Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEWAJIBAN KARYAWAN TERHADAP PERUSAHAAN DAN KEWAJIBAN


PERUSAHAAN TERHADAP KARYAWAN
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Soaial)

Dosen Pengampu : Irma Suryani Lubis, SE., M.SI

Disusun Oleh :

Angga Lesmana (0506213056)

MANAJEMEN V B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Dosen Pengampu Irma Suryani Lubis,

SE., M. SI yang telah memberikan amanah untuk menyelesaikan pembahasan mengenai judul
“Kewajiban Karyawan terhadap Perusahaan dan Kewajiban Perusahaan terhadap Karyawan”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.

Medan, 20 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN...................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5

C. Tujuan................................................................................................................................ 5

BAB II ........................................................................................................................................ 6

PENDAHULUAN...................................................................................................................... 6

A. Kewajiban yang dimiliki oleh Karyawan terhadap perusahaan dalam Konteks Hubungan
Kerja 6

B. Kewajiban Perusahaan terhadap Karyawan dalam memastikan Kesejahteraan dan Hak-


Hak mereka ............................................................................................................................ 7

C. Peran Keadilan, Integritas, dan Ketaatan dalam memenuhi Kewajiban Karyawan terhadap
Perusahaan ............................................................................................................................. 9

D. Dampak dari Pelanggaran Kewajiban Karyawan atau Perusahaan terhadap Hubungan


Kerja dan Lingkungan Kerja secara Keseluruhan ............................................................... 10

BAB III..................................................................................................................................... 12

PENUTUP ................................................................................................................................ 12

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara kodrati, manusia memiliki kecenderungan untuk hidup dalam
kebersamaan dengan manusia yang lain untuk belajar hidup sebagai manusia yang
memiliki makna dan nilai hidup.
Salah satu prinsip penting dalam Islam adalah keadilan. Quran secara tegas
menekankan pentingnya berlaku adil dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam
hubungan antara individu dan lembaga. Dalam Surah An-Nisa ayat 135 :

َ ‫ع ٰلٰٓى ا َ ْنفُ ِسكُ ْم ا َ ِو ا ْل َوا ِلدَي ِْن َو ْاْلَ ْق َربِي َْۚنَ ا ِْن يَّكُ ْن‬
‫غنِيًّا ا َ ْو فَ ِقي ًْرا فَ ه‬
ُ‫اّلِل‬ ِ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا كُ ْونُ ْوا قَ َّوامِ يْنَ بِا ْل ِقسْطِ شُ َهدَ ۤا َء ِ ه‬
َ ‫ّلِل َولَ ْو‬

َ ‫ا َ ْو ٰلى ِب ِه َم ۗا فَ ََل تَت َّ ِبعُوا ا ْل َه ٰ ٰٓوى ا َ ْن ت َ ْع ِدلُ ْو َۚا َوا ِْن ت َ ْل ٰٓوا ا َ ْو ت ُ ْع ِرض ُْوا فَ ِا َّن ه‬
‫ّٰللا َكانَ ِب َما ت َ ْع َم ُل ْونَ َخ ِبي ًْرا‬

