Anda di halaman 1dari 36

SHARING IMPLEMENTASI

PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA

Rischa Lavinia
APKPI SAFETY SHARING
SESSION BATCH XII
08 DESEMBER 2021
Presentation Agenda
Development Pengelolaan Lingkungan
LATAR BELAKANG Kerja ke Mitra Kerja PT Adaro Indonesia
01 •
04
Kenapa harus mengelola lingkungan • Tahapan atau proses pengelolaan
kerja ? lingkungan Kerja di mitra kerja
• Bahaya lingkungan kerja dari aktifitas
pertambangan & Dasar hukum

Pengenalan IH Sinergi Program IH & OH


02 • Definisi Ilmu Higiene Industri, lingkungan
05
• Sinergi Program IH & OH serta Petugas
kerja Higiene dengan dokter perusahaan
• Definisi K3 Lingkungan Kerja, NAB &
Tempat Kerja

Pengelolaan Lingkungan Kerja Contact Us


03 06
• Strategi & Implementasi Pengelolaan • Contact
Lingkungan Kerja
• Prinsip pengelolaan lingkungan kerja
• Team Higiene Industri

2
LATAR BELAKANGAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA
KENAPA HARUS MENGELOLA LINGKUNGAN
KERJA ?

BAHAYA & RISIKO

HEALTH

SAFETY

ENVIRONMENTAL

PT ADARO INDONESIA
KENAPA HARUS MENGELOLA
LINGKUNGAN KERJA ?
4 PRINSIP PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA :

OUTPUT
Tenaga Kerja di Pertambangan
berisiko terpapar bahaya
Lingkungan Kerja

Pekerja dapat bekerja dengan


aman dan sehat

5
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan PP RI No. Pertambangan Minerba
Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian, 55 thn
dan Pelaporan Sistem Manajemen 2010
Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara.
Standar di Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja
Pedoman Pelaksanaan Industri.
Kaidah Teknik Pertambangan
Yang Baik, Lampiran III A
Poin.3 tentang Lingkungan
Sesuai Kepmen ESDM No. Kerja. DASAR
1806 K/30/MEM/2018
Pengelolaan Lingkungan
Kepmen ESDM
1827K/30/MEM/2
PERATURAN Permenkes RI
Standar Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
No. 48 /2016
Kerja dilaporkan dalam 018 LINGKUNGAN Perkantoran.
Laporan Berkala TW IV
KERJA

Penyakit Akibat Kerja.


Pelaksanaan Kaidah
pertambangan yang baik
dan pengawasan
Pertambangan Minerba
Permenak
er RI No. Keselamatan dan
05/2018 Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja PT ADARO INDONESIA
PENGENALAN (DEFINISI)
INDUSTRIAL HYGIENE /
LINGKUNGAN KERJA
DEFINISI KESEHATAN KERJA
KESEHATAN KERJA

• Upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan yang setinggi-


tingginya bagi karyawan di semua jabatan,
• Pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
karyawan,
• Perlindungan karyawan dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan,
• Penempatan dan pemeliharaan karyawan dalam suatu lingkungan kerja
yang mengadaptasi antara karyawan dengan manusia dan manusia
dengan jabatannya. (Permenkes No. 48/2016)
PT ADARO INDONESIA
DEFINISI (1) HIGIENE INDUSTRI
Ilmu Higiene Industri adalah bagian dari Ilmu Kesehatan Kerja
tentang identifikasi, evaluasi dan cara-cara pengendalian berbagai
risiko kesehatan dalam lingkungan kerja, terutama yang bersifat
bio-kimiawi-fisik

SCOPE KERJA HIGIENIS INDUSTRI

1. Mengenal berbagai stressor dalam lingkungan kerja,


khususnya faktor bio –kimiawi - fisik; ditambah
Ergonomi dan psikososial
2. Melakukan evaluasi berdasarkan pengalaman teknik
pengukuran kuantitatif;
3. Merekomendasikan cara-cara pengendalian

PT ADARO INDONESIA
DEFINISI (2) HIGIENE INDUSTRI

• Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat


Kerja yang di dalamnya mencakup faktor fisika, kimia,
biologi, ergonomi dan psikologi yang keberadaannya
di Tempat Kerja dapat mempengaruhi keselamatan
dan kesehatan Tenaga Kerja. (Permenaker 05/2018)

Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja (K3


Lingkungan Kerja) adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja melalui
pengendalian Lingkungan Kerja dan penerapan
Higiene Sanitasi di tempat Kerja.
(Permenaker 05/2018)

PT ADARO INDONESIA
DEFINISI (3) HIGIENE INDUSTRI

Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan


tetutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana
Tenaga Kerja bekerja atau yang sering dimasuki
Tenaga Kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
• Nilai Ambang Batas (NAB) adalah
bahaya termasuk semua ruangan, lapangan,
standar faktor bahaya di Tempat
halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-
Kerja sebagai kadar/intensitas rata-
bagian atau yang berhubungan dengan Tempat rata tertimbang waktu (time
Kerja tersebut. weighted average-TWA) yang dapat
(Permenaker 05/2018)
diterima Tenaga Kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu
tidak melebihi 8 jam sehari atau 40
jam seminggu.
(Permenaker 05/2018)

PT ADARO INDONESIA
STRATEGI & IMPLEMENTASI
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA DI
PT ADARO INDONESIA
STRATEGI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA
Budget Support & Komitmen Manajemen
• Biaya pelaksanaan Program harus tepat • Support dan komitmen dari top level manajemen
sasaran dan direncanakan dengan tepat sesuai dalam mengelola IH sangat berpengaruh terhadap
RKAB keberhasilan Program
• Pembelian peralatan penunjang pelaksanaan • Kebijakan dari KTT berdasarkan masukan dari
pengukuran lingkungan kerja Industrial Hygienist perusahaan
Development & Improvement Methode
• Selalu melakukan inovasi, improvement, • Metode dituangankan dalam perencanaan dan
evaluasi dari program-program implementasu degan berbagai program kerja IH
sebelumnya. di RKAB & Prosedur Pelaksanaan.
• Pengelolaan Lingkungan Kerja harus dengan
Prinsip AREP
Relation Manpower /Resources
• Kerjasama berbagai Instansi Pemerintahan, • Perlunya sumber daya (Karyawan/pekerja) yang
perusahaan mitra kerja, Institusi Pendidikan kompeten untuk melakukan pengelolaan
dan lembaga lainnya yang terkait. Lingkungan Kerja
• Mitra Kerja ikut berperan menjadi Team IH
• Penunjukkan tenaga teknis Pertambangan
bidang Higiene Industri oleh KTT
TUJUAN YANG INGIN DICAPAI
• Zero PAK dan KAPTK yang diakibatkan paparan Bahaya
Lingkungan Kerja di Perusahaan
13
STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
1. PERENCANAAN PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA TAHUNAN (RKAB).
A. PROGRAM PENGELOLAAN BERDASARKAN AREP
1. Identifikasi Bahaya Lingkungan Kerja (Antisipasi)
2. Rekognisi Bahan & Material kerja dengan Walkthrough
Survey
3. Pengukuran Lingkungan Kerja Tahunan :
a. Faktor Fisika (Kebisingan, Pencahayaan, Getaran,
Iklim Kerja, radiasi)
b. Faktor Kimia (Debu Batubara-Bituminus, Silika,
asbes, PNOS, Welding Fumes, Benzene Toluene A. PROGRAM PENGELOLAAN BERDASARKAN AREP
Xylene, dll)
c. Kualitas dan Kuantitas udara lingkungan kerja (IAQ) 5. Evaluasi pelaksanaan Pengelolaan lingkungan kerja
d. Faktor Biologi (Mikro ; Bakteri, jamur & Makro; vektor (cth : PICA, review titik ukur dll)
penyakit) 6. Laporan Pengelolaan Lingkungan Kerja ke ESDM
e. Faktor Ergonomi yang berisi :
f. Faktor Psikososial - Hasil identifikasi & rekognisi bahaya kesehatan di
g. Kebersihan Lingkungan Kerja tempat kerja
- Hasil Uji/ Pengukuran Lingkungan Kerja
4. Membandingkan hasil pengukuran dengan NAB/ - Membandingkan hasil pengukuran dengan NAB &
Standar sesuai Regulasi dan Penilaian risiko (Health Risk Standar sesuai regulasi
Assessment-HRA) - Penilaian risiko (Health Risk Assessment-HRA)
PT ADARO INDONESIA
5. Rekomendasi Pengendalian Lingkungan Kerja - Pengendalian Bahaya & Risiko berdasarkan HRA
STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA

1. PERENCANAAN PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA TAHUNAN (RKAB).

B. SOSIALISASI & EDUKASI IH


1. Sosialisasi Pengelolaan
Lingkungan Kerja di Internal PT C. PENGELOLAAN ALAT UKUR IH
Adaro Indonesia 1. Pemeriksaan/Inspeksi Alat ukur D. PENGELOLAAN PROSEDUR &
2. Pendampingan IH & Focus Group IH dan tagging ADMINISTRASI IH
Discussion Basic Lingkungan 2. Kalibrasi alat ukur IH
1. Penunjukkan Petugas IH oleh
Lingkungan Kerja oleh internal
3. Perbaikan Alat ukur IH KTT
Higiene industri AI dengan in-class
atau langsung di perusahaan mitra 2. Penyusunan matriks Lingkungan
kerja masing-masing / Training kerja, HRA, Prosedur kerja
(SOP/WIN/TS), buku panduan,
3. Seminar/Webinar Pengelolaan
memorandum KTT dan di review
Lingkungan Kerja
secara berkala
4. Pembuatan media kampanye
3. Evaluasi, Continuous
lingkungan kerja (Blast Email all
Improvement (CI), Self Assessment/
karyawan, brosur, poster, radio dll)
Audit berdasarkan SMKP

PT ADARO INDONESIA
TEAM HIGIENE INDUSTRI & KOMPETENSI
2. MANPOWER UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
Kompetensi Petugas Teknis
Manajemen Pertambangan (Higiene Industri) :
/KTT/PJO
Higiene Industri
Madya (HIMa)
• BNSP HIMU • BNSP
P2K3 atau • AK3 Muda • BNSP • AK3 Muda
Higiene Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja
Safety • AK3 Muda
Industri Muda (Naker) Utama (Naker)
Committee Lingkungan Kerja
Higiene Industri Madya (Naker) Higiene Industri
Muda (HIMu) Utama (HIU)
SINERGI TEAM HIGIENE
INDUSTRI PERUSAHAAN
Penunjukkan Petugas Higiene Industri PT Adaro Indonesia
beserta tugas dan tanggung jawab (35 Petugas IH di 2020) &
di review berkala
Petugas
Para Pekerja Keselamatan
Kerja

Dokter
Kesehatan
Kerja &
Medic

16
PRINSIP PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
3. IMPLEMENTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
1. Antisipasi, dilakukan untuk
• Identifikasi Bahaya menginventarisasi bahaya dan risiko
Lingkungan Kerja yang timbul dari sarana, prasarana,
ANTISIPASI (Fisik, Kimia, Bio, instalasi, dan peralatan tambang
Ergonomi, maupun pengolahan yang akan
psikososial) disediakan, dibangun, dan/atau sebelum
dioperasikan. (Identifikasi bahaya yang
• Pengenalan ada dilingkungan kerja
REKOGNISI bahan/material yang
berbahaya

• Mengukur Paparan 2. Rekognisi, dilakukan untuk mengetahui


Lingkungan kerja bahaya dan risiko yang timbul dari
EVALUASI • Membandingkan dengan lingkungan kerja dengan cara survei
Standar / NAB pendahuluan (walkthrough survey- WTS)
• Menilai Risiko (HRA) yang sebelumnya sudah mengetahui
informasi mengenai Pekerja, peralatan,
dan permesinan, material atau bahan,
PENGENDALIAN • Rekomendasi proses dan cara kerja, hasil di setiap
Pengendalian bahaya & proses, hasil akhir, dan limbah.
risiko lingkungan kerja
PT ADARO INDONESIA
PRINSIP PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
3. IMPLEMENTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
Hasil
Titik/
Pengukuran NAB Keterangan
Lokasi
• Identifikasi Bahaya (lux)
Lingkungan Kerja Kurang dari Nilai Ambang Batas
Nurse
ANTISIPASI (Fisik, Kimia, Bio, Station
149 300 dikarenakan lampu yang tersedia
Ergonomi, ditutupi oleh gypsum
psikososial) 3. Evaluasi, mencakup kegiatan pengukuran dengan cara
mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis sampel zat, bahan atau
faktor yang berbahaya di lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
• Pengenalan bahan/ dan standar yang berlaku. Melakukan penilaian dengan
REKOGNISI material yang berbahaya membandingan hasil dengan NAB atau standar serta menganalisis
efek pemaparan thdp kondisi kesehatan pekerja

• Mengukur Paparan
4. Pengendalian Lingkungan Kerja didasarkan pada
Lingkungan kerja
hasil evaluasi kondisi lingkungan kerja dalam rangka
EVALUASI • Membandingkan menghilangkan atau mengurangi paparan terhadap
dengan Standar NAB zat, bahan, faktor lingkungan kerja yang berbahaya
• Menilai Risiko (HRA) di lingkungan kerja. Dilakukan sesuai Hierarki
pengendalian

PENGENDALIAN • Rekomendasi
Pengendalian bahaya &
risiko lingkungan kerja

18
LAPORAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
3. IMPLEMENTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
Lokasi pengukuran dan
Pemantauan Lingkungan
kerja dilakukan di PT
Adaro Indonesia, sesuai
dengan titik-titik
pemantauan dan
pengukuran yang sudah di
tetapkan di PT Adaro
Indonesia sesuai Similar
Exposure Group (SEG).

Perusahaan menyusun Health


Risk Assessment (HRA)
berdasarkan hasil uji dan
evaluasi pengendalian, HRA
dapat digunakan sebagai data
pendukung penempatan
pekerja berdasarkan risiko
kesehatannya serta analisa
pekerja yang memiliki risiko
tinggi.

19
PELAPORAN PENGELOLAAN IH – RKAB di Adago
– Aplikasi Berbasis Data

PT ADARO INDONESIA
PEMERIKSAAN & KALIBRASI ALAT IH

3. IMPLEMENTASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA

Pemeriksaan Alat Ukur Personal Noise Dosimeter Quest Temp Lux Meter

Alat pengukuran kebisingan Alat pengukuran iklim kerja pada Alat ukur pencahayaan di area
personal lingkungan kerja kerja

21
INSPEKSI & KALIBRASI ALAT IH

Sound Level Meter Quest EVM Vibration Meter Personal Aerosol Monitor

Alat Pengukur Kebisingan Alat ukur Debu PM 2,5 Alat ukur getaran seluruh tubuh Alat untuk mengukur konsentrasi
Lingkungan Kerja dan getaran lengan tubuh aerosol secara real time
& PM 10

3. IMPLEMENTASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA

22
STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
4. EVALUASI PENGELOLAAN IH
A. Self Assessment/ Audit berdasarkan SMKP

B. CI & KETERCAPAIAN PROGRAM /KPI


DASHBOARD
Department HSE Development Month
Kategory
No KPI Target Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Laporan Pengelolaan Lingkungan Kerja 100 % terlaksana
15 Monthly Aktual 100% #DIV/0! 100% #DIV/0! #DIV/0! 0% 0% 0% 0% #DIV/0! #DIV/0! 0%
dengan prinsip AREP kegiatan
Sosialisasi/ Edukasi Pengelolaan 100 % terlaksana
16 Monthly Aktual #DIV/0! 100% 100% #DIV/0! #DIV/0! 0% 0% #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Lingkungan Kerja kegiatan
100 % terlaksana
17 Pengelolaan Alat Ukur Lingkungan Kerja Monthly Aktual 100% 100% 100% 100% 100% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
kegiatan
100 % dilakukan
18 Pengelolaan Prosedur Lingkungan Kerja Monthly Aktual #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0% 0% 0%
pengkinian
23
STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
4. EVALUASI PENGELOLAAN IH
C. EVALUASI PENGELOLAAN IH PERTAHUN TITIK PENGUKURAN KEBISINGAN SEG I
110
Evaluasi hasil pengukuran debu batubara jenis bituminous
(personal) : 90
74.40 85 85 85 85 74.80 85
1. Hasil pengukuran ada kenaikan karena ada perbedaan 70 64.70 63.50 64.70
60.40 60.40
56.10 54.30
lokasi pengukuran (2019 di area fabrikasi, di 2020 di 50
50.40

lapangan berdekatan dengan jalur conveyor dan stockpile).


30
2. Terjadi penurunan tingkat paparan bahaya dan risiko Debu
Batubara bituminous karena efektifitas pengendalian yang 10

telah dilakukan. -10 Workshop Workshop Workshop Ruang COMO Fuel Station Kelanis
3. Tambahan titik pengukuran yang belum dilakukan ditahun Maintenance Maintenance Office Fabrication Maintenance
(Bagian Dalam) Kelanis (Bagian
sebelumnya. Luar)

TITIK PENGUKURAN DEBU BATUBARA BITUMINOUS HASIL 2019 HASIL 2020 NAB

PERSONAL
1.00
0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
0.80 0.75 0.71
0.65
Evaluasi efektifitas program
0.83
0.60 pengendalian kebisingan :
0.40 0.34 Terjadi penurunan tingkat
0.20 0.05 0.29 paparan bahaya dan risiko
0.13 0.00 0.00 0 0.16 0 0.11
0.00 kebisingan di SEG I di
Welder - WS Rusni (Operator GA Officer Nur Syaikhuddin Syaiful Abdillah M. Lutfi - 24 M Ilhami - 38
Fabrikasi Hopper I) Herlina (2019) (Plant Operator (Sampler - ATQ Tahun NIK Tahun NIK beberapa titik ukur
Sigit S. (2019) Akhmad Lutfi - Secondary CLS Kelanis) 20110010 (QA 12080005 (Opt.
A'an (2020) (2020) Crusher Hopper QC Inspection Plant Post
3) SPV) Charlie 3)
HASIL 2019 HASIL 2020 NAB 24
STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
5. TINDAK LANJUT DARI PENGELOLAAN LINGKER

25
Development Pengelolaan
Lingkungan Kerja ke Mitra
Kerja PT Adaro Indonesia
DEVELOPMENT PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA KEPADA MITRA KERJA

1. Menyusun draft memorandum, 2. Sosialisasi Memorandum 3. Pembuatan standar dan matriks NAB area
persiapan data yang akan saat FGD IHOH dan FGD basic adaro sesuai regulasi
dilampirkan, hingga proses lingkungan kerja
approval ke KTT.

4. Sosisalisasi rencana anggaran biaya di RKAB mitra


kerja saat FGD

PT ADARO INDONESIA
DEVELOPMENT PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA KEPADA MITRA KERJA

5. EDUKASI PENGELOLAAN IH
1. Training/Sosialisasi/Refresh
Pengelolaan Lingkungan Kerja di
Internal PT Adaro Indonesia
2. Pendampingan IH & Focus Group
Discussion Basic Lingkungan
Lingkungan Kerja oleh internal
Higiene industri AI dengan in-class
atau langsung di perusahaan mitra
kerja masing-masing
3. Seminar/Webinar Pengelolaan
Lingkungan Kerja

PT ADARO INDONESIA
DEVELOPMENT PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA KEPADA MITRA KERJA

6. Menyusun dan review 7. Team IH membuat format atau kerangka


Prosedur Kerja acuan laporan serta cth dalam file Excel
dan word yang dapat digunakan mitra
kerja serta disosialisasikan

PT ADARO INDONESIA
PENINGKATAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA DI MITRA KERJA ADARO

LAPORAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA


MITRA KERJA PETUGAS HIGIENE INDUSTRI ADARO INDONESIA
& MITRA KERJA
Perusahaan Mitra Kerja 153
Perusahaan Mitra Kerja 153
2021 65
2021 35
2020 62
2020 33
2019 27
2019 13
2018 8
2018 4
2017 9
2017 4
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
2017 2018 2019 2020 2021 Perusahaan Mitra Kerja

PT ADARO INDONESIA
SINERGI PENGELOLAAN
KESEHATAN KERJA
&
LINGKUNGAN KERJA
PT ADARO INDONESIA
Peran Higiene Industri & Dokter Perusahaan
AKTIFITAS/
NO BAHAYA LINGKUNGAN KERJA RISIKO DAMPAK KESEHATAN
PEKERJAAN
- Peningkatan denyut jantung
Terpapar getaran - Kelelahan otot hingga Musculoskeletal disorders (MSD) Operator Alat-alat Berat
Getaran (Whole Body Vibration)
seluruh tubuh - Masalah tidur, pusing (A2B), Driver LV
- Nyeri punggung, low back pain (LBP)

Lingkungan Kerja Kesehatan Kerja


Kepmen ESDM 1827/2018 & Kepdirjen 185K/2019 menyatakan perlu adanya identifikasi &
pengelolaan pekerja berisiko tinggi, oleh karena itu kita bisa mengambil contoh sinergi pengelolaan
IH & OH dalam hazard getaran sebagai berikut :
ANTISIPASI •Identifikasi di SEG yg ada Bahaya Getaran
Seluruh Tubuh (WBV) dari aktifitas Bulldozer 1. Apakah ada data Kunjungan pekerja ke Klinik/FAP dengan
bisa di Stockpile atau di pit.
keluhan Musculoskeletal Disorder (MSD) ?
•Walktrough Survey untuk mengetahui lokasi 2. Jika ada apakah pekerja tersebut bekerja pada aktifitas yang
penggunaan bulldozer,Jenis Bulldozer, Umur Unit,
REKOGNISI
Lama Operasi unit bulldozer, Data Operator Buldozer mempunyai hazard yang menyebaban MSD? Pada aktifitas apa?
dll
•Memilih sampel unit Bulldozer berdasarkan data 3. Data/hasil MCU operator bulldozer apakah ada keluhan
rekognisi
•Mengukur Getaran dari sampel Bulldozer Musculoskeletal Disorder (MSD)?
EVALUASI •Hasil di analisa (Hal2 yang mempengaruhi nilai
/hasil) 4. Jika ada maka langkah-langkah selanjutnya yaitu WTS ke
•Membandingkan dengan Standar NAB karyawan dan lingkungan kerjanya, termasuk apakah pekerja
Permenaker 05
•Menilai Risiko /HRA bekerja sesuai prosedur
PENGENDALIAN 5. Penanganan Lebih Lanjut dan analisa mendalam
•Rekomendasi Pengendalian bahaya & risiko Getaran
seluruh tubuh (Kampanye/awareness/Maintenance
unit, Mtc jalan, dll) 6. Jika diperlukan diproses untuk dugaan PAK
32
CONTOH 1-WBV
Lingkungan Kerja
• Proses Evaluasi : Hasil di analisa (Hal-hal yang mempengaruhi nilai /hasil pengukuran
getaran)

Yang Mempengaruhi Nilai Getaran Seluruh Tubuh (WBV) pekerja dengan


unit bulldozer :
1. Jalan yang kasar dan kondisi permukaan kerja yang buruk.
2. Aktifitas unit-unit alat berat seperti ripping dan pushing/ dozing
(mendorong) material pada bulldozer.
3. Getaran mesin pada putaran rendah (seperti pada saat menggunakan gigi
rendah atau saat berjalan menanjak).
4. Keahlian / Pengetahuan Operator Bulldozer
5. Maintenance terjadwal unit Bulldozer
6. Maintenance Jalan

33
KESIMPULAN PENGELOLAAN IH
KESIMPULAN KP / K3 merupakan sinergi antara program Keselamatan Kerja dengan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja.

Pengelolaan Lingkungan Kerja harus dilakukan sesuai dengan Peraturan


Perundangan yang berlaku dan sesuai dengan Prinsip Lingkungan Kerja (AREP)

Implementasi Pengelolaan Lingkungan Kerja diperusahaan dijalankan dengan


PDCA.

Pengelolaan Lingkungan kerja harus di support berbagai pihak dari


manajemen hingga pekerja, untuk IUJP perlu fasilitator dari IUPnya.

Pengelolaan Lingkungan Kerja cukup efektif dalam upaya perusahaan tambang


menurunkan tingkat risiko dari paparan bahaya yang ada di tempat kerja

Pengelolaan Lingkungan Kerja yang baik dapat menunjang peningkatan


pemenuhan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) Sub
Elemen 4.2
34
CONTACT

• Get in touch!
• IHOH Section, HSE Development PT Adaro Indonesia
• Road Hauling Km. 73 Mining Office PT Adaro Indonesia
• Tanjung, Tabalong – Kalimantan Selatan

• Rischa.Lavinia@adaro.com

• Rischalavinia@gmail.com

PT ADARO INDONESIA
Thank You

Anda mungkin juga menyukai