Anda di halaman 1dari 46

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

&
LINGKUNGAN HIDUP
(K3LH)

Rachmad Hermawan
Curriculum Vitae

1. Name : Rachmad Hermawan


2. Place and Date of Birth : Bandung, October 10, 1989
3. Nationality : Indonesian
4. Qualification : HSE Inspector
5. Contact Number : WA: 087851988346
6. Email : rachmadhermawan8@gmail.com
7. Address : Jl.Mulyorejo, Surabaya
8. Present Position : HSE Inspector
Tujuan Pelatihan

Memberi pengetahuan K3 kepada


peserta, khususnya pada pekerjaan
pengelasan.
Harapan Klien/ Kustomer :
• Tidak terjadi kecelakaan
• Tidak ada cedera
• Tidak terjadi pencemaran
lingkungan
Semua pekerja, Kontraktor dan suplyer harus
mendukung secara penuh sasaran tersebut
melalui perencanaan, komunikasi dan
pengendalian bisnis kita secara benar guna
mencegah sumber-sumber daya klien dan
perusahaan kita.
HSE
1. HEALTH = KESEHATAN
2. SAFETY = KESELAMATAN
3. ENVIRONMENT = LINGKUNGAN

K3LH
1. KESELAMATAN
2. KESEHATAN
3. KERJA
4. LINGKUNGAN HIDUP

If you cannot manage Healt, Safety and Environment


Exactly
5 you cannot manage other your Business.
UUD 1945
Pasal 27 (2)

UU No. 14/69

UU No. 1 / 1970 tentang


keselamatan kerja
11 BAB, 18 PASAL

PERATURAN PELAKSANA STANDAR


• Permen No.05/1985 •SNI
• Permen No.02/1992 •BS
• Permen No.05/1996
•JIS
• Permen No.03/1982
•OSHA
• Kepmen No.51/1989
• Kepmen No.187/1992 •ANSI

6• Dll • Dll
UNDANG UNDANG 1945
PASAL 27 AYAT 2 DISEBUTKAN :
“Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
 Dalam hal ini yg dimaksud PEKERJAAN adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yg memungkinkan PEKERJA dlm kondisi Sehat
dan Selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, shg
dapat hidup layak sesuai martabat Manusia.
 Keselamatan, Kesehatan kerja dan tidak ada Pencemaran Lingkungan
adalah merupakan bagian integral dari perlindungan PEKERJA dan
PERUSAHAAN.
 Karena PEKERJA adalah bagian integral dari Perusahaan, maka
jaminan Keselamatan dan Kesehatan serta Perlindungan Lingkungan
akan meningkatkan PRODUKTIVITAS kerja yang akan meningkatkan
7hasil PRODUK.
UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 1970 - BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13

BARANG SIAPA YANG MEMASUKI SESUATU TEMPAT KERJA,


DIWAJIBKAN MENTAATI SEMUA PETUNJUK KESELAMATAN
8 KERJA DAN MEMAKAI ALAT-ALAT PERLINDUNGAN DIRI
YANG DIWAJIBKAN.
Didalam operasinya manajemen PT. PAL INDONESIA telah mempunyai
PEDOMAN SMPAL yang menerapkan sistim manajemen yang telah diakui
badan dunia serta telah mendapatkan Sertifikasi, yaitu :

Berpedoman ISO. 9001 : 2008


1. SISTIM MANAJEMEN MUTU (SMM)
Berpedoman ISO. 14001 : 2008

1. Berpedoman OHSAS 18001:1999


2.SISTIM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML)
2. Proper

3. SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN &


KESEHATAN KERJA (SMK3) Berpedoman Permenaker.
No.05/Men/1996, terdiri dari
A. INTERNASIONAL 12 Elemen dan 166 Kriteria
B. NASIONAL (MANDATORY)

PT. PAL telah memenuhi 90 % dari 166 kriteria.


