Anda di halaman 1dari 9

Jonathan Ferdinand MM 10 IPS 2/15

Artikel 1

Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua
orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama
lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang
belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal
balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika. Benokraitis (1996) menambahkan
bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks
sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan
pasangan hidup.

pengertian pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa
kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum
menikah dengan tujuan untuk saling mnengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai
pertimbangan sebelum menikah.

Penyebab Pacaran di Usia Remaja

1. Globalisasi

Globalisasi yang paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya
internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat yang
tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsuntif, hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup.
Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia dini.

2. Membuktikan diri cukup menarik

Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua. Mereka
sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk
gensi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang dapat membuktikan bahwa
mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dari lingkungan sekelilingnya.

3. Adanya pengaruh kawan

Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri. Makin
banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Akan tetapi, jika tidak dapat
dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecawaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti
juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusaha
mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi
oleh teman-temannya.

b. Dampak Pacaran Di Usia Remaja


Berikut dampak pacaran di usia remaja, antara lain :

1. Prestasi sekolah bisa meningkat atau menurun

2. Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan yang dapat membuat pasangan tersebut
bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi prestasi mereka di sekolah. Tetapi tidak
menutup kemungkinan dapat mendorong mereka untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.

3. Pergaulan sosial : pergaulan bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan tambah meluas, jika
pola interaksi dalam peran hanya hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan
orang lainnya (saudara, teman, keluarga dan lain-lain). Pergaulan tambah menyempit, jika sang pacar
membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak boleh bergaul dengan yang lain selain dengan diri aku)

4. Mengisi waktu luang bisa tambah bervariatis atau justru malah terbatas. Umumnya, aktivitas pacara
tidak produktif (ngobrol, nonton, makan dan sebagainya), namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan
pacaran diisi dengan hal0hal seperti olah raga bersama, berkembun, memelihara binatang dan lain
sebagainya

5. Keterkaitan pacaran dengan seks. Pacaran mendorong remaj untuk merasa aman dan nyaman.
Salah satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda
atau ungkapan kasih sayang, tapi pada umumnya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena
itu, perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesran yang berlebihan.

6. Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus di duga,
jadi pasti banyak terjadi masalah dalam hubungan ini. Jika remaja belum siap punya tujuan dan
komitmen yang jelas dalam memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak
mampu mengatasi masalahnya.

7. Kebebasan Pribadi Berkurang.

Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi
lebihterbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan pacar.

c. Dampak Negatif Pacaran bagi Remaja

v Remaja Mudah terjerumus ke perzinaan

Dari penelitian yang di lakukan oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat telah di temukan kasus
banyak remaja putri usia sekolah telah mengalami kehamilan tidak dikehendaki (KTD) dan banyak yang
melakukan aborsi karena mereka pacaran kelewat batas

v Menipisnya Iman. Remaja yang sibuk pacaran akan lupa ibadah, lupa dosa, lupa nilai-nilai agama.

v Sering Munafik

Pacaran sering di ikuti sikap untuk menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya, seperti mengaku kaya,
mengaku orang penting dan sebagaimana, di samping itu pacaran membuat kita sering berbohong
dengan orang tua jika pulang terlambat karena keasyikan pacaran.

v Sering melamun dan panjang angan-angan


Pacaran sering membuat orang suka berkhayal dan berfikir tidak realistis lagi, hari-harinya di sibukan
dengan berangan-angan sehingga lupa belajar dan lupa kewajiban yang lain.

v Menurunnya produktivitas dalam berkarya

Pacaran biasanya di sibukan dengan acara berdua-duan, jalan-jalan dan kegiatan yang tidak produktif
lainya, belum jika terjadi pertengkaran atau masalah, hal ini akan membuat orang malas berkarya.

