Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PENGAWASAN KAPAL PERIKANAN

Nama : Fauzan Khotib


NRP : 56201112951
Kelas : TPI A

1. Identifikasi dan jelaskan prosedur yang harus diikuti oleh nakhoda kapal saat tiba atau
berangkat dari pelabuhan berdasarkan peraturan tersebut.Berikan contoh situasi di mana
prosedur ini khususnya penting untuk keselamatan dan keamanan kapal.

Contoh Situasi Penting:


1. Cuaca Buruk:
Jika cuaca buruk saat tiba atau berangkat, nakhoda harus memastikan bahwa kapal
dan awak kapalnya siap menghadapi kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Perencanaan dan komunikasi yang baik dengan pihak berwenang sangat penting
untuk keselamatan kapal.
2. Keamanan:
Pemantauan ketat terhadap akses ke kapal dan pemeriksaan keamanan dapat
mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
3. Lalu Lintas Kapal:
Di pelabuhan sibuk, seperti pelabuhan perikanan yang ramai, koordinasi dengan
kapal lain dan patuh terhadap aturan lalu lintas kapal sangat penting untuk
menghindari tabrakan atau insiden lainnya.
4. Kepatuhan pada Peraturan Lokal:
Beberapa pelabuhan mungkin memiliki peraturan khusus terkait lingkungan,
keamanan, atau ketertiban. Nakhoda harus memastikan bahwa kapalnya mematuhi
semua peraturan ini.
Penting untuk diingat bahwa setiap pelabuhan dan negara dapat memiliki aturan dan
prosedur khusus, dan nakhoda harus selalu memahami dan mengikuti regulasi lokal dan
internasional yang berlaku.

2. Jelaskan, bagaimana sistem pemantauan kapal (VMS atau AIS) dapat meningkatkan
transparansi operasional kapal dan mempermudah pengawasan.

Sistem pemantauan kapal (VMS atau AIS) memainkan peran krusial dalam
meningkatkan transparansi operasional kapal dan mempermudah pengawasan di sektor
perikanan.
a. Pemantauan Real-time:
Sistem AIS dan VMS memungkinkan otoritas perikanan untuk memantau kapal
penangkap ikan secara real-time.
b. Pencegahan Penangkapan Ilegal:
Sistem pemantauan kapal dapat membantu mendeteksi dan mencegah penangkapan
ikan ilegal.
c. Penyusunan Rute yang Tepat:
menghindari zona-zona yang dilarang atau yang memiliki batasan tertentu untuk
mendukung pelestarian sumber daya ikan.
d. Pemantauan Batasan dan Kuota:
Sistem pemantauan kapal dapat digunakan untuk memastikan bahwa kapal perikanan
mematuhi batasan dan kuota penangkapan yang ditetapkan oleh otoritas perikanan. Ini
membantu mencegah penangkapan berlebihan yang dapat merugikan stok ikan.
3. Jelaskan pelanggaran kesyahbandaran menurut PERMEN-KP No. 03/2013.Berikan
contoh sanksi yang diberlakukan untuk pelanggaran yang Anda ketahui

Berikut adalah beberapa contoh pelanggaran kesyahbandaran menurut PERMEN-KP No.


03/2013:
1. Tidak Menyediakan Fasilitas Keselamatan:
Kapal tidak memenuhi persyaratan untuk menyediakan fasilitas keselamatan, seperti
pelampung, peralatan pemadam kebakaran, dan peralatan penyelamatan lainnya.
2. Overloading atau Overcrowding:
Kapal melanggar batas kapasitas muatan yang ditentukan dapat membahayakan
keselamatan kapal dan awak.
3. Tidak Dokumen yang Lengkap:
Kapal tidak memiliki dokumen yang lengkap dan sesuai dengan persyaratan,
Contoh sanksi yang diberlakukan untuk pelanggaran kesyahbandaran dapat
mencakup:
1. Pencabutan Izin Berlayar:
pencabutan izin kapal untuk berlayar sebagai sanksi atas pelanggaran
kesyahbandaran yang serius.
2. Denda:
pengusaha kapal dapat dikenakan denda sesuai dengan tingkat pelanggaran yang
dilakukan.
3. Penahanan Kapal:
Kapal yang melanggar ditahan sebagai tindakan sanksi, apabila membahayakan
keselamatan awak kapal dan lingkungan.
4. Sanksi Administratif:
Peseperti larangan beroperasi atau pembekuan izin untuk sementara waktu.
Sanksi bertujuan untuk memberikan efek jera, meningkatkan kesadaran terhadap
pentingnya keselamatan, dan mendorong kepatuhan aturan.

4. Identifikasi dan jelaskan tata cara pelaporan ke kantor kesyahbandaran terkait perjalanan
kapal, hasil tangkapan, dan kondisi keselamatan. Jelaskan manfaat dari proses
pelaporan ini dalam pengawasan sumber daya perikanan

1. Pelaporan perjalanan kapal: Kapten atau perwakilan dari kapal harus melaporkan
setiap perjalanan kapal kepada kantor kesyahbandaran setelah kapal kembali ke
pelabuhan. Laporan tersebut harus mencakup rute perjalanan kapal, jumlah dan jenis
ikan yang ditangkap, kondisi keselamatan selama perjalanan, serta kondisi mesin kapal.
2. Pelaporan hasil tangkapan: Setelah kapal kembali ke pelabuhan, kapten atau
perwakilan kapal harus melaporkan jumlah dan jenis ikan yang ditangkap kepada kantor
kesyahbandaran. Laporan ini wajib disertai dengan dokumen valid seperti bukti angkutan
ikan (BAI), surat jalan, invoice atau dokumen lain yang menyediakan informasi lengkap
tentang hasil tangkapan.

Manfaat dari proses pelaporan ini dalam pengawasan sumber daya perikanan adalah
untuk:

1. Memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan hukum sektor perikanan.


2. Melindungi sumber daya perikanan dengan mengawasi jumlah dan jenis ikan yang
ditangkap.
3. Memungkinkan pengumpulan data yang akurat dan up-to-date yang dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan strategis untuk mengelola sumber daya perikanan secara
efektif dan berkelanjutan.

5. Jelaskan bagaimana izin operasional kapal berperan dalam menjaga keteraturan dan
keamanan di pelabuhan perikanan.

Izin operasional kapal memiliki peran penting dalam menjaga keteraturan dan keamanan
di pelabuhan perikanan. Izin ini diberikan oleh otoritas maritim atau pihak yang berwenang
dan biasanya mencakup persyaratan yang harus dipenuhi oleh kapal sebelum dapat
beroperasi di pelabuhan. Berikut adalah beberapa cara di mana izin operasional kapal
berkontribusi dalam menjaga keteraturan dan keamanan di pelabuhan perikanan:
1. Pengendalian Akses:
2. Pematuhan Terhadap Regulasi Keselamatan:
3. Pemantauan dan Pengawasan:
4. Manajemen Lalu Lintas Kapal:
5. Perlindungan Lingkungan:
6. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan:.
Melalui pengaturan dan pemantauan yang ketat melalui izin operasional kapal,
pelabuhan perikanan dapat menjaga keteraturan, keamanan, dan keberlanjutan di
lingkungan maritim mereka. Izin operasional menjadi instrumen penting untuk mencapai
tujuan ini dengan memastikan bahwa semua kapal yang beroperasi di pelabuhan mematuhi
standar dan regulasi yang ditetapkan.

6. Identifikasi dan jelaskan tanggung jawab pelaku usaha perikanan tangkap dalam
menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan dan mematuhi aturan kesyahbandaran.
Jelaskan dampak positif dari kepatuhan pelaku usaha pada ekosistem perikanan.

Berikut tanggung jawab utama pelaku usaha perikanan tangkap:


1. Pematuhan Kuota dan Batasan Penangkapan:
Pelaku usaha perikanan harus mematuhi kuota penangkapan yang ditetapkan oleh
otoritas perikanan. Hal ini bertujuan untuk mencegah overfishing dan memastikan
bahwa penangkapan ikan tetap berkelanjutan.
2. Penggunaan Alat Tangkap yang Ramah Lingkungan:
Pelaku usaha perikanan harus menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan
untuk mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem laut. Pemilihan alat tangkap
yang sesuai dapat membantu melindungi habitat dan spesies yang tidak ditargetkan.
3. Penerapan Teknologi Pengawasan dan Pemantauan:
Menerapkan teknologi seperti sistem pemantauan kapal (VMS atau AIS) .
Dampak Positif dari Kepatuhan Pelaku Usaha pada Ekosistem Perikanan:
1. Pemeliharaan Keseimbangan Ekosistem:
Kepatuhan pelaku usaha perikanan membantu menjaga keseimbangan ekosistem
laut dengan mengurangi risiko overfishing dan penangkapan yang tidak
berkelanjutan.
2. Konservasi Sumber Daya Ikan:.
3. Pertahankan Keberagaman Jenis:
4. Pengurangan Dampak Lingkungan:.
Melalui pematuhan terhadap aturan kesyahbandaran memastikan keberlanjutan
sumber daya perikanan untuk generasi mendatang.

Anda mungkin juga menyukai