2
POKOK BAHASAN
1 PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
2 NILAI DAN MINDSET
3 PENGERTIAN KECELAKAAN KERJA
4 MACAM-MACAM APD DAN KEGUNAANNYA
5 5S/KONSEP PENATAAN LINGKUNGAN KERJA
6 BANTUAN HIDUP DASAR & PELAPORAN EMERGENCY
3
TUJUAN PELATIHAN
Menyampaikan filosofi dasar tentang penerapan K3 di PT Berau
Coal
Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang;
• Peraturan perundangan yang berlaku di pertambangan
• Nilai dan Mind set K3
• Upaya pencegahan dan penurunan kecelakaan/sakit akibat
kerja
• Upaya pencegahan dan penurunan kerusakan materi/properti
4
Proses Penambangan Batubara
5
Proses Pengapalan Batubara
6
1. PERATURAN-PERATURAN
PERUNDANGAN
7
Peraturan Perundangan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
8
NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 12.
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
keselamatan kerja;
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dankesehatan kerja yang
diwajibkan;
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat perlindungan diriyang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-
hal khususditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yangmasih dapat
dipertanggung-jawabkan.
9
KEPMEN ESDM 1827 K/30/MEM/2018 TENTANG PEDOMAN
PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
Tugas dan tanggung jawab Pengawas Operasional meliputi:
1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua pekerja
tambang yang menjadi bawahannya;
10
PERMEN ESDM 26/2018 TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN
YANG BAIK DAN PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Pasal 3
(1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan kaidah
pertambangan yang baik.
(2) Kaidah pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kaidah teknik pertambangan yang baik; dan
b. tata kelola pengusahaan pertambangan.
(3) Kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
meliputi pelaksanaan aspek:
a. teknis pertambangan;
b. konservasi Mineral dan Batubara;
c. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
d. keselamatan operasi pertambangan;
e. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, Reklamasi, dan Pascatambang, serta
Pascaoperasi; dan
f. pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan, dan
penerapan teknologi pertambangan.
11
STRUCTURE ORGANIZATION
BOARD OF DIRECTOR Suwandi
KANTOR JAKARTA
President Directorate
Paulus Swasono Dwi Prasetyo Arief Wiedhartono Monika Dhyana Sandy Indrawan Ravinder Mawa
Satyo Nugroho Suseno Operation & HSE Zakaria Legal Directorate IT Directorate
HRGS Directorate Marketing Directorate Finance
Directorate Directorate
STRUCTURE K3
OPERATIONAL BERAU Feri Indrayana KTT
VP Operation & HSE Kepala Teknik
Director
Tambang
Rahmantha Mando Godli H. Arintoko Saputro Nanang Nur Dian Permana P. Andi Herlisa Sandy Santosa Apribowo
Purba Anggana Sirait BMO Area 2 - Cahyadi GMO Manager PJK3L Eksplorasi PJK3L Marine Rossiyanto
LMO Manager BMO Area 1 - Manager SMO Manager PJK3L HO
Manager
12
2. NILAI DAN MINDSET
K3
13
NILAI DAN MINDSET K3
APA ITU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)?
Usaha melaksanakan pekerjaan tanpa
kecelakaan, memberikan suasana atau lingkungan
kerja yang aman, sehingga dicapai hasil yang
menguntungkan dan bebas dari bahaya.
K3 sebagai Hak
K3 sebagai aspek Legal
K3 sebagai aspek Ekonomi
14
Aktivitas Bisnis/Kerja
Teknikal/Teknologi
Manusia
Industri 1.0
Sistem Manajemen
Industri 2.0 - Perilaku Manusia
Industri 3.0 (Human Behavior - Wajib
Approach) (Mandatory)
Industri 4.0
- Faktor Manusia - Pilihan Sendiri
(Human Factors
Approach) (Voluntary)
Dipengaruhi
oleh adat, sikap, emosi, nilai,
etika, kekuasaan...
15
Nilai dan Mindset K3 di Pertambangan
16
Safety Behavior Guidance
Integritas Behavior Guidance
Bertindak sesuai ucapan / janji sehingga dapat menumbuhkan • Menyampaikan sesuatu sesuai fakta
kepercayaan dari pihak lain • Berani berbicara/Speak up
Menampilkan perilaku yang mendukung terciptanya lingkungan kerja •Mau menerima koreksi
yang saling menghargai dan kondusif •Kerjasama yang sinergis
• Selalu belajar dan bertanya jika tidak memahami
Melaksanakan pekerjaan dengan sepenuh hati untuk mencapai hasil • Bertindak atas dasar Keselamatan
terbaik • Melaksanakan pekerja an sesuai rencana kerja/DOP
• Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas dan aman
• Mematuhi peraturan K3
Meningkatkan kemampuan/kapasitas diri, unit kerja, dan organisasi •Meningkatkan kemampuan karyawan agar bekerja lebih aman
secara terus menerus tanpa batas untuk mencapai hasil terbaik •Segera melakukan perbaikan terhadap ketidaksesuaian
Memunculkan gagasan atau menciptakan produk/alat kerja/sistem • Selalu mencari cara kerja yang lebih aman
kerja baru yang dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan
perusahaan
Loyal Behavior Guidance
Menumbuh kembangkan semangat untuk mengenal, memahami dan • Patuh pada perintah atasan
melaksanakan nilai-nilai perusahaan sebagai bagian dari keluarga besar •Saling menjaga antar sesama pekerja
Sinarmas
17
Implementasi K3 berbasis Risiko
HAZARD & RISK
• Hazard (Potensi Bahaya) sumber atau situasi yang
berpotensi untuk menyebabkan cedera dan sakit. DIS/ISO
45001(klausul 3.19)
penyakit
kerusakan
properti,
RISIKO KERUGIAN
lingkungan &
peralatan
insiden
kecelakaan
resilien
© erzetes
kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit
-Berpikir positif - Menjalankan program keselamatan
-Kemampuan memecahkan masalah
19
Klasifikasi HAZARD
20
Contoh : Pengelolaan Contoh : Pengelolaan Contoh : Pengelolaan
risiko dilakukan risiko dengan melakukan risiko dengan melakukan
berdasarkan rekomendasi identifikasi bahaya dan identifikasi bahaya dan
dari hasil investigasi risiko yang dituangkan di risiko sekaligus
dalam JSA tingkat/level risknya yang
dituangkan di dalam
HIRADC
21
3. PENGERTIAN KECELAKAAN KERJA
22
Pengertian Kecelakaan Kerja (Berdasarkan Peraturan
Pertambangan) Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018
Kecelakaan adalah:
“Sesuatu yang tidak direncanakan, tidak diinginkan dan tidak dapat dikontrol yang dapat terjadi
dimana saja, kapan saja dan terhadap siapa saja yang disebabkan oleh tindakan atau kondisi tidak
aman yang menyebabkan cidera seseorang, rusaknya peralatan/mesin, pencemaran lingkungan
atau terhentinya suatu kegiatan.”
Kecelakaan Tambang....? Kecelakaan Kerja....?
Kecelakaan tambang memenuhi 5 (lima) unsur, terdiri atas: kecelakaan kerja adalah
1) benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak insiden atau kejadian yang
direncanakan, dan tanpa unsur kesengajaan; mengakibatkan seseorang
2) mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang menderita cedera fisik
diberi izin oleh kepala teknik tambang (KTT) atau maupun mental.
penanggungjawab teknik dan lingkungan (PTL); Kecelakaan ini terjadi
3) akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan karena hal-hal yang
dan/atau pemurnian atau akibat kegiatan penunjang berhubungan dengan
lainnya; pekerjaan, misalnya
4) terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat kecelakaan di tempat
cidera atau setiap saat orang yang diberi izin; dan kerja atau di perjalanan
5) terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau saat Anda melakukan
wilayah proyek. pekerjaan.
23
Perspektif Kecelakaan
Model Urutan (Sequencial) Model Pertahanan (Defence/Barrier)
dikembangkan oleh Herbert W Heinrich. Bukunya yang berjudul Industrial dikembangkan oleh James Reason pertama kali pada tahun 1990
Accident Prevention (1931)
Perkuat pertahanan pada:
Organisasi/sistem, Kesiapan rencana kerja, Kesiapan
•Program tdk Kejadian •Cidera monitoring kerja, Tindakan Pencegahan, Perlindungan
memadai •Faktor yg tdk kematian
•Standard tdk manusia
Tindakan diinginkan •Kerusak saat kontak kecelakaan
memadai & kondisi yg an harta
•Faktor
•Pelaksanaan tdk aman mendatan benda
pekerjaan Peran dan tangung jawab
tdk memadai gkan •Penurun
kerugian an profit Bahaya organisas
Kesiapan monitoring
kerja
Kesiapan rencana kerja
Tindakan
Pencegahan
24
SISTEM BEKERJA SELAMAT BERAU COAL
25
SISTEM BEKERJA SELAMAT BERAU COAL
26
Berau Coal mengembangkan SISTEM BEKERJA SELAMAT
[berdasarkan model Pertahanan (Defence/Barrier)
Swiss Cheese Model dikembangkan oleh seorang ahli Psikologi Inggris, James T. Reason.
Pada awalnya kemunculannya pada tahun 1990-an model ini dikembangkan untuk dunia
kedokteran, penerbangan serta pelayanan keadaan darurat.
Jadwal perbaikan
Unit Layak
Menerapkan manajemen K3
27
2. Plan Readiness
Sehingga Bus yang tidak layak operasi, Pengawas yang tidak melakukan inspeksi dan
pembauatan JSA. Beberapa investigasi kecelakaan Bus yang belakangan terjadi
diakibatkan oleh kondisi Bus yang kurang baik, dan kurangnya tanggung jawab
pengawas
28
4. Preventif Defense
Pentingnya terpasang alat bantu pada kendaraan atau dilokasi tempat kerja seperti alarm
fatique, DMS, CCTV, GPS dan lain-lain, merupakan suatu alat yang berfungsi membantu
pekerja/operator dalam menjalankan tugas agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan
terjadi. Seperti keadaan mengantuk saat mengemudi, kelebihan kecepatan kendaraan,
mesin berputar menyala dengan tiba-tiba dan hal-hal lainnya.
5. Contact Defense
Perlindungan saat terjadi kontak merupakan pengendalian
yang bersifat mitigasi, baik kontak secara langsung ataupun
tidak secara langsung sangatlah perlu dikenakan atau
terpasang saat melaksanakan pekerjaan.
Seperti APD ( alat pelindung diri), pelindung mesin, tanggul disisi kiri, sisi kanan jalan
dan median jalan yang berada di tengah jalan dan lain-lainnya.
29
4. MACAM-MACAM APD
DAN KEGUNAANNYA
30
Pengertian dan Jenis-jenis APD Video
1. Alat Pelindung Kepala
Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau
perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan
pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko
kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan
potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai
penggunanya.
• Jangan menggunakan Alat Pelindung Kepala yang tidak layak
• Pakailah Alat Pelindung Kepala yang layak dan sesuai keperuntukannya
31
2. Alat Pelindung Badan
Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari
percikan bahan kimia dan suhu panas. Apron atau Celemek sering digunakan
dalam proses persiapan bahan-bahan kimia dalam produksi seperti Grease,
Oli, Minyak dan Adhesive (perekat).
