Anda di halaman 1dari 4

A.

PRINSIP – PRINSIP UMUM TUGAS DINAS


Perwira yang bertugas jaga navigasi merupakan wakil nakhoda, dan selalu
bertanggung jawab atas navigasi yang aman dan mematuhi Peraturan
Internasional Pencegahan Tubrukan di Laut – tahun 1972.

Pengamatan (look out)


1. Suatu pengamatan yang baik harus selalu dilaksanakan sesuai dengan aturan 5 dari P2TL,
dengan tujuan untuk :

a. Menjaga kewaspadaan secara terus menerus dengan penglihatan dan juga dengan
sarana yang ada, sehubungan dengan setiap perubahan penting dalam hal suasana
pengoperasian.
b. Memperhatikan sepenuhnya situasi‐situasi dan resiko tubrukan, kandas dan bahaya
navigasi lainnya.
c. Mendeteksi kapal‐kapal atau pesawat terbang yang sedang dalam bahaya, orang‐orang
yang mengalami kecelakaan kapal, kerangka kapal, serta bahaya‐bahaya lain yang
mengancam navigasi.

2. Petugas pengamat harus mampu memberikan perhatian penuh untuk menjamin suatu
pengamatan yang baik dan tidak boleh diberi tugas lain kapada seorang pengamat. Karena
dapat mengganggu pelaksanaan pengamatan.

3. Tugas seorang pengamat dan tugas seorang pemegang kemudi harus


terpisah.
a. Pemegang kemudi tidak boleh merangkap tugas seorang pengamat , kecuali kapal‐
kapal kecil dimana tidak ada gangguan pandangan malam hari
b. Seorang pengamat dapat melaksanakan tugas jaga navigasi sendiri untuk melakukan
pengamatan pada siang hari, dengan ketentuan :
• Situasi yang ada telah diperhitungkan secara cermat dan tidak diragukan lagi
keamanannya, seperti; keadaan cuaca, jarak nampak, kepadatan lalu lintas, bahaya
bahaya navigasi, perhatian yang perlu diberian jika berlalu lintas di dalam atau di dekat
bagan pemisah lalu lintas.
c. Bantuan secepatnya dapat diberikan ke anjungan jika setiap perubahan situasi memang
memerlukan.
4. Dalam menentukan komposisi tugas jaga navigasi, Nakhoda harus mempertimbangkan
semua faktor yang relevan. Sebagai berikut :

a. Jarak nampak, keadaan cuaca dan laut


b. Kepadatan lalu lintas dan aktivitas lain dimana kapal sedang berlayar
c. Perhatian yang perlu jika sedang berlayar di dalam atau di dekat bagan pemisah lalu lintas
d. Beban kerja tambahan yang disebabkan oleh sifat kapal.
e.Kemampuan untuk menjalankan tugas setiap anggota tugas jaga
f. Kompetensi para perwira dan awak kapal lainnya
g. Pengalaman setiap perwira tugas jaga dan pengetahuan tentang peralatan, prosedur dan
kemampuan olah gerak kapal.
h. Kemampuan dalam komunikasi radio dan tersedianya bantuan secepatnya ke anjungan
jika diperlukan
i. Kemampuan operasional instruman dan alat pengendali di anjungan, termasuk sistem
tanda bahaya.
j. Sifat kapal dan olah geraknya
k. Ukuran kapal dan medan pandangan dari tempat pengamat.
l. Tata ruang anjungan
m. Setiap standar, prosedur yang berkaitan dengan pengaturan tugas jaga dan kemampuan
melaksanakan tugas jaga sesuai dengan yang ditetapkan oleh organisasi

Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi


1. Perwira yang melaksanakan tugas jaga navigasi harus;
a. Melaksanakan tugas jaga di anjungan
b. Tidak diperkenankan meninggalkan anjungan sebelum diganti.
c. Terus melaksanakan tanggung jawab navigasi secara aman, meskipun :
 Nakhoda ada di anjungan. Kecuali jika diberitahu secara khusus bahwa
 Nakhoda mengambil alih tanggung jawab dan pemberitahuan ini harus
saling dimengeti.
d. Jika merasa ragu dengan tindakan yang harus dilakukan untuk
keselamatan kapal harus segera memberitahu Nakhoda.
2. Selama tugas jaga, haluan, posis dan kecepatan kapal harus diperiksa
secara berkala dengan semua peralatan navigasi yang ada, untuk menjamin
bahwa kapal berada pada haluan yang telah direncanakan.
3. Perwira tugas jaga harus memiliki pengetahuan tentang cara pengoperasian
dan kemampuan operasional seluruh peralatan navigasi yang ada.
4. Perwira tugas jaga navigasi tidak boleh merangkap atau diberi tugas lain
yang dapat mengganggu keselamatan navigasi
5. Perwira tugas jaga navigasi harus menggunakan seluruh peralatan navigasi
seefektif mungkin.
6. Jika menggunakan RADAR, perwira tugas jaga harus mengingat pada
ketentuan yang termuat di dalam P2TL, sehubungan dengan penggunaan
RADAR.
7. Jika diperlukan, perwira tugas jaga navigasi tidak boleh ragu untuk
menggunakan kemudi, mesin dan sistem semboyan bunyi yang ada.
8. Perwira tugas jaga navigasi mengetahui mengetahui sifat olah gerak kapal,
jarak henti dan juga mempertimbangkan bahwa kapal lain memiliki sifat
olah gerak yang berbeda.
9. Harus dilakukan pencatatan secara baik selama tugas jaga, sehubungan
dengan olah gerak kapal dan aktifitas yang berkaitan dengan navigasi.
10. Perwira tugas jaga harus selalu menjamin bahwa pengamatan yang baik
terus menerus dilakukan.
11. Pengujian kemampuan operasional peralatan navigasi harus dilakukan
sesering mungkin yang dapat dilaksanakan. Pengujian ini harus dicatat. Dan
pengujian ini juga dilaksanakan sebelum tiba dan sebelum berangkat dari
pelabuhan.
12.Perwira tugas jaga navigasi harus melakukan pemeriksaan tetap untuk
menjamin bahwa:
a. Kemudi otomotis atau orang yang menjalankan kemudi tangan
mengikuti haluan dengan benar.
b. Kesalahan pada standar kompas ditentukan sedikitnya sekali setiap
putaran tugas jaga, dan setelah perubahan haluan yang cukup besar.
Kompas standard an kompas gyro sering dibandingkan, dan repeaterrepeater
disamakan dengan kompas induk
c. Kemudi otomatis harus di uji secara manual paling sedikit setiap satu
putaran tuga sjaga
d. Lampu navigasi dan lampu isyarat peralatan navigasi lain berfungsi
dengan baik
e. Peralatan radio berfungsi dengan baik
f. Alat kendali UMS, tanda bahaya dan indikator‐indikator berfungsi
dengan baik.
13. Perwira tugas jaga navigasi harus ingat untuk selalu mematuhi
Peraturan dinas jaga.

Anda mungkin juga menyukai