Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DAMPAK KORUPSI, EKONOMI, SOSIAL DAN KEMISKINAN


MASYARAKAT BIROKRASI PEMERINTAH POLITIK DAN
DEMIKRASI, PENEGAKAN HUKUM TAHANAN DAN PERUSAKAN
LINGKUNGAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Karakter Anti Korupsi

DosenPengampu:
Lia Ricka, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 5:


Dina Wati : 2101041003
INTAN OCTAVIANI: 2101040007

Kelas : B

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini tentu masih banyak
kekurangannya. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi menyempurnakan makalah ini. Demikian yang dapat penulis
sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran
darimakalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Metro, 7 April 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi...................................................3
B. Dampak Korupsi Terhadap Sosial Dan Kemiskinan ...........................7
C. Penegakan Hukum Tahanan.................................................................8
D. Perusakan Lingkungan..........................................................................9

BAB III PENUTUP..........................................................................................12


A. Kesimpulan...........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi sudah sering kita dengar saat ini, baik di media masa maupun
media elektronik. Korupsi berada di sekitar kita, bahkan mungkin kita tidak
menyadarinya. Korupsi bisa terjadi mulai dari hal yang sangat kecil dan
sepele sampai dengan hal yang besar. Korupsi juga bisa terjadi di rumah, di
sekolah, di masyarakat, maupun di insatansi tertinggi serta dalam
pemerintahan. Mereka yang melakukan korupsi terkadang mengangap remeh
hal yang dilakukan itu. Hal ini sangat menghawatirkan, sebab bagaimana pun,
apabila suatu organisasi dibangun dari korupsi akan dapat merusaknya.

Maraknya praktek korupsi di Indonesia tampaknya sudah sangat parah.


Korupsi terlanjur kuat, tak terkendali, dan menjadi sistem tersendiri yang
mengakar di Indonesia. Orang yang awalnya baik, dapat dengan mudah
berubah menjadi korup. Hal ini menyebabkan kepercayaan publik terhadap
instansi pemerintah menurun drastis.

Celah hukum dan pengawasan yang lemah sering dianggap sebagai


penyebab utama terjadinya korupsi. Namun demikian sebenarnya sikap
individu dan masyarakat yang menganggap remeh praktek korupsi
merupakan pendorong yang sangat kuat untuk melakukan tindakan korupsi.
Sering kali oknum pejabat mau menerima pemberian dari orang lain berupa
makanan atau oleh-oleh. Memang hal itu sangatlah sepele, namun apabila
dibiarkan dan diremehkan secara terus menerus, nantinya pemberian tersebut
berubah menjadi parcel, uang saku, atau lebih besar lagi dan jadilah tindakan
penyuapan. Kebiasaan-kebiasaan seperti inilah yang menyebabkan tindakan
korupsi tumbuh subur di Indonesia.

Nampaknya pengajaran atau pengetahuan mengenai penanggulangan


korupsi ini kurang ditekankan dalam pendidikan di Indonesia. Atau bisa jadi
metode yang digunakan kurang tepat. Hal ini membuat kita sering

1
menganggap remeh bahkan malas untuk mempelajari penanggulangan
korupsi, karena kurangnya motivasi pada diri sendiri, sehingga sering sekali
berasumsi “untuk apa mempelajari “ padahal itu sangat penting untuk
diketahui agar tahu hak dan kewajiban kita untuk Negara ini. Oleh karena itu
penulis merasa perlu membuat makalah berjudul Pemberantasan Korupsi Di
Indonesia ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak korupsi di bidang ekonomi ?
2. Apa dampak korupsi terhadap sosial dan kemiskinan ?
3. Bagaimana penegakan hukum tahanan ?
4. Bagaimana perusakan lingkungan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak korupsi di bidang ekonomi.
2. Untuk mengetahui dampak korupsi terhadap sosial dan kemiskinan.
3. Untuk mengetahui penegakan hukum tahanan.
4. Untuk mengetahui perusakan lingkungan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi


1. Penurunan Produktivitas
Produktivitas pada setiap industri dan produksi akan menurun karena
dampak dari korupsi ini. Produktivitas dari perusahaan-perusahaan akan
terhambat dan tidak bisa berkembang lebih maju lagi. Hal ini dapat
menyebabkan pengurangan jumlah karyawan atau PHK, lalu aku banyak
pengangguran yang menyebabkan angka kemiskinan meningkat.

2. Menurunnya Pendapatan Negara dari Pajak


APBN dibiayai oleh pajak sebesar 70%. Pajak Penghasilan (PPh)
dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah jenis pajak yang paling banyak
menyumbang untuk pendapatan negara.

Penurunan pendapatan ini karena kenyataan bahwa banyak oknum


pegawai pajak yang memanfaatkan kesempatan buruk ini untuk
memperkaya dirinya sendiri. Hal ini juga mengakibatkan ketidakpercayaan
masyarakat terhadap pegawai pajak, dan tentunya akan menghambat
proses pembangunan dan merugikan masyarakat.

3. Meningkatkan Utang Negara


Korupsi tentunya akan memperburuk keuangan negara. Selain
sebelumnya negara memang sudah punya hutang dengan negara lain,
dengan adanya korupsi justru hutang itu akan semakin bertambah. Para
maling uang rakyat ini tidak sadar diri bahwa apa yang ia lakukan dapat
memperburuk keadaan negara. Mereka hanya memikirkan keuntungan
pribadi.

3
4. Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Dengan adanya tindak korupsi di suatu negara akan menyebabkan
para investor dari luar negeri tidak percaya lagi dengan kepastian hukum
dalam tindak korupsi untuk menanamkan modal di industri suatu negara.
Kondisi ini mempersulit pembangunan ekonomi.

Dalam sektor privat ini, korupsi merugikan pada sektor niaga karena
kerugian dari pembayaran ilegal, risiko pembatalan perjanjian karena
penyelidikan, dan ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat.

5. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa


Korupsi juga akan menghambat pertumbuhan negara sendiri karena
uang negara dibuat untuk memperkaya diri sendiri. Kualitas barang dan
jasa menjadi rendah dan tidak layak digunakan untuk publik.

Beras dengan kualitas buruk yang tidak layak untuk dimakan,


terhambatnya perbaikan untuk jembatan dan bangunan yang ambruk,
tabung gas yang tidak layak berpotensi meledak dan merusak fasilitas
umum dan pribadi masyarakat.

Korupsi juga akan menurunkan kualitas pondasi dari proyek


pembangunan, karena di dalamnya terdapat suap, pengurangan bahan
untuk dikorupsi. Semua itu dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri.

6. Menambah Beban dalam Transaksi Ekonomi


Adanya suap, pungli, penyelewengan dana dalam sebuah
perekonomian membuat biaya transaksi akan semakin besar. Besarnya
biaya transaksi akan menyebabkan tidak efisien dalam perekonomian
seperti, penggunaan sumber daya untuk penciptaan, penggunaan,
pemeliharaan, perubahan, dan sebagainya.

4
Sistem kelembagaan akan lebih efisien jika biaya transaksi rendah,
namun jika sebaliknya maka sistem kelembagaan tidak akan efektif. Sudah
bukan menjadi rahasia lagi bahwa Indonesia biasa melakukan pungli
dalam pembuatan berbagai dokumen seperti, akta kelahiran, Surat Izin
Mengemudi (SIM), dan lain-lain. Ini menyebabkan besarnya biaya
transaksi dan sistem kelembagaan menjadi buruk.

7. Ketimpangan Pendapatan
Tindakan korupsi ini menyebabkan perpindahan sumber daya untuk
publik ke tangan pelaku. Hal ini membuat uang pembelanjaan pemerintah
menjadi berkurang. Dengan adanya tindakan korupsi ini ketimpangan
pendapatan akan terjadi antara elit koruptor dengan masyarakat karena
pindahnya sumber daya untuk publik tadi.

Beberapa negara pasti selalu berupaya untuk mengurangi tindakan


korupsi untuk mencegah ketimpangan pendapatan karena koruptor
mengeruk uang publik untuk kepentingan pribadi. Namun Unslaner (2011)
menyatakan bahwa dampak dari korupsi terhadap ketimpangan pendapatan
bersifat timbal balik. Artinya korupsi menyebabkan ketimpangan
pendapatan, dan ketimpangan pendapatan juga menyebabkan korupsi.

8. Meningkatkan Kemiskinan
Badan pusat statistik membagi kemiskinan menjadi empat kategori
yaitu:
Kemiskinan absolut, artinya seseorang yang memiliki kondisi di
bawah garis kemiskinan atau dapat dikatakan tidak dapat memenuhi
kebutuhan sandang, pangan, kesehatan, dan pendidikan untuk hidup dan
bekerja dengan layak.

Kemiskinan relatif, artinya kemiskinan karena pengaruh kebijakan


yang menyebabkan ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan ini
relatif ditentukan oleh pandangan subyektif masyarakat.

5
Kemiskinan kultural, artinya kemiskinan yang disebabkan oleh
faktor budaya yang membuat seseorang terbelenggu dalam kondisi miskin.

Kemiskinan struktural, artinya kemiskinan yang terjadi karena


ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat terhadap
kebijakan tertentu dan membuat sistem yang tidak adil, sehingga terjebak
dalam kemiskinan.

Korupsi ini menjadi penyebab kemiskinan masyarakat. Selain


menimbulkan efek langsung, korupsi juga menimbulkan efek tidak
langsung terhadap kemiskinan. Alur korupsi ini awalnya memberikan
dampak penurunan pertumbuhan perekonomian yang akhirnya
menyebabkan angka kemiskinan yang naik.

Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan merasakan mahalnya


harga pelayanan publik, rendahnya kualitas pelayanan, akses air,
kesehatan, dan pendidikan.

Harga bahan pokok juga tidak dapat dijangkau oleh masyarakat


miskin, rumah layak huni, kesehatan dan lain-lain sangat sulit untuk
diakses karena informasi hukum yang tidak berpihak pada masyarakat
miskin.

Dengan naiknya angka kemiskinan tentunya angka kriminalitas juga


akan naik. Masyarakat kecil juga akan melakukan korupsi, tidak hanya
pejabat tinggi. Sesuai dengan paparan mengenai ketimpangan pendapatan
yang memiliki timbal balik, dalam hal ini akan terjadi. Di mana
masyarakat miskin akan melakukan segala cara untuk tetap hidup, salah
satunya dengan korupsi.

Dampak korupsi dalam perkembangan ekonomi adalah


menimbulkan lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi, penurunan

6
produktifitas, rendahnya kualitas barang dan jasa,menurunnya
pendapatan negara dari sektor pajak, dan meningkatnya hutang negara.
Adapun dampak korupsi dalam penegakan hukum adalah
menimbulkan pemerintah tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik
dan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga Negara.

B. Dampak Korupsi Terhadap Sosial Dan Kemiskinan


Dampak korupsi terhadap sektor kehidupan masyarakat dapat terbagi
menjadi tujuh bagian yang tiap bagian memiliki poin-poin penjelasannya
masing-masing. Dampak korupsi terhadap sosial dan kemiskinan merupakan
salah satu dari tujuh dampak korupsi dalam sektor kehidupan masyarakat.
Dampak korupsi terhadap sosial dan kemiskinan dapat berupa mahalnya
harga jasa dan pelayanan publik, pengentasan kemiskinan yang berjalan
lambat, terbatasnya akses bagi masyarakat miskin, meningkatnya angka
tindak kriminalitas, dan solidaritas sosial yang semakin langka.

Terkait mahalnya harga jasa dan pelayanan publik dapat terlihat dari
praktek korupsi yang menciptakan ekonomi biaya tinggi, sehingga
membebankan pelaku ekonomi. Kondisi ekonomi biaya tinggi ini berimbas
pada mahalnya harga jasa dan pelayanan publik karena harga yang ditetapkan
harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang
dilakukan karena penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi. Lalu,
terkait dengan pengentasan kemiskinan yang berjalan lambat dapat dilihat
dari lemahnya koordinasi dan pendataan, serta pendanaan dan lembaga.
Karena terjadinya tindakan korupsi, permasalahan kemiskinan itu sendiri
akhirnya akan membuat masyarakat sulit mendapatkan akses ke lapangan
kerja yang disebabkan latar belakang pendidikan, sedangkan untuk membuat
pekerjaan sendiri banyak terkendala oleh kemampuan, masalah teknis, dan
pendanaan.

Terkait terbatasnya akses bagi masyarkat miskin dapat dilihat dari


tindakan masyarakat miskin yang lebih medahulukan bahan pokok untuk

7
hidup daripada untuk sekolah yang semakin menyudutkan karena mengalami
kebodohan. Jasa pendidikan, kesehatan, rumah layak huni, informasi, hokum,
dan sebagainya masih sulit diakses oleh masyarakat miskin. Akses untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak menjadi sangat terbatas, yang pada
akhirnya rakyat miskin tidak mempunyai pekerjaan dan selalu dalam kondisi
yang miskin seumur hidup. Dari hal tersebut, maka terciptalah lingkaran setan
kemiskinan.

Selanjutnya, terkait solidaritas sosial yang semakin langka dapat dilihat


dari keadaan masyarakat yang merasa tidak mempunyai pegangan yang jelas
untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari. Ketidakjelasn masa depan serta
himpitan hidup yang semakin kuat membuat sifat kebersamaan dan gotong-
royong yang selama ini dilakukan menjadi langka. Selain itu, terjadi pula
demoralisasi yang dapat terlihat dari tindakan masyarakat yang semakin
individualis. Masyarakat cenderung mementingkan dirinya sendiri dan
keluarganya saja. Hal yang dilakukan masyarakat tersebut dapat dimengerti
atau dimaklumi karena masyarakat sudah tidak lagi memiliki kepercayaan
kepada pemerintah, serta sistem dan hukum yang dijalankan, bahkan antar
masyarakat sendiri.

C. Penegakan Hukum Tahanan


Penegakan hukum disebut dalam bahasa Inggris law enforcement,
Bahasa Belanda rechtshandhaving. Istilah penegakan hukum dalam bahasa
Indonesia membawa kita kepada pemikiran bahwa penegakan hukum selalu
dengan force sehingga ada yang berpendapat, bahwa penegakan hukum hanya
bersangkut dengan hukum pidana saja. Pikiran seperti ini diperkuat dengan
kebiasaan kita menyebut penegakan hukum itu itu polisi, jaksa, dan hakim.
Tidak disebut pejabat administrasi yang sebenarnya juga menegakkan hukum.
Handhaving menurut Notitie Handhaving Milieurecht, 1981 adalah
pengawasan dan penerapan (atau dengan ancaman) penggunaan istrumen
administrasif, kepidanaan atau keperdataan dicapailah penataan ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku umum dan individu.

8
Secara konsepsional, maka inti dari arti penegakan hukum terletak pada
kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam
kaidahkaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai
rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara dan
mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. Konsepsi yang mempunyai
dasar filosofis tersebut, memerlukan penjelasan lebih lanjut, sehingga akan
tampak lebih konkret.

Sistem hukum lingkungan mendapat bentuknya dengan pola


kepentingan lingkungan, dan tidak semata-mata kepentingan manusia (use
oriented). Munadjat
Danusaputromenyebutkan dengan hukum lingkungan modern. Hukum
lingkungan modern, merupakan ketentuan yang mengatur tindak perbuatan
manusia, dengan tujuan terpenting melindungi lingkungan dan mencegah
kerusakan dan kemerosotan kualitasnya, supaya bersifat lestari dan data
secara terus menerus digunakan oleh, baik generasi sekarang maupun
generasi mendatang. Jadi sifat hukum lingkungan modern ini adalah,
bertujuan atau berorientasi perlindungan lingkungannya (environment
oriented law)

D. Perusakan Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan harta warisan yang harus dijaga
keutuhannya dari tangantangan tidak bertanggungjawab, tampaknya tidak
dapat dipertahankan lagi keutuhannya, sebagai akibat kerakusan manusia
dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Pemenuhan kebutuhan ekonomi
tampaknya adalah segalanya meskipun harus mengorbankan kepentingan
lingkungan yang merupakan kepentingan seluruh bangsa di dunia pada
umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya. Pemuasan dan pemenuhan
kebutuhan ekonomi pada masyarakat modern yang konsuntif, kerakusan
manusia, korupsi dan persekongkolan yang dilakukan elit penguasa,
kerjasama antara elit penguasa dan pebisnis kelas dunia, tampaknya menjadi

9
penyebab munculnya berbagai penyimpangan dalam pengelolaan lingkungan
baik yang dilakukan oleh elit penguasa, pebisnis maupun masyarakat.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai


landasan konstitusionl mewajibkan agar sumber daya alam dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemakmuran tersebut haruslah
dapat dinikmati generasi masa kini dan generasi masa mendatang secara
berkelanjutan. Sumber daya alam adalah warisan yang harus dijaga,
dipelihara kelestariannya untuk dapat dinikmati oleh anak cucu. Oleh karena
itu diperlukan usaha-usaha untuk memanfaatkan setiap potensi yang ada
dengan sebenar-benarnya, baik potensi yang berupa sumber daya manusia
maupun sumber daya alam, di samping tetap menjaga ketertiban umum serta
menjaga kelestarian alam. Atau dengan kata lain di satu sisi pembangunan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan nasional, tapi disisi lain harus
memperhatikan kepentingan masyarakat dan tetap memelihara kelestarian
fungsi lingkungan hidup. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
perkembangan perusahan-perusahaan atau badan-badan hukum yang bergerak
di bidang industri, baik yang berskala besar yang menggunakan tekhnlogi
maupun industri kecil dan menengah telah menimbulkan kejahatan-kejahatan
di bidang lingkungan seperti pencemaran udara, pencemaaran air sungai, serta
kerusakan lingkungan.
Sekian lama terkenalnya Indonesia sebagai negara subur makmur
dengan kondisi alam yang sangat mendukung ditambah pula dengan potensi
sumber daya mineral yang juga ternyata sangat melimpah ruah, ternyata
Indonesia sampai saat ini hanya bisa menjadi negara berkembang, bukan
negara maju. Banyak faktor yang kemudian menyebabkan Indonesia tidak
kunjung menjadi negara maju. Salah satunya adalah pengelolaan negara yang
tidak profesional termasuk dalam hal pengelolaan potensi alam.

Bicara tentang potensi alam, erat kaitannya dengan manajemen


eksplorasi dan manajemen pemberdayaan lingkungan hidupnya. Ekplorasi
sumber daya alam maupun mineral seharusnya dapat pula diimbangi dengan

10
menjaga kualitas lingkungan sekitar agar tetap terjaga seimbang. Hal ini
penting agar kejadian-kejadian berupa bencana alam maupun pencemaran
lingkungan dapat diminimalisir.

Pasal 28H Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengamanatkan bahwa


lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga
negara Indonesia. Artinya bahwa menjaga lingkungan hidup agar tetap baik
dan sehat adalah sebuah kewajiban karena merupakan bagian dari hak asasi
setiap warga negara Indonesia.

Kasus pembakaran hutan dan lahan yang menyebabkan terjadinya


perusakan dan pencemaran lingkungan hidup seolah menjadi bencana
tahunan yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Riau.
Peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang menjadi dasar
berlakunya hukum pidana materiil ternyata tidak dapat sepenuhnya
mengakomodir permasalahan lingkungan hidup. Para aparat penegak hukum
yang menjadi alat berjalannya penegakan hukum secara formil juga menjadi
penentu berjalannya penegakan hukum lingkungan di Indonesia.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindakan pelanggaran yang dilakukan baik oleh
pejabat politik maupun pegawai negeri untuk memperkaya diri secara tidak wajar
dan tidak legal dengan sesuatu yang bukan menjadi haknya sehingga
menyebabkan kerugian pada pihak yang lainnya. Korupsi juga memiliki banyak
ciri-ciri dan bentuk yang beragam. Contoh bentuk korupsi diantaranya korupsi
kecil yang berakar dari kemiskinan, Korupsi besar dari adanya nafsu inginkan
kekuasaan , Korupsi menyangkut uang/imbalan untuk melindungi korupsi yang
sudah ada, dan masih banyak lagi.
Dampak korupsi yang selanjutnya adalah terhadap politik dan demokrasi
salahsatunya adalah rencana anggaran yang diajukan pihak eksekutif kepada
pejabat legislatif yang tidak transparan dan mengganggu kinerja sistem politik
yang berlaku. Publik cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga
yang diduga terkait dengan tindakan korupsi.
B.

12
DAFTAR PUSTAKA

Johar, Olivia Anggie. Realitas Permasalahan Penegakan Hukum Lingkungan Di


Indonesia. 2021. Vol. 15 No. 1
https://www.gramedia.com/literasi/dampak-korupsi/
https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/sosial-budaya/infografis/dampak-
korupsi-terhadap-sosial-dan-kemiskinan

13

Anda mungkin juga menyukai