33
5. KONSEP PENATAAN
LINGKUNGAN KERJA/5 S
34
Apa itu 5S/5R
35
Siklus Sasaran 5S
Terciptanya kepuasan
5S dan kebanggaan kerja
Peluang kerja
Memperbaiki Kualitas Tersedia dan meningkat
37
Seiri – Sort – Ringkas
Benda tak bernilai Buang segera
Benda yang
tak perlu Benda bernilai Cari pembeli
• Jangan Menggabungkan benda yang masih diperlukan dengan benda yang tidak
diperlukan lagi
• Buanglah barang-barang yang tidak bernilai
38
Seiton – Set In order - Rapi
1. Pengelompokan Barang
a. Uniform = untuk barang sejenis
b. Fungsional = untuk barang berlainan jenis, tetapi
memiliki fungsi yang sama
2. Persiapan Tempat Penyimpanan
a. Volume (Dimensi Ruang Yang Dibutuhkan)
b. Frekuensi (Sering Tidaknya Penggunaan Barang)
3. Pemberian Tanda Batas
Dibuat tanda batas agar mempermudah menemukan
barang
4. Pemberian Tanda Pengenal
Dibuat label yang menunjukkan nama, kode, dan lokasi
barang
5. Pembuatan Denah Lokasi
Standar Peletakan Barang
• Jangan menempatkan barang di tempat yang tidak bertanda
• Berikan tanda agar penempatan barang-barang menjadi teratur
39
Seiso – Shine – Resik
40
Seiketsu – Standardize – Rawat
41
Shitsuke – Sustain – Rajin
Mempertahankan keuntungan dari 5S
Video
5S akan merubah dari :
42
6.BANTUAN HIDUP DASAR &
PELAPORAN EMERGENCY
43
Penilaian Dini
Danger : Identifikasi bahaya
Respon : Pastikan korban berespon atau tidak
Shout for Help : Minta bantuan Ambulance, Medic dan AED
Circulation : Kompresi / tekan dada 30 kali:2, (5 Siklus), jumlah penekanan 100 / menit)
Airway : Memastikan jalan napas terbuka dengan baik
Breathing : Memberikan bantuan napas
44
Korban Tidak Berespon dan Tidak Bernafas
MINTA BANTUAN !!!
STOP ! Airway
Ada nadi Head tilt-chin-lift atau Jaw thrust
Ada Medis
Kelelahan
Napas buatan 2x
45
Penanganan Luka
Gunakan kain yang steril
Tutup permukaan luka
Tekan langsung diatas luka
Plaster yang kuat, menutupi seluruh permukaan luka
Tinggikan luka lebih tinggi dari jantung
Jika perdarahan berlanjut tambahkan bantalan pada luka
Jika pendarahan tidak berhenti tekan Titik Tekan
Jika ada luka tusukan jangan di cabut !
46
PATAH TULANG ( FRAKTUR )
Definisi
Terpisahnya tulang menjadi 2 atau beberapa bagian, komplit atau partial (retak).
Penyebab
Trauma langsung - Patahan terjadi di daerah yang terkena trauma.
Trauma tidak langsung - Patahan terjadi pada tulang yang jauh dari daerah trauma
Kontraksi otot yang tidak normal - hentakan tiba-tiba otot (contoh patah tempurung lutut pd
orang tua yang sehabis keseleo)
48
ATURAN DASAR PEMBIDAIAN
1. Jika ragu-ragu fraktur atau tidak ' Bidai!!
2. Sepatu, cincin, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu dilepas.
3. Meliputi dua sendi,
4. Sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan yang tidak sakit;
5. Bidai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan;
6. Periksalah nadi distal dan fungsi saraf sebelum & sesudah pembidaian lalu
perhatikan warna kulit
7. Ikatlah bidai dari bawah ke atas
8. Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor;
9. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari atas dan bawah tempat yang patah;
10. Jika mungkin naikkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.
49
Pelaporan EMERGENCY & BAHAYA
Untuk Pelaporan
Emergency
50
Langkah Pelaporan EMERGENCY
51
7. Pengelolaan Kesehatan Kerja
(Occupational Health)
dan Lingkungan Kerja (Higiene Industri)
di Pertambangan
52
Kesehatan Kerja adalah Upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang
berada di tempat kerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.
Peraturan Pemerintah No 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja adalah Aspek Higiene di Tempat Kerja yang didalamnya mencakup
faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi & psikologi yang keberadaannya di tempat kerja
dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 5 Tahun 2018
Penyakit Akibat Kerja adalah Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja sesuai dengan peraturan perundangan.
Kepdirjen Minerba No 185.K/37.04/DJB/2019
Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja adalah kejadian meninggalnya pekerja yang
disebabkan oleh penyakit ketika pekerja melakukan kegiatan pertambangan atau
pengolahan dan/atau pemurnian, terjadi pada jam kerja, atau terjadi dalam wilayah
kegiatan usaha pertambangan, pengolahan dan/atau pemurnian atau wilayah proyek
Kepdirjen Minerba No 185.K/37.04/DJB/2019
53
Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja
Adanya Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja
Contoh : Serangan Jantung (Cardiac arrest), Stroke
Faktor Risiko
1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
2. Gula Darah Diatas Normal (Hiperglikemia)
2. Kolesterol Tinggi (Hiperkolestrol)
3. Kegemukan (Obesitas)
4. Merokok
5. Usia (> 40 tahun lebih berisiko)
6. Kebiasaan Olahraga
54
PAJANAN
FISIKA
PSIKOSOSIAL
KIMIA HARUS
ERGONOMI DICEGAH
BIOLOGI
PAK
PENATALAK
KAPASITAS SANAAN
PEKERJA
KECACATAN
PERILAKU KERJA
KEMATIAN
55
LINGKUNGAN KERJA (HIGIENE INDUSTRI)
1. DEBU
2. KEBISINGAN
3. GETARAN
4. PENCAHAYAAN
5. IKLIM KERJA
6. KUALITAS & KUANTITAS UDARA
7. RADIASI
8. FAKTOR KIMIA
9. FAKTOR BIOLOGI
10.KEBERSIHAN LINGKUNGAN KERJA (5S)
56
PENYAKIT AKIBAT KERJA
60
PENGENDALIAN ALKOHOL DAN NARKOTIKA DI TEMPAT KERJA
61
Pekerja dengan risiko tinggi menjadi prioritas pemeriksaan (screening) Alkohol dan
Narkotika, meliputi
a) Operator Alat-Alat Berat (HD, dump truck, shovel, grader, wheel loader, dozer, compactors,
mesin drilling/pengeboran)
b) Pekerja yang menangani/mengoperasikan bahan peledak (blasting)
c) Pengemudi kendaraan (mobil, bus), kapal laut, perahu, boat dan tugboat
d) Pekerja yang menangani bahan berbahaya dan beracun
e) Pekerjaan khusus (ambulans, emergency response)
f) Operator peralatan konstruksi, seperti namun tidak terbatas pada:
• Tower cranes
• mobile cranes
• loading cranes (alat angkat/angkut)
g)Pekerja yang menggunakan peralatan untuk bekerja di ketinggian (scaffolders, fixed atau
mobile platforms)
h) Mekanik dan elektrik
62
Video bahaya Alkohol
• Alkohol......! No Way.......
• Hidup sehat dan bugar tanpa Alkohol
• Jangan sekali – kali mencoba barang haram ini (Hidupmu akan hancur tak tentu
arah)
• Sayangi tubuh kita untuk selalu sehat dan bugar tanpa NARKOBA/Alkohol
63
• Kandungan alkohol dalam darah yang diizinkan untuk pekerja di wilayah operasional PT Berau
Coal adalah 0,05 %. Jika kadar alkohol melebihi 0,05%, pekerja dianggap tidak fit dan tidak
diizinkan untuk bekerja.
• Pekerja tersebut tidak diizinkan kembali untuk bekerja sampai kadar alkohol dalam darah 0%
dan dinyatakan fit untuk bekerja olah OHS Dept. Head (atau yang didelegasikan).
