Anda di halaman 1dari 42

KONSEP DASAR MTBS

dr. Lisa Marniyati, MKM


KEPALA SEKSI KESEHATAN KELUARGA
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Disampaikan pada
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Indikator RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN tahun 2020-2024
Terkait Kesehatan Balita

No Indikator Definisi Operasional Formula TARGET


2020 2021 2022 202 2024
3
1 Jumlah DO/Kriteria kabupaten/kota Jumlah 120 200 320 470 514
Kabupaten/k yang menyelenggarakan Kabupaten/ kab/ kab/ kab/ kab/ kab/
ota yang pelayanan kesehatan balita Kota yang kota kota kota kota kota
adalah:
menyelengg 1.Seluruh Puskesmas
memenuhi
arakan melaksanakan kelas ibu DO/kriteria
pelayanan balita sedikitnya di 50% kabupaten/k
kesehatan desa/kelurahan ota yang
balita 2.Seluruh Puskesmas menyelengg
melaksanakan arakan
pendekatan MTBS pada pelayanan
kunjungan balita sakit
kesehatan
3.Seluruh Puskemas
melaksanakan intervensi balita
(SDIDTK) pada rujukan
balita dipantau gangguan
perkembangan
Indikator kesehatan keluarga berdasarkan RPJMN,
Renstra Kemenkes dan RPJMD Prov 2020-2024
No Indikator Target Kemenkes Target
Provinsi
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

1 Persentase persalinan di 87 89 91 93 95 91 92 94 95 96
fasilitas pelayanan Kesehatan
2 Jumlah kab/kota yang 120 180 240 300 360 4 7 11 16 17
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru
lahir
3 Jumlah kab/kota yang 120 180 240 300 360 4 7 11 16 17
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan balita
4 Jumlah kab/kota yang 125 150 200 275 350 4 5 7 9 12
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan anak usia sekolah
dan remaja
5 Jumlah kab/kota yang 120 180 240 300 360 4 7 11 16 17
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan usia reproduksi
6 Persentase kab/kota yang 45 50 55 60 65 47 55 60 65 70
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan lanjut usia
ndikator kesehatan keluarga berdasarkan RPJMN, Renstra
Kemenkes dan RPJMD Prov 2020-2024
No Indikator TARGET
2019 2020 2021 2022 2023
1 Jumlah kematian ibu maternal 118 116 114 112 110

2 Jumlah kematian bayi 477 458 438 416 394

3 Persentase pertolongan persalinan 90 91 92 94 95


di fasilitas kesehatan
4 Persentase ibu hamil yang 93 94 95 98 100
mendapatkan Pelayanan ANC ke 4
(K4)
5 Persentase bayi baru lahir 92 94 96 98 100
mendapatkan pelayanan standar
KN1
6 Persentase Puskesmas yang 78 80 82 84 86
melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas
1,7 dan 10
7 Persentase PUS yang menjadi 72 74 76 78 80
peserta KB aktif
8 Persentase kab/kota yang 76 82 88 94 100
mengembangkan program usila
Pelayanan
4 kesehatan balita
Pelayanan kesehatan balita sehat
PERNYATAAN STANDAR
1. Pelayanan Kesehatan Balita Usia 0-11 bulan
Setiap balita mendapatkan 2. Pelayanan Kesehatan balita Usia 12-23 Bulan
pelayanan kesehatan 3. Pelayanan Kesehatan Balita Usia 24- 59 bulan
sesuai standar. Pemerintah Pelayanan Balita sakit adalah Pelayanan balita mengunakan pendekatan
Daerah Tingkat Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Kabupaten/Kota wajib
memberikan pelayanan Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan:
kesehatan sesuai standar 1)Penimbangan minimal 8 kali setahun
kepada semua balita di 2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali /tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
wilayah kerja 4)Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun
kabupaten/kota tersebut 5)Pemberian imunisasi dasar lengkap
dalam kurun waktu satu
tahun. Setiap balita (0-59 Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
Bulan) mendapatkan 1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6
pelayanan kesehatan bulan)
sesuai standar. 2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
PELAYANAN KESEHATAN 5)Pemberian Imunisasi Lanjutan
BALITA BERUSIA 0-59
BULAN MELIPUTI Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:
1. Pelayanan Balita Sehat 1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6
2. Pelayanan Balita sakit bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
a. Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di
Standar jumlah dan kualitas personil/ akhir tahun berjalan, tidak di hitung sebagai
SDM kesehatan: cakupan. Perhitungan balita usia 0-11 bulan
dilakukan setelah balita berulang tahun yang
1. Tenaga Kesehatan : pertama (balita genap berusia 1 tahun/12 bulan).
a. Dokter atau b. Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di
b. Bidan atau akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai
c. Perawat cakupan balita usia 24-35 bulan. Perhitungan
d. Gizi dilakukan setelah berulang tahun yang kedua
2. Tenaga Non Kesehatan terlatih atau (balita genap berusia 2 tahun/24 bulan)
mempunyai kualifikasi tertentu : c. Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di
akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai
a. Guru PAUD cakupan balita usia 36-59 bulan. Perhitungan di
b. Kader Kesehatan lakukan setelah berulang tahun yang ketiga (balita
genap berusia 3 tahun/36 bulan)
PERHITUNGAN
KINERJA Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapat
Pelayanan Kesehatan sesuai Standar 1
+ Jumlah
Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 2
+ Balita usia 36-59 bulan
mendapakan pelayanan sesuai standar 3

