PENCEGAHAN STUNTING
UNTUK IBU YANG MEMILIKI
BALITA
Penyusun:
Esti Yunitasari
Meyta Rahayu
Iqlima Dwi Kurnia
Penerbit:
Penyusun:
Esti Yunitasari
Meyta Rahayu
Iqlima Dwi Kurnia
Penerbit :
ISBN : 978-623-7522-23-2
Hak Cipta @2020, Pada Penerbit
Hak publikasi Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Penerbit
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Kampus C Unair Jl. Mulyorejo Surabaya 60115
Telp (031)5913754, 5913257, 5913756, 2913752
Fax (031) 5913257, 5913752
Email : dekan@fkp.unair.ac.id
iii
iv
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
v
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................iv
Panduan Pencegahan Stunting Pada Ibu yang
Memiliki Balita...............................................................1
1. Tujuan...........................................................1
2. Sasaran..........................................................1
3. Waktu............................................................1
4. Deskripsi.......................................................2
5. Bentuk Aktivitas............................................3
BAB 1 Konsep Stunting.................................................4
1.1 Deskripsi Singkat..........................................4
1.2 Tujuan Pembelajaran.....................................5
1.2.1 Tujuan Pembelajaran Umum...............5
1.2.2 Tujuan Pembelajaran Khusus..............5
1.3 Pokok Bahasan dan Waktu............................5
1.4 Bahan Belajar................................................5
1.5 Langkah-langkah Pembelajaran....................6
1.6 Uraian Materi................................................7
1.6.1 Pengertian Stunting..............................7
1.6.2 Penyebab Stunting...............................7
1.6.3 Tanda dan Gejala Stunting.................12
1.6.4 Dampak Stunting...............................13
1.6.5 Pencegahan Stunting..........................14
1.7 Rangkuman.................................................15
1.8 Evaluasi.......................................................16
1.9 Referensi.....................................................18
BAB 2 Pemberian ASI Eksklusif................................20
2.1 Deskripsi Singkat........................................20
2.2 Tujuan Pembelajaran...................................21
vi
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
vii
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Panduan
Pencegahan Stunting Pada Ibu yang Memiliki Balita
1. Tujuan
Panduan pencegahan stunting pada ibu yang
memiliki balita dalam modul ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan mengenai stunting dan
pencegahannya.
2. Sasaran
Modul pencegahan stunting digunakan untuk ibu
yang memiliki balita (0-24 bulan).
3. Waktu
Modul pencegahan stunting diberikan kepada ibu
yang memiliki balita (0-24 bulan) selama 3 kali
pertemuan dengan cara mengumpulkan peserta pada
saat dilakukannya Posyandu. Pertemuan pertama
dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan
tentang pencegahan stunting melalui metode
ceramah, pertemuan kedua dilakukan melalui
metode brainstorming dan pertemuan ketiga
dilakukan melalui demonstrasi.
1
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
4. Deskripsi
Materi ini berisi uraian tentang pencegahan
stunting pada ibu yang memiliki balita (0-24 bulan).
Stunting (kerdil) adalah suatu kondisi pada balita
yang gagal tumbuh karena kekurangan zat gizi
kronis sehingga menjadikan balita lebih pendek
untuk usianya (Kemenkes, 2017). Menurut hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi
stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Di Kabupaten
Bangkalan, terdapat 16,84% (902 balita) yang
mengalami indikator bayi pendek dan sangat pendek
dimana banyak terjadi di Kecamatan Bangkalan
sebesar 12,8% (116 balita) (Dinkes Bangkalan,
2018).
Stunting terjadi akibat tidak terpenuhinya gizi
kronis di 1000 hari pertama kehidupan yang
mengakibatkan perkembangan anak terganggu.
Dampak tersebut akan terlihat saat usia dewasa yang
ditandai dengan ukuran fisik tidak optimal serta
kualitas kerja tidak kompetitif yang berakibat pada
2
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1
Konsep Stunting
4
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
jawaban yang
diberikan peserta
3. Menyimpulkan
materi yang
diberikan
7
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
5. Pertumbuhan melambat
6. Wajah tampak lebih muda dari usianya
1.6.4 Dampak Stunting
Stunting memiliki dampak pada kehidupan balita,
WHO mengklasifikasikan menjadi dampak jangka
pendek dan dampak jangka panjang (Antonio, W.H.O, &
Weise, 2012).
1. Dampak jangka pendek
1) Sisi kesehatan: angka kesakitan dan angka
kematian meningkat.
2) Sisi perkembangan: penurunan kemampuan
berfikir dan perkembangan bahasa.
3) Sisi ekonomi: peningkatan pembiayaan
perawatan anak sakit
2. Dampak jangka panjang
1) Sisi kesehatan: perawakan dewasa yang pendek,
penurunan kesehatan reproduksi
2) Sisi perkembangan: penurunan prestasi belajar
3) Sisi ekonomi: penurunan kapasitas kerja dan
produktifitas kerja.
1.6.5 Pencegahan Stunting
Menurut (Kementrian Desa Pembangunan Daerah
13
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.9 Referensi
Antonio, W.H.O, & Weise. (2012). WHO Global
Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief.
17
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 2
Pemberian ASI Eksklusif
21
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
mengajukan 2. Bersama
pertanyaan dan fasilitator
melakukan menyimpulkan
diskusi sesuai materi
materi yang pembelajaran
diberikan
2.Memperjelas
jawaban yang
diberikan peserta
3.Menyimpulkan
materi yang
diberikan
23
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
3. Komposisi ASI
1) Kolostrum
Keluar dihari pertama sampai ke-3 kelahiran
bayi, berwarna kekuningan, kental.
2) ASI masa transisi
Keluar dari hari ke-4 sampai hari ke-10
kelahiran bayi. Kadar protein semakin rendah
24
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
3) ASI Matur
Keluar dari hari ke-10 sampai seterusnya. Kadar
karbohidrat ASI relatif stabil (BKKBN, 2014).
4. Kebutuhan ASI
25
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2) Posisi Menyusui
Posisi Menyusui:
1. Seluruh badan bayi tersangga
dengan baik, jangan hanya
leher dan bahunya saja
2. Kepala dan tubuh bayi lurus
3. Badan bayi menghadap ke
dada ibunya
4. Badan bayi dekat ke ibunya
30
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
9. Masalah-masalah menyusui
1) Masalah menyusui pada ibu
a. Payudara menjadi kendur disebabkan oleh
bertambahnya usia dan kehamilan. Kegiatan
menyusui sama sekali tidak mengakibatkan
perubahan bentuk payudara ibu
b. Puting terbenam tidak berarti tidak dapat
menyusui karena bayi menyusu pada
payudara, bukan pada putting
c. ASI pertama (kolostrum), warna kekuningan
pada kolostrum bukanlah pertanda basi,
tetapi menunjukkan tingginya kandungan
protein. Susu yang keluar dari payudara ibu
tidak pernah ada yang basi, bahkan setelah
disimpan dengan benar selama 8 jam, ASI
masih dapat digunakan.
d. Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih
memiliki daya tahan tubuh hingga 2x24 jam
sejak lahir yang dibawa sejak dalam
kandungan. Ibu tetap terus menyusui si bayi,
karena rangsangan dari hisapan bayi akan
35
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Masalah Penanganan
Bayi banyak menangis atau 1) Bayi menangis belum tentu lapar
rewel 2) Periksa popok bayi, mungkin
basah
3) Gendong atau peluk bayi
mungkin perlu perhatian
4) Susui bayi. Beberapa bayi
membutuhkan lebih banyak
minum dari yang lain
Bayi menolak menyusu 1) Mungkin bayi bingung putting,
karena sudah pernah diberi susu
botol
2) Tetap berikan hanya ASI
3) Berikan perhatian dan kasih
saying
4) Pastikan bayi menyusu sampai
air susu habis
Bayi bingung putting 1) Jangan mudah mengganti ASI
dengan susu formula tanpa
indikasi yang tepat
2) Secara bertahap tawarkan selalu
payudara setiap bayi
menunjukkan keinginan untuk
minum
3) ASI tetap dapat diperah dan
diberikan pada bayi dengan
cangkir atau sendok, sampai bayi
dapat kembali meyusu
4) Bila ada indikasi medis dapat
diberikan susu formula. Jangan
menggunakan dot dan kempeng
Bayi premature (BBLR) 1) Berikan ASI sesering mungkin,
36
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.7 Ringkasan
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI pada bayi
tanpa cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu,
air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur, biskuit selama 6 bulan
(BKKBN, 2014). ASI memiliki manfaat yang banyak
bagi bayi maupun ibu karena memiliki komposisi
istimewa, yaitu mengandung nutrient, enzim, hormone,
dan imunitas.
Komposisi ASI sendiri yaitu kolostrum; ASI masa
transisi yang memiliki kadar protein yang rendah
sedangkan kadar lemak, karbohidrat semakin tinggi; ASI
matur yang memiliki kadar karbohidrat ASI yang relative
stabil. Ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI
eksklusif untuk bayinya dengan cara ASI perah.
37
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.8 Evaluasi
Petunjuk pengisian: Berikan tanda silang (x) pada
jawaban yang anda pilih
1. Pemberian ASI eksklusif diberikan pada saat bayi
berusia?
a. 0-6 bulan
b. 0-12 bulan
c. 0-24 bulan
2. Apa pengertian dari ASI eksklusif?
a. Memberikan ASI tanpa makanan tambahan
selama usia 0-2 bulan
b. Memberikan ASI dengan bubur lembek selama
usia 0-6 bulan
c. Memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan
selama usia 0-6 bulan
3. Bagaimana cara menyimpan ASI pada ibu bekerja ?
a. Hangatkan ASI perah dengan air hangat. Jika
ASI perah beku, masukkan ke kulkas bagian
bawah (setidaknya 12-24 jam sebelum
digunakan).
b. Hangatkan ASI perah dengan air mendidih
38
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
42
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.7 Ringkasan
1. MP-ASI
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah
makanan selain ASI diberikan pada bayi atau anak usia
6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita yang
tidak cukup hanya didapatkan dari ASI saja (Adriayani &
Wirjatmadi, 2012).
Strategi pemberian MP-ASI ada tiga antara lain:
tepat waktu dalam pemberiannya yaitu dimulai usia 6
bulan, adekuat yaitu pemenuhan energi, protein, dan
mikronutrien yang cukup, dan yang terakhir diberikan
secara konsisten sesuai dengan sinyal yang diberikan
pada anak ketika lapar.
Strategi ketika anak tidak mau makan:
1) Berikan makanan rumah yang sehat dan jenis
makanan baru.
2) Sajikan jenis-jenis makanan baru
3) Hindari asumsi bahwa anak tidak akan suka dengan
jenis-jenis makanan tertentu
4) Tawarkan finger foods
52
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.8 Evaluasi
Petunjuk pengisian: Berikan tanda silang (x) pada
jawaban yang anda pilih
1. Kapan MP-ASI atau makanan pendamping ASI
sebaiknya diberikan pada anak?
a. 3 bulan
b. 4 bulan
c. 6 bulan
2. Bagaimana tekstur pemberian MP-ASI pada anak
usia 6-9 bulan ?
a. Lumat
b. Cincang halus
c. Makanan keluarga
3. Bagaimana tekstur pemberian MP-ASI pada anak
usia 9-12 bulan ?
a. Lumat
b. Cincang halus
c. Makanan keluarga
53
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
54
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Penerbit:
56