9
Mendapat sertifikat SMK3 dan BENDERA EMAS untuk tahun 2016 dan akan dievaluasi /
audit kembali setiap 3 thn
SASARAN DAN TARGET K3LH PT. PAL
 NO FATALITY AND ZERO ACCIDENT
Tidak ada Kematian atau cacat seumur hidup dan Tidak ada
Kecelakaan yg menghilangkan waktu kerja lebih 2 x 24 jam
per periode
 NO HARM To PEOPLE and PROPERTIES
Tidak ada Kerugian / Kerusakan pada Manusia dan Harta
benda
 NO DAMAGE To ENVIRONMENT
Tidak ada Kerusakan / Pencemaran pada Lingkungan

10
KECELAKAAAN
• Peristiwa
• Tidak diduga dari semula
• Tidak dikehendaki
• Mengacaukan proses akivitas yang telah
ditentukan
• Dapat menimbulkan kerugian
- korban manusia
- Harta benda
11
- Image Perusahaan
6 HAL DALAM KECELAKAAAN

Dapat terjadi setiap saat ( 80 % kecelakaan


akibat kelalaian ) :
• tidak memilih cara tertentu untuk terjadi
• selalu dapat menimbulkan rugi (loss)
• Selalu menimbulkan gangguan
• selalu mempunyai sebab
• dapat dicegah/dieliminir

12
AMAN / SELAMAT
Kondisi yang tidak ada kemungkinan
malapetaka

TINDAKAN TAK AMAN


Suatu pelanggaran tehadap prosedur keselamatan yang
memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan.

KONDISI TAK AMAN


Kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang
mungkin dapat langsung mengakibatkan
terjadinya kecelakaan
13
Unsafe action / Perbuatan
tidak aman !

 Tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) baik Standard


PT.PAL (Helm dgn tali diikat, Ketelpak, Full Body Harness,
Sepatu Safety) dan APD sesuai Resiko bahaya kerja.
 Melakukan Tindakan ceroboh / tidak mengikuti prosedur
(Instruksi manual / Standard kerja) yg benar.
 Memakai Personil yang mempunyai Ketrampilan dan
Pengetahuan yang tidak sesuai dengan Pekerjaan yg
dilakukan.
 Keadaan Phisik , Mental & Kesehatan yg belum siap untuk
tugas yang diemban.

14
Unsafe Condition / Kondisi
yg tidak aman. !
 Alokasi Personil yang tidak terencana dengan baik sehingga
pada satu lokasi banyak dipenuhi beberapa Pekerja dgn
berbagai trade yg saling berbenturan, Berpotensi bahaya !
(saat Schedulle sudah saling sejajar).
 Saat Fasilitas Kerja tidak memenuhi Standard minimal (AS
LOW AS REASONABLE PRACTICES), seperti ; Perancah
tidak aman, bekerja dalam tangki (Confined spaces) tidak
dilengkapi PERMIT TO WORK, Exhaust Blower yg cukup,
Lampu yg cukup, tidak ada Pengawas, dll.
 Terjadi Pencemaran Lingkungan kerja oleh Debu, Bahan
B3(Oli, Bahan Cat, Bensin dan bahan reantive).
15
Bahaya Asap Pengelasan Bisa Timbulkan Deretan
Penyakit Ini, Penting Diwaspadai Pekerja Las :
Bila terkena mata, asap pengelasan bisa
menimbulkan rasa pedih dan sakit, sama halnya
seperti terkena percikan bunga api yang
dihasilkan saat proses pengelasan. Jika terhirup,
asap beracun ini juga bisa menyebabkan masalah
kesehatan, mulai dari iritasi pada saluran
pernapasan hingga sindrom Parkinson.
Dilansir dari cos-mag.com, American Society of
Safety Engineers (ASSE) menyatakan, salah satu
aspek yang paling berbahaya dari pengelasan
adalah asap. Asap pengelasan adalah partikel
padat berisi campuran kompleks antara oksida
logam, silikat, dan fluorida yang dihasilkan
selama proses pengelasan
Salah satu efek dari paparan asap adalah "metal
fume fever", penyakit seperti flu yang akan hilang
dengan sendirinya dalam waktu 24 hingga 48
jam. Sementara, untuk efek jangka pendek dan
jangka panjang akibat paparan asap ini
tergantung pada jenis logam, jumlah paparan,
waktu paparan, dan tindakan pengendalian
paparan yang dilakukan.
Jenis asap yang dihasilkan selama proses
pengelasan:

•Aluminium
•Besi oksida
•Berilium
•Timah
•Kadmium oksida
•Mangan
•Kromium
•Nikel
•Tembaga
•Vanadium
•Fluorida
•Seng oksida
•Kromium heksavalen
Bagaimana asap pengelasan bisa masuk ke
dalam tubuh dan apa efeknya bagi kesehatan
pekerja?
Seperti halnya debu silika atau debu batubara, partikel halus (asap
pengelasan) yang beterbangan akan mudah terhirup bersama
udara yang kita hirup. Butir asap yang sangat halus akan terbawa
masuk dan terperangkap di dalam paru-paru.
Bila pekerja menghirup asap pengelasan secara terus-menerus
dalam jangka waktu yang lama, maka bisa berpotensi mengalami
penyakit serius pada sistem pernapasannya, bahkan berisiko
menimbulkan kerusakan daerah otak yang berhubungan dengan
penyakit Parkinson.
Penelitian dari American Academy of Neurology menyatakan,
asap pengelasan yang mengandung mangan bisa menimbulkan
masalah neurologis seperti gejala penyakit Parkinson. Para
peneliti mempelajari 20 pekerja las tanpa gejala penyakit
Parkinson, 20 bukan pekerja las dengan Parkinson, dan 20
bukan pekerja las tanpa Parkinson.
Selama beberapa hari, mereka ditempatkan di area kerja
dengan rata-rata tingkat mangan yang dihasilkan pekerja las
berjumlah dua kali di atas batas normal. Hasilnya, sebagian
besar dari mereka mengalami penurunan dopamin sebanyak
11,7 persen. Mereka juga mengalami kesulitan melakukan
gerakan ringan saat dilakukan uji keterampilan motorik
Occupational Safety and Health Administration
(OSHA) merekomendasikan beberapa tips yang bisa
membantu pekerja las dalam mengurangi tingkat
paparan asap saat proses pengelasan, di antaranya:

1. Memahami material dan bahaya yang berhubungan dengan


pengelasan. Pastikan Anda membaca Material Safety Data Sheet
(MSDS) sebelum mulai bekerja.

2. Bersihkan permukaan pengelasan secara teratur untuk


menghilangkan lapisan material yang berpotensi meningkatkan
jumlah paparan asap beracun

3. Ketika melakukan pengelasan di area terbuka atau di luar


ruangan, posisikan diri Anda berlawanan dengan arah angin.
Bagaimanapun, melakukan pengelasan di luar ruangan atau area
kerja terbuka sistem ventilasi tidak terjamin aman
4. Menggunakan sistem local exhaust ventilation untuk pengelasan
di dalam ruangan. Pastikan lubang buang (exhaust port) terletak
jauh dari pekerja. Local exhaust ventilation adalah sistem yang
menggunakan ventilasi khusus untuk mencegah atau
mengurangi tingginya tingkat zat berbahaya di area kerja.

5. Hindari melakukan pengelasan di dalam ruangan tertutup yang


tidak memiliki ventilasi

6. Gunakan APD lengkap untuk pengelasan, antara lain:


• Pelindung pernapasan khusus pengelasan
• Pakaian pelindung khusus pengelasan, seperti fire/flame
resistant clothing dan apron
• Welding helmet, hand shield, atau goggles
• Pelindung tangan
• Safety shoes
Efek kesehatan yang timbul akibat paparan asap pengelasan

Jenis Asap Sumber Asap Efek dan Sindrom


Campuran beberapa komponen
aluminium, seperti inconel, tembaga, Iritasi saluran pernapasan
Aluminium
seng, baja, magnesium, kuningan,
dan bahan pengisi (filler)
Metal fume fever, karsinogen
Proses pengerasan (hardening) pada
suspek. Efek kronis lainnya
Berilium tembaga, magnesium, aluminium
adalah kerusakan pada saluran
alloy, baja, dan kontak kelistrikan
pernapasan
Iritasi pada sistem pernapasan,
sakit tenggorokan, nyeri pada
Stainless steel yang mengandung
dada dan kesulitan bernapas.
Kadmium oksida kadmium atau bahan berlapis
Efek kronis yang ditimbulkan
(plated), zinc alloy
adalah kerusakan ginjal dan
emfisema, karsinogen suspek
Meningkatkan risiko kanker
paru-paru, sebagian orang
Paling banyak bersumber dari
berpotensi terkena iritasi kulit,
Kromium stainless steel dan bahan paduan
dan karsinogen suspek (untuk
tinggi (highalloy), batang las
asap jenis Kromium
heksavalen)
Paduan bahan, seperti monel, Iritasi akut pada mata, hidung,
Tembaga kuningan, perunggu. Juga beberapa dan tenggorokan, mual, dan
batang las metal fume fever
Iritasi akut pada mata, hidung, dan
tenggorokan. Efek jangka panjang
Lapisan (coating)
paparan mengakibatkan masalah
Fluorida elektroda, flux, dan baja
pada tulang dan sendi. Efek kronis
paduan tinggi
menyebabkan cairan berlebih di
paru-paru