• Batas penilaian dari penyalahgunaan obat-obatan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan urin
berdasarkan nilai dibawah ini:
64
CARA MENCEGAH DAN MENJAUHI ALKOHOL & NARKOBA SEJAK DINI
65
9. PENGENALAN FITUR
APLIKASI BEATS
66
Pengenalan Fitur Utama Aplikasi Beats
67
Pengenalan Fitur Aplikasi Beats terkait dengan News, Tasklist, BeatsPoint
dan Beats ID
BeatsNews
70
TUJUAN PELATIHAN PENGELOLAAN & PENCEGAHAN FATIGUE
72
Jenis Kelelahan (Fatigue)
Cumulative fatigue : kelelahan yang menumpuk dikarenakan bekerja lebih berat dalam
periode beberapa hari atau minggu sehingga seseorang kekurangan waktu istirahat
Circadian fatigue : efek dari terganggunya irama biologis tubuh yang ditandai dengan adanya
gangguan tidur atau kelelahan yang muncul saat jam / irama biologis manusia menurun
Acute fatigue : terjadi karena organ tubuh untuk bekerja secara terus menerus dan
penggunaannya melebihi kapasitas tubuh. Kelelahan ini akan hilang dengan adanya istirahat
yang cukup
Chronic fatigue : kelelahan akut yang terakumulasi dalam tubuh dan dalam jangka waktu
yang lama serta terus menerus. Hal ini terjadi karena adanya kelelahan setiap hari dan
berkepanjangan. Sehingga kelelahan dapat terjadi tidak hanya di akhir bekerja akan tetapi
pada saat atau sebelum bekerja
Circardian Fatigue
Seringkali terjadi di Lokasi Tambang pada saat jam Kritis (Jam
02.00 – 06.00 pagi) atau jam 14.00 – 16.00
73
Tanda & Gejala Kelelahan
TINGKAT / Gejala Fisik Gejala Mental Gejala Emosi
DERAJAT (Pelemahan Kegiatan) (Pelemahan Motivasi) (Pelemahan Psikologis)
KELELAHAN
RINGAN Menguap Konsentrasi kurang Menjadi pendiam
Terasa Haus Mudah bingung Motivasi yang
Anggota badan terasa berat Merasa susah berfikir berkurang
Penampilan kurang semangat Meningkatnya stres
Tidak merasa segar setelah
tidur
SEDANG Sakit kepala Bicara yang salah Perubahan mood
Mata sakit/merah Lelah berbicara Menurunnya
Nausea (mual) Menjadi gugup kepedulian/toleransi
Koordinasi lemah/lambat Tidak dapat mempunyai Mudah
Kecepatan reaksi lambat perhatian /tidak marah/tersinggung
Tidak seimbang dalam berdiri konsentrasi Tidak dapat
Merasa ingin berbaring Kehilangan ingatan dalam mengontrol sikap
Seluruh badan lelah waktu singkat, lupa akan
Kaku dan canggung dalam instruksi
gerakan Tidak dapat tekun dalam
bekerja (terasa malas)
BERAT Mengantuk berat Membuat keputusan yang Temperamen yang
Kelopak mata berat buruk/salah tidak terkontrol
Tidur sekejap/Kepala Mengambil tindakan yang Agresif
mengangguk berisiko
Jatuh tertidur Berbuat salah (Errors)
74
Faktor Risiko Penyebab Kelelahan
5. Pekerjaan Gilir Kerja (Shift Kerja). Malam lebih berisiko daripada siang
9. Kesehatan
Kita sebagai pekerja tambang penting dan wajib mengelola kelelahan kita,
terutama saat bekerja. Hal ini dikarenakan banyak PEKERJAAN KRITIS yang
dapat menimbulkan BAHAYA atau bahkan KECELAKAAN hingga menyebabkan
FATALITY/KEMATIAN.
76
RITME CIRCARDIAN (RITME BIOLOGIS)
Mempengaruhi: Mempengaruhi:
77
Tidur & Kerja Shift (Ritme Biologis Tubuh Manusia)
Tidur & Kerja Shift (Ritme Biologis Tubuh Manusia)
0
12.00 15.00 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 09.00 12.00
Merosot/ Mengantuk
0
0 5 jam 10 jam 15 jam 20 jam 25 jam
80
Efek Fatigue Terhadap KINERJA MENGEMUDI
81
Ciri Ciri Umum Kecelakaan Akibat Fatigue
82
Bagaimana Strategi Mengelola Risiko Fatigue di Tempat Kerja?
83
Bagaimana Strategi Mengelola Risiko Fatigue di Tempat Kerja?
