A. Kompetensi
C. Uraian Materi
c. Sumber Bahaya
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian
langsung maupun kerugian tidak langsung. Kerugian ini bisa dikurangi jika
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dicegah dengan cara dideteksi sumber-
sumber bahaya yang mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
tersebut. Menurut Syukri Sahab (1997), sumber bahaya ini bisa berasal dari:
1) Manusia
2) Peralatan
3) Bahan
4) Proses
5) Cara Kerja
6) Bangunan, Peralatan dan Instalasi
d. Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko merupakan salah
satu syarat elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (OHSAS 18001:2007
klausul 4.3.1).
Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk
mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat
kerja (Tarwaka, 2008).
Identifikasi bahaya merupakan tindakan awal dari suatu sistem manajemen
pengendalian risiko yang merupakan suatu cara untuk mencari dan mengenali
terhadap semua jenis kegiatan, alat, produk dan jasa yang dapat menimbulkan
potensi cedera atau sakit yang bertujuan dalam upaya mengurangi dampak negatif
risiko yang dapat mengakibatkan kerugian asset perusahaan, baik berupa
manusia sebagai tenaga kerja, material, mesin, hasil produksi, maupun financial
(Slamet Ichsan, 2004).
f. Prosedur Tempat Kerja yang Berkaitan dengan Kecelakaan, Api, dan Darurat
Langkah-Langkah Penanggulangan Kebakaran sebagai berikut:
1) Jika terjadi kebakaran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memadamkan secara langsung dengan alat pemadam yang sesuai yang
diletakkan pada tempat terdekat.
2) Jika api tidak padam, panggil teman terdekat dan segera hubungi kepala
gedung (fire marshall).
3) Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam.
4) Apabila alarm otomatis berbunyi, bantu evakuasi (pengosongan gedung)
melalui pintu darurat dan segera lakukan pemadam dengan alat pemadam
yang tersedia.
5) Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas yang
jelas
6) Amankan lokasi dan bantu kelancaran evakuasi (pengosongan gedung) dan
bantu kelancaran petugas pemadam
7) Beritahu penolong atau petugas pemadam tempat alat pemadam dan sumber
air
8) Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda
Penyelamatan Diri
1) Buat rencana penyelamatan diri, dengan menentukan sedikitnya dua jalur
keluar dari setiap ruangan. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi
perhatikan apakah pembatas ruangan akan mengganggu rencana ini. Buatlah
denah penyelamatan diri.
Gambar 3 Peralatan K3
Sumber: Modul KKNI Level IV Etika Profesi dan K3
Gambar 5. Rambu K3
D. Rangkuman