Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMITMEN
(Kislaman, Ihsan dan Komitmen Organisatoris)

Disajikan dalam presentasi Mata Kuliah Manajemen Dalam Perspektif Islam


Dosen Pengampuh : Haslinda Mokodompit, S.E.,M.Pd.

Oleh :

Nama : Nurilla Paputungan


NIM : A0520200014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH KOTAMOBAGU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala syukur sedalam-dalamnya kehadirat Ilahi Robbi,


Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi agung Muhammad Saw, yang telah mengajarkan kita tentang arti kehidupan
yang sesungguhnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafa’at
beliau di hari akhir kelak. Amin.

Makalah ini berjudul: “Komitmen (Kislaman, Ihsan dan Komitmen


Organisatoris) merupakan tugas yang diberikan oleh dosen, Haslinda
Mokodompit, S.E.,M.Pd. pada mata kuliah Manajemen Dalam Perspektif Islam di
Program Studi Manajemen Dakwah, Institut Agama Islam Muhammadiyah
Kotamobagu IAIMK
Oleh karena itu, dengan penuh ta’dhim, dari lubuk hati yang paling dalam penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu memberikan berbagai referensi
dalam penulisan makalah ini.
Terakhir, penulis juga sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
maka kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat
kami harapkan demi perbaikan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua, terutama bagi diri penulis sendiri. Amin

Kotamobagu, 25 November 2021 M

Penyusun

Nurilla Paputungan

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan masalah:...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Keislaman......................................................................................................2
A. Kesimpulan......................................................................................................7
Pesan dan Saran....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Komitmen adalah beberapa besar Kepri hak kita terhadap Tuhan,


organisasi, atau perusahaan. Semakin besar keberpihakan seseorang maka
semakin besar pula komitmennya. Komitmen juga sering diartikan dengan suatu
janji pada diri sendiri atau orang lain yang tercermin dalam tindakan kita. Setiap
orang dari yang anak-anak sampai dewasa pastilah pernah membuat komitmen
meskipun terkadang komitmen itu sering tidak diucapkan dengan kata-kata.
Persoalannya adalah cara pandang setiap orang dengan komitmen yang itu
berbeda-beda. Satu dengan yang lainnya. Ada sementara orang mungkin berkata
saya sudah berkomitmen tetapi orang lain bisa saja menilai bahwa dia tidak
berkomitmen. Dari sinilah bisa dimunculkan pertanyaan apa sebenarnya
komitmen itu? Bagaimana bentuknya? Dan bagaimana penerapannya dalam
kehidupan?
 

B. Rumusan masalah:

1. Keislaman
2. Ihsan
3. Komitmen Organisatoris

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keislaman

Inti ajaran Islam adalah keimanan kepada Allah yang diterjemahkan dalam
perilaku hidup sehari-hari yang baik atau amal saleh. Keimanan merupakan
prinsip utama akidah Islam yang diatasnya berdiri syariat Islam jika diibaratkan
akar maka syariat adalah batang dan cabang pohonnya. Syariat inilah yang
membuat keimanan menjadi hidup dan berdampak pada kehidupan. Keimanan
dan amal saling atau akidah dan syariat keduanya seperti dua sisi mata uang yang
tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Berserah diri, pasrah, atau tunduk patuh adalah prinsip pokok ajaran Islam.
Sekaligus menjadi makna generik kata Islam itu sendiri. Dengan cara pandang
seperti ini posisi keimanan dan keislaman benar-benar terintegrasi secara padu
artinya keimanan tanpa disertai kepasrahan ketundukan atau kepatuhan adalah
tidak sempurna. Sebaliknya kepasrahan tanpa disadari kepercayaan kepada Tuhan
yang tidak dibenarkan. Kepasrahan dalam pengertian ini bersifat total dan disadari
pada semangat pengabdian atau ibadah.
Sebagaimana dalam Al Qur’an tentang yang menjadi Puncak kepasrahan dan
ketundukan kepada Allah subhanahu wa taala dalam Alquran disebutkan
QS. Al-An’am Ayat 162

َ‫اي َو َم َماتِ ْي هّٰلِل ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِم ْي ۙن‬ َ ‫قُلْ اِ َّن‬


َ َ‫صاَل تِ ْي َونُ ُس ِك ْي َو َمحْ ي‬

162. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan


matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,
Ayat ini merupakan ikrar seorang hamba kepada penciptanya mengenai
tujuan hidup dan amal ibadahnya dalam hal ini ada empat hal yang diikrarkan
yaitu sholat, ibadah (selain sholat), hidup dan mati. Dua yang pertama adalah
merupakan kewenangan manusia untuk melakukan Atau meninggalkan.
Sementara hidup dan mati atau 2 yang terakhir adalah mutlak menjadi
kewenangan Allah. Hanya dia lah yang mampu menghidupkan atau mematikan
makhluk hidup termasuk manusia.
Secara garis besar komitmen seseorang merupakan buah dari konsistensi
terhadap agama Serta adanya seruan yang membawa konsekuensi pada
pengorbanan harta dan jiwa. Komitmen dapat dibagi menjadi

 Komitmen kepada agama Islam


 Ketundukan terhadap perintah Allah

2
 Keinginan yang kuat untuk mendapat rahmat dan Ridhonya

Banyak kriteria yang diberikan oleh Alquran maupun al-hadits untuk menilai
komitmen seseorang terhadap ajaran Islam antara lain:

 Menjalankan dan memelihara salatnya menunaikan zakat puasa dan haji


Anda yang ampuh
 Menjauhkan diri dari tiada berguna
 Menjaga kemaluannya kecuali kepada istri istri yang sah
 Jauh dari perbuatan melampaui batas Memelihara amanat dan janji yang
dipikulnya.1
B. Ihsan
Ihsan menurut bahasa mempunyai arti berbuat baik yaitu segala sesuatu
yang menyenangkan dan terpuji. Kebaikan dalam konteks Islam memiliki
pengertian pertama memberikan kebaikan kepada orang lain. Dalam bahasa Arab
dikatakan ahsana Ila fulanin. Artinya ia telah berbuat baik kepada seseorang
kedua memperbaiki perbuatannya dengan menyempurnakan dan menambah
kebaikan di dalamnya. Dikatakan Ahsana Amalahu artinya ia telah
menyempurnakan perbuatannya.
Tiga tingkatan dalam syariat Islam, yaitu iman, Islam, dan ihsan seperti
sabda Rasulullah SAW:
“Hendaklah engkah beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya.
Kalaupun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu". (H.R.
Muslim No. 8)Secara etimologi, kata ihsan berasal dari kata kerja (fi’il)
Hasuna-Yahsunu-Hasanan yang berarti baik.
Kemudian, di depannya ditambah hamzah menjadi Ahsana-Yuhsina-
Ihsanan yang artinya, memperbaiki atau berbuat baik.Maka, pengertian ihsan
ialah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa ibadah-ibadah tertentu seperti
salat dan puasa, juga kegiatan sosial.Perihal ihsan juga disampaikan melalui
firman Allah Swt:
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu
menyembah selain Allah Swt. dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua,
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang
baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat." Tetapi
Kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu dan
kamu (masih menjadi) pembangkang." (Q.S Al Baqarah: 83)
Ada beberapa perilaku ihsan yang diungkapkan dalam ayat tersebut.
Pertama, Bani Israil yang berjanji tidak akan menyembah sesuatu selain Allah
SWT, tentu janji itu harus mereka penuhi dengan sikap yang mantap.
1
.Fathul Aminudin Aziz, M.M,Manajemen dalam Perspektif Islam,(Cilacap:Pustaka El-Bayan 2017) Hal 138-141

3
Kedua, perintah berbuat baik kepada orang tua, kerabat, dan orang lain yang
membutuhkan seperti yatim dan fakir miskin. Allah SWT juga menyampaikan
perintah melaksanakan salat dan menunaikan zakat.Ketiga, memperlihatkan
bahwa Bani Israil ingkar dan tidak patuh terhadap perintah Allah SWT.
Ihsan adalah akhlak, hasil dari ibadah serta muamalah. Seorang Muslim
hendaknya mencapai tingkat ihsan apabila ia telah mengerjakan ibadah dengan
sebaik-baiknya.
Contoh perbuatan ihsan, di antaranya menunaikan salat lima waktu, membayar
zakat, bersikap baik kepada orang tua (birrul walidain), sabar dalam menghadapi
seseorang atau hal yang menggangunya, dan beramal.

Hikmah dan Manfaat Ihsan


Sebagai umat Muslim, penting untuk memahami hikmah dan manfaat dari
perilaku ihsan. Hal tersebut dapat menjadi pendorong seseorang mencapai
tingkatan ketiga dalam syariat Islam, yaitu ihsan.Dasar dari ibadah-ibadah dalam
Islam lainnya, yang semestinya telah tertanam di dalam diri manusia, yaitu
kesadaran dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Hikmah dan manfaat ihsan ialah sebagai berikut:
1. Sebagai pendorong
Ihsan terhadap Allah SWT ialah mendorong manusia dalam menghargai
hidupnya, juga beribadah dan beramal saleh.
2. Sebagai penyalur
Ihsan terhadap Allah SWT yakni berkembangnya kemampuan serta apa
pun yang dimiliki manusia di dalam dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
Menyadari pengawasan dari Allah SWT sehingga tidak melupakan
tuntunan agama Islam.
3. Sebagai pengendalian
Ihsan, ada dalam diri manusia dan mampu mengendalikan itikad serta
perilaku buruk manusia yang dilarang dalam Islam.
4. Sebagai penyesuaian
Manusia adalah makhluk istimewa yang Allah SWT ciptakan. Atas rahmat
yang dilimpahkan-Nya, manusia wajib menyadari dirinya sebagai makhluk
tak berdaya di hadapan Allah SWT. Sebab, tidak ada kekuatan lain yang
melebihi Allah SWT, pencipta alam dan seisinya.

4
Dapat digarisbawahi, hikmah dan manfaat ihsan ialah manusia mengakui
keberadaan sang pencipta. Allah SWT menciptakan menusia untuk menjadi
khalifah di bumi.
Maka, manusia hendaknya melaksanakan segala perintah-Nya agar terlepas dari
kesesatan di dunia.2
C. Komitmen Organisatoris
Dalam perspektif organisasi komitmen merupakan sikap individu terhadap
organisasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Komitmen organisasi
atau Organizational Commit-ment merupakan salah satu tingkah laku dalam
organisasi yang banyak dibicarakan dan diteliti sebagai Variabel terikat variabel
bebas variabel mediator hal ini antara lain dikarenakan organisasi membutuhkan
karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi agar organisasi dapat
terus bertahan serta mampu meningkatkan jasa dan produk yang dihasilkannya.
Adapun Robbins 2003 komitmen organisasional didefinisikan sebagai
suatu tindakan di mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu
beserta tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi
tersebut. Seseorang dikatakan memiliki komitmen tinggi pada organisasi atau
perusahaan apabila dia memiliki kepribadian yang juga tinggi pada organisasi atau
perusahaan di mana dia mengembangkan diri.
Menurut Kreitner dan Kinicki 2001, komitmen organisasi mencerminkan
bagaimana seseorang individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan
terikat dengan tujuan tujuannya sedangkan Charles O’Neill menyatakan bahwa
komitmen organisasi secara umum dipahami sebagai ikatan kejiwaan individu
terhadap organisasi termasuk keterlibatan kerja kesetiaan dan perasaan percaya
pada nilai-nilai organisasi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
komitmen organisasional merupakan identifikasi seorang individu terhadap
organisasi dan tujuannya serta berniat mempertahankan keanggotaannya.
Menurut Kreitner dan Kinicki komitmen organisasi mencerminkan
bagaimana seseorang individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi
dengan terikat dengan tujuan-tujuannya sedangkan Charles O’Reilly menyatakan
bahwa komitmen organisasi secara umum dipahami sebagai keadaan kejiwaan
individu terhadap organisasi termasuk keterlibatan kerja,kesetiaan dan persaan
percaya pada nilai nilai organisasi. Berdasarkan uraian yang ada tentang
komitmen organisasi. Seseorang akan selalu menambahkan penghargaan terhadap
hasil pekerjaannya dan mengharapkan imbalan yang adil. Penilaian kinerja perlu
dilakukan subjektif mungkin karena akan memotivasi karyawan Dalam

2
Fathul Aminudin Aziz, M.M,Manajemen dalam Perspektif Islam,(Cilacap:Pustaka El-Bayan 2017) Hal 141

5
melakukan kegiatannya. Di samping itu penilaian kinerja dapat memberikan
informasi untuk kepentingan pemberitaan gaji promosi atau melihat perilaku
karyawan.
Kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi. Iya dapat
didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai
oleh seorang pegawai dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan prestasi karyawan terhadap tugas-
tugas yang ditetapkan oleh karena itu hasil pekerjaan seorang karyawan selama
periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar
target atau sasaran kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama merupakan wujud dari kinerja seseorang.
Berbagai macam jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tentunya
membutuhkan kriteria yang jelas karena masing-masing jenis pekerjaan tentunya
mempunyai standar yang berbeda-beda tentang cara pencapaian hasilnya semakin
rumit jenis pekerjaan, standard operating prosedur juga akan menjadi syarat
mutlak Yang Harus dipatuhi.3

3
Fathul Aminudin Aziz, M.M,Manajemen dalam Perspektif Islam,(Cilacap:Pustaka El-Bayan 2017) Hal 145-150

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Iman dalam Islam menempati posisi penting dalam strategis dalam agama Islam
adalah asas atau dasar bagi seluruh amal perbuatan,manusia tanpa iman setiap
amal perbuatan lah dianggap tidak sah dan ditolak.
Ihsan menurut bahasa mempunyai arti berbuat baik yaitu segala sesuatu yang
menyenangkan dan terpuji. Kebaikan dalam konteks Islam memiliki pengertian
pertama memberikan kebaikan kepada orang lain
organisasi komitmen merupakan sikap individu terhadap organisasi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya
Inti ajaran Islam adalah keimanan kepada Allah yang diterjemahkan dalam
perilaku hidup sehari-hari yang baik atau amal saleh..

Pesan dan Saran.

Dalam makalah ini sedikit pesan dan saran yang kami sampaikan tertuju
kepada kami pribadi selaku tim penulis khususnya dan pembaca sekalian
umumnya, diantaranya

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah komitmen


merupakan komponen yang penting pula menurut Islam, Islam memndang suatu
komitmen dalam diri merupakan kesanggupan dalam diri untuk menjalankan
sebuah amanah yang diembankan untuk dipertanggung jawabkan dikemudian
hari.

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Fathul Aminudin Aziz, M. (2017). Manajemen dalam Perspektif Islam.


Cilacap:Pustaka El-Bayan.

Anda mungkin juga menyukai