Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

RISET KEPERAWATAN
“Penelitian Kualitatif Dan Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data Kualitatif ”

OLEH
KELOMPOK 7 :
NAMA NIM
PAULINA WADU
PAULINO A. BEING
PETRA K.A. ELIMANAFE
REGINA MERLIANA NE’O PO530321118949

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


JURUSAN SERJANA TERAPAN
TAHUN AJARAN 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat serta bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Riset Keperawatan Guna
memenuhi tugas diskusi bersama dengan judul “. penelitian kualitatif dan instrumen dan
teknik pengumpulan data kualitatif “ Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat
mengembangkan pikiran dan menginterprestasikan hasil-hasil yang telah didapat.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalh
ini dapat bermanfaat.

Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Khusus
1.2.2 Tujuan Umum
Bab 2 Tinjuan Teori
2.1 penelitian Kualitatif
2.1.1 Rancangan penelitian kualitatif populasi
2.1.2 Pengambilan Sample
2.1.3 Teknik menghitung besarnya sample
2.1.4 Menyusun rancangan penelitian kualitatif
2.2 instrumen dan teknik pengumpulan data kualitatif
2.2.1 cara pengumpulan data kualitatif dan rancangan alat
2.2.2 pengumpulan data kualitatif
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu
kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal
dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu
rasional, empiris, dan sistematis. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk
suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan
lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari
masalah yang dihadapi atau yang diteliti. Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita
kumpulkan menjadi valid, maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara
pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi
pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu.
Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian
yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Instrumen itu alat, sehingga instrumen
penelitian itu merupakan alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala
yang ada dalam suatu penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu
hipotesa-hipotesa tertentu. Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan
reliabilitas yang baik. Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus
diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah
penyusunan instrumen. Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan
alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang
diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting
dalam  prosedur  penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap  yang
lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan
dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesa-
hipotesa yang dibuat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Khusus
Agar Mahasiswa mampu memahami tentang penelitian kualitatif dan instrumen
dan teknik pengumpulan data kualitatif.
1.2.2 Tujuan Umum
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui penelitian kualitatif
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui rancangan penelitian kualitatif populasi
3. Agar mahaisawa mampu mengetahui tentang pengambilan sample
4. Agar mahasiswa mampu mengetahui ranangan penelitian kuanlitatif
5. Agar mahasiswa mampu mengetahui instrumen dan teknik pengumpulan data
kualitatif
6. Agar mahasiswa mampu mengetahui cara pengumpulan data kualitatif dan
rancangan alat.
7. Agar mahasiswa mampu mengtahui pengumpulan data kualitatif

Bab 2
Tinjuan Toeri
2.1 penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Metode penelitian kualitatif berarti
proses eksplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok,
menggambarkan masalah sosial atau masalah kemanusiaan.
Proses penelitian mencakup membuat pertanyaan penelititan dan prosedur yang
masih bersifat sementara, mengumppukan data pada setting partisipan, analisis data
secara induktif, membangun data yang parsial ke dalam tema, dan selanjutnya
memberikan interpretasi terhadap makna suatu data. Kegiatan terakhir adalah membuat
laporan ke dalam struktur yang fleksibel (Creswell: 2012).
2.1.1 Rancangan penelitian kualitatif populasi
Rancangan penetian diartikan sebagai setrategi mengatur latar penelitian agar
peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian. Populasi Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
tetapi social situation atau situasi sosial yaitu kesinambungan antara tempat (place),
pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Pada situasi
sosial peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang
(actors) yang ada pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2008, ). Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian .
Apabila seseorang ingin meneliti secara keseluruhan yang ada dalam wilayah
penelitian. Sedangkan menurut Mauludi populasi adalah himpunan sebuah individu
atau objek yang menjadi sebuah bahan pembicaraan atau bahan penelitian.3 Populasi
yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah pedagang pasar tradisional desa
Kedawung di dusun Jatimalang. Peneliti mengambil populasi penelitian terdiri atas
kepala pasar atau pengurus pasar tradisional yang ada di pasar desa Kedawung serta
beberapa pedagang dan beberapa pembeli.
