Anda di halaman 1dari 249

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/301294836

Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan


Laut di Sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD)
Kabupaten Nias Utara

Book · December 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.2545.9606/1

CITATIONS READS

0 3,157

13 authors, including:

Rikoh Manogar Siringoringo Abrar Muhammad


Indonesian Institute of Sciences Indonesian Institute of Sciences
32 PUBLICATIONS   107 CITATIONS    109 PUBLICATIONS   1,750 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Ni Wayan Purnama Sari Suyarso As


Indonesian Institute of Sciences Indonesian Institute of Sciences
20 PUBLICATIONS   12 CITATIONS    18 PUBLICATIONS   11 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penanganan Pacabencana Gempa, Tsunami dan Likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala: Pemulihan Tempat Tinggal dan Penghidupan View project

Coral Reef Ecology View project

All content following this page was uploaded by Ali Yansyah Abdurrahim on 15 April 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


i
Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Taman Wisata Perairan
Sawo-Lahewa Dan Laut Di Sekitarnya
Sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD)
Kabupaten Nias Utara

2015

Tim Penyusun :
Rikoh Manogar Siringoringo
Muhammad Abrar
Ni Wayan Purnama Sari
Suyarso
Muhammad Husni
Kunto Wibowo
I Wayan Eka Dharmawan
Edi Kusmanto
Hasanudin
Afdal
Ali Yansyah Abdurrahim
Triyono
Sabar Jaya Telaumbanua
RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI TAMAN WISATA PERAIRAN
SAWO-LAHEWA DAN LAUT DI SEKITARNYA
SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD)
KABUPATEN NIAS UTARA

Desain sampul & Tata letak : Dewirina Zulfianita


Foto-foto : Pusat Penelitian Oseanografi LIPI
Data: Pusat Penelitian Oseanografi LIPI

Dinas Kelautan Dan Perikanan


Kabupaten Nias Utara
Jl.Gunung Sitoli - Lahewa KM 42
LOTU - Kab. Nias Utara
Sumatera Utara
Email : dkpkanira@yahoo.co.id

Pusat Penelitian Oseanografi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Gedung LIPI Jl. Raden Saleh No. 43
Jakarta 10330
Telp. 021 - 3143080
Fax. 021 - 31927958
Url. http://www.coremap.or.id/
KATA PENGANTAR

Kabupaten Nias Utara merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Nias


yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri melalui Undang Undang No. 45
Tahun 2008. Sebagai upaya perlindungan sumberdaya perairan di Kabupaten
Nias Utara maka dibentuklah Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
berdasarkan Surat Keputusan Bupati No. 050/139/K/2007. Kemudian pada
tahun 2014 disusunlah Review KKPD, selanjutnya diresmikan oleh Bupati
Kabupaten Nias Utara dan terbentuklah Taman Wisata Perairan Sawo Lahewa
dan Laut di Sekitarnya.

Sebagai daerah yang berada di barat Pulau Sumatera dan terletak berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia, Pulau Nias memiliki berbagai macam
potensi salah satunya adalah potensi pesisir. Khusus untuk potensi yang
terdapat di Taman Wisata Perairan (TWP) Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya antara lain meliputi potensi ekologi, potensi ekonomi, dan potensi
sosial budaya. Ketiga hal ini merupakan modal utama dalam pengelolaan TWP
Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya.

Buku ini disusun untuk mewujudkan pengelolaan kawasan perairan yang


efektif dan berkelanjutan. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran masyarakat
sebagai pelaku utama yang menjalankan aktivitas sehari-harinya di
lingkungan pesisir.

Semoga dokumen ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan bagi
kawasan perairan pesisir Kabupaten Nias Utara serta khalayak umum.

Jakarta, Desember 2015

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
SK Rencana Pengelolaan dan Zonasi TWP sawo-lahewa dan laut
disekitarnya sebagai kawasan konservasi perairan daerah(KKPD)
kabupaten Nias Utara ix
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 3
C. RUANG LINGKUP 3
BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN
A. POTENSI 5
1. Potensi Ekologis 5
Ekosistem Pesisir dan Laut 5
1.1 Terumbu Karang 5
1.2 Ikan karang 10
1.3 Megabentos 13
1.4 Mangrove 15
1.5 Komunitas Padang Lamun 17
2. Potensi Oseanografi 18
2.1 Sebaran Nutrien dan Klorofil-A 18
2.2 Fosfat 20
2.3 Nitrat 21
2.4 Ammonia 23
2.5 Klorofil-a 24
2.6 Kondisi Fisik Arus, Suhu, Salinitas dan Konduktifitas 26
2.7 Batimetri 27
2.8 Kecepatan dan Arah Arus 30
2.9 Suhu 32
2.10 Salinitas 33
2.11 Konduktifitas 35
3. Potensi Sosial Ekonomi Budaya 36
3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nias
Utara 37
3.2 Potensi Ekonomi Dan Sarana Ekonomi Dan Kelembagaannya 38
B. PERMASALAHAN PENGELOLAAN 68

ii
Hal
BAB III PENATAAN ZONASI
A. UMUM 75
B. ZONA INTI 82
1. Rancangan Zona Inti 82
2. Potensi 86
3. Peruntukan/Tujuan Zona inti 92
C. ZONA PERIKANAN BERKELANJUTAN 94
1. Rancangan Zona Perikanan Berkelanjutan 94
2. Potensi Zona Perikanan Berkelanjutan 100
3. Peruntukan/Tujuan Zona Perikanan Berkelanjutan 100
4. Kegiatan Yang Boleh dan Tidak Boleh 100
D. ZONA PEMANFAATAN 101
1. Rancangan Zona Pemanfaatan 101
2. Potensi Zona Pemanfaatan 105
3. Panduan Kegiatan 108
E. ZONA LAINNYA (ZONA REHABILITASI) 109
1. Rancangan Zona Rehabilitasi 109
2. Potensi Zona Rehabilitasi 112
3. Kegiatan di Zona Rehabilitasi 113
BAB IV RENCANA JANGKA PANJANG
A. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN TAMAN WISATA PERAIRAN
SAWO-LAHEWA DAN LAUT DI SEKITARNYA 115
B. VISI DAN MISI 115
C. TUJUAN DAN SASARAN PENGELOLAAN 116
D. STRATEGI PENGELOLAAN 117
1. Penguatan Kelembagaan 117
2. Penguatan Pengelolaan Sumber Daya Kawasan 118
3. Penguatan Sosial, Ekonomi dan Budaya 120
BAB V RENCANA JANGKA MENENGAH
A. UMUM 127
B. RENCANA JANGKA MENENGAH I (5 TAHUN PERTAMA) 129
C. RENCANA JANGKA MENENGAH II (5 TAHUN KE-DUA) 152
D. RENCANA JANGKA MENENGAH III (5 TAHUN KE-TIGA) 174
E. RENCANA JANGKA MENENGAH IV (5 TAHUN KE-EMPAT) 198
BAB VI PENUTUP 220
LAMPIRAN
SK Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan rencana pengelolaan

iii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Posisi pengamatan karang, ikan dan megabentos di
Perairan Kabupaten Nias Utara tahun 2015 7
Tabel 2. Data konsentrasi nitrat, fosfat, ammonia dan klorofil-a di
perairan Nias Utara, Desember 2014 19
Tabel 3. PDRB Kabupaten Nias Utara Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha 2010-2015 (Juta Rupiah) 38
Tabel 4. PDRB Kabupaten Nias Utara Atas Dasar Harga
BerlakubSektor Pertanian 2010-2015 (Juta Rupiah) 39
Tabel 5. Daftar pantai tujuan wisata di bagian barat Nias Utara 46
Tabel 6. Pantai yang berpotensi sebagai lokasi pariwisata di Nias
Utara 47
Tabel 7. Pantai di bagian timur Nias Utara 47
Tabel 8 Titik berselancar di Nias Utara 48
Tabel 9. Jumlah, Jenis Kelamin, dan Distribusi Penduduk Per
Kecamatan di Kabupaten Nias Utara 2015 63
Tabel 10. Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Nias Utara 2013 64
Tabel 11. Sarana Pendidikan Di Kabupaten Nias Utara tahun ajaran
2013/2014 66
Tabel 12. Identifikasi unsur kekuatan (strenghts), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats)
kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya 77
Tabel 13. Batas Koordinat Kawasan TWP Sawo-Lahewa Dan Laut Di
Sekitarnya 81
Tabel 14. Lokasi zona inti di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya 83
Tabel 15. Lokasi dan titik koordinat zona perikanan berkelanjutan di
kawasan Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan Laut
Sekitarnya, Kabupaten Nias Utara 94
Tabel 16. Lokasi dan titik koordinat zona pemanfaatan di kawasan
Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya,
Kabupaten Nias Utara 102
Tabel 17. Lokasi dan titik koordinat zona lainnya di Taman Wisata
Perairan Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya, Kabupaten
Nias Utara 110
Tabel 18. Lokasi dan titik koordinat zona lainnya di Taman Wisata
Perairan Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya, Kabupaten
Nias Utara 123
Tabel 19. Kegiatan-kegiatan pengelolaan 124

iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Grafik tutupan karang pada masing-masing lokasi stasiun
penelitian karang. Dari data di atas dapat dilihat bahwa di
15 lokasi yang tersebar di perairan Kabupaten Nias Utara
cukup beragam secara kondisi. Nilai tutupan karang sangat
beragam yaitu dari nilai terendah 2,07% hingga yang
tertinggi yaitu 64,93%. Nilai rata-rata dari seluruh stasiun
adalah 27,14% yaitu tutupan karang berada dalam kategori
cukup baik 8
Gambar 2. Grafik tutupan karang di perairan Kabupaten Nias Utara
tahun 2004 hingga tahun 2015 8
Gambar 3. Beberapa jenis ikan Chaetodontidae yang dijumpai di
kawasan terumbu karang perairan Nias Utara 2015. Dari
kiri- atas searah jarum jam: Chaetodon trifasciatus, C. falcula,
Hemitaurichtys zoster dan Forcipiger flavissimus 11
Gambar 4. Beberapa jenis ikan herbivor di kawasan terumbu karang
perairan Nias Utara 2015. Dari kiri-atas searah jarum jam:
Acanthurus leucosternon, Chlorurus troschelii, C. schlegelii, C.
sordidus dan Siganus magnificus 11
Gambar 5. Spawning aggregation Ctenochaetus striatus di stasiun
monitoring di Pulau Lafau perairan Nias Utara 2015 12
Gambar 6. Beberapa jenis ikan ekonomis penting yang dijumpai di
kawasan terumbu karang perairan Nias Utara 2015. Dari kiri-
atas searah jaruh jam: Gracilla albomarginata, Anyperodon
leucogrammicus, Lutjanus fulvus, Plectropomus maculatus dan
Cephalopholis argus 12
Gambar 7. Kelimpahan ikan indikator pada masing-masing stasiun
pengamatan 13
Gambar 8. Persentase kehadiran kelompok biota megabentos di
perairan Nias Utara selama pengamatan tahun 2015 14
Gambar 9. Tutupan mangrove pada masing-masing lokasi pengamatan
di Nias Utara tahun 2015 16
Gambar 10. Dari kiri ke kanan; mangrove jenis Aegiceras corniculatum
banyak ditemukan di Lahewa, mangrove Lumnitzera litorea
di teluk kawasan pesisir Lahewa dan mangrove Rhizophora
apiculata yang tumbuh di bagian belakang dan berasosiasi
dengan Acrostichum aureum dan Acrostichum speciosum di
sepanjang pesisir Teluk Sisarahili 17
Gambar 11. Persentase tutupan lamun di setiap stasiun penelitian pada
tahun 2015 18

v
Hal
Gambar 12. Dari kiri ke kanan; pantai berpasir putih dengan tutupan
lamun yang subur di Turodowi, hamparan lamun di Pulau
Sarangbaung dan tutupan lamun di Pulau Baohi yang
memiliki tutupan lamun paling tinggi di Nias Utara 19
Gambar 13. Lokasi pengambilan sampel di perairan Nias Utara,
Desember 2014, November dan Desember 2015 19
Gambar 14. Pola sebaran fosfat di perairan Nias Utara, Desember 2014
dan November 2015 21
Gambar 15. Pola sebaran nitrat di perairan Nias Utara, Desember 2014,
November dan Desember 2015 22
Gambar 16. Pola sebaran ammonia di perairan Nias Utara, Desember
2014 dan November 2015 22
Gambar 17. Pola sebaran klorofil-a di perairan Nias Utara, Desember
2014, November dan Desember 2015 24
Gambar 18. Lokasi pengukuran parameter fisik perairan Nias 25
Gambar 19. Posisi Pulau Sarangbaung 27
Gambar 20. Batimetri sekitar Pulau Sarangbaung 27
Gambar 21. Profil-profil kedalaman A-B dan C-D di Pulau Sarangbaung 28
Gambar 22. Batimetri Teluk Bengkuang 29
Gambar 23. Profil-profil kedalaman P-Q, R-S dan T-U di Teluk Bengkuang 30
Gambar 24. Arus pada kedalaman 5 meter 31
Gambar 25. Sebaran mendatar suhu pada kedalaman 5, 10 dan 20 meter 32
Gambar 26. Sebaran mendatar salinitas pada kedalaman 5, 10 dan 20
meter 34
Gambar 27. Sebaran mendatar konduktifitas pada kedalaman 5, 10 dan
20 meter 35
Gambar 28. Kenaikan produksi ikan di Nias Utara tahun 2010 hingga
2013 42
Gambar 29. Produksi ikan laut yang dihasilkan oleh masing-masing
kecamatan di Kabupaten Nias Utara tahun 2013 42
Gambar 30. Jumlah nelayan di Kabupaten Nias Utara mengalami
peningkatan sejak tahun 2009 hingga 2013 43
Gambar 31. Fasilitas kapal atau perahu yang ada di Kabupaten Nias
Utara pada tahun 2012 43
Gambar 32. A. kondisi pesisir sisi selatan Pulau Panjang; B. kondisi dasar
perairan yang didominasi karang Porites lobate 50
Gambar 33. A. kondisi pesisir sisi barat Pulau Lafau; B. kondisi dasar
perairan yang didominasi karang jenis Acropora tabulata
dan cocok sebagai lokasi penyelaman 51
Gambar 34. A. kondisi pesisir Pantai Tureloto membentuk karang
penghalang (barrier reef); B. kondisi dasar perairan yang 52

vi
Hal
ditumbuhi beragam karang mengundang kedatangan ikan
karang yang cukup banyak
Gambar 35. Dari kiri ke kanan: kondisi pesisir Pulau Sarangbaung, kondisi
dasar perairan berupa lereng tubir dengan kemiringan
sekitar 50 derajat dan kondisi karang yang di lewati garis
transek penelitian LIPI 52
Gambar 36. Dari kiri ke kanan: Kondisi pesisir daerah pengamatan,
komunitas karang dominan Porites sp. dan biota ekonomis
penting ‘’kima” 53
Gambar 37. Dari kiri ke kanan: kondisi daerah pesisir Pulau Baohi, kondisi
dasar perairan yang dihuni oleh ikan indikator dan
ditemukan satu koloni bambu laut (Isis hipuris) 54
Gambar 38. Dari kiri ke kanan : kondisi pantai yang jernih, dominasi
karang biru (Heliopora coerulea) pada kedalaman dua meter
dan komunitas karang yang ada di dasar perairan 55
Gambar 39. Dari kiri ke kanan; pantai Pulau Panjang; kondisi karang di
Pulau Panjang 55
Gambar 40. Lokasi dasar Gosong Gilo 57
Gambar 41. Dari kiri ke kanan : Giant Trevally yang berhasil ditangkap di
Nias Utara; ikan Wahoo yang ditangkap wisatawan
menggunakan kapal carteran, Jiwa, yang sering datang ke
pesisir barat Nias Utara 59
Gambar 42. Persentase jumlah perahu atau kapal di Nias Utara pada
tahun 2012 60
Gambar 43. Persentase jumlah fasilitas akomodasi di Nias Utara pada
tahun 2010 hingga 2013 60
Gambar 44. Sektor mata pencaharian penduduk Nias Utara 61
Gambar 45. Jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan formal pada
tahun 2012 65
Gambar 46. Jumlah institusi pendidikan yang terdapat di Kabupaten
Nias Utara tahun ajaran 2013-2014 65
Gambar 47. Jumlah fasilitas sarana kesehatan di Nias Utara tahun 2014 67
Gambar 48. Jumlah tenaga kesehatan di Nias Utara tahun 2014 67
Gambar 49. Peta zonasi kawasan Peta zonasi kawasan Taman Wisata
Perairan (TWP) Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya 82
Gambar 50. Peta Zona Inti TWP Sawo Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-333 84
Gambar 51. Peta Zona Inti TWP Sawo Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-334 85
Gambar 52. Peta Zona Inti TWP Sawo Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-621 85

vii
Hal
Gambar 53. Peta Zona Inti TWP Sawo Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-624 86
Gambar 54. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo Lahewa dan
Laut di Sekitarnya Lembar 1517-331 95
Gambar 55. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo 93Lahewa
dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-332 96
Gambar 56. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo Lahewa dan
Laut di Sekitarnya Lembar 1517-333 96
Gambar 57. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo Lahewa dan
Laut di Sekitarnya Lembar 1517-334 97
Gambar 58. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo Lahewa dan
Laut di Sekitarnya Lembar 1517-343 97
Gambar 59. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo Lahewa dan
Laut di Sekitarnya Lembar 1517-344 98
Gambar 60. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo Lahewa dan
Laut di Sekitarnya Lembar 1517-621 98
Gambar 61. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo Lahewa dan
Laut di Sekitarnya Lembar 1517-622 99
Gambar 62. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo Lahewa dan
Laut di Sekitarnya Lembar 1517-624 99
Gambar 63. Peta Zona Pemanfaatan TWP Sawo Lahewa dan Laut di
Sekitarnya Lembar 1517-331 103
Gambar 64. Peta Zona Pemanfaatan TWP Sawo Lahewa dan Laut di
Sekitarnya Lembar 1517-333 104
Gambar 65. Peta Zona Pemanfaatan TWP Sawo Lahewa dan Laut di
Sekitarnya Lembar 1517-334 104
Gambar 66. Peta Zona Pemanfaatan TWP Sawo Lahewa dan Laut di
Sekitarnya Lembar 1517-622 105
Gambar 67. Peta Zona Lainnya TWP Sawo Lahewa dan Laut di
Sekitarnya Lembar 1517-334 111
Gambar 68. Peta Zona Lainnya TWP Sawo Lahewa dan Laut di
Sekitarnya Lembar 1517-622 111

viii
ix
x
xi
xii
xiii
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ancaman terhadap keberlanjutan sumberdaya hayati laut,
penurunan fungsi ekologis ekosistem dan kerusakan habitat di kawasan
pulau-pulau kecil semakin hari semakin nyata. Tekanan terhadap lingkungan
pesisir semakin meningkat terutama dengan adanya kegiatan destruktif
yang terjadi seperti penangkapan tidak ramah lingkungan dengan bom atau
racun sianida atau potasium. Tidak hanya kegiatan manusia, faktor alam
seperti gempa bumi yang dahsyat juga memberikan dampak signifikan
terhadap lingkungan pesisir.
Kabupaten Nias Utara merupakan kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Nias yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri melalui Undang
Undang No. 45 Tahun 2008. Kabupaten ini terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan
saat itu. Sebagai upaya perlindungan sumberdaya perairan di Kabupaten Nias
Utara maka dibentuklah Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
berdasarkan Surat Keputusan Bupati No. 050/139/K/2007. Pemekaran
Kabupaten Nias menjadi beberapa kabupaten atau kota lainnya yang
berdampak pada perubahan sistem pemerintahan menyebabkan KKPD
terabaikan sehingga pada tahun 2014 disusunlah Review KKPD yang
dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias Utara
bekerjasama dengan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Sesuai dengan kriteria
pencadangan yang berdasar pada Permen Kelautan dan Perikanan No.
PER.02/MEN/2009, hasil Review KKPD menghasilkan usulan jenis kawasan

1
konservasi Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
untuk KKPD Kabupaten Nias Utara.
Taman Wisata Perairan (TWP) Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
merupakan Kawasan Konservasi Perairan Daerah yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati Nias Utara Nomor 188.45/14/K/TAHUN 2015 Tentang
Pencadangan Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa Dan Laut Sekitarnya
Sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Nias Utara
dengan luas kawasan 29.230,85 Ha.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan kawasan Taman Wisata
Perairan Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya yang efektif dan berkelanjutan
maka diperlukan suatu upaya yang komprehensif dan sistematis. Oleh
karena itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Nias Utara selaku Unit Organisasi
Pengelola Kawasan tersebut menyusun Dokumen Rencana Pengelolaan
dan Zonasi TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya yang mencakup
rencana pengelolaan jangka panjang, jangka menengah dan tahunan. Proses
penyusunan dokumen ini mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No. PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi
Kawasan Konservasi Perairan. Kegiatan ini melibatkan seluruh pihak terkait
baik yang berada di tingkat pusat dan daerah sehingga dokumen yang
dihasilkan dapat menghubungkan kepentingan dan aspirasi pemerintah dan
masyarakat. Selain itu, penguatan dukungan terhadap pengembangan
kawasan dari seluruh sektor dan masyarakat sangat diperlukan untuk
akselerasi perwujudan pengelolaan kawasan yang berkelanjutan.

2
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan Dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi
Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya adalah sebagai
acuan dan panduan dalam:
1. pelaksanaan program dan kegiatan;
2. perlindungan dan pelestarian kawasan;
3. pemanfaatan kawasan sesuai dengan zonasinya; dan
4. mengevaluasi efektifitas pengelolaan kawasan.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman
Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya meliputi:

1. Potensi dan permasalahan meliputi kondisi biofisik, sosial, ekonomi,


budaya dan permasalahan yang terkait dengan pengelolaan Taman
Wisata Perairan (TWP) Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya;

2. Kebijakan pengelolaan meliputi landasan hukum, kebijakan nasional


dan kebijakan daerah;

3. Penataan zonasi kawasan meliputi penetapan zonasi dan aturan


yang berlaku dalam zonasi; dan

4. Rencana pengelolaan meliputi rencana pengelolaan jangka panjang


dan rencana pengelolaan jangka menengah.

3
4
BAB II
POTENSI DAN PERMASALAHAN
PENGELOLAAN

A. POTENSI
Sebagai daerah yang berada di barat Pulau Sumatera dan terletak
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, Pulau Nias memiliki berbagai
macam potensi. Khusus untuk potensi yang terdapat di Taman Wisata
Perairan (TWP) Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya antara lain meliputi
potensi ekologi, potensi ekonomi, dan potensi sosial budaya. Ketiga hal ini
merupakan modal utama dalam pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya. Berikut merupakan penjelasan dari ketiga hal tersebut di atas.
1. Potensi Ekologis
Ekosistem Pesisir dan Laut
1.1. Terumbu Karang
Terumbu di pesisir Kabupaten Nias Utara memiliki bentuk fringing
atau menempel dengan pulau serta sebagian berupa patch reef atau
gosong karang. Bentukan laguna banyak dijumpai di pesisir bagian barat
atau di sebelah Utara Lahewa. Rataan terumbu pada wilayah tersebut
didominasi oleh substrat terbuka berupa pasir. Pada bagian rataan
terumbu yang mendekati lereng, dijumpai hamparan karang mati atau
rusak yang sudah tertutup alga. Karang hidup ditemui hanya spot-spot
kecil saja berupa coral head. Karang hidup yang agak berlimpah umumnya
ditemui pada lereng terumbu. Kondisi yang berbeda terdapat pada pulau-
pulau kecil yang berada di sebelah utara daratan utama. Terumbu pada

5
wilayah pulau-pulau kecil tersebut relatif sempit dengan bentuk rataan
yang miring, sehingga tidak terlihat batas antara rataan terumbu dengan
lereng terumbu. Terumbu didominasi dengan hamparan substrat terbuka
dengan karang mati tertutup alga. Karang hidup ditemui pada lokasi-lokasi
tertentu di bagian lereng terumbu. Terumbu di pesisir timur wilayah
pengamatan terdiri dari habitat yang lebih bervariasi, yaitu substrat
terbuka, lamun, karang mati serta karang hidup.
Terumbu karang di kawasan konservasi perairan daerah Kabupaten
Nias Utara terdistribusi di sepanjang pesisir barat, utara dan timur serta
pulau-pulau kecil perairan Lahewa dan Sawo. Perairan terumbu karang di
pesisir barat relatif terbuka dan berhadapan langsung dengan perairan
terbuka Samudera Hindia sedangkan pesisir utara dan pulau-pulau kecil
berada dalam teluk dan lebih terlindung. Di sisi lain, perairan di pesisir timur
agak terbuka dengan beberapa bagian lebih terlindung berada dalam teluk
kecil dengan muara sungai cukup besar. Kondisi kesehatan di sepanjang
pesisir barat-utara dan pulau-pulau kecil cenderung lebih baik dibanding
dengan terumbu karang yang berada di sepanjang pesisir utara-timur.
Tutupan karang hidup terlihat cukup tinggi di lokasi pesisir barat dan pulau-
pulau kecil, sedangkan di bagian pesisir utara dan timur relatif lebih rendah
namun didominasi oleh tutupan patahan karang mati dan makro alga.
Bencana tsunami Aceh 2004 dan gempa bumi Nias 2005 sangat
mempengaruhi kondisi karang secara signifikan. Di sebelah utara
kecamatan Lahewa tepatnya di daerah pantai Tureloto dan beberapa
pulau-pulau kecil lainnya memberi gambaran yang jelas adanya bekas
subduksi atau pengangkatan dasar laut sebanyak satu hingga tiga meter
ke atas permukaan laut. Hal ini kemungkinan dapat mengurangi atau
menambah tutupan karang di perairan Nias Utara.

6
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI telah melakukan penelitian
mengenai kondisi karang di perairan Nias Utara sejak tahun 2004 hingga
2015 sehingga data tutupan karang terekam cukup lengkap. Hasil tutupan
terumbu dari 15 titik yang telah dikerjakan oleh LIPI dan konsorsium LIPI
dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nias Utara pada tahun
2015 disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 1 berikut.

Tabel 1. Posisi pengamatan karang, ikan dan megabentos di Perairan Kabupaten Nias Utara
tahun 2015

No. Stasiun Lintang Bujur Keterangan Nilai tutupan (%)


1 NIAC01 1,69747 97,45385 P. Sarangbaung, Desa Seriwao, Kec. Sawo 26,67
2 NIAC02 1,50830 97,40575 Gosong Uge, Desa Sawo, Kec. Sawo 27,27
3 NIAC03 1,42231 97,17090 P. Baohi, Kel. Pasar Lahewa, Kec. Lahewa 43,67
4 NIAC04 1,36104 97,10829 P. Mause, Desa Hili Gawolo, Kec. Lahewa 50,73
5 NIAC05 1,45739 97,25402 P. Lipan, Dusun 1, Desa Muzoi, Kec. Lahewa Timur 2,07
6 NIAC06 1,44998 97,23006 P. Panjang, Desa Muzoi, Kec. Lahewa Timur 25,27
7 NIAC07 1,46179 97,20649 Gosong Uma, Kel. Pasar Lahewa, Kec. Lahewa 17,33
10 NIAL01 1,53470 97,36205 Desa Sifahandro, Kec. Sawo 18,80
11 NIAL02 1,51720 97,38602 Desa Sisarahili Teluk Siabang, Kec. Sawo 4,60
12 NIAL03 1,51135 97,42550 Desa Teluk Bengkuang, Kec. Sawo 17,47
13 NIAL04 1,45737 97,24252 P. Panjang, Desa Muzoi, Kel. Lahewa Timur 29,73
14 NIAL05 1,42407 97,21158 P. Lafau, Desa Siheneasi, Kec. Lahewa 64,93
15 NIAL06 1,41063 97,17743 Tanjung Pelabuhan Kel. Pasar Lahewa, Kec. Lahewa 16,47
16 NIAL07 1,43245 97,15137 Desa Balefadorotuho, Kec. Lahewa 48,20
17 NIAL08 1,43643 97,13588 Desa Balefadorotuho, Kec. Lahewa 13,87

Sumber : Data LIPI, 2015

64.93
70
60 48.20 50.73
50 43.67
40 26.67
29.73 27.27 25.27
30 18.80
17.47 16.47 13.87 17.33
20
10 4.60 2.07
0
NIAC02
NIAC01

NIAC03
NIAC04
NIAC05
NIAC06
NIAC07
NIAL01
NIAL02
NIAL03
NIAL04
NIAL05
NIAL06
NIAL07
NIAL08

Sumber : Data LIPI, 2015

7
Gambar 1. Grafik tutupan karang pada masing-masing lokasi stasiun penelitian karang.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa di 15 lokasi yang tersebar di perairan Kabupaten Nias
Utara cukup beragam secara kondisi. Nilai tutupan karang sangat beragam yaitu dari nilai
terendah 2,07% hingga yang tertinggi yaitu 64,93%. Nilai rata-rata dari seluruh stasiun
adalah 27,14% yaitu tutupan karang berada dalam kategori cukup baik

Serial data tutupan karang dari tahun ke tahun sejak tahun 2004
hingga 2015 disajikan pada Gambar 2 berikut.

60
Rata-rata Tutupan
Karang Hidup

40

20

0
2004 2005 2007 2008 2009 2010 2014 2015
Sumber : Data LIPI, 2015

Gambar 2. Grafik tutupan karang di perairan Kabupaten Nias Utara tahun 2004 hingga
tahun 2015

Penilaian kesehatan terumbu karang di perairan Nias Utara


pertama kali dilakukan pada bulan Mei-Juni tahun 2004 tepatnya sekitar
lima bulan sebelum gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada bulan
Desember 2004. Hasil penilaian kondisi kesehatan terumbu karang pada
saat itu (tahun 2004) berkisar pada 34,9% - 62,03% dengan nilai rata-rata
48,3%. Nilai tersebut mengindikasikan kondisi terumbu karang saat itu
mendekati baik (Giyanto et al., 2006). Jika dibandingkan dengan rerata
tutupan karang hidup tahun 2005 yaitu 19% (Keppel dan Abrar, 2013) dan
dari laporan COREMAP Fase II sebesar 21,39% (Siringoringo dan Agus,
2008), terjadi penurunan tutupan karang hidup yang cukup signifikan
sebesar -26,1%. Pengukuran kondisi kesehatan terumbu karang

8
berikutnya dilakukan pada tahun 2007 dengan rerata tutupan karang
hidup 17,2% terakhir sampai tahun 2015 dengan rerata tutupan 26,76%.
Dari perubahan temporal selama satu dekade lebih (2004 – 2015), kondisi
kesehatan terumbu karang dapat dikatakan mengalami penurunan pasca
kejadian gempa tsunami tahun 2004 dan 2005, kemudian dari tahun 2007
terus mengalami pemulihan hingga 2014 dan 2015 namun berjalan
sangat lambat.
Hasil inventarisasi kekayaan jenis karang di wilayah perairan
Kabupaten Nias Utara pada tahun 2014 ditemukan 79 spesies karang dari
25 genus dan 12 famili (Siringoringo et al., 2014). Pada tahun 2015
inventarisasi kekayaan jenis dilakukan lebih mendalam dan dalam area
yang lebih luas, sehingga ditemukan 184 spesies karang pembentuk
terumbu (reef building corals), dengan 47 genus mewakili 15 famili.
Inventarisasi jenis karang yang dilakukan pada tahun 2004 menghasilkan
jumlah jenis karang 136 spesies dari 51 genus yang mewakili 18 famili
(Giyanto et al., 2006). Secara global sebaran jenis karang di perairan Nias
Utara termasuk dalam sebaran jenis-jenis karang perairan barat Sumatera
dengan jumlah spesies berkisar 351-400 spesies (Veron et al., 2009).
Kekayaan jenis pada setiap stasiun menunjukan jumlah yang
sangat bervariasi berkisar dari 6 hingga 87 spesies atau 5 sampai dengan
33 genus yang mewakili 4 hingga 13 famili. Kekayaan jenis pada setiap
stasiun menunjukan jumlah yang cukup bervariasi berkisar 6 – 87 spesies
dari 5 – 34 genus yang mewakili 4 – 15 famili. Stasiun di sekitar Pulau
Lafau, Perairan Lahewa memiliki kekayaan jenis karang paling tinggi yaitu
87 spesies dari 32 genus mewakili 12 famili. Pada beberapa stasiun yang
berada di Pulau Panjang, Pulau Lafau dan di luar teluk Pelabuhan Pasar

9
Lahewa tercatat beberapa spesies karang yang jarang ditemukan
(uncommon).
Jenis-jenis karang yang ditemukan menunjukan sebaran jenis di
perairan Nias Utara sangat spesifik. Kelompok karang yang umum
ditemukan pada setiap stasiun adalah famili Acroporidae antara lain
Acropora loripes dan Acropora gemmifera, famili Agaricidae seperti Pavona
varians dan famili Poritidae yaitu Porites lobata. Sedangkan kelompok
karang yang jarang ditemukan antara lain Palauastrea ramosa, Caulastrea
furcata, Leptastrea pruinosa, dan Psammocora superficialis.

1.2. Ikan karang


Ikan karang yang menjadi objek pengamatan bagi kesehatan
terumbu karang meliputi ikan coralivor dari famili Chaetodontidae, ikan
herbivor dari famili Siganidae, Acaridae dan Acanthuridae, ikan target dari
famili Serranidae, Lutjanidae, Lethrinidae dan Hemulidae, serta spesies
ikan yang langka, terancam dan dilindungi. Berdasarkan hasil penelitian
LIPI di Nias Utara sepanjang tahun 2015 didapatkan data kelimpahan ikan
pada 15 stasiun yang sama dengan stasiun pengamatan terumbu karang.
Untuk jenis ikan yang dijumpai di Nias Utara disajikan pada Gambar 3,
Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6 berikut.

10
Foto: Kunto, 2015

Gambar 3. Beberapa jenis ikan Chaetodontidae yang dijumpai di kawasan terumbu karang
perairan Nias Utara 2015. Dari kiri- atas searah jarum jam: Chaetodon trifasciatus, C. falcula,
Hemitaurichtys zoster dan Forcipiger flavissimus

Foto: Kunto, 2015

Gambar 4. Beberapa jenis ikan herbivor di kawasan terumbu karang perairan Nias Utara
2015. Dari kiri-atas searah jarum jam: Acanthurus leucosternon, Chlorurus troschelii, C.
schlegelii, C. sordidus dan Siganus magnificus

11
Foto: Kunto, 2015

Gambar 5. Spawning aggregation Ctenochaetus striatus di stasiun monitoring di Pulau Lafau


perairan Nias Utara 2015

Foto: Kunto, 2015

Gambar 6. Beberapa jenis ikan ekonomis penting yang dijumpai di kawasan terumbu karang
perairan Nias Utara 2015. Dari kiri-atas searah jaruh jam: Gracilla albomarginata, Anyperodon
eucogrammicus, Lutjanus fulvus, Plectropomus maculatus dan Cephalopholis argus

12
Kondisi ikan indikator di Nias Utara secara umum cukup baik.
Bahkan di salah satu lokasi penelitian yaitu di Pulau Lafau, Perairan
Lahewa (NIAL05) merupakan salah satu lokasi spawning aggregation atau
lokasi kawin atau memijah. Data kelimpahan ikan karang di setiap lokasi
pengamatan selanjutnya disajikan pada Gambar 7.

1200
1000
800
600
400
200
0

Ikan Coralivor Ikan Herbivora Ikan Ekonomis Penting

Sumber : Data LIPI, 2015

Gambar 7. Kelimpahan ikan indikator pada masing-masing stasiun pengamatan

1.3. Megabentos
Dari delapan biota megabentos yang diteliti sepanjang tahun 2015
didapatkan kehadiran enam jenis kelompok biota sedangkan dua sisanya
tidak ditemukan sama sekali pada 15 stasiun pengamatan. Enam jenis
biota megabentos tersebut antara lain Linckia laevigata (bintang laut biru),
bulu babi, Tridacna sp. (kerang kima), Drupella spp. (siput pemakan polip
karang), Holothurian (teripang), dan Trochus sp. (lola). Untuk dua jenis
kelompok biota yang tidak ditemukan sama sekali adalah Acanthaster
planci (bintang laut bulu seribu) dan lobster. Berdasarkan hasil penelitian
LIPI untuk biota megabentos selama tahun 2015 diperoleh data
kepadatan dan persentase masing-masing kelompok biota megabentos

13
di 15 lokasi penelitian dalam satuan individu per hektar yang disajikan
pada Gambar 8 berikut.

7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

Sumber : Data LIPI, 2015

Gambar 8. Persentase kehadiran kelompok biota megabentos di perairan Nias Utara


selama pengamatan tahun 2015

Dari pola kehadiran megabentos di seluruh stasiun pengamatan


menunjukkan bahwa kelompok megabentos yang paling sering dijumpai
adalah kelompok bulu babi sebanyak 47% (6.613 individu) dilanjutkan oleh
Drupella spp. dan kerang kima masing-masing sebesar 31% (4.402
individu) dan 10% (1.420 individu).
Keberadaan setiap spesies atau kelompok spesies megabentos
tidak lepas dari kondisi kesehatan terumbu karang maupun
keanekaragaman spesies karang sebagai habitat dari berbagai jenis
fauna megabentos pada masing-masing stasiun tersebut. Persentase

14
tutupan karang hidup yang berbeda antar lokasi pengamatan
berpengaruh terhadap kehadiran megabentos di wilayah tersebut. Hal ini
berlaku bagi jenis dan jumlah megabentos tersebut. Persentase kategori
bentik sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan komposisi spesies
atau kelompok spesies megabentos pada suatu perairan. Beberapa
spesies seringkali terlihat melimpah di perairan yang didominasi oleh
substrat yang berupa karang mati yang ditumbuhi oleh algae. Beberapa
spesies lainnya lebih memilih habitat yang banyak ditumbuhi oleh karang
hidup. Begitu juga faktor rugositas dari dasar suatu perairan juga memiliki
peran terhadap keberadaan dan komposisi spesies atau kelompok
spesies megabentos. Beberapa spesies lebih menyukai habitat dengan
rugositas dasar perairan yang kasar di mana terdapat banyak karang
boulder. Beberapa spesies yang lain justru lebih memilih rugositas
(kontur) dasar perairan yang rata.

1.4. Mangrove
Pada pulau-pulau kecil di utara daratan utama tidak ditemui
mangrove dalam bentuk hamparan luas. Vegetasi mangrove hanya
ditemui berupa spot-spot individu pohon yang merupakan rintisan
mangrove. Mangrove dengan hamparan yang tidak cukup luas juga dapat
ditemui di Lahewa, yaitu pada bentukan teluk di Pelabuhan Lahewa.
Mangrove dengan hamparan luas hanya dapat ditemukan pada bagian
timur wilayah pengamatan yaitu pada teluk di daerah Sawo.
Gempa Nias tahun 2005 menyebabkan perubahan ekosistem
pesisir secara signifikan. Hutan mangrove yang dulunya subur mendadak
hancur oleh gempa digantikan dengan hamparan karang yang terangkat
sebanyak satu hingga dua meter dari dasar laut yang menjadi daratan.

15
Saat ini hutan mangrove di Nias Utara sebagian besar berupa rintisan-
rintisan. Hal ini sangat jelas terlihat di Pantai Tureloto, Desa Balefadoro
Tuho. Di sana mangrove berupa rintisan kecil yang baru tumbuh di atas
hamparan karang yang terangkat. Berdasarkan hasil penelitian LIPI
selama tahun 2015 di lima stasiun penelitian mangrove di Nias Utara,
didapatkan nilai tutupan mangrove rata-rata sebesar 61,83%. Berdasarkan
kriteria Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201 tahun 2004 dan
buku panduan monitoring status kondisi mangrove (Dharmawan dan
Pramudji, 2015) memasukkan kondisi mangrove di Nias Utara dalam
kondisi baik. Persentase tutupan di masing-masing lokasi pengamatan
disajikan pada Gambar 9 berikut.

80.00 73.90
70.00 67.75
63.99 64.03
60.00
50.00
39.50
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
TELUK SISARAHILI LASARA OMBOLATA SAWO
LAHEWA SAWO

Sumber : Data LIPI, 2015

Gambar 9. Tutupan mangrove pada masing-masing lokasi pengamatan di Nias Utara


tahun 2015

16
Kondisi mangrove di beberapa lokasi penelitian disajikan pada Gambar
10 berikut.

Foto : Pramudji, 2015

Gambar 10. Dari kiri ke kanan; mangrove jenis Aegiceras corniculatum banyak ditemukan di
Lahewa, mangrove Lumnitzera litorea di teluk kawasan pesisir Lahewa dan mangrove
Rhizophora apiculata yang tumbuh di bagian belakang dan berasosiasi dengan Acrostichum
aureum dan Acrostichum speciosum di sepanjang pesisir Teluk Sisarahili

1.5. Komunitas Padang Lamun


Padang lamun ditemui cukup luas pada cekungan-cekungan
dangkal rataan terumbu. Berdasarkan hasil penelitian LIPI yang
berkonsorsium dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias
Utara pada tahun 2015, didapatkan tutupan lamun pada enam stasiun di
mana lamun ditemukan di Nias Utara. Dari hasil pengamatan didapatkan
nilai rata-rata sebesar 61,03%. Berdasarkan KepMenLH No. 200 Tahun
2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
Padang Lamun memasukkan kondisi tutupan lamun di Nias Utara dalam
kondisi sehat dan padat. Tutupan lamun di perairan Nias Utara pada tahun
2015 tersebut disajikan pada Gambar 11 berikut.

17
75.42
80 69.79
70 60.19 58.21 55.68
60 46.88
50
40
30
20
10
0

Sumber : Data LIPI, 2015

Gambar 11. Persentase tutupan lamun di setiap stasiun penelitian pada tahun 2015

Beberapa lokasi di Nias Utara yang memiliki hamparan padang


lamun diperlihatkan pada Gambar 12 berikut.

Foto : Husni, 2015

Gambar 12. Dari kiri ke kanan; pantai berpasir putih dengan tutupan lamun yang subur di
Turodowi, hamparan lamun di Pulau Sarangbaung dan tutupan lamun di Pulau Baohi yang
memiliki tutupan lamun paling tinggi di Nias Utara

2. Potensi Oseanografi
2.1. Sebaran Nutrien dan Klorofil-A
Pengambilan sampel untuk penelitian nutrien dan klorofil-a di
perairan Nias Utara dilakukan pada bulan Desember 2014, November dan
Desember 2015 di 34 titik stasiun yang tersebar dari perairan Sawo,

18
Lahewa, Pulau Mause dan Pulau Sarangbaung (Gambar 13). Secara
ringkas data konsentrasi nitrat, fosfat, ammonia dan klorofil-a di perairan
Nias Utara disajikan pada Tabel 2.

Gambar 13. Lokasi pengambilan sampel di perairan Nias Utara, Desember 2014, November
dan Desember 2015

Tabel 2. Data konsentrasi nitrat, fosfat, ammonia dan klorofil-a di perairan Nias Utara,
Desember 2014

PO4 NO3 NH3 Klorofil-a


Lokasi
Stasiun mg/l mg/l mg/l mg/m3
Sawo
1 0.009 0.002 0.006 0.134
2 0.008 0.06 0.002 0.183
3 0.016 0.05 0.001 0.318
4 0.032 0.03 0.001 0.146
5 0.013 0.06 0.002 0.124
26 0.011 0.012 0.001 0.629
28 0.017 0.120 0.002 1.290
29 0.013 0.013 0.003 0.644
30 0.014 0.014 0.003 0.704
31 0.038 0.030 0.002 0.479
32 0.012 0.015 0.001 0.445
33 0.010 0.011 0.002 0.431
34 0.015 0.015 0.001 0.735
Sarangbaung
21 0.0075 0.015 0.0015 0.285

19
22 0.013 0.0125 0.001 0.272
23 0.015 0.015 0.001 0.272
24 0.018 0.014 0.0009 0.263
25 0.0064 0.014 0.0015 0.283
Lahewa
6 0.013 0.2 0.001 0.184
7 0.009 0.25 0.001 0.055
8 0.011 0.15 0.001 0.065
9 0.01 0.14 0.002 0.126
10 0.012 0.14 0.002 0.107
11 0.011 0.18 0.002 0.112
12 0.012 0.14 0.002 0.124
13 0.015 0.11 0.002 0.083
14 0.01 0.17 0.002 0.079
15 0.017 0.2 0.002 1.051
Mause
16 0.01 0.014 0.0015 0.323
17 0.012 0.015 0.0016 0.376
18 0.006 0.006 0.001 0.194
19 0.038 0.030 0.0025 0.467
20 0.058 0.060 0.002 0.381

2.2. Fosfat
Secara umum konsentrasi fosfat di perairan Nias Utara berada
pada batas baku mutu yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup RI, baik untuk biota laut maupun untuk wisata bahari yaitu 0,015
mg/l. Konsentrasi fosfat di perairan Kecamatan Sawo berkisar antara
0,006-0,038 mg/l dengan rata-rata 0,015±0,008 mg/l. Di perairan
Kecamatan Sawo terdapat beberapa lokasi yang konsentrasi fosfatnya
melebihi batas baku mutu yaitu stasiun 3, 4, 24, 28 dan 31 (Gambar 14).
Di perairan Kecamatan Lahewa, konsentrasi fosfat berkisar antara 0,006-
0,058 mg/l dengan rata-rata 0,016±0,013 mg/l, konsentrasi fosfat yang
melebihi baku mutu ditemukan pada stasiun 19 dan 20. Konsentrasi
fosfat yang lebih tinggi dari baku mutu ini merupakan cerminan perairan
yang mengalami pengayaan fosfor yang cukup tinggi terutama yang
berasal dari darat melalui aliran sungai. Asumsi kuatnya pengaruh

20
daratan terhadap tingginya konsentrasi fosfat di perairan bisa dilihat dari
kecenderungan konsentrasi fosfat yang tinggi di daerah tepian pantai
terutama yang berdekatan dengan muara sungai (Gambar 14).

Gambar 14. Pola sebaran fosfat di perairan Nias Utara, Desember 2014 dan November
2015

2.3. Nitrat
Secara umum konsentrasi nitrat di perairan Nias Utara melebihi
baku mutu yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI, baik
untuk biota laut maupun untuk wisata bahari yaitu 0,008 mg/l.
Konsentrasi nitrat di perairan Kecamatan Sawo dan Kecamatan Lahewa,
masing-masing berkisar antara 0,002 – 0,120 dan 0,006 – 0,250 mg/l
dengan rata-rata 0,028±0,028 dan 0,120±0,078 mg/l. Konsentrasi rata-
rata nitrat yang lebih tinggi dari baku mutu ini merupakan cerminan
perairan yang mengalami pengayaan nitrogen. Sebagai imbasnya,
potensi terjadinya ledakan populasi (blooming) alga cukup besar. Oleh
karena itu, pengkayaan nitrat yang terjadi di perairan Nias Utara

21
kemungkinan besar dipengaruhi oleh masukan massa air yang berasal
dari sungai-sungai yang bermuara ke perairan tersebut yang banyak
membawa masukan senyawa nitrogen dari darat. Pola sebaran nitrat di
Kabupaten Nias Utara disajikan pada Gambar 15 berikut.

Gambar 15. Pola sebaran nitrat di perairan Nias Utara, Desember 2014, November dan
Desember 2015

Pola sebaran nitrat di lokasi penelitian berbeda dengan pola


sebaran fosfat. Jika konsentrasi fosfat yang relatif tinggi di dapatkan di
bagian Timur (Kecamatan Sawo), sebaliknya konsentrasi nitrat yang
tinggi didapatkan di bagian Barat lokasi penelitian (Kecamatan Lahewa)
(Gambar 15). Namun demikian juga terdapat pola sebaran yang serupa
antara fosfat dan nitrat, yaitu konsentrasi yang relatif tinggi cenderung
berada pada lokasi yang berdekatan dengan tepian pantai atau daratan.
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi fosfat dan nitrat di
perairan Nias Utara disebabkan oleh pasokan nutrien dari darat. Bulan
Desember yang bertepatan dengan musim hujan menyebabkan nutrien

22
dengan konsentrasi yang tinggi masuk ke perairan Nias Utara melalui
aliran-aliran sungai dan run-off dari daratan. Menurut Cebrian (2002),
sumber nutrien anorganik dapat diperoleh dari luar perairan diantaranya
melalui run-off dari sungai. Selain itu, bahan anorganik sebagai sumber
nutrien yang ada diperairan laut juga berasal dari bahan organik (Valiela,
1984). Melalui aktivitas bakteri dan organisme pengurai lainnya, bahan ini
mengalami dekomposisi menjadi bahan-bahan anorganik seperti fosfat
dan nitrat yang dapat dimanfaatkan oleh organisme autotrof (Chester,
2003).

2.4. Ammonia
Tingginya konsentrasi fosfat dan nitrat di perairan Nias Utara
tidak diikuti oleh tingginya konsentrasi ammonia. Secara umum
konsentrasi ammonia di perairan Nias Utara tidak melebihi baku mutu
yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI, untuk biota laut
yaitu 0,3 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa perairan Nias Utara tidak
mengalami pencemaran organik. Ammonia yang terkandung dalam
suatu perairan merupakan salah satu hasil dari proses penguraian bahan
organik. Konsentrasi ammonia di perairan Kecamatan Sawo dan Lahewa
masing-masing berkisar antara 0,001 – 0,006 dan 0,001 – 0,003 mg/l
dengan rata-rata 0,002±0,001 dan 0,002±0,0005 mg/l. Pola sebaran
amonia di perairan Nias Utara disajikan pada Gambar 16 berikut.

23
Gambar 16. Pola sebaran ammonia di perairan Nias Utara, Desember 2014 dan November
2015

2.5. Klorofil-a
Konsentrasi klorofil-a di perairan pesisir Nias Utara pada bulan
November dan Desember secara umum berada pada kisaran yang
rendah untuk perairan pesisir. Peningkatan konsentrasi fosfat dan nitrat
yang cukup tinggi di perairan Nias Utara pada bulan November dan
Desember, ternyata tidak serta merta meningkatkan konsentrasi klorofil-
a fitoplankton. Hal ini diduga disebabkan oleh rendahnya intensitas
cahaya yang masuk ke dalam perairan karena cuaca yang mendung dan
hujan selama penelitian, sehingga aktifitas fotosintesis tidak berlangsung
optimal. Selain itu tingkat kekeruhan yang cukup tinggi ditemukan pada
beberapa lokasi penelitian yang tentunya juga menghambat penetrasi
cahaya ke dalam perairan. Pola sebaran klorofil-a di perairan Nias Utara
disajikan pada Gambar 17 berikut.

24
Gambar 17. Pola sebaran klorofil-a di perairan Nias Utara, Desember 2014, November dan
Desember 2015

Secara umum konsentrasi klorofil-a di perairan Kecamatan Sawo


lebih tinggi dibanding Kecamatan Lahewa. Konsentrasi klorofil-a di
perairan Kecamatan Sawo dan Lahewa masing-masing berkisar antara
0,12 – 1,29 dan 0,06 – 1,05 mg/m3 dengan rata-rata 0,42±0,29 dan
0,25±0,26 mg/m3. Berdasarkan kriteria kualitas perairan pesisir yang
dikemukakan oleh Bohlen and Boynton (1966), secara umum konsentrasi
klorofil-a di perairan pesisir Nias Utara pada bulan November dan
Desember berada pada kisaran normal yaitu < 15 mg/m3. Selanjutnya
apabila mengacu pada status trofik yang dikemukakan oleh Bricker et al.,
dalam CCME (2007), perairan Nias Utara berada pada tingkat eutrofikasi
rendah (klorofil-a: 0 - ≤5 mg/m3). Bricker et al., dalam CCME (2007)
menyatakan perairan dengan konsentrasi klorofil-a: >20 - ≤60 mg/m3)
digolongkan dalam lingkungan dengan tingkat eutrofikasi tinggi.
Berdasarkan kriteria kesuburan perairan untuk potensi perikanan, secara

25
umum perairan Nias Utara cukup subur dan berpotensi untuk perikanan
komersial karena mempunyai konsentrasi klorofil-a > 0,2 mg/m3. Gordon
dalam Mukhlis (2009) mengemukakan bahwa perairan dengan
konsentrasi klorofil-a>0,2 mg/m3 dapat menjamin kelangsungan
perikanan komersial.

2.6. Kondisi Fisik Arus, Suhu, Salinitas dan Konduktifitas


Pengukuran terhadap kondisi fisik perairan Nias yang yang
meliputi arus, suhu, salinitas, dan konduktifitas telah dilakukan secara
langsung di lapangan (in situ) pada tanggal 27 – 28 November 2015.
Arus diukur menggunakan RCM DW seri 441 sedangkan suhu,
salinitas,dan konduktifitas diukur menggunakan CTD RBR XR-420 di
enam titik stasiun yang sama (Gambar 18).

Gambar 18. Lokasi pengukuran parameter fisik perairan Nias

Data arus yang meliputi besar kecepatan dan arahnya diukur


pada kedalaman 5 meter dan 10 meter, dimana untuk memperoleh
datanya, RCM ditambat selama 5 detik kemudian hasilnya dirata-
ratakan. Data CTD yang meliputi suhu, salinitas, dan konduktifitas
diperoleh dari perekaman data pada setiap kedalaman 1 meter.

26
Penggambaran kondisi-kondisi fisik terukur (suhu, salinitas,
konduktifitas, dan arus) dilakukan dengan menggunakan Surfer-10
untuk melihat sebaran horizontalnya.

2.7. Batimetri
2.7.1. Pulau Sarangbaung
Pulau Sarangbaung terletak sekitar 10 Nm sebelah utara dari
Pulau Nias. Dari Gambar 19 terlihat bahwa Pulau Sarangbaung berada
pada punggungan yang merupakan terusan dari Pulau Nias. Punggungan
ini diapit oleh dua cekungan dalam di sebelah Barat dan Timurnya yang
kedalamannya hingga 700 m.

Gambar 19. Posisi Pulau Sarangbaung

Gambar 20. Batimetri sekitar Pulau Sarangbaung

27
Secara umum, kedalaman perairan di sekitar P. Sarangbaung
adalah antara 0 hingga kedalaman 25 m. daerah yang memiliki rataan
yang lebih lebar berada di sebelah utara pulau bila dibandingkan dengan
sebelah barat, timur dan selatannya (Gambar 20).
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa Pulau Sarangbaung
berada di punggungan yang merupakan terusan dari Pulau Nias.
Keberadaan pulau ini di atas punggungan juga dapat secara lebih detil
diperlihatkan pada Gambar 21. Dari Gambar 21 terlihat bahwa dari
kedalaman 25 m ke arah barat yang diwakili oleh Profil A-B yang
menunjukkan kedalaman yang terus bertambah ke arah barat hingga
pada jarak sekitar 5,5 km dengan kedalaman mencapai sekitar 350 m.
sedangkan pada arah yang ke Timur, profil kedalamannya diwakili oleh
Profil C-D juga menunjukkan kedalaman yang terus bertambah hingga
pada jarak sekitar 9 km kedalamannya telah mencapai 600 m.

Gambar 21. Profil-profil kedalaman A-B dan C-D di Pulau Sarangbaung

28
2.7.2. Teluk Bengkuang
Secara umum, Teluk Bengkuang memiliki kedalaman antara 0
hingga kedalaman 70 m (Gambar 22). Kedalaman 70 m di Teluk
Bengkuang ditemukan berada di sebelah utara Tanjung bagian timur
Teluk Bengkuang.

Gambar 22. Batimetri Teluk Bengkuang

Secara lebih detil profil-profil kedalaman perairan Teluk


Bengkuang diperlihatkan pada Gambar 22. Dari Gambar 22 terlihat bahwa
daerah pertengahan Teluk Bangkuang memiliki keniringan yang landai,
yang ditandai dengan bertambahanya kedalaman ke arah utara tidak
begitu besar, sebagai contoh bahwa pertambahan kedalaman hanya
sebesar sekitar 60 m pada jarak sekitar 7000 m. sebaliknya pada sebelah
utara tanjung-tanjung baik yang di sisi barat maupun sisi timur terlihat
kemiringannya cukup terjal yang dalam hal ini ditandai dengan
bertambahnya kedalaman ke arah utara relatif lebih cepat. Sebagai
contoh, pada tanjung sebelah barat kedalamannya berubah dari 0 hingga

29
60 m pada jarak 2000 m, sedangkan kemiringan dasar perairan yang lebih
besar lagi diperlihatkan pada kedalaman perairan di sebelah utara
tanjung sebelah timur yaitu kedalamannya berubah dari 0 hingga sekitar
65 m pada jarak sekitar 1500 m.

Gambar 23. Profil-profil kedalaman P-Q, R-S dan T-U di Teluk Bengkuang

2.8. Kecepatan dan Arah Arus


2.8.1. Pulau Sarangbaung
Arus di perairan Sarangbaung permukaan di stasiun-stasiun yang
berada di bagian barat daerah pengukuran (Stasiun 21 dan 25) memiliki
perbedaan yang signifikan dengan arus di stasiun-stasiun yang berada di
bagian Timur (Stasiun 22,23 dan 24) terutama arah arusnya. Arah arus di
perairan bagian barat bergerak dari barat – barat daya dibelokkan ke
utara akibat adanya batimetri yang dangkal dengan kecepatan antara
22,6 – 31,8 cm/s dengan rata-rata sebesar 27,9 cm/s. Sedangkan
dibagian timur arus bergerak dari arah timur laut ke selatan dengan
kecepatan 17,4 – 27,2 cm/s, dengan rata rata 22,3 cm/s. Di bagian utara

30
Pulau sarangbaung terdapat arus yang bergerak ke timur dan ke arah
barat akibat batimetri yang dalam dan pasang surut daerah setempat.
Stasiun 16 sampai 20 memiliki kecepatan arus antara 7,23 –
27,73 cm/s dengan rata-rata sebesar 19,6 cm/s. Arah arus bergerak dari
barat ke timur kemudian membelok ke selatan mengikuti pesisir pantai
Nias Utara bagian Barat (Gambar 24). Karakteristik arus yang berbeda ini
dapat diakibatkan oleh perbedaan waktu pengukuran yang berakibat
berbeda pula periode pasang surut ketika pengukuran dilakukan. Di teluk-
teluk atau muara sungai, arus dipengaruhi oleh pasang surut. Sirkulasi
massa air yang terkait arus dapat dibangkitkan oleh adanya gaya gavitasi
melalui fenomena pasang surut, angin, dan gradien tekanan (Pond dan
Pickard, 1983).

Gambar 24. Arus pada kedalaman 5 meter

Daerah pengukuran yang dekat dengan daratan menghasilkan


dugaan yang kuat bahwa pasang surut merupakan tenaga penggerak

31
arus yang utama. Besar kecilnya arus di daerah pengukuran sangat
ditentukan oleh periode pasang surut. Pengukuran arus di stasiun-
stasiun yang berada di Utara diduga kuat dilakukan pada saat menuju
pasang atau menuju surut, sedangkan di bagian selatan pengukuran
dilakukan pada saat puncak pasang atau pada saat surut terendah.

2.9. Suhu
Suhu pada kedalaman 5 m (dekat permukaan) di stasiun 16 – 20
(bagian Selatan perairan) memiliki rentang antara 29,4 – 29,82º C dengan
rata-rata sebesar 29,6º C. Selisih suhunya masih relatif kecil, yaitu hanya
sekitar 0,1 – 0,4º C saja sedangkan di stasiun 21 – 25 (bagian Utara
perairan) suhu pada kedalaman 5 meter ini berkisar antara 28,82 – 29,8º
C dengan rata-rata sebesar 29,05º C dimana suhu yang lebih hangat
ditemukan di stasiun yang berada dekat ke perairan lepas (Gambar 25).

Gambar 25. Sebaran mendatar suhu pada kedalaman 5, 10 dan 20 meter

Suhu pada kedalaman 10 meter di stasiun 16 – 20 berkisar antara


28,82 – 29,8º C dengan rata-rata sebesar 29,05º C sedangkan di stasiun
21 – 25 suhu berada pada kisaran 28,72 – 29,63º C dengan rata-rata
sebesar 28,9º C (Gambar 25). Selisih nilai suhu pada kedalaman 10 meter
ini relatif lebih besar di antara setiap stasiun dibandingkan dengan pada

32
kedalaman 5 meter. Hal ini dapat diakibatkan karena proses mixing
(pencampuran) masssa air yang lebih lemah sehingga mengakibatkan
fluktuasi suhu yang lebih besar. Wyrtki (1961) menyebutkan bahwa pada
lapisan permukaan, proses pencampuran massa air oleh angin atau
pasang surut mengakibatkan terbentuknya lapisan homogen atau lapisan
yang seragam, baik suhu maupun salinitasnya, semakin kuat proses
pencampuran atau pengadukan, maka selisih nilai-nilai suhu dan salinitas
akan semakin kecil, dan begitu pula sebaliknya.
Suhu pada kedalaman 20 meter di stasiun 16 – 20 meter berkisar
antara 28,82 – 29,79º C dengan rata-rata sebesar 29,05º C (Gambar 25).
Kedalaman 20 meter di daerah pengukuran diduga kuat merupakan
lapisan dimana proses pencampuran atau pengadukannya sudah relatif
rendah karena selisih nilai minimum dan maksimum yang relatif besar
yaitu hampir 1º C. Stasiun 21 – 25 memiliki suhu antara 28,64 – 29,5º C
dengan rata-rata sebesar 28,9º C pada kedalaman 20 meter.

2.10. Salinitas
Salinitas pada kedalaman 5 meter di stasiun 16 – 10 berkisar
antara 33,5 – 33,6 Psu dengan rata-rata sebesar 33,53 Psu sementara di
stasiun 21 – 25, salinitas pada kedalaman ini bernilai antara 33,26 – 34,24
Psu dengan rata-rata sebesar 34 Psu (Gambar 26).

Gambar 26. Sebaran mendatar salinitas pada kedalaman 5, 10 dan 20 meter

33
Salinitas lebih rendah ditemukan di stasiun-stasiun yang berada
di perairan lepas. Hal ini dapat diakibatkan karena presipitasi (curah hujan)
yang relatif lebih tinggi di perairan daripada di dekat daratan karena
beberapa faktor yang mempengaruhi salinitas antara lain adalah
penguapan, curah hujan, dan keberadaan sungai.
Salinitas pada kedalaman 10 meter di stasiun 16 – 20 berada
pada kisaran 33,44 – 33,53 Psu dengan rata-rata sebesar 33,5 Psu
sedangkan di stasiun 21 – 25, salinitas berkisar antara 33,4 – 34,3 Psu
dengan rata-rata sebesar 34,1 Psu (Gambar 26). Selisih nilai-nilai salinitas
yang kecil diantara stasiun-stasiun yang berada di Selatan (stasiun 16 –
20) menunjukkan bahwa di bagian Selatan proses pencampuran massa
air lebih kuat dan lebih dalam daripada di bagian Utara. Selisih nilai di
stasiun-stasiun yang berada di Utara (stasiun 21-25) relatif lebih besar
yang berarti bahwa di baagian ini proses pencampuran massa air lebih
lemah sehingga menimbulkan stratifikasi massa air, baik suhu maupun
salinitasnya.
Salinitas pada kedalaman 20 meter di stasiun 16 – 20 berada
pada rentang 33,3 – 34,24 Psu dengan rata-rata sebesar 34 Psu
sementara salinitas di stasiun 21 – 25 berkisar antara 33,5 – 34,32 Psu
dengan rata-rata sebesar 34,13 Psu pada kedalaman ini (Gambar 26).

34
2.11. Konduktifitas
Konduktivitas air laut bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per
volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut dengan satuan adalah mS/cm
(milli-Siemens per centimeter). Konduktivitas bertambah dengan jumlah
yang sama dengan bertambahnya salinitas sebesar 0,01, temperatur
sebesar 0,01 dan kedalaman sebesar 20 meter. Secara umum, faktor
yang paling dominan dalam perubahan konduktivitas di laut adalah
temperatur. Konduktifitas pada kedalaman 5 meter di stasiun 16 – 20
berkisar antara 54,7 – 55,1 mS/cm dengan rata-rata sebesar 54,93
mS/cm sementara di stasiun 21 – 25, konduktifitasnya berkisar antara
55,1 – 56 mS/cm dengan rata-rata sebesar 55,8 mS/cm.

Gambar 27. Sebaran mendatar konduktifitas pada kedalaman 5, 10 dan 20 meter

Hasil pengukuran konduktifitas pada kedalaman 5 meter ini pula


menunjukkan bahwa perairan bagian selatan (Stasiun 16 – 20)
mengalami proses pencampuran yang lebih kuat (selisih nilai-nilai
konduktifitas yang lebih kecil) daripada di bagian Utara (stasiun 21 – 25).
Konduktifitas pada kedalaman 10 meter di stasiun 16 – 20 berada
pada rentang 54,8 – 55,04 mS/cm dengan rata-rata sebesar 54.94
mS/cm, sementara di stasiun 21 – 25, konduktifitas berkisar antara 55.04
– 56 mS/cm dengan rata-rata sebesar 55,8 mS/cm pada kedalaman ini
(Gambar 27).

35
Konduktifitas pada kedalaman 20 meter sendiri di stasiun 16 – 20
adalah antara 55,1 – 56 mS/cm dengan rata-rata sebesar 55,84 mS/cm,
sedangkan di stasiun 21 – 25 berkisar antara 55,1 – 56 mS/cm dengan
rata-rata sebesar 55,8 mS/cm (Gambar 27).
Pada umumnya, konduktifitas di stasiun-stasiun yang berada di
laut lepas memiliki nilai yang lebih rendah. Hal ini dapat diakibatkan oleh
beberapa faktor seperti curah hujan, pelapukan tanah dan batuan,
penguapan, dan pengadukan oleh pasut (CWT, 2004). Faktor yang
diduga kuat menyebabkan rendahnya salinitas dan konduktifitas di
daerah pengukuran ini adalah curah hujan yang relatif tinggi.

3. Potensi Sosial Ekonomi Budaya


Kemajuan suatu daerah ditentukan oleh potensi ekonomi baik dari
sumber daya alam darat maupun laut. Di samping itu kemajuan suatu
wilayah juga berkaitan dengan komposisi sumber daya manusia sebagai
pelaku pembangunan. Dua aspek potensi ekonomi dan sumber daya
manusia tidak dapat terpisahkan. Kedua potensi baik ekonomi dan sumber
daya manusia jika mampu dioptimalkan maka kemajuan daerah bukan hal
yang mustahil kemudian secara nasional, potensi ekonomi Indonesia
masih bertumpu ke sektor pertanian, industri maupun pertambangan.
Dalam tataran lokal seperti di Kabupaten Nias Utara bertumpu kepada
pertanian, perkebunan, dan perikanan. Perkebunan cukup menonjol di
daerah ini. Perkebunan karet menjadi primadona yang diusahakan oleh
penduduk disamping peternakan. Potret dominasi sektor pertanian dan
perkebunan tercermin dalam PDRB maupun dalam komposisi jenis mata
pencaharian penduduk, sarana ekonomi dan kelembagaan ekonomi di

36
Nias Utara. Untuk lebih mengetahui deskripsi potensi ekonomi secara
eksplisit akan dipaparkan dalam bagian tulisan di bawah ini.

3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nias Utara


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
indikator ekonomi makro yang memberikan petunjuk sejauh mana
perkembangan dan struktur ekonomi suatu daerah dalam suatu kurun
waktu tertentu. Di dalam PDRB ini diketahui potensi ekonomi yang ada di
wilayah tersebut. Pada tahun 2013, PDRB Kabupaten Nias Utara atas
dasar harga berlaku sebesar Rp 1.618.417,12 juta; meningkat dari tahun
2012 yang sebesar Rp 1.428.390,95 juta. Begitu pun dengan PDRB atas
dasar harga konstan Rp 588.254,16 juta; meningkat dari tahun 2012 yang
sebesar Rp. 553.636,78 juta (BPS Kabupaten Nias, 2013). PDRB dapat
dijadikan dasar dalam penentukan kebijakan daerah untuk
mengoptimalkan potensi yang ada. Optimalisasi daerah ini dapat
dilakukan dengan penguatan kapasitas SDM maupun menawarkan
kepada investor mengenai potensi di Kabupaten Nias Utara. Adanya
investor maka diharapkan membuka lapangan kerja bagi penduduk.
Namun demikian dalam mengundang investor perlu melihat segala sisi
dari penduduk maupun dari sisi lingkungan. Data PDRB Kabupaten Nias
Utara disajikan pada Tabel 3 berikut.

37
Tabel 3. PDRB Kabupaten Nias Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
2010-2015 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013
Pertanian 792.548,02 907.113,65 995.992,97 1.129.731,82
Pertambangan &
41.856,77 47.829,51 52.676,53 59,364.81
Penggalian
Industri
9.234,79 10.223,38 11.123,71 12.207,69
Pengolahan
Listrik, Gas, dan
2.737,67 3.223,79 3.579,61 4.004,73
Air Bersih
Bangunan 47.111,16 55.255,45 60.915,74 67.955,80
Perdagangan,
Hotel, dan 90.538,33 98.466,93 106.015,27 121.287,74
Restoran
Transportasi dan
30.924,96 34.063,36 36.224,15 41.067,60
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan, dan 61.639,62 70.018,53 84.754,82 94.717,55
Jasa Perusahaan
Jasa-jasa 58.757,19 67.091,33 77.108,15 88.149,37
PDRB 1.136.166,50 1.293.285,92 1.428.390,95 1.618.487,12
Sumber: BPS Kabupaten Nias, 2014

Potensi-potensi di segala sektor perlu digerakkan sehingga


mampu membawa penduduk ke tingkat kesejahteraan

3.2. Potensi Ekonomi Dan Sarana Ekonomi Dan Kelembagaannya


Deskripsi mengenai beberapa potensi ekonomi, mata pencaharian
penduduk, sarana ekonomi dan kelembagaan ekonomi di Kabupaten Nias
Utara akan disajikan dalam bagian tulisan di bawah ini.

3.2.1. Pertanian
Sektor pertanian yang terdiri dari sub-sektor tanaman pangan,
tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan merupakan
sektor yang paling banyak memberikan kontribusi, yaitu sebesar Rp
1.129.731,82 juta (Tabel 4). Hal ini menandakan bahwa ketergantungan
penduduk Kabupaten Nias Utara terhadap alam sangat tinggi. Kelestarian

38
dan keberlanjutan alam menjadi penentu keberlanjutan penghidupan
penduduk Nias Utara. Pemanfaatan dan pengeloaan berkelanjutan menjadi
keniscayaan yang harus dilakukan.

Tabel 4. PDRB Kabupaten Nias Utara Atas Dasar Harga BerlakubSektor Pertanian 2010-2015
(Juta Rupiah)
Sub-Sektor 2010 2011 2012 2013
Tanaman Pangan 134.147,88 154.054,86 169.666,63 195.116,28
Tanaman Perkebunan 481.317,13 549.942,93 603.244,93 680.969,43
Peternakan 69.538,65 79.967,67 87.884,74 99.261,68
Kehutanan 26.491,14 29.530,98 32.042,68 35.403,96
Perikanan 82.053,23 93.617,21 103.154,30 118.980,47
PDRB Pertanian 735.548,02 907.113,65 995.992,97 1.129.731,82
Sumber: BPS Kabupaten Nias, 2014

Pada Tabel 4 di atas terlihat sub-sektor perikanan menjadi


penyumbang PDRB ketiga terbesar untuk PDRB sektor pertanian setelah
sub-sektor tanaman perkebunan, tanaman pangan, dan peternakan.
Jumlahnya juga mengalami peningkatan yang cukup baik dari tahun ke
tahun (Abdurrahim dan Triyono, 2015). Pertanian sebagai salah satu sektor
yang cukup penting. Adapun beberapa komoditas yang cukup berpotensi
yaitu padi sawah, padi ladang, dan palawija. Usaha pertanian padi sawah
tersebar di seluruh kecamatan. Kecamatan Alasa merupakan daerah sentral
pertanian padi. Pada tahun 2013, produksi padi sawah di Kecamatan Alasa
adalah 5.875 ton (BPS, 2014). Padi merupakan makanan pokok penduduk
Nias Utara. Oleh karena itu keberadaan pertanian padi sawah cukup
membantu mendukung keberadaan pangan di Nias Utara.
Selain komoditas padi sawah dan padi ladang Nias Utara juga
menghasilkan komoditas lain yaitu jagung. Komoditas jagung ini ditanam
menyebar ke seluruh 11 kecamatan yang berada di Nias Utara. Luas lahan
jagung di Nias Utara tahun 2013 adalah 392 hektar, dengan jumlah produksi

39
mencapai 2.328 ton (BPS Kabupaten Nias, 2014). Sub sektor pertanian,
lainnya adalah perkebunan. Perkebunan merupakan salah satu urat nadi
perekonomian Kabupaten Nias Utara. Hal tersebut dilihat dari luas areal
lahan karet yang mencapai lebih dari 50% dari total luas lahan perkebunan
yang mencapai 60.290 hektar. Keberadaan karet sangat mempengaruhi
kondisi perekonomian penduduk. Ketika harga karet jatuh maka
perekonomian secara umum juga jatuh.
Selain karet, komoditas perkebunan lain yang cukup menonjol di
Kabupaten Nias Utara adalah kelapa. Perkebunan kelapa dapat
menggerakan sektor perekonomian, mulai dari hulu hingga hilir. Di
perkebunan kelapa berbagai jenis pekerjaan mampu tercipta. Mulai dari
pekerja yang memilihara kebun, pemetik, pembuat kopra, pengangkut kopra
dan pedagang. Adanya rantai jenis pekerjaan dalam kelapa menjadikan
kelapa menjadi primadona bagi sebagian penduduk Nias Utara (Abdurrahim
dan Triyono, 2015). Namun demikian masalah utama adalah pemasaran.
Pemasaran hingga saat ini hanya sampai di Gunung Sitoli. Produksi kelapa
Nias Utara belum mampu menembus pasar luar pulau bahkan pasar
eksport. Padahal potensi kopra Nias Utara cukup banyak. Hal ini dapat
dilihat dari data BPS dari kurun waktu 2009-2013 terdapat kenaikan yang
cukup signifikan dari 1,2 ton menjadi 49,08 ton.

3.2.2. Potensi Sumber Daya Perairan


Sebagai daerah kepulauan yang berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia maka Kabupaten Nias Utara memiliki keunggulan dalam
sektor perikanan laut. Sebagian besar hasil perikanan laut di Kabupaten
Nias Utara adalah hasil tangkapan nelayan dengan cara-cara tradisional

40
sehingga hasil tangkap yang diperoleh nelayan lokal relatif rendah setiap
tahun.
Nelayan yang menangkap ikan harian hanya melakukan satu kali
perjalanan. Berbeda halnya dengan nelayan yang melakukan penangkapan
ikan ke arah perairan Aceh (Pulau Banyak dan sekitarnya), biasanya dalam
satu kali penangkapan memerlukan waktu tiga hingga lima hari di laut.
Nelayan jenis ini disebut nelayan mingguan atau perantau.
Potensi pengembangan perikanan ini didukung oleh lautan yang
sangat luas dan jenis ikan yang beraneka ragam dengan nilai pasar yang
cukup tinggi. Jenis ikan yang hidup di perairan Nias Utara antara lain ikan
Kakap Putih, Kerapu, Tuna, Lobster, Udang dan berbagai jenis ikan lainnya
yang memenuhi kriteria ekspor.
Selama tahun 2013 produksi ikan terbanyak berasal dari perairan
laut sebesar 11.037 ton sedangkan hasil perairan darat sebesar 129,42 ton.
Pada dasarnya perikanan darat juga menyimpan potensi yang cukup
menjanjikan di Kabupaten Nias Utara. Preferensi makanan masyarakat Nias
Utara yang lebih menyukai jenis ikan laut diduga merupakan salah satu
penyebab kurang berkembangnya budidaya ikan air tawar. Salah satu
kelebihan ikan air laut yang disukai masyarakat dibandingkan dengan ikan
air tawar yaitu memiliki rasa yang lebih gurih.
Pada tahun 2011, Kecamatan Lahewa merupakan daerah dengan
hasil tangkapan ikan laut terbesar yaitu 2.529 ton, yang disusul dengan
Kecamatan Tuhemberua sebanyak 2.414 ton dan Kecamatan Sawo
sebesar 2.069 ton. Jumlah nelayan yang melakukan penangkapan ikan di
laut mengalami peningkatan dari 2.017 orang (tahun 2012) menjadi 2.276
orang (tahun 2013) dengan menggunakan alat penangkapan dan jenis kapal

41
yang berbeda. Produksi ikan laut mengalami peningkatan sejak tahun 2010
hingga tahun 2013.
Persentase kenaikan produksi ikan air laut di Kabupaten Nias Utara
disajikan pada Gambar 28 berikut.

12000 11497.20
10,452
10000 8960
8000
5686
6000
ikan laut
4000
2000
0
2010 2011 2012 2013

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias Utara, 2014

Gambar 28. Kenaikan produksi ikan di Nias Utara tahun 2010 hingga 2013

Ikan laut dihasilkan oleh masing-masing kecamatan di Nias Utara.


Produksi ikan laut yang dihasilkan oleh masing-masing kecamatan di
Kabupaten Nias Utara pada tahun 2013 disajikan pada Gambar 29 berikut.

2414 2529
3000 2069
1610
2000 1265 1150
1000 102 128 230
0

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias Utara, 2014

Gambar 29. Produksi ikan laut yang dihasilkan oleh masing-masing kecamatan di
Kabupaten Nias Utara tahun 2013

42
Jumlah nelayan yang menangkap ikan di laut bersifat dinamis yaitu
dapat berkurang atau bertambah. Data jumlah nelayan yang menangkap
ikan di Kabupaten Nias Utara sejak tahun 2010 hingga 2013 disajikan pada
Gambar 30 berikut.

2500 2276
2017
2000 1673 1815

1500
1000
500
0
0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias Utara, 2014

Gambar 30. Jumlah nelayan di Kabupaten Nias Utara mengalami peningkatan sejak tahun
2009 hingga 2013

Salah satu fasilitas terpenting bagi nelayan untuk melakukan


aktivitas menangkap ikan di laut adalah kapal atau perahu. Pada tahun 2012
kapal yang digunakan nelayan di Nias Utara umumnya terdiri dari tiga jenis
yaitu perahu motor, perahu motor tempel < 5 GT dan kapal motor 5 – 10 GT.
Jumlah kapal atau perahu yang ada di Nias Utara pada tahun 2012 disajikan
pada Gambar 31 berikut.

Perahu motor
3%
33%
Perahu motor
64%
tempel <5 GT

Kapal motor 5-10


GT

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias Utara, 2014

Gambar 31. Fasilitas kapal atau perahu yang ada di Kabupaten Nias Utara pada tahun 2012

43
Dari Gambar 31 di atas terlihat bahwa jumlah kapal motor 5-10 GT
cukup kecil hanya 3%. Gambar di atas menunjukkan dimana posisi nelayan
di kabupaten Nias Utara, dari sisi alat produksi. Semakin modern alat
tangkap maka keberadaan tersebut tingkat kesejahteraan semakin tinggi.
Selain keberagaman alat tangkap yang dimiliki oleh nelayan juga
menunjukkan keberadaan kelas sosial di masyarakat. Keberagaman alat
tangkap baik kapal maupun pancing jaring dan lainnya akan berpengaruh
terhadap jarak tangkap dan jumlah hasil tangkapan nelayan. Kabupaten
Nias Utara selain menyimpan hasil perikanan yang cukup potensial juga
menyimpan potensi pariwisata bahari. Potensi pariwisata bahari akan
dijelaskan dalam bagian tulisan di bawah ini.

3.2.2.1. Pariwisata
Sebagai sebuah pulau tropis Pulau Nias memiliki pantai yang sangat
indah. Di Kabupaten Nias Utara terdapat 46 pantai dengan panjang
gabungan mencapai lebih dari 70 kilometer. Beberapa pantai terkenal
terletak tepat di sebelah desa yang penuh aktivitas oleh penduduk lokal
sementara pantai lainnya cukup jauh dari daerah permukiman penduduk.
Dengan keberadaan pantai-pantai indahnya, pariwisata yang paling
menonjol di Nias Utara adalah wisata bahari seperti surfing, snorkling,
diving, memancing, dan juga berlayar.
Pada tahun 2005 gempa yang sangat kuat menciptakan fenomena
pengangkatan dasar laut yang secara efektif telah mengangkat seluruh
pulau dan menyebabkan pulau berada dalam kondisi miring ke sisi yang
lain. Hal ini mengubah garis pantai di pulau Nias, khususnya di sebelah
barat laut pulau Nias. Di pantai barat Kabupaten Nias Utara pengangkatan
terjadi sebanyak 2 hingga 2,5 meter. Pengaruh pengangkatan dapat dilihat

44
dengan jelas hingga sekarang karena sebagian besar pantai di daratan
sebelah barat menjadi lebih luas. Selain itu garis pantai yang lebih tua
(tempat biasanya pohon kelapa tinggi tumbuh) menjadi beberapa ratus
meter ke menjorok ke arah daratan dibanding sebelum gempa terjadi. Di
beberapa tempat pantai menghilang sementara pantai baru muncul di
tempat lain.
Pantai di Kabupaten Nias Utara dapat dibagi dalam tiga daerah
berbeda, masing-masing memiliki karakteristik yang unik yaitu pantai
barat, pantai utara dan pantai timur Nias Utara.
1. Pantai Barat
Pesisir barat Nias Utara memiliki kondisi yang paling alami dan merupakan
yang terpanjang di Nias Utara. Daerah pesisir barat Nias Utara merupakan
daerah yang paling sedikit penduduknya sehingga turis dapat berjalan di
sepanjang pantai selama berjam-jam tanpa melihat orang lain. Terdapat
22 pantai di wilayah barat Nias Utara dengan panjang garis pantai 40
kilometer. Selama musim badai, daerah pesisir barat menghadapi
hantaman ombak dan gelombang kuat Samudera Hindia. Di sisi lain
pantai-pantai tersebut sangat murni karena belum tersentuh
pembangunan. Salah satu pantai terbaik di Sumatera Utara dapat
ditemukan dalam laguna di Pulau Wunga yang terletak di lepas pantai
barat Nias Utara. Daftar pantai tujuan wisata di bagian barat Nias Utara
disajikan pada Tabel 5 berikut.

45
Tabel 5. Daftar pantai tujuan wisata di bagian barat Nias Utara
Nama Koordinat Wilayah administratif
Pantai Walo N 01.26036º Desa Afulu, Kecamatan Afulu, Kabupaten
(Turedawola) E 97.23235º Nias Utara
Pantai Afulu N 01.26093º Desa Afulu, Kecamatan Afulu, Kabupaten
E 97.24285º Nias Utara
Pantai Lasambo N 01.34713º Desa Sitoli Banua, Kecamatan Lahewa,
E 97.16624º Kabupaten Nias Utara
Pantai Pasir N 01.28354º Desa Ombolata, Kecamatan Afulu,
Merah E 97.20877º Kabupaten Nias Utara
Pantai Sihago N 01.24821º Desa Lauru Fadoro, Kecamatan Afulu,
E 97.25608º Kabupaten Nias Utara
Pantai Toyolawa N 01.40710º Desa Hiligawolo, Kecamatan Lahewa,
E 97.09631º Kabupaten Nias Utara
Pantai Laosi-laosi N 01.20930º Desa Sifaoro Asi, Kecamatan Afulu,
E 97.27986º Kabupaten Nias Utara
Pantai Pasir N 01.24234º Desa Lauru Fadoro, Kecamatan Afulu,
Putih E 97.26270º Kabupaten Nias Utara
Pulau Wunga N 01.21105º Kecamatan Afulu, Kabupaten Nias Utara
E 97.08903º
Sumber : www.northniastourism.com

2. Pantai Utara
Pesisir utara Nias Utara memiliki berbagai macam karakteristik pantai.
Salah satu tempat terbaik untuk melihat efek pengangkatan akibat gempa
yang melanda Nias tahun 2005 adalah Pantai Tureloto. Kenaikan dasar
laut yang berupa karang terangkat terlihat sangat jelas di lokasi ini. Pantai
Tureloto memiliki terumbu karang yang sangat sehat dan tutupan yang
tinggi sehingga menjadikan pantai ini sebagai salah satu lokasi snorkling
dan diving terbaik di Pulau Nias. Nama-nama pantai yang berpotensi
sebagai lokasi pariwisata di pesisir utara Nias Utara disajikan pada Tabel
6 berikut.

46
Tabel 6. Pantai yang berpotensi sebagai lokasi pariwisata di Nias Utara

Nama Koordinat Wilayah administratif


Pulau Panjang N 01.46236º Kecamatan Lahewa, Kabupaten
E 97.25744º Nias Utara
Pantai Tureloto N 01.42943º Desa Balefadoro Tuho, Kecamatan
E 97.14292º Lahewa, Kabupaten Nias Utara
Pulau Makora N 01.44103º Kecamatan Lahewa, Kabupaten
E 97.23039º Nias Utara
Pulau Lafau N 01.42293º Desa La’fau, Kecamatan Lahewa,
E 97.21804º Kabupaten Nias Utara
Pantai Sinali N 01.49652º Desa Sifahandro, Kecamatan Sawo,
E 97.35199º Kabupaten Nias Utara
Pantai Pasir N 01.48967º Desa Sifahandro, Kecamatan Sawo,
Berbisik E 97.34487º Kabupaten Nias Utara
Pantai Lafau N 01.40451º Desa Sihene Asi, Kecamatan
E 97.21610º Lahewa, Kabupaten Nias Utara
Sumber : www.northniastourism.com

3. Pantai Timur
Pantai di pesisir timur Nias Utara adalah bagian yang paling terlindung
sehingga banyak nelayan tinggal di sini. Ada sekitar sembilan pantai di
sepanjang pesisir timur dengan panjang pantai sekitar 10 kilometer.
Pesisir timur Nias Utara merupakan daerah yang paling padat
penduduknya dan hanya memerlukan waktu kurang dari satu jam
perjalanan dari bandara ke pesisir timur Nias Utara dan jalan utama dari
Gunung Sitoli, kota utama di pulau, memiliki rute paralel ke pantai. Nama-
nama pantai di bagian timur Nias Utara disajikan pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Pantai di bagian timur Nias Utara

Nama Koordinat Wilayah administratif


Pantai Tanayae N 01.47092º Desa Banua Gea, Kecamatan
E 97.46152º Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara
Pantai Asi Walo N 01.51034º Desa Teluk Bengkuang, Kecamatan
E 97.42496º Sawo, Kabupaten Nias Utara
Pantai Lakha N 01.44671º Desa Botolakha, Kecamatan
E 97.50401º Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara
Pantai Seriwao N 01.52204º Desa Seriwau, Kecamatan Sawo,
E 97.41579º Kabupaten Nias Utara
Sumber : www.northniastourism.com

47
Kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan di Nias Utara dapat berupa
wisata darat atau laut. Kegiatan wisata darat yang paling umum dilakukan
wisatawan antara lain air terjun, gua, sungai, danau, mendaki, bersepeda
dan pengamatan burung. Untuk kegiatan laut lebih umum dilakukan
karena memang Pulau Nias terkenal dengan wisata laut seperti sekedar
berenang atau snorkling, diving atau free diving dan memancing.

a) Surfing (selancar)
Pulau Nias terkenal sebagai lokasi surfing kelas dunia. Ombak paling
terkenal terletak di selatan Pulau Nias namun begitu Nias Utara juga
menawarkan beberapa lokasi surfing yang tidak kalah. Bahkan, sebagian
besar wisatawan yang datang merupakan peselancar yang bertualang ke
bagian utara pulau yaitu menuju desa Afulu di pesisir barat. Tempat terbaik
untuk berselancar di Nias Utara disajikan pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Titik berselancar di Nias Utara


Tempat Koordinat Keterangan
 Untuk peselancar level intermediate hingga
N
advance
Afulu 01.225876º
 Ombak keras selama April sampai Oktober
E 97.22892º
 Terletak 1 km dari Desa Afulu
 Untuk peselancar level intermediate hingga
Pantai
N 01.29064º advance
Pasir
E 97.19730º  Terletak 150 m di ujung utara Pantai Pasir
Merah
Merah
White  Untuk peselancar pemula hingga intermediate
N 01.26938º
Sand  Terletak di luar tanjung antara Pantai Walo dan
E 97.20324º
Wave Pantai Pasir Merah
 Untuk peselancar level pemula hingga advance
N 01.15832º
Salonako  Terletak sekitar 1 km lepas pantai di depan
E 97.29795º
Desa Salonako
 Terletak sekitar 200 meter di ujung utara Pantai
Pantai
N 01.25876º Pasir Merah
Pasir
E 97.22899º  Biasanya didatangi oleh peselancar yang
Putih
datang menggunakan kapal carteran

48
Sumber : www.northniastourism.com
Pantai di pesisir barat Nias Utara mendapat masukan ombak keras
Samudera Hindia sepanjang tahun. Walaupun begitu terdapat banyak
lokasi bagi peselancar pemula. Berturut-turut dari utara ke selatan antara
lain Pantai Toyolawa, Pantai Ambukha, Pantai Pasir Merah, Pantai Walo,
Pantai Pasir Putih, Pantai Laosi-laosi, dan Pantai Sifaoro Asi. Lokasi lain
yang juga memiliki merupakan lokasi berselancar yang tidak kalah bagus
adalah Pulau Wunga dan Pulau Maosi, tanjung di Afulu dan Toyolawa yang
berada di pesisir barat Nias Utara. Ke arah selatan pulau terdapat lebih
banyak lagi ombak untuk selancar kelas dunia seperti di Pulau Asu, Sorake
dan Pulau Telo.

b) Diving (menyelam)
Air yang jernih dan hangat serta kekayaan laut tropis yang dimiliki Pulau
Nias menjadi daya tarik yang sangat besar bagi wisatawan. Banyak lokasi
diving yang dapat ditemukan di Nias Utara. Berdasarkan hasil penelitian
LIPI 2015, terdapat beberapa lokasi yang direkomendasikan untuk menjadi
lokasi penyelaman di Nias Utara antara lain.
1. Sisi selatan-timur Pulau Panjang, Desa Muzoi, Kecamatan Lahewa
Timur (N 01.45737º E 97.24252º)
Merupakan daratan dengan pantai berbatu karang hasil pengangkatan
yang terjadi saat gempa tahun 2005, terdapat vegetasi alami pesisir berupa
pohon kelapa, mangrove dan anakan mangrove dengan tinggi berkisar 1,5
meter. Kondisi perairan terlindung dan sangat tenang. Dasar perairan
berupa lereng terumbu dengan kemiringan 30 derajat. Lokasi ini cocok
dijadikan spot diving karena keindahan terumbu karangnya. Berdasar hasil
monitoring LIPI pada tahun 2015, tutupan karang hidup sekitar 29,73%,

49
sehingga kondisi terumbu karang berada dalam kategori cukup baik.
Gambaran umum mengenai kondisi pantai dan terumbu karang disajikan
pada Gambar 32 berikut.

Foto: Rikoh, 2015

Gambar 32. A. kondisi pesisir sisi selatan Pulau Panjang; B. kondisi dasar perairan yang
didominasi karang Porites lobate

2. Pulau Lafau, Desa Siheneasi, Kecamatan Lahewa. (N 01.42407º E


97.21158º)
Daratan Pulau Lafau berbatu karang yang terjadi akibat pengangkatan saat
gempa tahun 2005. Perairan di lokasi ini cukup jernih dengan ombak yang
tenang. Dasar perairan berupa lereng dengan kedalaman sekitar 10 meter
dengan kemiringan sekitar 40 derajat. Lokasi ini sangat cocok untuk titik
penyelaman. Pertumbuhan karang sangat baik terutama dari kelompok
karang Acropora tabulata dan bercabang. Hasil penilaian LIPI tahun 2015
menunjukan tutupan karang hidup sebesar 64,93% yang berarti karang
berada dalam kondisi baik. Gambaran umum mengenai kondisi pantai dan
terumbu karang disajikan pada Gambar 33 .

50
Foto: Abrar dan Rikoh, 2015

Gambar 33. A. kondisi pesisir sisi barat Pulau Lafau; B. kondisi dasar perairan yang
didominasi karang jenis Acropora tabulata dan cocok sebagai lokasi penyelaman

3. Pantai Tureloto, Desa Balefadoro Tuho, Kecamatan Lahewa (N


01.43245º E 97.15137º)
Merupakan tempat wisata yang cukup terkenal di Kabupaten Nias Utara.
Daratan pesisirnya merupakan hasil pengangkatan dasar laut akibat
gempa yang terjadi pada tahun 2005. Hal ini terlihat dari banyaknya karang
Porites masif yang berada di tepi pantai. Kondisi dasar perairan berupa
lereng landai dengan kemiringan 40 derajat dan tidak berarus (tenang).
Pada kedalaman satu meter substrat dasar perairan berpasir sehingga
lokasi ini baik dan cocok untuk kegiatan diving dan snorkling.
Bongkahan terumbu berwarna warni ditumbuhi karang dengan bentuk
pertumbuhan yang bervariasi sehingga ikan karang cukup banyak. Hasil
monitoring LIPI tahun 2015 tutupan karang mencapai 48,2%, sehingga
berada dalam kondisi cukup baik. Gambaran umum mengenai kondisi
pantai dan terumbu karang disajikan pada Gambar 34.

51
Foto: Rikoh, 2015

Gambar 34. A. kondisi pesisir Pantai Tureloto membentuk karang penghalang (barrier reef);
B. kondisi dasar perairan yang ditumbuhi beragam karang mengundang kedatangan ikan
karang yang cukup banyak

4. Pulau Sarangbaung, Desa Seriwao, Kecamatan Sawo (N 01.69747º E


97.45385º)
Pulau ini berjarak sekitar 10 mil dari daratan Pulau Nias bagian utara.
Daratan berupa pesisir dengan pantai yang cukup panjang dan berpasir
putih. Pesisir pantai sangat indah ditumbuhi pohon kelapa di sepanjang
pantai. Perairan sangat jernih dan tenang. Ikan karang dijumpai cukup
banyak dalam ukuran besar. Hasil analisis oleh LIPI tahun 2015
menyatakan nilai tutupan karang hidup sebesar 26,67%. Hal ini menyatakan
bahwa karang berada dalam kategori kondisi cukup baik. Kondisi Pulau
Sarangbaung disajikan pada Gambar 35 berikut ini.

Foto: Rikoh, 2015

Gambar 35. Dari kiri ke kanan: kondisi pesisir Pulau Sarangbaung, kondisi dasar perairan
berupa lereng tubir dengan kemiringan sekitar 50 derajat dan kondisi karang yang di lewati
garis transek penelitian LIPI

52
5. Gosong Uge, Desa Sawo, Kecamatan Sawo (N 01.50830º E
97.40575º)
Tipe terumbu berupa gosong karang (patch reef). Perairannya cukup tenang
dan jernih. Berdasarkan hasil analisis oleh LIPI tahun 2015, tutupan karang
hidup di lokasi ini adalah 27,27% yang berarti bahwa terumbu karang
berada dalam kondisi cukup baik. Gambaran umum mengenai Gosong Uge
disajikan pada Gambar 36.

Foto: Rikoh, 2015

Gambar 36. Dari kiri ke kanan: Kondisi pesisir daerah pengamatan, komunitas karang
dominan Porites sp. dan biota ekonomis penting ‘’kima”

6. Pulau Baohi, Kelurahan Pasar Lahewa, Kecamatan Lahewa (N


01.42231º E 97.17090º)
Titik ini berada di sebelah barat Pulau Baohi. Pulau Baohi awalnya
merupakan gosong karang yang mengalami pengangkatan setelah gempa
Nias tahun 2005. Pesisir daratannya sempit dan berbatu. Kondisi perairan
tenang dan jernih, tidak berarus dan berombak karena daerah ini berada di
dalam teluk yang terlindung. Dasar perairan berupa reef flat dengan kondisi
karang yang cukup baik. Berdasarkan hasil analisis oleh LIPI tahun 2015,
tutupan karang hidup di lokasi ini adalah 43,67% yang berarti bahwa
terumbu karang berada dalam kondisi cukup baik. Gambaran mengenai
Pulau Baohi disajikan pada Gambar 37 berikut.

53
Foto: Rikoh, 2015

Gambar 37. Dari kiri ke kanan: kondisi daerah pesisir Pulau Baohi, kondisi dasar perairan
yang dihuni oleh ikan indikator dan ditemukan satu koloni bambu laut (Isis hipuris)

7. Pulau Mause, Desa Hili Gawolo, Kecamatan Lahewa (N 01.36104º E


97.10829º)
Pulau ini tidak berpenghuni dan dapat ditempuh dengan perahu nelayan
dengan kecepatan delapan knot selama kurang lebih dua jam dari
Pelabuhan Lahewa. Pulau Mause memiliki pantai pasir putih dan diselingi
dengan pecahan karang mati pasca gempa tahun 2005. Kondisi perairan
sangat tenang dan jernih.
Dasar perairan berupa lereng terumbu dengan kemiringan sekitar 40
derajat. Karang jenis Acropora bercabang banyak dijumpai. Lokasi ini
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi daerah pariwisata
khususnya wisata selam. Dari hasil analisis LIPI tahun 2015, diperoleh
tutupan karang hidup sebesar 50,73%. Hal ini menyatakan bahwa kondisi
terumbu karang berada dalam kategori baik. Gambaran umum mengenai
terumbu karang Pulau Mausi disajikan pada Gambar 38 di bawah ini.

54
Foto: Rikoh, 2015

Gambar 38. Dari kiri ke kanan : kondisi pantai yang jernih, dominasi karang biru (Heliopora
coerulea) pada kedalaman dua meter dan komunitas karang yang ada di dasar perairan

8. Pulau Panjang, Desa Muzoi, Kecamatan Lahewa Timur (N 01.69747º


E 97.45385)
Stasiun ini berada di sisi barat daya Pulau Senau atau Pulau Panjang yang
masuk dalam Kecamatan Lahewa Timur. Daratan didominasi vegetasi
pionir (pemula) khas pesisir yang berupa semak dan tumbuhan menjalar.
Walaupun arus cukup kuat tetapi air jernih dengan jarak pandang di bawah
air cukup baik yaitu sekitar 15-20 meter. Lokasi berada di slope dengan
kemiringan 40 derajat. Hasil analisis LIPI tahun 2015 menunjukkan bahwa
tutupan karang di stasiun ini sebesar 25,27% yang termasuk dalam kategori
cukup baik. Gambaran stasiun ini disajikan pada Gambar 39 berikut.

Foto: Rikoh, 2015

Gambar 39. Dari kiri ke kanan; pantai Pulau Panjang; kondisi karang di Pulau Panjang

Sebagai tambahan, situs www.northniastourism.com juga memberikan


informasi beberapa lokasi penyelaman di Nias Utara sebagai berikut.

55
9. Pantai Asi Walo (N 01.44613º E 97.13015º)
Asi Walo adalah pantai kecil yang berada di dalam teluk dan terlindung di
pesisir timur Nias Utara. Teluk ini terkenal dengan nama Teluk Bengkuang.
Lokasinya mudah diakses dan terdapat kafe pantai kecil untuk wisatawan
lokal yang ingin berlibur.

10. Pulau Wunga, Desa Afulu, Kecamatan Afulu (N 01.22191º E


97.09294º)
Pulau Wunga berada di sebelah barat Pulau Nias. Pulau Wunga dapat
dicapai dengan perahu dari Afulu. Perjalanan menempuh waktu sekitar 1,5
jam dengan perahu lokal.

11. Gosong Idenenasi (N 01.44613º E 97.13015º)


Idane Nasi adalah karang yang muncul ke permukaan laut di sebelah barat
laut Pantai Tureloto. Ada mercusuar kecil di gosong karang ini. Bagian atas
gosong karang sering hancur terkena hantaman gelombang. Bagian
terbaik untuk penyelaman adalah di ujung barat yang merupakan lereng
terumbu yang menurun tajam ke kedalaman 18-30 meter. Karang berada
dalam kondisi sangat sehat pada lereng terumbu ini. Lokasi gosong karang
ini dapat dicapai dalam 10 menit dari Pantai Tureloto.

56
12. Gosong Gila (N 01.42974º E 97.22067º)
Karang bawah laut ini terletak di antara Pulau Lafau dan Pulau Makora di
pesisir utara Nias Utara. Karang terlihat jelas dari permukaan sepanjang
300 meter. Karang bagian atas memiliki kedalaman sekitar 2-5 meter dan
telah rusak oleh kegiatan penurunan jangkar kapal tapi di sisi yang berupa
lereng terumbu dengan kedalaman 10-20 meter, kondisi karang sangat
sehat dan ada banyak ikan. Penyelaman dapat dimulai dari sisi barat lalu
mengelilingi karang. Lokasi ini dapat dicapai dengan perahu dari Lafau
sekitar 15-20 menit.

By : www.northniastourism.com
Gambar 40. Lokasi dasar Gosong Gilo

c) Memancing
Menjadi sebuah pulau yang dikelilingi oleh Samudera Hindia merupakan
suatu keuntungan bagi Pulau Nias, salah satunya adalah memiliki banyak
spot memancing. Puluhan pertandingan memancing ikan diadakan setiap
hari. Penduduk lokal menggunakan pancing dengan reel konvensional
untuk memancing ikan seperti Marlin, Mackarel Spanyol, Tuna, Mahi-Mahi
(ikan Dolphin), Wahoo, Giant Trevally dan Sailfish.

57
Berikut merupakan lokasi memancing di Nias Utara, yaitu,
1. Pesisir barat
 Afulu
Afulu adalah sebuah laguna besar yang terlindung di pantai barat Nias
Utara. Lokasi ini menawarkan salah satu dari beberapa tempat
memancing yang aman dan sangat populer Laguna di dalam Pulau Wunga
ini sangat indah dan merupakan tempat yang baik untuk beristirahat.

2. Pesisir utara
 Lahewa
Lahewa merupakan kecamatan terbesar di Nias Utara. Memiliki pelabuhan
di dalam teluk besar yang terlindung. Beberapa kapal penangkapan ikan
komersial yang berbasis di sini dan pelaut jarak jauh sering datang ke
Lahewa untuk mengisi persediaan bahan bakar dan pasokan logistik.
 Lafau
Merupakan sebuah desa kecil. Terdapat perahu terbuka yang disediakan
untuk disewakan di sini. Lokasi ini memiliki karang yang sehat dan salah
satu lokasi spawning aggregation ikan Chaetodontidae.
 Sawo
Merupakan sebuah kecamatan yang cukup luas di pesisir timur laut Pulau
Nias. Terdapat sebuah sungai besar yang melewati Desa Sawo dan
sejumlah kapal nelayan yang ditambatkan di sepanjang sungai.

3. Pesisir timur
 Asi Walo adalah teluk yang indah yang digunakan sebagai pelabuhan
sebelum jalan sepanjang pantai dibangun. Pantai Asi Walo adalah

58
lokasi yang populer pada hari Minggu. Pantai ini juga dikenal dengan
nama Teluk Bengkuang.
 Tuhemberua adalah nama salah satu kecamatan di pantai timur Nias
Utara. Tuhemberua memiliki beberapa pantai yang sangat bagus dan
banyak orang lokal memancing di sini (Gambar 41).

By: Dino Martinus By: www.tradewindsadeventures.com

Gambar 41. Dari kiri ke kanan : Giant Trevally yang berhasil ditangkap di Nias Utara; ikan
Wahoo yang ditangkap wisatawan menggunakan kapal carteran, Jiwa, yang sering datang
ke pesisir barat Nias Utara

Salah satu penunjang kegiatan pariwisata adalah saranan angkutan


laut yang berupa kapal untuk mengangkut wisatawan ke lokasi wisata
yang ingin dikunjungi. Sarana dan prasarana pendukung lainnya berupa
fasilitas akomodasi. Di Nias Utara, fasilitas akomodasi berupa hotel dan
rumah makan atau dalam bentuk akomodasi lainnya. Secara rinci
perkembangan sarana prasarana yang berada di Nias Utara pada tahun
2012 disajikan pada Gambar 42 berikut.

59
3%
Perahu motor
33%
Perahu motor tempel <5
64% GT
Kapal motor 5-10 GT

Sumber : Nias Utara Dalam Angka, 2014


Gambar 42. Persentase jumlah perahu atau kapal di Nias Utara pada tahun 2012

35
35 33
30
24
Hotel
25
20
Rumah Makan
15
dan Akomodasi
10 lainnya
5 2 2 2
0 0
0
2010 2011 2012 2013

Sumber : Nias Utara Dalam Angka, 2014

Gambar 43. Persentase jumlah fasilitas akomodasi di Nias Utara pada tahun 2010 hingga
2013

Potret mata pencaharian mengambarkan potensi wilayah selain


juga menggambarkan kualitas penduduk di suatu wilayah. Mata
pencaharian penduduk Kabupaten Nias Utara sebagian besar tertumpu
pada sektor pertanian yang diikuti sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan
perorangan. Sektor perdagangan dan industri berada di urutan
selanjutnya. Dengan dibukanya Pantai Tureloto menjadi lokasi wisata

60
diharapkan dapat menambah sektor mata pencaharian masyarakat lokal
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Persentase sektor mata
pencaharian penduduk Kabupaten Nias Utara ditampilkan pada Gambar
44 berikut.

9% Pertanian
12%

Jasa Kemasyarakatan,
79% sosial dan perorangan

Perdagangan dan industri


dan lainnya

Sumber : Nias Utara dalam Angka, 2014

Gambar 44. Sektor mata pencaharian penduduk Nias Utara

Dalam bagian tulisan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Nias


Utara memiliki potensi yang begitu besar baik dari sektor perikanan
maupun dari pertanian dan perkebunan. Untuk mengoptimalkan potensi
tersebut maka diperlukan fungsi pemasaran. Kemudian sistem pemasaran
juga dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya setempat. Sistem
perdagangan yang terdapat di kecamatan disebut Harimbale yaitu dimana
suatu kegiatan transaksi jual beli oleh masyarakat yang biasanya dilakukan
sekali dalam satu minggu (BPS, 2014). Di Kabupaten Nias Utara terdapat
16 pasar desa atau tradisional yang tersebar di seluruh kecamatan dengan
jumlah pasar pekan sebanyak 47 unit yang tersebar di seluruh kecamatan
di Nias Utara (BPS Kabupaten Nias, 2014).

61
3.2.3. Potensi Sosial Budaya
Kabupaten Nias Utara beribukota di Lotu. Kabupaten Nias Utara
merupakan salah satu kabupaten terluas di Propinsi Sumatera Utara
dengan luas wilayah mencapai 1.501,53 Km2. Kemudian secara
administrasi Kabupaten Nias Utara yang terdiri atas sebelas kecamatan
dan 113 Desa atau Kelurahan (112 desa dan satu kelurahan) (BPS
Kabupaten Nias Utara, 2014). Secara geografis Kabupaten Nias Utara
memanjang di Pulau Nias dari timur hingga barat di bagian utara Pulau
Nias. Selain itu juga terdiri dari pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil itu
terletak di Kecamatan Lahewa dan Sawo. Kabupaten Nias Utara yang
sering disingkat (KANIRA) merupakan daerah hasil pemekaran dari Nias
Induk berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2008. Kemudian
berdasarkan Undang-Undang No. 45 Tahun 2008 tersebut wilayah
Kabupaten Nias Utara terdiri dari 11 kecamatan. Adapun kecamatan
tersebut adalah Lotu, Alasa, Sawo, Tuhemberua, Namohalu Esiwa, Alasa
Talu Muzoi, Tugala Oyo, Afulu, Lahewa dan Lahewa Timur (BPS Nias Utara,
2014).

3.2.3.1. Jumlah dan Komposisi Penduduk di Kabupaten Nias Utara


Penduduk merupakan salah satu syarat adanya suatu negara,
disamping wilayah dan pemerintahan yang berdaulat. Jumlah penduduk
sangat mempengaruhi strategi suatu negara untuk melakukan berbagai
intervensi program. Data ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Nias Utara sangat rendah. Untuk kurun waktu
2011-2012, laju pertumbuhan penduduk hanya sebesar 0,08% dan 2012-
2013 hanya 0,4% (Tabel 9).

62
Tabel 9. Jumlah, Jenis Kelamin, dan Distribusi Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Nias
Utara 2015
Laki- Rasio Jenis Persentase Per
Kecamatan Perempuan Total
laki Kelamin Kecamatan
Tugala Oyo 3.063 3.118 6.181 98,24 4,8
Alasa 9.474 8.734 19.208 97,33 14,9

Alasa
3.283 3.304 6.587 99,36 5,1
Talumuzoi

Namohalu
6.070 6.261 12.331 96,95 9,6
Esiwa
Sitolu Ori 5.782 5.789 11.571 99,88 9,0
Tuhemberua 5.197 5.328 10.525 97,54 8,2
Sawo 4.800 4.941 9.741 97,15 7,5
Lotu 5.599 5.698 11.297 98,26 8,8
Lahewa Timur 4.971 5.032 10.003 98,79 7,8
Afulu 5.241 5.400 10.641 97,06 8,2
Lahewa 10.385 10.385 20.968 98,13 16,2
Kabupaten
63.865 65.188 129.053 97,97 100
Nias Utara
Sumber: BPS Kabupaten Nias Utara, 2014

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa potret kelompok umur


dapat dijadikan dasar dalam melakukan pertimbangan kebijakan seperti
dalam pengelolaan program pendidikan, kesehatan, bahkan program
berbasis gender.

63
Tabel 10. Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten
Nias Utara 2013
Kelompok Laki-laki Perempuan Total

0–4 9.305 8.644 17.949


5–9 9.370 8.706 18.076
10 – 14 8.205 7.592 15.797
15 – 19 6.686 6.459 13.145
20 – 24 5.384 5.980 11.364
25 – 29 4.609 5.068 9.677
30 – 34 4.188 4.646 8.834
35 – 39 3.485 3.661 7.146
40 – 44 2.707 3.228 5.935
45 – 49 2.620 2.877 5.497
50 – 54 2.189 2.582 4.771
55 – 59 1.862 2.087 3.949
60 – 64 1.534 1.620 3.154
65 – 69 828 921 1.749
70 – 74 472 580 1.052
75+ 421 537 958
Kab. Nias Utara 63.865 65.188 129.053
Sumber: BPS Kabupaten Nias, 2014

` Dari Tabel 10 di atas terlihat jumlah angkatan kerja yang berusia 15-64
tahun berjumlah 73.472 orang atau 56,93% dari total jumlah penduduk.
Kemudian jumlah penduduk yang tidak produktif antara 0-14 tahun dan 65
ke atas berjumlah 55.581 orang atau 43,06% dari total jumlah penduduk. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Nias Utara telah memasuki “bonus
demografi”. Istilah “bonus demografi” secara mudah dapat diartikan jumlah
angka produktif lebih tinggi dibandingkan dengan angka ketergantungan
atau usia tidak bekerja. Namun demikian bukan berarti jumlah angka usia
produktif akan memberikan manfaat yang besar. Hal ini tergantung apakah
jumlah usia produktif tersebut mampu bekerja secara optimal. Jika tidak
mampu bekerja optimal bahkan menganggur maka akan menjadi “bencana
bonus demografi”. Oleh karena itu diperlukan pembekalan dan pendidikan
wajib belajar yang menjadi kunci dalam meraih peluang bonus demografi.
a. Pendidikan

64
Pendidikan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan
penduduk dalam suatu daerah. Semakin tinggi dan merata tingkat
pendidikan suatu daerah semakin maju daerah tersebut. Pada tahap
tertentu tingkat pendidikan dapat meningkatkan status sosial dalam
kehidupan penduduk. Penduduk Kabupaten Nias Utara yang mengenyam
pendidikan sekolah sebanyak 58.989 orang pada tahun 2012. Jumlah
penduduk pendidikan yang mengenyam tingkat pendidikan pada tahun
2012 dan institusi pendidikan yang terdapat di Nias Utara selama tahun
ajaran 2013-2014 disajikan pada Gambar 45 dan Gambar 46 berikut.

Sumber : Nias Utara Dalam Angka, 2014

Gambar 45. Jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan formal pada tahun 2012

200
164
150

100
48
50 28
14
0
TK SD SMP SMA

Sumber : Nias Utara Dalam Angka, 2014

Gambar 46. Jumlah institusi pendidikan yang terdapat di Kabupaten Nias Utara tahun ajaran
2013-2014

65
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kapasitas seseorang dalam meraih kesempatan dan peluang kerja maupun
berwiraswasta. Selain itu tingkat pendidikan di suatu wilayah juga
mengindikatorkan tingkat kesadaran penduduk akan pentingnya
pendidikan. Disisi lain juga menjadi salah satu indikator kesejahteraan
penduduk di suatu wilayah (BPS Kabupaten Nias, 2014). Sarana pendidikan
di Nias Utara disajikan di Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Sarana Pendidikan Di Kabupaten Nias Utara tahun ajaran 2013/2014

Jumlah Jumlah Murid Jumlah


Tingkat Pendidikan
Fasilitas (Unit) (Orang) Guru

Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) 14 491 40


Sekolah Dasar 164 26.359 2.168
Sekolah Menengah Atas 48 10.854 797
Sekolah Menengah Atas dan 28 5.598 550
sederajat
Sumber : BPS Kabupaten Nias, 2014

b. Kesehatan

Kesehatan dan pendidikan merupakan dua sektor yang tidak


terpisahkan dalam mendukung keberhasilan pembangunan. Program
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup serta
mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Semakin tinggi derajat kesehatan masyarakat suatu daerah maka semakin
baik kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Fasilitas kesehatan dan
tenaga kesehatan di Kabupaten Nias Utara disajikan pada Gambar 47 dan
Gambar 48 berikut.

66
40 38
35
30
25
20
15
10 7
4 3 3
1 2
5
0
Puskesmas Puskesmas Klinik KB Puskesmas Klinik Balai Toko obat
perawatan non pembantu bersalin pengobatan
perawatan swasta

Sumber : Nias Utara Dalam Angka, 2014

Gambar 47. Jumlah fasilitas sarana kesehatan di Nias Utara tahun 2014

140 140
133
120
100
80
60
40
14
20 2

0
DOKTER DOKTER GIGI BIDAN DESA PERAWAT
UMUM

Sumber : Nias Utara Dalam Angka, 2014


Gambar 48. Jumlah tenaga kesehatan di Nias Utara tahun 2014

Kesehatan merupakan kebutuhan utama penduduk. Oleh karena itu


kesehatan juga menjadi program pemerintah. Geliat sarana kesehatan di
Kabupaten Nias Utara masih belum sesuai yang diharapkan. Untuk
setingkat kabupaten, tidak ada satupun rumah sakit baik rumah sakit
pemerintah maupun swasta. Sarana kesehatan yang ada baru sebatas

67
puskesmas. Hingga saat ini penduduk Nias Utara jika pihak berobat
puskesmas sudah tidak mampu menangani maka dirujuk rumah sakit di
Kota Gunung Sitoli.
Kemudian untuk potensi budaya tidak ditemukan budaya bahari
yang cukup kental seperti di wilayah Indonesia Timur. Budaya atau kearifan
lokal yang ditemukan di kedua wilayah ini hampir sama yaitu :
 Tidak melaut di hari jumat bagi muslim dan hari minggu bagi penduduk
Kristen
 Melaksanakan kenduri laut dalam satu tahun terakhir
 Setiap hari tidak boleh berpakaian yang kurang baik disekeliling
perairan pantai
 Dilarang mandi di laut dengan tubuh telanjang
 Pemasangan rumpon efektifnya untuk meningkatkan hasil tangkapan
nelayan
 Di Pulau Fao ada semacam bangunan bersejarah

B. PERMASALAHAN PENGELOLAAN
Dari uraian di atas terhadap permasalahan pengelolaan dapat
disimpulkan dari aspek kelembagaan berupa fungsi LPSTK masih kurang,
SDM masih rendah, sarana dan prasarana, lemahnya aturan hukum dan
koordinasi. Kemudian permasalahan-permasalahan pengelolaan di
Kabupaten Nias Utara khususnya pada kedua kecamatan baik di Sawo
maupun Lahewa sebagai berikut:
1. Konflik Wilayah Penangkapan Ikan
Nelayan yang berada di Nias Utara merupakan nelayan lokal dengan
sarana prasarana yang masih minim sehingga jangkauan penangkapan
masih terbatas pula. Dengan jangkauan yang terbatas, seringkali terjadi

68
konflik wilayah penangkapan ikan di antara nelayan lokal. Tidak jarang
pula nelayan lokal bersaing langsung dengan nelayan luar daerah yang
datang dengan kapal dan alat tangkap yang jauh lebih canggih. Hal ini
tidak terlepas dari melimpahnya sumber daya ikan di Kabupaten Nias
Utara. Tentu saja hal ini akan berdampak pada fishing ground nelayan
lokal yang semakin kecil yang semakin mempertajam konflik nelayan
lokal dengan nelayan luar daerah.
2. Klaim kepemilikan lahan di pulau kecil yang tak berpenghuni
Pulau-pulau kecil di sekitar Nias Utara yang tidak berpenghuni
menimbulkan potensi konflik melalui pengakuan (klaim) kepemilikan
lahan secara sepihak oleh beberapa kelompok orang. Hak kepemilikan
lahan memang tidak dapat diakui oleh negara tetapi hak kepemilikan
lahan di pulau dijamin oleh Undang Undang. Banyaknya lahan yang yang
belum jelas status kepemilikan lahan merupakan masalah tersendiri
yang belum dapat dicari solusinya.
3. Mata pencaharian penduduk pesisir Nias Utara sebagian besar adalah
nelayan. Nelayan ini masih bersifat tradisional yang menangkap ikan
atau sumberdaya laut lainnya dengan alat-alat yang sederhana. Untuk
meningkatkan hasil tangkapan dan daya saing di antara nelayan lokal
ataupun dengan nelayan luar daerah diperlukan sarana dan prasarana
yang mendukung seperti kapal dengan muatan yang lebih besar dan alat
tangkap yang lebih canggih, tempat pendaratan ikan yang lebih luas dan
modern, cold storage sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan,
stasiun pengisian bahan bakar untuk kapal-kapal nelayan yang
memadai.

69
4. Rendahnya kesadaran masyarakat pesisir
Masyarakat pesisir memahami pentingnya terumbu karang dan fungsi
laut sebagai rumah dari tangkapan laut mereka. Tetapi yang seringkali
menjadi masalah adalah rendahnya kesadaran. Tentu saja pemahaman
tidak selalu berbanding lurus dengan kesadaran. Terlepas dari faktor
kurangnya sarana dan prasarana, kesadaran merupakan hal yang
terpenting dalam menjaga keberlangsungan suatu kawasan perairan.
Dengan kesadaran yang tinggi dari masyarakat pesisir yang merupakan
pelaku utama di suatu kawasan konservasi akan pentingnya menjaga
dan merawat laut beserta ekosistem yang terkandung di dalamnya maka
dapat mewujudkan suatu kawasan konservasi yang kaya dan
berkelanjutan yang pada akhirnya akan mewujudkan kesejahteraan bagi
masyarakat pesisir itu sendiri.
5. Aspek Kelembagaan
a. Kurangnya sumber daya manusia
Hingga saat ini Satker TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
memiliki dua tenaga kerja tetap ditambah dengan empat orang tenaga
kontrak yang yang akan melakukan pengelolaan kawasan. Idealnya
Satker TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya memiliki setidaknya
10 (sepuluh) orang staf yang memiliki kemampuan dan kompetensi
yang diperlukan dalam melakukan pengelolaan kawasan. Minimnya
sumber daya manusia sangat mempengaruhi efektifitas pengelolaan
dan memperlambat kemandirian lembaga.
b. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh aparat penjaga
keamanan pantai.
Pengelolaan KKPD Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya memerlukan
sarana prasarana yang mendukung kelancaran dan keberlanjutan

70
aktivitas tersebut. Dengan luas lebih dari 20.000 Ha tentu bukan
pekerjaan mudah dalam hal pengawasan jika sarana prasarana yang
diperlukan belum tersedia. Penyediaan sarana prasarana ini pada
akhirnya selain untuk kegiatan pengawasan juga dapat difungsikan
untuk pariwisata.
Beberapa sarana prasarana yang sangat mendasar diperlukan dalam
pengelolaan suatu KKPD adalah kapal pengawas yang dilengkapi
dengan peralatan komunikasi atau pengawas lainnya. Dermaga atau
jetty, mooring buoy, pos jaga, sarana prasarana yang mendukung
kegiatan lainnya seperti sarana air bersih atau MCK dan kantor bagi
pengelola di lapangan.
c. Belum ada standar baku SOP Pengelolaan
TWP Sawo-Lahewa dan Perairan di Sekitarnya yang diresmikan
terbentuk pada bulan Januari 2015 merupakan KKPD yang masih
baru. Hal ini kemungkinan menyebabkan belum terbentuknya SOP
baku yang mengatur mengenai kegiatan pengelolaan yang juga
mencakup penegakan peraturan dan menjamin kegiatan pemanfaatan
sumber daya di dalam kawasan sesuai dengan peraturan yang ada
dalam rangka menjaga keberlanjutan sumberdaya dan ekosistem di
kawasan.
d. Lemahnya pengaturan dan penegakan hukum
Berbagai jenis pelanggaran yang terjadi dalam suatu kawasan
konservasi sudah seharusnya mendapatkan sanksi yang tegas. Mulai
dari pelanggaran wilayah oleh nelayan asing, aktivitas penangkapan
yang merusak, overeksploitasi telur penyu, dll., merupakan
pelanggaran yang harus ditindak tegas karena berkaitan dengan
rusaknya ekosistem di dalam suatu kawasan konservasi tetapi karena

71
banyaknya faktor seperti SOP pengelolaan yang belum terbentuk atau
tidak jeranya masyarakat terhadap suatu hukuman dapat menjadi
faktor penghambat penegakan hukum di suatu kawasan konservasi.
e. Masih lemahnya koordinasi antar lembaga dan kemitraan
Di dalam pengembangan dan pengelolaan suatu kawasan konservasi
diperlukan koordinasi dari berbagai pihak (collaborative management).
Dewan pengelola TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya perlu
dibentuk karena Dinas Kelautan dan Perikanan Nias Utara sebagai
pengelola kawasan konservasi memiliki keterbatasan kewenangan
dan keterbatasan personel. Dewan pengelola harus melibatkan
seluruh stakeholder yang terkait sehingga dapat terlibat secara aktif
sesuai dengan tupoksi masing-masing. Peran ini sangat penting
terutama dalam mengelola kawasan dari aspek ekonomi terkait
dengan sumber pendanaan yang diperlukan.
f. Peralihan pengelolaan KKPD dari Kemenhut ke KKP atau Pemprov ke
Pemda
Peralihan pengelolaan kawasan konservasi yang belum jelas antara
Kemenhut ke KKP atau dari pemerintah provinsi ke daerah juga
merupakan permasalahan tersendiri. Dengan belum adanya kejelasan
status ini maka akan memberi dampak luas terutama pada masalah
pendanaan dan kewenangan.
g. Belum adanya regulasi pendanaan rutin
Kelembagaan dan pendanaan yang kuat dan teratur mutalk
diperlukan dalam mengelola suatu kawasan konservasi. Sumber dana
KKPD saat ini berasal dari APBN yang jumlahnya terbatas. Dengan
keterbatasan anggaran dari APBN diperlukan sumber pendanaan dari
pihak lain yang dapat diformalkan melalui lembaga yang dapat

72
mengakomodir seluruh pihak dalam mendukung pendanaan yang
berkelanjutan (sustainable financing). Sumber pendanaan ini dapat
berasal dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) pihak swasta
dan retribusi atau hasil dari kegiatan wisata di dalam kawasan
tersebut.

73
74
BAB III
PENATAAN ZONASI

A. UMUM
Zonasi kawasan konservasi perairan didefinisikan sebagai suatu
bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang di kawasan konservasi perairan
melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi
sumberdaya dan daya dukung serta proses ekologis yang berlangsung
sebagai satu kesatuan ekosistem (Lubis et al., 2014).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan
Zonasi Kawasan Konservasi Perairan. Pada Pasal 1 Ayat (1) disebutkan
bahwa Kawasan Konservasi Perairan adalah kawasan perairan yang
dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan
sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Selanjutnya Pasal
1 Ayat (3) menyebutkan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan adalah suatu
bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang di kawasan konservasi perairan
melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumber
daya dan daya dukung serta proses-proses ekologis yang berlangsung
sebagai satu kesatuan ekosistem. Sedangkan dalam pasal 9 ayat (1)
disebutkan bahwa Zonasi dalam kawasan konservasi perairan terdiri dari
Zona Inti, Zona Perikanan Berkelanjutan, Zona Pemanfaatan dan Zona
Lainnya.
Kawasan konservasi perairan Nias Utara telah dicadangkan melalui SK
Bupati Nias Utara Nomor 188.45/14/K/tahun 2015 dengan nama Taman

75
Wisata Perairan (TWP) Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya seluas 29.230, 85
ha. Secara administrasi kawasan konservasi perairan tersebut berada dalam
dua kecamatan dari sebelas kecamatan yang ada di Kabupaten Nias Utara,
antara lain Kecamatan Sawo dan Lahewa serta pulau-pulau kecil. Keberadaan
zona inti dalam kawasan konservasi perairan menjadi sangat penting, sesuai
dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
Konservasi Perairan, luas minimal zona inti adalah 2% dari luas kawasan.
Dengan demikian luas Zona Inti Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan
Laut di Sekitarnya minimal seluas 584,617 ha.
Penataan zona lain selain Zona Inti adalah Zona Perikanan
Berkelanjutan, Zona Pemanfaatan dan Zona Lainnya. Zona Perikanan
Berkelanjutan meliputi perairan dangkal pesisir dan perairan pulau kecil dan
perairan lepas (pelagis) disekitarnya dalam kawasan, sedangkan Zona
Pemanfaatan dengan mempertimbangkan fungsi dan kondisi geologis
setelah kejadian gempa dan tsunami tahun 2004 dan 2005 ditetapkan sebagai
Zona Pemanfaatan Terbatas. Adapun Zona Lainnya berada di luar kawasan
zona lain yang telah disebutkan diatas, ditetapkan sebagai Zona Rehabilitasi
sebagai upaya menjaga dan mempercepat proses pemulihan sumberdaya
setelah kejadian gempa dan tsunami 2004 dan 2005.
Untuk efektifitas program pengelolaan analisis untuk program
prioritas dan strategis sangat penting agar tepat sasaran dan mempercepat
keberhasilan pengelolaan. Penentuan bobot dan skor penilaian dikaitkan
dengan keberlanjutan program, cakupan, dampak penting dan faktor
eksternal. Analisis program strategis dan prioritas selanjutnya menggunakan
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) untuk mengetahui
potensi, peluang dan kendala serta tantangan yang dihadapi dalam

76
pelaksanaan program dan kegiatan pengelolaan. Penyusunan strategi
pengelolaan kawasan konservasi perairan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yaitu analisis yang
digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam
memformulasikan pengelolaan kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya secara berkelanjutan.
Analisis SWOT merupakan suatu analisis yang memperhatikan
tentang hubungan atau interaksi unsur-unsur internal (antara kekuatan dan
kelemahan) terhadap unsur-unsur eksternal (peluang dan ancaman). Strategi
pengelolaan kawasan perairan seharusnya mempertimbangkan aspek
keberlanjutan yaitu aspek ekologis, aspek sosial-ekonomi-budaya, aspek
sosial politik, dan aspek hukum dan kelembagaan. Oleh karena itu, rencana
pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya didasarkan atas
faktor-faktor eksternal dan internal yang dilakukan dengan
mempertimbangkan keempat aspek tersebut di atas. Identifikasi unsur-unsur
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam perumusan pengelolaan
kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya disajikan pada Tabel 12
berikut.

Tabel 12. Identifikasi unsur kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunity)
dan ancaman (threats) kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Kekuatan (strengths) Kelemahan (weakness)
a. Adanya dukungan pemerintah yang a. Kurangnya koordinasi dan implementasi
tinggi dalam pengelolaan KKPD TWP dalam Pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan
Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Laut di Sekitarnya (karena terkait dengan
b. Potensi wisata bahari yang sangat banyak sektor)
tinggi b. TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
c. Potensi sumber daya kelautan dan yang ada belum dikelola secara efektif
perikanan yang cukup tinggi c. Kurangnya dukungan politik dan peraturan
d. Memiliki biodiversitas yang cukup perundang-undangan (Petunjuk operasional
tinggi dan teknis)
e. Memiliki keunikan geologis yaitu
bekas pengangkatan akibat gempa

77
f. Memiliki mangrove dan lamun yang d. Kualitas dan Kuatitas SDM yang mengelola
sehat TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
masih rendah
e. Dana operasional yang tidak memadai
f. Sarana, prasarana dan infrastruktur yang
belum memadai
Peluang (opportunities) Ancaman (threats)
a. Komitmen Pemerintah Pusat dan a. Gangguan keamanan di kawasan oleh
Daerah kapal nelayan dari luar kawasan yang
b. Tingginya dukungan dari para pihak menangkap ikan secara ilegal (Illegal fishing),
(Pemerintah Pusat, Kabupaten, menggunakan alat tangkap yang merusak
Kecamatan, LSM, dan Swasta lingkungan dan penangkapan ikan berlebih
c. Dukungan masyarakat terhadap b. Bencana alam seperti gempa bumi dan
konservasi tsunami karena Pulau Nias terletak di
d. Potensi wisata bahari dan budaya lempeng tektonik Samudera Hindia
yang cukup tinggi c. Kerusakan habitat akibat penggunaan alat
e. Akses transportasi dari kota lain atau yang tidak ramah lingkungan, penambangan
ibu kota yang telah memadai karang
d. Banyaknya polusi dari daratan berupa
plastik, limbah kimia, dan pencemaran di
laut berupa limbah minyak dan suara dari
kapal
e. Penangkapan spesies-spesies yang
dilindungi mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi seperti kima, teripang dan penyu
f. Dampak antropogenik akibat pembangunan
terhadap keutuhan ekosistem berupa
sedimentasi, konversi lahan, meningkatnya
intensitas pelayaran
g. Meningkatnya jumlah penduduk yang
berakibat pada tingginya tekanan terhadap
sumberdaya

Dalam Penyusunan strategi pengelolaan kawasan TWP Sawo-


Lahewa dan Laut di Sekitarnya disusun berdasarkan atas kondisi faktual di
lapangan, komponen SWOT yang disajikan pada Tabel 12 di atas, maka
teknik yang digunakan adalah strategi silang dari faktor SWOT yaitu,
 Strategi S-O, yaitu strategi yang disusun untuk memanfaatkan seluruh
kekuatan dan mengoptimalkan peluang yang ada
 Strategi S-T, yaitu strategi yang disusun untuk memanfaatkan kekuatan
yang dimiliki dalam menanggulangi ancaman yang ada

78
 Strategi W-O, yaitu strategi memanfaatkan peluang secara optimal
untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki
 Strategi W-T, yaitu strategi yang disusun untuk mengatasi kelemahan
dan mengeliminasi ancaman yang mungkin terjadi.

Berdasarkan peluang dan ancaman, terdapat sebelas strategi


pengelolaan kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya yang
disusun berdasarkan unsur-unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, yaitu:
1. Koordinasi dengan instansi terkait, dalam rangka perlindungan dan
pengawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya;
2. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan dinas terkait dalam rangka
pengembangan pariwisata;
3. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan dinas terkait dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
4. Capacity building (peningkatan kemampuan) secara kontinyu bagi
tenaga yang ada melalui pendidikan dan pelatihan sehingga
mempunyai kemampuan dan keterampilan yang memadai;
5. Membuka peluang kerjasama dengan berbagai organisasi atau
lembaga terkait lainnya baik di lingkup nasional maupun internasional
serta meningkatkan apresiasi para pihak untuk lebih peduli pada
TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya;
6. Pengembangan dan penambahan fasilitas dan infrastruktur yang
mendukung pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya, serta perawatan perlengkapan dan
fasilitas secara berkala untuk menghindari kerusakan dan biaya
perbaikan yang mahal;

79
7. Peningkatan kualitas dan kuantitas pengawasan dan pengamanan
kawasan dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas;
8. Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang telah ada;
9. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
pengamanan kawasan dan penegakan hukum;
10. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia
pengelola kawasan konservasi perairan, baik pengetahuan mengenai
konservasi kawasan maupun konservasi spesies dan genetik;
11. Pengembangan jejaring kawasan konservasi perairan (Marine Protected
Areas networking) dalam skala kawasan, regional dan nasional.

Analisis kesesuaian zona dilakukan dengan menggunakan matriks


kesesuaian, di samping juga dilakukan sistem pembobotan dari aspek ekologi,
manfaat, sosial dan ekonomi.
Zonasi di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya mengacu pada
pembagian zonasi yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor PER.30/MEN/2010. Penetapan zonasi didasarkan pada
berbagai hasil studi dan analisis yang mendalam, ground-truthing dan
konsultasi publik dengan stakeholder terkait di tingkat kabupaten, desa dan
dusun di kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya.
Luas Kawasan Konservasi Perairan Nasional TWP Sawo-Lahewa dan
Laut di Sekitarnya adalah 29.230,85 ha. Penetapan zonasi TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya sebagaimana ditunjukkan dalam peta zonasi
kawasan pada Gambar 52. (Peta Zonasi TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya dengan skala 1 : 25.000) dengan titik koordinat batas kawasan
yang dapat dilihat pada Tabel 13, serta peta detail zonasi pada Gambar 52

80
(Peta Detail Zonasi TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya dengan skala
1 : 25.000) di halaman berikutnya.
Sistem zonasi dalam kawasan konservasi perairan nasional
TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya dibagi menjadi empat zona yaitu
Zona Inti, Zona Perikanan Berkelanjutan dan Zona Pemanfaatan serta Zona
Lainnya diperuntukan sebagai Zona Rehabilitasi. Adapun batas koordinat
Kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya disajikan pada Tabel 13
berikut.

Tabel 13. Batas Koordinat Kawasan TWP Sawo-Lahewa Dan Laut Di Sekitarnya
Koordinat (derajat, menit, detik,
desimal) Luas
Area ID Lokasi
(hektar)
Bujur Timur Lintang Utara
1 097 25 20,91000E 01 43 22,21320N
2 097 28 10,40520E 01 43 23,35800N
Area 1 2485,34 P. Sarangbaung
3 097 28 10,40520E 01 40 40,07640N
4 097 25 20,91000E 01 40 38,01360N
5 097 25 59,30760E 01 29 26,97000N
6 097 27 08,60040E 01 30 26,40600N
Area 2 7 097 27 08,60040E 01 33 04,32000N 2863,12 Kec Sawo
8 097 24 04,43880E 01 33 04,32000N
9 097 24 04,43880E 01 29 56,81760N
10 097 22 37,51680E 01 31 21,36000N
11 097 22 37,51680E 01 33 54,59760N
Area 3 12 097 18 40,37400E 01 33 54,59760N 3948,80 Kec Sawo
13 097 18 40,37400E 01 30 19,55880N
14 097 20 52,00800E 01 29 09,45960N
15 097 16 40,05120E 01 25 14,33640N
Kec Lahewa
16 097 16 40,05120E 01 29 06,74520N
Area 4 7371,09 Timur dan Kec
17 097 11 32,25480E 01 29 06,74520N Lahewa
18 097 11 32,25480E 01 25 09,53400N
19 097 09 49,21560E 01 24 47,23560N
12562,5
Area 5 20 097 10 38,48880E 01 25 31,62000N Kec Lahewa
0
21 097 10 38,48880E 01 26 29,76000N

81
22 097 09 02,82960E 01 27 43,40880N
23 097 03 59,01840E 01 27 43,40880N
24 097 02 16,54800E 01 26 29,76000N
25 097 02 16,54800E 01 22 27,36840N
26 097 05 58,57440E 01 19 57,27000N
27 097 08 04,70040E 01 19 57,27000N
28 097 08 04,70040E 01 22 50,18160N

Peta zonasi kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Sawo-Lahewa


dan Laut di Sekitarnya dibagi dalam lima area secara keseluruhan disajikan
dalam peta skala 1 : 25.000 seperti pada Gambar 49.

Gambar 49. Peta zonasi kawasan Peta zonasi kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Sawo-
Lahewa dan Laut Sekitarnya

B. ZONA INTI
1. Rancangan Zona Inti

82
Zona inti merupakan bagian-bagian kawasan konservasi perairan yang
memiliki kondisi alam baik biota ataupun fisiknya masih asli dan atau belum
diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi berfungsi untuk
perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas. Zona
inti Nias Utara mempunyai luas total 609,26 ha dari jumlah minimal 2% luas
KKPD sebesar 584,61 ha. Sebaran zona inti di Taman Wisata Perairan Sawo-
Lahewa dan Laut Sekitarnya meliputi pulau-pulau kecil dan gosong karang
di sepanjang perairan Sawo dan Lahewa Timur dengan total luas 609,26 ha.
Lokasi zona inti tersebut meliputi Gosong Idenenasi, pesisir timur Pulau
Baohi dan Pulau Lahewa, sisi barat Pulau Lafau, Gosong Zoatamaru dan sisi
utara Pulau Sarangbaung. Lokasi dan posisi koordinat masing lokasi zona
inti disajikan dalam Tabel 14 berikut ini.

Tabel 14. Lokasi zona inti di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya

Lintang Utara
Bujur Timur Luas
No Lokasi Titik (Derajat Menit
(Derajat Menit Detik Desimal) (ha)
Detik Desimal)
1 1 097 06 18,37080E 01 26 04,58520N
2 2 097 06 43,27920E 01 26 19,82400N
Gosong Idenenasi 48,12
3 3 097 06 51,82920E 01 26 05,45280N
4 4 097 06 26,05320E 01 25 49,09440N
5 5 097 10 05,63520E 01 25 18,82200N
6 6 097 10 08,36760E 01 25 08,81400N
7 7 097 10 22,08360E 01 25 16,84200N
P. Baohi dan P.
8 8 097 10 35,54400E 01 25 45,22800N 51,07
Lahewa
9 9 097 10 38,48880E 01 26 02,11920N
10 10 097 10 32,28240E 01 26 09,14280N
11 11 097 10 26,83560E 01 26 03,74640N
12 12 097 12 49,83120E 01 25 16,47120N
13 13 097 12 42,03000E 01 25 12,79200N
14 14 097 12 38,55240E 01 25 19,74720N
P. Lafau 15,14
15 15 097 12 38,88720E 01 25 29,06400N
16 16 097 12 44,16120E 01 25 36,01920N
17 17 097 12 50,31720E 01 25 32,08800N
18 18 097 14 55,38840E 01 27 35,62920N
19 19 097 14 56,32440E 01 27 29,19240N
20 P. Senau 20 097 14 49,11000E 01 27 27,28080N 35,82
21 21 097 14 41,26920E 01 27 28,79280N
22 22 097 14 37,11480E 01 27 15,73200N

83
23 23 097 14 28,81320E 01 27 09,81000N
24 24 097 14 19,03200E 01 27 06,12360N
25 25 097 14 13,72200E 01 27 13,50720N
26 26 097 20 10,46760E 01 31 45,76080N
27 27 097 19 45,46920E 01 32 06,05040N
28 Gosong 28 097 20 04,76160E 01 32 25,13400N
159,48
29 Zaotamaru 29 097 20 24,29160E 01 32 38,16240N
30 30 097 20 51,37800E 01 32 48,21720N
31 31 097 20 55,47480E 01 32 27,45600N
32 32 097 26 19,72680E 01 42 17,46360N
33 33 097 25 49,33200E 01 42 33,92280N
34 P. Sarangbaung 34 097 26 07,30320E 01 43 17,45400N 299,63
35 35 097 27 11,56680E 01 42 52,22160N
36 36 097 26 59,17920E 01 42 20,28600N

Peta Zona Inti dalam kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya
secara keseluruhan disajikan dalam peta Skala 1 : 25.000 sesuai dengan
Gambar 50 sampai Gambar 53 berikut.

Gambar 50. Peta Zona Inti TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-333

84
Gambar 51. Peta Zona Inti TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-334

Gambar 52. Peta Zona Inti TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-621

85
Gambar 53. Peta Zona Inti TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-624

2. Potensi
2.1 Gosong Idenenasi
Terumbu karang Gosong Idenenasi termasuk tipe gosong karang
(patch reef) sejajar dekat garis pantai dan perairan di antaranya membentuk
goba atau laguna. Kondisi terumbu karang Gosong Idenenasi diperkirakan
cukup baik dengan perbandingan hasil pengukuran kondisi terumbu karang
terdekat yaitu terumbu tepi pesisir Desa Balefadoro Tuho Tureloto dengan
tutupan 48,2% (Stasiun NIAL07) (Siringoringo et al., 2014; 2015). Keragaman
jenis karang cukup bervariasi, diperkirakan 60-65 jenis dari 8-10 famili, dimana
kelompok karang Acropora dan Pocillopora lebih mendominasi. Ikan karang
dari kelompok ikan indikator coralivor Famili Chaetodontidae cukup beragam
diperkirakan 11-12 jenis dengan kelimpahan 77-99 individu, paling tinggi
dibanding lokasi lainnya di perairan Nias Utara. Ikan target dari kelompok ikan

86
herbivora Famili Scaridae, Achanturidae, dan Siganidae ditemukan sekitar 21
jenis dengan kelimpahan 124-135 individu. Sedangkan ikan target dari
kelompok ikan bernilai ekonomis tinggi Famili Haemulidae, Lutjanidae, dan
Serranidae ditemukan sebanyak 12 jenis dengan kelimpahan 115 individu
(Siringoringo et al., 2014; 2015). Biota yang berassosiasi dengan terumbu
karang terutama dari kelompok teripang dan kima, sedangkan lobster dan
keong lola sangat jarang (Siringoringo et al, 2014; 2015).
Gosong karang Idenenasi dengan ketersedian substrat alami sangat
potensi sebagai lokasi penempelan biota bentik baru (rekruitmen) sebagai
indikasi terjadinya proses resiliensi menuju pemulihan komunitas terumbu
karang setelah kejadian gempa dan tsunami tahun 2004 dan 2005. Di
samping itu keberadaan Gosong Idenenasi menjadi habitat, tempat memijah
dan daerah asuh bagi berbagai biota laut. Kondisi perairan Gosong Idenenasi
yang masih alami dan berada di laut lepas menjadi daerah ruaya berbagai
jenis ikan dan mamalia laut yang bermigrasi dari sisi barat, utara dan timur
Pulau Nias dan sebaliknya. Berdasarkan hasil kesepakatan dengan
masyarakat sebagian Gosong Idenenasi dijadikan zona inti TWP Perairan
Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya seluas 48,12 ha.

2.2 Perairan Pulau Baohi


Terumbu karang Pulau Baohi termasuk tipe terumbu tepi (fringing reef)
dengan rataan tidak luas yaitu sekitar 150 meter dari garis pantai terdekat kea
rah tubir karang. Kondisi terumbu karang Pulau Baohi pada sisi selatan-barat
cukup baik dengan tutupan 43,67% (Siringoringo et al., 2015). Jenis karang
yang dijumpai antara lain Pocilopora verucossa, Platygyra sp., Acropora sp.,
Montipora sp., Fungia fungites dan Ctenactis sp. Ikan karang dari kelompok ikan
indikator koralivor Famili Chaetodontidae cukup beragam diperkirakan ada

87
tiga jenis dengan kelimpahan rendah delapan individu, paling tinggi dibanding
lokasi lainnya di perairan Nias Utara. Ikan target dari kelompok ikan herbivora
Famili Scaridae, Achanturidae dan Siganidae tidak beragam hanya tujuh jenis
dengan kelimpahan rendah 35 indvidu. Sedangkan ikan target dari kelompok
ikan bernilai ekonomis tinggi Famili Haemulidae, Lutjanidae, dan Serranidae
enam jenis dengan kelimpahan tujuh individu (Siringoringo et al., 2015).
Ekosistem pesisir terkait lainnya mangrove dan padang lamun ditemukan
dalam kawasan cukup luas dengan kondisi cukup baik.
Asal mula Pulau Baohi cukup unik yaitu berasal dari gosong karang
yang muncul ke permukaan akibat pergerakan lempeng diikuti gempa bumi.
Dalam perkembangannya pulau yang secara geologis masih berumur muda
ini sangat rentan terhadap perubahan, sebaliknya perkembangan yang terjadi
menurut waktu adalah bentuk alami menuju kearah yang lebih stabil. Perairan
Pulau Baohi juga merupakan habitat bagi beberapa biota langka dilindungi
seperti kima, keong trochus atau lola dan jenis bambu laut Isis hipuris yang
dilidungi secara mutlak. Berdasarkan hasil kesepakatan bersama masyarakat
dan kajian menyeluruh oleh tim kerja, perairan sisi selatan-timur Pulau Baohi
direkomendasikan sebagai Zona Inti dengan luas 51,07 ha.

2.3 Perairan Pulau Lafau


Terumbu karang Pulau Lafau termasuk tipe terumbu tepi (fringing reef)
dengan rataan tidak luas yaitu sekitar 200 meter dari garis pantai terdekat ke
arah tubir karang. Kondisi terumbu karang Pulau Baohi pada sisi barat baik
dengan tutupan 64,93% dan paling tinggi dibanding lokasi terumbu lainnya di
Nias Utara (Siringoringo et al., 2015). Keragaman jenis karang cukup tinggi 86
jenis dari 32 genus dan 12 famili dan paling tinggi dibanding lokasi lainnya,
terutama dari kelompok karang Acropora. Ikan karang dari kelompok ikan

88
indikator coralivor Famili Chaetodontidae cukup beragam diperkirakan 11
jenis dengan kelimpahan rendah 65 individu. Ikan target dari kelompok ikan
herbivora Famili Scaridae, Achanturidae, dan Siganidae tidak beragam hanya
20 jenis dengan kelimpahan paling tinggi 1.064 indvidu, sedangkan ikan target
dari kelompok ikan bernilai ekonomis tinggi Famili Haemulidae, Lutjanidae,
dan Serranidae delapan jenis dengan kelimpahan 18 individu (Siringoringo et
al., 2015). Biota yang berasosiasi dengan terumbu karang tidak terlalu
beragam terutama dari kima dan bulu babi (Siringoringo et al., 2014; 2015).
Perairan yang masih alami dan ketersedian ekosistem terumbu karang Pulau
Lafau dengan kondisi terbaik merupakan pusat keanekaragaman biota laut di
perairan Nias Utara. Di samping itu kehadiran terumbu karang juga menjadi
habitat, tempat memijah, daerah asuh dan tempat berburu berbagai biota laut,
termasuk biota langka dan dilindungi seperti kerang kima. Berdasarkan hasil
kesepakatan bersama masyarakat dan kajian menyeluruh oleh tim kerja,
perairan sisi barat Pulau Lafau sebagai Zona Inti dengan luas 15,14 ha.

2.4 Pulau Senau atau Pulau Panjang


Terumbu karang Pulau Senau termasuk tipe terumbu tepi (fringing reef)
dengan rataan tidak luas yaitu sekitar 100 meter dari garis pantai terdekat ke
arah tubir karang. Kondisi terumbu karang Pulau Senau pada sisi selatan
cukup baik dengan tutupan 29,73% mengalami kenaikan dibanding tahun
2014 (Siringoringo et al., 2015). Keragaman jenis karang cukup tinggi 71 jenis
dari 34 genus dan 14 famili dan paling tinggi setelah Pulau Lafau didominasi
oleh jenis-jenis dari Famili Agaricidae dan Faviidae. Ikan karang dari kelompok
ikan indikator coralivor Famili Chaetodontidae cukup beragam diperkirakan 7
jenis dengan kelimpahan rendah 25 individu. Ikan target dari kelompok ikan
herbivore Famili Scaridae, Acanthuridae, dan Siganidae tidak beragam hanya

89
15 jenis dengan kelimpahan paling tinggi 62 individu, sedangkan ikan target
dari kelompok ikan bernilai ekonomis tinggi Famili Haemulidae, Lutjanidae,
dan Serranidae 5 jenis dengan kelimpahan 6 individu (Siringoringo et al., 2015).
Biota yang berasosiasi dengan terumbu karang tidak terlalu beragam
terutama dari teripang dan kerang kima serta bulu babi dan bintang laut biru
(Siringoringo et al., 2014 ; 2015). Ekosistem pesisir terkait lainnya mangrove
dan padang lamun tidak terlalu berkembang dengan baik. Perairan yang masih
alami dan ketersedian ekosistem terumbu karang Pulau Senau dengan kondisi
cukup baik memiliki keanekaragaman biota laut cukup tinggi. Di samping itu
kehadiran terumbu karang juga menjadi habitat, tempat memijah, daerah asuh
dan tempat berburu berbagai biota laut, termasuk biota langka dan dilindungi
seperti kerang kima. Berdasarkan hasil kesepakatan bersama masyarakat dan
kajian menyeluruh oleh tim kerja penyusunan zonasi dan rencana pengelolaan
TWP Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya, perairan sisi selatan Pulau senau
ditetapkan sebagai Zona Inti dengan luas 35,82 ha.

2.5 Perairan Gosong Zaotamaru


Terumbu karang Gosong Zaotamaru termasuk tipe gosong karang
(patch reef) sejajar garis berjarak sekitar 700 meter dari garis pantai terdekat.
Tidak tersedia data kondisi terumbu karang Gosong Zaotamaru, namun jika
disamakan dengan kondisi terumbu karang terdekat pesisir timur Desa
Sifahandro tahun 2015, diprediksi kondisi terumbu karangnya kurang baik
dengan tutupan sekitar 15-20% (tutupan Stasiun NIAL01 sebesar 18,8%),
namun menunjukan peningkatan dibanding tahun sebelum. Begitu juga
keanekaragaman jenis karang diperkirakan sekitar 60-65 jenis, 20-25 genus
dan 10-12 famili (Stasiun NIAL01, 65 jenis, 24 genus dan 10 famili)
(Siringoringo et al., 2015). Biota lain yang berasosiasi dengan terumbu karang

90
yang paling sering ditemukan adalah teripang dan bulu babi. Melihat kondisi
pesisir dan kejadian gempa masa lalu diperkirakan mangrove belum mampu
berkembang dengan baik, sedangkan padang lamun terlihat mulai tumbuh
kembali di perairan pesisir.
Terumbu karang Gosong Zaotamaru dan terumbu karang sepanjang
pesisir Tanjung Ginigini dan Tanjung Loaya merupakan habitat bagi beberapa
biota laut baik yang bernilai ekonomis tinggi maupun biota langka dilindungi
seperti kima, keong trochus atau lola. Kondisi perairan masih alami,
lingkungan pesisir tidak berpenduduk dengan ketersedian sumberdaya yang
masih alami. Perairan sekitar Gosong Zaotamaru menjadi daerah lintasan
berbagai biota laut termasuk mamalia laut seperti lumba-lumba dan dugong.
Berdasarkan hasil kesepakatan bersama masyarakat dan kajian menyeluruh
oleh tim kerja penyusunan zonasi dan rencana pengelolaan TWP Sawo-
Lahewa dan Laut Sekitarnya, perairan Gosong Zaotamaru dan perairan pesisir
di sekitarnya dijadikan sebagai Zona Inti dengan luas 159,48 ha.

2.6 Perairan Pulau Sarangbaung


Terumbu karang Pulau Sarangbaung termasuk tipe terumbu tepi
(fringing reef) dengan rataan cukup luas yaitu sekitar 400 meter dari garis
pantai terdekat ke arah tubir karang. Kondisi terumbu karang Pulau
Sarangbaung pada sisi selatan barat cukup baik dengan tutupan 26,67%
(Siringoringo et al., 2015). Ikan karang dari kelompok ikan indikator koralivor
Famili Chaetodontidae cukup beragam mencapai 15 jenis dengan kelimpahan
rendah 81 individu. Ikan target dari kelompok ikan herbivora Famili Scaridae,
Achanturidae dan Siganidae tidak beragam hanya delapan jenis dengan
kelimpahan paling tinggi 70 indvidu, sedangkan ikan target dari kelompok ikan
bernilai ekonomis tinggi Famili Haemulidae, Lutjanidae dan Serranidae

91
sembilan jenis dengan kelimpahan 60 individu (Siringoringo et al., 2015). Biota
yang berasosiasi dengan terumbu cukup beragam terutama dari teripang dan
kerang kima, keong trochus, serta bulu babi dan bintang laut biru (Siringoringo
et al., 2014; 2015). Ekosistem pesisir terkait lainnya padang lamun cukup baik,
ditemukan sekitar enam jenis vegetasi lamun, sedangkan mangrove tidak
berkembang dengan baik.
Berdasarkan hasil kesepakatan bersama masyarakat dan kajian
menyeluruh oleh tim kerja penyusunan zonasi dan rencana pengelolaan TWP
Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya, perairan dan pesisir sisi utara Pulau
Sarangbaung ditetapkan sebagai Zona Inti dengan luas 299,63 ha.

3. Peruntukan/Tujuan Zona inti


Penataan ruang untuk zona inti di TWP Sawo-Lahewa dan Laut
Sekitarnya didasarkan atas data dasar hasil survei lapangan dan monitoring
kondisi terumbu karang dan ekosistem terkait serta survei sosial ekonomi dan
budaya masyarakat di sepanjang tahun 2014 dan 2015. Penetapan akhir
rancangan zona inti tersebut didasarkan atas kesepakatan dengan
masyarakat melalui kegiatan konsultasi publik, koordinasi lintas sektor melalui
kelompok kerja yang dibentuk.
Sesuai hasil identifikasi dan inventarisasi potensi, survei lapangan dan
monitoring kawasan di TWP Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya ditemukan
kemiripan kondisi antara lain kondisi perairan dan kondisi terumbu karang dan
keragaman biotanya. Berdasarkan kondisi tersebut, kriteria yang mendasari
penentuan zona Inti adalah sebagai berikut:
 Habitat terumbu karang dari kondisi cukup baik sampai baik serta
menunjukan proses pemulihan setelah kejadian gempa tsunami tahun
2004 dan 2005

92
 Kondisi fisik dan geologis pesisir dan pulau kecil yang unik, yaitu hampir
semua lokasi Zona Inti, terumbu karang dan daratannya mengalami
proses pengangkatan saat kejadian gempa hebat tahun 2004 dan 2005.
 Habitat beberapa biota langka dan dilindungi seperti penyu, kerang kima,
keong lola dan bambu laut
 Terdapat ekosistem pesisir yang komplit (terumbu karang, padang lamun
dan mangrove) sebagai tempat memijah dan berkembangnya berbagai
bibit biota laut (spawning dan nursery area)
 Lokasi yang dikeramatkan dan sebagai situs penyelenggaraan beberapa
kegiatan adat.

Peruntukan Zona Inti TWP Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya


bertujuan untuk melindungi dan memulihkan kembali ekosistem terumbu
karang, padang lamun dan mangrove, pantai peteluran penyu dan tempat
memijah dan berkembang berbagai bibit biota laut serta mempertahankan
situs dan tradisi adat yang ada. Keberadaan Zona Inti ini diharapkan dapat
mengurangi tekanan dari berbagai aktifitas manusia serta mampu menjaga
dan mempercepat proses pemulihan sumberdaya setelah kejadian gempa
dan tsunami tahun 2004 dan 2005.

93
C. ZONA PERIKANAN BERKELANJUTAN
1. Rancangan Zona Perikanan Berkelanjutan
Seluruh area dalam kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya,
Kabupaten Nias Utara yang tidak termasuk ke dalam Zona Inti, Zona
Pemanfaatan dan Zona Rehabilitasi adalah Zona Perikanan Berkelanjutan
dengan luas mencapai 27.870,71 ha. Zona Perikanan Berkelanjutan
merupakan bagian dari Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan Laut
Sekitarnya yang diperuntukkan bagi kegiatan perlindungan habitat dan
populasi ikan, penangkapan ikan ramah lingkungan, budidaya yang ramah
lingkungan, pariwisata dan rekreasi, penelitian dan pengembangan, serta
pendidikan. Lokasi dan posisi Zona Perikanan Berkelanjutan disajikan dalam
Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15. Lokasi dan titik koordinat zona perikanan berkelanjutan di kawasan Taman Wisata
Perairan Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya, Kabupaten Nias Utara
Bujur Timur Lintang Utara
Luas
No Lokasi Titik (Derajat Menit Detik (Derajat Menit Detik
(ha)
Desimal) Desimal)
1 1 097 25 20,91000E 01 43 22,21320N
2 2 097 28 10,40520E 01444 43 23,35800N 2185,71
P. Sarangbaung
3 3 097 28 10,40520E 01 40 40,07640N
4 4 097 25 20,91000E 01 40 38,01360N
5 5 097 25 59,30760E 01 29 26,97000N
6 Kecamatan 6 097 27 08,60040E 01 30 26,40600N
2675,47
7 Sawo 7 097 27 08,60040E 01 33 04,32000N
8 (bagian barat) 8 097 24 04,43880E 01 33 04,32000N
9 9 097 24 04,43880E 01 29 56,81760N
10 10 097 22 37,51680E 01 31 21,36000N
11 Kecamatan 11 097 22 37,51680E 01 33 54,59760N
3789,32
12 Sawo 12 097 18 40,37400E 01 33 54,59760N
13 (bagian timur) 13 097 18 40,37400E 01 30 19,55880N
14 14 097 20 52,00800E 01 29 09,45960N
15 Kec. Lahewa 15 097 16 40,05120E 01 25 14,33640N
16 Timur dan Kec. 16 097 16 40,05120E 01 29 06,74520N 7177,75
17 Lahewa (bagian 17 097 11 32,25480E 01 29 06,74520N
18 utara) 18 097 11 32,25480E 01 25 09,53400N
19 19 097 09 49,21560E 01 24 47,23560N 12042,4
Kec. Lahewa
20 20 097 10 38,48880E 01 25 31,62000N 6
(bagian barat)
21 21 097 10 38,48880E 01 26 29,76000N

94
22 22 097 09 02,82960E 01 27 43,40880N
23 23 097 03 59,01840E 01 27 43,40880N
24 24 097 02 16,54800E 01 26 29,76000N
25 25 097 02 16,54800E 01 22 27,36840N
26 26 097 05 58,57440E 01 19 57,27000N
27 27 097 08 04,70040E 01 19 57,27000N
28 28 097 08 04,70040E 01 22 50,18160N

Peta Zona Perikanan Berkelanjutan dalam kawasan TWP Sawo-Lahewa dan


Laut Sekitarnya secara keseluruhan disajikan dalam Skala 1 : 25.000 sesuai
dengan Gambar 54 sampai Gambar 62 di bawah ini.

Gambar 54. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-331

95
Gambar 55. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-332

Gambar 56. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-333

96
Gambar 57. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-334

Gambar 58. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-343

97
Gambar 59. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-344

Gambar 60. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-621

98
Gambar 61. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-622

Gambar 62. Peta Zona Perikanan Berkelanjutan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Lembar 1517-624

99
2. Potensi Zona Perikanan Berkelanjutan
Potensi zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan TWP Sawo-Lahewa dan
Laut Sekitarnya antara lain:
 Habitat ikan-ikan bernilai ekonomis penting
 Daerah ikan pelagis besar, pelagis kecil, ikan demersal dan ikan karang
 Lokasi tangkap nelayan lokal dan nelayan dari luar
 Wilayah perairan yang cocok sebagai lokasi budidaya pantai dan payau

3. Peruntukan/Tujuan Zona Perikanan Berkelanjutan


Peruntukan zonan perikanan berkelanjutan dalam kawasan TWP Sawo-
Lahewa dan Laut Sekitarnya bertujuan sebagai lokasi perikanan tangkap
masyarakat di sekitar kawasan dan dari luar serta menjadi lokasi budidaya
perikanan pantai dan payau.

4. Kegiatan Yang Boleh dan Tidak Boleh


Kegiatan dalam kawasan zona perikanan berkelanjutan telah diatur dalam
Peraturan Menteri Nomor PER.30/MEN/2010 tentang rencana pengelolaan
dan zonasi kawasan konservasi perairan. Bentuk-bentuk kegiatan
pemanfaatan dalam zona perikanan berkelanjutan adalah sebagai berikut:
 Menggunakan alat tangkap perikanan yang ramah lingkungan
 Menggunakan cara atau metode penangkapan ikan dengan
memperhatikan daya dukung habitat dan atau tidak menganggu
keberlanjutan sumberdaya ikan dan lingkungannya
 Tidak menggunakan bahan dan alat menangkap ikan yang merusak
lingkungan
 Tidak membuang jangkar di habitat terumbu karang

100
Sedangkan pada zona perikanan berkelanjutan yang peruntukan untuk
kegiatan budidaya, bentuk kegiatan yang diperbolehkan adalah sebagai
berikut:
 Jenis ikan yang dibudidayakan adalah jenis ikan setempat yang bertujuan
untuk konservasi jenis
 Jenis pakan yang digunakan adalah jenis pakan yang ramah lingkungan
dan sesuai dengan standar nasional Indonesia
 Menggunakan teknologi budidaya tradisional yaitu padat tebar rendah,
pemberikan pakan rendah dan tidak menggunakan obat-obatan
 Jumlah unit usaha budidaya sesuai dengan daya dukung yang ada.

D. ZONA PEMANFAATAN
1. Rancangan Zona Pemanfaatan
Zona pemanfaatan merupakan bagian dari Kawasan Taman Wisata
Perairan Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya Kabupaten Nias Utara yang
ditetapkan peruntukannya bagi berbagai sektor kegiatan pemanfaatan
sumber daya antara lain pariwisata, pendidikan dan penelitian.
Zona Pemanfaatan di Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan Laut
Sekitarnya Kabupaten Nias Utara tersebar dibeberapa lokasi dengan total luas
mencapai 821,01 ha. Lokasi dan posisi Zona Pemanfataan tersebut disajikan
dalam Tabel 16 berikut ini.

101
Tabel 16. Lokasi dan titik koordinat zona pemanfaatan di kawasan Taman Wisata Perairan
Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya, Kabupaten Nias Utara

Bujur Timur Lintang Utara


N Luas
Lokasi Titik (Derajat Menit (Derajat Menit
o (hektar)
Detik Desimal) Detik Desimal)
1 1 097 06 03,58920E 01 21 10,00800N
2 2 097 05 56,05080E 01 21 06,90120N
3 3 097 06 01,04040E 01 20 57,36840N
P. Mause 30,08
4 4 097 06 17,89200E 01 20 54,37680N
5 5 097 06 28,97640E 01 21 05,23800N
6 6 097 06 22,85280E 01 21 11,26800N
7 7 097 03 28,51560E 01 24 53,34480N
8 Desa Hiligawolo 8 097 02 57,91560E 01 24 31,84920N
421,36
9 Barat 9 097 04 04,83600E 01 22 52,90320N
10 10 097 04 33,84840E 01 23 18,01680N
11 11 097 05 35,98800E 01 25 30,79920N
12 12 097 05 36,15000E 01 25 42,31560N
Desa Hiligawolo
13 13 097 05 52,81440E 01 25 39,84600N
Utara dan Desa 134,91
14 14 097 06 47,91240E 01 25 48,35280N
Balefadoro Tuho
15 15 097 07 22,67400E 01 26 04,62480N
16 16 097 07 26,86800E 01 25 54,02280N
17 17 097 13 10,61040E 01 24 19,13040N
18 18 097 13 07,65120E 01 24 30,16800N
19 19 097 13 24,00960E 01 24 35,89920N
20 20 097 13 38,46000E 01 24 47,48400N
21 Desa Siheneasi 21 097 13 46,44840E 01 24 49,90320N 44,38
22 22 097 13 53,51160E 01 24 50,59800N
23 23 097 14 00,36960E 01 24 49,00320N
24 24 097 14 05,39160E 01 24 45,66240N
25 25 097 14 03,90120E 01 24 40,43880N
26 26 097 13 12,99360E 01 25 57,67320N
27 27 097 13 27,44040E 01 25 57,20880N
28 28 097 13 31,97640E 01 25 49,44720N
Gosong Gilo 32,75
29 29 097 13 28,97760E 01 25 39,83880N
30 30 097 13 15,60720E 01 25 39,14760N
31 31 097 13 07,84920E 01 25 47,06040N
32 32 097 25 09,76440E 01 31 01,74720N
33 33 097 25 28,39800E 01 31 17,38200N
Teluk Bengkuang 157,53
34 34 097 26 04,65720E 01 30 22,29840N
35 35 097 25 44,77800E 01 30 05,15880N

102
Peta Zona Pemanfaatan dalam kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut
Sekitarnya secara keseluruhan disajikan dalam Skala 1 : 25.000 sesuai dengan
Gambar 63 sampai Gambar 66 di bawah ini

Gambar 63. Peta Zona Pemanfaatan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-
331

103
Gambar 64. Peta Zona Pemanfaatan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-
333

Gambar 65. Peta Zona Pemanfaatan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-
334

104
Gambar 66. Peta Zona Pemanfaatan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-
622

2. Potensi Zona Pemanfaatan


Perairan Pulau Mause
Kawasan zona pemanfaatan di Pulau Mause berada pada perairan sisi
selatan pulau dengan luas 30,08 ha. Sesuai dengan tata ruang dan rencana
pengelolaan wilayah pesisir Kabupaten Nias Utara, perairan di sekitar Pulau
Mause dikelola dan dimanfaatkan sebagai lokasi tangkap ikan oleh nelayan
setempat. Saat ini bagian terumbu masih terlihat, namun sebagian besar
mulai ditutupi sedimen pasir putih dan ditumbuhi vegetasi awal (pionir) dan
semak sebagai proses pemulihan alami, menjadi objek menarik untuk wisata
pendidikan dan penelitian. Potensi wisata lainnya adalah wisata sejarah dan
religius di mana pada bagian daratan pulau terdapat kompleks kuburan yang
oleh masyarakat lokal dikeramatkan dan sering dikaitkan dengan kejadian-

105
kejadian gaib. Di samping itu pada bagian pantai berpasir putih diketahui
sebagai lokasi pendaratan penyu untuk bertelur.
Aktifitas wisata bahari yang dapat dilakukan di lokasi ini adalah
snorkeling dan diving dengan keindahan terumbu karang yang masih berada
dalam kondisi baik serta beragam biotanya. Kegiatan lainnya adalah wisata
pendidikan dan penelitian kebumian dengan materi khusus geologi
kegempaan, tsunami oseanografi dan ekologi suksesi populasi.

Perairan Pesisir Barat Desa Hili Gawolo


Kawasan zona pemanfaatan berada pada sisi barat Desa Hili Gawolo
luas mencapai 421,36 ha. Sesuai Dokumen Cetak Biru Pembangunan Nias
Utara 2016-2021 melalui rencana tata ruang telah disiapkan kawasan pesisir
barat-utara termasuk pesisir barat Desa Hili Gawolo sebagai sentra
pengembangan dan pemanfataan potensi wisata pesisir (Zega dan Yostinus,
2015). Zona pemanfaatan di pesisir barat Desa Hili Gawolo meliputi perairan
dangkal rataan terumbu, tubir dan lereng terumbu sampai kedalaman 8-10
meter dan perairan pelagis di sekitarnya. Kondisi dan kualitas perairan zona
pemanfaatan tersebut yang masih alami, jernih, terbuka dengan ombak dan
alun cukup besar, sangat tepat untuk kegiatan wisata bahari dengan aktifitas
memancing, surfing dan sailing.

Perairan Pesisir Utara Desa Hili Gawolo dan Balefarodo Tuho


Kawasan zona pemanfaatan berada pada sisi utara barat Desa Hili
Gawolo sampai pesisir barat Desa Balefarodotuho dengan luas mencapai
421,36 ha. Sesuai Dokumen Cetak Biru Pembangunan Nias Utara 2016-2021
melalui rencana tata ruang telah disiapkan kawasan pesisir barat-utara

106
termasuk pesisir Hili Gawolo dan Balefarado Tuho sebagai sentra
pengembangan wisata pesisir (Zega dan Yostinus, 2015). Selain itu dalam
dokumenn tersebut hampir seluruh kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di
bagian utara Nias Utara dicadangkan sebagai kawasan pelestarian
lingkungan dan pengembalian keseimbangan ekosistem. Zona pemanfaatan
di pesisir Desa Hili Gawolo dan Balafarodo Tuho meliputi perairan dangkal
rataan terumbu, tubir dan lereng terumbu sampai kedalaman 8-10 meter.
Perairan zona pemanfaatan yang masih alami, jernih, terlindung dengan
pantai berbatu sangat tepat untuk kegiatan wisata bahari dengan aktifitas
berenang, snorkeling dan jelajah hutan pantai serta pendidikan dan penelitian
kejadian gegempaan masa lalu.

Perairan Pesisir Desa Siheneasi


Kawasan zona pemanfaatan berada di sepanjang pesisir sampai
perairan dangkal dengan ekosistem pada lamun dan mangrove seluas 44,38
ha. Sesuai rencana tata ruang dalam Dokumen Cetak Biru Pembangunan Nias
Utara 2016-2021, kawasan pesisir utara dan pulau-pulau kecil dialokasikan
sebagai kawasan pelestraian lingkungan dan pengembalian keseimbangan
ekosistem. Kawasan zona pemanfaatan pesisir Desa Siheneasi dijadikan
sebagai lokasi wisata pendidikan ligkungan kelautan yang diperuntukan untuk
kegiatan wisata belajar, konservasi dan rehabilitasi padang lamun dan
mangrove serta tumbuhan pesisir lainnya. Akses ke lokasi zona pemanfaatan
cukup mudah dilewati oleh jalan kabupaten, disamping itu tersedia berbagai
infrastruktur dan berada di lingkungan masyarakat pesisir penduduk Desa
Siheneasi.

Perairan Gosong Gilo

107
Zona pemanfaatan meliputi seluruh perairan terumbu karang Gosong
Gilo dengan luas mencapai 32,75 ha. Sesuai rencana tata ruang dalam
Dokumen Cetak Biru Pembangunan Nias Utara 2016-2021 kawasan pesisir
utara dan pulau-pulau kecil dialokasikan sebagai kawasan pelestarian
lingkungan dan pengembalian keseimbangan ekosistem termasuk perairan
Gosong Gilo. Zona pemanfaatan Gosong Gilo diperuntukan sebagai wisata
bahari dengan berbagai aktifitas antara lain snorkeling, diving dan wisata
pancing (fishing). Lokasi zona pemanfaatan Gosong Gilo cukup mudah
dijangkau dari Pelabuhan Lahewa dan Pesisir Desa Moawo atau Desa
Siheneasi menggunakan kapal motor dengan waktu 15-30 menit.

