Higiene Industry
Kelompok 1
Latar Belakang
Higiene industry adalah spesialisasi ilmu hygiene beserta
prakteknya dalam melaksanakan upaya pengenalan,
penilaian, dan pengendalian bahaya di lingkungan kerja
atau perusahaan.
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang Dasar RI 1945 pasal 27 ayat 2
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2010 tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan
Peraturan Pemerintah RI No 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 5 tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
Peraturan Menteri Keseshatan No 70 tahun 2016 tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.
Nilai Ambang Batas
S u m b e r : P e rm e n a k e r N o . 5 Ta h u n 2 0 1 8
Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan pendengaran.
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 5 tahun 2018 pasal
10 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja dan
Permenaker trans No 13 tahun 2011, berikut NAB kebisingan:
NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 decibel A (dBA).
NAB bising merupakan perlindungan tenaga kerja terhadap paparan bahaya
kebisingan di t em pa t kerjayaitu 85 dBA untuk 8 jam sehari tanpa alat pelindung
pendengaran, berikut tabel NAB kebisingan:
dalam dBA
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
6 jam sampaidengan 8 5
jam
4 jam dan kurangdari6 6
jam
2 jam dan kurangdari 4 7
jam
1 jam dan kurangdari 2 10
jam
0,5 jam dan kurangdari 14
Su1m ba
j emr : P e r m e n a k e r N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
Kurangdari 0,5 jam
20
Penerangan
Pencahayaan di tempat kerja adalah sesuatu yang memberikan terang atau
yang menerangi, meliputi Pencahayaan alami dan Pencahayaan Buatan.
Pencahayaan Buatan adalah Pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber
cahaya selain cahaya alami.
Tingkat
Jenis Kegiatan pencahayaan Keterangan
minimal (Lux)
Prol Perusahaan
Asuransi karyawan : BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, Jaminan hari tua, Asuransi
Mandiri In Health
Kelembagaan P2K3: Ketua, sekertaris, dan 14 orang anggota yang tersebar ke
setiap divisi
Sertikasi Perusahaan: sertikat ISO 13485: 2016 quality managem ent certication, CE 0044
product certication for europe community, dan US FDA 510-K certication for American
Marketdan memilikiahli K3 Um u m bersertikat, ahli K3 Kebakaran bersertikat, Ahli k3
kimia bersetikat, dan dokter hiperkes bersertikat.
Alur Produksi
Quality Quality
Gudang Perakit an
Cont rol Cont rol
Awal Akhir
Landasan Teori
Higiene
Industri a. Denisi
Higiene industri merupakan satu ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana
melakukan antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian terhadap faktor-faktor
lingkungan yang muncul di tempat kerja yang dapat menyebabkan pekerja sakit,
mengalami gangguan kesehatan dan rasa ketidaknyamanan baik diantara para
pekerja maupun penduduk dalam suatu komunitas.
b. Komponen
Konsep dalam higiene industri adalah bagaimana membatasi paparan hazard
yang diterima pekerja di tempat kerja.Pembatasan dilakukan melalui proses
antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian paparan hazard yang ada di
tempat kerja. Pendekatannya melalui usaha preventive untuk melindungi
kesehatan pekerja dan mencegah timbulnya efek yang ditimbulkan oleh bahaya
( hazard )
Proses dalam higiene industri meliputi:
1.Antisipasi: kemampuan untuk memperkirakan, memprediksi dan
mengestimasi bahaya (hazard) yang mungkin terdapat pada tempat kerja yang
merupakan konseksuensi dari aktivitas kerja.
2.Rekognisi: mengenal bahaya (hazard)lingkungan yang berhubungan dengan
pekerjaan dan pemahaman dari efek atau akibatnya terhadap para pekerja
maupun masyarakat disekitarnya.Bahaya-bahaya ( hazard ) yang terkait isu
higiene industri diantaranya:
Bahaya sik
Bahaya Kimia
Bahaya biologi
Bahaya Ergonomi
3. Evaluasi
Proses pengambilan keputusan yang hasilnya adalah tingkat bahaya
(hazard) dalam operasi indutri. Proses eveluasi digunakan sebagai
pendekatan dasar dalam menentukan tindakan pengendalian yang akan
diambil.pada tahap evaluasi ini dilakukan justikasi terhadap tingkat bahaya
yang ada dengan membandingkannya dengan standar ex : PEL, TLV dan
atau NAB
4. Pengendalian
Tindakan pengendalian terhadap bahaya merupakan proses untuk
menurunkan tingkat risiko yang mungkin diterima oleh pekerja.
a) E n g i n e e r i n g c o n t r o l
Meliputi cara pengendalian bahaya baik berdasarkan spesikasi saat menentukan
desain awal maupun dengan menerapkan metode substitusi, isolasi, memagari atau
sistem ventilasi.
b) A d m i n i s t r a t i v e c o n t r o l
Pengendalian melalui penjadwalan, yaitu mengurangi waktu bekerja para pekerja di
area kerja yang mengandung bahaya. Selain itu termasuk juga di dalam administrative
control adalah training yang memberikan pekerja kemampuan untuk mengenali bahaya
dan bekerja dengan aman melalui prosedur.
c) Alat P e l i n d u n g D i r i ( A P D )
Pengendalian ini merupakan pegendalian terakhir pada hirarki pengendalian bahaya.
APD digunakan oleh pekerja untuk melindungi pekerja dari bahaya (hazard) yang
terdapat di lingkungan kerjanya.
Faktor Biologi
Faktor biologi secara u m u m adalah semua bentuk kehidupan atau semua mahluk
hidup dan produknya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Menurut Standar European Direct ive No. 90/679, faktor biologi adalah
mikroorganisme yang secara genetik dapat dimodikasi, sel biakan atau human
endoparasite yang mungkin dapat meni mbulkan reaksi infeksi, alergi atau toksisitas.
Faktor biologi dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur sebagai berikut:
1. Masuk ke dalam tubuh lewat jalur pernapasan karena udara yang terpapar oleh
faktor biologi.
2. Jalur pencernaan melalui makanan yang terkontaminsasi oleh faktor biologi dan
kemudian termakan.
3. Melalui kulit tubuh yang luka atau terkena goresan.
4. Infeksi.
Menurut T h e U n t e d C o n t r o l o f D i s e a s e C o n t r o l a n d P r e v e n t i o n (CDC)
faktor biologi dapat diklasikasikan ke dalam 4 level yaitu :
B i o S a f e t y level I, kurang berbahaya ( M i n i m a l Hazard )
Tidak berbahaya (risiko rendah)
Contoh : bacillus subtilis, canine hepatitis, eschericia coli,
varicella.
B i o S a f e t y level II, lebih berbahaya ( O r d i n a r y Risk )
Lebih berbahaya dari BSL – 1
Contoh : hepatitis, infuenza A, HIV/AIDS, salmonella
B i o S a f e t y level III beresiko tinggi dan infeksius ( h i g h e r risk dan
infeksius)
Dapat menyebabkan kematian (fatal)
Contoh : antrax, SARS virus, TBC, thypusyellow ever , malaria
B i o s a f e t y level IV, sangat berbahaya ( e x t r e m e l y h a z a r d o u s )
Sangat berbahaya, dapat me m b un u h banyak orang, sulit diterapi
Contoh : ebola virus, Marburg virus, lassa virus
Pekerjaan yang Berisiko Terpapar Faktor
Biologi
Sektor pertanian
Produk
pertanian
Laboratorium
perawatan
hewan
Laboratorium klinis dan laboratorium penelitian
Bioteknologi
Pusat perawatan hewan
Faktor
Fisik Radiasi
Radiasi adalah pancaran energy melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya dari sumber
radiasi. Radiasi ada yang secara alami dan ada yang buatan, pemaparan
radiasi dalam jangka pendek maupun panjang dapat menimbulkan masalah
terhadap kesehatan. Oleh karena itu pemapaannya harus dapat
dikendalikan seminimal mungkin.
Efek radiasi terhadap kesehatan :
1. Kematian sel tubuh
2. Mual, muntah sakit kepala dan eritea yang imbul setelah 24 jam terkena radiasi
3. Sakit perut dan demam timbul setelah 2-3 hari pemaparan
4. Diare dan dehidrasi pada minggu ke2 setelah pemaparan
5. Jika gejala diatas semakin parah dapat timbul perdarahan hebat menyebabkan
kematian terjadi pada minggu ke 4-6 setelah pemaparan
Kebisingan
Kebisingan adalah rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran
melalui media elastis dan tidak dikehendaki. Kualitas bunyi ditentukan oleh
intensitas suara, frekuensi dan kecepatan nilai ambang batas kebisingan
adalah besarnya level suara dimana tenaga kerja masih berada dalam batas
aman untuk bekerja 8jam/harii atau 40 jam/minggu. Nilai ambang dengar
adalah suara yang paling lemah yang masih dapat didengar telinga.
