Anda di halaman 1dari 16

TUGAS HUKUM LAUT

MEMBAHAS IATTC

Disusun Oleh :

I Made Dwita Krisnanda (2013511029)

Ansisko Simbolon (2013511035)

Abdul Gani Satria (2013511065)

I Komang Anta Yuda (2013511086)

A.A Ngurah Alit Kumala (2013511092)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
SEJARAH DAN LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA IATTC
Regional Fisheries Management Organizations (RFMOs) adalah suatu organisasi yang
dibentuk untuk membuat regulasi dan perjanjian yang meliputi suatu wilayah (laut lepas)
mengenai pemanfaatan sumber daya didalamnya yang beranggotakan beberapa negara. RFMOs
ini termasuk kedalam organisasi international dan hukum didalamnya juga termasuk hukum
international dan memiliki kapasitas untuk membuat perjanjian international. Perkembangan
RFMOs didasarkan pada sifat ikan yang bermigrasi dan melintasi batas wilayah antar negara.
Meningkatnya kesadaran bahwa kegiatan penangkapan ikan di suatu negara akan dapat
mempengaruhi status sumber daya ikan dan kinerja armada perikanan tangkap di negara lain yang
memanfaatkan sumber daya ikan yang sama, turut menjadi faktor utama dibangunnya kerjasama
dalam RFMOs.Latar belakang terbentuknya RFMOs adalah pada UNCLOS 1928 Bab V Pasal 64
diatur khusus tentang spesies ikan yang bermigrasi jauh dimana negara-negara yang memiliki
kepentingan dalam kegiatan penangkapan harus bekerjasama dengan organisasi internasional
untuk menjamin kegiatan konservasi serta optimalisasi. Dibentuknya RFMOs ini adalah untuk
mewadahi negara-negara yang berkepentingan dan menerapkan satu aturan yang sama diseluruh
wilayah yang dilewati oleh spesies ikan yang bermigrasi. Hal tersebut dilakukan karena spesies
ikan yang melakukan migrasi jauh sebagian besar akan melewati batas-batas laut territorial
ataupun batas zona ekonomi eksklusif banyak negara. RFMO ada berbagai macam jenis salah
satunya adalah IATTC
Inter American Tuna Tropical Commission (IATTC) adalah salah satu jenis RFMO yang
berlokasi di Samudra Pasifik. IATTC ini bertujuan untuk menjalin keharmonisan dan ketertiban
antar negara dalam penangkapan ikan tuna di samudra pasifik. Pada awalnya IATC ini dibentuk
dari Konvensi yang diadakan oleh Amerika Serikat dan Kosta Rika pada tanggal 31 Mei 1949.
Konvensi tersebut ditandatangani oleh Sekretaris Negara Amerika Serikat Dekan Negara Bagian
Acheson dan Duta Besar Kosta Rika untuk Amerika Serikat, Mario Echandi Jimenez. IATC ini
beroperasi dibawah otoritas dan arahan dari konvensi tersebut, dan mulai berlaku pada tahun 1950.
Negara-negara yang warga negaranya berpartisipasi dalam perikanan tuna tropis di Samudra
Pasifik bagian timur (EPO) wajib untuk masuk dan terdaftar dalam Konvensi IATC ini agar dapat
menjalin kekerabatan dan memanfaatkan sumber daya dengan legal harmonis. Latar belakang dari
dibentuknya Inter American Tuna Tropical Commission (IATTC) adalah untuk menghindari
konflik antar negara yang saling beroperasi di samudra pasifik yang utamanya dalam penangkapan
ikan tuna. Juga sebagai bentuk kepedulian terhadap regenerasi sumber daya ikan tuna, agar terus
dapat dimanfaatkan dengan sewajarnya. Tugas utama IATTC adalah mempelajari biologi dari
berbagai jenis tuna di samudra pasifik, efek dari penangkapannya, faktor alam di atasnya dan
merekomendasikan tindakan konservasi yang sesuai bila diperlukan, sehingga pemanfaatan dari
ikan ini dapat terus berlangsung hingga berpuluh puluh tahun berikutnya. Sesuai dengan
tujuannya, disepakati bahwa “Komisi harus berusaha untuk memelihara tingkat produksi tuna yang
tinggi dan juga dapat mempertahankan stok yang menjamin keberlangsungan hidup ikan, dengan
segala upaya yang wajar dilakukan untuk menghindari kepunahan”.

SEJARAH PERTEMUAN RAPAT IATTC


The Inter-American Tropical Tuna Commission (IATTC), bertemu di Antigua, Guatemala,
pada kesempatan itu, dari Pertemuan ke-70 didapatkan :
▪ Mengingat bahwa Dewan FAO mengadopsi, pada tanggal 23 Juni 2001, Rencana Aksi
Internasional (IPOA)
▪ Bertujuan untuk mencegah, mencegah dan menghilangkan penangkapan ikan ilegal, tidak
dilaporkan dan tidak diatur (IUU), bahwa rencana ini Menetapkan bahwa organisasi
pengelolaan perikanan daerah harus mengambil tindakan untuk memperkuat dan
Mengembangkan cara-cara inovatif, sesuai dengan hukum internasional, untuk mencegah,
menghalangi, dan menghapus IUU penangkapan ikan, dan khususnya untuk membuat
catatan tentang kapal-kapal yang berwenang menangkap ikan dan kapal-kapal yang sedang
atau mendukung penangkapan ikan IUU
▪ Memperhatikan bahwa kapal penangkap ikan tuna skala besar (LSTLFV) sangat bergerak,
dan dapat dengan mudah berubah tempat penangkapan ikan dari satu samudra ke samudra
lainnya, dan karenanya memiliki potensi tinggi untuk beroperasi dalam Konvensi Area
tanpa pendaftaran tepat waktu dengan Komisi, Mengingat organisasi pengelolaan
perikanan daerah lainnya telah mengambil tindakan bidang kompetensi mereka untuk
mencegah, mencegah dan menghilangkan penangkapan ikan IUU oleh LSTLFV.
▪ Menegaskan kembali Resolusi Penangkapan Ikan oleh Kapal Non-Pihak yang diadopsi
pada bulan Juni 2000 dan Juni 2001 dan menegaskan kembali tindakan Komisi untuk
membuat Register Kapal Regional yang berisi, untuk semua penangkapan ikan kapal,
termasuk LSTLFV, yang diberi wewenang untuk menangkap tuna dan spesies sejenis tuna
dalam Konvensi Area, informasi yang ditentukan dalam paragraf 2 resolusi ini, Menyadari
bahwa resolusi ini akan dilaksanakan sehubungan dengan Resolusi tentang Kriteria Non-
Pihak yang bekerja sama diadopsi pada pertemuan ini
▪ Memperhatikan bahwa tidak ada dalam Resolusi ini yang akan menghalangi hak dan
kewajiban Para Pihak berdasarkan lainnya perjanjian internasional, telah menyetujui,
sesuai dengan Pasal 2, paragraf 5 Konvensi, tunduk pada internasional kewajiban Para
Pihak, bahwa:
1. Komisi akan menetapkan, paling lambat 1 Agustus 2003, dan setelah itu
menyimpan daftar penangkapan ikan rawai kapal dengan panjang keseluruhan
lebih dari 24 meter ("Daftar LSTLFV"). Untuk tujuan ini resolusi, LSTLFV yang
tidak termasuk Catatan LSTLFV dianggap tidak diizinkan untuk menangkap ikan,
memelihara tuna di kapal, transship atau darat dan spesies seperti tuna di Samudra
Pasifik bagian timur (EPO).
2. Daftar LSTLFV awal harus terdiri dari LSTLFV Pihak IATTC, non-Pihak yang
bekerja sama, entitas, entitas penangkapan ikan atau organisasi integrasi ekonomi
regional (secara kolektif disebut "BPK") di Daftar Kapal Regional IATTC. Daftar
LSTLFV harus mencakup informasi berikut untuk masing-masing kapal:
a) Sebuah. nama kapal, nomor registrasi, nama sebelumnya (jika diketahui),
dan pelabuhan pendaftaran;
b) foto kapal yang menunjukkan nomor registrasinya;
c) bendera sebelumnya (jika diketahui dan jika ada); C-03-07 Daftar kapal
longline 2
d) Tanda Panggilan Radio Internasional (jika ada);
e) nama dan alamat pemilik atau pemilik terdaftar;