Allah SWT menyatakan, "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu pihak
yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, sekalipun terhadap
dirimu sendiri, atau ibu-bapak dan kaum kerabatmu." Hal ini menggaris bawahi
pentingnya karyawan untuk memberikan kontribusi dengan keadilan dan integritas
dalam pekerjaan mereka.
Selain itu, dalam Hadis, Nabi Muhammad SAW menegaskan pentingnya
memperlakukan karyawan dengan adil dan menghormati hak-hak mereka. Dalam
sebuah riwayat disebutkan, "Seseorang yang mempekerjakan seseorang, maka
hendaklah dia memberinya makan dari makanan yang dia makan dan memberinya
pakaian dari pakaian yang dia pakai. Dan janganlah ia membebankan kepada orang
yang dia pekerjakan itu sesuatu yang tidak mampu ia kerjakan, jika ia membebankan
hal yang tidak mampu dikerjakannya, maka hendaklah dia menolongnya." (HR.
Bukhari dan Muslim) Hadis ini menyoroti pentingnya kesejahteraan karyawan dan
tanggung jawab perusahaan untuk memastikan bahwa hak-hak karyawan dihormati dan
terpenuhi.
Dengan demikian, dari perspektif Quran dan Hadis, kewajiban karyawan
terhadap perusahaan dan sebaliknya, kewajiban perusahaan terhadap karyawan, harus
didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, integritas, dan kesejahteraan bersama. Ketika
prinsip-prinsip ini dijunjung tinggi, diharapkan akan tercipta lingkungan kerja yang
harmonis dan produktif, yang sesuai dengan ajaran Islam tentang memperlakukan
sesama dengan baik dan menghormati hak-hak individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kewajiban yang dimiliki oleh karyawan terhadap perusahaan dalam
konteks hubungan kerja?
2. Apa yang menjadi kewajiban perusahaan terhadap karyawan dalam memastikan
kesejahteraan dan hak-hak mereka?
3. Bagaimana peran keadilan, integritas, dan ketaatan dalam memenuhi kewajiban
karyawan terhadap perusahaan?
4. Apa dampak dari pelanggaran kewajiban karyawan atau perusahaan terhadap
hubungan kerja dan lingkungan kerja secara keseluruhan?

C. Tujuan
1. Memahami dengan lebih baik dinamika hubungan antara karyawan dan perusahaan
dalam konteks hubungan kerja.
2. Menganalisis kewajiban yang dimiliki oleh masing-masing pihak dalam hubungan
kerja serta implikasinya terhadap produktivitas dan keberlangsungan organisasi.
3. Menyoroti aspek-etis dan hukum dari kewajiban-kewajiban yang terkait dengan
hubungan kerja, dengan memperhatikan perspektif Islam jika relevan.
4. Mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip Islam seperti keadilan, integritas, dan
rahmat dapat diimplementasikan dalam menjalankan kewajiban karyawan dan
perusahaan.
BAB II
PENDAHULUAN
A. Kewajiban yang dimiliki oleh Karyawan terhadap perusahaan dalam Konteks
Hubungan Kerja
Dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari, karyawan memiliki
kewajiban terhadap perusahaan yaitu :
1. Ketaatan terhadap Aturan dan Prosedur:
Karyawan memiliki kewajiban untuk mentaati aturan dan prosedur yang ditetapkan
oleh perusahaan. Ini termasuk kepatuhan terhadap jadwal kerja, prosedur
keselamatan kerja, dan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan terkait dengan
penggunaan sumber daya perusahaan. Ketaatan terhadap aturan dan prosedur ini
penting untuk menjaga kedisiplinan di tempat kerja dan memastikan kelancaran
operasional perusahaan. (QS. An-Nisa 4:59)
ِ ‫يءٍ فَ ُرد ُّْوهُ اِلَى ه‬
‫ّٰللا‬ ْ ‫ش‬
َ ‫ي‬ َ ْ ‫الرسُ ْو َل َواُولِى‬
ْ ِ‫اْل ْم ِر ِم ْنكُ َۚ ْم فَا ِْن ࣖ تَنَازَ ْعت ُ ْم ف‬ َّ ‫ّٰللا َواَطِ ْي ُعوا‬َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اَطِ ْي ُعوا ه‬
ْ
‫س ُن ت َأ ِوي ًَْل‬ ٰ ٰ ْ
َ ‫اّلِلِ َواليَ ْو ِم ْاْلخِ ۗ ِر ذلِكَ َخي ٌْر َّوا َ ْح‬
‫الرسُ ْو ِل ا ِْن كُ ْنت ُ ْم تُؤْ ِمنُ ْونَ بِ ه‬
َّ ‫َو‬
”Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi
Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu
berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan
Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian
itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat)”.
2. Kinerja yang Baik:
Karyawan memiliki tanggung jawab untuk memberikan kinerja terbaik mereka
sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Ini termasuk dalam mencapai
target atau sasaran kerja yang telah ditetapkan, memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap tujuan perusahaan, dan bekerja secara efisien. Kinerja yang baik
dari karyawan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan bisnisnya dan
mempertahankan kompetitivitas di pasar. (QS. Al-Baqarah 2:195)
َ ‫ّٰللا َو َْل ت ُ ْلقُ ْوا ِبا َ ْي ِد ْيكُ ْم اِلَى الت َّ ْهلُ َك ِۛ ِة َوا َ ْح ِسنُ ْو ِۛا ا َِّن ه‬
َ‫ّٰللا يُحِ بُّ ا ْل ُم ْح ِسنِيْن‬ ِ ‫س ِب ْي ِل ه‬ ْ ِ‫َوا َ ْن ِفقُ ْوا ف‬
َ ‫ي‬

”Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan,


dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik”.
3. Integritas dan Etika Kerja:
Karyawan diharapkan untuk bertindak dengan integritas dan etika yang tinggi
dalam menjalankan tugas mereka. Ini mencakup menjaga kerahasiaan informasi
perusahaan, menghindari konflik kepentingan, dan berperilaku dengan
profesionalisme dalam setiap interaksi. Integritas dan etika kerja yang baik
merupakan pondasi penting dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan
menjaga reputasi perusahaan. (QS. Al-Mu’minun 23:8)

َ ‫َوالَّذ ِۡينَ ه ُۡم ِْلَمٰ ٰنتِ ِه ۡم َو‬


َ‫عهۡ ِده ِۡم َراع ُۡون‬
”Perkawinan adalah amanat, maka setiap orang harus memeliharanya dengan
baik. Meski begitu, tidak hanya amanat perkawinan yang harus dipelihara,
melainkan semua amanat. Dan beruntunglah orang yang memelihara
amanatamanat yang dipikulkan atas mereka dan memelihara janjinya yang dijalin
dengan pihak lain”.

B. Kewajiban Perusahaan terhadap Karyawan dalam memastikan Kesejahteraan


dan Hak-Hak mereka
Di sini juga perlu ditekankan, kita tidak bisa mempelajari semua kewajiban
perusahaan. Kita harus membatasi diri pada beberapa kewajiban penting yang minta
perhatian khusus. Berturut-turut akan dibicarakan tentang kewajiban perusahaan antara
lain :
1. Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
a. Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
Dalam konteks perusahaan, dengan diskriminasi dimaksudkan adalah
membedakan antara berbagai karyawan karena alasan tidak relevan yang berakar
dalam prasangka. Biasanya alasan itu berakar dalam suatu pandangan stereotip
terhadap ras, agama, atau jenis kelamin bersangkutan. Contoh misalkan
perusahaan menolak menerima wanita sebagai manajer, karena menilai bahwa
wanita lebih baik mengurus rumah tangga serta mengasuh anak dan posisi
manajer tidak cocok untuk dia. Dengan demikian, diskriminasi biasanya disertai
prasangka. Sebelum bertemu dengan seseorang, ia sudah diberi cap yang tertentu.
Dengan kata lain, latar belakang bagi terjadinya diskriminasi adalah pandangan
rasisme, sektarianisme, atau seksisme.
b. Beberapa masalah terkait
Masalah yang berkaitan dengan diskriminasi tapi harus dibedakan dengannya
adalah favoritisme. Dalam konteks perusahaan, dengan favoritisme dimaksudkan
ke-cenderungan untuk mengistimewakan orang tertentu (biasanya sanak saudara)
dalam menyeleksi karyawan, menyediakan promosi, bonus fasilitas khusus dan
sebagainya. Contoh favoritisme terjadi, bila perusahaan mengutumakan
karyawan yang berhubungan famili, berasal dari daerah yang sama, memeluk
agama yang sama, dan seterusnya. Malah pada taraf manajamen bisa tampak
gejala favoritisme, bila para manajer semua dipilih dari lulusan perguruan tinggi
yang sama. Favoritisme yang terlalu tebal bertentangan juga dengan manajemen
yang baik. Dalam manajemen personalia, suatu prinsip pokok adalah the right
person in the right place. Suatu organisasi atau perusahaan bisa maju jika fungsi-
fungsi pimpinan atau keahlian diisi oleh mereka yang paling berkualitas.

2. Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja


a. Beberapa aspek keselamatan kerja
Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman. Dan tempat
kerja adalah aman, kalau bebas dari resiko terjadinya kecelakaan yang
mengakibatkan si pekerja cedera bahkan mati. Kesehatan kerja dapat
direalisasikan karena tempat kerja dalam kondisi sehat. Tempat kerja bisa
dianggap sehat, kalau bebas dari risiko terjadinya gangguan kesehatan atau
penyakit sebagi akibat kondisi kurang baik di tempat kerja.
Ada aneka macam kecelakaan kerja yang minta banyak korban adalah kecelakaan
industri di pabrik-pabrik atau tempat industri lain: tangki meledak, pekerja kena
mesin, perusakan mata bagi montir las, dll. Sering terjadi kecelakaan yang
sebetulnya tidak perlu terjadi, jika peraturan keselamatan di terapkan dengan
konsekuen. Sedangkan occupational diseases atau penyakit akibat pekerjaan baru
tampak sesudah si karyawan bekerja cukup lama. Selalu sudah diketahui bahwa
beberapa macam pekerjaan mempunyai faktor risiko khusus untuk kesehatan si
karyawan. Karena penyakit yang disebabkan pekerjaan berkembang perlahan-
lahan dan baru menyatakan diri sesudah periode cukup lama, di sini tanggung
jawab perusahaan tidak selalu jelas. Ini perbedaan besar dengan kecelakaan di
tempat kerja yang langsung memperlihatkan efeknya dan karena itu hubungan
dengan pekerjaan tidak bisa diragukan.
b. Dua masalah khusus
Pertama, akan dibicarakan pertanyaan apakah pekerja berhak menolak
tugastugas yang berbahaya. Jadi, di sini dimaksudkan pekerja yang sudah bekerja
untuk suatu perusahaan, bukan calon pekerja yang baru mempertimbangkan mau
masuk kerja. Dalam menjawab pertanyaan ini kita harus mengacu ke kewajiban
karyawan untuk menaati semua perintah yang wajar dari atasannya. Dan kedua,
akan dipelajari segi etis dari ” risiko reproduktif” atau risiko untuk keturunan si
pekerja. Masalah kedua menarik, karena kerugian kesehatan akibat kondisi kerja
tidak dialami oleh si pekerja bagi dirinya sendiri, melainkan bagi keturunannya.
3. Perusahaan tidak boleh memberhentikan karyawan dengan semena-mena
Dalam menberhentikan karyawan dapat dijabarkan ke dalam tiga butir berikut ini:
a. Majikan hanya boleh memberhentikan karena alasan yang tepat.
Kalau karyawan diberhentikan karena alasan ekonomis, seperti mendesaknya
pelangsingan untuk memperbaiki kinerja perusahaan, pimpinan harus sungguh-
sungguh yakin akan perlunya tindakan itu. Jika tindakan PHK tidak bisa
dihindarkan, pimpinan mempunyai kewajiban khusus untuk tidak
memberhentikan para karyawan senior. Kalau karyawan diberhentikan karena
kesalahannya, keputusan itu seluruhnya tergantung pada kemauan si majikan.
Tetapi majikan boleh bengambil keputusan keras itu, asalkan alasanya tepat.
Alasan itu tidak tepat, bila tindakan PHK itu didasarkan atas faktor subjektif saja,
yang tidak berhubungan dengan pekerjaan di perusahaan.

b. Majikan harus berpegang terhadap prosedur yang semestinya.


Dalam perusahaan kecil tidak bisa di harapkan bahwa mereka memiliki
aturan-aturan yang rinci tentang pemberhentian karyawan yang bersalah. Dalam
kasus semacam itu, pimpinan perusahaan harus berpegang pada kearifan pribadi,
selain pada peraturan hukum atau peraturan organisasi majikan, atau sebagainya.

C. Peran Keadilan, Integritas, dan Ketaatan dalam memenuhi Kewajiban


Karyawan terhadap Perusahaan
Peran keadilan, integritas, dan ketaatan sangat penting dalam memenuhi
kewajiban karyawan terhadap perusahaan.
1) Keadilan:
Keadilan merupakan prinsip yang mendasar dalam Islam dan juga dalam
hubungan kerja. Karyawan harus bertindak secara adil dalam semua aspek pekerjaan
mereka, termasuk dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, dan pelanggan. Ini
berarti memberikan perlakuan yang sama kepada semua orang tanpa memandang
perbedaan sosial, ekonomi, atau lainnya. Dalam konteks hubungan kerja, keadilan
memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan hormat dan tidak mengalami
diskriminasi.
2) Integritas:
Integritas adalah sifat yang esensial dalam menjalankan kewajiban karyawan
terhadap perusahaan. Karyawan harus bertindak dengan jujur, tulus, dan konsisten
dalam setiap interaksi dan keputusan mereka. Mereka harus menjaga kejujuran
dalam melaporkan pekerjaan mereka, menghindari konflik kepentingan, dan
menjaga kerahasiaan informasi perusahaan. Integritas juga melibatkan kesetiaan
terhadap nilai-nilai etika perusahaan dan prinsip-prinsip moral yang mendasari
ajaran Islam.
3) Ketaatan:
Ketaatan terhadap aturan, prosedur, dan otoritas merupakan komponen penting
dari kewajiban karyawan terhadap perusahaan. Karyawan harus patuh terhadap
peraturan perusahaan, kebijakan internal, serta instruksi dari atasan mereka. Ini
mencakup ketaatan terhadap jadwal kerja, kepatuhan terhadap prosedur keselamatan
kerja, dan penggunaan sumber daya perusahaan yang bertanggung jawab. Ketaatan
yang konsisten menciptakan disiplin di tempat kerja dan mendukung efisiensi
operasional perusahaan.
4) Pentingnya Keselarasan Antara Keadilan, Integritas, dan Ketaatan :
Keadilan, integritas, dan ketaatan saling terkait dan saling melengkapi dalam
memastikan karyawan memenuhi kewajiban mereka terhadap perusahaan dengan
baik. Keadilan memastikan bahwa setiap individu diperlakukan secara adil dan
setara, sementara integritas menjamin bahwa tindakan mereka didasarkan pada
prinsip-prinsip moral dan kejujuran. Ketaatan memastikan bahwa aturan dan
prosedur perusahaan diikuti dengan konsisten dan tanpa pengecualian.

D. Dampak dari Pelanggaran Kewajiban Karyawan atau Perusahaan terhadap


Hubungan Kerja dan Lingkungan Kerja secara Keseluruhan
Pelanggaran kewajiban karyawan atau perusahaan terhadap hubungan kerja dan
lingkungan kerja dapat memiliki dampak serius, baik secara individu maupun
organisasional. Dari perspektif Al-Qur'an dan Hadis, berikut adalah beberapa
dampaknya:
1. Ketidakstabilan dan Konflik dalam Hubungan Kerja:
Pelanggaran kewajiban dapat menciptakan ketidakstabilan di tempat kerja dan
menyebabkan konflik antara karyawan dan manajemen. Al-Qur'an menekankan
pentingnya berdamai dan menyelesaikan konflik dengan cara yang baik,
sebagaimana dalam surat An-Nisa ayat 128: "Dan jika suami istri itu bermaksud
bercerai, maka Allah akan meniupkan rahmat-Nya kepada keduanya. Kemudian
jika keduanya itu ingin memperbaiki diri, niscaya Allah memberikan
pertolongan kepada keduanya."
2. Penurunan Produktivitas dan Kualitas Kerja:
Pelanggaran kewajiban dapat mengganggu produktivitas dan kualitas kerja.
AlQur'an menegaskan pentingnya melakukan pekerjaan dengan ikhlas dan
sebaik mungkin, sebagaimana dalam surat Al-Mu'minun ayat 115:
َ‫عبَثًا َّواَنَّكُ ْم اِلَ ْينَا َْل ت ُ ْر َجعُ ْون‬
َ ‫اَفَ َح ِس ْبت ُ ْم اَنَّ َما َخلَ ْق ٰنكُ ْم‬
"Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dengan sia-sia dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"
3. Ketidakamanan dan Kesehatan Kerja yang Terancam:
Pelanggaran kewajiban terkait keselamatan dan kesehatan kerja dapat
membahayakan karyawan. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah
mencintai jika seseorang dari kalian melakukan pekerjaan, agar dia
melakukannya dengan sempurna." (HR Ahmad). Ini menegaskan pentingnya
menjaga keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.
4. Kehilangan Kepercayaan dan Citra Buruk: Pelanggaran kewajiban dapat
merusak kepercayaan antara karyawan dan perusahaan serta merusak citra
perusahaan di mata masyarakat. Al-Qur'an mengajarkan pentingnya menjaga
kepercayaan dan integritas, sebagaimana dalam surat Al-Ma'idah ayat 8:

ُ‫ع ٰلٰٓى ا َ َّْل ت َ ْع ِدلُ ْو ۗا اِ ْع ِدلُ ْو ۗا ه َُو ا َ ْق َرب‬ َ ‫ّلِل شُ َهدَ ۤا َء بِ ْال ِقسْطِِۖ َو َْل يَج ِْر َمنَّكُ ْم‬
َ ‫شن َٰانُ قَ ْو ٍم‬ ِ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا كُ ْونُ ْوا قَ َّوا ِميْنَ ِ ه‬
َ‫ّٰللا َخبِي ٌۢ ٌْر بِ َما ت َ ْع َملُ ْون‬ َ ۗ ‫لِلت َّ ْق ٰو ِۖى َواتَّقُوا ه‬
َ ‫ّٰللا اِ َّن ه‬

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang


benar-benar menjadi penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun
terhadap dirimu sendiri, atau ibu bapak dan kaum kerabatmu."
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemaparan tentang kewajiban karyawan dan perusahaan dalam hubungan kerja
dan lingkungan kerja, yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam, menegaskan
pentingnya keadilan, integritas, dan ketaatan sebagai landasan utama. Karyawan
diharapkan untuk berkinerja terbaik, mentaati aturan, dan menjaga integritas dalam
tindakan mereka, sementara perusahaan berkewajiban untuk memastikan tidak ada
diskriminasi, mengutamakan keselamatan, dan bertindak adil dalam keputusan
manajemen. Keadilan, integritas, dan ketaatan menjadi kunci dalam mencegah konflik
dan membangun lingkungan kerja yang harmonis dan berkelanjutan. Dengan
menerapkan nilai-nilai Islam secara konsisten dalam praktik bisnis, diharapkan
hubungan kerja dan lingkungan kerja dapat menjadi lebih produktif, stabil, dan
bermakna sesuai dengan ajaran islam.
DAFTAR PUSTAKA
Baron. (2003). Etika Bisnis. Jakarta: Balai Pustaka.
Bertens, K. (2006). Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.
Burhanuddin Salam. (1997). Etika Sosial: Asas Moral dalam Kehidupan Manusia.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hernawan, A. (2012). Keseimbangan hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha dalam
kerja keras. Mimbar Hukum-Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada , 24 (3),
418-430.
Khan, M. (2011). "Islamic Management Principle: In Theory and Practice." Global
Journal of Management and Business Research, 11(4), 21-29.
Al-Buraey, M. A. (2015). "The Role of Integrity and Corporate Governance in Islam."
International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and
Management Sciences, 5(3), 16-29.

Anda mungkin juga menyukai