Anda di halaman 1dari 2

PEDOMAN DINAS JAGA ANJUNGAN (BAGIAN 1 : PERSIAPAN DI PELABUHAN)

Narasumber : Capt. Popo Hartoyo

Setiap kali kapal berlayar, Nakhoda dan Mualim memiliki kewajiban baik dalam hukum
publik maupun komersial untuk bernavigasi sesuai dengan kompetensinya. Oleh karena itu
proses persiapan suatu pelayaran penting untuk dilakukan secara detail agar tujuan dari
pelayaran dapat tercapai.
Pada saat kapal berada di pelabuhan, perwira jaga akan mengawasi kegiatan pemuatan
dan/atau pembongkaran muatan; ballast atau deballast; perawatan kapal; perawatan
permesinan; pengaturan tali-tali tambat yang dipengaruhi oleh muatan kapal dan pasang
surut; keamanan dan akses gangway ke kapal yang aman.
Artikel ini akan membahas secara ringkas langkah persiapan dengan harapan dapat menjadi
pengingat bagi para perwira jaga anjungan dalam persiapan berlayar.

Perlunya Testing Perlatan Yang Sistematis


Ketika begitu banyak kegiatan sedang berlangsung dan para perwira kapal sedang bekerja
baik dalam tugas jaga atau pada pekerjaan perawatan lainya, tidak mungkin untuk benar-
benar yakin bahwa semua peralatan telah kembali berfungsi beroperasi sempurna
sebagaimana sebelumnya.

Perlunya Pengetahuan Kepelautan


Sebelum berlayar, Nakhoda harus memastikan bahwa kapalnya memang sudah layak untuk
berlayar. Beberapa hal yang harus dipastikan antara lain :
 Kargo telah dimuat dengan aman;
 Tutup palka telah ditutup dengan benar;
 Semua benda yang dapat bergerak telah diikat / dilashing;
 Peralatan anjungan ditesting dan operasional dengan baik;
 Mesin induk, bantu dan perangkat kemudi beroperasi penuh;
 Personil kembali telah kembali ke kapal, beristirahat dengan baik dan siap untuk
melakukan tugasnya.

Struktur Komando
Nakhoda memiliki tanggung jawab penuh untuk pengoperasian kapal yang aman dan efisien.
Nakhoda mendelegasikan wewenang kepada Perwira Jaga (OOW) melalui:
 Perintah tetap (The Master Standing Orders)
 Perintah rutin (The Master Night Orders)
 Perintah dan diskusi langsung.

Tanggung Jawab Perwira Dinas Jaga (OOW)


Standar internasional untuk dinas jaga di anjungan dalam STCW 1978 beserta
amandemennya dalam Annex 2. Secara khusus, tanggung jawab utama perwira jaga
dianjungan, dinyatakan sebagai berikut:-
"Perwira jaga adalah perwakilan Nakhoda dan tanggung jawab utamanya adalah navigasi
kapal yang aman setiap saat. Dia harus selalu mematuhi peraturan yang berlaku untuk
mencegah tubrukan di laut, keselamatan jiwa dan perlindungan lingkungan laut"

Melaksanakan Testing Peralatan Anjungan


Kegagalan untuk memastikan bahwa semua peralatan telah ditesting dan berfungsi dengan
baik dapat menyebabkan situasi kritis. Misalnya, pada suatu kesempatan kelalaian dalam
testing suling /peluit kapal, mencegah seorang pandu dari situasi genting dalam
berkomunikasi, ke kapal lain di alur, bahwa dia sedang berbelok ke kanan.
Sebagian besar kesalahan dapat diperbaiki pada saat itu, tetapi tujuan dari praktik jaga yang
baik ini, harus memastikan bahwa penyebab “error chain” dapat dihindari. Dalam hal ini,
penggunaan checklist dapat disarankan.

Persiapan di Kamar Mesin dan Ruang Kontrol Mesin


Mualim Jaga tentu harus menyadari bahwa saat kapal bersiap untuk berlayar, persiapan di
ruang mesin dan ruang kontrol juga dilakukan. Mualim jaga harus menerima laporan dari
ruang mesin bahwa berbagai testing dan pemeriksaan telah dilakukan. Ini mencakup kesiapan
mesin untuk bermanuver dan ketersediaan daya listrik untuk permesinan deck.

Adanya Pelaporan Yang Positif / Baik


Dikarenakan operasional dari peralatan kapal sangat penting untuk keselamatan navigasi
kapal, Mualim yang ditunjuk harus memverifikasi bahwa peralatan kapal benar-benar telah
ditesting secara benar. Perwira ini kemudian dapat memberikan laporan lisan yang positif
kepada Nakhoda.

Apa Yang Dilakukan Jika Ditemukan Kesalahan?


Tujuan dari terting peralatan adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan kesalahan sebelum
kapal berlayar. Jika kesalahan ditemukan, hal ini harus segera dilaporkan kepada Nakhoda,
sebaiknya dengan solusi yang direkomendasikan. Namun, pengambilan keputusan tetap
berada di tangan Nakhoda.

Komunikasi
Mualim jaga memiliki peran kunci untuk aktivitas di anjungan dalam melakukan komunikasi.
Pada waktu-waktu sibuk, telepon genggam, radio VHF, dan internal telepon semuanya dapat
digunakan.

Rancangan Pelayaran (The Passage Plan)


Sebelum berlayar, biasanya Mualim II, telah menyiapkan rancangan pelayaran yang akan
diverifikasi oleh Nakhoda. Rancangan tersebut harus disiapkan dari port to port dan perlu
diperbaharui dengan informasi terbaru pada waktu berlayar. Semua perwira jaga harus
mengetahui rancangan tersebut sebelum berlayar.
Nakhoda akan mendapatkan informasi cuaca terbaru dan peringatan-peringatan navigasi, di
anjungan sebelum berlayar. Waktu keberangkatan akan memperhitungkan faktor antara lain :
 Ketinggian pasang surut  Pemenuhan peraturan
 Kekuatan arus  Estimasi waktu pandu akan dikapal

Perwira jaga harus memastikan bahwa perlengkapan ruang peta siap untuk digunakan,
termasuk logbook. Ketersediaan teropong, fungsi kompas diperiksa, perangkat baring
(azimuth) ditempatkan pada repeater dan repeater telah disinkronkan dengan benar dengan
kompas gyro.

Bersambung ke Bagian 2 : Berlayar

Anda mungkin juga menyukai