f) di mana dan kapan dibangun;
g) panjang, balok, dan kedalaman cetakan;
h) daya tampung ikan dalam meter kubik, dan daya dukung dalam metrik ton;
saya. nama dan alamat operator (manajer) atau operator (jika ada);
i) jenis metode atau metode penangkapan ikan;
3. Direktur harus memelihara Daftar LSTLFV, dan harus memastikan publisitas
Catatan, termasukmenempatkannya di situs web IATTC, dengan cara yang
konsisten dengan persyaratan kerahasiaan BPK terkait.
4. BPK bendera kapal pada Daftar LSTLFV harus : Mengotorisasi kapalnya pada
Daftar LSTLFV untuk beroperasi di EPO hanya jika mereka mampu memenuhi, di
menghormati kapal-kapal ini, persyaratan dan tanggung jawab berdasarkan
Konvensi dan nya tindakan konservasi dan pengelolaan, mengambil tindakan yang
diperlukan untuk memastikan bahwa kapal mereka yang ada di Daftar LSTLFV
mematuhi semuanya tindakan konservasi dan pengelolaan IATTC yang relevan,
mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa kapal mereka di
Daftar LSTLFV tetap valid di kapal sertifikat pendaftaran kapal dan otorisasi yang
sah untuk menangkap ikan dan / atau transship;
5. BPK harus meninjau tindakan internal mereka sendiri dan tindakan yang diambil
sesuai dengan ayat 4, termasuk hukuman dan sanksi tindakan dan, dengan cara yang
sesuai dengan hukum domestik, melaporkan hasil meninjau Komisi pada
pertemuan tahun 2004 dan setiap tahun setelahnya. Dalam mempertimbangkan
hasil tinjauan tersebut, Komisi akan, jika sesuai, meminta BPK bendera LSTLFV
di LSTLFV List untuk mengambil tindakan lebih lanjut guna meningkatkan
kepatuhan kapal mereka terhadap konservasi IATTC dan tindakan manajemen.
6. Sehubungan dengan LSTLFV: Sebuah. CPC akan mengambil tindakan, di bawah
undang-undang yang berlaku, untuk melarang penangkapan ikan,
mempertahankannya board, transshipment dan pendaratan tuna dan spesies sejenis
tuna oleh LSTLFV tidak termasuk dalam Daftar LSTLFV. CPC mengimpor spesies
yang dicakup oleh Program Dokumen Statistik dan negara bendera kapal harus
bekerja sama untuk memastikan keakuratan dan keabsahan dokumen statistik.
7. Setiap BPK harus memberi tahu Direktur tentang informasi faktual yang
menunjukkan bahwa LSTLFV tidak ada di Daftar LSTLFV terlibat dalam
penangkapan ikan untuk, dan / atau transshipment, tuna dan spesies sejenis tuna di
EPO.
8. Jika kapal yang disebutkan dalam ayat 7 mengibarkan bendera BPK, Direktur harus
meminta BPK tersebut mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah kapal
menangkap ikan tuna dan spesies sejenis tuna di dalamnya EPO tersebut. Jika
bendera kapal yang disebutkan dalam ayat 7 tidak dapat ditentukan atau tidak dapat
bekerja sama bukan Pihak, Direktur harus melaporkan hal ini kepada Komisi.
9. Komisi dan BPK terkait harus saling berkomunikasi, dan melakukan yang terbaik
upaya dengan FAO dan badan pengelolaan perikanan regional terkait lainnya,
untuk mengembangkan dan menerapkan tindakan yang tepat, jika memungkinkan,
termasuk pembuatan catatan yang serupa untuk menghindari efek merugikan pada
sumber daya tuna di lautan lain. Efek merugikan tersebut mungkin terdiri dari
tekanan penangkapan yang berlebihan akibat perpindahan IUU LSTLFV dari EPO
ke lautan lain.

SPESIES IKAN YANG DIKELOLA OLEH IATTC


a) Skipjack Tuna (Ikan Cakalang)
Deskripsi
Ikan Cakalang merupakan ikan yang berkerabat dekat dengan ikan Tuna. Ikan ini bisa
dijumpai di laut tropis dan laut subtropis di Samudra Hindia, Pasifik, dan Atlantik.
Biasanya ikan ini hidup secara berkelompok dalam jumlah besar sekitar 50 ribu ekor. Ikan
Cakalang turut berperan dalam mengembangkan devisa ekonomi negara sebagai
komoditas yang layak di ekspor. Selain itu, ikan ini juga mengandung sumber protein
hewani seperti Omega 3 yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis) adalah jenis ikan berukuran sedang yang merupakan famili dari
Skombride dan menjadi satu-satunya spesies dari genus Katsuwonus. Nama genus ikan ini
diambil dari bahasa Jepang ikan cakalang, yakni katsue. Ikan ini memiliki berbagai nama
lain seperti cakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo dan turingan. Di Inggris, ikan ini
disebut sebagai skipjack tuna.
Morfologi
Ikan cakalang ini memiliki bentuk tubuh membulat memanjang dan terdapat garis lateral.
Selain itu, ikan ini memiliki ciri utama yaitu terdapat garis 4-4 berwarna kehitaman yang
memanjang dibagian samping bagian tubuh. ikan cakalang ini memiliki berat mencapai
0,5 – 11,5 kg dan memiliki panjang 30 -80 cm bahkan lebih. Ikan ini juga memiliki ciri
khusus yang mempunyau bentuk hampir menyerupai torpedo ( fusiform ), bulat dan
memanjang serta mempunya tapis insang sekitar 53 -63 buah. Ikan ini memiliki dua sirip
punggung yang terletak terpisah. Sirip punggung pertama terdapat 14-16 jari keras, dan
sirip bagian punggung diikutio dengan 7-9 finlet. Terdapat sebuah rigi – rigi yang sangat
kuast diantara dua rigi yang lebih kecil dibandingkan sisi dan sirip ekornya.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Sub fillum :Craniata
Kelas : Teleostomi
Sub Kelas : Actinopterygii
Ordo : Ferciformes
Famili : Scombrinae
Genus : Katsuwonus
Spesies : Katsuwonus pelamis
b) Yellowfin Tuna (Ikan Tuna Sirip Kuning)
Deskripsi
Ikan tuna sirip kuning adalah anggota dari albacore, bonito, makarel, dan tuna.
Karakteristik yang membedakan ikan ekor kuning dari spesies yang lain adalah sirip anal
dan dorsal yang memanjang pada ukuran ikan yang besar. Ikan tuna sirip kuning
merupakan ikan kedua terbesar dari spesies tuna yang ada. Ikan ini dapat mencapai total
panjang 2,80 meter dan berat maksimum 400 kg sehingga sangat populer. Umumnya
memiliki panjang cagak 150 cm. Rata-rata umur ikan ini adalah 8 tahun. Ikan ini termasuk
perenang cepat dengan kecepatan mencapai 80 km/jam. Ikan ini memakan ikan kecil,
krustacea, pelagik dan epipelagik moluska. Ikan ekor kuning adalah makanan laut di
seluruh dunia dan ancaman overfishing karena ikan ini memiliki rasa yang enak jika diolah.
Ikan tuna yang mendiami daerah pantai biasanya memakan gerombolan ikan hidup
(anchovies, sardines). Ikan ekor kuning yang dewasa dapat bersifat kanibal.
Morfologi
Ikan tuna sirip kuning dewasa memiliki tubuh yang berukuran besar, dengan panjang dari
ujung moncong hingga ujung percabangan sirip ekor mencapai 195 cm; namun umumnya
hingga 150 cm. Bentuknya panjang serupa torpedo, agak memipih dari sisi ke sisi. Sirip
punggung (dorsal) terdiri dari dua berkas, terpisah oleh celah yang kecil saja; berkas yang
kedua segera diikuti oleh 8–10 sirip-sirip tambahan berukuran kecil (finlet). Sirip anal
diikuti oleh 7–10 finlet. Pada spesimen berukuran besar, sirip punggung kedua dan sirip
anal ini kadang-kadang memanjang hingga 20% FL. Sirip dada (pectoral) lumayan panjang
(22–31% FL), biasanya mencapai pangkal bagian depan sirip dorsal kedua, namun tidak
melewati pangkal bagian belakangnya. Ada dua lipatan kulit (tonjolan interpelvis) di antara
sirip-sirip perut. Batang ekor amat ramping, dengan sebuah lunas samping yang kuat di
tiap-tiap sisi, yang masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil. Sirip ekor
bercabang kuat (forked, bercagak). Punggungnya berwarna biru gelap metalik, berangsur-
angsur berubah menjadi kekuningan atau keperakan di bagian perut. Sirip-sirip punggung
kedua dan anal, serta finlet-finlet yang mengikutinya, berwarna kuning cerah, yang
menjadi asal namanya. Bagian perut kadang-kadang dihiasi oleh sekitar 20 garis putus-
putus yang hampir vertikal arahnya. Madidihang dapat mencapai berat melebihi 300 pon
(136 kg), walau demikian ini masih jauh di bawah tuna sirip biru Pasifik (Thunnus
orientalis) yang bisa memiliki berat lebih dari 1000 pon (454 kg), dan juga sedikit di bawah
tuna mata besar (Thunnus obesus) dan tuna sirip biru selatan (Thunnus maccoyii). Ukuran
madidihang yang tercatat dalam literatur adalah hingga sepanjang 239 cm dan seberat 200
kg.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Sub fillum : Vertebrata Thunnus
Kelas : Teleostomi
Sub Kelas : Actinopterygii
Ordo : Ferciformes
Famili : Scombrinae
Genus : Thunnus
Spesies : Thunnus Albacore
c) Bigeye Tuna (Tuna Mata Besar)
Deskripsi
Bigeye tuna atau tuna mata besar adalah tuna yang termasuk dalam jenis tuna besar,
memiliki sirip dada cukup panjang pada individu yang besar dan menjadi sangat panjang
pada individu yang sangat kecil. Warna bagian bawah dan perut putih, garis sisi pada ikan
yang hidup seperti sabuk berwarna biru membujur sepanjang badan, sirip punggung
pertama berwarna kuning terang, sirip punggung kedua dan sirip dubur berwarna kuning
muda, jari-jari sirip tambahan (finlet) berwarna kuning terang, dan hitam pada ujungnya.
Panjang cagak maksimum lebih dari 200 cm, dan pada umumnya 180 cm. Ikan ini tersebar
di seluruh perairan di dunia baik di perairan tropis maupun subtropis yang meliputi perairan
Samudera Atlantik, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik tetapi tidak terdapat di Laut
Mediterania. Tuna jenis ini bersifat epipelagik, mesopelagik, berada pada permukaan
sampai kedalaman 250 m, dapat ditemukan pada perairan dengan suhu 130 – 290 C, tetapi
batas optimumnya antara 170 – 220 C (FAO, 1983).
Morfologi
Bentuk tubuhnya memanjang langsing seperti torpedo. Sirip dada cukup panjang pada
individu yang besar dan menjadi sangat panjang pada individu yang kecil. Tapisan insang
20-30 pada busur insang pertama. Dua sirip punggung, sirip punggung kedua diikuti 8-10
jari-jari sirip tambahan. Dua buah lidah (cuping) di antara kedua sirip perutnya. Jari-jari
sirip tambahan berjumlah 7-10 di belakang sirip dubur. Sisik-sisiknya halus dan kecil. Pada
korselet tumbuh sisik-sisik agak besar dan tebal tetapi tidak begitu nyata. Pangkal ekornya
langsing, lunas kuat diapit dua lunas kecil pada ujung belakangnya. Tuna mata besar
memiliki warna bagian atas tubuh hitam keabu-abuan, sedangkan bagian bawah perut
berwarna putih. Garis sisinya seperti sabuk berwarna biru membujur sepanjang badan.
Sirip punggung pertama berwarna kuning terang, sirip punggung kedua dan sirip dubur
berwarna kuning muda. Ikan Tuna Mata Besar memiliki jari-jari sirip tambahan (finlet)
berwarna kuning terang, dan hitam pada ujungnya. Spesies ini mencapai panjang total
maksimum 250 cm dengan panjang cagak rata-rata per individunya lebih dari 180 cm.
Berat maksimumnya 210 kg (pada usia yang pernah dilaporkan 11 tahun). Pada tahun 1957
pernah dilaporkan di Cabo Blanco, Peru sepanjang 263 cm dengan berat 197,3 kg.
Sedangkan pada tahun 1977 di Samudera Atlantik, tepatnya Maryland, USA seberat 170,3
kg dengan panjang cagak 206 cm. Ukuran panjang cagak normal tertangkap antara 40 cm
dan 170 cm. Kematangan tampaknya dicapai pada 100 sampai 130 cm di Pasifik Timur
dan di Samuder Hindia, dan di sekitar 130 cm di Pasifik Tengah.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Sub fillum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Sub Kelas : Actinopterygii
Ordo : Ferciformes
Famili : Scombridae
Genus : Thunnus
Spesies : Thunnus obesus
d) Pasific Bluefin Tuna (Tuna Biru Pasifik)
Deskripsi
Ikan Pasific bluefin tuna atau tuna biru Pasifik (Thunnus orientalis) adalah spesies ikan
tuna yang ditemui secara meluas di Lautan Pasifik utara, tetapi ia adalah spesies migrasi
dan juga direkodkan sebagai pelawat di selatan Pasifik. Spesies tuna sirip
biru predator ditemukan secara luas di kawasan Samudra Pasifik utara, akan tetapi
berdasarkan catatan migrasi satwa diketahui ikan ini juga kadang-kadang mencapai Pasifik
Selatan Pada masa lalu spesies ini dimasukkan ke dalam spesies T. thynnus, dan 'gabungan'
kedua spesies ini secara umum dikenali sebagai tuna sirip biru utara (jika diperlakukan
terpisah, T. thynnus disebut tuna sirip biru Atlantik). Ikan ini dapat mencapai ukuran
panjang 3 m (9,8 ft) dan berat 450 kg (990 pon). Sebagaimana kerabat dekatnya, tuna sirip
biru atlantik dan sirip biru selatan, sirip biru Atlantik adalah spesies yang berharga secara
komersial dan beberapa ribu ton ikan ini ditangkap tiap tahun. Akan tetapi tidak seperti
kerabatnya, spesies ini tampaknya tidak terancam sama sekali, meskipun ditangkap secara
berlebihan. Program Pengawasan Boga Bahari Aquarium Teluk Monterey telah
menempatkan semua tuna ke dalam daftar "Hindari", sementara Greenpeace memasukkan
spesies tuna ke dalam "Daftar Merah".
Morfologi
Memiliki lunas median ekor berwarna kuning. Sirip dada pendek, sedang, 4 – 5 kali lebih
pendek dari FL. Memiliki warna badan bagian atas berwarna biru kehitam-hitaman. Sisi-
sisi bagian bawah dan perut berwarna putih keperakperakan dengan. Baris-baris titik-titik
terang dan garis-garis yang berselang seling. Sirip ekor dan sirip kecil-kecil (finlet)
berwarna kuning bertepi hitam
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Sub fillum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Sub Kelas : Actinopterygii
Ordo : Ferciformes
Famili : Scombridae
Genus : Thunnus
Spesies : Thunnus maccoyii

TUJUAN IATTC
Komisi Tuna Tropis Antar-Amerika (disingkat IATTC) (Commisiòn Interamericana del
Atún Tropical) adalah komisi internasional yang bertanggung jawab atas konservasi dan
pengelolaan tuna dan sumber daya laut lainnya di Samudra Pasifik timur.
Tujuan IATTC yaitu secara umum bertanggung jawab atas konservasi dan pengelolaan tuna
dan sumber daya laut lainnya di bagian Samudra Pasifik Timur. Selain itu IATTC juga memiliki
yang signifikan terhadap pelaksanaan pPogram Konsenvarsi Lumba-lumba Internasional
(IDCP), dan menyediakan Sekretariat untuk program itu.
Berikut ini tujuan dari tinjauan ini termasuk menilai pencapaian IATTC Terkait dengan:
a) Stok ikan: Tujuan Komisi mengenai sediaan ikan, termasuk, namun tidak terbatas
pada, kepatuhan terhadap mandat konvensi Antigua, kolaborasi dengan non-anggota
IATTC, penelitian, pengumpulan dan analisis data, pelaporan, serta efisiensi dan
efektivitas secara keseluruhan kegiatan konservasi dan pengelolaan.
b) Perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan sumber daya manusia: Kebijakan
dan prosedur personel, pelatihan dan pengembangan, peramalan sumber daya dan
manajemen, perekrutan dan retensi, dan perekrutan praktek.
c) Struktur operasi, pengambilan keputusan, perencanaan, dan komunikasi: Tujuan dan
tugas, organisasi struktur, tingkat dan keterampilan staf, peran dan tanggung jawab,
sentralisasi versus desentralisasi, insourcing versus outsourcing, penggunaan
teknologi, pemecahan masalah, perencanaan tahunan, keputusan pembuatan,
komunikasi internal dan eksternal, koordinasi dan kolaborasi, transparansi dan
penyebaran informasi publik, dan tanggapan atas permintaan informasi.
d) Perencanaan keuangan, akuntabilitas, dan pemantauan: Perencanaan dan peramalan
anggaran, keuangan pelaporan, prosedur keuangan dan pengadaan, kontrol
pendapatan dan pengeluaran, keuangan pengawasan, pembukuan, persetujuan
permintaan anggaran, dan riwayat kenaikan anggaran lima tahun.
e) Efisiensi dan efektivitas: Efisiensi dan efektivitas biaya keseluruhan, pencapaian
tujuan
f) Konvensi dan Resolusi Antigua dan keputusan Komisi lainnya, kemungkinan alasan
untuk setiap ketidakpatuhan, proses pengambilan keputusan dan pembangunan
konsensus, dan keselarasan di antaranya tujuan dan sumber daya manusia,
keuangan, dan teknis.
NEGARA – NEGARA YANG TERGABUNG DALAM IATTC

Cina Prancis Nikaragua


Kanada Guatemala Panama
Kosta Rika Jepang Peru
Kolombia Uni Eropa Taipei Cina
Ekuador Kiribati Amerika Serikat
El Salvador Korea Venezuela
Belize Meksiko Vanuatu
CONSERVATION AND MANAGEMENT MEASURES (CMM)
Beberapa langkah konservasi dan pengelolaan yang dilakukan IATTC. Ini dilakukan untuk
melaksanakan strategi panen untuk perikanan yang menjadi ruang lingkup IATTC yang harus
sesuai dengan kebutuhan. Beberapa langkah tersebut yaitu
1. Harus secara berkala meninjau dan merekomendasikan revisi untuk tindakan ini sesuai
kebutuhan untuk menerapkan strategi panen dan tindakan manajemen
2. CCM harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa:
a) Jumlah upaya penangkapan oleh kapal mereka untuk menangkap tuna sirip biru
Pasifik di wilayah utara 20 ° LU akan tetap di bawah tingkat rata-rata tahunan
2002–2004.
b) Semua tangkapan tuna sirip biru Pasifik kurang dari 30 kg harus dikurangi menjadi
50% dari tahun 2002–
Tingkat rata-rata tahunan 2004. Setiap kelebihan atau di bawah umur dari batas tangkapan
harus dipotong dari atau dapat ditambahkan ke batas tangkapan untuk tahun berikutnya.
Maksimal di bawah umur yang mungkin dibawa oleh CCM pada tahun tertentu tidak boleh
melebihi 5% dari miliknya batas tangkapan awal tahunan 1
3. CCM harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua
tangkapan tuna sirip biru Pasifik 30kg atau lebih besar tidak akan meningkat dari tingkat
rata-rata tahunan 2002-2004. Segala kelebihan atau kekurangan dari batas tangkapan harus
dikurangi atau dapat ditambah dengan batas tangkapan untuk tahun berikutnya. Itu
maksimum di bawah umur yang boleh dibawa oleh CCM pada tahun tertentu tidak boleh
melebihi 5% dari tahunannya batas tangkapan awal1. Namun, pada tahun 2021 CCM dapat
menggunakan sebagian dari batas tangkapan untuk tuna sirip biru Pasifik
4. Semua CCM kecuali Jepang akan menerapkan batasan dalam paragraf 2 dan 3 pada basis
tahun kalender. Jepang akan menerapkan batasan dengan menggunakan tahun manajemen
selain tahun kalender untuk beberapa di antaranya perikanan dan implementasinya dinilai
sehubungan dengan tahun pengelolaannya. Untuk memfasilitasi penilaian, Jepang harus:
a) Untuk perikanannya yang mendapat izin dari Kementerian Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan, gunakan tahun kalender sebagai tahun manajemen.
b) Untuk perikanan lainnya, gunakan tanggal 1 April - 31 Maret sebagai tahun
pengelolaan.
5. CCM harus melapor kepada Direktur Eksekutif selambat-lambatnya 31 Juli setiap tahun
upaya penangkapan ikan mereka dan <30 kg dan> = 30 kg tingkat tangkapan, menurut
perikanan, selama 3 tahun sebelumnya, terhitung untuk semua tangkapan, termasuk
membuang. Direktur Eksekutif akan mengumpulkan informasi ini setiap tahun ke dalam
format yang sesuai penggunaan Komite Utara.
6. CCM akan mengintensifkan kerjasama untuk implementasi yang efektif dari CMM ini,
termasuk remaja pengurangan tangkapan.
7. CCM, khususnya yang menangkap tuna sirip biru Pasifik remaja, harus mengambil
tindakan untuk memantau dan dapatkan hasil segera rekrutmen remaja setiap tahun.
8. Konsisten dengan hak dan kewajiban mereka di bawah hukum internasional, dan sesuai
dengan hukum dan peraturan domestik, CCM harus, sejauh mungkin, mengambil tindakan
yang diperlukan untuk mencegahnya transaksi komersial tuna sirip biru Pasifik dan
produknya yang merusak efektivitasnya CMM, terutama tindakan yang ditentukan dalam
paragraf 2 dan 3 di atas. CCM akan bekerja sama untuk ini tujuan.
9. CCM akan bekerja sama untuk menetapkan skema dokumentasi hasil tangkapan (CDS)
untuk diterapkan di Pasifik tuna sirip biru sesuai dengan Lampiran CMM ini.
10. CCM juga harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat sistem
pemantauan dan pengumpulan data untuk perikanan dan budidaya tuna sirip biru Pasifik
untuk meningkatkan kualitas data dan ketepatan waktu semua pelaporan data.

BANNED FISHING VESSELS BY IATTC


Beberapa daftar kapal yang diduga telah melakukan kegiatan penangkapan ikan ilegal,
tidak dilaporkan, dan tidak diatur di Samudra Pasifik timur telah ditetapkan dan diadopsi oleh
Komisi pada pertemuan ke-95 pada 04 Desember 2020, sesuai dengan tahun 2019

IATTC Vessel Name Gear Flag


Number
1 14613 Neptune LL GEO
2 12290 Bhaskara No. 10 LL UNK
3 12291 Bhaskara No. 9 LL UNK
4 9407 Camelot LL UNK
5 125 Chia Hao No. 66 LL UNK
6 6163 Dragon III LL UNK
7 6591 Goidau Ruey No. 1 LL UNK
8 9505 Jyi Lih 88 LL UNK
9 11369 Orca LL UNK
10 95 Reymar 6 LL UNK
11 9405 Ta Fu 1 LL UNK
12 13568 Tching Ye No. 6 LL UNK
13 129 Wen Teng No. 688 LL UNK

Flag Description Gear Description


UNK Unknown LL Longline
GEO Georgia
DAFTAR PUSTAKA

Marlon Román-Verdesoto And Mauricio Orozco-Zöller La Jolla. 2005. Inter-American Tropical


Tuna Commission Comisión Interamericana Del Atún Tropical. Data Report 11. Bycatches
Of Sharks In The Tuna Purse-Seine Fishery Of The Eastern Pacific Ocean Reported By
Observers Of The Interamerican Tropical Tuna Commission, 1993-2004, California.
William H. Bayliff La Jolla. 2001. Inter-American Tropical Tuna Commission Comision
Interamericana Del Atun Tropical. Special Report 13. Organization, Functions, And
Achievements Of The Inter-American Tropical Tuna Commission.
McHugh, J. L. (1984). Inter-American Tropical Tuna Convention (Vol. 10). New York, USA:
Spinger.
Addendum. (n.d.). The Antigua Convention. Retrieved April 8, 2021, from https://www.tuna-
org.org/Documents/TRFMO2/11%20ANNEX%205.3.2%20ENG.pdf
Antigua. 2003. INTER-AMERICAN TROPICAL TUNA COMMISSION COMISIÓN
INTERAMERICANA DEL ATÚN TROPICA 70ª REUNION - 70TH MEETING
IATTC WEBSITE https://www.iattc.org/

Anda mungkin juga menyukai