Pesisir Desa Teluk Bengkuang


Kawasan zona pemanfaatan berada dalam perairan teluk dan perairan
pesisir pantai sekitarnya dengan luas 157,53 ha. Sesuai rencana tata ruang
dalam Dokumen Cetak Biru Pembangunan Nias Utara 2016-2021 kawasan
pesisir utara dan pulau-pulau kecil dialokasikan sebagai kawasan pelestraian
lingkungan dan pengembalian keseimbangan ekosistem termasuk pesisir
Desa Teluk Bengkuang. Kawasan zona pemanfaatan pesisir Desa Teluk
Bengkuang diperuntukan sebagai lokasi wisata bahari berbasis masyarakat
dengan aktifitas berenang, snorkeling dan berbagai aktifitas pendidikan dan
penelitian. Aktifitas lain yang dapat dilakukan adalah upaya rehabilitasi
terumbu karang dan padang lamun.

3. Panduan Kegiatan
Secara umum peruntukan zona pemanfaatan TWP Sawo-Lahewa dan
Laut Sekitarnya adalah sebagai lokasi wisata bahari dengan aktifitas
berenang, snorkling, diving, fishing, surfing dan berbagai aktifitas di air lainnya

108
seperti jetski, banana boat dan bottom glass boat dengan kegiatan tambahan
seperti hiking, dan camping. Pengembangan wisata bahari harus dimulai
dengan membangun jejaring dan upaya promosi destinasi dan objek wisata
bahari Kabupaten Nias Utara baik di tingkat nasional maupun internasional.
Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah ketersediaan sarana prasarana
dan infrastruktur pendukung kegiatan wisata bahari. Peruntukan lainnya
adalah sebagai lokasi pendidikan dan penelitian dengan objek belajar in situ
antara lain taman geologis kebumian untuk kegempaan dan tsunami serta
lamboratorium alam biologi-ekologi pesisir dan pulau kecil. Dalam kawasan
zona pemanfaatan diperbolehkan juga kegiatan yang berhubungan dengan
konservasi antara lain rehabilitasi dan restorasi habitat rawa payau,
mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Kegiatan perlindungan habitat
dan biota langka sangat dianjurkan dalam zona pemanfaatan seperti
penanaman kembali mangrove, transplantasi karang dan lamun, penetasan
dan penangkaran penyu.

E. ZONA LAINNYA (ZONA REHABILITASI)


1. Rancangan Zona Rehabilitasi
Zona lainnya sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 30 Tahun 2010 adalah kawasan perairan di luar zona inti,
zona perikanan berkelanjutan dan zona pemanfaatan. Zona lainnya ditetapkan
untuk kebutuhan tertentu sehingga disebut juga dengan zona tertentu yang
peruntukan untuk perlindungan dan rehabilitasi. Sesuai dengan kondisi
sumberdaya pesisir dan perairan Nias Utara, terutama setelah kejadian gempa
dan tsunami tahun 2004 dan 2005 serta disejalankan dengan rencana tata
ruang, zona lainnya diarahkan sebagai lokasi rehabilitasi habitat dan

109
pemulihan kembali ekosistem. Lokasi dan posisi zona lainnya sebagai zona
rehabilitasi disajikan dalam Tabel 17 berikut ini.

Tabel 17. Lokasi dan titik koordinat zona lainnya di Taman Wisata Perairan Sawo-Lahewa dan
Laut Sekitarnya, Kabupaten Nias Utara
Bujur Timur Lintang Utara
Luas
No Lokasi Titik (Derajat Menit Detik (Derajat Menit Detik
(ha)
Desimal) Desimal)
1 1 097 14 29,52240E 01 24 37,86840N
2 2 097 14 28,60800E 01 24 47,13480N
3 3 097 14 47,79240E 01 24 49,47120N
4 4 097 15 01,13400E 01 24 55,97640N
5 5 097 15 09,47520E 01 24 56,47680N
6 6 097 15 19,64880E 01 25 02,81280N
7 Desa Tefao 7 097 15 24,15240E 01 25 10,31880N 89,52
8 8 097 15 33,15960E 01 25 18,82560N
9 9 097 15 42,66720E 01 25 19,82640N
10 10 097 15 50,83920E 01 25 16,82400N
11 11 097 15 54,37440E 01 25 13,08360N
12 12 097 15 59,74920E 01 25 04,63080N
13 13 097 15 57,01320E 01 25 01,58520N
14 14 097 15 03,49200E 01 27 37,59840N
15 15 097 15 04,41000E 01 27 34,48800N
16 16 097 15 08,20080E 01 27 35,97840N
17 17 097 15 12,35520E 01 27 34,07040N
18 18 097 15 15,24240E 01 27 33,85800N
19 P. Senau 19 097 15 18,37800E 01 27 34,62120N 80,07
20 20 097 15 22,83120E 01 27 36,95400N
21 21 097 15 28,00800E 01 27 40,89960N
22 22 097 15 37,42200E 01 27 47,09160N
23 23 097 15 39,37320E 01 27 49,59360N
24 24 097 15 37,27440E 01 27 51,12360N
25 25 097 24 35,37000E 01 30 08,30520N
26 Desa Teluk 26 097 24 12,54960E 01 30 07,60680N
8,47
27 Bengkuang 27 097 24 12,54960E 01 30 38,11680N
28 28 097 24 39,76560E 01 30 38,72880N

Peta Zona Rehabilitasi dalam kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut


Sekitarnya secara keseluruhan disajikan dalam Skala 1 : 25.000 sesuai dengan
Gambar 67 sampai Gambar 68 di bawah ini.

110
Gambar 67. Peta Zona Lainnya TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-334

Gambar 68. Peta Zona Lainnya TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Lembar 1517-622

111
2. Potensi Zona Rehabilitasi
Kawasan zona rehabilitasi TWP Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya
terpusat pada lokasi pesisir yaitu Desa Tefao dan Desa Teluk Bengkuang dan
di satu pulau kecil, Pulau Senau atau Pulau Panjang dengan luas keseluruhan
178,06 ha. Pesisir Desa Tefao berbatasan langsung dengan Desa Siheneasi,
dicirikan dengan pantai berpasir halus cukup luas dengan perairan dangkal
ditumbuhi vegetasi lamun, sedikit mangrove, sedangkan terumbu karang tidak
berkembang dan terdapat dua muara sungai di sekitarnya. Padang lamun
menunjukan perkembangan yang lebih baik dengan perkiraan tutupan relatif
sama dengan pesisir Desa Siheneasi yaitu 46,88%, sedangkan mangrove
menunjukan proses pemulihan awal dengan kehadiran vegetasi pionir
Soneratia alba ukuran masih kecil sampai sedang. Terumbu karang di zona
rehabilitasi ini sebagian besar mengalami pengangkatan saat gempa masa
lalu sehingga butuh waktu lama untuk bisa pulih kembali. Ketersediaan
ekosistem pesisir padang lamun dan mangrove serta dua muara sungai
menjadikan kawasan ini sebagai daerah pemijahan dan daerah asuhan bagi
berbagai biota laut baik ikan maupun non ikan dan sangat memungkinkan
sebagai daerah mencari makan mamalia laut Dugong.
Lokasi pesisir zona rehabilitasi lainnya adalah pada sisi barat pesisir
Desa Teluk Bengkuang dicirikan dengan pantai berpasir putih dengan vegetasi
terutama kebun kelapa, terdapat sungai kecil yang bermuara dalam kawasan.
Ekosistem pesisir seperti mangrove tidak berkembang, sedangkan padang
lamun di perairan dangkal cukup berkembang, dengan tutupan rata-rata 49,3%
(Siringoringo et al., 2014). Terumbu karang hampir tidak ada, terlihat sedikit
bagian pantai dengan terumbu karang yang muncul ke permukaan akibat
gempa masa lalu, namun sekitar 600-800 meter garis pantai terdekat terdapat
gosong karang dengan bentangan sekitar 150 – 200 meter. Secara ekologis

112
kawasan zona rehabilitasi ini memiliki peran sebagai habitat, tempat memijah
dan daerah asuhan berbagai biota laut. Selain itu kawasan zona rehabilitasi ini
dimanfaatkan sebagai lokasi tangkap perikanan oleh nelayan lokal dan lokasi
penambangan pasir pantai oleh masyarakat.
Kawasan zona rehabilitasi Pulau Senau berada pada sisi selatan-timur
dengan pantai berbatu karang dan sedikit berpasir putih. Ekosistem terumbu
karang cukup berkembang, dengan tutupan 20,8% (Siringoringo et al., 2014),
vegetasi mangrove mulai terlihat ukuran sedang dan anakan, sedangkan
komunitas lamun kurang berkembang. Kawasan zona rehabilitasi Pulau
Senau memiliki potensi sebagai habitat berbagai biota laut bernilai ekonomis
terutama ikan karang dan biota non ikan yang berasosiasi di terumbu seperti
lobster dan teripang.

3. Kegiatan di Zona Rehabilitasi


Kegiatan di zona rehabilitasi ditentukan dan disesuaikan dengan
fungsi dan kondisi sumberdaya yang ada di dalamnya. Bentuk kegiatan
diarahkan kepada upaya perlindungan, pelestarian, perbaikan, pemulihan
kembali serta pemanfataan sumberdaya perairan secara berkelanjutan.
Kegiatan dalam kawasan zona rehabilitasi TWP Sawo-Lahewa dan Laut
Sekitarnya disusun dan ditetapkan oleh pengelola kawasan bersama dengan
masyarakat di sekitar kawasan. Pelaksanaan kegiatan dalam zona rehabilitasi
harus tetap mempertahankan dan menjaga keaslian sumberdaya. Zona
rehabilitasi menjadi kawasan penting TWP Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya
sebagai kawasan penyangga dan pendorong percepatan proses pemulihan
dan keseimbangan ekosistem setelah kejadian gempa dan tsunami tahun
2004 dan 2005.

113
114
BAB IV
RENCANA JANGKA PANJANG

A. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN TAMAN WISATA PERAIRAN


SAWO-LAHEWA DAN LAUT DI SEKITARNYA
Sesuai dengan nomenklaturnya, yaitu Taman Wisata Perairan
Kepulauan Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya maka garis besar kebijakan
pengelolaan kawasan ini akan diarahkan pada pemanfaatan kawasan
sebagai suatu kawasan wisata, khususnya wisata bahari berbasis ekowisata
(ecotourism) atau pariwisata yang ramah lingkungan. Hal ini memiliki arti
bahwa pariwisata yang akan dikembangkan dalam kawasan ini adalah
pariwisata dengan minat khusus, bukan jenis pariwisata yang
mengutamakan banyaknya jumlah pengunjung (masstourism). Pengelolaan
kawasan konservasi perairan nasional Taman Wisata Perairan Kepulauan
Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya lebih menekankan kepada pengelolaan
berkelanjutan yang tujuan utamanya adalah peningkatan kesejahteraan.

B. VISI DAN MISI


Visi TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya adalah sebagai tujuan wisata
nasional dengan tetap mempertahankan keanekaragaman hayati laut dan
kearifan lokal untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk mendukung visi
tersebut maka dilaksanakan misi sebagai berikut :
1. Mengevaluasi dan mematangkan sistem pengelolaan TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya berbasis Co-Management yaitu

115
pengelolaan kawasan secara terpadu dan kolaboratif antara pemerintah
dan penduduk yang diharapkan akan terbentuk sistem yang lebih efektif
2. Melestarikan ekosistem perairan di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya secara optimal untuk mendukung program pembangunan
yang berkelanjutan
3. Mendorong pemanfaatan sumber daya TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya secara optimal, berkelanjutan dan berkeadilan untuk
kesejahteraan masyarakat.

C. TUJUAN DAN SASARAN PENGELOLAAN


Tujuan pengelolaan adalah untuk mewujudkan kawasan Taman Wisata
Perairan sebagai tujuan wisata berbasis ecotourism dengan tetap
memperhatikan kekayaan dan keanekaragaman hayati laut yang pada
akhirnya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sasaran Pengelolaan sebagai berikut :
1. Terwujudnya sistem pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya berbasis Co-Management yaitu pengelolaan kawasan secara
terpadu dan kolaboratif antara pemerintah dan penduduk
2. Terwujudnya ekosistem perairan di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya secara optimal dalam mewujudkan program pembangunan
yang berkelanjutan
3. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan sumber
daya TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya secara optimal,
berkelanjutan dan berkeadilan.

116
D. STRATEGI PENGELOLAAN
Berdasarkan visi dan misi, tujuan dan sasaran pengelolaan serta isu dan
permasalahan di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya, maka strategi
pengelolaan untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran pengelolaan
tersebut sebagai berikut.

1. Penguatan Kelembagaan
Salah satu kunci keberhasilan pengelolaan kawasan konservasi
perairan terletak pada kapasitas lembaga pengelola yang handal. Lembaga
yang stabil dan kuat akan memiliki kemampuan yang lebih handal dalam
mewujudkan visi dan misi program kawasan konservasi sehingga dapat
mencapai tujuan dan sasaran lebih mudah. Lembaga yang handal tidak
lepas dari adanya sumber daya manusia yang berkompeten dan cekatan
dalam melihat, menangani dan mengevaluasi masalah yang sering terjadi
pada suatu kawasan konservasi. Kemampuan yang memadai dari personel
lembaga pengelola kawasan konservasi merupakan modal yang sangat
berharga untuk mewujudkan keberhasilan pengelolaan kawasan.
Minimnya infrastruktur yang ada, maka strategi ini akan memenuhi
berbagai infrastruktur sesuai kebutuhan, seperti pembangunan dermaga
atau jetty, mooring buoy, pos jaga atau kantor pengelola di lapangan, pondok
informasi, serta sarana dan prasarana serta perlengkapan lainnya.
Selanjutnya, untuk memperkuat payung hukum dalam pengelolaan
kawasan ini, maka melalui strategi ini akan disusun peraturan-peraturan
maupun standar-standar operasional yang harus dijalankan dalam
pengelolaan kawasan ini.
Secara singkat, strategi penguatan kelembagaan akan dilakukan
melalui program antara lain :

117
a. peningkatan kapasitas sumberdaya manusia melalui training atau
workshop yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kawasan
konservasi
b. penatakelolaan lembaga
c. penatakelolaan kawasan dengan sistem zonasi
d. pengembangan kemitraan atau kolaborasi pengelolaan baik dengan
satker lain ataupun dengan pihak swasta
e. pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan
f. penambahan berbagai infrastruktur sesuai kebutuhan
g. penyusunan peraturan maupun standar operasional yang diperlukan
untuk menjalankan pengelolaan kawasan
h. monitoring dan evaluasi

2. Penguatan Pengelolaan Sumber Daya Kawasan


Sumber daya ekosistem terumbu karang dan berbagai jenis ikan di
dalamnya serta keindahan pantai pasir putih pulau-pulau kecil yang
terdapat di kawasan ini merupakan obyek atau ikon utama yang memiliki
potensi untuk dijadikan penarik minat kedatangan wisatawan termasuk jenis
ikan-ikan karang lainnya yang merupakan target penangkapan yang sebagian
besar berada di wilayah perairan di dalam kawasan.
Pengelolaan sumberdaya alam maupun sumberdaya sosial, budaya
dan ekonomi di kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya penting
dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan status dan fungsinya.
Kelestarian sumberdaya alam serta terpeliharanya kondisi sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat di sekitar merupakan tolak ukur keberhasilan program
pengelolaan kawasan. Pengelolaan sumber daya seperti ikan sangat penting
selain sebagai sumber protein juga merupakan salah satu sumber

118
pendapatan bagi masyarakat sekitarnya. Pengelolaan sumber daya terumbu
karang selain untuk fungsi ekologis barrier ombak terhadap terjadinya abrasi
juga sebagai sumber alam untuk potensi pariwisata.
Selanjutnya strategi penguatan pengelolaan sumber daya ini untuk
menangani isu yang berkembang di sekitar kawasan yakni penangkapan ikan
dengan menggunakan bom, sianida dan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan sehingga diharapkan dengan penerapan strategi penguatan
pengelolaan sumber daya akan terbaharuinya sumber daya yang ada di sekitar
kawasan.
Informasi yang didapatkan di lapangan serta isu yang berkembang
dilapangan menyebutkan bahwa berbagai kerusakan yang terjadi di dalam
kawasan penyebab utamanya adalah lemahnya pengawasan dan penegakan
hukum yang ada. Hal ini disebabkan belum adanya regulasi yang jelas terkait
penanganan kawasan konservasi perairan di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya. Penyusunan regulasi tersebut dikoordinasikan di tingkat desa
maupun di tingkat Kabupaten Nias Utara.
Strategi ini dijalankan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Melalui
strategi ini akan dibangun sistem pengawasan terpadu yang kuat khususnya
pengawasan berbasis masyarakat dengan memberdayakan Pokmaswas
yang sudah ada atau membentuk Pokmaswas baru. Selain itu juga
membangun kerja sama dengan stakeholder terkait untuk melakukan
pengawasan terpadu. Selain itu, diperkuat juga dengan pengadaan
perlengkapan untuk pelaksanaan pengawasan seperti sarana apung (kapal
cepat), sarana komunikasi, dan sebagainya.
Secara ringkas, strategi penguatan pengelolaan sumber daya
kawasan akan dilakukan melalui program, antara lain :
a. Perlindungan habitat dan populasi terumbu karang

119
b. Rehabilitasi habitat dan populasi terumbu karang
c. Penguatan fungsi pengawasan dalam kawasan konservasi
d. Penelitian dan pengembangan.

3. Penguatan Sosial, Ekonomi dan Budaya


Kebutuhan ekonomi menyebabkan orang melakukan apa saja, tak
peduli apakah yang dilakukan menimbulkan dampak yang positif atau negatif
bagi lingkungan di sekitarnya. Strategi ini dilakukan untuk menjawab
permasalahan ini, antara lain melalui pengembangan pencaharian yang
sudah ada ataupun dengan pembukaan alternatif-alternatif pencaharian baru
melalui kegiatan Co-Management yang melibatkan semua stakeholders yang
mempunyai kepentingan di Kabupaten Nias Utara.
Keberadaan budaya setempat, khususnya dalam wujud kearifan lokal
dalam pengelolaan suatu sumber daya ataupun dalam tata masyarakat
merupakan modal dasar yang kuat untuk dijadikan landasan utama dalam
pengelolaan kawasan konservasi perairan di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya yang akan sangat membantu di dalam menggalang dukungan
masyarakat terhadap pengelolaan kawasan. Hal ini banyak dijumpai bahwa
masyarakat seringkali lebih taat terhadap suatu hukum yang tidak tertulis atau
hukum yang merupakan produk kesepakatan bersama di dalam masyarakat
sendiri daripada terhadap hukum yang merupakan produk buatan pemerintah
(hukum positif).
Dalam menjalankan strategi ini peran Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Nias Utara sangat penting terutama dalam kaitannya dengan
kolaborasi dengan para investor dan terutama masyarakat agar sinergi
dalam mengintegrasikan sosial, ekonomi dan budaya serta sumber daya

120
alam yang ada dapat terwujud demi terkelolanya Kawasan Konservasi
Perairan Nasional di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya secara
berkelanjutan.
Seringkali masyarakat sebenarnya sudah memiliki pengetahuan
tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan bagi kehidupan saat ini
ataupun kehidupan anak cucu di masa yang akan datang. Namun karena
berbagai alasan, pengetahuan yang dimiliki belum mampu menimbulkan
kesadaran di masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Masyarakat terutama nelayan sudah banyak yang tahu bahwa terumbu
karang sangat penting untuk mendukung keberadaan ikan-ikan, namun
tetap saja ada dari masyarakat/nelayan yang dalam melakukan upaya
penangkapan ikan tidak mempedulikan kelestarian terumbu karang. Strategi
penyadaran masyarakat melalui program pendampingan dan pelatihan ini
perlu terus dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
masyarakat sehingga diharapkan masyarakat mau meningkatkan
kesadarannya untuk terus peduli terhadap lingkungan.
Pengembangan potensi wisata di Kawasan Konservasi Perairan
Daerah TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya membutuhkan kerja
sama dengan pihak swasta dalam rangka meningkatkan ekonomi melalui
kegiatan usaha. Untuk itu diperlukan promosi kawasan terhadap para
investor wisata bahari dalam rangka menarik minat investasi di kawasan.
Selain itu, promosi terhadap masyarakat baik tingkat lokal, nasional
maupun internasional diperlukan dalam mengembangkan potensi wisata di
kawasan ini. Wisata bahari pada hakikatnya adalah mengembangkan dan
memanfaatkan obyek serta daya tarik wisata bahari di kawasan berupa
kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna. Potensi devisa
yang dapat diperoleh dari wisata bahari diperkirakan sangat besar. Dengan

121
potensi yang demikian besar, agar pengembangan pariwisata, termasuk
wisata bahari, memberikan manfaat bagi pembangunan maka dalam
pelaksanaannya dibutuhkan strategi yang terencana dan sistematis terkait
promosi kawasan. Keterlibatan atau partisipasi pelaku usaha wisata bahari
menjadi penting pula termasuk dalam kaitannya dengan upaya keberlanjutan
pariwisata itu sendiri dalam hal perlindungan terhadap lingkungan maupun
manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini penting agar upaya
pengembangan pariwisata tidak hanya demi meningkatkan penerimaan
daerah tetapi juga betul-betul memberikan manfaat bagi masyarakat
terutama yang berada di Kawasan Konservasi TWP Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya.
Strategi ini berkaitan dengan pengembangan komunitas di sekitar
kawasan agar dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan alam pada
kawasan konservasi perairan. Kunci keberhasilan dari penguatan sosial
ekonomi dan budaya adalah peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat pesisir.
Strategi penguatan sosial, ekonomi dan budaya kawasan dilakukan
melalui program, antara lain :
a. Pemberdayaan masyarakat
b. Pelestarian adat dan budaya
Strategi dan Program pengelolaan jangka panjang TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya sebagaimana tersebut pada Tabel 18 sebagai
berikut.

122
Tabel 18. Strategi dan pengelolaan jangka panjang TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
No Strategi Program
1. Strategi 1. Peningkatan SDM
Penguatan 2. Penatakelolaan lembaga
Kelembagaan 3. Penyelenggaraan urusan TU dan perkantoran
4. Pengembangan jejaring kawasan konservasi perairan
5. Perencanaan dan pengendalian pengelolaan
6. Pengembangan kemitraan atau kolaborasi pengelolaan
7. Pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan
8. Monitoring dan Evaluasi
2. Strategi 1. Pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya laut yang
Penguatan berkelanjutan
Pengelolaan 2. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem TWP
Sumberdaya Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Pesisir 3. Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam
perairan
4. Pengawasan, pengendalian, perlindungan dan pengamanan
kawasan
5. Penanggulangan bencana alam secara kolaboratif dengan
stakeholder terkait
6. Pengembangan pengelolaan menghadapi perubahan iklim
7. Penelitian dan pengembangan
8. Pengelolaan pelayaran
9. Monitoring dan evaluasi
3. Strategi 1. Pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat
Penguatan 2. Pemberdayaan masyarakat
Sosial, 3. Peningkatan kesadaran masyarakat dan pemberian pendidikan
Ekonomi dan mengenai lingkungan
Budaya 4. Pengembangan mekanisme penyebarluasan informasi dan
komunikasi
5. Pelestarian adat dan budaya
6. Monitoring dan evaluasi

Rincian Kegiatan Pengelolaan


Pengelolaan kawasan harus memperhatikan daya dukung dan
hubungan dari potensi sumberdaya alam dan kegiatan yang telah ada
saat ini. Potensi ini sangat didukung oleh keberadaan ekosistem yang masih
eksis. Standar pelayanan minimal pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya dilakukan dengan memperhatikan standar pelayanan minimal
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang meliputi aspek
pelayanan dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian

123
pemanfaatan perencanaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias
Utara.
Berdasarkan program pengelolaan jangka panjang TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya maka diuraikan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan pengelolaan berdasarkan skala prioritas pengelolaan setiap 5 (lima)
tahun dalam kerangka pengelolaan jangka panjang TWP Sawo-Lahewa dan
Laut di Sekitarnya ke depan sebagaimana tersebut pada Tabel 19.

Tabel 19. Kegiatan-kegiatan pengelolaan

1 Strategi Penguatan Kelembagaan


1.1 Peningkatan sumber daya manusia
1. Penyusunan rencana formasi SDM pengelola TWP Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya
2. Pendidikan dan pelatihan bagi petugas pengelola
1.2 Penatakelolaan kelembagaan
Pengembangan Sarpras Pengelolaan
1.3 Penyelenggaraan urusan tata usaha dan perkantoran
1. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan
2. Pelaksanaan kegiatan operasional kantor
3. Penyelenggaraan tata usaha perkantoran, kearsipan,
perpustakaan dan dokumentasi
1.4 Pengembangan jejaring kawasan konservasi perairan
Kerjasama antar unit organisasi pengelola
1.5 Perencanaan dan pengendalian pengelolaan
1. Penyusunan Rencana Pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
2. Penataan batas kawasan
3. Penyusunan Standar Operasional prosedur pengelolaan
1.6 Pengembangan kemitraan atau kolaborasi pengelolaan
1. Pembentukan mekanisme pengelolaan kolaborasi
2. Penguatan peran forum para pihak
3. Pengembangan kemitraan pengelolaan
1.7 Pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan
1. Pengkajian sistem pendanaan berkelanjutan
2. Pengembangan mekanisme pendanaan berkelanjutan
1.8 Pengembangan Bank Data TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
1. Pengembangan Database
2. Pembuatan Website
1.9 Monitoring dan Evaluasi
1. Program Monitoring
2. Program Evaluasi

124
2 Strategi Penguatan Pengelolaan Sumberdaya Kawasan
2.1 Pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya laut yang berkelanjutan
1. pengkajian potensi dan daya dukung perikanan tangkap
2. pengkajian potensi dan daya dukung perikanan budidaya
3. Pembuatan aturan/ batasan alat tangkap, ukuran ikan yang ditangkap,
daerah fishing ground, dan musim tangkapan dengan pendekatan zonasi
4. Pembuatan pedoman mekanisme kolaborasi perizinan bagi
perikanan tangkap dan budidaya
5. Mencegah dan merintangi praktek perikanan yg menyalahi hukum,
tidak dilaporkan dan tidak di atur (IUU fishing) di dalam TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya.
Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem TWP Sawo-Lahewa
2.2 dan Laut di Sekitarnya
1. Survey dan monitoring sumber daya kelautan dan perikanan
2. Pengelolaan ekosistem, habitat dan populasi
Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam perairan
2.3 Program pariwisata alam perairan dan jasa lingkungan
Pengawasan, pengendalian, perlindungan, dan pengamanan kawasan
2.4 1. Program pengawasan, pengendalian, perlindungan, dan
pengamanan kawasan
2. Penyusunan mekanisme pelaporan pelanggaran
3. Penegakan hukum atas pelanggaran hingga P21
Pengembangan Sistem Pemantauan dan penanggulangan bencana alam
2.5 secara kolaboratif dengan stakeholder terkait
1. Studi dan kajian kerawanan bencana di dalam TWP Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya
2. Sosialisasi penanggulangan bencana
3. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana
4. Pengembangan fasilitas evakuasi dan pemulihan
5. Pengembangan Pengelolaan menghadapi perubahan iklim
6. Kolaborasi antara unit pengelola, stakeholder terkait dan masyarakat lokal
dalam pengelolaan menghadapi perubahan iklim
7. Sosialisasi dan penyebaran informasi tentang perubahan iklim di dalam
TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya ke masyarakat dan stakeholder
terkait
8. Penerapan manajemen adaptif di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
2.6 Penelitian dan pengembangan
1. Penelitian dan pengembangan teknologi perikanan tangkap
2. Penelitian dan pengembangan teknologi perikanan budidaya
3. Penelitian dan pengembangan pariwisata
2.7 Pengelolaan pelayaran
Pengelolaan keamanan dan kenyamanan pelayaran
2.8 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dengan menggunakan perangkat Pedoman Teknis E-
KKP3K (Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil)

125
3 Strategi Penguatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya
3.1 Pengembangan sosial ekonomi masyarakat
1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mata pencaharian
alternatif
2. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat
3.2 Pemberdayaan masyarakat
1. Pengembangan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya
kelautan dan perikanan secara lestari
2. Penguatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan TWP Sawo-Lahewa
dan Laut di Sekitarnya
3. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
3.3 Peningkatan kesadaran masyarakat dan pendidikan lingkungan
1. Kampanye konservasi
2. Pendidikan lingkungan dan konservasi
3. Pendidikan dan pelatihan kegiatan pariwisata berkelanjutan bagi
masyarakat setempat
Pengembangan mekanisme penyebarluasan informasi dan komunikasi
3.4 1. Penyebaran informasi melalui media massa
2. Penyebaran Informasi TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya melalui
ragam kegiatan Publik
3.5 Pelestarian adat dan budaya
Adopsi kearifan lokal
3.6 Monitoring dan Evaluasi
1. Monitoring dan evaluasi program
2. Monitoring persepsi masyarakat

126
BAB V
RENCANA JANGKA MENENGAH
A. UMUM
Rencana pengelolaan jangka menengah TWP Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya berlaku selama lima tahun yang merupakan penjabaran dari
visi, misi, tujuan, sasaran,dan strategi pengelolaan jangka panjang. Salah
satu kunci keberhasilan pengelolaan sebuah kawasan konservasi terletak
pada Salah satu kunci keberhasilan pengelolaan kawasan konservasi
perairan terletak pada kapasitas lembaga pengelola yang handal. Lembaga
yang stabil dan kuat akan memiliki kemampuan yang lebih handal dalam
mewujudkan visi dan misi program kawasan konservasi sehingga dapat
mencapai tujuan dan sasaran lebih mudah. Faktor lain dalam menunjang
keberhasilan pengelolaan kawasan adalah kemampuan dan kapasitas
sumber daya manusia yang mendukung lembaga pengelola kawasan
konservasi.
Pengelolaan sumberdaya alam TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya dilakukan melalui berbagai usaha antara lain pemanfaatan
sumberdaya yang berkelanjutan serta konservasi sumber daya alam hayati
laut yang meliputi perlindungan dan pengawasan serta rehabilitasi guna
menjamin kelestarian sumber daya laut sedangkan upaya pemanfaatan
secara lestari. Sebagai tambahan, sistem sosial dan budaya masyarakat
perlu dipertahankan sebagai bagian dari aset dan aspek pendukung dalam
pengelolaan kawasan. Hal penting lainnya yaitu dengan adanya kawasan
konservasi perairan diharapkan dapat membawa perubahan bagi
masyarakat dalam hal pemenuhan kesejahteraan yang lebih baik.

127
Indikator yang terlihat dari keberhasilan pengelolaan TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya salah satunya melalui terjaganya kelestarian
sumberdaya hayati laut yang ada di dalam kawasan. Sehingga pengawasan
dan pemantauan serta evaluasi status sumber daya perlu dilakukan secara
teratur untuk memastikan apakah upaya pengelolaan yang telah dan akan
dilakukan ke depannya sesuai dengan yang diharapkan. Evaluasi merupakan
suatu cara yang digunakan untuk menilai apakah kegiatan pengelolaan yang
dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dokumen
hasil pemantauan yang dilakukan di atas merupakan bahan utama evaluasi.
Evaluasi dilaksanakan setiap tahun sekali yang hasilnya digunakan sebagai
acuan dalam menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya pada tahun berikutnya.

1. Rencana Jangka Menengah I (5 tahun pertama)


Rencana jangka menengah pengelolaan kawasan konservasi
perairan berlaku selama 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari
visi, misi, tujuan, sasaran pengelolaan, dan strategi pengelolaan kawasan
konservasi perairan meliputi penguatan kelembagaan, penguatan
pengelolaan sumber daya kawasan dan/atau penguatan sosial, ekonomi, dan
budaya.
Dalam mewujudkan target pengelolaan maka tahapan dikelompokkan
menjadi 4 (empat). Setiap tahapan memiliki jangka waktu selama 5 (lima)
tahun. Tahap pertama target yang ingin dicapai pada TWP Sawo-Lahewa dan
Laut di Sekitarnya adalah Kawasan Konservasi dikelola minimum (level hijau)
dengan fokus pada pengesahan rencana pengelolaan dan zonasi,
penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan, pelaksanaan
rencana pengelolaan dan zonasi dan penetapan kawasan konservasi

128
perairan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Saat ini pengelolaan yang
telah dilakukan sampai pada tahapan rencana zonasi dan pengelolaan
kawasan konservasi perairan yang telah disetujui oleh Bupati Kabupaten Nias
Utara.
Beberapa kegiatan juga telah dilakukan pada tahapan kawasan
konservasi didirikan seperti pembentukan unit organisasi pengelola dan
penempatan sumber daya manusia (SDM) di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya, proses penyusunan rencana pengelolaan dan zonasi, penyediaan
sebagian sarana dan prasarana pendukung pengelolaan kawasan konservasi
seperti peralatan perkantoran dan peralatan monitoring kawasan serta
dukungan pembiayaan. Pada RJM I juga diharapkan sumber daya manusia
yang tersedia telah mencukupi junlahnya dan memiliki kompetensi yang
dibutuhkan, data dan informasi yang dibutuhkan yang mencakup sumber
daya kawasan maupun sosial, ekonomi, budaya masyarakat sekitar kawasan
telah tersedia lengkap, sarana dan prasarana pendukung pengelolaan seperti
kantor pengelola, perlengkapan kantor, perlengkapan survei, perlengkapan
komunikasi, perlengkapan transportasi (darat dan laut), jetty atau dermaga,
pos jaga, gazebo, papan informasi dan pusat informasi telah tersedia. Berikut
penjabaran untuk setiap strategi pengelolaan yang akan dilakukan melalui
program dan kegiatan sebagai berikut.

129
B. RENCANA JANGKA MENENGAH I (5 TAHUN PERTAMA)

1. Penguatan kelembagaan
Strategi penguatan kelembagaan akan dilakukan melalui program antara
lain:
a. Peningkatan sumberdaya manusia
b. Penatakelolaan kelembagaan
c. Penyelenggaraan urusan tata usaha dan perkantoran
d. Pengembangan jejaring kawasan konservasi perairan
e. Perencanaan dan pengendalian pengelolaan
f. Pengembangan kemitraan atau kolaborasi pengelolaan
g. Pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan
h. Pengembangan Bank Data TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
i. Monitoring dan Evaluasi

2. Penguatan pengelolaan sumberdaya kawasan


Strategi penguatan pengelolaan sumberdaya kawasan akan dilakukan
melalui program antara lain:
a. Pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya laut yang berkelanjutan
b. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem TWP Sawo-Lahewa
dan Laut di Sekitarnya
c. Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam perairan
d. Pengawasan, pengendalian, perlindungan, dan pengamanan kawasan
e. Pengembangan Sistem Pemantauan dan penanggulangan bencana
alam secara kolaboratif dengan stakeholder terkait
f. Pengembangan Pengelolaan menghadapi perubahan iklim
g. Penelitian dan pengembangan

130
h. Pengelolaan pelayaran
i. Monitoring dan Evaluasi

3. Penguatan sosial, ekonomi dan budaya


Strategi penguatan sosial, ekonomi dan budaya kawasan akan dilakukan
melalui program antara lain:
a. Pengembangan sosial ekonomi masyarakat
b. Pemberdayaan masyarakat
c. Peningkatan kesadaran masyarakat dan pendidikan lingkungan
d. Pengembangan mekanisme penyebarluasan informasi dan komunikasi
e. Pelestarian adat dan budaya
f. Monitoring dan evaluasi.

Program dan rencana kegiatan pengelolaan sebagaimana tersebut


dijabarkan pada matriks sebagai berikut.

131
MATRIK PROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN JANGKA MENENGAH 5 TAHUN KE – 1
TAMAN WISATA PERAIRAN SAWO-LAHEWA DAN LAUT DI SEKITARNYA

Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
1 Strategi Peningkatan Penyusunan Menyusun Kebutuhan Formasi personel TWP Sawo-Lahewa DKP Nias Utara,
Penguatan sumber daya rencana SDM Pengelola dan Laut di Sekitarnya disusun DKP Propinsi, KKP
Kelembagaan manusia formasi SDM berdasarkan kualifikasi dan klasifikasi Pusat
pengelola kebutuhan
TWP Sawo- Penerimaan pegawai Formasi personel TWP Sawo-Lahewa DKP Nias Utara,
Lahewa dan dan Laut di Sekitarnya direkruit DKP Propinsi, KKP
Laut di berdasarkan kualifikasi dan klasifikasi Pusat
Sekitarnya kebutuhan
Pendidikan Pelatihan/Diklat SDM pengelola telah dididik dan dilatih DKP Nias Utara,
dan pelatihan sesuai dengan tupoksi untuk mengelola DKP Propinsi, KKP
bagi petugas TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Pusat, LSM
pengelola Sekitarnya
Studi banding atau Kemampuan pengelola meningkat DKP Nias Utara,
kunjungan ke KKP lain dalam mengelola TWP Sawo-Lahewa DKP Propinsi, KKP
yang telah dikelola dan Laut di Sekitarnya dan Pusat, LSM
dengan baik mendapatkan lesson learnt yang dapat
diaplikasikan dalam pengelolaan TWP
Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Penatakelolaan Pengembang Pembangunan Kantor Gedung kantor pengelola TWP Sawo- DKP Nias Utara
kelembagaan an Sarpras Pengelola Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Pengelolaan terbangun dan terpenuhi fasilitasnya
untuk menunjang pengelolaan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Pengadaan fasilitas Fasilitas pendukung perkantoran untuk DKP Nias Utara
pendukung menunjang aktifitas pengelolaan
perkantoran
Pembangunan pusat Pusat informasi untuk menunjang DKP Nias Utara
informasi aktifitas pengelolaan
Pembangunan Pondok kerja dan pos jaga untuk DKP Nias Utara
Pondok Kerja dan pos menunjang aktifitas pengelolaan
jaga
Pembangunan pintu Pintu gerbang untuk menunjang DKP Nias Utara
gerbang aktifitas pengelolaan
Pembangunan loket Loket karcis untuk menunjang aktifitas DKP Nias Utara
karcis pengelolaan
Pengadaan kapal Kapal patroli untuk menunjang aktifitas DKP Nias Utara
patroli pengelolaan terkait pengawasan
Pemeliharaan Sarpras Sarana prasarana terpelihara dan DKP Nias Utara
Pengelolaan berfungsi dengan baik untuk
mendukung pengelolaan
Pembentukan UPT Terbentuknya UPT TWP Sawo-Lahewa DKP Nias Utara
TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
dan Laut di Sekitarnya
Penyelenggara an Pengelolaan Penyediaan gaji, Gaji, honorarium dan tunjangan DKP Nias Utara
urusan tata usaha gaji, honorarium honor dan tunjangan terkelola dengan baik
dan perkantoran dan tunjangan
Pelaksanaan Rapat kerja bulanan Terlaksananya rapat kerja bulanan DKP Nias Utara
kegiatan Pengadaan Alat Tulis Adanya ATK dan CS DKP Nias Utara
operasional Kantor (ATK) dan
kantor Computer suplies (CS)
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Langganan daya dan Terselenggaranya kegiatan dengan baik DKP Nias Utara
jasa
Penyelenggaraa Pencetakan, Tata usaha perkantoran, kearsipan, DKP Nias Utara
n tata usaha penggandaan, perpustakaan dan dokumentasi
perkantoran, dokumentasi terlaksana dengan baik
kearsipan,
perpustakaan
dan
dokumentasi
Pengembanga n Kerjasama Rapat koordinasi Terlaksananya rapat koordinasi DKP Nias Utara,
jejaring kawasan antar unit antar unit organisasi DKP Propinsi, KKP
konservasi organisasi pengelola Pusat
Perairan pengelola
Perencanaan dan Penyusunan Penyusunan dan Dokumen Rencana Pengelolaan dan DKP Nias Utara
pengendalian Rencana review Rencana Zonasi TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Sekitarnya
TWP Sawo- dan zonasi TWP Sawo-
Lahewa dan Lahewa dan Laut di
Laut di Sekitarnya
Sekitarnya Penyusunan program Dokumen program dan rencana kegiatan DKP Nias Utara,
dan rencana kegiatan pengelolaan jangka menengah 5 tahun DKP Propinsi, KKP
pengelolaan jangka Pusat, LSM
menengah 5 tahun
Penyusunan rencana Dokumen rencana kerja pengelolaan DKP Nias Utara,
kerja pengelolaan tahunan DKP Propinsi KKP
tahunan Pusat, LSM
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Sosialisasi tentang Meningkatnya pengetahuan masyarakat DKP Nias Utara,
zonasi dan peraturan tentang zonasi dan peraturan perundang- DKP Propinsi, KKP
perundang-undangan undangan Pusat
Penataan batas Perancangan Penataan Rancangan penataan batas kawasan Panitia Penataan
kawasan batas TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Batas, DKP Nias
Sekitarnya Utara
Pemasangan tanda Tanda batas kawasan TWP Sawo- Panitia Penataan
batas Lahewa dan Laut di Sekitarnya Batas
Pengukuran batas Batas kawasan telah diukur Panitia Penataan
Batas, DKP Nias
Utara
Pemetaan batas Batas kawasan telah dipetakan Panitia Penatan
kawasan Batas, DKP Nias
Utara
Sosialisasi penandaan Masyarakat di dalam kawasan dan Panitia Penataan
batas kawasan diluar TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Batas, DKP Nias
Sekitarnya mengetahui batas kawasan Utara
TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Pembuatan Berita Dokumen Berita Acara tata batas Panitia Penataan
Acara Tata Batas kawasan Batas, DKP Nias
kawasan Utara
Pengesahan batas Batas kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Panitia Penataan
kawasan Laut di Sekitarnya disahkan ditetapkan Batas, DKP Nias
dengan Keputusan Menteri, setelah Utara
berita acara tata batas kawasan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
konservasi perairan ditandatangani oleh
semua anggota panitia tata batas
Rekonstruksi tata Batas zonasi TWP Sawo-Lahewa dan Panitia Penataan
batas zonasi Laut di Sekitarnya Batas DKP Nias
Utara
Pembuatan papan Papan informasi batas kawasan dan Panitia Penataan
informasi batas zonasi telah dipasang Batas, DKP Nias
kawasan dan zonasi Utara
Evaluasi zonasi (setiap Laporan hasil evaluasi dan rekomendasi Panitia Penataan
lima tahun) zonasi Batas, DKP Nias
Utara
Penyusunan Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang administrasi DKP Nias Utara
Standar tentang administrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan
Operasional perkantoran dan
prosedur pengelolaan keuangan
pengelolaan Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang sarana prasarana DKP Nias Utara
tentang sarana
prasarana
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang penguatan DKP Nias Utara
tentang penguatan kelembagaan
kelembagaan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang patroli bersama DKP Nias Utara
tentang patroli
bersama
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang pengelolaan DKP Nias Utara
tentang pengelolaan sumberdaya kawasan
sumberdaya kawasan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang penguatan DKP Nias Utara
tentang penguatan sosekbud
sosekbud
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang penelitian dan DKP Nias Utara
tentang penelitian dan pendidikan
pendidikan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang pelaksanaan DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan kegiatan pariwisata alam perairan
kegiatan pariwisata
alam perairan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang pelaksanaan DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan kegiatan budidaya
kegiatan budidaya
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang pelaksanaan DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan kegiatan perikanan tangkap
kegiatan perikanan
tangkap
Pengembangan Pembentukan Membuat Mekanisme pengelolaan kolaboratif DKP Nias Utara,
kemitraan atau mekanisme rancangan/model DKP Provinsi, KKP
kolaborasi pengelolaan mekanisme Pusat, LSM
pengelolaan kolaborasi pengelolaan kolaborasi
Pembentukan Forum SK Forum Pengelolaan Kolaboratif DKP Nias Utara,
Pengelolaan Kolaborasi DKP Provinsi, KKP
Pusat, LSM
Penguatan Koordinasi rutin Laporan dan dokumentasi hasil DKP Nias Utara,
peran forum dengan stakeholder koordinasi rutin dengan stakeholder DKP Provinsi, KKP
para Pusat, LSM
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
pihak
Pengembangan Kerjasama teknis: Adanya kerjasama teknis: penelitian, DKP Nias Utara,
kemitraan penelitian, ilmu ilmu pengetahuan dan pendidikan DKP Provinsi, KKP
pengelolaan pengetahuan dan (tenaga ahli) Pusat, LSM
pendidikan (tenaga Perguruan tinggi,
ahli) Lembaga lain
Kerjasama operasional Adanya kerjasama operasional DKP Nias Utara,
pengelolaan (tenaga, pengelolaan (tenaga, dana, sarana DKP Provinsi, KKP
dana, sarana prasarana) Pusat, LSM
prasarana) Perguruan tinggi,
Lembaga lain
Kerjasama dalam Adanya MoU kerjasama antara DKP Nias Utara,
survey atau kajian pengelola dan pihak yang relevan dan DKP Provinsi, KKP
dan penerapan IPTEK terlaksananya kerjasama Pusat, LSM
Perguruan tinggi,
Lembaga lain
Pengembangan Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan evaluasi DKP Nias Utara,
sistem pendanaan kerjasama kerjasama DKP Provinsi, KKP
berkelanjutan Pusat, LSM
Perguruan tinggi,
Lembaga lain
Pengkajian Penyusunan kajian Dokumen kajian sistem pendanaan DKP Nias Utara,
sistem sistem pendanaan berkelanjutan DKP Provinsi, KKP
pendanaan berkelanjutan Pusat, LSM
berkelanjutan Perguruan tinggi,
Lembaga lain
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Pengembangan Pembentukan Dokumen mekanisme pendanaan DKP Nias Utara,
mekanisme mekanisme berkelanjutan Pemerintah
pendanaan pendanaan Kabupaten, DKP
berkelanjutanberkelanjutan Provinsi, KKP Pusat
Pengusulan Alokasi budget secara kontinyu DKP Nias Utara,
pengalokasian dana Pemerintah
berkelanjutan secara Kabupaten, DKP
kontinyu melalui Provinsi, KKP Pusat
APBN dan APBD
Penarikan sumber Tersedianya sumber dana lain DKP Nias Utara
dana lain misalnya
tarif masuk, tarif
kegiatan wisata,
sanksi pelanggaran.
Pengembangan Pengembangan Merancang desain Tersedianya SDM pengelola database DKP Nias Utara,
Bank Data TWP Database database dan desain database Pemerintah
Sawo-Lahewa dan Kabupaten, DKP
Laut di Sekitarnya Provinsi, KKP Pusat
Pemasukan update Data dan informasi update secara DKP Nias Utara,
data reguler Pemerintah
Kabupaten, DKP
Provinsi, KKP Pusat
Pembuatan Merancang desain Desain website dan SDM pengelola DKP Nias Utara
Website website website
Pemasukan update Website di-update secara reguler DKP Nias Utara
data di website
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Penyajian dan Website bisa diakses secara global DKP Nias Utara
pengelolaan website untuk semua kalangan
Monitoring dan Program monitoring Monitoring pelaksanaan kegiatan Adanya laporan
Evaluasi monitoring internal
dan eksternal
Program Evaluasi Evaluasi perkembangan kelembagaan Dokumen hasil
evaluasi
perkembangan
kelembagaan
2 Strategi Pengelolaan Pengkajian Penyusunan kajian Dokumen hasil kajian potensi dan daya DKP Nias Utara,
Penguatan perikanan tangkap potensi dan potensi dan daya dukung perikanan tangkap Pemerintah
Pengelolaan dan budidaya daya dukung dukung perikanan Kabupaten, DKP
Sumberdaya laut yang perikanan tangkap Provinsi, KKP
Kawasan berkelanjutan tangkap Pusat, Pemerintah
desa
Pengkajian Penyusunan kajian dokumen hasil kajian potensi dan daya DKP Nias Utara,
potensi dan potensi dan daya dukung perikanan budidaya Pemerintah
daya dukung dukung perikanan Kabupaten, DKP
perikanan budidaya Provinsi, KKP
budidaya Pusat, Pemerintah
desa
Pembuatan Formulasi kebutuhan Kebutuhan aturan atau batasan alat DKP Nias Utara,
aturan/ batasan aturan/ batasan alat tangkap, ukuran dan jenis ikan yang Pemerintah
alat tangkap, tangkap, ukuran dan boleh ditangkap, daerah fishing ground, Kabupaten, DKP
ukuran ikan jenis ikan yang boleh dan musim tangkapan di masing- Provinsi, KKP
yang ditangkap, ditangkap, daerah masing zona di dalam TWP Sawo- Pusat, Pemerintah
daerah fishing fishing ground, dan desa
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
ground dan musim tangkapan di Lahewa dan Laut di Sekitarnya
musim masing-masing zona di berdasarkan informasi terkini.
tangkapan dalam TWP Sawo-
dengan Lahewa dan Laut di
pendekatan Sekitarnya
zonasi berdasarkan informasi
terkini.
Pembuatan Koordinasi dengan Pedoman mekanisme perizinan dan DKP Nias Utara,
pedoman instansi terkait di rekomendasi bagi perikanan tangkap dan Pemerintah
mekanisme dalam TWP Sawo- budidaya di dalam TWP Sawo-Lahewa Kabupaten, DKP
kolaborasi Lahewa dan Laut di dan Laut di Sekitarnya yang disepakati Provinsi, KKP
perizinan bagi Sekitarnya terkait semua pihak Pusat, Pemerintah
perikanan dengan penyusunan desa
tangkap dan mekanisme perizinan
budidaya dan rekomendasi bagi
perikanan tangkap dan
budidaya
Penyusunan pedoman Adanya pedoman mekanisme perizinan DKP Nias Utara,
mekanisme perizinan dan rekomendasi bagi perikanan tangkap Pemerintah
dan rekomendasi bagi dan budidaya Kabupaten, DKP
perikanan tangkap dan Provinsi, KKP
budidaya Pusat, Pemerintah
desa Pemerintah
desa
Pelaksanaan Terlaksananya mekanisme perizinan dan DKP Nias Utara,
mekanisme perizinan pemberian rekomendasi bagi perikanan Pemerintah
dan rekomendasi bagi Kabupaten, DKP
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
perikanan tangkap dan tangkap dan budidaya sesuai dengan Provinsi, KKP
budidaya pedomannya Pusat, Pemerintah
desa
Mencegah dan Pengusulan peraturan Peraturan desa (Perdes) khusus tentang DKP Nias Utara,
merintangi desa (Perdes) khusus hal- hal yang tidak diatur dalam Pemerintah
praktek tentang hal-hal yang perundangan dan TWP Sawo-Lahewa Kabupaten, DKP
perikanan yg tidak diatur dalam dan Laut di Sekitarnya Provinsi, KKP
menyalahi perundangan dan TWP Pusat, Pemerintah
hukum, tidak Sawo-Lahewa dan Laut desa
dilaporkan dan di Sekitarnya
tidak di atur
(IUU fishing) di
dalam TWP
Sawo-Lahewa
dan Laut di
Sekitarnya.
Pengelolaan Survei dan monitoring Monitoring terumbu karang dan Survei dan
keanekaragama sumber daya kelautan komunitas terkait (1 tahun sekali) monitoring sumber
n hayati dan dan perikanan daya kelautan dan
ekosistem perikanan
Sawo-Lahewa terlaksana sesuai
dan Laut di dengan SOP
Sekitarnya masing-masing
monitoring dan
hasilnya digunakan
sebagai bahan
dalam pengambilan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
kebijakan
pengelolaan yang
adaptif
Monitoring kesehatan Data dan informasi tentang kesehatan DKP Nias Utara,
terumbu Karang (1 terumbu karang LSM
tahun sekali)
Monitoring Penyu Data dan informasi tentang penyu DKP Nias Utara,
(setiap bulan) LSM
Monitoring Mangrove Data dan informasi tentang kesehatan DKP Nias Utara,
(1 tahun sekali) mangrove LSM
Monitoring Lamun (1 Data dan informasi tentang kesehatan DKP Nias Utara,
tahun sekali) lamun LSM
Pengelolaan Pemulihan/Rehabilitasi Terlaksananya kegiatan rehabilitasi pada DKP Nias Utara
ekosistem, habitat sumberdaya lokasi-lokasi di dalam kawasan yang
habitat dan dan populasi ikan perlu direhabilitasi berdasarkan kajian
populasi dengan berbagai yang sebelumnya dilakukan
metode
Pengembangan Program Studi potensi dan daya Dokumen kajian potensi dan daya DKP Nias Utara,
pemanfaatan pariwisata alam dukung pariwisata dukung pariwisata dalam kawasan KKP Perguruan Tinggi,
jasa lingkungan perairan dan dalam kawasan KKP LSM
dan wisata alam jasa lingkungan Promosi dan Terlaksananya pariwisata yang DKP Nias Utara,
perairan penyebaran informasi berkelanjutan Pemerintah
pariwisata Kabupaten, Dinas
berkelanjutan TWP Pariwisata
Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Perencanaan detail Tersedia desain pariwisata berkelanjutan DKP Nias Utara,
pariwisata alam Dinas Pariwisata
perairan
Pemberlakuan izin dan Adanya dampak dan manfaat ekonomi DKP Nias Utara,
karcis masuk kawasan secara nyata bagi masyarakat dan Pemerintah
Pemerintah Daerah Kabupaten
Penetapan mekanisme Adanya mekanisme perizinan terpadu DKP Nias Utara,
izin terpadu pemanfaatan pariwisata alam perairan Pemerintah
pemanfaatan Kabupaten
pariwisata alam
perairan
Pengawasan, Program Patroli pengamanan - Patroli pengamanan yang dilakukan
pengendalian, pengawasan, fungsional : oleh pengelola sesuai dengan SOP patroli DKP Nias Utara
perlindungan, dan pengendalian, a. Patroli rutin/reguler yang
pengamanan perlindungan, (Minimal setiap bulan) telah disusun
kawasan dan b. Patroli mendadak - Berkurangnya pelanggaran dan
pengamanan /insidentil gangguan di dalam kawasan
kawasan Patroli - Patroli pengamanan yang dilakukan DKP Nias Utara,
Gabungan/Bersama : secara bersama dengan stakeholder Pemerintah Pusat,
a. Patroli rutin/reguler terkait (PPNS DKP, TNI AL, Polair) dan Prov, Kab, dan
(Minimal setiap bulan) masyarakat sesuai dengan SOP patroli Pemerintah desa
b. Patroli mendadak bersama yang telah disusun dan
/insidentil disepakati
- Berkurangnya pelanggaran dan
gangguan di dalam kawasan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Pemetaan daerah Peta daerah rawan pelanggaran dan DKP Nias Utara,
rawan pelanggaran gangguan Pemerintah Pusat,
dan gangguan Prov, Kab, dan
Pemerintah desa
Penyusunan Penyusunan Mekanisme pelaporan pelanggaran dan DKP Nias Utara,
mekanisme mekanisme pelaporan gangguan Pemerintah Pusat,
pelaporan pelanggaran dan Prov, Kab, dan
pelanggaran gangguan Pemerintah desa
Pembuatan pusat Adanya pusat layanan pelaporan DKP Nias Utara,
layanan pelaporan pelanggaran dan gangguan Pemerintah Pusat,
pelanggaran dan Prov, Kab, dan
gangguan Pemerintah desa
Sosialisasi ke Masyarakat dan stakeholder terkait di DKP Nias Utara,
masyarakat dan dalam kawasan mengetahui bagaimana Pemerintah Pusat,
stakeholder terkait di penyampaian pelaporan pelanggaran Prov, Kab, dan
dalam kawasan sesuai mekanisme yang telah disusun ke Pemerintah desa
tentang mekanisme pusat pelaporan pelanggaran dan
pelaporan pelanggaran gangguan
dan gangguan
Penegakan Proses hukum atau Semua kasus pelanggaran dalam DKP Nias Utara,
hukum atas penyelesaian kasus kawasan diselesaikan secara hukum Pemerintah Pusat,
pelanggaran secara hukum sesuai dengan peraturan perundang- Prov, Kab, dan
hingga P21 undangan yang berlaku Pemerintah desa
Pengembangan Studi dan kajian Studi kerawanan Laporan studi kerawanan bencana dan DKP Nias Utara,
Sistem kerawanan bencana dan mitigasi mitigasi bencana di dalam TWP Sawo- Pemerintah Pusat,
Pemantauan dan bencana di bencana di dalam TWP Lahewa dan Laut di Sekitarnya Prov, Kab, dan
dalam TWP Pemerintah desa
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
penanggulang an Sawo-Lahewa Sawo-Lahewa dan Laut
bencana alam dan Laut di di Sekitarnya
Sekitarnya
Pelatihan dan Pelatihan dan simulasi Terlaksananya pelatihan dan simulasi DKP Nias Utara,
simulasi penanggulangan penanggulangan bencana secara Pemerintah Pusat,
penanggulanga bencana kolaboratif dengan stakeholder terkait Prov, Kab, dan desa
n bencana
Pengembangan Kolaborasi Rapat koordinasi Adanya koordinasi dan kerjasama dalam DKP Nias Utara,
Pengelolaan antar unit regular antara unit pelaksanaan pengelolaan menghadapi Pemerintah Pusat,
menghadapi pengelola, dengan stakeholder perubahan iklim Prov, Kab, dan desa
perubahan iklim stakeholder terkait dalam
terkait dan membahas kolaborasi
masyarakat pengelolaan
lokal dalam menghadapi
pengelolaan perubahan iklim
menghadapi
perubahan iklim
Sosialisasi dan Sosialisasi dan Masyarakat dan stakeholder terkait DKP Nias Utara,
penyebaran penyebaran informasi mengetahui informasi mengenai dampak Pemerintah Pusat,
informasi tentang perubahan perubahan iklim dan bagaimana Prov, Kab, dan desa
tentang iklim mitigasinya
perubahan iklim
ke masyarakat
dan stakeholder
terkait
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Penerapan Penerapan manajemen Tersedianya mekanisme untuk DKP Nias Utara,
manajemen adaptif untuk mengatasi ketidakpastian perubahan Pemerintah Pusat,
adaptif di TWP memungkinkan respon iklim untuk melindungi daerah-daerah Prov, Kab, dan desa
Sawo-Lahewa yang efektif terhadap kritis yang tahan terhadap perubahan
dan Laut di perubahan iklim iklim
Sekitarnya
Penelitian dan Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan pengembangan DKP Nias Utara,
pengembangan pengembangan penelitian dan teknologi perikanan tangkap Pemerintah Pusat,
teknologi pengembangan Prov, Kab, dan desa
perikanan teknologi perikanan
tangkap tangkap
Inventarisasi, Pengembangan teknologi perikanan DKP Nias Utara,
identifikasi dan analisis tangkap berdasarkan hasil inventarisasi, Pemerintah Pusat,
kebutuhan identifikasi dan analisis kebutuhan Prov, Kab, dan desa
pengembangan
teknologi perikanan
tangkap yang ramah
lingkungan
Kerjasama untuk Adanya MoU kerjasama antara pengelola DKP Nias Utara,
pengkajian metode dan dan pihak yang relevan dan Pemerintah Pusat,
alat tangkap yang terlaksananya kerjasama untuk Prov, Kab, dan desa
ramah lingkungan pengkajian metode dan alat tangkap
yang ramah lingkungan
Survei pendugaan stok Laporan survei pendugaan stok jenis ikan DKP Nias Utara,
jenis ikan ekonomis ekonomis penting dan kritis Pemerintah Pusat,
penting dan kritis Prov, Kab, dan desa
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan pengembangan DKP Nias Utara,
pengembangan penelitian dan teknologi perikanan budidaya Pemerintah Pusat,
teknologi pengembangan Prov, Kab, dan
perikanan teknologi perikanan Perguruan Tinggi
budidaya budidaya
Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan pengembangan DKP Nias Utara,
pengembangan penelitian dan pariwisata Pemerintah Pusat,
pariwisata pengembangan Prov, Kab, dan
pariwisata Perguruan Tinggi
Inventarisasi, Pengembangan pariwisata berdasarkan DKP Nias Utara,
identifikasi dan analisis hasil inventarisasi, identifikasi dan Pemerintah Pusat,
kebutuhan analisis kebutuhan Prov, Kab,
pengembangan Perguruan Tinggi
pariwisata
Pengelolaan Pengelolaan Rapat koordinasi Tersedianya sistem dan koordinasi yang DKP Nias Utara,
pelayaran keamanan dan antara Lembaga disepakati para pihak dalam pengelolaan Pemerintah Pusat,
kenyamanan Pengelola dengan keamanan dan pelayaran Prov, Kab, desa dan
pelayaran dinas terkait untuk pihak swasta
pengelolaan alur
pelayaran
Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan evaluasi DKP Nias Utara
Evaluasi evaluasi dengan dengan menggunakan dengan menggunakan perangkat
menggunakan perangkat Pedoman Pedoman Teknis E-KKP3K (Evaluasi
perangkat Teknis E- KKP3K Efektivitas Pengelolaan Kawasan
Pedoman (Evaluasi Efektivitas Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-
Teknis E-KKP3K Pengelolaan Kawasan Pulau Kecil)
Konservasi Perairan,
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil)
3 Strategi Pengembangan Peningkatan Kajian pengembangan Mata pencaharian alternatif yang cocok DKP Nias Utara,
Penguatan sosial ekonomi kesejahteraan mata pencaharian diimplementasikan di masing-masing Pemerintah Pusat,
Sosial, masyarakat masyarakat alternatif daerah berdasarkan survei dan analisis Prov, Kab, desa dan
Ekonomi, dan dengan mata pihak swasta
Budaya pencaharian Demplot untuk Adanya mata pencaharian alternatif DKP Nias Utara,
alternatif pengembangan mata masyarakat di dalam kawasan Pemerintah Pusat,
pencaharian alternatif Prov, Kab, desa dan
masyarakat di dalam pihak swasta
kawasan Swasta
Pemberdayaan Pengembangan Pelatihan perancangan Terlaksananya pelatihan perancangan DKP Nias Utara,
masyarakat kapasitas dan pengelolaan dan pengelolaan kawasan konservasi Pemerintah Kab,
masyarakat kawasan konservasi perairan dan desa
dalam perairan
pemanfaatan
sumberdaya
kelautan dan
perikanan
secara lestari
Penguatan Penguatan kelompok- Terlaksananya pertemuan rutin DKP Nias Utara,
keterlibatan kelompok pengguna kelompok-kelompok pengguna Pemerintah Kab,
masyarakat sumberdaya melalui sumberdaya dan pelatihan dan desa
dalam pertemuan rutin dan pengorganisasian masyarakat
pengelolaan pelatihan
TWP Sawo- pengorganisasian
Lahewa dan masyarakat
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Laut di
Sekitarnya
Partisipasi Pengembangan Mekanisme pengawasan berbasis DKP Nias Utara,
masyarakat pengawasan berbasis masyarakat Pemerintah Kab,
dalam masyarakat dan desa
pengelolaan Fasilitasi pembentukan Terbentuknya kelompok masyarakat DKP Nias Utara,
TWP Sawo- kelompok masyarakat pengawas di dalam TWP Sawo-Lahewa Pemerintah Kab,
Lahewa dan pengawas dan Laut di Sekitarnya dan desa
Laut di Penguatan kelompok meningkatnya partisipasi masyarakat DKP Nias Utara,
Sekitarnya masyarakat pengawas dalam melakukan pengawasan. Pemerintah Kab,
dan desa
Peningkatan Kampanye Perancangan desain Meningkatnya kesadaran masyarakat DKP Nias Utara,
kesadaran konservasi dan materi, pencetakan akan arti penting konservasi perairan Pemerintah Kab,
masyarakat dan bahan, penyebarluasan dan desa
pendidikan dan evaluasi pusat/Prov
lingkungan Pendidikan Penyusunan muatan Kurikulum muatan lokal berbasis DKP Nias Utara,
lingkungan dan lokal berbasis konservasi perairan yang diterapkan di Dinas Pendidikan,
konservasi konservasi untuk SD dan SMP di Dusun Sawo-Lahewa dan LSM
sekolah Laut di Sekitarnya
Kerja sama kegiatan DKP Nias Utara,
luar kelas Dinas Pendidikan,
LSM
Pelaksanaan muatan DKP Nias Utara,
lokal sekolah dasar Dinas Pendidikan,
LSM
Pendidikan dan Pelatihan/diklat Masyarakat sekitar kawasan konservasi DKP Nias Utara,
pelatihan telah dididik dan dilatih sesuai dengan Pemkab,
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
kegiatan tupoksi untuk mengelola TWP Sawo- Pemerintah
pariwisata Lahewa dan Laut di Sekitarnya pusat/prov, LSM
berkelanjutan Studi banding atau Kemampuan masyarakat sekitar DKP Nias Utara,
bagi kunjungan ke KKP lain kawasan konservasi meningkat dalam Pemkab,
masyarakat yang telah dikelola mengelola TWP Sawo-Lahewa dan Laut Pemerintah
setempat dengan baik di Sekitarnya dan mendapatkan lesson pusat/prov, LSM
learnt yang dapat diaplikasikan dalam
pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya
Pengembangan Penyebaran Penyiapan Informasi mengenai TWP Sawo- DKP Nias Utara,
mekanisme informasi materi/program Lahewa dan Laut di Sekitarnya tersebar Pemkab,
penyebarluasan melalui media luas melalui media massa Pemerintah Pusat,
informasi dan massa prov, LSM
komunikasi Pembuatan buletin Adanya buletin setiap tiga bulan DKP Nias Utara,
setiap tiga bulan LSM
Lokakarya penyebaran Informasi pengelolaan kawasan DKP Nias Utara,
informasi konservasi tersebar di masyarakat lokal, LSM
nasional dan internasional
Penyebaran Partisipasi dalam Informasi mengenai TWP DKP Nias Utara,
Informasi TWP kegiatan Pameran, Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Pemerintah Pusat,
Sawo-Lahewa Ekshibisi, Festival di disebarluaskan melalui kegiatan-kegiatan Prov, Kabupaten,
dan Laut di tingkat lokal,regional, di tingkat lokal, regional, nasional dan LSM
Sekitarnya nasional dan internasional
melalui ragam internasional
kegiatan publik
Pelestarian adat Adopsi kearifan pelaksanaan event Terlaksananya kegiatan yang sesuai DKP Nias Utara,
dan budaya lokal yang sesuai untuk dengan kaidah konservasi Pemerintah Pusat,
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
penyebaran informasi Prov, Kabupaten,
konservasi LSM
Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan evaluasi DKP Nias Utara,
Evaluasi evaluasi kegiatan penguatan kegiatan penguatan Sosial, Ekonomi, dan Pemerintah pusat
program Sosial, Ekonomi, dan Budaya Perguruan Tinggi,
Budaya LSM
Monitoring Monitoring persepsi Meningkatnya pengetahuan, dukungan, DKP Nias Utara,
persepsi masyarakat terhadap partisipasi, dan kepatuhan masyarakat. Pemerintah Pusat,
masyarakat pengelolaan TWP Perguruan Tinggi,
Sawo-Lahewa dan Laut LSM
di Sekitarnya
C. RENCANA JANGKA MENENGAH II (5 TAHUN KE-DUA)

1. Penguatan kelembagaan
Strategi penguatan kelembagaan akan dilakukan melalui program antara
lain:
a. Peningkatan sumberdaya manusia
b. Penatakelolaan kelembagaan
c. Penyelenggaraan urusan tata usaha dan perkantoran
d. Pengembangan jejaring kawasan konservasi perairan
e. Perencanaan dan pengendalian pengelolaan
f. Pengembangan kemitraan atau kolaborasi pengelolaan
g. Pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan
h. Pengembangan Bank Data TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
i. Monitoring dan Evaluasi.

2. Penguatan pengelolaan sumberdaya kawasan


Strategi penguatan pengelolaan sumberdaya kawasan akan dilakukan
melalui program antara lain:
a. Pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya laut yang berkelanjutan
b. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya
c. Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam
perairan
d. Pengawasan, pengendalian, perlindungan, dan pengamanan kawasan
e. Pengembangan Sistem Pemantauan dan penanggulangan bencana
alam secara kolaboratif dengan stakeholder terkait

153
f. Pengembangan Pengelolaan menghadapi perubahan iklim
g. Penelitian dan pengembangan
h. Pengelolaan pelayaran
i. Monitoring dan Evaluasi

3. Penguatan sosial, ekonomi dan budaya


Strategi penguatan sosial, ekonomi dan budaya kawasan akan dilakukan
melalui program antara lain:
a. Pengembangan sosial ekonomi masyarakat
b. Pemberdayaan masyarakat
c. Peningkatan kesadaran masyarakat dan pendidikan lingkungan
d. Pengembangan mekanisme penyebarluasan informasi dan komunikasi
e. Pelestarian adat dan budaya
f. Monitoring dan evaluasi.

Program dan rencana kegiatan pengelolaan dijabarkan dalam matriks


sebagai berikut.

154
MATRIK PROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN JANGKA MENENGAH 5 TAHUN KE – 2
TAMAN WISATA PERAIRAN SAWO-LAHEWA DAN LAUT DI SEKITARNYA

Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

1 Strategi Peningkatan Penyusunan rencana Menyusun kebutuhan Formasi personel TWP Sawo-Lahewa DKP Nias Utara
Penguatan sumber daya formasi SDM pengelola SDM pengelola dan Laut di Sekitarnya disusun
Kelembagaa manusia TWP Sawo-Lahewa dan berdasarkan kualifikasi dan klasifikasi
n Laut di Sekitarnya kebutuhan
Penerimaan pegawai Formasi personel TWP Sawo-Lahewa DKP Nias Utara
dan Laut di Sekitarnya direkruit
berdasarkan kualifikasi dan klasifikasi
kebutuhan
Pendidikan dan pelatihan Pelatihan/Diklat SDM Pengelola telah dididik dan dilatih DKP Nias Utara
bagi petugas pengelola sesuai dengan tupoksi untuk Pemkab,
mengelola TWP Sawo-Lahewa dan Laut Pemerintah
di Sekitarnya pusat/prov, LSM
Studi banding atau Kemampuan pengelola meningkat DKP Nias Utara,
kunjungan ke KKP lain dalam mengelola TWP Sawo-Lahewa Pemkab
yang telah dikelola dan Laut di Sekitarnya dan Pemerintah
dengan baik mendapatkan lesson learnt yang dapat pusat/prov LSM
diaplikasikan dalam pengelolaan TWP
Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Penatakelolaan Pengembangan Sarpras Pembangunan Kantor Gedung kantor pengelola TWP Sawo- DKP Nias Utara
kelembagaan Pengelolaan Pengelola Lahewa dan Laut di Sekitarnya
terbangun dan terpenuhi fasilitasnya
untuk menunjang pengelolaan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Pengadaan fasilitas Fasilitas pendukung perkantoran untuk DKP Nias Utara


pendukung menunjang aktifitas pengelolaan
perkantoran
Pembangunan pusat Pusat informasi untuk menunjang DKP Nias Utara
informasi aktifitas pengelolaan
Pembangunan Pondok Pondok kerja dan pos jaga untuk DKP Nias Utara
Kerja dan pos jaga menunjang aktifitas pengelolaan
Pembangunan pintu Pintu gerbang untuk menunjang DKP Nias Utara
gerbang aktifitas pengelolaan
Pembangunan loket Loket karcis untuk menunjang aktifitas DKP Nias Utara
karcis pengelolaan
Pengadaan kapal Kapal patroli untuk menunjang aktifitas DKP Nias Utara
patroli pengelolaan terkait pengawasan
Pemeliharaan Sarpras Sarana prasarana terpelihara dan DKP Nias Utara
Pengelolaan berfungsi dengan baik untuk
mendukung pengelolaan
Pembentukan UPT Terbentuknya UPT Sawo-Lahewa dan DKP Nias Utara
TWP Sawo-Lahewa Laut di Sekitarnya
dan Laut di Sekitarnya
Penyelenggaraa Pengelolaan gaji, Penyediaan gaji, honor Gaji, honorarium dan tunjangan DKP Nias Utara
n urusan tata honorarium dan dan tunjangan terkelola dengan baik
usaha dan tunjangan
perkantoran Pelaksanaan kegiatan Rapat kerja bulanan Terlaksananya rapat kerja bulanan DKP Nias Utara
operasional kantor Pengadaan Alat Tulis Adanya ATK dan CS DKP Nias Utara
Kantor (ATK) dan
Computer Supplies (CS)
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Langganan daya dan Terselenggaranya kegiatan dengan DKP Nias Utara


jasa baik
Penyelenggaraan tata Pencetakan, Tata usaha perkantoran, kearsipan, DKP Nias Utara
usaha perkantoran, penggandaan dan perpustakaan dan dokumentasi
kearsipan, perpustakaan dokumentasi terlaksana dengan baik
dan dokumentasi
Pengembangan Kerjasama antar unit Rapat koordinasi antar Terlaksananya rapat koordinasi DKP Nias Utara,
jejaring organisasi pengelola unit organisasi Pemerintah Pusat
kawasan pengelola dan Daerah
konservasi Kerjasama dalam Adanya kerjasama dalam pelatihan dan DKP Nias Utara,
perairan pelatihan dan pengawasan Pemerintah Pusat
pengawasan dan Daerah
Penataan batas kawasan Perancangan penataan Rancangan penataan batas kawasan Panitia Penataan
batas TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Batas, DKP Nias
Sekitarnya Utara
Pemasangan tanda Adanya tanda batas kawasan TWP Panitia Penataan
batas Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya Batas, DKP Nias
Utara
Pengukuran batas Batas kawasan telah diukur Panitia Penataan
Batas, DKP Nias
Utara
Pemetaan batas Batas kawasan telah dipetakan Panitia Penataan
kawasan Batas, DKP Nias
Utara
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Sosialisasi penandaan Masyarakat di dalam kawasan dan di Panitia Penataan


batas kawasan luar TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Batas DKP Nias
Sekitarnya mengetahui batas kawasan Utara
TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Pembuatan berita Dokumen Berita Acara tata batas Panitia Penataan
acara tata batas kawasan Batas, DKP Nias
kawasan Utara
Pengesahan batas Batas kawasan TWP Sawo-Lahewa dan Panitia Penataan
kawasan Laut di Sekitarnya disahkan ditetapkan Batas DKP Nias
dengan Keputusan Menteri, setelah Utara
berita acara tata batas kawasan
konservasi perairan ditandatangani
oleh semua anggota panitia tata batas
Rekonstruksi tata Adanya batas zonasi TWP Sawo- Panitia Penataan
batas zonasi Lahewa dan Laut di Sekitarnya Batas DKP Nias
Utara
Pembuatan papan Papan informasi batas kawasan dan Panitia Penataan
informasi batas zonasi telah dipasang Batas DKP Nias
kawasan dan zonasi Utara
Evaluasi zonasi (setiap Laporan hasil evaluasi dan Panitia Penataan
lima tahun) rekomendasi zonasi Batas DKP Nias
Utara
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang administrasi DKP Nias Utara
tentang administrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Penyusunan Standar perkantoran dan


Operasional Prosedur pengelolaan keuangan
(SOP) pengelolaan Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang sarana DKP Nias Utara
tentang sarana prasarana
prasarana
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang penguatan DKP Nias Utara
tentang penguatan kelembagaan
kelembagaan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang patroli bersama DKP Nias Utara
tentang patroli
bersama
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang pengelolaan DKP Nias Utara
tentang pengelolaan sumberdaya kawasan
sumberdaya kawasan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang penguatan DKP Nias Utara
tentang penguatan sosekbud
sosekbud
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang penelitian dan DKP Nias Utara
tentang penelitian dan pendidikan
pendidikan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang pelaksanaan DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan kegiatan pariwisata alam perairan
kegiatan pariwisata
alam perairan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang pelaksanaan DKP Nias Utara


tentang pelaksanaan kegiatan budidaya
kegiatan budidaya
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang pelaksanaan DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan kegiatan perikanan tangkap
kegiatan perikanan
tangkap
Pengembangan Pembentukan Membuat Mekanisme pengelolaan kolaboratif DKP Nias Utara,
kemitraan atau mekanisme pengelolaan rancangan/model Pemkab,
kolaborasi kolaborasi mekanisme Pemerintah
pengelolaan pengelolaan kolaborasi pusat/prov LSM
Pembentukan SK Forum Pengelolaan Kolaboratif DKP Nias Utara,
ForumPengelolaan Pemkab,
Kolaborasi Pemerintah
pusat/prov LSM
Kerjasama dalam Adanya MoU kerjasama antara DKP Nias Utara,
survei atau kajian dan pengelola dan pihak yang relevan dan Pemkab,
penerapan terlaksananya kerjasama Pemerintah
IPTEK pusat/prov
Perguruan tinggi
Lembaga lain
Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan evaluasi DKP Nias Utara,
kerjasama kerjasama Pemkab,
Pemerintah
pusat/prov
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Perguruan tinggi
Lembaga lain
Pengkajian sistem Penyusunan kajian Dokumen kajian sistem pendanaan DKP Nias Utara,
pendanaan berkelanjutan sistem pendanaan berkelanjutan Pemkab,
berkelanjutan Pemerintah
pusat/prov
Perguruan tinggi
Lembaga lain
Pengembangan Merancang desain Tersedianya SDM Pengelola data base DKP Nias Utara,
Bank Data database dan desain database Pemkab,
TWP Pemerintah
Sawo-Lahewa pusat/prov
dan Laut di Pemasukan update Data dan informasi update secara DKP Nias Utara
Sekitarnya data reguler Pemkab,
Pemerintah
pusat/prov
Penyajian dan Data base dikelola dan disajikan dalam DKP Nias Utara
pengelolaan data bentuk peta, laporan maupun
terintegrasi dalam website
Pembuatan Merancang desain Desain website dan SDM pengelola DKP Nias Utara
Website website website
Pemasukan update Website di-update secara reguler DKP Nias Utara
data di website
Penyajian dan Website bisa diakses secara global DKP Nias Utara
pengelolaan website untuk semua kalangan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Monitoring dan Program monitoring Monitoring pelaksanaan Adanya laporan monitoring internal dan DKP Nias Utara
Evaluasi kegiatan eksternal
Program evaluasi Evaluasi Dokumen hasil evaluasi perkembangan DKP Nias Utara
perkembangan kelembagaan
kelembagaan
Pengkajian potensi dan Penyusunan kajian Dokumen hasil kajian potensi dan daya DKP Nias Utara,
daya dukung perikanan potensi dan daya dukung perikanan budidaya Pemerintah
budidaya dukung perikanan pusat,
budidaya Pemerintah
daerah,
Pemerintah desa
Pembuatan aturan/ Formulasi kebutuhan Kebutuhan aturan atau batasan alat DKP Nias Utara,
batasan alat tangkap, aturan/ batasan alat tangkap, ukuran dan jenis ikan yang Pemerintah
ukuran ikan yang tangkap, ukuran dan boleh ditangkap, daerah fishing ground, pusat,
ditangkap, daerah fishing jenis ikan yang boleh dan musim tangkapan di masing- Pemerintah
ground, dan musim ditangkap, daerah masing zona di dalam TWP Sawo- daerah,
tangkapan dengan fishing ground, dan Lahewa dan Laut di Sekitarnya Pemerintah desa
pendekatan zonasi musim tangkapan di berdasarkan
masing- masing zona informasi terkini
di dalam TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
berdasarkan informasi
terkini
Pembuatan Aturan/batasan alat tangkap, ukuran DKP Nias Utara,
aturan/batasan alat dan jenis ikan yang boleh ditangkap, Pemerintah
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

tangkap, ukuran dan daerah fishing ground dan musim pusat,


jenis ikan yang boleh tangkapan di masing-masing zona di Pemerintah
ditangkap, daerah dalam TWP Sawo-Lahewa dan Laut di daerah,
fishing ground, dan Sekitarnya berdasarkan formulasi dan Pemerintah desa
musim tangkapan di analisis kebutuhan serta didukung
masing- masing zona kajian yang komprehensif
di dalam TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di
Sekitarnya.
Pembuatan pedoman Koordinasi dengan Pedoman mekanisme perizinan dan DKP Nias Utara,
mekanisme kolaborasi instansi terkait di rekomendasi bagi perikanan tangkap Pemerintah
perizinan bagi perikanan dalam TWP Sawo- dan budidaya di dalam TWP Sawo- pusat,
tangkap dan budidaya Lahewa dan Laut di Lahewa dan Laut di Sekitarnya yang Pemerintah
Sekitarnya terkait disepakati semua pihak daerah,
dengan penyusunan Pemerintah desa
mekanisme perizinan
dan rekomendasi bagi
perikanan tangkap dan
budidaya
Penyusunan pedoman Adanya pedoman mekanisme perizinan DKP Nias Utara,
mekanisme perizinan dan rekomendasi bagi perikanan Pemerintah
dan rekomendasi bagi tangkap dan budidaya pusat,
perikanan tangkap dan Pemerintah
budidaya daerah,
Pemerintah desa
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Pelaksanaan Terlaksananya mekanisme perizinan DKP Nias Utara,


mekanisme perizinan dan pemberian rekomendasi bagi Pemerintah
dan rekomendasi bagi perikanan tangkap dan budidaya sesuai pusat,
perikanan tangkap dan dengan pedomannya Pemerintah
budidaya daerah,
Pemerintah desa
Mencegah dan Pengusulan peraturan Peraturan desa (Perdes) khusus DKP Nias Utara,
merintangi praktek desa (Perdes) khusus tentang hal-hal yang tidak diatur dalam Pemerintah
perikanan yg menyalahi tentang hal-hal yang perundangan dan TWP Sawo-Lahewa pusat,
hukum, tidak dilaporkan tidak diatur dalam dan Laut di Sekitarnya Pemerintah
dan tidak diatur (IUU perundangan dan TWP daerah,
Fishing) Sawo-Lahewa Sawo-Lahewa dan Laut Pemerintah desa
dan Laut di Sekitarnya. di Sekitarnya
Pengelolaan Pengelolaan ekosistem, Monitoring terumbu Survei dan monitoring DKP Nias Utara,
keanekaragama habitat dan populasi karang (1 tahun sekali) sumber daya kelautan dan perikanan LSM
n hayati dan Monitoring kesehatan terlaksana sesuai dengan SOP DKP Nias Utara,
ekosistem TWP terumbu karang (1 masing-masing monitoring dan hasilnya LSM
Sawo-Lahewa tahun sekali) digunakan sebagai bahan dalam
dan Laut di Monitoring penyu pengambilan kebijakan pengelolaan DKP Nias Utara,
Sekitarnya (setiap bulan) yang adaptif LSM
Monitoring mangrove (1 DKP Nias Utara,
tahun sekali) LSM
Monitoring lamun (1 DKP Nias Utara,
tahun sekali) LSM
Monitoring DKP Nias Utara,
Pemanfaatan LSM
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Sumberdaya (Resource
use monitoring) (setiap
bulan)
Pemulihan/Rehabilitasi Terlaksananya kegiatan rehabilitasi DKP Nias Utara
habitat sumberdaya pada lokasi-lokasi di dalam kawasan Pemkab
dan populasi ikan yang perlu direhabilitasi berdasarkan Pemerintah
dengan berbagai kajian yang sebelumnya dilakukan pusat/prov
metode
Pengembangan Program pariwisata alam Studi potensi dan daya Dokumen kajian potensi dan daya DKP Nias Utara
pemanfaatan perairan dan jasa dukung pariwisata dukung pariwisata dalam kawasan Pemerintah pusat
jasa lingkungan lingkungan dalam kawasan KKP KKP Perguruan Tinggi
dan wisata LSM
alam perairan Promosi dan Terlaksananya pariwisata yang DKP Nias Utara
penyebaran informasi berkelanjutan Pemerintah pusat
pariwisata Perguruan Tinggi
berkelanjutan TWP LSM
Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya
Perencanaan detail Tersedia desain pariwisata DKP Nias Utara
pariwisata alam berkelanjutan Pemerintah pusat
perairan Perguruan Tinggi
LSM
Pemberlakuan izin dan Adanya dampak dan manfaat ekonomi DKP Nias Utara
karcis masuk kawasan secara nyata bagi masyarakat dan Pemerintah pusat
Pemerintah Daerah Perguruan Tinggi
LSM
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Penetapan mekanisme Adanya mekanisme perizinan terpadu DKP Nias Utara


izin terpadu pemanfaatan pariwisata alam perairan Pemerintah pusat
pemanfaatan Perguruan Tinggi
pariwisata alam LSM
perairan
Pengawasan, Program pengawasan, Patroli pengamanan - Patroli pengamanan dilakukan oleh DKP Nias Utara
pengendalian, pengendalian, fungsional : pengelola sesuai dengan SOP patroli
perlindungan, perlindungan, dan a. Patroli rutin/reguler yang telah disusun
dan pengamanan kawasan (Minimal setiap bulan) - Berkurangnya pelanggaran dan
Pengamanan b. Patroli gangguan di dalam kawasan
kawasan mendadak/insidentil
Patroli - Patroli pengamanan dilakukan secara DKP Nias Utara,
Gabungan/Bersama : bersama dengan stakeholder- Pemerintah
a. Patroli rutin/reguler stakeholder terkait (PPNS DKP, TNI AL, Pusat,
(Minimal setiap bulan) Polair) dan masyarakat sesuai dengan Pemerintah Prov,
b. Patroli SOP patroli bersama yang telah Pemerintah
mendadak/insidentil disusun dan disepakati Kabupaten,
- Berkurangnya pelanggaran dan Pemerintah desa
Gangguan di dalam kawasan
Pemetaan daerah Peta daerah rawan pelanggaran dan DKP Nias Utara,
rawan pelanggaran gangguan Pemerintah
dan gangguan Pusat, PemProv,
PemKab, Pemdes
Penyusunan mekanisme Penyusunan Mekanisme pelaporan pelanggaran dan DKP Nias Utara,
pelaporan pelanggaran mekanisme pelaporan gangguan Pemerintah
Pusat, PemProv,
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

pelanggaran dan PemKab, Pemdes


gangguan
Pembuatan pusat Adanya pusat layanan pelaporan DKP Nias Utara,
layanan pelaporan pelanggaran dan gangguan Pemerintah
pelanggaran dan Pusat, PemProv,
gangguan PemKab, Pemdes
Sosialisasi ke Masyarakat dan stakeholder terkait di DKP Nias Utara,
masyarakat dan dalam kawasan TWP Sawo-Lahewa Pemerintah
stakeholder terkait di dan Laut di Sekitarnya mengetahui Pusat, PemProv,
dalam kawasan TWP bagaimana penyampaian pelaporan PemKab, Pemdes
Sawo-Lahewa dan Laut pelanggaran sesuai mekanisme yang
di Sekitarnya tentang telah disusun ke pusat pelaporan
mekanisme pelaporan pelanggaran dan gangguan
pelanggaran dan
gangguan
Penegakan hukum atas Proses hukum atau Semua kasus pelanggaran dalam DKP Nias Utara,
pelanggaran hingga P21 penyelesaian kasus kawasan diselesaikan secara hukum Pemerintah
secara hukum sesuai dengan peraturan perundang- Pusat, PemProv,
undangan yang berlaku PemKab, Pemdes
Pengembangan Studi dan kajian Studi kerawanan Laporan studi kerawanan bencana dan DKP Nias Utara,
Sistem kerawanan bencana di bencana dan mitigasi mitigasi bencana di dalam TWP Sawo- Pemerintah
Pemantauan dalam TWP Sawo- bencana di dalam TWP Lahewa dan Laut di Sekitarnya Pusat, PemProv,
dan Lahewa Dan Laut di Sawo-Lahewa dan Laut PemKab, Pemdes
penanggulanga Sekitarnya di Sekitarnya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

n bencana alam Sosialisasi Sosialisasi Masyarakat dan stakeholder DKP Nias Utara,
secara penanggulangan penanggulangan mengetahui ancaman bencana di Pemerintah
kolaboratif bencana bencana ke lokasinya dan bagaimana Pusat, PemProv,
dengan masyarakat dan penanggulangannya PemKab, Pemdes
stakeholder stakeholder
terkait Pelatihan dan simulasi Pelatihan dan simulasi Terlaksananya pelatihan dan simulasi DKP Nias Utara,
penanggulangan penanggulangan penanggulangan bencana secara Pemerintah
bencana bencana kolaboratif dengan stakeholder terkait Pusat, PemProv,
PemKab, Pemdes
Pengembangan fasilitas Pengembangan Adanya pengembangan fasilitas DKP Nias Utara,
evakuasi dan pemulihan fasilitas evakuasi dan evakuasi pada saat bencana alam dan Pemerintah
pemulihan pemulihan pasca terjadinya bencana Pusat, PemProv,
alam secara kolaboratif dengan PemKab, Pemdes
stakeholder terkait
Pengembangan Kolaborasi antara unit Rapat koordinasi Adanya koordinasi dan kerjasama DKP Nias Utara,
Pengelolaan pengelola, stakeholder regular antara unit dalam pelaksanaan pengelolaan Pemerintah
menghadapi terkait dan masyarakat dengan stakeholder menghadapi perubahan iklim Pusat, PemProv,
perubahan iklim lokal dalam pengelolaan terkait dalam PemKab, Pemdes
menghadapi perubahan membahas kolaborasi
iklim pengelolaan
menghadapi
perubahan iklim
Sosialisasi dan Sosialisasi dan Masyarakat dan stakeholder terkait di DKP Nias Utara,
penyebaran informasi penyebaran informasi dalam kawasan TWP Sawo-Lahewa Pemerintah
tentang perubahan iklim tentang perubahan dan Laut di Sekitarnya mengetahui Pusat, PemProv,
di dalam TWP Sawo- iklim di dalam TWP informasi mengenai dampak PemKab, Pemdes
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Lahewa dan Laut di Sawo-Lahewa dan Laut perubahan iklim dan bagaimana
Sekitarnya ke di Sekitarnya ke mitigasinya
masyarakat dan masyarakat dan
stakeholder terkait stakeholder terkait
Penerapan manajemen Penerapan manajemen Tersedianya mekanisme untuk DKP Nias Utara,
adaptif di TWP Sawo- adaptif untuk mengatasi ketidakpastian perubahan Pemerintah
Lahewa dan Laut di memungkinkan respon iklim untuk melindungi daerah-daerah Pusat, PemProv,
Sekitarnya yang efektif terhadap kritis yang tahan terhadap perubahan PemKab, Pemdes
perubahan iklim iklim
Sosialisasi dan Sosialisasi dan Masyarakat dan stakeholder terkait di DKP Nias Utara,
penyebaran informasi penyebaran informasi dalam kawasan TWP Sawo-Lahewa Pemerintah
tentang perubahan iklim tentang perubahan dan Laut di Sekitarnya mengetahui Pusat, PemProv,
di dalam TWP Sawo- iklim di dalam TWP informasi mengenai dampak PemKab, Pemdes
Lahewa dan Laut di Sawo-Lahewa dan Laut perubahan iklim dan usaha mitigasinya
Sekitarnya ke di Sekitarnya ke
masyarakat dan masyarakat dan
stakeholder terkait stakeholder terkait
Penerapan manajemen Penerapan manajemen Tersedianya mekanisme untuk DKP Nias Utara,
adaptif di TWP Sawo- adaptif untuk mengatasi ketidakpastian perubahan Pemerintah
Lahewa dan Laut di memungkinkan respon iklim untuk melindungi daerah-daerah Pusat, PemProv,
Sekitarnya yang efektif terhadap kritis yang tahan terhadap perubahan PemKab, Pemdes
perubahan iklim iklim
Penelitian dan Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan pengembangan DKP Nias Utara,
pengembangan pengembangan penelitian dan teknologi perikanan tangkap Pemerintah
teknologi perikanan pengembangan Pusat,
tangkap Pemerintah Prov,
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

teknologi perikanan Pemerintah


tangkap Kabupaten,
Pemerintah desa
Inventarisasi, Pengembangan teknologi perikanan DKP Nias Utara,
identifikasi dan analisis tangkap berdasarkan hasil Pemerintah
kebutuhan inventarisasi, identifikasi dan analisis Pusat,
pengembangan kebutuhan Pemerintah Prov,
teknologi perikanan Pemerintah
tangkap yang ramah Kabupaten,
lingkungan Pemerintah desa
Kerjasama untuk Adanya MoU kerjasama antara DKP Nias Utara,
pengkajian metode dan pengelola dan pihak yang relevan dan Pemerintah
alat tangkap yang terlaksananya kerjasama untuk Pusat,
ramah lingkungan pengkajian metode dan alat tangkap Pemerintah Prov,
yang ramah lingkungan Pemerintah
Kabupaten,
Pemerintah desa
Survei pendugaan stok Laporan survei pendugaan stok jenis DKP Nias Utara,
jenis ikan ekonomis ikan ekonomis penting dan kritis Pemerintah
penting dan kritis Pusat,
Pemerintah Prov,
Pemerintah
Kabupaten,
Pemerintah desa
Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan pengembangan DKP Nias Utara
pengembangan penelitian dan teknologi perikanan budidaya Pemerintah pusat
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

teknologi perikanan pengembangan Perguruan Tinggi


budidaya teknologi perikanan LSM
budidaya
Inventarisasi, Pengembangan pariwisata DKP Nias Utara
identifikasi dan analisis berdasarkan hasil inventarisasi, Pemerintah pusat
kebutuhan identifikasi dan analisis kebutuhan Perguruan Tinggi
pengembangan LSM
pariwisata
Pengelolaan Pengelolaan keamanan Rapat koordinasi Tersedianya sistem dan koordinasi DKP Nias Utara,
pelayaran dan kenyamanan antara Lembaga yang disepakati para pihak dalam Pemerintah
pelayaran Pengelola dengan pengelolaan keamanan dan pelayaran Pusat,
dinas terkait untuk Pemerintah Prov,
pengelolaan alur Pemerintah
pelayaran Kabupaten,
Pemerintah desa,
Swasta
Monitoring dan Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan evaluasi DKP Nias Utara
Evaluasi dengan menggunakan dengan menggunakan dengan menggunakan perangkat
perangkat Pedoman perangkat Pedoman Pedoman Teknis E-KKP3K (Evaluasi
Teknis E-KKP3K Teknis E- KKP3K Efektivitas Pengelolaan Kawasan
(Evaluasi Efektivitas (Evaluasi Efektivitas Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-
Pengelolaan Kawasan Pengelolaan Kawasan Pulau Kecil)
Konservasi Perairan, Konservasi Perairan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Pesisir dan Pulau-
Kecil) Pulau Kecil)
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Pemberdayaan Penguatan keterlibatan Penguatan kelompok- Terlaksananya pertemuan rutin DKP Nias Utara
masyarakat masyarakat dalam kelompok pengguna kelompok-kelompok pengguna Pemkab
pengelolaan Sawo- sumberdaya melalui sumberdaya dan pelatihan Pemerintah desa
Lahewa dan Laut di pertemuan rutin dan pengorganisasian
Sekitarnya pelatihan masyarakat
pengorganisasian
masyarakat
Partisipasi masyarakat Pengembangan Mekanisme pengawasan berbasis DKP Nias Utara
dalam pengelolaan TWP pengawasan berbasis masyarakat Pemkab
Sawo-Lahewa dan Laut masyarakat Pemerintah desa
di Sekitarnya Fasilitasi pembentukan Terbentuknya kelompok masyarakat DKP Nias Utara
kelompok masyarakat pengawas di dalam TWP Sawo-Lahewa Pemkab
pengawas dan Laut di Sekitarnya Pemerintah desa
Penguatan kelompok Meningkatnya partisipasi masyarakat DKP Nias Utara
masyarakat pengawas dalam melakukan pengawasan. Pemkab
Pemerintah desa
Peningkatan Kampanye konservasi Perancangan desain Meningkatnya kesadaran masyarakat DKP Nias Utara
kesadaran dan materi, pencetakan akan arti penting konservasi perairan Pemkab
masyarakat dan bahan, penyebarluasan Pemerintah
pendidikan dan evaluasi pusat/Prov
lingkungan Pendidikan lingkungan Penyusunan muatan Kurikulum muatan lokal berbasis DKP Nias Utara,
dan konservasi lokal berbasis konservasi perairan yang diterapkan di Dinas Pendidikan,
konservasi untuk SD dan SMP di Kecamatan Sawo dan LSM
sekolah Kecamatan Lahewa
Pelatihan dan DKP Nias Utara,
penyegaran guru Dinas Pendidikan,
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

sekolah tentang LSM


konservasi
Kerja sama kegiatan DKP Nias Utara,
luar kelas Dinas Pendidikan,
LSM
Pelaksanaan muatan DKP Nias Utara,
lokal sekolah dasar Dinas Pendidikan,
LSM
Kerja sama kegiatan DKP Nias Utara,
luar kelas Dinas Pendidikan,
LSM
Pendidikan dan pelatihan Pelatihan/diklat Masyarakat sekitar kawasan DKP Nias Utara
kegiatan pariwisata konservasi telah dididik dan dilatih Pemkab
berkelanjutan bagi sesuai dengan tupoksi untuk Pemerintah
masyarakat setempat mengelola TWP Sawo-Lahewa dan Laut pusat/prov LSM
di Sekitarnya
Pengembangan Penyebaran informasi Penyiapan Informasi mengenai TWP Sawo- DKP Nias Utara,
mekanisme melalui media massa materi/program Lahewa dan Laut di Sekitarnya tersebar LSM
penyebarluasan luas melalui media massa
informasi dan Pembuatan buletin Adanya buletin setiap tiga bulan DKP Nias Utara,
komunikasi setiap tiga bulan LSM
Lokakarya penyebaran Informasi pengelolaan kawasan DKP Nias Utara,
informasi konservasi tersebar di masyarakat LSM
lokal, nasional dan internasional
Penyebaran Informasi Partisipasi dalam Informasi mengenai TWP Sawo- DKP Nias Utara,
TWP Sawo-Lahewa dan kegiatan Pameran, Lahewa dan Laut di Sekitarnya Pemerintah
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Laut di Sekitarnya Eksebisi, Festival di disebarluaskan melalui kegiatan- Pusat,


melalui ragam kegiatan tingkat lokal, regional, kegiatan di tingkat lokal, regional,Pemerintah Prov,
publik nasional dan nasional dan internasional Pemerintah
internasional Kabupaten, LSM
Pelestarian adat Adopsi kearifan lokal Pelaksanaan event Terlaksananya kegiatan yang sesuai DKP Nias Utara,
dan budaya yang sesuai untuk dengan kaidah konservasi Pemerintah
penyebaran informasi Pusat,
konservasi Pemerintah Prov,
Pemerintah
Kabupaten, LSM
Monitoring dan Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan evaluasi DKP Nias Utara
Evaluasi program kegiatan penguatan kegiatan penguatan Sosial, Ekonomi, Pemerintah pusat
Sosial, Ekonomi, dan dan Budaya Perguruan Tinggi
Budaya LSM
Monitoring persepsi monitoring persepsi Meningkatnya pengetahuan, dukungan, DKP Nias Utara
masyarakat masyarakat terhadap partisipasi, dan kepatuhan masyarakat. Pemerintah pusat
pengelolaan TWP Perguruan Tinggi
Sawo-Lahewa dan Laut LSM
di Sekitarnya
D. RENCANA JANGKA MENENGAH III (5 TAHUN KE-TIGA)

1. Penguatan kelembagaan
Strategi penguatan kelembagaan akan dilakukan melalui program
antara lain:
a. Peningkatan sumberdaya manusia
b. Penatakelolaan kelembagaan
c. Penyelenggaraan urusan tata usaha dan perkantoran
d. Pengembangan jejaring kawasan konservasi perairan
e. Perencanaan dan pengendalian pengelolaan
f. Pengembangan kemitraan atau kolaborasi pengelolaan
g. Pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan
h. Pengembangan Bank Data TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
i. Monitoring dan Evaluasi

2. Penguatan pengelolaan sumberdaya kawasan


Strategi penguatan pengelolaan sumberdaya kawasan akan
dilakukan melalui program antara lain:

a. Pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya laut yang


berkelanjutan

b. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem TWP Sawo-


Lahewa dan Laut di Sekitarnya

c. Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam


perairan

d. Pengawasan, pengendalian, perlindungan, dan pengamanan kawasan

175
e. Pengembangan Sistem Pemantauan dan penanggulangan bencana
alam secara kolaboratif dengan stakeholder terkait

f. Pengembangan Pengelolaan menghadapi perubahan iklim


g. Penelitian dan pengembangan
h. Pengelolaan pelayaran
i. Monitoring dan Evaluasi

3. Penguatan sosial, ekonomi dan budaya


Strategi penguatan sosial, ekonomi dan budaya kawasan akan
dilakukan melalui program antara lain:
a. Pengembangan sosial ekonomi masyarakat
b. Pemberdayaan masyarakat
c. Peningkatan kesadaran masyarakat dan pendidikan lingkungan
d. Pengembangan mekanisme penyebarluasan informasi dan
komunikasi
e. Pelestarian adat dan budaya
f. Monitoring dan evaluasi
MATRIK PROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN JANGKA MENENGAH 5 TAHUN KE – 3
TAMAN WISATA PERAIRAN SAWO-LAHEWA DAN LAUT DI SEKITARNYA

Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
1 Strategi Peningkatan Penyusunan rencana Menyusun kebutuhan Formasi personel TWP DKP Nias Utara
Penguatan sumber daya formasi SDM pengelola SDM pengelola Sawo-Lahewa dan Laut di
Kelembagaan manusia TWP Sawo-Lahewa dan Sekitarnya disusun
Laut di Sekitarnya berdasarkan kualifikasi dan
klasifikasi kebutuhan
Penerimaan pegawai Formasi personel TWP DKP Nias Utara
Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya direkruit
berdasarkan kualifikasi dan
klasifikasi kebutuhan
Pendidikan dan pelatihan Pelatihan/Diklat SDM Pengelola telah dididik DKP Nias Utara
bagi petugas pengelola dan dilatih sesuai dengan Pemkab Pemerintah
tupoksi untuk mengelola pusat/prov LSM
TWP Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya
Studi banding atau Kemampuan pengelola DKP Nias Utara
kunjungan ke KKP lain meningkat dalam mengelola Pemkab Pemerintah
yang telah dikelola TWP Sawo-Lahewa dan Laut pusat/prov LSM
dengan baik di Sekitarnya dan
mendapatkan lesson learnt
yang dapat diaplikasikan
dalam pengelolaan TWP
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Pembangunan pusat Pusat informasi untuk DKP Nias Utara
informasi menunjang aktifitas
pengelolaan
Pembangunan Pondok Pondok kerja dan pos jaga DKP Nias Utara
Kerja dan pos jaga untuk menunjang aktifitas
pengelolaan
Pembangunan pintu Pintu gerbang untuk DKP Nias Utara
gerbang menunjang aktifitas
pengelolaan
Pembangunan loket Loket karcis untuk DKP Nias Utara
karcis menunjang aktifitas
pengelolaan
Pengadaan kapal patroli Kapal patroli untuk DKP Nias Utara
menunjang aktifitas
pengelolaan terkait
pengawasan
Pemeliharaan Sarpras Sarana prasarana DKP Nias Utara
Pengelolaan terpelihara dan berfungsi
dengan baik untuk
mendukung pengelolaan
Penyelenggaraa Pengelolaan gaji, Penyediaan gaji, honor Gaji, honorarium dan DKP Nias Utara
n urusan tata honorarium dan dan tunjangan tunjangan terkelola dengan
usaha dan tunjangan baik
perkantoran Pelaksanaan kegiatan Rapat kerja bulanan Terlaksananya rapat kerja DKP Nias Utara
operasional kantor bulanan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Pengadaan Alat Tulis Adanya ATK dan CS DKP Nias Utara
Kantor (ATK) dan
Computer suplies (CS)
Langganan daya dan Terselenggaranya kegiatan DKP Nias Utara
jasa dengan baik
Penyelenggaraan tata Pencetakan, Tata usaha perkantoran, DKP Nias Utara
usaha perkantoran, penggandaan, kearsipan, perpustakaan dan
kearsipan, perpustakaan dokumentasi dokumentasi terlaksana
dan dokumentasi dengan baik
Pengembangan Kerjasama antar unit Rapat koordinasi antar Terlaksananya rapat DKP Nias Utara,
jejaring organisasi pengelola unit organisasi pengelola koordinasi Pemerintah Pusat dan
kawasan Daerah
konservasi Kerjasama dalam Adanya kerjasama dalam DKP Nias Utara,
perairan pelatihan dan pelatihan dan pengawasan Pemerintah Pusat dan
pengawasan Daerah
Perencanaan Penyusunan Penyusunan dan review Dokumen Rencana DKP Nias Utara
dan Rencana Pengelolaan Rencana Pengelolaan Pengelolaan dan Zonasi
pengendalian TWP Sawo-Lahewa dan dan zonasi TWP Sawo- TWP Sawo-Lahewa dan Laut
dan Laut di Sekitarnya Lahewa dan Laut di di Sekitarnya
pengelolaan Sekitarnya
Penyusunan program Dokumen program dan DKP Nias Utara
dan rencana kegiatan rencana kegiatan Pemkab Pemerintah
pengelolaan jangka pengelolaan jangka pusat/prov LSM
menengah 5 tahun menengah 5 tahun
Pengembangan Kerjasama antar unit Rapat koordinasi antar DKP Nias Utara,
jejaring organisasi pengelola unit organisasi pengelola Terlaksananya rapat Pemerintah Pusat dan
kawasan koordinasi Daerah
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
konservasi Penyusunan rencana Dokumen rencana kerja DKP Nias Utara
perairan kerja pengelolaan pengelolaan tahunan Pemkab Pemerintah
tahunan pusat/prov LSM
Sosialisasi tentang Meningkatnya pengetahuan DKP Nias Utara
zonasi dan peraturan masyarakat tentang zonasi Pemkab Pemerintah
perundang-undangan dan peraturan perundang- pusat/prov LSM
undangan
Penyusunan rencana Dokumen rencana kerja DKP Nias Utara
kerja pengelolaan pengelolaan tahunan Pemkab Pemerintah
tahunan pusat/prov LSM
Penataan batas kawasan Perancangan Penataan Rancangan penataan batas Panitia Penataan Batas
batas kawasan TWP Sawo- DKP Nias Utara
Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Pemasangan tanda adanya tanda batas Panitia Penataan Batas
batas kawasan TWP Sawo- DKP Nias Utara
Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Pengukuran batas Batas kawasan telah diukur Panitia Penataan Batas
DKP Nias Utara
Pemetaan batas Batas kawasan telah Panitia Penataan Batas
kawasan dipetakan DKP Nias Utara
Sosialisasi penandaan Masyarakat di dalam Panitia Penataan Batas
batas kawasan kawasan dan di luar TWP DKP Nias Utara
Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya mengetahui
batas kawasan TWP Sawo-
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Pembuatan berita acara Dokumen Berita Acara Tata Panitia Penataan Batas
tata batas kawasan batas kawasan DKP Nias Utara
Pengesahan batas Batas kawasan TWP Sawo- Panitia Penataan Batas
kawasan Lahewa dan Laut di DKP Nias Utara
Sekitarnya disahkan
ditetapkan dengan
Keputusan Menteri, setelah
berita acara tata batas
kawasan konservasi
perairan ditandatangani oleh
semua anggota panitia tata
batas
Rekonstruksi tata batas Adanya batas zonasi TWP Panitia Penataan Batas
zonasi Sawo-Lahewa dan Laut di DKP Nias Utara
Sekitarnya
Pembuatan papan Papan informasi batas Panitia Penataan Batas
informasi batas kawasan kawasan dan zonasi telah DKP Nias Utara
dan zonasi dipasang
Evaluasi zonasi (setiap Laporan hasil evaluasi dan Panitia Penataan Batas
lima tahun) rekomendasi zonasi DKP Nias Utara
Penyusunan Standar Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
Operasional tentang administrasi administrasi perkantoran
prosedur pengelolaan perkantoran dan dan pengelolaan keuangan
pengelolaan keuangan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang sarana sarana prasarana
prasarana
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang penguatan penguatan kelembagaan
kelembagaan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang patroli bersama patroli bersama
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang pengelolaan pengelolaan sumberdaya
sumberdaya kawasan kawasan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang penguatan penguatan sosekbud
sosekbud
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang penelitian dan penelitian dan pendidikan
pendidikan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan pelaksanaan kegiatan
kegiatan pariwisata alam pariwisata alam perairan
perairan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan pelaksanaan kegiatan
kegiatan budidaya budidaya
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan pelaksanaan kegiatan
perikanan tangkap
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
kegiatan perikanan
tangkap
Pengembangan Pembentukan Membuat Mekanisme pengelolaan DKP Nias Utara,
kemitraan atau mekanisme rancangan/model kolaboratif Pemkab, Pemerintah
kolaborasi pengelolaan kolaborasi mekanisme pengelolaan pusat/prov LSM
pengelolan kolaborasi
Pembentukan SK Forum Pengelolaan DKP Nias Utara,
Forum Kolaboratif Pemkab, Pemerintah
Pengelolaan Kolaborasi pusat/prov LSM
Penguatan peran Koordinasi rutin dengan laporan dan dokumentasi DKP Nias Utara
forum para pihak stakeholder hasil koordinasi rutin dengan Pemkab Pemerintah
stakeholder pusat/prov LSM
Pengembangan Kerjasama teknis: Adanya kerjasama teknis: DKP Nias Utara
kemitraan pengelolaan penelitian, ilmu penelitian, ilmu pengetahuan Pemkab Pemerintah
pengetahuan dan dan pendidikan (tenaga ahli) pusat/prov Perguruan
pendidikan (tenaga ahli) tinggi Lembaga lain
Kerjasama operasional Adanya kerjasama DKP Nias Utara
pengelolaan (tenaga, operasional pengelolaan Pemkab Pemerintah
dana, sarana prasarana) (tenaga, dana, sarana pusat/prov Perguruan
prasarana) tinggi Lembaga lain
Kerjasama dalam survei/ Adanya MoU kerjasama DKP Nias Utara
kajian dan penerapan antara pengelola dan pihak Pemkab Pemerintah
IPTEK yang relevan dan pusat/prov Perguruan
terlaksananya kerjasama tinggi Lembaga lain
Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring DKP Nias Utara
kerjasama dan evaluasi kerjasama Pemkab Pemerintah
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
pusat/prov Perguruan
tinggi Lembaga lain
Pengembangan Pengkajian sistem Penyusunan kajian dokumen kajian sistem DKP Nias Utara
sistem pendanaan berkelanjutan sistem pendanaan pendanaan berkelanjutan Pemkab Pemerintah
pendanaan berkelanjutan pusat/prov
berkelanjutan Pengembangan Pembentukan Dokumen mekanisme DKP Nias Utara
mekanisme pendanaan mekanisme pendanaan pendanaan berkelanjutan Pemkab Pemerintah
berkelanjutan berkelanjutan pusat/prov
Kerjasama operasional Adanya kerjasama DKP Nias Utara
pengelolaan (tenaga, operasional pengelolaan Pemkab Pemerintah
dana, sarana prasarana) (tenaga, dana, sarana pusat/prov Perguruan
prasarana) tinggi Lembaga lain
Pengusulan Alokasi budget secara DKP Nias Utara
pengalokasian dana kontinyu Pemkab Pemerintah
berkelanjutan secara pusat/prov
kontinyu melalui APBN
dan APBD
Penarikan sumber Tersedianya sumber dana DKP Nias Utara
dana lain misalnya tarif lain
masuk, tarif kegiatan
wisata, sanksi
pelanggaran.
Pengembangan Merancang desain Tersedianya SDM Pengelola DKP Nias Utara
Bank Data database database dan desain Pemkab Pemerintah
TWP Sawo- database pusat/prov
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Lahewa dan Pemasukan update data Data dan imformasi update DKP Nias Utara
Laut di secara reguler Pemkab Pemerintah
Sekitarnya pusat/prov
Penyajian dan Database dikelola dan DKP Nias Utara
pengelolaan data disajikan dalam bentuk peta,
laporan maupun terintegrasi
dalam website
Pembuatan Website Merancang desain Desain website dan SDM DKP Nias Utara
website pengelola website
Pemasukan update data Website di-update secara DKP Nias Utara
di website reguler
Monitoring dan Program monitoring Monitoring pelaksanaan Adanya laporan monitoring DKP Nias Utara
Evaluasi kegiatan internal dan eksternal
Program Evaluasi Evaluasi perkembangan Dokumen hasil evaluasi DKP Nias Utara
kelembagaan perkembangan
kelembagaan
2 Strategi Pengelolaan Pengkajian potensi dan Penyusunan kajian Dokumen hasil kajian DKP Nias Utara,
Penguatan perikanan daya dukung perikanan potensi dan daya dukung potensi dan daya dukung Pemerintah pusat,
Pengelolaan tangkap dan tangkap perikanan tangkap perikanan tangkap Pemerintah daerah,
Sumberdaya budidaya laut Pemerintah desa
Kawasan yang Pengkajian potensi dan Penyusunan kajian Dokumen hasil kajian DKP Nias Utara,
berkelanjutan daya dukung perikanan potensi dan daya dukung potensi dan daya dukung Pemerintah pusat,
budidaya perikanan budidaya perikanan budidaya Pemerintah daerah,
Pemerintah desa
Pembuatan aturan/ Formulasi kebutuhan Kebutuhan aturan/ batasan DKP Nias Utara,
batasan alat tangkap, aturan/ batasan alat alat tangkap, ukuran dan Pemerintah pusat,
ukuran ikan yang tangkap, ukuran dan jenis ikan yang boleh
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
ditangkap, daerah fishing jenis ikan yang boleh ditangkap, daerah fishing Pemerintah daerah,
ground, dan musim ditangkap, daerah fishing ground dan musim Pemerintah desa
tangkapan dengan ground, dan musim tangkapan di masing-
pendekatan zonasi tangkapan di masing- masing zona di dalam TWP
masing zona di dalam Sawo-Lahewa dan Laut di
TWP Sawo-Lahewa dan Sekitarnya berdasarkan
Laut di Sekitarnya informasi terkini.
Pembuatan pedoman Koordinasi dengan Pedoman mekanisme DKP Nias Utara,
mekanisme kolaborasi instansi terkait di dalam perizinan dan rekomendasi Pemerintah pusat,
perizinan bagi perikanan TWP Sawo-Lahewa dan bagi perikanan tangkap dan Pemerintah daerah,
tangkap dan budidaya Laut di Sekitarnya terkait budidaya di dalam TWP Pemerintah desa
dengan penyusunan Sawo-Lahewa dan Laut di
mekanisme perizinan Sekitarnya yang disepakati
dan rekomendasi bagi semua pihak
perikanan tangkap dan
budidaya
Penyusunan pedoman Adanya pedoman DKP Nias Utara,
mekanisme perizinan mekanisme perizinan dan Pemerintah pusat,
dan rekomendasi bagi rekomendasi bagi perikanan daerah, dan desa
perikanan tangkap dan tangkap dan budidaya
budidaya
Pelaksanaan mekanisme Terlaksananya mekanisme DKP Nias Utara,
perizinan dan perizinan dan pemberian Pemerintah pusat,
rekomendasi bagi rekomendasi bagi perikanan Pemerintah daerah,
perikanan tangkap dan tangkap dan budidaya Pemerintah desa
budidaya sesuai dengan pedomannya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Mencegah dan Pengusulan peraturan Peraturan desa (Perdes) DKP Nias Utara,
merintangi praktek desa (perdes) khusus khusus tentang hal- hal Pemerintah pusat,
perikanan yg menyalahi tentang hal-hal yang yang tidak diatur dalam Pemerintah daerah,
hukum, tidak dilaporkan tidak diatur dalam perundangan dan TWP Pemerintah desa
dan tidak di atur (IUU perundangan dan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di
Fishing) di dalam Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya
TWP Sawo-Lahewa dan di Sekitarnya
Laut di Sekitarnya.
Pengelolaan Survei dan monitoring Monitoring terumbu Survei dan monitoring DKP Nias Utara, LSM
keanekaragama sumber daya kelautan karang (1 tahun sekali) sumber daya kelautan dan
n hayati dan dan perikanan Monitoring kesehatan perikanan terlaksana sesuai DKP Nias Utara, LSM
ekosistem TWP terumbu karang (1 tahun dengan SOP masing-masing
Sawo-Lahewa sekali) monitoring dan hasilnya
dan Laut di Monitoring penyu digunakan sebagai bahan DKP Nias Utara, LSM
Sekitarnya (setiap bulan) dalam pengambilan
Monitoring mangrove (1 kebijakan pengelolaan yang DKP Nias Utara, LSM
tahun sekali) adaptif
Monitoring lamun (1 DKP Nias Utara, LSM
tahun sekali)
Monitoring Pemanfaatan DKP Nias Utara, LSM
Sumberdaya (Resource
use monitoring) (setiap
bulan)
Pengelolaan ekosistem, Pemulihan/Rehabilitasi Terlaksananya kegiatan DKP Nias Utara
habitat dan populasi habitat sumberdaya rehabilitasi pada lokasi- Pemkab Pemerintah
dan populasi ikan lokasi di dalam kawasan pusat/prov
dengan berbagai yang perlu direhabilitasi
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
metode berdasarkan kajian yang
sebelumnya dilakukan
Pengembangan Program pariwisata alam Studi potensi dan daya Dokumen kajian potensi dan DKP Nias Utara
pemanfaatan perairan dan jasa dukung pariwisata daya dukung pariwisata Pemerintah pusat
jasa lingkungan dalam kawasan KKP dalam kawasan KKP Perguruan Tinggi LSM
lingkungan dan Promosi dan penyebaran Terlaksananya pariwisata DKP Nias Utara
wisata alam informasi pariwisata yang berkelanjutan Pemerintah pusat
perairan berkelanjutan TWP Perguruan Tinggi LSM
Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya
Perencanaan detail Tersedia desain pariwisata DKP Nias Utara
pariwisata alam perairan berkelanjutan Pemerintah pusat
Perguruan Tinggi LSM
Pemberlakuan izin dan Adanya dampak dan DKP Nias Utara
karcis masuk kawasan manfaat ekonomi secara Pemerintah pusat
nyata bagi masyarakat dan Perguruan Tinggi LSM
Pemerintah Daerah
Penetapan mekanisme Adanya mekanisme DKP Nias Utara
izin terpadu perizinan terpadu Pemerintah pusat
pemanfaatan pariwisata pemanfaatan pariwisata Perguruan Tinggi LSM
alam perairan alam perairan
Pengawasan, Program pengawasan, Patroli pengamanan - Patroli pengamanan DKP Nias Utara
pengendalian, pengendalian, fungsional : dilakukan oleh pengelola
perlindungan, perlindungan, dan a. Patroli rutin/reguler sesuai dengan SOP patroli
dan pengamanan kawasan (minimal setiap bulan) b. yang telah disusun
pengamanan Patroli
kawasan mendadak/insidentil
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
- Berkurangnya pelanggaran
dan gangguan di dalam
kawasan
Patroli - Patroli pengamanan DKP Nias Utara,
Gabungan/Bersama : a. dilakukan secara bersama Pemerintah Pusat,
Patroli rutin/reguler dengan stakeholder- Pemerintah Prov,
(Minimal setiap bulan) b. stakeholder terkait (PPNS Pemerintah Kabupaten,
Patroli DKP, TNI AL, Polair) dan Pemerintah desa
mendadak/insidentil masyarakat sesuai dengan
SOP patroli bersama yang
telah disusun dan disepakati
- Berkurangnya pelanggaran
dan gangguan di dalam
kawasan
Pemberlakuan izin dan Adanya dampak dan DKP Nias Utara
karcis masuk kawasan manfaat ekonomi secara Pemerintah pusat
nyata bagi masyarakat dan Perguruan Tinggi LSM
Pemerintah Daerah
Penetapan mekanisme Adanya mekanisme DKP Nias Utara
izin terpadu perizinan terpadu Pemerintah pusat
pemanfaatan pariwisata pemanfaatan pariwisata Perguruan Tinggi LSM
alam perairan alam perairan
Pengawasan, Program pengawasan, Patroli pengamanan - Patroli pengamanan
pengendalian, pengendalian, fungsional : dilakukan oleh pengelola
perlindungan, perlindungan, dan a. Patroli rutin/reguler sesuai dengan SOP patroli
dan pengamanan kawasan (minimal setiap bulan) yang telah disusun DKP Nias Utara
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
pengamanan b. Patroli mendadak/ - Berkurangnya pelanggaran
kawasan insidentil dan gangguan di dalam
kawasan
Patroli - Patroli pengamanan DKP Nias Utara,
Gabungan/Bersama : a. dilakukan secara bersama Pemerintah Pusat,
Patroli rutin/reguler dengan stakeholder- Pemerintah Prov,
(Minimal setiap bulan) b. stakeholder terkait (PPNS Pemerintah Kabupaten,
Patroli DKP, TNI AL, Polair) dan Pemerintah desa
mendadak/insidentil masyarakat sesuai dengan
SOP patroli bersama yang
telah disusun dan disepakati
- Berkurangnya pelanggaran
dan gangguan di dalam
kawasan
Pemetaan daerah Peta daerah rawan DKP Nias Utara,
rawan pelanggaran dan pelanggaran dan gangguan Pemerintah Pusat,
gangguan Prov, Kabupaten, dan
desa
Penyusunan mekanisme Penyusunan mekanisme Mekanisme pelaporan DKP Nias Utara,
pelaporan pelanggaran pelaporan pelanggaran pelanggaran dan gangguan Pemerintah Pusat,
dan gangguan Prov, Kabupaten, dan
desa
Pembuatan pusat Adanya pusat layanan DKP Nias Utara,
layanan pelaporan pelaporan pelanggaran dan Pemerintah Pusat, Prov,
pelanggaran dan gangguan Kabupaten, dan desa
gangguan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Sosialisasi ke Masyarakat dan stakeholder DKP Nias Utara,
masyarakat dan terkait di dalam kawasan Pemerintah Pusat, Prov,
stakeholder terkait di TWP Sawo-Lahewa dan Laut Kabupaten, dan desa
dalam kawasan TWP di Sekitarnya mengetahui
Sawo-Lahewa dan Laut bagaimana penyampaian
di Sekitarnya tentang pelaporan pelanggaran
mekanisme sesuai mekanisme yang
pelaporan pelanggaran telah disusun ke pusat
dan gangguan pelaporan pelanggaran dan
gangguan
Penegakan hukum atas Proses Semua kasus pelanggaran DKP Nias Utara,
pelanggaran hingga P21 hukum/penyelesaian dalam kawasan diselesaikan Pemerintah Pusat, Prov,
kasus secara hukum secara hukum sesuai dengan Kabupaten, dan desa
peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Pengembangan Studi dan kajian Studi kerawanan Laporan studi kerawanan DKP Nias Utara,
Sistem kerawanan bencana di bencana dan mitigasi bencana dan mitigasi Pemerintah Pusat,
Pemantauan dalam TWP Sawo- bencana di dalam TWP bencana di dalam TWP Prov, Kabupaten, dan
dan Lahewa dan Laut di Sawo-Lahewa dan Laut Sawo-Lahewa dan Laut di desa
penanggulanga Sekitarnya di Sekitarnya Sekitarnya
n bencana alam Sosialisasi Sosialisasi Masyarakat dan stakeholder DKP Nias Utara,
secara penanggulangan penanggulangan mengetahui ancaman Pemerintah Pusat,
kolaboratif bencana bencana ke masyarakat bencana di lokasinya dan Prov, Kabupaten, dan
dan stakeholder bagaimana desa
penanggulangannya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
dengan Pelatihan dan simulasi Pelatihan dan simulasi Terlaksananya pelatihan dan DKP Nias Utara,
stakeholder penanggulangan penanggulangan simulasi penanggulangan Pemerintah Pusat,
terkait bencana bencana bencana secara kolaboratif Prov, Kabupaten, dan
dengan stakeholder terkait desa
Pengembangan fasilitas Pengembangan fasilitas Adanya pengembangan DKP Nias Utara,
evakuasi dan pemulihan evakuasi dan pemulihan fasilitas evakuasi pada saat Pemerintah Pusat,
bencana alam dan Prov, Kabupaten, dan
pemulihan pasca terjadinya desa
bencana alam secara
kolaboratif dengan
stakeholder terkait
Pengembangan Kolaborasi antara unit Rapat koordinasi regular Adanya koordinasi dan DKP Nias Utara,
Pengelolaan pengelola, stakeholder antara unit dengan kerjasama dalam Pemerintah Pusat,
menghadapi terkait dan masyarakat stakeholder terkait dalam pelaksanaan pengelolaan Prov, Kabupaten, dan
perubahan iklim lokal dalam pengelolaan membahas kolaborasi menghadapi perubahan desa
menghadapi perubahan pengelolaan iklim
iklim menghadapi perubahan
iklim
Sosialisasi dan Sosialisasi dan Masyarakat dan stakeholder DKP Nias Utara,
penyebaran informasi penyebaran informasi terkait di dalam kawasan Pemerintah Pusat,
tentang perubahan iklim tentang perubahan iklim TWP Sawo-Lahewa dan Laut Prov, Kabupaten, dan
didalam TWP Sawo- di dalam TWP Sawo- di Sekitarnya mengetahui desa
Lahewa dan Laut di Lahewa dan Laut di informasi mengenai dampak
Sekitarnya ke Sekitarnya ke perubahan iklim dan
masyarakat dan masyarakat dan bagaimana mitigasinya
stakeholder terkait stakeholder terkait
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Penerapan manajemen Penerapan manajemen Tersedianya mekanisme DKP Nias Utara,
adaptif di TWP Sawo- adaptif untuk untuk mengatasi Pemerintah Pusat,
Lahewa dan Laut di memungkinkan respon ketidakpastian perubahan Prov, Kabupaten, dan
Sekitarnya yang efektif terhadap iklim untuk melindungi desa
perubahan iklim daerah- daerah kritis yang
tahan terhadap perubahan
iklim
Penelitian dan Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan DKP Nias Utara,
pengembangan pengembangan penelitian dan pengembangan teknologi Pemerintah Pusat,
teknologi perikanan pengembangan perikanan tangkap Prov, Kabupaten, dan
tangkap teknologi perikanan desa
tangkap
Inventarisasi, identifikasi Pengembangan teknologi DKP Nias Utara,
dan analisis kebutuhan perikanan tangkap Pemerintah Pusat,
pengembangan berdasarkan hasil Prov, Kabupaten, dan
teknologi perikanan inventarisasi, identifikasi dan desa
tangkap yang ramah analisis kebutuhan
lingkungan
Kerjasama untuk Adanya MoU kerjasama DKP Nias Utara,
pengkajian metode dan antara pengelola dan pihak Pemerintah Pusat,
alat tangkap yang ramah yang relevan dan Prov, Kabupaten, dan
lingkungan terlaksananya kerjasama desa
untuk pengkajian metode
dan alat tangkap yang
ramah lingkungan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Survei pendugaan stok Laporan survei pendugaan DKP Nias Utara,
jenis ikan ekonomis stok jenis ikan ekonomis Pemerintah Pusat,
penting dan kritis penting dan kritis Prov, Kabupaten, dan
desa
Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan DKP Nias Utara
pengembangan penelitian dan pengembangan teknologi Pemerintah pusat
teknologi perikanan pengembangan perikanan budidaya Perguruan Tinggi LSM
budidaya teknologi perikanan
budidaya
Inventarisasi, identifikasi Pengembangan teknologi DKP Nias Utara
dan analisis kebutuhan perikanan budidaya Pemerintah pusat
pengembangan berdasarkan hasil Perguruan Tinggi LSM
teknologi perikanan inventarisasi, identifikasi dan
budidaya analisis kebutuhan
Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan DKP Nias Utara
pengembangan penelitian dan pengembangan pariwisata Pemerintah pusat
pariwisata pengembangan Perguruan Tinggi LSM
pariwisata
Inventarisasi, identifikasi Pengembangan pariwisata DKP Nias Utara
dan analisis kebutuhan berdasarkan hasil Pemerintah pusat
pengembangan inventarisasi, identifikasi dan Perguruan Tinggi LSM
pariwisata analisis kebutuhan
Pengelolaan Pengelolaan keamanan Rapat koordinasi antara Tersedianya sistem dan DKP Nias Utara,
pelayaran dan kenyamanan Lembaga Pengelola koordinasi yang disepakati Pemerintah Pusat,
pelayaran dengan dinas terkait para pihak dalam Prov, Kabupaten, desa
untuk pengelolaan alur pengelolaan keamanan dan dan Swasta
pelayaran pelayaran
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Monitoring dan Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring DKP Nias Utara
Evaluasi dengan menggunakan dengan menggunakan dan evaluasi dengan
perangkat Pedoman perangkat Pedoman menggunakan perangkat
Teknis E-KKP3K Teknis E- KKP3K Pedoman Teknis E-KKP3K
(Evaluasi Efektivitas (Evaluasi Efektivitas (Evaluasi Efektivitas
Pengelolaan Kawasan Pengelolaan Kawasan Pengelolaan Kawasan
Konservasi Perairan, Konservasi Perairan, Konservasi Perairan, Pesisir
Pesisir dan Pulau- Pulau Pesisir dan Pulau- Pulau dan Pulau-Pulau Kecil)
Kecil) Kecil)
3 Strategi Pengembangan Peningkatan Kajian pengembangan Mata pencaharian alternatif DKP Nias Utara,
Penguatan sosial ekonomi kesejahteraan mata pencaharian yang cocok Pemerintah Pusat,
Sosial, Ekonomi, masyarakat masyarakat dengan alternatif diimplementasikan di Pemerintah Prov,
dan Budaya mata pencaharian masing-masing daerah Pemerintah Kabupaten,
alternatif berdasarkan survei dan Pemerintah desa,
analisis Swasta
Demplot untuk Adanya mata pencaharian DKP Nias Utara,
pengembangan mata alternatif masyarakat di Pemerintah Pusat,
pencaharian alternatif dalam kawasan Prov, Kabupaten, desa,
masyarakat di dalam dan Swasta
kawasan
Pelatihan dan Terlaksananya pelatihan dan DKP Nias Utara,
pengembangan mata pengembangan mata Pemerintah Pusat,
pencaharian alternatif pencaharian alternatif bagi Prov, Kabupaten, desa,
masyarakat di dalam masyarakat di dalam dan Swasta
kawasan kawasan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Pengembangan usaha Pengembangan koperasi Peningkatan pendapatan DKP Nias Utara
ekonomi masyarakat simpan pinjam (daya beli) masyarakat Pemkab Pemerintah
dalam kawasan pusat/Prov
Pemberdayaan Pengembangan Pelatihan perancangan Terlaksananya pelatihan DKP Nias Utara
masyarakat kapasitas masyarakat dan pengelolaan perancangan dan Pemkab Pemerintah
dalam pemanfaatan kawasan konservasi pengelolaan kawasan desa
sumberdaya kelautan perairan konservasi perairan
dan perikanan secara
lestari
Penguatan keterlibatan Penguatan kelompok- Terlaksananya pertemuan DKP Nias Utara
masyarakat dalam kelompok pengguna rutin kelompok-kelompok Pemkab Pemerintah
pengelolaan TWP Sawo- sumberdaya melalui pengguna sumberdaya dan desa
Lahewa dan Laut di pertemuan rutin dan pelatihan pengorganisasian
Sekitarnya pelatihan masyarakat
pengorganisasian
masyarakat
Partisipasi masyarakat Pengembangan Mekanisme pengawasan DKP Nias Utara
dalam pengelolaan TWP pengawasan berbasis berbasis masyarakat Pemkab Pemerintah
Sawo-Lahewa dan Laut masyarakat desa
di Sekitarnya
Peningkatan Kampanye konservasi Perancangan desain Meningkatnya kesadaran DKP Nias Utara
kesadaran dan materi, pencetakan masyarakat akan arti Pemkab Pemerintah
masyarakat dan bahan, penyebarluasan penting konservasi perairan pusat/Prov
pendidikan dan evaluasi
lingkungan Pendidikan lingkungan Penyusunan muatan Kurikulum muatan lokal DKP Nias Utara, Dinas
dan konservasi lokal berbasis konservasi berbasis konservasi perairan Pendidikan, LSM
untuk sekolah yang diterapkan di SD dan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
Kerja sama kegiatan luar SMP di Dusun Sawo-Lahewa DKP Nias Utara, Dinas
kelas dan Laut di Sekitarnya Pendidikan, LSM
Pelaksanaan muatan DKP Nias Utara, Dinas
lokal sekolah dasar Pendidikan, LSM
Pendidikan dan pelatihan Pelatihan/diklat Masyarakat sekitar kawasan DKP Nias Utara
kegiatan pariwisata konservasi telah dididik dan Pemkab Pemerintah
berkelanjutan bagi dilatih sesuai dengan pusat/prov LSM
masyarakat setempat tupoksi untuk mengelola
TWP Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya
Studi banding atau Kemampuan masyarakat DKP Nias Utara
kunjungan ke KKP lain sekitar kawasan konservasi Pemkab Pemerintah
yang telah dikelola meningkat dalam mengelola pusat/prov LSM
dengan baik TWP Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya dan
mendapatkan lesson learnt
yang dapat diaplikasikan
dalam pengelolaan TWP
Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Pengembangan Penyebaran informasi Penyiapan Informasi mengenai TWP DKP Nias Utara, LSM
mekanisme melalui media massa materi/program Sawo-Lahewa dan Laut di
penyebarluasan Sekitarnya tersebar luas
informasi dan melalui media massa
komunikasi pembuatan buletin Adanya buletin setiap tiga DKP Nias Utara, LSM
setiap tiga bulan (Bluci) bulan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra
lokakarya penyebaran Informasi pengelolaan DKP Nias Utara, LSM
informasi kawasan konservasi
tersebar di masyarakat lokal,
nasional dan internasional
Penyebaran Informasi Partisipasi dalam Informasi mengenai TWP DKP Nias Utara,
TWP Sawo-Lahewa dan kegiatan Pameran, Sawo-Lahewa dan Laut di Pemerintah Pusat,
Laut di Sekitarnya Ekshibisi, Festival di Sekitarnya disebarluaskan Pemerintah Prov,
melalui ragam kegiatan tingkat lokal,regional, melalui kegiatan-kegiatan di Pemerintah Kabupaten,
Publik nasional dan tingkat lokal, regional, LSM
internasional nasional dan internasional
Pelestarian adat Adopsi kearifan lokal Pelaksanaan even untuk Terlaksananya kegiatan DKP Nias Utara,
dan budaya penyebaran informasi sesuai dengan kaidah Pemerintah Pusat,
konservasi konservasi Pemerintah Prov,
Pemerintah Kabupaten,
LSM
Monitoring dan Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring DKP Nias Utara
Evaluasi program kegiatan penguatan dan evaluasi kegiatan Pemerintah pusat
Sosial, Ekonomi, dan penguatan Sosial, Ekonomi, Perguruan Tinggi LSM
Budaya dan Budaya
Monitoring persepsi Monitoring persepsi Meningkatnya pengetahuan, DKP Nias Utara
masyarakat masyarakat terhadap dukungan, partisipasi, dan Pemerintah pusat
pengelolaan TWP Sawo- kepatuhan masyarakat. Perguruan Tinggi LSM
Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
E. RENCANA JANGKA MENENGAH IV (5 TAHUN KE-EMPAT)
1. Penguatan kelembagaan
Strategi penguatan kelembagaan akan dilakukan melalui program
antara lain:
a. Peningkatan sumberdaya manusia
b. Penatakelolaan kelembagaan
c. Penyelenggaraan urusan tata usaha dan perkantoran
d. Pengembangan jejaring kawasan konservasi perairan
e. Perencanaan dan pengendalian pengelolaan
f. Pengembangan kemitraan atau kolaborasi pengelolaan
g. Pengembangan sistem pendanaan
berkelanjutan
h. Pengembangan Bank Data TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
i. Monitoring dan Evaluasi

2. Penguatan pengelolaan sumberdaya kawasan


Strategi penguatan pengelolaan sumberdaya kawasan akan dilakukan
melalui program antara lain:
a. Pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya laut yang
berkelanjutan
b. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya
c. Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam
perairan
d. Pengawasan, pengendalian, perlindungan, dan pengamanan kawasan

199
e. Pengembangan Sistem Pemantauan dan penanggulangan
bencana alam secara kolaboratif dengan stakeholder terkait
f. Pengembangan Pengelolaan menghadapi perubahan iklim
g. Penelitian dan pengembangan
h. Pengelolaan pelayaran
i. Monitoring dan Evaluasi

3. Penguatan sosial, ekonomi dan budaya


Strategi penguatan sosial, ekonomi dan budaya kawasan akan
dilakukan melalui program antara lain:
a. Pengembangan sosial ekonomi masyarakat
b. Pemberdayaan masyarakat
c. Peningkatan kesadaran masyarakat dan pendidikan lingkungan
d. Pengembangan mekanisme penyebarluasan informasi dan
komunikasi
e. Pelestarian adat dan budaya
f. Monitoring dan evaluasi
MATRIK PROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN JANGKA MENENGAH 5 TAHUN KE – 4
TAMAN WISATA PERAIRAN SAWO-LAHEWA DAN LAUT DI SEKITARNYA

Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

1 Strategi Peningkatan Penyusunan Menyusun kebutuhan Formasi personel TWP Sawo- DKP Nias Utara
Penguatan sumber daya rencana formasi SDM pengelola Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Kelembagaan manusia SDM pengelola disusun berdasarkan kualifikasi
TWP Sawo-Lahewa dan klasifikasi kebutuhan
dan Laut di Penerimaan pegawai Formasi personel TWP Sawo- DKP Nias Utara
Sekitarnya Lahewa dan Laut di Sekitarnya
direkruit berdasarkan kualifikasi
dan klasifikasi kebutuhan
Pendidikan dan Pelatihan/Diklat SDM Pengelola telah dididik dan DKP Nias Utara Pemkab
pelatihan bagi dilatih sesuai dengan tupoksi Pemerintah pusat/prov
petugas pengelola untuk mengelola TWP Sawo- LSM
Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Studi banding atau Kemampuan pengelola meningkat DKP Nias Utara Pemkab
kunjungan ke KKP lain dalam mengelola TWP Sawo- Pemerintah pusat/prov
yang telah dikelola Lahewa dan Laut di Sekitarnya LSM
dengan baik dan mendapatkan lesson learnt
yang dapat diaplikasikan dalam
pengelolaan TWP Sawo-Lahewa
dan Laut di Sekitarnya
Penatakelolaan Pengembangan Pembangunan Gedung kantor pengelola TWP DKP Nias Utara
kelembagaan Sarpras kantor pengelola Sawo-Lahewa dan Laut di
Pengelolaan Sekitarnya terbangun dan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

terpenuhi fasilitasnya untuk


menunjang pengelolaan
Pengadaan fasilitas Fasilitas pendukung perkantoran DKP Nias Utara
pendukung untuk menunjang aktifitas
perkantoran pengelolaan
Pembangunan pusat Pusat informasi untuk menunjang DKP Nias Utara
informasi aktifitas pengelolaan
Pembangunan pondok Pondok kerja dan pos jaga untuk DKP Nias Utara
kerja dan pos jaga menunjang aktifitas pengelolaan
Pembangunan pintu Pintu gerbang untuk menunjang DKP Nias Utara
gerbang aktifitas pengelolaan
Pembangunan loket Loket karcis untuk menunjang DKP Nias Utara
karcis aktifitas pengelolaan
Pengadaan kapal Kapal patroli untuk menunjang DKP Nias Utara
patroli aktifitas pengelolaan terkait
pengawasan
Pemeliharaan Sarpras Sarana prasarana terpelihara dan DKP Nias Utara
Pengelolaan berfungsi dengan baik untuk
mendukung pengelolaan
Pembentukan UPT Terbentuknya UPT TWP Sawo- DKP Nias Utara
TWP Sawo-Lahewa Lahewa dan Laut di Sekitarnya
dan Laut di Sekitarnya
Penyelenggara Pengelolaan gaji, Penyediaan gaji, honor Gaji, honorarium dan tunjangan DKP Nias Utara
an urusan tata honorarium dan dan tunjangan terkelola dengan baik
usaha dan tunjangan
perkantoran Rapat kerja bulanan Terlaksananya rapat kerja bulanan DKP Nias Utara
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Pelaksanaan Pengadaan Alat Tulis Adanya ATK dan CS DKP Nias Utara
kegiatan Kantor (ATK) dan
operasional kantor Computer suplies (CS)
Langganan daya dan Terselenggaranya kegiatan DKP Nias Utara
jasa dengan baik
Penyelenggaraan Pencetakan, Tata usaha perkantoran, DKP Nias Utara
tata usaha penggandaan, kearsipan, perpustakaan dan
perkantoran, dokumentasi dokumentasi terlaksana dengan
kearsipan, baik
perpustakaan dan
dokumentasi
Pengembangan Kerjasama antar Rapat koordinasi antar Terlaksananya rapat koordinasi DKP Nias Utara,
jejaring unit organisasi unit organisasi Pemerintah Pusat dan
kawasan pengelola pengelola Daerah
konservasi Kerjasama dalam Adanya kerjasama dalam DKP Nias Utara,
perairan pelatihan dan pelatihan dan pengawasan Pemerintah Pusat dan
pengawasan Daerah
Perencanaan Penyusunan Penyusunan dan Dokumen Rencana Pengelolaan DKP Nias Utara
dan Rencana review Rencana dan Zonasi TWP Sawo-Lahewa
pengendalian Pengelolaan TWP Pengelolaan dan dan Laut di Sekitarnya
pengelolaan Sawo-Lahewa dan zonasi TWP Sawo-
Laut di Sekitarnya Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Penyusunan program Dokumen program dan rencana DKP Nias Utara Pemkab
dan rencana kegiatan kegiatan pengelolaan jangka Pemerintah pusat/prov
menengah 5 tahun LSM
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

pengelolaan jangka
menengah 5 tahun
Penyusunan rencana Dokumen rencana kerja DKP Nias Utara Pemkab
kerja pengelolaan pengelolaan tahunan Pemerintah pusat/prov
tahunan LSM
Sosialisasi tentang Meningkatnya pengetahuan DKP Nias Utara Pemkab
zonasi dan peraturan masyarakat tentang zonasi dan Pemerintah pusat/prov
perundang- undangan peraturan perundang-undangan LSM
Penataan batas Perancangan penataan Rancangan penataan batas Panitia Penataan Batas,
kawasan batas kawasan TWP Sawo-Lahewa dan DKP Nias Utara
Laut di Sekitarnya
Pemasangan tanda adanya tanda batas kawasan Panitia Penataan Batas,
batas TWP Sawo-Lahewa dan Laut di DKP Nias Utara
Sekitarnya
Pengukuran batas Batas kawasan telah diukur Panitia Penataan Batas,
DKP Nias Utara
Pemetaan batas Batas kawasan telah dipetakan Panitia Penataan Batas,
kawasan DKP Nias Utara
Sosialisasi penandaan Masyarakat didalam kawasan Panitia Penataan Batas,
batas kawasan dan di luar TWP Sawo-Lahewa DKP Nias Utara
dan Laut di Sekitarnya
mengetahui batas kawasan TWP
Sawo-Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Pembuatan berita Dokumen Berita Acara tata batas Panitia Penataan Batas,
acara tata batas kawasan DKP Nias Utara
kawasan
Pengesahan batas Batas kawasan TWP Sawo- Panitia Penataan Batas,
kawasan Lahewa dan Laut di Sekitarnya DKP Nias Utara
disahkan ditetapkan dengan
Keputusan Menteri, setelah berita
acara tata batas kawasan
konservasi perairan
ditandatangani oleh semua
anggota panitia tata batas
Rekonstruksi tata Adanya batas zonasi TWP Sawo- Panitia Penataan Batas,
batas zonasi Lahewa dan Laut di Sekitarnya DKP Nias Utara
Pembuatan papan Papan informasi batas kawasan Panitia Penataan Batas,
informasi batas dan zonasi telah dipasang DKP Nias Utara
kawasan dan zonasi
Evaluasi zonasi Laporan hasil evaluasi dan Panitia Penataan Batas,
(setiap lima tahun) rekomendasi zonasi DKP Nias Utara
Penyusunan Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang Panitia Penataan Batas,
Standar tentang administrasi administrasi perkantoran dan DKP Nias Utara
Operasional perkantoran dan pengelolaan keuangan
Prosedur pengelolaan keuangan
pengelolaan Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang sarana DKP Nias Utara
tentang sarana prasarana
prasarana
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang penguatan DKP Nias Utara


tentang penguatan kelembagaan
kelembagaan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang patroli DKP Nias Utara
tentang patroli bersama
bersama
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang pengelolaan pengelolaan sumberdaya
sumberdaya kawasan kawasan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang penguatan DKP Nias Utara
tentang penguatan sosekbud
sosekbud alam
perairan
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan pelaksanaan kegiatan budidaya
kegiatan budidaya
Penyusunan SOP Dokumen SOP tentang DKP Nias Utara
tentang pelaksanaan pelaksanaan kegiatan perikanan
kegiatan perikanan tangkap
tangkap
Pengembangan Pembentukan Membuat Mekanisme pengelolaan DKP Nias Utara Pemkab
kemitraan atau mekanisme rancangan/model kolaboratif Pemerintah pusat/prov
kolaborasi pengelolaan mekanisme LSM
pengelolaan kolaborasi pengelolaan kolaborasi
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Pembentukan Forum SK Forum Pengelolaan DKP Nias Utara Pemkab


Pengelolaan Kolaboratif Pemerintah pusat/prov
Kolaborasi LSM
Penguatan peran Koordinasi rutin Laporan dan dokumentasi hasil DKP Nias Utara Pemkab
forum para dengan stakeholder koordinasi rutin dengan Pemerintah pusat/prov
pihak stakeholder LSM
Pengembangan Kerjasama teknis: Adanya kerjasama teknis: DKP Nias Utara Pemkab
kemitraan penelitian, ilmu penelitian, ilmu pengetahuan dan Pemerintah pusat/prov
pengelolaan pengetahuan dan pendidikan (tenaga ahli) Perguruan tinggi
pendidikan (tenaga Lembaga lain
ahli)
Kerjasama operasional Adanya kerjasama operasional DKP Nias Utara Pemkab
pengelolaan (tenaga, pengelolaan (tenaga, dana, sarana Pemerintah pusat/prov
dana, sarana prasarana) Perguruan tinggi
prasarana) Lembaga lain
Kerjasama dalam Adanya MoU kerjasama antara DKP Nias Utara Pemkab
survey/kajian dan pengelola dan pihak yang Pemerintah pusat/prov
penerapan IPTEK relevan dan terlaksananya Perguruan tinggi
kerjasama Lembaga lain
Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan DKP Nias Utara Pemkab
kerjasama evaluasi kerjasama Pemerintah pusat/prov
Perguruan tinggi
Lembaga lain
Pengembangan Pengkajian sistem Penyusunan kajian Dokumen kajian sistem DKP Nias Utara Pemkab
sistem pendanaan sistem pendanaan pendanaan berkelanjutan Pemerintah pusat/prov
berkelanjutan berkelanjutan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

pendanaan Pengembangan Pembentukan Dokumen mekanisme pendanaan DKP Nias Utara Pemkab
berkelanjutan mekanisme mekanisme pendanaan berkelanjutan Pemerintah pusat/prov
pendanaan berkelanjutan
berkelanjutan Pengusulan Alokasi budget secara kontinyu DKP Nias Utara Pemkab
pengalokasian Pemerintah pusat/prov
dana berkelanjutan
secara kontinyu
melalui APBN dan
APBD
Penarikan sumber Tersedianya sumber dana lain DKP Nias Utara
dana lain misalnya tarif
masuk, tarif kegiatan
wisata, sanksi
pelanggaran.
Pengembangan Pengembangan Merancang desain Tersedianya SDM Pengelola DKP Nias Utara Pemkab
Bank Data TWP Database database database dan desain database Pemerintah pusat/ prov
Sawo-Lahewa Pemasukan update Data dan informasi update secara DKP Nias Utara Pemkab
dan Laut di data reguler Pemerintah pusat/prov
Sekitarnya Penyajian dan Database dikelola dan disajikan DKP Nias Utara
pengelolaan data dalam bentuk peta, laporan
maupun terintegrasi dalam
website
Pembuatan Merancang desain Desain website dan SDM DKP Nias Utara
Website website pengelola website
Pemasukan update Website di-update secara reguler DKP Nias Utara
data di website
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Penyajian dan Website bisa diakses secara global DKP Nias Utara
pengelolaan website untuk semua kalangan
Monitoring dan Program monitoring Monitoring pelaksanaan Adanya laporan monitoring internal DKP Nias Utara
Evaluasi kegiatan dan eksternal
Program evaluasi Evaluasi Dokumen hasil evaluasi DKP Nias Utara
perkembangan perkembangan kelembagaan
kelembagaan
2 Strategi Pengelolaan Pengkajian potensi Penyusunan kajian Dokumen hasil kajian potensi dan DKP Nias Utara,
Penguatan perikanan dan daya dukung potensi dan daya daya dukung perikanan tangkap Pemerintah pusat,
Pengelolaan tangkap perikanan tangkap dukung perikanan Pemerintah daerah,
Sumberdaya dan budidaya tangkap Pemerintah desa
Kawasan laut yang Pengkajian potensi Penyusunan kajian Dokumen hasil kajian potensi dan DKP Nias Utara,
berkelanjutan dan daya dukung potensi dan daya daya dukung perikanan budidaya Pemerintah pusat,
perikanan budidaya dukung perikanan Pemerintah daerah,
budidaya Pemerintah desa
Pembuatan aturan/ Formulasi kebutuhan Kebutuhan aturan/ batasan alat DKP Nias Utara,
batasan alat aturan/ batasan alat tangkap, ukuran dan jenis Pemerintah pusat,
tangkap, ukuran tangkap, ukuran dan ikan yang boleh ditangkap, daerah Pemerintah daerah,
ikan yang jenis ikan yang boleh fishing ground, dan musim Pemerintah desa
ditangkap, daerah ditangkap, daerah tangkapan di masing- masing
fishing ground, dan fishing ground, dan zona di dalam TWP Sawo-Lahewa
musim tangkapan musim tangkapan di dan Laut di Sekitarnya
dengan pendekatan masing-masing zona di berdasarkan informasi terkini.
zonasi dalam TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di
Sekitarnya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

berdasarkan informasi
terkini.
Pembuatan Aturan/batasan alat tangkap, DKP Nias Utara,
aturan/batasan alat ukuran dan jenis ikan yang boleh Pemerintah pusat,
tangkap, ukuran dan ditangkap, daerah fishing ground, Pemerintah daerah,
jenis ikan yang boleh dan musim tangkapan di masing- Pemerintah desa
ditangkap, daerah masing zona di dalam TWP Sawo-
fishing ground, dan Lahewa dan Laut di Sekitarnya
musim tangkapan berdasarkan
di masing-masing zona formulasi dan analisis kebutuhan
di dalam TWP Sawo- serta didukung kajian yang
Lahewa dan Laut di komprehensif
Sekitarnya
Pembuatan Koordinasi dengan Pedoman mekanisme perizinan DKP Nias Utara,
pedoman instansi terkait di dan rekomendasi bagi perikanan Pemerintah pusat,
mekanisme dalam TWP Sawo- tangkap dan budidaya di dalam pemerintah daerah,
kolaborasi Lahewa dan Laut di TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Pemerintah desa
perizinan bagi Sekitarnya terkait Sekitarnya yang disepakati semua
perikanan tangkap dengan penyusunan pihak
dan budidaya mekanisme perizinan
dan rekomendasi bagi
perikanan tangkap dan
budidaya
Penyusunan pedoman Adanya pedoman mekanisme DKP Nias Utara,
mekanisme perizinan perizinan dan rekomendasi bagi Pemerintah pusat,
dan rekomendasi bagi perikanan tangkap dan budidaya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

perikanan tangkap dan Pemerintah daerah,


budidaya Pemerintah desa
Pelaksanaan Terlaksananya mekanisme DKP Nias Utara,
mekanisme perizinan perizinan dan pemberian Pemerintah pusat,
dan rekomendasi bagi rekomendasi bagi perikanan daerah, dan desa
perikanan tangkap dan tangkap dan budidaya sesuai
budidaya dengan pedomannya
Mencegah praktek Pengusulan peraturan Peraturan desa (Perdes) khusus DKP Nias Utara,
perikanan yg desa (Perdes) khusus tentang hal-hal yang tidak diatur Pemerintah pusat,
menyalahi hukum, tentang hal-hal yang dalam perundangan dan Pemerintah daerah,
tidak di atur (IUU tidak diatur dalam TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Pemerintah desa
Fishing) di dalam perundangan dan TWP Sekitarnya
TWP Sawo-Lahewa dan Laut
Sawo-Lahewa dan di Sekitarnya
Laut di Sekitarnya
Pengelolaan Survey dan Monitoring kesehatan Survei dan monitoring sumber DKP Nias Utara, LSM
keanekaragam monitoring sumber terumbu karang (1 daya kelautan dan perikanan
a n hayati dan daya kelautan dan tahun sekali) terlaksana sesuai dengan SOP
ekosistem TWP perikanan Monitoring terumbu masing-masing monitoring dan DKP Nias Utara, LSM
Sawo-Lahewa karang (1 tahun sekali) hasilnya digunakan sebagai bahan
dan Laut di Monitoring penyu dalam pengambilan kebijakan DKP Nias Utara, LSM
Sekitarnya (setiap bulan) pengelolaan yang adaptif
Monitoring mangrove (1 DKP Nias Utara, LSM
tahun sekali)
Monitoring lamun DKP Nias Utara, LSM
(1 tahun sekali)
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Monitoring DKP Nias Utara, LSM


Pemanfaatan
Sumberdaya setiap
bulan
Pengelolaan Pemulihan/Rehabilitasi Terlaksananya kegiatan DKP Nias Utara Pemkab
ekosistem, habitat habitat sumberdaya rehabilitasi pada zona Pemerintah pusat/prov
dan populasi dan populasi ikan rehabilitasi berdasarkan kajian
dengan berbagai yang sebelumnya dilakukan
metode
Pengembangan Program pariwisata Studi potensi dan daya Dokumen kajian potensi dan daya DKP Nias Utara
pemanfaatan alam perairan dan dukung pariwisata dukung pariwisata dalam Pemerintah pusat
jasa jasa lingkungan dalam kawasan KKP kawasan KKP Perguruan Tinggi,LSM
lingkungan dan Promosi dan Terlaksananya pariwisata yang DKP Nias Utara
wisata alam penyebaran informasi berkelanjutan Pemerintah pusat
perairan pariwisata Perguruan Tinggi,LSM
berkelanjutan TWP
Sawo-Lahewa dan Laut
di Sekitarnya
Perencanaan detail Tersedia desain pariwisata DKP Nias Utara
pariwisata alam berkelanjutan Pemerintah pusat
perairan Perguruan Tinggi,LSM
Pemberlakuan izin dan Adanya dampak dan manfaat DKP Nias Utara
karcis masuk kawasan ekonomi secara nyata bagi Pemerintah pusat
masyarakat dan Pemerintah Perguruan Tinggi,LSM
Daerah
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Penetapan izin terpadu Adanya mekanisme perizinan DKP Nias Utara


pemanfaatan terpadu pemanfaatan pariwisata Pemerintah pusat
pariwisata alam alam perairan Perguruan Tinggi,LSM
perairan
Pengawasan, Program Patroli pengamanan - Patroli pengamanan dilakukan DKP Nias Utara
pengendalian, pengawasan, fungsional : oleh pengelola sesuai dengan SOP
perlindungan, pengendalian, a. Patroli rutin/ reguler patroli yang telah disusun
dan perlindungan, dan (Minimal setiap bulan) - Berkurangnya pelanggaran dan
pengamanan pengamanan b. Patroli mendadak / gangguan di dalam kawasan
kawasan kawasan insidentil
Patroli Gabungan/ - Patroli pengamanan bersama DKP Nias Utara,
Bersama : dengan stakeholders terkait (PPNS Pemerintah Pusat,
a. Patroli rutin/reguler DKP, TNI AL, Polair dan Pemerintah Prov,
(Minimal setiap bulan) masyarakat) sesuai dengan SOP Pemerintah Kabupaten,
b. Patroli mendadak/ - Berkurangnya pelanggaran di Pemerintah desa
insidentil dalam kawasan
Pemetaan daerah Peta daerah rawan pelanggaran DKP Nias Utara,
rawan pelanggaran dan dan gangguan Pemerintah Pusat, Prov,
gangguan Kabupaten, dan desa
Penyusuna Penyusunan Mekanisme pelaporan DKP Nias Utara,
n mekanisme pelaporan pelanggaran dan gangguan Pemerintah Pusat, Prov,
mekanisme pelanggaran dan Kabupaten, dan desa
pelaporan gangguan
pelanggara Pembuatan pusat Adanya pusat layanan pelaporan DKP Nias Utara,
n layanan pelaporan pelanggaran dan gangguan Pemerintah Pusat, Prov,
Kabupaten, dan desa
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

pelanggaran dan
gangguan
Sosialisasi ke Masyarakat dan stakeholder terkait DKP Nias Utara,
masyarakat dan di dalam kawasan TWP Sawo- Pemerintah Pusat, Prov,
stakeholder terkait di
Lahewa dan Laut di Sekitarnya Kabupaten, dan desa
dalam kawasan TWP mengetahui bagaimana
Sawo-Lahewa dan Laut
penyampaian pelaporan
di Sekitarnya tentang
pelanggaran sesuai mekanisme
mekanisme pelaporan
yang telah disusun ke pusat
pelanggaran dan pelaporan pelanggaran dan
gangguan gangguan
Penegakan hukum Proses Semua kasus pelanggaran dalam DKP Nias Utara,
atas pelanggaran hukum/penyelesai an
kawasan diselesaikan secara Pemerintah Pusat, Prov,
hingga P21 kasus secara hukumhukum sesuai dengan peraturan Kabupaten, dan desa
perundang-undangan yang
berlaku
Pengembangan Studi dan kajian Studi kerawanan Laporan studi kerawanan bencana DKP Nias Utara,
Sistem kerawanan bencana dan mitigasi dan mitigasi bencana di dalam Pemerintah Pusat, Prov,
Pemantauan bencana di dalam bencana di dalam TWP TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Kabupaten, dan desa
dan TWP Sawo-Lahewa Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya
penanggulanga dan Laut di di Sekitarnya
n Sekitarnya
bencana alam Sosialisasi Sosialisasi Masyarakat dan stakeholder DKP Nias Utara,
secara penanggulangan penanggulangan mengetahui ancaman bencana di Pemerintah Pusat, Prov,
kolaboratif bencana bencana ke lokasinya dan bagaimana Kabupaten, dan desa
dengan penanggulangannya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

stakeholder masyarakat dan


terkait stakeholder
Pelatihan dan Pelatihan dan simulasi Terlaksananya pelatihan dan DKP Nias Utara,
simulasi penanggulangan simulasi penanggulangan Pemerintah Pusat, Prov,
penanggulangan bencana bencana secara kolaboratif Kabupaten, dan desa
bencana dengan stakeholder terkait
Pengembangan Pengembangan Adanya pengembangan fasilitas DKP Nias Utara,
fasilitas evakuasi fasilitas evakuasi dan evakuasi pada saat bencana alam Pemerintah Pusat, Prov,
dan pemulihan pemulihan dan pemulihan pasca terjadinya Kabupaten, dan desa
bencana alam secara kolaboratif
dengan stakeholder terkait
Pengembangan Kolaborasi antara Rapat koordinasi Adanya koordinasi dan kerjasama DKP Nias Utara,
Pengelolaan unit pengelola, regular antara unit dalam pelaksanaan pengelolaan Pemerintah Pusat, Prov,
menghadapi stakeholder terkait dengan stakeholder menghadapi perubahan iklim Kabupaten, dan desa
perubahan iklim dan masyarakat terkait dalam
lokal dalam membahas kolaborasi
pengelolaan pengelolaan
menghadapi menghadapi
perubahan iklim perubahan iklim
Sosialisasi dan Sosialisasi dan Masyarakat dan stakeholder terkait DKP Nias Utara,
penyebaran penyebaran informasi di dalam kawasan TWP Sawo- Pemerintah Pusat, Prov,
informasi tentang tentang perubahan Lahewa dan Laut di Sekitarnya Kabupaten, dan desa
perubahan iklim di iklim di dalam TWP mengetahui informasi mengenai
dalam TWP Sawo- Sawo-Lahewa dan Laut dampak perubahan iklim dan
Lahewa dan Laut di di Sekitarnya ke bagaimana mitigasinya
Sekitarnya ke
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

masyarakat dan masyarakat dan


stakeholder terkaitstakeholder terkait
Penerapan Penerapan manajemen Tersedianya mekanisme untuk DKP Nias Utara,
manajemen adaptif adaptif untuk mengatasi ketidakpastian Pemerintah Pusat, Prov,
di TWP Sawo- memungkinkan perubahan iklim untuk melindungi Kabupaten, dan desa
Lahewa dan Laut di respon yang efektif daerah- daerah kritis yang tahan
Sekitarnya terhadap perubahan terhadap perubahan iklim
iklim
Penelitian dan Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan DKP Nias Utara,
pengembangan pengembangan penelitian dan pengembangan teknologi Pemerintah Pusat, Prov,
teknologi perikanan pengembangan perikanan tangkap Kabupaten, dan desa
tangkap teknologi
perikanan tangkap
Inventarisasi, Pengembangan teknologi DKP Nias Utara,
identifikasi dan analisis perikanan tangkap berdasarkan Pemerintah Pusat, Prov,
kebutuhan hasil inventarisasi, identifikasi dan Kabupaten, dan desa
pengembangan analisis kebutuhan
teknologi
perikanan tangkap
yang ramah lingkungan
Kerjasama untuk Adanya MoU kerjasama antara DKP Nias Utara,
pengkajian metode dan pengelola dan pihak yang relevan Pemerintah Pusat, Prov,
alat tangkap yang dan terlaksananya kerjasama Kabupaten, dan desa
ramah lingkungan untuk pengkajian metode dan
alat tangkap yang ramah
lingkungan
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Survey pendugaan stok Laporan survei pendugaan stok DKP Nias Utara,
jenis ikan ekonomis jenis ikan ekonomis penting dan Pemerintah Pusat, Prov,
penting dan kritis kritis Kabupaten, dan desa
Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan DKP Nias Utara
pengembangan penelitian dan pengembangan teknologi Pemerintah pusat
teknologi perikanan pengembangan perikanan budidaya Perguruan Tinggi
budidaya teknologi perikanan LSM
budidaya
Inventarisasi, Pengembangan teknologi DKP Nias Utara
identifikasi dan analisis perikanan budidaya berdasarkan Pemerintah pusat
kebutuhan hasil inventarisasi, identifikasi dan Perguruan Tinggi
pengembangan analisis kebutuhan LSM
teknologi perikanan
budidaya
Penelitian dan Penyusunan rencana Rencana penelitian dan DKP Nias Utara
pengembangan penelitian dan pengembangan pariwisata Pemerintah pusat
pariwisata pengembangan Perguruan Tinggi
pariwisata LSM
Inventarisasi, Pengembangan pariwisata DKP Nias Utara
identifikasi dan analisis berdasarkan hasil inventarisasi, Pemerintah pusat
kebutuhan identifikasi dan analisis kebutuhan Perguruan Tinggi
pengembangan LSM
pariwisata
Pengelolaan Pengelolaan Rapat koordinasi Tersedianya sistem dan DKP Nias Utara
pelayaran keamanan dan antara Lembaga koordinasi yang disepakati para Pemerintah pusat
Pengelola dengan Perguruan Tinggi
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

kenyamanan dinas terkait untuk pihak dalam pengelolaan LSM Kabupaten, dan
pelayaran pengelolaan alur keamanan dan pelayaran desa, Swasta
pelayaran
Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan DKP Nias Utara
Evaluasi evaluasi dengan dengan menggunakan evaluasi dengan menggunakan
menggunakan perangkat Pedoman perangkat Pedoman Teknis E-
perangkat Teknis E-KKP3K KKP3K (Evaluasi Efektivitas
Pedoman Teknis E- (Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi
KKP3K (Evaluasi Pengelolaan Kawasan Perairan, Pesisir dan Pulau- Pulau
Efektivitas Konservasi Perairan, Kecil)
Pengelolaan Pesisir dan Pulau-
Kawasan Pulau Kecil)
Konservasi
Perairan, Pesisir
dan Pulau-Pulau
Kecil)
3 Strategi Pemberdayaan Penguatan Penguatan kelompok- Terlaksananya pertemuan rutin DKP Nias Utara Pemkab
Penguatan masyarakat keterlibatan kelompok pengguna kelompok-kelompok pengguna Pemerintah desa
Sosial, masyarakat dalam sumberdaya melalui sumberdaya dan pelatihan
Ekonomi, pengelolaan TWP pertemuan pengorganisasian masyarakat
dan Budaya Sawo-Lahewa dan rutin dan pelatihan
Laut di Sekitarnya pengorganisasian
masyarakat
Partisipasi Pengembangan Mekanisme pengawasan berbasis DKP Nias Utara Pemkab,
masyarakat dalam pengawasan berbasis masyarakat Pemerintah desa
pengelolaan TWP masyarakat
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Sawo-Lahewa dan
Laut di Sekitarnya
Peningkatan Kampanye Perancangan desain Meningkatnya kesadaran DKP Nias Utara Pemkab,
kesadaran konservasi dan materi, pencetakan masyarakat akan arti penting Pemerintah pusat/Prov
masyarakat bahan, penyebarluasan konservasi perairan
dan dan evaluasi
pendidikan Pendidikan Penyusunan muatan Kurikulum muatan lokal berbasis DKP Nias Utara, Dinas
lingkungan lingkungan dan lokal berbasis konservasi perairan yang PPO, LSM
konservasi konservasi untuk diterapkan di SD dan SMP di
sekolah Dusun Sawo-Lahewa dan Laut di
Pelatihan dan Sekitarnya DKP Nias Utara, Dinas
penyegaran guru PPO, LSM
sekolah tentang
konservasi
Kerja sama kegiatan DKP Nias Utara, Dinas
luar kelas PPO, LSM
Pelaksanaan muatan DKP Nias Utara, Dinas
lokal sekolah dasar PPO, LSM
Pendidikan dan Pelatihan/diklat Masyarakat sekitar kawasan DKP Nias Utara, Pemkab
pelatihan kegiatan konservasi telah dididik dan dilatih Pemerintah pusat/prov
pariwisata sesuai dengan tupoksi untuk LSM
berkelanjutan bagi mengelola TWP Sawo-Lahewa
masyarakat dan Laut di Sekitarnya
setempat
Pengembangan Penyiapan Informasi mengenai TWP Sawo- DKP Nias Utara, LSM
mekanisme materi/program Lahewa dan Laut di Sekitarnya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

penyebarluasan Penyebaran tersebar luas melalui media


informasi dan informasi melalui massa
komunikasi media massa Pembuatan buletin Adanya buletin setiap tiga bulan DKP Nias Utara, LSM
setiap tiga bulan (Bluci)
Lokakarya penyebaran Informasi pengelolaan kawasan DKP Nias Utara, LSM
informasi konservasi tersebar di masyarakat
lokal, nasional dan internasional
Penyebaran Partisipasi dalam Informasi mengenai TWP Sawo- DKP Nias Utara,
Informasi TWP kegiatan Pameran, Lahewa dan Laut di Sekitarnya Pemerintah Pusat,
Sawo-Lahewa dan Ekshibisi, Festival di Pemerintah
Laut di Sekitarnya tingkat
Sekitarnya melalui lokal,regional, nasional dan Disebarluaskan melalui
ragam kegiatan Publik internasional kegiatan- kegiatan di
tingkat lokal, regional,
nasional dan
internasional
Pelestarian adat Adopsi kearifan lokal Pelaksanaan event untuk Terlaksananya kegiatan
dan budaya penyebaran informasi konservasi yang sesuai dengan
kaidah konservasi
Monitoring dan Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi kegiatan Terlaksananya
Evaluasi program penguatan Sosial, Ekonomi, dan monitoring dan evaluasi
Budaya kegiatan penguatan
Sosial, Ekonomi, dan
Budaya
Pelaksana dan
No Strategi Program Kegiatan Butir Kegiatan Indikator Capaian
Mitra

Monitoring persepsi Monitoring persepsi masyarakat Meningkatnya


masyarakat terhadap pengelolaan TWP Sawo- pengetahuan, dukungan,
Lahewa dan Laut di Sekitarnya partisipasi, dan
kepatuhan masyarakat.
BAB VI
PENUTUP

Rencana Pengelolaan dan Zonasi TWP Sawo-Lahewa dan Laut di


Sekitarnya di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2034 merupakan
dokumen yang memuat kebijakan pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan
Laut di Sekitarnya di Provinsi Sumatera Utara yang meliputi visi dan misi,
tujuan dan sasaran pengelolaan dan strategi pengelolaan untuk
mengarahkan dan mengendalikan program dan kegiatan pengelolaan TWP
Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya. Rencana Pengelolaan dan Zonasi TWP
Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya merupakan acuan untuk menyusun
rencana kerja tahunan oleh Satuan Organisasi Unit Pengelola TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya.
Untuk itu, semua pihak yang terkait dalam pengelolaan TWP Sawo-
Lahewa dan Laut di Sekitarnya di Provinsi Sumatera Utara diharapkan
mendukung Rencana Pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya
secara partisipatif.
Mengingat pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut di Sekitarnya di
Provinsi Sumatera Utara bersifat dinamis dan adaptif maka Rencana
Pengelolaan TWP Sawo-Lahewa dan Laut Sekitarnya di Provinsi Sumatera
Utara dapat dilakukan peninjauan kembali satu kali dalam lima tahun sekali.
Namun demikian, peninjauan kembali dapat dilakukan lebih dari satu
kali dalam lima tahun dengan mempertimbangkan dalam kondisi lingkungan
strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana skala besar dalam kondisi
lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan batas teritorial negara
yang ditetapkan dengan undang-undang, dalam kondisi lingkungan strategis

222
tertentu yang berkaitan dengan batas wilayah Kabupaten Nias Utara yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, dan/atau apabila terjadi
perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Sumatera Utara, dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Nias Utara.

223
Lampiran 1. SK Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan rencana pengelolaan
Zonasi
225
227
-

229
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai