Anda di halaman 1dari 33

Walkthrough Survey

PT. MOREEN INDONESIA


ANGGOTA KELOMPOK III (K3)

 dr. Adinda Adia Putri  dr. Muthia Primandira


 dr. Albert Hasibuan  dr. Nadia Andini Putri
 dr. Asri Aulia Rahmah  dr. Palcha Baldia Alecsander
 dr. Atika Aziza  dr. Riri Vadila
 dr. Eka Marlis Surya Ningsih  dr. Shelvi Monaliza
 dr. Len Satriani Arif  dr. Vita Andriyani
 dr. Mardiana Ismaningsih  dr. Yuni Angriani
LATAR BELAKANG
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap
aktivitas pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident)
terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek
kerugian (loss).

Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi


kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak-
tidaknya dikurangi dampaknya

Pengetahuan tentang keselamatan kerja sangat dibutuhkan


untuk mengatasi masalah yang muncul dalam bekerja agar
dapat meningkatkan mutu pekerjaan, produksi, dan
produktivitas kerja.
DASAR HUKUM
 UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
 UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
 UU Uap tahun 1930.
 Peraturan Uap tahun 1930.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980 tentang keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat
pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982 tentang bejana tekanan.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat tenaga dan produksi.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat angkat-angkut.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir.
 Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang penanggulangan kebakaran di tempat
kerja.
 Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya.
 Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000
mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
 Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006
tentang pedoman dna pembinaan teknis petugas K3 ruang terbatas
 Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008
tentang pedoman keselamatan dan kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan menggunakan akses
tali (rope access).
PROFIL PERUSAHAAN
• JL. Raya Penggilingan
ALAMAT Komplek PIK Blok D No. 15
Cakung, Jakarta Timur

SEKTOR • Gas Stove, Dies, Jig, and


Automotive Component
PT. USAHA Manufacturing
MOREEN
INDONESIA JUMLAH • Sekitar 105 orang
PEGAWAI

• Mengutamakan kepuasan
MOTTO pelanggan dan melakukan
perbaikan secara terus-menerus.
• Shift I 07.00 – 15.00 WIB
JAM KERJA • Shift II 15.00 – 23.00 WIB
• Shift III 23.00- 07.00 WIB

• BPJS KETENAGAKERJAAN
ASURANSI • BPJS KESEHATAN

• Sertifikat Sistem Mutu SNI ISO 9001-2008 dari


SERTIFIKAT Komite Akreditasi Nasional Sertifikasi Sistem Mutu
Lembaga

KELEMBAGAAN • Total personel 12 orang namun hanya 4 orang


yang aktif, 2 diantaranya sudah mengikuti
P2K3 pelatihan P2K3
ALUR
PRODUKSI
TANGGAL DAN WAKTU

• Kunjungan perusahaan ke PT.


MOREEN INDONESIA pada tanggal 24
PELAKSANAAN April 2019 pada pukul 09.30-10.30 WIB.

TEMPAT

• PT. MOREEN INDONESIA : Jl. Raya


Penggilingan Komplek PIK Blok D No.
15 Cakung – Jakarta Timur
HASIL
PENGAMATAN
MESIN, PESAWAT DAN ALAT KERJA

MAINTENANCE MESIN PRODUKSI DILAKUKAN SETIAP 1 BULAN SEKALI


OLEH TIM MAINTENANCE
 Bahan baku terdapat 2 jenis bahan baku
yang telah tersertifikasi oleh dinas
BAHAN kesehatan, bahan pokok berupa besi dan
DAN plat.
PROSES  Namun rincian bahan baku tersebut
KERJA tidak dapat diuraikan oleh pihak
perusahaan.
Sumber
Penerangan
Listrik

INSTALASI
LISTRIK PLN LAMPU

TIDAK
SINAR
TERSEDIA
MATAHARI
GENSET
SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PENGAMATAN STANDARD
• Tidak semua pekerja mengetahui letak • Memiliki tim penanggulangan kebakaran
APAR, dan belum pernah dilakukan yang terlatih
pelatihan penggunaan APAR secara
khusus
• Terdapat 6 APAR menurut keterangan • Memiliki sistem proteksi kebakaran. Dan
narasumber, tetapi yang ditemukan terdapat APAR yang pemasangannya
selama kunjungan hanya ada 1 buah sesuai dengan Permenakertrans no. Per-
• Belum sesuai dengan Permenakertrans 04/MEN/1980
No. Per-04/MEN/1980 tidak terdapat
lemari untuk penyimpanan tabung.

• Tanggal pemeriksaan berkala pada APAR • Melaksanakan pemeriksaan dan


tercatat dilaksanakan terakhir pada pengujian komponen yang berkaitan
bulan Desember 2017 dan berlaku dengan penaggulangan kebakaran
sampai dengan tahun 2018. minimal 6 bulan 1 kali.
KONSTRUKSI TEMPAT KERJA
KONTRUKSI TEMPAT
PENGAMATAN STANDAR
KERJA
Akses keluar masuk. Akses keluar-masuk ruangan Akses keluar masuk ruangan
terdiri dari satu lobi utama dan aman.
dua pintu keluar.

Kebersihan dan kerapian tata Kebersihan dan kerapian Kebersihan dan kerapian tata
ruang. ruangan kurang terjaga. ruang tidak berantakan dan
Ruangan tidak tertata dengan merintangi akses jalan.
rapi.
Jaminan keselamatan peralatan, Telah dijadwalkan setiap hari, Terdapat jaminan keselamatan
bahan dan benda – benda di setiap minggu, dan setiap bulan peralatan, bahan, dan benda –
dalam ruangan. untuk pemeliharaan mesin di benda dalam ruangan.
dalam ruangan.
Tanda peringatan - Tidak didapatkan tanda – tanda Terdapat tanda peringatan
peringatan pada tempat–tempat pada daerah dengan resiko
tertentu yang merupakan tempat
tinggi. Tersedia arahan jalur
dengan resiko tinggi.
evakuasi penanggulangan
- Tidak ditemukan adanya tanda-
bencana.
tanda arahan jalur evakuasi
bencana.
ALAT PELINDUNG DIRI

APD PENGAMATAN STANDART

Helm Belum disediakan oleh Pekerja tidak terlihat Pekerja yang di tempat
PT. Moreen Indonesia menggunakan helm. pemotongan seharusnya
(di tempat
memakai helm karena
pemotongan)
berhadapan dengan alat-
alat berat.
Masker debu Berwarna Putih Tidak semua pekerja Pekerja seharusnya
berbahan kain, dengan menggunakan masker menggunakan masker.
(area
tali sebagai pengait, Masker harus menutupi
pemotongan)
berfungsi untuk mulut dan hidung.
menyaring debu dan
cegah terhirupnya
partikel-partikel kecil.
Sarung Tangan Berbahan kain, sebatas Pekerja sebagian besar Seharusnya pekerja yang
pergelangan tangan, menggunakan sarung tangan kain memiliki kontak dengan bahan
(Tempat
berfungsi untuk melindungi biasa, sarung tangan juga hanya kimia seperti di area finishing
pemotongan, tangan dari pajanan api, dan sebatas pergelangan tangan dan memakai sarung tangan yg
pemolesan, percikan, luka. hanya satu tangan. panjang dengan bahan karet agar
plating, coating, tidak terkena bahan kimia cair,

dan finishing) pada area pemotongan,


pemolesan, dan plating
menggunakan sarung tangan
sesuai standar, termasuk jika ada
pekerjaan yang membutuhkan
sarung tangan panjang.

Sepatu Sepatu yang digunakan Sebagian besar pekerja Semua pekerja menggunakan
berwarna hitam, berbahan menggunakan sepatunya sepatunya.
(Di area
kulit dengan alas karet. Di
Khusus di bagian finishing
pemolesan, depan terdapat pelindung
memakai sepatu boots.
plating, coating, besi, Berguna untuk
dan finishing) melindungi kaki dari bahan
kimia, bahaya panas, dan
benturan juga luka.
Kacamata Sebagai pelindung mata Tidak semua pekerja Semua pekerja
safety ketika bekerja dan menggunakan kacamata menggunakan kacamata
mencegah mata dari safety safety
(area
terkena benda asing
pemolesan)

Pelindung wajah Berfungsi sebagai Semua pekerja tidak Semua pekerja


(face shield) pelindung wajah dari menggunakan pelindung menggunakan pelindung
percikan benda asing wajah wajah pada saat dilakukan
(area
maupun kimia saat pemotongan untuk
pemotongan)
bekerja mencegah terpaparnya
benda asing ke mata dan
area wajah

Ear plug Berfungsi sebagai Sebagian pekerja sudah Semua pekerja


pelindung telinga dari menggunakan ear plug. menggunakan ear plug pada
(area
kebisingan yang saat bekerja
pemotongan)
dihasilkan dar mesin di
area pemotongan
TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI

Tanggap Darurat
PENGAMATAN STANDAR
& Evakuasi

Fire Alarm Tidak terdapat alarm kebakaran baik di dalam Terdapat di semua ruangan, dan juga
maupun di luar ruangan. terdapat di luar ruangan, di setiap lorong
Emergency Lamp Tidak terdapat Emergency Lamp Terdapat Emergency Lamp di semua
ruangan
Jalur Evakuasi Tidak terdapat jalur evakuasi khusus, Pintu evakuasi Tangga darurat dan tangga umum, Pintu –
sulit terlihat karena tertutup oleh hasil produksi yang pintu jalur evakuasi mudah terlihat dan
ditumpuk didepan pintu evakuasi. semuanya tidak ada yang ditemui dalam
keadaan terkunci.

Jalur cukup terawat dengan baik, terbuka,


Jalur evakuasi tidak teratur dan terhalangi oleh hasil tidak terdapat benda yang membahayakan
produksi yang digantung di depan pintu evakuasi. disekitar area evakuasi, cukup lebar, dan
Tidak ada tanda garis kuning di jalur evakuasi. untuk menuju titik area evakuasi dapat
menggunakan jalur yang sudah ditandai
dengan garis- garis kuning.
Rambu – Rambu Tidak terdapat rambu-rambu yang menunjukan Rambu – rambu yang menunjukan
Jalur Evakuasi lokasi jalur evakuasi. lokasi jalur evakuasi cukup jelas,
berwarna hijau dengan kondisi yang
cukup baik.

Tidak terdapat peta jalur evakuasi Peta jalur evakuasi juga jelas terdapat
di setiap ruangan.

Tidak terdapat rambu-rambu titik berkumpul Tempat berkumpul Titik Point berada
pada lahan yang kosong.

APAR ( Alat Terdapat 6 buah APAR di ruangan dari departemen Terdapat di setiap lorong, dalam
Pemadam Api namun tidak dilengkapi tata cara penggunaannya. keadaan baik,mudah dijangkau.
Ringan) terdapat cara penggunaan,
maintenance nya dilaksanakan sesuai
aturan, sesuai dengan seharusnya
pengecekan dilakukan 6 bulan sekali
KEJADIAN KECELAKAAN KERJA
PENGAMATAN STANDART

Angka kejadian kecelakaan kerja Menurut PT. Moreen Indonesia angka Seharusnya pimpinan PT. Moreen
kejadian kecelakaan kerja sangat Indonesia lebih memperhatikan
(saat ditanyakan ke pihak PT.
sedikit. Menurut mereka, kecelakaan keselamatan kerja pegawainya dengan
Moreen Indonesia)
kerja yang pernah terjadi yaitu terluka menerapkan budaya K3 di
akibat kurangnya kewaspadaan perusahaannya serta melakukan
tenaga kerja saat bekerja terutama di pengawasan dan pembinaan terhadap
bagian pemotongan (hanya berupa penerapan keselamatan kerja.
luka gores). Selain itu kecelakaan Kecelakaan kerja yang terjadi dalam
kerja lain yang pernah terjadi adalah tempat kerja wajib dilaporkan oleh
nyeri pada mata akibat paparan dari pengurus kepada pejabat yang ditunjuk
sinar welding. oleh Menteri Tenaga Kerja

Kami tidak mendapat data yang


menggambarkan tingkat angka
kejadian kecelakaan di perusahaan
tersebut.
Angka kejadian Tidak terdapat spanduk dan poster Pihak pimpinan PT. Moreen
kecelakaan kerja tentang keselamatan kerja dan Indonesia sebaiknya lebih
(setelah dilakukan peraturan tentang penggunaan alat memperhatikan keselamatan
kunjungan perusahaan) pelindung diri di setiap bidang kerja bagi tenaga kerjanya agar
perusahaan. produktivitas dapat meningkat,
yaitu dengan melakukan promosi
Dalam penggunaan alat pelindung diri, kesehatan, seperti misalnya apa
masih banyak pegawai yang belum itu apd, dan untuk apa
tepat menggunakannya maupun tidak menggunakannya dan bagaimana
menggunakannya, sehingga risiko caranya, dan saat sampai ke
terjadinya kecelakaan kerja di tahapan evaluasi, benar-benar
perusahaan tersebut masih sangat dievaluasi apakah ada perubahan
besar. perilaku dari pegawainya untuk
mencegah kecelakaan kerja,
seperti misalnya penggunaan apd
yang baik dan benar.
Pada PT Moreen, personil yang bertangggung
jawab pada keselamatan kerja adalah leader.
Tugas Leader :
1. Melakukan penanganan awal serta
membawa pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja ke klinik atau puskesmas
PERSONIL terdekat.
KESELAMA 2. Memberikan briefing mengenai tata tertib
keselamatan kerja setiap hari.
TAN KERJA
Hanya dilengkapi 1 set peralatan P3K umum. Tidak
ada yang bertugas untuk menyisir bagian / divisi
masing – masing untuk keluar dari gedung serta
mengevakuasi dokumen – dokumen penting saat
terjadi keadaan darurat dan memastikan tidak
adanya pekerja yang tertinggal.
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran

1 Konstruksi tempat kerja Didapatkan beberapa barang Undang-undang dasar no 1 Ditambahkan adanya informasi
hasil produksi dan box yang tahun 1970, undang-undang keselamatan peralatan, bahan,
masih berantakan, belum no 18 tahun 1999 tentang dan benda-benda dalam
terdapat adanya informasi jasa konstruksi. ruangan. Peletakan barang-
mengenai keselamatan barang hasil produksi disusun
peralatan , bahan dan benda- dengan rapi.
benda dalam ruangan.

2 Sarana penanggulangan Semua pekerja mengetahuin Permenakertrans No Dilakukannya sosialisasi dari


kebakaran letak APAR namun tidak semua 4/MEN/tahun 1980 perusahaan terhadap para
pekerja dari perusahaan perkerja tentang
mengetahui cara penggunaan penanggulangan kebakaran
alat-alat penanggulangan dan cara penggunaan alat
kebakaran. pemadam api ringan (APAR)
dan Hydrant.
Pengecekan jumlah dan alat
berkala terhadap APAR belum Cek jumlah di setiap ruangan
dilakukan dengan baik dimana dan periksa berkala APAR guna
terlihat APAR hanya ada 1 buah memastikan alat bisa dan layak
dan tidak ada isinya. digunakan.
3 Alat Sudah ada penjelasan Peraturan menteri tenaga Perusahaan bersedia menyediakan APD
pelindung mengenai APD serta kerja dan transmigrasi RI yang sesuai dengan standard dan hazard
diri peringatan bagi pekerja nomor yang ada di lingkungan tempat kerja.
yang tidak menggunakan
PER.08/MEN/VII/2010 Selain itu lebih baik lagi apabila sebelum
APD. Namun beberapa
pekerja tidak mematuhinya tentang Alat Pelindung Diri memulai pekerjaan diberikan suatu
dan pengawas hanya briefing singkat mengenai pentingnya
memaklumi. APD dan cara penggunaan APD yang baik
dan benar. Dan dapat diberikan sanksi
bagi pekerja yang tidak menggunakan
APD yang sesuai.

4 Tanggap Belum ditemukan adanya Undang-undang no 18 Pemasangan rambu


darurat dan rambu evakuasi dan tidak tahun 1999 tentang jasa evakuasi yang mudah terlihat dan mudah
jalur terdapat titik kumpul bila konstruksi dipahami oleh pekerja, serta ditentukan
evakuasi terjadi keadaan darurat.
Undang-undang dasar no 1 jalur evakuasi dan titik kumpul bila terjadi
tahun 1970 suatu keadaan darurat.
Undang-undang No 28
tahun 2002 tentang
bangunan gedung.
5 Personil Tanggung jawab Peraturan Membentuk personil
keselamatan kerja keselamatan kerja perundangan UU No. P2K3 yang terlatih dan
diperusahaan ini 1 tahun 1970 (Pasal tersertifikasi.
dipegang oleh leader 10 ayat 1, 2) yang
yang belum mewajibkan
tersertifikasi. perusahaan untuk
membentuk P2K
• Tidak ada informasi mengenai keselamatan peralatan, bahan,
dan benda-benda dalam ruangan.
• Belum ada pelatihan cara penggunaan APAR secara khusus
Kesimpulan • Banyak pekerja yang tidak menggunakan APD yang sesuai
• Tidak ada rambu evakuasi dan tanda titik kumpul jika terjadi
keadaan darurat
• Belum dibentuknya personil P2K3 ataupun penerapan SMK3

• Penambahan dan penjelasan informasi keselamatan,


peralatan, bahan, dan benda-benda dalam ruangan
• Diselenggarakan pelatihan penggunaan APAR untuk semua
tenaga kerja

Saran • Penerapan sanksi bagi tenaga kerja yang tidak menggunakan


APD yang sesuai dengan standardnya
• Pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi dan rambu tanda
titik kumpul untuk kejadian kedaruratan
• Membentuk personil P2K3 yang terlatih dan tersertifikasi,
dan menerapkan SMK3
DOKUMENTASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai