Anda di halaman 1dari 99

Training Rules

2
POKOK BAHASAN
1 PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
2 NILAI DAN MINDSET
3 PENGERTIAN KECELAKAAN KERJA
4 MACAM-MACAM APD DAN KEGUNAANNYA
5 5S/KONSEP PENATAAN LINGKUNGAN KERJA
6 BANTUAN HIDUP DASAR & PELAPORAN EMERGENCY

7 PENGELOLAAN KESEHATAN KERJA (OCCUPATIONAL HEALTH ) DAN LINGKUNGAN


KERJA ( HIGIENE INDUSTRI) DI PERTAMBANGAN
8 PENGENDALIAN ALKOHOL DAN NARKOTIKA DI TEMPAT KERJA
9 PENGENALAN FITUR APLIKASI BEATS
10 FATIQUE ATAU KELELAHAN

3
TUJUAN PELATIHAN
Menyampaikan filosofi dasar tentang penerapan K3 di PT Berau
Coal
Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang;
• Peraturan perundangan yang berlaku di pertambangan
• Nilai dan Mind set K3
• Upaya pencegahan dan penurunan kecelakaan/sakit akibat
kerja
• Upaya pencegahan dan penurunan kerusakan materi/properti

Memahami & mampu menunjukkan perilaku sesuai nilai-nilai


yang terdapat pada perusahaan Berau Coal

Syarat wajib bagi pekerja untuk mendapatkan SID sehingga


layak bekerja di operasional PT. Berau Coal

4
Proses Penambangan Batubara

5
Proses Pengapalan Batubara

6
1. PERATURAN-PERATURAN
PERUNDANGAN

7
Peraturan Perundangan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

PERMEN ESDM 26/2018 TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN


YANG BAIK DAN PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

KEPMEN ESDM 1827 K/30/MEM/2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN


KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK

Setiap pekerja berhak dan wajib dilindungi dan


mentaati K3 !

8
NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 12.
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
keselamatan kerja;
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dankesehatan kerja yang
diwajibkan;
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat perlindungan diriyang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-
hal khususditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yangmasih dapat
dipertanggung-jawabkan.

9
KEPMEN ESDM 1827 K/30/MEM/2018 TENTANG PEDOMAN
PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
Tugas dan tanggung jawab Pengawas Operasional meliputi:
1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua pekerja
tambang yang menjadi bawahannya;

2. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;

3. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan


dari semua orang yang ditugaskan kepadanya; dan

4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi, dan pengujian;

10
PERMEN ESDM 26/2018 TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN
YANG BAIK DAN PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Pasal 3
(1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan kaidah
pertambangan yang baik.
(2) Kaidah pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kaidah teknik pertambangan yang baik; dan
b. tata kelola pengusahaan pertambangan.
(3) Kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
meliputi pelaksanaan aspek:
a. teknis pertambangan;
b. konservasi Mineral dan Batubara;
c. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
d. keselamatan operasi pertambangan;
e. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, Reklamasi, dan Pascatambang, serta
Pascaoperasi; dan
f. pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan, dan
penerapan teknologi pertambangan.

11
STRUCTURE ORGANIZATION
BOARD OF DIRECTOR Suwandi
KANTOR JAKARTA
President Directorate

Paulus Swasono Dwi Prasetyo Arief Wiedhartono Monika Dhyana Sandy Indrawan Ravinder Mawa
Satyo Nugroho Suseno Operation & HSE Zakaria Legal Directorate IT Directorate
HRGS Directorate Marketing Directorate Finance
Directorate Directorate

STRUCTURE K3
OPERATIONAL BERAU Feri Indrayana KTT
VP Operation & HSE Kepala Teknik
Director
Tambang

Rahmantha Mando Godli H. Arintoko Saputro Nanang Nur Dian Permana P. Andi Herlisa Sandy Santosa Apribowo
Purba Anggana Sirait BMO Area 2 - Cahyadi GMO Manager PJK3L Eksplorasi PJK3L Marine Rossiyanto
LMO Manager BMO Area 1 - Manager SMO Manager PJK3L HO
Manager

WA KTT WA KTT WA KTT WA KTT WA KTT

12
2. NILAI DAN MINDSET
K3

13
NILAI DAN MINDSET K3
APA ITU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)?
Usaha melaksanakan pekerjaan tanpa
kecelakaan, memberikan suasana atau lingkungan
kerja yang aman, sehingga dicapai hasil yang
menguntungkan dan bebas dari bahaya.

Mengapa seluruh pekerja dituntut untuk selalu


selamat dalam bekerja?

K3 sebagai Hak
K3 sebagai aspek Legal
K3 sebagai aspek Ekonomi

14
Aktivitas Bisnis/Kerja

Teknikal/Teknologi
Manusia
Industri 1.0
Sistem Manajemen
Industri 2.0 - Perilaku Manusia
Industri 3.0 (Human Behavior - Wajib
Approach) (Mandatory)
Industri 4.0
- Faktor Manusia - Pilihan Sendiri
(Human Factors
Approach) (Voluntary)

Dipengaruhi
oleh adat, sikap, emosi, nilai,
etika, kekuasaan...

15
Nilai dan Mindset K3 di Pertambangan

K3  VALUE / Nilai Kehidupan Individu

SELAMAT & SEHAT


Tidak Celaka – Tidak Sakit PERFORMA OPTIMAL (Produksi Unggul)

Anda akan selalu menjalani kehidupan anda


dengan baik apabila...?

16
Safety Behavior Guidance
Integritas Behavior Guidance

Bertindak sesuai ucapan / janji sehingga dapat menumbuhkan • Menyampaikan sesuatu sesuai fakta
kepercayaan dari pihak lain • Berani berbicara/Speak up

Sikap Positif Behavior Guidance

Menampilkan perilaku yang mendukung terciptanya lingkungan kerja •Mau menerima koreksi
yang saling menghargai dan kondusif •Kerjasama yang sinergis
• Selalu belajar dan bertanya jika tidak memahami

Komitmen Behavior Guidance

Melaksanakan pekerjaan dengan sepenuh hati untuk mencapai hasil • Bertindak atas dasar Keselamatan
terbaik • Melaksanakan pekerja an sesuai rencana kerja/DOP
• Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas dan aman
• Mematuhi peraturan K3

Perbaikan berkelanjutan Behavior Guidance

Meningkatkan kemampuan/kapasitas diri, unit kerja, dan organisasi •Meningkatkan kemampuan karyawan agar bekerja lebih aman
secara terus menerus tanpa batas untuk mencapai hasil terbaik •Segera melakukan perbaikan terhadap ketidaksesuaian

Inovatif Behavior Guidance

Memunculkan gagasan atau menciptakan produk/alat kerja/sistem • Selalu mencari cara kerja yang lebih aman
kerja baru yang dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan
perusahaan
Loyal Behavior Guidance

Menumbuh kembangkan semangat untuk mengenal, memahami dan • Patuh pada perintah atasan
melaksanakan nilai-nilai perusahaan sebagai bagian dari keluarga besar •Saling menjaga antar sesama pekerja
Sinarmas

17
Implementasi K3 berbasis Risiko
HAZARD & RISK
• Hazard (Potensi Bahaya)  sumber atau situasi yang
berpotensi untuk menyebabkan cedera dan sakit. DIS/ISO
45001(klausul 3.19)

• Risk (Risiko)  kombinasi dari kemungkinan terjadinya


peristiwa yang berhubungan dengan cidera parah; atau sakit
akibat kerja atau terpaparnya seseorang / alat pada suatu
bahaya. DIS/ISO 45001(klausul 3.21)
Pekerjaan HAZARD RISK konsekuensi

• Jangan biarkan bahaya yang ada dilokasi kerja anda


• Lakukan perbaikan segera dan laporkan melalui aplikasi Beat
di HP anda
18
SISTEM MANAJEMEN K3 TERINTEGRASI
• mindset
• paradigma Kebijakan-Regulasi; Rekayasa Teknik; Manusia
• nilai

penyakit

kerusakan
properti,
RISIKO KERUGIAN
lingkungan &
peralatan

insiden
kecelakaan

resilien
© erzetes
kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit
-Berpikir positif - Menjalankan program keselamatan
-Kemampuan memecahkan masalah

19
Klasifikasi HAZARD

• Fisik  potensi bahaya berhubungan dengan kondisi fisik


pekerjaan, seperti: panas, material, kebisingan, dan lainnya
• Kimia  potensi bahaya terkait bahan atau kandungan
kimia, seperti: air, bahan bakar, gas buangan, dan lainnya
• Biologi  potensi bahaya berbentuk makhluk hidup
atau terkait , seperti: virus, serangga, hewan buas
• Psikososial  potensi bahaya terkait interaksi
individu dan pekerjaan, seperti: beban kerja, hubungan
kerja, komunikasi antar pekerja, dan lainnya
• Ergonomi  potensi bahaya terkait desain dan
postur tubuh, seperti: desain peralatan kerja, posisi
berkendara, posisi kerja, dan lainnya

20
Contoh : Pengelolaan Contoh : Pengelolaan Contoh : Pengelolaan
risiko dilakukan risiko dengan melakukan risiko dengan melakukan
berdasarkan rekomendasi identifikasi bahaya dan identifikasi bahaya dan
dari hasil investigasi risiko yang dituangkan di risiko sekaligus
dalam JSA tingkat/level risknya yang
dituangkan di dalam
HIRADC

21
3. PENGERTIAN KECELAKAAN KERJA

22
Pengertian Kecelakaan Kerja (Berdasarkan Peraturan
Pertambangan) Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018
Kecelakaan adalah:
“Sesuatu yang tidak direncanakan, tidak diinginkan dan tidak dapat dikontrol yang dapat terjadi
dimana saja, kapan saja dan terhadap siapa saja yang disebabkan oleh tindakan atau kondisi tidak
aman yang menyebabkan cidera seseorang, rusaknya peralatan/mesin, pencemaran lingkungan
atau terhentinya suatu kegiatan.”
Kecelakaan Tambang....? Kecelakaan Kerja....?
Kecelakaan tambang memenuhi 5 (lima) unsur, terdiri atas: kecelakaan kerja adalah
1) benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak insiden atau kejadian yang
direncanakan, dan tanpa unsur kesengajaan; mengakibatkan seseorang
2) mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang menderita cedera fisik
diberi izin oleh kepala teknik tambang (KTT) atau maupun mental.
penanggungjawab teknik dan lingkungan (PTL); Kecelakaan ini terjadi
3) akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan karena hal-hal yang
dan/atau pemurnian atau akibat kegiatan penunjang berhubungan dengan
lainnya; pekerjaan, misalnya
4) terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat kecelakaan di tempat
cidera atau setiap saat orang yang diberi izin; dan kerja atau di perjalanan
5) terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau saat Anda melakukan
wilayah proyek. pekerjaan.

23
Perspektif Kecelakaan
Model Urutan (Sequencial) Model Pertahanan (Defence/Barrier)
dikembangkan oleh Herbert W Heinrich. Bukunya yang berjudul Industrial dikembangkan oleh James Reason pertama kali pada tahun 1990
Accident Prevention (1931)
Perkuat pertahanan pada:
Organisasi/sistem, Kesiapan rencana kerja, Kesiapan
•Program tdk Kejadian •Cidera monitoring kerja, Tindakan Pencegahan, Perlindungan
memadai •Faktor yg tdk kematian
•Standard tdk manusia
Tindakan diinginkan •Kerusak saat kontak kecelakaan
memadai & kondisi yg an harta
•Faktor
•Pelaksanaan tdk aman mendatan benda
pekerjaan Peran dan tangung jawab
tdk memadai gkan •Penurun
kerugian an profit Bahaya organisas

Kesiapan monitoring
kerja
Kesiapan rencana kerja

Tindakan
Pencegahan

Perlindungan saat Kecelakaan


kontak kecelakaan
Menghilangkan:
Tindakan tidak selamat (Unsafe act)
Sistem Bekerja Selamat Berau Coal terdapat 5
Kondisi tidak selamat (Unsafe condition)
Perkuatan pertahanan

24
SISTEM BEKERJA SELAMAT BERAU COAL

25
SISTEM BEKERJA SELAMAT BERAU COAL

26
Berau Coal mengembangkan SISTEM BEKERJA SELAMAT
[berdasarkan model Pertahanan (Defence/Barrier)
Swiss Cheese Model dikembangkan oleh seorang ahli Psikologi Inggris, James T. Reason.
Pada awalnya kemunculannya pada tahun 1990-an model ini dikembangkan untuk dunia
kedokteran, penerbangan serta pelayanan keadaan darurat.

Ilustrasi Model Pertahanan (Defence/Barrier)


1.Organisation’s Roles & Responsibilities
Pengaturan dan kebijakan manajemen sangatlah penting, Contoh dalam melaksanakan
bisnis transportasi Bus guna mencegah kecelakaan.

Jadwal perbaikan

Unit Layak

Menerapkan manajemen K3

27
2. Plan Readiness

Sering kali kecelakaan terjadi karena pengawasan yang tidak


melaksanakan Perencanaan kerja Mingguan, Identifikasi bahaya &
risiko (JSA), Jadwal pemeliharaan, Pengawas melaksanakan SAP
dan lain-lain.

Sehingga Bus yang tidak layak operasi, Pengawas yang tidak melakukan inspeksi dan
pembauatan JSA. Beberapa investigasi kecelakaan Bus yang belakangan terjadi
diakibatkan oleh kondisi Bus yang kurang baik, dan kurangnya tanggung jawab
pengawas

3. Work Readiness & Monitoring


Pentingnya pelaksanaan P5M bagi seluruh pekerja, menyiapkan DOP/DOM yang
dilaporkan kepada Berau Coal, P2H alat/tools dan lain-lain, sehingga seluruh pekerja
peduli akan keselamatan masing-masing dan Bus yang beroperasi dapat diketahui apabila
terdapat kerusakan awal/dini.

28
4. Preventif Defense
Pentingnya terpasang alat bantu pada kendaraan atau dilokasi tempat kerja seperti alarm
fatique, DMS, CCTV, GPS dan lain-lain, merupakan suatu alat yang berfungsi membantu
pekerja/operator dalam menjalankan tugas agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan
terjadi. Seperti keadaan mengantuk saat mengemudi, kelebihan kecepatan kendaraan,
mesin berputar menyala dengan tiba-tiba dan hal-hal lainnya.

5. Contact Defense
Perlindungan saat terjadi kontak merupakan pengendalian
yang bersifat mitigasi, baik kontak secara langsung ataupun
tidak secara langsung sangatlah perlu dikenakan atau
terpasang saat melaksanakan pekerjaan.
Seperti APD ( alat pelindung diri), pelindung mesin, tanggul disisi kiri, sisi kanan jalan
dan median jalan yang berada di tengah jalan dan lain-lainnya.

29
4. MACAM-MACAM APD
DAN KEGUNAANNYA

30
Pengertian dan Jenis-jenis APD Video
1. Alat Pelindung Kepala

Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau
perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan
pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko
kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan
potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai
penggunanya.
• Jangan menggunakan Alat Pelindung Kepala yang tidak layak
• Pakailah Alat Pelindung Kepala yang layak dan sesuai keperuntukannya

• P-OHS-02_Prosedur Alat Pelindung Diri

31
2. Alat Pelindung Badan

Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari
percikan bahan kimia dan suhu panas. Apron atau Celemek sering digunakan
dalam proses persiapan bahan-bahan kimia dalam produksi seperti Grease,
Oli, Minyak dan Adhesive (perekat).

• Jangan menggunakan Celemek/Apron yang berbahan yang


tidak sesuai dengan pekerjaan anda
• Pakailah celemek/apron sesuai keperuntukannya
32
3. Alat Pelindung Anggota Badan
Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari
1. kontak bahan kimia,
2. tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda runcing dan tajam.
Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan kimia, pemasangan
komponen yang agak tajam,
3. proses pemanasan dan lain sebagainya.

Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah


1. melindungi kaki dari kejatuhan benda, benda-
benda tajam
2. larutan kimia dan aliran listrik.
3. Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya
dengan dibalut oleh karet yang tidak dapat
menghantarkan listrik.
• Jangan menggunakan sarung tangan yang robek/rusak
• Pakailah celemek/apron sesuai jenis dan bahannya

33
5. KONSEP PENATAAN
LINGKUNGAN KERJA/5 S

34
Apa itu 5S/5R

“Sebuah konsep penataan lingkungan kerja


yang berfokus pada:
KEBERSIHAN dan EFISIENSI tempat kerja,
STANDARDISASI prosedur kerja,
MENGELIMINASI segala sesuatu yang tidak
diperlukan serta secara bersamaan
meningkatkan KUALITAS hasil kerja &
SAFETY”.

35
Siklus Sasaran 5S
Terciptanya kepuasan
5S dan kebanggaan kerja

Peluang kerja
Memperbaiki Kualitas Tersedia dan meningkat

Produktivitas Biaya Kelangsungan hidup


meningkat menurun Perusahaan terpelihara

Biaya makin Market Share


menurun meningkat
36
5S Terminology

SEIRI SORT RINGKAS PEMILAHAN

SEITON SET IN ORDER RAPI PENATAAN

SEISO SHINE RESIK PEMBENAHAN

SEIKETSU STANDARDIZE RAWAT PEMANTAPAN

SHITSUKE SUSTAIN RAJIN PEMBIASAAN

37
Seiri – Sort – Ringkas
Benda tak bernilai Buang segera
Benda yang
tak perlu Benda bernilai Cari pembeli

Benda yang selalu Tempatkan di dekat anda


Benda yang digunakan
perlu
Benda yang kadang Tempatkan agak jauh
digunakan dari anda
Benda yang tak Simpan di tempat yang
digunakan sama sekali pantas untuk
digunakan nantinya

• Jangan Menggabungkan benda yang masih diperlukan dengan benda yang tidak
diperlukan lagi
• Buanglah barang-barang yang tidak bernilai
38
Seiton – Set In order - Rapi
1. Pengelompokan Barang
a. Uniform = untuk barang sejenis
b. Fungsional = untuk barang berlainan jenis, tetapi
memiliki fungsi yang sama
2. Persiapan Tempat Penyimpanan
a. Volume (Dimensi Ruang Yang Dibutuhkan)
b. Frekuensi (Sering Tidaknya Penggunaan Barang)
3. Pemberian Tanda Batas
Dibuat tanda batas agar mempermudah menemukan
barang
4. Pemberian Tanda Pengenal
Dibuat label yang menunjukkan nama, kode, dan lokasi
barang
5. Pembuatan Denah Lokasi
Standar Peletakan Barang
• Jangan menempatkan barang di tempat yang tidak bertanda
• Berikan tanda agar penempatan barang-barang menjadi teratur

39
Seiso – Shine – Resik

• Jangan membuang sampah sembarangan


• Lakukan kebersihan ditempatkan kerja secara bersama

40
Seiketsu – Standardize – Rawat

• Jangan biarkan tools/peralatan kerja anda dalam kondisi kotor


• Lakukan kebersihan tools/peralatan kerja anda

41
Shitsuke – Sustain – Rajin
Mempertahankan keuntungan dari 5S
Video
5S akan merubah dari :

Apakah mau kembali ke sebelumnya..????

• Jangan biarkan kondisi kerja yang tidak terjaga dengan baik


• Disiplin dalam menjaga kondisi lingkungan kerja tetap terjaga baik

42
6.BANTUAN HIDUP DASAR &
PELAPORAN EMERGENCY

43
Penilaian Dini
Danger : Identifikasi bahaya
Respon : Pastikan korban berespon atau tidak
Shout for Help : Minta bantuan Ambulance, Medic dan AED
Circulation : Kompresi / tekan dada 30 kali:2, (5 Siklus), jumlah penekanan 100 / menit)
Airway : Memastikan jalan napas terbuka dengan baik
Breathing : Memberikan bantuan napas

Sumber: AHA 2015 tidak ada


perubahan dari AHA 2010

44
Korban Tidak Berespon dan Tidak Bernafas
MINTA BANTUAN !!!

Denyut nadi karotis


Cek nadi 10 detik

Setiap 2 menit atau Beri nafas bantuan


ada 10-12 kali per menit
Setiap 5 siklus
(1 nafas setiap 5-6 detik)
Tidak ada

Kompresi 30 x Kecepatan 100 Kali / menit,


Kedua tumit tangan diantara kedua putting Kedalaman 4-5 cm

STOP ! Airway
Ada nadi Head tilt-chin-lift atau Jaw thrust
Ada Medis
Kelelahan

Napas buatan 2x

45
Penanganan Luka
 Gunakan kain yang steril
 Tutup permukaan luka
 Tekan langsung diatas luka
 Plaster yang kuat, menutupi seluruh permukaan luka
 Tinggikan luka lebih tinggi dari jantung
 Jika perdarahan berlanjut tambahkan bantalan pada luka
 Jika pendarahan tidak berhenti tekan Titik Tekan
 Jika ada luka tusukan jangan di cabut !