Oleh MANAJEMEN / PERUSAHAAN
2. LAIK SEHAT (Fit & Bugar Untuk Bekerja) / Fit To Work
84
Strategi Mengelola Risiko Fatigue di Tempat Kerja? - LANJUTAN
3. Pengelolaan Saat di Tempat Kerja
d. Akomodasi MESS
- Kasur, bantal, Sprei kondisi baik dan bersih
- Suhu kamar (tidak terlalu dingin dan terlalu panas)
- Kebisingan – Tidak bising
- Pencahayaan – Cahaya Gelap Ideal Untuk Tidur. Pastikan terpasang Tirai di setiap Jendela
- Tidak ada bau bauan (sampai dsb)
85
Strategi Mengelola Risiko Fatigue di Tempat Kerja - LANJUTAN
b. SOBRIETY TEST (AWAL SHIFT & JAM KRITIS ) Jam 02.00 – 05.00 pagi)
Wajib dilakukan 100% untuk seluruh pemilik SIMPER pasca sakit, operator
dengan shift kerja siang 1, malam 1, malam 4-7
6. Penerapan Teknologi
a. Fatigue Alarm
b. Kamera Kabin (In Cabin Camera)
c PVT, OSPAT, PERCLOS
87
LAKUKAN!!! (DO ) SAAT MERASA LELAH (FATIGUE)
88
JANGAN DILAKUKAN (DON’T) SAAT LELAH KETIKA
BERKENDARA & DI TEMPAT KERJA
89
Kafein (Kopi)
90
Mengurangi Efek Kerja Shift
1. Jika memungkinkan, Jadwal waktu tidur & bangun tidur tetap sama saat
hari kerja & hari libur
2. Untuk pekerja Non Shift (Tidak bekerja malam)
* Tidur 6 - 8 jam setiap malam
* 1 kali periode tidur tanpa naps atau tanpa periode tidur lain
3. Sebelum memulai shift malam, tidur lebih mundur dari kebiasaan dan
bangun lebih siang dari kebiasaan. Fase ini membuat ritme circardian
anda beradaptasi untuk shift baru
4. Tidak melakukan pekerjaan lainnya saat OFF
5. Dapatkan tidur yang cukup saat OFF (TIDAK KERJA).
6. Hindari Alkohol, Nikotine & Kafein
91
GAYA HIDUP SEHAT
1. KELOLA STRESS ANDA (Di Rumah & Tempat Kerja)
2. OLAHRAGA teratur. Lakukan 150 menit dalam seminggu. Ideal apabila dilakukan rutin
5x seminggu dengan lama waktu 30 menit.
Lakukan Olahraga maksimal 3 jam sebelum tidur. Olahraga membantu KUALITAS TIDUR
lebih baik
3. POLA MAKAN YANG BENAR
Saat mau tidur, HINDARI: Makanan tinggi gula/manis, asin dan tinggi lemak, makanan
pedas – Dapat membuat anda terbangun tengah malam sehingga Mempengaruhi
Kualitas Tidur
4. HINDARI ROKOK
• Rokok – Terdapat kandungan Karbon monoksida - bisa mengikat diri pada hemoglobin
dalam darah secara permanen sehingga menghalang penyediaan oksigen ke tubuh. Hal
tersebut membuat Anda cepat lelah
• Nicotine rokok menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk tidur & bermasalah
saat bangun
• Lebih banyak pengalaman mengalami mimpi buruk
92
TIPS TIDUR YANG BAIK
1. WAKTU TIDUR & WAKTU BANGUN
• Waktu tidur tiap orang berbeda, sedikitnya 6 jam dalam 1x24 jam.
• Tidur hanya benar-benar saat kita mengantuk
• Biasakan Tidur & Bangun di waktu yang sama setiap hari
3. SUHU KAMAR
• Udara segar, suhu optimal 18-25 derajat celcius
• Jika memungkinkan, menggunakan pendingin ruangan
94
PENUTUP
95
ROLEPLAY & PROBLEM
SOLVING
96
Proses Role-Play
97
Pertanyaan diskusi
98
99