Cakupan Pelayanan Kesehatan __________________________________ X100%


= Jumlah Balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja
Balita sesuai Standar
Kabupaten/kota tersebut pada kurun waktu satu
tahun yang sama
SINERGI LINTAS PROGRAM

Menjamin Kualitas Vaksin dan KAMPANYE PENGENALAN


memperluas IMUNISASI TANDA BAHAYA pada bayi sakit
LENGKAP untuk bayi dan balita
MEMASTIKAN KESEHATAN JIWA
Pengasuh bayi, balita
Pencegahan dan
Tatalaksana PNEUMONIA,
DIARE, KECACINGAN
pada balita PENCEGAHAN CEDERA,
KECELAKAAN pada bayi dan balita
AKB
SURVEILANS Kematian Bayi

Skrining dan Tatalaksana Cegah & Tatalaksana MALARIA, DBD


KELAINAN KONGENITAL, PTM,
DISABILITAS pada bayi balita
Penyehatan Lingkungan: Akses Air
Bersih, KAWASAN TANPA ROKOK

Pencegahan dan Tatalaksana


Supervisi, Bimbingan Teknis TUBERKULOSIS pada balita, di
Pemanfaatan Buku KIA, Kelas TRIPLE ELIMINASI tempat kerja
Ibu Balita, MTBS, Register
Kohort Bayi & Balita Pencegahan penularan dari ibu ke
anak dan Tatalaksana HIV,
HEPATITIS, SIFILIS pada bayi, balita
INDIKATOR KINERJA PROGRAM KESEHATAN KELUARGA TAHUN 2019
BERDASARKAN TARGET RPJMD
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1 Jumlah Kematian Ibu 118 105

2 Jumlah Kematian Bayi 477 509


Persentase Pertolongan Persalinan di Fasilitas
3 90 % 90,93 %
Kesehatan

4 Persentase Ibu Hamil mendapatkan Pelayanan K4 93 % 95,24 %

5 Persentase BBL mendapatkan Pelayanan KN1 92 % 95,45 %

Persentase Puskesmas melaksanakan Penjaringan


6 78 % 82,35 %
Kesehatan Peserta Didik 1, 7 dan 10

7 Persentase PUS menjadi Peserta KB Aktif 72 % 74,90 %

Persentase Puskesmas mengembangkan Program


8 76 % 94,00 %
Usila
Kematian Bayi

Target: 477
600 509
500
400
300
200
100 53 56 29 46 57 44 28 25 38 32 24
15 13 9 15 19 6
0
MURA

MUBA

MURATARA

PAGARALAM
EMPAT LWANG

PALEMBANG
MUARA ENIM

OKUS

PRABUMULIH
OKUT

OGAN ILIR
BANYUASIN

SUMATERA SELATAN
LAHAT
OKU

LUBUKLINGGAU
OKI

PALI
Trend kematian bayi di prov sumsel dalam 5 tahun terakhir (2015 sd 2019) belum
mengalami penurunan yang signifikan dan terjadi peningkatan jumlah kematian bayi
pada tahun 2019 (509 kasus) dari tahun 2018 (497 kasus) dimana jumlah kematian
tertinggi pd masa neonatal (83, 1%).
Penyebab kematian usia post neonatal tertinggi adalah diare (66%) dan
pneumonia (28%) yang seharusnya kasus tersebut bisa dicegah terjadinya
kematian dengan deteksi dini tanda bahaya dan penanganan bayi dan balita sakit
menggunakan MTBM dan MTBS.
Kematian Balita

KEMATIAN BALITA
35 31
30
25
20
15
10 8
5 3 4 4 3 4
1 2 1 1
0 0 0 0 0 0 0
0

EMPAT LWANG
MUARA ENIM

PAGARALAM
MURA

MUBA

OKUS

MURATARA

PALEMBANG

PRABUMULIH
LAHAT

OGAN ILIR
OKUT
BANYUASIN

SUMATERA SELATAN
PALI
OKU

LUBUKLINGGAU
OKI

Jumlah kematian Balita Tahun 2019 sebanyak 31 kasus dan kasus terbanyak
ada di Kota Palembang (8 kasus). Terjadi peningkatan jumlah kasus kematian
balita dibandingkan th 2018 yaitu 29 kasus.
Penyebab kematian balita tertinggi adalah diare (7 kasus) dan pneumonia (3
kasus) dimana kematian tsb tjd krn msh rendahnya deteksi dini tanda bahaya
oleh orang tua dan nakes dan penanganan balita sakit dengan MTBS di
Puskesmas.
Apa itu MTBS ?

Suatu PENDEKATAN keterpaduan


dalam tatalaksana balita sakit
di fasilitas kesehatan tingkat dasar

Sejalan dengan UU no 36/2009 tentang


kesehatan, Permenkes no 25/2014 tentang upaya
kesehatan anak, dan Standar Pelayanan Minimal
Kab/Kota.
Standar pelayanan bagi balita sakit yang
dinilai cost effective dan memberikan
kontribusi sangat besar untuk menurunkan
angka kematian neonatus, bayi dan anak
balita bila dilaksanakan secara benar & luas

Penerapan MTBS dapat meningkatkan kualitas


dan efektifitas pelayanan kesehatan balita,
meningkatkan peran keluarga dan masyarakat,
serta melindungi perawat/bidan jika menjumpai
permasalahan setelah memberikan pelayanan.

14
Latar belakang
LANCET

• Dilaksanakan sejak tahun 1997 (adaptasi dari WHO)


• Pada tahun 2003 WHO menyatakan bahwa MTBS
merupakan pendekatan terbaik dalam menurunkan
angka kematian balita. Hal ini terbukti terjadinya
penurunan kematian balita yang sangat bermakna
dari negara-negara yang menerapkan MTBS
RPJ
MN
S
D
G
ANGKA KEMATIAN
s
SDKI 2017 TARGET SDGs 2030
2024

NEONATAL 15 (72.000) 10 7
BAYI 24 (151.200 16 12

BALITA 32 (153.600) 24 18,8

16
Penyebab
Kematian Bayi
Persentase anak dibawa ke fasilitas kesehatan
karena
ISPA (92%),
demam (90%),
diare (80%)
TUJUAN MTBS
STRATEGI MTBS

 Meningkatkan keterampilan
petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus.

 Memperbaiki sistem kesehatan


agar penanganan penyakit pada balita
lebih efektif.

 Memperbaiki praktek keluarga


& masyarakat dalam perawatan di
rumah dan pola pencarian pertolongan.
PADA SEBAGIAN BESAR ANAK, DIAGNOSA TUNGGAL
MUNGKIN KURANG TEPAT
Keluhan yang disampaikan Kemungkinan penyebab atau kondisi
yang menyertai
Batuk dan/atau napas cepat 1. Pnemonia
2. Anemia berat
3. Malaria (falciparum)

Letargis atau tidak sadar 1. Malaria serebral


2. Meningitis
3. Dehidrasi berat
4. Pnemonia berat

Ruam campak 1. Pnemonia


2. Diare
3. Infeksi telinga

Bayi muda yang “sakit berat” 1. Pnemonia


2. Meningitis
3. Sepsis
Intervensi yang tercakup dalam strategi MTBS

Meningkatkan pertumbuhan.
Pencegahan penyakit Pelayanan kuratif

1. Intervensi untuk meningkatkan gizi 1. Tatalaksana kasus secara dini


di tingkat rumah tangga/ masyarakat 2. Pola pencarian pertolongan yang
2. Insektisida - pemasangan kelambu tepat
Di rumah 3. Kepatuhan terhadap pengobatan

1. ASI dan MP-ASI 1. Tatalaksana kasus : ISPA, diare,


2. Suplemen campak, malaria dan malnutrisi,
3. Imunisasi infeksi serius yang lain
4. Mikronutrien 2. Konseling tentang pemberian
Pelayanan makan dan pemberian ASI
kesehatan 3. Pengobatan dengan tablet besi
4. Pengobatan kecacingan
MTBS sebagai Stategi Kunci
untuk meningkatkan kesehatan anak

Manajemen Gizi Imunisasi Pencegahan


balita sakit berbagai
penyakit
dan
promosi
tumbuh
kembang
MTBS
MANFAAT DAN KEUNTUNGAN

PROGRAM KEUNTUNGAN DARI MTBS


IS PA dan Diare Ke te rpaduan tatalaks ana kas us

Imunis as i Me ng urang i “mis s e d


o ppo rtunitie s ”
Malaria Me mpe rbaiki pe nang anan malaria
pada balita dan pro mo s i ke lambu
Gizi Ko ns e ling bag i ibu untuk
pe mbe rian makanan pada anakny a
dan me ne te ki
Pe ng o batan, QA Pe do man tatalaks ana yang baku
Pro mo s i Me nc ari pe rto lo ng an ke s e hatan
ke s e hatan s e c ara te pat
KEUNTUNGAN MTBS
PENGGUNAAN BAGAN DAN FORMULIR PENCATATAN

 Buku Bagan Revisi 2015


 Formulir Pencatatan :
- Balita Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun
- Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan
 Register Rawat Jalan :
- Balita Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun
- Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan
 Pedoman Peningkatan Penerapan MTBS
BAGAN MTBS
 Buku Bagan merupakan panduan dan harus
digunakan ketika melayani bayi muda baik sehat
maupun sakit dan balita sakit.
 Buku bagan tdd:
- Penilaian, klasifikasi dan tindakan/pengobatan
balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun
(“sampai” umur 5 tahun berarti anak belum
mencapai ulang tahunnya yang kelima).
- Penilaian, klasifikasi dan tindakan/pengobatan bayi
muda umur kurang dari 2 bulan,
- Kolom Penilaian digunakan untuk melakukan
penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan
fisik,
- Kolom Klasifikasi (bukan diagnosis) digunakan
untuk mengklasifikasikan gejala kasus,
- Kolom Tindakan/Pengobatan digunakan untuk
menentukan tata laksana sesuai klasifikasi
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom Penilaian
Penilaian Tindakan/Pengob
Klasifikasi
atan

Merah
muda

Kuning

Hijau
Warna pada bagan memiliki arti:
FORMULIR PENCATATAN MTBS
FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR 2
BULAN SAMPAI 5 TAHUN
 Tentukan kunjungan pertama atau kunjungan ulang
 Semua balita diperiksa dan diklasifikasi status gizi,
status anemia, status imunisasi, pemberian vitamin A
dan kemungkinan masalah atau keluhan lain
 Memeriksa HIV kika hanya jika anak menderita
pneumonia berulang atau diare persisten/berulang
atau gizi buruk atau anemia berat
 Semua harus ditanyakan dan diperiksa dalam kolom
penilaian
FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR
KURANG DARI 2 BULAN
KN1/2/3
 Formulir MTBM digunakan
juga pada saat melakukan
kunjungan neonatal
(KN1/2/3).
 Semua penilaian pada
formulir MTBM harus terisi
klasifikasi kecuali bila tidak
ada keluhan diare.
CARA PENGISIAN FORMULIR PENCATATAN

 Pengisian dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan agar tidak ada
bagian yang terlewatkan
 Tulis informasi singkat, beri tanda ceklis (√), dan lingkari kata atau
kalimat dari setiap tanda/gejala yang ditemukan. Jika tidak
dilakukan penilaian, kosongkan klasifikasi.
 Untuk penulisan status imunisasi adalah sebagai berikut :
a) Imunisasi yang sudah diterima anak diberi tanda ceklis (√),
b) imunisasi yang dibutuhkan saat ini sesuai usia diberi tanda
lingkaran,
c) Imunisasi yang diberikan hari ini ditulis di kolom tindakan.
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
 Akan dipandu oleh fasilitator MTBS
 Diberi latihan soal, diskusi dan tayangan
video
 Praktik klinis di puskesmas dan Rumah Sakit
REGISTER RAWAT JALAN
PERATURAN PEMERINTAH 2/2018 TENTANG SPM
PERMENKES 4/2019 TENTANG JUKNIS SPM
PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
STANDAR KUANTITAS
Kunjungan minimal 3 kali selama masa peroide neonatal dengan ketentuan :
1. Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
2. Kunjungan Neontal 2 ( KN2) 3-7 hari
3. Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8-28 Hari

STANDAR KUALITAS
1. Pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 Jam) meliputi :
a. Pemotongan dan perawatan tali pusat
b. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
c. Pencegahan perdarahan (injeksi vitamin K1)
d. Pemberian salep/tetes mata antibiotik
e. Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0)

2. Pelayanan Neonatal Setelah Lahir 9 6-28 Hari) meliputi:


a. Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
b. Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM
c. Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas Pelayanan kesehatan atau belum
mendapatkan Vitamin K
d. imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga
kesehatan
e. Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi
PERATURAN PEMERINTAH 2/2018 TENTANG SPM
PERMENKES 4/2019 TENTANG JUKNIS SPM
PELAYANAN KESEHATAN BALITA

Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan:


1)Penimbangan minimal 8 kali setahun
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali /tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
4)Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun
5)Pemberian imunisasi dasar lengkap

Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:


1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
5)Pemberian Imunisasi Lanjutan

Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:


1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun

Pelayanan Balita sakit


adalah Pelayanan balita mengunakan pendekatan manajemen terpadu Balita Sakit
(MTBS).
MONEV
MTBS
di 20
puskesmas
(2017)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai