PADA ANAK
BLOK 3.6
DEFINISI
• Oral/ Tertelan : Efeknya bisa lokal pada saluran cerna dan bisa
juga sistemik. Contoh: overdosis obat, pestisida
• Topikal (melalui kulit) : Efeknya iritasi lokal, tapi bisa berakibat
keracunan sistemik. Kasus ini biasanya terjadi di tempat
industri. Contoh: soda kaustik, pestida organofosfat
• Topikal (melalui mata) : Efek spesifiknya pada mata dan bisa
menyebabkan iritasi lokal. Contoh : asam dan basa, atropin
RUTE MASUK ZAT TOKSIK
TERMINE
- Identity of poison
- Assess quantity and time of ingestion
LAVAGE:
• Proses pencucian isi lambung dengan menggunakan: Air, saline,
sodium bikarbonat, garam kalsium, k-permanganat, tannic acid
• Dilakukan jika racun harus segera dikeluarkan (< 60 menit) atau saat
tindakan emesis dikontraindikasikan.
• Indikasi: Pasien tidak sadar, Hilangnya reflek menelan, Emesis
dengan ipekak tidak efektif atau dikontraindikasikan, Tertelan
sejumlah besar substansi yang sangat toksik.
• Kontraindikasi: Korosif, Distilat petroleum, Kejang
DEKONTAMINASI ORAL
Activated Charcroal
– Menggunakan activated carchoal/ Kabon aktif
– Kontraindikasi: Obstruksi GI tract
– Efek samping: nausea dan obstipasi
– Efektivitas jika diberikan dalam waktu 30 menit keracunan,
tergantung jenis racun
– Senyawa kimia yg kurang/tidak diabsorpsi oleh activated charcoal:
Alkali, Boric acid, Cyanide, Ferrous sulphate, Malathion, Mercur,
Tolbutamide, Garam litium, N-methyl carbamate
DEKONTAMINASI ORAL
Penggunaan Diuretik
– Menghambat reabsorbsi dengan menurunkan gradien konsentrasi
obat dari sel lumen tubulus
– Meningkatkan aliran melewati tubulus
– Diuretik yg bisa dipakai : Furosemide (tersering) dan osmotic
diuretic
– Diuresis paksa hrus hati-hati, trutama utk pasien yang gagal ginjal,
gagal jantung, gagal paru/ pulmonary complications
MENINGKATKAN ELIMINASI
Perubahan pH Urine
– Prinsip : molekul yang tidak terionisasi terabsorbsi jauh lebih
cepat daripada molekul polar (yang terionisasi)
– Perubahan dari yang tidak terionisasi menjadi terionisasi dapat
terjadi akibat perubahan pH pada cairan tubulus
mempercepat eliminasi
– Alkalinisasi urin kontraindikasi : pada kasus renal failure
– Acidifikasi urin dapat dilakukan dengan pemberian amonium
klorida atau asam askorbat
MENINGKATKAN ELIMINASI
Dialisis
• Hemodialisis dan peritoneal dialisis
• Hemodialisis sangat lebih efektif dibandingkn peritoneal dialisis
dan esensial untuk beberapa kasus intoksikasi life threatening
seperti: metanol, ethylene glycol, salicylate.
PEMBERIAN ANTIDOTUM
MANAJEMEN DASAR PADA
KASUS KERACUNAN
Terapi Suportif
- Menjaga jalan nafas - Menatalaksana kejang
- Oksigenasi/ ventilasi - Manajemen suhu
- Tatalaksana aritmia - Tatalaksana kelainan metabolik
- Stabilisasi hemodinamik - Mencegah komplikasi sekunder
MANAJEMEN DASAR PADA
KASUS KERACUNAN
Mencegah absorbsi toksik lebih lanjut
- Dekontaminasi saluran cerna: - Dekontminasi bagian lainnya
• Merangsang muntah yang terpapar:
• Kumbah lambung • Dekontaminasi mata
• Penggunaan karbon aktif • Dekontaminasi kulit
• Klisma • Dekontaminasi rongga tubuh
• Katarsis lainnya (hidung, telinga, dll)
• Dilusi
• Endoscopy
MANAJEMEN DASAR PADA
KASUS KERACUNAN
Mengeliminasi toksik sesegera mungkin
- Pemberian karbon aktif - Eliminasi ektrakorporal:
- Pemberian diuretik • Peritoneal dialysis
- Penurunan pH urin • Hemodialisis
- Terapi Kelasi • Transfusi tukar
- Terapi hiperbarik • Plasmaparesis
• Hemoperfusi
MANAJEMEN DASAR PADA
KASUS KERACUNAN
Pemberian Antidotum
- Netralisasi dengan antibodi - Antagonis metabolik
- Netralisasi dengan ikatan - Antagonis fisiologis
kimiawi
Tempe Bonkrek
- Timbul asam bongkrek dan aflatoksin
- Inhibisi enzim2 mitokondria
- Gangguan mekanisme fosforilasi oksidatif
- Hipoglikemia
Klinis
• Kejang usus, muntah dan mencret
• Keringat banyak, kejang, penurunan kesadaran
Tatalaksana
• Terapi suportif : infus kristaloid, glukosa
• Dekontaminasi : pengosongan lambung, arang aktif
• Tiosulfat dan injeksi vitamin B komplek.
KERACUNAN MAKANAN
Tatalaksana:
– Pelihara airway dan ventilasi. Awasi kelemahan otot pernafasan,
henti nafas, oksigenisasi + ventilasi
– Obati hydrocarbon pneumonitis, kejang dan koma
– Observasi paling tidak 6-8 jam, kemungkinan adanya gejala
penundaan
– Beri atropin sbg muskarinik agent, 0,5 – 2 mg iv, diulangi sesering
mungkin sesuai kebutuhan.
– Pralidoksim sebagai aktivator enzim pada semua tempat yang
terkena (muskarinik, nikotinik dan mungkin juga CNS), dosis
dewasa 1-2 gr i.v, anak 25-50 mg/kg maks 1 gr
UPAYA UNTUK MEREDUKSI
KEJADIAN KERACUNAN
– Simpan obat-obatan pada tempat yang semestinya. Jauhkan dari
jangkauan anak-anak. Simpan segera setelah menggunakan obat-
obatan. Lakukan pemusnahan obat-obat yang sudah digunakan/
kadaluarsa.
– Musnahkan bahan-bahan kimia rumah tangga begitu sudah tidak
digunakan.
– Simpan bahan kimia rumah tangga pada tempat khusus dan
terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anak. Segera simpan begitu
selesai menggunakan.
UPAYA UNTUK MEREDUKSI
KEJADIAN KERACUNAN
– Gunakan bahan kimia rumah tangga pada ruangan dengan ventilasi
yang baik/ ventilasi terbuka. Gunakan sesuai prosedur, jangan
mencampur bahan kimia tanpa ada petunjuk yang jelas.
– Simpan semua bahan kimia pada botol/ kemasan yang sesuai.
Jangan menyimpan/ menyalin isi bahan kimia ke dalam botol/
kemasan yang sama dengan kemasan makanan/ minuman.
– Jangan menyamakan obat-obatan dengan “permen” saat
memebrikan obat kepada anak (mindset).
UPAYA UNTUK MEREDUKSI
KEJADIAN KERACUNAN
– Saat pemberian obat pada anak, pastikan mereka dalam
pengawasan orang dewasa. Jika ada keperluan mendadak, pastika
obat tersebut tidak ditinggal.
– Jangan meminum obat di depan anak-anak. Jangan bercanda saat
mengkonsumsi obat.
– Jangan mengkonsumsi obat dalam ruangan gelap/ redup. Bagi yang
berkacamata, pastikan menggunakannya sebelum mengonsumsi
oabt tersebut.
– Jauhkan pupuk dari jangkauan anak-anak, walau mereka diajak
untuk bercocok tanam/ berkebun sekalipun.
UPAYA UNTUK MEREDUKSI
KEJADIAN KERACUNAN
– Edukasi anak di rumah. Perkenalkan anak dengan racun/ bahan
kimia rumah tangga, jelaskan kepada mereka bahwa racun tersebut
berbahaya, dan jangan mendekat kepada bahan-bahan berbahaya
tersebut.
– Tempelkan stiker anti air yang bertuliskan “bahan berbahaya” agar
anak mudah mengenal. Atau gambar yang dipahami anak-anak.
– Saat menempati rumah lama, perhatikan cat dinding yang
terkelupas, karena bisa jadi sumber racun.
UPAYA UNTUK MEREDUKSI
KEJADIAN KERACUNAN
– Buat renacana/ alur jika suatu saat terjadi keracunan di rumah.
Simpan nomor emergensi terkait (UGD, dokter keluarga) pastikan
tersimpan dalam kontak telepon.
– Pastikan mengetahui antidotum racun-racun yang ada atau tahu apa
yang mesti diperbuat jika terjadi keracunan bahan terkait.
Konsultasi hal tersebut dengan dokter atau apoteker setempat.
– Simpan obat-obat emergensi yang diperlukan saat terjadi
keracunan seperti karbon aktif, ipecac sirup, dan pastikan tahu cara
penggunaannya.
TERIMAKASIH
Semoga Sukses