46
PATAH TULANG ( FRAKTUR )
Definisi
Terpisahnya tulang menjadi 2 atau beberapa bagian, komplit atau partial (retak).

Penyebab
Trauma langsung - Patahan terjadi di daerah yang terkena trauma.
Trauma tidak langsung - Patahan terjadi pada tulang yang jauh dari daerah trauma

Kontraksi otot yang tidak normal - hentakan tiba-tiba otot (contoh patah tempurung lutut pd
orang tua yang sehabis keseleo)

Ukur panjang papan Ikat papan penahan


penahan untuk menopang dengan ketat
sendi diatas dan bawah
daerah cedera
47
2 Jenis Patah Tulang
PATAH TULANG PATAH TULANG TERBUKA
TERTUTUP
• Minta korban agar tidak bergerak, • Pakailah sarung tangan, hentikan
Sanggah segera bagian yang patah. perdarahan, tapi jangan menekan tulang.
• Bagian tubuh yang sehat dapat • Tutuplah luka dengan kain steril-bila ada
digunakan sebagai penyangga • Balutlah dengan baik
bagian yang patah. • Sanggalah bagian yang cedera agar tidak
dapat digerakkan.
• Monitor ABC dan tanda-tanda vital • Tangani syok bila terjadi,
• Segera cari bantuan medis • Monitor ABC dan tanda-tanda vital.
• Cari segera bantuan medis.

48
ATURAN DASAR PEMBIDAIAN
1. Jika ragu-ragu fraktur atau tidak ' Bidai!!
2. Sepatu, cincin, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu dilepas.
3. Meliputi dua sendi,
4. Sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan yang tidak sakit;
5. Bidai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan;
6. Periksalah nadi distal dan fungsi saraf sebelum & sesudah pembidaian lalu
perhatikan warna kulit
7. Ikatlah bidai dari bawah ke atas
8. Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor;
9. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari atas dan bawah tempat yang patah;
10. Jika mungkin naikkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

49
Pelaporan EMERGENCY & BAHAYA

• Jangan biarkan korban


tersiksa dengan
lukanya
• Laporkan segera
semua jenis
kecelakaan di PT.
Untuk
Berau Coal
Pelaporan
Bahaya

Untuk Pelaporan
Emergency

• P-ERG-02_Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat


• P-ERG-04_Prosedur Pelaporan Awal Keadaan Darurat
• F-ERG-02.07_F. Laporan Penanggulangan Keadaan Darurat

50
Langkah Pelaporan EMERGENCY

Pelaporan via Telfon/ Radio : Pelaporan via SMS :

Pertanyaan Petugas CCP : 1. Tuliskan Nama, NIK & nomor


1. Apakah anda melaporkan keadaan telfon
darurat ? 2. Tuliskan klasifikasi insiden
Jawab “Ya” kemudian sebutkan (flooding, illness, spill, dll)
nama, nomor telfon & NIK anda 3. Tuliskan nama perusahaan
2. Keadaan/ Kejadian darurat apa yang 4. Tuliskan lokasi kejadian
anda laporkan? 5. Tuliskan tanggal & jam kejadian
Sebutkan uraian kejadian, termasuk 6. Tuliskan kronologis kejadian
jam kejadian 7. Tuliskan jumlah & kondisi korban
3. Dimana lokasi kejadian? 8. Tuliskan tindakan yang diperlukan
Sebutkan area/ gedung/ kilometer (contoh : ambulan, oksigen, dll)
berapa atau alamat terjadinya
kejadian • Jangan tunda pelaporan anda
4. Berapa orang butuh pertolongan? • Segera laporan bahaya yang ada tempat kerja anda
Sebutkan jumlah korban dan kondisi
korban

51
7. Pengelolaan Kesehatan Kerja
(Occupational Health)
dan Lingkungan Kerja (Higiene Industri)
di Pertambangan

52
Kesehatan Kerja adalah Upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang
berada di tempat kerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.
Peraturan Pemerintah No 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja

Lingkungan Kerja adalah Aspek Higiene di Tempat Kerja yang didalamnya mencakup
faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi & psikologi yang keberadaannya di tempat kerja
dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 5 Tahun 2018

Penyakit Akibat Kerja adalah Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja sesuai dengan peraturan perundangan.
Kepdirjen Minerba No 185.K/37.04/DJB/2019

Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja adalah kejadian meninggalnya pekerja yang
disebabkan oleh penyakit ketika pekerja melakukan kegiatan pertambangan atau
pengolahan dan/atau pemurnian, terjadi pada jam kerja, atau terjadi dalam wilayah
kegiatan usaha pertambangan, pengolahan dan/atau pemurnian atau wilayah proyek
Kepdirjen Minerba No 185.K/37.04/DJB/2019
53
Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja
Adanya Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja
Contoh : Serangan Jantung (Cardiac arrest), Stroke

Faktor Risiko
1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
2. Gula Darah Diatas Normal (Hiperglikemia)
2. Kolesterol Tinggi (Hiperkolestrol)
3. Kegemukan (Obesitas)
4. Merokok
5. Usia (> 40 tahun lebih berisiko)
6. Kebiasaan Olahraga

54
PAJANAN

FISIKA
PSIKOSOSIAL
KIMIA HARUS
ERGONOMI DICEGAH
BIOLOGI

PAK

PENATALAK
KAPASITAS SANAAN
PEKERJA
KECACATAN
PERILAKU KERJA
KEMATIAN

55
LINGKUNGAN KERJA (HIGIENE INDUSTRI)
1. DEBU
2. KEBISINGAN
3. GETARAN
4. PENCAHAYAAN
5. IKLIM KERJA
6. KUALITAS & KUANTITAS UDARA
7. RADIASI
8. FAKTOR KIMIA
9. FAKTOR BIOLOGI
10.KEBERSIHAN LINGKUNGAN KERJA (5S)

Kepdirjen Minerba No 185.K/37.04/DJB/2019

• PENGUKURAN / PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA (HIGIENE INDUSTRI)


DILAKUKAN MINIMAL 1 (SATU) KALI PER TAHUN
• HASIL PENGUKURAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS (NAB) HARUS DITINDAKLANJUTI
DALAM UPAYA MENCEGAH PENYAKIT AKIBAT KERJA & KECELAKAAN KERRJA

56
PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penegakkan Diagnosa & Penyelidikan PAK Di Pertambangan


1. KTT atau PTL melaporkan PAK kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT
sesuai dengan kewenangannya
2. Diagnosis PAK ditegakkan melalui serangkaian tahapan pemeriksaan klinis, kondisi
pekerja, lingkungan kerjanya, dan data medis/rekam medis pekerja
3. Proses penyelidikan PAK dilakukan oleh tim yang paling sedikit melibatkan dokter
perusahaan dan petugas kesehatan kerja atau higiene industri
(Occupational Health & Industrial Hygiene)
Kepdirjen Minerba No 185.K/37.04/DJB/2019 57
58
59
8. PENGENDALIAN ALKOHOL DAN
NARKOTIKA DI TEMPAT KERJA

60
PENGENDALIAN ALKOHOL DAN NARKOTIKA DI TEMPAT KERJA

Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang


apabila dikonsumsi oleh seseorang dapat
menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit
dihentikan dan berefek ingin menggunakannya
secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat
memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar
biasa
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Video
• Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
• P-OHS-16_Prosedur Pengendalian Alkohol dan Narkotika di Tempat Kerja (1)

61
Pekerja dengan risiko tinggi menjadi prioritas pemeriksaan (screening) Alkohol dan
Narkotika, meliputi

a) Operator Alat-Alat Berat (HD, dump truck, shovel, grader, wheel loader, dozer, compactors,
mesin drilling/pengeboran)
b) Pekerja yang menangani/mengoperasikan bahan peledak (blasting)
c) Pengemudi kendaraan (mobil, bus), kapal laut, perahu, boat dan tugboat
d) Pekerja yang menangani bahan berbahaya dan beracun
e) Pekerjaan khusus (ambulans, emergency response)
f) Operator peralatan konstruksi, seperti namun tidak terbatas pada:
• Tower cranes
• mobile cranes
• loading cranes (alat angkat/angkut)
g)Pekerja yang menggunakan peralatan untuk bekerja di ketinggian (scaffolders, fixed atau
mobile platforms)
h) Mekanik dan elektrik

• Apapun jabatan anda, jangan Korbankan hidup anda.......Sayangi keluarga Anda..!


• Sehat, bugar dan fokus dalam bekerja demi keluarga tercinta

62
Video bahaya Alkohol

Alkohol adalah minuman keras tetapi bukan obat yang


terbagi dalam 3 golongan yaitu:
1. Golongan A, yaitu minuman yang mengandung kadar
alkohol/etanol 1% sampai dengan 5%
Volume/Volume pada suhu 20 derajat Celcius.
2. Golongan B, yaitu minuman yang mengandung
kadar alkohol/etanol diatas 5% s/d 20 % Volume/
Volume pada suhu 20 derajat celcius.
3. Golongan C, yaitu minuman yang mengandung
kadar alkohol/etanol di atas 10% sampai dengan
55% Volume/Volume pada suhu 20 derajat C.

• Alkohol......! No Way.......
• Hidup sehat dan bugar tanpa Alkohol

• Jangan sekali – kali mencoba barang haram ini (Hidupmu akan hancur tak tentu
arah)
• Sayangi tubuh kita untuk selalu sehat dan bugar tanpa NARKOBA/Alkohol

63
• Kandungan alkohol dalam darah yang diizinkan untuk pekerja di wilayah operasional PT Berau
Coal adalah 0,05 %. Jika kadar alkohol melebihi 0,05%, pekerja dianggap tidak fit dan tidak
diizinkan untuk bekerja.
• Pekerja tersebut tidak diizinkan kembali untuk bekerja sampai kadar alkohol dalam darah 0%
dan dinyatakan fit untuk bekerja olah OHS Dept. Head (atau yang didelegasikan).
• Batas penilaian dari penyalahgunaan obat-obatan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan urin
berdasarkan nilai dibawah ini:

Usaha pencampuran/pemalsuan, penggantian atau upaya


lainnya dari seseorang terhadap sampel tes Alkohol dan
Nakotika yang dilakukan selama proses ataupun hasilnya,
tindakan tersebut dikategorikan tindakan yang melanggar
disiplin dan akan diambil tindakan disiplin berupa
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

• PHK menanti anda .....Jangan menyentuh barang Haram ini


• Sayangi dan lindungi diri anda dari barang Narkotika

64
CARA MENCEGAH DAN MENJAUHI ALKOHOL & NARKOBA SEJAK DINI

1. Jalin komunikasi sejak dini soal bahaya narkoba


2. Fokus pada hal positif
3. Mencontohkan kebiasaan yang baik
4. Terapkan peraturan di rumah
5. Ciptakan keharmonisan keluarga
6. Hadapi masalah dengan cepat
7. Bangun ikatan emosional
8. Berikan contoh kasus yang nyata
9. Kenali pergaulan anak-anak
10. Tanamkan nilai-nilai agama sejak dini

65
9. PENGENALAN FITUR
APLIKASI BEATS

66
Pengenalan Fitur Utama Aplikasi Beats

Login menggunakan nomor SID (ID & Password)


2
Maka Muncul Tampilan Halaman Muka 3 Fitur Aplikasi terkait pelaporan
Aplikasi Beats

Download Berau Coal


1
HSE Automation di PlayStore

BeHazard – Fitur Pelaporan Hazard


BeInspection – Fitur Pelaporan Hasil Inspeksi
Area Kerja
BeObservation – Fitur Pelaporan Pengamatan

BeLearning – Fitur Pembelajaran Online


(www.sintesis.beraucoal.co.id)
BeEvent – Fitur Pendaftaran pelatihan Online
Webinar – Fitur Live Streaming terkait
Pembelajaran

67
Pengenalan Fitur Aplikasi Beats terkait dengan News, Tasklist, BeatsPoint
dan Beats ID
BeatsNews

Memberikan informasi terkini seputar

Tasklist – tasklist memberikan informasi hasil dari fitur


pelaporan status laporan baik sebagai pelapor maupun PJA
area kerja
BeatsPoint – memberikan informasi terkait jumlah point yang
didapat setelah melakukan pelaporan
BeatsID – memberikan informasi terkait biodata diri, lisensi seperti
Tasklist BeatsPoint BeatsID
masa berlaku ID CARD, SIMPER dan KIMPER, Record Kompetensi
68
69
10. FATIQUE ATAU KELELAHAN

70
TUJUAN PELATIHAN PENGELOLAAN & PENCEGAHAN FATIGUE

1. Pemenuhan Regulasi KEPDIRJEN MINERBA No 185 Tahun


2019

- Pemegang IUP / IUJP memberikan pelatihan dan atau


sosialisasi kepada semua pekerja tentang pengetahuan
pengelolaan dan pencegahan kelelahan secara rinci

2. Pekerja Memahami definisi, Gejala & Faktor Risiko Fatigue

3. Pekerja Memahami Irama Biologis Manusia (Irama


Circadian)

4. Pekerja Memahami Efek Fatigue terhadap kemampuan


mengemudi

5. Pekerja memahami Strategi Pengelolaan Kelelahan


71
Definisi Kelelahan
FATIQUE ATAU KELELAHAN

Penurunan kemampuan fisik dan atau


mental, TINGKAT kewaspadaan &
kesiapsiagaan akibat gabungan faktor
fisik, mental, , kualitas & kuantitas
tidur, kesehatan, dan psikososial

(Faktor pekerjaan & Non Pekerjaan).

72
Jenis Kelelahan (Fatigue)

Cumulative fatigue : kelelahan yang menumpuk dikarenakan bekerja lebih berat dalam
periode beberapa hari atau minggu sehingga seseorang kekurangan waktu istirahat

Circadian fatigue : efek dari terganggunya irama biologis tubuh yang ditandai dengan adanya
gangguan tidur atau kelelahan yang muncul saat jam / irama biologis manusia menurun

Acute fatigue : terjadi karena organ tubuh untuk bekerja secara terus menerus dan
penggunaannya melebihi kapasitas tubuh. Kelelahan ini akan hilang dengan adanya istirahat
yang cukup

Chronic fatigue : kelelahan akut yang terakumulasi dalam tubuh dan dalam jangka waktu
yang lama serta terus menerus. Hal ini terjadi karena adanya kelelahan setiap hari dan
berkepanjangan. Sehingga kelelahan dapat terjadi tidak hanya di akhir bekerja akan tetapi
pada saat atau sebelum bekerja

Circardian Fatigue
Seringkali terjadi di Lokasi Tambang pada saat jam Kritis (Jam
02.00 – 06.00 pagi) atau jam 14.00 – 16.00

73
Tanda & Gejala Kelelahan
TINGKAT / Gejala Fisik Gejala Mental Gejala Emosi
DERAJAT (Pelemahan Kegiatan) (Pelemahan Motivasi) (Pelemahan Psikologis)
KELELAHAN
RINGAN  Menguap  Konsentrasi kurang  Menjadi pendiam
 Terasa Haus  Mudah bingung  Motivasi yang
 Anggota badan terasa berat  Merasa susah berfikir berkurang
 Penampilan kurang semangat  Meningkatnya stres
 Tidak merasa segar setelah
tidur
SEDANG  Sakit kepala  Bicara yang salah  Perubahan mood
 Mata sakit/merah  Lelah berbicara  Menurunnya
 Nausea (mual)  Menjadi gugup kepedulian/toleransi
 Koordinasi lemah/lambat  Tidak dapat mempunyai  Mudah
 Kecepatan reaksi lambat perhatian /tidak marah/tersinggung
 Tidak seimbang dalam berdiri konsentrasi  Tidak dapat
 Merasa ingin berbaring  Kehilangan ingatan dalam mengontrol sikap
 Seluruh badan lelah waktu singkat, lupa akan
 Kaku dan canggung dalam instruksi
gerakan  Tidak dapat tekun dalam
bekerja (terasa malas)
BERAT  Mengantuk berat  Membuat keputusan yang  Temperamen yang
 Kelopak mata berat buruk/salah tidak terkontrol
 Tidur sekejap/Kepala  Mengambil tindakan yang  Agresif
mengangguk berisiko
 Jatuh tertidur  Berbuat salah (Errors)
74
Faktor Risiko Penyebab Kelelahan

1. Kualitas & Kuantitas/Jumlah Jam Tidur (PENYEBAB DOMINAN)

2. Irama Circardian (Irama Biologis Tubuh) (PENYEBAB DOMINAN)

3. Beban Kerja (Fisik & Mental)

4. Pola Shift Kerja

5. Pekerjaan Gilir Kerja (Shift Kerja). Malam lebih berisiko daripada siang

6. Pajanan Lingkungan Kerja – Bising, Getaran Unit, Suhu

7. Lama Waktu Kerja

8. Lama waktu Istirahat

9. Kesehatan

10. Faktor Gaya Hidup

11. Faktor Psikologis


75
Mengelola Kelelahan MENGAPA PENTING ??

Kita sebagai pekerja tambang penting dan wajib mengelola kelelahan kita,
terutama saat bekerja. Hal ini dikarenakan banyak PEKERJAAN KRITIS yang
dapat menimbulkan BAHAYA atau bahkan KECELAKAAN hingga menyebabkan
FATALITY/KEMATIAN.

1. Berdampak pada penurunan kinerja / produktivitas kerja


2. Berdampak pada penurunan kewaspadaan
3. Berdampak pada peningkatan risiko kecelakaan

Oleh karna itu, penting untuk mengelola kelelahan dengan


memperhatikan pola kualitas dan kuantitas tidur, jam kerja dan jam
istirahat, memilikigaya hidup yang baik, menjaga kondisi psikis, dan
memperhatikan kondisi kesehatan.

76
RITME CIRCARDIAN (RITME BIOLOGIS)

• Ritme biologis / Irama alami tubuh dalam 24 jam

• Irama Circadian di setting dgn ”Cahaya & Gelap”

• Tubuh manusia tidak dirancang untuk bekerja berat di malam hari

• Secara biologis, kewaspadaan & Konsentrasi mencapai titik


terendah jam 2 s/d 6 pagi

Mempengaruhi: Mempengaruhi:

 Suhu tubuh  Denyut Jantung, Tekanan Darah

 Pencernaan (Metabolisme  Paru Paru, Ginjal


Tubuh)  Sistem Kekebalan Tubuh
 Kadar hormon  Kemampuan Mental
 Pola tidur  kesiagaan/kesiapan untuk bekerja

77
Tidur & Kerja Shift (Ritme Biologis Tubuh Manusia)
Tidur & Kerja Shift (Ritme Biologis Tubuh Manusia)

Dengan Kualitas & Jumlah Tidur Normal


20
Waspada/ Terjaga
Penuh
15
Waspada/ Terjaga
Tingkat Sedang
Waspada 10
(MSLT) Waspada/ Terjaga
Berkurang
5
Merosot/ Mengantuk

0
12.00 15.00 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 09.00 12.00

Waktu dalam Sehari

Kombinasi rata-rata untuk semua tipe ritme kerja tubuh.


Kurva tsb bisa bertambah 1-2 jam
tergantung apakah seseorang lebih awal atau terlambat bangun, dsb
78
Penurunan Kewaspadaan Manusia
(Selang Waktu Terjaga Tanpa Tidur)
Tidur & Kerja Shift (Ritme Biologis Tubuh Manusia)

Waktu dalam Sehari


09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 09.00
20
Waspada/ Terjaga
Penuh
15
Waspada/ Terjaga
Tingkat Sedang
Waspada 10

(MSLT) Waspada/ Terjaga


Berkurang
5

Merosot/ Mengantuk

0
0 5 jam 10 jam 15 jam 20 jam 25 jam

Jumlah Hilang Waktu Tidur

Hightlight: Jika seseorang KURANG TIDUR, maka Risiko


Mengantuk semakin Mungkin terjadi
79
HASIL PENELITIAN Pekerjaan Mengemudi

80
Efek Fatigue Terhadap KINERJA MENGEMUDI

• Perhatian : Akan Menurun / Tidak Fokus / Tidak Konsentrasi

• Setir Mengemudi : Pelanggaran batas jalan (zig zag)

• Waktu Reaksi : menjadi lambat

• Kecepatan Mengemudi : menjadi lambat / sangat cepat

• Kemampuan Menilai Risiko : menjadi rendah

• Perilaku / Motivasi : menjadi agresif, mengambil risiko

81
Ciri Ciri Umum Kecelakaan Akibat Fatigue

- Lebih sering terjadi pada kecelakaan tunggal; misal keluar

jalur jalan, menabrak tanggul atau masuk jurang

- Pengemudi tidak mampu menghindar

- Sering terjadi pada jalan yang rata dgn kecepatan tinggi

- Tidak ada jejak pengereman

- Sering mengakibatkan cedera serius bahkan kematian (fatal)

- Efek Circadian – kecelakaan di jam rawan 02.00-06.00 pagi

dan 14.00 siang atau sore hari!!!

