PERUSAHAAN
Sudah ada 1
Kelembagaan P2K3
ALUR PRODUKSI
Pressing (dengan
Footring Handguard
beban 200 dan 250 Flaneling
ton) Welding Welding
Shotblasting Cyrcumferencial
Hydrostatic Test Neckring
/Cat Welding
Preventif: • Tidak terdapat data kondisi Ada • Peraturan menteri tenaga kerja dan • Perusahaan bekerja sama dengan
• Pemeriksaan kesehatan kerja kesehatan pasien saat transmigrasi no. Per.02/men/1980 klinik untuk melakukan
bagi para pekerja masuk kerja dan hasil tentang pemeriksaan kesehatan tenaga pemeriksaan kesehatan bagi para
Program kesehatan • Tersedia dokter perusahaan pemeriksaan berkala yang kerja dalam penyelenggaraan pekerja
• APD kurang memadai telah di lakukn. Oleh karena keselamatan kerja. • Penjadwalan untuk pemeriksaan
• Lingkungan kerja yang bahaya itu tidak dapat melihat • Keputusan Direktur Jendral Pembinaan kesehatan berkala
kondisi kesehatan pekerja Pengawasan Ketenagakerjaan • Penyediaan APD serta SOP
secara berkala serta risiko No.Kep.22/DJPPK/V/2008 penggunaan APD bagi para
yang akan di terjadi dari • Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan karyawan
penempatan para Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 • Mengidentifikasi serta
pekerjanya Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga mengendalikan bahaya serta resiko
• Dapat terjadi kecelakaan Kerja di lingkungan kerja
kerja akibat APD yang tidak
memadai
Unit kerja Hasil pengamatan Dampak yang dapat terjadi Upaya perusahaan Standar/PP Pemecahan masalah
Kuratif : • Bila tidak ada fasilitas Ada Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Perusahaan menyediakan klinik serta
• Belum terdapat klinik kesehatan kerja maka apabila Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 tersedianya paramedic atau dokter
perusahaan terjadi kecelakaan kerja akan Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja perusahaan.
• Dokter perusahaan melakukan terjadi keterlambatan
skrining penyakit akibat kerja penanganan
(PAK) dan penatalaksanaan • Terjadinya PAK
segera PAK dan kecelakaan
kerja
Rehabilitatif : Pekerja yang mengalami Belum ada • Peraturan pemerintah No.43 tahun Perusahaan menyediakan program
Menyediakan program rehabilitasi kecelakaan kerja atau penyakit 1998 tentang upaya peningkatan rehabilitasi bagi para pekerja yang
untuk para pekerja yang akibat kerja tidak dapat kembali kesejahteraan sosial penyandang cacat. mengalami kecelakaan kerja atau
Program kesehatan mengalami kecelakaan kerja atau bekerja secara optimal penyakit akibat kerja.
• Keputusan Direktur Jendral Pembinaan
penyakit akibat kerja. Pengawasan Ketenagakerjaan
No.Kep.22/DJPPK/V2008
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi No: PER.03/Men/1982
Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja
Pencegahan HIV, AIDS, dan Narkoba
Hasil Pengamatan Dampak yang dapat terjadi
• Tidak dilakukan skrining HIV dan • Pekerja perusahaan dapat merupakan pelaku
penggunaan NAPZA baik diawal penerimaan penyalahgunaan Narkoba dan
pegawai maupun secara berkala, sebagai
bentuk pemeriksaan standar pada pegawai membahayakan kesehatan pribadi, dan
yang bekerja. kinerja kerja pribadi.
• Tidak ada ketentuan maupun upaya khusus • Peredaran Narkoba di lingkungan kerja
yang diperlukan sebagai bentuk pencegahan dapat membahayakan kepercayaan
penyebaran dan penanggulangan HIV/AIDS konsumen, hasil produksi dan eksistensi
serta penggunaan NAPZA pada pegawai perusahaan.
perusahaan.
• Menurunnya kesehatan dan kinerja pekerja
• Terdapat resiko hazard psikososial yaitu beban yang terinfeksi HIV/AIDS memberi dampak
kerja yang dapat menjurus pada penggunaan
NAPZA terhadap produksi perusahaan.
• Penyebaran HIV/AIDS di tempat kerja besar
kemungkinan bisa terjadi.
Pencegahan HIV, AIDS, dan Narkoba
Standar Hukum
• Kepmenakertrans No. 68 Tahun 2004
• Permenakertrans No. PER11/MEN/VI/2005
Pemecahan Masalah
• Melakukan skrining HIV/AIDS dan Narkoba terhadap pekerja perusahaan baik sebagai persyaratan
kerja maupun dalam pemeriksaan kesehatan berkala dalam upaya penaggulangan HIV/AIDS dan
Narkoba yang dapat mempengaruhi ruang lingkup perusahaan.
