Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
1 Pendahuluan
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Probiotics
• “live microorganisms that, when administered in adequate amounts,
confer a health benefit on the host” (FAO/WHO, 2002; Hill et al.,
2014). Hill et al., (2014) stipulated that probiotics must have “defined
contents, appropriate viable count at end of shelf life and suitable
evidence for health benefits,” and further stated that all probiotics
must be “safe for their intended use.”
• Referensi:
• The International Scientific Association for Probiotics and Prebiotics consensus statement on the scope and
appropriate use of the term probiotic (Hill et al., 2014)
• Guidelines for the Evaluation of Probiotics in Food, Report of a Joint FAO/WHO Working Group on Drafting
Guidelines for the Evaluation of Probiotics in Food (2002)
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Probiotic Products Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Industri
Konsumen/Pasar
Feasibility study - ✓- Karakteristik Utama
menguntungkan
✓ Human Trial –
✓ Health Benefits
✓
✓
✓
✓
Mikroorganisme ✓
tetap hidup, ✓
berkolonisasi di
usus dan
membawa manfaat
kesehatan
ISAPP, 2021 Makanan Fermentasi Probiotik
Fermented Food Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Makanan Fermentasi Probiotik, adalah makanan fermentasi yang mengandung mikroorganisme yang terbukti sebagai strain
probiotik, memiliki karakter genotipik jelas, dan berada dalam kondisi hidup dengan jumlah cukup pada produk fermentasi
sampai dengan masa kadaluwarwa
Endang S Rahayu
11. Fungsi protektif – 2 3 Universitas Gadjah Mada
3. Fungsi enzimatis dan
pencegahan pertumbuhan 2. Fungsi sistem imun
metabolit
patogen
• Kolonisasi probiotik • Menstimulasi • Memfermentasi
• Kompetisi nutrisi sistem imun sisa-sisa makanan
• Kompetisi lokasi
adhesi (penempelan
• Menginduksi
sekresi IgA
(khususnya
karbohidrat) yang
Mekanisme probiotik dalam
pada sel epitel)
• Memproduksi zat
• Meningkatkan
aktivitas
tidak tercerna
termasuk laktosa kesehatan tubuh
antimikrobia oleh makrofag untuk yang lactose
probiotik (asam (fagositosis) intolerance
organik, hidrogen • Memodulasi • Memproduksi SCFA 2
peroksida, sitokin (asam asetat,
bakteriosin) yang • Menginduksi butirat, propionat)
dapat menghambat hiporesponsivene • Mensintesa
patogen ss terhadap vitamin (asam
• Kemampuan antigen makanan folat)
menurunkan pH • Menginaktivasi 1 3
(produksi asam lemak (mengikat) toksin
rantai pendek/SCFA • Memetabolisme
dan asam laktat) – kolesterol
menghambat • Mengontrol
patogen penyerapan ion
• Menstimulasi • Membersihkan
produksi musin epitel radikal super
• Meningkatkan fungsi oksida
barrier (pertahanan)
intestin •Endand S Rahayu
Endang S. Rahayu dan Tyas Utami 2019
Produksi Probiotik, KULTUR PROBIOTIK
Parabiotik dan Postbiotik Kultur Starter
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Fermentasi Separasi/Sentrifugasi
Separasi *Metabolit Separasi *Biomassa
108 CFU/g (ml) (asam organik
Biomassa
Biomassa /SCFA,
Bakteriosin, *Metabolit
PROTEKSI/COATING H2O2 (cell-free Lisis
(mikro enkapsulasi) Tyndalisasi supernatant)
Pengeringan
(freeze/spray) Pengeringan Filtrasi
1012 CFU/g (freeze/spray) (Sterilisasi)
Probiotik powder
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Gut Microbiota – Superorganism:
Interaksi sel manusia dan gut microbiota – symbiosis saling menguntungkan – Endang S Rahayu
kondisi normobiosis – menguntungkan bagi kesehatan tubuh Universitas Gadjah Mada
• Gut Microbiota
• Komunitas yang kompleks dan
dinamis
• Spesifik untuk masing-masing
individu (lingkungan, pola makan,
pola hidup dan faktor genetik)
• Jumlah > 1000 spesies (3000 – 4000)
• Jumlah 10 kali dari sel manusia (1014
sel) Gut Microbiota
• 1012 mikroorg/g content, total 1015
• Gen mikroorganisme 10 – 100 kali
gen manusia
• Beratnya mencapai 1,5 kg
• 60% berat feses adalah
mikroorganisme Blandino G, et al. Impact of gut microbiota on diabetes mellitus. Diabetes
Metab (2016), http://dx.doi.org/10.1016/j.diabet.2016.04.004
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Pada T2D, Bacteroides dan Ruminococcaceae secara bersamaan meningkat berkolerasi diet tinggi karbohidrat.
Obesitas berkolerasi dengan tinggi fat serta Romboustia. Terjadi DYSBIOSIS
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Dysbiosis
Diet memiliki peran penting di dalam perkembangan gut microbiota
*Tinggi serat – mendukung gut microbiota yang seimbang (warna biru)
Bacteroidetes lebih tinggi (catatan: Indonesia Prevotella enterotype didukung
oleh diet karbohidrat nabati)
Diversity in gut bacterial community of school-age children in Asia
https://www.nature.com/articles/srep08397
Gut microbiota profile in healthy Indonesians
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6441913/
Akkermansia muciniphila dan Bifidobacterium sebagai bakteri baik meningkat
SCFA meningkat – inkretin meningkat - usus sehat
Inkretin adalah hormone yang menjadi stimulator sekresi hormone insulin
2016
• Faktor yang berpengaruh pada
DYSBIOSIS (merah), al:
konsumsi protein yang
berlebihan, lemak jenuh,
kenaikan pH lambung, dll
Dampaknya, al: produksi SCFA
menurun, terjadi inflamasi dll.
• Konsumsi PROBIOTIKdan SERAT
dapat menuju ke
KESEIMBANGAN GUT
MICROBIOTA dan mendukung
tubuh yang sehat (warna biru-
hijau muda)
• Paper ini juga menekankan
peran gut microbiota untuk
mendukung kesehatan tubuh
dan perlu disosialisasikan juga
ke masyarakat
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
3
Manfaat Probiotik untuk Diabetes
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
A DISBIOSIS dan Peran Probiotik
B
A
DISBIOSIS -> Clostridium dan Bacteroides
meningkat -> permeabilitas usus meningkat -
> memicu peningkatan jumlah LPS ->
menyebabkan respon inflammatory,
kematian sel (apoptosis) dan hiperglikemik -
> DIABETES
B Pemberian probiotik - Peningkatan Bifidobacterium dan Lactobacillus -> Memberikan Efek Positif
2018
Penelitian intervensi powder probiotik dan makanan probiotik pada
manusia, menggunakan strain spesifik (Tabel 1).
Beberapa hasil penting:
Pada umumnya memberikan efek positif dan tidak memberikan
efek negatif
Ivey dkk., intervensi kapsul berisi L. acidophilus La5 dan B. animalis
subsp. lactis Bb12, selama 6 minggu oleh subjek yang kelebihan
berat badan – tidak berpengaruh pada parameter glikemik.
Intervensi L. reuteri SD5865, selama 4 minggu; terdapat
peningkatan GLP-1 dan sekresi insulin, namun tanpa perubahan
sensitivitas insulin.
Intervensi Lactobacillus reuteri DSM 17938 selama 12 minggu pada
pasien dengan T2D pada terapi insulin: terjadi peningkatan
sensitivitas insulin dalam subkelompok tetapi tidak mempengaruhi
kontrol glikemik keseluruhan yang diukur dengan HbA1c.
Probiotik dapat memiliki efek menguntungkan pada kontrol
glikemik pasien T2D, tetapi efek pada HbA1c, manfaat anti-
inflamasi dan anti-oksidatif tidak konsisten.
Masih perlu dilakukan data yang lebih banyak
2020
www.nature.com/scientificreports/
Scientific Report (2020) 10:11787
https://doi.org/10.1038/s41598-020-68440-1 1
• 24 Studies
• Menunjukan hasil positif pada penurunan fasting
plasma glucose (FPG)
• Konsumsi probiotik lebih lama (12 weeks) –
penurunan fasting glucose nya lebih nyata
www.nature.com/scientificreports
Scientific Reports, 2017, 7: 12115; DOI:10.1038/s41598-017-12535-9
Bakteri yang ditemukan dalam darah: Clostridium cocoides group, C. leptum subgroup, Atopobium cluster, Bacteroides fragilis
group, Prevotella, Streptococcus.
Review Article
Efficacy of probiotic supplement for gestational diabetes mellitus: a systematic review
and meta-analysis. Jiajia Pan et al., 2019. The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal
Medicine 32
• 15 selected studies
• The meta‐analysis showed that supplementation lowers serum glucose, insulin levels, and
HOMA‐IR index, but only in pregnant women with GDM.
• Moreover, both probiotics and synbiotics lower serum insulin level and HOMA‐IR index, but the
glucose lowering effect is specific only to probiotics and not synbiotics.
• Conclusions - Probiotic supplementation may improve glucose metabolism in pregnant women
with GDM. There is a need for more RCT studies with larger groups to better estimate this effect.
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Probiotik Lokal Dad-13
Terima kasih
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Zepeda‐Herna ́ndez et al., 2021. Review
Probiotics, prebiotics, and synbiotics added to
dairy products: Uses and applications to manage
type 2 diabetes. Food Research International 142
(2021) 110208
Gambar 2. Mekanisme peran probiotik dan prebiotik untuk
mengatasi Diabetes Tipe 2. A) Kondisi dysbiosis usus, terjadi
peningkatan populasi Clostridium dan Bacteroides (Gram
negative) , LPS meningkat (menyebabkan endotoksemia),
permiabilitas usus meningkat, terjadi inflamasi. Oksidatif stress
meningkat, apoptosis sel pankreas, dan terjadi hiperglikemia
yang dapat menyebabkan diabetes.
B) Intervensi probiotik dapat meningkatkan populasi
Bifidobacterium dan Lactobacillus. (i) mengurangi stres
oksidatif, (ii) menghambat pro‐inflamasi sitokin, (iii)
meningkatkan produksi SCFA, (iv) memberikan kontrol
glikemik, (v) memodulasi (menurunkan) permeabilitas saluran
usus, dan (vi) menghasilkan peptida bioaktif.
Peningkatan SCFA menurunkan pro‐inflamasi, sitokin, stres
oksidatif, dan merangsang molekul untuk mendukung kontrol
glikemik.
Peptida bioaktif menghambat aktivitas alfa glukosidase dan
alfa amilase yang dapat mengontrol glikemik
Target : mengkontrol hiperglikemia dengan membatasi absorbsi glukosa dalam usus
dengan menambahkan mikroorganisme pemecah KH (glukosa) secara anaerobic
menghasilkan piruvat, asam laktat, asetat yang selanjutnya disirkulasikan oleh darah
Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Diabetes - Intervensi menggunakan Probiotik
Using probiotics for type 2 diabetes
mellitus intervention: Advances,
questions, and potential.
Zhongke Sun et al., Critical Reviews In
Food Science And Nutrition
https://doi.org/10.1080/10408398.2018.1547268