KOMITMEN
(Kislaman, Ihsan dan Komitmen Organisatoris)
Oleh :
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi agung Muhammad Saw, yang telah mengajarkan kita tentang arti kehidupan
yang sesungguhnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafa’at
beliau di hari akhir kelak. Amin.
Penyusun
Nurilla Paputungan
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan masalah:...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Keislaman......................................................................................................2
A. Kesimpulan......................................................................................................7
Pesan dan Saran....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan masalah:
1. Keislaman
2. Ihsan
3. Komitmen Organisatoris
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keislaman
Inti ajaran Islam adalah keimanan kepada Allah yang diterjemahkan dalam
perilaku hidup sehari-hari yang baik atau amal saleh. Keimanan merupakan
prinsip utama akidah Islam yang diatasnya berdiri syariat Islam jika diibaratkan
akar maka syariat adalah batang dan cabang pohonnya. Syariat inilah yang
membuat keimanan menjadi hidup dan berdampak pada kehidupan. Keimanan
dan amal saling atau akidah dan syariat keduanya seperti dua sisi mata uang yang
tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Berserah diri, pasrah, atau tunduk patuh adalah prinsip pokok ajaran Islam.
Sekaligus menjadi makna generik kata Islam itu sendiri. Dengan cara pandang
seperti ini posisi keimanan dan keislaman benar-benar terintegrasi secara padu
artinya keimanan tanpa disertai kepasrahan ketundukan atau kepatuhan adalah
tidak sempurna. Sebaliknya kepasrahan tanpa disadari kepercayaan kepada Tuhan
yang tidak dibenarkan. Kepasrahan dalam pengertian ini bersifat total dan disadari
pada semangat pengabdian atau ibadah.
Sebagaimana dalam Al Qur’an tentang yang menjadi Puncak kepasrahan dan
ketundukan kepada Allah subhanahu wa taala dalam Alquran disebutkan
QS. Al-An’am Ayat 162
2
Keinginan yang kuat untuk mendapat rahmat dan Ridhonya
Banyak kriteria yang diberikan oleh Alquran maupun al-hadits untuk menilai
komitmen seseorang terhadap ajaran Islam antara lain:
3
Kedua, perintah berbuat baik kepada orang tua, kerabat, dan orang lain yang
membutuhkan seperti yatim dan fakir miskin. Allah SWT juga menyampaikan
perintah melaksanakan salat dan menunaikan zakat.Ketiga, memperlihatkan
bahwa Bani Israil ingkar dan tidak patuh terhadap perintah Allah SWT.
Ihsan adalah akhlak, hasil dari ibadah serta muamalah. Seorang Muslim
hendaknya mencapai tingkat ihsan apabila ia telah mengerjakan ibadah dengan
sebaik-baiknya.
Contoh perbuatan ihsan, di antaranya menunaikan salat lima waktu, membayar
zakat, bersikap baik kepada orang tua (birrul walidain), sabar dalam menghadapi
seseorang atau hal yang menggangunya, dan beramal.
4
Dapat digarisbawahi, hikmah dan manfaat ihsan ialah manusia mengakui
keberadaan sang pencipta. Allah SWT menciptakan menusia untuk menjadi
khalifah di bumi.
Maka, manusia hendaknya melaksanakan segala perintah-Nya agar terlepas dari
kesesatan di dunia.2
C. Komitmen Organisatoris
Dalam perspektif organisasi komitmen merupakan sikap individu terhadap
organisasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Komitmen organisasi
atau Organizational Commit-ment merupakan salah satu tingkah laku dalam
organisasi yang banyak dibicarakan dan diteliti sebagai Variabel terikat variabel
bebas variabel mediator hal ini antara lain dikarenakan organisasi membutuhkan
karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi agar organisasi dapat
terus bertahan serta mampu meningkatkan jasa dan produk yang dihasilkannya.
Adapun Robbins 2003 komitmen organisasional didefinisikan sebagai
suatu tindakan di mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu
beserta tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi
tersebut. Seseorang dikatakan memiliki komitmen tinggi pada organisasi atau
perusahaan apabila dia memiliki kepribadian yang juga tinggi pada organisasi atau
perusahaan di mana dia mengembangkan diri.
Menurut Kreitner dan Kinicki 2001, komitmen organisasi mencerminkan
bagaimana seseorang individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan
terikat dengan tujuan tujuannya sedangkan Charles O’Neill menyatakan bahwa
komitmen organisasi secara umum dipahami sebagai ikatan kejiwaan individu
terhadap organisasi termasuk keterlibatan kerja kesetiaan dan perasaan percaya
pada nilai-nilai organisasi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
komitmen organisasional merupakan identifikasi seorang individu terhadap
organisasi dan tujuannya serta berniat mempertahankan keanggotaannya.
Menurut Kreitner dan Kinicki komitmen organisasi mencerminkan
bagaimana seseorang individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi
dengan terikat dengan tujuan-tujuannya sedangkan Charles O’Reilly menyatakan
bahwa komitmen organisasi secara umum dipahami sebagai keadaan kejiwaan
individu terhadap organisasi termasuk keterlibatan kerja,kesetiaan dan persaan
percaya pada nilai nilai organisasi. Berdasarkan uraian yang ada tentang
komitmen organisasi. Seseorang akan selalu menambahkan penghargaan terhadap
hasil pekerjaannya dan mengharapkan imbalan yang adil. Penilaian kinerja perlu
dilakukan subjektif mungkin karena akan memotivasi karyawan Dalam
2
Fathul Aminudin Aziz, M.M,Manajemen dalam Perspektif Islam,(Cilacap:Pustaka El-Bayan 2017) Hal 141
5
melakukan kegiatannya. Di samping itu penilaian kinerja dapat memberikan
informasi untuk kepentingan pemberitaan gaji promosi atau melihat perilaku
karyawan.
Kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi. Iya dapat
didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai
oleh seorang pegawai dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan prestasi karyawan terhadap tugas-
tugas yang ditetapkan oleh karena itu hasil pekerjaan seorang karyawan selama
periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar
target atau sasaran kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama merupakan wujud dari kinerja seseorang.
Berbagai macam jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tentunya
membutuhkan kriteria yang jelas karena masing-masing jenis pekerjaan tentunya
mempunyai standar yang berbeda-beda tentang cara pencapaian hasilnya semakin
rumit jenis pekerjaan, standard operating prosedur juga akan menjadi syarat
mutlak Yang Harus dipatuhi.3
3
Fathul Aminudin Aziz, M.M,Manajemen dalam Perspektif Islam,(Cilacap:Pustaka El-Bayan 2017) Hal 145-150
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman dalam Islam menempati posisi penting dalam strategis dalam agama Islam
adalah asas atau dasar bagi seluruh amal perbuatan,manusia tanpa iman setiap
amal perbuatan lah dianggap tidak sah dan ditolak.
Ihsan menurut bahasa mempunyai arti berbuat baik yaitu segala sesuatu yang
menyenangkan dan terpuji. Kebaikan dalam konteks Islam memiliki pengertian
pertama memberikan kebaikan kepada orang lain
organisasi komitmen merupakan sikap individu terhadap organisasi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya
Inti ajaran Islam adalah keimanan kepada Allah yang diterjemahkan dalam
perilaku hidup sehari-hari yang baik atau amal saleh..
Dalam makalah ini sedikit pesan dan saran yang kami sampaikan tertuju
kepada kami pribadi selaku tim penulis khususnya dan pembaca sekalian
umumnya, diantaranya
DAFTAR PUSTAKA