2.1.2 Pengambilan Sample
Dalam penelitian kualitatif, komponen yang sangat penting salah satunya adalah
pemilihan dari responden yang akan digunakan dalam penelitian. Seperti halnya
dalam penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif perlu adanya tehnik
sampling. Umumnya peneliti kualitatif sering menggunakan tehnik sampling
purposif untuk menentukan responden yang akan digunakan dalam penelitian.
Walaupun kita tahu bahwa masih banyak jenis tehnik samping yang dapat digunakan
dalam penelitian kualitatif. Adapun tehnik samping yang dapat digunakan dalam
penelitian kualitatif addalah sebagai berikut:
 Sampling Purposif ( Purposive sampling);peneliti menentukan kriteria
mengenai responden mana saja yang dapat dipilih sebagai sampel misal dari
sisi usia, jenis kelamin.
 Sampling Purposif Sistematis (Systematic purposive sampling)
 Sampling Purposif Stratifikasi (Stratified purposive sampling)
 Sampling purposif kuota (Quota purposive sampling)
 Snow ball sampling
Teknik sampling dilakukan dengan cara menggunakan informasi sampel
pertama untuk mengetahui sampel lainnya yang memenuhi kriteria.
Contoh :Seorang peneliti di bidang kedokteran ingin mengetahui perilaku
orang-orang yang terjangkit HIV/AIDS. Karena data di rumah sakit bersifat
rahasia maka peneliti tidak dapat mengetahui informasi identitas orang yang
terjangkit penyakit tersebut. Kemudian dengan menggunakan banyak cara,
akhirnya peneliti berhasil menemui 1 orang yang mengidap HIV/AIDS dan
pasien tersebut menyatakan bersedia untuk dijadikan responden. Dengan
menggunakan informasi dari 1 responden tersebut, maka peneliti meminta
informasi rekan seperjuangannya (sama-sama mengidap penyakit) dalam
menghadapi penyakit HIV/AIDS untuk dijadikan responden.
2.1.3 Teknik menghitung besarnya sample
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik pengambilan
sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari populasi tsb.
kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada
populasi (generalisasi). Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Teknik sampling secara nonprobabilitas. Teknik sampling nonprobabilitas adalah
teknik pengambilan sample yang tidak memberikan peluang/ kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel atau dengan
kata lain ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut
pertimbangan pakar.
Adapun dalam teknik sampling secara nonprobabilitas, penulis menggunakan
jenis yang Puposive sampling atau judgmental sampling yaitu Penarikan sampel
secara puposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek
berdasarkan criteria spesifik yang dietapkan peneliti. Jadi penentuan sampel dalam
penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama
penelitian berlangsung (emergent sampling design). Caranya yaitu, peneliti
memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang
diperlukan, selanjutnta berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel
sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan
akan memberikan data lebih lengkap. Adapun alasan penulis menggunakan
purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel adalah karena dalam
purposive sampling kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan
penelitian yang akan penulis lakukan.
Ditambah lagi Syarat-syarat menentukan sampel pada purposive sampling
antara lain : Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam
studi pendahuluan, Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat- sifat,
atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi, Subjek yang
diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak
mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
2.1.4 Menyusun rancangan penelitian kualitatif
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu
proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan
penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam
rancangan perencanaan dimulai dengan mengadakan observasi dan evaluasi
terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan
kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut.
Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan
ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik
sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan
pelaporan hasil penelitian. Rancangan penelitian sebagai usaha merencanakan
kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti
apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing.
Moleong (2004: 236) mengartikan rancangan penelitian sebagai usaha
merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang
diperlukan dalam suatu penelitian kualitatif yang terdiri dari 3 tahap yaitu : tahap
pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data.
 Tahap Pra-lapangan. 
Pada tahap Pra-Lapangan ini terdapat tujuh tahap kegiatan yag harus
dilakukan oleh peneliti yaitu: menyusun rancangan penelitian, memilih
lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai
lapangan, memilih dan memanfaatka informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian, dan persoalan etika penelitian.
 Tahap Pekerjaan Lapangan. 
Setelah melakukan tahap Pra-Lapangan selanjutnya melakukan tahap
Pekerjaan Lapangan yang meliputi: memahami latar penelitian dan
persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperanserta dalam lapangan
sambil mengumpulkan data.
 Tahap Analisis Data. 
Tahap yang terakhir adalah tahap analisis darta yang meliputi kegiatan:
analisis domein, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis
tema.
Mengingat sifat rancangan penelitian kualitatif yang fleksibel dan dapat berubah
tersebut, maka dapat diputuskan bahwa rancangan penelitian kualitatif pada awalnya dapat
disusun tidak terlalu rinci, lengkap dan pasti sebagaimana pada rancangan penelitian
kuantitatif yang membutuhkan rincian pasti dari suatu rancangan yang akan digunakan.
Untuk mengantipasi kemungkinan adanya perubahan dan penyesuaian antara rancangan
penelitian dan kondisi lapangan yang akan diteliti, peneliti perlu memahami berbagai model
rancangan dalam penelitian kualitatif.
Para ahli penelitian kualitatif mengingatkan kepada peneliti bahwa rancangan penelitian
kualitatif berbeda dengan rancangan penelitian kuantitatif, terutama dari segi metodologis
dimana rancangan penelitian kualitatifsifatnya lebih fleksibel. Walaupun pada proposalnya
peneliti sudah menetapkan akan menggunakan metode tertentu, tetapi pokok-pokok
pendekatan tetap dapat berubah pada waktu penelitian berlangsung. Artinya, ketika peneliti
kualitatif memasuki lapangan dengan membawa rancangan yang sudah direncanakan, dan
ternyata tidak sesuai dengan kondisi objektif atau tidak relevan dengan situasi yang diteliti,
maka peneliti harus merevisi dengan membuat formulasi rancangan baru atau
menyempurnakan rancanagan yang sudah ada. Asumsi utama dalam penelitian kualitatif
meliputi:
 Peneliti memfokuskan pada proses
 Memperhatikan pemaknaan terhadap sesuatu
 Peneliti merupakan instrument utama
 Melibatkan penelitian lapangan
 Bersifat deskriptif, harus memperhatikan proses, makna dan pemahaman melalui kata
atau gambar
 Bersifat induktif, dengan membangun abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori dari data
yang diperoleh
 Fleksibel
2.2 Instrumen dan teknik pengumpulan data kualitatif
A. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti,
meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap
bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara
akademik maupun logiknya- (Sugiono,2009:305).
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya (Sugiono,2009:306). Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
2) peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3) tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
4) suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5) peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia
dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan
arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
6) hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan
(Sugiono 2009: 308).
B. Teknik pengumpulan data kualitatif
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah, misalnya; di lingkungan tertentu dengan berbagai responden, seminar,
diskusi, dll. Bila dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer (sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data)
dan sumber sekunder (sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya; lewat orang lain atau lewat dokumen) . Bila dilihat dari
cara atau teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan gabungan keempatnya.  Dalam
penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber
data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta
dan wawancara mendalam (Sugiono,2008:309). Berikut ini akan diuraikan beberapa
teknik pengumpulan data; yaitu:
1) Pengumpulan Data dengan Observasi
 Macam-Macam Observasi
Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiono (2009:310) mengklasifikasikan
observasi menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-
terangan, dan observasi tak berstruktur. Selanjutnya Spradley (Susan
Stainback dalam Sugiono,2009:310) membagi observasi berpartisipasi
menjadi empat, yaitu pasive participation, moderate participation, active
participation, dan complete participation. Berikut ini akan dijelaskan macam-
macam observasi tersebut, yaitu :
 Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan
ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
Bagian dari observasi ini meliputi :
 partisipasi pasif ialah peneliti datang di tempat kegiatan orang
yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut,
 partisipasi moderat ialah peneliti dalam mengumpulkan data
ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan tetapi tidak
semuanya (ada keseimbangan antara peneliti menjadi orang
dalam dan menjadi orang luar )
  partisipasi aktif ialah peneliti ikut melakukan apa yang
dilakukan oleh narasumber tetapi belum sepenuhnya lengka.
  partisipasi lengkap ialah peneliti sudah terlibat sepenuhnya
trhadap apa yang dilakukan sumber data. Dengan kata lain,
pada observasi ini memerlukan suasana yang natural sehingga
peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Observcasi ini
memerlukan keterlibatan peneliti tertinggi terhadap aktivitas
kehidupan yang diteliti.
 Observasi secara terang-terangan atau tersamar
Pada saat melakukan pengumpulan data, peneliti menyatakan terus
terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Pada suatu saat, peneliti juga tidak terus-terang atau tersamar dalam
observasi untuk mencari data yang bersifat rahasia.
 Observasi tak berstruktur
Observasi ini tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang
akan diobservasi.observasi ini dipakai karena peneliti tidak tahu secara
pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan,
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku tetapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan (Sugiono,2009: 310-313).
2) Pengumpulan Data dengan Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan
dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak
mungkin bisa ditemukan melalui observasi. Penelitian kualitatif sering
menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam
(Sugiono,2009:319). Macam-macam wawancara, antara lain :
 wawancara terstruktur
Pada wawancara ini, pengumpul data  telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawaban telah disiapkan, responden diberi pertanyaan yang sama
kemudian  pengumpul data mencatatnya, alat bantu yang digunakan
biasanya tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
 wawancara semiterstruktur
Pelaksanaan wawancara menggunakan model ini lebih bebas daripada
wawancara terstruktur yaitu narasumber diminta pendapat dan ide-
idenya karana tujuan wawancara ini untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka.
 wawancara tidak berstruktur
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas, peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data-datanya. Pedoman
wawancara hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Dalam wawancara ini, peneliti belum mengetahui
secara pasti data apa yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih
banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden
(Sugiono,2009: 319-321). Berikut ini merupakan langkah-langkah
wawancara, yaitu :
 menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
 menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan.
 mengawali atau membuka alur wawancara.
 melangsungkan alur wawancara.
 mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya.
 menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
 mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.
3) Pengumpulan data dengan Kuisoner/Angket
a) Pengertiannya
Menurut (James P. Chaplin dalam Kartono, 2009;217) menyatakan: Angket
merupakan satu set pertanyaan yang berurusan dengan satu topik tunggal yang
saling berkaitan, yang harus dijawab oleh subjek. Kuisoner ini digunakan
untuk penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut
kepentingan umum (orang banyak), dengan cara mengedarkaan formulir daftar
pentanyan, diajukan secara tertulis kepada subjek untuk mendapatkan jawaban
(tanggapan,respons) tertulis seperlunya.
b) Macam-macam angket
Dikemukakan oleh Kartono (2009;244-235) macam-macam angket meliputi:
 berdasarkan sifatnya terdiri dari : (a) angket umum, angket ini
berupaya mendapatkan kesan-kesan umum yang selengkap-
lengkapnya. Misalnya psikografi mengenai diri seseorang,(b)
angket khusus, angket ini bertujuan untuk mengambil data yang
bersifat khusus. Misalnya menyakut karakteristik bakat, inteligensi
atau ingatan seseorang.
 berdasarkan cara penyampaiannya terdiri dari; (a) angket langsung,
angket ini diberikan secara langsung kepada orang yang dimintai
informasi tentang dirinya sendiri. Misalnya uraian, opini, keyakinan,
sikap. (b) angket tidak langsung, berupa pertanyaan yang diminta
jawaban mengenai kehidupan psikis orang lain. Misalnya para dokter,
guru, hakim, direktur.
  berdasarkan objek sasarannya terdiri atas :  (a) angket hereditas,
angket ini tercantum banyak pertanyaan yang menyangkut sifat-sifat
psikis yang turun menurun serta ciri fisik, (b) angket jabatan /
pekerjaan, angket ini berusahan menemukan kemampuan-kemampuan
khusus sesorang.
  angket menurut bentuk strukturnya terdiri dari :  (a) angket
berstruktur, angket ini bertujuan untuk penelitian formal guna
menambah data informative yang berlum lengkap. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penyusuanan angket berstruktur ini,
misalnya dalam penyusunan pertanyaannya dalam harus diperhatikan 
bahasa dan kerangka referensi, (b) angket tidak berstruktur, angket ini
bertujuan mencari uraian dari informan atau subyuk riset tentang suatu
masalah dengan sati penulisan dan penjelasan yang panjang dan lebar.
4) Pengumpulan data secara dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh
informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada
responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan
sehari-harinya (Sukardi, 2010:81). Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif untuk
mendapatkan hasil penelitian yang lebih kredibel/dapat dipercaya
(Sugiono,2009:329). Bentuk  dokumen menurut Haris dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Dokumen pribadi, seperti catatan harian, surat pribadi, dan
autobiografi.
 Dokumen resmi berupa: surat keputusan, memo, surat instruksi, dan
surat bukti kegiatan yang dikeluarkan oleh instansi. Penelitian
kualitatif lazimnya menggunakan triangulasi dalam teknik
pengumpulan datanya. Triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada 
(Sugiono,2009:330). Misalnya peneliti menggunakan observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber
data yang sama secara serempak (disebut: triangulasi teknik) atau
triangulasi sumber yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda-
beda dengan teknik yang sama. Manfaat pengumpulan data dengan
triangulasi untuk mendapatkan data yang lebih konsisten, tuntas, dan
pasti.
5) Pengumpulan data dengan Focus Group Discution (FGD)
Menurut Hermansyah (2009:232-432) Focus Group Discution (FGD) adalah diskusi
kelompok yang terarah pada  masalah yang diangkat peneliti. FGD ini bertujuan
untuk berdialog bersama, bertatap muka dengan responden/subjek/informan peneliti
guna menghasilkan informasi langsung dari berbagai sudut pandang. Ada beberapa
hal yang harus diperhatiakan dalam FGD antara lain :
 jumlah peserta FGD sekitar 5 hingga 10 orang
 peserta FGD harus memiliki sifat yang homogen dan memiliki karakteristik
yang sama atau hampir sama
 perlunya dinamika kelompok, peneliti dapat membagi waktu dengan baik
dalam FGD.
Untuk waktu yang tepat melakukan FGD antara lain :
 jika peneliti membutuhkan pemahaman yang lebih dari satu sudut
pandang.
 jika terjadi gap komunikasi antarkelompok.
 bila peneliti ingin mengungkapkan suatu fakta secara lebih detail dan
lebih kaya.
 bila peneliti membutuhkan verifikasi data yang ditemukan di lapangan.
Adapun komponen yang perlu ada dalam FGD antara lain :
o fasilitator  yaitu orang yang bertugas untuk
memfasilitasi  role atau jalur dan lalu lintas pembicara dalam
FGD
o observer yaitu orang yang bertugas untuk melakukan observasi
selama FGD.
o  notulis yaitu orang yang bertugas mencatatan dan merekam
setiap pembicaraan berlangsung; peserta yaitu orang-orang
yang berkaitan untuk mengemukaakan sudut padang pada
masalah yang kita teliti. Mengadakan FGD membutuhkan
ketrampilan dalam mengembangkan dinamika diskusi,
mengungkap permasalahan, memotivasi dan menstimulus
peserta untuk mengemukakan pendapat, kepekaan dalam
menarik “benang merah” dan menyimpulkan hasil FGD.

Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Rancangan penetian diartikan sebagai
setrategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai
dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Populasi Dalam penelitian kualitatif
tidak menggunakan istilah populasi, tetapi social situation atau situasi sosial yaitu
kesinambungan antara tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah,
misalnya; di lingkungan tertentu dengan berbagai responden, seminar, diskusi, dll. Bila
dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer
(sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data) dan sumber
sekunder (sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya; lewat orang lain atau lewat dokumen) . Bila dilihat dari cara atau teknik
pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi,
wawancara, kuesioner, dokumentasi dan gabungan keempatnya. 
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Semoga sedikit uraian kami ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Kami sangat menyadari, bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu kami  sangat mengharapkan adanya kritikan yang
konstruktif dan sistematis dari Dosen dan teman-teman pembaca, guna melahirkan
sebuah perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
1) Bungin, Burhan.2004.Penelitian Kualitatif
2) Herdiansyah,Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk  Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba humanika.
3) http://repository.uin-suska.ac.id/24829/8/8.%20201787HK-S2BAB%20III.pdf

Anda mungkin juga menyukai