• Membuat beberapa ketentuan khusus terkait pencegahan HIV/AIDS dan Narkoba, serta sanksi tegas
terhadap pekerja yang didapatkan menderita HIV/AIDS, terutama merupakan penyalahgunaan Narkoba.
• Penyuluhan berkala tentang dampak HIV/AIDS dan Narkoba.
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
Permenakertrans No.2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Kerja
• Hydrostatic test Berdiri • Bak air terlalu rendah • MSD • Pengadaan alat kerja yang
Pencahayaan tanpak • Astenopia sesuai dengan
kurang • DKA • Prinsip-prinsip ergonomi
• APD tidak lengkap • Kecelakaan • Edukasi pekerja tentang
kerja ergonomi
• Mengatur jam kerja
• Pasang valve Berdiri • Gerakan berulang dan • MSD. • Pengadaan alat kerja yang
memutar badan • Kecelakaan sesuai dengan
• Jangkauan tabung jauh kerja • Prinsip-prinsip ergonomi
• Pecahayaan yang • Edukasi pekerja tentang
kurang ergonomi
• Mengatur jam kerja
Beberapa komponen
Sikap Dampak yang
Tahapan kerja kerja yang diamati saat dapat terjadi Saran
bekerja
• Leak test Duduk • Gerakan berulang dan • MSD • Pengadaan alat kerja yang
memutar badan • DKA sesuai dengan
• APD tidak lengkap • Kecelakaan • Prinsip-prinsip ergonomi
kerja • Edukasi pekerja tentang
ergonomi
• Mengatur jam kerja
RUL
Arm Arm
Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist
1 2 1 2 1 2 1 2
■
A
Step 1
1
1
3
1
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
4
3
4
– Dari pengamatan kami upper arm pekerja berada 1 2 2 2 3 3 3 4 4
pada posisi 20-40o sehingga mendapat nilai +2 2
2 2 2 2 3 3 3 4 4
■ Step 2 3 2 3 3 3 3 4 4 5
■ Step 3 3 2 3 3 4 4 4 5 5
1 3 4 4 4 4 4 5 5
– untuk mencukur pekerja harus memmbungkuk dengan 4
posisi wrist 15◦, posisi ini bernilai +3 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
■ Step 4
1 5 5 5 5 5 6 6 6
– Posisi wrist twist bengkok, sehingga bernilai +2 5
2 5 6 6 6 6 7 7 7
■ Step 5 3 6 6 6 7 7 7 7 8
3 9 9 9 9 9 9 9 9
■ Step 6
– Dalam pekerjaannya pegawai memerlukan sedikit kerja otot, karena
memegang elpiji seberat 3kg ini dilakukan dengan gerakan lebih dari 4x
dalam 1 menit, maka step ini bernilai +1.
■ Step 7
Trunk Postur Score
– Pegawai tidak mengangkat beban yang berat, lebih dari 4.4lbs namun
kurang dari 22 lbs sehingga mendapat nilai +2 1 2 3 4 5 6
■ Step 8 Legs Legs Legs Legs Legs Legs
Neck
– Dengan menambahkan nilai pada step 6 dan step 7 pada nilai di step 5,
didapat wrist and arm score sebesar 6. (ROW C) 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
■ Step 9 1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
– Posisi pencukuran lebih tinggi dari meja, sehingga pekerja harus
menunduk dengan posisi neck saat pegawai ingin mencukur topi berada 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
pada 20◦, maka nilai di step ini +3 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
■ Step 10 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
– Posisi trunk pegawai berada pada 40◦, karena saat pegawai harus
menunduk sangat rendah. Maka nilai di step ini +3 dan side bending +1,
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
maka +4 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
■ Step 11
– Pegawai bekerja dalam posisi duduk tanpa topangan apapun. Step ini
bernilai +2
■ Step 12
– Dengan mengevaluasi hasil dari step 9-11 pada Table B nilai 6
■ Step 13
`
– Dalam pekerjaannya pegawai memerlukan
4x pengulangan postur per menit. 10 menit,
v
maka step ini bernilai +1
■ Step 14
– Pegawai mengangkat gas elpiji seberat lebih
dari 4.4lbs kurang dari 22 lbs secara
berulang . Maka nilai di step ini +2
■ Step 15
– Dengan menambahkan nilai pada step 12
-14 , didapat neck, trunk, and leg score
sebesar 9
Hasil akhir: Score yang didapat untuk system ini adalah 7 dimana sistem ini beresiko
tinggi serta perlu dilakukan tindakan sekarang juga
■ Step1
REBA
– Dari pengamatan yang kami lakukan, pegawai
melakukan seluruh kegiatan kerjanya dengan
posisi leher 20◦, saat itu juga posisi leher juga
bergerak ke arah kanan ataupun kiri, maka
step ini kami beri nilai +2
■ Step 2
– Pegawai berada pada posisi sedikit
membungkuk. Maka untuk kegiatan ini kami
beri nilai +2
■ Step 3
– Posisi kaki berada pada 90◦, maka step ini kami
berinilai +1
■ Step 4
– Dengan mengevaluasi hasil dari step 1-3, maka
nilai yang didapatkan pada step ini adalah 3
■ Step 5
– Beban yang diangkat saat mencukur topi tidak
berat, sekitar <5kg. maka nilai di step ini sebesar 0
■ Step 6
– Jumlah nilai di step 4 dan 5 sebesar 3 (SKOR A) .
Nilai disimpan untuk kemudian dievaluasi di tabel
C.
■ Step 7
– Pekerja mengangkat beban dengan posisi upper
arm membentuk sudut 20o-45o sehingga nilai untuk
step ini +2.
■ Step 8
– Pekerja mengangkat beban dengan posisi lower
arm membentuk sudut 60o-
100 o , maka nilai di step ini sebesar +1.
■ Step 9
– Posisi pergelangan tangan pekerja berada pada
posisi 15◦+, maka nilai pada step ini sebesar +2.
■ Step 10
– Dengan menggunakan Tabel B dari hasil score
pada step 7-9 maka nilainya adalah 2 (SKOR B).
■ Step 11
– Pekerja memegang
beban baik, maka
nilai untuk step ini
adalah +0
■ Step 12
– Jumlah score untuk
step 10 dan 11 adalah
2. Maka nilai untuk
analisis lengan dan
pergelangan adalah
3. Dengan
membandingkan
dengan score A,
didapat nilai dari tabel
C sebesar 4.
■ Step 13
– Pekerja melakukan melakukan gerakan yang sama lebih dari 4x/menit, dan mengubah
postur tubuh, maka nilai aktivitas yang diperoleh adalah +1.
■ Hasil akhir : 4+1= 5 maka termasuk sebagai kategori sedang dan perlu adanya tindakan.
i baik
Luka bakar
NIHL Dehidrasi
ringan
Corpus alienum
Low Back Pain Myalgia
pada mata
Vena Varicose /
Dermatitis
Chronic Venous Tendinitis
Kontak Iritan
Insufisiency
CTS
Bising • Noise Induced Hearing Loss (NIHL)
• Dislipin dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), baik Face Shield, Masker, Sarung tangan, Kacamata antiradiasi,
Pelindung kepala
• Menjalankan tugas dengan prinsip ergonomi
• Rutin mengadakan Medical Check Up
Pemecahan • Rutin melakukan pemeriksaan terhadap lingkungan kerja dan alat produksi untuk minimalisir faktor bahaya
• Sosialisasi rutin tentang keselamatan dan kesehatan kerja kepada karyawan
masalah untuk
mengurangi PAK
PERSONIL KESEHATAN
HASIL DAMPAK YANG UPAYA PEMECAHAN
DASAR HUKUM
PENGAMATAN TERJADI PERUSAHAAN MASALAH
• Terdapat unit • Jika • Perusahaan
• Peraturan Menteri • Perusahaan sudah
pelayanan dibutuhkan dalam
kesehatan di pelayanan pengadaan Tenaga Kerja no. memiliki unit
perusahaan kesehatan → pelayanan Per 03/Men/1982 pelayanan
(berupa penanganan maupun tentang Pelayan kesehatan
kerjasama cepat tenaga
dengan klinik dilakukan kesehatan
Kesehatan Kerja diperusahaan,
Widya Bhakti) sudah • Peraturan Menteri sehingga
memadai, Tenaga Kerja no. diharapkan dapat
sehingga Per 02/Men/1992 memberikan
dapat
meningkatkan tentang tata cara pelayanan kepada
pelayanan penunjukan ahli para pekerja.
kesehatan kesehatan dan
para pekerja keselamatan kerja
Sumber : Permenaker 02/1992
Sumber : Permenaker 02/1992
Sumber : Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. Per 03/Men/1982
Kesimpulan dan Saran