Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kepribadian berasal dari kata dalam bahasa Inggris, personality yang artinya
kepribadian. Kata personality itu sendiri sebetulnya berasal dari bahasa Yunani Kuno,
yaitu dari kata proposon atau persona yang artinya topeng. Contohnya untuk
menggambarkan atau membawakan kepribadian yang angkara murka, serakah, ingin
menang sendri dan lain-lain sering digunakan topeng gambar rasasa. Sementara untuk
menggambarkan sifat atau karakter kepribadian orang yang baik budi pekertinya, suka
menolong pada sesama, berani berkorban membela kebenaran, dan kelakuan-kelakuan
baik lainnya dengan topeng bergambar muka seorang kesatria.
Pada kenyataannya pada kehidupan sehari-hari di tengah-tengah kehidupamasyarakat,
tidak semua manusia berperilaku atau membawakan dirinya sebagaimana adanya. Orang
yang terus-menerus menyembunyikan diri yang sesungguhnya dalam kurun waktu yang
sangat lama akan berakibat melupakan jati dirinya yang sebenarnya. Parahnya orang
tersebut sampai hampir-hampir tidak mengetahui bakat, kelebihan dan kelemahannya
sehingga menyebabkan tidak diperolehnya suatu ketenangan yang selama ini ingin
digapainya. Berbeda halnya jika seseorang dengan kerendahan dan kerelan hatinya sudi
melepaskan topeng yang selama ini telah digunakan sebagai kedok untuk menutupi
kelemahan-kelemahan dirinya.
Dengan begitu, konsep awal pengertian personality dalam masyarakat umum adalah
Tingkah laku yang di perlihatkan ke tengah- tengah masyarakat umum atau lingkungan
sosial.hal itu berarti pula upaya memperlihatkan pada masyarakat umum tentang sebuah
kesan mengenai diri yang diinginkan. Dalam perkembangan pada waktu- waktu
selanjutnya,istilah personality semakin berkembang dan pada saatnya lebih bersifat,
internal yang mampu memandu secara permanen, mengarahkan dan mengorganisasi
segalah aktivitas manusia dalam kehidupan yang nyata di dunia.
1.2 Tujuan
1. Agar mampu menjelaskan perkembangan kepribadian
2. Untuk mengetahui manfaat kepribadian seseorang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Pengertian personality( kepribadian) di tinjau dari sudut etimologi, berasal dari kata
persona yang artinya topeng (mask ). Topeng tersebut dahulu selalu dikenakan oleh
orang yang brmain dalam sandiwara/drama bangsa Yunani dan Romawi pada kurang
lebih 100 SM. Para ahli mengungkapkan kata persona sebetulnya langsung berasal dari
kata prasapon. Dengan dibuatnya rincian pengertian tentang persona yaitu perwujudan
lahiriah dari seseorang walaupun hal itu belum tentu menggambarkan tentang keadaan
yang sebenarnya. Hal ini berkaitan erat dengan pengertian asal kata topeng.
Selanjutnya, dari pengertian-pengertian tersebut di atas dibuat definisi tentang
personality, yaitu perwujudan lahiriah dan bukan keadaan pribadi yang sebenarnya;
merupakan sifat-sifat khusus yang dimiliki seseorang. Dapat juga mengandung
pengertian suatu prestise dan martabat.

2.1.1 pengertian personality ditinjau dari bidang teologi


Menurut bidang teologi, personality (kepribadian) merupakan sesuatu
yang arahnya tampak tegas menunjukan persamaan antara persona dengan the
inner (true) self .perubahan arti kata trsebut yang kesemuanya berarti mask ,
topeng, sesuatu yang lahiriah menjadi yang ruhaniah, yang substansial, yang
esensial, dan yang inner nature.kepribadian menerangkan masing-masing aspek
dari kepribadian yang menegaskan bahwa Tuhan (a Deity) berkedudukan sebagai
Causa Prima (sebab pertama) dan Causa Finalis (sebab terakhir) dari pribadi
manusia. Dari pengertian ini kedudukan manusia menjadi lebih jelas, yaitu ada di
bawah kedudukan Tuhan.

2.1.2 pengertian personality ditinjau dari bidang filsafat


Jika ditinjau dari bidang filsafat, pengertian personality (kepribadian)
telah dikemukakan oleh beberapa orang ahli filsafat diantaranya oleh Boethius,
Thomas Aquinas, Aristoteles, Gottfried Wilhelm Leibniz, dan Herman Lotze.
Boethius mengatakannbahwa secara metafisis pengertian personality ialah
substansi individu yang pada hakikatnya bersifat rasional. Menurut Thomas
Aquinas perkataan person sebagai satu realitas yang tertinggi dalam alam ini.
Pandangan Aquinas tersebut disokong oleh pendahulunya, Aristoteles yang
mengatakan bahwa dirinya percaya bahwa individu merupakan makhluk yang
terbaik. Oleh karena itu, Aristoteles menghormati integritas dan nilai individualitas
manusia. Sementara Leibinz memberikan pengertian bahwa manusia merupakan
makhluk yang dikaruniai pikiran. Definisi yang dikemukakan oleh Leibinz tersebut
mirip dengan definisi personality yang dikemukakan oleh John Locke yang
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berintelegensi karena dapat
berpikir. Sementara Lotze mengemukakan pengertian personality merupakan
kesempurnaan ideal yang hanya dapat dimiliki oleh Tuhan dan yang ingin dicapai
dalam taraf-taraf tertentu oleh manusia.
2.1.3 Pengertian pesonality ditinjau dari bidang hukum
Setiap pribadi memiliki status yang sama di muka hukum yang tercermin
dalam hak-hak asasi manusia seperti hak hidup, hak kemerdekaan, hak milik, dan
hak mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Pernyataan ini sesuai dengan yang
tertuang dalam ketentuan hukum modern seperti yang kita rasakan dewasa ini.
2.1.4 Pengertian personality ditinjau dari bidang sosiologi
Menurut bidang ilmu ini, personality (kepribadian) manusia merupakan
integritasi dari sifat-sifat yang menentukan peranan dan status seseorang dalam
masyarakat. Oleh karena itu kepribadian juga dapat didefinisikan sebagai peranan
sosial seseorng dalam kehidupannya.
Menurut seorang ahli bernama May yang disebut pribadi seseorang
sebenarnya merupakan pola-pola yang dibuat terhadap rangsang lingkungannya,
baik bersumber pada individu maupun masyarakat disekitarnya.
2.1.5 Pengertian personality ditinjau dari bidang psikologi
Ditinjau dari bidang psikologi, personality dapat didefinisikan menjadi
bermacam-macam. Setidaknya ada empat definisi personality yaitu:
A. Definisi personality menurut Omnibus (Omnibus definition)
Disebut Omnibus definition karena personaliti (kepribadian) manusia merupakan
suatu perwujudan yang kompleks dengan unsur-unsur fisik psikis yang meliputi
inteligensi, kemauan, perasaan, dan sebagainya serta aspek-aspek fisik.

B. Definisi personality menurut Hierarkinya (hierarchical definition)


Menurut William James, hierarchical kepribadian dipandang sebagai suatu aspek
kejiwaan dari beberapa jenis tingkatan integritas atau organisasi dari aspek-aspek
seperti jamaniah, ruhaniah yang seakan-akan menjadi pusat kehidupan pribadi.
C. Definisi personality menurut ahli biologi dan penganut behaviorisme
Definisi personality yang dibuat oleh ahli-ahli biologi dan penganut behaviorisme
waktu itu biasa dikenal dengan sebutan definition in terms of adjustment
cenderung memandang personality sebagai gejala-gejala evolusi, sebagai usaha
organisme untuk mempertahankan hidupnya.
D. Definisi personality Menurut asas perbedaan Antarindividu
Definisi personality menurut asas perbedaan anatrindividu dikenal juga dengan
sebutaan definitions in term of distinctiveness.
Lebih lanjut dikemukakan jika definisi-definisi kepribadian yang
dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi yang berbeda satu dengan dengan
yang lainnya itu dikritisi secara cermt, tamapak adanya lima persamaan seputara
definisi kepribadaian, yaitu kepribadian bersifat umum, kepribadian bersifat khas,
dan kepribadiaan bisa berfungsi baik atau sebaliknya berfungsi buruk.Secara
lebih rinci kelima persamaan definisi yang menunjuk pada arti atau definisi
kepribadian tersebut selengkapnya diuraikan berkut ini.
a) Kepribadiaan bersifat umum
Jika diamati dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita bertemu dengan
seseorang tentu akan memberikan penilain tentang kepribadian dari orang
tersebut.Kepribadian seseorang dapat juga meliputi hal-hal lain berkaitan
dengan tingkah laku, orang tersebut.
b) Kepribadian bersifat khas
Individu yang satu dengan individu yang lain tidak mungkin mempunyai
sifat yang sama persis meskipun anak kembar sekalipun.Masing-masing
individu memiliki sifat-sifat yang khas sehingga sifat khas tersebut
membedakan dirinya dengan orang lain.
c) Kepribadian berjangka lama
Jika seseorang yang kita kenal dalam kurung waktu yang lama, pada
orang tersebut tampak adanya sifat-sifat yang dimilikinya tidak berubah-
ubah alias awet sepanjang hayatnya.Jika padanya terjadi perubahan bisa
dipastikan perubahan tersebut terjadi secara bertahap atau sebagai akibat
respon untuk kejadian luar biasa.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kepribadian itu berjangka lama melekatnya pada diri seseorang.
d) Kepribadian bersifat kesatuan
Kepribadian tidaklah terpisah-pisah atau tercerai berai membentuk unit-
unit tersendiri sehingga tidak lagi merupakan satu kesatuan yang
utuh.Kepribadian bersifat kesatuan yang utuh dan konsisten melekat pada
diri seseorang sehingga membedakannya denga orang lain.
e) Kepribadian bisa berfungsi baik atau buruk
Sering pula ciri kepribadaian pada seseorang digunakan untuk
menjelaskan tentang keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam meraih
cita-cita atau bisa juga sebagai gambaran seseorang dalam kondisi susah
atau senang.Kepribadian sering pula digunakan untuk mengambarkan
sifat-sifat seseorang berkelakuan baik atau buruk, sehat atau kuat, dan
lain sebagainya.

2.2 MANFAAT MENGETAHUI KEPRIBADIAN SESEORANG


1. Diri sendiri
Cara mengetahui kepribadian diri sendiri, yaitu dengan introspeksi
diri.Dengan melakukan introspeksi diri, orang yang bersangkutan dapat senag
tiasa mengoreksi kekeliruan-kekeliruan yang telah diperbuatnya.Dengan cara
seperti itu, orang yang bersangkutan segera dapat mengubah kelakuan atau
perilakunya sejak dini sebelum orang lain mengetahui perbuatan tersebut.
2. Pendidik
Pendidik, yang dapat mengarahkan atau memberikan bimbingan yang baik
dengan tepat kepada seseorang bila ia mengetahui kepribadian orang yang
akan dibimbing atau diarahkan.Sebab dengan demikian pendidik akan
berusaha berbicara dengan tepat, dengan mengetahui kepribadian seseorang
pendidik akan mengetahui kunci pergaulan ataupun kunci pendidikan.
3. Orang tua dalam keluarga
Dalam satu keluarga, orang tua yang mengetahui kepribadian anggota-anggota
keluargannya maka akan dapat diciptakan suatu kebahagiaan dalam keluarga
misalnya, orang tua yang mengetahui kepribadian anak-anaknya seperti sifat,
bakat, dan kegemaran atau hobi akan dapat mengarahkan atau memeberikan
bimbingan yang sesuai dengan kepribadian dirinya.
4. Warga bertetangga (bermasyarakat)
Kita perlu mengetahui kepribadian tetangga kita masing-masing agar tidak
salah dalam menempatkan diri.Ini merupakan kunci pergaulan agar tercipta
pergaulan antar tetangga yang harmonis, saling menjaga kerukunan, dan saling
menghargai antar tetangga.
Orang yang paling mengerti kepribadian seseorang tidak lain dan tidak
bukan adalah dirinya sendiri atau orang bersangkutan hasil penyelidikan yang
telah dirangkum dalam physikologi kepribadian dapat digunakan sebagai
referensi atau sebagai acuan setiap manusia dalam upayanya dalam mengenal
kepribadian seseorang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan kepribadian sangat berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Dapat
dijelaskan dengan bagaimana pengertian psikologi kepribadian, istrilah-istilah yang
sepadaan dengan personality(kepribadian) dan juga manfaat mengetahui kepribadian
seseorang. Hal sangat penting yang perlu diketahui dalam upaya memahami kepribadian
manusia, yaitu pemahaman tersebut sangat dipengaruhi oleh paradigma-paradigma yang
sebelumnya telah digunakan untuk mengembangkan teori tentang kepribadian para ahli
psikologi kepribadian sama-sama mengakui bahwa pola pemikiran yang mereka bangun
tentang kepribadian individu yang sangat dipengaruhi oleh paradigma yang berbeda-
beda.

3.2 Saran
Harapan penulis kepada para pembaca supaya dapat memberi sebuah kritikan atau saran
terhadap makalah ini, karena makalah ini mempunyai banyak kekurangan yang sifatnya
mendidik atau membimbing
DAFTAR PUSTAKA
Purwa Atmaja Prawira.2013.Perpustakan nasional.Ar- Ruzz Media
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................
2.1 Pengertian.....................................................................................................................
2.1.1 Pengertian personality ditinjau dari bidang teologi...................................................
2.1.2 Pengertian personality ditinjau pada bidang filsafat.................................................
2.1.3 Pengertian personality ditinjau dari bidang hukum..................................................
2.1.4 Pengertian personality ditinjau dari bidang sosiologi.................................................
2.1.5 Pengertian personality ditinjau dari bidang physikologi...........................................
2.2 Manfaat mengetahui kepribadian......................................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai