TEKNIK PERSUASI
(Pendekatan Persuasi, Perhatian & Taktik Persuasi)
Disajikan dalam presentasi Mata Kuliah Strategi Dakwah
Dosen Pengampuh : Haslinda Mokodompit, S.E.,M.Pd.
Oleh :
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi agung Muhammad Saw, yang telah mengajarkan kita tentang arti kehidupan
yang sesungguhnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafa’at
beliau di hari akhir kelak. Amin.
Makalah ini berjudul: “Teknik Persuasi ”,merupakan tugas yang diberikan oleh
dosen, Haslinda Mokodompit, S.E.,M.Pd. pada mata kuliah Strategi Dakwah di
Program Studi Manajemen Dakwah, Institut Agama Islam Muhammadiyah
Kotamobagu IAIMK
Oleh karena itu, dengan penuh ta’dhim, dari lubuk hati yang paling dalam penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu memberikan berbagai referensi
dalam penulisan makalah ini.
Terakhir, penulis juga sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
maka kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat
kami harapkan demi perbaikan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua, terutama bagi diri penulis sendiri. Amin
Penyusun
Nurilla Paputungan
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan masalah:...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................1
A. Pendekatan Persuasi......................................................................................1
B. Perhatian (Attention).....................................................................................1
C. Taktik Persuasi..............................................................................................1
BAB III PENUTUP.................................................................................................1
A. Kesimpulan......................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan masalah:
1. Pendektan Persuasi
2. Perhatian
3. Taktik Persuasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Persuasi
2
Dan apabila perhatianku mainkan setelah tumbuh hendaknya disusul
dengan menimbulkan rasa tertarik., sehingga ada kegiatan untuk memenuhi apel
yang diajukan, dengan mengambil keputusan untuk berbuat action sesuai dengan
ajakan kita. Hervey menyatakan bahwa dalam suatu kegiatan persuasi masa,
seseorang persuader ( orang yang melakukan persuasi) harus membiasakan diri
berbicara dengan menggunakan kata-kata, istilah-istilah dan ide-ide yang
dimengerti oleh banyak orang titik dalam lubang ini ia mengemukakan kewajiban
seseorang persuader dalam melakukan persuasif yaitu
1. Harus menerangkan pokok persoalan yang sejelas mungkin
2. Appeal persuasi yang dilakukan lebih banyak langsung dan emotional
ketimbang intelektual
3. Bahasa yang digunakan hendaknya sederhana sederhana mungkin
sehingga bisa dipahami dengan mudah
4. Pernyataan hendaknya disusun dengan jelas dan diulang berkali-kal
Hal-hal yang dikemukakan Hervey tersebut adalah rincian langkah
persuasi dan pada umumnya bisa digunakan dalam situasi kegiatan persuasi yang
sederhana. Namun demikian persuasi yang kita lakukan itu seringkali tidak berada
dalam situasi yang sederhana, sebab harus menghadapi banyak hambatan dan
tantangan titik terutama sekali bila persuasi itu dilakukan dalam situasi kompetisi
konferensi komplit, dan konfrontasi. Dalam situasi demikian persuasi terpaksa
dilancarkan dengan penuh liku, zigzag dan tipu muslihat dalam garis strategi dan
taktik yang diperhitungkan secara berencana.1
B. Perhatian (Attention)
Perhatian adalah suatu proses dimana objek dan kondisi yang melengkung
seseorang berfungsi sebagai rangsangan yang menimbulkan sesuatu objek atau
kondisi tertentu bisa mewujudkan tiga bentuk perhatian yaitu involunter, non
volunter, dan volunter.
1. Perhatian Involunter
Adalah perhatian seseorang terhadap suatu objek atau kondisi tertentu
yang berlangsung tanpa kemauan dari orang tersebut.
2. Perhatian Nonvolunter
Adalah perhatian yang bersifat spontan seolah-olah berlangsung
dengan sendirinya tanpa ada paksaan titik perhatian demikian berlangsung
apabila yang bersangkutan memiliki kepentingan terhadap objek dalam
kondisi tertentu.
3. Volunter
Adalah perhatian yang berlangsung sepenuhnya atas kemauan
orang yang bersangkutan secara sukarela dan penuh antusiasme perhatian
1
Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2014) Hal 53-55
3
demikian biasanya tidak berlangsung lama sebab dalam waktu yang
singkat perhatian volunteer akan menggantikannya.
Lepas dari kualitas serta intensitasnya bagaimanapun ketika bentuk
perhatian tersebut bersifat positif bagi seseorang persuader sebab apabila
perhatian itu sudah ada maka apapun bentuknya persuader akan memperoleh
peluang untuk memulai melancarkan persuasi yang sebenarnya.
Usaha untuk menumbuhkan perhatian tadi bisa dilakukan secara lisan
tulisan lukisan dan hiburan serta lambang lainnya dengan pengharapannya
didasarkan pada dua hal dengan menggunakan pengaruh (rangsangan) dan dengan
memanfaatkan kondisi komunikan (mau dan hadirin).
Menurut J. R Kantor (1957:123-132), upaya menumbuhkan perhatian
dengan pengaruh stimulus bisa dilakukan melalui penyajian berikut
1. Objek yang berubah-ubah dan bergerak
Dalam hubungan ini perhatian orang yang akan tertarik pada objek yang
bergerak dan berubah ubah lampu yang menyala warna-warni di pusat
perbelanjaan akan lebih menarik orang banyak ketimbang lampu biasa
bagaimanapun caranya demikian pula pajangan sebuah etalase toko yang
bergerak akan lebih menarik ketimbang pajangan yang bersifat statis diam
2. Intensitas objek
Objek atau rangsangannya memiliki identitas dalam warna suara, dan
wangi-wangian akan lebih menarik perhatian. Warna yang kontras seperti
kuning dipadukan dengan biru atau hitam banyak digunakan dalam papan
reklame. Sebab kombinasi warna demikian lebih memikat dibandingkan
dengan kompetensi lainnya
3. Pengulangan
Penyajian berulang-ulang juga memiliki kekuatan selain tentunya
kelemahan titik penyajian seperti yang bisa mewujudkan proses
conditioning pada diri komunikan Dimana mereka menjadi biasa terhadap
sesuatu hal sehingga timbul rasa ketagihan.
4. Bentuk obyek
Penyajian sesuatu dengan bentuk yang besar selalu menarik perhatian titik
poster yang besar gapura yang gede dan tinggi Billboard yang melebar dan
berwarna sudah tentu pada tingkat awal akan lebih menarik ketimbang
yang berukuran kecil namun bentuk yang kecil pun bisa menimbulkan rasa
takjub dalam hal tertentu misalnya dalam hal obat-obatan sudah tentu
bentuk yang semakin kecil akan semakin lebih disenangi sebab
diutamakan adalah kemajuannya serta kemudahan menggunakannya.
Sehubungan dengan upaya persuasif perhatian telah tumbuh itu hendaknya
didorong agar bisa menimbulkan rasa tertarik di kalangan komunikan (mad'u).
4
Rasa tertarik dimaksud selalu berhubungan dengan situasi objek tertentu, materi
gagasan, peristiwa, dan sebagainya. Di dalamnya tersirat adanya tiga unsur yaitu
1. Seseorang atau orang banyak yang merasa tertarik itu
2. Objek yang menimbulkan rasa tertarik itu dan
3. Kualitas daya tarik objek tersebut yang menimbulkan gairah pada yang
bersangkutan
Sudah tentu ketiga unsur tersebut harus menjadi perhatian para Dai guna
pertimbangan persuasi yang dilakukannya persuasi dalam arti teknik komunikasi
dalam menyusun strategi dakwahnya.2
C. Taktik Persuasi
Dalam usaha persuasi, terdapat beberapa jenis taktik yang bisa digunakan
sebagai Dasar kegiatan komunikasi atau dakwah. dalam pelaksanaannya bisa
dikembangkan sebagai macam teknik propaganda yang dimaksud antara lain
Siapa yang dikenal dengan sebutan partisipasi, asosiasi, pay-off ideq, fear
arousing, cognitive dissonance, icing dan redherring technique.
2
Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2014) Hal 55-62
5
mempengaruhi anak di rumah agar tidak nakal dengan menjanjikan suatu
hadiah jika anak itu tidak nakal Namun demikian cara mempengaruhi
dalam bentuk ini tidak terlalu harus menggunakan rewarding seperti taktik
pay of idea bisa juga dengan cara memberikan ancaman dalam arti
menakut-nakuti atau menggambarkan konsekuensi buruk yang
menyerahkan
Taktik cognitive Dissonance
Taktik yang dikemukakan oleh Leon festinger melalui siaran di voice
Amerika forum lectures. Beliau menggunakan gejala-gejala hidup manusia
yang disebutnya D kognitive Dissonance sebagai landasan untuk
melancarkan suatu kegiatan persuasi. Adapun cognitive Dissonance adalah
ketidak sesuaian pendapat serta sikap seseorang dengan pelakunya. Jika
seseorang mengetahui bahwa setiap orang harus menggosok gigi paling
sedikit tiga kali namun ia tidak melakukannya maka di sini telah terjadi
disonansi. Orang yang mengalami gejala demikian itu selalu berusaha
mencari alasan guna mengurangi disana si tersebut dengan demikian ia
akan lebih menyukai dan menangisi persuasi yang misalnya
mengemukakan tapal gigi sehari 1 kali saja di mana gigi pun akan putih
dan bersih Cemerlang karena mengandung bahan kimia tertentu yang
memungkinkan hasilnya demikian titik jika seseorang menderita penyakit
yang kesembuhannya harus melalui koperasi dan orang itu tidak mau
karena takut resikonya akan merugikan makan dalam diri orang itu terjadi
suatu gejala disonansi.
Taktik icing Device
Adalah upaya persuasi yang dilakukan dengan mengadakan
emotional appeal istilah icing sering kita jumpai pada kegiatan membuat
kue tart yaitu merias permukaan kue dengan penataan hiasan warna dan
aroma tertentu.
Taktik Red-Herring Tecthique
Adalah upaya persuasi dengan menggunakan istilah dari sejenis
ikan (herring) yang memiliki kebiasaan berbuat gerakan menipu titik
maksudnya persuasi dimaksud dilakukan dengan mengalihkan
argumentasi sedikit demi sedikit dari bagian yang lemah menuju ke bagian
yang kuat oleh Albig 1956, taktik demikian bisa juga disebut Canalizing of
Argumentaion.
Seorang persuader sering terperangkap ke posisi terdesak dalam
menghadapi suasana tanya jawab karena kurang menguasai persoalan atau
kenyataan tidak berarti pihaknya misalnya ia tidak bisa menjelaskan
dampak krisis keuangan Global yang terjadi di Amerika Serikat bagi
perekonomian negaranya sedangkan dalam pidato atau selamanya ia
menyinggung masalah itu maka ia harus pandai mengalihkan persoalannya
dengan jalan menarik pembahasan ke sini lain, yang memiliki
6
kemungkinan atau peluang bisa diungkapkan sehubungan dengan tugas
yang harus diselesaikan dengan baik titik Hal demikian mungkin saja
dilakukan, sebab suatu persoalan atau masalah bisa kita tinjau dari
beberapa segi atau pihak misalnya dengan apa yang disebut One sided
presentation yaitu (penyajian secara sepihak ditinjau dari sudut
kepentingan komunikator atau dai semata) dan two-sided presentation
( penyajian yang diajukan bukan hanya pandangan komunikator atau dai
saja, melainkan juga pandangan yang tidak menyetujuinya).3
3
Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2014) Hal 62-67
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA