu, askes, taspen, NPWP
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4. Melaksanakan evaluasi kehadiran dan administrasi kinerja dalam pemberian
tunjangan;
5. Mengusulkan penerima penghargaan, cuti, sumpah/janji, pengembangan dan
kesejahteraan PNS;
6. Membuat daftar nominatif dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK);
7. Fasilitasi pemberian bahan pembuatan DP3;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
9
2.3.3 Bidang Bina Program
10
B. Seksi Pengolahan Data dan Statistik mempunyai tugas:
1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan
tugas;
2. Melakukan koordinasi tentang pengolahan data dan statistik;
3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pengolahan data dan statistik;
4. Menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan teknis tentang pengolahan data
dan statistik;
5. Meneliti, menilai dan mengevaluasi kegiatan pengolahan data dan statistik;
6. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
dan penghijauan dan perhutanan sosial serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala
11
Dinas. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan
12
3. Menyusun pedoman pemanfaatan reboisasi dan penghijauan kawasan hutan
untuk kegiatan kehutanan dan non kehutanan;
4. Melaksanakan identifikasi lokasi-lokasi lahan kritis di dalam dan di luar
kawasan hutan yang dipandang perlu untuk diadakan reboisasi dan
penghijauan;
5. Mengkoordinir kegiatan reboisasi dan penghijauan hutan pada lokasi bekas
tebangan eksploitasi hutan maupun lahan kritis dan tidak produktif lainnya;
6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan reboisasi dan
penghijauan kawasan hutan;
7. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
13
9. Menyusun pedoman gerakan penghijauan penanaman pohon oleh kelompok
masyarakat;
10. Mengadakan pembinaan terhadap kelompok usaha produktif berbasis
ekonomi, lingkungan, sosial budaya dan agama;
11. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan aneka usaha
kehutanan yang dilaksanakan;
12. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
hutan dan pelestarian alam serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas;
Untuk melaksanakan tugas Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian
Alam mempunyai fungsi:
a) Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;
b) Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;
c) Pengkoordinasian, pembagian dan pengaturan pelaksanaan tugas;
d) Penyelenggaraan urusan tata guna hutan, perlindungan dan penanggulangan
kebakaran;
e) Penyelenggaraan urusan pengendalian dan peredaran hasil hutan;
f) Penyelenggaraan urusan pengamanan hutan dan pelestarian alam.
Dalam kesehariannya bidang ini terbagi menjadi 3 (tiga) seksi yang mempunyai
tugas sebagai berikut:
14
A. Seksi Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Penanggulangan Kebakaran
mempunyai tugas:
1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan
tugas;
2. Menyusun pedoman tata guna hutan, perlindungan hutan, kawasan hutan,
penanggulangan kebakaran serta pengawasan lalulintas flora dan fauna;
3. Menginventarisir daerah-daerah rawan gangguan terhadap kawasan hutan;
4. Melaksanakan koordinasi perlindungan dan pengamanan hutan, kawasan
hutan dan hasil hutan dengan instansi terkait lintas kecamatan di tingkat
kabupaten;
5. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
15
5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait serta aparat penegak hukum
dalam penanganan kasus serta tindak lanjut kejahatan/pelanggaran dibidang
kehutanan;
6. Mengkoordinir penugasan dan pelaksanaan tugas Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (PPNS);
7. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
16
mineral, batubara dan panas bumi;
3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan teknis K3L serta reklamasi lahan
pasca tambang usaha pertambangan mineral, batubara, panas bumi dan air
tanah;
4. Melaksanakan pengawasan kegiatan produksi usaha pertambangan mineral,
batubara, panas bumi pada wilayah Kabupaten;
5. Menginventarisir lahan bekas tambang usaha pertambangan mineral,
batubara dan panas bumi pada wilayah Kabupaten;
6. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan serta mengevaluasi UKL dan
UPL serta AMDAL usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi
pada wilayah Kabupaten;
7. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan UKL dan UPL serta RKL dan
RPL usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi serta air tanah
pada wilayah Kabupaten;
8. Melaksanakan inventarisasi dan penertiban kegiatan Pertambangan Tanpa
Izin (PETI);
9. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
17
6. Memberikan rekomendasi teknis yang berkaitan aspek geologi teknik dan
potensi geologi lingkungan untuk penataan ruang perkotaan, Kabupaten dan
Pulau;
7. Memberikan bantuan teknis masalah geologi (sondir, geolistrik dan
pemboran teknis);
8. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
18
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Geologi
adalah sumber daya alam yang berkaitan dengan geologi seperti sumber daya
mineral, sumber daya energi dan sumber daya air. Peta geologi adalah peta yang
menggambarkan sebaran formasi batuan, struktur geologi dan data geologi lainnya
3.1.1 Geomorfologi
cara-cara terjadi, pemerian, dan pengklasifikasian relief bumi. Relief bumi adalah
bumi.
Davis. Davis menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi dikontrol
oleh tiga faktor utama yaitu struktur, proses dan tahapan. Struktur di sini
morfologi cukup berjalan sangat lambat atau terus menerus, tapi mampu
perubahan yang terjadi pada masa lalu juga terjadi pada masa sekarang dan
seterusnya.
Analisis pada suatu daerah (secara regional) dapat dilakukan pada foto udara
atau pada peta topografi (Gambar 3.1). Analisis morfologi dapat dilakukan dengan
kecil.
dan dataran. Pada orde kedua, pegunungan dapat diuraikan lagi sebagai
kompleks dan gunung api. Sedangkan dataran, pada orde kedua dapat diuraikan lagi
sebagai dataran pantai, dataran banjir, dataran danau, dataran alluvial, dan dataran
glasial.
20
3.1.2 Struktur Geologi
Struktur geologi adalah ilmu mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan
Struktur geologi mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi
tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah
tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini
dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk,
susunan atau struktur internal batuan ke dalam bentuk, susunan atau susunan
3.1.3 Stratigrafi
hubungannya satu dengan yang lain (umur, hubungan lateral dan vertikal,
penyebaran serta terjadinya) dengan tujuan untuk mengetahui sejarah bumi dan
struktur sedimen. Kontak stratigrafi/kontak antar lapisan terdiri dari 2 (dua) macam
yakni :
Kontak Lapisan Selaras, kontak antara 2 (dua) lapisan yang sejajar atau kecil
21
1. Kontak Tajam : hasil perubahan kondisi lingkungan pengendapan
pengendapan sesaat.
tidak beraturan.
sedimen dan batuan beku atau metamorf yang lebih tua dan terkena
erosi.
Satuan stratigrafi menurut Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia dan Ikatan Ahli
22
1. Satuan Litostratigrafi
asal gunungapi (pre-resen) dan batuan hasil proses tertentu serta kombinasi
daripadanya.
3. Satuan Biostratigrafi
penyebaran fosil. Satuan biostratigrafi ialah tubuh lapisan batuan yang dipersatukan
4. Satuan Sikuenstratigrafi
23
padananya. Satuan sikuenstratigrafi ialah suatu tubuh lapisan batuan yang terbentuk
5. Satuan Kronostratigrafi
kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi secara local, regional dan
global.
6. Satuan Geokronologi
Kolom stratigrafi adalah urut-urutan satuan batuan suatu daerah, kronologis, sifat-
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana di sekitar kita, dapat berwujud sebagai
batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa mineral
tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang
besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral,
24
kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,
sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya, (Djauhari Noor, 2009).
Endapan Mineral
Endapan mineral baik logam maupun non logam adalah suatu akumulasi
atau konsentrasi di alam dari satu atau berbagai substansi yang dapat dimanfaatkan,
umumnya dalam jumlah sedikit atau tersebar secara tidak merata di kerak bumi.
ditambang secara ekonomis. Ada banyak konsentrasi mineral di alam, tetapi hanya
1. Logam dasar : logam yang umum terdapat dan secara kimiawi lebih aktif,
contoh : tembaga (Cu), timbal (Pb), timah (Sn), dan seng (Zn);
2. Logam mulia : logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak
3. Logam ringan dan jarang logam yang ditemukan dalam jumlah yang relatif
sedikit dan tersebar di kulit bumi. Contoh : aluminium (Al), litium (Li),
4. Logam besi dan paduan besi : logam yang lazim digunakan dalam industri
dan campurannya, contoh : besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), khrom (Cr),
mangan (Mn).
25
3.3 Kegunaan Pasir Besi
Pasir besi merupakan salah satu bahan galian industri, kegunaan pasir besi
selain bahan dasar untuk industri logam besi/baja juga telah banyak dimanfaatkan
pada industri semen, sedangkan bahan mentah pasir besi bisa dimanfaatkan untuk
membuat beton. Berdasarkan sifat kemagnetannya dapat diolah menjadi bahan lain
(Yulianto dkk, 2002), antara lain tinta kering (toner) pada mesin photo copy dan
printer laser yang terbuat dari magnetite, sementara magnetite dapat digunakan
26
3.4.1 Penyelidikan Umum
Penyelidikan umum adalah tahap awal kegiatan penemuan bahan galian yang
Peta Geologi
Tambang-tambang purbakala
Sumur uji
Pemboran Inti
Parit uji
Mendulang
Foto Udara
Data yang diperoleh masih kasar yang meliputi : lokasi endapan, jenis
3.4.2 Eksplorasi
(empat) tahap sebagai berikut : survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan
yang dapat ditambang baik jumlah maupun kuantitasnya. Data yang diperoleh
dalam tahap eksplorasi adalah kualitas atau kadar, penyebaran, bentuk dan letak
serta ukuran dan sifat cadangan. Kegiatan dalam tahap eksplorasi adalah pemetaan
27
geologi permukaan, geofisika, geokimia, pengeboran, sumur uji, terowongan, dan
shaft. Lewat kegiatan eksplorasi maka data yang diperoleh akan lebih rinci.
dengan tujuan untuk mengetahui apakah proyek tersebut dapat dilanjutkan atau
tidak. Adapun beberapa aspek-aspek yang harus diperhatikan atau dijadikan dasar
3.4.4 Perencanaan
1. Perencanaan Teknik
- Tambang terbuka
Pengolahan)
28
2. Ekonomi
a. Nilai cadangan
b. Biaya produksi
c. Keuntungan
3. Lingkungan
a. Lingkungan sekitarnya
b. Pengelolaan lingkungan
d. Biaya pengelolaan
3.4.5 Persiapan
3.4.6 Penambangan
batuan induknya. Sistem penambangan ada 2 (dua) macam yakni sistem tambang
terbuka dan sistem tambang bawah tanah. Sistem tambang terbuka adalah sistem
dilakukan pada atau dekat permukaan bumi yang berhubungan langsung dengan
29
udara luar. Sistem tambang bawah tanah adalah sistem penambangan endapan
bahan galian atau segala kegiatan penambangan yang dilakukan jauh dari
Jika BESR < 1 maka sistem penambangan yang dipakai adalah dengan sistem
tambang bawah tanah sedangkan jika BESR > 1 maka sistem penambangan yang
dipakai adalah sistem tambang terbuka, tapi bila BESR = 1 maka tidak ada
30
IV. PEMBAHASAN
pembentukannya (litologi) yang membentuk suatu pola dalam luasan area tertentu.
Contoh lingkup kajiannya meliputi zona patahan, zona subduksi, zona lipatan,
4.1.1 Fisiografi
geologi dan struktur geologi lainnya yang terdapat di Indonesia. Kerumitan geologi
beraneka macam ukuran yang terdapat pada Bancu Karakelang dan batuan-
memotong satu sama lainnya dan tidak mengikuti pola/keadaan geologi yang
normal, hal ini menandakan bahwa aktifitas tektonik terjadi berulang kali.
Terdapat batuan campur aduk yang hampir menutupi kurang lebih 45% dari
Pulau Karakelang.
Proses penunjaman berlangsung pada Kala Miosen dan dalam proses ini
unsur-unsur struktur yang telah ada selama ini (sebelumnya) teraktifkan kembali di
samping struktur-struktur yang baru yang terbentuk setelah itu. Dalam proses
aktivitas gunung api) dengan adanya akumulasi tufa di lereng palung yang
dibarengi oleh proses lanjut pembentukan batuan campur aduk. Di tempat lain
4.1.2 Morfologi
batuan dan struktur, maka Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dibedakan menjadi
2 (dua) satuan morfologi yaitu : satuan morfologi dataran dan satuan morfologi
perbukitan bergelombang.
melingkari pulau Talaud ini, umumnya tersusun oleh alluvial, dan endapan danau
berupa : pasir, konglomerat napal, lempung dan batu gamping, sebagian berupa
rawa dan umumnya digenangi air terutama pada waktu pasang naik. Termasuk
dalam satuan ini adalah dataran-dataran sempit yang terdapat di beberapa tempat.
32
4.1.3 Stratigrafi Kepulauan Talaud
(scaly clay).
3. Batu gamping Beo (Qb), (Beo limestone) : Umumnya berupa batu gamping
perlapisan yang hampir datar atau terungkit sedikit (30 sampai 50), sedangkan
33
4. Endapan aluvium dan endapan pantai (Qa), (alluvial and coastal deposits) :
terdiri dari pasir (sand), kerikil (peabble), kerakal (gravel), lumpur (mud)
34
ENDAPAN BATUAN BATUAN BATUAN
UMUR
PERMUKAAN SEDIMEN GUNUNGAPI TEROBOSAN
Kuarter Qa Qb
Pliosen
Tmpa Tmpm
Tersier
Mio
sen
Tomp
Oligosen
ub
Secara umum endapan pasir besi berada di daerah pantai, termasuk lokasi
penelitian endapan pasir besi yang terletak di pesisir pantai terdapat pada dataran
pasiran dan lumpur hitam terdapat di daerah rawa-rawa dan dataran pantai
Kelurahan Beo, Desa Tuabatu, Desa Binalang, Desa Riung, Desa Dapihe dan
cara melalui jalur darat dan jalur laut. Jarak dari Melonguane ke Kecamatan Beo
35
dimana untuk jalan darat memasuki daerah TampanAmma hanya sebagian yang
dilapisi aspal (sebelah selatan) sedangkan sebagian lagi (ke utara) baru timbunan
material kelas C (timbunan material pilihan), namun dapat dilalui dengan kendaraan
4.2.2 Stratigrafi
secara stratigrafi batuan daerah penyelidikan yang berkaitan dengan endapan pasir
batuan melintang selatan ke utara bercampur aduk menjadi satu, berkisar dari
terdaunkan.
Formasi Awit (Tmpa); yang terdiri dari konglomerat, breksi dan napal.
Aluvium dan Endapan Pantai berupa pasir, kerikil, kerakal dan lumpur.
mineralisasi logam lainnya. Biasanya pasir besi terdapat di pesisir pantai, terjadi
36
akibat adanya endapan. Pembentukan endapan pasir besi dalam jumlah cukup besar
dan sebaran yang luas di daerah pesisir tidak terlepas dari berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut adalah kandungan mineral besi pada batuan sumber, media
transportasi alam berupa aliran air sungai, gelombang laut, dan angin serta proses
sumber endapan pasir besi ialah batuan andesitik dan basaltik vulkanik, dimana
terjadi proses perombakan dari pelapukan batuan yang umumnya terjadi karena
proses alam akibat panas dan hujan, erosi membuat mineral terlepas dari batuan
sumber. Untuk endapan pasir besi umumnya terdiri dari mineral-mineral : magnetit,
37
titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, siderit, dan hematit dan mineral ikutan
lainnya.
Proses transportasi mineral besi adalah akibat proses gaya gravitasi mineral
yang berasal dari pelapukan batuan yang dibawa oleh aliran air permukaan menuju
kembali oleh angin, gelombang air laut yang menghempas ke pantai, akibat
hempasan tersebut sebagian mineral yang mempunyai berat jenis yang besar akan
terendapkan dipantai sedang mineral yang berat jenisnya lebih ringan akan kembali
terbawa oleh arus balik kembali ke laut, demikian terjadinya secara terus menerus
hingga terjadi endapan mineral besi di pantai. Tempat pengendapan pasir besi
umumnya terjadi pada pantai yang landai, sedangkan pada pantai yang curam sulit
pasir besi di perkirakan berasal dari akumulasi hasil desintegrasi kimia dan fisika
seperti adanya pelarutan, penghancuran batuan oleh arus bawah laut, pencucian
secara berulang ulang, transportasi dan pengendapan, yang berasal dari Formasi
Awit yang tersusun atas konglomerat dan breksi serta bongkah perioditit
serpentinit, gabro, basal, sekis, marmer, breksi sebagai satuan penyusun bancuh
38
Gambar 4.4. Endapan pasir besi yang didapatkan sebagai endapan pantai
4.4. Potensi Bahan Galian Pasir Besi di Kecamatan Beo dan Kecamatan
Kabupaten Kepulauan Talaud maka diperoleh data potensi bahan galian terbesar
yang terdapat di berbagai lokasi dengan luas lahan yang berbeda sampai sekarang
masih dalam tahapan kegiatan ekplorasi, sebagai berikut (Gambar 4.5 dan
Gambar 4.6).
39
Tabel 1. Wilayah Potensi Bahan Galian Pasir Besi di Kabupaten Kepulauan
Talaud
40
Gambar 4.6 Peta IUP Bahan Galian Kabupaten Kepulauan Talaud
41
45.986.393,6 ton dalam sebaran setempat-setempat dengan kuantitas yang berbeda-
diperkirakan seluas 7.950 Ha, yang terletak di Desa Tuabatu, Binalang, Riung,
Dapihe dan Dapalan. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan, Pertambangan dan
Energi, Kabupaten Kepulauan Talaud, sumber daya pasir besi di desa tersebut di
dengan data sebagai berikut (Gambar 4.7, Gambar 4.8, dan Gambar 4.9).
A. Tuabatu
Sepanjang pantai yang dimiliki potensi endapan pasir besi di wilayah ini
sekitar 2,5 km . Sementara bentangan dari daratan sampai dengan batas surut
terjauh air laut rata-rata sekitar 100-160 meter. Belum diadakan penyelidikan lebih
lanjut terhadap ketebalan endapan pasir besi di lokasi ini sehingga belum dapat
endapan pasir pantai Dapihe dan Dapalan terlihat cukup dalam, secara kasat mata
dapat diperkirakan ketebalan endapan pasir pantai sekitar 5 meter dengan keadaan
endapan pasir berwarna hitam kecoklatan karena telah bercampur dengan lempung
42
Gambar 4.7 Endapan Pasir Besi Desa Tuabatu s/d Binalang
43
4.4.2 Potensi Pasir Besi Kecamatan Beo
Kabupaten Kepulauan Talaud sumber daya pasir besi tempat tersebut di atas
telah dilakukan oleh PT. ANUGRAH JAYA atas Izin Usaha Pertambangan
(Blok tarun 1.792 Ha, Blok Beo 2.920 Ha, dan Blok Maririk 2.645 Ha),
44
Pantai Beo Sebelah Selatan
45
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud adalah salah satu daerah yang memiliki
potensi sumber daya mineral, baik mineral logam maupun non logam; emas,
mangan, nikel, pasir besi, batugamping, andesit, lempung, tanah liat, batu apung,
dan tras. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan endapan pasir besi yang
endapan yang terbentuk dari akumulasi hasil disintegrasi fisika dan kimia
media air) batuan dari Formasi Awit dan Bancuh Karakelang yang bersifat andesitik
Secara fisik endapan pasir besi di daerah ini relatif muda dimana prosesnya
diduga dari pelindihan dan pencucian yang berjalan cukup secara intensif sampai
tinggi.
Energi Kabupaten Kepulauan Talaud bahwa, luas potensi wilayah endapan Pasir
Besi yang ada di Kecamatan Beo dan Kecamatan TampanAmma adalah 10.870
5.2. Saran
Kepulauan Talaud.
46
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud melalui Dinas Kehutanan,
Kepulauan Talaud.
47
DAFTAR PUSTAKA
2. Peraturan Bupati Kepulauan Talaud Nomor 27, Tahun 2008, Tentang uraian
Bilalodin);
Djadjulie, M.T,);
48
LAMPIRAN
KEPALA DINAS
KELOMPOK
SEKRETARIS JABATAN
FUNGSIONAL
SUBBAG UMUM
& PRLENGKAPAN
SUBBAG
KEPEGAWAIAN
SUBBAG
KEUANGAN
SEKSI SEKSI
PENGOLAHA SEKSI PENGENDALIAN SEKSI GEOLOGI
N DATA & REBOISASSI DAN DAN PEREDARAN DAN SUMBER
STASTITIK PENGHIJAUAN HASIL HUTAN DAYA ALAM
SEKSI SEKSI
EVALUASI SEKSI PENGAWASAN SEKSI
DAN PERHUTANAN HUTAN & ENERGI
PELAPORAN SOSIAL PELESTRIN ALAM
Lampiran 2. Peta Topografi Kabupaten Kepulauan Talaud
3b
Foto (3a dan 3b) di lokasi penambangan (Tambang Rakyat)) di pantai Beo Selatan
4
Tabel 4.4 Daftar Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Kontrak Karya
di Kabupaten Kepulauan Talaud Propinsi Sulawesi Utara
No. Nama Alamat No. SK Luas Lokasi/Blok Tahapan Komod Tgl Tgl. Keterangan
Perusahaan Wilayah Kegiatan itas Mulai Berakhir
Ha
1. PT. Tambang Mas Jl. H.R. RASUNA SAID BLOK X-5 514.K/30/DJB 40080 Karakelang bagian Eksplorasi Emas 28/04/199 05/07/2013 Kontrak karya
Sangihe Kav.13,JAKARTA 12950 /2010 utara 7
2. PT. Anugrah Jaya Jl. Tidar No. 74 Surabaya 60253, 37 Tahun 7.357 Blok tarun 1.792 Ha Eksplorasi Pasir 27-Mei-10 27-Mei-14 Tidak
jawa Timur 2010 Besi diperpanjang
Blok Beo 2.920 Ha
Blok Maririk 2.645
Ha
3. PT. Japalindo Senayan Trade Center Lantai 1 28Tahun 7.950 Kec. Tampan'Amma Eksplorasi Pasir Besi 28-Mei-10 28-Mei-14 Tidak
Nuansa Nusantara Blok 10-60. Jl.Asia Afrika Kec. 2010 diperpanjang
177 Jakarta Pusat
4. PT. Jeconia Jaya Jl. Pogidon VIII No. 3 manado 30 tahun 5.212 Kec. Tampan'Amma, Eksplorasi Mangan 27-Mei-10 27-Mei-14
Sulut 2010 Gemeh dan Beo
Utara
5. PT. Jeconia Jaya Surya Inti Permata Juanda F. 9-C 35 Tahun 3.000 Blok Salibabu dan Eksplorasi Mangan 31-Mei-10 27-Mei-14
sidoarjo jawa timur 2010 kabaruan
6. PT. Makasar Megah Jl. DR.Ratulangi No. 13 A 33 Tahun 13.780 Kec. Kabaraun dan Eksplorasi Nikel 28-Mei-10 28-Mei-14 Tidak
Mining Makasar Sulawesi Utara 2010 Damau diperpanjang
7. PT. Mineralindo Jl. Bambu Puri 7 No.3.Jakarta 29 Tahun 2.500 Kec. Pulutan,Rainis , Eksplorasi Mangan 27-Mei-10 27-Mei-14 Tidak
Reksa Utama Timur 2010 Beo dan Beo Selatan diperpanjang
8. C.V. Sukses Utama Jl. Kelapa Sawit No.20 31 Tahun 3.750 Kec. Rainis dan Eksplorasi Pasir Besi 31-Mei-10 31-Mei-14
Mandiri Pekanbaru Propinsi Riau 2010 Pulutan
9. CV. Sukses Utama Jl. Kelapa Sawit No.20 34 3.215 Kec. Beo Selatan Eksplorasi Mangan 28-Mei-10 28-Mei-14
Mandiri Pekanbaru Propinsi Riau Tahun2010
10. Koperasi Desa Essang Selatan Kec. Essang 32 tahun 850 Kec. Salibabu Eksplorasi Mangan 31-Mei-10 31-Mei-14
Suparamaian Kab. Talaud 2010