Siderosis (bentuk jinak dari


penyakit paru akibat pengumpulan
Kontaminan utama pada debu besi di paru-paru). Gejala
Besi oksida semua jenis besi atau akut yang dirasakan berupa iritasi
proses pengelasan baja pada hidung dan paru-paru. Gejala
akan membaik jika pekerja tidak
terkena paparan
Efek kronis pada sistem saraf,
Solder, kuningan dan
ginjal, sistem pencernaan, dan
Timah bronze alloy, lapisan pada
mental. Dapat menyebabkan
baja
keracunan timah
Semua proses
Metal fume fever, efek kronis
pengelasan, terutama
Mangan mengakibatkan kerusakan pada
pada bahan baja berdaya
sistem saraf pusat
renggang tinggi
Iritasi akut pada mata,
Baja paduan (steel alloy), hidung, dan tenggorokan,
Molibdenum besi, stainless steel, paduan serta sesak napas
nikel (nickle alloy)

Stainless steel, inconel, Iritasi akut pada mata,


monel, hastelloy (paduan hidung, dan tenggorokan,
Nikel nikel-kromium) dan paduan meningkatkan risiko
tinggi lainnya, batang las, dan kanker, dermatitis, dan
baja gangguan paru-paru
Iritasi mata, iritasi kulit,
dan gangguan saluran
pernapasan. Efek kronis
mengakibatkan bronkitis,
Beberapa baja paduan, besi,
Vanadium retinitis (penyakit yang
stainless steel, paduan nikel
menyerang retina), cairan
berlebih di paru-paru, dan
pneumonia (paru-paru
basah)
Galvanis dan logam berlapis
Seng oksida Metal fume fever
cat
PPE/APD UNTUK TUKANG LAS
PPE/APD UNTUK TUKANG LAS
Ketentuan Umum
Pedoman keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Pastikan kondisi jasmani & rohani sehat sebelum beraktifitas.

2. Pikirkan cara kerja yang aman, periksa semua peralatan kerja,


alat pelindung diri yang diperlukan sudah sesuai dengan jenis
pekerjaan yang akan dilakukan.

3. Pusatkan perhatian anda saat melakukan pekerjaan. Dilarang


menggunakan HP sambil bekerja. Perhatikan keselamatan diri
sendiri dan orang lain.

4. Ambilah posisi kerja yang aman dan benar.

5. Gunakan ketelpak yang memenuhi standard/ lengan panjang.


Dilarang memakai kaos oblong dan celana robek.
6. Jangan menyimpan perkakas kerja dalam
saku baju/celana. Gunakan kotak/tas.

7. Bawalah barang sebatas kemampuan dan jangan menghalangi


pandangan.

8. Tempatkan dongkrak dan alat ungkit pada posisi yang kokoh dan
yakinkan posisi anda aman sekiranya alat pengungkit atau dongkrak
tersebut tergelincir.

9. Periksalah semua peralatan listrik serta sambungan kabelnya,


sebelum memulai pekerjaan.

10. Perhatikan instruksi dari atasan/pimpinan sebelum bekerja.

11. Bacalah dengan seksama semua instruksi/cara pengoperasian alat


dan prosedur kerja. Dilarang mengoperasikan alat selain operator.
12. Patuhi batas kecepatan serta rambu–rambu lalu–lintas dan dilarang
menggunakan HP / radio saat anda berkendara.

13. Dilarang keras merokok sambil bekerja. Merokok hanya diijinkan di


smoking area.

14. Tampunglah setiap tetesan minyak kedalam ember atau bak–bak


penampung. Minyak yang tercecer dilantai akan membahayakan.
Bersihkan tetesan minyak yang tercecer dilantai dengan
sabun/tipol/pembersih minyak lainnya.

15. Gunakan pelindung telinga (Ear Plug atau Ear Muff) bila berada atau
bekerja di area yang bising.

16. Dilarang keras mengkonsumsi minuman beralkohol dan narkoba


selama jam kerja atau berada didalam perusahaan.
20. Dilarang memindahkan kotak P3K, rambu–rambu lalu lintas,
gambar/spanduk Keselamatan Kerja tanpa ijin dari pihak yang
berwenang.
21.Laksanakan housekeeping/Kerja bakti kebersihan area kerja 5 – 10
menit sebelum dan sesudah mengakhiri pekerjaan.
22. Laporkan pada Inspektor Keselamatan Kerja, setiap keadaan yang
dapat membahayakan ataupun yang dapat menimbulkan kecelakaan.

23. Ketahuilah letak Alat Pemadam Api yang terdekat dengan area kerja
anda dan ketahuilah cara penggunaannya dengan benar.

24. Dilarang keras bercanda dengan kasar, mengancam dan berkelahi


sesama pekerja.

25. Dilarang memancing di area PT. PAL.

26. Dilarang mencuri.


CONTOH APD STANDAR
RAMBU-RAMBU LARANGAN
RAMBU-RAMBU BERBAHAYA
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya / potensial bahaya yang dapat
menyebabkan kerugian (harm).
Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian-
bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja.

“ RISK / RESIKO “
Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yg
akan timbul akibat dari Sumber bahaya tertentu yg
terjadi, dan berdampak pada tujuan/target
produksi.
Resiko punya nilai ;Besar dan Kecil tergantung dari
Dampak/Keparahan yg timbul dan
kemungkinan/seringnya terjadi/Probabilitas dan
disebut Level of Risk.
1 Elimination

2 Substitution

3 Engineering

4 Administrative

Personal Protective
5 Equipment (PPE /
35 APD)
CONTOH-CONTOH PENGENDALIAN RESIKO
1.Menghilangkan (Elimination) :
 Menghilangkan sumber bahaya kaki tersangkut /
terbentur (trip hazard) di atas lantai dgn Membersihkan
lokasi kerja dari pipa,plat yg takguna
 Membuang/ memusnahkan bahan kimia/sisa Cat yang
tidak diperlukan lagi

2. Penggantian (Subtitution)
 Mengganti pemakaian bahan-bahan kimia dengan bahan
yang rendah tingkat bahayanya
 Mengganti pasir silika (sand blasting) dengan copper slag
(grit blasting) pada pekerjaan abbrfasive blasting
 Mengganti Selang-2 Acetylene & Oxy.yang bocor/retak.
 Mengganti cara kerja manual handling dengan
mechanical handling
36
3.Rekayasa (Engineering)
Program desain ulang dgn memasang Safety Valve pada Presstank
Memasang/ mengatur ventilasi udara di daerah lingkungan
pengecatatan,tangki-tangki,R.Mesin dan ruang sempit lain
Memasang pagar pengaman mesin pada bagian-bagian mesin yang
bergerak, memasang grating/pelindung pada lobang tangki
Menggunakan anti-glare screen pada layar monitor komputer
Memasang flashback arrestor pada saluran oksigen dan asetilin pada
pekerjaan oxy-cutting,Memasang Hanger unt kabel listrik/selang Gas
yg berserakan di-Kapal
4. Administrasi (Administrative)
 Metode Pemeliharaan secara regular, Penyediaan
Prosedure Kerja / Instruksi, Manual book / S.O.P dan
regulasi-regulasi.
 Pemasangan Rambu-rambu / Slogan-slogan
Peringatan Bahaya, 5R dan Kepedulian lainnya
 Penyediaan Personil yang Kompeten dengan
37 Pelatihan-pelatihan
CONTOH-CONTOH PENGENDALIAN RESIKO
Apabila Cara-cara ; Menghilangkan, Penggantian, Rekayasa dan
Administrasi masih ada juga Potensi bahaya di-lokasi kerja yang
sulit / tidak nampak dikendalikan, maka dipakai cara terakhir yaitu;

5. Alat Pelindung Diri (APD /PPE) :


 A.P. Kepala (Helmet & tali)
 A.P. MUKA dan MATA ( kap-las,kaca mata
safety goggles)
 A.P. TELINGA ( Ear plug/muff )
 A.P.Pernafasan (welding respirator, SCBA)
A.P.Tangan ( Sarung Tangan kulit,gloves)
A.P . Kaki ( Safety shoes, stiwel)
 A.P . Dari jatuh diketinggian (Full body harness)
 A.P . Berupa PAKAIAN KERJA (Wearpack).
APD
(ALAT PELINDUNG DIRI)
Adalah Seperangkat alat yang digunakan
oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh /
sebagaian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya (HAZARD) yang
mengakibatkan Kecelakaan kerja.

39
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)

1. Untuk memasuki lokasi kerja di PT. PAL Indonesia yang


mempunyai aneka potensi bahaya dan faktor resiko maka
para pekerja pelaksana langsung maupun tidak langsung
telah dilengkapi APD (Alat Pelindung Diri) atau PPE
(Personal Protective Equipment).
2. APD atau PPE dikategorikan menjadi 2(dua) bagian,yaitu

 APD standard minimal (Helm dengan tali, Sepatu tahan


pukul dan Ketelpak kerja ).
40  APD sesuai kondisi kerja
JENIS APD YANG DIGUNAKAN SESUAI
KONDISI DI PT.PAL
JENIS PEKERJAAN
NO JENIS APD TUKANG
WELDER FITTER BRANDER BLASTING & CAT
GERINDA
HELM PENGAMAN DENGAN TALI
1 X X X X X
TERIKAT KUAT
2 KETELPAK KERJA X X X X X
FULL BODY HARNESS UNTUK
3 X X X X X
KETINGGIAN >2M
4 SEPATU TAHAN PUKUL X X X X X
5 SARUNG TANGAN KULIT PANJANG X X X
6 SARUNG TANGAN KULIT PENDEK X X
7 APPRON KULIT X X X
8 JAKET DAN CELANA LAS X

9 WELDING RESPIRATOR X
10 SELUBUNG TANGAN X
11 TOXID RESPIRATOR X X X
BLASTING/ABRASIVE HOOD SERTA
12 X
DUS MASK
13 EAR PLUG X

14 LEATHER APRON X

15 SANDBLASTING COATING X
41
5 R / 5 S , METODE TATA GRAHA ATAU
GOOD HOUSE KEEPING
SEIRI / SEITO / SEISO / SEIKETSU / SHITSUKE /
RINGKAS RAPI RESIK RAWAT RAJIN
Peng- Merapikan Menjamin Membuat Sikap yg
organisasi memudahk agar regulasi-2 dibangun
an/pemila an langkah kondisi agar
han mana langkah ruangan, selalu
yg lebih pekerjaan mesin, mentaati
penting peralatan aturan
kita slalu bersama
prioritask bersih
an ditata guna
dan yg mereduksi
bias kita tingkat
pisahkan
42 kerusakan
TATA – GRAHA ( 5 R )
 Tata graha adalah penataan tempat, dimana tempat yang
dimaksud adalah tempat / lingkungan kita bekerja , baik
diperkantoran, digudang maupun dibengkel dll, serta bagaimana
kita mengkondisikan tempat kerja agar menjadi Ringkas, Rapi,
Bersih, Aman dan Nyaman sehing-Pekerjaan kita tidak terganggu.
 5 R merupakan Pondasi atau Pillar pendukung utama
gerakan peningKatan produktivitas dan merupakan tools dari setiap
karyawan untuk memelihara seluruh asset Perusahaan yang
dibebankannya.
 5 R adalah singkatan yang tidak boleh dibolak – balik, yaitu ;
RINGKAS – RAPI – RESIK – RAWAT - RAJIN

43
PERSEPSI TENTANG 5 R YANG
SALAH
• 5R itu sekedar pekerjaan bersih bersih yang
menjadi urusannya cleaning service
• 5R adalah membersihkan pabrik/lingkungan
kerja jika ada tamu penting
• 5R adalah tanggung jawab pelaksana, bukan
tugas manajer
• 5R baru bisa diterapkan setelah bertahun tahun
• Menerapkan 5R sama dengan buang waktu,
biaya dan tenaga
• Menerapkan 5R sama dengan buang waktu,
beaya dan tenaga
• Menerapkan 5R tidak ada hubungannya dengan
mutu,produktivitas dan laba.
44
45
Safety is Everybody’s
Responsibility

46 Trima kasih semoga bermanfaat !

Anda mungkin juga menyukai