Anda di halaman 1dari 63

Integrasi Kohort Bayi & Balita

dalam PWS KIA

PERTEMUAN
Orientasi Peningkatan Penggunaan RR
dan Kohort Bayi Balita di Puskesmas
dalam Mendukung Surveilans Anak di
Provinsi
Padang, 27 - 29 Juni 2012

1
Pengertian PWS KIA
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS
KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan
program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus , agar
dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.

Program KIA yang dimaksud :


-Pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
-Ibu dengan komplikasi kebidanan
-Keluarga berencana
-Bayi baru lahir
-Bayi baru lahir dgn komplikasi
-Bayi dan balita
Manfaat PWS KIA
◙ Sebagai alat komunikasi
◙ Sebagai alat penggerakan masyarakat
◙ Sebagai alat manajemen program
Sebagai alat komunikasi

Sebagai alat komunikasi maka penyajian PWS


KIA yang baik adalah:
Berfokus wilayah
Permasalahan mudah dilihat
Kesimpulan mudah diambil

Pimpinan dapat mengambil keputusan dengan


CEPAT dan TEPAT
Contoh Sebagai Alat Penggerakkan Masyarakat :

K1 merupakan indikator akses program, artinya:


Semua bumil yang ada di wilayah kerja harus diberikan
pelayanan awal, yang selanjutnya diulang minimal 3 kali lagi

K1 rendah dapat terjadi karena:


Bumil tidak mau diperiksa
Bumil tidak tahu dimana terdapat pelayanan
Bumil tidak bisa ke tempat pelayanan
Ibu tidak mengetahui kalau diringa hamil

Perlu mendapatkan dukungan keluarga & masyarakat

Perlu penggerakan masyarakat


Sebagai Alat Manajemen Program

CONTOH PENERAPAN
DATA PWS KIA UNTUK
PERENCANAAN TINGKAT
PUSKESMAS

6
Kegiatan
Kemitraan Kegiatan
Bidan Dukun Kemitraan
47,0 Bidan Dukun

42,0 Cilaku
Sukajaya
29.0
37,5 Curug Manis
Curug 47,3
Cipete
69,7 52,0
Kemanisan 31,0 Sukalaksana
Sukawana

35,2
38,4
Tinggar
Pancalaksana
Kegiatan yang harus direncanakan :
• Revitalisasi PWS KIA :
• Validasi dan Analisis data KIA di tingkat Puskesmas
• Pemanfaatan data PWS KIA bagi Lintas sektor di tingkat
desa dan Puskesmas
• Pelaksanaan P4K untuk semua desa :
• Sosialisasi  kepala desa, kader, dukun, tokoh masyarakat
• Kampanye  penyuluhan, brosur/leaflet, spanduk, poster
• Pelaksanaan  Pendataan dan Penempelan stiker,
kunjungan rumah
• Monitoring dan Evaluasi  Pertemuan Rutin (lintas sektor)
Lanjutan ……
• Kemitraan bidan dan dukun bagi  Reward bagi dukun
yang merujuk setiap bumil/bulin
• Kebijakan bidan di desa wajib tinggal di desa :
• Lakukan secara bertahap  Prioritas untuk desa dengan
jumlah penduduk banyak
• Sediakan tempat tinggal yang layak  bangun Poskesdes
atau sewa rumah
• Rumah tunggu/mobile clinics bagi desa tidak ada bidan
yang tinggal  sewa rumah dan operasional
• Advokasi kepada Camat, Kepala Desa, tokoh masyarakat 
dengan dukungan dari Dinkes Kota Serang
Pelaksanaan PWS-KIA dalam Pencapaian
Target Cakupan dan kualitas perlu:

• Penataan Sisi Supply : pemenuhan Nakes yg kompeten disesuaikan


penempatannya (Right Man in the right place)
• Penataan sisi Demand: Membangkitkan peran dan partisipasi serta
Masyarakat (community partisipation and mobilization)
Pelaksanaan PWS-KIA dalam Pencapaian
Target Cakupan dan kualitas perlu:

• Pelaksanaan Manajemen: Menerapkan Manajemen Data dg baik


(koreksi n validasi data, analisa, penyajian menjadi informasi ...
Termasuk membuat pemetaan / maping)
 Dapat melaksanakan Respon Cepat dan Terencana,melakukan
koordinasi internal dan Eksternal
Indikator pemantauan program KIA
• Proses dan Output
• Di suatu wilayah kerja
• Dalam kurun waktu 1 tahun
• Denominator berdasarkan wilayah dan kurun waktu yang sama.
Target Indikator Program KIA
pada tahun 2015

1. Akses pelayanan Antenatal (K1): 100%


2. Cak Pelayanan lengkap antenatal (K4): 95%
3. Cak persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn): 90%
4. Cak pelayanan lengkap nifas (KF): 90%
5. Cak penjaringan ibu hamil dengan faktor resiko/komplikasi oleh
masyarakat : 100%
6. Cak penanganan komplikasi obstetri (PK): 80%
7. Cak Peserta KB aktif (CPR): 75%
8. Cak pelayan pertama Neonatus (KN1): 90%
9. Cak pelayanan lengkap Neonatus (KN lengkap): 90%
10. Cak Penanganan komplikasi Neonatal (PKn): 80%
11. Cak pelayanan bayi (KBy): 90%
12. Cak pelayanan anak Balita: 90%
13. Cak pelayanan anak Balita sakit yang dilayani dengan MTBS: 80%
Denominator sasaran
• Dalam periode waktu tertentu
• Sensus / cacah jiwa (data riil)
• Proyeksi
• Berdasarkan rumus :
Ibu hamil :
1,10 x angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk

Ibu bersalin dan ibu nifas:


1,05 x angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk

Ibu hamil dengan komplikasi :


20% x jumlah sasaran ibu hamil
Denominator sasaran
• Berdasarkan rumus (lanjutan) :
Pus :
17% x Jumlah Penduduk

Bayi dan neonatus (menggunakan rumus yang sama):


angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk

Neonatus dengan komplikasi


15 % x jumlah bayi baru lahir

Balita : Jumlah balita di suatu wilayah kerja.

Balita sakit : 25 % jumlah Balita


Definisi Operasional
8 INDIKATOR KELUARAN
PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT

100% balita gizi 85% balita 80% bayi usia 0-6


buruk mendapat ditimbang berat bulan mendapat
perawatan, badannya, ASI Eksklusif,

90% rumah
85% balita 6-59 85% ibu hamil
tangga
bulan mendapat mendapat Fe 90
mengonsumsi
kapsul vitamin A, tablet,
garam beryodium,

100% 100% penyediaan


kabupaten/kota buffer stock MP-
melaksanakan ASI untuk daerah
surveilans gizi, bencana/darurat
1. PERSENTASE BALITA DITIMBANG BERAT BADAN (D/S)

D/S adalah Jumlah balita ( 0-5 th )yang datang


bertimbang keposyandu dibagi dengan semua balita
yang ada di wilayah sasaran

Penimbangan dilaksanakan setiap bulan diposyandu


oleh kader

Jika ditemukan balita bawah garis merah (BGM) dan


balita 2 kali tidak naik (2T) kader merujuk kepetugas
kesehatan untuk ditindaklanjuti
2. Persentase balita gizi buruk yang mendapatkan
perawatan

Adalah jumlah semua kasus gizi


buruk dari indikator (BB/TB)
tanpa atau dengan tanda-tanda
klinis ( marasmus, kwashiorkor
atau marasmus kwashiorkor )

Kasus sudah diintervensi oleh


petugas ( pemberian PMT
pemulihan, penyuluhan ) atau
kasus yang sudah dirujuk (
rawat jalan-rawat inap)
Tatalaksana Gizi buruk
“10 langkah utama”
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26
1. Atasi/cegah
hipoglikemia

2. Atasi/cegah
hipotermia
3. Atasi/cegah
dehidrasi
4. Perbaiki gang-
guan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki def. tanpa Fe + Fe
Nutrien mikro
7. Makanan stab & trans
8. Makanan Tumb.kejar
9. Stimulasi
10. Siapkan tindak
lanjut 20
LAPORAN REKAPITULASI KASUS GIZI BURUK KABUPATEN/KOTA………………….
BULAN……… TAHUN………….

Jumlah
Kasus Baru Kumulatif
Dirawat Dirawat yang Jumlah
No Puskesmas Ditemukan Kasus s/d
inap jalan membaik meninggal
Bulan Ini bulan ini
(sembuh)
1 2 3 4 5 6 7 8

Kabupaten/Kota

Keterangan :
Gizi Buruk : Indeks BB/TB <-3 SD dan atau ada tanda klinis
……………, ………………
3. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapatkan
ASI esklusif

Adalah bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI saja tanpa
diberikan makanan atau minuman kecuali obat

Pencatatan ASI esklusif dilaksanakan setiap 6 bln sekali


bulan Februari dan Agustus

Tanda yang digunakan untuk ASI esklusif


√ = bayi masih diberi ASI saja A = bayi tidak datang penimbangan
X = bayi sudah diberi Makanan R = bayi kembali diberi ASI saja
/minuman lain selain ASI (Relaktasi)
CONTOH PERHITUNGAN
DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PUSKESMAS SN √ SNX SN A SN R
Giri Laya 1 130 45 27 14
Pasir Hejo 125 53 14 13
Banjaran 132 36 15 14
Ciawi 2 126 10 14 15
Pangalengan 135 37 26 13
JUMLAH 652 181 96 69

PĒ = {652/(652+181+69)} x 100% = 72,3%


PE = {(652+69)/(652+181+69)} x 100% = 79,9%
4. Persentase anak 6 – 59 bulan mendapatkan Vit A

Adalah anak 6 – 11 bulan yang mendapatkan 1 kapsul Vit A biru (


00.000 IU ) 1 kali dalam setahun dan anak 1 – 5 tahun yang
mendapatkan 1 kapsul Vit A Merah ( 200.000 IU ) 2 kali dalam
setahun

Distribusi Kapsul Vit A bulan Februari dan Agustus

Jlh bayi (6-11 bln) + anak balita (1-5 th ) dapat kapsul Vit A / semua
sasaran bayi ( 6-11 bln ) + Anak (1-5 tahun ) x 100%
4. Persentase anak 6 – 59 bulan mendapatkan Vit A

Adalah anak 6 – 11 bulan yang mendapatkan 1 kapsul Vit A biru ( 00.000 IU )


1 kali dalam setahun dan anak 1 – 5 tahun yang mendapatkan 1 kapsul Vit A
Merah ( 200.000 IU ) 2 kali dalam setahun

Distribusi Kapsul Vit A bulan Februari dan Agustus

Jlh bayi (6-11 bln) + anak balita (1-5 th ) dapat kapsul Vit A / semua sasaran
bayi ( 6-11 bln ) + Anak (1-5 tahun ) x 100%
5. Persentase ibu hamil mendapatkan tablet Fe

Adalah jumlah ibu hamil yang


mendapatkan tablet Fe 90 tablet
selama hamil dibagi dengan
jumlah seluruh ibu hamil yang ada
diwilayah sasaran

Semua tablet Fe yang diminum


oleh ibu hamil dihitung baik tablet
Fe program maupun tablet Fe
yang mandiri
6. Persentase RT yang mengkonsumsi garam beryodium

Adalah jumlah rumah tangga yang


menkonsumsi garam beryodium cukup ( 30
PPM ) yang diperiksa dengan iodina test

Pemeriksaan garam beryodium


dilaksanakan 2 kali setahun bulan Februari
dan Agustus
Lampiran 6

REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI TINGKAT MASYARAKAT


PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI TINGKAT MASYARAKAT
DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Propinsi : Jumlah Desa :


Kabupaten/kota : Jumlah Sampel :
Jumlah Kecamatan : Periode :
Tanggal
Jumlah Puskesmas : Rekapitulasi :

RT dengan Garam Kategori Desa


Jumlah Desa Jumlah RT di
No Puskesmas Beryodium Cukup Baik
Sampel Periksa
Jumlah % Jumlah %
1

8
Kabupaten/Kota
KARAKTERISTIK INTERVENSI GIZI (1)

1. Bertumpu pada upaya intervensi langsung


yaitu suplementasi, fortifikasi
penatalaksanaan kasus.
2. Kegiatan preventif dan promotif belum
optimal.
3. Masyarakat/Ibu tidak mengetahui informasi
gizi utama
4. Belum ada strategi yang jelas untuk
pencegahan obesitas.
Intervensi langsung
Gizi Kurang Gizi Lebih
 Targeted nutrition program  Screening for obesity and
 Integrated growth high blood pressure
monitoring and promotion  National dietary guidelines
and early childhood  Efforts to address LBW and
development the nutrition for girls and
 Food fortification women
 National guidelines on  Mass media campaign for
complementary feeding healthy diet and physical
 Community based behavior activities.
change
 Nutrition supplementation
(Vit A, Iron)
Intervensi Tidak Langsung
Gizi Kurang Gizi Lebih

 Improve crises prevention and  Changes in food processing


disasters management guidelines
preparedness.  Policy on balance diet and
 Reform universal social safety physical activities
net mechanism to target the  Health insurance
poor.
 Improve access to sanitation
 Community empowerment
IBU

Anak

Program
SPM tahun 2010
1. Cakupan kunjungan bayi 90%
2. Cakupan pelayanan anak balita 90%
3. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia
6-24 bulan keluarga miskin 100%
4. cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100%
5. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100%
6. Cakupan peserta KB aktif 70 %
7. Cakupan Desa/Kelurahan UCI 100%
8. Cakupan penanganan dan penemuan penderita penyakit
100%
SPM Tahun 2015
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95%
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80%
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan 90%
4. Cakupan pelayanan nifas 90%
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80%
6. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100%
7. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin 100%
8. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/Kota 100%
9. Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, Cakupan
Desa/Kel mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam 100%
10.Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Desa Siaga Aktif 80%
INPRES NO 1 TAHUN 2010 TENTANG INPRES NO 3 TAHUN 2010 TENTANG
PERCEPATAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN YANG
PEMBANGUNAN KESEHATAN THN 2010 BERKEADILAN

1. Persalinan dengan tenaga kesehatan 1. Terlayaninya yankes anak terlantar di


(target 84%) panti asuhan
2. Cakupan kunjungan kehamilan ke 2. Meningkatnya status kesehatan anak
empat (target 84%) berhadapan dengan hukum di lapas
3. Yankes yang memberikan fasilitas anak yang sudah diregistrasi oleh
kesehatan kemenhuk Ham
4. Kunjungan neonatal pertama (target 3. Meningkatnya pembinaan kesehatan
84%) pada anak dengan kecacatan di SLB
5. Semakin besar cakupan yankes bayi melalui program UKS
6. Semakin besar cakupan yankes balita 4. Persentase balita gizi buruk yang
target 78% mendapat perawatan
7. Semakin banyak jumlah pusk yang 5. Persentase balita ditimbang berat
mendapat bantuaan operasional badannya (D/S)
kesehatan dan melaksanakan lokmin 6. Dirumuskan rancangan pemerintah
8. Puskesmas memberikan yankes ttg pemberian ASI secara eksklusif
dasar bagi penduduk miskin 7. Persentase puskesmas rawat inap
yang mampu PONED
INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator Input Persentase Puskesmas yang menerima dana BOK dari SKPD
Indikator Proses Persentase Puskesmas yang melaksanakan Lokakarya Mini
Indikator Output Persentase pencapaian target SPM bidang kesehatan, dengan
indikator:
1. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan memiliki
kompetensi kebidanan
4. Cakupan pelayanan nifas
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi ditangani
6. Cakupan kunjungan bayi
7. Cakupan desa UCI
8. Cakupan pelayanan anak balita
9. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
10. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6-24
bulan dari keluarga miskin
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
12. Cakupan peserta KB aktif
13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
14. Cakupan Desa Siaga Aktif
36
PWS KIA
alat manajemen untuk melakukan
pemantauan program KIA di suatu wilayah
kerja secara terus menerus, agar dapat
dilakukan tindak lanjut yang cepat dan
tepat.

pengumpulan, pengolahan, analisis dan


interpretasi data serta penyebarluasan
informasi ke penyelenggara program dan
pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut
Indikator pemantauan
program KIA

Dalam kurun Denominator


Proses dan waktu berdasarkan
Output tertentu ( 1 wilayah
tahun) setempat

Sasaran yang digunakan dalam PWS KIA berdasarkan


kurun waktu 1 tahun dengan prinsip konsep wilayah
(misalnya: Untuk provinsi memakai sasaran provinsi,
untuk kabupaten memakai sasaran kabupaten).
D
E Dalam periode
RUMUS
N waktu tertentu
S
O A Sensus / Ibu hamil : 1,10 x
M S cacah jiwa ( angka kelahiran
kasar (CBR) x
I A data riil) jumlah penduduk
N R Proyeksi Ibu bersalin: 1,05
A A • Berdasarkan x angka kelahiran
kasar (CBR) x
T N rumus jumlah penduduk
O
R bayi : Crude Birth
Rate x jumlah
penduduk
INDIKATOR & R/R PROGRAM
KESEHATAN IBU
Cakupan pelayanan Antenatal (K1)
Cakupan K1 adalah persentase ibu hamil yang pertama kali
mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan

Indikator ini di gunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal


serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat

Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup


minimal
5. Tentukan
1. Timbang berat 3. Nilai Status Gizi presentasi janin
2. Ukur tekanan 4. Ukur tinggi
badan dan ukur (ukur lingkar dan denyut
darah. fundus uteri.
tinggi badan. lengan atas). jantung janin
(DJJ).
6. Tetanus 7. Tablet 8. Test 9. Tata 10. Temu
Toksoid (TT) zat besi laboratorium laksana wicara
(rutin n khusus) kasus (konseling)
CARA PERHITUNGAN

Jumlah kunjungan ibu hamil pertama (K1)

X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun
Cakupan pelayanan Antenatal lengkap (K4)
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan Antenatal
sesuai standar, paling sedikit empat kali :
Minimal 1 kali pada Minimal 1 kali pada Minimal 2 kali pada
triwulan pertama triwulan kedua. triwulan ketiga.

Menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil dan


menggambarkan kemajuan manajemen atau kelangsungan
program KIA

CARA PERHITUNGAN
(Jumlah kunjungan ibu hamil ke 4 /Jumlah sasaran ibu hamil
dalam 1 tahun)X 100%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)

Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I


sampai dengan kala IV persalinan

Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan


yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar. (SpOG, dr dan Bidan).

Bertahap seluruh persalinan akan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten
dan diarahkan ke fasilitas kesehatan.

PRINSIP PERTOLONGAN PERSALINAN: Pencegahan Infeksi, Metode sesuai standar,


Merujuk kasus,IMD, Injeksi Vit K1 dan Salep mata pada BBL

CARA PERHITUNGAN: (Jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga


kesehatan / Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun) X 100%
Cakupan Pelayanan Nifas Lengkap oleh Tenaga Kesehatan (KF)

Nifas adalah periode mulai


6 jam sampai dengan 42
hari pasca persalinan.
Pelayanan nifas sesuai
Pelayanan Yang Diberikan
(KF):
standar adalah pelayanan CARA
kepada ibu nifas Pemeriksaan Vital Sign ,TFU PERHITUNGAN:
sedikitnya 3 kali : (Involusi Uterus), Lockea dan Jumlah pelayanan
Kunjungan nifas pertama keluaran pervaginam,Periksa ibu nifas oleh
pada masa 6 jam sampai payudaradan ASI Eksklusif,
dengan 3 hari setelah tenaga kesehatan
Vit A 200.000 IU dua kali, min 3 kali /
persalinan. Pertama segera setelah lahir,
Kunjungan nifas ke dua Jumlah sasaran
kedua setelah 24 jam
dalam waktu hari ke 4 sd pemberian yg
ibu nifas dalam 1
hari ke 28 setelah pertama,Pelayanan KB Pasca tahun X 100%
persalinan.
salin
Kunjungan nifas ke tiga
dalam waktu hari ke 29
sampai hari ke 42.
Cakupan Penanganan Komplikasi
Obstetri (Pk)
Adalah cakupan Indikator ini
mengukur Perhitungan :
kasus Fasilitas
komplikasi/kegaw kemampuan Jumlah ibu
manajemen Kesehatan PK: HC hamil, bersalin
atdaruratan yang mampu PONED :
program KIA dan nifas dg
mendapat HC yang memiliki komplikasi
pelayanan dalam
menyelenggaraka kemampuan serta yang ditangani
kesehatan sampai fasilitas PONED oleh tenaga
selesai (definitif) n pelayanan
kesehatan secara siap 24 jam dan kesehatan /
sesuai standar ada rawatan. 20% dari
oleh Nakes profesional
jumlah sasaran
Kompeten pada kepada ibu (hamil, RS mampu PONEK ibu hamil
tingkat pelayanan bersalin, nifas) yang siap 24 jam. dalam 1 tahun
dasar dan rujukan. dengan X 100%
komplikasi.
Cakupan Peserta KB Aktif
Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah
satu pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi
dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut.

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan


suami – Isteri, yang istrinya berusia 15 – 49
tahun.

Jumlah Peserta KB Aktif / Jumlah


Pasangan Usia Subur dalam 1 tahun
X 100%
INDIKATOR & R/R PROGRAM
KESEHATAN BAYI
KUNJUNGAN NEONATAL
Pengertian
• Cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan kepada
neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah
kelahiran sesuai standar

Standar pelayanan minimal:


• Satu kali pada 6-48 jam (KN 1)
• Satu kali pada 3-7 hari (KN 2)
• Satu kali pada 8-28 hari (KN 3)

Pelayanan yang diberikan: MTBM, Pemeriksaan dan


perawatan BBL, Pemeriksaan tanda bahaya, Pemberian
Imunisasi, Konseling dengan menggunakan Buku KIA,
Penanganan dan rujukan kasus
Cara perhitungan

Jumlah neonatus yg telah memperoleh pelayanan


Kunjungan Neonatal minimal 1 kali pada masa 6-48
jam setelah lahir sesuai standar di satu wilayah kerja x
KN 1 = pada satu tahun
100%
Seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja dalam satu
tahun yang sama

Jumlah neonatus yg telah memperoleh pelayanan


Kunjungan Neonatal minimal 3 kali yaitu 1 kali pada
masa 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28
KN
hari setelah lahir sesuai standar di satu wilayah kerja x
Lengkap pada satu tahun
100%
=
Seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja dalam satu
tahun yang sama
NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DITANGANI

• Neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada satu


tahun yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan.
• Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia,
Pengertian tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (bayi berat
lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernapasan, kelainan
kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada MTBS.

Cara perhitungan
Jumlah neonatus dgn komplikasi yg
tertangani sesuai standar di satu wilayah
kerja pada satu tahun x
NK =
100%
15% X sasaran bayi dalam satu tahun
KUNJUNGAN BAYI
Standar pelayanan Pelayanan yang
Pengertian Cara perhitungan
minimal: Diberikan
• Cakupan kunjungan • Satu kali pada • Imunisasi dasar • K By =
bayi adalah umur 29 hari - 2 lengkap • (Jumlah bayi post
cakupan bayi post bulan, • SDIDTK
neonatal yang neonatal
memperoleh • Satu kali pada • Vit A 100.000 IU memperoleh
pelayanan umur 3-5 bulan, • Konseling ASI pelayanan
kesehatan sesuai • Satu kali pada Eksklusif kesehatan sesuai
dengan standar umur 6-8 bulan, • Perawatan bayi standar disatu
oleh dokter, bidan, wilayah kerja pd
• Satukali pada dgn Buku KIA
dan perawat yang kurun waktu
memiliki umur 9-11 bulan. • Penanganan dan
rujukan tertentu /
kompetensi klinis
kesehatan, paling Jumlah seluruh
sedikit 4 kali sasaran bayi
disatu wilayah kerja disatu wilayah
pada kurun waktu dalam kurun
tertentu. waktu satu tahun
) X 100%
INDIKATOR & R/R PROGRAM
KESEHATAN ANAK BALITA
DAN PRASEKOLAH
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA

Anak
g
balita :
anak berumur 12 – 59 bln

Definisi Operasional
• Cakupan pelayanan anak balita adalah anak usia 12 – 59
bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar
• pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun
• pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun
pemberian vitamin A 2 x setahun.
Cara perhitungan

Jumlah anak balita yg memperoleh


Cakupan pelayanan sesuai standar di suatu
pelayana wilayah kerja dalam 1 tahun x
n anak 100%
Jumlah seluruh anak balita di suatu
balita =
wilayah kerja dalam 1 tahun
CAKUPAN PELAYANAN ANAK PRASEKOLAH

Anakg prasekolah:
anak berumur 60 - 71 bln

Definisi Operasional
Cakupan pelayanan anak prasekolah adalah anak
usia 60 – 71 bulan yang memperoleh
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
minimal 2 x setahun.
Cara perhitungan
Jumlah anak prasekolah yg
Cakupan memperoleh pelayanan sesuai
pelayanan standar di suatu wilayah kerja
anak dalam 1 tahun
x 100%
prasekolah Jumlah seluruh anak prasekolah
= di suatu wilayah kerja dalam 1
tahun
Sumber data
1. Register kohort
ibu
2. Register kohort
bayi
3. Register kohort
anak balita
4. Register kohort
KB
FORM PWS-KIA

Januari 2011

Sasaran K1

No Puskesmas

Bln Bln Kum


Bumil Bulin Bayi % Rk
Lalu ini Abs
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11

1
2
3
4
Pembuatan Grafik
Analisis Sederhana

Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan


Desa/ Target Lalu Status Desa/
Kelurahan Kelurahan
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap

A + + Baik
B + + Baik
C + + Kurang
D + + Cukup

E + + Jelek
Analisis Lanjut

Apabila Drop Out (DO) K1 - K4 lebih dari 10% berarti wilayah tersebut
bermasalah dan perlu penelusuran dan intervensi lebih lanjut. Drop Out
tersebut dapat disebabkan karena ibu yang kontak pertama (K1) dengan
tenaga kesehatan, kehamilannya sudah berumur lebih dari 3 bulan. Sehingga
diperlukan intervensi peningkatan pendataan ibu hamil yang lebih intensif.
Terima Kasih

63

Anda mungkin juga menyukai