82
Bagaimana Strategi Mengelola Risiko Fatigue di Tempat Kerja?

Oleh MANAJEMEN / PERUSAHAAN

1. Design (Pengaturan) Waktu Kerja & Waktu Istirahat

Untuk Lama Kerja 12 Jam (2 Shift)

a. Periode kerja maksimal 10 minggu berturut turut bekerja dengan 2 (dua)


minggu berturut turut istirahat
(10 MINGGU ON – 2 MINGGU OFF)

b. Setiap 2 minggu periode kerja (Hari Ke 14) diberikan 1 (satu) hari


istirahat (13 HARI ON – 1 HARI OFF)

c. Istirahat minimal 1 jam setiap shift kerja

Untuk Lama Kerja 8 jam (3 shift)

a. Minimal 30 menit istirahat selama 1 shift kerja

83
Bagaimana Strategi Mengelola Risiko Fatigue di Tempat Kerja?
Oleh MANAJEMEN / PERUSAHAAN
2. LAIK SEHAT (Fit & Bugar Untuk Bekerja) / Fit To Work

a. PENYAKIT yang menyebabkan penurunan kemampuan fisik /


menurunkan kewaspadaan (mudah lelah / Fatigue)
1. Diabetes tidak terkontrol / Gula Darah Tidak Terkontrol
2. Jantung,
3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
4. Hepatitis Aktif
5. TBC aktif
6. Asma

b. Tidak dalam PENGARUH Alkohol & Narkotika


c. Tidak dalam pengaruh Obat yang menyebabkan kantuk
(obat batuk, obat flu dsb)
d. Cukup Tidur– Minimal 6 Jam dalam 1 x 24 jam
e. JAGA BERAT BADAN, KEGEMUKAN Membuat seseorang berisiko untuk mudah
mengantuk
f. RUTIN BEROLAHRAGA – 150 MNEIT / MINGGU
g. JIKA SAKIT, KONSULTASIKAN ke Dokter/Paramedik di Klinik Perusahaan

84
Strategi Mengelola Risiko Fatigue di Tempat Kerja? - LANJUTAN
3. Pengelolaan Saat di Tempat Kerja

a. Pemenuhan GIZI (Makan, Minum & Snack)

KEBUTUHAN ENERGI KALORI SELAMA BEKERJA (12 JAM)


- Bekerja Rutin 12 jam
PRIA: 2150 – 2800 kkalori / hari (tergantung beban kerja)

PRIA: 1290 – 1680 kkalori / shift 12 jam (tergantung beban kerja)

b. Pengawasan AWAL SHIFT (Tatap muka pengawas & pekerja)


Pengawas wajib memverifikasi pengisian P5M dan menindaklanjuti jika ada ketidaksesuaian
terkait jumlah jam tidur, keluhan kesehatan, riwayat konsumsi obat-obatan

c. Patroli & Inspeksi (Komunikasi Radio) & Road Maintenance

d. Akomodasi MESS
- Kasur, bantal, Sprei kondisi baik dan bersih
- Suhu kamar (tidak terlalu dingin dan terlalu panas)
- Kebisingan – Tidak bising
- Pencahayaan – Cahaya Gelap Ideal Untuk Tidur. Pastikan terpasang Tirai di setiap Jendela
- Tidak ada bau bauan (sampai dsb)
85
Strategi Mengelola Risiko Fatigue di Tempat Kerja - LANJUTAN

4. Pemantauan / Pengecekan Kelelahan


a. Pemeriksaan Tekanan Darah – Dilakukan Awal Shift & Jam Kritis
Wajib dilakukan kepada seluruh pemilik SIMPER (Op Hauler, A2B, Driver
Bus/Manhaul & LV) dengan riwayat Hipertensi & Hipotensi

b. SOBRIETY TEST (AWAL SHIFT & JAM KRITIS ) Jam 02.00 – 05.00 pagi)
Wajib dilakukan 100% untuk seluruh pemilik SIMPER pasca sakit, operator
dengan shift kerja siang 1, malam 1, malam 4-7

c. SOBRIETY TEST WAJIB 100 % TERLAKSANA untuk HARI SHIFT KRITIS


- SIANG KE – 1; - MALAM KE – 1 - MALAM KE 4 s/d MALAM KE 7

Keterangan Hasil Pemeriksaan Keterangan Pemeriksaan Kesehatan


(Sobriety Test) 5. Kategori Unfit: Nadi < 60 dan > 100 x/menit
1. Berjalan sempoyongan (UNFIT) 6. Kategori Unfit: Tensi rendah < 90/60 & Tensi Tinggi > 140/100
2. Menurunkan 1 (satu) kaki sebelum - 160/100 jika belum meminum obat (pengobatan)
10 detik (UNFIT) Kategori Unfit jika hasil tensi meter > 160 / 100 (baik telah
3. Tidak bisa memutar dengan 1 (satu) diobati / belum)
kaki (UNFIT)
4. Kurang tanggap instruksi yang
sederhana (UNFIT)
86
Bagaimana Strategi Mengelola Risiko Fatigue di Tempat
Kerja? - LANJUTAN

5. Edukasi & Sosialisasi Kelelahan (Fatigue)


a. Pekerja (Training Kelas)
b. Keluarga Pekerja (Door to door, Kelas, Kunjungan tambang)
Program edukasi keluarga harus mempertimbangkan effort dan impact
yang dihasilkan

6. Penerapan Teknologi
a. Fatigue Alarm
b. Kamera Kabin (In Cabin Camera)
c PVT, OSPAT, PERCLOS

Setiap teknologi yang digunakan harus melalui kajian

87
LAKUKAN!!! (DO ) SAAT MERASA LELAH (FATIGUE)

1. LAPOR KE PENGAWAS – SANGAT PENTING, SHG KONDISI ANDA BISA TERMONITOR


2. ANDA DAPAT MELAKUKAN HAL HAL SBB:
a. TURUN dari UNIT, BERGERAK & OLAHRAGA KECIL
b. Cuci Muka dengan Air Dingin
c. Minum Kopi Pahit pada Jam Kritis / Minum Air Putih
d. Istirahat tenang (tanpa tidur) 5 – 15 menit
e. IKUTI TEST FATIGUE – UTK MEMUTUS PEKERJAAN MONOTON
f. TIDUR SESAAT / Sejenak (Napping) – PALING EFEKTIF
* Tidur sesaat selama 15 – 30 menit
* Setelah tidur sesaat, ambil waktu 5 – 15 menit untuk pemulihan
3. JIKA HAL HAL diatas tidak dapat membantu anda untuk bugar,
maka SEGERA LAPOR pengawas dan ANDA WAJIB TIDUR / PULANG KE MESS / RUMAH

88
JANGAN DILAKUKAN (DON’T) SAAT LELAH KETIKA
BERKENDARA & DI TEMPAT KERJA

1. HINDARI MINUM MINUMAN BERENERGI (Seperti KRATINGDAENG dsb)


2. Memaksakan DIRI untuk Mengemudi.
INGAT, TUBUH & OTAK ANDA SEWAKTU WAKTU DAPAT TERLELAP (MICRO SLEEP)
3. Kafein dengan memakai gula (Kopi Manis / Teh Manis) secara aktual dapat
berlawanan dengan efek dari kafein
* Dapat mengurangi kondisi terjaga setelah efek awal
* Malah akan menyebabkan kantuk, karena dapat dengan cepat meningkatkan
kadar gula dalam darah lalu merosot secara cepat
4. MINUM KOPI SEBAGAI RUTINITAS untuk MELAWAN KANTUK – HAL INI HARUS
DIHINDARI
5. Efek Minum Kopi muncul 15-30 menit, bertahan 3 s/d 5 jam. Saat ANDA Pulang,
ANDA AKAN MENGALAMI SULIT TIDUR

89
Kafein (Kopi)

 Meningkatkan alertness (melawan kantuk / terjaga) s/d 64 %


 Efektif meningkatkan alertness 2 hari pertama (untuk yang kurang tidur).
Jika kurang tidur, pada HARI Ke- 3 dst tidak akan efektif lagi
 Efek kafein s/d 6 jam setelah konsumsi
 Efek puncak 45 – 60 menit setelah konsumsi (tergantung individu)
 Segelas / secangkir kecil kopi (200 ml) – mengandung ± 150 – 200 mg kafein
 Maksimal konsumsi kafein 3 – 4 x (maksimal 600 mg kafein / hari)
 Di tujukan untuk operator Shift malam 1, shift malam 4 & 5
 Opsi tambahan adalah teh pahit: untuk operator yang tidak suka kopi
 HINDARI Minum Kopi 2 jam menjelang tidur dan saat bangun tidur

90
Mengurangi Efek Kerja Shift
1. Jika memungkinkan, Jadwal waktu tidur & bangun tidur tetap sama saat
hari kerja & hari libur
2. Untuk pekerja Non Shift (Tidak bekerja malam)
* Tidur 6 - 8 jam setiap malam
* 1 kali periode tidur tanpa naps atau tanpa periode tidur lain
3. Sebelum memulai shift malam, tidur lebih mundur dari kebiasaan dan
bangun lebih siang dari kebiasaan. Fase ini membuat ritme circardian
anda beradaptasi untuk shift baru
4. Tidak melakukan pekerjaan lainnya saat OFF
5. Dapatkan tidur yang cukup saat OFF (TIDAK KERJA).
6. Hindari Alkohol, Nikotine & Kafein

91
GAYA HIDUP SEHAT
1. KELOLA STRESS ANDA (Di Rumah & Tempat Kerja)
2. OLAHRAGA teratur. Lakukan 150 menit dalam seminggu. Ideal apabila dilakukan rutin
5x seminggu dengan lama waktu 30 menit.
Lakukan Olahraga maksimal 3 jam sebelum tidur. Olahraga membantu KUALITAS TIDUR
lebih baik
3. POLA MAKAN YANG BENAR
Saat mau tidur, HINDARI: Makanan tinggi gula/manis, asin dan tinggi lemak, makanan
pedas – Dapat membuat anda terbangun tengah malam sehingga Mempengaruhi
Kualitas Tidur
4. HINDARI ROKOK
• Rokok – Terdapat kandungan Karbon monoksida - bisa mengikat diri pada hemoglobin
dalam darah secara permanen sehingga menghalang penyediaan oksigen ke tubuh. Hal
tersebut membuat Anda cepat lelah
• Nicotine rokok menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk tidur & bermasalah
saat bangun
• Lebih banyak pengalaman mengalami mimpi buruk
92
TIPS TIDUR YANG BAIK
1. WAKTU TIDUR & WAKTU BANGUN
• Waktu tidur tiap orang berbeda, sedikitnya 6 jam dalam 1x24 jam.
• Tidur hanya benar-benar saat kita mengantuk
• Biasakan Tidur & Bangun di waktu yang sama setiap hari

2. CAHAYA & BISING


• Remangkan cahaya saat tidur – * Hormon Melatonin * – Menyebabkan Mengantuk”
• Jauhkan SUMBER BISING dari tempat tidur. Komunikasikan ke Anggota Keluarga

3. SUHU KAMAR
• Udara segar, suhu optimal 18-25 derajat celcius
• Jika memungkinkan, menggunakan pendingin ruangan

4. MANDI AIR HANGAT


• Memberikan ketenangan (relax) untuk mencapai tidur lelap

5. TEMPAT TIDUR ANDA HARUS KONDISI BAIK


• Matras kasur anda sudah sesuai yang anda inginkan?

6. HINDARI NONTON TV DAN MENGGUNAKAN HP 30 MENIT SEBELUM TIDUR


7. BERDOA

KETIDAKNYAMAN MEMBUAT TIDUR BERMASALAH SEHINGGA KUALITAS TIDUR ANDA TERGANGGU


93
SEHINGGA ANDA AKAN MENGALAMI KURANG TIDUR
TIPS JIKA SULIT TIDUR
1. Gunakan KASUR Anda hanya untuk TIDUR & SEX – BUKAN untuk
Membaca, Menonton TV, Mendengarkan Musik, bermain HP
2. ANDA Datang ke Tempat Tidur SAAT anda Lelah / Mengantuk
3. JIKA anda ditempat tidur tidak bisa tidur dalam 30 Menit – SEGERA
BANGUN – Lakukan sesuatu Yang menenangkan (Baca majalah/buku) Jika
merasa lelah kembali lanjutkan kembali ke tempat tidur
4. Berfikir hal-hal yang menenangkan. Jangan Bawa Fikiran Stres ke tempat
tidur
5. Minum susu hangat atau snack dengan rendah karbohidrat, susu kedelai,
pisang, semangka membantu anda tidur
6. Gunakan Pengharum Aromateraphy dalam Kamar Anda
7. BERDOA

94
PENUTUP

KESELAMATAN ADALAH PRIORITAS


UTAMA

95
ROLEPLAY & PROBLEM
SOLVING

96
Proses Role-Play

Kelas akan dibagi menjadi minimal 2 kelompok, maksimal


3 kelompok
Setiap kelompok akan diberikan waktu untuk berdiskusi
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh fasilitator
Fasillitator akan meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Kelompok lain dapat menanggapi presentasi dari kelompok
lain

97
Pertanyaan diskusi

1. Mengapa K3 (safety & health) menjadi penting bagi


semua orang di PT Berau Coal?
2. Apa kaitan antara nilai perusahaan dengan
implementasi K3 di pekerjaan?
3. Sebutkan Hazard yang akan anda hadapi di tempat kerja
anda, dan apa Risikonya?
4. Bagaimana melakukan pencegahan kecelakaan kerja
yang efektif di tempat kerja?

98
99

Anda mungkin juga menyukai