v Gaya hidup menjadi Boros

Pacaran butuh biaya, untuk jalan-jalan,makan-makan, tiket nonton pertunjukan, pulsa, parfum dan
sebagainya, jarang ada orang tua memberikan anggaran khusus untuk pacaran, akhirnya orang
menggunakan alokasi anggaran lain untuk kegiatan pacarannya, gaya hidup akan menjadi lebih boros
Artikel 2

Dampak Pacaran Di Usia Remaja

1. Dampak Positif

a. Belajar bersosialisasi

Dengan berpacaran kita akan mampu bersosialisasi dengan pasangan kita, sehingga kita mampu
mengetahui karakteristik seseorang dan membuat kita tidak canggung dalam bersosialisasi dengan
orang asing yang baru kita jumpai. Karena kita telah belajar bersosialisasi dengan pasangan kita.

b. Mempelajari karakteristik berbagai macam orang

2. Dampak Negatif

a. Kekerasan fisik

Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik, dan membunuh. Kejahatan tersebut sangat
tertutup karena pihak korban ataupun pelaku tidak mengakui adanya masalah selama hubungan
kencan. Penyebab kekerasan fisik pada remaja di antaranya kecemburuan, sifat posesif, dan
temperamen dari pasangan si anak remaja. Pelaku, misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak. Hal
itu sebenarnya adalah bentuk kekerasan, yang sering kali dilihat oleh si anak sebagai bentuk perhatian.

b. Kekerasan seksual

Pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi Nasional
Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia mengategorikan kekerasan jenis itu
sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara
seksual oleh orang lain yang dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga
terjadi saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang paling mudah bagi pelaku
untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan narkoba, kemudian menjadikannya korban
kekerasan seksual.

c. Cenderung menjadi pribadi yang rapuh

Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan
pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum pernah pacaran.
Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa
tidak aman dan mudah depresi, contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi,
terutama jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya.

d. Kehamilan dan penularan penyakit menular seksual

Anak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan
hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya kehamilan dan penularan penyakit menular
seksual (PMS). Menurut The Centers for Disease Control (CDC), kelompok remaja dan dewasa muda (15-
24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS.

e. Menurunkan konsentrasi

Hal ini terjadi jika remaja telah mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga emosinya menjadi
labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya sehingga remaja tersebut tidak
dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya dan mengerjakan ulangan dengan baik
sehingga dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.

f. Menguras harta

Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya, bahkan uang
yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan hadiah untuk pacarnya.

Dampak Berpacaran Terhadap Prestasi Belajar

Berpacaran dapat membuat prestasi belajar seorang siswa menurun antara lain contoh-contoh tersebut
adalah sebagai berikut, ketika belajar seorang siswa yang berpacaran pasti akan terganggu
konsentrasinya untuk belajar karena pasanganya selalu mengirim SMS kepadanya dan siswa tersebut
pasti hanya fokus untuk membalas SMS pasangan dan melupakan waktu belajarnya, kemudian siswa
yang berpacaran juga dapat membuat malas untuk masuk sekolah di saat bertengkar dengan pasangan
atau berpisah dengan pasangan karena malas bertemu denganya di sekolah, mungkin beberapa contoh
tadi dapat mewakili dampak negative yang ditimbulkan berpacaran pada saat usia remaja mesi masih
banyak contoh-contoh lainya.

Berpacaran dapat pula membuat prestasi belajar seorang remaja (siswa) meningkat dan semakin giat
belajar antara lain contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut, pada saat seorang siswa yang sedang
berpacaran mereka dapat merasa tidak ingin kalah dari pasangannya dalam hal apapun karena di saat
dia kalah dari pasanganya maka dia akan merasa malu dan ingin melebihi apa yang di raih pasanganya
itu terutama dalam hal pelajaran teradang mereka membuat suatu permainan kecil dimana apabila
salah satu seorang pasangan mendapat nilai yang jelek dari pasanganya maka pasangan yang menang
dia dapat meminta apa saja pada pasanganya tetapi dalam batas kewajaran seperti dibelikan
coklat,snack dll. Hal tersebut juga dapat membuat mereka menjadi giat belajar dan apabila seoarang
siswa yang sedang berpacaran maka mereka akan selalu ingin masuk sekolah setiap hari karena ingin
bertemu pasanganya hal ini juga dapat mempengaruhi absensi siswa dapat juga menjadi dorongan
semangat untuk lebih giat belajar.

Dari beberapa hal diatas seorang remaja (siswa) yang berpacaran hendaknya mendapt bimbingan dari
guru terutamanya adalah orang tua sehingga mereka dapat mendapat sisi positif dan terhindar dari sisi
negative yang di timbulkan.
Kiat-Kiat Menghindari Dampak Negatif Dalam Pacaran Di Usia Remaja

a) Hati-hati berpacaran

Setelah melalui fase “ketertarikan” maka mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias
berpacaran. Saat ini adalah saat paling tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan.
Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan.
Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masing-masing pasangan.
Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk aktivitas seksual. Saling memberi
perhatian, merancang cita-cita serta membuka diri terhadap kekurangan masing-masing merupakan
bagian penting dalam masa berpacaran. Aktivitas fisik seperti saling menyentuh, mengungkapkan
perasaan kasih sayang, ciuman kasih sayang adalah hal tidak terlalu penting, namun sering dianggap
sebagai bagian yang indah dari masa berpacaran. Pada batas-batas tertentu hal ini dapat diterima,
namun lebih dari aktivitas tersebut, apalagi pada hal-hal yang menjurus pada hubungan seksual tidak
dapat diterima oleh norma yang kita anut. Karena justru aktivitas seksual akan mengotori makna dari
pacaran itu sendiri.

b) No Seks

Katakan “tidak pada seks”, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Terutama
bagi remaja putri permintaan seks sebagai “bukti cinta”, jangan dipenuhi, cuma ngapusi ! Karena yang
paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan
menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian.
Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan
dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak.
Kepuasan cuma sesaat , penderitaan akan selalu menghantui . Ingat !!!

c) Tingkatkan Keimanan

Iman, merupakan rambu- rambu yang kuat dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian pasangan
dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang
dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Untuk itu, “Say Good Bye”
sajalah…! Masih banyak pria dan wanita lain yang mempunyai iman dan moral yang baik yang kelak
dapat membantu keluarga bahagia.
d) Kiat Sadar Diri

Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat dan belajar untuk
memahami karakter lawan jenis.

Hindari pacaran di tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung atau mendukung untuk
aktivitas seksual.

Hindari makan dan minuman yang merangsang sebelum/selama pacaran.

Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.

Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan.

Oleh karena itu bahwa gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Artikel 3

Berpacaran ala Kristen?

Pacaran merupakan suatu topik yang hangat dan lazim ditemui di tengah-tengah kalangan pemuda. Di
dalam gereja, seringkali kita bisa melihat banyak teman-teman kita yang sudah berpacaran ataupun
sedang PDKT (pendekatan) kepada lawan jenisnya. Namun demikian, banyak orang Kristen (bahkan di
antaranya mungkin teman kita atau kita sendiri) yang tidak berpasangan dengan orang yang seiman dan
sepadan.

Bolehkah orang Kristen memiliki pasangan yang tidak seiman dan sepadan? Pertanyaan ini seringkali
diabaikan oleh orang Kristen karena tidak menyadari pentingnya konsep berpasangan ala Kristen. Istilah
Kristen di sini bukan hanya sekedar menunjuk kepada orang Kristen secara umum tetapi kepada
pengikut Kristus yang tunduk kepada Firman Tuhan.

Tentang pacaran

Apakah berpacaran menurut konsep Kristen? Apa perbedaannya pacaran Kristen dengan pacaran non-
Kristen?

Berpacaran adalah suatu tahap yang melampaui tahap persahabatan antara seorang pria dan wanita,
sebagai persiapan untuk memasuki tahap pernikahan. Wow! Terdengar begitu serius. Kenyataannya
memang seserius itu. Banyak orang tidak mengerti keseriusan berpacaran dan hanya mengira kalau itu
hanya untuk senang-senang. Pacaran melibatkan emosi dan jiwa, sehingga jangan heran kalau setiap
kegagalan dalam berpacaran akan menimbulkan dampak pada hidup seseorang.

Kalau sudah menyadari bahwa pacaran adalah sesuatu yang serius, lalu apa? Hanya menyadari kalau
pacaran adalah sesuatu yang serius tidaklah cukup. Kita juga sebagai orang Kristen harus menyadari
bahwa setiap hidup kita adalah untuk Tuhan (Kolose 1:16) dan tujuan hidup kita adalah untuk
mempermuliakan Tuhan dan menikmati Dia di dalam setiap aspek kehidupan kita, termasuk di dalam hal
mencari pasangan hidup. Karena itu, kita tidak boleh sembarangan di dalam berpacaran dan di dalam
mencari pacar.

Sebelum seorang Kristen mencari pasangan, dia harus terlebih dahulu menyadari beberapa poin:
Dia hidup untuk mempermuliakan Tuhan dan menikmati-Nya (Roma 11:36). Iman yang sejati adalah
iman yang menyandarkan hidup sepenuhnya kepada Kristus sebagai Juruselamat dan menjadikan-Nya
Tuhan (Yesus menjadi Penguasa dan kita taat sepenuhnya) di dalam kehidupan kita. Bukankah sesuatu
yang wajar bila segenap hidup kita mempermuliakan Tuhan kita? Jadi sebelum mencari pacar, setiap
orang Kristen harus menyadari bahwa mencari pasangan pun supaya mempermuliakan Tuhan dan
dengan demikian mencari pacar yang bisa membuat kita terus lebih mempermuliakan Tuhan.

Dia menyadari ada panggilan yang Tuhan tetapkan di dalam hidupnya. Setelah ditebus oleh Kristus,
hidup kita pun memiliki tujuan (purpose) dan ada panggilan khusus bagi kita sebagaimana kita masuk di
dalam rencana kekal Allah. Mungkin banyak orang belum tahu panggilannya secara pasti termasuk
masalah pasangan hidup. Mencari pasangan hidup bertujuan untuk menggenapi panggilan yang telah
Tuhan tetapkan di dalam hidup kita.

Kehidupan pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan kudus. Karena itu, pernikahan dan pacaran
(persiapan pernikahan) tidak boleh dipermainkan atau dibuat mainan. Seksualitas (keintiman) juga
diciptakan Tuhan sebagai sesuatu yang kudus yang boleh dinikmati oleh manusia secara bertanggung
jawab di dalam pernikahan. Seksualitas dilakukan bukan sekedar untuk memuaskan nafsu birahi
melainkan untuk menikmati suatu keintiman yang menggambarkan relasi antar Pribadi Allah Tritunggal
dan menggambarkan relasi Kristus dengan jemaat-Nya.

Dari poin-poin di atas kita dapat langsung membedakan berpacaran ala Kristen dan non-Kristen. Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa berpacaran ala Kristen tidak berpusat kepada diri tetapi pada Tuhan.
Sedangkan berpacaran non-Kristen tidak mungkin berpusat pada Tuhan karena tidak adanya relasi
dengan Tuhan.

Pasangan tidak seiman

Apa salahnya punya pacar yang tidak seiman dan sepadan? Kan gak pasti dia akan tetap tidak percaya?
Bukankah malah ada kesempatan juga untuk mempertobatkan dia?

Memang benar kalau ada kemungkinan pasangan yang tidak seiman tersebut bisa bertobat. Namun
demikian, bertobat atau tidak bertobat bukan terletak di tangan kita. Allah yang sudah menetapkan
umat pilihan-Nya sehingga Dia tahu apakah seseorang akan bertobat atau tidak. Kita hanya dapat
menginjili orang tersebut. Masalah percaya atau tidak, itu di luar kedaulatan kita

Anda mungkin juga menyukai