Anda di halaman 1dari 43

Konsep Pengasuhan

1000 HPK dalam


Upaya Cegah
STUNTING
Dr. Haripin Togap Sinaga, BSc, MCN
Dosen Poltekkes Kemenkes Medan
Hotel Grand Mercury, Medan
18 Februari 2021
2
Trend Prevalensi Stunting di Indonesia

30,7

27,67%

2018 2019
RISKESDAS SSGBI
Situasi Dalam 5 tahun terakhir
• Indonesia : 30-37 % (Riskesdas, PSG)
• SSGBI (2019) : 28% = Sumut: 30-37%
• Stunting Masalah Nasional> Pro PN BKKBN
• Komitmen Presiden: Prevalensi stunting
tahun 2024 >14%)
• ? MAMPUKAH SUMUT > 14%
• ATUR STRATEGI dan KOMITMEN
• Merancang program Out of the Box
FAKTOR RISIKO STUNTING
(A systematic review WHO)
Faktor Ibu hamil Intake zat gizi (Ibu dan Baduta) Infeksi Faktor
• Infeksi lingkungan
• Under-nutrisi Kualitas Praktik dan pola
pangan feeding ASI saluran • Stimulasi
masa remaja, cerna asuh
kehamilan, • Rendahnya • Infrequent • Tidak ASI bayi dan
feeding (diare, balita yg
dan laktasi intake ekslusif amoebias kurang
• Ibu pendek micronutrien • Inadequat • Tidak is,
t (Vit dan e feeding • Pola asuh
(<150 cm) Inisiasi kecacinga yg jelek
• Infeksi pd Ibu mineral) (selama Menyusui n) ASA
• Kehamilan • Buruknya dan Dini • Sanitasi yg
setelah • Infeksi jelek
remaja keragaman (IMD) saluran
pangan dan sakit) • Ketahanan
• Gangguan nafas
mental pada sumber • Kekuranga (ISPA, pangan
Ibu protein n intake pneumon keluarga yg
• IUGR dan hewani (kuantitas ia) jelek
• Taboo dan • Pendidikan
kelahiran kualitas) • Malaria
premature makanan Ibu/
• HIV/AIDS pengasuh
• Jarak anak yg • Kekurangan
kecukupan • TB yg rendah
pendek
• Hipertensi energi • Infeksi yg
Ekonomi Akses kes Pendidikan Infrastrukt Budayamenurun Sist. Lingk.
(eclampsia)
• Pemberda • Akses • Akses • Jalanur • Norma/kan nafsupangan • Perumahan
yaan • Kualitas guru• Listrik kepercaymakan • Air bersih
• Yankes • Bencana
ekonomi bermutu • Komunikasi aan • Pertanian •
keluarga • Status Iklim 5
• Food safety
Determinan of stunting
LITERATUR REVIEW

Di Negara Berkembang (2019)


1.PB lahir 16,43 kali (<49 cm)
2.Tidak Imunisasi: 6,38 kali
Penyebab UTAMA
3.BBLR (<2500gr): 4,5 kali Panjang Badan Lahir
4.Tidak ASI Eksklusif: 4,0 kali <49cm
5.Tidak ANC: 3,4 kali
6.Pendidikan Ibu: 3,27
7.Tinggal di Desa : 2,4 kali ??
STUNTING BISA DICEGAH MELALUI 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN
(MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP)

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal


Gizi Tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
2/15/2018
Masa 1000 HPK = Windows of Opportunity

(Investopedia)
Masa 1000 HPK=Windows of opportunities
• Perkembangan paling cepat, sensitif dan menjadi
fondasi bagi pertumbuhan anak tahap selanjutnya
• Proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak
terjadi pada kelompok usia lain
• Masa paling kritis untuk memperbaiki perkembangan
fisik dan kognitif anak

Status gizi dan Kesehatan Ibu Pre-natal dan


Post-natal merupakan faktor penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak
pada masa 1000 HPK
Titik Kritis 1000 HPK
I. 0-280 hari = 9 bulan dalam kandungan
• Janin tumbuh dari makanan yang dikonsumsi dan
simpanan zat gizi dalam tubuh ibu

• Trimester I-II : Growth spurt Panjang Badan


• Trimester III : Growth spurt Berat Badan
Titik Kritis 1000 HPK
II. Usia 0-6 bulan :
IMD dan ASI Ekslusif
Masalah:
Cakupan IMD>70%, ASI EKs<30%
MP-ASI (Sufor) sudah diberikan usia <3 bulan
III. Usia 7-24 bulan
ASI dan Makanan Pendamping ASI
Penundaan pemberian MP ASI akan menghambat
pertumbuhan bayi
Masalah : MP ASI tidak sesuai tahapan usia bayi
Tahapan pemberian MP-ASI yang POPULER
Masalah :

ASI Eksklusif tidak full


ASI tidak tersedia
Frekwensi <10 kali
Volume tidak
memenuhi

Makanan usia 6-9 bulan


hanya dibedakan pada
porsi
Harusnya setiap dua 2
minggu ada perbedaan
porsi, tekstur dan
penyajian
Tips memastikan ASI yang dihisap bayi cukup

Bayi menyusu dengan • Bayi menyusu minimal 10


menit disatu payudara
posisi, perlekatan serta agar mendapatkan
isapan yang benar hindmilk (warna putih
tinggi lemak, saat ASI
• Berkemih setiap 3-4 jam
terakhir)
(6-8 x sehari) • Bayi mengalami kenaikkan
• Bayi menyusu on cues berat badan dan panjang
badan yang cukup sesuai
setiap 1-3 jam (8-12 x usia
sehari)
Apa yang seharusnya dilakukan jika pasokan ASI
kedalam tubuh bayi tidak cukup ?

Memastikan bahwa cara pemberian ASI sudah benar

• Jika terbukti bahwa produksi ASI tidak cukup maka perlu


dipikirkan alternatif
– ASI donor yang memenuhi persyaratan keamanan
– Susu formula bayi memenuhi persyaratan CODEX
Alimentarius (FAO-WHO)
– MP ASI jika bayi siap secara oromotorik dan psikologis
Tanda bayi siap mengonsumsi makanan padat

• Kontrol kepala
– kepala tetap tegak
dan stabil jika bayi didudukkan

• Refleks menjulurkan lidah (extrusion reflex)


dan refleks muntah (gag reflex) sudah melemah

• Selera makan meningkat.

– Tampak lapar bahkan dgn frekuensi menyusu 8-10x per hari


• Tertarik/ingin tahu apa yang kita makan
– Mulai menatap piring/mangkok makanan atau mencoba meraih makanan yang
sedang kita suap.

• Bayi dapat memindahkan makanan dalam sendok ke mulutnya


3 KOMPONEN UTAMA
PENANGGULANGAN
STUNTING -

POL POLA AIR


A MAKAN BERSIH
ASU SANITASI
H

Cegah Stunting, Itu Penting 3


INTERVENSI TERINTEGRASI SAMPAI DENGAN
TINGKAT DESA
Melaksanakan intervensi penurunan stunting
terintegrasi yang terdapat pada kegiatan lintas
program pada perangkat daerah sampai tingkat
desa
KOORDINASI LINTAS SEKTOR
Menggerakkan Tim Penggerak PKK, LSM, organisasi
profesi, dunia usaha, media massa, organisasi
keagamaan, akademisi dan perguruan tinggi, mitra
pembangunan, masyarakat dan orang perseorangan
untuk melakukan percepatan penurunan stunting
Beberapa FAKTA hasil Penelitian :
1.Menurunkan angka Stunting tidak mudah
2.Intervensi zat gizi mikro nutrient tidak selalu berpengaruh
terhadap pertumbuhan tinggi badan pada 1000 HPK
3.Kebijakan pemerintah (Perda) tentang stunting belum
efektif dalam menurunkan angka stunting
4. Faktor diluar gizi sangat mempengaruhi kejadian stunting

 Perlu pertimbangan dan kajian yang mendalam :


Kesiapan keluarga, kesiapam lingkungan/masyarakat,
komitmen tim cegah stunting daerah, bentuk intervensi dan
keberlangsungan intervensi,
Kesimpulan :
Pemberian 15 mg zat besi dan 10 zink kepada bayi 6-23 bulan dan 45
mg zat besi dan 21 mg zat besi kepada ibu ternyata tidak berpengaruh
terhadap panjang badan bayi, kecuali untuk mencegah anemia dan
peningkatkan zink pada plasma serta untuk status gizi berat badan
menurut umur
Lokasi : Desa Miskin dan Desa pinggiran di Bangladesh, India, Peru
Participants : 9261 Balita dan 3664 ibu hamil
Artikel : 15 artikel tetapi 8 yang layang untuk dikaji
Kesimpulan :
Pemberian zink kepada ibu hamil tidak berpengaruh terhadap panjang
badan bayi
Pemberian zat gizi mikro dan makro tidak berpengaruh terhadap
panjang badan balita
Terdapat hubungan positif antara Pendidikan Gizi pada bumil dengan
BB lahir dan pertumbuan
Sistem intervensi yang fokus kepada targeted children berpengaruh
terhadap panjang terutama pada usia 18 bulan
Kesimpulan
Pemberian multiple micronutrient, protein, zinc, zat besi
setelah anak usia 24 bulan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan tinggi badan
Intervensi meningkatkan pertumbuhan pada bayi usia 6-24 bulan pada
negara berpenghasilan menengah dan rendah
Kesimpulan:
Pemberian multiple micro nutrient efektif dalam mencegah stunting,
sedangkan zat besi dan asam folat untuk cegah anemia

Pemberian makanan tambahan sebesar 270-340 Kalori dan fortifikasi


lipid based nutrient menurunkan resiko stunting
Kesimpulan:
Intervensi gizi selama kehamilan dan masa bayi dan balita penting
untuk menurunkan stunting tetapi harus dibarengi dengan
program pencegahan penyakit Infeksi pada masa kehamilan dan
kelahiran dan pengawasan kondisi sub klinis (penyakit tanpa
gejala) yang mempengaruhi pertumbuhan
Intervensi makanan untuk cegah stunting di Pakistan :
Makanan lokal Wawamun)
Makanan tinggi lemak lipid based nutrient : kacang-kacangan
Serbuk mineral
Campuran Kacang kedelai dan gandum
Syarat :
Lingkungan (tidak kumuh) dan tidak sakit infeksi >
Hasil : Intervensi berpengaruh terhadap pencegahan stunting
2
Inovasi Konsep Cegah Stunting di Indonesia
TANGGUNG JAWAB:
KOMINFO DAN KEMENKES

PILAR 1 PILAR PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5


Konvergensi, • Gizi • Pemantauan
Komitmen Kampanye
Koordinasi,
dan Visi Nasional dan
dan dan
Kepemimpi dan ketaha Evaluasi
Konsolidasi
nan Komunikasi Program nan
Perubahan Pusat, pangan
Perilaku Daerah dan
Desa
STRATEGI KOMUNIKASI Model ini belum pernah
PERUBAHAN PERILAKU dilakukan oleh Negara
PENCEGAHAN berkembang lain
STUNTING

TUJUAN MENINGKATKAN KESADARAN DAN MENGUBAH PERILAKU


masyarakat untuk mencegah stunting di periode 1000 HPK

ISI TARGET PENERIMA PESAN, PESAN KUNCI, MEDIA dan


SALURAN yang dapat digunakan pada tiap jenis sasaran
IMPLEMENTASI Menyesuaikan dengan SPESIFIK LOKAL

KONVERGENSI Kebijakan dan sumber daya


PIC: BAPPEDA

PIC: Sekda & PIC: BAPPEDA


BAPPEDA

PIC:
Dinkes

PIC: Sekda

PIC: BPMD

PIC:
BAPPEDA

PIC: BPMD
Apakah Model 8 Aksi Integrasi efektif ???

Jika Efektif > Lesson Learn


Jika Tidak, Apakah perlu modifikasi ?

Jangan terlalu fokus urutan 8 Aksi Integrasi


> Konsolidasi tim cegah stunting daerah
> Susun rencana aksi di lapangan
Pembagian Tugas Cegah STunting
Level Atas : Bupati/OPD • Memberikan Reward bagi desa
>Komit melaksanakan dan mengawasi yang rendah stunting
Perbub Stunting
Level Tengah: Tenaga Tehnis OPD • Mendokumentasikan setiap
>melakukan tahapan 8 aksi integrasi tahapan 8 AKSI Integrasi dan
cegah stunting dan koordinasi antar mempublikasikan
OPD
Level Bawah : Kec./Desa>Menyiapkan
program intervensi, Promosi Pacu • Pendataan Kelg. 1000 HPK
Tumbuh SEHARUSNYA dengan status gizi Sedang dan
Kel. Masy/KPM/ PKK, PKBD, Kader Kurang (by name and address)
KPM, Posyandu : melakukan program
kes. Gizi dan pangan • ss) masuk dlm kelompok
PHBS, Makanan ber gizi, PHBS, masalah gizi> mendapat
tanaman lokal , dll program cegah stunting
Pendataan KK Rawan Stunting (Tageted Family)

1. PenDATAan 2. Identifikasi Rawan Gizi 3. Analisas Situasi Gizi

Jumlah KK _1000 HPK=1000KK Jlh KK Miskin 50% Miskin


Jumlah CATIN = 120 pasang LILA <23,5 dan Hb<11gr% 30% KEK, 45% Anemia
Jumlah Ibu Hamil = 350
-Trimester I = 100 ibu LILA 30%KEK,
-Trimester II = 125 ibu LILA, Jlh. TTD 30% KEK, 50% dpt TTD
-Trimester III = 125 ibu LILA, Jlh. TTD 30% KEK, 70% dpt <60TTD
Jumlah Baduta = 450 anak BBLR, St.Gizi (TB/U) 10% BBLR, 30% Pendek,

5. AKSI CEGAH STUNTING 4. Daftar KK Rawan Stunting


Rencana Aksi (by name and address)
Rembuk Stunting 1. Nama KK
Peningkatan Kapasitas 2. Alamat
Pendampingan KK 3. No. HP
Publikasi 4. Karakteristik keluarga
Reviu knierja 5. Program Pemerintah yang
sudah diterima
Promosi Pertumbuhan Anak yang
SEHARUSNYA
AYO PACU TINGGI BADAN
Apa itu pertumbuhan SEHARUSNYA ?
•Pertumbuhan Seharusnya= Tumbuh Mengikuti kurva grafik pertumbuhan
•PB diharapkan diatas median standard WHO, 2006
•Contoh: Anak laki2 umur 6 bulan; PB= 64,0cm= NORMAL
•Umur 6 bulan, PB SEHARUSNYA > 65,7cm
•Jika ibu Umur 12 bulan, Seharusnya = 74,0cm

Tabel Pertambahan PB minimal setiap minggu/ bulan

Umur-ke +TB/bulan +TB/minggu +TB/2mingguBB/bln


0-1 bulan = 4,6cm 1,1cm 2,2cm 800gr
1-2 bulan = 4,6cm 1,2cm 2,4cm 900gr
2-3 bulan = 2,7cm 0,7cm 1,4cm 800gr
3-4 bulan = 2,3cm 0,6cm 1,2cm 600gr
4-5 bulan = 1,9cm 0,5cm 1,0cm 500gr
5-6 bulan = 1,3cm 0,35cm0,7cm 500gr
Akibat Tidak terpenuhinya BB minimal
Dampak dari PB Bayi tidak memenuhi PB Minimal
Lahir Normal (50cm)> usia 12 bulan PENDEK (66cm)
Kesimpulan
1. Prevalensi Pendek masih tinggi>28%
2. Pencegahan stunting tidak mudah
3. Pengawasan Gizi harus keta pada 1000 HPK :
WUS dan Bumil dapat TTD, zat gizi mikro; Asam folat, Seng,
Zat Besi, pemantauan BB bumil,
Bayi : IMD, ASI Eksklusif, pemantauan PB dan BB secara
teratur
4. Promosi Pacu Tumbuh PB/TB SEHARUSNYA
5. Evaluasi 8 Aksi Integrasi Cegah Stunting
6. Mobilitas tim cegah stunting mulai dari tingkat Kab. Hingga
desa/Masyarakat
Ingat….
Cegah Stunting itu PENTING

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai