Abstrak
Penyakit demam berdarah dangue adalah salah satu penyakit yang paling menonjol di Indonesia
yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypty. Salah satu pengendalian vektor penyakit
demam berdarah dangue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypty adalah dengan
menggunakan insektisida. Salah satu insektisida yang berasal dari tumbuhan adalah tembakau dan
cengkeh yang keduanya terdapat pada limbah rokok kretek gudang garam filter.
Penelitian ini adalah bersifat quasi eksperimen yaitu penelitian yang mendekati percobaan
sesungguhnya, bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah rokok gudang garam filter dalam
membunuh nyamuk Aedes aegypty.
Bahan yang digunakan adalah larutan ekstrak dari limbah rokok kretek gudang garam filter yang
direndam dalam aquades selama 24 jam, dari setiap konsentrasi yang peneliti buat yakni 100 gr/l,
120 gr/l, dan 140 gr/l yang disemprotkan masing-masing sebanyak 100 ml dari setiap gr/l-nya
kepada nyamuk Aedes aegypty sebanyak 20 ekor untuk setiap kotaknya. Pengulangan (replikasi)
percobaan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dengan selang waktu pengamatan 2, 3, dan 4 jam
setelah penyemprotan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak limbah rokok kretek gudang garam filter
mengandung zat pestisidik dan dapat membunuh nyamuk Aedes aegypty, ada perbedaan yang
signifikan jumlah kematian nyamuk Aedes aegypty pada berbagai konsentrasi. Pada selang waktu
2, 3, dan 4 jam setelah penyemprotan. Konsentrasi yang optimal dalam penelitian ini untuk
membunuh nyamuk Aedes aegypty pada selang waktu 4 jam setelah penyemprotan 140 gr/l.
Kata kunci: Limbah rokok Aedes aegypty
e.
Hipotesa
Tidak ada perbedaan kematian nyamuk Aedes
aegypty dari berbagai konsentrasi ekstrak limbah
rokok gudang garam filter setelah penyemprotan
selang waktu 2, 3, dan 4 jam.
a.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
c.
Uji Perlakuan
Langkah-langkah pada uji penelian:
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
Menimbang bahan limbah rokok sebanyak 100
gr, 120 gr, dan 140 gr kemudian direndam
dengan 1 liter akuades pada setiap konsentrasi
dengan suhu 60 C selama 24 jam.
Setelah bahan direndam selama 24 jam, ambil
100 ml dari setiap konsentrasi yang telah dibuat
yakni dari 100 gr/l, 120 gr/ l, dan 140 gr/l.
Lalu siapkan nyamuk Aedes aegypty yang sudah
ada di kotak perlakuan begitu juga dengan kotak
kontrol.
Mengukur suhu udara, kelembaban udara, dan
kecepatan angin di tempat uji penelitian sebelum
dan sesudah penelitian.
Kemudian semprotkan setiap konsentrasi pada
setiap kotak perlakuan yang berisi 20 ekor
nyamuk tadi dengan mengecualikan kotak
kontrol.
Lalu amati jumlah nyamuk yang mati setiap 2
jam, 3 jam, dan 4 jam setelah penyemprotan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
d. Analisa Data
Setelah pengumpulan data dilakukan maka untuk
melihat ada tidaknya perbedaan kematian nyamuk
aedes agypti terhadap berbagai konsentrasi ekstrak
limbah rokok gudang garam filter maka dilakukan
analisa secara statistik dengan analisa Anova.
a.
Temperatur Awal
Konsentrasi
(Gr /l)
0
100
120
140
T. Awal (C)
Rep. Rep.
Rep
I
II
III
25
26
26
25
26
26
25
26
26
25
26
26
RataRata
25,4
25,4
25,4
25,4
b. Temperatur Akhir
Tabel 2. Temperatur udara setelah penyemprotan
ekstrak limbah rokok gudang garam filter
pada masing-masing perlakuan dan kontrol
seluruh replikasi
No.
1
2
3
4
Konsentrasi
(Gr /l)
T. Awal (C)
Rep Rep Rep
I
II
III
25
26
26
25
26
26
25
26
26
25
26
26
0
100
120
140
RataRata
25,4
25,4
25,4
25,4
Konsentrasi
(gr/l)
1.
0
2.
100
3.
120
4.
140
3). Kecepatan Angin
Kelembaban ( % )
Rep Rep Rep
I
II
III
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
RataRata
70
70
70
70
-25-
Suprapto
Konsentrasi
(gr/l)
1.
2.
3.
4.
0
100
120
140
Kecepatan angin
(m/det)
Sebelum
Sesudah
penyemprotan penyemprotan
0,10
0,15
0,10
0,15
0,10
0,15
0,10
0,15
-26-
Pembahasan
1. Temperatur Udara
Berdasarkan hasil pengukuran udara sebelum
dan sesudah penyemprotan eksrak limbah rokok
gudang garam filter selang waktu 2, 3, dan 4 jam
perlakuan dan replikasi rata-rata 25,3 C. Melihat dari
suhu udara yang ada di lokasi penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa nyamuk Aedes aegypty
yang ada di kotak perlakuan tidak akan mati atau
terpengaruh kehidupannya, dan masih dalam suhu
udara yang disenanginya.
2.
Kelembaban Udara
Rata-rata kelembaban udara selama selang
waktu 2, 3, dan 4 jam penyemprotan ekstrak limbah
rokok gudang garam filter dan replikasi adalah 70%.
Berdasarkan pengukuran kelembaban udara pada
kontrol dan perlakuan ini tidak terdapat perbedaan
dan dengan kelembaban udara 70% tersebut berarti
masih sesuai dengan kelangsungan hidup Aedes
aegypty.
3.
Kecepatan Angin
Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan angin
dengan anemometer sebelum penyemprotan ekstrak
limbah rokok gudang garam filter rata-rata
0,10 m/detik, dan setelah dilakukan penyemprotan
kecepatan angin naik menjadi rata-ratanya
0,15 m/detik. Berdasarkan hasil pengukuran
kecepatan angin sebelum dilakukan penyemprotan
ekstrak limbah rokok gudang garam filter rata-rata
0,10 m/detik hasilnya pada saat penyemprotan
cairan ekstrak masih dapat mengenai tubuh nyamuk
Aedes aegypty dan tidak terpengaruh oleh kecepatan
angin yang ada. Sehingga cairan yang disemprotkan
ke kotak perlakuan yang berisi nyamuk Aedes
aegypty kecil sekali yang terbuang keluar.
4.
DB
JK
KT
Perlakuan
32,66
16,33
Galat
5,34
0,89
Total
38
F
Hitung
18,34
F. Tabel
1%
5%
4,74
9,55
DB
JK
KT
F Hit.
Ragam
Perlakuan
61,56
30,78
Galat
8,67
1,455
Total
70,23
21,3
F. Tabel
1%
5%
4,74
9,55
-27-
Suprapto
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Dit.Jen PPM dan PLP, 1987, Ekologi
Vektor dan Beberapa aspek Perilaku, Jakarta.
Depkes RI. Dit.Jen PPM dan PLP, 1987.
Pemberantasan Vektor dan Cara-Cara
Evaluasinya, Jakarta.
Depkes R.I. Dit.Jen PPM dan PLP, 1990, Survey
Entomologi Demam Berdarah Dengue,
Jakarta.
Depkes RI. Dit.Jen PPM dan PLP, 1992.
Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit
Demam Berdarah Dengue, Jakarta.
Harian Waspada, Penyakit Demam Berdarah, 14
Maret 2003.
-28-