Karakteristik bunyi :
Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah uktuasi yang terjadi pada satu waktu. Telinga manusia dapat
merespon bunyi paling rendah pada 20 Hz dan paling tinggi 20.000 Hz.
Intensitas
Intensitas bunyi adalah besarnya energy yang digetarkan partikel udara yang ditangkap
ole telinga. Telinga manusia mempunyai ambang dengar terendah 0,00002 N/m 2 dan
aambang tertinggi 200 N/m 2 .
Kecepatan
Kecepatan gelombang tergantung jumlah panjang gelombang dan frekuensi. Panjang
gelombang merupakan alat yang berguna untuk mengontrol kebisingan dan dihitung
berdasarkan frekuensi dan velocity.
Jenis-jenis kebisingan :
1. Kebisingan terus menerus ( Continuous/steady noise). Bising ini dihasilkan dari
mesin-mesin yang berputar ataupun udara yang keliar dengan tekanan tinggi
pada saluran yang sempit.
2. Kebisingan terputus-putus. Bising seperti pesawat terbang di udara.
3. Kebisingan menghentak. Bising seperti suara dentumn meriam, bom meledak.
Jenis getaran yang dapat memapari tenaga kerja ditempat kerja, yaitu :
Hand arm vibration atau vibrasi segmental
Biasanya getaranjenis ini dapat menyebabkan hand arm vibration syndrome pada frekuensi 5
Hz – 1500 Hz an sering juga terjadi pada frekuensi 125-300 Hz.
Whole body vibration/ getaran seluruh tubuh
Pada umumnya getaran seluruh tubuh mempunyai frekuensi 1-80 Hz. Dari eksperimen yang
dilakukan diperoleh fakta efek getaran seluruh tubuh dapat terjadi pada frekuensi dibawah
20Hz dan pada frekuensi 100 Hz tergantung pada factor amplitude, akselerasi, durasi dan arah
dari getaran.
Penerangan
Penerangan di t em p at kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi
benda- benda di t em p at kerja. Penerangan berasal dari cahaya alami dan cahaya
buatan
Sifat-sifat pencahayaan yang baik:
Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan;
Pencegahan kesilauan
Arah sinar
Warna
Panas
penerang
Pengaruh
an pencahayaan yang kurang terhadap penglihatan:
terhadap ma ta sebagai akibat dari berkurangnya daya dan esiensi kerja
Kelelahan
keadaan
Memperpanjang waktu kerja
lingkunga
n
Kerusakan
indera ma ta
Kelelahan mental
Menimbulkan
terjadinya kecelakaan
Jenis-Jenis Sistem
Pencahayaan
Beberapa jenis dan komponen
Lingkungan kerja yang kotor, kurang penerangan atau berventilasi buruk
Tidak tersediannya alat pengaman atau pengendali misal perlindungan diri,
pemadam kebakaran
Interaksi manusia berupa sikap perilaku yang kurang mendukung, tidak
terampil/terlatih.
Ruang lingkup :
Kebersihan u m u m
Penyediaan air
Sanitasi makanan
Pemeliharaan
fasilitas industry
Pencegahan dan
pembasmian
vector penyakit
Pembuangan limbah domestic dan idustri
BAB II
Pelaksanaan
Hari dan Tanggal : Kamis, 1 9 September 2019
Waktu : Pukul 14.00 s.d.selesai
Faktor
Fsik
i Kebsin
igan
Dimana lokasi pengukuran kebisingan dilakukan?
Berapakah hasil pengukuran kebisingan tersebut?
Pada jam berapa pengukuran dilakukan?
Apakah yang merupakan sumber bising pada
lokasi tersebut?
Berapa lama pekerja tersebut terpapar oleh kebisingan di t empat tersebut
dalam 1 hari?
Apakah para pekerja terpapar dengan sumber kebisingan tersebut secara terus
menerus/terputua-putus/menghentak ?
Adakah gangguan yang timbul kepada pekerja akibat terpapar kebisingan
selama bekerja di tempa t tersebut? Dari segi faktor siologis (tanda-tanda
vital), psikologis, komunikasi dan pendengaran.
Pengendalian apa saja yang telah di lakukan dari segi teknis, administratif dan
medis untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dari faktor kebisingan?
Penerangan
Apakah nama alat yang digunakan untuk mengukur penerangan?
Apakah merk alat yang digunakan untuk mengukur penerangan?
Apakah model atau tipe alat yang digunakan untuk mengukur penerangan?
Berapa nomer seri pada alat yang digunakan untuk mengukur
penerangan?
Apakah sumber cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan pada perusahaan?
Dimana lokasi yang menjadi tempat pengukuran penerangan pada perusahaan?
Berapa intensitas penerangan umum pada perusahaan tersebut?
Berapa intensitas penerangan lokal pada perusahaan tersebut?
Apakah jenis penerangan yang digunakan pada perusahaan tersebut?
Apakah jenis lampu yang digunakan pada perusahaan tersebut?
Kapan tanggal dan waktu pengukuran penerangan dilaksanakan?
Apakah terdapat bagian atau ruang kerja yang memerlukan intensitas penerangan yang
tinggi?
Apakah pengendalian yang dilakukan oleh pegawai dan perusahaan terhadap iklim
kerja yang menyebabkan potensi bahaya?
Iklim Kerja
Bagaimana hasil pengukuran iklim kerja pada setiap divisi?
Apakah terdapat ruangan/bagian yang memiliki suhu ruangan yang tinggi ?
Apakah terdapat mesin yang menghasilkan suhu ruang yang menjadi
panas/meningkat ?
Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi iklim kerja?
Apakah terdapat ventilasi atau exhauster fan pada setiap divisi?
Pengendalian apa saja yang sudah dilakukan dalam mempertahankan iklim
kerja yang normal?
Apa saja yang dilakukan para karyawan untuk menghindari efek dari iklim
kerja panas?
Faktor Kimia
Apakah dalam alur produksi perusahaan terdapat bahan-bahan kimia yang
digunakan?
Jika terdapat bahan kimia dalam proses produksi, apakah jenisnya,
bagaimana cara penanganan, penyimpanan dan pengangkutan bahan
kimia berbahaya?
Jika ada, apa potensi bahaya yang bisa ditimbulkan?
Apakah potensi bahaya tersebut dapat mempengaruhi kinerja pegawai atau
perusahaan?
Apakah pengendalian yang dilakukan oleh pegawai dan perusahaan
terhadap faktor biologi yang menyebabkan potensi bahaya?
Faktor Biologi
Apakah terdapat faktor biologi yang dapat menimbulkan potensi bahaya?
Jika ada, apa potensi bahaya yang bisa ditimbulkan?
Apakah potensi bahaya tersebut dapat mempengaruhi kinerja pegawai atau
perusahaan?
Apakah pengendalian yang dilakukan oleh pegawai dan perusahaan
terhadap potensi bahaya tersebut?
Sanitasi Industri
Kebersihan umum
Bagaimana pengelolaan kebersihan di dalam dan di luar perusahan ini? Di
luar perusahaan terutama menyangkut kebersihan halaman dan jalan-jalan
sekitar perusahaan. Di dalam perusahaan menyangkut lantai, dinding, atap
gedung, mesin-mesin serta alat-alat untuk bekerja, gudang untuk
menimbun barang serta bahan baku.
Berapa jumlah petugas kebersihan?
Sumber air
Sumber air domestic dan produksi berasal dari mana?
Apakah dilakukan pengolahan sumber air sebelum digunakan? Jika iya,
bagaimana pengeolahannya?
Apakah pernah dilakukan uji kualitas air ? Apakah dilakukan secara berkala ?
Sanitasi makanan
Bagaimana pengelolaan makanan untuk pekerja di perusahaan ini?
Bagaimana cara penyajian makanan di perusahaan ini?
Apakah pengelola makanan telah mendapatkan pengetahuan sanitasi dan guzi
kerja?
Apakah semua pengelola makanan terbebas dari penyakit menular?
Apakah tersedia tempat makan?
Apakah pernah terjadi keracunan makanan ?
Higiene perorangan
WC
Berapa banyak
perusahaan
menyediakan wc ?
Limbah
Apa saja limbah yang dihasilkan dari perusahaan ini? baik dari domestic
ataupun dari hasil produksi ?
Bagaimana cara pengelolaan dari setiap limbah?
Apakah ada team sanitasi? Jika ya, apa saja tugasnya di perusahaan?
BAB III
Hasil Pengukuran dan Pengamatan
Faktor Fisik
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT SUGIH INSTRUMENDO ABADI
dari sebagian divisi didapatkan faktor sik yang meliputi hasil pengukuran,
pengamatan, dan pengendalian potensi bahaya iklim kerja.
Hasil Pengukuran dan Pengamatan Iklim Kerja sebagai berikut :
Interpretasi - >
Intepretasi Hasil P e n g u k u r a n d a n Pe ngama tanPotens i Ba ha y a I klim k e r j a
ISBB (0C)
Beban Keteranga
No Lokasi Hasil
Kerja NAB n
Pengukuran
1 Quality c ontrol Sedang 29.0 25.9 Sesuai
2 Area p erakitan Sedang 29.0 25.95 Sesuai
3 Produksi Sedang 29.0 25.6 Sesuai
hands rub
Mesin
Disperse
1. 98 14.35 pencampur 1
Area
zat kimia
Produksi Oven
2. 72 14.45 15
Latex vulkanisasi
Produksi
3. 63 14.55 Mesin P 10
Bladder Cu
ress
Inspeksi
Hasil P e n g u k u r a n d a n Komponen Alat QC
4. 65 15.10 1
P e n g a m a t a n Potensi Ba h a y a Stetoscope komponent
(QC)
Kebisingan
Inspeksi
Alat QC
5. Chest Piece 64 15.20 1
komponen
(QC)
Assembling
Alat QC
6. Komponen 63 15.30 6
komponen
Stetoscope
Alat
Produksi
7. 64 15.40 perakitan 3
komponen
Nebulizer
F a k t o r Biologi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT Sugih Instrumendo Abadi dari semua divisi didapatkan
faktor biologi yang dapat menimbulkan potensi bahaya dan penyakit. Beberapa faktor biologi yang
Hasil P e n g a m a t a n d a n Pengendalian F a k t o r
Biologi
Potensi Bahaya Efek Pengendalian oleh
Perusahaan
1. Nyamuk Gigitan nyamuk yang DBD a. Dilakukan fogging
mengandung setiap 1 bulan
plasmodium sekali
2. Tikus Air kencing tikus Leptospirosis b.Pemberian abate
Pemasangan perangkap
tikus yang diganti 2
kali
per minggu
F a k t o r Ki mi a
Hasil pengamatan di beberapa divisi tentang faktor kimia PT.Sugih Instrumendo Abadi Adapun hasil
pengamatannya:
Hasil P e n g a m a t a n d a n Pengendalian F a k t o r Ki mi a
Bahan kim ia Ya Tidak
Sanitasi d a n L i m b a h
Ya Tidak
MCK
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT Sugih Instrumendo Abadi dari beberapa divisi didapatkan :
Hasil Pe n g a m a t a n M C K
Ya Tidak
Ya Tidak
Terdapat tempat cuci tangan √
Terdapat sabun √
Perusahaan ini memiliki tempat khusus untuk cuci tangan di setiap tempat produksi. Pihak
perusahaan juga menyiapkan tempat cuci tangan kering berupa hands rub yang tersebar di berbagai
Ya Tidak
Air bersih untuk kebutuhan industri tidak √
berbau, dan tidak berwarna
Sanitasi Makanan
PT Sugih Instrumendo Abadi tidak menyediakan kantin untuk penyediaan
makan dan mi num untuk seluruh pegawai. Makanan dan minuman yang
disediakan dengan cara pegawai yang membeli sendiri atau membawa
bekal dari rumah. Pihak pabrik memberikan uang makan bersamaan
dengan gaji bulanan untuk staf dan gaji per dua minggu untuk pekerja
produksi.
Pe me l ih a r a a n Fasilitas I n du s t r i
Hasil P e n g a m a t a n Fasilitas I nd u s t r i
Ya Tidak
Limbah
PT Sugih Instrumendo Abadi mengklasikasikan limbah ke dalam 2
golongan yaitu : limbah padat dan limbah cair. Limbah padat merupakan
hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, dan bubur yang
berasal dari sisa proses pengolahan, sering juga disebut sebagai sampah.
Sedangkan limbah cair merupakan limbah dalam wujud cair yang di hasilkan
oleh kegiatan industri yang di buang ke lingkungan. Keduanya bekerjasama
dengan warga sekitar atau karang taruna, dan ada tempat / impal untuk
bahan cair. Sehingga limbah tersembut tidak mencemari lingkungan.
BAB IV
Pemecahan Masalah
Faktor Biologi
Pengendalian yang sudah dilakukan oleh PT. Sugih Instrumendo Abadi untuk
mengendalikan faktor biologi yang ada sudah sesuai dengan hazard yang
ada di tempat tersebut, PT. Sugih Instrumendo Abadi bekerja sama dengan
pihak ketiga dengan perusahaan pemberantas hama dimana dilakukan
fogging 1 kali sebulan untuk mengendalikan nyamuk dan pemasangan
perangkap tikus yang di cek setiap 2 kali seminggu, sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya penyakit Demam Berdarah dan Leptospira.
Faktor Fisik A.
Iklim
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran secara sesaat yang telah
dilakukan disetiap divisi yang dikunjungi, Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)
berdasarkan hasil pengukuran tersebut iklim di PT. Sugih Instrumendo Abadi
sesuai dengan nilai ambang batas normal yang tercantum dalam
Permenaker No. 5 Tahun 2018.
B. Penerangan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran secara sesaat yang telah
dilakukan disetiap divisi yang dikunjungi, pada beberapa ruangan
pengerjaan tidakter dapat atap yang tembus cahaya.
Selain itu juga dibagian samping gedung dilengkapi dengan jendela kaca
yang memungkinkan cahaya masuk. Serta pintu kedalam ruangan terbuka
sehingga banyak cahaya matahari yang cukup Kemudian untuk
pencahayaan buatan PT. Sugih Instrumendo Abadi menggunakan lampu neon
dan lampu tembak. Sehingga, ketika mesin tidak digunakan maka lampu
neon dimatikan untuk menghemat energi. Ruangan pengerjaan juga
terdapat lampu gantung yang dinyalakan saat jam kerja sudah dimulai.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas maka tenaga kerja sudah
mendapatkan penerangan yang cukup.
C. Kebisingan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran kebisingan secara sesaat yang telah
dilakukan pada beberapa divisi di PT. Sugih Instrumendo Abadi memproduksi kebisingan.
Sebagian besar pekerja pada bagian-bagian tersebut bekerja selama delapan jam per
hari. Sebagian pegawai bekerja tanpa pengaturan shift, sementara beberapa divisi lain
bekerja dengan pengaturan shift. Padabagian disper se ar e a pekerja terpapar kebisingan
sekitar 10-15 detik setiap hari dalam waktu 1x24 jam yang bertujuan untuk menyalakan
dan mematikan mesin pencampur zat kimia, pekerja terpapar suara bising tanpa
menggunakan alat pelindung berupa earmu ataupun earplug.
Para pekerja mengatakan bahwa mereka tidak sedang mengalami gangguan
pendengaran akibat kebisingan di tempatkerja, namun beberapa orang pekerja memiliki
riwayat gangguan pada telinga berupa telinga yang berdenging dan nyeri pada kedua
telinga. Keluhan tersebut biasanya hilang dengan sendirinya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan dan berdasarkan teori
mengenai kebisingan, seluruh tenaga kerja diharapkan menggunakan ear m u ketika
berada di sekitar alat yang menimbulkan bising sehingga tidak hanya pegawai yang
memegang alat saja yang terhindar dari bahaya kebisingan. Penggunaan A PD ear m u ini
harus dtingkatkan, terlebih lagi dengan adanya riwayat nyeri ataupun denging telinga.
Faktor Kimia
Pengendalian yang dilakukan oleh PT. Sugih Instrumendo Abadi adalah dengan
cara pemeberian APD berupa sarung tangan dan sepatu khusus yang cukup tebal
pada setiap pekerja, namun belum ada sanksi yang diberikan industri tersebut
apabila ada pekerja yang tidak menggunakan APD. Telah tertera label pada setiap
jerigen yang berisi Ethanol 96% dan Chlorhexidine glukonate yang sangat berguna
agar tidak terjadi kesalahan pengambilan bahan yang dapat membahayakan.
Penyimpanan bahan kimia dilakukan cukup baik dalam container besar yang ada di
dalam gudang khusus bahan Ethanol 96% dan Chlorhexidine glukonate. Disetiap
gudang di pantau suhunya untuk menghindari kenaikan suhu hingga tidak
mencapai titik didih dan titik api. Berdasarkan hasil pengamatan di atas maka
tenaga kerja sudah mendapatkan APD yang cukup.
P2K3
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di PT Sugih Instrumendo Abadi,
aplikasi P2K3 sudah mulai berjalan di perusahaan ini, dibagian keanggotaan P2K3
diberikan kepada bagian HRD dansudah terdapat dokter perusahaan dengan sertikasi
hiperkes umum. Narasumber mengatakan tugas untuk mengawasi keselamatan kerja,
penggunaan APD, dan bagian lain yang mencakup P2K3 dilakukan setiap hari oleh
anggota P2K3 di tempat produksi, dan dari hasil observasi kami ditemukan adanya
pekerja yang tidak menggunakan APD dalam bekerja. Saat bekerja, ketika terjadi suatu
kecelakaan, sudah terdapat pelaporan yang cukup baik. Tenaga kerja yang menjadi
korban dilakukan pertolongan pertama lalu diantar ke rumah sakit maupun klinik
pratama terdekat dengan menggunakan mobil operasional kantor yang selalu standby
selama jam kerja.
Sosialisasi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja pun dilakukan oleh perusahaan,
penjelasan mengenai APD dan bahaya kerja diberikan saat pekerja mulai bekerja
diawal setelah penerimaan tenagakerja oleh tim HRD dan dilakukan sebanyak 1 kali
dalam setahun, sehingga pekerja terkontrol dengan baik dalam pelaksanaan kerjanya
apakah sikap kerjanya sudah aman atau tidak, kondisi lingkungannya sudah aman
atau tidak dan penggunaan APD sudah baik atau belum.
P2K3 cont..
Pengadaan kotak P3K juga dirasa memadai karena beberapa kotak P3K
tampak terisi penuh dan terdapat beberapa bahan yang ditambahkan
seperti untuk luka bakar ditambah bioplasenta. Peralatan P3K ini juga sering
dipergunakan oleh pekerja. Setiap kotak P3K tersedia disetiap bagian
produksi.
Pengadaan APAR sudah cukup banyakdengan poster petunjuk penggunaan
APAR bila terjadi suatu kebakaran. Alart kebakaran juga tersedia. Pintu
keluar darurat sudah cukup baik karena berukuran cukup besar dan terdapat
petunjuk yang bisa dilihat oleh pekerja.
Sanitasi dan Limbah
a. Sanitasi
Di perusahaan ini terdapat bagian u mu m untuk membersihkan pabrik.
Petugas kebersihan membersihkan lantai setiap hari. Kebersihan u m u m
lingkungan kerja juga dibantu oleh setiap pekerja yang berada di setiap
bagian, seperti menyapu dan mengumpulkan dan membuang limbah
produksi ketempat pembuangan sampah yang sudah di sediakan. Sanitasi di
PT Sugih Instrumendo Abadi sudah baik.
b. Limbah
PT Sugih Instrumendo Abadi mengklasikasikan limbah ke dalam 2 golongan
yaitu : limbah padat dan limbah cair. Limbah padat merupakan hasil
buangan industri yang berupa padatan, lumpur, dan bubur yang berasal
dari sisa proses pengolahan, sering juga disebut sebagai sampah.
Sedangkan limbah cair merupakan limbah dalam wujud cair yang di hasilkan
oleh kegiatan industri yang di buang ke lingkungan. Keduanya bekerjasama
dengan warga sekitar atau karang taruna, dan ada tempat / impal untuk
bahan cair. Sehingga limbah tersembut tidak mencemari lingkungan.
Penanganan limbah di PT. Sugih Instrumendo Abadi sudah cukup baik.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan higiene industri PT SUGIH INSTRUMENDO
ABADI didapatkan hasil sebagai berikut:
Iklim kerja di perusahaan ini masih sesuai dengan NAB, Ventilasi
salah satunya didapatkan dari AC dan blower dari tiap bagain, ada
beberapa alat pengatur suhu yang terpasang di dinding tiap ruangan
untuk mencegah overheat pada mesin produksi.
Faktor sik (cahaya) di perusahaan tersebut pada seluruh ruangan yang
diperiksa kecuali (produksi nebulizer) masih belum sesuai dengan NAB yang
dianjurkan sehingga perlu adanya sumber pencahayaan yang lebih baik.
Kebisingan terdapat pada pekerja bagian d i s p e r s e a r e a . pekerja
terpapar suara bising tanpa menggunakan alat pelindung berupa
earmu ataupun earplug.
Faktor biologi seperti nyamuk dan tikus yang berpotensi membahayakan di
tempat kerja ini sudah ditanggulangi oleh pihak perusahaan dengan
memasang perangkap tikus dan fogging minimal 1 bulan 1 kali.
Faktor kimia di perusahaan ini sudah diatas dengan penggunaan APD
berupa sarung tangan dan sepatu khusus yang cukup tebal pada setiap
pekerja, pelabelan pada bahan-bahan kimia dilakukan dengan baik,
Penyimpanan bahan kimia dilakukan cukup baik dalam kontainer besar yang
ada di dalam gudang khusus bahan Ethanol 96% dan Chlorhexidine
glukonate. Disetiap gudang di pantau suhunya untuk menghindari kenaikan
suhu hingga tidak mencapai titik didih dan titik api.
Pelaksanaan, pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja di
perusahaan telah telah dilakukan. Sarana dan prasarana seperti
APAR, kotak P3K P3K juga dirasa memadai karena beberapa kotak
P3K tampak terisi penuh dan terdapat beberapa bahan yang
ditambahkan seperti untuk luka bakar ditambah bioplasenta.
Sosialisasi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja pun dilakukan oleh
perusahaan, penjelasan mengenai APD dan bahaya kerja diberikan saat
pekerja mulai bekerja diawal setelah penerimaan tenaga kerja oleh tim HRD
dan dilakukan sebanyak 1 kali dalam setahun
Kebersihan secara umum sebagian besar sudah baik karena ada
pemantuan dari pihak perusahaan.
Kebersihan perorangan, terdapat tempat khusus untuk cuci tangan di setiap
tempat produksi. terdapat juga hands rub yang tersebar di berbagai titik di
bagian produksinya
Perusahaan memiliki air berfungsi untuk pengisian WC dan lain-
lain. Air yang fungsional lainnya merupakan hasil olahan dari
sungai sekitar yang diolah oleh bagian WTP.
Tersedia ruang makan namun makanan dan minuman disediakan dengan
cara pegawai yang membeli sendiri atau membawa bekal dari rumah. Pihak
pabrik memberikan uang makan bersamaan dengan gaji bulanan untuk staf
dan gaji per dua minggu untuk pekerja produksi.
Penanganan limbah bekerjasama dengan warga sekitar atau karang
taruna, dan ada tempat / impal untuk bahan cair. Sehingga limbah
tersembut tidak mencemari lingkungan.
Saran
Memberikan pengarahan kepada management agar memberikan sanksi
yang tegas terhadap pegawai yang tidak menggunakan APD dan
memberikan pengarahan kepada pegawai dalam penggunaan Alat
Pelindung Diri sehingga meminimalisir menimbulkan penyakit akibat kerja.
Pekerja di perusahaan tersebut sangat banyak dan dirasa perlu
pengawasan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Sosialisasi dan kontrol mengenai bahaya kerja dan penggunaan
APD juga harus lebih ditingkatkan.
Pengadaan dokter perusahaan sangat disarankan, sehingga pertolongan
pertama bagi pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dapat segera
ditangani
Menambah jumlah pencahayaan diperlukan bagi pekerja
perusahaan dikarenakan kebanyakan ruangan yang ada tidak
mendapatkan sinar matahari yang cukup, sedangkan banyak
kegiaatan yang membutuhkan ketelitian dalam pengerjaaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Modul pelatihan hiperkes dan K.K bagi dokter/dokter perusahaan, Bandung
juli 2019, kementerian ketenagakerjaan RI
Budiono, Sugeng dkk. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Edisi Revisi. 2016.
Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Semarang
Terima Kasih