Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL KEGIATAN

PENGADAAN POSTER KESELAMATN DAN KESEHATAN KERJA PADA INDUSTRI PELEBURAN LOGAM

Oleh : Eko Cahyo Putro 111 0713 060 K3 / B

Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Program studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2013/2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas karunia dan Rahmat-Nya, serta atas Kuasa-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Promosi Kesehatan ini tepat pada waktunya. Proposal ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Promosi Kesehatan yang diberikan oleh Dosen pengajar. Dalam proposal ini kami membahas tentang Promosi Di Industri Peleburan Limbah yang nantinya dapat membantu untuk lebih memahami materi mata kuliah Promosi Kesehatan, juga proposal ini diharapkan dapat menambah literatur yang menunjang pembelajaran.. Kami menyadari dalam Proposal ini masih banyak kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusun kalimat. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga proposal kami ini dapat membawa manfaat bagi pembaca. Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen pengajar yang bersangkutan dan teman-teman sekalian. Jakarta, Januari 2014

Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahaya yang mungkin bisa terjadi dilingkungan kerja baik karena factor fisik kimiawi, biologi, dan psikologi perlu untuk dikendalikan sedemikian rupa sehingga terwujud suatu lingkungan kerja yang dapat memberi rasa aman, nyaman dan sehat bagi pekerja atau orang yang berada dilingkungan kerja . Berbagai upaya pencegahan ( teknis maupun administrasi dengan pendekatan IPTEK yang sangat dianjurkan ) dilakukan untuk mengatasi / mengurangi terjadinya risiko / bahaya yang dapat dialami oleh pekerja / manusia yang terdapat di lingkungan kerja, namun belum cukup membantu mencegah / mengurangi terjadinya resiko celaka, sehingga sangat dianjurkan bagi pekerja yang berada dilingkungan kerja berbahaya untuk harus menggunakan alat pelindung diri. Dalam beberapa buku dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Alat Pelindung Diri ( APD ) yaitu sekumpulan alat yang digunakan oleh pekerja / orang kerja / orang yang berada ditempat kerja dengan maksud untuk melindungi sebahagian / keseluruhan dari anggota tubuhnya terhadap risiko kemungkinan terjadinya resiko bahaya / celaka yang terdapat di tempat kerja Upaya untuk menjauhkan pekerja dari risiko kemungkinan terjadinya bahaya akibat kerja adalah merupakan salah satu usaha yang harus dipenuhi / diwujudkan bagi setiap pemilik / penanggung jawab dari tempat kerja untuk memberikan rasa aman, nyaman dan sehat bagi pekerja selama berada ditempat kerja agar produktivitas kerja meningkat. Sebagai faktor penyebab kecelakaan kerja, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Secara umum, timbulnya kecelakaan kerja sering diakibatkan oleh dua faktor utama yaitu tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition ) (Depkes RI, 2003). Unsafe act adalah suatu tindakan seseorang yang menyimpang dari aturan yang sudah ditetapkan dan dapat mengakibatkn bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan unsfe condition adalah semua kondisi yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, peralatan maupun lingkunganyang ada disekitarnya

Salah satu kondisi lingkungan kerja yang memiliki resiko tinggi terhadap timbulnya gangguan masalah kesehatan kepada para pekerjanya adalah industri peleburan logam. Peleburan logam adalah proses mecairkan logam pada temperatur tertentu dengan menggunakan energi panas yang di hasilkan oleh tungku. Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk melelehkan logam untuk pembuatan bagian mesin (casting) atau untuk memanaskan bahan serta mengubah bentuknya (misalnya rolling/penggulungan, penempaan) atau merubah sifat-sifatnya (perlakuan panas). Dalam menunjang K3 di tempat peleburan dan untuk mencegah kecelakaan pekerjaan peleburan, diperlukan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat secara berkesinambungan. Dari informasi yang penulis dapat dari berbagai sumber, banyak tempat peleburan logam yang telah mewajibkan para pekerjanya untuk menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan standart. Namun permasalahanya adalah para pekerja tidak memperdulikan anjuran dari perusahaan untuk pemakaian APD dikarenakan kurangya promosi perusahaan dan aturan yang kurang menekan. Hal ini tentu sangat beresiko untuk timbulnya masalah kesehatan dan terjadinya kecelakan kerja bagi pekerja tersebut. Keadaan inilah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan suatu kegiatan promosi mengenai pemakaian APD di tempat peleburan logam B. Rumusan Masalah Secara umum, timbulnya kecelakaan kerja sering diakibatkan oleh tindakan, peralatan dan kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) (Depkes RI,2003). Pada proses peleburan logam terdapat banyak bahaya yang dapa ditimbulkan, sehingga untuk meminimalisir angka kejadian kecelakaan kerja terhadap pekerja peleburan yakni dengan penggunaan APD (Santoso, 2004). Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam kegiartan ini yaitu, Bagaimana mempromosikan mengenai pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di industri pekeburan logam

C. Maksud dan Tujuan 1) Maksud

Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk antisipasi dan peduli perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya. 2) Tujuan Adapun tujuan diadakannya acara ini.
a) Untuk memberikan informasi mengenai alat pelindung diri (APD) dalam melakukan pekerjaan. b) c) Untuk mengetahui bahaya dari bekerja tanpa alat pelindung diri (APD) Melindungi para pekerja dari kecelakaan akibat tidak menggunakan alat pelindung diri (APD)

D. Tema Kegiatan

Utamakan Kesehatan dan Keselamatn Kerja dalam Beraktivitas.


E. Bentuk Kegiatan

Pembuatan dan penempelan poster keselamatan dan kesehatan kerja mengenai Alat Pelindung Diri di industri peleburan logam. F. Target Seluruh karyawan industri peleburan logam G. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari, tanggal : Rabu, 29 Januari 2014 Waktu Tempat : 09.00 WIB-Selesai : Ruang kerja industri peleburan logam

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Peleburan Logam Tentunya kita sudah sangat familiar dengan benda-benda berbahan logam di sekitar kita. Mulai dari spare-part otomotif sampai berbagai alat dan mesin. Benda-benda ini dibentuk (atau lebih tepatnya dicetak) melalui proses pengecoran logam. Praktek pengecoran logam (atau dikenal juga dengan istilah foundry) telah lama mendapat banyak perhatian praktisi di bidang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), tidak lain karena banyaknya hazard atau sumber bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau PAK (Penyakit Akibat Kerja). 1. Proses pengecoran logam Sebelum menilai paparan sumber bahaya pada suatu tempat kerja, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu proses yang terkandung di dalamnya. Praktek dalam proses pengecoran logam telah banyak berubah dari tahun ke tahun, namun secara umum tahapan-tahapannya masih sama. Secara sederhana, tahapan yang dimaksud meliputi alur sebagai berikut: a) Moulding (pencetakan), yaitu proses pembuatan cetakan yang nantinya akan membentuk logam menjadi bagian luar dari bentuk yang diinginkan. b) Coremaking (pembuatan inti), yaitu proses pembuatan cetakan yang nantinya akan membentuk logam menjadi bagian inti dari bentuk yang diinginkan. c) Melting (pencairan, yaitu proses pencairan dan penuangan logam ke dalam cetakan (atau mould) yang sudah disiapkan. d) Cleaning (pembersihan), yaitu proses pembersihan dan pengeluaran logam yang sudah dicetak. 2. Sumber bahaya Tingkat bahaya yang dijumpai di lingkungan pengecoran logam ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya termasuk jumlah karyawan, jenis logam dan bahan lain yang digunakan, ukuran benda yang akan dicetak, mekanisme kontrol terhadap sumber bahaya, sistem ventilasi, desain bangunan, dan lain-lain. Sumber bahaya terhadap kesehatan di proses pengecoran logam dapat dikelompokkan menjadi dua: a) Bahaya dari penggunaan bahan zat kimia seperti debu silica, debu dan asap metal, carbon monoksida, dan senyawa kimia lain yang dilibatkan dalam proses.

b) Bahaya dari faktor fisika di lingkungan kerja, seperti kebisingan, getaran, dan iklim panas. 3. Penyakit Akibat Kerja (PAK) Melalui berbagai penelitian, baik epidemiologi atau eksperimental, telah diketahui beberapa penyakit yang dicurigai berhubungan dengan proses pengecoran logam. a) Penyakit saluran pernafasan Termasuk diantaranya yang paling umum adalah pneumoconiosis, bronchitis, dan kanker paru. Penyakit-penyakit ini dihubungkan dengan paparan terhadap debu silica, dan debu metal/non metal lain yang terhirup selama bekerja. Debu-debu ini apabila terhirup dalam waktu yang lama akan berakumulasi dalam paru dan merangsang proses inflamasi. Akumulasi debu ini bersifat fibrogenik merangsang pembentukan jaringan ikat, dan pada tingkat lanjut bisa bersifat karsinogenik merangsang pembentukan sel kanker. b) Penyakit diluar saluran pernafasan Termasuk diantaranya intoksikasi Timbal (Pb), karbon monoksida, dan Beryllium (Berylliosis). c) Thermal Stress Stress tubuh akibat suhu tinggi yang dihasilkan proses pengecoran logam. d) Gangguan pendengaran Merupakan akibat dari tingginya tingkat kebisingan terutama yang berasal dari mesin-mesin. Tanpa kontrol yang baik, tingkat kebisingan dapat mencapai 85 120 dBA; nilai ini diatas NAB (Nilai Ambang Batas) 85 dB yang diperbolehkan. e) Gangguan muskuloskeletal Sebagai akibat dari posisi tubuh yang salah atau tuntutan aktivitas fisik yang berat selama bekerja. f) Sindrom akibat getaran Dikenal dengan istilah Raynauds Phenomenon of Occupational Origin. Penyakit ini timbul akibat penggunaan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang lama. 4. Kecelakaan Kerja Selain berpotensi menyebabkan PAK, proses pengecoran logam juga menempatkan pekerja dalam posisi yang rentan terhadap kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja di tempat pengecoran logam dapat terjadi akibat: 1.) pekerjaan manual, 2.) penggunaan mesin, 3.) permukaan tempat kerja atau jalan, 4.) benda asing yang mengenai mata, dan 5.) paparan dengan benda panas.

B.

Alat Pelindung Diri 1. Pengertian Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. 2. Pemilihan Alat Pelindung Diri (APD) Setiap tempat kerja mempunyai potensi bahaya yang berbeda-beda sesuai dengan jenis, bahan, dan proses produksi yang dilakukan. Dengan demikian, sebelum melakukan pemilihan alat pelindung diri mana yang tepat digunakan, diperlukan adanya suatu inventarisasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja masing-masing. Dapat dipastikan sebagai suatu pemborosan, bila alat pelindung diri yang dipilih dan digunakan tidak sesuai dengan potensi bahaya yang dihadapi pekerja. Secara lebih detail pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : a) Aspek teknis, meliputi : 1) Pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya. Jenis dan bentuk alat pelindung diri harus disesuaikan dengan bagian tubuh yang dilindungi. 2) Pemilihan berdasarkan mutu atau kualitas. Mutu alat pelindung diri akan menentukan tingkat keparahan dari suatu kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. 3) Penentuan jumlah alat pelindung diri. Jumlah yang diperlukan sangat tergantung dari jumlah tenaga kerja yang terpapar potensi bahaya di tempat kerja. 4) Teknik penyimpanan dan pemeliharaan. Penyimpanan dan pemeliharaan alat pelindung diri yang baik adalah merupakan investasi untuk penghematan dari pada pembelian alat yang baru. b) Aspek psikologis. Timbulnya masalah baru bagi pemakai harus dihilangkan, seperti terjadinya gangguan terhadap kebebasan gerak pada saat memakai alat pelindung diri. harus

Berdasarkan aspek-aspek di atas, maka perlu diperhatikan pula beberapa kriteria dalam pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) sebagai berikut : 1) Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.

2)

Berat alatnya hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.

3) 4) 5) 6)

Alat harus dipakai secara fleksibel. Bentuknya harus cukup menarik. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama. Alat tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya ,yang dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat/karena salah dalam penggunaannya.

7) 8)

Alat pelindung harus memenuhi standart yang telah ada. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris

pemakainnya. 9) Suku cadangnya harus didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

3. Macam Alat Pelindung Diri Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan beberapa alat pelindung diri yang diperlukan pada pekerja di industri peleburan logam adalah sebagai berikut : a) Alat Pelindung Kepala 1) Fungsi Alat Pelindung Kepala Alat pelindung kepala mempunyai beberapa fungsi, yaitu : Melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan benda tajam atau keras yang dapat menyebabkan luka tergores, terpotong, tertusuk, terpukul oleh benda-benda jatuh, melayang dan meluncur. Melindungi kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan-bahan kimia korosif, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim Mencegah rambut rontok karena terkena bagian mesin yang berputar. 2) Jenis Alat Pelindung Kepala (Headwear) Jenis alat pelindung kepala terdiri dari : Topi Pelindung atau Tudung Kepala (Safety Helmets) Topi pelindung ini berfungsi untuk melindungi kepala dari bendabenda keras yang terjatuh, benturan kepala, terjatuh dan terkena arus listrik. Topi pelindung dapat terbuat dari berbagai bahan, misalnya plastik (Bakelite) dan gelas (fiberglass). Topi pengaman yang terbuat dari plastik (Bakelite) enak dipakai karena ringan, dan

topi ini mempunyai daya tahan terhadap benturan atau pukulan benda-benda keras yang sangat tinggi, serta tidak menyalurkan listrik. Topi yang terbuat dari bahan campuran fiberglass dengan plastik, sangat tahan terhadap asam dan basa kuat. Tutup Kepala Tutup kepala ini berfungsi untuk melindungi kepala dari kebakaran, korosi, suhu panas atau dingin. Tutup kepala ini biasanya terbuata dari asbestos, kain tahan api atau korosi, kulit atau kain tahan air dan logam. Topi (Hats atau Cap) Topi ini berfungsi untuk melindungi kepala atau rambut dari kotoran atau debu dan mesin yang berputar. Topi ini biasanya terbuat dari kain katun. b) Alat Pelindung Mata dan Muka 1) Fungsi Alat Pelindung Mata dan Muka Fungsi alat pelindung mata dan muka adalah untuk melindungi mata dan muka 2) Jenis Alat Pelindung Mata dan Muka Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari : Kacamata dengan atau tanpa pelindung samping (sidle shield) Kacamata merupakan alat pelindung mata yang paling nyaman untuk dipakai dan digunakan untuk melindungi mata dari partikel kecil yang melayang di udara serta radiasi gelombang

elektromagnetik. Goggles (cut type atau box screen) Goggles terutama digunakan untuk melindungi mata dari bahaya gas-gas, uap-uap, larutan bahan kimia korosif dan debu-debu. Oleh karena bahaya-bahaya tersebut selain berbahaya bagi mata juga bagi alat pernapasan dan kulit muka, pemakaian kacamata pengaman perlu juga dilengkapi dengan pemakaian respirator atau memakai kerudung kepala (hood) yang melindungi seluruh bagian kepala dan leher. Tameng Muka (Face shield atau face screen) Ada dua benruk tameng muka, yaitu : Tameng muka dengan pegangan, biasanya dipakai oleh pekerja yang bekerja dengan hanya menggunakan satu tangan.

Tameng muka yang ditaruh dikepala, biasanya dipakai dengan cara ditaruh dikepala untuk pekerjaan yang menggunakan dua tangan. Tapi jika dipakai terlalu lama akan menyebabkan pusing kepala.

c)

Alat Pelindung Telinga 1) Fungsi Alat Pelindung Telinga Alat pelindung telinga berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap : kebisingan atau tekanan. Percikan api atau logam-logam yang panas.

2) Jenis Alat Pelindung Telinga Secara umum alat pelindung telinga ada dua jenis, yaitu : Sumbat Telinga (Ear Plug) Sumbat telinga dapat dibuat dari kapas, malam (wax), plastik karet alami dan sintetik. Ukuran dan bentuk saluran telinga tiap-tiap individu dan bahkan untuk kedua telinga dari orang yang sama adalah berbeda. Untuk ituear plung harus dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran dan bentuk saluran telinga pemakainya. Tutup Telinga (Ear Muff) Tutup telinga terdiri dari dua buah tutup telinga dan sebuah headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian untuk waktu yang cukup lama, efektivitas ear muff dapat menurun karena bantalannya menjadi mengeras dan mengerut sebagai akibat reaksi dari bantalan dengan minyak dan keringat pada permukaan kulit. d) Alat Pelindung Pernapasan Alat ini dipakai secara rutin atau berkala dengan tujuan inspeksi, untuk melindungi pernafasan dari resiko paparan gas, uap , debu atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang bersifat rangsangan. Sebelum melakukan pemilihan terhadap suatu alat pelindung pernafasan yang tepat, maka perlu mengetahui informasi tentang potensi bahaya atau kadar kontaminan yang ada di lingkungan kerja.

e)

Alat Pelindung Tangan 1) Fungsi Alat Pelindung Tangan Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik. 2) Jenis Alat Pelindung Tangan Jenis pelindung tangan terdiri dari : Jenis Bahaya Bahaya listrik Bahaya mengion Benda-benda tajam/kasar Sarung tangan kulit atau sarung tangan yang dilapisi dengan Krom atau sarung tangan dari PVC. Macam sarung tangan Sarung tangan karet

radiasi Sarung tangan karet atau kulit yang dilapisi Pb

Asam dan basa Sarung tangan karet (alami) korosif Benda-benda panas Sarung tangan kulit, asbes, PVC atau Gaunlet Gloves

f)

Alat Pelindung Kaki Fungsi Alat Pelindung kaki Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir.

g)

Alat Pelindung Tubuh Fungsi Alat Pelindung Tubuh Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.

h)

Alat Pelindung Lainnya Fungsi Alat Pelindung Lainnya Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar. Jenis Alat Pelindung Lainnya Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari : 1) sabuk pengaman tubuh(harness) 2) karabiner 3) tali koneksi (lanyard) 4) tali pengaman (safety rope) 5) alat penjepit tali (rope clamp) 6) alat penurun (decender) 7) alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan Alat Pelindung Diri (APD) penting dan diperlukan oleh pekerja atau siapapun yang memiliki resiko kecelakaan atau bahaya dalam bekerja. Karena itu APD harus benar-benar dipergunakan baik dalam penggunaannya ataupun pemeliharaannya agar APD dapat berfungsi dengan baik. Berikut pembahasan mengenai Alat Pelindung diri Pengecoran logam merupakan pekerjaan yang sangat beresiko apabila tidak adanya penggunaan APD yang tepat. B. Saran 1. Semua pekerja yang beresiko sebaiknya menggunakan Alat pelindung diri. 2. Penggunaan Alat pelindung diri harus sesuai dengan kebutuhan pekerja. 3. Pemantauan pekerja terhadap pemakain Alat pelindung diri harus rutin dilakukan, agar penggunaanya lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Safety.do.tim. 2010. Dasar Hukum Alat Pelindung Diri, (Online), (http://www.safetydo.com/2010/12/dasar-hukum-alat-pelindung-diri.html), diakses 20 September 2011. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia NomorPer.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 330. 2010. Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Recommendations for Control of Occupational Safety and Health Hazards: Foundries, 1985, NIOSH, <http://www.cdc.gov/niosh/docs/85-116/> www.konsultasik3.com/2013/04/bahaya-di-tempat-kerja-pengecoran-logam

Anda mungkin juga menyukai