Materi
Industri Jasa keuangan
A. Hakikat Industri
1. Pengertian Industri
Industri adalah elemen penting dari sebuah proses menghasilkan sesuatu. Sisi produksi
dari sebuah aktifitas bisnis biasanya disebut dengan industri . Menurut I Made Sandy
(1985:148) industry adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau
bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang
tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin dengan mutu setinggi-tingginya .
secara sederhana industry adalah aktifitas bisnis yang berhubungan dengan peningkatan,
produksi, proses atau pembuatan sebuah produk.
2. Jenis- jenis Industri
Industri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti berikut ini :
a. Jenis Industri Berdasarkan Bahan Baku
1) Jenis Industri Ektraktif . contohnya : industry hasil pertanian, industri hasil
perikanan, dan industri hasil kehutanan.
2) Jenis industri non-ekstraktif yaitu industry yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil
industry lain. Contohnya : industry kayu lapis, industry kain dll.
3) Jenis industry fasilitatif ( industri tersier), kegiatan industrinya adalah menjual jasa
layanan kepada orang lain.
b. Jenis Industri Berdasarkan Produk Yang Dihasilkan
1) Industri Primer, yaitu industry yang menghasilkan barang atau benda yang tidak
perlu pengolahan lebih lanjut. Contohnya industry anyaman, industry konveksi,
industry makanan dan minuman.
2) Industri sekunder, yaitu industry yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau
digunakan.contohnya : industri pemintalan benang, industry baja, industry teksil.
3) Industri tersier, yaitu industry yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang
dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung,
melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan
masyarakat.
Contohnya : industry angkutan, industry jasa keuangan, industry perdagangan, dan
industry pariwisata.
Etika Profesi
Profesi dalam Bidang Akuntansi
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan
kehidupan sebagai pengemban profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau
norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga
sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien
atau
objek).
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari
klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat
sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai
refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)
Bisnis Sebagai Profesi
Bisnis adalah suatu lembaga atau wadah, tempat didalamnya berkumpul banyak orang dari
berbagai latar belakang pendidikan dan latihan untuk bekerjasama dalam menjalankan aktivitas
produktif dalam rangka memberikan manfaat ekonomi (pendapatan / keuntungan) bagi semua
pelaku bisnis yang berkepentingan (stakeholders)
Tabel 3.1
Perbedaan Pekerjaan Biasa dan Profesi
Pekerjaan biasa Profesi
A. Mempunyai dampak yang terbatas kepada masyarakat
B. Orang yang hanya menjalankan pekerjaan biasa tidak dituntut untuk mempunyai kualifikasi
ilmu dan keterampilan yang tinggi serta tidak
(atau hanya sedikit) memerlukan komitmen moral.
Contoh : petugas fotocopy, office boy, tukang parkir.
2. Mempunyai dampak yang luar luas kepada masyarakat
3. Orang yang menggeluti profesi tersebut dituntut untuk mempunyai
kualifikasi ilmu dan keterampilan yang tinggi serta komitmen moral
yang sangat ketat. Contoh akuntasi konsultan pajak,
notaris, pengacara, sekretaris,banker, apoteker, arsitek, insinyur.
Etika profesi adalah cabang dari ilmu etika yang secara kritis dan sistematis merefleksikan
permasalahan moral yang melekat pada suatu profesi. Adapun yang menjadi pokok
permasalahannya. “Apakah perbuatan tenaga profesi itu akan dinilai oleh orang lain lebih baik
atau tidak baik?”.
Untuk menjaga hal tersebut dibuatlah kode etik profesi, seperti kode etik keuangan, kode etik
akuntan, kode etik konsultan pajak, kode etik apoteker, kode etik dokter, kode etik pengacara,
atau kode etik wartawan.
2. Kode Etika Profesi Teknisi Akuntansi
Seorang Teknisi Akuntansi tentu saja harus mematuhi kode etik. Teknisi Akuntansi bekerja
pada Departemen Akuntansi atau sebagai akuntan manajemen, maka harus mematuhi Kode Etik
Akuntansi, secara ringkas, yaitu:
a. Kompetensi, artinya mempunyai sikap, pengetahuan, dan keterampilan professional untuk
bekerja.
b. Kerahasiaan, artinya menjaga kerahasiaan informasi dan tidak menggunakan rahasia yang
diketahuinya untuk kepentingan yang tidak baik
c. Integritas, artinya memiliki rasa memiliki terhadap entitas sehingga selalu menjaga nama baik
entitas atau tidak merugikan orang lain dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang
diambil
d. Objektivitas, artinya selalu bekerja dengan adil dan objektif
e. Resolusi atas konflik, artinya mengikuti kebijakan entitas dalam memecahkan konflik
Seorang teknisi akuntansi bekerja pada Kantor Akuntan Publik maka harus mematuhi Etika
IAI (Institut Akuntan Indonesia), yaitu :
1.) Tanggung Jawab Profesi
Disini di maksud kan seoarang teknisi akuntansi harus mempunyai rasa tanggung jawab atas
pekerjaannya, dengan memiliki rasa tanggung jawab di harapkan tidak terjadi penyelewengan
dalam bekerja.
2.) Kepentingan Publik
Seorang teknisi Akuntansi harus senantiasa bertindak dalam pelayanan publik, menghormati
kepercayaan publik dan selalu menunjukan profesionalismenya dalam bekerja sebagai salah
satu teknisi akuntansi.
3.) Integritas
Maksudnya integritas yaitu merupakan salah satu kualitas yang melandasi kepercayaan publik
dan merupakan standart bagi teknisi akuntansi dalam menguji semua keputusan yang di
ambilnya.
4.) Objektivitas
Merupakan suatu nilai atas jasa yang di berikan oleh teknisi akuntansi. prinsip objektivitas ini
mengharuskan seorang teknisi akuntansi bersifat adil, tidak memihak, jujur, tidak berprasangka
serta bebas dari kepentingan pihak manapun
5.) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesioanal
Maksudnya seorang teknisi akuntansi harus melakukan pekerjaannya dengan penuh kehatihatian,
kompetensi dan ketekunan.
6.) Kerahasiaan
Seorang teknisi akuntansi harus menghormati kerahasiaan informasi yang di perolehnya dan
tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tanpa persetujuan .
7.) Perilaku Profesional
Seorang teknisi Akuntansi harus konsistn dengan pekerjaannya.
8.) Standar Teknis
Maksudnya di sini seorang teknisi akuntansi harus melakukan jasa profesionalnya sesuai
dengan standart teknis yang relavan
Adapun teknisi akuntansi bekerja di bank, harus mematuhi Kode Etik Bankir, yaitu sebagai
berikut:
a. Patuh dan taat pada ketentuan perundang – undangan yang berlaku
b. Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan kegiatan
banknya
c. Menghindarkan diri dari persaingan tidak sehat
d. Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi
e. Menghindari diri dari keterlibatan dalam mengambil keputusan dalam hal terdapat
pertentangan kepentingan
f. Menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya
g. Memperhitungkan dampak merugikan diri setiap kebijakan yang diterapkan banknya terhadap
keadaan ekonomi, sosial, dan lingkungan
h. Tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diiri pribadi maupun keluarga
i. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya